PKMK POTENSI ABON
-
Upload
bima-c-pratama -
Category
Documents
-
view
758 -
download
33
Transcript of PKMK POTENSI ABON
A. Judul
“Potensi Abon Jambu Mete Sebagai Peluang UKM Industri Makanan
Untuk Menggerakkan Ekonomi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Di
Desa Pandangan Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang”
B. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya pasar atau permintaan yang ada dalam sektor
mikro berasal dari rumah tangga dan perusahaan yang bergerak secara
unregulated dan sektor ekonomi yang informal. Usaha mikro ini lebih
kecil dibanding pasar ritel (atau kita kenal sebagai istilah usaha kecil).
Kondisi Umum Pasar dalam sektor mikro adalah : langka modal,
kepemilikan keluarga, skala kecil, status tidak legal, beroperasi di pasar
unregulated, relatif mudah keluar masuk pasar, padat karya, pendidikan
informal dan ketrampilan rendah, jam kerja tidak tertentu, sedikit
pemakaian alat, pengguna sumber daya sendiri, penjualan domestik.
Profil usaha mikro yang selama ini berhubungan dengan Lembaga
Keuangan, adalah:
1. Tenaga kerja, mempekerjakan 1-5 orang termasuk anggota
keluarganya.
2. Aktiva Tetap, relatif kecil, karena labor-intensive.
3. Lokasi, di sekitar rumah, biasanya di luar pusat bisnis.
4. Pemasaran, tergantung pasar lokal dan jarang terlibat kegiatan ekspor-
impor.
5. Manajemen, ditangani sendiri dengan teknik sederhana.
6. Aspek hukum: beroperasi di luar ketentuan yang diatur
7. Hukum: perijinan, pajak, perburuhan, dll.
Di sekeliling kita, banyak dijumpai usaha mikro yang terus
berjalan meskipun terjadi krisis ekonomi di Indonesia. Maka, usaha mikro
termasuk usaha yang tahan dalam menghadapi krisis, karena umumnya
tidak mendapat pinjaman dari luar, pasar domestik, biaya tenaga kerja
murah karena dibantu oleh anggota keluarga. Saat inipun, pasar tradisional
masih ramai pengunjung, bahkan banyak pasar kaget yang hanya ada pada
1
hari-hari tertentu tetap ramai. Diakui bahwa usaha UKM menguntungkan,
karena sekitar 53% memiliki margin keuntungan antara 10%-50%, dan
35% memiliki margin keuntungan lebih dari 50%.
Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale, L) yang tergolong
dalam famili Anacardiceae merupakan tanaman yang banyak dijumpai di
desa Pandangan Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang. Tanaman jambu
mete ini merupakan tanaman ekspor nontradisional yang memiliki nilai
ekonomi tinggi yang mudah dikembangkan di daerah- daerah beriklim
kering maupun pada lahan kritis. Sehingga, tanaman jambu mete ini
memiliki adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan. Oleh karena itu, jambu
mete dapat dimanfaatkan untuk merehabilitasi lahan- lahan kritis sebagai
tanaman penghijauan dan tanaman konservasi.
Tanaman jambu mete mempunyai banyak manfaat, mulai dari akar,
batang, daun, dan buahnya. Seperti, biji mete dapat digoreng menjadi
kacang mete. Buah mete semu dapat diolah menjadi beberapa bentuk
olahan seperti sari buah mete, anggur mete, manisan kering, selai mete,
buah kalengan, dan jem jambu mete. Pengolahan mete, di samping
menghasilkan biji, juga limbah berupa buah semu. Total produksi
gelondong mete hanya 10% saja yang baru dimanfaatkan untuk produk
pangan, sisanya terbuang dengan percuma sebagai limbah. Seperti buah
semu mete yang hingga kini belum banyak yang memanfaatkannya
sehingga pengolahan tanaman mete di desa Pandangan ini belum
dilakukan secara optimal.
Waktu panen jambu mete hanya berlangsung sekitar 3 bulan
dalam setahun. Sehingga pada saat panen akan terjadi penumpukan limbah
buah semu jambu mete yang melimpah. Ini karena masyarakat kurang
memanfaatkan buah semu jambu mete yang disebabkan oleh tingginya
kandungan tanin yang menimbulkan rasa sepat pada buah semu jambu
mete sehingga kurang disukai. Oleh karena itu, sebagai usaha untuk
meningkatkan nilai tambah jambu mete dan mengoptimalkan teknologi
2
pengolahan jambu mete agar tidak terbuang menjadi limbah, maka buah
semu jambu mete dapat diolah manjadi abon nabati. Abon nabati jambu
mete ini merupakan produk makanan yang sehat dan bergizi untuk
dikonsumsi masyarakat yang juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Pengolahan abon jambu mete ini memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai peluang usaha yang menjanjikan dalam industri makanan yang
dapat dilaksanakan oleh masyarakat kecil menengah di desa Pandangan
untuk meningkatkan pendapatannya yang relatif rendah.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka muncul permasalahan,
yaitu :
1. Bagaimana membuat abon dari buah semu jambu mete yang bercita
rasa tinggi, sehat dan tahan lama?
2. Bagaimana meningkatkan potensi ekonomis buah semu jambu mete
sebagai peluang UKM pada industri makanan untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat di desa Pandangan?
D. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari program kreativitas ini adalah
sebagai berikut :
1. Mendayagunakan buah semu jambu mete menjadi abon nabati yang
memiliki nilai ekonomis dan bercita rasa tinggi.
2. Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pengolahan abon dari
buah semu jambu mete sebagai peluang UKM pada industri makanan.
E. Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dalam program ini adalah :
1. Produk abon nabati dari bahan dasar buah semu jambu mete sebagai
makanan lauk yang sehat dan bergizi dengan harga terjangkau.
2. Terciptanya UKM pengolahan abon jambu mete.
3
F. Kegunaan
Kegunaan dari program ini, antara lain :
1. Menjadi salah satu bentuk dari penerapan teknologi dalam pengolahan
buah semu jambu mete menjadi abon yang sehat dan bergizi.
2. Memberikan alternatif produk makanan yang bergizi dengan harga
yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
3. Menciptakan peluang usaha baru pada industri makanan
G. Gambaran Umum Rencana Usaha
Potensi sumber daya
Buah jambu mete terdiri atas dua bagian, yaitu buah sejati (kacang
mete) dan buah semu (tangkai buah yang membesar). Pada umumnya yang
sering dimanfaatkan adalah buah sejatinya, karena dapat diolah menjadi
kacang mete yang harganya cukup mahal. Sedangkan untuk buah semu
jambu mete belum dimanfaatkan secara maksimal karena rasa buahnya
yang sepet dan agak gatal yang disebabkan oleh zat tanin dan astringen
yang terkandung di dalamnya, sehingga kurang disukai. Rasa sepat ini
dapat dihilangkan dengan cara pengukusan atau penambahan garam.
Daging buah semu jambu mete memiliki tekstur lunak, berserabut
dan banyak mengandung air. Sehingga dapat diolah menjadi produk
makanan yang sehat. Salah satunya adalah diolah menjadi abon nabati
sebagai makanan lauk yang bergizi dan harga terjangkau. Sehingga aman
dan murah untuk dikonsumsi.
Analisis usaha
1. Asumsi
a. Setiap bulan digunakan 300 Kg buah semu jambu mete
b. Setiap 1 kg buah semu menghasilkan 10 bungkus (kemasan 1/2
kg) abon.
c. Setiap bulan dihasilkan 3000 bungkus abon jambu mete.
4
2. Investasi
a. Kukusan
1 buah @ Rp 150.000,00 (UEK 2 tahun) = Rp. 150.000,00
b. Seperangkat penggorengan
2 @ Rp50.000,00 (UEK 2 tahun) = Rp. 100.000,00
c. Kompor
3 buah @ Rp 50.000,00 (UEK 2 tahun) = Rp. 150.000,00
d. Panci
2 buah @ Rp 50.000,00 (UEK 2 tahun) = Rp. 100.000,00
e. Seperangkat cobek
1 buah @ Rp 25.000,00 (UEK 3 tahun) = Rp. 100.000,00
f. Pisau
4 buah @ Rp 7.500,00 (UEK 1 tahun) = Rp. 30.000,00
g. Baskom
3 buah @ Rp 5.000,00 (UEK 1 tahun) = Rp. 15.000,00
h. Loyang
10 buah @ Rp. 10.000,00 (UEK 2 tahun) = Rp. 100.000,00
i. Talenan
3 buah @ Rp. 5.000,00 (UEK 1 tahun) = Rp. 15.000,00
j. Alat press kemasan
2 buah @ Rp. 250.000,00 (UEK 3 tahun) = Rp. 500.000,00 +
Total = Rp.1.260.000,00
Keterangan : UEK (usia ekonomis)
3. Biaya tetap
Penyusutan Alat perbulan
a. Penyusutan kukusan (Rp 150.000 : 2 : 12) = Rp. 6.250,00
b. Penyusutan seperangkat penggorengan
(Rp 100.000 : 2 :12) = Rp. 4,200,00
c. Penyusutan kompor (Rp 150.000 : 2 : 12) = Rp. 6.250,00
d. Penyusutan panci (Rp 100.000 : 2 : 12) = Rp. 4,200,00
e. Penyusutan seperangkat cobek
5
(Rp 100.000 : 3 : 12) = Rp. 2.800,00
f. Penyusutan pisau (Rp 30.000 : 1 : 12 ) = Rp. 2.500,00
g. Penyusutan baskom (Rp. 15.000 : 1 : 12) = Rp. 1.250,00
h. Penyusutan loyang (Rp. 100.000 : 2 : 12) = Rp. 4.200,00
i. Penyusutan Talenan (Rp 15.000 : 1 : 12 ) = Rp. 1.250,00
j. Penyusutan alat press kemasan
(Rp. 500.000 : 3 : 12) = Rp. 13.900,00 +
Total = Rp. 46.800,00
4. Biaya tidak tetap
a. Jambu mete 300 kg @ Rp. 6.500,00 = Rp. 1.950.000,00
b. Bawang putih 10 kg @ Rp 5.000,00 = Rp. 50.000,00
c. Bawang merah 10 kg @ Rp. 9.000,00 = Rp. 90.000,00
d. Ketumbar 5 kg @ Rp 6000,00 = Rp. 30.000,00
e. Minyak goreng 75 liter @ Rp10.000,00 = Rp. 750.000,00
f. Mentega 5 kg @ Rp 10.000,00 = Rp. 50.000,00
g. Gula jawa 6 kg @ Rp. 8.000,00 = Rp. 48.000,00
h. Daun salam 5 kg @ Rp. 3.000,00 = Rp. 15.000,00
i. Kemiri 5 kg @ Rp. 3.000,00 = Rp. 15.000,00
j. Kelapa 10 kg @ Rp. 3.500,00 = Rp. 35.000,00
k. Garam 15 bungkus @ Rp 1.000,00 = Rp. 15.000,00
l. Minyak Tanah 100 liter @ Rp 3000,00 = Rp. 300.000,00
m. Upah 1 Orang Pekerja = Rp. 200.000,00+
Total = Rp. 1.599.950,00
5. Analisis Usaha
a. Biaya Produksi
= Biaya tidak Tetap + Biaya Tetap
= Rp 1.599.950 + Rp 46.800
= Rp. 1.646.750,00
6
b. Hasil Usaha
= Jumlah Produksi X Harga jual
= 3000 X Rp. 2.500,00
= Rp. 7.500.000,00
c. Keuntungan
= Hasil Usaha – Biaya Produksi
= Rp. 7.500.000 – Rp. 1.646.750
= Rp. 5.853.250,00
d. Jangka Waktu Pengembalian Modal
= (Investasi + Biaya Produksi) : (Keuntungan x Lama Produksi)
= (Rp. 1.260.000 + Rp. 1.646.750) : (Rp. 5.853.250 x 1 bulan)
= Rp. 2.906.750 : Rp. 5.853.250
= 0,5 bulan
Artinya, modal akan kembali setelah Produksi selama dua minggu.
e. R/C
= Hasil Usaha : Biaya Produksi
= Rp. 7.500.000 : Rp. 1.646.750
= 4,6
Artinya, Setiap biaya 1 rupiah yang dikeluarkan untuk produksi
menghasilkan penerimaan sebesar 4,6 rupiah
f. Benefit Cost Ratio
= Keuntungan : Biaya Produksi
= Rp. 5.853.250 : Rp 1.646.750
= 3,6
Artinya, setiap 1 rupiah yang dikeluarkan untuk biaya produksi
menghasilkan penerimaan 3,6 rupiah.
g. Break Event Point
= Biaya tetap:1-(Biaya tidak tetap : Hasil Usaha)
= Rp. 46.800 : 1-(Rp. 1.599.950 : Rp. 7.500.000)
= Rp. 46.800 : 0,8
= Rp. 58.500,00
7
Artinya penjualan produk abon ini tidak rugi dan tidak untung
(impas) saat di hasilkan pendapatan sebesar Rp. 58.500,00 dari penjualan
setiap satu kali produksi.
Standarisasi Proses Produksi
Standarisasi penggunaan bahan dan bumbu masakan serta perhitungan
untuk membuat abon dari buah semu jambu mete sebesar 1 kg :
a. Jambu mete 1 kg = Rp. 6.500,00
b. Bawang Putih = Rp. 500,00
c. Bawang merah = Rp. 1.000,00
d. Ketumbar = Rp 500,00
e. Gula jawa = Rp. 2.000,00
f. Daun salam = Rp. 500,00
g. Kemiri = Rp. 500,00
h. Kelapa = Rp. 1.000,00
i. Garam 1 bungkus = Rp. 500,00
j. Minyak goreng ½ liter = Rp. 5.000,00
k. Minyak tanah 1 liter = Rp. 3.000,00
l. Plastik kemasan = Rp. 1.000,00 +
Total = Rp 22.000,00
Dari perhitungan di atas terlihat usaha ini sangat menjanjikan
keuntungan yang besar, serta mudah di jalankan oleh siapapun.
Aspek pasar dan persaingan
Bentuk pasar yang dipilih adalah pasar persaingan sempurna
dengan bentuk pasar yang dituju adalah langsunng pasar konsumen. Pasar
yang dituju adalah kalangan menengah ke atas, menengah kebawah, toko-
toko makanan dan restoran. Masyarakat yang dituju adalah masyarakat
perkotaan. Jumlah penduduk kota akan lebih padat yang mana 5-6 tahun
kedepan lebih dari 90 juta orang tinggal di kota. Tahun 2020 49,5 % dari
257 juta penduduk Indonesia tinggal di kota (The word Bank 1995).
8
Persaingan produk makanan abon berbahan dasar jambu mete ini
belum ada, karena produk ini merupakan produk baru. Produk dari jambu
mete yang ada di pasaran hanyalah produk olahan kacang mete. Jika
dibandingkan dengan abon hewani seperti abon ikan dan sapi, harga abon
jambu mete lebih murah dan terjangkau oleh masyarakat. Sehingga,
masyarakat tetap dapat mengkonsumsi makanan sehat, alami dan bergizi
dengan harga yang relatif murah.
Segmentasi dan target pemasaran
Target utama pemasaran produk ini adalah masyarakat perkotaan,
dengan prioritas masyarakat kalangan menengah kebawah. Hal ini karena
masyarakat menengah kebawah lebih cenderung memilih makanan yang
harganya terjangkau. Target awal pemasaran yaitu kota Semarang, setelah
itu baru mengembangkan pemasaran ke kota-kota lain.
Posisi pasar dan letak Show Room
Posisi pasar produk ini adalah kalangan menengah ke bawah. Oleh
karena itu di upayakan meskipun produk ini murah meriah namun tetap
sehat dan bergizi.
Dalam menentukan Show Room dipilih di kota semarang di tengah
kota, karena lebih banyak penduduknya dan sarana transportasi juga
cukup memadai.
Manajemen Pemasaran
Dalam hal manjemen pemasaran, analisis yang digunakan akan
mengacu pada bauran pemasaran (marketing mix) atau 4P untuk mencapai
target pemasaran yang di inginkan, yaitu:
1. Kebijakan produk (product)
a. Mutu
Produk ini bermutu tinggi, karena banyak zat-zat makanan yang
diperlukan oleh tubuh terkandung di dalam bahan makanan
9
utamanya. Selain itu Produk jadi yang ditawarkan juga cukup
murah.
b. Merek
Pemberian merek yang tepat merupakan merupakan strategi
produk karena akuitas merek merupakan investasi usaha agar
produk lebih di kenal konsumen. Merek yang digunakan adalah
Abon Anacardy. Nama ini menggambarkan bahan dasar produk.
Adapun motto dari Produk ini adalah “Abon nabati sehat alami
kaya nutrisi”.
2. Kebijakan harga (price)
Kebijakan harga yang di gunakan adalah harga standart dari harga
cemilan buatan home industry, karena manfaat yang terkandunng
didalamnya cukup banyak meski bahan dasarnya cukup murah. Hal ini
juga di maksudkan untuk menjaga imej supaya tidak di anggap produk
murahan.
3. Pemasaran
Pemasaran produk ini untuk awalnya lebih di fokuskan pada daerah
perkotaan khususnya semarang. Pemasaran juga akan di lakukan di
daerah sekitar yang umumnya banyak perumahan warga.
4. Promosi
Untuk memudahkan penjualan maka di lakukan promosi. Promosi
merupakan upaya mengkomunikasikan produk yang di tawarkan
supaya akirnya dikenal dan dibeli. Promosi di lakukan melalui pamflet
dan iklan di majalah, koran maupun radio. Promosi utama di lakukan
dengan mengirim surat penawaran ke toko makanan dan restoran
dengan meninggalkan contoh makanan juga Contact Person.
H. Metode Pelaksanaan
1. Tempat
a. “Safira kost” Gg. Jeruk No. 09 Sekaran Kec. Gunung Pati
Semarang sebagai tempat pembuatan makanan.
10
b. Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengethuan
Alam Universitas Negeri Semarang dan BPOM kota Semarang
sebagai tempat pengujian kandungan bahan makanan.
c. Dinas Kesehatan kota Semarang sebagai tempat perijinan
kelayakan penjualan makanan.
d. Pasar dan Toko-toko makanan di daerah sekitar kampus
Universitas Negeri Semarang sebagai tempat pemasaran.
2. Alat dan bahan
a. Alat
1) Kompor
2) Panci
3) Kukusan
4) Wajan
5) Baskom
6) Loyang
7) Talenan
8) Cobek
9) Plastik kemasan
b. Bahan
1) Jambu mete
2) Bawang merah
3) Bawang putih
4) Ketumbar
5) Gula jawa
6) Daun salam
7) Kemiri
8) Santan kelapa
9) Garam
11
3. Cara pembuatan
1) Masukkan jambu mete dalam baskom kemudian cuci hingga
bersih.
2) Peras jambu mete hingga kandungan airnya habis.
3) Kukus jambu mete yang telah diperas hingga matang.
4) Haluskan bawang merah, bawang putih, ketumbar, daun salam,
kemiri dan gula jawa.
5) Tumis bumbu yang telah dihaluskan tadi.
6) Haluskan jambu mete yang telah matang tadi hingga berbentuk
remahan.
7) Campur dengan hasil remahan jambu mete kemudian campur
dengan santan kelapa.
8) Tambahkan garam secukupnya dan masak hingga kering pada
penggorengan.
9) Pisahkan abon jambu mete yang telah masak dengan minyak.
10) Abon siap disajikan.
I. Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Bulan I II III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pembuatan proposal v v v
2. Pembelian alat dan bahan v
3. Produksi v
4. Uji lab v
5. Pengemasan v
6. Perijinan Dinkes v
7. Promosi v
8. Pemasaran v v v
9. Evaluasi dan penyusunan
laporan akhir
v
12
J. Rancangan Biaya
1. Bahan habis pakai
a. Jambu mete 300 kg @ Rp. 6.500,00 = Rp.1.950.000,00
b. Bawang putih 10 kg @ Rp 5.000,00 = Rp. 50.000,00
c. Bawang merah 10 kg @ Rp. 9.000,00 = Rp. 90.000,00
d. Ketumbar 5 kg @ Rp 6000,00 = Rp. 30.000,00
e. Minyak goreng 75 liter @ Rp10.000,00 = Rp. 750.000,00
f. Mentega 5 kg @ Rp 10.000,00 = Rp. 50.000,00
g. Gula jawa 6 kg @ Rp. 8.000,00 = Rp. 48.000,00
h. Daun salam 5 kg @ Rp. 3.000,00 = Rp. 15.000,00
i. Kemiri 5 kg @ Rp. 3.000,00 = Rp. 15.000,00
j. Kelapa 10 kg @ Rp. 3.500,00 = Rp. 35.000,00
k. Garam 15 bungkus @ Rp 1.000,00 = Rp. 15.000,00
l. Minyak Tanah 100 liter @ Rp 3000,00 = Rp. 300.000,00
m. Kemasan = Rp. 300.000,00
n. Label = Rp. 150.000,00
o. Staples 4 buah @ Rp. 7.500,00 = Rp. 30.000,00
p. Refill staples 10 buah @ Rp. 4.500,00 = Rp. 45.000,00
q. Kertas F4 1 rim @ Rp. 40.000,00 = Rp. 40.000,00
r. Tinta printer = Rp. 50.000,00
2. Peralatan penunjang PKM
a. Kukusan 1 buah @ Rp 150.000,00 = Rp. 150.000,00
b. Seperangkat penggorengan 2 @ Rp50.000,00 = Rp. 100.000,00
c. Kompor 3 buah @ Rp 50.000,00 = Rp. 150.000,00
d. Panci 2 buah @ Rp 50.000,00 = Rp. 100.000,00
e. Seperangkat cobek 1 buah @ Rp 25.000,00 = Rp. 100.000,00
f. Pisau 4 buah @ Rp 7.500,00 = Rp. 30.000,00
g. Baskom 3 buah @ Rp 5.000,00 = Rp. 15.000,00
h. Loyang 10 buah @ Rp. 10.000,00 = Rp. 100.000,00
i. Talenan 3 buah @ Rp. 5.000,00 = Rp. 15.000,00
j. Alat press kemasan 2 @Rp. 250.000,00 = Rp. 500.000,00
13
3. Perjalanan
a. Transportasi dan pemasaran = Rp. 600.000,00
4. Lain- lain
a. Promosi = Rp. 600.000,00
b. Show room produk = Rp. 750.000,00
c. Dokumentasi = Rp. 300.000,00
d. Alat tulis = Rp. 50.000,00
e. Pengujian bahan utama = Rp 100.000,00
f. Uji lab produk = Rp. 650.000,00
g. Perijinan Dinkes = Rp.1.000.000,00
h. Pengolahan data = Rp. 100.000,00
i. Analisa data = Rp. 150.000,00
j. Pembuatan proposal = Rp. 50.000,00
k. Pembuatan laporan sementara = Rp. 100.000,00
l. Penggandaan dan penjilidan laporan akhir = Rp. 300.000,00 +
Total = Rp. 9.973.000,00
14
K. Lampiran
Biodata Ketua Serta Anggota Kelompok
1. Biodata Ketua Kelompok
a. Nama Lengkap : Zulfia Hanum Alfi Syahr
b. Tempat/Tanggal Lahir : Rembang, 4 April 1990
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Alamat Rumah : Jalan Blora Km. 5 No. 19 Rembang
f. Alamat Kost : ”Safira Kos” Gang Jeruk 9 Sekaran
g. Riwayat Pendidikan : SDN Kutoharjo IV Rembang
SMPN II Rembang
SMAN I Rembang
h. Telpon : 085740872376
i. E-mail : [email protected]
Tanda Tangan
Zulfia Hanum A. S.
NIM. 4201407027
15
2. Biodata Anggota Kelompok
a. Nama Lengkap : Obimita Ika Permatasari
b. Tempat/Tanggal Lahir : Demak/ 8 Juli 1989
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Alamat Rumah : Jalan Wijaya Kusuma Rembang
f. Alamat Kost : “Bule Kos” Gang Pisang 25
g. Riwayat Pendidikan : SDN Kutoharjo II Rembang
SMPN I Rembang
SMAN I Rembang
h. Telpon : 085727458789
i. E-mail : [email protected]
Tanda Tangan
Obimita Ika P.
NIM. 4201407029
16
3. Biodata Anggota Kelompok
a. Nama Lengkap : Demi Trisnawati
b. Tempat/Tanggal Lahir : Rembang/ 12 Desember 1989
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Alamat Rumah :Desa Pulo RT 01/ RW 02 Rembang
f. Alamat Kost : Gang Cempaka Sari 3 Sekaran
g. Riwayat Pendidikan : SDN I Pulo Rembang
SMPN I Rembang
SMAN I Rembang
h. Telpon : 08995940879
i. E-mail :
Tanda Tangan
Demi Trisnawati
NIM. 4201407031
17
4. Biodata Anggota Kelompok
a. Nama Lengkap : Ratna Dewi Syarifah
b. Tempat/Tanggal Lahir : Rembang, 20 Maret 1988
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Alamat Rumah :Desa Soditan Lasem Rembang
f. Alamat Kost : Kos Kinanti Gang Sendang
g. Riwayat Pendidikan : SDN I Soditan
SMPN I Lasem
SMAN I Rembang
h. Telpon : 081325346996
i. E-mail : [email protected]
Tanda Tangan
Ratna Dewi S.
NIM. 4201406519
18
Biodata Dosen Pendamping
1. Nama : Dra. Siti Khanafiyah, M. Si.
2. Golongan/NIP : IVb/ 19520521 197603 2 001
3. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
4. Fakultas/Program Studi : MIPA/Fisika
5. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
6. Bidang Keahlian : Fisika Teori
7. Waktu untuk kegiatan PKM : 3 jam/ minggu
Tanda Tangan
Dra. Siti Khanafiyah, M. Si.
NIP.19520521 197603 2 001
19
GAMBARAN TEKNOLOGI YANG AKAN DITERAPKEMBANGKAN
Gambar 1. Alat kacip untuk mengupas jambu mete
Gambar 2. Alat press plastik kemasan
20
Gambar 3. Produk jadi abon jambu mete
Gambar 4. Contoh label produk
Produced byTim PKMK Fisika
UNNES 2009
21
PETA LOKASI DESA PANDANGAN KECAMATAN KRAGAN
KABUPATEN REMBANG
Desa Pandangan Kec. Kragan Kab. Rembang
Gambar 5. Peta lokasi Desa Pandangan Kec. Kragan Kab. Rembang
22
23