Pestis Ida
-
Upload
anang-budi -
Category
Documents
-
view
202 -
download
36
Transcript of Pestis Ida
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada saat ini pencemaran terjadi dimana- mana dengan laju yang begitu cepat
yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sejak Perang Dunia II kecenderungan
pencemaran mengarah kepada dua hal yaitu pembuangan senyawa kimia tertentu
yang makin meningkat terutama akibat kegiatan industry dan transportasi. Penyebab
lainnya yaitu penggunaan berbagai produk biosida dan bahan- bahan berbahaya
aktivitas manusia.
Berdasarkan pengertianya pencemaran merupakan masuknya atau
dimasukkannya mahluk hidup, zat, energy dan atau komponen lain kedalam
lingkungan dan atau merubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
proses alam, sehingga kwalitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menmjadi kurang atau tidak dabat berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya. Peristiwa pencemaran baru dapat dikatakan sebagai
pencemaran lingkungan bila lingkungan yang tercemar adalah lingkungan hidup
manusia (Achmad, Rukaesih. 1999).
Dengan meningkatnya kegiatan industri dan transportasi tentu saja meningkat
pula pencemaran terhadap lingkungan. Pencemaran terhadap sumber air minum
telah sering menyebabkan penyakit- penyakit dengan perantara air (waterbone
desease) yang telah membinasakan penduduk di sejumlah kota. Sekarang ini beban
pencemaran terhadap air sudah semakin berat dengan masuknya bahan- bahan
industri yang mengandung senyawa- senyawa kimia berbahaya (Anonimous, Agen
Orange,1983).
Pencemaran lingkungan terjadi pula di udara dan tanah dengan segala dampak
yang ditimbulkannya. Penyebab pencemaran ini selain oleh kegiatan manusia juga
dapat disebabkan oleh kegiatan alami seperti kebakaran hutan karena kemarau
panjang, letusan gunung berapi dan sebagainya (Anonimous, Agen Orange,1983).
Bahan yang sering kita temui dalam kehidupan sehari- hari dan juga merupakan
salah satu bahan yang menyebabkan pencemaran adalah pestisida. Pestisida
merupakan penyebab pencemaran lingkungan yang utama baik itu untuk pencemaran
udara, tanah dan air. Banyak pestisida yang sangat beracun seperti DDT dan menjadi
lebih tinggi konsentrasinya di dalam rantai makanan (Kusno S , 1992).
Mahkluk hidup terutama manusia banyak menarik keuntungan dengan adanya
pestsida. Suatu kenyataan tanpa pestisida bidang pertanian tidak akan
mengahasilkan produk yang sesuai dengan yang diperkirakan. Dari pengalaman
masalah masa lalu, keracuanan tanaman pertanian oleh hama dan penyakit telah
1 | P a g e
menyebabkan kelaparan penduduk dunia dalam jumlah yang sangat besar. Oleh
karena itu pestisida akan terus digunakan, yang perlu mendapat perhatian dalam hal
ini adalah mencari pestisida yang lebih aman dan lebih mudah terurai dalam
lingkungan setelah digunakan.
1.2. Perumusan Masalah
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa pestisida merupakn penyebab utama
pencemaran baik itu udara, tanah, maupun air yang dapat membahayakan lingkungan
serta makhluk hidup disekitarnya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pemakaian
pestisida dilakukan terus-menerus oleh masyarat tanpa melihat dampak penggunaan
pestisida itu sendiri. Adapun masalah yang kami angkat adalah Bagaimana upaya
pencegahan pencemaran yang diakibatkan pestisida?
1.3. Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah :
1. Mengetahui dampak pencemaran yang di akibatkan oleh pestisida.
2. Mengetahui solusi pencegahan pencemaran yang di akibatkan oleh
pestisida.
b. Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui informasi mengenai dampak-dampak pencemaran yang
di akibatkan oleh penggunaan pestisida.
2. Dapat mengurangi penggunaan pestisida yang berlebihan.
3. Dapat mengetahi solusi dalam mengatasi pencemaran yang di sebabkan
oleh penggunaan pestisida.
BAB 11
2 | P a g e
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PENGERTIAN PENCEMARAN
Disadari atau tidak, sebenarnya masalah pencemaran lingkungan mau tidak
mau akan merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia dalam hubungannya dengan alam. Manusia memang kurang daya
penguasaannya, artinya jika kemampuan manusia menguasai alam meningkat, maka
akan lebih sedikit masalah yang akan dihadapi. Peristiwa pencemaran baru dapat
dikatakan sebagai pencemaran lingkungan bila lingkungan yang tercemar adalah
lingkungan hidup manusia, yang terkena dampak akibat negatif yang tidak diinginkan
adalah manusianya dan didalam lingkungan tersebut terdapat bahan-bahan
berbahaya yang disebabkan oleh peradaban manusia itu sendiri (Benn, F.R
[ and ]C.A. Mac Auliffe, 1975).
Batasan pencemaran menurut UU No. 4 Tahun 1982, menjelaskan bahwa
“Pencemaran” adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energy dan
atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau merubahnya tatanan lingkungan
oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kwalitas lingkungan turun sampai
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menmjadi kurang atau tidak dabat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran suatu lingkungan bisanya melalui tahap-tahap yaitu:
1. Tingkatan Pertama
Bila zat pencemar tersebut baik jumlah dan waktu aktifnya tidak membawa
akibat yang merugikan manusia.
2. Tingkatan kedua
Bila zat pencemar sudah mengakibatkan gangguan pada alat- alat panca
indera dan alat perkembangbiakan secara vegetatif serta kerusakan
lingkungan hidup yang lebih luas.
3. Tingkatan ketiga
Bila zat pencemar sudah mengakibatkan gangguan fisiologis yang
membawa akibat kesakitan yang menahun.
4. Tingkatan keempat
Bila zat pencemar sudah mengakibatkan gangguan-ganguan yang gawat
seperti kematian dan lain-lain.
Pencemaran dapat terjadi di lingkungan hidup manusia. Berdasarkan itu dikenal
pencemaran lingkungan berdasarkan objeknya, yaitu : pencemaran
udara,pencemaran tanah,pencemaran air dan pencemaran kebudayaan. Dalam
makalah ini, pencemaran lingkungan yang akan dibahas adalah tiga bagian yang
pertama diatas yang diakibatkan oleh Pestisida (Achmad, Rukaesih. 1999)
3 | P a g e
2.2. JENIS-JENIS PESTISIDA
Menurut peraturan pemerintah RI No. 7 Tahun 1973, yang dimaksud dengan
Pestisida ialah Semua zat kimia dan bahan-bahan lain serta zasad-zasad renik dan
virus yang digunakan untuk:
1. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman,
bagian-bagian tanaman atau hasil pertanian.
2. Memberantas rerumputan
3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tak diinginkan.
4. Mencegah hama-hama air.
5. Membrantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia.
Berdasarkan kegunaanya pestisida dapat dibagi atas :
1. INSEKTISIDA : Zat / Senyawa kimia yang digunakan untuk mematikan /
Memberantas serangga.
2. ASCARISIDA : Memberantas Tunggau
3. NEMATOSIDA : Memberantas cacing Nematoda.
4. FUNGISIDA : Memberantas Jamur / Cendawan.
5. HERBISIDA : Memberantas rumput / Gulma.
6. OVISIDA : Memberantas telur serangga.
7. LARVASIDA : Memberantas Larva
8. RODENTISIDA : Memberantas Hewan Pengerat.
9. ALGASIDA : Memberantas Alga.
10. MOLUSCISIDA : Memberantas Hewan Molluska.
Dengan melihat bentuk fisiknya, pestisida digolongkan kedalam beberapa bentuk :
Tepung hembus, Tepung semprot ( Wetable Powder),Minyak Aerosol, Rook patroner
Dari segi struktur kimianya, pestisida dibagi atas :
1 . Orgahochlorine
Pestisida jenis ini mengandung unsur-unsur Carbon, Hidrogen, dan Chlorine.
Misal : DDT
2 . Orgahoposphate
Pestisida yang mengandung unsur : P, C, H misal : tetra ethyl phyro posphate
(TEPP )
3. Carbonate
Pestisida yang mengandung gugus Carbonate. Misal : Baygon, Sevin dan
Isolan.
4. Lain-Lain
4 | P a g e
Diluar ketiga jenis diatas, pestisida ini mengandung senyawa organik, serychin,
senyawa sulphur organik dan dinytrophenol (Achmad, Rukaesih. 1999).
2.3. PESTISIDA DAN REVOLUSI HIJAU
Alam dengan segala isinya di terima sebagaimana adanya. Dan manusia
menyesuaikan pola hidupnya dengan irama yang ditentukan oleh lingkungan alam.
Karena perubahan lingkungan alam berada di luar kendali tangan manusia, maka
manusia memasrahkan diri kepada lingkungan. Ini melahirkan kebiasaan tradisi dan
hukum-hukum yang tidak tertulis, yang kemudian mengatur pergaulan hidup
masyarakat (Ekha Isuasta, 1988).
Tetapi satu faktor dalam kehidupan masyarakat mengalami perubahan otonom,
yaitu pertambahan jumlah manusia. Naluri mempertahankan diri manusia mendorong
hasrat berkembangbiak dan melangsungkan dehidupan. Ini dimungkinkan oleh akal
dan kemampuan berpikir manusia, yang melahirkan ilmu dan teknologi. Oleh karena
itu manusia selalu menuntut kepada alam agar kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi.
Kebutuhan primer manusia adalah makan. Dan untuk meningkatkan hasil-hasil bumi
mereka mempunyai ambisi besar untuk meningkatkan produksi pangan. Banyak hal
yang dilakukan manusia seperti program irigasi, pemupukan intensif yang kadang
berlebihan hingga merusak struktur tanah. Dan yang paling mengerikan adalah
berputarnya lingkaran setan pestisida yang tak pernah putus ditengah jalan, justru
semakin membabibuta.
Untuk mendukung keberhasilan produksi pangan ini, penelitian dan teknologi
semakin berkembang. Termasuk si lampu aladin, pestisida. Dunia pertanian seakan
terbangun dari tidurnya, terbangun untuk tragedi dari revolusi, bukan revolusi fisik,
bukan industry, tetapi revolusi hijau.Revolusii Hijau yang mencantumkan pemakaian
pestisida sebagai senjata utama yang menyakitkan lingkungan dan manusia sendiri
(Achmad, Rukaesih. 1999)
5 | P a g e
BAB IIIPEMBAHASAN
3.1. KARATERISTIK PESTISIDA
1. Efektifitas
Merupakan daya bunuh pestisida terhadap OPT. Pestisida yang baik memiliki
daya bunuh yang cukup untuk mengendalikan OPT dengan dosis yang
rendah sehingga memperkecil dampat buruk terhadap lingkungan.
2. Selektifitas
Merupakan kemampuan pestisida membunuh beberapa jenis organisme.
Disarankan untuk menggunakan pestisida yang bersifat selektif atau
berspektrum sempit. Dimana pestisida tersebut hanya membunuh OPT
sasaran tanpa membahayakan organisme lain termasuk musuh alami OPT.
3. Fototoksisitas
Merupakan suatu efek samping aplikasi pestisida yang dapat menimbulkan
keracunan bagi tanaman yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal
setelah aplikasi pestisida. Oleh karena itu tidak boleh menggunakan pestisida
secara tidak terukur atau berlebihan.
4. Residu
Adalah kemampuan pestisida bertahan dalam bentuk racun setelah
penyemprotan. Residu yang terlalu lama akan berbahaya bagi manusia dan
lingkungan, sedangkan residu yang terlalu pendek akan mengurangi
efektifitas pestisida dalam pengendalian OPT.
5. Persistensi
Kemampuan pestisida bertahan dalam bentuk racun di dalam tanah.
Pestisida yang memiliki persistensi tinggi akan sangat berbahaya bagi
lingkungan.
6. Resistensi
Merupakan kekebalan OPT terhadap pestisida. Pestisida yang memiliki
potensi resistensi tinggi sebaiknya tidak digunakan. Untuk mencegah
6 | P a g e
resistensi pada hama/penyakit terhadap salah satu jenis pestisida, sebaiknya
dilakukan penggantian bahan aktif setiap kali aplikasi pestisida.
7. Kompatibilitas
Adalah kesesusaian antara satu jenis pestisida untuk dicampur dengan
pestisida lain tanpa menimbulkan dampak negatif dari pencampuran itu.
3.2.PERKEMBANGAN PESTISIDA
Melihat perkembangan pestisida yang semakin meningkat, baik dari segi kualitas maupun segi kuantitas, dapat dilihat dari dua tabel berikut :
Tahun Produksi (Ton/KL) % Perubahan
1978/1979
1979/1980
1980/1981
1981/1982
1982/1983
9.128
20.812
25.671
33.576
47.369
-
128
23,3
30,8
26,2
Tabel 3.1 Peningkatan Produksi Pestisida Dalam Negeri
Dapat kita lihat juga impor Pestisida pada table dibawah ini:
Tahun Insektisida Fungisida Herbisida Total
1978TonU$
3.13155.66
0
6312.169
5101.279
4.27259.10
8
1979TonU$
1.9205.286
-
7081.935
7612.943
3.38910.06
4
1980TonU$
4.56015.96
3
9583.142
2.4211.366
6.13921.79
9
1981TonU$
116723
7002.900
4211.366
1.3274.989
1982Ton
339
9955.107
4451.245
1.4436.369
7 | P a g e
U$
Tabel 3.2 Impor Pestisida
Hal ini memang mengembirakan bagi dunia pertanian, menyenangkan bagi
produsen pestisida tetapi di lain pihak muncul masalah- masalah serius. Pemakaian
pestisida yang berdendang membabi buta pada episode berikutnya, menjadi suatu hal
yang mengkhawatirkan. Pestisida memang bagaikan lampu aladin. Pestisida ibarat
dewa penolong tetapi di sisi lain, tanah dan semua perairan yang menjadi ikat
pinggangnya menjerit kesakitan, terlebih karena pestisida produksi mutakhir. Buah
simalakama ditawarkan kepada kita, pestisida membantu sekaligus mematikan.
Pestisida menjadi suatu tragedi kehidupan, nyata sudah di dalam sejarah
kehidupan manusia. Jaminan untuk itu sudah digaransikan, air, tanah, udara bahkan
nyawa manusia sendiri si penghasil teknologi pestisida. Satu persatu segi bahaya
pestisida telah menjamah kehidupan manusia. Bahaya pencemaran lingkungan hidup,
baik yang bersifat sosial dan alamiah yang mengakibatkan terganggunya ekosistem
kehidupan.
3.2.1 PENCEMARAN AIR PADA PESTISIDA
Air merupakan sumber kehidupan umat manusia. Kini tidak hanya air sungai
yang masuk ke laut, air laut pun sudah biasa merembes ke wilayah darat dan air
minum menjadi asin. Sementara di sini lain air menjadi pahit karena pencemaran
sungai-sungai yang melewati perkotaan dan residu pestisida yang tercecer dari
penyemprotan di sawah-sawah. Residu masuk air sungai, mengalir ke parit-parit
sawah, masuk ke saluran tersier ke saluran sekunder dan terbuang ke sungai kita.
Sungai mengalir masuk kota, menuju ke hilir dan sebagian rakyat menggunakan air
di hilir untuk mandi, cuci dan kakus. Pencemaran bertambah runyam, karena
pestisida, sampah rumah tangga dan produk alami. Pestisida dapat mencemari air
yang sangat berbahaya bagi kehidupan. karena pestisida mengandung bahan-
bahan kimia yang sangat bebahaya seperti senyawa Dinitro dan Thiosianat.
3.2.2. PENCEMARAN TANAH PADA PESTISIDA
Pestisida banyak digunakan oleh petani untuk lahan pertanian seperti
pembasmi hama serta untuk membasmi rumpu-rumput liar. Namun disisi lain
penggunaan pestisida secara berlebihan akan berdampak buruk bagi ekosistem
tanah seperti matinya organisme dalam tanah (cacing,dll), sehingga tanah menjadi
tandus dan kering.
8 | P a g e
3.2.3. PENCEMARAN UDARA PADA PESTISIDA
Penyemprotan pestisida dengan menggunakan helikopter telah menggeser
pemakaian tenaga manusia yang dirasakan telah mengalami kekerdilan. Dengan
helikopter, dalam waktu sekejap berpuluh-puluh hektar ladang bahan pangan telah
tersemprot sekaligus. Tapi daerah-daerah yang bukan sasaran maupun hewan-
hewan dan serangga bukan sasaran target pembunuhan ikut menikmati hujan
pestisida dari cucuran helikopter.
Suatu bukti bahwa hewan bukan sasaran mendapat getahnya adalah kasus di
sebelah timur Illionis, Amerika Serikat. Di sini pada tahun 1954 telah dilakukan
penyemprotan suatu senyawa organochlorim dengan maksud menghentikan
Japanese beetle (kumbang Jepang). Tapi ternyata banyak spesies burung musnah
di daerah penyemprotan. Nasib yang sama dialami pula oleh kucing, tupai, insecta
predator, dll.
Pencemaran udara pestisida ini tidak hanya menyerang lingkungan manusia
sendiri saja, tetapi akhirnya jatuh ke pelukan manusia sendiri. Banyak tragedi-tragedi
kehidupan yang terjadi, dan yang paling naas, tragedi ini terjadi karena
penyelewengan manusia sendiri atas pestisida ini
Penyelewengan pestisida ini diarahkan pada pembasmian si pembuat dan si
pemakai utama, yaitu manusia. Pestisida digunakan untuk membunuh manusia.
Kejadian ini dipelopori oleh kekejaman Hitler di zaman Perang Dunia II, DDT dipakai
sebagai bahan percobaan dalam ladang-ladang kamp konsentrasi Hitler.
3.3. UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN PESTISIDA
Harus diakui walaupun pestisida sangat berbahaya, peningkatan produksi
pertanian dapat tercapai justru dengan bantuan pestisida. Pencemaran yang
disebabkan oleh pestisida bukan hal sepele.
Tetapi kalau cara pemakaian pestisida dilakukan dengan sangat hati-hati,
kemungkinan besar pencemaran dapat dihindari atau setidaknya mengurangi
bahayanya pembatasan pemakaian pestisida ini sudah dimulai dengan gebrakan
PAN (Pesticides Action Network) yang beranggotakan 50 negara, termasuk
Indonesia.
Di sini ada tujuh jenis pestisida yang dilarang di antara 12 jenis yang
dimasukkan dalam The Dirty Dozen seperti Heptachlor. Di Indonesia, hal ini
didukung oleh ikut sertanya BATAN dalam meneliti residu-residu produk pertanian
dan mengeluarkan batas ambang yang aman bagi pemakaian pestisida.
9 | P a g e
Juga turut peran serta pemerintah yaitu peraturan tentang ANDAL yang mulai
berlaku dari segi pengamanan baik bagi keselamatan manusia maupun lingkungan.
Tindakan pemerintah dengan peraturan ANDAL adalah tepat sebagai tindakan
pencegahan dan usaha menanggulangi kemungkinan terjadinya pencemaran
lingkungan hidup manusia Indonesia.
Bagaimanapun juga pestisida adalah racun. Sebenarnya kalau ada kerugian
yang ditimbulkan oleh pestisida, maka yang paling menderita adalah manusia.
Manusia harus bertanggung jawab terhadap kerusakan yang timbul, karena semua
kegiatan pencegahan hama adalah hasil karya manusia dan di tujukan untuk
pemenuhan kebutuhannya. Manusia adalah pelaku utama pemberantasan hama.
Karena itu selain perlindungan terhadap tanah, air, dan hewan lainnya dari bahaya
pestisida, perlindungan pertama justru harus diberikan terhadap manusia.
Cara yang paling baik untuk mencegah pencemaran pestisida adalah dengan
tidak menggunakan pestisida sebagai pemberantas hama. Mengingat akibat
sampingan yang terlalu berat atau bahkan menyebabkan rusaknya lingkungan dan
merosotnya hasil panen, penggunaan pestisida mulai dikurangi. Cara-cara yang
dapat ditempuh untuk mencegah atau mengurangi serangga hama antara lain:
a. pengaturan jenis tanaman dan waktu tanam,
b. memilih varietas yang tahan lama,
c. memanfaatkan musuh-musuh alami serangga,
d. penggunaan hormon serangga,
e. pemanfaatan daya tarik seks pada serangga
f. sterilisasi
Cara-cara tersebut di atas memang tidak memiliki efek yang cepat dan
merata dibahding pestisida. Karenanya bila dibutuhkan pemberantasan hama yang
sifatnya segera, penggunaan pestisida memang merupakan pilihan yang paling baik
dan tepat.Jika memang pestisidalah yakan digunakan, maka adalah suatu langkah
yang paling bijaksana untuk melakukan suatu tindakan pencegahan terhadap
pencemaran atau keracunan yang mungkin timbul.
Pada pencemaran lingkungan oleh pestisida, beberapa tindakan pencegahan
yang perlu dilakukan antara lain:
1. ketahuilah atau pahamilah dengan yakin tentang kegunaan dari suatu jenis
pestisida. Jangan sampai terjadi salah berantas.Misalnya herbisida jangan
digunakan untuk membasmi serangga. Hasilnya, serangga yang dimaksud
belum tentu mati, sedangkan tanah atau tanaman telah terlanjur tercemar.
2. ikuti petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan pabrik
atau petugas penyuluh,
3. jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida, Tanyakan pada penyuluh
apakah sudah saatnya digunakan pestisida, karena belum tentu suatu jenis
hama harus diberantas dengan pestisida.
10 | P a g e
4. Jangan telat memberantas hama. Jika penyuluh sudah menganjurkan untuk
menggunakan pestisida, cepatlah dilakukan. Dengan semakin meluasnya hama
akan membutuhkan penggunaan pestisida dalam jumlah besar, ini berarti hanya
akan memperbesar peluang terjadinya pencemaran,
5. jangan salah pakai pestisida. Selain satu jenis pestisida biasanya hanya
digunakan untuk suatu jenis hama tertentu, terkadang usia tanaman yang
berbeda menghendaki jenis pestisida yang berbeda pula,
6. pahamilah dengan baik cara pemakaian pestisida. Jangan sampai tercecer di
sekitar tanaman,
7. jika pestisida yang akan digunakan harus dibuat larutan terlebih dahulu, gunakan
tempat yang khusus untuk itu. Pada waktu mengaduk, larutan jangan sampai
tercecer ke tempat lain. perhatikan dengan tepat jumlah larutan yang dibuat agar
tidak terdapat sisa setelah pemakaian. Sudah disebutkan bahwa selain tindakan
pencegahan terhadap pencemaran lingkungan oleh pestisida, juga diperlukan
tindakan-tindakan pengamanan terhadap pestisida. Tujuannya adalah agar
manusia terbebas dari keracunan. Beberapa tindakan yang perlu diambil untuk
mencegah keracunan oleh pestisida, yaitu:
a. Penyimpanan racun-racun hama:
1. Racun-racun harus disimpan dalam wadah-wadah yang diberi tanda,
sebaiknya tertutup dan dalam lemari tersendiri yang terkunci.
2. Campuran racun dengan tepung atau makanan tidak boleh disimpan
dekat makanan. Campuran yang rasanya manis biasanya paling
berbahaya. Tanda-tanda harus jelas biar untuk mereka yang buta huruf
sekalipun tabu.
3. Tempat-tempat bekas menyimpan yang telah tidak dipakai lagi harus
dibakar, agar racun-racun sisa musnah sama sekali.
4. Penyimpanan-penyimpanan di wadah-wadah untuk makanan atau
minuman seperti di hotel-hotel, sangat besar bahayanya.
b. Pemakaian alat-alat pelindung
1. Pakailah masker dan adakanlah ventilasi keluar setempat selama
melakukan pencampuran kering bahan-bahan.
2. Pakailah pakaian pelindung, kaca mata dan sarung tangan terbuat dari
neopren, jika kerjaan dimaksudkan untuk mencampur bahan tersebut
dengan minyak atau pelarut-pelarut organis.Pakaian pelindung harus
dibuka dan kulit dicuci sempurna sebelum makan.
3. Pakailah pelindung pernafasan, kaca mata, baju pelindung, dan sarung
tangan selama menyiapkan dan enggunakan semprotan, kabut atau
aerasol, jika kulit atau paru-paru mungkin kontak dengan bahan tersebut.
Alat-alat pelindung harus terbuat dari karet atau bahan tahan minyak.
11 | P a g e
4. Selalu menyemprot ke arah yang tidak memungkinkan angin membawa
bahan, sehingga terhirup atau mengenai kulit dari tenaga kerja yang
bersangkutan.
5. Hindarkan waktu kerja lebih dari 8 jam sehari bekerja di tempat tertutup dengan memakai penguap termisi jauhkan alat tersebut dari rumah penduduk dan tempat pengolahan bahan makanan.
6. Janganlah disemprot tempat-tempat yang sebagian tubuh manusia akan bersentuhan dengannya pestisida, manusia dihadapkan pada suatu dilema.
3.4. PEMASANGAN LABEL DAN TANDA PADA BAHAN BERBAHAYA
Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan peringatan
pada wadah atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya adalah tindakan
pencegahan yang esensial. Tenaga kerja yang bekerja pada proses produksi atau
pengangkutan biasanya belum mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia dalam
wadah/packingnya, demikian pula para konsumen dari barang tersebut, dalam hal
inilah pemberian label dan tanda menjadi sangat penting.
Peringatan tentang bahaya dengan label dan tanda merupakan syarat penting
dalam perlindungan keselamatan kerja, namun hal tersebut tidak dapat dianggap
sebagai perlindungan yang sudah lengkap, usaha perlindungan keselamatan lainnya
masih tetap diperlukan. Lambang yang umum dipakai untuk bahan kimia yang
memiliki sifat berbahaya adalah sebagai berikut
Gambar 2.14 Tanda bahaya dari bahan kimiaKeterangan :E = Dapat Meledak T = BeracunF+ = Sangat Mudah Terbakar C = Korosif
12 | P a g e
F = Mudah Terbakar Xi = IritasiO = Pengoksidasi Xn = Berbahaya Jika TertelanT+ = Sangat Beracun N = Berbahaya Untuk Lingkungan
3.5. CARA PENGGUNAAN PESTISIDA
Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang
enting dalam menentukan keberhasilan pengendalian hama. Walaupun jenis obatnya
anjur, namun karena penggunaannya tidak benar, maka menyebabkan sia-sianya
penyemprotan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida, di
antaranya adalah keadaan angin, suhu udara, kelembapan dan curah hujan. Angin
yang tenang dan stabil akan mengurangi pelayangan partikel pestisida di udara.
Apabila suhu di bagian bawah lebih panas, pestisida akan naik bergerak ke atas.
Demikian pula kelembapan yang tinggi akan mempermudah terjadinya hidrolisis
partikel pestisida yang menyebabkan kurangnya daya racun. Sedang curah hujan
dapat menyebabkan pencucian pestisida, selanjutnya daya kerja pestisidaberkurang.
Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah
ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan pemborosan
pestisida, di samping merusak lingkungan. Dosis yang terlalu rendah menyebabkan
hama sasaran tidak mati. Di samping berakibat mempercepat timbulnya resistensi.
1. Dosis Pestisida
Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan
untuk mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang
dilakukan dalam satu kali aplikasi atau lebih. Ada pula yang mengartikan dosis
adalah jumlah pestisida yang telah dicampur atau diencerkan dengan air yang
digunakan untuk menyemprot hama dengan satuan luas tertentu. Dosis bahan aktif
adalah jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan satuan luas
atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis pestisida biasanya tercantum
dalam label pestisida.
2. Konsentrasi pestisida
Ada tiga macam konsentrasi yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan
pestisida
* Konsentrasi bahan aktif, yaitu persentase bahan aktif suatu pestisida dalam
larutan yang sudah dicampur dengan air.
* Konsentrasi formulasi, yaitu banyaknya pestisida dalam cc atau gram setiap
liter air.
* Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida, yaitu persentase kandungan
pestisida dalam suatu larutan jadi.
13 | P a g e
3. Alatsemprot
Alat untuk aplikasi pestisida terdiri atas bermacam-macam seperti knapsack
sprayer (high volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar 500
liter. Mist blower (low volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar
100 liter. Dan Atomizer (ultra low volume) biasanya kurang dari 5 liter.
4. Menggunakan pestisida
Untuk menggunakan pestisida harus diingat beberapa hal yang harus diperhatikan:
* Pestisida digunakan apabila diperlukan
* Sebaiknya makan dan minum secukupnya sebelum bekerja dengan pestisida
* Harus mengikuti petunjuk yang tercantum dalamlabel
* Anak-anak tidak diperkenankan menggunakan pestisida, demikian pula wanita
hamil dan orang yang tidak baik kesehatannya
* Apabila terjadi luka, tutuplah luka tersebut, karena pestisida dapat terserap
melalui luka
* Gunakan perlengkapan khusus, pakaian lengan panjang dan kaki, sarung
tangan, sepatu kebun, kacamata, penutup hidung dan rambut dan atribut lain
yang diperlukan
* Hati-hati bekerja dengan pestisida, lebih-lebih pestisida yang konsentrasinya
pekat. Tidak boleh sambil makan dan minum.
* Jangan mencium pestisida, karena pestisida sangat berbahaya apabila
tercium
* Sebaiknya pada waktu pengenceran atau pencampuran pestisida dilakukan di
tempat terbuka. Gunakan selalu alat-alat yang bersih dan alat khusus.
* Dalam mencampur pestisida sesuaikan dengan takaran yang dianjurkan.
Jangan berlebih atau kurang
* Tidak diperkenankan mencampur pestisida lebih dari satu macam, kecuali
dianjurkan
* Jangan menyemprot atau menabur pestisida pada waktu akan turun hujan,
cuaca panas, angin kencang dan arah semprotan atau sebaran berlawanan
arah angin. Bila tidak enak badan berhentilah bekerja dan istirahat secukupnya
* Wadah bekas pestisida harus dirusak atau dibenamkan, dibakar supaya tidak
digunakan oleh orang lain untuk tempat makanan maupun minuman.
* Pasanglah tanda peringatan di tempat yang baru diperlakukan dengan
pestisida
* Setelah bekerja dengan pestisida, semua peralatan harus dibersihkan, demikian pula pakaian-pakaian, dan mandilah dengan sabun sebersihmungkin.
14 | P a g e
BAB IVPEMBAHASAN KHUSUS
4.1. PERMASALAH
Salah satu jenis pestisida adalah pembasmi nyamuk. Banyak merek
pembasmi nyamuk di Indonesia yang di bilang aman dan ampuh. Tetapi, apakah kita
semua yakin bahwa pembasmi nyamuk itu benar-benar aman?
4.2. PEMBAHASAN
Di Indonesia ada beberapa jenis merek pembasmi nyamuk, diantaranya yaitu
baygon, hit, vape, raid dan mortein, autan, soffell, dan lain-lain.
Baygon adalah merek pestisida produksi S. C. Johnson & Son. Kegunaannya
adalah sebagai pembasmi dan pengendali hama rumah tangga, seperti
15 | P a g e
nyamuk,kecoa, lipan, dan semut. Merek ini sangat populer di Indonesia sehingga
sudah menjadi nama generik bagi produk sejenis. Baygon pertama kali di produksi
oleh perusahaan bayer, sebuah perusahaan kimia asal Jerman pada tahun 1975.
Prinsip dasar yang harus di pahami oleh semua orang ketika menggunakan
obat nyamuk adalah bahwa zat yang di pakai itu racun, dan tidak ada racun yang
benar-benar aman.
Baygon mengandung 2 racun utama yaitu Propoxur dan transfluthrin. Propoxur
adalah senyawa karbamat (senyawa antaranya, MIC, pernah menewaskan ribuan
orang dan menyebabkan kerus akan syaraf ratusan ribu orang lainnya dalam kasus
Bhopal di India) yang telah dilarang penggunaannya di luar negri karena diduga kuat
sebagai zat karsinogenik sedangkan transfluthrin relatif aman hingga saat ini.
HIT yang promosinya sebagai obat nyamuk ampuh dan murah memang benar
bahkan sedikit lebih ampuh dari Baygon tapi sangat berbahaya karena bukan hanya
menggunakan Propoxur tapi juga DDVP atau dichlorvos, zat turunan chlorine yang
sejak puluhan tahun dilarang penggunaannya di dunia, murah tapi berbahaya.
Sedangkan obat nyamuk lain seperti Baygon tutup hijau , Vape, Raid dan
Mortein memang non propoxur dan non DDVP tapi keampuhannya sangat diragukan,
mereka hanya efektif melawan nyamuk Aedes tapi berantakan saat melawan nyamuk
Culex sp (ini nyamuk malam yang sering gangguin kita). Obat nyamuk bakar jelas
menghasilkan asap dan racun, begitupun juga dengan jenis elektrik tetap
menghasilkan racun. Penggunanaan obat nyamuk dengan cara dibakar atau dengan
listrik harus dalam ruangan dengan sirkulasi udara yang baik, tidak boleh dalam
ruangan tertutup karena racun dan asap yang dihasilkan akan mengurangi proporsi
kandungan oksigen dalam ruangan. Penolak nyamuk seperti Autan, Sari
Puspa/Soffell,atau Lavender Ketiganya mengandung racun bernama Diethyltoluamide
atau DEET . DEET ini sangat korosif, Autan tidak dapat disimpan dalam wadah plastik
PVC atau besi karena dalam hitungan minggu akan mengikis lapisannya. Bayangkan
bila itu kena kulit kita ? Jadi sekali lagi telah terjadi pembohongan publik lewat iklan
anti nyamuk yang lembut bagi kulit, mana mungkin zat yang jelas-jelas merusak kulit
dapat merawat kulit, bahkan setelah ditambahi embel-embel menggunkan Aloe Vera
atau zat pelembab lain tetap saja berbahaya, jangan guna kan pada kulit yang sensitif
atau anak di bawah usia 2 tahun.
Obat nyamuk hanya digunakan bila gangguan memang sudah tak terkendali
atau melebihi batas toleransi, dan gunakan dengan cara yang aman, dan jangan
pernah berfikir racun itu aman. Beberapa memang ampuh, tetapi tidak benar-benar
aman. Pilih lah yang memiliki efek racunnya yang paling kecil jika hanya sekedar
untuk mengendalikan bukan berarti membasmi, seperti contoh baygon tutup hijau.
16 | P a g e
BAB VPENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Pestisida merupakan produk sebuah revolusi yang tidak hanya menarik tetapi
juga mengerikan. Berhadapan dengan pestisida dipakai, lingkungan alam tercemar.
Apabila tidak dipakai hama dan penyakit menjadi momok bagi manusia. Inilah yang
disebut tragedi. Dan manusia yang berhadapan dengan tragedi bisa mengambil sikap
dan langkah yang pasti sesuai dengan tuntutan situasi.
Apabila pestisida dipakai dalam batas-batas kewajaran sesuai dengan
petunjuk penggunaan kiranya merupakan tindakan yang bisa memperkecil lingkup
risiko yang harus ditanggung manusia dan alam.Pemakaian pestisida secara
membabi buta bisa mengundang bencana.
17 | P a g e
Oleh karena itu masalah pestisida menuntut perhatian semua pihak, tidak
hanya para pejabat, tidak hanya si pemakai jasa. Kita semua memikul tanggung
jawab bersama atas lingkungan hidup kita sendiri. Pestisida bukan hanya menjadi
tanggung jawab pabrik penghasil, dan tanggung jawab pemerintah yang memberi izin
produksi, tapi menjadi tanggung jawab semua pihak, semua bangsa dan semua
negara.
Jikalau di suatu negara suatu jenis pestisida sudah diteliti, dinyatakan
berbahaya, dan dilarang untuk dipergunakan, semestinya semua negara di dunia juga
harus mengerti akan hal itu dan ikut melaksanakannya.Bersikap mendua dalam
mengambil langkah kiranya kurang membantu.Pemakaian pestisida dilarang tetapi
tetap diproduksi dan bahkan diekspor ke negara tetangga.
Setiap usaha pemberantasan harus melibatkan semua pihak dan bersifat
menyeluruh, kalau diharapkan berhasil. Mudah-mudahan di masa mendatang kasus-
kasus akibat pemakaian atau produksi pestisida mulai mengecil atau bahkan hilang
sama sekali. Meskipun sulit, kita semua berjuang agar risiko bagi lingkungan itu makin
diperkecil.
5.2. SARAN
Semoga kemajuan bidang IPTEK dapat menjawab segala dinamika tantangan
mengenai pemecahan masalah" PESTISIDA DAN PENCEMARANNYA " secara
bijaksana, demi kelangsungan hidup dan kesejahteraan mahluk hidup terutama
manusianya.
Oleh karena itu kita Penyuluh sebagai " Creative Generation" harus terbebani
tanggungjawab untuk ikut berpartisipasi dalam mengatasi masalah tersebut diatas.
Semoga harapan tidak tinggal harapan, tetapi sungguh menjadi kenyataan, sikap dan
perbuatan manusialah, yang akhirnya paling menentukan bagi nasib dirinya dan
lingkungan hidupnya.
1. Karena pada pestisida memiliki komposisi yang sudah diatur tiap bahan yang
digunakan sehingga ikatannya tidak mudah untuk di uraikan.
2. Untuk saat sekarang, susah untuk membedakan yang terkena pestisida atau
tidak, karena yang menggunakan pestisida juga terlihat akan tetapi jika terlalu
sering kita konsumsi dapat membahayakan kesehatan. Cara mengkonsumsinya
yaitu sayur atau buah yang kita beli sebaiknya di bersihkan dahulu, pada waktu di
masak pestisida itu akan menyatu dengan air sayur, dengan demikian jika kita
sudah mengetahuinya sebaiknya air itu jangan kita konsumsi.
3. Syarat yang terdapat pada pestisida itu tidak mutlak, karena hanya dikhususkan
untuk tikus, dan diusahakan juga tempat penempatannya yang tidak terjangkau
dari hewan lain,
18 | P a g e
DAFTAR – PUSTAKA
1. Achmad, Rukaesih. 1999. Kimia Lingkungan.Bandung: ANDI.
2. Anonimous, Agen Orange,1983. Diduga penyebab kelahiran bayi cacat di Vietnam,
1983, Kompas 25 Maret 1983, Jakarta.
3. Benn, F.R [ and ]C.A. Mac Auliffe, 1975. Chemistry and pollution. New York : The Mac
Millan Press.
4. Ekha Isuasta, 1988.Dilema pestisida . Yogyakarta : Kanisius.
5. Kusno S , 1992. Pencegahan pencemaran pupuk dan pestida. Jakarta : Penerbit
Swadaya.
19 | P a g e
Lampiran :
Bahan Aktif Pestisida
NAMA BAHAN AKTIF JENIS GOLONGAN
AbamektinInsektisidaAkarisida
Amidin, Avermectin
Alfametrin(Alfasipermetrin)
Insektisida Piretroid
Almunium fosetil Fungisida Organofosfat
AmitrazInsektisidaAkarisida
Amidin
Amorphous Insektisida DifenilAsam fosfit Fungisida -Asam oksoklinik Bakterisida AntibiotikAsam tolklofos Fungisida PirimidinAsefat Insektisida Organofosfat
20 | P a g e
Asetamiprid Insektisida PiridinAsibensolar -s-metil Fungisida TiadiazolAzakonazol Fungisida TriazolAzoksistrobin Fungisida PirimidinBelerang Fungisida AnorganikBenfukarb Insektisida KarbamatBenomil Fungisida Benzimidazol, MBCBensultap Insektisida TiofulfonatBetasiflutrin Insektisida Piretroid Betasipermetrin Insektisida Piretroid Bifentrin Insektisida Piretroid Bisultap Insektisida NeristoksinBPMC (fenobukarb) Insektisida KarbamatBupirimat Fungisida PirimidinBuprofezin Insektisida TiadiazinDeltametrin Insektisida Piretroid Diafentiuron Insektisida TioureaDiazinon Insektisida OrganofosfatDifenokonazol Fungisida AzolDiflubenzuron Insektisida UreaDiklorfos Insektisida Organofosfat
DikofolInsektisidaAkarisida
Organoklor, difenil
Dimehipo Insektisida NeristoksinDimetoat Insektisida OrganofosfatDimetomorf Fungisida MorfolinDimikonazol Fungisida TriazolDinotefuran Insektisida TiosulfonatEmamektin benzoat Insektisida AvermectinEndosulfan Insektisida OrganoklorinEpoksikonazol Fungisida DiskarboksimidEsfenfalerat Insektisida PiretroidEtion Insektisida OrganofosfatEtiprol Insektisida OrganofosfatEtofenproks Insektisida Difenil
Fenamidon FungisidaDitiokarbamat, organomangan, organoseng
Fenarimol Fungisida PirimidinFenbukonazol Fungisida TriazolFenfalerat Insektisida PiretroidFenitrotion Insektisida OrganofosfatFenpiroksimat Akarisida PirazolFenpropatrin Insektisida
AkarisidaAmidin, piretroid
Fention Insektisida OrganofosfatFentoat Insektisida OrganofosfatFipronil Insektisida Fenil-pirazolFlufenoksuron Insektisida UreaFlusilazol Fungisida Triazol, organosilikonFlutalonil Fungisida Anilida, trifluorometilFolpet Fungisida Ftalimid, organoklorFormotion Insektisida OrganofosfatFtalida Fungisida Asam ftalat
Gammasihalotrin InsektisidaPiretroid, trifenorometil
Heksaflumuron Insektisida Bensoyl, ureaHeksakonazol Fungisida TriazolHeksitiazoks Insektisida Tiozolidin
21 | P a g e
Imidakloprid InsektisidaNitroimidazolidin, neonikotinoid
Iminoktadin Fungisida DiskarboksimidIprodion Fungisida DiskarboksimidIprovalikarb Fungisida Karbamat
Isoksation InsektisidaOrganofosfat, azoksazol
Kaptan Fungisida FtalimidKarbaril Insektisida KarbamatKarbendazim Fungisida Benzimidazol, MBCKarbofuran Insektisida Karbamat
KarbosulfanInsektisidaAkarisida
Karbamat, organofosfat
Kartophidrokloroda Insektisida Karbamat
KasugamisinFungisidaBakterisida
Antibiotik
Klofentezim Insektisida TetrazinKlorfenapil Insektisida PirolKlorfluazuron Insektisida Urea, trifluorometilKlorotalonil Fungisida KloronitileKlorpirifos Insektisida Organofosfat, piridinLamdasihalotrin Insektisida PiretroidLufenuron Insektisida Trifluorometil, ureaMalation Insektisida Organifosfat
Maneb FungisidaDitiokarbamat, organomangan
Mankozeb FungisidaDitiokarbamat, organomangan, organomangan
Mefenoksam Fungisida PirimidinMerkaptodimetur Insektisida KarbamatMetaflumizonMetalaksil Fungisida AsilalaninMetalaksil-M Fungisida AsilalaninMetalkarb Insektisida Karbamat
Metidation InsektisidaOrgabofosfat, tiadiazol
Metil tiofanat FungisidaKarbamat, benzimidazol, MBC
Metipren InsektisidaJuvenile, homone, mimic
Metiram FungisidaDitiokarbamat, organoseng
Metoksifenoksida Insektisida DiazilhidrazinMetomil Insektisida KarbamatMikobutanil Fungisida TriazolMIPC (isopokarb) Insektisida KarbamatMonosultap Insektisida NeriktoksinNovaluron Insektisida Benzoyl, ureaOksitetrasiklin Bakterisida AntibiotikPCNB (quintozin) Fungisida QuintizinPermetrin Insektisida PiretroidPimetrozin Insektisida TriazinPiraklofos Insektisida OrganofosfatPiridaben Insektisida PhridazinonPiridafention Insektisida Organofosfat
Pirimifos metil InsektisidaOrganofosfat, pirimidin
Poksim Insektisida Organofosfat, nitrila
22 | P a g e
Profenofos Insektisida Organofosfat
Prokimidon Fungisida Anilida, diskarboksimid
Propaksur Insektisida KarbamatPropamokarb hidroklorida
Fungisida Karbamat
Propargit Akarisida FenoksiPropikonazol Fungisida Triazol
Propineb Fungisida Karbamat, organoseng
Protiofos Insektisida OrganofosfatSiflutrin Insektisida PiretroidSimoksanil Fungisida UreaSipermetrin Insektisida PiretroidSiprokonazol Fungisida TriazolSiromazin Insektisida TriazinSpiromesifen Akarisida DitiokarbamatStreptomisin sulfat Bakterisida AntibiotikTebukonazol Fungisida TriazolTembaga Fungisida AnorganikTetasipermetrin Insektisida PiretroidTetradifon Akarisida Organoklor, difenilTetrakonazol Fungisida AzolTiakloprid Insektisida NeonikotinoidTiametoksam Insektisida Triazol, neonikotinoidTiodikarb Insektisida Karbamat
Tiram Fungisida Ditiokarbamat, organoseng
Triadimefon Fungisida TriazolTriadimenol Fungisida TriazolTriazofos Insektisida OrganofosfatTridemorf Fungisida Morfolin
Triflumizol Fungisida Trifluorometil, imidazol
Triflumuron Insektisida Benzoyl, ureaTriklorfon Insektisida OrganofosfatValidamisin Fungisida Antibiotik
Zineb FungisidaDitiokarbamat, organoseng
Ziram FungisidaDitiokarbamat, organoseng
Zoxamide Fungisida Pirimidin
23 | P a g e