pkl.pdf

19
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Jagat raya merupakan ruang yang luas dan segala zat serta energi yang ada didalamnya. Sejarah jagat raya dimulai pertama kali ketika manusia mengenal ilmu perbintangan. Sejak zaman dahulu manusia berusaha ingin tahu tentang jagat raya baik mengenai ukuran, bentuk, isi, sifat, maupun jarak benda-benda langit yang satu dengan yang lainnya. Dari inilah muncul ilmu astronomi yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang benda-benda angkasa. Dalam jagat raya atau alam semesta, terdapat juga tata surya. Tata surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri dari matahari, planet,dan benda langit lainnya. Planet dan benda-benda langit lainnya secara teratur mengelilingi matahari sebagai pusatnya. Anggota Tata surya terdiri atas beberapa susunan, yaitu matahari, planet, satelit, asteroid, dan komet. Sampai saat ini planet yang ditemukan dalam tata surya ada delapan buah planet, yaitu Merkurius, Venus, bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Neptunus, dan Uranus. Bumi merupakan planet ketiga dari matahari. Bumi adalah planet satu- satunya yang dihuni oleh makhluk hidup. Bumi memiliki atmosfer yang terdiri dari nitrogen, oksigen, karbon dioksida, dan uap air. Proses terjadinya bumi dan tata surya telah menjadi bahan perdebatan diantara para ilmuwan. Banyak pemikiran-pemikiran yang telah dikemukakan untuk menjelaskan terjadinya planet-planet yang menghuni tata surya saat ini. Berdasarkan uraian diatas penulis menyusun makalah berjudul Pembentukan Planet Bumi yang membahas terbentuknya planet bumi maupun perkembangan planet bumi, sebagai laporan kegiatan Praktek Kuliah Lapangan (PKL) mahasiswa FKIP Universitas Jember Pendidikan Fisika dengan melakukan kunjungan kesebuah wisata pendidikan Museum Geologi di Bandung.

Transcript of pkl.pdf

Page 1: pkl.pdf

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Jagat raya merupakan ruang yang luas dan segala zat serta energi yang

ada didalamnya. Sejarah jagat raya dimulai pertama kali ketika manusia

mengenal ilmu perbintangan. Sejak zaman dahulu manusia berusaha ingin

tahu tentang jagat raya baik mengenai ukuran, bentuk, isi, sifat, maupun jarak

benda-benda langit yang satu dengan yang lainnya. Dari inilah muncul ilmu

astronomi yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang benda-benda

angkasa. Dalam jagat raya atau alam semesta, terdapat juga tata surya.

Tata surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri dari matahari,

planet,dan benda langit lainnya. Planet dan benda-benda langit lainnya secara

teratur mengelilingi matahari sebagai pusatnya. Anggota Tata surya terdiri

atas beberapa susunan, yaitu matahari, planet, satelit, asteroid, dan komet.

Sampai saat ini planet yang ditemukan dalam tata surya ada delapan buah

planet, yaitu Merkurius, Venus, bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Neptunus, dan

Uranus.

Bumi merupakan planet ketiga dari matahari. Bumi adalah planet satu-

satunya yang dihuni oleh makhluk hidup. Bumi memiliki atmosfer yang

terdiri dari nitrogen, oksigen, karbon dioksida, dan uap air. Proses terjadinya

bumi dan tata surya telah menjadi bahan perdebatan diantara para ilmuwan.

Banyak pemikiran-pemikiran yang telah dikemukakan untuk menjelaskan

terjadinya planet-planet yang menghuni tata surya saat ini.

Berdasarkan uraian diatas penulis menyusun makalah berjudul

Pembentukan Planet Bumi yang membahas terbentuknya planet bumi maupun

perkembangan planet bumi, sebagai laporan kegiatan Praktek Kuliah

Lapangan (PKL) mahasiswa FKIP Universitas Jember Pendidikan Fisika

dengan melakukan kunjungan kesebuah wisata pendidikan Museum Geologi

di Bandung.

Page 2: pkl.pdf

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 2

1.2. PERMASALAHAN

1. Bagaimana pembentukan planet bumi ?

2. Bagaimana perkembangan pembentukan planet bumi?

1.3. TUJUAN

1. Mengetahui pembentukan planet bumi.

2. Mengetahui perkembangan pembentukan planet bumi.

1.4. MANFAAT

1. Memberikan wawasan bagi mahasiswa tentang alam semesta, tata surya,

dan bumi.

2. Memberikan wawasan bagi mahasiswa tentang pembentukan planet bumi

berdasarkan teori pembentukannya.

3. Memberikan wawasan bagi mahasiswa tentang perkembangan

pembentukan bumi.

Page 3: pkl.pdf

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN ALAM SEMESTA

Alam semesta atau jagat raya dapat diartikan sebagai suatu ruangan yang

maha besar, di mana di dalamnya terjadi segala peristiwa alam yang dapat

diungkapkan manusia maupun yang belum dapat diungkapkan manusia.

Namun demikian, melalui penelitian yang terus - menerus, sebagian rahasia

Jagat Raya mulai dapat diketahui. Misalnya, tentang letak, gerakan, dan

bentuk benda langit yang dekat dengan bumi. Lebih jauh lagi telah diketahui

bahwa sistem Tata Surya kita hanya sebagian kecil dari pengisi Galaksi

Bimasakti. Manusia juga akhirnya memahami bahwa Galaksi Bimasakti

bukan satu-satunya galaksi pengisi Jagat Raya. Alam semesta terbentuk kira-

kira ribuan juta tahun yang lalu bersamaan dengan adanya letusan-letusan

besar.

2.2 TEORI PEMBENTUKANNYA ALAM SEMESTA

1. TEORI DENTUMAN ATAU TEORI LEDAKAN

Teori Dentuman menyatakan bahwa ada suatu massa yang sangat

besar yang terdapat di jagat raya dan mempunyai berat jenis yang sangat

besar, karena adanya reaksi inti, massa tersebut akhirnya meledak dengan

hebatnya. Massa yang meledak kemudian berserakan dan mengembang

dengan sangat cepat serta menjauhi pusat ledakan atau inti ledakan.

Setelah berjuta-juta tahun massa yang berserakan membentuk kelompok-

kelompok dengan berat jenis yang relatif lebih kecil dari massa semula.

Kelompok-kelompok tersebut akhirnya menjadi galaksi yang bergerak

menjauhi titik intinya. Teori ini didukung oleh adanya kenyataan bahwa

galaksi-galaksi tersebut selalu bergerak menjauhi intinya.

2. TEORI BIG BANGTeori Big Bang dikembangkan oleh George Lemarie. Menurut teori

ini pada mulanya alam semesta berupa sebuah primeval atom yang berisi

materi dalam keadaan yang sangat padat. Suatu ketika atom ini meledak

Page 4: pkl.pdf

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4

dan seluruh materinya terlempar ke ruang alam semesta. Timbul dua gaya

saling bertentangan yang satu disebut gaya gravitasi dan yang lainnya

dinamakan gaya kosmis. Dari kedua gaya tersebut gaya kosmis lebih

dominan sehingga alam semesta masih akan ekspansi terus-menerus.

3. TEORI CREATIO CONTINUA

Teori Creatio Continua dikemukakan oleh Fred Hoyle, Bendi, dan

Gold. Teori ini menyatakan bahwa saat diciptakan alam semesta ini tidak

ada. Alam semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada atau dengan kata

lain alam semesta tidak pernah bermula dan tidak akan berakhir. Pada

setiap saat ada partikel yang dilahirkan dan ada yang lenyap. Partikel-

partikel tersebut kemudian mengembun menjadi kabut-kabut spiral dengan

bintang-bintang dan jasad-jasad alam semesta. Partikel yang dilahirkan

lebih besar dari yang lenyap, sehingga mengakibatkan jumlah materi

makin bertambah dan mengakibatkan pemuaian alam semesta.

Pengembangan ini akan mencapai titik batas kritis pada 10 milyar tahun

lagi. Dalam waktu 10 milyar tahun, akan dihasilkan kabut-kabut

baru. Menurut teori ini 90 % materi alam semesta adalah hidrogen dan

hidrogenin, kemudian akan terbentuk helium dan zat-zat lainnya.

4. TEORI EKSPANSI DAN KONTRAKSI

Teori ini berdasarkan adanya suatu siklus dari alam semesta yaitu

massa ekspansi dan massa kontraksi. Diduga siklus ini berlangsung dalam

jangka waktu 30.000 juta tahun. Pada masa ekspansi terbentuklah galaksi-

galaksi serta bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut didukung oleh adanya

tenaga-tenaga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen yang pada

akhirnya akan membentuk berbagai unsur lain yang kompleks.

Pada masa kontraksi terjadi galaksi dan bintang-bintang yang

terbentuk meredup sehingga unsur-unsur yang terbentuk menyusut dengan

menimbulkan tenaga berupa panas yang sanga tinggi. Teori ekspansi dan

kontraksi menguatkan asumsi bahwa partikel-partikel yang ada pada saat

ini berasal dari partikel-partikel yang ada pada zaman dahulu.

Page 5: pkl.pdf

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 5

2.3 PENGERTIAN BUMI

Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya.

Kira-kira 250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi

merupakan satu massa daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-

kira dua ratus juta tahun yang lalu Pangea terpecah menjadi dua benua besar

yaitu Laurasia, yang sekarang terdiri dari Amerika Utara, Eropa, sebagian

Asia Tengah dan Asia Timur; dan Gondwana yang terdiri dari Amerika

Selatan, Afrika India, Australia dan bagian Asia lainnya. Bagian-bagian dan

dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah, hanyut dan bertubrukan

dengan bagian lain.

Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa

lapisan bumi. Bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan

alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda,

mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan

sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata

surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama

ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan

bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal

inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut.

Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses

terbentuknya tata surya kita.

2.4 TEORI PEMBENTUKAN BUMI

1. TEORI KABUT (NEBULA)

Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli

telah memikirkan proses terjadinya Bumi.

Salah satunya adalah Teori Kabut atau

disebut juga Teori Nebula. Teori

Nebula pertama kali dikemukakan oleh

Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun

1734 dan disempurnakan oleh Immanuel

Page 6: pkl.pdf

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 6

Kant (1724-1804) pada tahun 1775.

Teori serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace

secara independen pada tahun 1796. Teori ini, yang lebih dikenal dengan

Teori Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata

Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan

gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen.

Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan

berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya

menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut

dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke

sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat

seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan

planet luar.

Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari

planet- planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka. Teori

Kabut (Nebula) menceritakan kejadian tersebut dalam 3 (tiga ) tahap :

1. Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang

begitu pekat dan besar.

2. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan

terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada

saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih

kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi

matahari.

3. Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan

gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap

Page 7: pkl.pdf

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 7

dan membentuk Susunan Keluarga Matahari.

Berikut ini kelemahan dan kelebihan teori kabut atau teori nebula :

a. Kelebihan teori kabut/Teori Nebula:

Teori ini berhasil menjelaskan bahwa tata surya datar, orbit ellips

planet mengelilingi matahari hampir datar.

b. Kelemahan teori kabut/Teori Nebula: James Clerk Maxwell dan Sir James Jeans menunjukkan bahwa

massa bahan dalam gelang-gelang tak cukup untuk

menghasilkan tarikan gravitasi sehingga memadat menjadi planet.

F. R. Moulton pun menyatakan bahwa teori kabut tidak memenuhi

syarat bahwa yang memiliki momentum sudut paling besar haruslah

planet bukan matahari. Teori kabut menyebutkan bahwa matahari

yang memiliki massa terbesar akan memiliki momentum sudut yang

paling besar.

2. TEORI PLANETISIMAL

Teori Planetesimal dikembangkan

oleh Thomas C. Chamberlin dan

Fores R. Moulton pada tahun

1905. Menurut teori ini, matahari

merupakan benda yang sudah ada

di antara bintang-bintang yang

lain. Pada suatu waktu, ada

sebuah bintang yang mendekati matahari. Ketika bintang tersebut

berpapasan dengan matahari, ada bagian dari matahari yang tertarik ke

arah bintang tersebut karena adanya gaya tarik gravitasi yang bekerja di

antara bintang dan matahari, sehingga terbentuk semacam sayap

matahari.

Ketika bintang tersebut menjauh dari matahari, gaya gravitasi

yang bekerja semakin melemah sehingga bagian-bagian dari sayap

Page 8: pkl.pdf

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 8

matahari tersebut ada yang kembali ke matahari, tetapi ada yang

membeku dan tidak kembali ke matahari. Bagian-bagian yang tidak

kembali membentuk gumpalan yang disebut planetesimal. Setelah

lama, beberapa gumpalan menyatu membentuk planet-planet yang

bergerak mengelilingi matahari. Kelemahan teori ini adalah bahwa

semestinya, gas-gas yang tertarik ke arah bintang tidak berputar

mengelilingi matahari, tetapi lebih mungkain melayang bebas di

angkasa.

3. TEORI PASANG SURUT

Teori Pasang Surut pertama kali

disampaikan oleh Buffon. Buffon

menyatakan bahwa tata surya

berasal dari materi Matahari yang

terlempar akibat bertumbukan

dengan sebuah komet.

Teori pasang surut yang

disampaikan Buffon kemudian diperbaiki oleh Sir James Jeans dan

Harold Jeffreys. Mereka berpendapat bahwa tata surya terbentuk oleh

efek pasang gas-gas Matahari akibat gaya gravitasi bintang besar

yang melintasi Matahari. Gas-gas tersebut terlepas dan kemudian

mengelilingi Matahari. Gas-gas panas tersebut kemudian berubah

menjadi bola-bola cair dan secara berlahan mendingin serta membentuk

lapisan keras menjadi planet-planet dan satelit.

Perbedaan ide yang ia munculkan dengan ide Chamberlin

Moulton terletak pada absennya prominensa. Menurut Jeans dalam

interaksi antara matahari dengan bintang lain yang melewatinya,

pasang surut yang ditimbulkan pada matahari sangat besar sehingga

ada materi yang terlepas dalam bentuk filamen. Filamen ini tidak

stabil dan pecah menjadi gumpalan-gimpalan yang kemudian

membentuk proto planet. Akibat pengaruh gravitasi dari bintang proto

Page 9: pkl.pdf

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 9

planet memiliki momentum sudut yang cukup untuk masuk

kedalam orbit disekitar matahari. Pada akhirnya efek pasang surut

matahari pada proto planet saat pertama kali melewati perihelion

memberikan kemungkinan bagi proses pembentukan planet untuk

membentuk satelit.

Pada model ini tampaknya spin matahari yang lambat

dikesampingkan karena dianggap matahari telah terlebih dahulu

terbentuk sebelum proses pembentukan planet. Selain itu tanpa adanya

prominensa maka kemiringan axis solar spin dan bidang orbit matahari-

bintang tidak akan bisa dijelaskan.

Tahun 1919, Jeans memperbaharui teorinya. Ia menyatakan

bahwa saat pertemuan kedua bintang terjadi, radius matahari sama

dengan orbit Neptunus. Pengubahan ini memperlihatkan kemudahan

untuk melontarkan materi pada jarak yang dikehendaki. Materinya juga

cukup dingin, dengan temperatur 20 K dan massa sekitar ½ massa

jupiter. Harold Jeffreys (1891-1989) yang sebelumnya mengkritik teori

Chamberlin-Moulton juga memberikan beberapa keberatan atas teori

Jeans. Keberatan pertamanya mengenai keberadaan bintang masif

yang jarang sehingga kemungkinan adanya bintang yang berpapasan

dengan matahari pada jarak yang diharapkan sangatlah kecil.

Tahun 1939, keberatan lain datang dari Lyman Spitzer (1914-

1997). Menurutnya jika matahari sudah berada dalam kondisi sekarang

saat materinya membentuk Jupiter maka diperlukan materi

pembentuk yang berasal dari kedalaman dimana kerapatannya sama

dengan kerapatan rata-rata matahari dan temperatur sekitar 106 K. Tapi

jika harga temperatur ini dipakai dalam persamaan untuk massa kritis

jeans, maka massa minimum Jupiter menjadi 100 kali massa Jupiter

saat ini.

4. TEORI BINTANG KEMBAR

Page 10: pkl.pdf

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 10

Teori ini dikemukakan oleh seorang

ahli Astronomi R.A Lyttleton.

Menurut teori ini, galaksi berasal dari

kombinasi bintang kembar. Salah

satu bintang meledak sehingga

banyak material yang terlempar.

Karena bintang yang tidak meledak

mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan

ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak itu.

Bintang yang tidak meledak itu sekarang disebut dengan matahari,

sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang

mengelilinginya.

5. TEORI BIG BANG

Berdasarkan Theory Big Bang,

proses terbentuknya bumi berawal

dari puluhan milyar tahun yang lalu.

Pada awalnya terdapat gumpalan

kabut raksasa yang berputar pada

porosnya. Putaran tersebut

memungkinkan bagian-bagian kecil

dan ringan terlempar ke luar dan

bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat,

gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang

kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu

lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan

membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti,

kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang

terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk

gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-

gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.

Page 11: pkl.pdf

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 11

Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara

bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam

proses pembentukan bumi, yaitu:

Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum

mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.

Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya

diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan

tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak

ke permukaan.

Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel

dalam, mantel luar, dan kerak bumi.

Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan

helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa

konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan

perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan

peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia

telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis

sama sekali dan berubah menjadi helium.

Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima

oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai

ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam

semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan

sempurna tanpa cacat.

Page 12: pkl.pdf

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 12

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 TEMPAT DAN WAKTU

Tempat Pelaksanaa : Jl. Diponegoro No.57, Cibeunying Kaler, Bandung,

Jawa Barat 40122 (022) 7213822

Waktu Pelaksanaan : Rabu, 02 September 2015

3.2 OBJEK KUNJUNGAN

Objek kunjungan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah Museum Geologi

Bandung.

3.3 PEROLEHAN DATA

Perolehan data pada penelitian ini menggunakan teknik sebagai berikut :

1. Metode Observasi, artinya penyusun mengamati secara langsung ke

museum geologi mengenai pembentukan planet bumi.

2. Metode Dokumentasi, pengumpulan data berupa foto sesuai yang ada di

dalam museum geologi.

3. Metode Studi pustaka, memperoleh data dengan mencari informasi

melalui literatur yang lebih lengkap berdasarkan teori yang ada yang

digunakan sebagai sumber kajian pustaka dalam penyusunan laporan

Praktek Kerja Lapangan.

Page 13: pkl.pdf

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 13

BAB IV

HASIL PRAKTEK KULIAH LAPANG

Objek yang dikunjungi pada praktek kerja lapangan ini adalah museum

geologi yang terletak di Jalan Diponegoro No.57, Cibeunying Kaler, Bandung,

Jawa Barat. Museum Geologi diresmikan sejak 16 Mei 1929 dengan nama

Geologische Museum. Museum ini sangat erat kaitannya dengan sejarah

penyelidikan geologi di Indonesia yang telah dimulai sejak tahun 1850an oleh

Dienst van het Mijnwezen, yang berkedudukan di Bogor. Beragam koleksi

batuan, mineral, meteorit, fosil dan artefak ada di museum ini. Kita dapat

mengetahui kapan dan bagaimana bumi kita terbentuk, sejarah kehidupan dari

masa ke masa, fenomena geologi Indonesia serta hubungan geologi dengan

kehidupan manusia.

Museum geologi sebagai tempat pendidikan luar sekolah yang berkaitan

dengan bumi dan usaha pelestariannya, sebagai tempat orang melakukan kajian

awal sebelum penelitian lapangan. Dimana Museum Geologi sebagai pusat

informasi ilmu kebumian yang menggambarkan keadaan geologi bumi Indonesia

dalam bentuk kumpulan peraga. Sekaligus sebagai suatu Objek geowisata yang

menarik.

Museum geologi menyajikan suatu pengetahuan mengenai terbentukknya

bumi serta perkembangan pembentukan bumi melalui sebuah papan besar yang

menggambarkan dengan jelas mengenai alam semesta dan pembentukan planet

bumi. Didalam museum geologi dapat diketahui bahwa terbentukknya alam

semesta memunculkan berbagai asumsi, eksperimentasi, nalar, dan uji logika.

Menurut teori Big bag, alam semesta berasal dari suatu ledakan 13,7 milyar tahun

yang lalu dari suatu benda yang maha padat dan maha panas sebagai akibat dari

adanya reaksi inti. Material yang terhempas dengan cepat menjauhi pusat ledakan,

yang kemudian berevolusi menjadi berbagai bintang yang masing-masing

berkelompok dalam berbagai galaksi.

Proses pembentukan berkaitan erat dengan proses pembentukan alam

semesta dan pembentukan tata surya. Berdasarkan teory kabut (nebula) yang

Page 14: pkl.pdf

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 14

dikemukakan oleh Imamanuel Kant (1755) dan Pierce de Laplace (1796) yang

kemudian dikenal dengan teori kant-Laplace, tata surya berasal dari kabut raksasa

yang terdiri dari partikel padat dan gas dengan temperatur yang sangat panas dan

berpilin (berputar) pada porosnya. Bagian terluar dari nebula tersebut terlempar,

terpisah kemudian menggumpal membentuk sejumlah planet salah satunya Planet

Bumi.

Gambar 1 : Ledakan Big Bag

Pada gambar dapat diketahui bahwa pada saat 0 detik ke 0,001 nano detik

terjadi ledakan, dan kemudian setelah 0,01 mili detik proton dan neutron

terhempas. Kemudian terbentuklah inti atom pada 100 detik dan setelah 300.000

tahun terbentuklah berbagai atom. 300 juta tahun kemudian bintang pertama

terlahir dan setelah 1 miliar tahun maka pembentukan bumi terjadi.

Gambar 2 : Terbentuknya Planet Bumi

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa ada beberapa tahapan

terbentuknya planet bumi. Adapun tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut :

Page 15: pkl.pdf

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 15

Tahapan 1, menyatakan bahwa tata surya masih dalam bentuk kabut terdiri dari

partikel berpilin berputar pada porosnya.

Tahapan 2, menyatakan partikel di bagian luar mutasi mengelompok. Sementara

dibagian tengahnya terjadi konsentrasi gas yang memanas.

Tahapan 3, menyatakan partikel dibagian luar lebih mengelompok. Sementara

dibagian tengahnya terjadi konsentrasi gas yang lebih intensif.

Tahapan 4, menyatakan partikel dibagian luar membentuk sabuk, sementara

dibagian tengahnya mulai terbentuk matahari.

Tahapan 5, menyatakan sabuk dibagian luar membentuk planet, sementara di

bagian tengahnya menjadi matahari.

Gambar 3 : Perkembangan Pembentukan Bumi

Musium geologi tidak hanya menyajikan pengetahuan tentang pembentukan

planet bumi, namun berdasarkan gambar diatas yang di dapat dari museum

geologi, dapat diketahui perkembangan pembentukan bumi. Dalam

perkembangannya menyatakan bahwa bumi berasal dari partikel padat dan gas

yang berpilin dan sangat panas. Temperaturnya terus menurun sehingga massa gas

menjadi massa cair pijar dan panas. Kemudian, sebagai akibat dari penurunan

temperature yang menurun bagian permukaan bumi membeku sementara bagian

dalamnya sampai sekarang masih merupakan cairan yang berpijar dan panas,

disebut magma.

Page 16: pkl.pdf

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 16

Adapun Ilustrasi tahapan evolusi bumi sebagai berikut :

gambar disamping menyatakan, bahwa

bumi masih berpijar

gambar disamping menyatakan,

sebagian kecil permukaan bumi mulai

memadat

gambar disamping menyatakan, bagian

permukaan bumi yang memadat menjadi

semakin luas

gambar disamping menyatakan,

sebagian besar permukaan bumi sudah

padat

gambar disamping menyatakan, bagian

luar bumi sudah padat

Page 17: pkl.pdf

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 17

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN Pembentukan planet bumi melalui beberapa tahapan yaitu tahapan pertama

tata surya masih dalam bentuk kabut terdiri dari partikel berjalan berputar

pada porosnya. Partikel di bagian luar mutasi mengelompok, sementara

dibagian tengahnya terjadi konsentrasi gas yang memanas. Partikel

dibagian luar lebih mengelompok, sementara dibagian tengahnya terjadi

konsentrasi gas yang lebih intensif. Partikel dibagian luar membentuk

sabuk, sementara dibagian tengahnya mulai terbentuk matahari. Sabuk

dibagian luar membentuk planet, sementara di bagian tengahnya menjadi

matahari.

Perkembangan pembentukan bumi memiliki tahapan-tahapan. Tahapan

evolusi bumi yang pertama bumi masih dalam keadaan berpijar. Sebagian

kecil permukaan bumi mulai memadat. Kemudian bagian permukaan bumi

yang memadat menjadi semakin luas. Hingga akhirnya sebagian besar

permukaan bumi sudah padat dan kemudian bagian luar bumi sudah padat.

5.2 SARANPenulisan laporan ini diharapkan memberikan manfaat baik bagi pembaca,

sehingga dengan laporan ini diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami

dan memberikan wawasan yang dipeloreh kepada siswa nantinya sebagai

calon pendidik.

Page 18: pkl.pdf

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 18

DAFTAR PUSTAKA

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung.Panduan Museum

Saputro, Tio . 2013. Pembentukan Tata Surya. [serial online].https://id.scribd.com/doc/134894452/Makalah-Geografi-Pembentukan-Tata-Surya. [5 Desember 2015].

Anonim. 2013. Proses terbentuknya bumi. [serial online].http://padlet.com/kasmangeo27/ostjevazw6d3. [5 Desember 2015].

Page 19: pkl.pdf

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 19

LAMPIRAN