Pigmen Empedu Dan Uji Mikroskopis Baru New

5
Data Pengamatan a. Pigmen empedu Tidak ada buih berwarna kuning (-) 1. Analisis Mikroskopis tidak ada endapan sehingga tidak dapat di amati. Analisis 1. Pigmen empedu Urine diletakkan pada tabung reaksi (±1/2 tabung reaksi), kemudian mengocok tabung, bila terbentuk buih berwarna kuning maka urine mengandung pigmen empedu, tetapi pada hasil percobaan yang kelompok kami lakukan tidak ada buih berwarna kuning sehingga urine tidak mengandung pigmen empedu. 2. Analisis mikroskopis Pengujian ini dilakukan dengan mengambil endapan urine yang berasal dari pengujian protein, tetapi pada kelompok kami tidak ada endapan yang terbentuk sehingga uji analisis mikrokopis tidak bisa dilakukan. Pembahasan 1. Pigmen empedu

description

Pigmen Empedu Dan Uji Mikroskopis Baru New

Transcript of Pigmen Empedu Dan Uji Mikroskopis Baru New

Data Pengamatana. Pigmen empedu

Tidak ada buih berwarna kuning (-)

1. Analisis Mikroskopis

tidak ada endapan sehingga tidak dapat di amati.

Analisis

1. Pigmen empedu

Urine diletakkan pada tabung reaksi (1/2 tabung reaksi), kemudian mengocok tabung, bila terbentuk buih berwarna kuning maka urine mengandung pigmen empedu, tetapi pada hasil percobaan yang kelompok kami lakukan tidak ada buih berwarna kuning sehingga urine tidak mengandung pigmen empedu.

2. Analisis mikroskopisPengujian ini dilakukan dengan mengambil endapan urine yang berasal dari pengujian protein, tetapi pada kelompok kami tidak ada endapan yang terbentuk sehingga uji analisis mikrokopis tidak bisa dilakukan.Pembahasan

1. Pigmen empedu

Hasil yang diperoleh dari pengamatan adalah, tidak terbentuk buih berwarna kuning. Hal ini menunjukkan bahwa urine yang diamati tidak mengandung pigmen empedu. Secara normal, bilirubin tidak dijumpai di urin. Jika terdapat pigmen empedu pada urine dapat menimbulkan warna kuning pada kulit. Bilirubin terbentuk dari penguraian hemoglobin dan ditranspor ke hati, tempat bilirubin berkonjugasi dan diekskresi dalam bentuk empedu. Bilirubin terkonjugasi (bilirubin direk) ini larut dalam air dan diekskresikan ke dalam urin jika terjadi peningkatan kadar di serum. Bilirubin tak terkonjugasi (bilirubin indirek) bersifat larut dalam lemak, sehingga tidak dapat diekskresikan ke dalam urin. Warna urin normal adalah kuning pucat atau ambar. Pigmen utamanya urokrom, sedikit urobilin dan hematopirin. Pada keadaan demam, urin berwarna kuning tua atau kecoklatan, pada penyakit hati pigmen empedu mewarnai urin menjadi hijau, coklat, atau kuning tua. Darah (hemoglobin) memberi warna seperti asap sampai merah pada urin. Urin sangat asam mengendapkan garam-garam asam urat dengan warna empedu (Soewolo, 2003).2. Analisis mikroskopis

Uji analisis mikroskopis tidak dilakukan karena urine yang telah disentrifugasi tidak membentuk endapan, hal ini dikarenakan mungkin sentrifugasi yang dilakukan kurang lama atau kondisi katabolisme protein dalam tubuh juga mengalami penurunan sehingga ekskresi urea melalui urine tidak banyak. Hal ini didukung menurut Soewolo (2003), urin normal memiliki kandungan didalamnya berupaurea, amonia, kreatin, dan keratin, asam urat, asam amino, sulfur, klorida, fosfat, oksalatdan unsur-unsur mineral serta vitamin, hormon dan enzim Urea merupakan hasil akhir dari metabolisme protein pada mamalia. Terjadi peningkatan ekskresi urea apabila katabolisme protein dalam tubuh juga mengalami peningkatan. Amonia dalam keadaan yang normal terdapat hanya dalam jumlah yang sangat sedikit. Asam urat merupakan hasil yang terpenting dari oksidasi purin dalam tubuh. Asam urat dinyatakan sangat sukar larut didalam air tetapi membentuk garam-garam yang larut dengan alkali. Sulfur berasal dari protein yang mengandung sulfur dari makanan, dan konsentrasi sulfur dalam urin sebagai SO3. Fosfat merupakan gabungan dari natrium dan kalium fosfat, ini berasal dari makanan yang mengandung protein berikatan dengan fosfat. Mineral misalnya natrium, kalium, magnesium, dan kalium.

Jika ditemukan berbagai macam benda-benda asing kristal, eritrosit, leukosit, sel epithel bakteri, serabut tanaman yang dicocokkan dengan gambar seperti di dalam urin subjek. Hal ini menandakan subyek dalam keadaan tidak sehat.Jika di dalam urine terdapat epitel menadakan adanya kontaminasi. Hal ini sesuai dengan Soewolo (2003) adanya sel epitel squamosa umumnya dalam jumlah yang lebih rendah dan berasal dari permukaan kulit atau dari luar uretra. Signifikansi utama mereka adalah sebagai indikator kontaminasi. Karena pada urine subjek terdapat adanya sel epitel squamosa, sehingga dapat dikatakan bahwa urine subjek mengalami kontaminasi. Kandungan urin normal antara lain kristal hialin atau silinder protein yang terutama terdiri dari mucoprotein yang dikeluarkan sel-sel tubulus. Kristal hialin ini homogen, bertekstur yang halus, jernih. Kristal hialin dapat juga ditemukan pada urin orang yang sehat.Kesimpulan

1. Analisis pigmen empedu pada sampel urine yang diujikan menujukkan hasil negative dikarenakan tidak munculnya buih berwarna kuning, hal ini menunjukkan subjek dalam kondisi sehat

2. Jika pada Analisis mikroskopis tidak ditemukan berbagai macam benda-benda asing kristal, eritrosit, leukosit, sel epithel bakteri, serabut tanaman yang dicocokkan dengan gambar seperti di dalam urin subjek. Hal ini menandakan subyek dalam keadaan sehat, tetapi pada kelompok kami tidak dapat dilakuakan analisis ini dikarenakan tidak terbentuk endapan.Dapus

Soewolo,dkk. 2003. Fisiologi Manusia. Malang: IMSTEP JICA