pkm q.docx

11
1 PENDAHULUAN  Latar Belakang  Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan budaya, yang paling terkenal yakni budaya daerah. Dalam penerapannya budaya sangat dihargai karena dengan budaya maka kita bisa dikenal oleh khalayak. Dengan budaya maka semua bisa dipersatukan dan yang pasti dengan adanya budaya kita bisa hidup bersosial dan mampu untuk memberikan sebuah inspirasi bagi semuanya. Dalam buku Ilmu Budaya Dasar, Kuntjaraningrat(1974) menjelaskan secara lebih terperinci, yakni membagi kebudayaan menjadi unsur-unsur yang terbagi dari: sistem religi dan upacara keagamaan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian, serta sistem teknologi dan peralatan. Dengan adanya penjelasan tersebut maka nilai sebuah budaya sangatlah besar karena tidak hanya sebuah kebiasaan tetapi sebuah budaya bisa juga digunakan sebagai cara untuk berkomunikasi dan tatanan hidup masyarakat kita. Dalam kehidupan saat sekarang nilai budaya secara lambat laun hilang ditelan zaman. Dengan adanya peradapan zaman yang semakin modern maka nilai-nilai budaya mulai terhapuskan dan terlupakan oleh generasi kita. Bisa dilihat secara bersama-sama bahwa banyak budaya yang sudah terambil hak  patennya oleh bangsa lain karena kita sebagai pewaris tidak mampu untk mempertahankan dan mengembangkannya sehingga banyak bangsa yang ingin mengusainya. “Salah satu budaya minang yang sudah jarang diminati kaum muda saat ini yakni Randai. Randai merupakan salah satu permainan anank nagari minang kabau dan didalam permainan ini terdapat banyak nilai-nilai karakteristiknya(Rahayu Hermanda Putri, 2012)”.  Kehilangan jati diri khususnya budaya bisa dilihat saat sekarang, sebagai contoh ditingkat pendidikan khususnya pada pendidikan sekolah dasar(SD) yang  berada dikota besar khususnya sudah jarang dijumpai sebuah cara pembelajaran atau pengaplikasian semua tindakan dan kegiatan yang menggunakan unsur nilai  budaya, semua dilakukan dengan menggunakan tindakan-tindakan yang berbau modern sehingga generasi kita buta akan budaya lokal yang telah membesarkan  bangsa kita khususnya. Budaya sangat baik untuk diterapkan dan dikenalkan pada masa anak- anak, khususnya pada pendidikan sekolah dasar(SD) karena dengan adanya  pengenalan budaya tersebut maka setiap siswa akan merasakan hal yang t umbuh  pada lingkunganny a sendiri yakni budaya yang telah berkembang. Selain itu unsur sebuah budaya juga mengajarkan banyak nilai-nilai positif salah satunya nilai tanggung jawab. Dalam buku Ilmu Budaya Dasar(1999) Menurut kamus WJS.Poerwadarminto tanggung jawab adalah sesuatu yang menjadi kewajiban untuk dilaksanakan atau dibalas dan sebagainya . Dengan dasar inilah maka  budaya memang harus mulai dikenalkan sejak dini kepada setiap siswa atau generasi bangsa ini.

Transcript of pkm q.docx

10

PENDAHULUANLatar Belakang Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan budaya, yang paling terkenal yakni budaya daerah. Dalam penerapannya budaya sangat dihargai karena dengan budaya maka kita bisa dikenal oleh khalayak. Dengan budaya maka semua bisa dipersatukan dan yang pasti dengan adanya budaya kita bisa hidup bersosial dan mampu untuk memberikan sebuah inspirasi bagi semuanya. Dalam buku Ilmu Budaya Dasar, Kuntjaraningrat(1974) menjelaskan secara lebih terperinci, yakni membagi kebudayaan menjadi unsur-unsur yang terbagi dari: sistem religi dan upacara keagamaan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian, serta sistem teknologi dan peralatan. Dengan adanya penjelasan tersebut maka nilai sebuah budaya sangatlah besar karena tidak hanya sebuah kebiasaan tetapi sebuah budaya bisa juga digunakan sebagai cara untuk berkomunikasi dan tatanan hidup masyarakat kita. Dalam kehidupan saat sekarang nilai budaya secara lambat laun hilang ditelan zaman. Dengan adanya peradapan zaman yang semakin modern maka nilai-nilai budaya mulai terhapuskan dan terlupakan oleh generasi kita. Bisa dilihat secara bersama-sama bahwa banyak budaya yang sudah terambil hak patennya oleh bangsa lain karena kita sebagai pewaris tidak mampu untk mempertahankan dan mengembangkannya sehingga banyak bangsa yang ingin mengusainya. Salah satu budaya minang yang sudah jarang diminati kaum muda saat ini yakni Randai. Randai merupakan salah satu permainan anank nagari minang kabau dan didalam permainan ini terdapat banyak nilai-nilai karakteristiknya(Rahayu Hermanda Putri, 2012). Kehilangan jati diri khususnya budaya bisa dilihat saat sekarang, sebagai contoh ditingkat pendidikan khususnya pada pendidikan sekolah dasar(SD) yang berada dikota besar khususnya sudah jarang dijumpai sebuah cara pembelajaran atau pengaplikasian semua tindakan dan kegiatan yang menggunakan unsur nilai budaya, semua dilakukan dengan menggunakan tindakan-tindakan yang berbau modern sehingga generasi kita buta akan budaya lokal yang telah membesarkan bangsa kita khususnya. Budaya sangat baik untuk diterapkan dan dikenalkan pada masa anak-anak, khususnya pada pendidikan sekolah dasar(SD) karena dengan adanya pengenalan budaya tersebut maka setiap siswa akan merasakan hal yang tumbuh pada lingkungannya sendiri yakni budaya yang telah berkembang. Selain itu unsur sebuah budaya juga mengajarkan banyak nilai-nilai positif salah satunya nilai tanggung jawab. Dalam buku Ilmu Budaya Dasar(1999) Menurut kamus WJS.Poerwadarminto tanggung jawab adalah sesuatu yang menjadi kewajiban untuk dilaksanakan atau dibalas dan sebagainya. Dengan dasar inilah maka budaya memang harus mulai dikenalkan sejak dini kepada setiap siswa atau generasi bangsa ini. Lebih lanjut lagi menurut Sartono Kartodirjo(1987) yakni Salah satu fungsi sistem pendidikan dalam dunia modern ialah pelestarian(pengawetan) nilai-nilai tradisional. Setelah melihat fakta yang ada maka pendidikan yang baik memang harus saling berkaitan erat dengan budaya lokal, karena dengan adanya penerapan budaya maka pendidikan akan bisa dan mudah untuk diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari. Penerapan pendidikan berbasis budaya ini mampu untuk menarik kembali minat para generasi baru khususnya anak-anak pada tingkat sekolah dasar(SD) yang mudah untuk diberikan pelajaran mengenai budaya lokal agar bisa melestarikan nilai-nilai budaya dan mampu untuk mempertahankan serta melestarikan budaya lokal agar tidak hilang atau punah ditelan zaman diera globalisasi ini. Selain itu metode pembelajaran ini juga akan banyak membantu pihak pemerintah untuk kembali mengenalkan dan melestarikan setiap budaya yang ada dibangsa ini kepada semua warga negara Indonesia khususnya, sehingga hasilnya program ini akan lebih efektif untuk diterapkan. Tujuan dan Manfaat Dengan adanya kesenjangan yang terjadi pada saat ini maka penulis ingin menerapkan sebuah upaya untuk lebih meningkatkan dan melestarikan semua budaya lokal yang menjadi ciri khas setiap daerah kita. Penerapan ini menggunakan metode pengaplikasian secara langsung setiap budaya yang ada dengan cara menerapkan hari cinta budaya untuk siswa SD disetiap minggunya. Dengan adanya hari cinta budaya disetiap minggunya maka semua siswa akan menggunakan nilai dan norma atau tatanan hidup seperti budaya yang telah ada, hal ini meliputi penggunaan bahasa daerah, pakaian, seni tari, musik, upacara sakral dan lain sebagainya. Setelah adanya penerapan hari cinta budaya ini maka diharapkan semua generasi khususnya para kaum pemula(siswa SD) dan remaja yang telah mempelajari dunia pendidikan harus mampu untuk berfikir dan menerapkan budaya lokal pada setiap kehidupannya sehingga akan timbul rasa untuk saling mencintai dan melindungi akan budaya lokalnya. Selain itu budaya yang sudah berkembang hendaknya juga harus mampu dipertahankan agar bisa kita lestarikan bagi semua generasi masa depan kita. GAGASAN

Kondisi Pendidikan Saat Sekarang

Indonesia merupakan salah satu bangsa yang mempunyai banyak kebudayaan maka Indonesia sering dijuluki sebagai bangsa yang kaya akan nilai budayanya. Melihat dari kondisi yang ada di lapangan saat sekarang bahwa kondisi masyarakat Indonesia khususnya para generasi baru kita sudah banyak yang lupa bahkan tidak kenal dengan budaya sendiri yang telah membesarkannya. Setelah penulis melakukan sebuah pengamatan dilapangan secara langsung ternyata banyak ditemukan sebuah metode pembelajaran yang modern dan sudah mulai menekankan kepada siswanya untuk bisa menguasai atau menerima segala budaya asing atau modern yang masuk dan berkembnag saat sekarang ini, hal ini biasanya ditemukan pada sekolah dasar(SD) yang berada di kota-kota besar khususnya.

Solusi yang Pernah Ditawarkan

Menurut Ki Hajar Dewantara dalam bukunya yakni Karya Ki Hajar Dewantara Bagian II Kebudayaan(1994) menjelaskan bahawa Kebudayaan itu timbulnya tidak lain daripada keinginan dan hasrat manusia untuk mencapai hidup yang serba senang, hidup lahir, maupun batin. Solusi yang sudah diterapkan sampai saat ini untuk lebih bisa mengenalkan dan melestarikan budaya lokal yang ada yakni salah satunya pembelajaran yang diberikan kepada sekolah yaitu pelajaran seni budaya atau muatan lokal yang lebih fokus untuk mempelajari hal-hal yang menyangkut budaya yang ada atau yang berkembang saat ini sesuai lingkungan sekitarnya. Solusi ini belum bisa maksimal untuk mengenalkan budaya lokal kepada siswa khususnnya karena hanya mempelajari secara umum dan tidak terlalu mendalami sehingga yang didapatkan hanya terbatas informasinya, dan untuk mengenai intinya jarang didapatkan sehinngga siswa belum cukup maksimal menegtahui sejarah mengenai budaya lokalnya. Dengan adanya kondisi seperti ini maka hal ini merupakan sebuah masalah bangsa yang harus segera dicarikan solusinya. Karena hal ini merupakan salah satu penyebab kurang mencintai dan pedulinya masyarakat kita terhadap sebuah nilai budaya lokal sehingga ini akan berakibat hilangnya karakteristik budaya bangsa kita. Selain itu dengan adanya penerapan budaya yang kurang maksimal pada pendidikan sekolah dasar khususnya maka banyak budaya yang satu persatu hilang diambil hak patennya oleh bangsa lain karena kita sebagai generasi bangsa ini sudah tidak sanggup lagi menjaga dan melestarikannya. Melihat kondisi saat ini yang semakin hari semakin menurun, maka untuk lebih menimbulkan rasa cinta akan budaya lokal maka penulis ingin menerapkan sebuah ide atau gagasan yang akan menambahkan bentuk kurikulum yang telah ada saat ini, yakni dengan menambahkan sebuah metode yang bertujuan membuat rasa cinta dan peduli terhadap budaya agar bisa terangkat kembali. Menurut kami sebagai tim penulis yang telah mengetahui kondisi lapangan saat ini bahwa gagasan ini sangat sesuai untuk diterapkan pada siswa sekolah dasar(SD) karena pada pendidikan dasar kita bisa memulai mengenalkan serta menimbulkan rasa cinta dan peduli terhadap sebuah nilai budaya lokal. Untuk mencoba menerapkan ide ini penulis memerlukan pihak-pihak terkait yang dapat membantu mengaplikasikannya. Pihak yang bisa memebantu gagasan ini antara lain:1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan NasionalSebagai pelindung hukum tertinggi bidang pendidikan didalam negeri ini peran MENDIKBUD sangat dibutuhkan yakni sebagai pencetus atau sebagai lembaga yang mampu mengeluarkan aturan-aturan untuk memperbaiki kondisi pendidikan yang ada yakni mengeluarkan sebuah keputusan untuk menerapkan hari cinta budaya disetiap minggunya dalam kegiatan disekolah. 2. Dinas Pendidikan Daerah Peran dinas pendidikan daerah juga sangat berfungsi dalam hal ini, karena lembaga ini sebagai perancang dan pemantau untuk penerapan gagasan ini, karena penerapan gagsan ini harus disesuaikan dengan budaya daerah atau budaya lokal khususnya. 3. Kepala SekolahSebagai jabatan tertinggi didalam sebuah sekolah maka peran kepala sekolah berfungsi sebagai perancang konsep yang sesuai untk diterapkan pada sekolahnya. Hal ini meliputi pemilihan budaya yang cocok untuk diterapakan dan dikembangkan dalam kehidupan dan yang paling penting dapat menyediakan semua fasilitas pendukung sebagai tempat pengaplikasian semua budaya yang akan diterapkannya. Fasilitas ini meliputi fasilitas internal(fasilitas yang ada didalam sekolah) dan eksternal(fasilitas yang diluar sekolah yakni masyarakat). 4. Tenaga PengajarTenaga pengajar atau guru setiap sekolah harus mampu untuk mengenal dan memahami semua budaya dan penerapannya karena guru sebagi ujung tombak dalam pengaplikasian gagasan ini. Apabila guru mampu untuk mengenalkan dan mampu memberikan motivasi kepada siswa untuk bisa mempelajari dan menerapkan langsung semua budaya lokal yang ada maka gagasan ini akan berjalan dengan baik. 5. Masyarakat UmumSebagai tempat pengaplikasian budaya lokal masyarakat juga harus mampu untuk mengerti mengenai budaya lokal, selain itu masyarakat juga harus mampu untuk memberikan ruang atau kesempatan kepada siswa untuk bisa menerapkan budaya lokalnya pada setiap tempat umum.

Langkah Strategis Pengaplikasian Gagasan Setelah adanya banyak pihak yang terlibat untuk membantu menjalankan gagasan ini maka langkah selanjutnya yakni melaksanakan langkah strategis untuk mengimplementasikannya kepada siswa, adapun langkah yang harus diterapkan yakni:1. Menyiapkan Tenaga Pengajar yang KompetenDengan menyiapkan pengajar yang berkompeten dibidangnya maka objek yang akan diberikan gagasan ini yakni siswa bisa dikendalikan. 2. Proses Pengenalan Budaya dan Pemberian Motivasi Kepada SiswaKegiatan ini dilaksanakan saat akan memulai pembelajaran setiap semesternya hal ini bertujuan agar siswa bisa mengetahui semua budaya yang ada di daerahnya dan siswa juga akan memilih untuk mengembangkannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Proses pengenalan ini dilakukan secara intensif agar yang menjadi sasaran utama yakni siswa menjadi lebih faham akan budaya yang akan diterapkan. Setelah itu langkah terakhirnya memberikan follow-up kepada semua siswa sehingga siswa akan terlibat semua dalam kegiatan ini tanpa terkecuali.

3. Memberikan Pelajaran Budaya Sesuai Tingkat KelasnyaPelajaran dan pengaplikasian budaya harus disesuaikan dengan tingkat kelasnya karena budaya tidak semuanya mudah untuk dipelajari dan diterapkan oleh siswa, sehingga guru harus mampu memberikan pelajaran dan pengaplikasian budaya sesuai dengan porsinya.4. Pegaplikasian Hari Cinta BudayaAplikasi gagasan ini yakni dengan menggunakan hari belajar efektif yang didalamnya khusus untuk menggunakan dan mengembangkan budaya lokal sebagai sarana pembelajaran(one day of full culture). Hal ini meliputi penggunaan pakaian khas, penggunaan bahasa baik dalam komunikasi formal ataupun komunikasi secara informal, pelatihan dan penampilan seni alat musik daerah lokal, tari-tarian, upacara-upacara sakral, pelatihan pembuatan makanan khas dan lain sebagainya. Oleh karena itu didalam hari cinta budaya ini merupakan tempat pembelajaran budaya lokal sekaligus penerapannya sehingga siswa akan merasa terhibur dan termotivasi untuk lebih meningkatkan belajarnya untuk mengetahui kekayaan akan budaya lokalnya. Kemudian pelaksanaan program ini yakni dalam satu hari penuh dalam setiap minggu nya dan dilaksanakan pada hari efektif sekolah tidak menggunakan hari minggu atau hari libur lainnya sebagai pelaksanaannya karena pada hari minggu atau hari libur nasional merupakan hari penuh kebebasan yang diberikan kepada setiap siswa yang bisa digunakan untuk beristirahat atau berkumpul dengan keluarganya. 5. Memberikan Kesempatan Kepada Setiap Siswa Untuk Mengembangkan PotensinyaDidalam tahap ini sekolah akan bekerja sama dengan pihak pemerintah setempat kemudian akan memberikan peluang dan kesempatan kepada setiap siswanya untuk mengaplikasikan potensinya sesuai dengan yang dikuasai dibidangnya. Misalnya didaerah Minangkabau(Sumatera Barat) siswa yang pandai dan mampu untuk melakukan kesenian Randai atau menari Pasambahan(salah satu tarian yang mengandung filsafat ucapan selamat datang kepada tamu) maka siswanya akan diberikan kesempatan untuk menari pada acara-acara resmi tertentu sdebagi proses apresiasi kepada siswanya yang telah mampu untuk mengembangkan salah satu budaya lokalnya. 6. Memberikan Wadah Sebagai Pengaplikasian Semua Budaya Untuk lebih mengembangkan serta mempertahanakan dan menambah motivasi kepada semua siswanya maka akan diberikan sebuah wadah untuk pengaplikasian semua budaya-budaya lokal yang telah dipelajarinya yakni dengan membuat sebuah acara Gebyar Pertujukan Seni Budaya Lokal setiap semesternya yang akan menampilkan semua budaya lokal yang ada didaerah tersebut sebagi upaya pengenalan dan pelestarian budaya-budaya kuno yang semakin ditinggalkan. 7. Membuat Aturan PermanentStrategi terakhir yakni membuat sebuah aturan permanent disetiap daerahnya yang berisi bahwa setiap daerah wajib menyelenggarakan hari cinta budaya pada pendidikan sekolah dasar(SD) sebagai upaya untuk mengenalkan dan melestariakn budaya lokal kepada masyarakat sejak dini.Kehandalan Gagasan Gagasan yang penulis berikan ini merupakan sebuah modifikasi dari gagasan yang sudah ada. Tetapi gagasan ini sangat mudah untuk diterapkan apabila semua pihak yang terkait dan semua faktor pendukungnya bisa berjalan sesuai sistem yang telah ditentukan. Selain itu, gagasan ini juga akan menciptakan sebuah hasil yakni siswa yang benar-benar tahu dan memahami akan filsafat mengenai budaya lokalnya dan akan memberikan pengetahuan yang luas bagi siswanya. Selain itu, kehandalan dari gagasan ini yakni bisa menciptakan sebuah guide atau pemandu wisata budaya cilik bagi wisatawan lokal maupun asing karena siswanya telah mengetahui semua yang berkaitan dengan budaya lokalnya, dan hal ini akan menjadi daya tarik tersendiri. Akibatnya siswa juga akan tergugah untuk dapat hidup secara mandiri dalam segi finansial karena telah mampu untuk mencoba mencari uang dengan bekal pengetahuannya yang didapatkann dari sekolah. Hal ini akan membantu orang tua untuk mendidik anaknya untuk hidup secara mandiri sejak dini. Dan hal ini akan membantu bangsa ini untuk lebih mencegah pengangguran sejak dini dan menumbuhkan jiwa mandiri sejak dini. KESIMPULAN

Setelah mengetahui adanya kondisi dilapangan saat ini maka penulis ingin menerapkan metode penerapan hari cinta budaya secara nasional sebagai upaya untuk kembali mengenalkan, meningkatkan kecintaan serta kepedulian semua generasi bangsa ini untuk lebih bisa mempertahankan dan melestarikan semua kebudayaan lokal warisan nenek moyang yang mempunyai nilai tersendiri. Selain itu metode ini juga akan berfungsi sebagai upaya membantu peran pemerintah dalam mengenalkan semua budaya lokal kepada masyarakat khususnya siswa. Untuk proses penerapan metode ini yakni menggunakan pihak-pihak terkait diantaranya KEMENDIKBUD, Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah, Tenaga Pengajar, dan Masyarakat Sekitar. Dengan adanya kerjasama pihak-pihak tersebut maka metode ini akan mudah untuk diterapkan. Selain itu setelah dengan adanya kerjasama pihak-pihak terkait maka hal ini akan berakhir pada proses pengaplikasian program ini pada sekolah, oleh karena itu harus disiapkan rancangan secara matang untuk memulai dan mengaplikaskannya sangatlah tidak mudah, ditambah bahwa metode ini digunakan atau dilaksanakan dalam hari pembelajaran efektif setiap minggunya.Manfaat Gagasan Manfaat adanya penerapan metode hari cinta budaya sangatlah banyak, salah satunya yakni para siswa khususnya sekolah dasar(SD) sudah mampu dan bisa mengenal mengenai budaya-budaya lokal yang ada. Selain itu semua siswa juga mengerti akan nilai historis dari sebuah budaya tersebut dan mampu untuk mengenalkan kepada orang lain mengenai budaya lokal. Dapat diprediksikan bahwa apabila penerapan metode hari cinta budaya ini bisa maksimal maka hasil yang akan diperoleh yakni banyaknya generasi bangsa kita yang tahu dan mengerti akan sejarah budaya lokalnya, serta akan lebih meningkatkan rasa cinta dan peduli terhadap budaya lokal, dan mampu untuk mengenalkan kepada khalayak mengenai budaya lokal serta mampu untuk melestarikan kepada generasi selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Dewantara, Ki hajar. 1994. Karya Ki Hajar Dewantara. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.Kartodirjo, Sartono. 1987. Kebudayaan Pembangunan Dalam Prespektif Sejarah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Thahar, Harris Effendi. 1999. Ilmu Budaya Dasar. Padang: UPT MKU.UNP. (2009). Buku Panduan Penulisan Tugas Akhir/Skripsi. Padang: Universitas Negeri Padang.UUSPN No. 20 Tahun 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan nasional. Jakarta: Pemerintah RI.http://Budaya yang hilang.org./Budaya Minang yang Mulai Hilang Ditelan Zaman/diakses pada tanggal 12 Maret 2013.

LAMPIRANA. Biodata dan Daftar Riwayat Hidup

A. Ketua KelompokNama Lengkap: RidwanTempat, Tanggal Lahir: Wirotho Agung, 28 Agustus 1992 Karya yang Pernah Dibuat : 1. Penggunaan Plastik Ramah Lingkungan Pada Masyarakat Sebagai Upaya Mengurangi Pencemaran Lingkungan(PKM-GT 2012).2. Bebasakan Indonesia Dari Budaya Urbanisasi(Essay 2011).3. Home Sikere : Pelatihan Kesehatan Untuk Guide Dengan Kombinasi Pengobatan Tradisional Dan Modren Bagi Wisatawan(LKTI 2011).4. Laskar : Jajanan Ladu Aneka Rasa Sebagai Oleh-oleh Khas Kota Pariaman(PKM-K 2012).

Penghargaan yang Pernah Diraih : 1. Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Provinsi (Tahun 2008).

B. Anggota KelompokNama Lengkap: Memi JuitaTempat, Tanggal Lahir: Labuan Hiyu, 16 Desember 1993 Karya yang Pernah Dibuat : - Penghargaan yang Pernah Diraih : - C. Anggota KelompokNama Lengkap: Prasetya RohidayatTempat, Tanggal Lahir: Bukit Sari, 8 Juni 1993 Karya yang Pernah Dibuat : - Penghargaan yang Pernah Diraih : -

B. Informasi Budaya yang Ditelan Zaman

Minangkabau merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia yang tersebar terutama di wilayah Sumatera Barat. Orang Minangkabau akan merasa terhina jika dirinya disebut tidak beradab karena semenjak Islam masuk ke Minangkabau, adat Minangkabau mulai menyatu dengan ajaran Islam, seperti istilah yang kita kenal yaitu adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Maksud dari konsep tersebut adalah orang yang tidak beradab akan termasuk ke dalam kategori orang yang tidak beragama dalam masyarakat Minang. Minangkabau merupakan satu-satunya suku yang menganut sistem matrilineal di Indonesia. Maksudnya, setiap anak yang lahir baik laki-laki maupun perempuan secara langsung akan menjadi anggota keluarga suku ibu, karena di Minangkabau garis keturunan ditarik berdasarkan keluarga Ibu. Orang Minangkabau juga sering pergi merantau. Mereka berani pergi merantau karena sudah dibekali dengan ajaran silat dan iman yang kuat. Oleh sebab itu orang Minag dikenal sebagai muslim yang taat. Dewasa ini, Budaya Minangkabau seperti telah kehilangan eksistensinya. Jangankan di daerah lain, di daerah Sumatera Barat yang mayoritasnya bersuku Minang pun mulai melupakan budaya mereka sendiri. Mereka seolah-olah malu akan budaya yang telah diwariskan turun-temurun oleh nenek moyang terdahulu. Generasi muda acuh tak acuh terhadap sejarah Minangkabau, apa saja budaya yang terkandung didalamnya, bagaimanakah uniknya budaya Minang, dsb. Para generasi muda cenderung lebih peduli dan bangga dengan kebudayaan asing yang mulai bebas masuk kemana saja, termasuk di daerah Minangkabau. Hal tersebut menjadi faktor utama yang mempengaruhi moral, etika, gaya, pergaulan dan cara berperilaku generasi muda. Lantas apa sajakah Budaya Minangkabau yang mulai hilang seiring berkembangnya zaman saat ini?Mari kita telaah salah satu Budaya Minangkabau yang mulai hilang saat ini: Randai: Randai merupakan salah satu permainan anak nagari di Minangkabau. Randai dimainkan oleh beberapa orang sekitar 6-10 orang. Dalam randai ada seorang pendendang yang akan membuka cerita dan memberi salam kepada penonton yang diiringi oleh seorang pemain saluang. Pada saat randai dimulai, para pemain terlebih dahulu memberi salam kepada penonton. Setelah itu mereka melingkar dan memulai gerakan-gerakan silat dengan nada hep-tah-tiah yang dipimpin oleh satu orang. Kemudian barulah kaba (cerita)dimainkan sampai selesai. Di zaman era globalisasi ini randai kalah bersaing dengan permainan anak modern, seperti band. Kebanyakan pemuda minang akan datang baramai-ramai menonton pertunjukan band, sebaliknya mereka enggan untuk menonton pertunjukan randai. Hal ini tentu saja akan membuat keberadaan randai berkurang karena untuk menontonnya saja banyak yang enggan, apalagi mengambil peran di dalamnya.(http://Budaya yang hilang.org./Budaya Minang yang Mulai Hilang Ditelan Zaman/diakses pada tanggal 12 Maret 2013).

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Randai Pada Zaman Dahulu

Gambar 2. Randai Pada Zaman Sekarang