Petunjuk Praktikum Skill Lab 1 Material Kg
-
Upload
yulia-mifta-purwaningrum -
Category
Documents
-
view
114 -
download
4
description
Transcript of Petunjuk Praktikum Skill Lab 1 Material Kg
PETUNJUK PRAKTIKUM SKILL LAB 1 (MATERIAL KEDOKTERAN GIGI)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGIINSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI
2012
DAFTAR ISI
PRAKTIKUM 1. CETAK MODEL RAHANG ..…………………………………………….. 3
PRAKTIKUM 2. PEMBUATAN LEMPENG AKRILIK RAHANG TAK BERGIGI………. 8
PRAKTIKUM 3. PEMBUATAN LOGAM ALLOY…………………………………………. 16
2
PRAKTIKUM 1
CETAK MODEL RAHANG
1. BAHAN CETAK
1.1 DEFINISI BAHAN CETAK
Material untuk mencatat atau mereproduksi bentuk dan hubungan gigi-geligi dan
jaringan rongga mulut.
1.2 PERSYARATAN BAHAN CETAK
Tidak ada material cetak yang memenuhi seluruh persyaratan.
Pemilihan material cetak tergantung pada dokter gigi.
1.3 KLASIFIKASI BAHAN CETAK
1. Kimiawi : silikon , zoe
2. Viskositas : mukostatik / mukokompresif
3. Elastisitas : elastik / non elastik
4. Reaksi : kimiawi / peningkatan suhu
1.4 APLIKASI BAHAN CETAK
PLASTER OF PARIS è edentulous ridge
ZINK OKSIDA EUGENOL è interocclusal records
COMPOUND / WAX è Preliminary impression
AGAR-AGAR è Gigi & jaringan lunak
ALGINAT è Gigi & jaringan lunak
ELASTOMER è Gigi & jaringan lunak
1.5 PENGADUKAN BAHAN CETAK
1. Manual : Menggunakan spatula dan rubber bowl
2. Mixer
3. Vacuum mixer
4. Mixing bag
3
2. SENDOK CETAK
3. GYPSUM KEDOKTERAN GIGI
3.1 DEFINISI GYPSUM
Merupakan mineral alam berwarna putih-abu2, merah dan coklat krn bercampur dg
material lain. Ditemukan pertama di dekat kota Paris, maka desebut dengan plaster of
paris
3.2 KOMPOSISI
Kalsium(CaO) :32,5%
Sulfur(SO3) :46,6%
Oksigen (H2O) : 20,9%
3.3 APLIKASI DALAM KEDOKTERAN GIGI
1.Model dan dies
2.Material cetak
3.Mould
4.Investments
3.4. PERSYARATAN GIPS KEDOKTERAN GIGI
Menghasilkan detail yg jelas dan garis tepi yg tajam
Perubahan dimensi sekecil mungkin
Resisten terhadap kekuatan abrasi
Mekanikal ==> Kekuatan tinggi, agar mengurangi resiko pecahnya model
Sesuai dengan bahan cetak
4
Warna berbeda dg bahan lain
Murah dan mudah dipergunakan
3.5 PERBANDINGAN BUBUK DAN AIR
soft gypsum for impressions:
55-70 cc. of water x 100 gr. of powder;
soft gypsum for models:
45-55 cc. of water x 100 gr. of powder;
hard gypsum:
30-35 cc. of water x 100 gr. of powder;
extra hard gypsum:
20-25 cc. of water x 100 gr. of powder.
3.6 MANIPULASI GYPSUM
Spatulasi cukup agar diperoleh campuran yang homogen
Serbuk dimasukkan dalam air, biarkan 30 detik, mengurangi masuknya udara pada
pengadukan awal dengan tangan
Vibrasi selama penuangan ke dalam cetakan akan mengurangi terperangkapnya udara
Pengadukan dengan vacum mixing lebih bagus dp by hand
Pengerasan selama 45-60 menit baru dilepas dr cetakan
4. MATERIAL CETAK ALGINAT
4.1 KOMPOSISI ALGINAT
SodiumAlginat 18 % è Hidrogel
Sodium Fosfat 2 % è Working time
Potas. Sulfat 10 % è Setting model
Filler 56 % è Konsistensi
Sod. Siliko Fosfat 4 % è pH
Kalsium Sulfat D. 14 % è Kalsium
4.2 SIFAT ALGINAT
•Cair è cetak detil permukaan
•Elastis è lewati undercuts
•Stabilitas dimensi kecil
•Kompatibel dengan gips
•Tidak stabil dlm penyimpanan
5
•Sterilisasi sulit
•Setting time è suhu , rasio, komposisi
APLIKASI : cetak alat ortho & prostho
4.3 TEKNIK APLIKASI MANUAL MENCETAK RAHANG DAN MEMBUAT
MODEL RAHANG
ALAT :
a. Rubber Bowl
b. Spatula gips
c. Rubber base
d. Mesin Trimming
e. Vibrator
f. Pisau model
g. Pisau gips
h. Pensil tinta
i. Sendok cetak rahang bergigi no. 1 dan 2
BAHAN :
a. Alginate
b. Gips putih
c. Gips biru
d. Air
e. Kertas pasir / ampelas
f. vaselin
TEKNIK :
A. MENCETAK MODEL RAHANG
1. Siapkan model rahang atas dan rahang bawah yang terlebih dahulu telah diulasi
dengan vaselin
2. Siapkan alat dan bahan untuk mencetak
3. Masukkan bubuk alginate ke dalam rubber bowl sesuaikan dengan ukuran sendok
cetak
4. Tambahkan air sesuai dengan perbandingan yang telah ditentukan
5. Spatulasi yang cukup hingga adonan siap di aplikasikan pada sendok cetak
6. Masukkan adonan alginate ke dalam sendok cetak
7. Cetakkan pada rahang atas
6
8. Lakukan kegiatan serupa untuk mencetak rahang bawah
B. PEMBUATAN MODEL RAHANG DENGAN GIPS BIRU
1. Siapkan hasil cetakan rahang atas yang masih terbasahi air
2. Masukkan air ke dalam rubber bowl sesuai dengan perbandingan bubuk dan air
3. Masukkan bubuk gips biru kedalam rubber yang telah berisi air dan aduk
4. Spatulasi yang cukup sedemikian sehingga gips dapat menghasilkan detail yang
akurat
5. Aplikasikan adonan gips biru pada hasil cetakan rahang, tunggu hingga setting
time
6. Lepaskan gips biru yang telah mengeras dari cetakan
7. Lakukan kegiatan yang serupa untuk pembuatan model rahang bawah
C. PEMBUATAN BASIS MODEL RAHANG
1. Siapkan hasil replica kasar gips biru rahang atas dan rahang bawah
2. Masukkan air ke dalam rubber bowl sesuai dengan perbandingan bubuk dan air
3. Masukkan bubuk gips putih ke dalam rubber bowl yang telah berisi air
4. Spatulasi secukupnya hingga adonan dapat diaplikasikan
5. Masukkan adonan ke dalam rubber base hingga penuh
6. Tanam replica model kasar pada rubber base. Posisi replica sejajar rubber base
untuk rahang bawah dan miring 45 ° untuk rahang atas
7. Tunggu hingga setting time
8. Lepas model dari rubber base
9. Rapikan dengan mesin trimming sesuai dengan gambar dibawah ini
10. Sesuaikan tinggi model saat oklusi 7 cm
11. Rapikan dengan kertas pasir / ampelas
7
PRAKTIKUM 2
PEMBUATAN LEMPENG AKRILIK RAHANG TAK
BERGIGI
1. RESIN AKRILIK
1.1 POLIMER BASIS GIGITIRUAN
A. SYARAT IDEAL POLIMER BASIS GIGI TIRUAN
1. Biokompatibilitas baik
2. Kekuatan memadai
3. Cara manipulasi mudah
4. Sifat estetika baik
5. Harga relatif murah
6. Sifat kimiawi stabil
7. Tidak menjadi tempat tumbuh kuman
8. Melekat pada logam dan plastik
9. Bersifat radiopak
B. RESIN AKRILIK BERDASARKAN AKTIVASINYA :
1. KURING PANAS – Heat Cured
2. KURING DINGIN – Cold Cured
3. GELOMBANG MIKRO – Microwave Activated
4. SINAR TAMPAK – Visible Light Cured
C. TAHAP PENCAMPURAN
1. SANDY : Adonan menyerupai pasir
2. STICKY : Cairan mulai campur bubuk
(stringy) à Adonan menjadi lunak dan lengket
3. DOUGH : Bertambah banyak cairan yang dicampur dengan bubuk
Adonan sudah tidak lengket
Adonan jadi plastis à tahap gel
8
4. RUBBERY : Cairan habis tercampur dan karena (elastik) monomer menguap.
Adonan seperti karet
5. STIFF : Adonan jadi kering dan kaku
D. RESIN AKRILIK KURING PANAS ( HEAT CURED ACRYLIC RESIN )
1. Komposisi :
a. BUBUK : polimetil metakrilat, butil metakrilat
bensoil peroksida
dibutil phtalat
b. CAIRAN : metil metakrilat
hidrokinon
dibutil phtalat
etilen glikol dimetakrilat
c. bubuk : cairan = 3 : 1
2. Sifat :
1. Larut dalam ester dan alkohol
2. Tidak larut dalam cairan mulut
3. Estetika baik
4. Konsentrasi monomer sisa tinggi : 0,2- 0,5 %
5. Mengalami pengkerutan (polimerisasi dan dalam pemakaian)
3. Manipulasi dan proses :
3.1 Persiapan
1. Kuvet
2. Mould ditanam dalam kuvet
3. Dioleskan separating medium / mould lining
fungsi : monomer resin tidak masuk dalam gips
: air gips tidak masuk ke akrilik resin
Bahan yang digunakan “Cold Mould Seal” – (CMS)
yaitu: sodium, potasium, amonium alginat à lapisan kalsium alginate
3.2 Pengadukan Bahan
9
1. Perbandingan bubuk dan cairan berpengaruh terhadap ketepatan ukuran denture dan
kekuatan fisiknya
2. Perbandingan yang ideal untuk bubuk : cairan = 3:1 à tergantung pada aturan pabrik
3.3 Packing akrilik
1. Merupakan tahap yang kritis
2. Adonan dalam fase ‘dough’ dimasukkan dalam kuvet
à fase ‘ sandy atau sticky’, terlalu banyak monomer mengalir
à fase ‘ rubbery’ adonan terlalu viskous dan tidak dapat mengisi mould dengan penuh
3. Pengisian mould harus penuh.
à overpacking : denture menjadi tebal dan merubah ukuran underpacking : porusitas
4. Selapis selophan atau polietilen diletakkan di atas mould à memisahkan kuvet atas dan
bawah, agar mudah dibuka
5. Kuvet atas dan bawah harus tertutup rapat
3.4 Polimerisasi
1. Pada suhu di atas 60-70 o C aktivator (panas) menginisiasi bensoil peroksida, akan
terurai à RADIKAL BEBAS
2. Suhu pemanasan bermacam-macam metode
3. Panas timbul pertama-tama dari air, kuvet, gips/ mould, akhirnya sampai pada resin
4.Terjadi pengkerutan polimerisasi secara volumetrik 6-7% dan linier 0,5-2 %
3.5 Pemolesan
1. Kuvet dibiarkan dingin dengan sendirinya
2. Pendinginan mendadak à pengkerutan
3. Dilakukan pemolesan
4. Direndam dalam air sebelum dipakai pasien à menghindari pengkerutan dan mengurangi
konsentrasi monomer sisa
2. DENTAL WAX
2.1 DEFINISI
10
Malam yang digunakan di bidang kedokteran gigi. Biasanya dalam bentuk campuran
berbagai malam alami & sintetis sebagai bahan utama.
Pencampuran malam diperlukan agar diperoleh sifat yang seusai untuk aplikasi
tertentu di bidang kedokteran gigi.
2.2 FUNGSI
Berbagai prosedur dalam kedokteran gigi (restoratif, rehabilitatif) tidak dapat
diselesaikan tanpa pemakaian malam gigi.
Malam gigi digunakan sebagai pola, material pembantu dalam proses, atau material
untuk pencetakan gigi.
Malam gigi digunakan sejak awal abad 18 sebagai material cetak. Sekarang dipakai
secara luas di klinik dan laboratorium.
11
2.3 BASEPLATE WAX
A. DEFINISI : Malam gigi berbentuk lembaran yang digunakan untuk menentukan
bentuk awal rahang dalam pembuatan gigi tiruan lengkap
B. FUNGSI : ukur dimensi vertikal rahang plat dasar gts / gtl / ortho
C. KOMPOSISI : Ceresin 80%
Beeswax 12%
Carnauba wax 2,5 %
Natural/Synthetic resins 3%
Microcrystalline 2,5 %
D. SEDIAAN :
Sheets in Red / Pink
TIPE I, II, III (berdasarkan daya alir)
SIFAT : Tidak iritan
Tidak menyerpih & lengket
Tidak berbekas & mewarnai
Mudah diukir & Permukaan halus
12
3. PEMBUATAN LEMPENG AKRILIK
1. ALAT
Rubber Bowl
Spatula gips
Vibrator
Pisau model
Pisau gips
Pisau malam
Pensil tinta
Kuvet besar
Press beugel besar
Api bunsen / brander
Glass plate ukuran 10 cm x 10 cm x 0.1 mm
Frazer bentuk cemara
Stone merah dan hijau
Straight low speed hand piece
Micromotor unit
13
B. BAHAN
Gips putih
Model rahang tak bergigi
Gips biru
Air
Kertas pasir / ampelas
Vaselin
Baseplate wax
Heat cured acrylic
kertas chellopan
CMS
Pumice
Kryet
Air sabun
C. TEKNIK PEMBUATAN
1. PEMBUATAN MODEL MALAM
Siapkan model rahang tak bergigi
Buat outline dan garis median pada model menggunakan pensil tinta
Ulas semua permukaan rahang dengan vaselin
Panaskan baseplate wax dan aplikasikan pada model rahang tak bergigi
Bentuklah wax dengan pisau model dan panaskan dengan api Bunsen sedemikian
sehingga sesuai dengan outline yang telah dibuat
Haluskan dan kilapkan permukaan malam dengan air sabun
2. PENANAMAN DALAM KUVET
Siapkan model rahang dan model malam yang telah dibuat
Oles seluruh permukaan model rahang tak bergigi dengan CMS
Buatlah adonan gips putih dan isikan ke dalam kuvet yang telah diulasi vaselin hingga
penuh
Tanam model rahang beserta model malam dalam kuvet bagian bawah, tunggu hingga
setting dan rapikan dengan kertas pasir
14
Buatlah adonan gips biru secukupnya
Tutup dengan kuvet bagian atas yang sebelumnya telah diulas dengan vaselin,
aplikasikan gips biru tepat diatas model malam baseplate
Buatlah adonan gips putih dan penuhi kuvet dengan adonan gips putih
Perhatikan jangan ada udara yang terjebak
Letakkan pada press beugel
Lakukan buang malam dengan menggodok kuvet yang tetap berada pada press beugel
3. PACKING AKRILIK
Buka kuvet setelah dilakukan buang malam
Bersihkan sisa malam dengan air panas
Keringkan permukaan mould space dan ulasi dengan CMS
Buat adonan akrilik sampai fase dough stage
Aplikasikan pada mould space, tutup dengan kertas cellophan
Lakukan press pertama
Buka kuvet, tetesi dengan liquid dan lakukan press kedua
Lakukan hal diatas dan lakukan press ketiga
Rendam hasil packing dalam air
4. PROSESSING AKRILIK
Lakukan penggodokan. Setelah air mendidih biarkan hingga 20 menit dimulai dari saat
mendidih kemudian matikan api
Buka kuvet setelah dingin
Lepaskan model rahang dan hasil akrilik kasar
Rapikan dengan frazer
Haluskan permukaan akrilik dengan stone dan finishing menggunakan pumice dan
kryet pada mesin pulas
15
PRAKTIKUM 3
PEMBUATAN LOGAM ALLOY
1. CASTING WAX
a. Guna : malam pola untuk kerangka logam gigitiruan
b. Komposisi : hampir sama inlay wax
c. Sediaan : sheets, ready shapes, wax - up
d. Sifat : lunak & adaptif ,kurang getas, lengket, akurat, menguap 500 ºC
2. INVESTMENT MATERIAL
a. Syarat bahan tanam yg cocok
1. Mudah dimanipulasi Pencampuran, Pembasahan, Keras dalam waktu singkat
2. Akurat pada hasil casting
3. Tidak berubah bentuk (rusak) pada waktu pemanasan
4. Cukup porous
5. Setelah casting mudah dipecah
16
6. Mempunyai kekuatan kompresi yang cukup: pada temperatur kamar & tinggi
7. Cukup berekspansi untuk kompensasi shrinkage pola malam dan metal
8. Tidak mahal
b. Tipe bahan investment :
1. Gypsum-bonded Investment : Alloi emas => Tidak tepat untuk alloi dg ttk cair ± 1200oC
Manipulasi :
1. Sama dg dental stone
2. Sebelum investing : Pola malam dibasahi dengan detergent yg tdk berbusa
3. Casting ring biasanya dilapisi dg asbes:
a) Ekspansi mould
b) Menambah ekspansi higroskopis
4. Investing pola malam, dapat dilakukan :
a) Keadaan vakum
b) Mengolesi pola malam dg campuran investment material menggunakan kuas
5. Mould dipanasi sampai 150oC -200oC kemudian 700oC
2. Phosphate-bonded Investment :
Magnesium oksida bereaksi dg fosfat (ammonium phosphate) dalam keadaan
Encer
MgO + NH4 H2PO4 ==> Mg NH4PO4 + H2O
Kristal Magnesium phosphate mengikat partikel silika bersama-sama
Manipulasi :
Mat.serbuk + Air = Gypsum bonded
Perbedaan : 1. Tidak perlu metal ring
2. Dipanaskan smp 1000oC - 1100oC
3. Silica-Bonded Investment
17
Sifat :
A. Perubahan dimensi : Tdp thermal ekspansi yg ckp untuk mengimbangi :
1. Pengerutan waktu setting investment
2. Pengerutan waktu casting
B. Porositas : Tidak tdp porositas, perlu celah udara
c. PROSEDUR CASTING
Bahan :
Casting wax
Baseplate wax
Spiritus
Gypsum bonded investment material
Air sabun
Dental alloy
Pumice
Kryet
Air
Casting ring diameter 1 inch
Alat :
Kuas
Rubber bowl
Spatula gips
Api Bunsen
Pisau malam
Pisau model
Glass plate
Oven furnace
Slinger / sentrifugal casting
Blow torch
Straight hand piece
Macam-macam stone
Macam-macam rubber
18
a. Pembuatan pattern
Buatlah model malam dengan casting wax berbentuk lingkaran dengan diameter 1 cm
dan tebal 3 mm
Buatlah sprue dari casting wax dengan diameter 1 mm
Buatlah crucible former dari baseplate wax, berbentuk kerucut sedemikian sehingga
dapat menutupi bagian bawah casting ring
Sambung seluruh bagian model malam, sprue dan crucible former
Pasang pada casting ring
Lekatkan crucible former pada bagian bawah casting ring
b. Pengisian investment material
Campurkan bubuk dengan air sesuai dengan instruksi penggunaan
Ulaskan adonan investment dengan kuas pada permukaan model malam dan sprue
Isi casting ring dengan adonan investment material, cegah terjebaknya gelembung
udara.
Tunggu hingga setting.
Buang malam dan casting dilakukan setelah 24 jam
19
c. Proses casting
Preheating, wax elimination, heating
a. Preheating merupakan proses pemanasan permukaan sebelum dilakukan
pengecoran.
b. Pada saat investment, kemungkinan ada air yang terjebak di antara porus
investment. Bila air tidak dihilangkan, maka kemampuan investment untuk
mengabsorpsi wax menjadi berkurang. Akhirnya akhirnya sisa wax akan menguap
menuju ke mould.
20
c. Pemanasan yang tiba-tiba juga akan menyebabkan cracking atau keretakan. Oleh
karenanya, pemanasan awal permukaan diperlukan untuk menghindari hal tersebut.
d. Wax elimination dilakukan untuk menghilangkan pola malam yang berada dalam
tabung cor. Proses ini harus dilakukan pada suhu yang cukup.
MELTING DAN CASTING
a. Ada beberapa tipe mesin casting yang dapat dipergunakan untuk dua proses ini.
b. Tipe pertama, alloy dilelehkan langsung pada crucible dan diikuti aplikasi tekanan
udara untuk memasukkan lelehan logam menuju mold (air pressure casting
machine).
c. Tipe kedua, alloy dilelehkan pada crucible dan lelehan masuk ke mold karena gaya
sentrifugal (centrifugal casting machine).
d. Tipe ketiga, alloy dilelehkan secara elektronis dengan mesin furnace, kemudian
masuk ke mold dengan gaya sentrifugal oleh motor penggerak ataupun koil/ spring
(spring wound electrical resistance melting furnace casting machine).
e. Tipe keempat, alloy dilelehkan secara elektronis tetapi proses cor dilakukan
dengan bantuan tekanan udara vakum (induction melting casting machine).
FINISHING DAN POLISHING
a. Kegagalan proses casting mungkin terjadi dan kegagalan proses casting dapat
dikelompokkan menjadi 4 macam yaitu: distorsi, kekasaran permukaan (surface
roughness) dan iregularitas, porositas, dan incomplete casting yang ditandai
dengan hilangnya beberapa bagian logam hasil casting.
b. Distorsi hasil casting dapat disebabkan karena terjadinya distorsi pola malam.
c. Konfigurasi, tipe, dan ketebalan pola malam berpengaruh terhadap terjadi atau
tidaknya distorsi.
d. Pola malam yang terlalu tipis memiliki kemungkinan distorsi yang lebih tinggi.
e. Surface roughness, iregularitas, dan diskolorisasi .
Hal ini mungkin terjadi karena adanya sisa gelembung udara selama proses
casting, pemanasan yang terlampau cepat, pemanasan yang kurang yang
menyebabkan tersisanya wax, W/P rasio material investment yang tidak tepat,
prolonged heating yang menyebabkan disintegrasi material investment, tekanan
dan temperatur casting yang tidak tepat, adanya benda asing yang masuk ke dalam
mold, impak pelelehan logam, posisi pola malam, dan terjadinya inklusi karbon
f. Porositas
21
Porositas yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain terjadinya
pengkerutan saat solidifikasi, porositas oleh beberapa macam gas atau gelembung
udara, dan terjebaknya air dalam mold.
g. Incomplete casting
Hal ini dapat disebabkan oleh terjadinya back pressure dan viskositas logam yang
tinggi.
h. Cara polishing :
1. Bahan tanam dibersihkan.
2. Sprue dipotong dgn separating disk.
3. Permukaan dihaluskan dgn paper disk dan rubber point.
4. Untuk bagian-bagian yang sulit misalnya fisure dipakai burnishing, boor logam
yang permukaannya halus .
5. Vilt cone dipasang dimesin dibasahi dgn pumice basah.
6. Brush wheel supaya lebih mengkilat.
7. Wool polishing wheel atau bulf wheel yang dibasahi kryt, rouge dan alkohol
(sesudah memakai rouge harus dicuci dgn air dan sabun).
KEPUSTAKAAN
Anusavice, KJ., 2003, Phillips”Science of Dental Materials, 11th Ed., Elsevier Science, St Louis, 205-254.
Combe, EC,1992, Notes on Dental Materials, 6th Ed. Churchil Livingstone, Edinburgh, 115-130.
Craig RG., Powers,JM., 2002, Restorative Dental Materials, 11th Ed., Mosby Inc., St. Louis, 330-370.
22