PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan...

91
OPTIMASI NATRIUM ALGINAT DAN Na-CMC SEBAGAI GELLING AGENT PADA SEDIAAN GEL ANTIINFLAMASI EKSTRAK DAUN PETAI CINA (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) DENGAN APLIKASI DESAIN FAKTORIAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Fransiskus Wisnu Kurniawan NIM: 098114048 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

OPTIMASI NATRIUM ALGINAT DAN Na-CMC SEBAGAI GELLING AGENT PADA SEDIAAN GEL ANTIINFLAMASI EKSTRAK DAUN

PETAI CINA (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) DENGAN APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Fransiskus Wisnu Kurniawan

NIM: 098114048

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

i

OPTIMASI NATRIUM ALGINAT DAN Na-CMC SEBAGAI GELLING AGENT PADA SEDIAAN GEL ANTIINFLAMASI EKSTRAK DAUN

PETAI CINA (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) DENGAN APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Fransiskus Wisnu Kurniawan

NIM: 098114048

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

ii

Persetujuan Pembimbing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

iii

Pengesahan Skripsi Berjudul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tetapi bukanlah kehendakku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi

(Lukas 22: 42)

Karya ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus

Ibu dan Bapak Adikku

Sahabat-sahabatku Almamaterku tercinta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

vii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

“Optimasi Natrium Alginat dan Na-CMC sebagai gelling agent pada Sediaan Gel

Antiinflamasi Ekstrak Daun Petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit)

dengan AplikasiDesain Faktorial” ini dengan baik.

Selama proses masa studi S1 hingga penyusunan skripsi ini selesai,

penulis menerima dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Orang tua dan adik penulis atas doa dan dukungan yang telah diberikan baik

moril maupun materil.

2. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan

pengarahan, masukan, semangat serta motivasi kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt., selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan, kritik, dan saran kepada penulis.

5. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan, kritik, dan saran kepada penulis.

6. Segenap dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah

mengajar dan membimbing penulis selama perkuliahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

viii

7. Pak Musrifin, Pak Wagiran, Pak Heru, Pak Ratijo serta laboran-laboran lain

yang telah membantu penulis selama penelitian.

8. Rekan kerja selama penelitian dan selama perkuliahan, Otniel Sanjaya dan

Evi Fenny Veronica, atas kerja sama dan kebersamaannya.

9. Teman-teman skripsi lantai 1, Hendrika, Melisa, Lia, Selvia, Lani, Jenny, dan

Anta atas kebersamaan yang telah diberikan.

10. Teman-temanku David, Demas, Adel, Riza, Nio, Julio, dan Denny atas

masukan, bantuan, dan motivasi yang diberikan.

11. Teman-teman angkatan 2009 atas kebersamaan yang tidak terlupakan dan

kekompakannya.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu karena keterbatasan

penulis, terima kasih untuk bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari seluruh pihak.

Akhir kata, semoga penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak terutama dalam

bidang farmasi.

Yogyakarta, 21 Mei 2013

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi

PRAKATA ...................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

INTISARI ................................................................................................... xviii

ABSTRACT ..................................................................................................... xix

BAB I PENGANTAR ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

1. Permasalahan ....................................................................... 4

2. Keaslian penelitian ............................................................... 4

3. Manfaat penelitian ............................................................... 5

a. Manfaat teoritis. ............................................................ 5

b. Manfaat metodologis. .................................................... 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

x

c. Manfaat praktis. ............................................................ 5

B. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

1. Tujuan umum ....................................................................... 5

2. Tujuan Khusus ..................................................................... 5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA.............................................................. 6

A. Gel .............................................................................................. 6

B. Gelling Agent .............................................................................. 7

1. Natrium alginat .................................................................... 7

2. Na-CMC .............................................................................. 8

C. Propilenglikol ............................................................................. 9

D. Metil Paraben.............................................................................. 9

E. Tanaman Petai Cina .................................................................. 10

F. Flavonoid .................................................................................. 11

G. Inflamasi ................................................................................... 12

H. Ekstraksi ................................................................................... 14

I. Viskositas ................................................................................. 14

J. Daya Sebar ............................................................................... 15

K. Metode Desain Faktorial ........................................................... 15

L. Landasan Teori ......................................................................... 16

M. Hipotesis ................................................................................... 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

xi

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 18

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................. 18

B. Variabel dan Definisi Operasional ............................................. 18

1. Variabel penelitian ............................................................. 18

a. Variabel bebas ............................................................. 18

b. Variabel tergantung ..................................................... 18

c. Variabel pengacau terkendali....................................... 18

d. Variabel pengacau tak terkendali ................................. 18

2. Definisi operasional ........................................................... 19

C. Bahan Penelitian ....................................................................... 21

D. Alat Penelitian .......................................................................... 21

E. Tata Cara Penelitian .................................................................. 22

1. Pembuatan ekstrak daun petai cina ..................................... 22

a. Pengumpulan dan pembuatan serbuk daun petai

cina ............................................................................. 22

b. Pembuatan ekstrak daun petai cina .............................. 22

2. Optimasi formula gel ......................................................... 22

a. Formula ....................................................................... 22

b. Pembuatan gel. ............................................................ 24

3. Uji Sterilitas ....................................................................... 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

xii

4. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel ................................... 25

a. Uji Daya Sebar ............................................................ 25

b. Uji Viskositas .............................................................. 25

5. Uji aktivitas antiinflamasi .................................................. 26

F. Optimasi dan Analisis Data ....................................................... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 28

A. Pengumpulan dan Pembuatan Serbuk Daun Petai Cina.............. 28

B. Pembuatan Ekstrak Daun Petai Cina ......................................... 29

C. Pembuatan Gel Antiinflamasi Ekstrak Daun Petai Cina ............. 30

D. Uji pH Gel Antiinflamasi Ekstrak Daun Petai Cina ................... 32

E. Uji Sterilitas Gel Antiinflamasi Ekstrak Daun Petai Cina .......... 32

F. Karakterisasi Sifat Fisik dan Stabilitas Gel Antiinflamasi

Ekstrak Daun Petai Cina ........................................................... 33

G. Pengaruh Natrium Alginat, Na-CMC, dan Interaksinya

dalamMenentukan Sifat Fisik Gel Antiinflamasi Ekstrak

Daun Petai Cina ........................................................................ 38

1. Viskositas .......................................................................... 39

2. Daya sebar ......................................................................... 41

3. Pergeseran viskositas ......................................................... 43

H. Contour Plot Gel Antiinflamasi Ekstrak Daun Petai Cina.......... 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

xiii

I. Uji Aktivitas Gel Antiinflamasi Ekstrak Daun Petai

Cina ................................................................................... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 48

A. Kesimpulan ............................................................................... 48

B. Saran ........................................................................................ 48

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 49

LAMPIRAN ...................................................................................................... 52

BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Formula polyherbal gel for wound healing .................................... 23

Tabel II. Formula gel hasil modifikasi ......................................................... 23

Tabel III. Level rendah dan level tinggi natrium alginat dan Na-CMC

pada formula gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina .................. 23

Tabel IV. Formula gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina (200 g).............. 24

Tabel V. Uji pH gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina ............................ 32

Tabel VI. Uji sterilitas gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina .................... 33

Tabel VII. Jumlah penggunaan natrium aginat dan Na-CMC pada gel

antiinflamasi ekstrak daun petai cina ............................................. 36

Tabel VIII. Sifat fisik dan stabilitas gel antiinflamasi ekstrak daun petai

cina ............................................................................................... 37

Tabel IX. Hasil uji aktivitas antiinflamasi ...................................................... 46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur natrium alginat (FAO, 1997) .............................................. 8

Gambar 2. Struktur Na-CMC (Rowe, et al., 2009) ............................................ 8

Gambar 3. Struktur propilenglikol (Rowe, et al., 2009) ..................................... 9

Gambar 4. Struktur metil paraben (Rowe, et al., 2009) ................................... 10

Gambar 5. Grafik orientasi natrium alginat terhadap viskositas ....................... 34

Gambar 6. Grafik orientasi natrium alginat terhadap daya sebar ...................... 34

Gambar 7. Grafik orientasi Na-CMC terhadap viskositas ................................ 35

Gambar 8. Grafik orientasi Na-CMC terhadap daya sebar ............................... 35

Gambar 9. Grafik hubungan natrium alginat terhadap respon viskositas

setelah 2 hari ................................................................................. 40

Gambar 10. Grafik hubungan Na-CMC terhadap respon viskositas

setelah 2 hari ................................................................................. 40

Gambar 11. Grafik hubungan natrium alginat terhadap respon daya

sebar setelah 2 hari ........................................................................ 42

Gambar 12. Grafik hubungan Na-CMC terhadap respon daya sebar

setelah 2 hari ................................................................................. 42

Gambar 13. Contour plot viskositas gel antiinflamasi ekstrak daun petai

cina ............................................................................................... 44

Gambar 14. Contour plot daya sebar gel antiinflamasi ekstrak daun petai

cina ............................................................................................... 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

xvi

Gambar 15. Contour plot viskositas dan daya sebar gel antiinflamasi

ekstrak daun petai cina .................................................................. 45

Gambar 16. Kurva persentase inflamasi ............................................................ 46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Pengesahan Determinasi .................................................... 52

Lampiran 2. Hasil Uji Statistik orientasi dosis .................................................... 53

Lampiran 3. Hasil Uji Sterilitas .......................................................................... 54

Lampiran 4. Uji pH ............................................................................................ 57

Lampiran 5. Hasil Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Gel ........................................... 57

Lampiran 6. Hasil Analisis Menggunakan R-12.4.1 ........................................... 59

Lampiran 7. Uji aktivitas.................................................................................... 67

Lampiran 8. Dokumentasi .................................................................................. 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

xviii

INTISARI

Sifat fisik gel dipengaruhi oleh bahan dan komposisi yang digunakan.

Natrium alginat dan Na-CMC adalah bahan yang digunakan sebagai gelling agent dalam sediaan antiinflamasi ekstrak daun petai cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit). Gelling agent berfungsi untuk membentuk sistem gel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi natrium alginat dan Na-CMCagar diperoleh sediaan gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina yang diinginkan dan untuk mengetahui bahwa sediaan gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi atau tidak.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni menggunakan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level. Sifat fisik yang diamati meliputi viskositas dan daya sebar, sedangkan stabilitas meliputi pergeseran viskositas selama 4 minggu. Analisis data menggunakan R-12.4.1 dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui signifikansi tiap faktor dan interaksinya.

Hasil penelitian menunjukkan, tidak ditemukan komposisi optimum dari natrium alginat dan Na-CMC pada level yang diteliti, dan gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina tidak memberikan efek sebagai antiinflamasi pada level yang diteliti. Kata kunci : Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit, natrium alginat, Na-CMC, gelling agent, dan desain faktorial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

xix

ABSTRACT

The physical properties of gel influenced by the material and the gel composition. Sodium alginate and Sodium-CMC are the materials used as gelling agent in white leadtree leaf extract (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit)anti inflammatorygel. Gelling agent serves to form a gel system. This study aimed to determine the composition of sodium alginate and Sodium-CMC to obtain a white leadtree leaf extract anti inflammatory gel as desired and to determine if it has effectiveness as anti inflammatory or not.

This research is a purely experimental study using a factorial design with two factors and two levels. Observed physical properties include viscosity and spreadability, the gel stability known by its viscosity shift in 4 weeks. Data analysis using the R-12.4.1 with 95% level of confidence to determine the significance of each factor and their interactions.

The results showed that the optimum composition of sodium alginate and Sodium-CMC at the level studied was not found, and the gel not showed anti inflammatory activity. Keywords : Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit, sodium alginat, Sodium-CMC, gelling agent, and factorial design.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) memiliki banyak

manfaat dan merupakan salah satu tanaman obat tradisional Indonesia. Bagian

tanaman petai cina yang biasa digunakan adalah daunnya. Daun petai cina dapat

digunakan sebagai obat luka, bengkak, dan tlusuben (benda-benda yang masuk ke

dalam daging: kayu, bambu, dsb). Penggunaan daun petai cina sebagai obat

bengkak adalah dengan cara ditumbuk halus atau dikunyah, kemudian dioleskan

pada bagian tubuh yang terluka (Thomas, 2007). Daun petai cina mengandung

saponin, alkaloid, flovanoid, dan tannin (Aye dan Adegun, 2013). Senyawa

dalam daun petai cina yang berguna untuk mengobati inflamasi adalah flavonoid.

Flavonioid memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi dengan menghambat asam

arakidonat dari membran, yang merupakan mediator penting dalam proses

inflamasi. Pelepasan asam arakidonat merupakan titik awal untuk respon

inflamasi secara umum, dengan terhambatnya pelepasan asam arakidonat maka

proses inflamasi juga terhambat (Lafuente, Guillamon, Villares, Rostagno, dan

Martinez, 2009), oleh karena itu ekstrak daun petai cina cocok digunakan sebagai

antiinflamasi.

Penelitian ini merupakan salah satu alternatif penggunaan bahan alam

berupa ekstrak daun petai cina sebagai antiinflamasi. Ekstrak daun petai cina

memerlukan suatu bentuk sediaan agar dapat digunakan dengan mudah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

2

acceptable. Bentuk sediaan yang digunakan pada penelitian ini adalah gel yang

bersifat hidrofilik, karena flavonoid dapat terlarut dalam air. Sediaan gel hidrofilik

juga memiliki efek dingin ketika digunakan sehingga dapat memberikan

kenyamanan pada daerah yang mengalami inflamasi. Kelebihan gel hidrofilik

yang lain adalah sifat daya sebar yang baik pada kulit, pelepasan obat yang baik,

tidak menghambat fungsi fisiologis kulit, dan mudah dicuci dengan air (Voigt,

1995).

Mekanisme pembentukan gel dengan membentuk struktur jaringan tiga

dimensi melalui penjeratan solven oleh gelling agent. Gelling agent memiliki

fungsi sebagai pembentuk jaringan struktural gel, sehingga komposisi gelling

agent akan mempengaruhi sifat fisik gel. Sifat fisik gel yang meliputi daya sebar

dan viskositas berpengaruh pada pelepasan obat dan kenyamanan pasien dalam

menggunakan sediaan gel, oleh karena itu diperlukan formula yang optimum agar

formula dapat menghantarkan zat aktif dengan baik (Garg, Aggrawal, Garg, dan

Singla, 2002). Jadi, pada penelitian ini dilakukan optimasi gelling agent untuk

mendapatkan formula gel antiinflamasi yang optimal. Gel antiinflamasi yang

dihasilkan diharapkan memenuhi parameter kualitas sifat fisik gel yang meliputi

daya sebar dan viskositas.

Dalam formulasi sediaan gel ini digunakan natrium alginat dan Na-CMC

sebagai gelling agent dengan tingkat jumlah yang berbeda untuk mendapatkan

bentuk sediaan gel yang optimal. Natrium alginat biasa digunakan dalam

kosmetik, produk makanan, maupun sediaan farmasetis, seperti tablet dan sediaan

topikal, termasuk penutup luka. Natrium alginat dapat larut didalam air,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

3

membentuk solusi koloidal yang kental (Rowe, Sheskey, dan Quinn, 2009),

sehingga cocok digunakan sebagai gelling agent untuk gel antiinflamasi yang

bersifat hidrofilik. Natrium alginat memiliki viskositas yang rendah sehingga

perlu dikombinasikan dengan gelling agent yang lain agar didapat sediaan gel

antiinflamasi ekstrak daun petai cina yang memenuhi kriteria sifat fisik yang

diinginkan. Gelling agent yang dapat dikombinasikan dengan natrium alginat

adalah Na-CMC. Na-CMC biasa digunakan dalam sediaan oral dan topikal,

terutama untuk meningkatkan viskositas dari sediaan. Na-CMC juga mudah

terdispersi didalam air dalam berbagai temperature (Rowe, et al., 2009), oleh

karena itu Na-CMC dapat digunakan sebagai gelling agent dan berfungsi

meningkatkan viskositas dari sediaan gel.

Metode yang dilakukan untuk melihat pengaruh dari gelling agent adalah

desain faktorial. Desain faktorial merupakan desain yang digunakan untuk

mengevaluasi efek dari faktor yang dipelajari secara simultan dan efek yang relatif

penting dapat dinilai (Armstrong dan James, 1996). Desain faktorial digunakan

dalam penelitian untuk mengetahui efek dari faktor pada kondisi yang berbeda.

Dengan metode desain faktorial dapat mengurangi trial and error dalam

percobaan dibandingkan dengan meneliti efek faktor-faktor secara terpisah

(Bolton, 1997). Sebelum digunakan oleh masyarakat, hasil penelitian awal

tersebut masih harus diuji lebih lanjut untuk memperoleh suatu bentuk sediaan

farmasi dengan formula yang relatif optimal dalam melepaskan zat aktif dan

mempertahankan aktivitas pemakaian dalam jangka waktu yang lebih lama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

4

1. Permasalahan

a. Dapatkah diperoleh perbandingan gelling agent natrium alginat dan Na-

CMC agar didapat sediaan gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina yang

memenuhi persyaratan sifat fisik gel (viskositas serta daya sebar) dan

stabilitas gel (pergeseran viskositas)?

b. Apakah sediaan gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina memiliki

aktivitas sebagai antiinflamasi?

2. Keaslian penelitian

Penelitian terkait yang pernah dilakukan oleh Perdhana (2011), yaitu

“Perbedaan Waktu Penyembuhan Luka Insisi pada Mencit antara

Perasan Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) dan

Betadin (Povidon iodine)”. Dalam penelitian ini aktivitas Leucaena

leucocephala (Lam.) de Wit dibandingkan dengan betadin dan senyawa aktif

diambil melalui pemerasan.

Pada penelitian Fauziyah (2008), berjudul “Efek Antiinflamasi

Ekstrak Etanol Daun Petai Cina (Leucaena glauca) pada Tikus Putih

Jantan Galur Wistar”, yang dilakukan adalah dengan melihat efek

antiinflamasi dari ekstrak etanol daun petai cina dalam sediaan infusa.

Sejauh pengetahuan penulis, penelitian tentang optimasi gelling

agent natrium alginat dan Na-CMC pada sediaan gel antiinflamasi ekstrak

daun petai cina dengan aplikasi desain faktorial belum pernah dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

5

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

menambah faedah bagi perkembangan dunia farmasi mengenai optimasi

gelling agent natrium alginat dan Na-CMC pada sediaan gel terutama

sebagai antiinflamasi.

b. Manfaat metodologis. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

memberikan pengetahuan mengenai optimasi sediaan gel dengan metode

desain faktorial.

c. Manfaat praktis. Dengan adanya sediaan gel antiinflamasi ini diharapkan

dapat menjadi alternatif pilihan obat dari bahan alam dan masyarakat

dapat mengembangkan potensi daun petai cina sebagai antiinflamasi.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat sediaan gel

antiinflamasi dengan ekstrak daun petai cina yang memenuhi syarat sifat fisik

gel yang baik.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui perbandingan gelling agent natrium alginat dan Na-CMC

agar didapat sediaan gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina yang

memenuhi persyaratan sifat fisik gel.

b. Mengetahui sediaan gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina yang dibuat

memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Gel

Gel adalah sistem semipadat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari

partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, yang terpenetrasi

oleh suatu cairan. Gel dapat digunakan secara topikal atau dimasukkan kedalam

lubang tubuh (Ditjen POM, 1995). Menurut Niazi (2004) gel merupakan suatu

sistem semi padat dimana fase cair dibatasi oleh jaringan tiga dimensi, antara

matriks yang saling terkait dan bersilangan.

Hidrogel adalah sistem yang menjebak air karena adanya polimer-

polimer tidak larut yang membentuk jaringan. Alasan digunakannya hidrogel

sebagai komponen dari sistem penghantaran dan pelepasan obat adalah

kompatibilitasnya dengan jaringan biologis relatif baik (Zatsdan

Kushla,1996).Sediaan gel hidrofilik memiliki sifat daya sebar yang baik pada

kulit, pelepasan obat yang baik, tidak menghambat fungsi fisiologis kulit, efek

dingin yang ditimbulkan, dan mudah dicuci dengan air (Voigt, 1995).

Karakteristik gel yang digunakan harus sesuai dengan tujuan penggunaan

gel. Gel topikal tidak boleh terlalu liat, dan konsentrasi bahan pembentuk gel yang

terlalu tinggi atau penggunaan bahan pembentuk gel dengan berat molekul yang

terlalu besar dapat mengakibatkan sediaan sulit dioleskan dan sulit pula

didispersikan (Zatz and Kushla, 1989). Kemampuan menembus permeabilitas

kulit merupakan salah satu penghalang dalam sistem penghantaran topikal. Upaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

7

dalam meningkatkan penetrasi bahan aktif ke dalam kulit dapat dilakukan dengan

beberapa cara, antara lain dengan memodifikasi lapisan stratum corneum seperti

pada penggunaan enhancer dan dengan mengunakan sistem pembawa (Benson,

2005).

B. Gelling Agent

Saat didispersikan dalam suatu pelarut yang sesuai, gelling agent

bergabung dan saling menjerat, kemudian membentuk struktur jaring koloid tiga

dimensi. Jaring ini akan membatasi aliran cairan dengan menjebak dan

menghentikan pergerakan molekul pelarut. Struktur ini juga menahan deformasi

dan bertanggung jawab terhadap viskositas gel (Pena, 1990).

1. Natrium alginat

Natrium alginat digunakan untuk sediaan oral maupun topikal.

Dalam sediaan topikal, natrium alginat biasanya digunakan sebagai pengental

dan suspending agent pada pasta, krim dan gel, serta sebagai stabilizing agent

untuk emulsi tipe O/W. Natrium alginat praktis tidak larut dalam etanol

(95%), eter, kloroform, dan etanol atau campuran air danetanol dengan

konsistensi etanol lebih dari 30%. Natrium alginat juga, praktis tidak larut

dalam pelarut organik lainnya dan larutan asam dengan pH kurang dari 3,

perlahan-lahan larut dalam air membentuk larutan koloid kental. Selama ini

WHO belum menyatakan adanya batasan untuk asupan alginat dan garam

alginat yang digunakan sehari-hari (Rowe, et al., 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

8

Gambar 1. Struktur natrium alginat (FAO, 1997)

2. Na-CMC

Na-CMC umumnya digunakan dalam sediaan oral dan topikal,

terutama untuk meningkatkan viskositas. Biasanya Na-CMC digunakan pada

konsentrasi 3% - 6% untuk menghasilkan gel yang digunakan sebagai basis

pasta dan krim. Glikol sering ditambahkan pada basis yang menggunakan Na-

CMC untuk mencegah pengeringan basis. Solusi Na-CMC stabil pada pH 2-

10. Jika pH kurang dari 2 maka dapat terjadi presipitasi sedangkan bila pH

lebih dari 10 dapat menyebabkan penurunan viskositas (Rowe, et al., 2009).

Gambar 2. Struktur Na-CMC (Rowe, et al., 2009)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

9

C. Propilenglikol

Propilenglikol biasanya digunakan sebagai antimikrobial preservatif,

disinfektan, humektan, plasticizer, pelarut, agen stabilitas, dan cosolvent.

Pemerian propilenglikol adalah jernih, tidak berwarna, kental, biasanya tidak

berbau, dengan rasa manis, sedikit tajam seperti gliserol. Berfungsi sebagai

humektan pada konsentrasi sekitar 15% dari formula. Dapat bercampur dengan

aseton, kloroform, etanol (95%), gliserin, dan air, kelarutannya adalah 1 bagian

dalam 6 bagian eter. Tidak bercampur dengan minyak mineral, tetapi dapat

terlarut dalam beberapa minyak esensial.Secara kimia stabil ketika dicampur

dengan etanol (95%), gliserin, atau air, dan larutannya dapat disterilisasi dengan

autoklaf (Rowe, et al., 2009).

Gambar 3. Struktur propilenglikol (Rowe, et al., 2009)

D. Metil Paraben

Metil paraben umumnya digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam

produk makanan, kosmetik , dan sediaan farmasi. Metil paraben dapat digunakan

sendiri ataupun dikombinasikan dengan paraben lain dan antimikroba lainnya.

Metil paraben efektif pada rentang pH yang luas dan memiliki spektrum aktivitas

antimikroba yang luas. Efikasi dari metil paraben dapat ditingkatkan dengan

penambahan propilenglikol (2%-5%) (Rowe, et al., 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

10

Gambar 4. Struktur metil paraben (Rowe, et al., 2009)

E. Tanaman Petai Cina

Petai cina merupakan tumbuhan yang memiliki batang keras, dan

berukuran tidak besar. Daunnya majemuk terurai dalam tangkai berbilah ganda.

Bunganya berjambul warna putih, sedangkan buahnya mirip dengan buah petai

(Parkia speciosa) tetapi ukurannya lebih kecil dan lebih tipis. Buahnya termasuk

buah polong, berisi biji-biji kecil dengan jumlah yang cukup banyak. Petai cina

hidup di dataran rendah sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut.

Perkembangbiakan petai cina bisa dilakukan dengan penyebaran biji dan stek

batang (Thomas, 2007).

Biji petai cina biasa digunakan sebagai obat cacingan, diabetes melitus,

dan meningkatkan gairah seks. Daunnya biasa digunakan sebagai obat luka,

bengkak, dan tlusuben (benda-benda yang masuk ke dalam daging: kayu, bambu,

dsb). Untuk obat luka dan bengkak cara pemakaiannya dengan menumbuk halus

daun petai cina atau dikunyah, kemudian ditempelkan pada bagian yang luka atau

bengkak (Thomas, 2007). Menurut Aye dan Adegun (2013) daun petai cina

mengandung saponin, alkaloid, dan flavonoid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

11

Klasifikasi tanaman petai cina yang diambil dari USDA (2013) adalah:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Leucaena Benth

Spesies : Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit.

F. Flavonoid

Flavonoid merupakan subkelas dari polifenol yang terdapat pada banyak

tanaman. Ciri dari flavonoid adalah memiliki dua atau lebih cincin aromatik,

masing-masing memiliki setidaknya satu aromatik hidroksil dan terhubung

dengan sebuah heterosiklik piran. Flavonoid dibagi menjadi beberapa subkelas,

yaitu flavanol, flavanon, flavon, isoflavon, flavonol, dan antosianidin. Beberapa

flavonoid spesifik mempengaruhi sistem enzim yang terlibat dalam proses

peradangan, terutama tirosin dan serin-treonin protein kinase. Enzim ini terlibat

dalam sinyal transduksi dan proses aktivasi sel seperti proliferasi sel T, aktivasi

limfosit B atau produksi sitokin oleh rangsangan monosit. Flavonoid juga

menunjukkan efek pada proses sekresi dari sel-sel inflamasi. Beberapa flavonoid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

12

seperti luteolin, kaempferol, apigenin, atau quercetin telah dilaporkan sebagai

inhibitor dari b-glukuronidase dan pelepasan lisozim dari neutrofil. Flavonoid ini

secara signifikan menghambat pelepasan asam arakidonat dari membran, efek

yang berkorelasi dengan degranulasi (Lafuente, et al., 2009).

Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa molekul flavonoid

memodulasi aktivitas enzim metabolisme asam arakidonat (AA) seperti

fosfolipase A2 (PLA2), siklooksigenase (COX) dan lipoksigenase (LOX) serta

memproduksi enzim oksida nitrat (NO), oksida nitrat synthase (NOS).

Penghambatan enzim ini mengurangi produksi AA, prostaglandin, leucotrienes,

dan NO, yang merupakan mediator penting dari peradangan. Dengan demikian,

penghambatan enzim ini dengan flavonoids mungkin salah satu mekanisme yang

paling penting dari aktivitas anti-inflamasi. Pelepasan asam arakidonat merupakan

titik awal untuk respon inflamasi umum. Asam arakidonat dilepaskan dari

membran fosfolipid dalam sel oleh aksi PLA2, dan dimetabolisme oleh

siklooksigenase (COX) dan lipoxygenase (LOX) untuk jalur prostaglandin.

Senyawa fenolik seperti flavonol dan polifenol yang ditemukan untuk

menghambat enzim ini, mengurangi pelepasan dan metabolisme asam arakidonat

dan dengan demikian, mengurangi pembentukan mediator inflamasi (Lafuente, et

al., 2009).

G. Inflamasi

Inflamasi adalah respon terhadap cedera jaringan dan infeksi. Ketika

proses inflamasi berlangsung, terjadi reaksi vaskular dimana cairan, elemen-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

13

elemen darah, sel darah putih, dan mediator kimia berkumpul pada tempat cedera

jaringan atau infeksi. Proses inflamasi adalah suatu mekanisme perlindungan

untuk menetralisir dan membasmi agen-agen yang berbahaya pada tempat cedera

dan untuk mempersiapkan keadaan untuk perbaikan jaringan. Meskipun ada

hubungan antara inflamasi dan infeksi, namun istilah ini berbeda. Infeksi

disebabkan oleh mikroorganisme dan menyebabkan inflamasi, tetapi tidak semua

inflamasi disebabkan oleh infeksi. Lima ciri khas inflamasi atau dikenal sebagai

tanda umum inflamasi adalah kemerahan, panas, pembengkakan, nyeri, dan

hilangnya fungsi. Kemerahan terjadi pada tahap pertama inflamasi. Darah

berkumpul pada daerah cedera akibat pelepasan mediator kimia tubuh. Histamin

mendilatasi arteriol. Pembengkakan merupakan tahap kedua dari inflamasi.

Plasma merembes kedalam jaringan interstisial pada tempat cedera. Kinin

mendilatasi arteriol, meningkatkan permeabilitas kapiler. Panas pada tempat

inflamasi dapat disebabkan oleh bertambahnya pengumpulan darah dan mungkin

juga karena pirogen yang mengganggu pusat pengatur panas pada hipotalamus.

Nyeri disebabkan oleh pembengkakan dan pelepasan mediator-mediator kimia.

Hilangnya fungsi disebabkan karena penumpukan cairan pada tempat cedera

jaringan dan karena rasa nyeri yang mengurangi mobilitas pada daerah yang

terkena (Kee dan Hayes, 1996).

Sistem kekebalan tubuh diintegrasikan oleh sekelompok sel yang dapat

berinteraksi dengan cara menanggapi pesan antarsel termasuk hormon dan sitokin.

Beberapa flavonoid menunjukan pengaruh biokimia dan farmakologis yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

14

mempengaruhi fungsi sel kekebalan dan inflamasi seperti sel T, sel B, makrofag,

neutrofil, sel mast, atau basofil (Lafuente, et al., 2009).

H. Ekstraksi

Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan bahan yang terkandung dengan

pelarut cair yang sesuai. Pada umumnya ekstraksi dapat dilakukan secara infudasi,

maserasi, perkolasi dan destilasi uap. Maserasi merupakan salah satu cara

penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk

simplisia dalam cairan penyari dengan bantuan penggojogan. Cairan penyari akan

menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat

aktif, zat aktif akan terlarut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara

larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat

didesak ke luar (Depkes RI, 1986).

Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari

nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari.

Umumnya digunakan air, eter, atau campuran etanol-air sebagai penyari (Ditjen

POM, 1979).

I. Viskositas

Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk

mengalir, semakin tinggi viskositas berarti semakin tinggi juga tahanannya

(Martin, Swarbrick, Cammarata, 1983). Viskositas, elastisitas, dan rheologi adalah

karakteristik yang penting dalam produk sediaan semisolid. Peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

15

viskositas akan menurunkan daya sebar (Garg, et al.,2002). Faktor yang

mempengaruhi pergeseran viskositas adalah perubahan agen pembentuk

viskositas atau interaksi dengan sistem pada kondisi istirahat. Pergeseran

viskositas yang kecil terjadi pada temperatur penyimpanan normal (Zats dan

Kushla, 1996).

J. Daya Sebar

Daya sebar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu karakteristik formula,

kekuatan dan lama tekanan yang menghasilkan kelengketan, dan temperatur

tempat aksi. Kecepatan penyebaran suatu sediaan bergantung pada viskositas

formula, kecepatan evaporasi, dan kecepatan peningkatan viskositas karena

evaporasi. Efikasi sediaan topikal bergantung pada daya sebar formulasi untuk

menghantarkan dosis. Penghantaran dosis obat bergantung pada daya sebar suatu

formula (Garg, et al., 2002).

K. Metode Desain Faktorial

Desain faktorial merupakan aplikasi persamaan regresi yaitu teknik untuk

memberikan model hubungan antara variabel respon dengan lebih dari satu

variabel bebas.Desain faktorial merupakan desain yang dipilih untuk

mendeterminasi efek-efek secara simultan dan interaksi dari efek-efek tersebut

(Bolton, 1997).

Dalam desain faktorial terdapat beberapa istilah seperti faktor, level,

efek, dan interaksi. Faktor adalah suatu variabel yang menentukan variabel lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

16

atau suatu besaran yang memberi pengaruh terhadap respon. Level adalah tetapan

atau nilai dari suatu faktor yang dinyatakan secara numerik. Efek adalah

perubahan respon yang disebabkan oleh variasi dari level faktor (Bolton, 1997).

L. Landasan Teori

Daun petai cina dapat digunakan sebagai antiinflamasi (Thomas, 2007).

Kandungan dalam daun petai cina yang berfungsi untuk mengobati inflamasi

adalah flavonoid. Flavonioid memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi dengan

menghambat asam arakidonat dari membran, yang merupakan mediator penting

dalam proses inflamasi. Pelepasan asam arakidonat merupakan titik awal untuk

respon inflamasi secara umum, dengan terhambatnya pelepasan asam arakidonat

maka proses inflamasi juga terhambat (Lafuente, et al., 2009). Untuk menyari zat

aktif dalam daun petai cina dapat digunakan metode ekstraksi dengan pelarut yang

sesuai yaitu air dan etanol. Flavonoid dapat terlarut dalam pelarut etanol 30%,

etanol 70%, dan etanol 96% (Winata, 2011). Ekstrak daun petai cina memerlukan

suatu bentuk sediaan farmasi yang memenuhi standar mutu agar dapat digunakan

dengan mudah dan acceptable. Bentuk sediaan farmasis yang cocok digunakan

sebagai obat inflamasi adalah gel yang bersifat hidrofilik, karena zat aktif yaitu

flavonoid dapat terlarut dalam air. Sediaan gel hidrofilik juga menimbulkan efek

dingin ketika digunakan sehingga dapat memberikan kenyamanan pada daerah

yang mengalami inflamasi. Kelebihan gel hidrofilik yang lain adalah sifat daya

sebar yang baik pada kulit, pelepasan obat yang baik, tidak menghambat fungsi

fisiologis kulit, dan mudah dicuci dengan air (Voigt, 1995).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

17

Pada formula sediaan gel terdapat gelling agent. Komposisi gelling agent

dapat berpengaruh terhadap sifat fisik sediaan gel, karena gelling agent akan

membentuk sistem jaringan tiga dimensi yang menjebak zat aktif. Sifat fisik

gelling agent yang meliputi daya sebar dan viskositas berpengaruh pada

acceptabilitasdan penghantaran zat aktif, oleh karena itu diperlukan konsistensi

formula yang optimum agar formula dapat menghantarkan zat aktif dengan baik.

(Garg, et al., 2002). Gelling agent yang digunakan adalah natrium alginat dan Na-

CMC. Natrium alginat biasa digunakan dalam kosmetik, produk makanan,

maupun sediaan farmasetis, seperti tablet dan sediaan topikal, termasuk penutup

luka. Natrium alginat dapat larut didalam air, membentuk solusi koloidal yang

kental. Na-CMC biasa digunakan dalam sediaan oral dan topikal, terutama untuk

meningkatkan viskositas dari sediaan. Na-CMC juga mudah terdispersi didalam

air dalam berbagai temperature (Rowe, et al., 2009)

Penentuan komposisi antara gelling agent dan humektan agar didapat

sediaan gel yang optimum dilakukan dengan metode desain faktorial. Desain

faktorial digunakan untuk melihat respon dari tiap faktor secara simultan dan

interaksi antar faktor-faktor tersebut.

M. Hipotesis

Komposisi natrium alginat dan Na-CMC sebagai gelling agentakan

mempengaruhi sifat fisik (viskositas dan daya sebar) dan stabilitas gel (pergeseran

viskositas) dari gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina pada level yang diteliti,

selain itu gel ekstrak daun petai cina memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni yang bersifat

eksploratif, dengan metode desain faktorial untuk mencari formula sediaan gel

antiinflamasi ekstrak daun petai cina yang memenuhi persyaratan sifat fisik gel.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah level natrium

alginat dan Na-CMC yang digunakan dalam formula.

b. Variabel tergantung. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat

fisik dan stabilitas dari sediaan gel, yang meliputi daya sebar, viskositas,

dan pergeseran viskositas selama penyimpanan 4 minggu, kecepatan

pengurangan inflamasi.

c. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali dalam

penelitian ini adalah lama pencampuran, kecepatan mixing saat

pembuatan, sumber daun petai cina, lama penyimpanan gel, kondisi

penyimpanan gel, galur hewan uji, usia hewan uji, berat badan hewan uji,

dan jenis kelamin hewan uji.

d. Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali

dalam penelitian ini adalah suhu dan kelembaban selama pembuatan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

19

penyimpanan sediaan gel, interkasi antar komponen, dan keadaan

fisiologis hewan uji.

2. Definisi operasional

a. Optimasi adalah proses untuk mendapatkan formula optimum dalam

level yang diteliti.

b. Gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina adalah sediaan semipadat yang

dibuat dari ekstrak daun petai cina dengan menggunakan gelling agent

natrium alginat dan Na-CMC dengan formula yang telah ditentukan pada

penelitian ini.

c. Antiinflamasi adalah sediaan yang dapat mengurangi gejala-gejala

peradangan

d. Simplisia daun petai cina adalah daun petai cina yang telah dikeringkan

dan kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk.

e. Ekstrak daun petai cina adalah hasil maserasi simplisia daun petai cina

dengan menggunakan 500 mL pelarut etanol 96% : air (1:1) selama 3

hari dalam suhu ruangan, dan remaserasi dengan menggunakan 500 mL

pelarut etanol 96%.

f. Gelling agent adalah bahan pembawa dalam sediaan gel yang dapat

mempengaruhi sifat fisik sediaan gel, dalam penelitian ini digunakan

Natrium alginat dan Na-CMC.

g. Sifat fisik dan stabilitas gel adalah parameter yang digunakan untuk

mengetahui kualitas fisik dari sediaan gel. Dalam penelitian ini sifat fisik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

20

meliputi daya sebar, dan viskositas, sedangkan stabilitas gel adalah

pergeseran viskositas gel selama penyimpanan 4 minggu.

h. Faktorial desain adalah metode optimasi yang digunakan untuk

mengetahui efek yang dominan dalam sifat fisik dan stabilitas gel melalui

analisis hasil secara statistik.

i. Faktor adalah variabel yang diteliti di dalam penelitian (natrium alginat

dan Na-CMC).

j. Respon adalah besaran yang diamati, perubahan efek dan besarnya dapat

dinyatakan secara kuantitatif. Dalam penelitian ini adalah sifat fisik dan

stabilitas gel.

k. Level adalah tetapan atau nilai dari suatu faktor yang dinyatakan secara

numerik.

l. Efek adalah perubahan respon yang disebabkan oleh variasi level dan

faktor.

m. Viskositas adalah ketahanan gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina

untuk mengalir setelah adanya pemberian gaya.

n. Daya sebar adalah diameter penyebaran tiap 1 gram gel antiinflamasi

ekstrak daun petai cina pada alat uji daya sebar yang diberi beban 125

gram dan didiamkan selama 1 menit.

o. Pergeseran viskositas adalah selisih dari viskositas gel antiinflamasi

ekstrak daun petai cina setelah 4 minggu penyimpanan dalam suhu kamar

dengan viskositas gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina setelah 2 hari

pembuatan yang dipersentasekan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

21

p. Contour plot adalah grafik yang merupakan area optimum dari formula

yang menunjukkan parameter sediaan gel yang baik.

q. Area optimum adalah area dari komposisi natrium alginat dan Na-CMC

yang memberikan sifat fisik dan stabilitas gel yang baik, yaitu daya sebar

4-5 cm, viskositas 250-350 dPas, serta perubahan viskositas selama

penyimpanan ≤ 10%.

C. Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun

petai cina, etanol 96% (p.a.), Natrium alginat (farmasetis), Na-CMC (farmasetis),

propilenglikol (farmasetis), methyl paraben (farmasetis), nutrient agar, aquadest, 6

ekor tikus jantan galur SD yang berumur 2-3 bulan dengan berat 200-300 g.

D. Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah glassware (Pyrex-

Germany), mixer (Maspion), viscometer seri VT 04 (RION-JAPAN), stopwatch,

waterbath, neraca analitik, seperangkat alat maserasi, Laminar Air Flow (LAF),

oven, autoklaf, vakum rotary evaporator, pompa vakum, kertas indikator

universal, alat uji daya sebar, pisau bedah steril.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

22

E. Tata Cara Penelitian

1. Pembuatan ekstrak daun petai cina

a. Pengumpulan dan pembuatan serbuk daun petai cina. Daun petai cina

diperoleh dari Kebun Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta. Daun dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan

kotoran yang menempel pada daun. Daun yang telah dicuci diangin-

anginkan kemudian dikeringkan sampai daun benar-benar kering,

ditandai dengan mudah dipatahkan atau hancur bila diremas. Simplisia

yang sudah kering diserbuk dengan menggunakan blender. Serbuk

simplisia kemudian diayak.

b. Pembuatan ekstrak daun petai cina. Serbuk daun petai cina sejumlah 25 g

dimaserasi dengan 500 mL campuran etanol 96% : air (1:1) terus

menerus selama 3 hari pada suhu ruangan. Ekstrak disaring dengan

bantuan pompa vakum dan filtratnya diekstrak lagi menggunakan 500

mL etanol 96% selama 1 hari pada suhu ruangan dan disaring. Kedua

ekstrak tersebut dicampur dan diuapkan dengan menggunakan vakum

rotary evaporator hingga volume mencapai 250 mL. Ekstrak disimpan

untuk keperluan selanjutnya.

2. Optimasi formula gel

a. Formula. Formula yang digunakan dalam percobaan ini mengacu pada

formula Polyherbal Gel for Wound Healing (Patel, Patel, dan Patel,

2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

23

Tabel I. Formula polyherbal gel for wound healing Komposisi Jumlah

Ekstrak daun Centella asiatica (% b/b) 2 % (b/b) Ekstrak rimpang Curcuma longa (% b/b) 2 % (b/b)

Ekstrak kulit batang Terminalia arjuna (% b/b) 2 % (b/b) Carbopol 934 (% b/b) 2 % (b/b)

Propilenglikol 2 ml Etanol 5 mL

Trietanolamin Secukupnya hingga basis gel netral

Aquadest Secukupnya Formula diatas selanjutnya dimodifikasi menjadi formula

dengan komposisi variasi gelling agent. Formula yang diperoleh sebagai

berikut:

Tabel II. Formula gel hasil modifikasi Komposisi Jumlah

Ekstrak daun petai cina 6 % (b/b) Natrium alginate 4-6 % (b/b)

Na-CMC 4-6 % (b/b) Propilenglikol 2 g Methylparaben 0,1 % (b/b)

Aquadest 81,9 % (b/b) Penelitian ini menggunakan 2 faktor yaitu natrium alginat dan

Na-CMC dengan 2 level yaitu level rendah dan level tinggi. Level rendah

dan level tinggi natrium alginat dan Na-CMC pada formula gel

antiinflamasi ekstrak daun petai cina hasil orientasi adalah sebagai

berikut:

Tabel III. Level rendah dan level tinggi natrium alginat dan Na-CMC pada formula gel antiinflamasiekstrak daun petai cina

Formula Natrium Alginat % (b/b) Na-CMC % (b/b) 1 4 4 a 6 4 b 4 6 ab 6 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

24

Berdasarkan Tabel III maka dibuat 4 formula gel antiinflamasi

ekstrak daun petai cina sebagai berikut:

Tabel IV. Formula gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina (200 g) Formula 1 a B Ab

Ekstrak daun petai cina 12 g 12 g 12 g 12 g Natrium alginate 8 g 12 g 8 g 12 g

Na-CMC 8 g 8 g 12 g 12 g Propilenglikol 4 g 4 g 4 g 4 g Methylparaben 0,2 g 0,2 g 0,2 g 0,2 g

Aquadest 163,8 g 163,8 g 163,8 g 163,8 g

b. Pembuatan gel. Pengembangan gelling agent dan proses pencampuran

dilakukan didalam ruangan dan LAF yang telah disterilisasi dengan sinar

UV selama 3 jam, pengerjaan dilakukan secara aseptis. Seluruh alat gelas

dan logam disterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit dengan suhu

121oC, sedangkan alat yang terbuat dari plastik disterilisasi dengan sinar

UV selama 3 jam dan etanol 70%. Natrium alginat disterilisasi dengan

sinar UV selama 3 jam. Na-CMC disterilisasi didalam oven dengan suhu

160oC selama 1 jam. Natrium alginat dikembangkan dalam 160 g

aquadest steril (suhu 40-50oC) dengan cara ditambahkan sedikit demi

sedikit ke dalam aquadest steril sambil diaduk. Na-CMC ditaburkan

secara merata diatas solusi natrium alginat tadi. Pengembangan dilakukan

selama 24 jam dan disimpan didalam inkubator. Propylenglikol

disterilisasi dalam autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121oC.

Methylparaben dilarutkan ke dalam propilenglikol dan diaduk hingga

larut, kemudian ditambahkan sisa aquadest steril. Campuran

methylparaben, propilenglikol dan sisa aquadest steril dimasukkan

kedalam gelling agent yang telah dikembangkan sebelumnya, lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

25

ditambahkan ekstrak daun petai cina. Semua bahan diaduk kuat

menggunakan mixer dengan kecepatan putar level 2 hingga homogen

selama 1 menit.

3. Uji Sterilitas

Uji Sterilitas dilakukan setelah proses pencampuran. Uji sterilitas

dilakukan didalam ruangan dan LAF yang sudah disterilisasi dengan sinar

UV selama 3 jam, pengerjaan dilakukan secara aseptis. Seluruh alat gelas dan

logam disterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121oC.

Nutrient agar dilarutkan dalam aquadest dengan konsentrasi 28g/L, lalu

nutrient agar disterilisasi dalam autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121oC.

Nutrient agar steril dimasukkan ke dalam petri dan ditunggu hingga

mengeras. Setiap formula di spread kedalam tiap petri dan diinkubasi selama

24 jam.

4. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel

a. Uji Daya Sebar. Pengukuran daya sebar sediaan gel dilakukan setelah

pembuatan, 48 jam dan 4 minggu penyimpanan. Gel ditimbang sejumlah

1 gram kemudian gel diletakkan di tengah lempeng kaca bulat berskala.

Di atas gel diletakkan kaca bulat lain dan pemberat sehingga berat kaca

bulat dan pemberat 125 gram, didiamkan selama 1 menit, kemudian

dicatat diameter sebarnya (Garg, et al., 2002).

b. Uji Viskositas. Uji viskositas dilakukan setelah pembuatan, 48 jam dan 4

minggu penyimpanan. Masing-masing formula gel ditentukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

26

viskositasnya dengan menggunakan alat Viscotester Rion seri VT 04.

Ukuran rotor yang digunakan adalah skala 2.

5. Uji aktivitas antiinflamasi

Uji aktivitas antiinflamasi menggunakan 6 ekor tikus. Tikus yang

digunakan adalah tikus jantan galur SD yang berumur 2-3 bulan dengan berat

200-300 g. Semua tikus di anastesi terlebih dahulu menggunakan ketamine-

xilazine, kemudian diukur tebal kakinya dan dinyatakan sebagai X0. Kaki kiri

tiap tikus diinjeksi dengan 0,05 mL karagenin-saline 1%. Tikus dibagi

menjadi 2 kelompok, masing-masing terdiri dari 3 ekor tikus. Satu jam

setelah penyuntikan, kelompok 1 diberi gel formula 1 secara topikal dan

kelompok 2 tidak diberi perlakuan. Setelah 15 menit kaki tikus diukur dan

dinyatakan sebagai Xt. Pengukuran dilakukan tiap 15 menit selama 3 jam.

Presentase inflamasi masing-masing tikus dihitung dengan rumus:

% inflamasi = �������

�100% (Abdassah, Sumiwi, Hendrayana, 2009).

F. Optimasi dan Analisis Data

Data sifat fisik dan stabilitas fisik gel yang diperoleh dianalisis sesuai

dengan metode perhitungan desain faktorial untuk mengetahui efek dari natrium

alginat, Na-CMC dan interaksinya. Pendekatan desain faktorial digunakan untuk

menghitung koefisien b0, b1, b2, b12 sehingga didapatkan persamaan Y = b0 + b1

X1 + b2 X2 + b12 X1X2. Dari persamaan ini kemudian dapat dibuat contour plot

sifat fisik gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina. Dari masing-masing contour

plot digabungkan menjadi contour plot superimposed untuk mengetahui area

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

27

komposisi optimum natrium alginat dan Na-CMC, terbatas pada level yang

diteliti. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program R-12.14.1 dengan

uji two way ANOVA pada taraf kepercayaan 95%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengumpulan dan Pembuatan Serbuk Daun Petai Cina

Daun petai cina diperoleh dari Kebun Obat Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta dan diambil pada bulan Agustus 2012. Saat diambil

pohon dalam keadaan berbuah dan masih terlihat beberapa bunga. Tinggi pohon

petai cina sekitar 5-6 meter. Sebelum digunakan daun petai cina di determinasi

terlebih dahulu. Determinasi dilakukan dengan mencocokkan morfologi tanaman

petai cina dengan buku kunci determinasi yang ditulis oleh Van Steenis (1992)

dan dibuktikan dengan Lembar Pengesahan Determinasi (Lampiran 1).

Determinasi bertujuan untuk mendapatkan suatu spesiesyang spesifik dan tepat

sasaran, karena tumbuhan memiliki banyak spesies. Hasil determinasi

menunjukkan bahwa tanaman yang diambil merupakan Leucaena leucocephala

(Lam.) de Wit.

Daun petai cina yang didapat di sortasi basah untuk menghilangkan

pengotor-pengotor yang melekat pada daun, setelah itu dilakukan pengeringan

dengan cara diangin-anginkan selama 2 hari. Pengeringan berguna untuk

mengurangi kadar air di dalam daun hingga < 10 %, karena jika kadar air terlalu

tinggi maka dapat mempercepat pembusukan dan dapat menjadi media

pertumbuhan mikroba. Daun yang sudah kering ditandai dengan hancurnya daun

ketika diremas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

29

Pada penelitian ini simplisia daun petai cina diubah menjadi serbuk.

Tujuan dari proses ini adalah untuk memperkecil ukuran partikel. Semakin kecil

ukuran partikel sampai batas tertentu maka luas permukaan kontaknya juga

semakin luas sehingga zat aktif dapat terekstrasi maksimal. Ayakan yang

digunakan adalah ayakan nomor 40.

B. Pembuatan Ekstrak Daun Petai Cina

Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi karena metode ini

relatif sederhana dan tidak memerlukan panas, sehingga cocok untuk menyari

senyawa yang tidak tahan panas. Daun petai cina di maserasi menggunakan

pelarut etanol (96%) dan aquadest dengan perbandingan 1:1. Kemudian di

remaserasi kembali dengan pelarut etanol (96%). Ekstraksi bertujuan untuk

menyari zat aktif berupa saponin, alkaloid, dan flavonoid. Campuran etanol (96%)

dan air (1:1) mampu menyari saponin, karena saponin cenderung larut dalam air.

Pelarut etanol (96%) digunakan untuk menyari flavonoid dan alkaloid karena

flavonoid dan alkaloid memiliki kelarutan yang lebih baik dalam etanol

dibandingkan di air. Setelah dilakukan maserasi dan remaserasi ekstrak di

evaporasi pada suhu 40°C hingga 250 mL untuk menghilangkan etanol didalam

ekstrak. Etanol bersifat iritatif, oleh karena itu jumlahnya tidak boleh terlalu

banyak terkandung pada sediaan. Ekstrak yang didapat berwarna hijau tua dengan

pH 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

30

C. Pembuatan Gel Antiinflamasi Ekstrak Daun Petai Cina

Bentuk sediaan yang dibuat dalam penelitian ini adalah hidrogel.

Hidrogel dipilih karena zat aktif yang telah di sari terlarut dalam pelarut air, selain

itu daya sebarnya pada kulit baik, pelepasan obat yang baik, tidak menghambat

fungsi fisiologis kulit, efek dingin yang ditimbulkan, dan mudah dicuci dengan air

(Voigt, 1995). Formula yang digunakan dalam penelitian ini merupakan formula

modifikasi yang mengacu pada formula Polyherbal Gel for Wound Healing (Patel

et al, 2011). Formula tersebut dimodifikasi agar sesuai dengan zat aktif dan agar

didapat sediaan gel antiinflamasi dengan sifat fisik yang diinginkan, yaitu

viskositas 250-350 dPas, daya sebar 4-5 cm, dan pergeseran viskositas < 10%.

Modifikasi formula tidak mengubah fungsi sediaan gel sebagai antiinflamasi.

Pada pembuatan gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina digunakan

natrium alginat dan Na-CMC sebagai gelling agent karena kedua bahan tersebut

aman untuk penggunaan oral maupun topikal serta memiliki stabilitas yang baik

pada pH 4-10 (Rowe, 2011), sehingga cocok dengan ekstrak daun petai cina yang

memiliki pH 6. Natrium alginat juga biasa dikombinasikan dengan chitosan

sebagai penutup luka. Namun, natrium alginat memiliki viskositas yang rendah

sehingga perlu dikombinasikan dengan gelling agent lain yang dapat

meningkatkan viskositas dari sediaan. Dengan mempertimbangkan bentuk

sediaan, stabilitas dan keamanannnya maka dipilih Na-CMC. Untuk

mempertahankan kelembaban kulit saat gel digunakan dan mencegah evaporasi

aquadest yang berlebihan saat penyimpanan maka perlu ditambahkan humektan.

Humektan yang digunakan adalah propilenglikol, karena stabil dalam pelarut air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

31

dan dapat disterilisasi dengan autoklaf. Sediaan hidrogel mudah ditumbuhi

mikroba karena sebagian besar penyusunnya adalah air, oleh karena itu perlu

ditambahkan pengawet. Pengawet yang digunakan adalah metil paraben karena

memiliki spektrum yang luas.

Bahan-bahan yang digunakan dalam formulasi disterilisasi terlebih

dahulu sebelum digunakan, kecuali ekstrak daun petai cina dan metil paraben.

Ekstrak daun petai cina dan metil paraben tidak disterilisasi karena telah memiliki

kemampuan untuk membunuh mikroba. Natrium alginat disterilisasi dengan sinar

UV selama 3 jam, karena natrium alginat akan mengalami depolimerisasi jika

dipanaskan diatas suhu 70°C (Rowe et al, 2009). Na-CMC disterilisasi dengan

oven pada suhu 160°C selama 1 jam dan propilenglikol disterilisasi dengan

autoklaf pada suhu 120°C selama 15 menit (Rowe et al, 2009). Pembuatan gel

antiinflamasi ekstrak daun petai cina dilakukan di dalam LAF agar sediaan yang

dihasilkan steril. Pembuatan gel dilakukan dengan mengembangkan natrium

alginat dan Na-CMC selama 24 jam. Setelah gelling agent mengembang,

kemudian semua bahan dicampur. Pertama, metil paraben dilarutkan kedalam

propilen glikol, karena metil paraben memiliki kelarutan yang lebih tinggi pada

metil paraben dibandingkan di air. Kedua, campuran propilenglikol dan metil

paraben dimasukkan bersama ekstrak cair daun petai cina ke dalam gelling agent

yang sudah mengembang. Ketiga, dilakukan mixing selama 1 menit dengan

kecepatan putar level 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

32

D. Uji pH Gel Antiinflamasi Ekstrak Daun Petai Cina

Uji pH bertujuan untuk mengetahui pH tiap formula yang dibuat, sesaat

setelah pembuatan dan setelah disimpan selama 4 minggu. Uji ini dilakukan

dengan menggunakan indikator pH universal. Hasil uji pH gel antiinflamasi

ekstrak daun petai cina adalah sebagai berikut:

Tabel V. Uji pH gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina

Formula pH Hari ke 0 Minggu ke 4

F1 6,5 6,5 Fa 6,5 6,5 Fb 6,5 6,5 Fab 6,5 6,5

Pada tabel V tampak bahwa semua formula memenuhi syarat pH kulit

normal yaitu 4-6,5. Selama penyimpanan 4 minggu pH sediaan tidak mengalami

perubahan, berarti pH pada sediaan gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina

stabil.

E. Uji Sterilitas Gel Antiinflamasi Ekstrak Daun Petai Cina

Uji sterilitas bertujuan untuk memastikan bahwa gel antiinflamasi ekstrak

daun petai cina dalam kondisi steril. Uji sterilitas dilakukan segera setelah

pembuatan gel antiinflamasi. Uji sterilitas dilakukan di dalam LAF dan sebelum

uji sterilitas dilakukan semua alat dan media pertumbuhan mikroba disterilisasi.

Media pertumbuhan mikroba yang digunakan adalah nutrient agar, karena nutrient

agar merupakan media pertumbuhan yang universal. Hasil uji sterilitas adalah

sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

33

Tabel VI. Uji sterilitas gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina Replikasi F1 Fa Fb Fab Kontrol (-)

1 + + - + + 2 + + + + - 3 + + + + - Pada tabel VI tampak bahwa pada kontrol replikasi 1 terdapat

kontaminasi mikroba pada kontrolsedangkan pada formula b tidak terdapat

kontaminasi mikroba, sehingga dapat disimpulkan bahwa saat pengujian sterilisasi

kondisi lingkungan tidak dalam keadaan aseptis. Pada kontrol replikasi 2 dan 3

tidak terdapat kontaminasi mikroba, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada saat

pembuatan gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina kondisi lingkungan tidak

dalam keadaan aseptis.

F. Karakterisasi Sifat Fisik dan Stabilitas Gel Antiinflamasi Ekstrak Daun

Petai Cina

Sifat fisik dan stabilitas sediaan berguna untuk menentukan kualitas dari

sediaan tersebut. Dalam penelitian ini sifat fisik meliputi viskositas dan daya

sebar, sedangkan stabilitas meliputi pergeseran viskositas setelah penyimpanan

selama 4 minggu. Uji viskositas dan daya sebar dilakukan setelah 2 hari

pembuatan. Pada penelitian ini, faktor yang akan dilihat pengaruhnya terhadap

sifat fisik dan stabilitas gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina adalah gelling

agent natrium alginat dan Na-CMC. Faktor tersebut ditentukan levelnya melalui

proses orientasi. Hasil orientasi dari natrium alginat dan Na-CMC adalah sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

34

Gambar 5. Grafik orientasi natrium alginat terhadap viskositas

Gambar 6. Grafik orientasi natrium alginat terhadap daya sebar

Pada gambar terlihat bahwa pada konsentrasi 4% - 6% natrium alginat

telah memberikan pengaruh terhadap viskositas dan daya sebar. Dipilih level

rendah 4% karena pada grafik natrium alginat terhadap viskositas jumlah natrium

alginat masuk dalam range viskositas yang dikehendaki yaitu 250-300 dPas.

Dipilih level tinggi 6% karena pada grafik natrium alginat terhadap daya sebar

0

100

200

300

400

500

600

700

0 2 4 6 8 10 12

Visk

osita

s (dP

as)

Natrium Alginat (%)

Orientasi Natrium Alginat

0

1

2

3

4

5

6

0 2 4 6 8 10 12

Daya

Seb

ar (c

m)

Natrium Alginat (%)

Orientasi Natrium Alginat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

35

jumlah natrium alginat masuk ke dalam range viskositas yang dikehendaki yaitu

4-5 cm.

Gambar 7. Grafik orientasi Na-CMC terhadap viskositas

Gambar 8. Grafik orientasi Na-CMC terhadap daya sebar

Pada gambar terlihat bahwa pada konsentrasi 4% - 6% Na-CMC telah

memberikan pengaruh terhadap viskositas dan daya sebar. Dipilih level rendah

4% karena pada grafik Na-CMC terhadap viskositas jumlah Na-CMC masuk

dalam range viskositas yang dikehendaki yaitu 250-300 dPas. Dipilih level tinggi

0

500

1000

1500

2000

0 2 4 6 8 10

Visk

osita

s (dP

as)

CMC-Na (%)

Orientasi Na-CMC

012345678

0 2 4 6 8 10

Daya

Seb

ar (c

m)

CMC-Na (%)

Orientasi Na-CMC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

36

6% karena pada grafik Na-CMC terhadap daya sebar garis linear melewati range

daya sebar yang diinginkan yaitu 4-5 cm.

Dari hasil orientasi didapat level tinggi dan level rendah dari natrium

alginat dan Na-CMC adalah:

Tabel VII. Jumlah penggunaan natrium aginat dan Na-CMC pada gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina

Faktor Natrium Alginat Na-CMC Level tinggi 12 gram 12 gram Level rendah 8 gram 8 gram

Daya sebar berbanding terbalik dengan viskositas. Semakin besar daya

sebar berarti gel semakin encer sehingga viskositas semakin kecil. Semakin kecil

daya sebar berarti gel semakin kental sehingga viskositas semakin besar. Jika gel

antiinflamasi ekstrak daun petai cina terlalu encer maka gel akan sulit melekat

pada kulit, namun jika gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina terlalu kental

maka gel akan sulit keluar dari kemasan dan sulit diaplikasikan pada permukaan

luka. Oleh karena itu, diperlukan daya sebar dan viskositas yang tepat agar

didapat sediaan yang dapat diterima oleh konsumen. Pada penelitian ini gel

antiinflamasi ekstrak daun petai cina yang diinginkan adalah sediaan yang

memiliki daya sebar 4-5 cm, viskositas 250-350 dPas, dan pergeseran viskositas <

10%.

Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui luas area gel dapat menyebar

dan merata saat digunakan. Uji daya sebar sediaan gel dilakukan dengan

mengukur diameter sebar 1 gram gel pada kaca bulat berskala, kemudian di atas

gel diletakkan beban dan kaca bulat hingga 125 gram selama 1 menit (Garg et al.,

2002). Daya sebar adalah karakteristik yang berguna untuk memperhitungkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

37

kemudahan saat digunakan, pengeluaran dari wadah, dan mempengaruhi

penerimaan konsumen (Garg et al., 2002). Menurut Garg (2002), bila diameter

daya sebar kurang dari 5 cm maka gel tergolong dalam sediaan yang semikaku

(semistiff), namun jika diameter daya sebar antara 5-7 cm maka gel tergolong

dalam sediaan yang semicair (semifluid). Jadi gel yang dibuat dalam penelitian ini

termasuk sediaan yang semikaku.

Uji viskositas dilakukan 2 kali yaitu 2 hari dan 4 minggu setelah

pembuatan. Uji viskositas awal bertujuan untuk melihat kekentalan gel

antiinflamasi ekstrak daun petai cina. Uji viskositas awal dilakukan 2 hari setelah

pembuatan karena pada saat baru dibuat belum terbentuk sistem gel yang utuh,

dan diasumsikan bahwa setelah 2 hari maka sistem gel sudah terbentuk secara

utuh. Uji viskositas kedua dilakukan 4 minggu setelah pembuatan untuk

mengetahui perubahan viskositas yang terjadi selama kurun waktu tersebut.

Hasil uji sifat fisik dan stabilitas gel adalah:

Tabel VIII. Sifat fisik dan stabilitas gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina ( x̅ ± SD)

Formula Viskositas (dPaS) Daya Sebar (cm) Pergeseran Viskositas (%)

1 243,333 ± 15,275 5,425 ± 0,140 9,179 ± 8,461 a 266,667 ± 25.166 5,292 ± 0,138 10,824 ± 12,260 b 670,000 ± 20,000 4,217 ± 0,184 13,456 ± 1,759 ab 753,333 ± 40,415 4,125 ± 0,125 10,685 ± 3,802

Pada tabel VIII tampak bahwa hanya respon formula a yang masuk dalam range

viskositas yang diinginkan. Formula 1 tidak masuk range viskositas, hal ini bisa

disebabkan karena level rendah natrium alginat yang terlalu kecil. Formula b dan

formula ab tidak masuk dalam range viskositas, hal ini bisa disebabkan karena

level tinggi dari Na-CMC terlalu besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

38

Formula yang masuk pada range daya sebar yang diinginkan adalah

formula b dan formula ab, sedangkan formula 1 dan formula a tidak masuk dalam

range daya sebar. Hal ini bisa disebabkan karena level rendah dari Na-CMC

terlalu kecil.

Formula yang masuk dalam persyaratan pergeseran viskositas yang

diinginkan hanya formula 1, sedangkan formula a, formula b, dan formula ab

tidak masuk ke dalam persyaratan pergeseran viskositas yang diinginkan. Hal ini

bisa disebabkan karena adanya interaksi antara komponen-komponen di dalam

formula sehingga mengganggu stabilitas dari sediaan.

G. Pengaruh Natrium Alginat, Na-CMC, dan Interaksinya

dalamMenentukan Sifat Fisik Gel Antiinflamasi Ekstrak Daun Petai

Cina

Data yang didapat dari uji sifat fisik dan stabilitas kemudian dianalisis

menggunakan program R-12.14.1 dengan uji two way ANOVA pada taraf

kepercayaan 95%.

Data yang didapat dari uji viskositas dan daya sebar diuji kenormalannya

dengan uji Saphiro-Wilk, karena jumlah sampel kurang dari 50. Tujuan dari uji

normalitas (Saphiro-Wilk) adalah untuk mengetahui data yang didapat memiliki

distribusi data normal atau tidak. Dari hasil uji normalitas didapat semua data

memiliki p-value > 0,05, hal ini menunjukkan bahwa viskositas dan daya sebar

memiliki distribusi data normal (Dahlan, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

39

Setelah dilakukan uji normalitas selanjutnya dilakukan kesamaan varians.

Tujuan dari uji kesamaan varians adalah untuk mengetahui kesamaan varians dari

suatu populasi. Uji kesamaan varians dilakukan dengan metode Lavene’s test,

karena data yang digunakan memiliki distribusi data normal. Dari hasil uji

kesamaan varians dengan menggunakan metode Lavene’s test, didapatkan p-value

> 0,05 yang artinya data viskositas dan daya sebar memiliki kesamaan varians

(Dahlan, 2011).

Nilai efek yang didapat dari perhitungan memiliki notasi positif dan

negatif. Untuk mengetahui faktor yang dominan dapat dilihat dari nilai efek yang

paling besar tanpa memperhatikan notasi positif atau negatif. Notasi positif dan

negatif menunjukkan bahwa faktor tersebut memiliki efek meningkatkan atau

menurunkan respon. Jika memiliki notasi negatif maka faktor mempunyai efek

untuk menurunkan respon, sedangkan jika notasi positif maka faktor mempunyai

efek untuk meningkatkan respon.

1. Viskositas

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa faktor yang memiliki nilai

efek paling besar dalam menentukan viskositas adalah Na-CMC yaitu 76,667,

kemudian natrium alginat dengan nilai 24,167, dan yang paling kecil adalah

interaksi keduanya yaitu 3,759. Jika p-value dari suatu faktor < 0,05 maka

faktor tersebut memberikan efek yang signifikan dan didapat p-value dari

semua faktor < 0,05, berarti natrium alginat, Na-CMC dan interaksi keduanya

memberikan efek yang signifikan terhadap viskositas. Dari model persamaan

viskositas didapat p-value < 0,05 yaitu 1,627x10-8, berarti persamaan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

40

didapat signifikan sehingga bisa digunakan untuk menentukan pengaruh

masing-masing faktor terhadap viskositas. Persamaan desain faktorial untuk

viskositas yang didapat adalah:

Y = -416,667(±202,093) - 24,167(±19,817) X1 + 76,667(±19,817) X2

+ 3,750(±1,943) X1X2; dengan p-value = 1,627x10-8. ................ (persamaan 1)

Hubungan antara natrium alginat dan Na-CMC terhadap

viskositas dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar 9. Grafik hubungan natrium alginat terhadap respon viskositas

setelah 2 hari

Gambar 10. Grafik hubungan Na-CMC terhadap respon viskositas

setelah 2 hari

200

400

600

800

7 8 9 10 11 12 13

Visk

osita

s (dP

a.s)

Natrium Alginat (gram)

Pengaruh Natrium Alginat terhadap Viskositas

Level Rendah CMC-Na

Level Tinggi CMC-Na

200

400

600

800

7 8 9 10 11 12 13

Visk

osita

s (dP

a.s)

CMC-Na (gram)

Pengaruh CMC-Na terhadapViskositas

Level Rendah Natrium Alginat

Level Tinggi Natrium Alginat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

41

Pada gambar 9 tampak bahwa natrium alginat dapat berpengaruh dalam

meningkatkan viskositas. Semakin banyak jumlah natrium alginat maka

viskositas sediaan gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina juga semakin

tinggi. Hal ini sesuai dengan sifat natrium alginat yang dapat membentuk

rantai-rantai polimer. Semakin banyak jumlah natrium alginat maka semakin

banyak pula rantai polimer yang terbentuk hal ini menyebabkan peningkatan

viskositas sediaan gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina. Pada gambar 10

tampak bahwa Na-CMC dapat berpengaruh dalam meningkatkan viskositas.

Mekanismenya sama dengan natrium alginat, yaitu dengan terbentuknya

rantai-rantai polimer sehingga konsentrasi Na-CMC berpengaruh

meningkatkan viskositas sediaan gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina.

Sistem gel yang terbentuk merupakan cross link dari natrium alginat dan Na-

CMC yang berbentuk random coil.

2. Daya sebar

Dari hasil analisis yang didapat menunjukkan bahwa faktor yang

memiliki nilai efek paling besar dalam menentukan daya sebar adalah Na-

CMC yaitu 0,323167, kemudian natrium alginat dengan nilai 0,054417, dan

yang paling kecil adalah interaksi keduanya yaitu 0,002625. Hasil

perhitungan p-value dari Na-CMC < 0,05, berarti Na-CMC memberikan efek

yang signifikan terhadap daya sebar. Natrium alginat dan interaksi keduanya

memiliki p-value > 0,05, berarti natrium alginat dan interaksi keduanya tidak

memberikan efek yang signifikan terhadap daya sebar. Dari model persamaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

42

daya sebar didapat p-value < 0,05 yaitu 8,141x10-6, berarti persamaan yang

didapat signifikan sehingga bisa digunakan untuk menentukan pengaruh

masing-masing faktor terhadap daya sebar. Persamaan desain faktorial untuk

daya sebar yang didapat adalah:

Y = 8,278(±1,160130) - 0,054417(±0,113760) X1 - 0,323167(±0,113760) X2

+ 0,002625(±0,011155) X1X2; dengan p-value = 8,141 x 10-6 ... (persamaan 2)

Hubungan antara natrium alginat dan Na-CMC terhadap daya sebar

dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Gambar 11. Grafik hubungan natrium alginat terhadap respon daya sebar

setelah 2 hari

Gambar 12. Grafik hubungan Na-CMC terhadap respon daya sebar setelah

2 hari

4

4,5

5

5,5

7 8 9 10 11 12 13

Daya

Seb

ar (c

m)

Natrium Alginat (gram)

Pengaruh Natrium Alginat terhadap Daya Sebar

Level Rendah CMC-Na

Level Tinggi CMC-Na

4

4,5

5

5,5

7 9 11Daya

Seb

ar (c

m)

Na-CMC (gram)

Pengaruh Na-CMC terhadap Daya Sebar

Level Rendah Natrium Alginat

Level Tinggi Natrium Alginat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

43

Pada gambar 11 tampak bahwa natrium alginat memiliki pengaruh

menurunkan daya sebar. Semakin banyak jumlah natrium alginat maka daya

sebar semakin kecil. Dari gambar 12, Na-CMC juga memiliki pengaruh

menurunkan daya sebar, hal ini sesuai dengan teori bahwa daya sebar

berbanding terbalik dengan viskositas.

3. Pergeseran viskositas

Dari hasil analisis yang didapat menunjukkan bahwa faktor yang

memiliki nilai efek paling besar dalam menentukan pergeseran viskositas

adalah Na-CMC yaitu 3,2769, kemudian natrium alginat dengan nilai 2,6188,

dan yang paling kecil adalah interaksi keduanya yaitu 0,2760. Hasil

perhitungan p-value dari natrium alginat, Na-CMC, dan interaksi keduanya >

0,05, berarti natrium alginat, Na-CMC dan interaksi keduanya tidak

memberikan efek yang signifikan terhadap pergeseran viskositas. Dari model

persamaan pergeseran viskositas didapat p-value > 0,05 yaitu 0,9214, berarti

persamaan yang didapat tidak signifikan sehingga tidak bisa digunakan untuk

menentukan pengaruh masing-masing faktor terhadap pergeseran viskositas.

Hal ini bisa disebabkan karena interaksi dari komponen-komponen dalam

sediaan, namun untuk mengetahui komponen yang saling berinteraksi perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut.

H. Contour Plot Gel Antiinflamasi Ekstrak Daun Petai Cina

Persamaan viskositas (persamaan 1) dan daya sebar (persamaan 2) dapat

dibuat countour plot, sedangkan persamaan pergeseran viskositas tidak bisa dibuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

44

countour plot karena persamaan yang didapat tidak valid. Dari contour plot yang

dibuat dapat dilihat daerah yang memenuhi kriteria yang diinginkan, terbatas pada

level yang diteliti. Contour plot viskositas dan daya sebar adalah sebagai berikut:

Gambar 13. Contour plot viskositas gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina

Gambar 14. Contour plot daya sebar gel antiinflamasi ekstrak daun petai

cina

8,0

8,5

9,0

9,5

10,0

10,5

11,0

11,5

12,0

8 9 10 11 12

Na-

CMC

(gra

m)

Natrium Alginat (gram)

Contour Plot Viskositas Gel Obat Luka Ekstrak Daun Petai Cina

viskositas 250 dPas

viskositas 350 dPas

88,5

99,5

10

10,511

11,512

8 9 10 11 12

Na-

CMC

(gra

m)

Natrium Alginat (gram)

Contour Plot Daya Sebar Gel Obat Luka Ekstrak Daun Petai Cina

daya sebar 5 cm

daya sebar 4,2 cm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

45

Gambar 15. Contour plotviskositas dan daya sebar gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina

Pada gambar 15 tampak bahwa daerah optimum untuk respon viskositas

dan respon daya sebar tidak saling tumpang tindih sehingga tidak ditemukan

daerah optimum yang memenuhi kriteria sifat fisik yang diinginkan.

I. Uji Aktivitas Gel Antiinflamasi Ekstrak Daun Petai Cina

Uji aktivitas dilakukan untuk mengetahui bahwa gel antiinflamasi

ekstrak daun petai cina yang dibuat memiliki kemampuan untuk menyembuhkan

inflamasi atau tidak. Pengamatan uji aktivitas dilakukan selama 3 jam. Formula

yang digunakan dalam uji aktivitas antiinflamasi adalah formula 1, karena hanya

formula 1 yang stabil selama penyimpanan. Hasil dari uji aktivitas antiinflamasi

adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

46

Tabel IX. Hasil uji aktivitas antiinflamasi Waktu

Pengamatan Perlakuan (mm) Kontrol (mm)

I II III x̅ ± SD I II III x̅ ± SD T0 5,31 5,44 4,53 5,09±0,49 5,23 5,01 5,00 3,81±2,54 T1 5,94 6,28 5,73 5,98±0,28 6,25 5,83 5,93 4,50±3,01 T2 5,83 6,19 5,73 5,92±0,24 6,15 5,68 5,99 4,46±2,98 T3 5,82 5,93 5,73 5,83±0,10 6,08 5,62 5,99 4,42±2,96 T4 5,82 5,89 5,70 5,80±0,10 5,99 5,62 5,99 4,40±2,94 T5 5,76 5,87 5,70 5,78±0,09 5,98 5,62 5,90 4,38±2,92 T6 5,73 5,87 5,70 5,77±0,09 5,95 5,62 5,88 4,36±2,91 T7 5,72 5,87 5,60 5,73±0,14 5,94 5,61 5,85 4,35±2,90 T8 5,72 5,83 5,56 5,70±0,14 5,93 5,58 5,80 4,33±2,89 T9 5,72 5,79 5,56 5,69±0,12 5,91 5,57 5,79 4,32±2,88 T10 5,70 5,73 5,56 5,66±0,09 5,86 5,54 5,79 4,30±2,87 T11 5,67 5,65 5,54 5,62±0,07 5,84 5,48 5,70 4,25±2,84 T12 5,67 5,50 5,52 5,56±0,09 5,77 5,46 5,70 4,23±2,82

Pada tabel IX tampak bahwa pada kelompok yang diberi perlakuan dan kontrol

terjadi penurunan inflamasi, setelah dipersentasekan penurunan dapat terlihat

sebagai berikut:

Gambar 16. Kurva persentase inflamasi

0

5

10

15

20

25

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

teba

l kak

i(%

)

Waktu (selang 15 menit)

Persentase Inflamasi

Perlakuan (formula 1)

Kontrol negatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

47

Pada hasil analisis statistika didapat bahwa p-value dari uji normalitas

pada kelompok perlakuan dan kontrol adalah > 0,05, berarti kelompok perlakuan

dan kontrol memiliki probabilitas data normal. Pada uji kesamaan varians juga

didapat p-value > 0,05, berarti data memiliki kesamaan varians. Data yang didapat

memiliki probabilitas data yang normal dan kesamaan varians, sehingga dapat

dilanjutkan dengan uji t-independent. Hasil uji t-independent menunjukkan bahwa

kelompok perlakuan dan kontrol tidak memiliki perbedaan yang signifikan, berarti

gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina tidak memiliki aktivitas sebagai

antiinflamasi. Hal ini bisa disebabkan karena pelepasan zat aktif dari sediaan

kurang baik atau absorbsi zat aktif melalui kulit kurang baik. Oleh karena itu perlu

dilakukan uji lebih lanjut, seperti uji pelepasan zat aktif dari sediaan hidrogel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

48

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Tidak ditemukan perbandingan natrium alginat dan Na-CMCyang optimal

pada level yang diteliti.

2. Gel antiinflamasi ekstrak daun petai cinatidak memiliki aktivitas sebagai

antiinflamasi.

B. Saran

1. Perlu dilakukan optimasi proses meliputi kecepatan putar dan lama

pencampuran untuk mendapatkan gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina

yang memenuhi kriteria.

2. Perlu dilakukan uji pelepasan zat aktif untuk mengetahui kemampuan

pelepasan zat aktif dari sediaan hidrogel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

49

DAFTAR PUSTAKA

Abdassah, M., Sumiwi, S.A., Hendrayana, J., 2009, Formulasi Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus altilis (Parkins.) Fosberg) dengan Basis Gel Sebagai Antiinflamasi, Jurnal Farmasi Indonesia, 4, 201-202.

Aniszewski, T., 2007, Alkaloids - Secret of Life, Elsevier, Amsterdam, p. 156. Armstrong, N.A., dan James, K.C., 1996, Pharmaceutical Experimental Design

and Interpretation, Tylor and Francis, United States of America, p. 131. Aye, P.A., dan Adegun, M.K., 2013, Chemical Compotion and Some Functional

Properties of Moringa, Leucaena, and Gliricidia Leaf Meals, Agriculture and Biology Journal of North America, 4(1), 71-77.

Benson, H.A.E., 2005. Transdermal drug delivery: Penetration enhancement

techniques current drug delivery, National Center for Biotechnology Information, 2 (1), 23-33.

Bolton, 1997, Pharmaceutical Statistics Practical and Clinical Applications,

3rdedition, Marcel Dekker Inc., New York, p. 610. Dahlan, M.S., 2011, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 5, Salemba

Medika, Jakarta, pp. 11-12, 55-57. Departemen Kesehatan RI, 1986, Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta, pp. 5-26. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1979, Materia Medika

Indonesia, Jilid III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, p. 4.

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995, Pharmakope

Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 7, 654.

FAO, 1997, Compendiumof food additive specifications. Addendum 5,

http://www.fao.org/docrep/W6355E/w6355e0x.htm, diakses tanggal 1 April 2013.

Fauziyah, N., 2008, Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Petai Cina

(Leucaena glauca) pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

50

Garg, A., Aggrawal, D., Garg, S., dan Singla, A.K., 2002, Spreading of Semisolid

Formulations: An Update, Pharmaceutical Technology, September 2002, 84-105.

Kanzaki, T., Morisaki, N., Shiina, R., dan Saito, Y., 1998, Role of Transforming

Growth Factor-β Pathway in the Mechanism of Wound Healing by Saponin from Ginseng Radix rubra, British Journal of Pharmacology, 125, 255-262.

Kee, J.L., dan Hayes, E.R., 1996, Pharmacology: A Nursing Process Approach,

diterjemahkan oleh Anugrah, P., EGC, Jakarta, pp. 310-311. Lavuente, A.G., Guillamon, E., Villares, A., Rustagno, M.A., Martinez, J.A.,

2009, Flavonoids as Anti-inflammatory Agent: Implications in Cancer and Cardiovascular Disease, National Center for Biotechnology Information, 58, 538.

Martin, A., Swarbrick, J., dan Cammarata, A.,1983, Physical Pharmacy, Physical

Chemical Principles in the Pharmaceutical Sciences, diterjemahkan oleh Yoshita, hal. 1077, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Niazi, S.K., 2004, Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations:

Semisolid Products, Vol. 4, CRC Press, New York, p.92. Patel, N. A., Patel, M., Patel, R. P., 2011, Formulation and Evaluation of

Polyherbal Gel for Wound Healing, International Research Journal of Pharmaceuticals, Vol.1, 15-19.

Pena, L.E., 1990, Gel Dosage Forms:Theory, Formulation, and Processing, in

Osborne, D.W., Amann, A.H., (Eds.), Topical Drug DeliveryFormulations, Marcell Dekker Inc., New York. p. 381.

Perdhana, E.E., 2011, Perbedaan Waktu Penyembuhan Luka Insisi pada Mencit

antara Perasan Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala) dan Betadin (Povidin iodine), Skripsi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical

Excipients, 6th edition, Pharmaceutical Press, London, pp. 478-479, 592-594.

Thomas, 2007, Tanaman Obat Tradisional 2, Percetakan Kanisius, Yogyakarta, p.

92.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

51

USDA, 2013, Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit, white leadtree, http://plants.usda.gov/java/profile?symbol=LELE10, diakses tanggal 16 juni 2013.

Van Steenis, C.G.G.J., 1992, Flora untuk Sekolah di Indonesia, diterjemahkan

oleh Surjowinoto, M., pp 35-144, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Voigt, R., 1995, Lehrbuch Der Pharmazeutischen Technologie, diterjemahkan

oleh Soewandhi, S.N., Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, p. 335.

Winata, H., 2011, Aktivitas Antioksidandan Kandungan Kimiawi Ekstrak Daun

Wungu (Graptophyllum pictum L.Griff.), Sripsi, Institut Pertanian Bogor.

Yuliarti, N., 2009, A to Z Food Supplement, Penerbit Andi, Yogyakarta, p. 105. Zatz, J.L., Kushla, G.p., 1989. Gel, in Lieberman, H.A., Rieger, M.M., Banker,

G.S., Pharmaceutical Dosage Forms, Vol.2, Marcell Dekker, Inc., New York,pp. 449-504.

Zats, J.L., dan Kushla, G.P., 1996, Gels, in Lieberman, H.A., Lachman, L.,

Schwatz, J.B., (Eds.), Handbook of Cosmetic Science and Technology, Marcell Dekker, Inc., New York, pp. 399-415.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

52

LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Pengesahan Determinasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

53

Lampiran 2. Hasil Uji Statistik orientasi dosis

a. Uji normalitas

b. Uji t berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

54

Lampiran 3. Hasil Uji Sterilitas

a. Tabel hasil pengamatan Replikasi F1 Fa Fb Fab Kontrol (-)

1 + + - + + 2 + + + + - 3 + + + + -

b. Foto uji sterilitas

1) Replikasi 1

Formula 1 Formula a

Formula b Formula ab Kontrol negatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

55

2) Replikasi 2 Formula 1 Formula a Formula b Formula ab

Kontrol negatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

56

3) Replikasi 3

Formula 1 Formula a

Formula b Formula ab

Kontrol negatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

57

Lampiran 4. Uji pH

Formula pH

Hari ke 0 Minggu ke 4

F1 6,5 6,5 Fa 6,5 6,5 Fb 6,5 6,5 Fab 6,5 6,5

Lampiran 5. Hasil Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Gel

a. Viskositas (d.Pa.s) Replikasi F1 Fa Fb Fab

1 230 240 650 710 2 260 270 670 760 3 240 290 690 790

Rata-rata 243.333 266.667 670.000 753.333 SD 15,275 25,166 20,000 40,415

b. Daya Sebar (cm)

Replikasi F1 Fa Fb Fab 1 5,400 5,450 4,425 4,200 2 5,300 5,225 4,075 4,225 3 5,576 5,200 4,150 3,950

Rata-rata 5,425 5,292 4,217 4,125 SD 0,140 0,138 0,184 0,152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

58

c. Pergeseran Viskositas (%) Rumus untuk menghitung pergeseran viskositas: ����������2ℎ���− ���������4� �����

����������2ℎ��� �100%

Formula Replikasi Viskositas (d.Pa.s) Pergeseran Viskositas 2 hari 4 minggu

Formula 1

1 230 255 10,870 2 260 260 0,000 3 240 280 16,667

Rata-rata ± SD 9,179 ± 8,461

Formula a

1 240 260 8,333 2 270 270 0,000 3 290 360 24.138

Rata-rata ± SD 10,824 ± 12,260

Formula b

1 650 750 15,385 2 670 750 11,940 3 690 780 13,043

Rata-rata ± SD 13,456 ± 1,759

Formula ab

1 710 810 14,085 2 760 810 6,579 3 790 880 11,392

Rata-rata ± SD 10,685 ± 3,802

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

59

Lampiran 6. Hasil Analisis Menggunakan R-12.4.1

a. Uji Normalitas 1). Viskositas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

60

2). Daya Sebar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

61

3). Pergeseran viskositas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

62

Jenis Data Formula p-value

Viskositas

1 0,6369 a 0,7804 b 0,7804 ab 0,7470

Daya Sebar

1 0,6989 a 0,1736 b 0,3914 ab 0,1572

Pergeseran viskositas

1 0,6678 a 0,6622 b 0,6090 ab 0,6913

b. Uji Kesamaan Varian 1). Viskositas

2). Daya Sebar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

63

3). Pergeseran viskositas

Jenis Data p-value Viskositas 0,4260 Daya Sebar 0,8638

Pergeseran Viskositas 0,1146 c. Nilai efek masing-masing terhadap respon

1). Viskositas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

64

2). Daya Sebar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

65

3). Pergeseran viskositas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

66

d. Uji ANOVA 1). Viskositas

2). Daya Sebar

3). Pergeseran viskositas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

67

Lampiran 7. Uji aktivitas

a. Hasil uji statistik pada uji aktivitas 1). Uji Normalitas

2). Uji Kesamaan Varians

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

68

3). Uji t dependent

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

69

Lampiran 8. Dokumentasi

Formula 1; 2 hari Formula 1; 2 hari

Formula a; 2 hari Formula a; 2 hari

Formula b; 2 hari Formula b; 2 hari

Formula ab; 2 hari Formula ab; 2 hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

70

Formula 1; 4 minggu Formula 1; 4 minggu

Formula a; 4 minggu Formula a; 4 minggu

Formula b; 4 minggu Formula b; 4 minggu

Formula ab; 4 minggu Formula ab; 4 minggu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Farmasi/Farmasi/098114048_full.pdf · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program

71

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Fransiskus Wisnu Kurniawan dilahirkan pada tanggal 24 Juni 1991 di Samarinda sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Antonius Suwarto dan Ibu Yuliana Sampe Tumonglo. Penulis skripsi berjudul “OPTIMASI NATRIUM ALGINAT DAN Na-CMC SEBAGAI GELLING AGENT PADA SEDIAAN GEL ANTIINFLAMASI EKSTRAK DAUN PETAI CINA (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) DENGAN APLIKASI DESAIN FAKTORIAL” mengawali masa

studinya di TK Unggul Barata Samarinda pada tahun 1996 hingga tahun 1997, SDN 003 Samarinda pada tahun 1997 hingga tahun 2003, SMPN 2 Samarinda pada tahun 2003 hingga tahun 2006, dan SMAN 9 Samarinda pada tahun 2006 hingga tahun 2009. Kemudian penulis melanjutkan studi di program S1 Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2009 hingga tahun 2013. Selama perkuliahan penulis pernah menjadi asisten praktikum Biokimia (2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI