Pkm

15
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MARKET FOOD SEBAGAI SOLUSI TEMPAT BERJUALAN YANG EFEKTIF BAGI PARA PKL BIDANG KEGIATAN : PKM-GT Diusulkan oleh : Hanry Febryanto (091910101001) Angkatan 2009 Justin Rexanindita (091910101015) Angkatan 2009 Ervin Firmansyah (100710101299) Angkatan 2010 UNIVERSITAS JEMBER JEMBER 2012

Transcript of Pkm

Page 1: Pkm

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

MARKET FOOD SEBAGAI SOLUSI TEMPAT BERJUALAN YANG

EFEKTIF BAGI PARA PKL

BIDANG KEGIATAN :

PKM-GT

Diusulkan oleh :

Hanry Febryanto (091910101001) Angkatan 2009

Justin Rexanindita (091910101015) Angkatan 2009

Ervin Firmansyah (100710101299) Angkatan 2010

UNIVERSITAS JEMBER

JEMBER

2012

Page 2: Pkm

1

RINGKASAN

Sektor perdagangan merupakan salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi yang besar. Terdapat dua sektor perdagangan dalam perkotaan yaitu sektor formal dan informal. Salah satu bentuk perdagangan sektor informal adalah Pedagang Kaki Lima atau yang sering disebut dengan PKL. PKL selalu hadir memberikan fenomena tersendiri khususnya bagi ruang lingkup perkotaan. Salah satu indikasinya adalah PKL berdampak pada perusakan keindahan tata kota. Karena itu penelitian tentang PKL perlu dilakukan karena PKL tidak hanya menjadi isu di kota- kota di Indonesia saja, tetapi juga di kota-kota dunia, walaupun dalam penerapannya antara kota di Indonesia dengan kota di negara lain memiliki perbedaan.

Dalam dua tahun terakhir, isu PKL di Jember ramai dibicarakan baik dalam interaktif wacana maupun non wacana di seputar masyarakat. Permasalahan PKL yang keberadaanya mulai tersebar menjadi permasalahan utama di kota Jember. Salah satu kasus yang sangat ramai dibicarakan adalah Pedagang Kaki Lima di sepanjang koridor Jalan Samanhudi. Kasus ini menjadi sangat penting karena jalan Samanhudi terletak di pusat kota Jember sehingga sangat mempengaruhi image kota. Jalan Samanhudi adalah kawasan perdagangan. Bangunan di sepanjang jalan ini adalah pertokoan. Adanya pasar dan pertokoan menarik konsumen ke daerah ini. Tentunya keberadaan konsumen yang tinggi juga menarik PKL berjualan di daerah ini.

Karya tulis ini bertujuan merumuskan konsep penataan Pedagang Kaki Lima yang dapat meminimalisasi konflik yang terjadi antara pedagang kaki lima, pedagang formal, pengunjung dan pemerintah.Metode penulisan lkarya ilmiah ini berasal dari sumber iteratur di internet yang mana PKL banyak berjualan di atas trotoar sudah menjadi pemandangan setiap hari di kota Jember ini yang kemudian dipelajari agar solusi yang terjadi ini dapat terselesaikan. Hampir segala cara telah dilakukan untuk mencegah para PKL berjualan di atas trotoar. Yang mulai dari pemerintah akan memungut pajak 10 persen pendapatan bersih dari setiap pedagang kaki lima, bantuan Provinsi berupa 20 unit tenda ukuran 3x2m, 20 unit meja dan 80 unit kursi didistribusikan oleh Dinas Koperasi, Satpol PP melakukan penertiban PKL. Namun semua cara tersebut masih saja dihiraukan.

Langkah awal pengimplementasian perlu adanya sosialisai tentang tersedianya market food agar PKL tidak berjualan lagi di atas trotoar dan diharapkan market food dapat mempermudah konsumen untuk membeli makan dan minuman yang diinginkan.

Page 3: Pkm

2

PENDAHULUAN Latar Belakang

Memacu pertumbuhan ekonomi merupakan keinginan semua kota-kota di Indonesia bahkan dunia. Hal ini bisa dimengerti mengingat bahwa dengan adanya pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menciptakan lapangan kerja. Sektor perdagangan merupakan salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi yang besar. Terdapat dua sektor perdagangan dalam perkotaan yaitu sektor formal dan informal. Salah satu bentuk perdagangan sektor informal adalah Pedagang Kaki Lima atau yang sering disebut dengan PKL.

Kota yang hidup memerlukan manusia dan aktivitas untuk mengisi ruang terbukanya, termasuk ruang jalan. Aktivitas yang banyak dijumpai di jalanan Indonesia adalah perdagangan kaki lima. Kegiatan ini menghidupkan suasana jalan dan membuatnya lebih berkesan.

Konsep bahwa pedagang kaki lima sebagai komponen yang dapat meningkatkan suasana di jalan dianut juga oleh banyak kota di Asia Tenggara seperti Singapura (People Park, River Valley, Bugis Village, dan Chin Alley), Seoul (Nah It’aewon) dan Tokyo (Akihabara) (Hariyono,2007). Kota-kota ini menyediakan ruang untuk PKL di trotoar kawasan perdagangan utama dalam rangka menciptakan kembali urban realm. Berlawanan dengan konsep ini, di Indonesia jumlah PKL yang terus meningkat secara dramatis sejak krisis moneter 1997, hingga berlebihan, tidak disediakan ruang untuk menampung PKL sehingga mengganggu. Para pedagang telah menutupi sebagian besar trotoar dan tak jarang hingga ke jalanan. Berjalan di kawasan PKL menjadi tidak nyaman dan berbahaya.

Menurut Hariyono (2007) terbentuknya sektor informal disebabkan karena adanya masyarakat menengah ke bawah dengan ketrampilan, pendidikan, dan akses yang terbatas, sehingga peluang untuk memasuki sektor formal sangat terbatas. Akhirnya mereka menggeluti sektor informal yang tidak mensyaratkan kriteria yang berlebih.

PKL selalu hadir memberikan fenomena tersendiri khususnya bagi ruang lingkup perkotaan. Salah satu indikasinya adalah PKL berdampak pada perusakan keindahan tata kota. Karena itu penelitian tentang PKL perlu dilakukan karena PKL tidak hanya menjadi isu di kota- kota di Indonesia saja, tetapi juga di kota-kota dunia, walaupun dalam penerapannya antara kota di Indonesia dengan kota di negara lain memiliki perbedaan.

Dalam dua tahun terakhir, isu PKL di Jember ramai dibicarakan baik dalam interaktif wacana maupun non wacana di seputar masyarakat. Permasalahan PKL yang keberadaanya mulai tersebar menjadi permasalahan utama di kota Jember. Salah satu kasus yang sangat ramai dibicarakan adalah Pedagang Kaki Lima di sepanjang koridor Jalan Samanhudi. Kasus ini menjadi sangat penting karena jalan Samanhudi terletak di pusat kota Jember sehingga sangat mempengaruhi image kota. Jalan Samanhudi adalah kawasan perdagangan. Bangunan di sepanjang jalan ini adalah pertokoan. Adanya pasar dan pertokoan menarik konsumen ke daerah ini. Tentunya keberadaan konsumen yang tinggi juga menarik PKL berjualan di daerah ini.

Page 4: Pkm

3

Keberadaan PKL di sepanjang koridor jalan menimbulkan konflik antara pemilik toko legal dan PKL sebagai pedagang ilegal. Pemilik toko sebagai pembayar pajak dan retribusi atas usahanya, merasa keberatan dengan keberadaan PKL karena mengurangi pendapatan mereka dengan cara menutupi display toko dan ’merebut’ pembeli dengan barang yang lebih murah serta mencerminkan praktek tidak adil dalam berusaha, karena PKL tidak membayar pajak atas usaha mereka. Sementara PKL merasa bahwa merekalah yang menjadi magnet tujuan para pembeli. Mereka juga merasa berhak atas ruang kota karena pada prakteknya mereka juga membayar sejumlah retribusi informal pada agen-agen pemerintah kota dan preman untuk memperoleh tempat usaha.Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah antisipatif (penertiban PKL baik dilokalisir maupun tidak) sebagai upaya meminimalisasi konflik.

Ditinjau dari keberadaannya, seharusnya PKL berpotensi sebagai pendukung sektor formal yang ada. Namun menurut hasil observasi, tidak demikian kenyataan yang ada pada kawasan studi. Keberadaan PKL menutup sebagian besar akses konsumen menuju sektor formal pertokoan yang ada di sepanjang koridor jalan ini. Keberadaan mereka menimbulkan kerugian yang besar pada perdagangan sektor formal yang berada tepat di belakang mereka.

Dengan wujud fisik yang tidak teratur, kehadiran PKL ini mengakibatkan tampilan yang mengganggu estetika kota. Keberadaan PKL ini juga memenuhi trotoar sehingga ruang yang tersedia untuk pejalan kaki sangat terbatas yang mengakibatkan pejalan kaki memilih untuk berjalan di bahu jalan. Sebagian besar kios PKL tidak hanya menutup trotoar bahkan masuk ke badan jalan. Hal tersebut sangat menggangu ketertiban, mengingat jalan yang ada tidak terlalu lebar dan arus lalu lintas yang sangat padat ditambah dengan pejalan yang memakai jalan ini karena tidak bisa berjalan di trotoar.

Konflik antara pedagang formal dan PKL dapat dikelompokkan pada dua jenis yaitu konflik dalam penggunaan ruang (using of space) dan konflik kepentingan (the conflict of interest) (Pawitro,2004).

Usaha pemerintah untuk merelokasi PKL pada kawasan studi selalu mengalami kegagalan,terkesan sporadik dan bersifat sementara. Kebijakan yang ada tentang pelarangan PKL di lokasi studi merupakan hal yang sangat sulit dilaksanakan, mengingat PKL adalah suatu fenomena dalam masyarakat yang tidak mungkin dihilangkan karena menjadi kekuatan ekonomi kerakyatan. Kegagalan ini terjadi karena penanganan masalah PKL tidak didasari pemahaman yang mendalam mengenai akar permasalahan, dan tidak menyadari potensi besar yang dapat dihasilkan bila ditangani secara tepat dan komprehensif. Karena itu diperlukan suatu konsep untuk Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang dapat menguntungkan berbagai pelaku yang ada, tanpa mengakibatkan terganggunya estetika kota dan ketertiban umum.

Tujuan

Merumuskan konsep penataan Pedagang Kaki Lima yang dapat meminimalisasi konflik yang terjadi antara pedagang kaki lima, pedagang formal, pengunjung dan pemerintah.

Page 5: Pkm

4

Manfaat

Memberikan masukan dan bahan pertimbangan yang bermanfaat bagi keperluan Pemerintah Kabupaten Jember, yang berupa studi konsep penataan pedagang kaki lima di kawasan studi yang sangat bermanfaat dalam rangka upaya untuk mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan penataan PKL di lokasi studi. Sehingga rencana penataan PKL bisa dilaksanakan dengan konflik yang minimal. GAGASAN Kondisi Terkini

Jember sekarang sangat berbeda dengan Jember lima tahun lalu. Ini terlihat dari semakin menjamurnya pedagang kaki lima (PKL), yang menggunakan trotor sebagai tempat berjualan. Akibatnya, masyarakat tidak dapat lagi menggunakan trotoar sebagai sarana untuk berjalan.

Dibeberapa tempat, yang dulu ‘haram’ bagi PKL, kini tampaknya menjadi tempat sangat strategis bagi para PKL. Sementara petugas Sat Pol PP yang memiliki kewenangan menjaga ketertiban, tak lagi punya taring, akibatnya keberadaan mereka bak jamur dimusim hujan.

Dari pantauan di lapangan, saat berada di jalur padat, atau yang dikenal dengan segi tiga emas, di kanan-kiri jalan mulai digunakan untuk berdagang, terlebih di Jl Trunojoyo, Jl Panjaitan, Jl. Letjen Suprapto, bahkan Jalan Gajah mada, hingga Jalan Raya Sultan Agung.

Hariyanto, 35. Karyawan sebuah BUMN di Jember, mengeluhkan menjamurnya PKL ditempat-tempat strategis. Kondisi ini menurutnya sangat tidak mengenakkan, terlebih ditempat-tempat yang seharusnya diperuntukkan pejalan kaki. Dia mencontohkan, bagaimana Jl. Kartini, sebelah Kantor Pemkab Jember, disana awalnya hanya diperbolehkan kalau hari libur, namun karena kurangnya pengawasan, setiap hari dijalan itu ramai digunakan PKL.

Dulu, lanjut dia, saat alun-alun di renovasi dan dipercantik seperti saat ini, pemerintah melarang keras PKL masuk diareal itu. Namun sekarang, tidak ada lagi celah yang bisa digunakan untuk bersantai. Termasuk untuk jalur segi tiga emas.

Hal sama juga disampaikan oleh Ny Nila, 27. Ibu muda ini juga kesal dengan semakin padatnya PKL di alun-alun Jember. Padahal alun-alun dipercantik untuk sarana rekreasi bagi keluarga, tempat itu diharapkan mampu jadi tempat nyantai keluarga. Tapi kenyataannya, di alun-alun dipadati oleh PKL, sehingga mengurangi kenyamanan, belum lagi kalau melihat ulah remaja yang bermesraan di tempat umum.

“Seharusnya petugas Sat Pol PP melakukan pengawasan di sekitar alun-alun, mereka harus tegas. Kalau tidak, mereka pasti tidak akan diperhatikan, dan petugas juga harus bisa menghalau anak-anak pacaran yang keblablasan di tempat umum, kan disini kita bawa anak-anak, masak disuguhi kelakukan yang seperti itu,“ ujarnya kesal.

Kepala Sat Pol PP, Drs Sunyoto, saat dikonfirmasi seputar semakin maraknya PKL liar mengatakan, kalau dirinya serba dilematis, mereka mencari

Page 6: Pkm

5

makan demi anak-istrinya. Dan saat disinggung mengenai tupoksinya, dengan sedikit mengalihkan pembicaraan, dia mengatakan akan dipikirkan. “Repot mas, kita ini dilematis, apa lagi kalau sudah menyangkut soal perut, nanti akan saya pikirkan dah, sekarang yang penting aman,“ ujarnya.

Solusi yang Pernah Ditawarkan

1. Dalam rancangan peraturan daerah (perda) tentang pajak daerah yang diajukan eksekutif itu, pemerintah akan memungut pajak 10 persen pendapatan bersih dari setiap pedagang kaki lima dengan perputaran usaha Rp 36,5 juta setahun atau Rp 3 juta per bulan atau Rp 100.000 per hari. ”Ini sangat tidak adil karena pajak yang dibebankan kepada PKL disamakan dengan pajak daerah yang dikenakan kepada pengusaha hotel, restoran, warung, bar, dan kantin,” kata Ketua Forum Komunikasi Anak Bangsa, Suharyono, di Jember, Rabu (13/4). Ketua Badan Legislasi DPRD Jember Lukman Winarno mengaku telah menerima draf rancangan perda tentang pajak daerah itu. ”Selain PKL yang bakal dikenai pajak 10 persen, penyelenggara seminar, simposium, dan workshop yang memungut biaya dari peserta juga dikenai pajak,” katanya. Menurut Suharyono, membebani pajak kepada pedagang dengan omzet Rp 100.000 per hari perlu dikritisi. Pasalnya, untuk belanja modal saja mungkin sudah lebih dari separuh, belum lagi untuk kebutuhan makan sehari-hari. ”Syukur kalau dari penerimaan Rp 100.000 itu PKL masih bisa menabung. Kalau habis untuk belanja modal, apa yang harus dibayarkan untuk pajak?” kata Suharyono.

2. Sudah sepekan ini beberapa Pedagang Kaki Lima (PKL) di sepanjang Jln. Jawa Kelurahan Sembersari memanfaatkan bantuan fasilitas sarana usaha dari APBD I Anggaran Tahun 2011. Tenda biru berderet terpasang di beberapa lokasi membuat lingkungan PKL terlihat lebih rapi. Sayangnya penataannya masih kurang tersentralisasi sehingga masih belum begitu terlihat seragam. Hal ini juga disebabkan penerima bantuan tidak bersamaan waktu berdagangnya, ada yang berjualan siang dan sebagian malam hari. “Bantuan Provinsi berupa 20 unit tenda ukuran 3x2m, 20 unit meja dan 80 unit kursi didistribusikan oleh Dinas Koperasi, UMKM hari Kamis minggu lalu” ungkap Faruk, Kasi Bina Usaha Koperasi. Sasaran penerima bantuan ini adalah pedagang yang telah mendapatkan Bimbingan Teknis tentang Tata Kelola Usaha Bagi PKL di Hotel Bintang Mulya tgl 25-26 Oktober tahun lalu sebanyak 20 PKL. Faruk juga mengemukakan bahwa dalam tahun anggran 2012 kelompok / paguyuban PKL yang menunjukkan kinerja baik akan difasilitasi bantuan modal oleh Provinsi. Hal ini menjadi motivasi bagi para PKL agar lebih serius dalam mengelola usahanya dan bisa semakin berkembang. Menurut Faruk Dinas Koperasi masih akan terus mengupayakan pengusulan penambahan modal sarana serupa bagi PKL yang lain dan juga menata ulang tempat PKL yang ada agar bisa menciptakan “cluster” PKL di dalam area yang strategis. Tujuannya agar pemberdayaan PKL sebagai

Page 7: Pkm

6

salah satu pelaku usaha di sektor informal dalam rangka mendorong peningkatan kesempatan kerja, mengurangi angka kemiskinan serta mendukung percepatan perekonomian daerah, sekaligus menampilkan tata ruang yang bersih dan nyaman bagi masyarakat akan terwujud.

3. Satpol PP menyatakan penertiban PKL di seputaran DPRD dilakukan karena sudah 3 kali diberikan peringatan, tetapi tidak pernah diindahkan. Namun karena saat akan dilakukan penertiban terjadi perlawanan, untuk menghindari terjadinya konflik satpol PP urung melakukannya.

Gagasan Baru yang Ditawarkan

Seiring menjamurnya PKL penyediaan tanah lapang sebagai market food langkah yang tepat untuk mengurangi kepadatan PKL yang ada di trotoar di Jember. Dalam hal ini penyediaan market food memberikan dampak positif bagi masyarakat dan PKL itu sendiri, dimana penyediaan pujasera dapat digunakan sebagai tempat berjualan yang nyaman dan efisien. Disertai dengan biaya sewa yang murah pertahunnya sekitar 5 % dari hasil pendapatan, tempat strategis yang mudah dijangkau oleh konsumen, penyediaan fasilitas air bersih dengan cara pembuatan sumur bor sehingga kebersihan dapat terwujud. Seiring kemajuan teknologi dengan memberikan fasilitas wifi untuk kenyamanan konsumen serta lahan parkir yang memadai untuk kendaraan para konsumen.

Mensosialisasikan PKL yang masih berjualan ditrotoar agar bersedia untuk direlokasikan ke tempat yang sudah disediakan oleh Dinas Tata Kota dan Pertamanan kabupaten Jember. Sehingga fungsi trotoar dapat kembali digunakan untuk pejalan kaki.

Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan

Pihak-pihak yang dapat bekerjasama dalam memproduksi dan mensosialisasi gagasan ini diantaranya adalah:

1. Pemerintah Daerah Jember yang berperan dalam penyediaan tempat serta pembangunan pujasera

2. Dinas Tata Kota dan Pertamanan Kab. Jember yang berperan dalam pemeliharan trotoar.

Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan Strategi penerapan dari penyediaan tanah lapang sebagai market food ini sebaiknya dilakukan secara bertahap yaitu yang pertama dengan cara mensosialisasikan penggunaan market food langsung kepada para PKL. Yang kedua penyediaan tempat yang nyaman dan efisien serta penyedian sumber air bersih yang dapat langsung digunakan. Yang ketiga memberikan pajak yang rendah agar para PKL tidak keberatan direlokasi ke tempat yang sudah disediakan. Maka dengan langkah-langkah demikian dapat mewujudkan ketertiban dan kebersihan kota.

Page 8: Pkm

7

KESIMPULAN Gagasan yang Diajukan

Perencanaan dan penyediaan tanah lapang sebagai market food dibutuhkan jangka waktu yang lama dikarenakan mahalnya lahan yang akan dipergunakan. Disamping itu para PKL takut merugi akibat direlokasikan. Namun dengan sosialisasi yang tepat dan meyakinkan para PKL maka lambat laun para PKL akan bersedia berjualan di market food yang sudah disediakan. Sehingga ketertiban dan kebersihan akan terwujud. Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan Langkah-langkah implementasi untuk mewujudkan gagasan penerapan e-money pada masyarakat adalah:

1. Mensosialisasikan penggunaan market food langsung kepada para PKL. 2. Memberikan informasi melalui media cetak dan elektronik. 3. Penyediaan tenda untuk tempat berjualan.

Prediksi Keberhasilan Gagasan Dari gagasan yang diajukan pediksi hasil yang diperoleh anatara lain:

1. Pemerintah mudah mengontrol kebersihan para PKL. 2. Memudahkan konsumen untuk membeli makanan dan minuman yang

diinginkan karena semuanya sudah terpusat disatu tempat. 3. Mengembalikan fungsi trotoar untuk pejalan kaki.

DAFTAR PUSTAKA http://umkm-jember.info/fasilitasi-pkl-jember-

http://beta-chandra-wisdata.blogspot.com/pkl-akan-dikenkan-pajak

http://www.tempo.co/pedagang-kaki-lima-jember-batal -kena-pajak

http://kissfmjember.com/pkl-bundaran-dprd-tolak-dilakukannya-penertiban

Page 9: Pkm

8

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

KETUA

Nama Lengkap : Hanry Febryanto NIM : 091910101001 Tempat/ Tanggal Lahir : Tuban, 23 Februari 1990 Jenis Kelamin : Laki-laki Nama Universitas : Universitas Jember Jurusan/ Program Studi : Teknik Mesin/ S1 Alamat Lengkap Rumah : Latsari 1 Gg Sejahtera No. 9 Tuban, Jawa Timur Riwayat Pendidikan :

1. SD Kebonsari II Tuban lulus tahun 2003 2. SMP Negeri 1 Tuban lulus tahun 2006 3. SMA Negeri 1 Tuban lulus tahun 2009

Pengalaman Organisasi :

1. Anggota Seksi Bidang Kesenian OSIS SMA Negeri 1 Tuban 2007/2008

Jember,29 Februari 2012

Hanry Febryanto

NIM 091910101001

Page 10: Pkm

9

ANGGOTA

Nama Lengkap : Justin Rexanidita N NIM : 091910101015 Tempat/ Tanggal Lahir : Surabaya, 24 Juni 1991 Jenis Kelamin : Laki-laki Nama Universitas : Universitas Jember Jurusan/ Program Studi : Teknik Mesin/ S1 Alamat Lengkap Rumah : Jl. Dewi Sartika Utara V/2 Waru-Sidoarjo, Jawa

Timur Riwayat Pendidikan :

1. SDN Siwalankerto III Surabaya lulus tahun 2003 2. SMP 22 Surabaya lulus tahun 2006 3. SMA Negeri 10 Surabaya lulus tahun 2009

Pengalaman Organisasi : 1. KA. Departemen PPIM (Pola Pengembangan Ilmiah Mahasiswa)

HMM Teknik Mesin Universitas Jember tahun 2011/2012 2. KA Seksi Bidang Olahraga OSIS SMA Negeri 10 Surabaya

2007/2008 Jember,29 februari 2012

Justin Rexanindita NIM 091910101015

Page 11: Pkm

10

ANGGOTA

Nama Lengkap : Ervin Firmansyah NIM : 100710101299 Tempat/ Tanggal Lahir : Madiun, 18 Mei 1991 Jenis Kelamin : Laki-laki Nama Universitas : Universitas Jember Jurusan/ Program Studi : Fakultas Hukum Alamat Lengkap Rumah : Desa Sawahan RT 12/ RW 06 Kec. Sawahan Kab.

Madiun, Jawa Timur Riwayat Pendidikan :

1. SDN 02 Sawahan lulus tahun 2003 2. SMP Negeri 1 Sawahan lulus tahun 2006 3. SMA Negeri 5 Madiun lulus tahun 2009

Pengalaman Organisasi : 1. Anggota Seksi Bidang Keamanan OSIS SMA Negeri 5 Madiun

2007/2008 Jember,29 februari 2012

Ervin Firmansyah NIM 091910101015

Page 12: Pkm

11

Biodata Dosen Pembimbing Nama : Santoso Mulyadi, ST., MT. Tempat/ Tanggal Lahir : Pamekasan, 28 Februari 1970 Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Dosen Pangkat/ Gol : Penata/III c Instansi : Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Jember Alamat Instansi : Jl. Slamet Riyadi 62 Jember Alamat Rumah : Perum Griya Pesona Asri i-31 Rungkut Surabaya, Jawa Timur Pendidikan :

Strata Universitas Fakultas Jurusan Program Studi

Lulus Tahun

S1 Universitas Brawjaya Malang

Teknik Teknik Mesin

Disain 1994

S2 (Magister)

Institut Teknologi Sepuluh

Nopember Surabaya

Teknologi Industri

Teknik Mesin

Disain 2001

Pengalaman Penelitian :

1. Pengaruh putaran benda kerja terhadap getaran pahat potong dalam proses pemotongan menggunakan metode integrasi Duhamel (Th 2008)

2. Pengaruh holding time dan media quenching pada proses carburizing terhadap sifat mekanik keausan baja ASTM A36 sebagai bahan pembuatan sprocket (Th 2008)

3. Getaran paksa 2 DOF dari pahat drill menggunakan program matlab (Th 2009)

4. Pengaruh dari kecepatan pemakanan terhadap getaran torsional dari sebuah benda kerja dengan merujuk pada satu lokasi kontak (Th 2009)

5. Pengaruh ketebalan geram terhadap terjadinya chatter pada proses milling (Th 2010)

6. Optimasi kondisi pemotongan pahat modifikasi terhadap kekasaran permukaan hasil proses bubut lurus material aisi 1045 dengan metode respon surface (Th 2010)

Page 13: Pkm

HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM - GT

Judul Kegiatan : Market Food Sebagai Solusi Tempat

Berjualan yang Efektif Bagi Para PKL

1. Bidang Kegiatan : ( ) PKM – AI ( √ ) PKM – GT

2. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Hanry Febryanto

b. NIM : 091910101001

c. Jurusan : Teknik Mesin

d. Universitas : Universitas Jember

e. Alamat Rumah dan No. Telp/Hp : Latsari 1 Gg Sejahtera No.9 Tuban, Jawa

Timur

f. Alamat E-mail : [email protected]

3. Anggota pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 Orang

4. Dosen Pembimbing

a. Nama Lengkap dan Gelar : Santoso Mulyadi,ST.,MT.

b. NIP : 197002281997021001

c. Alamat Rumah dan no.tlp : Perum Griya Pesona Asri i-31 Rungkut

Surabaya

Jember, 15 Pebruari 2010

Menyetujui,

Ketua Jurusan Teknik Mesin Ketua Pelaksana Kegiatan

(Sumarji S.T, M.T) (Hanry Febryanto)

NIP. 19650813 199002 2 001 NIM. 091910101001

Dosen Pendamping

(Santoso Mulyadi .ST.MT)

NIP.197002281997021001

Pembantu Rektor III Bidang

Kemahasiswaan

(Drs. Andang Subaharianto, M.Hum

NIP. 19670123 199702 1001

Page 14: Pkm

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik serta

hidayah-Nya sehingga Program Kreativitas Mahasiswa – Gagasan Tertulis

(PKMGT) yang berjudul “Market food sebagai solusi tempat berjualan yang

efektif bagi para PKL” dapat tersusun dengan baik.

Namun, penulisan karya ilmiah ini tidak akan terlaksana dengan baik

tanpa adanya bantuan moril dan materiil dari banyak pihak. Pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian karya tulis ini yaitu:

1. Allah SWT yang memberikan kesehatan serta kesempatan untuk membuat

karya tulis ini.

2. Orangtua yang sangat membantu pemberian motivasi serta nasehat yang

bermanfaat dalam proses penulisan yang cukup banyak menyita waktu.

3. Teman-teman lain yang telah memberi motivasi bagi penulisan karya tulis ini.

Tidak ada manusia yang sempurna di dunia, begitu pula dengan karya

ilmiah ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

Jember, 28 Februari 2012

Penulis

Page 15: Pkm

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii

KATA PENGANTAR................................................................................... iii

DAFTAR ISI.................................................................................................. iv

RINGKASAN KARYA TULIS.................................................................... 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah............................................................................. 2

TujuanPenulisan.......................................................................................... 3

Manfaat Penulisan...................................................................................... 4

GAGASAN

Kondisi Terkini ..……………………………………………………….... 4

Solusi yang Pernah Ditawarkan.................................................................. 5

Gagasan Baru yang Ditawarkan............. .................................................... .6

Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan.................................... 6

Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan................................... 6

KESIMPULAN

Gagasan yang diajukan............................................................................... 7

Teknik Implementasi.................................................................................. 7

Prediksi Keberhasilan Gagasan.................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 7

DAFTAR RIWAYAT HIDUP....................................................................... 8