Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
-
Upload
andi-fridoni-silalahi -
Category
Documents
-
view
230 -
download
0
Transcript of Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 1/54
PETUNJUK PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA INDUSTRIEL-2246
Mengenal
Komponen dan
Instrumen Dasar
Pengukuran
Tegangan dan
Arus Listrik
Transistor sebagai
Switch dan
Penguat
Rangkaian
Logika
LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO
SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 2/54
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 3/54
PETUNJUK PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA INDUSTRI EL 2246
Laboratorium Dasar Teknik Elektro
SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 4/54
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 5/54
iii
DAFTAR ISI
Aturan Umum Laboratorium v
Panduan Umum Keselamatan dan Penggunaan Peralatan Laboratorium vii
Percobaan I Mengenal Komponen dan Instrumen Dasar 1
Percobaan II Pengukuran Tegangan dan Arus Listrik 5
Percobaan III Transistor sebagai Switch dan Penguat 7
Percobaan IV Rangkaian Logika 11
Apendiks A Akurasi, Presisi dan Nilai Penting 13
Apendiks B Nilai dan Rating Komponen 15
Apendiks C Instrumen Dasar dan Aksesoris 25
Apendiks D Prinsip Penggunaan Multimeter 31
Apendiks E Prinsip Penggunaan Generator Sinyal 33
Apendiks F Prinsip Penggunaan Osiloskop Analog 35
Apendiks G Prinsip Penggunaan Osiloskop Digital 37
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 6/54
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 7/54
Aturan Umum Laboratorium
v
ATURAN UMUM LABORATORIUM
KELENGKAPAN
Setiap praktikan wajib berpakaian lengkap, mengenakan celana panjang/ rok, kemeja dan
mengenakan sepatu. Praktikan wajib membawa kelengkapan berikut:
• Modul praktikum
• Buku Catatan Laboratorium (BCL)
• Alat tulis (dan kalkulator, jika diperlukan)
• Name tag • Kartu Praktikum
PERSIAPAN
SEBELUM PRAKTIKUM
• Membaca dan memahami isi modul praktikum
• Mempelajari Video Tutorial “Peralatan Laboratorium Dasar”. Video tersebut dapat
dilihat di http://labdasar.ee.itb.ac.id/index‐2.html
• Mengerjakan hal‐hal yang dapat dikerjakan sebelum praktikum dilaksanakan,
misalnya mengerjakan soal perhitungan, menyalin source code, mengisi Kartu
Praktikum dll.
• Mengerjakan Tugas Pendahuluan (TP) setiap Percobaan. TP dapat dilihat di papan
pengumuman Lab. Dasar dan di http://labdasar.ee.itb.ac.id
• Mengisi daftar hadir
• Mengambil kunci loker dan melengkapi administrasi peminjaman kunci loker
(tukarkan dengan kartu identitas: KTM/ SIM/ KTP)
SELAMA PRAKTIKUM
• Perhatikan dan kerjakan setiap percobaan dengan waktu sebaik‐baiknya, diawali
dengan kehadiran praktikan secara tepat waktu
• Kumpulkan Kartu Praktikum pada asisten
• Dokumentasikan pada BCL (lihat Petunjuk Penggunaan BCL) tentang hal‐hal penting
terkait percobaan yang sedang dilakukan
SETELAH PRAKTIKUM
• Pastikan BCL telah ditandatangani oleh asisten
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 8/54
Aturan Umum Laboratorium
vi
• Kembalikan kunci loker dan melengkapi administrasi pengembalian kunci loker
(pastikan kartu identitas—KTM/ SIM/ KTP—diperoleh kembali)
• Kerjakan laporan sesuai dengan template format laporan yang dapat diperoleh di
http://labdasar.ee.itb.ac.id (Panduan Penyusunan Laporan Praktikum)
• Kumpulkan laporan pada lemari (sesuai nama asistennya) di Lab. Dasar.
PERGANTIAN JADWAL
KASUS BIASA
• Pertukaran jadwal hanya dapat dilakukan per kelompok dangan modul yang sama
• Isi Form Pergantian Jadwal (dapat diperoleh di labdas.ee.itb.ac.id), lalu tunjukkan
pada asisten yang bersangkutan, Kordas yang bersangkutan atau TU Lab. Dasar
untuk ditandatangani
•
Serahkan
Form
Pergantian
Jadwal
yang
sudah
ditandatangani
tadi
pada
asisten
saat
praktikum
KASUS SAKIT ATAU URUSAN MENDESAK PRIBADI LAINNYA
• Isi Form Pergantian Jadwal dengan melampirkan surat keterangan dokter (bagi
yang sakit) atau surat terkait lainnya
• Form Pergantian Jadwal diserahkan pada TU Lab. Dasar
• Praktikan yang bersangkutan sebelum kesempatan jadwal praktikum selanjutnya
harus meminta jadwal praktikum pengganti ke Kordas praktikum terkait
KASUS ”KEPENTINGAN
MASSAL”
• ”Kepentingan massal” terjadi jika ada lebih dari 1/3 rombongan praktikan yang
tidak dapat melaksanakan praktikum pada satu hari yang sama karena alasan yang
terkait kegiatan akademis
• Isi Form Pergantian Jadwal dan serahkan pada TU Lab. Dasar secepatnya. Jadwal
praktikum pengganti satu hari itu akan ditentukan kemudian oleh Kordas praktikum
yang bersangkutan
SANKSI
Pengabaian
aturan‐
aturan
di
atas
dapat
dikenakan
sanksi
pengguguran
nilai
praktikum
terkait.
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 9/54
Panduan Umum Keselamatan dan Penggunaan Peralatan Laboratorium
vii
PANDUAN UMUM KESELAMATAN DAN
PENGGUNAAN PERALATAN LABORATORIUM
KESELAMATAN
Pada prinsipnya, untuk mewujudkan praktikum yang aman diperlukan partisipasi seluruh
praktikan dan asisten pada praktikum yang bersangkutan. Dengan demikian, kepatuhan
setiap praktikan terhadap uraian panduan pada bagian ini akan sangat membantu
mewujudkan praktikum yang aman.
BAHAYA LISTRIK
• Perhatikan dan pelajari tempat‐tempat sumber listrik (stop‐kontak dan circuit breaker )
dan
cara
menyala‐
matikannya.
Jika
melihat
ada
kerusakan
yang
berpotensi
menimbulkan bahaya, laporkan pada asisten
• Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik (sengatan
listrik/ strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel jala‐ jala yang terkelupas dll.
• Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri sendiri
atau orang lain
• Keringkan bagian tubuh yang basah karena, misalnya, keringat atau sisa air wudhu
• Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas praktikum
Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus listrik. Berikut ini
adalah hal‐hal yang harus diikuti praktikan jika hal itu terjadi:
• Jangan panik
• Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing‐masing dan
di meja praktikan yang tersengat arus listrik
• Bantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari sumber listrik
• Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar anda
tentang terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik
BAHAYA API
ATAU
PANAS
BERLEBIH
• Jangan membawa benda‐benda mudah terbakar (korek api, gas dll.) ke dalam ruang
praktikum bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum
• Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api atau panas
yang berlebihan
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 10/54
Panduan Umum Keselamatan dan Penggunaan Peralatan Laboratorium
viii
• Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya api atau panas
berlebih pada diri sendiri atau orang lain
• Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap aktivitas
praktikum
Berikut ini adalah hal‐hal yang harus diikuti praktikan jika menghadapi bahaya api atau
panas berlebih:
• Jangan panik
• Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar anda
tentang terjadinya bahaya api atau panas berlebih
• Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing‐masing
• Menjauh dari ruang praktikum
BAHAYA BENDA
TAJAM
DAN
LOGAM
• Dilarang membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke ruang praktikum
bila tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan
• Dilarang memakai perhiasan dari logam misalnya cincin, kalung, gelang dll.
• Hindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam dan dapat melukai
• Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri atau orang
lain
LAIN LAIN
• Dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam ruang praktikum
PENGGUNAAN PERALATAN PRAKTIKUM
Berikut ini adalah panduan yang harus dipatuhi ketika menggunakan alat‐alat praktikum:
• Sebelum menggunakan alat‐alat praktikum, pahami petunjuk penggunaan alat itu.
Petunjuk penggunaan beberapa alat dapat didownload di
http://labdasar.ee.itb.ac.id
• Perhatikan dan patuhi peringatan (warning) yang biasa tertera pada badan alat
• Pahami fungsi atau peruntukan alat‐alat praktikum dan gunakanlah alat‐alat
tersebut hanya untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau peruntukannya.
Menggunakan alat praktikum di luar fungsi atau peruntukannya dapat
menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan
• Pahami rating dan jangkauan kerja alat‐alat praktikum dan gunakanlah alat‐alat
tersebut sesuai rating dan jangkauan kerjanya. Menggunakan alat praktikum di luar
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 11/54
Panduan Umum Keselamatan dan Penggunaan Peralatan Laboratorium
ix
rating dan jangkauan kerjanya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut
dan bahaya keselamatan praktikan
• Pastikan seluruh peralatan praktikum yang digunakan aman dari benda/ logam
tajam, api/ panas berlebih atau lainnya yang dapat mengakibatkan kerusakan pada
alat tersebut
• Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan, goresan atau
sejenisnya pada badan alat‐alat praktikum yang digunakan
SANKSI
Pengabaian uraian panduan di atas dapat dikenakan sanksi tidak lulus mata kuliah
praktikum yang bersangkutan.
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 12/54
Panduan Umum Keselamatan dan Penggunaan Peralatan Laboratorium
x
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 13/54
Percobaan I Mengenal Komponen dan Instrumen Dasar
1
PERCOBAAN I
MENGENAL KOMPONEN DAN INSTRUMEN DASAR
MENGENAL KOMPONEN
TUJUAN
Mengenal komponen‐komponen dasar, terutama resistor, kapasitor dan induktor.
PERALATAN
Kit praktikum “Mengenal Komponen”
PENDAHULUAN
Tiga komponen dasar yang banyak digunakan di dalam berbagai rangkaian elektronika
adalah resistor, kapasitor dan induktor. Penjelasan singkat tentang ketiga komponen ini
diuraikan di dalam Apendiks B.
PERCOBAAN
1. Amati berbagai jenis resistor, kapasitor dan induktor pada kit praktikum. Lalu, buatlah
simbol ketiga komponen tersebut.
2. Berdasarkan kode warna/ kode angka yang tercantum pada setiap kompnen, hitung
harga setiap resistor, kapasitor dan induktor yang terdapat pada kit praktikum tersebut.
(Perhatikan pula Tabel 1.1)
MENGENAL INSTRUMEN
TUJUAN
1. Mengenal power supply , multimeter, osiloskop dan generator sinyal dan memahami
fungsinya
2. Memahami bagaimana menggunakan ketiga instrumen di atas
PERALATAN
1. Kit praktikum “Mengenal Komponen”
2. Power Supply
3. Multimeter
4. Osiloskop
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 14/54
Percobaan I Mengenal Komponen dan Instrumen Dasar
2
5. Generator Sinyal
PENDAHULUAN
Uraian tentang alat‐alat praktikum di atas diberikan pada Apendiks D, E, F dan G.
PERCOBAAN
Power Supply
1. Perhatikan demonstrasi penggunaan power supply oleh asisten.
Multimeter
2. Perhatikan penjelasan asisten tentang fungsi dan cara menggunakan multimeter.
3. Gunakan multimeter untuk mengukur resistansi setiap resistor dan kapasitansi setiap kapasitor di dalam kit praktikum “Mengenal Komponen”. Bandingkan hasil perhitungan
yang telah dilakukan dengan hasil pengukuran. Selesaikan percobaan tersebut dan catat
dengan bentuk tabel seperti contoh Tabel 1.1
Tabel 1.1 Contoh Tabel Perbandingan Hasil Perhitungan dan Pengukuran Resistansi
Hasil pengukuran
Multimeter Digital Multimeter AnalogNo. Kode warnaHasil
PerhitunganSkala Nilai (Ohm) Skala Nilai (Ohm)
1. …
2. …
Generator Sinyal
4. Perhatikan demonstrasi penggunaan generator sinyal oleh asisten.
Osiloskop
5. Perhatikan demonstrasi penggunaan osiloskop oleh asisten.
6. Bangkitkan (generate) sinyal kotak, sinyal gigi gergaji dan sinyal sinus dengan generator
sinyal.
7. Lalu, tampilkan pada osiloskop dan amati nilai frekuensinya.
8. Bandingkan frekuensi yang di‐set pada generator sinyal dan hasil pengukuran dengan
osiloskop. (Keterangan: percobaan dilakukan dengan menge‐set dua nilai frekuensi yang
berbeda, yaitu 800Hz dan 10kHz. Tegangan sinyal yang di‐set adalah 5Vmaks)
9. Selesaikan percobaan tersebut dan catat dengan bentuk tabel seperti contoh Tabel 1.2.
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 15/54
Percobaan I Mengenal Komponen dan Instrumen Dasar
3
Tabel 1.2 Contoh Tabel Hasil Pengukuran Frekuensi Berbagai Sinyal dengan Osiloskop
Hasil Pengukuran Frekuensi Berbagai Sinyal dengan OsiloskopNo.
Frekuensi
yang di-set Sinyal Kotak (Hz) Sinyal Gigi Gergaji (Hz) Sinyal Sinus (Hz)
1. 800Hz
2. 10kHz
Gambar 1.1 Kit Praktikum ”Mengenal Komponen”
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 16/54
Percobaan I Mengenal Komponen dan Instrumen Dasar
4
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 17/54
Percobaan II Pengukuran Tegangan dan Arus Listrik
5
PERCOBAAN II
PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK
TUJUAN
1. Memahami rangkaian listrik sederhana
2. Memahami cara mengukur tegangan dan arus listrik.
PERALATAN
1. Multimeter Digital
2. Osiloskop
3. Power Supply
4. Generator Sinyal
5. Kit praktikum “Pengukuran Besaran‐Besaran Listrik”
PENDAHULUAN
Uraian singkat bagaimana cara melakukan pengukuran tegangan dan arus listrik diberikan
pada Apendiks D.
PERCOBAAN
Rangkaian Listrik
1. Pahami setiap rangkaian listrik pada kit praktikum. Lalu, gambarkan kembali rangkaian
listrik tersebut di BCL.
Perhitungan Analitis
2. Dengan nilai tegangan 12Vmaks, hitung nilai tegangan dan arus listrik pada setiap
rangkaian tersebut. Gunakan sinyal sinusoida dengan frekuensi 1kHz untuk kasus arus
bolak‐balik ( Alternating Current , AC).
Pengukuran Tegangan
3. Dengan nilai tegangan dan frekuensi yang sama (untuk kasus AC), lakukan pengukuran
tegangan, sesuai gambar rangkaian pada kit praktikum, dengan menggunakan
multimeter dan osiloskop. Bandingkan hasil perhitungan dan pengukuran. Keterangan:
bangkitkan tegangan arus bolak‐balik (sinyal sinusoida) dengan generator sinyal.
Sementara untuk tegangan arus searah (Direct Current , DC), gunakan power supply .
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 18/54
Percobaan II Pengukuran Tegangan dan Arus Listrik
6
Pengukuran Arus Listrik
4. Dengan nilai tegangan dan frekuensi yang sama (untuk kasus AC), lakukan pengukuran
arus dengan mengunakan multimeter. (Perhatikan petunjuk rangkaian pada kit
praktikum)
5.
Selesaikan
seluruh
percobaan
di
atas
sehingga
contoh
Tabel
2.1
terisi.
6. Lalu, buatlah analisis dari hasil percobaan yang telah diperoleh.
Tabel 2.1 Hasil Perhitungan dan Pengukuran
Hasil Perhitungan dan Pengukuran
Tegangan DC Arus DC Tegangan AC Arus ACNo.
Kombinasi
Resistor
(Ohm) Hitung Ukur Hitung Ukur Hitung Ukur Hitung Ukur
1. 1M – 100k
2. 1M – 1M
3. 100k-100k
4. 100k – 1M
Gambar 2.1 Kit Praktikum “Pengukuran Besaran-Besaran Listrik”
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 19/54
Percobaan III Transistor sebagai Switch dan Penguat
7
PERCOBAAN III
TRANSISTOR SEBAGAI SWICTH DAN PENGUAT
TUJUAN
1. Memahami rangkaian pada kit praktikum “Transistor sebagai Switch dan Penguat”
2. Memahami aplikasi transistor sebagai switch dan penguat
ALAT ALAT
1. Power Supply
2. Multimeter
3. Generator Sinyal
4. Osiloskop
5. Kit Praktikum “Transistor sebagai Switch dan Penguat”
PENDAHULUAN
Uraian singkat tentang transistor diberikan pada Apendiks B.
TRANSISTOR SEBAGAI SWITCH
PERCOBAAN
Gambar 3.1 Rangkaian Transistor sebagai Switch
1. Perhatikan penjelasan asisten bagaimana membuat rangkaian Gambar 3.1 dengan kit
praktikum yang tersedia. Kemudian, lakukan tahap 2 dan seterusnya di bawah ini.
2. Hubungkan power supply (dengan kedudukan 0Volt) pada input rangkaian Vin
(perhatikan Gambar 3.1)
3. Amati harga tegangan VBE dan VCE ketika lampu masih padam hingga lampu menyala.
Vin
RB
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 20/54
Percobaan III Transistor sebagai Switch dan Penguat
8
4. Naikkan tegangan power supply perlahan‐lahan hingga lampu menyala. Lalu, catat pada
tegangan Vin berapa lampu mulai menyala. Catat pula hasil pengamatan terhadap
tegangan VBE dan VCE. (Lihat contoh Tabel 3.1).
5. Setelah itu, turunkan tegangan power supply perlahan‐lahan hingga lampu padam
kembali. Lalu, lakukan pencatatan seperti pada 4.
6. Ulangi percobaan di atas untuk setiap nilai resistansi RB.
7. Lakukan analisis perilaku rangkaian transistor yang telah diamati.
Tabel 3.1 Contoh Tabel Hasil Percobaan Transistor sebagai Saklar
Lampu Belum
Menyala
Lampu Mulai
Menyala
Lampu Mulai
Padam
Resistor Basis
(Ohm)
VBE VCE VBE VCE VBE VCE
…
…
TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT
PERCOBAAN
1. Praktikan akan melakukan percobaan dua macam rangkaian penguatan, yaitu Common Emitter (CE) dan Common Collector (CC)
2. Ikuti petunjuk asisten bagaimana merangkai rangkaian penguat tegangan pada kit
praktikum
3. Lakukan percobaan sehingga contoh Tabel 3.2 terisi.
4. Kemudian, lakukan analisis terhadap hasil percobaan yang telah dilakukan.
Tabel 3.2 Contoh Tabel Hasil Percobaan Transistor sebagai Penguat
Sinyal Sinusoida
Arus Kolektor, IC Tegangan Basis‐
Emitor, VBE
Tegangan Penguatan,
VOut Tegangan
Input, Vin
Frekuensi
CE CC CE CC CE CC
100Hz 1 V(maks)
10kHz
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 21/54
Percobaan III Transistor sebagai Switch dan Penguat
9
Gambar 3.2 Kit Percobaan III
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 22/54
Percobaan III Transistor sebagai Switch dan Penguat
10
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 23/54
Percobaan IV Rangkaian Logika
11
PERCOBAAN IV
RANGKAIAN LOGIKA
TUJUAN
1. Memahami gerbang logika
2. Memahami realisasi gerbang logika pada rangkaian elektronik
ALAT ALAT
1. Multimeter
2. Power Supply
3. Kit Praktikum “Rangkaian Logika”
PENDAHULUAN
Dalam sebuah sistem digital elektronik, dibutuhkan rangkaian logika berupa gerbang‐
gerbang (gates) antara lain : AND, OR, NOT, NAND dan NOR. Gerbang‐gerbang logika di atas
dapat dibuat (direalisasikan) dengan merangkai berbagai komponen, misalnya resistor dan
transistor, sedemikian. Saat ini, di pasaran telah banyak pula tersedia realisasi gerbang
logika tersebut dalam bentuk Integrated Circuit (IC). Sebagai contoh, pada praktikum ini
digunakan IC type SN7400 yang berisi 4 buah “NAND gate” dengan dua input. Skema dari
setiap “gate”‐nya adalah seperti Gambar 4.1
Gambar 4.1 Nand Gate
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 24/54
Percobaan IV Rangkaian Logika
12
PERCOBAAN:
1. Perhatikan penjelasan asisten bagaimana cara menjalankan rangkaian logika pada kit
praktikum. Kemudian, lakukan secara mandiri tahap 2 dan seterusnya. Keterangan:
sebelum dihubungkan pada kit praktikum, pastikan tegangan power supply telah diatur
sebesar 5Volt!
2. Buatlah tabel kebenaran gerbang logika AND, OR dan NOT dengan menggunakan kit
praktikum.
3. Hubungkan rangkaian AND dan NOT serta OR dan NOT untuk mendapatkan “NAND
gate” dan “NOR gate”. Buat pula tabel kebenarannya.
4. Tentukanlah tabel kebenaran “NAND gate” dari IC type SN7400. Bandingkan dengan
hasil yang diperoleh dari tahap 4.
5. Buatlah “AND gate” dan “OR gate” dari IC “NAND gate” SN7400 ini. Tentukan tabel
kebenarannya. Bandingkan dengan hasil yang diperoleh dari tahap 3.
6. Buatlah kesimpulan dan analisis dari hasil percobaan yang telah diperoleh
Gambar 4.2 Kit Percobaan IV
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 25/54
Percobaan IV Rangkaian Logika
13
APENDIKS A AKURASI, PRESISI DAN NILAI
PENTING
Di setiap melakukan pengukuran selalu saja terdapat error pada hasil pengukuran tersebut.
Misalnya, kita akan mendapatkan hasil yang tidak benar‐benar sama dari beberapa kali
pengulangan pengukuran nilai tegangan dari terminal yang sama dengan Voltmeter. Lantas,
bagaimana cara mengetahui error pengukuran sehingga nilai yang sebenarnya dapat
diperoleh? Ada dua parameter yang berkaitan dengan error pengukuran tersebut, yaitu
akurasi dan presisi.
AKURASI DAN PRESISI
Akurasi menyatakan seberapa dekat nilai hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya (true value) atau nilai yang dianggap benar (accepted value). Jika tidak ada data bila sebenarnya
atau nilai yang dianggap benar tersebut maka tidak mungkin untuk menentukan berapa
akurasi pengukuran tersebut.
Presisi menyatakan seberapa dekat nilai hasil dua kali atau lebih pengulangan pengukuran.
Semakin dekat nilai‐nilai hasil pengulangan pengukuran maka semakin presisi pengukuran
tersebut.
Gambar 0-1. 1. a) Presisi dan akurasi tinggi; b. Presisi rendah, akurasi tinggi; c. Presisi tinggi,
akurasi rendah; d. Presisi dan akurasi rendah
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 26/54
Apendiks A
14
ERROR SISTEMATIK DAN ERROR ACAK
Error sistematik akan berdampak pada akurasi pengukuran. Jika error sistematik terjadi
maka akurasi pengukuran tidak dapat ditingkatkan dengan melakukan pengulangan
pengukuran. Biasanya, sumber error sistematik terjadi karena istrumen pengukuran
tersebut tidak terkalibrasi atau kesalahan pembacaan (error paralax, misalnya).
Error acak akan berdampak pada presisi pengukuran. Error acak hadir memberikan hasil
pengukuran yang fluktuatif, di atas dan di bawah nilai sebenarnya atau nilai yang diangap
benar. Presisi pengukuran akibat error acak ini dapat diperbaiki dengan melakukan
pengulangan pengukuran. Biasanya, error ini terjadi karena permasalahan dalam
memperkirakan (estimating) nilai pengukuran saat jarum berada di antara dua garis‐skala
atau karena nilai yang ditunjukan oleh instrumen tersebut berfluktuasi dalam rentang
tertentu.
NILAI PENTING
Nilai penting (signifikan) dari suatu pengukuran bergantung pada unit terkecil yang dapat
diukur menggunakan instrumen pengukuran tersebut. Dari nilai penting ini, presisi
pengukuran dapat diperkirakan.
Secara umum, presisi pengukuran adalah ±1/10 dari unit terkecil yang dapat diukur oleh
suatu instrumen pengukuran. Misalnya, sebuah mistar yang memiliki skala terkecil 1mm
akan digunakan untuk mengukur suatu panjang benda. Dengan demikian, pengukuran
panjang yang dilakukan tersebut dapat dikatakan memiliki presisi sebesar 0.1mm.
Perkiraan presisi di atas berbeda bila kita menggunakan instrumen digital. Biasanya presisi
pengukuran dengan instrumen digital adalah ±1/2 dari unit terkecil yang dapat diukur oleh
suatu instrumen pengukuran tersebut. Misalnya, nilai tegangan yang ditunjukan oleh
Voltmeter digital adalah 1.523Volt; dengan demikian, presisi pengukuran tegangan tersebut
adalah ±1/2 x 0.001 atau samadengan ±0.0005Volt.
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 27/54
Apendiks B
15
APENDIKS B NILAI DAN RATING KOMPONEN
RESISTOR
FUNGSI
Resistor berfungsi untuk mengatur aliran arus listrik. Misalnya, resistor dipasang seri
dengan LED (Light‐Emitting Diode) untuk membatasi besar arus yang melalui LED.
KODE WARNA
Gambar B. 1. Resistor
Resistor
yang
biasa
kita
jumpai
memiliki
nilai
resistansi
yang
direpresentasikan
oleh
kode
warna pada badan resistor. Resistor tersebut adalah seperti yang ditunjukan pada Gambar
B.1.
Tabel C- 1 Kode warna
Warna A
Angka
pertama
B
Angka kedua
C
Faktor
penggali
D
Toleransi
Hitam
Coklat
Merah
Jingga Kuning
Hijau
Biru
Ungu
Abu‐abu
Putih
Warna emas
Warna perak
Tanpa warna
‐
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
10
102
103
104
105
106
10‐1
10‐2
±1%
±2%
±4%
±5%
±10%
±20%
Label kode warna pada badan resistor ada yang berjumlah 4, 5 atau 6 gelang warna. Aturan
pembacaan kode warna tersebut adalah sebagai berikut:
• warna pertama: angka pertama nilai resistansi (resistor dengan 4, 5 atau 6 gelang
warna)
• warna kedua: angka kedua nilai resistansi (resistor dengan 4, 5 atau 6 gelang
warna)
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 28/54
Apendiks B
16
• warna ketiga: faktor pengali (pangkat dari sepuluh) dengan satuan Ohm (resistor
dengan 4 gelang warna) atau angka ketiga nilai resistansi (resistor dengan 5 atau 6
gelang warna)
• warna keempat: toleransi (resistor dengan 4 gelang warna) atau faktor pengali
(pangkat dari sepuluh) dengan satuan Ohm (resistor dengan 5 atau 6 gelang warna)
• warna kelima: toleransi (resistor dengan 5 atau 6 gelang warna)
• warna keenam: koefisien temperatur dengan satuan PPM/0C (resistor dengan 6
gelang warna)
NILAI RESITOR
Resistor tidak tersedia dalam sembarang nilai resistansi. Nilai resistansi setiap resistor
mengikuti standard Electronic Industries Association (EIA). Nilai resistansi berdasarkan EIA
yang paling banyak dijumpai di pasaran adalah seri E6 (toleransi 20%):
1, 1.5, 2.2, 3.3, 4.7, 6.8, 10, 15, 22, 33, 47, 68, 100, 150, 220, 330, 470, 680,1000,... dst.
(Ohm)
dan seri E12 (toleransi 10%):
1, 1.2, 1.5, 1.8, 2.2, 2.7, 3.3, 3.9, 4.7, 5.6, 6.8, 8.2, 10, 12, 15, 18, 22, 27, 33, 39, 47, 56, 68,
82,100... dst. (Ohm)
Terlihat bahwa ada perulangan setiap 6 deret angka (seri E6) dan 12 deret angka (seri E12)
yang masing‐masing angka telah dikalikan 10.
Selain nilai‐nilai resistansi di atas, ada nilai‐nilai resistansi lebih presisi yang sukar dijumpai.
Nilai‐nilai resistansi itu mengukuti standard EIA seri E24 (toleransi 5% dan 2%), E96 (1%)
dan E192 (0.5%, 0.25% dan 0.1%). Secara lengkap, nilai‐nilai resistansi tersebut dapat dilihat
di [1].
RATING DAYA
Ketika melewati resistor, energi listrik diubah menjadi energi panas. Tentu saja dampak
energi panas yang berlebih akan menimbulkan kerusakan pada resistor. Oleh karena itu,
resistor memiliki rating daya yang merepresentasikan seberapa besar arus maksimum yang
diperkenankan melewati resistor.
Rating daya resistor yang banyak digunakan adalah ¼ Watt atau ½ Watt. Resistor tersebut
adalah resistor dengan label kode warna yang banyak dipasaran. Selain itu, ada pula
resistor dengan rating tegangan 5 Watt atau lebih besar. Untuk resistor jenis ini nilai
resistansi dan rating tegangannya dapat dibaca secara langsung di badan resistornya.
Perlu diperhatikan bahwa guna keamanan dan agar resistor tidak mudah rusak (terbakar),
pastikan menggunakan resistor yang menghasilkan daya disipasi maksimum sebesar 60%
rating daya disipasinya.
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 29/54
Apendiks B
17
KAPASITOR
FUNGSI
Kapasitor adalah instrumen yang bekerja dengan menyimpan muatan. Aplikasi kapasitor
diantaranya digunakan sebagai filter pada rangkaian penyearah tegangan.
Ada dua tipe kapasitor, yaitu polar dan nonpolar/ bipolar. Perbedaan dari keduanya adalah
pada ketentuan pemasangan kaki‐kakinya. Polaritas pada kapasitor polar dapat diketahui
melalui label polaritas (negatif atau positif) kaki kapasitornya atau panjang‐pendek kaki‐
kakinya. Pemasangan kapasitor polar ini harus sesuai dengan polaritasnya. Sementara,
untuk pemasangan kapasitor nonpolar, tidak ada ketentuan pemasangan polaritas kaki‐
kakinya karena itu pula pada kapasitor nonpolar tidak ada label polaritasnya.
Desain kapasitor, baik polar maupun nonpolar, ada dua bentuk, yaitu aksial dan radial.
Contoh bentuk kapasitor aksial dan radial ditunjukan pada Gambar B.2. (perhatikan posisi
kaki‐kakinya).
Gambar B. 2. Kapasitor bentuk radial (kiri) [2] dan kapasitor bentuk aksial (kanan) [3]
KAPASITOR POLAR
Gambar B. 3. (Dari kiri) simbol kapasitor polar, kapasitor tantlum dan kapasitor elektrolit [2]
Kapasitor elektrolit dan kapasitor tantalum adalah contoh jenis kapasitor polar. Rating
tegangan kedua kapasitor tersebut rendah, yaitu 6.3 Volt – 35 Volt. Pada badan kapasitor
tersebut tercetak label polaritas yang menunjukan polaritas kaki komponen yang sejajar
dengan label polaritas tersebut.
Saat ini, nilai kapasitansi dan rating tegangan kedua jenis kapasitor tersebut dapat dibaca
langsung dari label yang tercetak dengan jelas pada badan kapasitornya. Namun, pada
kapasitor tantalum biasanya dicetak dengan kode angka. Dahulu, mungkin saat ini juga
masih ditemukan di beberapa toko komponen elektronik, nilai kapasitansi dan rating
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 30/54
Apendiks B
18
tegangan kapasitor tantalum dicetak dengan label kode warna. Kode warna tersebut
mengikuti kode warna standard (seperti kode warna pada resistor).
Besar muatan yang dapat disimpan oleh suatu kapasitor ditunjukan oleh nilai yang tertera
pada kapasitor tersebut. Besar muatan tersebut biasanya ditulis dalam besaran piko (p),
nano (n) dan mikro (μ) Farad:
• μ = 10‐6, 1000000μF = 1F
• n = 10‐9, 1000nF = 1μF
• p = 10‐12, 1000pF = 1nF
KAPASITOR NONPOLAR
Gambar B. 4. (Dari kiri) simbol kapasitor nonpolar dan jenis-jenis kapasitor nonpolar [5]
Kapasitor nonpolar memiliki rating tegangan paling kecil 50 Volt. Kapasitor nonpolar yang
banyak digunakan biasanya memiliki rating tegangan 250 Volt atau lebih. Nilai kapasitansi
kapasitor nonpolar yang tercetak pada label berupa kode angka atau kode warna.
NILAI KAPASITANSI KAPASITOR NONPOLAR
Perhatikan jenis‐ jenis kapasitor pada Gambar B.4.:
• Label ”0.1” pada kapasitor paling kiri artinya bahwa kapasitor tersebut memilki nilai
kapasitansi 0.1μF = 100nF. Contoh lain, label “4n7” artinya nilai kapasitansi
kapasitor tersebut adalah 4.7nF.
• Aturan pembacaan kode warna kapasitor (gambar kedua dari kiri) mirip dengan
pembacaan kode warna resistor. Kode warna dibaca dari warna paling atas:
warna pertama: angka pertama nilai kapasitansi
warna kedua: angka kedua nilai kapasitansi
warna ketiga: faktor pengali (pangkat dari sepuluh) dengan satuan pF
warna keempat: toleransi
warna kelima: Rating tegangan
Misal, tiga warna pertama kapasitor tersebut adalah coklat‐hitam‐ jingga memiliki
arti bahwa nilai kapasitansinya 10x103pF = 10000pF.
• Aturan pembacaan kode angka pada jenis kapasitor seperti tampak pada gambar
ketiga adalah sebagai berikut:
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 31/54
Apendiks B
19
angka pertama: angka pertama nilai kapasitansi
angka kedua: angka kedua nilai kapasitansi
angka ketiga: faktor pengali (pangkat dari sepuluh) dengan satuan pF
huruf yang mengikuti angka‐angka tersebut adalah nilai toleransi dan rating
tegangannya
Misalnya, label ”102” artinya 10x102pF=1000pF; ”472” artinya 4700pF dengan
toleransi ”J”, yaitu 5%.
• Label ”470” pada gambar kapasitor nonpolar paling kanan artinya kapasitor
tersebut memiliki kapasitansi 470pF. Kapasitor jenis ini, yaitu kapasitor polystyrene
sudah jarang digunakan saat ini.
STANDARD NILAI KAPASITANSI
Nilai kapasitansi berdasarkan standard EIA yang banyak di pasaran adalah seri E6. Perlu
dicatat
bahwa,
seperti
pada
resistor,
kapasitor
tidak
tersedia
dalam
sembarang
nilai
kapasitansi, melainkan mengikuti standard EIA.
Kapasitor seri E6 memiliki toleransi ±20%. Berikut adalah nilai‐nilai kapasitansinya:
10, 15, 22, 33, 47, 68, 100, 150, 220, 330, 470, 680, 1000,... dst. (dengan satuan pF)
Terlihat bahwa ada perulangan setiap enam deret angka yang masing‐masing angka telah
dikalikan 10.
Seperti pada resistor, selain nilai‐nilai kapasitansi di atas ada pula nilai‐nilai kapasitansi yang
lebih presisi dengan mengikuti standard EIA.
KAPASITOR VARIABEL
Gambar B. 5. Kapasitor variabel [5]
Kapasitor jenis ini biasanya digunakan di dalam rangkaian tuning radio. Nilai kapasitansinya
relatif kecil, biasanya diantara 100pF dan 500pF.
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 32/54
Apendiks B
20
KAPASITOR TRIMMER
Gambar B. 6. Kapasitor trimmer [5]
Kapasitor trimmer adalah ukuran mini dari kapasitor variabel. Kapasitor ini didesain untuk
dapat dipasangkan langsung pada PCB dan untuk diatur nilainya hanya pada saat
pembuatan rangkaian. Nilai kapasitansi kapasitor ini biasanya kurang dari 100pF. Di dalam
rentang nilai kapasitansinya, kapasitor trimmer memiliki nilai minimum yang lebih besar
dari nol.
INDUKTOR
FUNGSI
Pada rangkaian DC, induktor dapat digunakan untuk memperoleh tegangan DC yang
konstan terhadap fluktuasi arus. Pada rangkai AC, induktor dapat meredam fluktuasi arus
yang tidak diinginkan.
Gambar B. 7. (Dari kiri) simbol induktor dan jenis-jenis induktor [4]
KODE WARNA
Ada jenis induktor yang desain fisiknya mirip dengan resistor. Nilai induktansinya
dinyatakan dengan kode warna. Induktor jenis ini ditunjukan oleh Gambar B.8.
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 33/54
Apendiks B
21
Gambar B. 8. Induktor dengan kode warna [5]
Membaca kode warna pada induktor sama dengan membaca kode warna pada resistor dan
kapasitor:
• warna pertama: angka pertama nilai induktansi
• warna kedua: angka kedua nilai induktansi
• warna ketiga: faktor pengali (pangkat dari sepuluh) dengan satuan μH
• warna keempat: toleransi
Induktor memiliki rating arus tertemtu. Dalam suatu rangkaian biasanya digunakan stress
ratio 60%.
DIODA
FUNGSI
Dioda berfungsi untuk membuat arus listrik mengalir pada satu arah saja. Arah arus
tersebut ditunjukan oleh arah tanda panah pada simbol dioda (Gambar B.9.).
Gambar B. 9. Simbol dioda [5]
FORWARD VOLTAGE DROP
Seperti halnya orang yang mengeluarkan energi untuk membuka pintu dan melaluinya,
listrik juga mengeluarkan energi saat melalui dioda. Tegangan listrik akan berkurang sekitar
0.7 Volt saat arus listrik melewati dioda (yang terbuat dari silikon). Tegangan sebesar 0.7
Volt ini disebut forward voltage drop.
REVERSE VOLTAGE
Dioda ideal tidak akan melewatkan arus yang mengalir pada arah yang berlawanan (dengan
panah pada simbol dioda). Namun, secara praktis terdapat kebocoran, yaitu ada arus
dilewatkan maksimum sebesar beberapa μA meski dapat diabaikan.
Tegangan balik maksimum (maximum reverse voltage) sebesar 50V atau lebih adalah nilai
maksimum tegangan (dengan arah arus berlawanan) yang masih dapat ditahan oleh dioda.
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 34/54
Apendiks B
22
Bila tegangan balik melebihi rating tegangan balik maksimum ini maka dioda akan rusak,
kebocoran arus.
JENIS DIODA
Dioda signal
Dioda jenis ini digunakan untuk meneruskan arus dengan nilai arus kecil, yaitu hingga
100mA. Contoh dioda jenis ini adalah dioda 1N4148 yang terbuat dari bahan silikon.
Dioda rectifier
Dioda jenis ini digunakan dalam rangkaian Power Supply. Dioda tersebut berfungsi untuk
mengubah arus bolak‐balik ke arus searah. Rating maksimum arus yang dapat dilewatkan
samadengan 1A atau lebih besar dan maximum reverse voltage samadengan 50V atau lebih
besar.
Dioda zener
Dioda ini digunakan untuk memperoleh tegangan (dioda zener) yang tetap ketika reverse voltage sudah berada di daerah breakdown. Ketika reverse voltage, meski nilainya berubah‐
ubah, asalkan berada di daerah breakdown maka tegangan dioda zener tersebut akan
tetap.
TRANSISTOR
FUNGSI
Transistor
berfungsi
sebagai
penguat
arus.
Karena
besar
arus
yang
dikuatkan
dapat
diubah
ke dalam bentuk tegangan, maka dapat dikatakan juga bahwa transistor dapat menguatkan
tegangan. Selain itu, transistor juga dapat berfungsi sebagai switch elektronik.
Ada dua jenis transistor, yaitu NPN dan PNP. Simbol kedua jenis transistor tersebut
ditunjukan oleh Gambar B.10.
Gambar B. 10. Simbol transistor NPN dan PNP (ket.: B = Base, C = Collector dan E = Emitter)
[5]
Transistor memiliki tiga kaki yang masing‐masing harus dipasang secara tepat. Kesalahan
pemasangan kaki‐kaki transistor akan dapat merusakan transistor secara langsung. Perlu
dicatat bahwa pada badan transistor tidak ada label yang menunjukan bahwa kaki
transistor tersebut adalah B, C atau E. Dengan demikian, sebelum memasang sebuah
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 35/54
Apendiks B
23
transistor, pastikan dimana kaki B, C dan E dengan membaca datasheet ‐nya. Di dalam
penggunaannya harus pula diperhatikan dua rating: daya disipasi kolektor, yaitu VCE x IC,
dan breakdown voltage, yaitu VBE reverse.
DAFTAR PUSTAKA
[1] www.em.avnet.com/ctf_shared/pgw/ df2df2usa/Resistance%20Decade%20Values.pdf
[2] www.columbia.k12.mo.us
[3] www.banzaieffects.com
[4] en.wikipedia.org/wiki/Inductor
[5] www.kpsec.freeuk.com
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 36/54
Apendiks B
24
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 37/54
Apendiks C
25
APENDIKS C INSTRUMEN DASAR DAN AKSESORIS
INSTRUMEN DASAR
MULTIMETER
Di dalam praktikum yang akan dilakukan nanti, praktikan akan menggunakan dua macam
multimeter, yaitu multimeter analog dan multimeter digital (Gambar C.1.).
Gambar C. 1. Multimeter digital (kiri) dan multimeter analog (kanan)
GENERATOR SINYAL
Generator sinyal adalah instrumen yang menghasilkan/ membangkitkan berbagai bentuk
gelombang: sinus, kotak dan gergaji.
Gambar C. 2. Generator sinyal
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 38/54
Apendiks C
26
OSILOSKOP
Osiloskop adalah instrumen ukur yang dapat menampilkan visualisasi dinamis signal
tegangan yang diukurnya.
Gambar C. 3. Osiloskop
POWER SUPPLY
Perangkat ini adalah instrumen sumber tegangan dan sumber arus. Gambar C.4. adalah
gambar Power Supply yang dimiliki oleh Labdas. Jika anda menggunakan jenis Power Supply
seperti yang ditunjukan oleh gambar di sebelah kanan, pastikan lampu ”Output” menyala
agar kit praktikum yang telah anda hubungkan pada Power Supply tersebut bekerja.
Gambar C. 4. Power Supply
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 39/54
Apendiks C
27
KABEL AKSESORIS
KABEL KOAKSIAL
Kabel koaksial memiliki jenis konektor yang berbeda‐beda untuk fungsi yang berbeda pula.
Pada bagian ini akan ditunjukan berbagai jenis kabel koaksial berdasarkan konektor yang
terpasang.
BNC – 1 banana/ 4 mm
Gambar C. 5. Kabel koaksial dengan konektor BNC dan 1 banana
Gambar C. 6. Konektor BNC (dua gambar kiri) dan 1 banana+lubang untuk kabel ground
(paling kanan)
Di
dalam
penggunaanya,
kabel
seperti
tampak
pada
Gambar
C.5.
akan
digunakan
bersama‐
sama dengan kabel seperti pada Gambar C.7. Salah satu ujung kabel Gambar C.7. di
dipasangkan pada lubang konektor untuk Ground (Gambar C.5.).
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 40/54
Apendiks C
28
Gambar C. 7. Kabel isi kawat tunggal berdiameter 4 mm yang terpasang konektor stackable
banana di kedua ujungnya
BNC – 2 unstackble banana/ 4mm
Gambar C. 8. Kabel koaksial dengan konektor BNC dan 2 buah unstackable banana
Gambar C. 9. Konektor unstackabel banana
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 41/54
Apendiks C
29
BNC – Probe kait dan jepit buaya
Gambar C. 10. Kabel koaksial dengan konektor BNC dan probe kait + jepit buaya
Kabel ini adalah aksesoris Osiloskop. Pada konektor BNC dan probe kait terdapat fasilitas
adjustment .
Gambar C. 11. (Dari kiri) konektor BNC dengan skrup adjustment (lubang), probe jepit dengan
adjustment redaman dan capit buaya (untuk dihubungkan ke Ground)
skrup
adjustmen
adjustment
redaman
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 42/54
Apendiks C
30
ADAPTER
Adapter digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih konektor yang berbeda jenis.
BNC T ‐connector
Gambar C. 12. Adapter BNC T-connector
BNC – banana/ 4mm terminal (binding post)
Gambar C. 13. Adapter BNC – 4 mm terminal
KABEL 4
mm
Selain telah ditunjukan pada Gambar C.7., kabel 4 mm bisa saja memiliki konektor yang lain,
misalnya konektor jepit buaya satu atau kedua ujungnya.
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 43/54
Apendiks D
31
APENDIKS D PRINSIP PENGGUNAAN MULTIMETER
Yang paling umum dalam penggunaan multimeter adalah untuk melakukan pengukuran
arus searah, pengukuran tegangan, baik tegangan arus searah maupun bolak‐balik dan
pengukuran resistansi. Berikut ini adalah hal‐hal yang harus diperhatikan dalam
menggunakan multimeter dengan fungsi tersebut. Satu hal lagi yang harus diperhatikan
dalam menggunakan multimeter adalah rating multimeter tersebut dan pengaturan skala
pembacaan.
MENGUKUR ARUS SEARAH
Dalam melakukan pengukuran arus searah, multimeter (Ampere meter) harus dihubungkan
secara seri dengan rangkaian yang akan diukur arusnya. Ilustrasi pengukuran tersebut
diberikan pada Gambar D.1.
Gambar D. 1. Pengukuran Arus Searah
MENGUKUR TEGANGAN
Hubungankan multimeter (Volt meter) secara paralel dengan komponen atau rangkaian
yang akan diukur tegangannya. Ilustrasi pengukuran tersebut ditunjukan oleh Gambar D.2.
Gambar D. 2. Pengukuran Tegangan
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 44/54
Apendiks D
32
MENGUKUR BESARAN LAIN
Pengukuran besaran lain, misalnya resistansi, kapasitansi atau frekuensi, dilakukan seperti
melakukan pengukuran tegangan, yaitu dihubungkan secara parallel.
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 45/54
Apendiks E
33
APENDIKS E
PRINSIP PENGGUNAAN GENERATOR SINYAL
Generator sinyal merupakan suatu alat yang menghasilkan sinyal/gelombang sinus (ada
juga gelombang segi empat, gelombang segi tiga) dimana frekuensi serta amplitudanya
dapat diubah‐ubah. Pada umumnya dalam melakukan praktikum Rangkaian Elektronika
(Rangkaian Listrik), generator sinyal ini dipakai bersama‐sama dengan osiloskop.
Gambar E. 1. Generator SinyalBeberapa tombol/saklar pengatur yang biasanya terdapat pada generator ini adalah:
1. Saklar daya (power switch): Untuk menyalakan generator sinyal, sambungkan generator
sinyal ke tegangan jala‐ jala, lalu tekan saklar daya ini.
2. Pengatur Frekuensi: Tekan dan putar untuk mengatur frekuensi keluaran dalam range
frekuensi yang telah dipilih.
3. Indikator frekuensi: Menunjukkan nilai frekuensi sekarang
4. Terminal output TTL/CMOS: terminal yang menghasilkan keluaran yang kompatibel
dengan TTL/CMOS
5. Duty function: Tarik dan putar tombol ini untuk mengatur duty cycle gelombang.
6. Selektor TTL/CMOS: Ketika tombol ini ditekan, terminal output TTL/CMOS akan
mengeluarkan gelombang yang kompatibel dengan TTL. Sedangkan jika tombol ini
ditarik, maka besarnya tegangan kompatibel output (yang akan keluar dari terminal
output TTL/CMOS) dapat diatur antara 5‐15Vpp, sesuai besarnya tegangan yang
kompatibel dengan CMOS.
7. DC Offset: Untuk memberikan offset (tegangan DC) pada sinyal +/‐ 10V. Tarik dan putar
searah jarum jam untuk mendapatkan level tegangan DC positif, atau putar ke arah
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 46/54
Apendiks E
34
yang berlawanan untuk mendapatkan level tegangan DC negatif. Jika tombol ini tidak
ditarik, keluaran dari generator sinyal adalah murni tegangan AC. Misalnya jika tanpa
offset, sinyal yang dikeluarkan adalah sinyal dengan amplitude berkisar +2,5V dan ‐
2,5V. Sedangkan jika tombol offset ini ditarik, tegangan yang dikeluarkan dapat diatur
(dengan cara memutar tombol tersebut) sehingga sesuai tegangan yang diinginkan
(misal berkisar +5V dan 0V).
8. Amplitude output: Putar searah jarum jam untuk mendapatkan tegangan output yang
maksimal, dan kebalikannya untuk output ‐20dB. Jika tombol ditarik, maka output akan
diperlemah sebesar 20dB.
9. Selektor fungsi: Tekan salah satu dari ketiga tombol ini untuk memilih bentuk
gelombang output yang diinginkan
10. Terminal output utama: terminal yang mengelurakan sinyal output utama
11. Tampilan pencacah (counter display): tampilan nilai frekuensi dalam format 6x0,3"
12. Selektor range frekuensi: Tekan tombol yang relevan untuk memilih range frekuensi
yang dibutuhkan.
13. Pelemahan 20dB: tekan tombol untuk mendapat output tegangan yang diperlemah
sebesar20dB.
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 47/54
Apendiks F
35
APENDIKS F
PRINSIP PENGGUNAAN OSILOSKOP ANALOG
BEBERAPA TOMBOL PENGATUR PENTING
Gambar F. 1. Tampilan Muka Osiloskop
Beberapa tombol pengatur yang penting:
• Power: menghidupkan dan mematikan Osiloskop
• Intensitas: mengatur intensitas cahaya pada layar.
• Fokus : mengatur ketajaman gambar yang terjadi pada layar
• Horizontal dan Vertikal: mengatur kedudukan gambar dalam arah horizontal dan
vertical
• Volt/Div (atau Volts/cm), ada 2 tombol yang konsentris. Tombol ditempatkan pada
kedudukan maksimum ke kanan (searah dengan jarum jam) menyatakan osiloskop
dalam keadaan terkalibrasi untuk pengukuran. Kedudukan tombol di luar
menyatakan besar tegangan yang tergambar pada layar per kotak (per cm) dalam
arah vertikal
• Time/Div (atau Time/cm), ada 2 tombol yang konsentris. Tombol di tengah pada
kedudukan maksimum ke kanan (searah dengan jarum jam) menyatakan osiloskop
dalam keadaan terkalibrasi untuk pengukuran. Kedudukan tombol diluar
menyatakan factor pengali untuk waktu dari gambar pada layar dalam arah
horizontal
• Sinkronisasi: mengatur supaya pada layar diperoleh gambar yang tidak bergerak
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 48/54
Apendiks F
36
• Slope: mengatur saat trigger dilakukan, yaitu pada waktu sinyal naik (+) atau pada
waktu sinyal turun (‐)
• Kopling: menunjukan hubungan dengan sinyal searah atau bolak‐balik
• External Trigger: Trigger dikendalikan oleh rangkaian di luar osiloskop. Pada
kedudukan ini fungsi tombol “sinkronisasi”, “slope” dan “kopling” tidak dapat
dipergunakan
• Internal Trigger: trigger dikendalikan oleh rangkaian di dalam osiloskop. Pada
kedudukan ini fungsi tombol “simkronisasi”, “slope” dan “kopling” dapat
dipergunakan
BEBERAPA BAGIAN PENTING
RANGKAIAN TRIGGER
• Tugas utama dari rangkaian trigger adalah gambar yang diperoleh pada layar selalu
diam (tidak bergerak)
• Rangkaian trigger mendapat input dari penguat Y, dan outputnya yang berupa
pulsa‐pulsa, akan menjalankan generator “time base”
• Pulsa yang dihasilkan oleh rangkaian ini, selalu bersamaan dengan permulaan
perioda dari sinyal input Y
• Dengan adanya pulsa “trigger ” ini, maka sinyal dari generator “time base” selalu
seiring dengan sinyal input Y, sehingga gambar pada layar tidak akan bergerak
Gambar F. 2. Rangkaian Trigger
KALIBRATOR
• Osiloskop biasanya dilengkapi dengan suatu sinyal kalibrasi yang mempunyai
bentuk tegangan serta periode tertentu
• Dengan mengamati sinyal ini pada layar, maka “time/div” dan “volt/div” osiloskop
dapat dikalibrasi (Lihat Apendiks H)
PROBE DAN
PEREDAM
• Kabel penghubung seringkali dapat merubah bentuk sinyal serta menyebabkan
pergeseran fasa ataupun osilasi disebabkan adanya kapasitas pada kabel yang
digunakan
• Jenis probe tertentu dapat digunakan di sini untuk mengkompensasikan hal
tersebut
• Peredam digunakan apabila tegangan sinyal yang akan diukur jauh melampaui
kemampuan dari osiloskop (Lihat Apendiks H)
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 49/54
Apendiks G
37
APENDIKS G
PRINSIP PENGGUNAAN OSILOSKOP DIGITAL
Sama halnya dengan osiloskop analog, osiloskop digital menampilkan sinyal tegangan
terhadap waktu. Selain itu, beberapa osiloskop digital dapat menampilkan bentuk sinyal
tegangan dalam domain frekuensi (hasil dari Fast Fourier Transform/ FFT). Fitur yang kedua
tersebut disediakan oleh osiloskop digital merk GW Instek tipe GDS‐806S yang dimilki oleh
Lab. Dasar Teknik Elektro STEI. Pada bagian selanjutnya akan diuraian lebih jauh mengenai
panduan penggunaan osiloskop digital merk GW Instek tipe GDS‐806S.
KALIBRASI
Gambar G. 1. Kalibrasi Internal
Osiloskop digital memberikan fasilitas kalibrasi internal. Pada panel osiloskop terdapat
sumber sinyal kotak dengan tegangan peak to peak sebesar 2 Volt, frekuensi 1 kHz. Untuk
menjalankan kalibrasi internal, ikuti langkah‐langkah berikut (perhatikan Gambar G.1.):
• Nyalakan osiloskop dengan menekan tombol ”ON/ STBY” (namun, pastikan bahwa
kabel power terpasang pada jala‐ jala dan saklar yang terletak di belakang osiloskop
sudah di‐ON kan);
• Pasang konektor‐BNC pada pangkal prob ke ”CH1” atau ”CH2”;
• Pastikan redaman diset pada ”x1”;
• Pasang/ kaitkan kepala prob pada sumber sinyal kotak, ”≈ 2V” dan jepitkan jepit‐
buaya pada frame/ chassis terminal ;
• Kemudian tekan ”AUTO SET”.
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 50/54
Apendiks H
38
Setelah semua langkah di atas dijalankan, pada layar akan ditampilkan sinyal kotak. Namun,
apabila layar tidak menampilkan sinyal berbentuk kotak maka atur skrup adjustmen yang
terletak pada pangkal prob hingga pada layar ditampilkan bentuk sinyal kotak (perhatikan
Gambar G.2.).
Gambar G. 2. Tampilan sinyal yang terkalibrasi (a) dan tidak terkalibrasi (b dan c)
REDAMAN
Pada praktisnya, redaman “x1” dan “x10” memiliki arti sebagai berikut:
• Bila redaman diset pada “X1” berarti nilai tegangan peak to peak yang ditampilkan
pada layer adalah nilai tegangan sebenarnya;
• Bila redaman diset pada “X10” berarti nilai tegangan peak to peak yang
ditampilkan pada layer adalah 1/10 nilai tegangan sebenarnya.
Gambar G. 3. Pengatur Redaman “x1” dan “x10”
FITUR FITUR DASAR
Berikut ini adalah penjelasan fungsi beberapa bagian penting (termasuk tombol, knop dan
terminal) pada panel untuk menjalankan fitur‐fitur dasar osiloskop:
a b c
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 51/54
Apendiks G
39
a
i
f
c
g
e d
b
h
jk
l
n
m mo
Gambar G. 4. Tampilan Muka Osiloskop
MENAMPILKAN DAN MENGUKUR SIGNAL
a. Tombol ini (“ON/STBY”) adalah tombol untuk menghidupkan dan mematikan/ standby
osiloskop
b. Bagian ini (“CH2”) adalah terminal BNC, tempat prob dipasang. “CH2” menunjukan
bahwa prob dipasang pada kanal 2. Bila ingin dipasang pada kanal 1 maka pasang prob
pada terminal “CH1”
c. Tombol ini (“AUTO SET”) adalah tombol “istimewa” yang dimiliki oleh osiloskop digital.
Setelah prob dipasang dan pengukuran siap untuk dilakukan, tekan tombol ini: layar
akan menampilkan gambar sinyal yang (biasanya) diinginkan. Langkah selanjutnya
adalah melakukan pengaturan dengan memutar knop d. dan e.
d. Knop ini (“TIME/DIV”) berfungsi untuk mengubah skala‐utama horizontal (waktu).
Dengan mengubah‐ubah knop ini, layar akan menampilkan gambar signal yang merapat
atau meregang pada arah horizontal. Nilai skala waktu tersebut ditampilkan pada layar
bagian bawah, kotak ketiga dari kiri (lihat j.)
e. Knop ini (“VOLTS/DIV”) berfungsi untuk mengubah skala‐utama vertikal (tegangan).
Dengan mengubah‐ubah knop ini, layar akan menampilkan gambar signal yang merapat
atau meregang pada arah vertikal. Nilai skala waktu tersebut ditampilkan pada layar
bagian bawah, kotak ketiga dari kiri (lihat k.)
f. Dengan menekan tombol ini (“Measure”), pada layar ditampilkan nilai‐nilai,
diantaranya:
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 52/54
Apendiks H
40
• “Vpp” : tegangan peak to peak (Vmax‐Vmin)
• “Vrms” : tegangan RMS
• “Vmax” : tegangan peak positif (amplitudo maksimum)
• “Vmin” : tegangan peak negative (amplitude minimum)
•
“Freq”
:
frekuensi
sinyal
Dengan menekan tombol, misalnya, “F1” berkali‐kali atau memutar knop “Variabel”
(knop l) maka pada layar akan ditampilkan nilai‐nilai lainnya, misalnya “Period” yang
menyatakan perioda sinyal dan “Duty Cycle” yang menyatakan duty cycle sinyal.
g. Tombol ini (“CH2”) berfungsi untuk mengaktifkan dan menon‐aktifkan kanal 2. Bila
tombol ini ditekan, pada layar ditampilkan menu yang berkaitan dengan kanal 2,
diantaranya berkaitan dengan redaman probe (h.) dan coupling ((i.)
h. Fungsi tombol ini berkaitan dengan menu yang ditampilkan setelah “CH2” (atau “CH1”
untuk kanal 1) ditekan. Nilai redaman ( “x1”, “x10” atau “x100”) yang tampail pada
layar harus disesuikan dengan redaman yang diset pada prob dengan menekan tombol
ini (“F4” ).
i. Fungsi tombol ini berkaitan dengan menu yang ditampilkan setelah “CH2” (atau “CH1”
untuk kanal 1) ditekan. Tombol ini (“F1”) berfungsi untuk mengeset coupling DC, AC
atau ground:
• Bila diset coupling AC maka pada layar akan ditampilkan sinyal tanpa komponen
DC‐nya. Pada kondisi ini, sinyal akan berada ditengah‐tengah posisi vertikal (0 Volt)
• Dengan mengeset coupling Ground, akan diperoleh garis horizontal yang
menyatakan posisi nilai 0 Volt
j. Bagian
ini
(kotak
ketiga
dari
kiri)
menunjukan
dua
hal:
nilai
skala‐
utama
waktu
dan
nilai
sample rate (posisinya berada di atas nilai skala‐utama waktu)
k. Bagian ini (kotak kedua dari kiri) menunjukan nilai skala‐utama tegangan
l. Fungsi bagian ini berkaitan dengan keterangan tombol f.
m. Knop ini (“Position”) berfungsi untuk menggeser signal secara vertikal atau horizontal
(perhatikan tanda panah pada label knop tersebut).
MENGUKUR SIGNAL DENGAN MENU CURSOR
n. Dengan menekan tombol ini (“Cursor”), pada layar ditampilkan menu CURSOR yang
memberikan
fasilitas
untuk
melakukan,
misalnya,
pengukuran
secara
manual
selisih
tegangan (dengan dua‐garis‐batas horizontal putus‐putus) dan frekuensi sinyal (dengan
batas oleh dua‐garis‐batas vertikal putus‐putus) yang ditampilkan pada layar (lihat
Gambar G.5.). Ada tiga tombol dan satu knop yang perlu diketahui untuk
memanfaatkan fasilitas ini:
• “F1” untuk mengeset sumber sinyal yang akan diukur
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 53/54
Apendiks G
41
• “F2” untuk mengaktifkan dua‐garis‐batas horizontal putus‐putus. Tekan “F2”
kembali untuk memperoleh mode dua‐garis‐batas berbeda.
• “F3” untuk mengaktifkan dua‐garis‐batas vertikal putus‐putus. Tekan “F3” kembali
untuk memperoleh mode dua‐garis‐batas berbeda.
• “Variabel” untuk menggeser dua‐garis‐batas horizontal atau vertical (tidak
bersamaan) bergantung tombol “F2” atau “F3” yang ditekan.
Gambar G. 5. Tampilan Menu CURSOR
MENAMPILKAN MODE X Y
o. Bila tombol ini (“HORI MENU”) ditekan, akan ditampilkan menu H‐MENU pada layar
(perhatikan Gambar G.6.). Fasilitas yang biasa digunakan pada menu ini adalah mode
“XY”, yaitu menampilkan grafik tegangan sinyal dari kanal 1 terhadap tegangan sinyal
dari kanal 2. Tekan tombol “F5” untuk menampilan mode XY.
8/3/2019 Petunjuk Praktikum EL-2246 (Edisi Th. 2009) ~28!09!09~
http://slidepdf.com/reader/full/petunjuk-praktikum-el-2246-edisi-th-2009-280909 54/54
Apendiks H
Gambar G. 6. Tampilan Menu H-MENU