PKMK POTENSI ABON

34
A. Judul “Potensi Abon Jambu Mete Sebagai Peluang UKM Industri Makanan Untuk Menggerakkan Ekonomi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Di Desa Pandangan Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang” B. Latar Belakang Masalah Pada umumnya pasar atau permintaan yang ada dalam sektor mikro berasal dari rumah tangga dan perusahaan yang bergerak secara unregulated dan sektor ekonomi yang informal. Usaha mikro ini lebih kecil dibanding pasar ritel (atau kita kenal sebagai istilah usaha kecil). Kondisi Umum Pasar dalam sektor mikro adalah : langka modal, kepemilikan keluarga, skala kecil, status tidak legal, beroperasi di pasar unregulated, relatif mudah keluar masuk pasar, padat karya, pendidikan informal dan ketrampilan rendah, jam kerja tidak tertentu, sedikit pemakaian alat, pengguna sumber daya sendiri, penjualan domestik. Profil usaha mikro yang selama ini berhubungan dengan Lembaga Keuangan, adalah: 1. Tenaga kerja, mempekerjakan 1-5 orang termasuk anggota keluarganya. 2. Aktiva Tetap, relatif kecil, karena labor-intensive. 3. Lokasi, di sekitar rumah, biasanya di luar pusat bisnis. 1

Transcript of PKMK POTENSI ABON

Page 1: PKMK POTENSI ABON

A. Judul

“Potensi Abon Jambu Mete Sebagai Peluang UKM Industri Makanan

Untuk Menggerakkan Ekonomi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Di

Desa Pandangan Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang”

B. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya pasar atau permintaan yang ada dalam sektor

mikro berasal dari rumah tangga dan perusahaan yang bergerak secara

unregulated dan sektor ekonomi yang informal. Usaha mikro ini lebih

kecil dibanding pasar ritel (atau kita kenal sebagai istilah usaha kecil).

Kondisi Umum Pasar dalam sektor mikro adalah : langka modal,

kepemilikan keluarga, skala kecil, status tidak legal, beroperasi di pasar

unregulated, relatif mudah keluar masuk pasar, padat karya, pendidikan

informal dan ketrampilan rendah, jam kerja tidak tertentu, sedikit

pemakaian alat, pengguna sumber daya sendiri, penjualan domestik.

Profil usaha mikro yang selama ini berhubungan dengan Lembaga

Keuangan, adalah:

1. Tenaga kerja, mempekerjakan 1-5 orang termasuk anggota

keluarganya.

2. Aktiva Tetap, relatif kecil, karena labor-intensive.

3. Lokasi, di sekitar rumah, biasanya di luar pusat bisnis.

4. Pemasaran, tergantung pasar lokal dan jarang terlibat kegiatan ekspor-

impor.

5. Manajemen, ditangani sendiri dengan teknik sederhana.

6. Aspek hukum: beroperasi di luar ketentuan yang diatur

7. Hukum: perijinan, pajak, perburuhan, dll.

Di sekeliling kita, banyak dijumpai usaha mikro yang terus

berjalan meskipun terjadi krisis ekonomi di Indonesia. Maka, usaha mikro

termasuk usaha yang tahan dalam menghadapi krisis, karena umumnya

tidak mendapat pinjaman dari luar, pasar domestik, biaya tenaga kerja

murah karena dibantu oleh anggota keluarga. Saat inipun, pasar tradisional

masih ramai pengunjung, bahkan banyak pasar kaget yang hanya ada pada

1

Page 2: PKMK POTENSI ABON

hari-hari tertentu tetap ramai. Diakui bahwa usaha UKM menguntungkan,

karena sekitar 53% memiliki margin keuntungan antara 10%-50%, dan

35% memiliki margin keuntungan lebih dari 50%.

Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale, L) yang tergolong

dalam famili Anacardiceae merupakan tanaman yang banyak dijumpai di

desa Pandangan Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang. Tanaman jambu

mete ini merupakan tanaman ekspor nontradisional yang memiliki nilai

ekonomi tinggi yang mudah dikembangkan di daerah- daerah beriklim

kering maupun pada lahan kritis. Sehingga, tanaman jambu mete ini

memiliki adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan. Oleh karena itu, jambu

mete dapat dimanfaatkan untuk merehabilitasi lahan- lahan kritis sebagai

tanaman penghijauan dan tanaman konservasi.

Tanaman jambu mete mempunyai banyak manfaat, mulai dari akar,

batang, daun, dan buahnya. Seperti, biji mete dapat digoreng menjadi

kacang mete. Buah mete semu dapat diolah menjadi beberapa bentuk

olahan seperti sari buah mete, anggur mete, manisan kering, selai mete,

buah kalengan, dan jem jambu mete. Pengolahan mete, di samping

menghasilkan biji, juga limbah berupa buah semu. Total produksi

gelondong mete hanya 10% saja yang baru dimanfaatkan untuk produk

pangan, sisanya terbuang dengan percuma sebagai limbah. Seperti  buah

semu mete yang hingga kini belum banyak yang memanfaatkannya

sehingga pengolahan tanaman mete di desa Pandangan ini belum

dilakukan secara optimal.

Waktu panen jambu mete hanya berlangsung sekitar 3 bulan

dalam setahun. Sehingga pada saat panen akan terjadi penumpukan limbah

buah semu jambu mete yang melimpah. Ini karena masyarakat kurang

memanfaatkan buah semu jambu mete yang disebabkan oleh tingginya

kandungan tanin yang menimbulkan rasa sepat pada buah semu jambu

mete sehingga kurang disukai. Oleh karena itu, sebagai usaha untuk

meningkatkan nilai tambah jambu mete dan mengoptimalkan teknologi

2

Page 3: PKMK POTENSI ABON

pengolahan jambu mete agar tidak terbuang menjadi limbah, maka buah

semu jambu mete dapat diolah manjadi abon nabati. Abon nabati jambu

mete ini merupakan produk makanan yang sehat dan bergizi untuk

dikonsumsi masyarakat yang juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Pengolahan abon jambu mete ini memiliki potensi untuk dikembangkan

sebagai peluang usaha yang menjanjikan dalam industri makanan yang

dapat dilaksanakan oleh masyarakat kecil menengah di desa Pandangan

untuk meningkatkan pendapatannya yang relatif rendah.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka muncul permasalahan,

yaitu :

1. Bagaimana membuat abon dari buah semu jambu mete yang bercita

rasa tinggi, sehat dan tahan lama?

2. Bagaimana meningkatkan potensi ekonomis buah semu jambu mete

sebagai peluang UKM pada industri makanan untuk meningkatkan

pendapatan masyarakat di desa Pandangan?

D. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari program kreativitas ini adalah

sebagai berikut :

1. Mendayagunakan buah semu jambu mete menjadi abon nabati yang

memiliki nilai ekonomis dan bercita rasa tinggi.

2. Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pengolahan abon dari

buah semu jambu mete sebagai peluang UKM pada industri makanan.

E. Luaran Yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan dalam program ini adalah :

1. Produk abon nabati dari bahan dasar buah semu jambu mete sebagai

makanan lauk yang sehat dan bergizi dengan harga terjangkau.

2. Terciptanya UKM pengolahan abon jambu mete.

3

Page 4: PKMK POTENSI ABON

F. Kegunaan

Kegunaan dari program ini, antara lain :

1. Menjadi salah satu bentuk dari penerapan teknologi dalam pengolahan

buah semu jambu mete menjadi abon yang sehat dan bergizi.

2. Memberikan alternatif produk makanan yang bergizi dengan harga

yang dapat dijangkau oleh masyarakat.

3. Menciptakan peluang usaha baru pada industri makanan

G. Gambaran Umum Rencana Usaha

Potensi sumber daya

Buah jambu mete terdiri atas dua bagian, yaitu buah sejati (kacang

mete) dan buah semu (tangkai buah yang membesar). Pada umumnya yang

sering dimanfaatkan adalah buah sejatinya, karena dapat diolah menjadi

kacang mete yang harganya cukup mahal. Sedangkan untuk buah semu

jambu mete belum dimanfaatkan secara maksimal karena rasa buahnya

yang sepet dan agak gatal yang disebabkan oleh zat tanin dan astringen

yang terkandung di dalamnya, sehingga kurang disukai. Rasa sepat ini

dapat dihilangkan dengan cara pengukusan atau penambahan garam.

Daging buah semu jambu mete memiliki tekstur lunak, berserabut

dan banyak mengandung air. Sehingga dapat diolah menjadi produk

makanan yang sehat. Salah satunya adalah diolah menjadi abon nabati

sebagai makanan lauk yang bergizi dan harga terjangkau. Sehingga aman

dan murah untuk dikonsumsi.

Analisis usaha

1. Asumsi

a. Setiap bulan digunakan 300 Kg buah semu jambu mete

b. Setiap 1 kg buah semu menghasilkan 10 bungkus (kemasan 1/2

kg) abon.

c. Setiap bulan dihasilkan 3000 bungkus abon jambu mete.

4

Page 5: PKMK POTENSI ABON

2. Investasi

a. Kukusan

1 buah @ Rp 150.000,00 (UEK 2 tahun) = Rp. 150.000,00

b. Seperangkat penggorengan

2 @ Rp50.000,00 (UEK 2 tahun) = Rp. 100.000,00

c. Kompor

3 buah @ Rp 50.000,00 (UEK 2 tahun) = Rp. 150.000,00

d. Panci

2 buah @ Rp 50.000,00 (UEK 2 tahun) = Rp. 100.000,00

e. Seperangkat cobek

1 buah @ Rp 25.000,00 (UEK 3 tahun) = Rp. 100.000,00

f. Pisau

4 buah @ Rp 7.500,00 (UEK 1 tahun) = Rp. 30.000,00

g. Baskom

3 buah @ Rp 5.000,00 (UEK 1 tahun) = Rp. 15.000,00

h. Loyang

10 buah @ Rp. 10.000,00 (UEK 2 tahun) = Rp. 100.000,00

i. Talenan

3 buah @ Rp. 5.000,00 (UEK 1 tahun) = Rp. 15.000,00

j. Alat press kemasan

2 buah @ Rp. 250.000,00 (UEK 3 tahun) = Rp. 500.000,00 +

Total = Rp.1.260.000,00

Keterangan : UEK (usia ekonomis)

3. Biaya tetap

Penyusutan Alat perbulan

a. Penyusutan kukusan (Rp 150.000 : 2 : 12) = Rp. 6.250,00

b. Penyusutan seperangkat penggorengan

(Rp 100.000 : 2 :12) = Rp. 4,200,00

c. Penyusutan kompor (Rp 150.000 : 2 : 12) = Rp. 6.250,00

d. Penyusutan panci (Rp 100.000 : 2 : 12) = Rp. 4,200,00

e. Penyusutan seperangkat cobek

5

Page 6: PKMK POTENSI ABON

(Rp 100.000 : 3 : 12) = Rp. 2.800,00

f. Penyusutan pisau (Rp 30.000 : 1 : 12 ) = Rp. 2.500,00

g. Penyusutan baskom (Rp. 15.000 : 1 : 12) = Rp. 1.250,00

h. Penyusutan loyang (Rp. 100.000 : 2 : 12) = Rp. 4.200,00

i. Penyusutan Talenan (Rp 15.000 : 1 : 12 ) = Rp. 1.250,00

j. Penyusutan alat press kemasan

(Rp. 500.000 : 3 : 12) = Rp. 13.900,00 +

Total = Rp. 46.800,00

4. Biaya tidak tetap

a. Jambu mete 300 kg @ Rp. 6.500,00 = Rp. 1.950.000,00

b. Bawang putih 10 kg @ Rp 5.000,00 = Rp. 50.000,00

c. Bawang merah 10 kg @ Rp. 9.000,00 = Rp. 90.000,00

d. Ketumbar 5 kg @ Rp 6000,00 = Rp. 30.000,00

e. Minyak goreng 75 liter @ Rp10.000,00 = Rp. 750.000,00

f. Mentega 5 kg @ Rp 10.000,00 = Rp. 50.000,00

g. Gula jawa 6 kg @ Rp. 8.000,00 = Rp. 48.000,00

h. Daun salam 5 kg @ Rp. 3.000,00 = Rp. 15.000,00

i. Kemiri 5 kg @ Rp. 3.000,00 = Rp. 15.000,00

j. Kelapa 10 kg @ Rp. 3.500,00 = Rp. 35.000,00

k. Garam 15 bungkus @ Rp 1.000,00 = Rp. 15.000,00

l. Minyak Tanah 100 liter @ Rp 3000,00 = Rp. 300.000,00

m. Upah 1 Orang Pekerja = Rp. 200.000,00+

Total = Rp. 1.599.950,00

5. Analisis Usaha

a. Biaya Produksi

= Biaya tidak Tetap + Biaya Tetap

= Rp 1.599.950 + Rp 46.800

= Rp. 1.646.750,00

6

Page 7: PKMK POTENSI ABON

b. Hasil Usaha

= Jumlah Produksi X Harga jual

= 3000 X Rp. 2.500,00

= Rp. 7.500.000,00

c. Keuntungan

= Hasil Usaha – Biaya Produksi

= Rp. 7.500.000 – Rp. 1.646.750

= Rp. 5.853.250,00

d. Jangka Waktu Pengembalian Modal

= (Investasi + Biaya Produksi) : (Keuntungan x Lama Produksi)

= (Rp. 1.260.000 + Rp. 1.646.750) : (Rp. 5.853.250 x 1 bulan)

= Rp. 2.906.750 : Rp. 5.853.250

= 0,5 bulan

Artinya, modal akan kembali setelah Produksi selama dua minggu.

e. R/C

= Hasil Usaha : Biaya Produksi

= Rp. 7.500.000 : Rp. 1.646.750

= 4,6

Artinya, Setiap biaya 1 rupiah yang dikeluarkan untuk produksi

menghasilkan penerimaan sebesar 4,6 rupiah

f. Benefit Cost Ratio

= Keuntungan : Biaya Produksi

= Rp. 5.853.250 : Rp 1.646.750

= 3,6

Artinya, setiap 1 rupiah yang dikeluarkan untuk biaya produksi

menghasilkan penerimaan 3,6 rupiah.

g. Break Event Point

= Biaya tetap:1-(Biaya tidak tetap : Hasil Usaha)

= Rp. 46.800 : 1-(Rp. 1.599.950 : Rp. 7.500.000)

= Rp. 46.800 : 0,8

= Rp. 58.500,00

7

Page 8: PKMK POTENSI ABON

Artinya penjualan produk abon ini tidak rugi dan tidak untung

(impas) saat di hasilkan pendapatan sebesar Rp. 58.500,00 dari penjualan

setiap satu kali produksi.

Standarisasi Proses Produksi

Standarisasi penggunaan bahan dan bumbu masakan serta perhitungan

untuk membuat abon dari buah semu jambu mete sebesar 1 kg :

a. Jambu mete 1 kg = Rp. 6.500,00

b. Bawang Putih = Rp. 500,00

c. Bawang merah = Rp. 1.000,00

d. Ketumbar = Rp 500,00

e. Gula jawa = Rp. 2.000,00

f. Daun salam = Rp. 500,00

g. Kemiri = Rp. 500,00

h. Kelapa = Rp. 1.000,00

i. Garam 1 bungkus = Rp. 500,00

j. Minyak goreng ½ liter = Rp. 5.000,00

k. Minyak tanah 1 liter = Rp. 3.000,00

l. Plastik kemasan = Rp. 1.000,00 +

Total = Rp 22.000,00

Dari perhitungan di atas terlihat usaha ini sangat menjanjikan

keuntungan yang besar, serta mudah di jalankan oleh siapapun.

Aspek pasar dan persaingan

Bentuk pasar yang dipilih adalah pasar persaingan sempurna

dengan bentuk pasar yang dituju adalah langsunng pasar konsumen. Pasar

yang dituju adalah kalangan menengah ke atas, menengah kebawah, toko-

toko makanan dan restoran. Masyarakat yang dituju adalah masyarakat

perkotaan. Jumlah penduduk kota akan lebih padat yang mana 5-6 tahun

kedepan lebih dari 90 juta orang tinggal di kota. Tahun 2020 49,5 % dari

257 juta penduduk Indonesia tinggal di kota (The word Bank 1995).

8

Page 9: PKMK POTENSI ABON

Persaingan produk makanan abon berbahan dasar jambu mete ini

belum ada, karena produk ini merupakan produk baru. Produk dari jambu

mete yang ada di pasaran hanyalah produk olahan kacang mete. Jika

dibandingkan dengan abon hewani seperti abon ikan dan sapi, harga abon

jambu mete lebih murah dan terjangkau oleh masyarakat. Sehingga,

masyarakat tetap dapat mengkonsumsi makanan sehat, alami dan bergizi

dengan harga yang relatif murah.

Segmentasi dan target pemasaran

Target utama pemasaran produk ini adalah masyarakat perkotaan,

dengan prioritas masyarakat kalangan menengah kebawah. Hal ini karena

masyarakat menengah kebawah lebih cenderung memilih makanan yang

harganya terjangkau. Target awal pemasaran yaitu kota Semarang, setelah

itu baru mengembangkan pemasaran ke kota-kota lain.

Posisi pasar dan letak Show Room

Posisi pasar produk ini adalah kalangan menengah ke bawah. Oleh

karena itu di upayakan meskipun produk ini murah meriah namun tetap

sehat dan bergizi.

Dalam menentukan Show Room dipilih di kota semarang di tengah

kota, karena lebih banyak penduduknya dan sarana transportasi juga

cukup memadai.

Manajemen Pemasaran

Dalam hal manjemen pemasaran, analisis yang digunakan akan

mengacu pada bauran pemasaran (marketing mix) atau 4P untuk mencapai

target pemasaran yang di inginkan, yaitu:

1. Kebijakan produk (product)

a. Mutu

Produk ini bermutu tinggi, karena banyak zat-zat makanan yang

diperlukan oleh tubuh terkandung di dalam bahan makanan

9

Page 10: PKMK POTENSI ABON

utamanya. Selain itu Produk jadi yang ditawarkan juga cukup

murah.

b. Merek

Pemberian merek yang tepat merupakan merupakan strategi

produk karena akuitas merek merupakan investasi usaha agar

produk lebih di kenal konsumen. Merek yang digunakan adalah

Abon Anacardy. Nama ini menggambarkan bahan dasar produk.

Adapun motto dari Produk ini adalah “Abon nabati sehat alami

kaya nutrisi”.

2. Kebijakan harga (price)

Kebijakan harga yang di gunakan adalah harga standart dari harga

cemilan buatan home industry, karena manfaat yang terkandunng

didalamnya cukup banyak meski bahan dasarnya cukup murah. Hal ini

juga di maksudkan untuk menjaga imej supaya tidak di anggap produk

murahan.

3. Pemasaran

Pemasaran produk ini untuk awalnya lebih di fokuskan pada daerah

perkotaan khususnya semarang. Pemasaran juga akan di lakukan di

daerah sekitar yang umumnya banyak perumahan warga.

4. Promosi

Untuk memudahkan penjualan maka di lakukan promosi. Promosi

merupakan upaya mengkomunikasikan produk yang di tawarkan

supaya akirnya dikenal dan dibeli. Promosi di lakukan melalui pamflet

dan iklan di majalah, koran maupun radio. Promosi utama di lakukan

dengan mengirim surat penawaran ke toko makanan dan restoran

dengan meninggalkan contoh makanan juga Contact Person.

H. Metode Pelaksanaan

1. Tempat

a. “Safira kost” Gg. Jeruk No. 09 Sekaran Kec. Gunung Pati

Semarang sebagai tempat pembuatan makanan.

10

Page 11: PKMK POTENSI ABON

b. Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengethuan

Alam Universitas Negeri Semarang dan BPOM kota Semarang

sebagai tempat pengujian kandungan bahan makanan.

c. Dinas Kesehatan kota Semarang sebagai tempat perijinan

kelayakan penjualan makanan.

d. Pasar dan Toko-toko makanan di daerah sekitar kampus

Universitas Negeri Semarang sebagai tempat pemasaran.

2. Alat dan bahan

a. Alat

1) Kompor

2) Panci

3) Kukusan

4) Wajan

5) Baskom

6) Loyang

7) Talenan

8) Cobek

9) Plastik kemasan

b. Bahan

1) Jambu mete

2) Bawang merah

3) Bawang putih

4) Ketumbar

5) Gula jawa

6) Daun salam

7) Kemiri

8) Santan kelapa

9) Garam

11

Page 12: PKMK POTENSI ABON

3. Cara pembuatan

1) Masukkan jambu mete dalam baskom kemudian cuci hingga

bersih.

2) Peras jambu mete hingga kandungan airnya habis.

3) Kukus jambu mete yang telah diperas hingga matang.

4) Haluskan bawang merah, bawang putih, ketumbar, daun salam,

kemiri dan gula jawa.

5) Tumis bumbu yang telah dihaluskan tadi.

6) Haluskan jambu mete yang telah matang tadi hingga berbentuk

remahan.

7) Campur dengan hasil remahan jambu mete kemudian campur

dengan santan kelapa.

8) Tambahkan garam secukupnya dan masak hingga kering pada

penggorengan.

9) Pisahkan abon jambu mete yang telah masak dengan minyak.

10) Abon siap disajikan.

I. Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Bulan I II III

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pembuatan proposal v v v

2. Pembelian alat dan bahan v

3. Produksi v

4. Uji lab v

5. Pengemasan v

6. Perijinan Dinkes v

7. Promosi v

8. Pemasaran v v v

9. Evaluasi dan penyusunan

laporan akhir

v

12

Page 13: PKMK POTENSI ABON

J. Rancangan Biaya

1. Bahan habis pakai

a. Jambu mete 300 kg @ Rp. 6.500,00 = Rp.1.950.000,00

b. Bawang putih 10 kg @ Rp 5.000,00 = Rp. 50.000,00

c. Bawang merah 10 kg @ Rp. 9.000,00 = Rp. 90.000,00

d. Ketumbar 5 kg @ Rp 6000,00 = Rp. 30.000,00

e. Minyak goreng 75 liter @ Rp10.000,00 = Rp. 750.000,00

f. Mentega 5 kg @ Rp 10.000,00 = Rp. 50.000,00

g. Gula jawa 6 kg @ Rp. 8.000,00 = Rp. 48.000,00

h. Daun salam 5 kg @ Rp. 3.000,00 = Rp. 15.000,00

i. Kemiri 5 kg @ Rp. 3.000,00 = Rp. 15.000,00

j. Kelapa 10 kg @ Rp. 3.500,00 = Rp. 35.000,00

k. Garam 15 bungkus @ Rp 1.000,00 = Rp. 15.000,00

l. Minyak Tanah 100 liter @ Rp 3000,00 = Rp. 300.000,00

m. Kemasan = Rp. 300.000,00

n. Label = Rp. 150.000,00

o. Staples 4 buah @ Rp. 7.500,00 = Rp. 30.000,00

p. Refill staples 10 buah @ Rp. 4.500,00 = Rp. 45.000,00

q. Kertas F4 1 rim @ Rp. 40.000,00 = Rp. 40.000,00

r. Tinta printer = Rp. 50.000,00

2. Peralatan penunjang PKM

a. Kukusan 1 buah @ Rp 150.000,00 = Rp. 150.000,00

b. Seperangkat penggorengan 2 @ Rp50.000,00 = Rp. 100.000,00

c. Kompor 3 buah @ Rp 50.000,00 = Rp. 150.000,00

d. Panci 2 buah @ Rp 50.000,00 = Rp. 100.000,00

e. Seperangkat cobek 1 buah @ Rp 25.000,00 = Rp. 100.000,00

f. Pisau 4 buah @ Rp 7.500,00 = Rp. 30.000,00

g. Baskom 3 buah @ Rp 5.000,00 = Rp. 15.000,00

h. Loyang 10 buah @ Rp. 10.000,00 = Rp. 100.000,00

i. Talenan 3 buah @ Rp. 5.000,00 = Rp. 15.000,00

j. Alat press kemasan 2 @Rp. 250.000,00 = Rp. 500.000,00

13

Page 14: PKMK POTENSI ABON

3. Perjalanan

a. Transportasi dan pemasaran = Rp. 600.000,00

4. Lain- lain

a. Promosi = Rp. 600.000,00

b. Show room produk = Rp. 750.000,00

c. Dokumentasi = Rp. 300.000,00

d. Alat tulis = Rp. 50.000,00

e. Pengujian bahan utama = Rp 100.000,00

f. Uji lab produk = Rp. 650.000,00

g. Perijinan Dinkes = Rp.1.000.000,00

h. Pengolahan data = Rp. 100.000,00

i. Analisa data = Rp. 150.000,00

j. Pembuatan proposal = Rp. 50.000,00

k. Pembuatan laporan sementara = Rp. 100.000,00

l. Penggandaan dan penjilidan laporan akhir = Rp. 300.000,00 +

Total = Rp. 9.973.000,00

14

Page 15: PKMK POTENSI ABON

K. Lampiran

Biodata Ketua Serta Anggota Kelompok

1. Biodata Ketua Kelompok

a. Nama Lengkap : Zulfia Hanum Alfi Syahr

b. Tempat/Tanggal Lahir : Rembang, 4 April 1990

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Agama : Islam

e. Alamat Rumah : Jalan Blora Km. 5 No. 19 Rembang

f. Alamat Kost : ”Safira Kos” Gang Jeruk 9 Sekaran

g. Riwayat Pendidikan : SDN Kutoharjo IV Rembang

SMPN II Rembang

SMAN I Rembang

h. Telpon : 085740872376

i. E-mail : [email protected]

Tanda Tangan

Zulfia Hanum A. S.

NIM. 4201407027

15

Page 16: PKMK POTENSI ABON

2. Biodata Anggota Kelompok

a. Nama Lengkap : Obimita Ika Permatasari

b. Tempat/Tanggal Lahir : Demak/ 8 Juli 1989

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Agama : Islam

e. Alamat Rumah : Jalan Wijaya Kusuma Rembang

f. Alamat Kost : “Bule Kos” Gang Pisang 25

g. Riwayat Pendidikan : SDN Kutoharjo II Rembang

SMPN I Rembang

SMAN I Rembang

h. Telpon : 085727458789

i. E-mail : [email protected]

Tanda Tangan

Obimita Ika P.

NIM. 4201407029

16

Page 17: PKMK POTENSI ABON

3. Biodata Anggota Kelompok

a. Nama Lengkap : Demi Trisnawati

b. Tempat/Tanggal Lahir : Rembang/ 12 Desember 1989

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Agama : Islam

e. Alamat Rumah :Desa Pulo RT 01/ RW 02 Rembang

f. Alamat Kost : Gang Cempaka Sari 3 Sekaran

g. Riwayat Pendidikan : SDN I Pulo Rembang

SMPN I Rembang

SMAN I Rembang

h. Telpon : 08995940879

i. E-mail :

[email protected]

Tanda Tangan

Demi Trisnawati

NIM. 4201407031

17

Page 18: PKMK POTENSI ABON

4. Biodata Anggota Kelompok

a. Nama Lengkap : Ratna Dewi Syarifah

b. Tempat/Tanggal Lahir : Rembang, 20 Maret 1988

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Agama : Islam

e. Alamat Rumah :Desa Soditan Lasem Rembang

f. Alamat Kost : Kos Kinanti Gang Sendang

g. Riwayat Pendidikan : SDN I Soditan

SMPN I Lasem

SMAN I Rembang

h. Telpon : 081325346996

i. E-mail : [email protected]

Tanda Tangan

Ratna Dewi S.

NIM. 4201406519

18

Page 19: PKMK POTENSI ABON

Biodata Dosen Pendamping

1. Nama : Dra. Siti Khanafiyah, M. Si.

2. Golongan/NIP : IVb/ 19520521 197603 2 001

3. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

4. Fakultas/Program Studi : MIPA/Fisika

5. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang

6. Bidang Keahlian : Fisika Teori

7. Waktu untuk kegiatan PKM : 3 jam/ minggu

Tanda Tangan

Dra. Siti Khanafiyah, M. Si.

NIP.19520521 197603 2 001

19

Page 20: PKMK POTENSI ABON

GAMBARAN TEKNOLOGI YANG AKAN DITERAPKEMBANGKAN

Gambar 1. Alat kacip untuk mengupas jambu mete

Gambar 2. Alat press plastik kemasan

20

Page 21: PKMK POTENSI ABON

Gambar 3. Produk jadi abon jambu mete

Gambar 4. Contoh label produk

Produced byTim PKMK Fisika

UNNES 2009

21

Page 22: PKMK POTENSI ABON

PETA LOKASI DESA PANDANGAN KECAMATAN KRAGAN

KABUPATEN REMBANG

Desa Pandangan Kec. Kragan Kab. Rembang

Gambar 5. Peta lokasi Desa Pandangan Kec. Kragan Kab. Rembang

22

Page 23: PKMK POTENSI ABON

23