PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · all you really need to do is.. ... Studi...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · all you really need to do is.. ... Studi...
EFEK HIPOGLIKEMIK INFUSA BIJI PINANG (Areca catechu L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN TERBEBANI GLUKOSA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Liza Kartika
NIM : 048114010
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
EFEK HIPOGLIKEMIK INFUSA BIJI PINANG (Areca catechu L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN TERBEBANI GLUKOSA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Liza Kartika
NIM : 048114010
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Reach. Strive. And you will succeed. Try... but don't try too hard. Some of the best things come naturally. Give... but don't give beyond your means. Save some strength and some quiet time for yourself. Question... but don't question everything. Some problems have no answers. Attempt... but don't try to conquer everything at once. Go slowly, discovering and growing along the way. Trust in doing the right thing, even if it may seem wrong at the time. Believe in your inner strength, even if you don't feel very strong all the time. Live your life and give your best. And try each and every day to keep in mind.. That to truly enjoy this moment it time, all you really need to do is.. to reach out for your dreams.. and let them reach out to you.
Skripsi ini kupersembahkan untuk My Lord, Jesus Christ Papi Mami tercinta
Adikku Ivan Sebastian Sahabat-sahabatku
and Everybody who ever entered my life
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PRAKATA
Segenap puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
segala berkat dan karunia yang dilimpahkan-Nya pada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efek Hipoglikemik Infusa Biji Pinang pada
Tikus Putih Jantan Terbebani Glukosa” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Program
Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus
sebagai wujud harapan dan cita-cita penulis untuk selalu belajar tanpa batas.
Keberhasilan penyusunan skripsi ini juga tidak lepas dari dukungan dari
berbagai pihak yang telah membantu penulis hingga akhir penulisan laporan skripsi.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta dan segenap civitas akademika.
2. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi, atas bimbingan,
nasihat, dan ilmu yang telah diberikan.
3. Bapak Ipang Djunarko, S.Si., Apt., yang telah bersedia meluangkan waktu
sebagai dosen penguji, dan atas segala saran dan masukannya.
4. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., yang telah bersedia meluangkan waktu
sebagai dosen penguji, dan atas bantuannya dalam determinasi tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
5. Bapak Ign. Y. Kristio Budiasmoro, M.Si. yang telah membantu penulis selama
determinasi tanaman.
6. Romo Sunu yang telah membantu dalam pengolahan statistik data.
7. Mas Heru, Mas Parjiman, Mas Kayat, Mas Yuwono, Mas Sigit, Mas Wagiran,
Mas Sarwanto, Mas Andre, Mas Otok, Mas Parlan, Mas Kunto, Mas Agung
selaku laboran dan karyawan Fakultas Farmasi USD yang telah membantu
selama pelaksanaan penelitian di laboratorium.
8. Papi, Mami tercinta atas segala doa dan kasih sayang tiada henti yang telah
diberikan kepada penulis selama ini.
9. Adikku tersayang Ivan Sebastian atas dukungan dan doanya.
10. Yosephine, Tika, Fili, Hendrikus dan keluarga, Hel Diyanto atas persahabatan
yang telah terjalin selama ini.
11. Feri Dian, Rizky, Dika, Chika yang menjadi teman seperjuangan di
laboratorium.
12. Ferry Anto, Willy Anto, Fhery Catur, Felicitas, Teddy, Andi atas dukungan,
bantuan, nasehat, dan semangat yang diberikan.
13. Dessy Roseta, Agnes Rufina, Tara untuk bantuan dalam pengerjaan dan
pencarian bahan penelitian.
14. Rony, Donald, Raden Natalino, Andrew, Ratna, Cicil, Eka, Wiwid untuk
bantuan dalam pengambilan data dan pengolahan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
15. Meiki Haryadi, Ryu Deka atas dukungan dan sumbangan kata-kata dalam
naskah.
16. Teman-teman angkatan 2004 kelas A, B, dan C serta secara khusus kelompok
praktikum A.
17. Teman-teman KKN angkatan 35 khususnya kelompok 8.
18. Teman-teman kos Dewi.
19. Sahabat-sahabat di SMU Stella Duce I, SLTP Stella Duce I, SD Tarakanita, dan
TK Sekar Melati.
20. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
membantu penulis selama penelitian maupun penyusunan skripsi ini.
Dengan segenap kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat menyempurnakan dan membangun.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca sekalian. Terima kasih dan Tuhan Yesus memberkati.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
INTISARI
Beberapa tahun belakangan ini penggunaan bahan alami sebagai obat amat
marak di tanah air. Karena harga obat sintetis yang semakin mahal, dan melihat bahwa diabetes mellitus merupakan penyakit yang berbahaya, maka muncullah pemikiran untuk membuktikan kebenaran manfaat infusa biji pinang sebagai obat diabetes mellitus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data sebagai bukti adanya efek hipoglikemik infusa biji pinang pada tikus putih jantan yang dibebani glukosa. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental murni dan dikerjakan mengikuti rancangan acak lengkap pola searah.
Efek hipoglikemik infusa biji pinang diuji mengikuti metode uji toleransi glukosa oral (UTGO). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 35 ekor tikus yang terdiri atas tujuh kelompok perlakuan. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberi perlakuan air suling, kelompok II diberi larutan CMC-Na 1% sebagai kontrol negatif pensuspensi glibenklamida, kelompok III diberi suspensi glibenklamida 0,45 mg/kgBB sebagai kontrol positif dan kelompok IV, V, VI, dan VII diberi perlakuan infusa biji pinang dengan peringkat dosis 0,51 g/kgBB, 0,765 g/kgBB, 1,147 g/kgBB, dan 1,721 g/kgBB secara per-oral. Kadar glukosa darah ditetapkan dengan metode enzimatik Glucose Oxidase Phenol Antipirin (GOD-PAP). Data kadar glukosa darah pada tiap waktu sampling pada tiap kelompok dianalisis secara statistik menggunakan metode GLM Repeated Measure. Sedangkan nilai LDDK0-300 glukosa darah dianalisis secara statistik menggunakan uji Kruskal Wallis dan kemudian dilanjutkan dengan uji Mann Whitney bertaraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa biji pinang dengan dosis 0,51 g/kgBB sampai 1,721 g/kgBB memberikan penurunan kadar glukosa darah sebesar 13,69 % sampai 25,30 % terhadap kontrol negatif. Peringkat dosis 0,765 g/kgBB memberikan efek penurunan kadar glukosa darah secara bermakna terhadap kontrol negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa infusa biji pinang memiliki efek hipoglikemik, dengan persentase perbedaan daya sebesar 77,62% jika dibandingkan dengan glibenklamida.
Kata kunci: biji pinang, GOD-PAP, efek hipoglikemik, diabetes mellitus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
At least few years, the use of herbal medicine is lift up. Because the price of sintetic medicine always higher than before, and diabetes mellitus is one of the quite dangerous diseases, so there is an idea to prove the advantages water extract of the nuts of Areca catechu L. as diabetes mellitus drugs. The purpose of this research is to get the prove of hypoglycemic effect from water extract of the nuts of Areca catechu L. to male white rat that loaded by glucose. This research was purely experimental with complete random pattern design.
The hypoglycemic effect on male rat which had been given glucose was tested through Oral Glucose Tolerance Test (OGTT). Thirty five mice were divided into seven groups with seven different kinds of treatment for each group. Group I was treated by aquadest 5ml/kg bw as negative control, group II was treated by CMC-Na 1 % as negative control from glibenclamide, group III was treated by glibenclamide 0.45 mg/kg bw as positive control, group IV, V, VI, and VII were treated water extract of the nuts of Areca catechu L. which have equivalent dosage 0.51 g/kg bw, 0.765 g/kg bw, 1.147 g/kg bw, and 1.721 g/kg bw, and all the dispention were per os. Blood glucose level was assayed with Glucose Oxidase Phenol Antipirin (GOD-PAP) enzymatic method. The data of blood glucose level from each sampling time on each group was statistically analyzed using GLM Repeated Measure design. The AUC0-300 of blood glucose was statistically analyzed using Kruskal Wallis test and then continued with Mann Whitney test with 95% level of convidence.
The result indicated that water extract of the nuts of Areca catechu L. with 0.51 g/kg bw until 1.721 g/kg bw dosages decreased the concentration of blood glucose from 13.69 % until 25.30 % to negative control. Level dosage 0.765 g/kg bw decreased the concentration of blood glucose significantly to negative control. Thus, it can be concluded that water extract of the nuts of Areca catechu L. has hypoglycemic effect, 77.62% if compare with glibenclamide.
Key words : Areca catechu L., GOD-PAP, hypoglycemic effect, diabetes mellitus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... v
PRAKATA .................................................................................................... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... ix
INTISARI ..................................................................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xxi
ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH .................................... xxii
BAB I PENGANTAR ................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
1. Permasalahan............................................................................... 3
2. Keaslian penelitian ...................................................................... 3
3. Manfaat penelitian ..................................................................... 4
a. Manfaat teoritis ..................................................................... 4
b. Manfaat praktis ..................................................................... 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ........................................................ 6
A. Tanaman Pinang ................................................................................ 6
1. Keterangan botani ....................................................................... 6
2. Nama daerah ............................................................................... 6
3. Morfologi tanaman pinang .......................................................... 6
4. Kandungan kimia ........................................................................ 7
B. Transport Glukosa ............................................................................ 8
C. Diabetes Mellitus .............................................................................. 11
1. Definisi ........................................................................................ 11
2. Penyebab ..................................................................................... 12
3. Gejala ......................................................................................... 12
4. Klasifikasi .................................................................................. 13
5. Cara dan kriteria dignosis .......................................................... 16
6. Terapi diabetes mellitus .............................................................. 17
D. Glibenklamida ................................................................................ 17
E. Teknik Uji Diabetik dan Metode Penetapan Kadar Glukosa Darah .. 19
1. Teknik uji diabetik ..................................................................... 19
2. Metode penetapan kadar glukosa darah ..................................... 19
F. Spektrofotometri .............................................................................. 21
G. Infusa ................................................................................................ 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
H. Landasan Teori ................................................................................. 23
I. Hipotesis .......................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 24
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................................... 24
B. Variabel dan Definisi Operasional .................................................... 24
1. Variabel utama ............................................................................ 24
2. Variabel pengacau terkendali ...................................................... 24
3. Variabel pengacau tak terkendali ................................................ 25
4. Definisi operasional ................................................................... 25
C. Bahan dan Alat Penelitian ............................................................... 25
1. Bahan penelitian .......................................................................... 25
2. Alat penelitian ............................................................................ 26
D. Jalannya Penelitian ............................................................................ 27
1. Determinasi tanaman pinang ....................................................... 27
2. Pembuatan simplisia uji ............................................................. 27
a. Pengolahan bahan ................................................................. 27
b. Pembuatan infusa biji pinang ................................................ 28
c. Pasca pengolahan ................................................................. 28
d. Penetapan dosis infusa biji pinang ....................................... 28
3. Preparasi bahan .......................................................................... 29
a. Pembuatan larutan asam benzoat 0,1% b/v ............................ 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
b. Pembuatan larutan stock glukosa p.a. 10 mg/ml .................... 29
c. Natrium oksalat p.a. 2% b/v ..................................................... 29
d. Pembuatan CMC-Na 1% ........................................................ 30
e. Penentuan keseragaman bobot kaplet glibenklamida ............ 30
f. Penentuan dosis glibenklamida .............................................. 30
g. Penetapan konsentrasi pemberian suspensi glibenklamida pada
hewan uji ................................................................................ 31
h. Pembuatan suspensi glibenklamida ......................................... 31
i. Penetapan konsentrasi larutan glukosa monohidrat ............... 32
4. Percobaan pendahuluan ............................................................. 32
a. Penetapan waktu resapan stabil larutan glukosa murni ........ 32
b. Penetapan panjang gelombang maksimum .......................... 32
c. Pembuatan kurva baku ......................................................... 32
d. Penetapan waktu pemberian glibenklamida .......................... 33
e. Penetapan waktu pemberian infusa biji pinang .................... 34
f. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji ............................. 34
5. Penetapan kadar glukosa darah ................................................... 35
E. Analisis Hasil .................................................................................... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 39
A. Determinasi Tanaman Pinang ........................................................... 39
B. Pembuatan Simplisia Uji dan Preparasi Bahan ................................ 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
C. Percobaan Pendahuluan ................................................................... 39
1. Waktu resapan stabil glukosa .................................................... 39
2. Penetapan panjang gelombang maksimum ................................ 42
3. Pembuatan kurva baku ............................................................... 43
4. Penetapan waktu pemberian glibenklamida .............................. 45
5. Penetapan waktu pemberian infusa biji pinang ......................... 47
D. Efek Hipoglikemik Infusa Biji Pinang ............................................. 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 63
LAMPIRAN ................................................................................................ 66
BIOGRAFI PENULIS.............................................................................. 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Isi pereaksi enzim glucose GOD-PAP ........................................ 26
Tabel II. Keseragaman bobot tablet ........................................................... 30
Tabel III. Volume pengukuran kadar glukosa darah ................................... 36
Tabel IV. Data hasil penetapan waktu resapan stabil larutan glukosa
standar ......................................................................................... 41
Tabel V. Hubungan kadar dan resapan glukosa pada λ 502 nm ................ 44
Tabel VI. Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK0-300
suspensi glibenklamida ............................................................... 46
Tabel VII. Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK0-300
infusa biji pinang ........................................................................ 47
Tabel VIII. Data kadar glukosa darah rata - rata dan LDDK0-300 setiap
kelompok perlakuan .................................................................... 50
Tabel IX. Hasil analisis GLM Repeated Measure kadar glukosa darah ...... 54
Tabel X. Pengaruh praperlakuan infusa biji pinang terhadap LDDK0-300
kadar glukosa darah tikus putih jantan dan prosentase
perbedaan terhadap kelompok negatif dan positif ...................... 55
Tabel XI. Hasil analisis homogenitas variansi menggunakan uji Anova
One Way ...................................................................................... 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel XII. Test Mean LDDK0-300 ketujuh kelompok perlakuan dengan uji
Kruskal-Wallis ............................................................................ 57
Tabel XIII. Hasil uji Mann-Whitney LDDK0-300 glukosa darah tikus putih
jantan terbebani glukosa .............................................................. 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Sekresi insulin akibat peningkatan kadar glukosa dalam darah.. 9
Gambar 2. Insulin memperantarai transport glukosa ke dalam sel ............ 10
Gambar 3. Rumus struktur glibenklamida .................................................. 17
Gambar 4. Bagan alur analisis hasil kadar glukosa darah .......................... 38
Gambar 5. Bagan alur analisis hasil LDDK0-300 glukosa darah .................. 38
Gambar 6. Reaksi enzimatik antara glukosa dan reagen GOD-PAP ......... 40
Gambar 7. Grafik hubungan antara resapan dan waktu resapan stabil
reaksi glukosa standar pada λ 502 nm....................................... 41
Gambar 8. Kurva hubungan antara λ dan resapan maksimum glukosa
selama operating time .............................................................. 42
Gambar 9. Kurva baku glukosa pada λ maksimum 502 nm selama
operating time .......................................................................... 45
Gambar 10. Diagram pengaruh waktu pemberian glibenklamida terhadap %
selisih LDDK ..................................................................... ..... 46
Gambar 11. Diagram pengaruh waktu pemberian infusa biji pinang terhadap
LDDK .................................................................................... 48
Gambar 12. Kurva hubungan antara waktu sampling dan kadar rata-rata
glukosa darah akibat pemberian aquades, CMC-Na, glibenklamida,
dan infusa biji pinang .............................................................. 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Gambar 13. Diagram LDDK0-300 glukosa darah masing-masing perlakuan .. 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Determinasi tanaman pinang ................................................. 66
Lampiran 2. Foto tanaman pinang ............................................................. 67
Lampiran 3. Foto daun, bunga, dan biji pinang ......................................... 68
Lampiran 4. Foto herbarium basah dan infusa biji pinang ........................ 69
Lampiran 5. Foto hewan uji percobaan (tikus putih jantan) ...................... 70
Lampiran 6. Foto alat penelitian ................................................................ 71
Lampiran 7. Preparasi bahan ...................................................................... 73
Lampiran 8. Data kadar glukosa darah pada tiap perlakuan dan waktu
sampling ............................................................................... 77
Lampiran 9. Hasil uji distribusi data dengan Tes Kolmogorov Smirnov .. 80
Lampiran 10. Hasil uji GLM Repeated Measure kadar glukosa darah ....... 81
Lampiran 11. Hasil uji Kruskal Wallis ........................................................ 84
Lampiran 12. Hasil uji Mann Whitney ......................................................... 85
Lampiran 13. Hasil uji Anova One Way ...................................................... 93
Lampiran 14. Leaflet GOD-PAP.................................................................. 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH
ad libitum : tanpa batas
Antikoagulan : bekerja untuk mencegah pembekuan darah; berbagai
substansi yang menekan, memperlambat atau meniadakan
pembekuan darah
CMC : Carboxy Methyl Cellulosa
Geoxalated : darah yang mengandung oksalat sebagai antikoagulan
GOD–PAP : Glucose Oxidase - Phenol Antipirin atau Glukosa Oksidase
Phenol p-aminophenazone
Herbal : Obat tradisional yang dibuat dengan cara sederhana seperti
infusa, dekok, dan sebagainya yang berasal dari simplisia
Hipoglikemi(k) : penurunan kadar glukosa dalam darah
LDDK : Luas Daerah di Bawah Kurva
λ : panjang gelombang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Pada masa sekarang ini, di negara-negara maju dan berkembang, lama hidup
masyarakat semakin berkurang karena menurunnya kondisi kesehatan. Problem
kesehatan yang utama dan sebab-sebab kematian sekarang ini adalah karena
penyakit-penyakit degeneratif diantaranya yaitu penyakit jantung koroner, hipertensi,
hiperlipidemia, dan diabetes mellitus (Suyono, 2002). Penyakit degeneratif
merupakan penyakit tidak menular. Perubahan-perubahan pola penyakit menuju
penyakit tidak menular diperkirakan meningkat searah dengan perkembangan sosial
ekonomi dan kecenderungan baru pada kependudukan (Smet, 1994).
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok gangguan metabolik dari
metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein yang diakibatkan karena adanya
defisiensi insulin atau gangguan kerja insulin, atau karena keduanya. Tujuan terapi
pada diabetes mellitus adalah mengurangi secara langsung gejala-gejala dari
hiperglikemia, menurunkan kemungkinan komplikasi retinopati, nefropati, dan
neuropati, terapi intensif pada pasien yang mempunyai faktor resiko kardiovaskuler,
dan meningkatkan kualitas serta kuantitas hidup pasien (Triplitt, Reasner, dan Isley,
2005).
Diabetes mellitus menyerang segala lapisan masyarakat. Dewasa ini, diabetes
mellitus termasuk salah satu jenis penyakit yang banyak diderita masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Diabetes mellitus merupakan penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat dan
merupakan penyebab kebutaan akibat retinopati diabetik (Anderson, 1984).
Pada dasarnya diabetes mellitus tidak berbahaya tetapi yang justru ditakutkan
yaitu apabila mengalami komplikasi jangka panjang. Penyakit ini dapat
menimbulkan berbagai penyakit lain, seperti penyakit jantung, darah tinggi, dan
gangguan pada ginjal serta kerusakan-kerusakan pada saraf dan retina mata. Diabetes
mellitus pada dasarnya bersifat menurun dan kompleks (Anderson, 1984).
Penyembuhan alami untuk para penderita diabetes mellitus dengan
menggunakan terapi herbal atau tanaman obat dewasa ini di seluruh dunia
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Terapi herbal atau tanaman obat
merupakan salah satu metode perawatan dalam konsep pengobatan tradisional China
selain dengan akupuntur, terapi diet, dan latihan pikiran atau tubuh. Terapi peradaban
bangsa barat atau konvensional untuk diabetes mellitus dilakukan dengan
mengontrol glukosa darah dengan kombinasi modifikasi diet, insulin dan atau agen
farmakologik oral, penurunan berat badan jika tepat, dan latihan (Covington, 2001).
Pada metode pengobatan tradisional, obat herba telah menjadi pilihan
terbesar yang dipercaya sebagai penyembuh mujarab serta telah memberi sumbangan
terbesar dalam proses penelitian dan pengembangan kesehatan manusia secara luas.
Beberapa obat herba telah lulus pengujian secara ilmiah dan yang lainnya dalam
penggunaannya hanya sekedar untuk melindungi, memperbaiki, atau memulihkan
kesehatan pengguna secara tradisional. Biji pinang merupakan salah satu alternatif
obat tradisional yang oleh masyarakat digunakan untuk menurunkan kadar gula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
darah pada penderita diabetes mellitus. Penggunaan biji pinang ini didasarkan
pengalaman ataupun pengetahuan yang diwariskan turun temurun. Adapun cara
pemakaian dalam masyarakat adalah dengan memecah biji pinang menjadi beberapa
bagian yang lebih kecil kemudian direbus dan diminum hasil rebusannya. Untuk itu
perlu diteliti keefektifan biji pinang dalam menurunkan kadar gula dalam darah
penderita diabetes mellitus dengan pendekatan menggunakan bentuk sediaan infusa.
Dengan demikian hasilnya diharapkan dapat berguna untuk membantu para penderita
diabetes mellitus dalam mengontrol kadar gula darah.
1. Permasalahan
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah infusa biji pinang memiliki efek hipoglikemik?
2. Seberapa besar daya hipoglikemik infusa tersebut jika dibandingkan dengan
glibenklamida pada tikus putih jantan terbebani glukosa?
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran penulis, penelitian menggunakan tanaman pinang masih
jarang dilakukan di Indonesia. Penelitian menggunakan biji pinang pernah dilakukan
oleh Yanti (1982) yang berjudul the protective effects agains induced diarrhea of
curcuma extract, Areca catechu extract and both extract combined with kaolin in
albino rats; oleh Ogunkolade (2006) dengan judul Vitamin D Metabolism in
peripheral Blood Mononuclear Cells Is Influenced by Chewing “Betel Nut” (Areca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
catechu) and Vitamin D Status di mana hasilnya adalah dengan peningkatan
pengkonsumsian pinang maka akan memperburuk efek dari defisiensi vitamin D;
oleh Tsai dan Jung-Fa (2004) yang berjudul Habitual Betel Quid Chewing and Risk
for Hepatocellular Carsinoma Complicating Cirrhosis dengan hasil yaitu dengan
semakin banyak mengunyah pinang dan dalam jangka waktu yang lama akan
meningkatkan resiko kanker hati; dan oleh Chun (2007) dengan judul Betel-quid use
is associated with heart disease in woman, hasilnya yaitu dengan mengkonsumsi biji
pinang akan mempengaruhi penyakit jantung pada wanita. Penelitian ini berbeda
dengan penelitian yang telah ada karena melihat aspek dari segi farmakologik yaitu
efek hipoglikemik infusa biji pinang terhadap kadar glukosa darah tikus putih jantan
terbebani glukosa.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan manfaat biji pinang sebagai
obat tradisional yang berkhasiat sebagai antidiabetik.
c. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran,
informasi, dan masukan kepada masyarakat pada umumnya dan khususnya para
penderita diabetes mellitus mengenai penggunaan biji pinang sebagai obat
antidiabetik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Tujuan umum
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengembangkan penelitian
mengenai efek hipoglikemik infusa biji pinang demi kepentingan ilmu pengetahuan.
2. Tujuan khusus
a. Untuk membuktikan adanya efek hipoglikemik infusa biji pinang.
b. Untuk mengetahui seberapa besar daya hipoglikemik infusa tersebut jika
dibandingkan dengan glibenklamida pada tikus putih jantan terbebani glukosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Tanaman Pinang
1. Keterangan botani
Tanaman pinang (Areca catechu L.) termasuk dalam familia Palmae (Stenis,
1992).
2. Nama daerah
Jambe, penang, wohan (Jawa). Pineng, pineung, pinang, batang mayang,
batang bongkah, pining, boni (Sumatra). Gahat, gehat, kahat, taan, pinang
(Kalimantan). Alosi, mamaan, nyangan, luhuto, luguto, poko rapo, amongon
(Sulawesi). Bua, hua, soi, hualo, hual, soin, palm (Maluku) (Anonim, 2007).
3. Morfologi tanaman
Pinang umumnya ditanam di pekarangan, di taman-taman atau
dibudidayakan, kadang tumbuh liar di tepi sungai dan tempat-tempat lain, dapat
ditemukan dari 1-1.400 m dpl. Pohon berbatang langsing, tumbuh tegak, tinggi 10-30
m, diameter 15-20 cm, tidak bercabang dengan bekas daun yang lepas. Daun
majemuk menyirip tumbuh berkumpul di ujung batang membentuk roset batang.
Pelepah daun berbentuk tabung, panjang 80 cm, tangkai daun pendek. Panjang
helaian daun 1-1,8 m, anak daun mempunyai panjang 85 cm, lebar 5 cm, dengan
ujung sobek dan bergigi. Tongkol bunga dengan seludang panjang yang mudah
rontok, keluar dari bawah roset daun, panjang sekitar 75 cm, dengan tangkai pendek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
bercabang rangkap. Ada 1 bunga betina pada pangkal, di atasnya banyak bunga
jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Bunga jantan panjang 4
mm, putih kuning, benang sari 6. Bunga betina panjang sekitar 1,5 cm, hijau, bakal
buah beruang satu. Buahnya buah buni, bulat telur sungsang memanjang, panjang
3,5-7 cm, dinding buah berserabut, bila masak warnanya merah oranye. Biji satu,
bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung membulat, pangkal agak datar
dengan suatu lekukan dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna
kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai jala dengan
warna yang lebih muda. Umbutnya dimakan sebagai lalab atau acar, sedang buahnya
merupakan salah satu ramuan untuk makan sirih, dan merupakan tanaman penghasil
zat samak. Pelepah daun yang bahasa Sundanya disebut upih, digunakan untuk
pembungkus makanan, bahan campuran untuk pembuatan topi, dan sebagaimya.
Perbanyakan dengan biji (Anonim, 2007).
4. Kandungan kimia
Kandungan kimia yang terdapat dalam pinang yaitu alkaloids, areca-red,
arecaidine, arecaine, arecolidine, arecoline, ascorbic-acid, ASH, beta-carotene,
beta-sitosterol, calcium, capric-acid, carbohydrates, cellulose, choline, copper, d-
catechine, diosgenin, fat, fiber, galactan, gallic-acid, guvacine, guvacoline,
heneicosanic-acid, homoarecoline, iron, isoguvacine, kryptogenin, lauric-acid,
leucocyanidine, leucopelargonidine, linoleic-acid, magnesium, manganese, mannan,
margarinic-acid, mercury, muscilage, niacin, nonadecanic-acid, oleic-acid,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
palmitoleic-acid, phlobaphene-tannin, phosphorus, potassium, protein, resin,
riboflavin, sodium, steric-acid, sucrose, tannin, thiamin, water, zinc (Duke, 2007).
B. Transport Glukosa
Karbohidrat glukosa adalah karbohidrat terpenting dalam kaitannya dengan
penyediaan energi di dalam tubuh, hal ini dikarenakan semua jenis karbohidrat baik
monosakarida, disakarida, maupun polisakarida yang dikonsumsi manusia akan
terkonversi menjadi glukosa di dalam tubuh. Glukosa ini akan berperan sebagai salah
satu molekul utama bagi pembentukan energi di dalam tubuh. Glukosa yang telah
diserap (diabsorpsi) oleh usus halus kemudian akan terdistribusi ke dalam semua sel
tubuh melalui aliran darah (Irawan, 2007).
Glukosa di dalam tubuh selain tersimpan dalam bentuk glikogen di dalam
otot dan hati, juga tersimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood
glucose). Di dalam tubuh glukosa berperan sebagai bahan bakar bagi proses
metabolisme, dan sumber energi utama bagi kerja otak. Glukosa digunakan untuk
mensintesis molekul ATP (adenosine triphosphate) melalui proses oksidasi. ATP
merupakan molekul-molekul dasar penghasil energi di dalam tubuh. Dalam
kebutuhan seharian, glukosa menyediakan hampir 50-75% dari total kebutuhan
energi tubuh (Irawan, 2007).
Sekresi insulin oleh sel beta tergantung oleh 3 faktor utama yaitu kadar
glukosa darah, ATP-sensitive K channels dan Voltage-sensitive Calsium Channels
sel beta pankreas. Mekanisme kerja faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pada keadaan puasa, kadar glukosa darah turun, ATP-sensitive K channels pada
membrane sel beta akan terbuka sehingga ion kalium akan meninggalkan sel beta,
dan Ca-channels tertutup, akibatnya kalsium tidak dapat masuk ke dalam sel beta,
dan perangsangan sel beta untuk mensekresi insulin menurun (Merentek, 2006).
Pada saat keadaan setelah makan, kadar glukosa darah akan meningkat dan
akan ditangkap oleh sel beta melalui glucose transporter 2 (GLUT2) dan dibawa ke
dalam sel. Di dalam sel, glukosa akan mengalami fosforilase menjadi glukosa-6-
fosfat (G6P) dengan bantuan enzim glukokinase. Glukosa-6-fosfat akan mengalami
glikolisis menjadi asam piruvat. Proses glikolisis juga menghasilkan produk 6-8
ATP. Penambahan ATP ini akan meningkatkan rasio ATP/ADP dan menutup
terowongan kalium. Penumpukan kalium dalam sel mengakibatkan depolarisasi
membran sel sehingga membuka terowongan kalsium dan kalsium akan masuk
kedalam sel dan insulin akan dilepaskan ke dalam sel (Merentek, 2006).
Gambar 1. Sekresi insulin akibat peningkatan kadar glukosa dalam darah (Cartailler, 2004)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Sekresi insulin pada orang non diabetes meliputi 2 fase, yaitu early peak
(fase 1) yang terjadi dalam 3–10 menit pertama setelah makan. Insulin yang disekresi
pada fase ini adalah insulin yang disimpan dalam sel beta (siap pakai). Fase 2 atau
disebut juga fase lanjut adalah sekresi insulin yang dimulai 20 menit setelah
stimulasi glukosa. Pada fase 1 pemberian glukosa meningkatkan sekresi insulin
untuk mencegah kenaikan kadar glukosa darah, dan kenaikan glukosa darah
selanjutnya akan merangsang fase 2 untuk meningkatkan produksi insulin. Pada
diabetes mellitus tipe-2, sekresi insulin pada fase 1 tidak mampu menurunkan
glukosa darah sehingga merangsang fase 2 untuk menghasilkan insulin lebih banyak,
tetapi sudah tidak mampu meningkatkan sekresi insulin sebagaimana pada orang non
diabetes (Merentek, 2006).
Gambar 2. Insulin memperantarai transport glukosa ke dalam sel Insulin berikatan dengan reseptor insulin, dan meningkatkan sinyal transduksi. Sinyal ini kemudian akan merangsang glucose transporter 4 (GLUT4) untuk membawa glukosa kedalam sel (Cartailler, 2004)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
C. Diabetes Mellitus
1. Definisi
Diabetes mellitus adalah sejumlah gangguan metabolisme yang ditandai oleh
hiperglikemia; dihubungkan dengan keabnormalan dalam metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein dan menghasilkan komplikasi meliputi gangguan mikrovaskuler,
makrovaskuler, dan neuropati (DiPiro dkk, 2005). Komplikasi mikrovaskuler
meliputi retinopati, neuropati, dan nefropati. Komplikasi makrovaskuler meliputi
panyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit pembuluh darah perifer. Diabetes
mellitus dihasilkan dari kurangnya sekresi insulin, kurangnya sensitivitas insulin atau
keduanya (Wells, 2003).
Hiperglikemia timbul karena penyerapan glukosa ke dalam sel terhambat
serta metabolismenya diganggu. Dalam keadaan normal, kira-kira 50% glukosa yang
dimakan mengalami metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 5% diubah
menjadi glikogen dan kira-kira 30-40% diubah menjadi lemak. Pada diabetes
mellitus semua proses tersebut terganggu, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel,
sehingga energi terutama diperoleh dari metabolisme protein dan lemak. Sebenarnya
hiperglikemia sendiri relatif tidak berbahaya, kecuali bila hebat hingga darah menjadi
hiperosmotik terhadap cairan intrasel. Yang nyata berbahaya adalah glikosuria yang
timbul, karena glukosa bersifat diuretik osmotik, sehingga diuresis sangat meningkat
disertai hilangnya berbagai elektrolit. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya
dehidrasi dan hilangnya elektrolit pada penderita diabetes yang tidak diobati
(Handoko dan Suharto, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Penyebab
Diabetes mellitus sebagian disebabkan karena faktor genetik (herediter) dan
sebagian lagi karena faktor dari luar misalnya obesitas, kehamilan, akromegali, dan
obat-obatan seperti kortikosteroid, pil kontrasepsi, dan diuretika. Penyakit ini bersifat
menahun dan penderitanya dari segala lapisan umur (Martin, Mayes, dan Rodwell,
1983).
3. Gejala
Gejala diabetes mellitus yaitu hiperglikemia yang sering diikuti glukosuria,
ekskresi air kemih dalam jumlah yang banyak (poliuria), rasa lapar (polifagia), haus
terus menerus (polidipsia), turunnya berat badan, ketonuria dan asidosis. Gejala
selanjutnya akibat diabetes mellitus dalam waktu yang lama adalah degenerasi
dinding pembuluh darah dan pengaruhnya terhadap berbagai organ tubuh terutama
kemungkinan terjadinya kebutaan (Wirahadikusumah, 1985). Hiperglikemia relatif
tidak berbahaya kecuali bila sampai darah menjadi hiperosmotik terhadap cairan
intrasel. Yang berbahaya dari diabetes mellitus adalah bila terjadi glukosuria karena
glukosa bersifat diuresis osmotik maka diuresis akan meningkat yang disertai
hilangnya berbagai elektrolit. Adanya dehidrasi akan mengakibatkan badan berusaha
mengatasinya dengan banyak minum. Tubuh akan kehilangan energi, akibatnya
tubuh akan membakar lemak untuk memenuhi kebutuhan energi yang disertai
dengan pembentukan zat-zat perombakan antara lain aseton, asam hidroksibutirat,
dan diasetat yang membuat darah menjadi asam. Akibatnya terjadi ketoasidosis yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
bisa berakhir pada koma diabetik dan kematian, selain itu nafas penderita juga
berbau aseton (Tjay dan Rahardja, 2002).
4. Klasifikasi
Pada akhir tahun 1997 American Diabetes Assosiation (ADA)
mempublikasikan suatu klasifikasi dan kriteria diagnosis yang baru, yang pada saat
ini secara luas digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia.
Klasifikasi yang baru ini membagi diabetes mellitus atas empat kelompok yaitu
diabetes mellitus tipe-1, diabetes mellitus tipe-2, diabetes mellitus bentuk khusus,
dan diabetes mellitus gestasional. Pembagian ini berdasarkan etiologi diabetes
mellitus (Adam, 2000).
a. Diabetes mellitus tipe-1 atau tergantung insulin
Dikenal dua bentuk yaitu otoimun dan idiopatik, di mana ditemukan
kerusakan sel β dan mengakibatkan terjadinya defisiensi insulin yang absolut. Pada
bentuk otoimun dapat ditemukan beberapa petanda imun (Immune Markers) yang
menunjukkan pengerusakan sel β pankreas untuk mendeteksi kerusakan sel β.
Sebagian kecil penderita diabetes mellitus tipe-1 penyebabnya tidak jelas (idiopatik),
pada mereka ini jelas ditemukan insulinopeni tanpa petanda imun, dan mudah sekali
mengalami ketoasidosis (Adam, 2000).
b. Diabetes mellitus tipe-2 atau tidak tergantung insulin
Bentuk ini bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin defisiensi insulin
relatif, sampai yang terutama defek sekresi insulin disertai resistensi insulin.
Diabetes mellitus tipe-2 merupakan jenis diabetes mellitus yang paling sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
ditemukan, diperkirakan sekitar 90% dari semua penderita diabetes mellitus di
Indonesia. Sebagian besar diabetes tipe-2 diderita oleh orang gemuk (di negara barat
sekitar 85%, di Indonesia 60%), disertai dengan resistensi insulin, dan tidak
membutuhkan insulin untuk pengobatan. Sekitar 50% penderita sering tidak
terdiagnosis karena hipoglikemi meningkat secara perlahan-lahan sehingga tidak
memberikan keluhan (Adam, 2000).
c. Diabetes mellitus bentuk khusus
Klasifikasi baru dari diabetes mellitus non tipe-1 dan non tipe-2 yaitu:
1) Defek genetik fungsi sel beta
a) Chromosom 20, HNF-4alpha (formerly MODY1)
b) Chromosom 7, glucokinase (formerly MODY2)
c) Dan lain-lain
2) Defek genetik insulin
a) Leprechaunism
b) Sindrom Rabson-Mendelhall
c) Dan lain-lain
3) Lipoatrophic diabetes
a) Penyakit eksokrin pankreas
b) Pancreatitis
c) Dan lain-lain
4) Endokrinopati
a) Acromegaly
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b) Pheochomocytoma
c) Dan lain-lain
5) Karena obat atau zat kimia
a) Glukokortikoid
b) Diuretik Thiazid
c) Dan lain-lain
6) Infeksi
a) Congential rubella
b) Cytomegalovirus
c) Dan lain-lain
7) Sebab imunologi yang jarang
a) Sindrom “Stiff-man”
b) Antibodi reseptor anti-insulin
8) Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan diabetes
a) Down's syndrome
b) Turner's syndrome
( Reasner dan DeFronzo, 2006; Rushakoff dan Goldfine, 2006)
d. Diabetes mellitus gestasional
Diabetes mellitus gestasional diartikan sebagai intoleransi glukosa yang
ditemukan pada saat hamil dan diperkirakan insidens sebesar 1-3 %. Pada umumnya
mulai ditemukan pada kehamilan trimester kedua atau ketiga, pada saat itu terjadi
keadaan resistensi insulin (Adam, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
5. Cara dan kriteria diagnosis
a. Berdasarkan glukosa plasma vena sewaktu
Dengan keluhan klinis yang jelas, pemeriksaan glukosa darah sewaktu sudah
dapat menegakkan diagnosis diabetes mellitus. Keluhan-keluhan klinis tersebut
misalnya haus dan banyak kencing, berat badan menurun, glukosuria, bahkan
kesadaran menurun sampai koma. Seseorang dikatakan masuk kriteria diabetes
mellitus apabila kadar glukosa darah sewaktu 200 mg% (plasma vena).
b. Berdasarkan glukosa plasma vena puasa
Glukosa plasma dalam keadaan puasa dibagi atas tiga nilai, yaitu < 110 mg/dl,
antara > 110 mg/dl sampai < 126 mg/dl, dan ≥ 126 mg/dl. Kadar glukosa plasma
puasa < 110 mg/dl dinyatakan normal, ≥ 126 mg/dl adalah diabetes mellitus,
sedangkan antara 110-126 mg/dl disebut glukosa darah puasa terganggu (GDPT).
Sehingga pada mereka dengan kadar glukosa plasma vena setelah puasa sedikitnya
10 jam > 126 mg/dl sudah cukup untuk membuat diagnosis diabetes mellitus.
c. Dengan menggunakan tes toleransi glukosa oral
Apabila pada pemeriksaan glukosa darah sewaktu kadar glukosa plasma tidak
normal, yaitu antara 140-200 mg/dl, maka harus dilakukan pemeriksaan tes toleransi
glukosa oral untuk meyakinkan apakah diabetes mellitus atau bukan. Sesuai dengan
kesepakatan WHO maka tes toleransi glukosa oral harus dilakukan dengan memberi
beban glukosa oral sebanyak 75 g setelah berpuasa minimal 10 jam. Penilaiannya
adalah sebagai berikut, toleransi glukosa normal apabila < 140 mg/dl, toleransi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
glukosa terganggu (TGT) apabila kadar glukosa > 140 mg/dl , dan diabetes mellitus
jika > 200mg/dl.
(Adam, 2000)
6. Terapi diabetes mellitus
Terapi terbaru bagi penatalaksanaan diabetes mellitus dibagi menjadi terapi
primer dan terapi sekunder, yang masing-masing mencakup hal-hal berikut:
a. Terapi primer
Terapi primer terdiri atas diet diabetes mellitus, latihan fisik/olah raga, dan
penyuluhan kesehatan.
b. Terapi sekunder
Terapi sekunder terdiri obat antidiabetika dan cangkok pankreas.
(Lanywati, 2006)
D. Glibenklamida
Cl
C
OCH3 O
NH
CH2
CH2
SO2
NH
C
O
NH
Gambar 3. Rumus struktur glibenklamida
(Anonim, 1995)
Glibenklamida merupakan obat hipoglikemik oral yang digunakan secara luas
di dalam pengobatan diabetes melitus tidak tergantung insulin (tipe-2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Glibenklamida merupakan sulfonilurea paling poten dan dikenal sebagai sulfonilurea
‘generasi kedua’ (Dollery, 1999).
Glibenklamida mempunyai aksi farmakologi yang umum seperti semua obat
sulfonilurea. Efek utamanya adalah menstimulasi pelepasan insulin dengan
meningkatkan fungsi sel-sel islet β pankreas. Pada terapi jangka pendek, hal ini
signifikan dengan peningkatan sirkulasi konsentasi insulin, tetapi dengan
penggunaan berkelanjutan biasanya terjadi penurunan kadar insulin tanpa merusak
kontrol glikemik. Sebagai tambahan terdapat bukti bahwa glibenklamida mempunyai
aksi pada jaringan perifer. Sulfonilurea menunjukkan peningkatan sintesis glikogen
dan penghambatan glikogenolisis dan glukoneogenesis pada hati. Pada subyek
normal puasa, peningkatan konsentrasi insulin dalam plasma dan penurunan glukosa
plasma terjadi 15-60 menit setelah pemberian glibenklamida oral dan mencapai
maksimum setelah 1-2 jam sebelum kembali ke nilai dasar setelah 3 jam (Dollery,
1999).
Glibenklamida dimetabolisme dalam hati menjadi produk dengan aktivitas
hipoglikemik yang sangat rendah. Meskipun analisis spesifik untuk senyawa yang
tidak dimetabolisme menimbulkan dugaan terdapatnya suatu waktu-paruh plasma
yang singkat, tetapi efek biologis glibenklamida jelas bertahan selama 24 jam setelah
pemberian satu dosis tunggal yang diberikan pada pagi hari pada pasien diabetes.
Awal dosis pemberian yang biasa adalah 2,5 mg/hari atau kurang,dan rata-rata dosis
pemeliharaan adalah 5-10 mg/hari yang diberikan sebagai dosis tunggal pada pagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
hari; tidak dianjurkan untuk memberikan dosis pemeliharaan lebih dari 20 mg/hari
(Katzung, 2002).
E. Teknik Uji Diabetik dan Metode Penetapan Kadar Glukosa Darah
1. Teknik uji diabetik
Pada suatu penelitian yang bertujuan untuk membuktikan khasiat suatu obat
antidiabetes, hewan uji yang digunakan perlu diubah keadaannya menjadi diabetes
baik DMTI maupun DMTTI. Suatu keadaan DMTI dapat dibuat secara
pankreatektomi dan juga secara kimia dengan menggunakan zat kimia sebagai
induktor (diabetogen) seperti aloksan, streptozosin, adrenalin, glukagon, dan EDTA
yang diberikan secara parenteral. Diabetogen-diabetogen tersebut mampu
menginduksi diabetes secara permanen yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemi
yang diakibatkan oleh rusaknya sel β pada pankreas. DMTTI dapat dihasilkan
dengan pembebasan glukosa peroral sebagai diabetoagen pada dosis 1,75 g/kg BB
hewan uji, keadaan hiperglikemi hanya berlangsung beberapa jam setelah
pembebanan glukosa tersebut (Anonim, 1991).
2. Metode penetapan kadar glukosa darah
Secara umum menurut Widowati, Dzulkarnain, dan Sa’roni (1997), metode
penentuan glukosa darah dapat ditentukan dengan beberapa cara yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
a. metode kondensasi dengan gugus amina
Prinsip: aldosa dikondensasikan dengan orto-toluidin dalam suasana asam
dan menghasilkan larutan berwarna hijau setelah dipanaskan. Kadar glukosa darah
dapat ditentukan sesuai dengan intensitas warna yang terjadi diukur secara
spektrofotometri.
b. metode enzimatik
Glukosa dapat ditentukan secara enzimatik, dengan menggunakan enzim
glukosa oksidase (GOD). Dengan adanya glukosa oksidase, maka glukosa dioksidasi
oleh udara (O2) menjadi asam glukuronat disertai pembentukan hidrogen peroksida.
Dengan adanya enzim peroksidase (POD), H2O2 akan membebaskan O2 yang
mengoksidasi akseptor kromogen yang sesuai serta memberikan warna merah.
Akseptor kromogennya dapat berupa senyawa aminoantipirin dan fenol atau
orthodianisidin, kadar glukosa darah ditentukan berdasarkan intensitas warna yang
terjadi, diukur secara spektrofotometri.
c. metode oksidasi-reduksi
Kadar glukosa darah ditentukan dengan cara dioksidasi dengan menggunakan
suatu oksidan ferrisianida. Oksida ini direduksi menjadi ferrosianida oleh glukosa
dalam suasana basa dengan pemanasan, kemudian kelebihan garam ferri dititrasi
secara iodometri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
F. Spektrofotometri
Spektrofotometri UV-Vis adalah salah satu teknik analisis fisika-kimia yang
mengamati tentang interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik pada
panjang gelombang 190–380 nm (UV) dan 380–780 nm (vis) dengan memakai
instrumen spektrofotometer (Mulja dan Suharman, 1995). Prinsip kerja
spektrofotometri adalah berdasarkan atas interaksi antara radiasi elektromagnetik
dengan materi. Materi dapat berupa atom, ion, atau molekul, sedang radiasi
elektromagnetik merupakan salah satu jenis energi yang ditransmisikan dalam ruang
dengan kecepatan tinggi (Khopkar, 1990). Interaksi antara molekul yang mempunyai
gugus kromofor dan radiasi elektromagnetik pada daerah sinar ultraviolet dan sinar
tampak (200-800 nm) akan menghasilkan spektra serapan elektronik. Spektra
serapan ini dapat digunakan untuk analisis kuantitatif karena jumlah radiasi
elektromagnetik yang diserap ada hubungannya dengan jumlah molekul penyerap
(Skoog, 1985).
Panjang gelombang dimana terjadi eksitasi elektronik yang memberikan
serapan maksimum disebut sebagai panjang gelombang serapan maksimum.
Penentuan panjang gelombang pada saat serapan maksimum dapat digunakan untuk
mengidentifikasi molekul (Mulja dan Suharman, 1995). Pada analisis kuantitatif,
pengukuran serapan dilakukan pada panjang gelombang saat serapan maksimum,
disebabkan dua alasan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
1. Sensitivitas maksimum diperoleh dengan mengerjakan pada pita maksimum
karena pada konsentrasi yang diberikan maka pada panjang gelombang tersebut
memberikan respon yang paling kuat.
2. Pada pita maksimum, perubahan yang kecil pada panjang gelombang akan
memberikan perubahan serapan yang minimal (kecuali kalau pita absorpsi sangat
tajam). Dengan demikian kesalahan kecil dalam meletakkan tanda pemilih
panjang gelombang pada instrumen tidak akan mengakiibatkan kesalahan besar
pada pengukuran serapan (Fatah, 1989).
G. Infusa
Menurut Farmakope Indonesia edisi III infusa merupakan sediaan cair yang
dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90oC selama 15
menit. Pembuatannya dengan cara mencampur simplisia dengan derajat halus yang
sesuai dalam panci dengan air secukupnya, kemudian dipanaskan di atas penangas
air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90oC sambil sesekali diaduk.
Serkai selagi panas dengan kain flannel, tambahkan air panas secukupnya melalui
ampas hingga diperoleh volume infusa yang dikehendaki. Infusa dapat dibuat dari
bahan segar maupun bahan kering seperti daun, bunga, akar, ranting, dan kayu.
Bahan lunak dididihkan selama 10 – 15 menit, sedangkan bahan keras dididihkan
selama 15 – 20 menit. Kecuali dinyatakan lain, infusa yang mengandung bukan
bahan khasiat keras, dibuat dengan menggunakan 10% simplisia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
H. Landasan Teori
Kandungan kimia yang terdapat dalam biji pinang yang menimbulkan efek
hipoglikemik yaitu ascorbic-acid, beta-sitosterol, manganese, dan niacin (Duke,
2007). Pada penelitian ini menggunakan bentuk sediaan infusa sehingga kandungan
kimia dalam biji pinang yang akan tersari adalah ascorbic-acid, manganese, dan
niacin karena sifat dari ketiganya yang polar.
I. Hipotesis
Infusa biji pinang memiliki efek hipoglikemik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental murni
dan dikerjakan mengikuti rancangan acak lengkap pola searah.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel utama
a. Variabel bebas : dosis infusa biji pinang
Dosis infusa biji pinang adalah jumlah gram (g) infusa biji pinang tiap satuan
kilogram (kg) berat badan subjek uji yang bersangkutan.
b. Variabel tergantung : kadar glukosa dalam darah (mg/dl) yang diperoleh dari
pengukuran absorbansi mulai dari menit ke-0 sampai menit ke-300 yang dihitung
menggunakan metode trapezoid (LDDK0-300).
2. Variabel pengacau terkendali
a. Subyek uji : tikus putih
b. Jenis kelamin : jantan
c. Galur spesies subyek uji : galur Wistar
d. Berat badan subyek uji : 175 - 225 gram
e. Umur subyek uji : antara 2 – 3 bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
f. Cara Pemberian : peroral
3. Variabel pengacau tak terkendali
Keadaan patologi subyek uji
4. Definisi operasional
a. Efek hipoglikemik adalah penurunan kadar glukosa dalam darah.
b. Biji pinang diambil dari tanaman pinang (Areca catechu L.).
C. Bahan dan Alat Penelitian
1. Bahan penelitian
a. hewan uji
Tikus putih jantan galur Wistar, umur 2 - 3 bulan, berat badan 175 - 225 gram,
dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma.
b. bahan uji
Biji pinang diperoleh dari Yogyakarta. Biji pinang dipilih dari buah pinang
yang tua berwarna merah orange.
c. senyawa pembanding
Senyawa pembanding berupa kaplet generik glibenklamida yang diproduksi
oleh PT. Indofarma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
d. pereaksi untuk pengukuran kadar glukosa darah
Pereaksi yang digunakan adalah enzim Glucose GOD FS*(DiaSys, Germany)
yang terdiri atas:
Tabel I. Isi pereaksi enzim Glucose GOD-PAP Reagen: Phosphat buffer pH 7,5 250 mmol/l Phenol 5 mmol/l 4-aminoantipyrine 0,5 mmol/l Glukosa oksidase (GOD) ≥ 10 kU/l Phenol AminoAntipirin Peroksidase (PAP) ≤ 1 kU/l Glukosa standar 100mg/dl (5,5 mmol/dl)
e. lain-lain
1) natrium oksalat p.a. 2 mg/ml sebagai antikoagulan pada waktu pengambilan darah
2) glukosa monohidrat p.a, Merck, sebagai larutan untuk uji toleransi glukosa oral
3) asam benzoat p.a 0,1% b/v, sebagai pengawet glukosa monohidrat
4) aquadest yang diperoleh dari Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma
2. Alat penelitian
a. seperangkat alat gelas (pyrex)
b. seperangkat alat infus
c. jarum suntik (injeksi peroral)
d. mikropipet (Biohit PLC 10-100 μl, Finland)
e. sentrifuge (Hettich EBA 8S, Germany)
f. spektrometer UV/VIS (Optima®SP300, Japan)
g. kuvet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
h. oven (Marius)
i. neraca analitik (Mettler Toledo AB204, Switzerland)
j. vortex (Janke-Kunkel IKA®-Labortechnik)
k. holder
D. Jalannya Penelitian
1. Determinasi tanaman pinang
Determinasi tanaman pinang mengikuti Flora untuk Sekolah di Indonesia
menurut Stenis (1992), serta dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
2. Pembuatan simplisia uji
a. Pengolahan bahan
1) Mempersiapkan bahan mentah
Pengambilan biji pinang dilakukan pada bulan Juni tahun 2007 dan dipilih
dari buah yang sudah tua. Kriteria buah yang sudah tua yaitu buahnya
berwarna merah orange.
2) Pembersihan
Biji pinang yang akan diolah harus bebas dari debu, kotoran, pasir atau tanah.
Oleh karena itu biji harus dicuci dengan air bersih secara berulang-ulang
paling tidak sampai tiga kali kemudian ditiriskan. Air yang digunakan adalah
air mengalir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3) Pengeringan
Setelah diserbuk, serbuk biji pinang yang akan digunakan dimasukkan dalam
oven pada suhu 500 C sampai kering sehingga bahan tersebut tidak mudah
rusak dan dapat bertahan lama.
b. Pembuatan infusa biji pinang
Simplisia (berupa serbuk kering) dengan derajat halus yang sesuai dicampur
dengan air secukupnya dalam panci. Kemudian dipanaskan di atas penangas air
selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90oC sambil sesekali diaduk.
Serkai selagi panas dengan kain flannel, tambahkan air panas secukupnya melalui
ampas hingga diperoleh volume infusa yang dikehendaki.
c. Pasca pengolahan
infusa disimpan dalam wadah tertutup yang tidak berhubungan langsung dengan
udara. Penyimpanan ini bertujuan untuk menghindari gangguan serangga dan
pertumbuhan jamur yang akan merusak bahan obat tersebut.
d. Penetapan dosis infusa biji pinang
Berdasarkan pengalaman empiris di masyarakat, penggunaan biji pinang
untuk menurunkan kadar glukosa darah yaitu sebanyak 1 biji atau ± 6,1
g/50kgBB. Untuk manusia 70 kg dibutuhkan 8,5 g biji pinang dan dikonversikan
ke tikus 200 gram dengan faktor konversi 0,018.
8,5 g biji pinang x 0,018 = 0,153 g/200g
= 0,765 g/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Berdasarkan perhitungan maka besarnya dosis biji pinang pada hewan uji tikus
yaitu 0,765 g/ kgBB. Untuk selanjutnya digunakan satu dosis di bawah dan dua di
atas dosis orientasi dengan faktor perkalian 1,5 sehingga didapat rentang dosis
terapi yang digunakan adalah 0,51 g/kgBB, 0,765 g/kgBB, 1,147 g/kgBB, dan
1,721 g/kgBB.
Infusa yang digunakan harus dibuat baru setiap hari. Dengan konsentrasi
10% sesuai dengan Farmakope Indonesia edisi III dan dengan dosis yang akan
digunakan, maka dapat dihitung volume pemberiannya dengan rumus :
)(CiKonsentrasBeratBadanDosisvolume ×
=
3. Preparasi bahan
a. Pembuatan larutan asam benzoat p.a. 0,1% b/v
Serbuk asam benzoat p.a. ditimbang seksama sebanyak 0,50 gram dan dilarutkan
dengan aquadest panas dalam labu takar 500 ml sampai tanda.
b. Pembuatan larutan stok glukosa p.a. 10 mg/ml
Glukosa monohidrat p.a. ditimbang seksama sebanyak 1,00 gram dan dilarutkan
dengan asam benzoat 0,1% b/v dalam labu takar 100 ml sampai tanda.
c. Natrium oksalat p.a. 2% b/v
Natrium oksalat p.a. ditimbang sebanyak 1,00 gram dan dilarutkan dengan
aquadest dalam labu takar 50 ml sampai tanda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
d. Pembuatan CMC-Na 1%
CMC-Na ditimbang sebanyak 1,00 gram kemudian disuspensikan sampai 100 ml
dengan aquadest hangat, kemudian aduk sampai diperoleh larutan yang homogen.
e. Penentuan keseragaman bobot kaplet glibenklamida
Penentuan keseragaman bobot kaplet glibenklamida mengacu pada Anonim
(1979). Timbang 20 tablet, hitung bobot tablet. Jika ditimbang satu-satu, tidak
boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot
rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu
tabletpun menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan
kolom B. Nilai penyimpangan bobot rata-rata kolom A dan B dapat dilihat pada
tabel II.
Tabel II. Keseragaman bobot tablet
f. Penentuan dosis glibenklamida
Dosis glibenklamida yaitu 5 mg pada manusia dengan berat badan 70 kg,
dikonversikan ke tikus 200 gram dengan faktor konversi 0,018
5 mg glibenklamida x 0,018 = 0,09 mg glibenklamida/ 200 gram
= 0,45 mg glibenklamida/ kg BB
Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata dalam %
A B 25 mg atau kurang 15 % 30 %
26 mg sampai dengan 150 mg 10 % 20 % 151 mg sampai dengan 300 mg 7,5 % 15 %
Lebih dari 300 mg 5 % 10 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Berdasarkan perhitungan maka besarnya dosis glibenklamida pada hewan uji
tikus yaitu 0,45 mg/ kgBB.
g. Penetapan konsentrasi pemberian suspensi glibenklamida pada hewan uji
Volume pemberian glibenklamida ditetapkan sebesar 0,8 ml sehingga diperoleh
konsentrasi sebagai berikut :
)(CiKonsentrasBeratBadanDosisvolume ×
=
CkgBBkgBBmgml 200,0/45,08,0 ×
=
C = 0,09 mg/0,8 ml
C = 0,1125 mg/ml
h. Pembuatan suspensi glibenklamida 0,1125 mg/ml
Serbuk glibenklamida ditimbang setara dengan 25 mg glibenklamida murni,
kemudian disuspensikan dengan larutan CMC-Na 1% dalam labu takar 10 ml
sampai tanda sebagai suspensi induk glibenklamida. Buat dengan konsentrasi
0,1125 mg/ml dalam labu ukur 10 ml dari suspensi induk glibenklamida tersebut.
Pembuatan suspensi glibenklamida menggunakan CMC-Na sebagai
pensuspensinya dikarenakan menurut Farmakope Indonesia edisi IV serbuk
glibenklamida praktis tidak larut dalam air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
i. Penetapan konsentrasi larutan glukosa monohidrat 1,75 g/kgBB
Volume pemberian glukosa dapat dibuat seminimal mungkin sehingga ditetapkan
konsentrasi glukosa sebesar 15%. Dengan demikian volume maksimum untuk
tikus 200 gram adalah :
)(CiKonsentrasBeratBadanDosisvolume ×
=
mlgkgBBkgBBgvolume
100/15200,0/75,1 ×
= ml33,2=
4. Percobaan pendahuluan
a. Penetapan waktu resapan stabil glukosa murni
Sebanyak 25,00 μl larutan glukosa standar direaksikan dengan 2,5 ml pereaksi
GOD-PAP. Campuran larutan tersebut kemudian divortex dan segera diukur
resapannya pada panjang gelombang 500 nm (sesuai dengan yang tertulis dalam
leaflet Glucose GOD FS*) selama 60 menit. Waktu resapan stabil yang digunakan
adalah waktu inkubasi yang memberikan resapan stabil.
b. Penetapan panjang gelombang maksimum
Sebanyak 25,00 μl larutan glukosa standar direaksikan dengan 2,5 ml pereaksi
GOD-PAP. Campuran larutan tersebut kemudian divortex dan diukur pada
rentang panjang gelombang 400-600 nm.
c. Pembuatan kurva baku
Dipipet 0,75 ml; 1,00 ml; 1,50 ml; 2,00 ml; dan 2,25 ml larutan glukosa
monohidrat 1% b/v. Penetapan kadar glukosa darah dilakukan seperti pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
penetapan kadar glukosa darah dengan metode GOD-PAP. Resapan diukur secara
spektrofotometri pada panjang gelombang maksimum.
d. Penetapan waktu pemberian glibenklamida
Tujuan dari penetapan pemberian glibenklamida adalah untuk melihat
pengaruh waktu pemberian terhadap efek hipoglikemik glibenklamida, agar pada
saat uji toleransi glikosa oral (UTGO) glibenklamida sudah memberikan efek
penurunan kadar glukosa darah. Orientasi ini menggunakan 9 ekor tikus yang
terbagi dalam 3 kelompok dimana masing-masing kelompok diberi perlakuan
kontrol positif, kontrol negatif aquades, dan kontrol negatif CMC-Na. Perlakuan
tersebut dilakukan terhadap masing-masing kelompok yaitu pada menit ke-15
sebelum UTGO untuk kelompok kesatu, menit ke-30 sebelum UTGO untuk
kelompok kedua, dan menit ke-45 sebelum UTGO untuk kelompok ketiga.
Semua pemberian dilakukan secara peroral, selanjutnya dilakukan UTGO
dengan diberikan larutan glukosa monohidrat 15% b/v; 1,75 g/kgBB.
Pengambilan cuplikan darah dilakukan sesaat sebelum perlakuan sebagai menit
ke-0 dan pada menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, dan 300 setelah UTGO.
Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan dengan menggunakan metode GOD-
PAP. Selanjutnya dibuat kurva UTGO dan perhitungan harga LDDK0-300.
Penentuan waktu pemberian glibenklamida didasarkan pada harga selisih LDDK0-
300 kontrol positif dan kontrol negatif CMC-Na tertinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
e. Penetapan waktu pemberian infusa biji pinang
Penetapan waktu pemberian infusa biji pinang digunakan untuk melihat
pengaruh waktu pemberian terhadap efek penurunan kadar glukosa darah, agar
pada saat dilakukan UTGO infusa biji pinang sudah memberikan efek dalam
menurunkan kadar glukosa darah. Orientasi ini menggunakan 6 ekor tikus yang
terbagi dalam 3 kelompok di mana masing-masing kelompok diberi infusa biji
pinang pada menit ke-15, 30, dan 45 sebelum UTGO.
Semua pemberian dilakukan secara peroral, selanjutnya dilakukan UTGO
dengan diberikan larutan glukosa monohidrat 15% b/v; 1,75 g/kgBB.
Pengambilan cuplikan darah dilakukan sesaat sebelum perlakuan sebagai menit
ke-0 dan pada menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, dan 300 setelah UTGO.
Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan dengan menggunakan metode GOD-
PAP. Selanjutnya dibuat kurva UTGO dan perhitungan harga LDDK0-300.
Penentuan waktu pemberian infusa biji pinang didasarkan pada harga LDDK0-300
terendah.
f. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji
Penelitian ini mengikuti rancangan acak lengkap pola searah, yang mana 35 ekor
tikus dibagi secara acak menjadi 7 kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 5 ekor. Tiap hewan uji diadaptasikan dengan kondisi yang sama, jauh dari
kebisingan dan dihindarkan dari stres. Sebelum mendapat perlakuan, masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
masing kelompok dipuasakan selama 18 jam dengan tetap diberi minum ad
libitum, lalu diberi perlakuan sebagai berikut:
• Kelompok I : aquades 5 ml/ kg BB (kontrol negatif)
• Kelompok II : larutan CMC-Na 1% (kontrol negatif)
• Kelompok III : suspensi glibenklamida 0,45 mg/kgBB (kontrol positif)
• Kelompok IV : infusa biji pinang dengan dosis 0,51 g/kgBB
• Kelompok V : infusa biji pinang dengan dosis 0,765 g/kgBB
• Kelompok VI : infusa biji pinang dengan dosis 1,147 g/kgBB
• Kelompok VII : infusa biji pinang dengan dosis 1,721 g/kgBB
Semua pemberian dilakukan secara peroral, selanjutnya dilakukan UTGO dengan
diberikan larutan glukosa monohidrat 15% b/v; 1,75 g/kgBB. Pengambilan
cuplikan darah dilakukan sesaat sebelum UTGO sebagai menit ke-0 dan pada
menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, dan 300 setelah UTGO. Pengukuran
kadar glukosa darah dilakukan dengan menggunakan metode GOD-PAP.
Selanjutnya dibuat kurva UTGO dan perhitungan harga LDDK0-300.
5. Penetapan kadar glukosa darah
Kadar glukosa darah ditetapkan dengan metode GOD-PAP. Pada tiap kelompok
dilakukan pengambilan cuplikan darah sebanyak 0,5 ml melalui vena lateralis
ekor dan ditampung dalam tabung microtube yang berisi 50 μl natrium oksalat
2%. Pengambilan cuplikan darah dilakukan sesaat sebelum perlakuan sebagai
menit ke-0 dan pada menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, dan 300 setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
UTGO. Kemudian darah geoxalated ini diputar dalam sentrifuge selama 10 menit
3000 rpm. Selanjutnya diambil 0,025 ml plasma darah, kemudian dilakukan
pengukuran sebagai berikut:
Tabel III. Volume pengukuran kadar glukosa darah
Bahan Sampel (ml) Standar (ml) Blangko (ml) Supernatan
Larutan baku glukosa Asam benzoat 1% b/v Pereaksi GOD-PAP
0,025 - -
2,5
- 0,025
- 2,5
- -
0,025 2,5
Bahan-bahan tersebut dicampur dan diinkubasi selama operating time. Kemudian
kadar glukosa darah ditetapkan secara spektrofotometri visibel menggunakan
metode GOD-PAP. Resapan diukur pada panjang gelombang maksimum.
Kemudian kadar glukosa darah dihitung dengan rumus:
Kadar glukosa = (As / Ast) x 100 mg%
Keterangan : As = resapan sampel Ast = resapan standar
Selanjutnya dibuat kurva dengan mem-plot-kan nilai kadar glukosa darah lawan
waktu ke-0 sampai menit ke 300 dengan metode trapezoid (LDDK0-300) dan
rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
LDDK to-tn = t1 – to x (Co + C1) + t2 – t1 x (C2 + C1) + 2 2
t3 – t2 x (C3 + C2) + tn – tn-1 x (Cn + Cn-1) 2 2 Keterangan: t = waktu (menit) C = konsentrasi zat dalam darah (mg/dl) LDDKto-tn = luas daerah di bawah kurva dari waktu ke-0 sampai ke-n
E. Analisis Hasil
Data kadar glukosa darah pada tiap kelompok dianalisis secara statistik
menggunakan metode General-Linier Model Repeated Measured. Dari harga
LDDK0-300 glukosa darah dilakukan uji distribusi menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov kemudian jika distribusinya normal dilanjutkan dengan analisis Anova One
Way dan post hoc tests LSD dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika nilai LDDK0-300
glukosa darah mempunyai variansi yang berbeda maka dilakukan uji Kruskal Wallis
dan dilanjutkan uji Mann Whitney dengan tingkat kepercayaan 95% untuk
mengetahui perbedaan masing-masing kelompok. Berikut adalah ringkasan untuk
analisis hasil :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Gambar 4. Bagan alur analisis hasil kadar glukosa darah
Gambar 5. Bagan alur analisis hasil LDDK 0-300 glukosa darah
Kadar glukosa darah
General-Linier Model Repeated Measured
Interaksi waktu pengambilan cuplikan dan perlakuan terhadap kadar glukosa darah
LDDK0-300 glukosa darah
Kolmogorov Smirnov normal tidak normal
non parametrik
varian berbeda
Kruskal Wallis
Mann Whitney
parametric
(Anova One Way)
varian sama
post hoc tests LSD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman
Banyak tanaman secara morfologi mirip sehingga tanaman pinang yang
digunakan dalam penelitian ini dilakukan determinasi agar tidak terjadi kekeliruan
dalam mengidentifikasi tanaman pinang supaya pada akhirnya dapat dikonfirmasi
bahwa tanaman yang dipakai memang benar pinang. Hasil determinasi tanaman
berdasarkan buku Flora untuk Sekolah di Indonesia menurut Stenis (1992)
menunjukkan ciri-ciri yang serupa. Gambaran lengkap tanaman pinang (lampiran 1 –
3).
B. Pembuatan Simplisia Uji dan Preparasi Bahan
Pembuatan simplisia uji sesuai dengan tata cara (halaman 27 – 29) dan
gambar hasil pembuatan simplisia (lampiran 4). Preparasi bahan sesuai dengan tata
cara (halaman 29 – 31) dan uraian lengkapnya (lampiran 7).
C. Percobaan Pendahuluan
1. Waktu resapan stabil glukosa
Reaksi antara glukosa dan reagen GOD-PAP merupakan reaksi enzimatis
yang menghasilkan senyawa berwarna, oleh karena itu perlu dilakukan uji stabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
H O H
HOH
CH2OH
H
OHOHH
OHOH
H
HC
OH
HOH
CH2OH
H
O
OHOH
+ O2 + H2O2
glukosa
GOD
asam glukonat hidrogen peroksida
H2O2 H2N
NN
CH3
OCH3
PAP
OH
O
NN
CH3N
OCH3
+ + + H2O
fenol
hidrogen peroksida
4 amino-antipirinkuinonimin
(berwarna merah muda)
glukosa untuk mengetahui operating time (OT) dari reaksi tersebut. Tujuan dari
penentuan operating time adalah untuk mengetahui waktu resapan saat senyawa
berwarna yang terbentuk memberikan resapan yang stabil pada pengukuran
menggunakan spektrofotometri visible. Pengukuran dilakukan pada panjang
gelombang 500 nm (sesuai pada leaflet enzim GOD-PAP) selama 60 menit.
Reagen GOD-PAP bekerja secara enzimatik dengan prinsip adanya GOD
(glucose oxidase) akan mengkatalisis oksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan
hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida akan bereaksi, dengan adanya enzim
peroksidase, bersama dengan fenol dan 4-amino-antipirin membentuk senyawa
kuinonimin yang berwarna merah muda (Gambar 6). Intensitas warna merah muda
yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi glukosa.
Gambar 6. Reaksi enzimatik antara glukosa dan reagen GOD-PAP (DiaSys, 2007)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Data penetapan waktu resapan stabil larutan glukosa standar 100 mg/dl dapat
dilihat pada tabel IV.
Tabel IV. Data hasil penetapan waktu resapan stabil larutan glukosa standar
Grafik hubungan resapan glukosa murni dengan waktu inkubasi seperti berikut:
Gambar 7. Grafik hubungan antara resapan dan waktu resapan stabil reaksi glukosa standar
pada λ 502 nm
Dari gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa pada menit ke-15 sampai menit
ke-30 memberikan grafik yang relatif datar, ini berarti pada menit tersebut terjadi
Waktu (menit) Resapan
35 0,363
40 0,362
45 0,361
50 0,361
55 0,361
60 0,360
Waktu (menit) Resapan
5 0,336
10 0,361
15 0,365
20 0,365
25 0,364
30 0,364
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
reaksi yang stabil dan sempurna antara glukosa murni dengan pereaksi GOD-PAP.
Sehingga penetapan kadar glukosa darah dapat dilakukan pada menit ke-15 sampai
dengan menit ke-30 setelah pemberian pereaksi GOD-PAP.
2. Penetapan panjang gelombang maksimum
Instrumen ukur (spektrofotometer visibel) serta kondisi yang digunakan
dalam penelitian ini berbeda dengan instrumen yang digunakan oleh DiaSys. Oleh
karena itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui besar panjang gelombang
yang memberi resapan yang maksimum.
Gambar 8. Kurva hubungan antara λ dan resapan maksimum glukosa selama operating time
Penetapan panjang gelombang maksimum diukur pada rentang panjang
gelombang 400 - 600 nm. Berdasarkan gambar di atas dapat kita lihat bahwa resapan
maksimum terjadi pada panjang gelombang 502 nm, sedangkan pada leaflet DiaSys
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
tertera bahwa panjang gelombang saat resapan maksimum terjadi pada panjang
gelombang 500 nm. Perbedaan panjang gelombang ini dikarenakan instrumentasi
yang digunakan belum tentu sama, oleh karena itu pada pengukuran kadar glukosa
pada percobaan ini dilakukan pada panjang gelombang 502 nm.
3. Pembuatan kurva baku
Percobaan ini menggunakan larutan glukosa monohidrat 10 mg/ml sebagai
larutan stok glukosa. Pelarut yang digunakan adalah larutan asam benzoat dengan
tujuan untuk mengawetkan glukosa selama kurun waktu tertentu. Pengawetan ini
disebabkan karena glukosa merupakan komponen penyusun mikroorganisme dan
media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme sehingga penggunaan asam
benzoat ini diharapkan dapat meminimalkan faktor-faktor yang dapat mengganggu
penetapan kadar glukosa darah.
Pada penelitian ini penetapan kadar glukosa darah dilakukan secara
spektrofotometri sehingga harus memenuhi persyaratan hukum Lambert-Beer.
Hukum Lambert-Beer menjelaskan bahwa resapan akan meningkat seiring dengan
meningkatnya kadar. Oleh karena itu perlu dilakukan pembuatan kurva baku untuk
menunjukkan bahwa penetapan kadar glukosa dan secara spektrofotometri ini telah
memenuhi hukum Lambert-Beer.
Kurva baku dibuat dengan kadar 75 mg/dl, 100 mg/dl, 150 mg/dl, 200 mg/dl,
dan 225 mg/dl. Kadar glukosa ditetapkan pada panjang gelombang 502 nm dan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
resapan maksimum pada menit ke 15 - 30 menit sesuai dengan percobaan
pendahuluan yang telah dilakukan di atas.
Dari hasil pengukuran resapan larutan glukosa standar pada panjang
gelombang 502 nm diperoleh data sebagai berikut:
Tabel V. Hubungan kadar dan resapan glukosa pada λ 502 nm
Kadar (mg/dl) Resapan Persamaan Regresi Linear
75,37 100,49 150,74 200,99 226,11
0,266 0,343 0,478 0,668 0,717
A = 0,03217 B = 0,00306 r = 0,9976
y = 0,00306 x + 0,03217
Dari tabel V di atas terlihat bahwa harga koefisien regresi hubungan kadar dan
resapan glukosa pada λ 502 nm mendekati ±1, dan setelah dibandingkan dengan r
tabel dengan taraf kepercayaan 95% dengan df3 (df: degree of freedom, yaitu jumlah
sampel dikurangi dua) didapat bahwa r tabel sebesar 0,878. Dapat dilihat bahwa
harga r hitung lebih besar dari r tabel, sehingga dapat disimpulkan persamaan kurva
baku tersebut memiliki linieritas yang baik.
Pada persamaan kurva baku tersebut sudut yang dibentuk oleh kurva
hubungan konsentrasi dan serapan sangat kecil, sehingga dari segi sensitivitas, kurva
tersebut tidak dapat disajikan. Oleh karena itu diperlukan faktor koreksi (manipulasi)
menjadi 300 kali lebih besar, sehingga persamaan kurva baku yang diperoleh menjadi
y = 0,918 x + 9,651 dengan r = 0,9976.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Gambar 9. Kurva baku glukosa pada λ maksimum 502 nm selama operating time
4. Penetapan waktu pemberian suspensi glibenklamida
Waktu pemberian suspensi glibenklamida (dosis 0,45 mg/kgBB) didasarkan
pada prosentase penurunan harga luas daerah di daerah kurva dari menit ke-0 sampai
menit ke-300 (LDDK0-300). Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK0-
300 teringkas pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel VI. Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK0-300 suspensi glibenklamida
Waktu pemberian suspensi
glibenklamida sebelum UTGO
(menit ke-)
LDDK0-300 (mg.menit /dl) Selisih LDDK0-
300 (mg menit /dl)
% Selisih LDDK0-300
Kontrol negatif
(CMC-Na)
Perlakuan (suspensi
glibenklamida)
15 40435,52 25659,99 14775,53 36,54
30 46982,48 19380,68 27601,80 58,75
45 45915,03 31039,28 14875,75 32,40
Dari tabel VI dapat kita lihat bahwa suspensi glibenklamida yang diberikan
secara per-oral pada menit ke-30 sebelum UTGO dapat menurunkan harga LDDK0-300
sebesar 58,75% yang nilainya paling besar dibandingkan pemberian pada menit yang
lain sehingga ditetapkan pemberian suspensi glibenklamida yang digunakan yaitu 30
menit sebelum UTGO. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 10.
Gambar 10. Diagram pengaruh waktu pemberian glibenklamida terhadap % selisih LDDK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Dari gambar 10 dapat kita amati bahwa pada menit ke-30 glibenklamida
memberikan prosentase selisih LDDK0-300 yang paling besar terhadap kontrol
dibandingkan dengan menit-menit lainnya. Pada menit ke-30 ini glibenklamida
menunjukkan kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah paling
tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Jadi, kemampuan glibenklamida yang
paling efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah adalah pada menit ke-30,
sehingga digunakan menit ke-30 sebagai waktu pemberian glibenklamida.
5. Penetapan waktu pemberian infusa biji pinang
Waktu pemberian infusa biji pinang didasarkan pada prosentase penurunan
harga luas daerah di daerah kurva dari menit ke-0 sampai menit ke-300 (LDDK0-300).
Dosis yang digunakan sesuai dengan penggunaan dalam masyarakat yaitu sebesar
0,765 g/kgBB. Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK0-300 teringkas
pada tabel berikut:
Tabel VII. Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK0-300 infusa biji pinang
Waktu pemberian infusa biji pinang sebelum UTGO (menit ke-) LDDK0-300 (mg.menit/dl)
15 33059.400
30 31982.133
45 36255.125
Dari tabel VII dapat kita lihat bahwa infusa biji pinang yang diberikan secara
per-oral pada menit ke-30 sebelum UTGO memberikan harga LDDK0-300 yang
nilainya paling kecil, yaitu sebesar 31982.133 mg.menit/dl, sehingga ditetapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
pemberian infusa biji pinang adalah 30 menit sebelum UTGO. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar 11.
Gambar 11. Diagram pengaruh waktu pemberian infusa biji pinang terhadap LDDK
Dari gambar 11 dapat diamati bahwa pada menit ke-30 infusa biji pinang
menunjukkan kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah paling
tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Jadi, kemampuan infusa biji pinang yang
paling efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah adalah pada menit ke-30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
D. Efek Hipoglikemik Infusa Biji Pinang
Pada penelitian ini dilakukan penetapan kadar glukosa darah dengan kontrol
negatif aquadest; kontrol positif suspensi glibenklamida 0,45 mg/kgBB; dan dibuat
juga kontrol negatif larutan CMC-Na 1% sebagai pensuspensi glibenklamida; serta
empat kelompok perlakuan yaitu kelompok I diberi infusa biji pinang dengan dosis
0,51 g/kgBB, kelompok II diberi infusa biji pinang dengan dosis 0,765 g/kgBB,
kelompok III diberi infusa biji pinang dengan dosis 1,147 g/kgBB, dan kelompok IV
diberi infusa biji pinang dengan dosis 1,721 g/kgBB.
Kadar glukosa darah diukur menggunakan spektrofotometri visible dengan
metode enzimatik GOD-PAP. Sebelum dilakukan pengukuran resapan glukosa
perlakuan terlebih dahulu dilakukan pengukuran resapan glukosa standar.
Perhitungan kadar glukosa menggunakan perbandingan relatif antara kadar dan
resapan dari standar dan perlakuan. Contoh perhitungan kadar dapat dilihat pada
lampiran 7, sedangkan data kadar glukosa darah pada tiap perlakuan dan waktu
sampling dapat dilihat pada tabel VIII ataupun lampiran 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel VIII. Data kadar glukosa darah rata-rata dan LDDK0-300 setiap kelompok perlakuan Kelompok Perlakuan
Kadar glukosa darah rata-rata (mg.menit/dl) tikus putih jantan LDDK0-300 (mg.menit/dl) 0 15 30 45 60 90 120 180 240 300
Kontrol negatif aquades
128,581 159,251 195,821 189,402 176,109 142,975 147,385 138,955 132,212 129,359 44166,250
Kontrol negatif CMC-Na
122,288 160,288 164,160 138,408 129,128 112,656 113,517 111,120 108,907 113,824 35872,583
Kontrol positif 98,990 127,354 129,357 105,815 73,570 45,770 40,761 49,464 46,959 58,167 18573,372
Perlakuan I 105,787 166,413 150,603 129,226 140,636 120,840 127,301 119,740 117,884 112,523 37638,258
Perlakuan II 119,406 160,164 169,905 139,785 131,956 121,497 100,879 89,465 98,549 87,134 32991,651
Perlakuan III 101,396 134,421 133,667 131,403 116,661 117,648 115,849 118,518 118,286 101,919 35386,183
Perlakuan IV 117,096 130,458 147,693 134,267 130,716 124,519 125,940 124,197 127,166 120,905 38117,371
Keterangan : Kontrol negatif : aquades dan larutan CMC-Na 1 % Kontrol positif : suspensi glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB Perlakuan I : infusa biji pinang dosis 0,51 g/kgBB Perlakuan II : infusa biji pinang dosis 0,765 g/kgBB Perlakuan III : infusa biji pinang dosis 1,147 g/kgBB Perlakuan IV : infusa biji pinang dosis 1,721 g/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Grafik hubungan antara kadar glukosa darah dan waktu sampling dari tiap-
tiap kelompok perlakuan yaitu aquades, larutan CMC-Na, suspensi glibenklamida,
dan infusa biji pinang dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 12. Kurva hubungan antara waktu sampling dan kadar rata-rata glukosa darah akibat
pemberian aquades, CMC-Na, suspensi glibenklamida, dan infusa biji pinang
Keterangan : Kontrol negatif : aquades dan larutan CMC-Na 1 % Kontrol positif : suspensi glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB Dosis 1 : infusa biji pinang dosis 0,51 g/kgBB Dosis 2 : infusa biji pinang dosis 0,765 g/kgBB Dosis 3 : infusa biji pinang dosis 1,147 g/kgBB Dosis 4 : infusa biji pinang dosis 1,721 g/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Gambar 12 tersebut memaparkan respon kadar glukosa darah hewan uji
akibat pembebanan glukosa saat UTGO pada berbagai perlakuan. Pada kontrol
negatif aquades menunjukkan rata-rata kadar glukosa paling tinggi dibandingkan
perlakuan yang lain. Hal ini dikarenakan pada kontrol negatif, tikus hanya diberi
aquades yang tidak memiliki efek terapetik, sehingga kadar glukosa darah ditentukan
oleh kemampuan tubuh tikus untuk menurunkan kadar glukosa, akibatnya kelompok
kontrol negatif memberikan rata-rata kadar yang tinggi.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada kadar glukosa darah mencapai
maksimum pada menit ke-30 sampai menit ke-45, kemudian kadar glukosa darah
menurun kembali setelah dua sampai tiga jam setelah pemberian glukosa oral. Hal ini
sesuai dengan teori menurut Harper, Rodwell, dan Mayes (1979) di mana kadar
glukosa darah pada individu normal meningkat dalam satu jam setelah pemberian
glukosa oral. Absorpsi glukosa menjadi normal kembali setelah dua sampai tiga jam
setelah pemberian glukosa. Ini berarti tubuh hewan uji tersebut dalam keadaan sehat
karena masih dapat mentoleransi pembebanan glukosa UTGO pada tingkat normal.
Kontrol positif memberikan rata-rata kadar glukosa yang paling rendah
diantara kelompok perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan pada kontrol positif diberi
perlakuan suspensi glibenklamida yang merupakan obat hipoglikemik oral golongan
sulfonilurea yang memiliki efek terapetik menurunkan kadar glukosa darah.
Dari kelompok perlakuan I sampai IV, ternyata kelompok perlakuan II
dengan dosis infusa biji pinang 0,765 g/kgBB memberikan efek penurunan kadar
glukosa darah yang paling baik dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini terlihat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
harga LDDK0-300 kelompok perlakuan tersebut paling mendekati harga LDDK0-300
kontrol positif. Urutan penurunan kadar glukosa dari yang paling baik adalah
kelompok II (infusa biji pinang dengan dosis sebesar 0,765 g/kgBB), kelompok III
(infusa biji pinang dengan dosis sebesar 1,147 g/kgBB), kelompok I (infusa biji
pinang dengan dosis sebesar 0,51 g/kgBB), dan kelompok IV (infusa biji pinang
dengan dosis sebesar 1,721 g/kgBB).
Gambar 12 juga menunjukkan bahwa pada menit-menit awal kurva yang
terbentuk hampir berimpit, dan setelah dianalisis secara statistik diketahui pada menit
ke-0 hingga menit ke-30 tidak ada perbedaan bermakna dari setiap pengambilan
cuplikan pada menit yang sama, tetapi mulai menit ke-45 sampai menit ke-300
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna dari setiap pengambilan cuplikan di
menit yang sama. Jadi dapat disimpulkan dengan adanya perbedaan perlakuan
menunjukkan perbedaan pola penurunan kadar glukosa darah.
Data kadar glukosa darah kemudian dianalisis mengikuti tata cara rancangan
GLM Repeated Measure untuk melihat perbedaan harga kadar glukosa darah pada
setiap waktu cuplikan akibat berbagai perlakuan. Hasil analisis statistik secara GLM
Repeated Measure menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna apabila
probability (p < 0,05) dan perbedaan yang tidak bermakna apabila p>0,05. Hasil
analisis dapat dilihat pada lampiran 10 dan teringkas pada tabel IX.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel IX. Hasil analisis GLM Repeated Measure kadar glukosa darah
Subjek variasi Jumlah kuadrat Db Rata-rata kuadrat F p
Tes antar subjek - Periode (waktu) 113231,035 9 12581,226 53,699 0,000BB
- Periode perlakuan 50385,704 54 933,069 3,983 0,000BB
Di antara subjek - Perlakuan (dosis) 156063,783 6 26010,630 41,252 0,000BB
Keterangan : BB = berbeda bermakna (p < 0,05)
TB = berbeda tidak bermakna (p > 0,05)
Pada tabel IX dapat kita lihat adanya perbedaan yang bermakna (p < 0.05)
antara purata kadar glukosa darah hewan uji yang dipengaruhi oleh periode waktu
(p=0.000). Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik terjadi perbedaan kadar
glukosa darah yang bermakna (signifikan) dari setiap waktu sampling darah (menit
ke 0-300) pada taraf kepercayaan 95%. Juga terlihat perbedaan yang bermakna
(p<0.05) antara purata kadar plasma hewan uji yang dipengaruhi oleh perlakuan
(dosis), sehingga perlakuan antar kelompok terbukti memberi pengaruh signifikan
terhadap perbedaan kadar glukosa darah pada menit ke 0-300 dengan taraf
kepercayaan 95%.
Kemampuan infusa biji pinang dalam menurunkan kadar glukosa darah dapat
diperjelas dengan membandingkan nilai LDDK0-300 (Luas Daerah Di bawah Kurva)
glukosa darah dari masing-masing kelompok. LDDK0-300 merupakan besaran yang
menggambarkan jumlah glukosa darah yang diamati pada menit ke-0 sampai menit
ke-300 pada setiap kelompok perlakuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel X. Pengaruh praperlakuan infusa biji pinang terhadap LDDK0-300 kadar glukosa darah tikus putih jantan dan prosentase perbedaan terhadap kelompok negatif dan positif
Kelompok perlakuan N Mean LDDK0-300 ± SE (mg.menit/dl)
prosentase perbedaan terhadap
Kontrol negatif aquades
Kontrol positif
Kontrol negatif aquades 5 44166,250±1198,945 - - Kontrol negatif CMC-Na 5 35872,583±392,180 - 93,14 BB Kontrol positif 5 18573,372±328,880 -48,22* BB - Perlakuan I 5 37638,257±876,580 -14,78 BB 102,64 BB Perlakuan II 5 32991,651±1100,489 -25,30 BB 77,62 BB Perlakuan III 5 35386,183±731,088 -19,88 BB 90,52 BB Perlakuan IV 5 38117,371±1262,773 -13,69 BB 105,23 BB Keterangan : Kontrol negatif : aquades dan larutan CMC-Na 1 % Kontrol positif : suspensi glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB Perlakuan I : infusa biji pinang dosis 0,51 g/kgBB Perlakuan II : infusa biji pinang dosis 0,765 g/kgBB Perlakuan III : infusa biji pinang dosis 1,147 g/kgBB Perlakuan IV : infusa biji pinang dosis 1,721 g/kgBB
BB : berbeda bermakna (p<0.05) TB : berbeda tidak bermakna (p>0.05)
* : prosentase perbedaan kontrol positif glibenklamid terhadap kontrol negatif CMC-Na sebagai pelarut glibenklamid
Tabel X di atas menunjukkan adanya perbedaan antara kelompok kontrol
positif, perlakuan I, II, III, dan IV terhadap kontrol negatif, dengan perbedaan harga
LDDK0-300 berturut-turut sebesar 48,22%, 14,78%, 25,30%, 19,88%, dan 13,69%.
Penurunan yang paling besar terlihat pada kontrol positif yang diberi glibenklamida.
Sedangkan untuk kelompok perlakuan infusa biji pinang, perlakuan II dengan dosis
0,765 g/kgBB memberikan penurunan yang paling besar.
Perbedaan kontrol positif yang diberi glibenklamida terhadap kontrol negatif,
perlakuan I, II, III, dan IV berturut-turut sebesar 93,14%, 102,64%, 77,62%, 90,52%,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dan 105,23%. Pada perlakuan infusa biji pinang, perlakuan II dengan dosis 0,765
g/kgBB memberikan perbedaan terhadap kontrol positif yang paling kecil.
Berdasarkan hasil di atas terlihat bahwa perlakuan infusa biji pinang dosis II lebih
efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan dengan dosis lainnya.
Gambaran Mean LDDK pada tiap kelompok perlakuan dapat dilihat pada gambar 13.
Gambar 13. Diagram LDDK0-300 glukosa darah masing-masing perlakuan
Keterangan : Kontrol negatif : aquades dan larutan CMC-Na 1 % Kontrol positif : suspensi glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB Dosis 1 : infusa biji pinang dosis 0,51 g/kgBB Dosis 2 : infusa biji pinang dosis 0,765 g/kgBB Dosis 3 : infusa biji pinang dosis 1,147 g/kgBB Dosis 4 : infusa biji pinang dosis 1,721 g/kgBB
Data LDDK0-300 dari tujuh kelompok perlakuan ini kemudian dianalisis
menggunakan uji Anova One Way untuk terlebih dahulu mengetahui homogenitas
variansi data LDDK0-300. Dari hasil uji tersebut menunjukkan bahwa variansi data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
LDDK0-300 memang berbeda, sehingga uji Anova One Way tidak dapat dilanjutkan,
Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam uji Anova One Way, antara lain data
mempunyai distribusi normal, variansi data sama, dan masing-masing data berdiri
sendiri. Perbedaan variansi data LDDK0-300 dapat dilihat dari tabel XI yang
menunjukkan nilai p < 0,05 yaitu 0,003.
Tabel XI. Hasil analisis homogenitas variansi menggunakan uji Anova One Way Levene Statistic df1 df2 Sig. 4,286 6 28 .003
Oleh karena itu data LDDK0-300 dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis
untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai LDDK0-300 yang bermakna dari
kelompok-kelompok perlakuan. Berdasarkan tabel XII dapat diketahui bahwa
ketujuh kelompok perlakuan memiliki rata-rata LDDK0-300 (Mean) yang memang
berbeda. Hal ini disebabkan berdasarkan nilai probabilitasnya, data LDDK0-300
tersebut menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.000 atau p < 0,05.
Tabel XII. Test Mean LDDK0-300 ketujuh kelompok perlakuan dengan uji Kruskal-Wallis LDDK Chi-Square 26,427Df 6Asymp. Sig. 0,000
Setelah diketahui bahwa ada perbedaan LDDK0-300 yang signifikan di antara
ketujuh kelompok perlakuan, masalah yang timbul adalah kelompok perlakuan mana
yang berbeda dan tidak berbeda. Untuk itu analisis Kruskal-Wallis ini dilanjutkan
dengan uji Mann-Whitney untuk mengetahui pengaruh peringkat dosis infusa biji
pinang pada masing-masing kelompok. Hasil uji dinyatakan berbeda bermakna antar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
kelompok perlakuan bila nilai p < 0,05. Hasil ini dapat dilihat pada lampiran 12 dan
secara ringkas dapat dilihat pada tabel XIII.
Hasil uji Mann-Whitney LDDK0-300 glukosa darah pada tabel XIII
menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif CMC-Na terhadap
kontrol positif dan menunjukkan perbedaan yang bermakna pula antara kontrol
negatif aquades terhadap kelompok perlakuan I, II, III, dan IV. Hal ini berarti kontrol
positif dan kelompok perlakuan I, II, III, dan IV dapat menurunkan kadar glukosa
darah bila dibandingkan dengan kontrol negatif.
Berdasarkan tabel juga dapat dilihat bahwa kelompok perlakuan I, II, III, dan
IV menunjukkan perbedaan yang bermakna bila dibandingkan terhadap kontrol
positif yang menerima perlakuan glibenklamida. Ini berarti bahwa kemampuan
kelompok perlakuan I, II, III, dan IV memiliki kemampuan dalam menurunan kadar
glukosa darah namun tidak sebanding dengan kontrol positif hal ini juga tampak dari
LDDK nya yang memiliki perbedaan bermakna dengan kontrol positif.
Sementara bila dilihat dari nilai LDDK nya, kelompok perlakuan II memiliki
nilai LDDK yang paling kecil bila dibandingkan dengan kelompok perlakuan I, III,
dan IV. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok perlakuan II memiliki
kemampuan menurunkan kadar glukosa darah yang lebih baik dari kelompok
perlakuan I, III, dan IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel XIII. Hasil uji Mann-Whitney LDDK0-300 glukosa darah tikus putih jantan terbebani glukosa
Kelompok Kontrol negatif aquades
Kontrol negatif
CMC-Na
Kontrol positif
Dosis I
Dosis II
Dosis III
Dosis IV
Kontrol negatif aquades
- - - BB BB BB BB
Kontrol negatif CMC-Na
- - BB - - - -
Kontrol positif
- BB - BB BB BB BB
Dosis I BB - BB - BB TB TB Dosis II BB - BB BB - TB TB Dosis III BB - BB TB TB - TB Dosis IV BB - BB TB TB TB - Keterangan:
BB : berbeda bermakna (p<0.05) TB : berbeda tidak bermakna (p>0.05) Kontrol negatif : aquades dan larutan CMC-Na 1 % Kontrol positif : suspensi glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB Dosis I : infusa biji pinang dosis 0,51 g/kgBB Dosis II : infusa biji pinang dosis 0,765 g/kgBB Dosis III : infusa biji pinang dosis 1,147 g/kgBB Dosis IV : infusa biji pinang dosis 1,721 g/kgBB
Pada uji Mann-Whitney, antara kontrol positif dengan kontrol negatif
aquades tidak dibandingkan karena yang digunakan untuk melarutkan glibenklamida
adalah larutan CMC-Na 1%, dan bukan aquades, sehingga kontrol positif tidak perlu
dibandingkan dengan kontrol negatif aquadest. Sedangkan kelompok perlakuan
infusa biji pinang dosis I, II, III dan IV tidak dibandingkan dengan kontrol negatif
CMC-Na 1% karena yang digunakan untuk membuat sediaan infusa adalah aquades,
dan bukan larutan CMC-Na 1%, sehingga tidak ada hubungan antara kontrol negatif
CMC-Na 1% dengan kelompok perlakuan infusa biji pinang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Terjadinya penurunan kadar glukosa dalam darah setelah pemberian infusa
biji pinang sebenarnya dapat dilihat dari kandungan di dalam biji pinang yang
memiliki efek hipoglikemik. Kandungan dalam biji pinang yang memberikan efek
hipoglikemik adalah ascorbic-acid, beta-sitosterol, manganese, dan niacin (Duke,
2007), namun karena teknik penyarian yang digunakan adalah infusa dengan aquades
sebagai pelarut yang bersifat polar, maka kandungan kimia dalam biji pinang yang
akan tersari adalah ascorbic-acid, manganese, dan niacin karena sifat dari ketiganya
yang juga polar.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa infusa biji pinang memiliki efek
hipoglikemik karena terbukti mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus
percobaan, sehingga dapat dikatakan hipotesis terbukti.
Efek hipoglikemik yang terjadi setelah pemberian infusa biji pinang relatif
kecil bila dibandingkan dengan glibenklamida, untuk itu disarankan pemberian dosis
secara berulang. Hal ini disebabkan penggunaan obat dari bahan alam tidak dapat
langsung memberikan efek yang maksimal, sehingga harus digunakan dalam jangka
panjang. Keuntungan dari penggunaan obat dari bahan alam bila dibandingkan
dengan obat antidiabetes oral adalah dapat meminimalkan efek samping yang akan
ditimbulkan, seperti terjadinya hipoglikemia. Jadi dengan diberikannya dosis secara
berulang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan biji pinang dalam menurunkan
kadar glukosa darah, dan meminimalkan efek samping.
Ada pula penelitian yang dilakukan oleh Sanubari (2008) yang juga
menggunakan biji pinang dengan dosis yang sama, namun berbeda dalam bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
sediaannya yaitu ekstrak etanolik. Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa
kelompok perlakuan II memberikan penurunan kadar glukosa darah pada tikus, hal
ini ditunjukkan dari hasilnya yang berbeda bermakna dengan kontrol negatif. Namun
seperti halnya pada infusa ternyata hasilnya juga berbeda bermakna dengan kontrol
positif, sehingga dapat dikatakan bahwa efeknya tidak sebanding dengan kontrol
positif.
Jika kedua penelitian ini dibandingkan, dapat disimpulkan bahwa bentuk
sediaan ekstrak etanolik biji pinang memiliki kemampuan yang lebih besar untuk
menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan dengan bentuk sediaan infusa biji
pinang. Hal ini dapat dilihat dari mean LDDK0-300 kelompok perlakuan II bentuk
sediaan infusa biji pinang yang lebih besar dari bentuk sediaan ekstrak etanolik biji
pinang. LDDK0-300 kelompok perlakuan II infusa biji pinang yaitu sebesar 32991,651
mg.menit/dl dan pada ekstrak etanolik adalah sebesar 27804,937 mg.menit/dl. Hal ini
disebabkan masih ada kandungan dalam biji pinang yang tidak ikut tersari dalam
infusa, yaitu beta-sitosterol yang bersifat non polar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Infusa biji pinang memiliki efek hipoglikemik karena terbukti dapat menurunkan
kadar glukosa darah tikus percobaan. Kemampuan infusa biji pinang dosis 0,51
g/kgBB sampai 1,721 g/kgBB dalam menurunkan kadar glukosa darah adalah
sebesar 13,69% sampai 25,30% terhadap kontrol negatif aquades.
2. Pada dosis II (0,765 g/kgBB) menunjukkan penurunan kadar glukosa darah paling
besar dibandingkan dosis infusa biji pinang yang lain. Jika dibandingkan dengan
glibenklamida, pada dosis 0,765 g/kgBB kemampuannya berbeda bermakna,
dengan persentase perbedaan daya sebesar 77,62% terhadap glibenklamida.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pemberian dosis secara berulang dan
dengan teknik penyarian yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
DAFTAR PUSTAKA
Adam, M.F., 2000, Klasifikasi dan Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus yang Baru, Cermin Dunia Kedokteran, 127, 37-40, Jakarta
Anderson, 1984, Patofisiologi, Edisi II, 1109-1112, EGC, Jakarta Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 12, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta Anonim, 1991, Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik
(Pedoman Pengujian dan Pengembangan Fitofarmaka), 233-240, Balai Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam, Jakarta
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 410, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta Anonim, Tanaman Pinang, http://id.wikipedia.org/wiki/Pohon_Pinang. Diakses
tanggal 5 Mei 2007
Cartailler, J.P., 2004, Insulin - from secretion to action, www.betacell.org/content/ articles/print.php?aid=1. Diakses tanggal 25 April 2008
Chun, C., 2007, Betel-quid use is associated with heart disease in woman,
www.american journal of clinical nutrition, volume 85, No.5. Diakses tanggal 10 Mei 2007
Covington, M.B., 2001, Traditional Chinese Medicine in the Treatment of Diabetes,
http://www.oup.co.uk/jnls/. Diakses tanggal 29 Mei 2007
DiaSys, 2007, Leaflet GOD-PAP, Germany DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., dan Posey, L.M.,
2005, Pharmacotherapy, Sixth Edition, 1333, McGraw-Hill Companies, USA Dollery, S.C., 1999, Therapeutic Drugs, Second Edition, Vol I, G 66-68, Churchill
Livingstone, London Duke, J., 2007, Dr. Duke’s Phytochemical and Ethnobotanical Database, http//.ars-
grin.gov. Diakses tanggal 30 Oktober 2007 Fatah, A.M., 1989, Spektroskopi, 1, 45-46, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Handoko, T., dan Suharto, B., 1995. Insulin, Glukagon dan Anti Diabetik Oral dalam Farmakologi dan Terapi, (Ed), Edisi 4, 462-473, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Harper, H.H., Rodwell, V.W., and Mayes, P.A., 1979, Biochemistry, diterjemahkan
oleh Martin Muliawan, Edisi 16, 392-554, EGC, Jakarta Irawan, M.A., 2007, Glukosa dan Metabolisme Energi, http://www.pssplab.com/
journal/06.pdf. Diakses tanggal 25 April 2008 Katzung, B.G., 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik, diterjemahkan oleh Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Buku 2 Edisi 8, 698, Salemba Medika, Jakarta
Khopkar, 1990, Basic Concepts of Analytical Chemistry diterjemahkan oleh
Saptoraharjo, A., 193, 204, UI Press, Jakarta Lanywati, E., 2006, Diabetes Mellitus Penyakit Kencing Manis, 22-28, 30, Kanisius,
Yogyakarta Martin, D.W., Mayes, P.A., and Rodwell, V.W., 1983, Harper’s: Review of
Biochemistry, diterjemahkan oleh Adji Dharma, Ed XIX, 278-281, Penerbit Buku Kedokteran EGc, Jakarta
Merentek, E., 2006, Resistensi Insulin Pada Diabetes mellitus Tipe 2, Majalah
Cermin Dunia Kedokteran, No.150, 38, 39, Jakarta Mulja, M. dan Suharman, 1995, Analisis Instrumental, 1-59, 238, Airlangga
Universitas Press, Surabaya Ogunkolade, W.B., 2006, Vitamin D Metabolism in peripheral Blood Mononuclear
Cells Is Influenced by Chewing “Betel Nut” (Areca catechu) and Vitamin D Status, www.jcem.endojournals.org. Diakses tanggal 10 Mei 2007
Reasner, C., and DeFronzo, R.A., 2006, Diabetes and Carbohydrate Metabolism :
Classification And Diagnosis Of Diabetes Mellitus , http://www.endotext.org/ diabetes/diabetes1/diabetesframe1.htm. Diakses tanggal 21 April 2008
Rushakoff, R., and Goldfine, I., 2006, Diabetes and Carbohydrate Metabolism : Non
Type 1 - Non Type 2 Diabetes Mellitus, http://www.endotext.org/ diabetes/diabetes7/diabetesframe7.htm. Diakses tanggal 21 April 2008
Sanubari, F.D., 2008, Efek Hipoglikemik Ekstrak Etanolik Biji Pinang (Areca
catechu L.) Pada Tikus Putih Jantan Terbebani Glukosa, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Skoog, 1985, Principles of Instrumen Analysis, 3rd Ed, 22, 164-165, Saunders College Publishing, Philadelphia
Smet, B., 1994, Psikologi Kesehatan, 4-6, PT. Gramedia Widiasarana, Indonesia Stenis, V., 1992, Flora untuk Sekolah di Indonesia, diterjemahkan oleh Moeso
Surjowinoto, Edisi VI, PT. Pradnya Paramita, Jakarta Suyono, S., 2002, Patofisiologi Diabetes Mellitus, dalam Soegondo, Sidartawan,
(Ed), Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu, Cetakan II, 7-15, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting, Ed V, cetakan I, 695-695,
Penerbit PT.Elex Media Komputindo Gramedia, Jakarta Triplitt, C.L., Reasner, C.A., dan Isley, W.L., 2005, Endocrinologic Disorder, in
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey, L.M., (Eds), dalam Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 6th Edition, 1333-1363, McGraw-Hill Companies, USA
Tsai, dan Jung-Fa, 2004, Habitual Betel Quid Chewing and Risk for Hepatocellular
Carsinoma Complicating Cirrhosis, www.medicine-abstract: volume 83. Diakses tanggal 10 Mei 2007
Wells, B.G., 2003, Pharmacotherapy Handbook, 5th Edition, 183, McGraw Hill
Companies, USA Widowati, L., Dzulkarnain, B., dan Sa’roni, 1997, Tanaman Obat untuk Diabetes
Mellitus, Cermin Dunia Kedokteran, 116, 53-60, Jakarta Wirahadikusumah, M., 1985, Biokomia: Metabolisme Energi, Karbohidrat dan
Lipid, Terbitan I, 27-29, Penerbit ITB, Bandung Yanti, 1982, the protective effects agains induced diarrhea of curcuma axtract,
Areca catechu extract and both extract combined with kaolin in albino rats, dalam daftar penelitian tanaman obat di beberapa perguruan tinggi di Indonesia, Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan R.I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 1. Determinasi Tanaman Pinang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 2. Foto Tanaman Pinang
Foto tanaman pinang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 3. Foto Daun, Bunga, Biji Pinang
Foto daun pinang
Foto bunga pinang
Foto biji pinang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 4. Foto Herbarium Basah dan Infusa Biji Pinang
Foto herbarium basah
Foto infusa biji pinang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 5. Foto Hewan Uji Percobaan (Tikus Putih Jantan)
Foto tikus putih jantan 1
Foto tikus putih jantan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 6. Foto Alat-alat Penelitian
Oven (Marius)
Timbang elektrik (Mettler Toledo AB204, Switzerland)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Sentrifuge (Hettich EBA 8S, Germany)
Vortex (Janke-Kunkel IKA®-Labortechnik)
Spektrofotometri visible (Optima®SP300, Japan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 7. Penyiapan Bahan
a. Pembuatan larutan asam benzoat 0,1% b/v
Berat kertas = 0,4658 g
Berat kertas + asam benzoat = 0,5665 g
Berat kertas + sisa = 0,4660 g -
Berat asam benzoat = 0,1005 g
Sebanyak 0,1005 g serbuk asam benzoat p.a. dilarutkan dengan aquades panas
dalam labu takar 100,0 ml sampai tanda.
b. Pembuatan Larutan Stock Glukosa 10 mg/ml
Berat kertas = 0,4040 g
Berat kertas + glukosa monohidrat = 1,4051 g
Berat kertas + sisa = 0,4048 g -
Berat glukosa monohidrat = 1,0003 g
Glukosa Monohidrat sebanyak 1,0003 g dilarutkan dengan larutan asam benzoat
0,1% p.a. b/v dalm labu takar 50 ml sampai tanda.
c. Natrium oksalat 2% b/v
Berat kertas = 0,4383 g
Berat kertas + natrium oksalat = 5,4819 g
Berat kertas + sisa = 0,4458 g -
Berat natrium oksalat = 5,0361 g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Natrium Oksalat sebanyak 5,0361 g dilatutkan dengan aquadest dalam labu takar
250 ml sampai tanda.
d. Keseragaman bobot tablet
Berat rata-rata tablet glibenklamida = 201,79 mg. Berdasarkan Anonim
1979 tablet dengan bobot 151 mg – 300 mg memiliki penyimpangan rata-rata
tablet pada kolom A = 7.5 % dan kolom B = 15%
Kolom A: 7,5% x 201,79 mg = 15,13 mg ± 201,79 mg. Berdasarkan
penimbangan dua puluh tablet, tidak ada tablet yang menyimpang dari range
186,66 mg – 216,92 mg. Kolom B: 15% x 201,79 mg = 30,2685 mg ± 201,79 mg.
Berdasarkan penimbangan dua puluh tablet, tidak ada tablet yang menyimpang
dari range 171, 5215 mg - 232,0585 mg. Ini berarti bahwa semua tablet
memenuhi keseragaman bobot tablet.
e. Pembuatan suspensi glibenklamida 0,1125mg/ml
Berat rata-rata tablet glibenklamida = 201,79 mg
Tiap tablet mengandung 5 mg zat aktif glibenklamida sehingga serbuk yang harus
ditimbang untuk mendapatkan 25 mg zat aktif adalah
= (25 mg : 5 mg ) x 201,79 mg = 1,008975 g
Sejumlah 1,008975 g dilarutkan dalam labu ukur 10 ml sebagai larutan induk
dengan konsentrasi 0,25%. Untuk mendapatkan suspensi glibenklamida dengan
konsentrasi 0,1125 mg/ml dengan volume 10 ml, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
C1 . V1 = C2 . V2
25 mg/10ml . x = 0,1125 mg/ml . 10 ml
x = 0,45 ml
Sebanyak 0,45 ml larutan induk dilarutkan dalam labu ukur 10 ml dengan
aquades hingga tanda.
f. Perhitungan Volume Penyuntikan
• Glibenklamida
D : 0,45 mg/kgBB
C : 0,1125 mg/ml
BB : 188,3 g
V = (D x BB) = 0,45 mg/kgBB x 188,3 g = 0,75 ml C 0,1125 mg/ml
• Infusa biji Pinang dosis 0,51 g/kgBB
D : 0,51 g/kgBB
C : 0,1 g/ml
BB : 183,1 g
V = (D x BB) = 0,51g/kgBB x 0,1831kg = 0,934 ml C 0,1 g/ml
• Glukosa
D : 1,75 g/kgBB
C : 15 g/100ml
BB : 178,7 g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
V = (D x BB) = 1,75 g/kgBB x 178,7 g = 2,085 ml C 15 g/100ml
g. Perhitungan LDDK0-300
Menit 0 15 30 45 60 90 120 180 240 300
Resapan 0,389 0,416 0,475 0,425 0,430 0,333 0,395 0,386 0,323 0,352
Kadar 119,54 127,84 145,97 130,60 132,14 102,33 121,38 118,62 99,26 108,17
Standar glukosa 100.18 mg/dl = 0,326
Kadar glukosa menit 0 = (0,389: 0,326) x 100.18 mg/dl = 119,54 mg/dl
LDDK 0-300 = 15-0 x (119,54 + 127,84) + 30-15 x (127,84+ 145,97) + 2 2
45-30 x (145,97+ 130,60) + 60-45 x (130,60+ 132,14) + 2 2
90-60 x (132,14+ 102,33) + 120-90 x (102,33+ 121,38) + 2 2
180-120 x (121,38+ 118,62) + 240-180 x (118,62+ 99,26) + 2 2
300-240 x (99,26+ 108,17) 2
= 34785,66 mg.menit /dl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 8. Data kadar glukosa darah (mg/dl) pada tiap perlakuan dan waktu sampling
Tabel I KONTROL NEGATIF AQUADEST 0 15 30 45 60 90 120 180 240 300 LDDK 1 154,323 166,642 226,297 191,606 183,825 148,487 152,053 150,108 143,300 145,893 47339,9132 138,112 188,040 229,214 194,848 161,131 144,272 139,733 127,413 114,121 108,609 42209,335 3 98,883 124,820 148,163 153,674 153,998 131,304 136,815 138,112 154,971 141,354 42527,869 4 138,436 140,706 196,470 208,789 206,844 144,272 164,049 157,565 132,925 127,089 46834,150 5 113,148 176,044 178,962 198,091 174,748 146,542 144,272 121,578 115,742 123,847 41919,981 x 128,581 159,251 195,821 189,402 176,109 142,975 147,385 138,955 132,212 129,359 44166,250
Tabel II KONTROL NEGATIF CMC-Na
0 15 30 45 60 90 120 180 240 300 LDDK 1 119,540 127,837 145,968 130,603 132,139 102,331 121,384 118,618 99,258 108,170 34785,661 2 127,837 167,786 169,937 142,280 131,832 118,311 127,222 104,482 103,868 104,175 36025,619 3 118,618 176,083 169,015 130,603 131,525 102,946 96,492 124,149 122,306 124,457 36935,997 4 113,701 150,270 172,396 141,666 98,029 120,769 128,144 107,248 114,930 122,306 36412,818 5 133,676 179,464 163,484 146,890 152,114 118,925 94,341 101,102 104,175 110,014 35202,822 x 122,674 160,288 164,160 138,408 129,128 112,656 113,517 111,120 108,907 113,824 35872,583
Tabel III KONTROL POSITIF 0 15 30 45 60 90 120 180 240 300 LDDK 1 100,806 141,817 133,678 93,606 54,786 39,759 36,315 53,534 55,099 50,716 18391,6392 115,833 130,860 138,687 106,754 76,074 62,926 66,369 44,142 38,820 44,768 19420,050 3 98,615 122,407 121,468 102,371 90,162 42,890 24,419 36,628 48,838 75,761 17748,296 4 86,092 125,225 132,112 112,703 69,500 34,124 30,680 50,716 49,464 62,613 18053,532 5 93,606 116,459 120,842 113,642 77,326 49,151 46,020 62,299 42,577 56,977 19253,344 X 98,990 127,354 129,357 105,815 73,570 45,770 40,761 49,464 46,959 58,167 18573,372
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel IV PERLAKUAN I
0 15 30 45 60 90 120 180 240 300 LDDK 1 107,574 201,400 172,187 139,193 120,290 115,135 123,383 122,352 94,514 103,793 36337,062 2 99,669 154,315 126,133 120,634 147,441 123,040 136,443 120,290 166,344 104,481 40244,772 3 135,412 214,460 181,810 137,818 179,404 131,632 147,785 98,638 90,046 129,913 38881,198 4 89,015 144,348 153,628 123,383 125,789 116,166 119,259 114,791 112,042 102,075 35342,091 5 97,263 117,541 119,259 125,102 130,257 118,228 109,636 142,630 126,476 122,352 37386,164 x 105,787 166,413 150,603 129,226 140,636 120,840 127,301 119,740 117,884 112,523 37638,258
Tabel V PERLAKUAN II
0 15 30 45 60 90 120 180 240 300 LDDK 1 112,055 155,682 176,300 150,901 137,454 119,824 112,055 101,596 108,469 86,955 35026,119 2 121,617 131,478 159,865 117,732 122,812 108,170 87,851 98,309 88,449 81,875 30671,666 3 128,191 188,850 174,208 152,395 145,522 130,581 110,860 101,298 105,481 92,034 36041,337 4 124,605 130,581 164,048 132,972 120,422 123,410 92,034 69,026 99,505 90,242 30720,970 5 110,561 194,228 175,104 144,924 133,569 125,501 101,596 77,094 90,839 84,564 32498,161 x 119,406 160,164 169,905 139,785 131,956 121,497 100,879 89,465 98,549 87,134 32991,651
Tabel VI PERLAKUAN III 0 15 30 45 60 90 120 180 240 300 LDDK 1 97,798 163,384 146,262 125,367 110,277 107,955 123,626 112,018 93,445 84,739 33411,651 2 100,410 111,728 94,896 102,731 113,179 147,422 132,042 124,497 145,101 99,829 37475,200 3 81,547 95,767 115,790 125,077 112,308 103,602 93,735 117,822 125,367 134,944 34153,841 4 107,084 134,654 147,713 132,912 116,951 108,826 112,308 119,273 116,081 115,500 35568,575 5 120,144 166,576 163,674 170,929 130,591 120,434 117,532 118,983 111,437 74,582 36321,648 x 101,396 134,421 133,667 131,403 116,661 117,648 115,849 118,518 118,286 101,919 35386,183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel VII PERLAKUAN IV 0 15 30 45 60 90 120 180 240 300 LDDK 1 108,769 128,457 139,108 125,875 122,970 113,933 105,219 112,319 115,224 113,288 34688,245 2 126,521 143,627 163,315 148,468 153,632 131,039 143,304 131,685 135,880 126,198 41456,447 3 123,616 126,843 143,627 118,774 117,806 126,521 128,134 131,039 135,880 130,071 38895,375 4 120,065 114,901 140,399 131,039 127,489 126,843 117,483 112,965 115,547 112,965 35755,762 5 106,510 138,463 152,018 147,177 131,685 124,261 135,558 132,976 133,298 122,002 39791,024 x 117,096 130,458 147,693 134,267 130,716 124,519 125,940 124,197 127,166 120,905 38117,371
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 9. Hasil Uji Distribusi Data dengan Tes Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
3534677.957650.284
.216
.120-.2161.275
.077
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
LDDK
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 10. Hasil Uji GLM Repeated Measure data kadar glukosa darah General Linear Model
Within-Subjects Factors
Measure: kadar
kadar0kadar15kadar30kadar45kadar60kadar90kadar120kadar180kadar240kadar300
menit12345678910
DependentVariable
Between-Subjects Factors
kontrolnegatifaquadest
5
kontrolnegatifCMC
5
kontrolpositifglibenklamid
5
dosis 1infusa bijipinang
5
dosis 2infusa bijipinang
5
dosis 3infusa bijipinang
5
dosis 4infusa bijipinang
5
1
2
3
4
5
6
7
perlakuanValue Label N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Multivariate Testsc
.958 51.307a 9.000 20.000 .000 .958
.042 51.307a 9.000 20.000 .000 .95823.088 51.307a 9.000 20.000 .000 .95823.088 51.307a 9.000 20.000 .000 .958
2.798 2.427 54.000 150.000 .000 .466.004 3.881 54.000 106.575 .000 .603
19.703 6.689 54.000 110.000 .000 .76715.109 41.970b 9.000 25.000 .000 .938
Pillai's TraceWilks' LambdaHotelling's TraceRoy's Largest RootPillai's TraceWilks' LambdaHotelling's TraceRoy's Largest Root
Effectmenit
menit * perlakuan
Value F Hypothesis df Error df Sig.Partial EtaSquared
Exact statistica.
The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance level.b.
Design: Intercept+perlakuan Within Subjects Design: menit
c.
Mauchly's Test of Sphericityb
Measure: kadar
.004 138.005 44 .000 .370 .516 .111Within Subjects Effectmenit
Mauchly's WApprox.
Chi-Square df Sig.Greenhouse-Geisser Huynh-Feldt Lower-bound
Epsilona
Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized transformed dependent variables isproportional to an identity matrix.
May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of significance. Corrected tests are displayed inthe Tests of Within-Subjects Effects table.
a.
Design: Intercept+perlakuan Within Subjects Design: menit
b.
Tests of Within-Subjects Effects
Measure: kadar
113231.035 9 12581.226 53.699 .000 .657113231.035 3.333 33972.846 53.699 .000 .657113231.035 4.648 24360.761 53.699 .000 .657113231.035 1.000 113231.035 53.699 .000 .657
50385.704 54 933.069 3.983 .000 .46050385.704 19.998 2519.547 3.983 .000 .46050385.704 27.889 1806.681 3.983 .000 .46050385.704 6.000 8397.617 3.983 .005 .46059041.048 252 234.29059041.048 93.324 632.64859041.048 130.147 453.65159041.048 28.000 2108.609
Sphericity AssumedGreenhouse-GeisserHuynh-FeldtLower-boundSphericity AssumedGreenhouse-GeisserHuynh-FeldtLower-boundSphericity AssumedGreenhouse-GeisserHuynh-FeldtLower-bound
Sourcemenit
menit * perlakuan
Error(menit)
Type III Sumof Squares df Mean Square F Sig.
Partial EtaSquared
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tests of Between-Subjects Effects
Measure: kadarTransformed Variable: Average
5250176.243 1 5250176.243 8326.643 .000 .997156063.783 6 26010.630 41.252 .000 .898
17654.766 28 630.527
SourceInterceptperlakuanError
Type III Sumof Squares df Mean Square F Sig.
Partial EtaSquared
Tests of Within-Subjects Contrasts
Measure: kadar
55227.197 1 55227.197 67.356 .000 .7066763.856 1 6763.856 49.081 .000 .637
34766.903 1 34766.903 135.361 .000 .82915212.015 1 15212.015 73.942 .000 .725
174.390 1 174.390 .765 .389 .02779.285 1 79.285 .441 .512 .01671.941 1 71.941 .591 .448 .021
129.561 1 129.561 1.794 .191 .060805.887 1 805.887 9.298 .005 .249
24816.056 6 4136.009 5.044 .001 .5199909.425 6 1651.571 11.984 .000 .7205968.896 6 994.816 3.873 .006 .4541145.821 6 190.970 .928 .490 .1663010.370 6 501.728 2.200 .073 .3202876.635 6 479.439 2.669 .036 .3641161.074 6 193.512 1.591 .187 .254332.310 6 55.385 .767 .602 .141
1165.118 6 194.186 2.240 .069 .32422958.024 28 819.9293858.680 28 137.8107191.691 28 256.8465760.391 28 205.7286387.041 28 228.1095030.432 28 179.6583405.872 28 121.6382022.103 28 72.2182426.814 28 86.672
menitLinearQuadraticCubicOrder 4Order 5Order 6Order 7Order 8Order 9LinearQuadraticCubicOrder 4Order 5Order 6Order 7Order 8Order 9LinearQuadraticCubicOrder 4Order 5Order 6Order 7Order 8Order 9
Sourcemenit
menit * perlakuan
Error(menit)
Type III Sumof Squares df Mean Square F Sig.
Partial EtaSquared
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 11. Hasil uji Kruskal Wallis NPar Tests Kruskal-Wallis Test
Ranks
5 33.005 17.805 3.005 23.005 10.605 16.005 22.60
35
kelompokkontrol negatif aquadestkontrol negatif CMCkontrol positifdosis 1dosis 2dosis 3dosis 4Total
LDDKN Mean Rank
Test Statisticsa,b
26.4276
.000
Chi-SquaredfAsymp. Sig.
LDDK
Kruskal Wallis Testa.
Grouping Variable: kelompokb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 12. Hasil uji Mann Whitney NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
5 8.00 40.005 3.00 15.00
10
kelompokkontrol negatif aquadestkontrol positifTotal
LDDKN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
.00015.000-2.611
.009
.008a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
LDDK
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: kelompokb.
Ranks
5 8.00 40.005 3.00 15.00
10
kelompokkontrol negatif aquadestdosis 1Total
LDDKN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
.00015.000-2.611
.009
.008a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
LDDK
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: kelompokb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Ranks
5 8.00 40.005 3.00 15.00
10
kelompokkontrol negatif aquadestdosis 2Total
LDDKN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
.00015.000-2.611
.009
.008a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
LDDK
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: kelompokb.
Ranks
5 8.00 40.005 3.00 15.00
10
kelompokkontrol negatif aquadestdosis 3Total
LDDKN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
.00015.000-2.611
.009
.008a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
LDDK
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: kelompokb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Ranks
5 8.00 40.005 3.00 15.00
10
kelompokkontrol negatif aquadestdosis 4Total
LDDKN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
.00015.000-2.611
.009
.008a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
LDDK
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: kelompokb.
Ranks
5 8.00 40.005 3.00 15.00
10
kelompokkontrol negatif CMCkontrol positifTotal
LDDKN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
.00015.000-2.611
.009
.008a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
LDDK
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: kelompokb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Ranks
5 3.00 15.005 8.00 40.00
10
kelompokkontrol positifdosis 1Total
LDDKN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
.00015.000-2.611
.009
.008a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
LDDK
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: kelompokb.
Ranks
5 3.00 15.005 8.00 40.00
10
kelompokkontrol positifdosis 2Total
LDDKN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
.00015.000-2.611
.009
.008a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
LDDK
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: kelompokb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Ranks
5 3.00 15.005 8.00 40.00
10
kelompokkontrol positifdosis 3Total
LDDKN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
.00015.000-2.611
.009
.008a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
LDDK
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: kelompokb.
Ranks
5 3.00 15.005 8.00 40.00
10
kelompokkontrol positifdosis 4Total
LDDKN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
.00015.000-2.611
.009
.008a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
LDDK
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: kelompokb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Ranks
5 7.80 39.005 3.20 16.00
10
kelompokdosis 1dosis 2Total
LDDKN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
1.00016.000-2.402
.016
.016a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
LDDK
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: kelompokb.
Ranks
5 7.00 35.005 4.00 20.00
10
kelompokdosis 1dosis 3Total
LDDKN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
5.00020.000-1.567
.117
.151a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
LDDK
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: kelompokb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Ranks
5 5.20 26.005 5.80 29.00
10
kelompokdosis 1dosis 4Total
LDDKN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
11.00026.000
-.313.754
.841a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
LDDK
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: kelompokb.
Ranks
5 4.00 20.005 7.00 35.00
10
kelompokdosis 2dosis 3Total
LDDKN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
5.00020.000-1.567
.117
.151a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
LDDK
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: kelompokb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Ranks
5 3.60 18.005 7.40 37.00
10
kelompokdosis 2dosis 4Total
LDDKN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
3.00018.000-1.984
.047
.056a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
LDDK
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: kelompokb.
Ranks
5 4.00 20.005 7.00 35.00
10
kelompokdosis 3dosis 4Total
LDDKN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
5.00020.000-1.567
.117
.151a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
LDDK
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: kelompokb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 13. Hasil Uji Anova One Way Oneway
Descriptives
LDDK
5 44166.25 2680.921497 1198.945 40837.44590 47495.05330 41919.98 47339.915 35872.58 876.941053 392.1800 34783.71727 36961.44953 34785.66 36936.005 18573.37 735.397252 328.8796 17660.25591 19486.48849 17748.30 19420.055 37638.26 1960.093134 876.5803 35204.48032 40072.03448 35342.09 40244.775 32991.65 2460.767143 1100.489 29936.20463 36047.09657 30671.67 36041.345 35386.18 1634.762755 731.0881 33356.35694 37416.00906 33411.65 37475.205 38117.37 2823.647256 1262.773 34611.34946 41623.39174 34688.25 41456.45
35 34677.95 7650.284465 1293.134 32049.98774 37305.91706 17748.30 47339.91
kontrol negatif aquadestkontrol negatif CMCkontrol positifdosis 1dosis 2dosis 3dosis 4Total
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
LDDK
4.286 6 28 .003
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
LDDK
2E+009 6 312292198.3 75.277 .0001E+008 28 4148563.9892E+009 34
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 14. Leaflet GOD-PAP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi berjudul ”Efek Hipoglikemik Infusa Biji Pinang
(Areca catechu L.) pada Tikus Putih Jantan Terbebani
Glukosa” memiliki nama lengkap Liza Kartika, lahir dari Ayah
bernama Taufik Hidayat dan Ibu bernama Midawati Wijaya,
merupakan anak pertama dan memiliki satu saudara bernama
Ivan Sebastian. Penulis dilahirkan di Surabaya pada tanggal 29
Juni 1986. Pendidikan formal yang telah ditempuh oleh penulis
sejak di bangku taman kanak-kanak hingga tamat SMA diselesaikan di kota
Yogyakarta, TK Sekar Melati (1990-1992), SD Tarakanita (1992-1998), SLTP Stella
Duce I (1998-2001) dan SMA Stella Duce I (2001-2004). Kemudian penulis
melanjutkan kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma (2004-2008).
Selama masa kuliah, penulis pernah mengikuti kegiatan HGT (Herbal
Garden Team) sebagai anggota pada periode 2004-2005, JMKI (Jaringan Mahasiswa
Kesehatan Indonesia) sebagai anggota pada periode 2004-2005, dan menjadi panitia
dalam beberapa kepanitian di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, seperti
acara Dies Natalis 2005, PIMFI (Pekan Ilmiah Mahasiswa Farmasi Indonesia) 2005,
Pharmacy Performance SATURASI 2004, dan Pharmacy Performance MASERASI
2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI