PIL (ismayani)
-
Upload
ismayani-arifin -
Category
Documents
-
view
1.194 -
download
34
Transcript of PIL (ismayani)
Resep Nomor : IV
Bentuk Sediaan : Pilulae
A. Dasar Teori
Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat adalah sediaan atau
paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi (3).
Pil adalah suatu sediaan yang berbentuk bulat seperti kelereng
mengandung satu atau lebih bahan obat. Berat pil berkisar antara 100 mg sampai
500 mg. Untuk membuat pil diperlukan zat tambahan seperti zat pengisi untuk
memperbesar volume, zat pengikat, zat pembasah, dan bila perlu ditambahkan zat
penyalut (1).
Pil merupakan sediaan yang berbentk bulat telur, sediaan ini merupakan
sediaan per oral. Pil berasal dari bahasa latin “pila” yang berarti bola. Salah satu
bentuk sediaan yang digunakan adalah pil atau pilulae. Menurut Farmakope
Indonesia edisi ke tiga, pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat mengandung
satu atau lebih bahan obat padat. Pil adalah suatu bentuk sediaan yang terdiri dari
butir-butir bulat, dibagi-bagi menurut bobotnya, dimana pilulae dengan bobot dari
60 - 300 mg, granula dengan bobot yang kurang dari 60 mg dan boli dengan bobot
yang lebih dari 300 mg (3).
Pil adalah sediaan berbentuk bulat atau bulat telur, dibuat menggunakann
pil. Massa pil dibuat dengan mencampur satu atau lebih bahan obat dengan
tambahan yang cocok, dicampur, dibasahi dengan bahan pembasah yang cocok,
diaduk dan ditekan hingga jadi massa yang mudah digulung. Piil yang diperoleh
tidak boleh berubah bentuk pada penyimpanan atau tidak terlalu keras (4).
Bentuk pil ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain dapat menutupi
rasa dan bau yang tidak enak dari bahan-bahan obat dan memberikan obat dalam
dosis tertentu. Cara pembuatan pil pada prinsipnya adalah mencampurkan bahan-
bahan, baik bahan obat atau zat utama dan zat-zat tambahan sampai homogen,
campuran ini ditetesi dengan zat pembasah sampai menjadi massa lembek yang
elastis atau plastis dan kohesif, lalu dibuat bentuk batang dengan cara menekan
sampai sepanjang alat pemotong pil yang dikehendaki, kemudian dipotong dengan
alat pemotong pil sesuai jumlah pil yang diminta (6).
Pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat, mengandung satu atau lebih
bahan obat.sebagai zat tambahan adalah sebagai berikut: Zat pengisi : akar manis
atau bahan lain yang cocok; zat pengikat : sari akar manis, gum akasia, atau bahan
lain yang cocok; zat pembasah: air, sirop, madu, campuran bahan tersebut atau
bahan lain yang cocok; zat penabur: likopodium atau talk, atau bahan lain yang
cocok, zat penyalut: perak, balsam tolu, keratin, sirlak, kolopodium, gelatin, gula,
atau bahan lain yang cocok (5).
Peraturan-peraturan umum pada pembuatan pil-pil (7) :
1. Bobot pil-pil: antara 100 -150 mg, rata-rata 120mg.
2. Zat pengisi: untuk pil yang jumlah obatnya sedikit, hendaklah memakai radix
sekurang-kurangnya dua kali sebanyak succus. (2:1). Jika bahan berkhasiatnya
cukup banyak kita bisa pakai pulvis pro pilulae yaitu campuran sama banyak
radix dan succus (1 : 1)
3. Zat pengikat : jika mungkin kita memakai succus liqiuiritiae dan pada
umumnya 2 g untuk 60 pil.
4. Pada pembuatan pil harus ditambahkan suatu airan supaya dengan
pengempalan diperoleh suatu masa yang homogen dan cukup baik untuk
dikerjakan selanjutnya. . untuk ini dipakai Aqua gliserinata.
5. menyelesaikan masa pil; setelah pembuatan masa pil, maka jika perlu masa itu
dibagi bagi dalam beberapa bagian dan siap digulung dan dipotong, kemudian
pada akhirnya pil-pil dibulatkan pada alat pembulat dengan penabur
licopodium.
Apotek ISMAFARMAJl. Tinumbu No. 21 C
Kendari (0401) 3123790
Kendari, 10 April 2011No : 012
Nama pasien : Dewiyani
TabletKapsul
3 x Sehari1PilSebelum/Saat / Sesudah Makan
B. Resep
1. Resep Standar
2. Cara Kerja
1. Kalii iodide ditimbang, masukkan mortar, digerus, ditetesi aqua hingga
jenuh.
2. Pembuatan pil dilakukan dengan bahan penolong pulvis pro pilulis
(PPP), ditambahkan sedikit demi sedikit sehingga diperoleh massa pil.
3. Massa pil digulung-gulung dengan alat hingga berupa batang.
4. Panjang batang dipaskan dengan panjang berapa pil yang akan dibuat.
5. Batang pil dipotong dengan alat pemotong pil.
6. Pil dibulatkan dengan cara diputar-putar dengan alat dan diberi talcum
supaya tidak lengket.
7. Pil yang sudah bulat dihitung dan dimasukkan ke dalam pot.
8. Beri etiket
3. Etiket Sediaan
R/ Kalii iodide 0,100
m. f. pil. D. t. d. No. XXXS. t.d.d.pil. I
Pro: Dewiyani
4. Khasiat Obat
Iodida menstimulasi eksresi mukus dicabang tenggorok dan
mencairkannya, tetapi sebagai obat batuk (hampir) tidak efektif. Namun
obat ini banyak digunakan dalam sediaan batuk, khususnya pada asama,
meskipu resiko dan efek samping besar sekali. Kalium iodida terutama
digunakan untuk profilaksis dan terapi struma (gondok) dan hipertirosis
(keadaan yang disebabkan oleh produksi yang berlebihan hormon tiroid
teryodinasi).
dr. Indaryani, S.Ked.Jl. bangau No.70
Kendari (0401) 3123790SIP No. 425/K/27
Kendari, 10 April 2011
R/ Kalii iodide0,100
m. f. pil. D. t. d. No. XXXS. t.d.d.pil. I
Paraf dokter
Pro : DidikAlamat : Komp. Baruga Graha
Asri C/2
C. Pembahasan
1. Resep Lengkap
Keterangan :
No Singkatan Bahasa Latin Arti
1. R/ Recipe Ambillah
2.m.f.pil.dtd.no
XXX
misce fuc pilulae
da tales dosis
numero XXX
campur dan buatlah dalam
bentuk pil sesuai dengan takaran
sebanyak 30 bungkus
3.s.t.d.d.p.I signa ter de die
pilulae I tandai 3 x sehari 1 bungkus
2. Copy Resep
3. Uraian Bahan Resep
a. Kalii iodide :(5)
1. Nama resmi : Kalii Iodidum
2. Sinonim : Kalium iodide
3. Rumus Molekul : KI
4. Rumus bangun : -
5. Berat Molekul : 166,00
6. Pemerian : Tidak berwarna, putih, higroskopik, Serbuk
butiran putih
7. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah laruta
dalam air mendidih, larut dalam etanol (95%)
dan gliserol P
8. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
APOTEK ISMAFARMA
Jln. Tinumbu No. 21 CKendari (0401) 3123790Ismayani, S.Farm., Apt.SIK : 345/SIK/2011
APOGRAPH
Kendari, 4 Maret 2011
Tertulis tanggal : 4 Maret 2011Oleh : dr. Indaryani, S.Ked.Pro : Didik
R/ Kalii iodide 0,100
m. f. pil. D. t. d. No. XXXS. t.d.d.pil. I
det
Cap Apotek pcc
Paraf APA
9. Khasiat : Antijamur
4. Perhitungan dan Penimbangan
Kalii iodide
1. Perhitungan bahan = 100 mg x 30
= 3000 mg
= 3 gr
2. DM :100 mg600 mg
Sekali :1
30×3000 mg=100 mg (TOD)
Sehari : 1 x 100 mg < 600 mg (TOD)
3. Penimbangan
Adapun bahan yang dibutuhkan untuk dtimbang adalah 3000 mg
Kalii iodide untuk 30 buah pil.
5. Pembahasan obat
Pil adalah suatu sediaan yang terbentuk bulat seperti kelereng
mengandung satu atau lebih bahan obat. Granul merupakan pil kecil yang
beratnya kira-kira 30 mg, sedangkan boli merupakan pil besar yang
beratnya lebih dari 500 mg. boli biasanya digunakan untuk pengobatan
hewan seperti sapi, kuda, dan lain-lain.
Cara pembuatan pil pada prinsipnya , mencampur bahan-bahan
obat padat sampai homogen , kemudian ditambah zat-zat tambahan,
setelah homogen ditetesi bahan pembasah. Kemudian dengan cara
menekan sampai diperoleh masa pil yang elas- is lalu dibuat bentuk
batang dan dipotong dengan alat pemotong pil sesuai deng-an jumlah pil
yang diminta. Bahan pelicin ditambahkan setelah terbentuk masa pil agar
supaya masa pil yang telah jadi tidak melekat pada alat pembulat pil.
Pada resep tersebut, bahan yang digunakan adalah zat yang
higroskopis. Dalam pembuatannya harus digerus supaya halus dan di
dalam mortar yang panas. Kemudian penambahan Succus Liquiritiae dan
Pulvis Radicis diperlukan kurang lebih 1,5 gram masing-masing untuk 7
gram obat terrsebut. Selain itu dalam pembutannya, penambahan zat
pembasah jangan menggunakan Aqua Glycerinata.
Pil merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung
bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang
ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan
pada seduhan jamu.
Pada resep ini, pembuatan pil dengan bahan penolong pulvis pro
pilulis yaitu suatu campuran zat tambahan yang sama banyak yaitu radix
dan succus liquirutiae. Zat tambahan ini membantu memperbesar masa pil,
karena bahan aktif yang digunakan dalam pembuatan resep ini sangat
sedikit maka penambahan zat-zat tambahan sangat membantu.
Sediaan berupa pil masih banyak digunakan untuk sediaan pada obat-
obatan tradisional. Hal ini seperti yang telah dibahas di atas disebabkan pil
adalah sediaan obat yang mudah digunakan/mudah ditelan serta dapat
menutup rasa obat yang tidak enak.
Resep di atas berkhasiat mengobati gangguan tiroid mencakup
berbagai penyakit yang mempengaruhi produksi hormon tiroid atau sekresi
yang menyebabkan perubahan dalam stabilitas metabolik serta
hipertiroidisme yaitu adalah sindrom klinik dan biokimia yang diakibatkan
oleh peningkatan dan penurunan produksi hormon tiroid. Contoh resep di
atas yang ada dalam perdagangan adalah joodkali.
D. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dapat diambil kesimpulan bahwa :
a) Pil adalah suatu sediaan yang terbentuk bulat seperti kelereng
mengandung satu atau lebih bahan obat.
b) Resep di atas berkhasiat mengobati gangguan tiroid mencakup
berbagai penyakit yang mempengaruhi produksi hormon tiroid atau
sekresi yang menyebabkan perubahan dalam stabilitas metabolik serta
hipertiroidisme yaitu adalah sindrom klinik dan biokimia.
c) Aturan pakainya yaitu dua kali sehari pada saat makan.
2. Saran
Adapun sarannya adalah :
a) Agar semua praktikan lebih disiplin dalam melakukan praktikum di
laboratorium. Agar sarana dan prasarana dalam laboratorium untuk
praktikum dapat dilengkapi agar proses praktikum lebih baik lagi.
b) Sebaiknya laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran
dimanapun.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anief, Moh. 1987. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press:Yogyakarta.
2. Ansel, H.C. 1989. Pengantar Sediaan Farmasi, Edisi Keempat. PenerbitUniversitas Indonesia: Jakarta.
3. Chaeunisaa, anis yohana, dkk. Farmasetika Dasar. Widya.
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. Formularium Nasional,Edisi II: Jakarta.
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia,Edisi III: Jakarta.
6. Syamsuni, H.A. 2005. Ilmu Resep. Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
7. Van Duin, C. F. 1974. Buku Penuntun Ilmu Resep dalam Praktik dan Teori, sebuahbuku terjemahan. Soeroengan: Jakarta.