Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

59
BAB IV METODE PELAKSANAAN RIGID PAVEMENT 4.1 Umum Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, baik itu yang berskala besar maupun yang berskala kecil, ada peraturan-peraturan yang tentunya harus ditaati sebagai syarat pelaksanaan pekerjaan tersebut. Syarat-syarat tersebut berisikan petunjuk-petunjuk dalam pelaksanaan pekerjaan mulai dari awal pekerjaan, pertengahan, hingga pada akhir pekerjaan. Tahapan awal pekerjaan yang hendaknya dilakukan adalah melaksanakan pekerjaan persiapan. Pada proyek Pembangunan Jalan Samarinda- Sangasanga pemilik proyek (owner) menunjuk kontraktor pelaksana PT PP-PAL,KSO untuk melaksanakan pengerjaan proyek ini. Jenis perkerasan yang digunakan adalah Rigid Pavement (Perkerasan Kaku) sebagaimana yang telah ditentukan 86

description

pkl teknik sipil metode pelaksanaan rigid pavement samarinda-sangasanga. lengkap bab 4 acc.

Transcript of Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

Page 1: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

BAB IV

METODE PELAKSANAAN RIGID PAVEMENT

4.1 Umum

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, baik itu yang berskala besar

maupun yang berskala kecil, ada peraturan-peraturan yang tentunya harus

ditaati sebagai syarat pelaksanaan pekerjaan tersebut. Syarat-syarat tersebut

berisikan petunjuk-petunjuk dalam pelaksanaan pekerjaan mulai dari awal

pekerjaan, pertengahan, hingga pada akhir pekerjaan. Tahapan awal pekerjaan

yang hendaknya dilakukan adalah melaksanakan pekerjaan persiapan.

Pada proyek Pembangunan Jalan Samarinda-Sangasanga pemilik

proyek (owner) menunjuk kontraktor pelaksana PT PP-PAL,KSO untuk

melaksanakan pengerjaan proyek ini. Jenis perkerasan yang digunakan

adalah Rigid Pavement (Perkerasan Kaku) sebagaimana yang telah

ditentukan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada dalam pelaksanaan

pekerjaan secara nyata di lapangan.

Di dalam bab ini akan menjelaskan mengenai metode pelaksanaan

Pembangunan Jalan Samarinda – Sangasanga dengan metode Rigid

Pavement.

86

Page 2: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

4.2 Metode Pelaksanaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

4.2.1 Pekerjaan Persiapan

Proyek Pembangunan Jalan Samarinda-Sangasanga diawali pekerjaan

persiapan meliputi beberapa jenis pekerjaan sebagai berikut :

a. Mobilisasi

- Mobilisasi merupakan pengangkutan alat berat dari pangkalan ke

lapangan. Mobilisasi dilakukan dengan truk besar yang memiliki

power yang kuat untuk membawa alat berat. Mobilisasi ini

dilaksanakan pada malam hari dikarenakan menghindari kemacetan

- Secara umum yang dimaksud mobilisasi adalah suatu kegiatan yang

mencakup hal sebagi berikut :

a) Kegiatan mobilisasi sumber daya alam manusia dan sumber daya

peralatan.

b) Menyediakan lahan yang dapat digunakan sebagai pusat pengendalian

pelaksanaan pekerjaan.

c) Kelengkapan kerja pelaksana antara lain :

- Kelengkapan K3 meliputi : Helm pengaman, kacamata

pengaman,pakaian kerja,sabuk pengaman dan lain-lain

- Kamera dan video

- Formulir pemeriksaan

- Alat tulis

87

Page 3: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

d) Mobilisasi peralatan

- Dump truck

- Motor Grader

- Excavator

- Bulldozer

- Theodolite & Waterpass

- Vibrator Roller

b. Penyiapan Kantor Lapangan dan Fasilitasnya

Kegiatan ini meliputi kegiatan membangun, menyediakan,

membersihkan dan menjaga semua bangunan kantor darurat , gudang,

barak pekerja dan bengkel yang dibutuhkan dalam proyek.

c. Pembangunan Direksi Keet

Direksi Keet berguna sebagai kantor di lokasi untuk kontraktor

dan pengawas. Di samping itu juga disediakan gudang bahan ,gudang

alat ,workshop dan sarana MCK. Fasilitas yang disediakan seperti

ruang rapat, ruang kerja , mushola ,dapur , ruang teknisi ,WC dan alat

pemadam kebakaran yang memadai.

88

Page 4: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

Gambar 4.1 Workshop Pembangunan Jalan Samarinda-

Sangasanga

d. Pembersihan lokasi (land clearing)

89

Page 5: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

Sejak dimulai pekerjaan dan selama periode pelaksanaan dilakukan

pembersihan lokasi pekerjaan awal (land clearing) dan memelihara pekerjaan

dari akumulasi sisa bahan yang digunakan serta sampah yang di akibatkan

oleh kegiatan pelaksanaan.

90

Page 6: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

4.2.2 Pekerjaan Pengukuran (Surveying)

Adapun pekerjaan pengukuran terbagi dalam tiga tahap :

Pengukuran awal

Pengukuran sebelum pelaksanaan

Pengukuran akhir

Hal yang harus ditentukan pada awal pekerjaan pengukuran adalah :

1. Menyiapkan alat-alat yang digunakan :

Alat ukur (waterpass,theodholite) yang terkalibrasi

Statif

Waterpass

Rambu Ukur

Rol Meter

2. Melakukan pengukuran sesuai shop drawing yang telah di-

approved.

3. Melakukan pengecatan pada patok titik yang telah ditentukan

sebagai tanda.

91

Page 7: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

4. Mengecek hasil pelaksanaan pengukuran.

Gambar 4.2 Survey Pengukuran Lokasi Rigid Pembangunan Jalan

Samarinda- Sangasanga

Selama 14 hari pertama sejak periode mobilisasi. Dikerahkan personil

tekniknya untuk melakukan survey lapangan dan membuat gambar serta laporan

tentang kondisi fisik dan struktur dari perkerasan, drainase selokan, gorong-

gorong, jembatan dan struktur lainnya dan perlengkapan jalan lainnya seperti

rambu jalan, patok kilometer, pagar pengaman. Pekerjaan survei lapangan ini

dilaksanakan pada seluruh panjang jalan dalam lingkup kontrak.

Dari hasil survey dilakukan untuk memperoleh profil memanjang dan

profil melintang yang akan dilampirkan gambarnya dalam bab lampiran ,serta

dapat pula menentukan elevasi yang diperhitungkan sesuai dari konstruksi

jalan dan dapat diketahuinya galian dan timbunan yang diperlukan.

92

Page 8: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

4.2.3 Pekerjaan Tanah

Setelah tahap mobilisasi dan survey selesai, selanjutnya melaksanakan

pekerjaan tanah yang meliputi sebagai berikut :

a. Pekerjaan Galian Tanah Biasa

Gambar 4.3 Skema Pekerjaan Galian Tanah Biasa

Pekerjaan ini mencakup penggalian, penanganan,pembuangan atau

penumpukan tanah atau batu dan bahan lain dari jalan dan di sekitarnya

yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan.

Tahap pelaksanaan pekerjaan galian tanah biasa adalah :

1. Untuk kondisi tanah yang relatif datar dan menerus digunakan

bulldozer untuk menggali, mengangkut hasil galian dengan wheel

loader dan dump truck.

2. Galian dilakukan secara bertahap, kedalaman galian maksimal

disesuaikan dengan jenis tanah agar tidak longsor. Galian selesai

93

Page 9: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

apabila elevasi akhir sudah sesuai gambar kontrak (yang akan

dilampirkan dalam bab lampiran).

3. Tanah yang sesuai spesifikasi (suitable) yaitu Spesifikasi Umum

Jalan Edisi 2010 Divisi 3.1 (akan dilampirkan dalam bab lampiran),

Galian langsung diangkut dump truck dibawa ke lokasi yang akan

ditimbun tanah.

4. Tanah yang tidak sesuai spesifikasi (unsuitable) dengan spesifikasi

dibuang ke disposal area.

5. Tanah sesuai spesifikasi (suitable) sisa diangkut dump truck ke

lokasi stockpile (persedian).

b. Pekerjaan Timbunan Tanah Biasa

Timbunan tanah menggunakan material yang berasal dari tanah bahan

galian atau dengan menggunakan material tanah yang didatangkan yang

memenuhi persyaratan dan telah disetujui oleh Pemilik Proyek. Pemadatan

timbunan dilakukan per layer menggunakan vibro compactor.

94

Page 10: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

Tahapan Pra Pelaksanaan adalah sebagai berikut :

1. Lakukan trial pemadatan tanah menurut standar yang berlaku sehingga

diperoleh kadar air, jenis alat , jumlah passing yang memenuhi syarat untuk

mencapai kepadatan yang diperlukan yaitu > 95% .

2. Hasil trial disetujui oleh Direksi / Owner untuk rujukan pelaksanaan timbunan

di lapangan.

Syarat Pelaksanaan :

1. Tidak sedang hujan atau kadar air material untuk timbunan memenuhi

syarat dalam rentang yang diijinkan.

2. Lapisan di bawahnya sudah siap (bersih)

3. Atur kadar air dengan menyemprotkan air menggunakan water tanker saat

pemadatan.

95

Page 11: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

Gambar 4.4 Skema Pekerjaan Timbunan Tanah Biasa

Tahapan pelaksanaan pekerjaan timbunan jika diskemakan dapat dilihat pada gambar

di bawah di atas :

1. Tanah timbunan diturunkan dari dump truck kemudian dihampar dan disebarkan

di atas tanah dasar.

2. Setelah tanah timbunan dihampar sesuai dengan ketinggian yang ditentukan

sesuai gambar yang akan dilampirkan dalam lampiran, maka dilakukan

pekerjaan pemadatan tanah dengan vibro roller.

96

Page 12: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

Gambar 4.5 Pemadatan Tanah Timbunan dengan Vibrator Roller

c. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan

Penyiapan badan jalan Proyek Pembangunan Jalan Samarinda-Sangasanga

meliputi permukaan dan pembentukan kemiringan menurut rencana yang sudah ada

dalam gambar rencana (shop drawing). Pemotongan /kupasan dilakukan untuk

mendapatkan permukaan yang rata dan kemiringan badan jalan sesuai dengan

rencana. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah gambar penampang melintang jalan

pada proyek Pembangunan Jalan Samarinda-Sangasanga dengan Rigid Pavement :

97

Page 13: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

Gambar 4.6 Gambar Rencana Pembangunan Jalan Samarinda-Sangasanga

Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan penyiapan badan jalan dapat

diskemakan seperti gambar di bawah ini:

Gambar 4.7 Skema Penyiapan Badan Jalan

98

Page 14: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

1. Pembersihan lahan dan pembongkaran dengan bulldozer.

2. Pengangkutan sampah yang ada di lokasi (waste) dengan excavator ke dump

truck.

3. Memotong (menggali ) tanah sesuai level standar ± 20 cm yang sudah diukur

oleh surveyor.

4. Pengangkutan sisa tanah yang sudah digali (dipotong) dengan excavator ke dump

truck untuk dibawa ke disposal area jika tanah tidak sesuai spesifikasi (jelek), jika

tanah masih dalam keadaan baik bisa dibawa ke quarry untuk digunakan pada

daerah yang membutuhkan timbunan tanah biasa.

e. Pekerjaan Timbunan Badan Jalan

Gambar 4.8 Skema Timbunan Badan Jalan

99

Page 15: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

Tahapan pelaksanaan timbunan badan jalan adalah :

1. Mengangkut tanah timbunan dari quarry dengan dump truck dan dihampar

ke lokasi badan jalan yang akan ditimbun.

2. Meratakan hamparan tanah timbunan dengan motor grader.

3. Memadatkan tanah timbunan dengan vibrator roller berulang-ulang dan

disiram air dengan water tank, penyiraman pada material untuk

menyesuaikan kadar air dari material hamparan tersebut hingga

kepadatantanah mencapai 100 %.

Gambar 4.9 Skema Pekerjaan Pemadatan Timbunan Badan Jalan

100

Page 16: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

Tahapan pelaksanaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B jika diskemakan dapat dilihat

seperti gambar di bawah ini :

Gambar 4.10 Skema Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B

1. Material diangkut dari quarry menuju lokasi dengan menggunakan dump

truck.ini adalah lokasi quarry agregat kelas B .

2. Material dikeluarkan dari dumptruck kemudian dihamparkan. Agregat

kelas B dihamparkan di atas lapisan subbase (dasar) yang sudah

dipadatkan dengan menggunakan motor grader.

101

Page 17: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

Gambar 4.11 Peta Lokasi Quarry PT-PP-PAL,KSO

3. Selagi motor grader menghampar material, bila perlu water tank truk

membantu melakukan proses penyiraman pada material untuk

menyesuaikan kadar air dari material hamparan tersebut.

4. Vibrator roller memadatkan agregat kasar dengan cara mekanis yaitu

melintasi timbunan batu manual secara berulang-ulang, sehingga

didapatkan kepadatan yang diinginkan, dapat dilihat pada ini

102

Page 18: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

Gambar 4.12 Agregat B setelah dipadakan dengan vibrator roller

5. Untuk mengontrol pelaksanaan pekerjaan berbutir, dilakukan pengujian

sandcone yang dilaksanakan untuk mengetahui derajat kepadatan suatu

tanah (berat isi kering tanah) asli pada tanah kohesif (tanah lempung)

maupun non kohesif (tanah berpasir) .Pelaksanaan uji sandcone dapat

dilihat seperti gambar di bawah ini dan hasil pengujian sandcone akan

dilampirkan di bab lampiran :

103

Page 19: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

Gambar 4.13 Uji Sandcone agregat kelas B yang sudah dipadatkan

4.2.4 Pekerjaan Baja Tulangan

Setelah pekerjaan tanah selesai, selanjutnya melaksanakan pekerjaan baja

tulangan yang meliputi pembengkokan dan penulangan besi.Berikut ini adalah

penjelasannya :

a. Pembengkokan

Baja tulangan dipotong dengan Barcutter lalu dibengkokkan dengan

Barbender sesuai ukuran yang dibutuhkan dan dengan prosedur dimana

kondisi awal baja tulangan harus lurus dan bebas dari lekukan-lekukan,

bengkokan-bengkokan atau kerusakan.

104

Page 20: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

.Gambar 4.14 Pembengkokan Tulangan dengan Barbender

b. Pengikatan Tulangan

a) Tulangan dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan

kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan

lain yang dapat mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton.

b) Tulangan ditempatkan di lokasi yang akan dikerjakan rigid dengan

kebutuhan selimut beton minimum yang disyaratkan yaitu 0,05 mm.

c) Batang tulangan diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat

sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan

pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak

diperkenankan.

Gambar 4.15 Pengikatan Tulangan

105

Page 21: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

4.2.5 Pekerjaan Lean Concrete (LC)

Setelah pekerjaan baja tulangan selesai dan siap di loaksi yang

akandikerjakan rigid pavement,tahap pekerjaan selanjutnya adalah pengerjaan

cor LC K-125. Urutan kerjanya dijelaskan dalam flowchart berikut ini:

Flow Chart Pekerjaan LC

Start

Pengukuran (Penentuan Elevasi)

Marking Area

Pembuatan Formwork

Persiapan Daerah Penghamparan Lean concrete

Penghamparan Lean concrete T = 10 cm

Finish

Persiapan Pekerjaan Lean Concrete (LC) diawali dengan survey elevasi

Top timbunan dan top LC rencana dilapangan agar hasil pengecoran LC sesuai

106

Page 22: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

dengan tebal rencana yaitu 10 cm. Survey dilakukan menggunakan alat

waterpass. Kemudian dilakukan pemasangan bekisting sesuai hasil survey

yang sudah ada di dalam gambar rencana. Gambar rencana akan dilampirkan

di bab lampiran.

Bekisting berfungsi sebagai cetakan/pembatas pada saat pengecoran LC.

Beton pada LC menggunakan mutu K125.

Gambar 4.16 Pekerjaan Lean Concrete

107

Page 23: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

Gambar 4.17 Detail Susunan Perkerasan Pembangunan Jalan

Samarinda-Sangasanga

4.2.5 Pekerjaan Lapis Permukaan (Rigid Pavement) dengan beton K-350

Flow Chart Pekerjaan Rigid Pavement

Start

Pengukuran (penentuan Elevasi) Pembuatan Dowel & Tie Bar

Marking Area Pelapisan Dowel dengan pelumas & di bungkus menggunakan pipa pvc

Pembuatan Formwork

Persiapan lahan

Penghamparan K-350 t = 28 cm

Pengkasaran Permukaan / grooving

Perawatan Beton/Curring

108

Page 24: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

Pembuatan Celah Dengan Saw Cutter

Pekerjaan Joint Sealent

Finish

Setelah pelaksanaan LC selesai, tahap pengerjaan berikutnya adalah

pekerjaan lapis permukaan rigid pavement dengan cor beton K-350. Urutan

pengerjaanya sebagai berikut dalam flowchart di atas. Penjelasan singkat

pelaksanaanya sebagai berikut :

a. Sebelum pelaksanaan pengecoran rigid, dilakukan persiapan lahan

dan pemasangan patok stick untuk survey elevasi top rigid sesuai

dengan gambar rencana (shop drawing) yang akan dilampirkan dalam

bab lampiran dengan tebal rigid yang direncanakan yaitu 28 cm.

Survey elevasi top rigid dilakukan oleh tim surveyor dengan

menggunakan alat waterpass. Selanjutnya marking area dan

penempatan bekisting.

b. Penempatan bekisting harus diletakan sesuai dengan alinyemen serta

ketinggian jalan sehingga bekisting yang dipasang terlihat seragam

serta seluruh panjang terletak pada elevasi yang benar.

109

Page 25: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

Gambar 4.18 Pemasangan Bekisting

c. Setelah itu pemasangan pembesian utama rigid pavement. Besi yang

digunakan adalah besi polos Ø 12 , Ø 32 dan ulir D13, D16(tiebar) .

Pengerjaan rigidharus menggunakan dowel dan tiebar. Dowel terdiri

dari besi Ø 32 yang dilumasi dengan Greece dan dibungkus dengan

pipa PVC,fungsinya untuk menyalurkan beban sehingga pelat beton

yang berdampingan tidak mengalami penurunan.Sedangkan tiebar

berfungsi untuk mengunci pergerakan plat beton sehingga plat tidak

bergerak horizontal.Berikut ini penjelasan tentang dowel dan tiebar :

- Pemasangan Dowel

1. Dowel harus terbuat dari batang baja polos dan memenuhi spesifikasi

untuk batang polos. Dowel harus polos, tidak kasar atau tidak memiliki

tonjolan sehingga tidak mengurangi kebebasan pergerakan ruji dalam beton.

Apabila digunakan topi pelindung muai yang terbuat dari logam (metal

expansion cap) pelindung tersebut harus menutupi bagian ujung dowel

dengan jarak 5 cm - 7 cm. Pelindung harus memberikan ruang pemuaian yang

cukup, dan harus cukup kaku sehingga pada waktu pelaksanaan tidak rusak.

110

Page 26: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

2. Batang dowel harus ditempatkan di tengah ketebalan pelat.

3. Bagian batang dowel yang bisa bergerak bebas, harus dilapisi

dengan bahan pencegah karat. Sesudah bahan pencegah karat

kering, maka bagian ini harus dilapisi dengan cat atau diolesi

dengan bahan anti lengket sebelum dowel dipasang pelindung

muai. Ujung batang dowel yang dapat bergerak bebas harus

dilengkapi dengan topi/penutup topi pelindung muai. Pelapis

dowel yang digunakan memakai pipa pvc

4. Dudukan dowel ditempatkan pada lapis pondasi bawah atau

tanah dasar yang sudah dipersiapkan.

5. Dowel harus ditempatkan dengan kuat pada posisi yang telah

ditetapkan sehingga tekanan beton tidak akan mengganggu

kedudukannya. Pada tikungan yang diperlebar, sambungan

memanjang pada sumbu jalan harus diatur sedemikian rupa

sehingga mempunyai jarak sama dari tepi-tepi pelat.

111

Page 27: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

Tiebar

Gambar 4.19 Pemasangan Dowel dan Tiebar

Dowel

- Pemasangan Tie Bar

1. Pada ke dua sisi mal sambungan memanjang dibuat lubang sebagai

tempat memasang tie bar

2. Dan pada kedua sisi mal memanjang dibuatkan lidah agar nantinya

tejadi ikatan yang kuat antar slab pada sambungan memanjang

3. Selanjutnya dipasang tie bar: Ø16 (besi ulir).

112

Page 28: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

Berikut ini gambar pemasangan pembesian perkerasan beton (rigid pavement) pada

Pembangunan Jalan Samarinda- Sangasanga dalam gambar ini untuk kendaraan yang

melintas dari Samarinda ke arah Sangasanga dimana bagian yang fixed (tetap/besi

Ø32 mengikuti arah jalur kendaraan yang melintasi begitu juga untuk pemasangan

dowel untuk arah dari Sangasanga ke Samarinda bagian yang fixed (tetap/besi Ø32

mengikuti arah jalur kendaraan yang melintasi :

113

Dowel

Page 29: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

114

Page 30: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

Detail Pembesian Sambungan Perkerasan Beton

115

Tiebar

Page 31: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

Gambar 4.20 Detail Pembesian Perkerasan Pembangunan

Jalan Samarinda-Sangasanga

116

Page 32: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

d. Pemasangan pembesian pada tulangan beton perkerasan kaku di

lakukan dengan metode sebagai berikut :

1. Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan, dan

pada tulangan arah memanjang dipasang searah sumbu

jalan,serta tulangan melintang dipasang tegak lurus sumbu

jalan.

2. Semua tulangan memanjang dan melintang yang dipasang

harus sesuai dengan detail dan letak pada gambar yang

direncanakan.

3. Batang-batang tulangan baja pada setiap persilangan harus

diikat kuat. Pada tulangan yang disambung, bagian ujungnya

harus berimpit dengan panjang tidak kurang dari 30 kali

diameternya.

4. Pada ujung lembar anyaman kawat tulangan baja harus

ditumpang tindihkan sebagaimana yang tercantum pada

gambar rencana. Lembar anyaman harus diikat kuat untuk

mencegah pergeseran; apabila pelat (slab) dibuat dengan dua

kali mengecor, maka permukaan lapis pertama harus rata dan

terletak pada kedalaman tidak kurang dari 5 cm di bawah

permukaan akhir pelat.

117

Page 33: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

5. Tulangan ditempatkan di atas lapis pertama pengecoran;

Penghamparan lapisan pertama harus mencakup seluruh lebar

pengecoran dengan panjang yang cukup untuk memungkinkan

agar anyaman dapat digelar pada posisi akhir tanpa terjadi

kelebihan penulangan yang terlalu jauh.

6. Selama penghamparan pemasangan tulangan harus selalu

diperiksa dan apabila ada yang tidak sesuai perlu dilakukan

perbaikan.

7. Batang baja yang disambung, bagian ujungnya harus berimpit

satu sama lainnya dengan panjang minimum 30 kali

diameternya, tetapi tidak boleh kurang dari 40 cm.

4.2.6 Pekerjaan Beton

Pekerjaan beton yang di gunakan dalam proyek ini adalah beton dengan

mutu K-125 ( Pekerjaan LC) dan K-350 (Pekerjaan rigid). Pekerjaan ini

meliputi persiapan area kerja ,penghamparan beton,perapian beton,pekerjaan

pemotongan beton dan pengecekan beton.

118

Page 34: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

a. Persiapan area kerja

1. Pemeriksaan kebersihan permukaan sub Grade (Lantai Kerja)

2. Periksa sudut-sudut dan sambungan dari acuan beton,agar tidak terdapat

celah yang mengakibatkan keluarnya air semen. Jika di temukan hal seperti

itu maka celah tersebut segera ditutup.

3. Pemasangan tulangan-tulangan sambungan harus sudah sesuai gambar kerja.

4. Kesiapan alat-alat yang digunakan

Gambar 4.21 Persiapan Area Kerja

b. Penghamparan beton

1. Pengecoran tidak boleh di lakukan pada kondisi cuaca seperti berikut:

Hujan,air hujan langsung mengenai area pengecoran

Temperature melebihi 30 0C

Tingkat penguapan melampaui 1.0 kg/m2/jam

119

Page 35: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

2. Sebelum pengecoran beton di mulai acuan harus di basahi dengan air

3. Kendaraan concrete mixer menghampar beton di atas lantai kerja dan di

bantu oleh pekerja untuk meratakannya.

4. Pengecoran beton harus di lanjutkan tanpa berenti sampai dengan

sambungan konstruksi (construction joint) sampai pekerjaan selesai.hal

ini di maksudkan agar tercapainya homogenitas beton secara keseluruhan

untuk menjamin sifat kedap air.

5. Jarak jatuh bebas ke dalam cetakan harus pada ketinggian kurang dari

150 cm,apabila melebihi dapat mengakibatkan segresi spesi beton . serta

tidak di perkenankan menimbun beton dalam jumlah banyak di suatu

tempat dengan maksud untuk memudahkan meratakan sepanjang acuan.

6. Lakukan slump test selama pelaksanaan pengecoran untuk menjamin

agar nilai air semen tetap sesuai dengan mix design

7. Lakukan pemadatan dengan menggunakan alat penggetar, hal ini di

lakukan agar semua sudut-sudut terisi,dan di sekeliling tulangan

terpenuhi tanpa menggeser kedudukan tulangan tersebut,dan agar

permukaan menjadi rata dan halus,mengeluarkan gelembung-gelembung

udara dan memgisi semua ronggga.

120

Page 36: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

Berikut merupakan langkah pemadatan beton pada saat pengecoran :

a) Masukan vibrator kedalam cor beton dengan cepat, akan tetapi angkat

vibrator setelah pemadatan dengan lambat.

b) Ketika memasukan vibrator kedalam cor beton maka akan tampak

radius vibrasi. Radius vibrasi ini harus menyentuh seluruh area

permukaan beton yang dicor sehingga masing-masing radius vibrasi

saling overlap menyelimuti seluruh permukaan beton yang dicor.

c) Kedalaman batang vibrator kira-kira harus menjangkau dasar cor

beton, akan tetapi jangan sampai menyentuh permukaan cetakan beton

(bekisting)

d) Ketika menggunakan vibrator hindari kontak batang vibrator dengan

bekisting (cetakan beton). Walaupun terlihat bagus karena hampir

seluruh permukaan cor beton tergetar, akan tetapi hal ini justru akan

mengakibatkan beton yang sudah setting tergetar kembali sehingga

dapat meninggalkan retakan kecil, disamping itu waktu  pengetaran

menjadi lebih lama hal ini bisa mengakibatkan segeregasi

e) Tidak dibolehkan memadatkan beton dengan cara menyentuhkan

batang vibrator ke besi tulangan beton.

f) Tidak diperbolehkan meratakan cor-coran beton menggunakan batang

vibrator

121

Page 37: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

g) Dan jangan pernah meninggalkan batang vibrator di atas area

pengecoran dalam keadaan hidup walaupun cor-coran beton belum

ada.

h) Meratakan dengan menggunakan bantuan mesin Truss Screed sesuai

dengan tinggi bekisting.

i) Meratakan dan merapikan beton dengan cara manual yaitu dengan

menggunakan sendok spesi.

j) Membuat alur setelah 2 jam beton di hampar agar memiliki kekerasan

yang cukup untuk membuat alur,dengan jarak alur 2cm.

k) Lakukan perawatan setelah beton mulai mengeras dengan menyelimuti

nya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan harus di

buat jenuh dalam waktu paling sedikit 3hari.

l) Lalu lintas ataupun penambahan beban selain beban sendiri tidak

diperkenankan sampai beton berumur 7 hari setelah selama

pelaksanaan.

Gambar 4.22 Pekerjaan Pengecoran

122

Page 38: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

Gambar 4.23 Pekerjaan Pemadatan Menggunakan Vibrator

c. Pekerjaan Pemotongan dan Pengisian Aspal Pada Sambungan Beton

1. Pekerjaan pemotongan di lakukan 30 jam setelah pengecoran

2. Memotong beton dengan menggunakan concrete cutter dengan

kedalaman 3 cm.

3. Semua potongan memanjang dan melintang harus dibuat sesuai dengan

detail dan letak pada gambar rencana.

4. Semua sambungan melintang harus dibuat segaris untuk seluruh lebar

perkerasan. Bidang-bidang permukaan sambungan harus diusahakan

tegak lurus terhadap bidang permukaan perkerasan

5. Dalam pembuatan sambungan,sebaiknya perhatikan alur sambungan

yang dibuat,guna menghindari ketidakrataan permukaan pada sambungan

tersebut.

123

Page 39: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

6. Dalam peanmotong harus dilakukan secara perlahan-lahan untuk

mencegah terjadinya sambungan yang kasar.

7. Hasil potongan diisi dengan bahan tambah aspal cair.

Gambar 4.24 Pekerjaan Pemotongan Beton

Gambar 4.25 Pekerjaan Joint Sealent

124

Page 40: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

d. Pengecekan Hasil Pengecoran

1. Periksa permukaan beton hasil pengecoran ,hasil pengamatan dan

penyebab dapat di lihat di bawah ini :

Pengamatan Penyebab

Retak-retak halus kelihatan Percetakan kering/susut,retak-retak hidrasi

Kelebihan pembebanan pengendapan beton

Ketebalan beton yang terlalu tinggi

menghambat proses hidrasi semen

Melebihi batas waktu setting time setelah

penambahan bahan kimia

Ruang-ruang besar di dalam beton Sangkar kerikil atau ruang udara tertutup

Permukaan berpasir Kurangnya perawatan

2. Apabila terdapat cacat seperti pada poin 1 lakukan pemahatan pada lokasi

rusak sampai ke bagian yang utuh,membentuk permukaan yang tegak

lurus terhadap permukaan beton. Lubang beton di basahi dengan air dan

adukan semen acian harus di oleskan pada permukaan lubang.

Selanjutnya lubang di isi dan di tumbuk dengan adukan yang kental yang

merupakan campuran pengisi yang dipersyaratkan dan di campur 30

menit sebelum di pakai. Campuran yang di persyaratkan harus

125

Page 41: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

mempunyai warna yang sama. Apabila di perlukan permukaan beton

dapat di lakukan dengan amplas,gerinda sehingga seluruh permukaan

menjadi rata dan halus.

3. Pengetesan sample beton dilakukan untuk setiap mutu beton dan untuk

setiap jenis komponen struktur yang di cor terpisah pada tiap hari

pengecoran. Setiap pengujian minimum harus mencakup empat benda

uji, dengan maksud sebagai berikut :

Benda uji pertama di uji pembebanan kuat tekan sesudah 7 hari

Benda uji ke dua di uji pembebanan kuat tekan sesudah 14 hari

Benda uji ke tiga di uji pembebanan kuat tekan sesudah 28 hari

Hasil pengujian Kuat Tekan Kubus akan dilampirkan dalam bab

lampiran.

4. Pembongkaran acuan tidak boleh di bongkar dari bidang

vertikal,dinding,kolom yang tipis dan struktur yang sejenis lebih awal 30

jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang di topang oleh perancah di

bawah pelat,balok,gelagar, tidak boleh di bongkar hingga pengujian

menunjukkan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton

telah di capai.

5. Lakukan pemeriksaan pada construction joint,untuk memastikan

sambungan tidak terjadi kebocoran. Pemeriksaan dapat di lakukan

dengan penyemprotan air atau penggenangan air pada lokasi construction

126

Page 42: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

joint,apabila terjadi rembesan maka construction joint yang ada harus di

perbaiki.

Gambar 4.26 Pengujian kuat tekan beton dengan mesin kuat tekan

e. Masa Perawatan Beton Rigid

a) Masa perawatan adalah masa dimana beton dalam kondisi segar dirawat

sampai kondisi beton tersebut mengeras.

b) Segera setelah pengecoran, beton dilindungi dari pengeringan dini, tempe-

ratur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton dijaga agar

kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh

temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk

menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan

beton

127

Page 43: Pkl Bab 4 Metode Pelaksanaan Acc

c) Pada proyek Rigid Pavement Jalan Samarinda-Sanga-sanga ini, beton

dirawat dan menyelimutinya selama ± 24 jam dengan geotekstil non

woven yang dapat menyerap air

Gambar 4.27 Perawatan beton dengan Geoteks non Woven

128