PKMM Pelatihan Daur Ulang Limbah Industri Kerajinan Batu Tabas Didanai Tahun 2010
Transcript of PKMM Pelatihan Daur Ulang Limbah Industri Kerajinan Batu Tabas Didanai Tahun 2010
1
A. JUDUL:
PELATIHAN DAUR ULANG LIMBAH INDUSTRI KERAJINAN BATU TABAS (Upaya Kreatif Penanggulangan Berkurangnya Lahan Produktif dan Penyempitan Daerah Aliran Sungai di Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem)
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Desa Amerta Bhuana merupakan satu dari sembilan desa yang terdapat di
Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Desa ini terletak di kaki Gunung
Agung, yang dahulu sempat dilalui oleh aliran lahar ketika terjadi letusan Gunung
Agung tahun 1963. Adanya bekas aliran lahar gunung berapi ini menyebabkan
kondisi tanah di wilayah Desa Amerta Bhuana mengandung berbagai mineral
penting bagi tumbuhan sehingga tanahnya tergolong subur dan produktif sebagai
lahan pertanian.
Kehidupan masyarakat Desa Amerta Bhuana sebagian besar masih
mengandalkan bidang pertanian, perkebunan salak, dan peternakan, sedangkan
sebagian lagi bergerak di bidang kerajinan anyaman bambu, industri batu tabas
(batu hitam), dan berbagai pekerjaan lainnya. Akan tetapi lahan yang produktif
untuk pertanian semakin berkurang seiring dengan adanya alih fungsi lahan
pertanian menjadi perumahan dan yang paling marak saat ini adalah
pengalihfungsiannya ke bidang industri. Padahal kebutuhan akan bahan pangan
semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk.
Industri yang banyak dibangun di Desa Amerta Bhuana adalah industri
kerajinan bangunan yang berasal dari bahan batu tabas (batu hitam). Bangunan
yang dimaksud adalah berupa candi, tembok dengan ukiran khas Bali, dan patung-
patung yang dipergunakan untuk melengkapi pembangunan pura maupun dinding
rumah bernuansa Bali. Gudang atau tempat industri ini sebagian besar dibangun di
sekitar areal persawahan, perkebunan, pinggiran sungai, dan areal-areal produktif
lainnya. Industri ini terus berkembang yang disebabkan oleh bertambahnya
permintaan masyarakat akan bangunan berbahan batu tabas, baik berasal dari Bali
maupun luar Bali.
Permasalahan utama yang ditimbulkan oleh industri ini adalah limbah
yang berupa pecahan-pecahan batu dan lumpur yang mengumpul dan menutupi
lahan yang ada, sehingga lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk sektor
2
pertanian. Selain itu, industri yang mengambil tempat di pinggiran sungai,
sebagian besar membuang limbah yang dihasilkannya langsung ke sungai,
padahal limbah ini tidak seperti sampah lainnya yang mampu dihanyutkan oleh
aliran air sungai. Limbah yang berupa batu dan lumpur ini akan mengendap di
sekitar sungai sehingga menyebabkan terjadinya pendangkalan dan penyempitan
daerah aliran sungai. Tentunya hal ini dapat membahayakan masyarakat yang
berada di sekitar sungai, karena pendangkalan dan penyempitan daerah aliran
sungai sangat berpotensi menimbulkan terjadinya banjir.
Selama ini limbah industri batu tabas belum dimanfaatkan secara optimal,
sehingga limbah terus menumpuk menutupi lahan yang ada, sedangkan pemilik
industri menanggulanginya dengan hanya mencari lahan-lahan baru yang akan
menjadi tempat pembuangan limbah berikutnya. Pemanfaatan limbah yang berupa
serpihan batu, baru hanya terbatas untuk bahan pondasi bangunan dengan jumlah
yang sangat kecil dibandingkan dengan limbah yang ditimbulkan, belum ada
usaha lain yang dilakukan untuk memanfaatkannya lebih jauh. Sedangkan limbah
yang berupa lumpur (percampuran antara pasir halus hasil pemotongan batu
dengan air pendingin dari alat pemotong) belum termanfaatkan sama sekali. Hal
ini berdampak pada semakin sempitnya lahan produktif yang ada, mengingat
banyaknya pemilik industri batu tabas yang terus mencari lahan baru sebagai TPA
(tempat pembuangan akhir) dari limbah industrinya. Jika hal ini terus berlanjut
tanpa ada upaya serius untuk mengatasinya, maka pengurangan lahan produktif
serta penyempitan daerah aliran sungai akan semakin parah, yang tentunya akan
berdampak buruk pada lingkungan dan masyarakat Desa Amerta Bhuana.
Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis berupaya memberikan suatu
solusi kreatif. Solusi yang penulis tawarkan adalah pendaurulangan limbah batu
tabas dengan manfaat ganda. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu di
satu sisi akan mengurangi dampak penyempitan lahan produktif dan penyempitan
daerah aliran sungai, dan di sisi lain menghasilkan produk daur ulang yang dapat
dilanjutkan pemanfaatannya sebagai bahan kerajinan bangunan yang bernilai jual
tinggi melalui pengolahan yang sesuai. Upaya pengolahan inilah yang perlu
dioptimalkan.
3
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan sosialisasi
kepada para pemilik industri batu tabas pada khususnya dan masyarakat Desa
Amerta Bhuana pada umumnya mengenai proses pendaurulangan yang sesuai
untuk menghasilkan manfaat ganda. Selain itu, perlu digambarkan pula
pentingnya pendaurulangan limbah industri batu tabas terkait dengan
permasalahan lingkungan.
C. PERUMUSAN MASALAH
Masalah utama yang ingin dipecahkan melalui program ini adalah dampak
negatif limbah industri batu tabas yang mengancam kondisi lingkungan di Desa
Amerta Bhuana. Dampak negatif limbah industri batu tabas perlu segera
ditanggulangi sekaligus diarahkan menuju pemanfaatan yang dapat dioptimalkan
untuk membantu perekonomian masyarakat. Berdasarkan latar belakang masalah
yang diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang
diangkat berkaitan dengan pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah upaya yang dapat ditempuh untuk menyosialisasikan
keuntungan yang akan diperoleh dengan pendaurulangan ini kepada
masyarakat dan para pemilik industri batu tabas di Desa Amerta Bhuana,
Kecamaan Selat, Kabupaten Karangasem?
2. Bagaimanakah upaya yang dapat ditempuh untuk menyosialisasikan teknik
pendaurulangan limbah industri batu tabas yang sesuai kepada masyarakat dan
para pemilik industri batu tabas di Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat,
Kabupaten Karangasem?
D. TUJUAN PROGRAM
Tujuan umum dari program kreativitas ini adalah berkurangnya dampak
negatif yang ditimbulkan oleh limbuh industri batu tabas, yakni menurunannya
pengalihfungsian lahan produktif menjadi tempat limbah industri dan
penyempitan daerah aliran sungai. Sementara itu, tujuan khususnya adalah sebagai
berikut.
4
1. Masyarakat dan para pemilik industri batu tabas di Desa Amerta Bhuana
mengetahui keuntungan yang akan diperoleh melalui upaya kreatif
pendaurulangan ini.
2. Masyarakat dan para pemilik industri batu tabas di Desa Amerta Bhuana
mengetahui dan mampu melakukan pendaurulangan limbah industri batu tabas
beserta pengolahan lanjutannya.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari program kreativitas mahasiswa yang
dilaksanakan dalam bentuk pengabdian masyarakat ini adalah adanya sosialisasi
tentang keuntungan yang diperoleh dari pendaurulangan limbah industri batu
tabas dan teknik pendaurulangan yang sesuai, sehingga diperoleh hasil yang
optimal. Melalui sosialisasi yang telah dilakukan diharapkan adanya luaran berupa
upaya pendaurulangan secara berkelanjutan oleh masyarakat, khususnya para
pemiliki usaha batu tabas.
F. KEGUNAAN PROGRAM
Adapun manfaat yang bisa diperoleh melalui pelaksanaan program
kreativitas mahasiswa ini adalah sebagai berikut.
1. Dilihat dari sisi pelestarian alam, pendaurulangan limbah industri batu tabas
dapat meminimalisir laju penyempitan lahan produktif di Desa Amerta
Bhuana yang disebabkan karena tertutupnya lahan oleh limbah dan mencegah
bahaya banjir yang diakibatkan oleh pembuangan limbah industri di daerah
aliran sungai.
2. Dilihat dari sisi ekonomis, hasil daur ulang limbah batu tabas dapat diolah
lebih lanjut dengan teknik yang sesuai sehingga menghasilkan produk yang
memiliki nilai estetik tinggi dan nilai jualnya juga semakin tinggi. Hal ini
tentunya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya para pemilik
industri batu tabas dengan memberdayakan masyarakat sekitar.
3. Dilihat dari sisi pemberdayaan masyarakat, adanya usaha daur ulang limbah
industi batu tabas akan menambah lapangan usaha yang mampu menyerap
tenaga kerja untuk mengolah limbah yang ada menjadi bahan baku maupun
5
produk jadi yang berupa karya seni dalam bentuk candi, patung, dan lain
sebagainya.
G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Desa Amerta Bhuana terletak di kaki Gunung Agung pada ketinggian ±
700 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar masyarakat Desa Amerta
Bhuana bekerja di bidang pertanian, perkebunan salak, dan peternakan, sedangkan
sebagian lagi bergerak di bidang kerajinan anyaman bambu, industri batu tabas
(batu hitam), dan berbagai pekerjaan lainnya.
Berdasarkan wawancara penulis dengan Bapak Nengah Sarwi, Kelihan
Banjar (kepala dusun) Muntig, yang merupakan salah satu dusun di Desa Amerta
Bhuana, diperoleh informasi bahwa sempat terjadi arus alihfungsi lahan yang
sangat tinggi dari pertanian dan perkebunan menjadi industri batu tabas. Hal ini
dikarenakan industri ini menjanjikan keuntungan yang tinggi. Akan tetapi,
masalah kemudian timbul disebabkan oleh limbah industri yang bertambah sangat
pesat seiring peningkatan jumlah produksi. Para pemilik industri kerajinan
kesulitan untuk mengatur tempat pembuangan akhir limbah. Hal ini dikarenakan
limbah industri batu tabas tidak dapat diuraikan (berupa batu dan debu pasir) dan
ukurannya besar. Hal yang diupayakan adalah dengan membuka lahan
pembuangan baru, dan hal ini biasanya dilakukan di sekitar aliran sungai, bahkan
tidak jarang di daerah-daerah yang produktif untuk pertanian maupun perkebunan.
Jika hal ini terus berlanjut, tentu saja masalah akan timbul pada lingkungan tempat
tinggal masyarakat Amerta Bhuana.
Menurut Bapak Ketut Kompyang Yasa, salah satu pemilik industri
kerajinan batu tabas, upaya lain yang pernah dilakukan adalah dengan
memanfaatkan limbah industri yang berupa serpihan-serpihan batu sebagai bahan
pondasi bangunan, pengurug (pengisi dasar), bahan dasar pembuatan jalan raya,
dan sebagainya. Akan tetapi hal ini tidaklah efektif karena jumlahnya tidak bisa
mengimbangi laju pertambahan limbah. Bapak Ketut berharap ada solusi yang
bisa diberikan untuk mengatasi permasalahan ini. Solusi yang diharapkan bukan
hanya untuk mengatasi permasalahan sulitnya mencari lahan pembuangan agar
6
tidak merusak lingkungan, akan tetapi juga mampu memberikan keuntungan dari
segi ekonomi.
H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
Adapun langkah-langkah pelaksanaan program kreativitas mahasiswa ini
adalah sebagai berikut.
1. Tahap pertama meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Melakukan observasi yang dilanjutkan membuat kerjasama dengan warga
Desa Amerta Bhuana, yang meliputi pemilik industri batu tabas dan warga
di sekitar tempat industri. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membina
kerjasama antara mahasiswa dengan masyarakat di sekitar tempat
pelaksanaan program, sehingga masyarakat dapat mendukung jalannya
program.
b. Mengobservasi sekaligus mengumpulkan data mengenai lokasi industri
batu tabas di Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat, Kabupaten
Karangasem, yang meliputi jumlah gudang (istilah bagi tempat pengolahan
batu tabas), luas gudang, kondisi areal pembuangan limbah, proses
pembuangan limbah, dan kuantitas limbah yang dihasilkan per harinya.
Proses observasi ini dilakukan pada waktu yang sesuai agar proses
pembuangan limbah dapat diamati secara langsung.
2. Tahap ke dua, yaitu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk
melakukan pengolahan limbah. Alat tersebut berupa alat cetak yang
ukurannya disesuaikan dengan ukuran produk yang diinginkan.
3. Tahap ketiga yang meliputi:
a. Penyosialisasian pentingnya pendaurulangan limbah industri batu tabas
kepada para pemilik industri dan warga di sekitarnya serta teknik-teknik
yang digunakan dalam mengolah limbah hingga menjadi bahan bangunan
maupun bahan kerajinan siap jual. Sosialisasi ini bertujuan untuk
menciptakan kesadaran dalam diri masyarakat tentang kerugian yang
ditimbulkan oleh limbah industri batu tabas jika tidak diolah, sehingga
dapat membangkitkan keinginan masyarakat untuk melakukan
pendaurulangan terhadap limbah tersebut. Selain itu sosialisasi ini juga
7
bertujuan untuk memberikan gambaran kepada warga mengenai teknik
pendaurulangan limbah industri batu tabas yang baik, sehingga diperoleh
hasil yang optimal. Proses sosialisasi ini dilakukan melalui kerjasama
dengan salah satu pemilik usaha kerajinan batu tabas dan pihak Banjar
(dusun) Muntig.
b. Mengadakan pelatihan tentang teknik pendaurulangan limbah, yaitu
menyangkut segala sesuatu yang perlu disiapkan, teknik pembuatan dan
penggunaan alat cetak, teknik pembuatan adonan, teknik pengolahan
selanjutnya setelah adonan mengering dan terbentuk balok-balok batu
buatan hingga terbentuk produk siap jual berupa patung, ukiran untuk
tembok, bagian-bagian candi, dan lain-lain.
4. Tahap ke empat yang meliputi:
a. Pengawasan dan evaluasi terhadap keterlaksanaan dan keberlanjutan
program.
b. Penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan. Penyusunan laporan
dan pendokumentasian dilakukan sejalan dengan tahap pertama hingga
tahap ke tiga.
b. Pengumpulan laporan.
I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
Pelaksanaan program direncanakan seperti jadwal dalam tabel berikut.
No. Kegiatan yang Dirancang Bulan (Tahun 2010) I II III IV V
1 Tahap Pertama Bersosialisasi dengan para pemilik
industri pengerajin batu tabas di Desa Amerta Bhuana-Karangasem, dan warga di sekitar industri.
Observasi dan mencari data tentang kondisi industri pengerajin batu tabas di Desa Amerta Bhuana-Karangasem
2 Tahap Kedua Penyiapan alat cetak. 3 Tahap ketiga Sosialisasi kepada masyarakat akan
pentingnya pendaurulangan limbah industri batu tabas serta teknik yang
8
digunakan dalam pendaurulangan. Pelaksanaan pendaurulangan melalui
bekerjasama dengan masyarakat
3 Tahap Ketiga Penyusunan laporan dan dokumentasi
kegiatan
Pengawasan dan evaluasi terhadap keterlaksanaan dan keberlanjutan program
Pengumpulan laporan
J. RANCANGAN BIAYA
Anggaran biaya pelaksanaan yang diusulkan untuk melaksanakan Program
Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat ini (PKMM) adalah sebesar Rp
9.980.000,- dengan rincian sebagai berikut.
No Jenis Anggaran Besarnya Biaya 1 Transportasi, meliputi:
a. Uang pengganti bensin untuk 5 orang dari Singaraja ke Desa Amerta Bhuana, sebanyak 2 kali kegiatan pada Tahap I (Sosialisasi dan Observasi) @ Rp 100.000,- pulang-pergi = 5x2xRp 100.000,-= Rp 1.000.000,-
Rp 1.000.000,-
b. Uang pengganti bensin untuk 5 orang pada tahap penyiapan alat @ Rp 50.000,- = 5xRp 50.000,-= Rp 250.000,-
Rp 250.000,-
c. Uang pengganti bensin untuk 5 orang dari Singaraja ke Desa Amerta Bhuana pada Tahap III sebanyak 2 kali kegiatan @ Rp 100.000,- pulang-pergi = 5x2xRp 100.000,- = Rp 1.000.000,-
Rp 1.000.000,-
d. Uang pengganti bensin untuk 5 orang pada tahap pengawasan dan evaluasi keberlanjutan program sebanyak 3 kali kegiatan @ Rp 100.000,- pulang-pergi = 5x3xRp 100.000,- = Rp 1.500.000,-
Rp 1.500.000,-
2 Konsumsi, meliputi:
a. Konsumsi anggota, 7 kali kegiatan di Desa Amerta Bhuana x Rp 15.000,- (nasi dan air mineral) x 3 (1 hari makan 3 kali) x 5 orang = 7x3x5xRp 15.000,- = Rp 1.575.000,-
Rp 1.575.000,-
b. Konsumsi anggota pada tahap pembuatan alat cetak 2 kali makan x 3 hari x 5 orang x Rp 15.000,- = Rp 450.000,-
Rp 450.000,-
9
c. Konsumsi untuk pekerja yang membantu kegiatan (pada tahap III) sebanyak 5 orang @Rp 15.000,00 (2 kali sehari) untuk 5 hari = 5x5x2xRp 15.000,- = Rp 750.000,-
Rp 750.000,-
d. Konsumsi peserta (snack) untuk 2 kali kegiatan (sosialisasi dan pelatihan) @ Rp 4.000,- x 30 orang x 2 = Rp 240.000,-
Rp 240.000,-
3
Perlengkapan , meliputi: a. Penyiapan alat cetak @ Rp 300.000,- (balok kayu) +
Rp 20.000,- (paku) + Rp 250.000,- (5 buah palu) + Rp 300.000,- (3 buah gergaji) = Rp 870.000,-
Rp 870.000,-
b. Kertas semen/karung beras Rp 100.000,-
c. Cangkul @ Rp 100.000,- x 5 Rp 500.000,- d. Skop Besar @ Rp 100.000,- x 3 Rp 300.000,-
e. Skop kecil @ Rp 30.000,- x 4 Rp 120.000,-
f. Saringan pasir @Rp 75.000,- x 3 Rp 225.000,- g. Semen @ Rp 100.000,- x 5 sak Rp 500.000,- h. Sewa areal tempat pencetakan @ Rp 600.000,- Rp 600.000,-
TOTAL Rp 9.980.000,-
10
K. LAMPIRAN
K.1. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA
Ketua Kelompok Nama : Ni Luh Ely Parmawati
NIM : 0813021049
Tempat, tanggal lahir : Amlapura, 24 Mei 1989
Alamat : Jln. Udayana No. 5 Singaraja
Jenis Kelamin : Perempuan
Jurusan/ Fakultas : Pendidikan Fisika/ MIPA
Waktu untuk PKM : 6 jam/minggu
Riwayat Pendidikan :
No Sekolah Tahun
1 SD N 1 Tiyingtali 1996-2002
2 SMP Negeri 1 Amlapura 2002 – 2005
3 SMA Negeri 1 Amlapura 2005 – 2008
4 UNDIKSHA 2008 – sekarang
Pengalaman organisasi:
1. Koordinator Bidang IV HMJ Pendidikan Fisika Tahun 2009
Singaraja, 10 Oktober 2009
Yang tersebut di atas,
Ni Luh Ely Parmawati NIM 0813021049
11
Anggota Pelaksana I Nama Lengkap : I Ketut Putra Wiratha NIM : 0613021003 Tempat dan tanggal lahir : Selat, 30 Oktober 1988 Alamat : Jl. G. Rinjani, Singaraja Jenis Kelamin : Laki-laki Jurusan/Fakultas : Pendidikan Fisika/ MIPA Waktu untuk PKM : 6 jam/minggu Riwayat Pendidikan :
No Sekolah Tahun
1 Sekolah Dasar Negeri No. 3 Selat 1994 – 2000
2 SMP N 2 Selat 2000 – 2003
3 SMA N 1 Selat 2003 – 2006
4 UNDIKSHA 2006 - sekarang
Pengalaman Menulis:
1. Pengajuan Proposal PKMM “ Rejeki Berlimpah di Balik Sarang Lebah” tahun 2006
2. Pengajuan Proposal PKMM “Pemanfaatan Media Web untuk Publikasi dan Pemasaran Hasil Kerajinan Album & Bingkai Foto” tahun 2007
3. Pengajuan KPKM “Problematika Pendidikan Gratis di Indonesia” tahun 2007
4. Finalis LKTM Lingkungan Hidup Tahun 2008 5. Pengajuan KKTM Bidang IPS “Pemberdayaan LPD dalam Pendanaan
Pendidikan” tahun 2008 6. Pengajuan Proposal PKMM “Pelatiahan Pembudidayaan Rumput
Hermada (Sorghum bicolor L. Monech) sebagai Penanggulangan Lahan Kering dan Kritis di Desa Sebudi” didanai Dikti tahun 2008
7. Juara I Sayembara Esai dalam rangka Dies Natalis III Undiksha Tahuun 2009.
8. Juara III penulisan artikel dalam Putaran I Kompetisi Jurnalistik Antar Pelajar dan Mahasiswa Se-Bali tahun 2009.
9. Pengajuan PKM GT “Pengoptimalan Tugas dan Fungsi Pecalang Hutan Guna Menjaga Eksistensinya sebagai Komponen Sistem Keamanan Masyarakat Hukum Adat dalam Pelestarian Hutan Bali” tahun 2009
10. Pengajuan PKM AI “Pelatihan pembuatan Dulang di Tesa Tingkad batu Bangli” tahun 2009
Singaraja, 10 Oktober 2009
Yang tersebut di atas,
I Ketut Putra Wiratha NIM 0613021003
12
Anggota Pelaksana II Nama Lengkap : I Wayan Suastika NIM : 0613021032 Tempat dan tanggal lahir : Pesangkan Anyar, 17 Agustus 1987 Alamat : Jl. Nusa Indah, Singaraja Jenis Kelamin : Laki-laki Jurusan/Fakultas : Pendidikan Fisika/ MIPA Waktu untuk PKM : 6 jam/minggu Riwayat Pendidikan :
No Sekolah Tahun
1 SD No. 7 Duda Timur 1994 – 2000
2 SMP N 2 Selat 2000 – 2003
3 SMA N 1 Selat 2003 – 2006
4 UNDIKSHA 2006 - sekarang
Pengalaman Menulis:
1. Finalis KKTM Bidang Pendidikan Tingkat Universitas tahun 2008 2. Finalis KKTM Intim Tingkat Nasional tahun 2008 3. Pengaju Proposal PKMK “ Rejeki Berlimpah di Balik Sarang Lebah”
tahun 2006. 4. Pengaju Proposal PKMM ’Pelestarian permainan cungklik melalui CD
di Desa Manggis Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem” tahun 2007
5. Penulis KKTM Bidang Pendidikan dengan judul ”Penggunaan permainan tradisional dalam meningkatkan motivasi belajar fisika siswa” tahun 2008.
6. Pengaju Proposal PKMM ”Pelatihan pembuatan kerajinan tangan dari limbah salak di Desa Duda Timur, Kecamatan Selat Kabupaten Karangasem” tahun 2008.
7. Penulis KKTM Intim ”Kesepekang dari Desa Adat (Relevansi pelaksanaan sanksi kesepekang di era Globalisasi” tahun 2008
8. Pengaju proposal PKMM “Pelatihan budidaya Rumput Hermada (Sorghum bicolor (L) Monech) dalam Upaya Konservasi Lahan Kering dan Kritis di Desa Sebudi, Karangasem, Bali”tahun 2008.
Singaraja, 10 Oktober 2009 Yang tersebut di atas,
I Wayan Suastika NIM 0613021032
13
Anggota Pelaksana III Nama Lengkap : I Wayan Adi Saputra NIM : 0613011082 Tempat dan tanggal lahir : Padangtunggal, 13 Januari 1988 Alamat : Jl. Gunung Rinjani, Singaraja Jenis Kelamin : Laki-laki Jurusan/Fakultas : Pendidikan Matematika/MIPA Waktu untuk PKM : 6 jam/minggu Riwayat Pendidikan :
No Sekolah Tahun
1 SD No. 3 Duda 1994 – 2000
2 SMP N 2 Selat 2000 – 2003
3 SMA N 1 Selat 2003 – 2006
4 UNDIKSHA 2006 - sekarang
Pengalaman Menulis:
1. Anggota Tim Penyusun Buku Persiapan Olimpiade Matematika yang
diterbitkan oleh HMJ Pendidikan Matematika Undiksha.
2. Koordinator Tim Soal SMP dalam Gema Lomba Matematika Undiksha
Singaraja, 10 Oktober 2009
Yang tersebut di atas,
I Wayan Adi Saputra NIM 0613011082
14
Anggota Pelaksana IV Nama Lengkap : Putu Eppy Yuniana NIM : 0803051002 Tempat dan tanggal lahir : Negara, 1 Juni 1990 Alamat : Jl. Sri Kandi Gang Mangga No. 11A, Singaraja Jenis Kelamin : Perempuan Jurusan/Fakultas : Analis Kimia/MIPA Waktu untuk PKM : 6 jam/minggu Riwayat Pendidikan :
No Sekolah Tahun
1 SD No. B.B. Agung 1996 – 2002
2 SMP N 1 Negara 2002 – 2005
3 SMA N 2 Negara 2005 – 2008
4 UNDIKSHA 2008 - sekarang
Pengalaman Organisasi:
1. Pengurus Senat Mahasiswa Fakultas MIPA Tahun 2009
2. Koordinator Sie Penggalian Dana Himpunan Mahaiswa Jurusan Analis
Kimia Tahun 2009.
Singaraja, 10 Oktober 2009
Yang tersebut di atas,
Putu Eppy Yuniana NIM 0803051002
15
Biodata Dosen Pembimbing
Nama lengkap dan gelar : Drs. I Ketut Tika,M.Pd. Tempat,Tgl. Lahir : Bangli, 25 November 1946 NIP : 130369698 Jabatan Fungsional : Lektor Kepala Pangkat / Golongan : Pembina Tk. I /IVb Fakultas / Jurusan : MIPA / Pend.Fisika Institusi / Perguruan Tinggi : UNDIKSHA Singaraja Alamat : Jl. Tikukur, Kaliuntu, Singaraja Riwayat Pendidikan
Tahun Lulus
Jenjang Perguruan Tinggi Jurusan/ Bidang Studi
1971 Sarjana Muda F Kg Univ. Udayana Pend. Fisika 1982 S1 FKIP Univ. Udayana Pend. Fisika 2005 S2 IKIP Negeri Singaraja PEP
Pengalaman Pengabdian Masyarakat
Tahun Kegiatan 25-11-2004 Pelatihan Pemanfaatan Komputer Sebagai Alat Bantu Pembelajaran Untuk
Guru-Guru 6-12-2004 Sosialisasi dan Pelatihan Penyusunan Petunjuk Praktikum Fisika Bebarsis
Kompetensi Kepada Guru-Guru Fisika SMP dan SMA di Kota Singaraja 13-7-2005 Program Percepatan Pendidikan Interpreneur bidang Instalasi dan Jringan
Listrik 21-12-2005 Program Percepatan Pendidikan Interpreneur Bidang Instalasi Listrik dan
MesinPendingin 2-12-2006 Pelatihan Strategi Pemecahan Masalah Menuju Olimpiade Fisika bagi Guru-
Guru SMP di Kota Singaraja 6-12-2006 Peningkatan Kualitas Penguasaan Bidang Studi IPA(Astronomi) Bagi Guru-
Guru SMP di Kabupaten Buleleng untuk Mengantisipasi Olimpiade Astronomi
12-8-2008 Pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran Fisika dan Lembar Kerja Siswa Bebasis Lingkungan untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru-Guru IPA SD Gugus 4-5 Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng
5-9-2008 Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan tentang Portopolio dan Penelitian Tindakan Kelas untuk Menyongsong Sertifikasi Guru bagi guru-Guru SD dan SMP di Kecamatan Buleleng
Pengalaman Penelitian
Tahun Judul Penelitian Jabatan Sumber Dana 2004 Pengembangan Model dan Strategi Pembelajaan Fisika
di Sekolah Menengah Umum (SMU) untuk Memperbaiki Miskonsepsi Siswa
Anggota Dirjen Dikti, 2004
16
2006 Implementasi Strategi 5E dengan Bahan Ajar Bermuatan Perubahan Konseptual Sebagai Upaya Mengubah Miskonsepsi, dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 6 Singaraja
Ketua DIPA 2006
2007 Pengembangan Model Pembelajaran IPA Bagi Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah dasar (anggota peneliti)
Anggota Dirjen Dikti, 2007
2007 Penerapan Problem Based Learning Berorientasi Penilaian kinerja dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kompetensi Kerja Ilmiah Siswa
Ketua DIPA 2007
2008 Implementasi PBL Berbantuan Hipermedia untuk Meningkatkan Motivasi dan Pemahaman Konsep Sains Siswa SMPN 6 Singaraja
Ketua DIPA 2008
Pengalaman Membimbing Program Kreativitas Mahasiswa
Tahun Pembimbingan/Pembinaan 2008 Membimbing mahasiswa dalam rangka PKM dengan tema
“Pelatihan Pembuatan Dulang dan Bokor Kayu Sebagai Upaya Peningkatan Kesejahtraan Masyarakat di Desa Tingkad Batu Bangli”
2008 Membimbing mahasiswa dalam rangka KPKM dengan judul “Problematika Pendidikan Gratis di Indonsesia”
Singaraja, 17 Oktober 2009 Dosen Pendamping,
Drs. I Ketut Tika. M.Pd. NIP. 130369698
17
K.2. GAMBARAN TEKNOLOGI YANG AKAN DITERAPKAN
Proses pendaurulangan dilakukan dengan menggunakan cetakan-cetakan
yang dibuat dari papan kayu. Ukuran cetakan menyesuaikan dengan kebutuhan.
Secara umum cetakan yang akan dibuat adalah berukuran panjang 50 sentimeter,
lebar 40 sentimeter, dan tinggi 30 sentimeter. Pemilihan ukuran ini didasarkan
pada kemudahannya dalam pengolahan bahan hasil cetakan untuk proses
selanjutnya. Alat cetak dirancang sedemikian rupa yakni sambungan antar kayu
dilakukan dengan teknik ekor burung sehingga mudah untuk dilepaskan saat
adonan (campuran serpihan batu tabas, lumpur batu tabas, pasir halus hasil
pemotongan batu tabas, dan semen) telah kering. Adapun perbandingan komposisi
antara serpihan batu tabas : lumpur atau pasir halus : semen adalah 3 : 5 : 1.
Dengan perbandingan komposisi ini diharapkan balok yang dihasilkan tidak
terlalu keras sehingga mudah dalam pengolahan selanjutnya, namun tetap kokoh.
Selain cetakan, alat-alat yang diperlukan adalah kertas semen atau karung
beras, cangkul, sekop besar dan sekop kecil, saringan pasir, dan semen.
Sedangkan untuk limbah yang akan diolah diperoleh secara langsung di tempat
pelaksanaan program. Proses pengolahan limbah industri batu tabas adalah
sebagai berikut.
1) Menyiapkan alat dan bahan, yakni alat cetak, kertas semen atau karung
beras, cangkul, sekop besar dan sekop kecil, saringan pasir, semen,
serpihan batu tabas dan pasir debu hasil pemotongan batu tabas.
2) Menyiapkan tempat pencampuran. Ukuran tempat pencampuran
menyesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan lahan.
3) Mencampurkan serpihan batu, lumpur/pasir halus dari batu tabas,
semen dan air dengan komposisi serpihan batu tabas : lumpur atau pasir
halus : semen adalah 3 : 5 : 1.
4) Memasang kertas semen pada bagian dalam cetakan. Tujuannya adalah
agar cetakan mudah dibuka ketika adonan telah mengering.
5) Memasukkan adonan yang telah terbentuk pada cetakan.
6) Adonan dalam cetakan dibiarkan hingga mongering. Proses ini rata-rata
memerlukan waktu 2 hari jika cuaca panas dan lebih jika sedang hujan.
18
7) Jika adonan telah kering, cetakan kemudian dibuka, sehingga diperoleh
balok-balok yang menyerupai batu tabas. Balok-balok ini akan
memiliki motif-motif yang disebabkan oleh bebatuan yang ada di
dalamnya.
8) Selanjutnya pengolahan balok-balok ini sama seperti pengolahan bahan
baku yang berupa batu tabas mentah.
Balok-balok yang telah diperoleh dapat diolah seperti halnya batu tabas
mentah. Akan tetapi, bahan ini memiliki keunggulan dibandingkan batu tabas
karena adanya motif-motif unik di dalamnya. Balok-balok ini dapat diolah
menjadi patung, bagian-bagian candi, hiasan dinding bangunan, lantai, dan
sebagainya.