Devy Setayana105100701111039 Enggar Dwi Kartikasari105100701111005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 14. Teman-teman satu laboratorium yang lain, Hans dkk.,...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 14. Teman-teman satu laboratorium yang lain, Hans dkk.,...
PENGARUH MINYAK JAHE SEBAGAI FRAGRANCE OIL TERHADAP SIFAT FISIK SABUN BATANG TRANSPARAN
MINYAK JAHE
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Fransisca Niken Pratiwi
NIM : 108114070
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH MINYAK JAHE SEBAGAI FRAGRANCE OIL
TERHADAP SIFAT FISIK SABUN BATANG TRANSPARAN
MINYAK JAHE
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Fransisca Niken Pratiwi
NIM : 108114070
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i
PENGARUH MINYAK JAHE SEBAGAI FRAGRANCE OIL
TERHADAP SIFAT FISIK SABUN BATANG TRANSPARAN
MINYAK JAHE
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Fransisca Niken Pratiwi
NIM : 108114070
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i
PENGARUH MINYAK JAHE SEBAGAI FRAGRANCE OIL
TERHADAP SIFAT FISIK SABUN BATANG TRANSPARAN
MINYAK JAHE
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Fransisca Niken Pratiwi
NIM : 108114070
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PRAKATA
Beribu puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa,
Maha Penyayang, dan Maha Kuasa atas berkat, penyertaan, dan perlindungan
yang telah Ia curahkan selama penulis berproses dari awal pengajuan judul,
penyusunan proposal, pengumpulan data, dan penyusunan laporan akhir yang
berjudul “Pengaruh Minyak Jahe Sebagai Fragrance Oil terhadap Sifat Fisik
Sabun Batang Transparan Minyak Jahe” hingga akhirnya dapat terselesaikan
dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Farmasi (S. Farm).
Dalam proses penelitian dan penyusunan laporan akhir ini tentu tidak
semuanya berjalan mulus. Banyak kendala dan kesulitan yang ditemui. Akan
tetapi penulis dapat menghadapi semua kendala tersebut berkat doa dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menjadi tumpuan hati, penjaga di setiap
langkah, tempat mengadu di kala masalah dan kebuntuan datang, dan
segalanya bagi penulis.
2. Papi dan Mami yang selalu memberi dukungan, semangat, kasih sayang, dan
nasehat kepada penulis. I love you with all my life and soul.
3. Bapak Ipang Djunarko, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Sanata
Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
4. Ibu C.M. Ratna Rini Nastiti, M.Pharm., Apt. selaku dosen pembimbing yang
tanpa lelah memberikan dukungan, semangat, bimbingan, serta arahan kepada
penulis.
5. Ibu Melania Perwitasari, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji yang telah
menyumbangkan ilmu dengan memberikan kritik dan saran yang
membangun.
6. Bapak Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang
telah menyumbangkan ilmu dengan memberikan kritik dan saran yang
membangun.
7. Ibu Aris Widayati M.Si., Apt., Ph.D atas masukan dan arahan yang sangat
bermanfaat bagi pengambilan data kuisioner.
8. Nita, Maria, dan Step atas kerja sama dan perjuangannya selama ini dalam
berjalannya penelitian ini sampai laporan akhir ini selesai.
9. Dian dan Ike yang tidak pernah lelah memberi semangat pada penulis agar
segera menyelesaikan laporan akhir ini.
10. Tyas yang bersedia bila kadang-kadang menjadi tempat berkeluh kesah
tentang skripsi.
11. Erin, Iyu, Olyd, Nelly, dan semua penghuni Wisma Providentia yang selalu
memberi hiburan dan keceriaan sehingga sebuah kost terasa seperti rumah.
12. Tia dan Evelyn yang selalu menghibur dengan candaan-candaan yang selalu
bisa menghibur.
13. Wulan, Odil, Lulu, Anis, Angga, Tomas, dan Dian terima kasih atas
kebersamaannya di laboratorium walau pun hanya sebentar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
14. Teman-teman satu laboratorium yang lain, Hans dkk., Eng, Daniel, dan Rani
terimakasih atas kebersamaan di laboratorium.
15. Enggar Nugraheni Putri yang merupakan teman mengerjakan skripsi di café
terimakasih atas waktu, canda, dan kebersamaannya.
16. Pak Musrifin, Mas Agung, dan Pak Parlan atas bantuan tak terkira yang telah
diberikan pada penulis selama penelitian.
17. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah
berkontribusi terhadap penelitian dan penulisan laporan akhir ini.
Penulis menyadari akan banyaknya keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki sehingga masih banyak kekurangan dan kesalahan pada
penulisan laporan akhir ini. Oleh karena itu, dengan segenap kerendahan hati
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak.Akhir kata, penulis berharap laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya kosmetika.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………….............................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………….... iii
PRAKATA…………………………………………………………. iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………………….. vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………..... viii
DAFTAR ISI……………………………………………………….. ix
DAFTAR TABEL……………………………………...................... xii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………. xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………....................... xiv
INTISARI…………………………………………………………… xv
ABSTRACT…………………………………………………………. xvi
BAB I PENGANTAR…..………………………………………….. 1
A.Latar Belakang…………………………………………………… 1
B.Rumusan Masalah………………………………………………... 3
C.Keaslian Karya…………………………………………………… 3
D.Manfaat Penelitian………………………………………………. 5
E.Tujuan Penelitian…………………………………….................... 5
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA……………………………..... 6
A.Sabun……………………………………………………………. 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
B.Sabun Batang Transparan………………………………………... 9
C.Pewangi………………………………………………………….. 10
D.Minyak Jahe……………………………………………………… 11
E.Landasan Teori…………………………………………………... 12
F.Hipotesis………………………………………………………….. 13
BAB III METODE PENELITIAN……………………..................... 14
A.Jenis dan Rancangan Penelitian…………………………………. 14
B.Variabel dan Definisi Operasional………………………………. 14
1. Variabel Penelitian…………………………………………... 14
2. Definisi Operasional…………………………………………. 14
C.Bahan…………………………………………………………….. 16
D.Alat………………………………………………………………. 16
E.Tata Cara Penelitian…………………………………..................... 16
1. Formulasi Sabun Transparan…………………………………. 16
2. Pembuatan Sabun…………………………………………….. 18
3. Pengukuran Penyusutan Bobot……………………………….. 19
4. Uji Sifat Fisik Sabun…………………………………………. 19
a. Uji Kekerasan Sabun……………………………………… 19
b. Uji Kemampuan Sabun Membentuk dan
Mempertahankan Busa…………………………………… 20
c. Uji Derajat Keasaman…………………………………….. 21
d. Transparansi Sabun……………………………………….. 22
F. Subjective Assessment………………………………………………… 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
G. Analisis Hasil…………………………………………………… 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………….... 24
A. Formulasi………………………………………………………... 24
B. Penentuan Penyusutan Bobot…………………………................. 25
C. Uji Sifat Fisik Sabun……………………………………………. 27
1. Kekerasan Sabun…………… ………………………………. 28
2. Kemampuan Sabun Membentuk dan Mempertahankan
busa………………………………………………………….... 29
3.Derajat Keasaman……………………………………………... 33
4. Transparansi Sabun…………………………………………... 34
D. Subjective Assessment………………………………………………… 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………….................. 40
A.Kesimpulan………………………………………………………. 40
B. Saran…………………………………………………………….. 40
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………… 42
LAMPIRAN………………………………………………………... 46
BIOGRAFI PENULIS……………………………………………... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Pengaruh jenis asam lemak terhadap karakteristik
sabun yang dihasilkan……………………………........ 7
Tabel II. Formula acuan………………………………………... 17
Tabel III. Formula 2(F2) hasil modifikasi dalam 100 g………... 17
Tabel IV. Formula modifikasi dari F2………………………….. 18
Tabel V. p-value masing-masing formula pada Paired t-test
Penyusutan bobot minggu 3-4……………………….. 27
Tabel VI. Hasil uji dan p-value pada One Way ANOVA
kekerasan sabun batang transparan minggu ke-4…..... 28
Tabel VII. Hasil uji dan p-value pada One Way ANOVA
kemampuan sabun mempertahankan busa
pada minggu ke-4…………………………………….. 31
Tabel VIII. Hasil uji dan p-value pada One Way ANOVA
kemampuan sabun membentuk busa pada
minggu ke-4………………………………………….. 32
Tabel IX. Hasil uji derajat keasaman (pH)…………………........ 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Proses saponifikasi sabun………………………….. 6
Gambar 2. Stuktur misel pada sabun…………………………... 8
Gambar 3. Pengangkatan kotoran oleh molekul surfaktan…….. 8
Gambar 4. Partisi fragrance oil dalam sistem surfaktan………. 11
Gambar 5. Diagram batang tingkat persetujuan konsumen
tentang sifat fisik produk sabun yang dihasilkan…... 37
Gambar 6. Diagram batang tingkat kesukaan konsumen
terhadap produk sabun……………………………… 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Penyusutan bobot………………………………... 47
Lampiran 2. Kekerasan sabun………………………………… 51
Lampiran 3. Kemampuan sabun membentuk dan
mempertahankan busa…………………………... 54
Lampiran 4. Hasil transparansi sabun………………………… 61
Lampiran 5. Subjective Assessment…………………………… 62
Lampiran 6. COA Minyak Jahe………………………………. 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
INTISARI
Penelitian berjudul pengaruh minyak jahe sebagai fragrance oil terhadap sifat fisik sabun batang transparan minyak jahe telah dilakukan dengan tujuan mengetahui apakah penggunaan minyak jahe dalam konsentrasi yang berbeda pada pembuatan sabun transparan dapat mempengaruhi sifat fisik sabun yang dihasilkan dan mengetahui apakah sabun transparan dengan minyak jahe sebagai fragrance oil yang dibuat memiliki sifat fisik yang sesuai dengan sabun transparan di pasaran serta dapat diterima oleh masyarakat.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian acak. Formula yang digunakan pada penelitian ini adalah F1, F2, F3, dan F4 dengan jumlah minyak jahe sebesar 1 g, 2 g, 4 g, dan 8 g. Sifat fisik yang diuji adalah kekerasan, kemampuan sabun membentuk dan mempertahankan busa, dan derajat keasaman (pH). Ke empat sabun transparan yang dihasilkan kemudian dibandingkan satu sama lain dan dibandingkan dengan sabun transparan di pasaran. Penerimaan konsumen atau masyarakat diketahui dengan melakukan uji subjective assessment. Data hasil uji penyusutan bobot dianalisis menggunakan uji T test berpasangan dan data hasil uji sifat fisik dianalisis menggunakan uji statistik One Way ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95% menggunakan software R i386 3.0.2.
Hasil yang diperoleh adalah penggunaan minyak jahe sebagai fragrance oil dengan jumlah yang berbeda berpengaruh terhadap kekerasan sabun tetapi tidak berpengaruh terhadap kemampuan sabun membentuk dan mempertahankan busa, dapat menghasilkan sabun batang yang transparan dengan pH sesuai dengan rentang penerimaan pH, yaitu 9-11.Semua formula sabun memenuhi rentang penerimaan sifat fisik kecuali F1 dan F2 masih belum memenuhi rentang penerimaan kemampuan membentuk busa.Sifat fisik sabun batang transparan yang dibuat dapat diterima oleh masyarakat meskipun aromanya masih terlalu kuat.
Kata kunci : sabun transparan, minyak jahe, fragrance oil, sifat fisik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
ABSTRACT
The research titled the influence of ginger oil as a fragrance oil on the physical properties of transparent soap was done in order to know whether the physical properties of the resulting soap could be affected by ginger oil in different concentrations in the manufacture of ginger oil transparent soap bar and to determine whether ginger oil transparent soap barhad physical properties which corresponded to the transparent soap on the market and could be well accepted.
This research was experimental and the design was randomized trial. The formulas used was F1, F2, F3, and, F4 with 1 g, 2 g, 4 g, and 8 g ginger oil. The physical properties observed were hardness, foaming properties, and acidity (pH). The resulting soap then were compared to the brand name transparent soaps, which had already in the market, in terms of their physical characteristics. Consumer acceptance was observed by the subjective assessment test. Statistical analysis used for the results was One Way Anova test and paired t-test two tailed with 95% confidence level using R i386 3.0.2 software.
The result showed that ginger oil as a fragrance oil soap affected the hardness of the soap but did not affect the soap’s ability to form and sustain foam, the resulting soaps were transparent with appropriate pH. The physical properties of transparent soap made were acceptable even though but the scent was strong. All formulas in this research produced qualified transparent soaps except F1 and F2 didn’t suitable with the acceptance criteria of soap’s ability to form foam.
Keywords: transparent soap, ginger oil, fragrance oil, the physical properties
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Kebersihan merupakan kebutuhan paling mendasar dan penting bagi
umat manusia. Pembersih utama yang umum digunakan adalah sabun.
Berdasarkan bentuknya sabun dibedakan menjadi 2, yaitu sabun batang dan sabun
cair. Sabun batang sendiri terdiri dari 3 jenis, yaitu opaque, translucent, dan
transparent. Transparent soap memiliki nilai estetika yang paling tinggi di antara
jenis sabun yang lainnya. Tampilannya yang transparan dan berkilau serta
menghasilkan busa lembut menghasilkan kesan menarik, mewah, dan berkelas
sehingga dapat meningkatkan nilai jualnya di pasaran dan menjadi salah satu
komoditi kosmetik yang berpotensi untuk menarik konsumen, khususnya wanita
(Hambali, Suryani, Rivai, 2006).
Salah satu inovasi yang telah dikembangkan saat ini adalah sabun herbal.
Sabun herbal menggunakan bahan dari alam baik sebagai bahan aktif atau juga
sebagai pewangi. Pewangi tidak hanya digunakan sebagai parfum tetapi juga
ditambahkan dalam pembuatan kosmetik, seperti lotion, masker, shampoo, dan
sabun. Biasanya bahan yang digunakan sebagai pewangi memiliki aroma khas dan
juga berfungsi sebagai aromaterapi. Mawar, melati, sirih, dan serai merupakan
contoh dari bahan alam yang sudah banyak digunakan sebagai pewangi pada
kosmetik (Poucher, 1993).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Jahe sering dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pada makanan dan
minuman. Jahe juga sudah banyak digunakan dalam industri kosmetik, seperti
bahan campuran parfum, tetapi sejauh ini belum digunakan sebagai pewangi
untuk sediaan sabun. Menurut William A. Poucher (1950), penambahan minyak
jahe sebagai pewangi akan memberikan efek unik, khas, dan langka yang tidak
dimiliki oleh bahan pewangi lainnya serta aroma yang dihasilkan sulit untuk ditiru
atau diimitasikan.
Bahan tambahan seperti pewangi merupakan campuran dari beberapa
senyawa dengan karakteristik dan tingkat kepolaran tertentu. Dengan polaritas
tertentu, bahan pewangi dapat berinteraksi dan terpartisi pada bagian tertentu dari
misel. Dengan terpartisinya bahan pewangi dalam misel akan menyebabkan
perubahan karakteristik dan aktivitas dari misel, seperti viskositas dan
kemampuannya dalam menurunkan tegangan permukaan (Herman, 2005).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Retmana (2009), dinyatakan bahwa
penggunaan jenis minyak atsiri yang berbeda sebagai pewangi, yaitu minyak
cengkeh, minyak sereh, dan minyak kayu putih, mempengaruhi tingkat
pembusaan sabun. Diduga penyebabnya adalah perbedaan kepolaran dari
kandungan utamanya. Minyak cengkeh dengan kandungan utama eugenol
memiliki tingkat kepolaran paling tinggi dan minyak kayu putih dengan
kandungan utama sineol memiliki tingkat kepolaran paling kecil. Minyak kayu
putih yang sifatnya paling kurang polar menghasilkan sabun dengan tingkat
pembusaan paling baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Minyak jahe merupakan suatu substansi yang berwujud cair dan
mengandung senyawa seskuiterpen hidrokarbon sebagai kandungan utamanya.
Seskuiterpen hidrokarbon merupakan derivat terpenoid yang bersifat non polar
sehingga minyak jahe yang bersifat non polar diduga dapat terpartisi pada bagian
core dan lipophylic tail area pada misel. Hal tersebut diduga dapat menyebabkan
perubahan pada struktur misel dan mempengaruhi sifat fisik dari sabun yang
dihasilkan meliputi kekerasan dan kemampuan surfaktan dalam menurunkan
tegangan permukaan antara udara dan air dalam pembentukan busa
(Govindarajan, 1982).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penggunaan minyak jahe sebagai fragrance oil dengan konsentrasi
berbeda pada pembuatan sabun batang transparan mempengaruhi sifat
fisiknya ?
2. Apakah sabun batang transparan dengan minyak jahe sebagai fragrance oil
dapat dibuat sesuai dengan kriteria sabun batang transparan yang telah
beredar di pasaran serta dapat diterima oleh masyarakat ?
C. Keaslian Karya
Sejauh pengetahuan peneliti, pengaruh minyak jahe sebagai fragrance oil
terhadap sifat fisik sabun batang transparan yang dihasilkan belum pernah diteliti
dan dikembangkan sebelumnya namun telah ada penelitian lain yang serupa, di
antaranya adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1. Penelitian berjudul “Formulasi dan Perbandingan Sifat Fisis Sabun
Transparan berbahan Dasar VCO dengan Minyak Atsiri (Minyak Kayu
Putih, Sereh, dan Cengkeh) Sebagai Fragrance Oil” yang dilakukan oleh
Irene Anindyajati Retmana. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui
pengaruh penggunaan minyak atsiri yang berbeda, yaitu minyak kayu
putih, minyak sereh, dan minyak cengkeh, sebagai fragrance oil terhadap
sifat fisik sabun batang transparan yang dihasilkan.
2. Penelitian berjudul “Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Ekstrak Etanol
96% Biji Alpukat (Persea Americana Mill) Terhadap Formulasi Sabun
Padat Transparan” yang dilakukan oleh Hika Citra Handayani Asril Putri.
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh peningkatan jumlah
ekstrak etanol biji alpukat terhadap sifat kimia dan fisik dari sabun batang
transparan yang dihasilkan serta dilakukan uji penerimaan konsumen
untuk kriteria kekerasan dan kelembutannya.
3. Penelitian berjudul “Pembuatan dan Karakterisasi Sabun Padat Transparan
dengan Bahan Tambahan Ekstrak Jeruk Nipis (Citrus aurantifoila S.)”
dilakukan oleh Endel Timur Juni. Pada penelitian ini dicari komposisi dan
karakteristik sabun padat transparan yang baik dengan menggunakan
minyak kelapa dan ekstrak jeruk nipis.
4. Penelitian berjudul “Pengaruh Penambahan Sari Aloe Vera Terhadap Sifat
Fisik dan Masa Simpan Sediaan Sabun Transparan Untuk Wajah” yang
dilakukan oleh Ike Anjani Roso Putri. Pada penelitian ini dibuat sabun
batang transparan dengan menambahkan aloe vera dengan konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
berbeda dan diuji sifat fisiknya, yaitu pembusaan, transparansi, aroma, dan
tekstur. Dilakukan pula uji penerimaan konsumen kepada 30 orang terkait
kriteria fisik sabun. Uji mikrobiologi juga dilakukan dalam penelitian ini.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis : Menambah pengetahuan tentang aplikasi formula sabun
batang transparan dan memberikan informasi tentang pengaruh minyak jahe
terhadap sifat fisik sabun batang transparan.
2. Manfaat praktis : Dapat menghasilkan formula sabun batang transparan
yang memiliki sifat fisik yang sesuai dan dapat bersaing dengan sabun batang
transparan yang sudah beredar di pasaran serta menambah inovasi dalam
pengembangan dari bentuk sabun yang telah ada di pasaran.
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh penambahan minyak jahe sebagai fragrance oil
dalam jumlah berbeda pada pembuatan sabun batang transparan terhadap sifat
fisik sabun yang dihasilkan.
2. Untuk membuat sabun batang transparan dengan minyak jahe sebagai
fragrance oil yang sesuai dengan kriteria dan sebanding dengan sabun batang
transparan yang telah beredar di pasaran sehingga dapat diterima oleh
masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Sabun
Sabun merupakan bahan pembersih yang terdiri dari dua komponen utama
yang direaksikan, yaitu asam lemak dan basa (kalium atau sodium). Pembuatan
sabun bisa dengan dua cara, yaitu saponifikasi dengan produk sabun dan gliserol
serta netralisasi menghasilkan sabun dan air tanpa produk samping gliserol.
Penggunaan basa yang berbeda akan menghasilkan jenis sabun yang berbeda pula.
Basa natrium/sodium (NaOH) akan menghasilkan sabun keras (hard soap) dan
basa kalium (KOH) akan menghasilkan sabun lunak (soft soap) (BSN, 1994, Kirk,
Othmer, Scott, Standen, 1954, Ophardt, 2003).
Gambar 1. Proses saponifikasi sabun (Warra, 2013)
Fase lemak dan minyak yang digunakan menentukan karakteristik sabun
yang dihasilkan. Penggunaan fase lemak dan minyak yang berbeda menghasilkan
sabun dengan karakter yang berbeda. Asam lemak dengan rantai C16-C18 baik
untuk kekerasan dan daya detergensi. Sabun yang dihasilkan akan lebih kompak
dan tidak mudah terdisintegrasi saat terpapar dengan air (Cavitch, 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Tabel I. Pengaruh jenis asam lemak terhadap karakteristik sabun yang dihasilkan (Cavitch, 2001)
Asam Lemak Karakteristik Sabun Asam Laurat (C12H34O2) Keras, detergensi tinggi, kelarutan dalam air
tinggi, dan busa lembut Asam Linoleat (C18H32O2) Bersifat lembab terhadap kulit Asam Miristat (C14H28O2) Detergensi tinggi, keras, dan busa lembut Asam Oleat (C18H34O2) Bersifat lembab terhadap kulit
Asam Palmitat (C16H32O2) Keras dan busa stabil Asam Risinoleat (C18H34O2) Lembab terhadap kulit, busa stabil, dan lembut
Asam Stearat (C18H36O2) Keras dan busa stabil
Surfaktan atau surface active agent merupakan bentuk dasar dari sabun.
Surfaktan bekerja dengan menurunkan tegangan permukaan. Surfaktan
menurunkan tegangan permukaan antara air dan udara, air dan kotoran, serta
kotoran dan permukaan kulit sehingga dapat mengikat dan menghilangkan
kotoran dalam bentuk suspensi kemudian kotoran akan terbawa air saat dibilas.
Struktur surfaktan terdiri dari bagian kepala atau ion karboksilat (-COONa) yang
bersifat polar dan ekor atau alkil berupa rantai hidrokarbon (-R) yang bersifat non
polar. Dalam pembersihan kotoran, molekul surfaktan yang memiliki bagian non
polar akan mengganggu interaksi antara permukaan kulit dan kotoran. Sesuai
dengan konsep like dissolve like maka kotoran yang bersifat cenderung non polar
akan tertarik untuk berinteraksi dengan bagian non polar dari surfaktan, yaitu
rantai hidrokarbonnya. Dengan demikian ikatan antara kotoran dengan permukaan
kulit merenggang dan molekul surfaktan berikatan dengan kotoran sehingga
kotoran dapat terangkat. Pada keadaan belum jenuh molekul surfaktan berbentuk
monomer. Pada keadaan jenuh molekul surfaktan akan membentuk satu lapisan
pada permukaan air. Pada keadaan lewat jenuh, molekul surfaktan bergabung
membentuk agregat yang disebut dengan misel dengan bagian ekor yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
non polar berkumpul dengan sesamanya begitu juga dengan bagian kepala. Oleh
karena itu, misel cenderung berbentuk melingkar. Kondisi tersebut disebut dengan
Critical Micelle Concentration(CMC). Dengan bantuan air pada proses mencuci,
bagian nonpolar pada surfaktan berikatan dengan kotoran dan bagian polar
berikatan dengan air. Dengan demikian kotoran dapat terangkat dan dibuang
dengan pembilasan (Hill dan Moaddel, 2004, Kamikaze, 2002, Winarno, 1992).
Gambar 2. Stuktur misel pada sabun
Gambar 3. Pengangkatan kotoran oleh molekul
surfaktan (Goddard, 2007)
pH sabun yang cenderung basa juga dapat membantu mengoptimalkan
proses pembersihan, yaitu dengan memutus jembatan garam pada permukaan
kulit. Jembatan garam pada permukaan kulit berfungsi sebagai salah satu bentuk
pertahanan yang dimiliki kulit. Jembatan garam terbentuk dari asam-asam amino
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
yang terdapat di permukaan kulit. Pada pH isoelektrik, yaitu pH 4-6, molekul-
molekul asam amino akan terionisasi menjadi +H2N-RCOO-. Masing-masing
molekul asam amino tersebut berikatan satu sama lain. Inilah yang disebut dengan
jembatan garam. Dengan adanya sabun dengan pH cenderung basa akan
menjadikan lingkungan di permukaan kulit menjadi cenderung bermuatan negatif
sehingga merenggangkan ikatan ion antar molekul-molekul asam amino. Saat
jembatan garam renggang, molekul sabun (RCOOH) akan masuk menembus
jembatan garam dan mengikat kotoran (Ali dan Yosipovitch, 2013).
B. Sabun Batang Transparan
Sabun batang transparan merupakan jenis sabun batang yang banyak
digunakan sebagai sabun wajah dan tubuh. Tingkat transparansinya adalah yang
paling tinggi sehingga penampakannya paling berkilau dibandingkan dengan jenis
sabun batang yang lain, yaitu sabun opaque dan sabun translucent. Sabun batang
transparan mampu memancarkan dan meneruskan cahaya yang melaluinya
sehingga sifatnya menjadi tembus pandang dan objek yang berada di depannya
dapat terlihat dengan jelas (Hambali, Suryani, Rivai, 2005, Paul, 2007).
Sabun batang transparan dibuat melalui reaksi saponifikasi antara
trigliserida dengan basa. Sabun ini awalnya dibuat dari sabun opaque hanya saja
ditambahkan dengan bahan tambahan lain, yaitu alkohol, gula, dan gliserin untuk
mencegah terbentuknya kristal-kristal serabut yang umumnya terbentuk pada
sabun opaque. Dengan demikian akan dihasilkan sabun yang transparan, jernih,
dan berkilau. Penambahan minyak jarak juga dapat meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
transparansinya. Untuk menghasilkan sabun yang transparan, larutan sabun yang
masih panas harus benar benar jernih dan tidak menampakkan partikel solid atau
endapan yang terlihat (Cavitch, 1997, Hill dan Moaddel, 2004).
Untuk memperoleh kondisi sabun batang transparan yang stabil dalam
hal kekerasan dan kemampuan membentuk busanya, maka harus dilakukan masa
pendiaman selama 3-4 minggu. Hal ini disebabkan pada masa pendiaman akan
terjadi penguapan alkohol atau air dari sediaan sabun yang dibuat (Dumas dan
Helmond, 1995, Hambali, Suryani, Rivai, 2006).
C. Pewangi
Pewangi merupakan salah satu bahan tambahan dalam pembuatan sabun.
Peran pewangi sangatlah penting bagi nilai estetika sabun. Pewangi dapat
mempengaruhi kualitas sabun di pasaran. Keharuman yang baik membuat suatu
produk sabun akan mudah diterima oleh konsumen. Pewangi menjadi salah satu
faktor penentu suatu produk dibeli dan digunakan. Pewangi diduga dapat
mempengaruhi sifat fisik dari sabun yang dihasilkan karena wujudnya yang
berupa cairan serta kepolarannya. Dengan demikian senyawa pewangi akan
terpartisi dan terdistribusi pada bagian-bagian tertentu dari misel, seperti core,
lipophylic tail area, water-micelle interface, ataupun external phase, tergantung
kepolaran dari komponen-komponen senyawa pewangi dan menyebabkan
perubahan pada misel. Hal inilah yang memungkinkan terjadinya perubahan sifat
fisik sabun, seperti viskositas dan kemampuan pembusaannya (Herman, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Gambar 4. Partisi fragrance oil dalam sistem surfaktan (Herman, 2005)
D. Minyak Jahe
Pada tanaman jahe (Zingiber officinale) yang berkontribusi terhadap rasa
dan aroma adalah minyak atsiri. Komponen utama minyak atsiri jahe adalah
senyawa golongan terpenoid, yaitu seskuiterpen, monoterpen, dan monoterpen
teroksidasi. Zingiberene (seskuiterpen hidrokarbon) dan zingiberol (seskuiterpen
alkohol) memberikan kontribusi paling besar pada rasa pedas dan aroma yang
kuat pada jahe. Senyawa lain yang ikut memberikan kontribusi terhadap rasa jahe
adalah gingiberen, felandren, kamfen, asetil heptenon, n-desil aldehid, n-nonil
aldehid, borneol, linalool, sitral, dan gingeroen (Heath dan Pharm, 1978, Koswara,
1995, Kaufman et al., 2000, Kardinan, 2005).
Minyak atsiri jahe mengandung senyawa-senyawa yang mudah menguap
sehingga sering disebut volatile oil. Secara organoleptis, minyak atsiri jahe
beraroma harum khas jahe, berwarna kehijauan hingga kuning, dan bentuknya
berupa cairan kental. Untuk mendapatkan minyak atsiri jahe, dilakukan dengan
penyulingan dan hidrodestilasi (Guzman dan Siemonsma, 1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
E. Landasan Teori
Sabun merupakan zat pembersih yang terdiri dari 2 komponen utama,
yaitu lemak/asam lemak dan sodium atau kalium. Sabun dapat dibuat dengan 2
proses, yaitu saponifikasi yang merupakan reaksi antara trigliserida dan alkali
serta netralisasi yang merupakan reaksi antara asam lemak bebas dengan alkali.
Sabun bekerja mengangkat kotoran dengan menurunkan tegangan permukaan.
Bagian kepala sabun yang bersifat polar dapat mengikat air yang bersifat polar
dan bagian ekornya yang bersifat non polar dapat mengikat kotoran dan lemak
yang bersifat non polar. Kotoran yang telah terikat bagian non polar dari molekul
sabun akan tersuspensi dan terbawa saat dibilas dengan air.
Salah satu jenis sabun adalah sabun batang transparan atau transparent
bar soap. Transparent bar soap ini memiliki penampakan yang lebih menarik
karena jernih, berkilau, dan tembus pandang. Dalam pembuatan sabun, pewangi
sangat diperlukan untuk meningkatkan nilai estetika. Dengan nilai estetika yang
baik maka akan meningkatkan nilai jual suatu produk dan menarik konsumen
untuk menggunakannya. Sekarang ini banyak dikembangkan bahan alam sebagai
pewangi. Produk alami lebih dipilih untuk dijadikan pewangi dalam produk sabun
karena aromanya lebih khas, unik, dan natural. Rasa dan aroma jahe yang khas,
tajam, dan kuat disebabkan oleh senyawa terpenoid yang terdapat di dalam
minyak atsiri jahe.
Minyak jahe yang memiliki aroma khas, unik, dan kuat dapat menjadi
pilihan menarik untuk digunakan sebagai fragrance oil pada pembuatan sabun
batang transparan pada penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Minyak jahe sebagai fragrance oil dalam pembuatan sabun mengandung
lebih dari satu senyawa dengan kepolaran yang berbeda sehingga diduga dapat
berpengaruh terhadap struktur misel dan mempengaruhi sifat fisik sabun yang
dihasilkan (Herman, 2005).
F. Hipotesis
Penggunaan minyak jahe sebagai fragrance oil dengan jumlah yang
berbeda dalam formulasi sabun batang transparan menyebabkan adanya
perbedaan sifat fisik sabun yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian dengan judul Pengaruh Minyak Jahe sebagai Fragrance Oil
Terhadap Sifat Fisik Sabun Batang Transparan ini merupakan jenis penelitian
eksperimental dengan rancangan penelitian acak.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi jumlah minyak jahe.
b. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik sabun batang
transparan yang meliputi kekerasan, pembentukan busa, derajat
keasaman (pH), transparansi sabun.
c. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah suhu
waterbath, kecepatan putar mixer, lama pendiaman, lama pengadukan,
komposisi sabun selain minyak jahe.
d. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah
perubahan suhu ruangan dan perubahan kelembaban.
2. Definisi Operasional
a. Sabun adalah sabun batang transparan dengan variasi konsentrasi
minyak jahe sebagai fragrance oil sesuai dengan formula yang dibuat
dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Kekerasan sabun menunjukkan ketahanan sabun terhadap tekanan
mekanik yang diberikan secara vertikal oleh hardness tester.
c. Pembentukan busa adalah ketinggian busa yang terbentuk (mm)
setelah dilakukan pengocokan dengan homogenizer selama 1 menit
dan dihitung penurunan busanya (%) setelah didiamkan selama 20
menit.
d. Busa adalah gelembung-gelembung berisi gas yang terbentuk bila
sabun dibasahi oleh air dan dilakukan penggosokan atau pengocokan.
Busa ini berwarna putih.
e. Transparansi sabun adalah sifat fisik sabun yang tembus pandang
sehingga tulisan dengan font tipe 14 melalui sabun dengan ketebalan
0,25 inci (0,635 cm) dapat terlihat.
f. Sifat fisik sabun adalah parameter untuk evaluasi sabun batang
transparan yang meliputi kekerasan, pembentukan busa, derajat
keasaman (pH), transparansi sabun.
g. Minyak jahe adalah cairan agak kental berwarna kuning kecoklatan
dan beraroma khas aromatik jahe.
h. Sabun merek dagang adalah sabun batang transparan yang ada di
pasaran, yaitu sabun “LB” dan “MF”.
i. Sabun “LB” adalah sabun batang transparan merek dagang yang
merupakan produk perusahaan sabun ternama yang telah dikenal luas
oleh masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
j. Sabun “MF” adalah sabun batang transparan merek dagang yang
merupakan produk sabun herbal yang menggunakan bahan alam.
C. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah asam stearat
(farmasetik, “Bratachem”), NaOH 30%, minyak jarak (farmasetik, “Bratachem”),
etanol 96% (teknis, “Bratachem”), gliserin (farmasetik, “Bratachem”), asam sitrat
(farmasetik, “Bratachem”), sukrosa (farmasetik, “Bratachem”), betaine
(farmasetik, “Bratachem”), BHT (farmasetik, ”Bratachem”), aquadest, dan
minyak jahe (farmasetik, “PT Phytochemindo Reksa”).
D. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixer (Cosmos dengan
modifikasi laboratorium Farmasi USD), waterbath (Tamson Zoetermeer-Holland,
1985, 0023), termometer, cetakan sabun, lemari es, timbangan elektrik, indikator
pH universal (Hanna), alat-alat gelas (Pyrex), hardness tester (Kiya seishuko),
glassware (Pyrex), homogenizer, millimeter block.
E. Tata Cara Penelitian
1. Formulasi sabun batang transparan
Dalam formulasi sabun batang transparan minyak jahe digunakan suatu
formula sebagai acuan untuk membuat formula baru. Formula yang dipilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
sebagai formula acuan adalah formula sabun batang transparan menurut Hambali
et al. (2006) yang terdiri dari komposisi bahan sebagai berikut :
Tabel II. Formula acuan Bahan Komposisi (g)
Asam stearat 7 NaOH 30% 18
Minyak jarak 10 Etanol 96% 15
Gliserin 13 Asam sitrat 3
Gula 7,5 Betaine 5
Aquadest 4,5
Dari formula acuan pada tabel I dilakukan modifikasi formula untuk 100 g pada
penelitian ini yang ditetapkan sebagai formula (F2). Komposisi bahannya adalah
sebagai berikut :
Tabel III. Formula 2 (F2) hasil modifikasi dalam 100 g
Bahan Komposisi (g) Asam stearat 8,4 NaOH 30% 21,6
Minyak jarak 12 Etanol 96% 17,1
Gliserin 14,5 Asam sitrat 3,6
Sukrosa 9,1 Betaine 6
BHT 0,3 Minyak jahe 2
Aquadest 5,4 F1, F3, dan F4 merupakan hasil modifikasi F2 yang ditentukan dengan
cara meratiokan jumlah masing-masing komposisi selain minyak jahe terhadap F2
dengan perbandingan ratio jumlah F1:F2:F3:F4 adalah 99:98:96:92 sehingga
jumlah yang berbeda antar formula memiliki perbandingan komposisi yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Table IV. Formula modifikasi dari F2
Bahan Komposisi (g) F1 F2 F3 F4
Asam Stearat 8,5 8,4 8,3 7,9 NaOH 30% 21,8 21,6 21,1 20,2
Minyak jarak 12,2 12 11,8 11,3 Etanol 96% 17,3 17,1 16,8 16,1
Gliserin 14,7 14,5 14,2 13,6 Asam sitrat 3,7 3,6 3,6 3,4
Sukrosa 9,2 9,1 8,9 8,6 Betaine 6 6 5,9 5,6
BHT 0,3 0,3 0,3 0,3 Minyak jahe 1 2 4 8
Aquadest 5,3 5,4 5,1 5
2. Pembuatan sabun
Asam stearat dicairkan terlebih dahulu pada suhu 70-80 oC. Selanjutnya
minyak jarak dicampurkan pada cairan asam stearat dan diaduk sampai homogen,
kemudian ditambahkan BHT pada campuran tersebut. Pada suhu yang sama
NaOH 30% ditambahkan untuk melakukan reaksi penyabunan. Ditambahkan satu
per satu etanol, asam sitrat, betaine, gliserin, dan sukrosa yang telah dilarutkan
dalam aquadest pada suhu yang sama. Setelah semua tercampur dan membentuk
larutan sabun yang jernih, campuran didiamkan hingga suhu ±40 oC dan
dihomogenkan dengan bantuan mixer dengan kecepatan skala 1 selama 1 menit.
Minyak jahe ditambahkan pada pertengahan proses homogenisasi. Kemudian
dituang kedalam cetakan dan disimpan dalam freezer dengan suhu ±-20oC selama
2 jam. Masing-masing formula direplikasi sebanyak 3 kali. Tahap selanjutnya
dilakukan masa pendiaman atau aging selama 3-4 minggu sampai sabun memiliki
kondisi yang stabil dengan tingkat kekerasan dan kemampuan pembusaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
stabil dan menunjukkan kondisi sifat fisik sebenarnya dari sabun tersebut
sehingga siap untuk dilakukan uji sifat fisik.
3. Pengukuran penyusutan bobot
Pengukuran penyusutan bobot bertujuan untuk mengukur tingkat
kekonstanan bobot dari sabun batang transparan agar nantinya dapat digunakan
untuk pengujian sifat fisik. Pengukurannya dilakukan dengan membandingkan
bobot sabun batang transparan minggu 1 dengan minggu 2, minggu 2 dengan
minggu 3, dan minggu 3 dengan minggu 4.
Sabun hasil pencetakan yang telah didiamkan pada suhu ruang selama 1
minggu dipotong untuk pengujian sifat fisik kemudian ditimbang untuk data bobot
sabun minggu 1. Pada minggu berikutnya sabun ditimbang terlebih dahulu
sebelum dipotong untuk uji sifat fisik sebesar 7 x 1 cm. Bobot sabun yang tercatat
digunakan sebagai data bobot sabun minggu 2 yang akan dibandingkan dengan
bobot sabun minggu 1. Kemudian sabun dipotong untuk pengujian sifat fisik dan
sisanya ditimbang untuk data bobot sabun minggu 2 yang akan dibandingkan
dengan bobot sabun minggu 3. Minggu berikutnya sabun yang belum dipotong
ditimbang terlebih dahulu untuk data bobot sabun minggu 3. Demikian
selanjutnya hingga didapat data bobot sabun minggu 4.
4. Uji sifat fisik sabun
a. Uji kekerasan sabun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Pengamatan kekerasan dilakukan pada minggu ke-4 setelah
pembuatan sabun. Sabun dipotong dengan ukuran 1x1x1 cm dan
diletakkan pada hardness tester. Hardness tester ditekan secara
vertikal sampai menembus bagian bawah sabun, skala kekerasan yang
tertera dicatat. Pengukuran dilakukan pada tiap formula, masing-
masing 3 kali replikasi. Semua hasil dicatat dan ditentukan rata-rata
kekerasan sabun dari tiap formula. Hasil pengukuran dibandingkan
dengan sabun “MF”. Sabun dikatakan memenuhi kriteria kekerasan
bila tingkat kekerasannya memenuhi kriteria kekerasan sabun “MF”
sebagai batas bawahnya, yaitu lebih keras sama dengan 2 Kg.
b. Uji kemampuan membentuk dan mempertahankan busa
Pengamatan kemampuan membentuk busa dilakukan pada
minggu ke-4 setelah pembuatan sabun. Sabun ditimbang sebanyak 3 g
dan dilarutkan dalam 30 mL aquadest. Campuran dipanaskan untuk
membantu kelarutan. Sebanyak 25 mL larutan campuran dimasukkan
ke dalam gelas beker dan dilakukan pengocokan dengan bantuan
homogenizer dengan kecepatan skala 4 selama 1 menit. Pengukuran
dilakukan menggunakan millimeter block pada tiap replikasi, semua
hasilnya dicatat dan ditentukan rata-rata ketinggian busa yang
terbentuk untuk mengetahui kemampuan membentuk busa. Dilakukan
pendiaman selama 20 menit dan dicatat penurunan busanya untuk
mengetahui kemampuan sabun mempertahankan busa. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
pengukuran kemampuan membentuk busa dibandingkan dengan sabun
“MF”, yang memiliki ketinggian busa yang terbentuk sebesar 44 mm,
sedangkan hasil pengukuran kemampuan mempertahankan busa
dibandingkan dengan penurunan busa sabun “LB”, yaitu 29%. Sabun
batang transparan yang dihasilkan memenuhi kriteria dalam
pembusaan apabila ketinggian busa lebih tinggi sama dengan 44 mm
dan penurunan busa lebih kecil dari 29%. Kriteria kemampuan
membentuk busa ditentukan dari ketinggian busa sabun “MF” sebagai
batas terendah, yaitu 44 mm. Kriteria kemampuan mempertahankan
busa ditentukan dari penurunan busa sabun “LB” sebagai batas
tertinggi, yaitu 29%.
c. Uji derajat keasaman
Pengamatan derajat keasaman dilakukan pada minggu ke-4
setelah pembuatan sabun. Sabun ditimbang sebanyak 1 g dan
dilarutkan dalam 10 mL aquadest. Campuran dipanaskan untuk
membantu kelarutan. Kemudian indikator pH universal dicelupkan ke
dalam larutan. Indikator pH universal tersebut kemudian diamati dan
dibandingkan dengan skala yang tertera untuk menentukan derajat
keasaman (pH) sabun. Pengukuran dilakukan pada tiap formula,
masing-masing 3 kali replikasi. Semua hasil dicatat dan ditentukan
rata-rata derajat keasamannya (pH) dari tiap formula. pH sabun batang
transparan kemudian dibandingkan dengan pH sabun “LB” dan “MF”,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
yang memiliki pH sebesar 9-10. Rentang pH standar ditentukan dari
pH sabun “MF” sebagai batas pH terendah dan pH sabun “LB” sebagai
batas pH tertinggi. pH sabun batang transparan yang dihasilkan
memenuhi kriteria pH apabila sesuai dengan rentang pH yang telah
ditentukan dari pH sabun “LB” dan “MF” serta ketentuan pH sabun
dalam Annual Book of ASTM Standards Vol. 15 tahun 2002, yaitu 9-
11.
d. Transparansi sabun
Transparansi sabun dapat diuji dengan membaca tulisan
dengan font tipe 14 melalui sabun dengan ketebalan 0,25 inci(0,635
cm). Kemudian dilakukan pengukuran pada tiap formula, masing-
masing 3 kali replikasi. Sabun memenuhi kriteria transparansi apabila
tulisan berukuran font 14 dapat terlihat melalui sabun dengan ketebalan
0,25 inci (0,635 cm).
F. Subjective Assessment
Subjective assessment dilakukan dengan membagikan sampel sabun
batang transparan minyak jahe serta kuisioner yang berisi pertanyaan tertutup dan
pertanyaan terbuka kepada 30 orang mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
G. Analisis Hasil
Hasil yang didapat dari pengujian sifat fisik sabun batang transparan
dengan menggunakan minyak jahe sebagai fragrance oil dalam konsentrasi yang
berbeda serta 2 merek sabun yang telah beredar di pasaran dibandingkan. Data
yang diperoleh dianalisis menggunakan metode One Way ANOVA (Analysis of
Variance) untuk data yang berdistribusi normal dengan software R i386 3.0.2.
Untuk data yang tidak berdistribusi normal, analisis hasilnya dengan
menggunakan metode Kruskal-Walis dengan taraf kepercayaan 95% untuk
penarikan kesimpulannya. Jika hasil uji statistik menunjukan nilai signifikansi
kurang dari 0,05 berarti ada perbedaan yang signifikan. Oleh karena itu, untuk
mengetahui perbedaan sifat fisik antar formula sabun batang transparan serta
perbandingannya dengan sabun merek dagang maka dilakukan uji statistik
menggunakan Tukey HSD.
Penyusutan bobot minggu ke-1, 2, 3, dan 4 dianalisis dengan dilakukan
uji statistik dengan software R i386 3.0.2 dengan menggunakan metode T
berpasangan (Paired t-test) two tailed untuk data berdistribusi normal atau uji
statistik dengan metode Wilcoxon berpasangan untuk data tidak berdistribusi
normal. Penarikan kesimpulannya menggunakan taraf kepercayaan 95%. Jika nilai
signifikansi kurang dari 0,05 maka dikatakan ada perbedaan.
Tingkat penerimaan konsumen terhadap sabun yang dihasilkan dilihat
dari hasil subjective assessment. Data diolah menggunakan metode statistik
deskriptif. Data dirangkum ke dalam bentuk persentase dari total responden dan
disajikan dalam bentuk diagram batang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Formulasi
Formula sabun batang transparan pada penelitian ini mengacu dari
formula sabun batang transparan menurut Hambali et al. (2006). Formula acuan
tersebut dimodifikasi menjadi formula 2(F2) dan kemudian ditentukan F1, F3, dan
F4 dari F2 tersebut. Adapun komposisi bahan dalam formula modifikasi yang
digunakan untuk membuat sabun batang transparan pada penelitian ini meliputi
asam stearat, minyak jarak, natrium hidroksida (NaOH), etanol, asam sitrat,
betaine, gliserin, gula, butil hidroksi toluen (BHT), aquadest, dan minyak jahe.
Asam stearat dan minyak jarak merupakan fase minyak dan asam lemak
dan NaOH merupakan basa yang berperan membentuk molekul sabun melalui
proses saponifikasi. Campuran asam stearat, minyak jarak, dan NaOH akan
membentuk garam karboksilat yang merupakan surfaktan anionik (Rowe,
Sheskey, Owen, 2006). Asam stearat juga berperan sebagai agen pembentuk
massa sabun yang padat. Digunakan minyak jarak sebagai fase minyak karena
merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalam pembuatan sabun dan
mudah didapat serta ekonomis. Minyak jarak, yang juga berfungsi sebagai
emollient, mengandung asam lemak tak jenuh meliputi asam palmitoleat, oleat,
linoleat dan linolenat (Gubitz, G.M., Mittelbach, M., Trabi, M., 1999). Asam
lemak tak jenuh adalah asam lemak yang memiliki ikatan rangkap pada struktur
molekulnya. Adanya kandungan asam lemak tak jenuh menyebabkan minyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
jarak mudah teroksidasi selama pembuatan dan penyimpanan. Oksidasi
mengakibatkan ketengikan dan perubahan warna pada sabun. Oleh karena itu
digunakan butil hidroksi toluen (BHT) sebagai antioksidan untuk mengurangi
bahkan mencegah terjadinya oksidasi (Kasture dan Wadodkar, 2008). Pada
penelitian ini digunakan etanol 96% sebagai pelarut. Sabun yang terbentuk akibat
pencampuran fase asam lemak dan basa (NaOH) akan memadat sehingga perlu
dilarutkan agar kembali homogen dan membentuk larutan sabun yang jernih.
Selain itu, etanol 96% juga berfungsi untuk menghasilkan sabun yang transparan.
Penambahan asam sitrat bertujuan untuk menurunkan pH (pH adjuster)
agar sabun yang dihasilkan dari formulasi ini memiliki pH dengan tingkat
kebasaan yang tidak terlalu tinggi dan sesuai dengan rentang pH sabun merek
dagang, yaitu 9-10 dan rentang pH sabun menurut Annual Book of ASTM
Standards Vol. 15 tahun 2002, yaitu 9-11. Selain sebagai penurun pH, asam sitrat
juga berfungsi sebagai agen pengkelat. Sebagai agen pengkelat, asam sitrat
bekerja dengan cara mengikat ion-ion logam pemicu oksidasi. Bila minyak
teroksidasi maka akan berbau tengik dan menurunkan kualitas sabun secara
estetika (Belitz, H.-D.,Grosch, W., Schieberle, P., 2009).
Betaine merupakan surfaktan amfoterik yang digunakan pada formulasi
sabun batang transparan untuk meningkatkan kemamuan pembusaan dari sabun
yang dihasilkan pada penelitian ini. Kombinasi antara surfaktan amfoterik dengan
surfaktan anionik akan menghasilkan sifat pembusa, pembasah, dan pengemulsi
yang baik serta dapat memperbaiki potensi sifat iritatif yang dimiliki surfaktan
anionik (Barel, Paye, Maibach, 2001, Ertel, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gliserin dan sukrosa memiliki fungsi yang sama dalam formulasi ini,
yaitu sebagai penjernih sehingga dapat menghasilkan sabun batang yang
transparan. Selain itu juga keduanya memiliki sifat sebagai humectant yang dapat
melembabkan kulit saat sabun digunakan (Mitsui, 1997).
B. Penentuan Penyusutan Bobot
Untuk memperoleh kondisi sabun yang stabil, maka dilakukan
pendiaman setelah sabun selesai dibuat. Selama masa pendiaman atau aging,
etanol akan menguap. Jika semua kadar etanol telah menguap, maka sabun dapat
dikatakan sudah dalam kondisi stabil.
Masa pendiaman atau aging dilakukan dengan mendiamkan sabun batang
transparan selama 3-4 minggu pada suhu kamar (Hambali, Suryani, Rivai, 2006).
Atas dasar itu pada penelitian ini masa pendiaman dilakukan selama 4 minggu
dengan asumsi setelah 4 minggu sabun batang transparan telah berada dalam
kondisi stabil yang ditandai dengan konstannya bobot sabun. Setelah berada pada
kondisi stabil, perbedaan sifat fisik yang terukur berasal dari komposisi minyak
jahe.
Penimbangan bobot dilakukan pada minggu ke-1, 2, 3, dan 4. Data yang
didapat terdistribusi normal dan homogen sehingga untuk analisis hasilnya
digunakan uji paired t-test two tailed untuk melihat ada tidaknya perbedaan bobot
dari minggu terakhir masa pendiaman sesuai dengan lama masa pendiaman
menurut Hambali, Suryani, dan Rivai (2006), yaitu minggu 3 ke minggu 4 dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
menghitung nilai p-value dengan taraf kepercayaan 95%. Bobot sabun dikatakan
konstan (tidak berbeda) apabila p-value menunjukkan nilai < 0,05.
Tabel V. p-value masing-masing formula pada Paired t-test penyusutan bobot minggu 3-4
Formula sabun Conf.level p-value F1
95 %
0,03901 F2 0,4226 F3 0,4226 F4 0,2999
Dari tabel V dapat dilihat bahwa penyusutan bobot sabun batang
transparan F1 pada minggu 3 ke minggu 4 memiliki nilai p-value yang lebih kecil
dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa bobot sabun batang transparan F1 pada
minggu ke 3 dan minggu ke 4 berbeda. Hal ini menyatakan bahwa sabun batang
transparan F1 belum mencapai kondisi stabil. Sedangkan penyusutan bobot sabun
batang transparan F2, F3, dan F4 memiliki p-value yang lebih besar dari 0,05
yang berarti bobotnya pada minggu ke 3 dan ke 4 tidak berbeda sehingga dapat
dikatakan bahwa sabun batang transparan F2, F3, dan F4 telah mencapai kondisi
stabil. Hal ini sekaligus membuktikan teori yang telah dijelaskan di atas bahwa
masa pendiaman sabun untuk mencapai kondisi stabil adalah 3-4 minggu.
C. Uji Sifat Fisik Sabun
Sabun yang digunakan sebagai pembanding pada uji ini adalah sabun
merek dagang yang telah beredar di pasaran, yaitu sabun “LB” dan sabun “MF”
sedangkan untuk kriteria sifat fisik ditentukan dari sabun merek dagang yang
menunjukkan standar sifat fisik paling rendah di antara kedua sabun merek
dagang yang digunakan pada penelitian ini, yaitu sabun “MF” untuk kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
kekerasan dan kemampuan membentuk busa serta sabun “LB” untuk kriteria
kemampuan mempertahankan busa. Tujuan digunakan 2 sabun merek dagang
sebagai pembanding adalah untuk mengetahui posisi atau leveling dari sabun
batang transparan hasil formulasi pada penelitian ini terhadap sabun batang
transparan yang telah beredar dipasaran dengan mutu dan standar sifat fisik yang
berbeda. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya literatur yang menyatakan kriteria
tertentu terkait sifat fisik sabun batang transparan. Kriteria sifat fisik pada
penelitian ini ditentukan dari sabun merek dagang yang memiliki standar sifat
fisik yang lebih rendah, yaitu sabun “MF”.
1. Kekerasan sabun
Pengujian kekerasan sabun dilakukan pada minggu ke-4 setelah
pembuatannya. Data dihitung menggunakan metode statistik One Way ANOVA
karena semua data berdistribusi normal dan homogen (lihat Lampiran 2).
Tabel VI. Hasil uji dan p-value pada One Way ANOVA kekerasan sabun batang transparan minggu ke-4
Formula Rata-rata(Kg) ± SD Conf. level p-value F1 2,30±0,26
95% 1,86.10-6
F2 3,07±0,21 F3 2,47±0,25 F4 1,90±0,26 LB 4,27±0,25 MF 2,37±0,32
Tabel VI menunjukkan rata-rata kekerasan sabun batang transparan
F1, F2, F3, dan F4 memenuhi kriteria kekerasan sabun, yaitu lebih keras sama
dengan 2 Kg. Tingkat kekerasan sabun batang transparan hasil formulasi
memiliki posisi atau level diantara sabun “MF” dan sabun “LB” sehingga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
diartikan bahwa sabun batang transparan minyak jahe yang dibuat dalam
penelitian ini memiliki kekerasan yang sebanding dengan kekerasan sabun
merek dagang yang telah beredar dipasaran.
Hasil uji statistik menunjukkan nilai p-value sebesar 1,86.10-6 (< 0,05)
yang berarti kekerasan sabun batang transparan yang dihasilkan pada penelitian
ini relatif berbeda. Perbedaan kekerasan dapat terlihat dari rata-rata
kekerasannya. Sabun F2, F3, dan F4 cenderung mengalami penurunan
kekerasan. Penyebabnya diduga berasal dari jumlah minyak jahe yang
ditambahkan. Wujud minyak jahe yang cair diduga mempengaruhi viskositas
larutan sabun dan kekerasannya saat dipadatkan sehingga semakin banyak
penambahannya akan semakin menurunkan tingkat kekerasan sabun. Akan
tetapi kekerasan sabun F1 belum sesuai dengan pendugaan tersebut.
Kemungkinan penyebabnya adalah kondisi sabun F1 yang belum stabil
sehingga sabun belum mencapai tingkat kekerasan maksimalnya.
2. Kemampuan sabun membentuk dan mempertahankan busa
Uji kemampuan sabun membentuk dan mempertahankan busa
dilakukan pada minggu ke-4 setelah pembuatan sabun. Uji ini bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan sabun dalam membentuk dan
mempertahankan busa antar formula dengan konsentrasi minyak jahe yang
berbeda dan sesuai atau tidaknya dengan kriteria kemampuan membentuk busa
yang ditentukan dari sabun “MF”, yaitu lebih tinggi sama dengan 44 mm, dan
kriteria kemampuan mempertahakan busa yang ditentukan dari sabun “LB”,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
yaitu, lebih kecil dari 29%. Sebagai pembanding untuk mengetahui posisi atau
leveling standar sifat fisik sabun batang transparan yang dibuat pada penelitian
ini terhadap sabun batang transparan yang telah beredar di pasaran digunakan
sabun “LB” dan “MF”.
Data yang diambil untuk membandingkan pengaruh minyak jahe
sebagai fragrance oil terhadap kemampuan sabun membentuk dan
mempertahankan busa adalah data pada minggu ke-4 karena pada minggu ke-4
kondisi sabun telah stabil karena telah melalui masa pendiaman atau aging
selama 4 minggu.
Respon yang diukur untuk mengetahui kemampuan sabun membentuk
busa adalah ketinggian busa yang terbentuk setelah dikocok dengan bantuan
homogenizer selama 1 menit. Tingginya busa yang terbentuk menyatakan
bahwa kemampuan sabun dalam membentuk busa baik karena apabila busa
yang terbentuk banyak maka akan memberikan kesan mewah dan sensasi
lembut saat digunakan.
Untuk mengetahui sesuai atau tidaknya sabun batang transparan yang
dibuat dalam penelitian ini dengan kriteria pembentukan busa dan kemampuan
mempertahankan busa, maka ketinggian busa yang terbentuk dan persentase
penurunan busa dari F1, F2, F3, F4 dibandingkan dengan kriteria kemampuan
membentuk busa, yaitu lebih tinggi sama dengan 44 mm, dan kriteria
kemampuan mempertahankan busa, yaitu lebih kecil dari 29%.
Respon yang diukur untuk mengetahui kemampuan sabun
mempertahankan busa adalah penurunan ketinggian busa setelah pendiaman 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
menit. Kecilnya persentase penurunan ketinggian busa menandakan
kemampuan sabun mempertahankan busa yang baik. Hal ini dikarenakan busa
yang terbentuk dapat bertahan dan tidak cepat hilang selama pemakaian.
Data yang telah diperoleh kemudian diukur signifikansi perbedaannya
menggunakan uji statistik One Way ANOVA karena data yang didapat
berdistribusi normal dan homogen(lihat Lampiran 3). Taraf kepercayaan yang
digunakan adalah 95 % dan jika nilai p-value lebih kecil dari 0,05 maka
dikatakan kemampuan sabun membentuk dan mempertahankan busa berbeda.
Tabel VII menunjukkan rata-rata ketinggian busa sabun F1 dan F2
tidak memenuhi kriteria kemampuan membentuk busa(ketinggian busa) sabun
batang transparan, yaitu lebih tinggi sama dengan 44 mm, sedangkan sabun F3
dan F4 memiliki rata-rata ketinggian busa yang memenuhi kriteria tersebut.
Tabel VII. Hasil uji dan p-value pada One Way ANOVA kemampuan sabun membentuk busa pada minggu ke-4
Formula sabun
Rata-rata ketinggian busa±SD
Confidence level p-value
F1 38±1
95 % 0,00674
F2 38±3,61 F3 42,33±4,16 F4 43,67±1,53 LB 46,33±3,06 MF 46,67±2,08 Hasil tersebut juga ditegaskan dengan hasil uji statistik yang
menunjukkan nilai p-value lebih kecil dari 0,05, yaitu sebesar 0,00674. Artinya
ada perbedaan kemampuan membentuk busa pada sabun-sabun di atas.
Dilakukan uji statistik Tukey HSD untuk mengetahui sabun mana yang
berbeda signifikan. Hasilnya menunjukkan bahwa yang memiliki perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
signifikan dalam kemampuan membentuk busa adalah antara F1 dan F2 dengan
sabun “MF”. Hanya sabun F3 dan F4 yang memiliki kemampuan membentuk
busa di antara sabun “LB” dan “MF” sehingga dapat dikatakan bahwa sabun
F3 dan F4 memiliki kemampuan membentuk busa yang sebanding dengan
sabun merek dagang yang telah beredar di pasaran.
Hasil uji statistik Tukey HSD juga menunjukkan bahwa antara sabun
F1-F2, F1-F3, F1-F4, F2-F3, F2-F4, dan F3-F4 memiliki nilai p-value lebih
besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan membentuk busa
antar sabun tidak berbeda. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil statistik
tersebut adalah penambahan minyak jahe sebagai fragrance oil dalam jumlah
berbeda tidak mempengaruhi kemampuan sabun membentuk busa.
Tabel VIII. Hasil uji dan p-value pada One Way ANOVA kemampuan sabun mempertahankan busa pada minggu ke-4
Formula sabun
Rata-rata penurunan busa (%) ± SD Conf.level Sign.value p-value
F1 32,47±3,18
95 % 0,05 0,092
F2 31,55±3,33 F3 34,86±5,98 F4 53,02±25,37 LB 27,41±0,76 MF 25,69±1,10
Tabel VIII menunjukkan rata-rata persentase penurunan busa sabun
F1, F2, F3, dan F4 memenuhi kriteria kemampuan busa(penurunan busa(%)),
yaitu lebih besar sama dengan 24%. Tingkat penurunan busa sabun F1, F2, F3,
dan F4 berada di antara tingkat penurunan busa sabun “MF” dan “LB”
sehingga dapat dikatakan kemampuan mempertahankan busa sabun F1, F2, F3,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dan F4 sebanding dengan kemampuan mempertahankan busa sabun merek
dagang yang beredar di pasaran.
Dapat dilihat pula adanya perbedaan rata-rata penurunan busa (%)
antara sabun F1, F2, F3, dan F4 akan tetapi secara statistik tidak berbeda
dengan p-value sebesar 0,092 yang lebih besar dari 0,05. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa penggunaan minyak jahe dengan berbeda konsentrasi
tidak berpengaruh terhadap kemampuan sabun mempertahankan busa.
Dari data hasil uji statistik kemampuan sabun membentuk dan
mempertahankan busa dapat disimpulkan bahwa penambahan minyak jahe
sebagai fragrance oil dalam jumlah berbeda tidak mempengaruhi kemampuan
sabun dalam mempertahankan dan membentuk busa. Sabun batang transparan
yang dibuat dalam penelitian ini, yaitu F1, F2, F3, dan F4, telah sesuai dengan
sabun yang telah beredar di pasaran dalam hal kemampuannya
mempertahankan busa. Kemampuan membentuk busa pada sabun F3 dan F4
telah sesuai dengan kriteria kemampuan membentuk busa dan sebanding
dengan sabun batang transparan yang beredar di pasaran sedangkan sabun F1
dan F2 belum sesuai kriteria dan belum sebanding.
3. Derajat keasaman
Derajat keasaman sabun dinyatakan dengan nilai pH. Pengukuran pH
dilakukan bersamaan dengan pengukuran kemampuan pembentukan busa
sabun. Pengujiannya menggunakan indikator pH universal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel IX. Hasil uji derajat keasaman (pH)
Formula sabun pH rata-rata pH sabun menurut Annual
Book of ASTM Standards Vol. 15 tahun 2002
F1 9
9-11
F2 9 F3 9 F4 9 LB 10 MF 9
Hasil yang diperoleh adalah sabun F1, F2, F3, dan F4 memiliki pH 9.
pH ini sesuai dengan pH sabun “LB” dan “MF” yang juga memiliki pH 10 dan
9. Dengan demikian pH larutan sabun sudah sesuai dengan rentang pH sabun
merek dagang, yaitu sabun “LB” dan “MF”, dan rentang pH pada Annual Book
of ASTM Standards Vol. 15 tahun 2002, yaitu 9-11. Menurut Ertel (2006),
sabun dengan rentang pH 4,0 – 10,5, memang menyebabkan perubahan pH
kulit tetapi tidak menimbulkan iritasi. Antara pH sabun dengan iritasi kulit
tidak memiliki korelasi yang signifikan. pH sabun yang cenderung basa justru
bermanfaat untuk membuka barrier kulit dan memaksimalkan proses
pengangkatan kotoran(Ali dan Yosipovitch, 2013).
4. Transparansi sabun
Pengujian transparansi sabun dilakukan dengan memotong sabun
hingga ketebalan 0,25 inci (0,635 cm) dan diletakkan di atas kertas putih
dengan tulisan berukuran font 14. Tulisan tersebut dapat terlihat sehingga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
disimpulkan bahwa sabun F1, F2, F3, dan F4 dapat dikatakan transparan.
Gambar dapat dilihat pada Lampiran 4.
D. Subjective Assessment
Untuk mengetahui gambaran mengenai penerimaan konsumen akan
produk sabun batang transparan yang telah dibuat maka dilakukan subjective
assessment dengan metode statistik deskriptif. Tahapan dalam statistik deskriptif
adalah pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian informasi/data
(Reksoatmodjo, 2009).
Masing-masing peserta diberikan sampel sabun batang transparan dengan
konsentrasi minyak jahe sebesar 2 g atau F2 pada penelitian ini. Pemilihan ini
dilakukan dari hasil uji organoleptis yang menunjukkan bahwa sabun F2 dengan
konsentrasi minyak jahe sebesar 2 g memiliki aroma yang paling baik di antara ke
empat formula karena tidak terlalu tajam dan juga tidak lemah. Pertimbangan
organoleptis ini digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa yang akan menarik
konsumen pertama kali adalah nilai estetika, yaitu penampakan dan aroma sabun.
Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuisioner dengan
menyertakan pertanyaan tertutup dan terbuka. Dalam kuisioner terdapat 11
pertanyaan tertutup dan 2 pertanyaan terbuka yang validitas bahasanya diujikan
kepada 3 orang responden. Pertanyaan tertutup dibagi menjadi 2 macam jawaban,
yaitu setuju tidaknya konsumen dengan aroma jahe, kemampuan mempertahankan
bentuk, rasa lembut saat digunakan, busa yang dihasilkan, dan penampilan dari
produk sabun yang telah dibuat serta tingkat kesukaan konsumen terhadap produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
sabun. Ketiga responden menyatakan bahwa semua pertanyaan dapat dimengerti
sehingga kuisioner dapat dikatakan valid. Kuisioner dibagikan kepada 30 orang
responden wanita yang merupakan mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma angkatan 2012. Semua kuisioner kembali. Dipilih 30 responden
karena jumlah ini masih diperbolehkan untuk pengambilan sampel dalam jumlah
besar. Dengan N ≥ 30 data akan mendekati distribusi normal dan aproksimasi
(kemiripan) akan semakin baik seiring kenaikan nilai N (Spiegel and Stephens,
2007). Data yang didapat dari survey kemudian diolah dan dirangkum dalam
bentuk presentase kemudian disajikan dalam bentuk diagram batang. Gambar 5
menunjukkan sebagian besar konsumen setuju bahwa produk sabun yang
dihasilkan memang memiliki sifat fisik seperti yang disebutkan dalam pertanyaan
tertutup, yaitu sabun memiliki aroma jahe, sabun tidak melunak dan dapat
mempertahankan bentuk saat digunakan, terasa lembut saat digunakan, busa yang
dihasilkan baik, sabun memiliki penampilan yang transparan, dan ketertarikan
konsumen untuk menggunakan.
Gambar 6 menunjukkan bahwa sebagian konsumen menyukai produk
sabun yang dihasilkan dengan sifat fisik yang dimiliki, seperti aroma, bentuk dan
penampilan sabun, sensasi lembut setelah digunakan, busa yang dihasilkan, dan
kekerasannya. Dari pertanyaan terbuka diketahui bahwa sebagian besar
responden berpendapat bahwa aroma jahe dari produk sabun terlalu kuat sehingga
mereka menyarankan untuk mengurangi jumlah pemakaian minyak jahe yang
digunakan sebagai fragrance oil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gambar 5. Diagram batang tingkat persetujuan konsumen tentang sifat fisik
produk sabun yang dihasilkan
Gambar 6. Diagram batang tingkat kesukaan konsumen terhadap
produk sabun
Adapun keterbatasan yang ditemukan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah sabun F1 yang masih belum dalam kondisi stabil pada minggu ke 4 dan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
sabun memiliki aroma jahe
sabun tidak melunak dan
dapat mempertahankan
bentuk saat digunakan
terasa lembut saat digunakan
busa yang dihasilkan baik
sabun memiliki penampilan yang
transparan
saya tertarik menggunakan
sabun ini
sangat tidak setuju tidak setuju setuju sangat setuju
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Aroma bentuk produk sabun sensasi lembut setelah digunakan
busa yg dihasilkan kekerasan produk
sangat tidak suka tidak suka suka sangat suka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
masih belum menunjukkan respon sifat fisik yang sebenarnya sehingga tidak
dapat dibandingkan dengan respon sifat fisik sabun F2, F3, dan F4 yang telah
berada pada konsisi stabil. Ada pula keterbatasan lain yang ditemukan oleh
peneliti adalah sabun F1 dan F2 yang belum memenuhi kriteria kemampuan
membentuk busa serta dari ke empat sabun belum didapatkan sabun dengan
jumlah minyak jahe yang menghasilkan sabun batang transparan dengan aroma
jahe yang pas. Oleh karena itu, perlu dilakukan optimasi jumlah minyak jahe
dalam formulasi sabun batang transparan agar dapat dihasilkan sabun batang
transparan yang memenuhi sifat fisik yang memenuhi semua kriteria sifat fisik
sabun batang transparan dan memiliki aroma jahe yang pas, misalnya dengan
penambahan foam booster dengan jumlah yang lebih banyak. Subjective
assessment pada penelitian ini hanya menggunakan sabun F2 yang diujikan
kepada 30 orang. Hal tersebut berdasar pada seleksi awal yang dilakukan oleh
peneliti terhadap sabun F1, F2, F3, dan F4 terhadap aroma jahe yang paling bisa
diterima. Akibatnya responden tidak dengan leluasa memilih sabun dengan aroma
yang benar-benar bisa diterima. Meskipun pada proses pembuatan sabun batang
transparan pada penelitian ini setiap langkah telah dikontrol dan diseragamkan
tetapi masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengoptimasi kecepatan
dan lama putar serta suhu pencampuran dan suhu penyimpanan yang lebih
spesifik agar dihasilkan sabun batang transparan dengan sifat fisik yang lebih
baik. Sabun merupakan kosmetika yang penggunaannya hanya sebentar dengan
waktu kontak yang singkat dengan kulit karena akan hilang saat dibilas dengan air
sehingga memiliki resiko terjadi iritasi yang kecil dibandingkan dengan kosmetika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
lainnya. Untuk memperkecil resiko iritasi dapat digunakan bahan-bahan yang
telah dipastikan keamanannya. Akan tetapi akan lebih baik bila dilakukan uji
iritasi untuk memastikan bahwa sabun batang transparan yang dihasilkan benar-
benar aman saat digunakan jangka pendek maupun jangka panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Penggunaan minyak jahe sebagai fragrance oil dengan konsentrasi
berbeda tidak mempengaruhi kemampuan membentuk busa dan
mempertahankan busa dari sabun yang dihasilkan tetapi menghasilkan
sabun dengan kekerasan yang berbeda, menghasilkan sabun batang yang
transparan, dan memiliki pH sesuai dengan rentang kriteria penerimaan pH
sabun batang transparan.
2. Sifat fisik sabun batang transparan yang dihasilkan sesuai dengan kriteria
penerimaan sifat fisik sabun batang transparan, kecuali sabun F1 dan F2
dalam kemampuan membentuk busa dan sabun batang transparan minyak
jahe dapat diterima oleh konsumen apabila dipasarkan.
B. Saran
1. Kecepatan dan lama putar serta suhu pencampuran dan suhu penyimpanan
dalam proses pembuatan sabun batang transparan mungkin berpengaruh
terhadap sifat fisis sabun batang transparan yang dihasilkan sehingga perlu
dilakukan optimasi untuk memperoleh produk sabun batang transparan
yangoptimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2. Perlu dilakukan modifikasi lagi pada formulasi sabun batang transparan
dengan menambahkan foam booster dengan konsentrasi yang lebih tinggi
agar menghasilkan sabun transparan dengan busa lebih banyak.
3. Aroma jahe pada sabun batang transparan mempengaruhi tingkat
penerimaan konsumen dan sekaligus berpengaruh pada kekerasan sabun
sehingga perlu dilakukan optimasi untuk mengetahui konsentrasi
optimalnya agar menghasilkan sabun batang transparan dengan aroma dan
kekerasan yang optimal.
4. Perlu dilakukan uji iritasi agar menjamin keamanan dari sabun batang
transparan minyak jahe ini selama penggunaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
DAFTAR PUSTAKA
Ali, S.M., Yosipovitch, G., 2013, Skin pH : From Basic Science to Basic Skin Care, Acta Derm Venereol 2013; 93 : 261-267.
Anonim, 2002, Annual Book of ASTM Standards, Vol. 15, West Conshocken, PA,
USA. Badan Standarisasi Nasional Indonesia, 1994, Standar Mutu Sabun Mandi, SNI 06-
3532-1994, Dewan Standar Nasional, Jakarta.
Barel, A.O., Paye, M., Maibach, H.I., 2001, (Eds.), Handbook of Cosmetic Science and Technology, Marcell Dekker, Inc., New York, p. 440.
Belitz, H.-D., Grosch, W., Schieberle, P., 2009, Food Chemistry, 4th Edition,
Springer, Liepzig, p. 455.
Butler, H., (Eds.), 2001, Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soap, Kluwer Academic
Publisher, London.
Cavitch, S.M., 1997, The Soapmaker’s Companion: A Comprehensive Guide with Recipes, Techniques and Know-How, Storey Publishing, North Adams.
Cavitch, S.M., 2001, Choosing Yours Oil: Oil Propeties of Fatty Acid. http://users.siloverlink.net/~timer/soapdesign.htmL, diakses tanggal 28 Februari 2013.
Dumas, E. dan Helmond, J., 1995, Process for Making Transparent Soap, United
States Patent. Ertel, K., 2006, Personal Cleansing Products: Properties and Use, in Draelo, Z.D.
and Thaman, L.A. (Eds), Cosmetic Formulation of Skin Care Product, Taylor & Francis, New York.
Goddard, E.D., 2007, Cleaner/Conditioner Systems : Surface Chemical Aspect, in
Rhein, L.D., O’Lenick, A., Schlossman, M., Somasundaran, P., Surfactant in Personal Care Products and Decorative Cosmetics, 3rd Edition, CRC Press, USA, p. 139.
Govindarajan, V., 1982, Ginger:Chemistry, Technology, and Quality Evaluation
Part I, CRC Press, Critical Reviews in Food Science and Nutrition, (17): 1-96.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gubitz, G.M., Mittelbatch, M., Trabi, M., 1999, Exploitation of Tropical Oil Seed Plant Jatropha curcas L., Bioresource Technology, 67: 73-82.
Guzman, C.C., Siemonsma, J.S., (Eds.), 1999, Plant Resources of South East Asia
No. 13: Spices, Backhuys Publishers, Leiden. Hambali, E., Suryani, A., dan Rival, M., 2005, Membuat Sabun batang
transparan, Penebar Plus, Jakarta.
Hambali, E., Suryani, A., dan Rivai, M., 2006, Membuat Sabun batang transparan untuk Gift dan Kecantikan, 29, Penebar Swadaya, Jakarta.
Hambali, E., Tatit, K. B., Ani, S., Giri, A. K., 2005, Aplikasi Dietanolamida dari
Asam Laurat Minyak Inti Sawit pada Pembuatan Sabun batang transparan, Jurnal Teknologi Industri Pertanian, pp. 46-53.
Heath, B. H. dan Pharm, B., 1978, Flavor Technology: Profiles, Products,
Application, AVI Publishing Company, Westport, Connecticut.
Herman, S.J., 2005, Application II: Fragrance, in Rowe, D.J. (Eds), Chemistry and Technology of Flavors and Fragrance, Blacwell Publishing Ltd., USA.
Hill, M., and Moaddel, T., 2004, Soap Structure and Phase Behavior, in Spitz, L.,
(Eds), SODEOPEC: Soap, Detergent, Oleochemical and Personal Care Product, AOCS Press, USA.
Juni, E.T., 2008, Pembuatan dan Karakterisasi Sabun Padat Transparan dengan
Bahan Tambahan Ekstrak Jeruk Nipis (Citrus aurantifoila S.), Tesis, Universitas Andalas, Padang
Kamikaze, D., 2002, Studi Awal Pembuatan Sabun Menggunakan Campuran
LemakAbdomen Sapi (Tallow) dan Curd Susu Afkir, Skripsi, 2-4, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Kardinan, A., 2005, Tanaman Penghasil Minyak Atsiri: Komoditas Wangi Penuh Potensi, PT. AgroMedia Pustaka, Depok, p. 30.
Kasture, A.V., Wadodkar, S.G., 2008, Pharmaceutical Chemistry 1, Pune, Nirali
Prakashan, p. 7.1. Kaufman, et al., 2000, Natural Products from Plants, CRC Press, USA, pp. 6, 11. Kirk, R. E., Othmer, D. F., Scott, J. D., dan Standen, A., 1954, Encyclopedia of
Chemical Technology. 12:573-592. Newyork : Interscience Publishers.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Koswara, S., 1995, Jahe dan Hasil Olahannya, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, pp.. 45-59.
Mitsui, T. 1997. New Cosmetic Science. Elseveir Science B. V. Amsterdam,
Netherlands. Ophardt, C. E., 2003, Soap, http://elmhurst.edu/-chm/vchembook/554soap.htmL,
diakses tanggal 28 Februari 2013. Paul, S., 2007, Fatty Acid and Soap Making, http://www.soap-makingresource.
com/fatty -acid-soap-making.htmL, diakses tanggal 28 Februari 2013. Permana, I.A., 2009, Formulasi dan Perbandingan Sifat Fisis Sabun batang
transparan Berbahan Dasar VCO dengan Minyak Atsiri (Minyak Kayu Putih, Sereh, dan Cengkeh) Sebagai Fragrance Oil, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Poucher, W.A., 1950, Perfumes, Cosmetics And Soaps Vol. 1, 5th edition,
Chapman & Hill, London, p. 194. Poucher, W.A., 1993, Perfumes, Cosmetics And Soaps, Chapman & Hill, London,
pp. 9,16. Putri, H.C.H.A., 2008, Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Konsentrasi Ekstrak
Etanol 96% Biji Alpukat (Persea Americana Mill) Terhadap Formulasi Sabun Padat Transparan, Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Putri, I.A.R., 2104, Pengaruh Penambahan Sari Aloe Vera Terhadap Sifat Fisik
dan Masa Simpan Sediaan Sabun batang transparan Untuk Wajah, e-Journal. Volume 03 Nomer 02 Tahun 2014, 23-29.
Reksoatmodjo, T.N., 2009, Statistika Untuk Psikologi dan Pendidikan, PT Refika
Aditama, Bandung, pp. 2-3. Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Owen, S.C., 2006, Handbook of Pharmaceutical
Exipients, fifth edition, Pharmaceutical Press, London. Spiegel, M.R., Stephens, L.J., 2007, Schaum’s Outlines Teori dan Soal-Soal
Statistik, Edisi 3, Erlangga, Jakarta, pp. 198-199. Warra, A.A., 2013, A Report on Soap Making in Nigeria Using Indigenous
Technology and Raw Materials, Asrican Journal of Pure and Applied Chemistry, Vol. 7(4), pp. 139-145.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Winarno, F. G., 1992, Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Lampiran 1. Penyusutan Bobot
a. Hasil pengujian penyusutan bobot
Formula Minggu1(Kg) Minggu2(Kg) Minggu2(Kg) Minggu3(Kg) Minggu3(Kg) Minggu4(Kg)
F1 R1 58,2 57,9 48,6 48,6 38,8 38,2 R2 67,3 66,2 56,1 55,8 45,4 45,0 R3 63,1 62,1 52,0 52,0 46,5 46,2
Rata-rata ± SD 62,87±4,55 62,07±4,15 52,23± 3,76 52,13±3,60 43,33±4,16 43,13±4,31
F2 R1 52,6 52,6 44,7 44,2 35,4 35,2 R2 54,9 54,4 45,2 45,2 35,7 35,7 R3 53,2 52,7 43,1 43,1 35,8 35,8
Rata-rata ± SD 53,57±1,19 53,23±1,01 44,33±1,10 44,17±1,05 35,63±0,21 35,57±0,32
F3 R1 64,5 63,0 53,9 53,6 43,4 43,3 R2 61,9 60,3 49,9 49,6 40,9 40,9 R3 64,7 63,3 53,7 53,4 42,3 42,3
Rata-rata ± SD 63,70±1,56 62,20±1,65 52,50±2,25 52,20±2,25 42,20±1,25 42,17±1,21
F4 R1 67,6 65,8 54,0 53,5 43,1 43,1 R2 65,2 63,5 53,2 52,5 43,4 43,2 R3 62,4 61,5 52,8 52,4 43,5 42,7
Rata-rata ± SD 65,07±2,60 63,8±2,15 53,33±0,61 52,80±0,61 43,33±0,21 43,00±0,26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
b. Hasil uji statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Lampiran 2. Kekerasan sabun
a. Data pengujian
Formula Kekerasan(Kg) Rata-rata ± SD Conf.level Sign.value p-value
F1 R1 2,5
2,3±0,26
95% 0,05 1,86.10-6
R2 2,4 R3 2
F2 R1 3,3
3,07±0,21 R2 3 R3 2,9
F3 R1 2,7
2,47±0,25 R2 2,2 R3 2,5
F4 R1 1,6
1,9±0,26 R2 2 R3 2,1
LB R1 4
4,27±0,25 R2 4,5 R3 4,3
MF R1 2
2,37±0,32 R2 2,5 R3 2,6
b. Hasil uji statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Lampiran 3. Kemampuan sabun membentuk dan mempertahankan busa
a. Data kemampuan sabun mempertahankan busa
Formula Penurunan busa (%)
Rata-rata ± SD Conf.level Sign.value p-value
F1 33,33
34,27±3,18
95% 0,05 0,092
28,95 35,14
F2 35,14
31,55±3,33 28,57 30,95
F3 33,33
34,86±5,98 41,46 29,79
F4 40,48
53,02±25,37 82,22 36,36
LB 27,79
27,41±0,76 27,91 26,53
MF 26,53
25,69±1,10 24,44 26,09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
b. Data hasil uji statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
c. Data kemampuan sabun membentuk busa
Formula Ketinggian Busa(mm)
Rata-rata ± SD Conf.level Sign.value p-value
F1 R1 39
38±1
95% 0,05 0,00674
R2 38 R3 37
F2 R1 37
38±3,61 R2 35 R3 42
F3 R1 39
42,33±4,16 R2 41 R3 47
F4 R1 42
43,67±1,53 R2 45 R3 44
LB R1 47
46,33±3,06 R2 43 R3 49
MF R1 49
46,67±2,08 R2 45 R3 46
d. Data hasil uji statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 4. Hasil Transparansi Sabun
Sabun F1 Sabun F2
Sabun F3 Sabun F4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 5. Subjective Assessment
a. Data kuisioner tingkat persetujuan konsumen terhadap sifat fisik sabun
Parameter STS TS S SS Sabun memiliki
aroma jahe 0% 16,67% 56,67% 26,67%
Sabun tidak melunak dan dapat mempertahankan
bentuk bentuk saat digunakan
0% 10% 70% 20%
Terasa lembut saat digunakan 0% 13,33% 63,33% 23,33%
Busa yang dihasilkan baik 6,67% 10% 73,33% 10%
Sabun memiliki penampilan yang
transparan 0% 0% 56,67% 43,33%
Saya tertarik menggunakan
sabun ini 0% 26,67% 66,67% 6,67%
NB : Sangat Tidak Setuju(STS), Tidak Setuju(TS), Setuju(S), Sangat
Setuju(SS)
b. Data kuisioner tingkat kesukaan konsumen terhadap produk sabun
Parameter STS TS S SS Aroma 0% 16,67% 73,33% 10%
Bentuk produk sabun 0% 0% 50% 50%
Sensasi rasa lembut setelah
digunakan 0% 10% 73,33% 16,67%
Busa yang dihasilkan 10% 6,67% 76,67% 6,67%
Kekerasan produk 0% 23,33% 63,33% 13,33%
NB : Sangat Tidak Suka(STS), Tidak Suka(TS), Suka(S), Sangat Suka(SS)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 6. COA Minyak Jahe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BIOGRAFI PENULIS
Penulis dilahirkan di Subang, Jawa Barat, pada tanggal 18 Desember 1991. Lahir dari seorang ibu bernama Silvia Martha Ani Suryani dan seorang bapak bernama Nikolas Handjono serta merupakan anak perempuan tunggal. Selama masa studinya penulis telah mengenyam pendidikan di TK Bunda Maria Pamanukan pada tahun 1996 sampai tahun 1998, SD Bunda Maria Pamanukan pada tahun 1998 sampai tahun 2004, SMP Bunda Maria Pamanukan pada tahun 2004 sampai tahun 2007. Penulis melanjutkan studinya ke jenjang pendidikan menengah atas di SMA Santa Maria Bandung pada tahun 2007 dan lulus di tahun 2010 kemudian menempuh perkuliahan di Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dengan mengambil program studi Farmasi pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Selama masa perkuliahan, penulis mencari pengalaman kerja dengan menjadi Asisten Praktikum Farmasi Fisika pada tahun 2012. Penulis juga aktif dalam kegiatan kemahasiswaan di Universitas Sanata Dharma, yaitu menjadi Koordinator Sie. Dana Usaha pada kepanitiaan Donor Darah tahun 2011, Panitia Makrab Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia, dan menjadi anggota sekaligus koordinator Paduan Suara Fakultas Veronica. Penulis juga turut mengikuti kegiatan di luar kampus, yaitu Seminar Nasional Nanoteknologi yang diselenggarakan oleh Fakultas Farmasi UGM tahun 2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI