PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga :...

106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA K.G.P.A.A. MANGKUNEGARA VI (1896-1916) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh : RM. IWAN KRISHNA WARDHANA C 0504043 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga :...

Page 1: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN

MASA K.G.P.A.A. MANGKUNEGARA VI

(1896-1916)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh :

RM. IWAN KRISHNA WARDHANA

C 0504043

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : RM. IWAN KRISHNA WARDHANA

NIM : C 0504043

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Perusahaan Gula

Praja Mangkunegaran Masa K.G.P.A.A. Mangkunegara VI (1896–1916) adalah

betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-

hal yang bukan karya saya dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan

ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh

dari skripsi tersebut.

Surakarta, April 2012

Yang Membuat Pernyataan

RM. IWAN KRISHNA WARDHANA

C 0504043

Page 5: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Karena sesungguhnya sesudah ada kesulitan itu pasti ada kemudahan.

(Q.S. Alam Nasyrah : 5)

Rizki kita bukanlah kekayaan yang disimpan, melainkan

keuntungan yang disebar untuk dinikmati banyak orang.

(Penulis)

Page 6: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan

kepada :

1. Bapak dan Ibu yang tercinta.

2. Kakak dan Saudara sepupu.

3. Almamater.

Page 7: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT berkat limpahan rahmad serta

hidayah-Nya sehingga penulis dapat selesaikan skripsi. Skripsi ini disusun guna

meraih gelar sarjana pada Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Di dalam penyusunan skripsi tersebut, tidak mungkin segala aral melintang

yang menghadang bisa dilalui tanpa bantuan dari berbagai pihak. Sepantasnya

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan

untuk menyusun skripsi.

2. Dra. Sawitri Pri Prabawati, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Sejarah atas

bantuan dan pengarahannya untuk segera menyelesaikan skripsi.

3. Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Sejarah atas

bantuan dan pengarahannya kepada penulis.

4. Dr. Warto, M.Hum., selaku pembimbing utama dalam penulisan dan

penyusunan skripsi ini teramat sabar dan teliti memberikan bimbingan dan

pengarahan kepada penulis.

5. Drs. Supariadi, M.Hum., selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan selama penulis menjalani masa perkuliahan.

6. Seluruh dosen pengajar Ilmu Sejarah yang telah memberikan bimbingan

selama masa perkuliahan.

7. Ibu Darweni, Bapak Basuki dan segenap staf perpustakaan Reksopustaka

Mangkunegaran yang telah memberikan ijin dan bantuan kepada penulis

dalam proses pengumpulan data yang diperlukan.

8. Bapak dan ibu yang selalu memberikan kasih sayang dan semangat dengan

tulus ikhlas serta doa yang tak pernah putus kepada penulis.

9. Bulek Yayuk, Bulek Nunik, Bulek Sumiyati beserta keluarga serta Mbak

Dhanik dan Mas Toni yang selalu memberikan doa dan dukungan baik moril

maupun materiil.

Page 8: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

10. Teman-teman Ilmu Sejarah UNS Angkatan 2004 : Desca, Asih, Wulan, Shofa

Daryadi, Wasita, Anton, Amin, Arif, Edy, Sapto, Desy dan lain-lain yang

tidak dapat saya sebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuan dan

semangat yang kalian berikan. Terimakasih pula untuk teman-teman Ilmu

Sejarah angkatan atas dan bawah.

11. Keluarga besar Trah Ronggo Sastro Waskithan dan Tondhonegaran, yang

senantiasa memberikan pangestu ketika bertemu.

12. Segenap pihak yang telah mendukung dan membantu terlaksananya penulisan

skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Betapa sadar penulis bahwa isi skripsi ini tidak lepas dari berbagai

kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan

saran. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Surakarta, April 2012

Penulis

Page 9: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

PERNYATAAN ............................................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DARTAR TABEL DAN BAGAN .................................................................. xi

DAFTAR ISTILAH, SINGKATAN DAN UKURAN .................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

ABSTRAK ....................................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

E. Kajian Pustaka ............................................................................. 7

F. Metode Penelitian........................................................................ 11

G. Sistematika Skripsi ...................................................................... 13

BAB II GAMBARAN UMUM PRAJA MANGKUNEGARAN .................. 14

A. Wilayah Praja Mangkunegaran Masa Mangkunegara VI ........... 14

B. Figur Kepemimpinan Mangkunegara VI .................................... 19

BAB III MANAJEMEN ATAU PENGELOLAAN PERUSAHAAN GULA

PADA MASA MANGKUNEGARA VI .......................................... 24

A. Sistem Produksi Gula .................................................................. 24

1. Bahan Baku ........................................................................... 25

a. Pada Pabrik Gula Colomadu ........................................... 25

b. Pada Pabrik Gula Tasikmadu .......................................... 25

Page 10: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

2. Pembaharuan Mesin-mesin Pabrik ........................................ 29

3. Buruh/Tenaga Kerja .............................................................. 33

4. Jumlah Produksi .................................................................... 41

B. Distribusi Pemasaran ................................................................... 43

1. Transportasi ........................................................................... 43

2. Jumlah dan Nilai Ekspor ....................................................... 47

3. Kontribusi .............................................................................. 49

C. Organisasi Perusahaan ................................................................ 52

1. Superintenden ........................................................................ 52

2. Demang dan Rangga ............................................................. 54

3. Administrator ........................................................................ 56

4. Mantri Gunung ...................................................................... 57

5. Opziener ................................................................................ 57

6. Bekel ...................................................................................... 58

7. Buruh/Kuli ............................................................................ 62

BAB IV PEMBAHARUAN MANAJEMEN PERUSAHAAN GULA

MANGKUNEGARAN ..................................................................... 67

A. Kontrak Baru atau Sewa Tanah................................................... 67

1. Pada Pabrik Gula Colomadu ................................................. 67

2. Pada Pabrik Gula Tasikmadu ................................................ 68

B. Pemisahan Keuangan Praja dengan Keuangan Perusahaan ........ 72

C. Efisiensi atau Penghematan......................................................... 73

D. Perbedaan Masa Pemerintahan Mangkunegara V dengan

Mangkunegara VI........................................................................ 77

BAB V KESIMPULAN ................................................................................. 80

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 83

LAMPIRAN ..................................................................................................... 88

Page 11: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Luas Areal dan Produksi Gula Mangkunegaran Akhir Abad ............. 28

Tabel 2 Luas Lahan Tanaman Tebu dan Banyaknya Tebu Hasil Pembelian

dari Pabrik Gula Tasikmadu 1911 – 1917 .......................................... 28

Tabel 3 Jumlah Tebu yang Digiling di Pabrik Gula Tasikmadu 1911 – 1917 32

Tabel 4 Kapasitas Giling Tiap 24 Jam di Tasikmadu 1911 – 1917 ................. 32

Tabel 5 Lahan Sawah di Colomadu yang Ditanami Tebu Tahun 1904 ........... 33

Tabel 6 Produksi Gula dari Industri Gula Mangkunegaran 1899 – 1917

dalam Kuintal ..................................................................................... 42

Tabel 7 Nilai Ekspor Utama (1870 – 1920) (dalam ribuan Gulden) ............... 48

Tabel 8 Persentase Nilai Ekspor ke Berbagai Negara Tahun 1875 – 1930 ..... 49

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Struktur Organisasi Perusahaan Gula Praja Mangkunegaran Tahun

1911 .................................................................................................... 52

Page 12: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISTILAH, SINGKATAN DAN UKURAN

1. ISTILAH

Acte Van Verband : Piagam pengangkatan

Administrator : Pengurus administrasi; manajer utama dari pabrik

gula

Afdeeling : Wilayah administrasi Pemerintah Kolonial Belanda di

Indonesia yang berada di bawah Keresidenan

Afgemalen : Habis digiling

Agrarische zaken : Urusan agraria

Ajun kontrolir : Pembantu kontrolir; pembantu pengawas

Anggaduh : Meminjam; menyewa

Angger : Peraturan; hukum

Apanage : Tanah lungguh yang diberikan kepada para

bangsawan dan pejabat kerajaan sebagai gaji

Bahu suku : Pembantu; kuli

Bahu : Ukuran luas sama dengan ¾ hektar

Beenzwart : Tepung arang tulang

Bekel : Orang yang mendapat wewenang menjaga kebaikan

desa; petani penghubung antara pemilik atau

penguasa tanah dengan penggarap tanah

Bekel gundul : Bekel yang tidak memiliki petani penggarap atau nara

karya : bekel pacul

Bekel ngiras : Pemegang tanah apanage yang mengawasi

penanaman di lahannya sendiri

Bengkok : Tanah lungguh untuk perangkat desa

Bordes : Tempat bor besar untuk menggiling

Bupati patih : Sebutan patih di Praja Magnkunegaran

Cacah : Bahu; karya; luas lahan yang dikaitkan dengan

jumlah petani penggarap (nara karya)

Carbonatie : Proses pengkarbonan

Commisie van beheer : Komisi penasehat

Centrifuge : Mesin pengolah gula; memisahkan dari pusat atau

bagian utama

Civiele lijst : Gaji Raja dan kerabatnya

Crusher : Mesin penghancur

Cokes : Batu bara

Cutuurdiensten : Kerja wajib tanam

Dangir : Menyiangi rumput pada tanaman

Demang : Secara harfiah berarti pegangan; seseorang yang

diberi tugas untuk memegang dan menjalankan segala

pekerjaan di pedesaan

De Hersteller : Sang Pembangun Kembali

Dongkelan : Sisa batang tebu yang berhasil dicabut dari tanah

Employe : Pegawai kantor

Page 13: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Enclave : Sebidang tanah di tengah-tengah tanah milik orang

lain; daerah kantong

Fabricatie : Pembuatan pabrik

Filter pers : Alat penyaring

Garebeg besar : Pesta upacara yang diselenggarakan oleh kerajaan-

kerajaan Islam di Jawa Tengah untuk memperingati

hari Raya Idul Adha pada bulan Besar (Dzulhijjah)

atau bulan kedua belas dalam penanggalan Jawa dan

Islam

Garebeg Maulud : Pesta upacara yang diselenggarakan oleh kerajaan-

kerajaan Islam di Jawa Tengah untuk memperingati

Maulid Nabi Muhammad S.A.W pada bulan Maulud

atau bulan ketiga dalam penanggalan Islam

Garebeg puasa : Pesta upacara yang diselenggarakan oleh penguasa

beragama Islam untuk menyongsong datangnya bulan

puasa atau Ramadhan

Giet cokes : Batu bara cair

Glebagan : Bergantian, bergiliran

Gubernemen : Pemerintah Kolonial Belanda

Gugur gunung : Kerja wajib yang dilakukan oleh penduduk desa

dalam mengatasi peristiwa-peristiwa besar di desanya

seperti bencana alam banjir, tanah longsor dan

sebagainya

Gunung : Polisi; pejabat keamanan

Heerendiensten : Kerja wajib tidak dibayar

Hoofd suiker : Gula kualitas baik / gula murni

Interandiensten : Kerja wajib yang dilakukan petani penggarap untuk

kepentingan pabrik gula di sekitar pabrik gula

Ipeng : Jembatan kecil

Jaya ayeran : Jaga patuh; kewajiban yang dikenakan kepada para

petani penggarap untuk menjaga rumah kepala desa

dalam suau hari tertentu

Jaga larakan : Jaga di pos desa

Jaga patrol : Ronda malam di pedukuhan

Jaga playangan : Kegiatan mengantor surat dari desa ke kecamatan dan

sebaliknya

Jajar : Petugas yang menerima perintah dari bekel

Java gas cokes : Batu bara padat Jawa

Jung Satuan luas sekitar 4 bahu atau 28.386 m2

Kabekelan : Wilayah kekuasaan bekel

Kapanewonan : Wilayah administrasi dengan luas wilayah sebesar

seribu bahu atau karya dan dipimpin oleh seorang

panewu

Kalk oven : Oven gamping

Page 14: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Kapitalisme : Sistem dan paham ekonomi yang modalnya

bersumber pada modal pribadi atau dari perusahaan

swasta dengan ciri persaingan di pasar bebas

Kareteg : Jembatan besar

Karya : Jumlah kuli yang terlibat dalam pengolahan lahan;

kesatuan luas sekitar 7.069 m2; satu bahu; ¾ hektar

Kemantren gunung : Kecamatan; onderdistrict

Klep plaat : Tempat katup

Kliwon : Pejabat yang menerima perintah dari bupati; pejabat

yang menguasai tanah 2.000 karya

Krigan : Sama dengan kerig-aji; kerja bakti bersama untuk

kepentingan praja

Kolonial verslag : Laporan tanah jajahan

Kondensator central : Kondensasi pusat

Kookpan : Panci besar untuk memasak

Kuli kenceng : Petani penggarap dengan penguasaan tanah sawah

minimal seluas 0,5 hektar ditambah tanah pekarangan

dan tegalan

Legiun : Pasukan bersenjata; angkatan perang

Lungguh : Duduk; tanah jabatan

Macadam : Makadam; jalan yang diperkeras dengan batu

Mandor : Orang yang mengepalai beberapa orang atau

kelompok dan bertugas mengawasi pekerjaan mereka;

karyawan biasa yang tugasnya sama dengan tugas

karyawan dan merangkap tugas pengawasan atas

rekan-rekannya

Mangkunegaran : Nama praja atau wilayah kekuasaan Mangkunegara

Mantri gunung : Pejabat kepolisian di bawah wedana gunung

Missive : Surat dinas

Molen : Alat penggilingan

Multiple effect : Efek atau akibat yang luas atau banyak

Nara karya : Petani penggarap tanah yang disertai dengan

kewajiban-kewajiban kepada desa dan praja

Nglaci : Membuat parit

Onderneming : Perusahaan; perkebunan

Onderafdeeling : Wilayah administrasi Kolonial Belanda di bawah

Afdeeling

Onderdistrict : Wilayah administrasi di bawah distrik; kecamatan

Onderregentscahp : Wilayah administrasi setingkat kabupaten, di atas

distrik

Opziener : Pengawas

Pacht : Sewa

Pasang rahan : Peristirahatan

Panewu gunung : Penguasa pemerintahan pada setingkat distrik

Panganyar-anyar : Uang yang diberikan oleh seorang pejabat baru

kepada pejabat yang membawahinya

Page 15: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Patok : Ukuran luas sekitar 354,75 m2

Patuh : Lurah patuh; pemegang tanah jabatan yang ditunjuk

oleh raja/adipati

Pemalik rahi : Uang pengganti kepada pemilik atau pemakai lama

Penemu : Camat; kepala pemerintahan di atas kepala desa dan

di bawah wedana; penguasa 1.000 karya tanah

Pepanci : Bagian yang diberikan kepada seseorang karena

memang menjadi haknya; jatah gaji

Piagem : Surat tanda perjanjian

Pituwas : Penghargaan; tanah pensiun

Praja : Kerajaan; wilayah kerajaan

Pranatan : Peraturan; tatanan

Priayi : Kerabat atau keluarga raja; bangsawan; aristokrat;

pejabat pemerintahan di Jawa; elite terpelajar di Jawa

Proef station : Balai percobaan / penelitian

Putra Sentana : Anak keturunan dan kerabat raja

Quadruple effect : Mesin penggiling berlipat empat

Rambanan : Bahan pakan ternak

Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi

Rembang : Panen tebu

Reorganisasi : Pengorganisasian kembali; pembaharuan

Reynoso : Teknologi penanaman tebu

Rendement : Hasil laba / sisa

Rijksblad : Lembaran praja; terbitan praja yang berisi informasi

tentang peraturan-peraturan kerajaan

Ru (roede) : Ukuran panjang sekitar 12 kaki; satu tombak; 3,77 m

Self supporting : Sistem ekonomi yang mandiri / berdikari

Sereh : Jenis hama yang menyerang tanaman tebu

Sikepan : Berpakaian dengan menggunakan sikep (jenis pakaian

Jawa)

Station : Setasiun; tempat menjalankan mesin-mesin pabrik

Stroop suiker : Gula cair kualitas baik / gula sirup

Superintendent : Pimpinan administrasi yang mengatur badan usaha

milik seseorang atau badan

Triple effect : Mesin penggiling berlipat tiga

Toeslag : Tambahan biaya, tambahan gaji

Vacuum pan : Ruang hampa udara

Verdamping : Sistem penguapan

Verslaag : Laporan

Wedana gunung : Penguasa wilayah pemerintahan setingkat kabupaten

Wingewest : Daerah yang menguntungkan

Wissel gronden : Tanah yang dikerjakan secara bergantian atau

bergiliran antara tanaman tebu dengan tanaman padi;

glebagan

Woeste gronden : Tanah liar

Zak suiker : Gula kualitas sedang / gula karung

Page 16: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Zuiger stang : Pipa penyedot

2. SINGKATAN

BB : Binnenlandch Bestuur (Pemerintahan Dalam Negeri)

B.R.Aj. : Bandara Raden Ajeng

B.R.M.H. : Bandara Raden Mas Harya

G.R.M. : Gusti Raden Mas

K.G.P.A.A. : Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aria

K.P.A. : Kanjeng Pangeran Arya

MN : Mangkunegara / Mangkunegaran

PG : Pabrik Gula

VOC : Vereenigde Oost Indische Compagnie (Persekutuan

Perusahaan-perusahaan Hindia Timur Belanda)

3. UKURAN

1 jung : 4 cacah

4 karya : 4 bahu

4 cacah : 4 karya

4 bahu : 2,8 ha

4 karya : 7.096,5 m2

4 bahu : 28.386 m2

1 ru : 4 m2

Page 17: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Gambar 1 : Peta Wilayah Mangkunegaran ....................................................... 88

Gambar 2 : K.G.P.A.A. Mangkunegara VI ....................................................... 89

Lampiran 1 : Turunan Surat tentang masalah keuangan Mangkunegaran harus

diketahui Residen dan akan mengikuti segala saran-saran Residen

tentang Pemerintahan, tanpa tahun. MN VI No. 190 ..................... 90

Lampiran 2 : Laporan tahunan keuangan Mangkunegaran tahun 1912. MN VI

No. 184 ........................................................................................... 91

Page 18: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

ABSTRAK

RM Iwan Krishna Wardhana, C 0504043, 2012, Perusahaan Gula Praja

Mangkunegaran Masa K.G.P.A.A. Mangkunegara VI (1896 – 1916), Skripsi,

Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Penelitian ini membahas tentang manajemen atau pengelolaan perusahaan

gula pada masa pemerintahan Mangkunegara VI. Rumusan masalah penelitian ini

adalah bagaimana manajemen atau pengelolaan perusahaan gula pada masa

Mangkunegara VI dan bagaimana Mangkunegara VI melakukan pembaharuan/

perubahan manajemen perusahaan perkebunan Praja Mangkunegaran.

Penelitian ini menggunakan penelitian sejarah dengan tehnik pengumpulan

data menggunakan studi dokumen atau arsip dan studi pustaka. Data yang

diperoleh kemudian dikritik secara intern dan ekstern dipadukan dengan studi

pustaka sehingga menghasilkan fakta-fakta sejarah. Fakta tersebut kemudian

dianalisis dengan tehnik analisis diskriptif kualitatif dan disusun dalam sebuah

historiografi.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tugas berat di awal

pemerintahan Mangkunegara VI membuatnya melakukan politik penghematan

dan melakukan perubahan manajemen atau pengelolaan perusahaan gula

Colomadu dan Tasikmadu, memperbaiki dan memperbarui mesin-mesin pabrik

untuk meningkatkan produksi gula serta memisahkan kas Praja dengan kas

perusahaan milik Praja Mangkunegaran dan mengumpulkan dana cadangan untuk

memperkuat keuangan Praja. Semua usahanya itu bertujuan untuk menyelamatkan

negara dari beban hutang yang besar yang ditinggalkan oleh Mangkunegara V,

usahanya tersebut ternyata membuahkan hasil. Praja Mangkunegaran mampu

melunasi semua hutangnya pada Pemerintah Hindia Belanda. Selain itu, mulai

tahun 1899 Praja Mangkunegaran memperoleh kembali hak otonominya dalam

bidang keuangan.

Page 19: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah perkembangan perkebunan di negara berkembang, termasuk

Indonesia, tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan kolonialisme,

kapitalisme, dan modernisasi. Di negara-negara berkembang, pada umumnya

perkebunan hadir sebagai perpanjangan dari perkembangan kapitalisme agraris

Barat yang diperkenalkan melalui sistem perekonomian kolonial. Perkebunan

pada awal perkembangannya hadir sebagai sistem perekonomian baru yang

semula belum dikenal, yaitu sistem perekonomian pertanian komersial

(commercial agriculture) yang bercorak kolonial.

Sistem perkebunan yang dibawa oleh pemerintah kolonial atau yang

didirikan oleh korporasi kapitalis asing itu pada dasarnya adalah sistem

perkebunan Eropa (European plantation), yang berbeda dengan sistem kebun

(garden system) yang telah lama berlaku di negara-negara berkembang pada masa

pra-kolonial. Sebagai sistem perekonomian pertanian baru, sistem perkebunan

telah memperkenalkan berbagai pembaharuan dalam sistem perekonomian

pertanian yang membawa dampak perubahan penting terhadap kehidupan

masyarakat tanah jajahan atau negara-negara berkembang. Karena itu

1

Page 20: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

perkembangan perkebunan di negara-negara berkembang berkaitan erat dengan

proses modernisasi.1

Dalam catatan sejarah Indonesia selama masa kolonial Belanda berkuasa,

terjadi beberapa kali pergantian haluan politik. Pertama politik kolonial

konservatif, terutama dijalankan pada masa tanam paksa pada tahun 1830-1870.

Pada masa politik kolonial konservatif masalah-masalah politik, hukum, dan

perekonomian dikuasai dan dikendalikan oleh negara kolonial. Tidak

mengherankan apabila hasil dari kegiatan ekonomi pada masa itu sebagian besar

dinikmati oleh negara Belanda.2 Kedua adalah politik kolonial liberal yang

dijalankan tahun 1870-1900.

Dalam politik kolonial ini peranan negara hanya terbatas pada persoalan

menjaga ketertiban hukum keteraturan masyarakat, sedangkan urusan ekonomi

dijalankan oleh swasta yang kemudian mendorong tumbuhnya berbagai

perusahaan swasta di Indonesia. Baik politik kolonial konservatif maupun politik

kolonial liberal dianggap tidak ada bedanya, karena hasil dari kedua

kebijaksanaan politik tersebut tidak dapat dinikmati oleh penduduk pribumi.

Awal abad XX, kebijakan penjajahan Belanda mengalami perubahan arah

yang paling mendasar. Eksploitasi terhadap Indonesia mulai berkurang sebagai

pembenaran utama kekuasaan Belanda, digantikan dengan pernyataan-pernyataan

keprihatinan atas kesejahteraan bangsa Indonesia. Dalam hal ini muncul

1 Sartono Kartodirdjo dan Djoko Suryo, 1991, Sejarah Perkebunan di Indonesia (Kajian

Sosial Ekonomi) (Yogyakarta : Aditya Media), hlm. 3. 2 Sartono Kartodirjo, 1999, Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan

Nasional (dari Kolonialisme sampai Nasionalisme) Jilid 2, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama), hlm. 38.

Page 21: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

kebijaksanaan politik yang ketiga yaitu politik kolonial etis 1900-1942. Dalam

politik kewajiban moril memperhatikan kepentingan pribumi dan membantu

Indonesia dalam kesulitan. Politik etis mengubah pandangan dalam politik

kolonial yang beranggapan Indonesia tidak lagi sebagai wingewest atau daerah

yang menguntungkan. Indonesia diubah menjadi daerah yang perlu

dikembangkan, melalui tiga prinsip dasar, yaitu pendidikan, perpindahan

penduduk dan pengairan.3

Perusahaan gula di Praja Mangkunegaran mulai ada sejak masa

pemerintahan Mangkunegara IV (1853 – 1881), yang melatarbelakangi

Mangkunegara IV dalam membangun perusahaan gula ialah gula merupakan

produk ekspor yang pada saat itu sedang naik daun dipasarkan baik di dalam

negeri maupun luar negeri, tanaman tebu sudah terbiasa ditanam di sejumlah

tempat di wilayah Surakarta termasuk Mangkunegaran, sumber pendapatan Praja

secara tradisional melalui pajak dan persewaan tanah dirasa tidak mencukupi.4

Dengan dibangunnya dua pabrik gula Colomadu dan Tasikmadu maka pendapatan

Mangkunegaran meningkat serta dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di

sekitar pabrik dengan bekerja di pabrik maupun di perkebunan tebu.

Masa Mangkunegara IV merupakan masa kejayaan perekonomian

Mangkunegaran khususnya di sektor perkebunan yaitu kopi dan gula yang pada

saat itu sedang naik daun di pasaran dalam negeri maupun luar negeri. Hal

tersebut berubah setelah meninggalnya Mangkunegara IV dan digantikan

3 Marwati Djoened Poesponegoro, et.al, 1993. Sejarah Nasional Indonesia, (Jakarta : Balai

Pustaka), hlm 37. 4 Wasino, 2008, Kapitalisme Bumi Putra : Perubahan Masyarakat Mangkunegaran,

(Yogyakarta : LKIS), hlm 47.

Page 22: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

puteranya Mangkunegara V, adanya krisis ekonomi dunia (1875 – 1890) dan

wabah penyakit sereh yang menyerang tanaman kopi dan tebu mengakibatkan

pendapatan Praja menurun sehingga harus berhutang kepada pemerintah Kolonial

Belanda untuk memenuhi kebutuhan praja. Sehingga mulai saat itu masa

Mangkunegara V (1881 – 1896) keuangan Praja Mangkunegaran diawasi

langsung oleh Pemerintah Hindia Belanda dalam hal ini Residen Surakarta dengan

dibentuk suatu Dewan Komisi yang bertugas mengawasi keuangan Praja.

Praja Mangkunegaran mengalami perubahan dalam bidang politik dan

ekonomi. Hal ini ditandai dengan Mangkunegara I sebagai pendiri Praja

Mangkunegaran, Mangkunegara II sebagai peluas daerah Praja Mangkunegaran,

Mangkunegara III sebagai peletak dasar sistem ketataprajaan atau pemerintahan di

Mangkunegaran, Mangkunegara IV merupakan peletak dasar sistem perkebunan

modern di Jawa, yang berhasil membangun sistem ekonomi Praja

Mangkunegaran. Pada masa Mangkunegara IV inilah puncak kejayaan

Mangkunegaran di bidang ekonomi dengan membawa Praja Mangkunegaran

menuju ke arah kemakmuran rakyat dengan mengusahakan peningkatan pertanian

dan perkebunan.

Pada akhir masa pemerintahan Mangkunegara IV, perekonomian

Mangkunegaran mulai goyah. Apalagi setelah Mangkunegara IV meninggal dan

digantikan oleh keturunannya, yaitu Mangkunegara V. Keuangan Praja benar-

benar mengalami kebangkrutan bahkan mencapai tingkat defisit sehingga terlibat

hutang yang banyak terhadap Pemerintah Kolonial Belanda. Kebangkrutan

keuangan tersebut, selain karena rusaknya tanaman kopi dan tebu juga adanya

Page 23: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

kesalahan manajemen keuangan Praja oleh Sri Mangkunegara V sendiri. Faktor

yang ikut menentukan hancurnya keuangan Praja Mangkunegaran yaitu adanya

krisis ekonomi dunia (1875-1890) yang melanda pada saat itu. Sebagai akibat dari

situasi keuangan tersebut, pengelolaan keuangan Praja diambil alih oleh Residen

Surakarta.

Akibat krisis ekonomi dunia tahun 1880-an, terjadi proteksi terhadap gula

bit di Eropa yang mengakibatkan peredaran gula dalam negeri menjadi lebih besar

karena tidak dapat diserap dalam pasaran Eropa yang selama itu menjadi pasar

utama produksi gula dari Jawa. Oleh karena penawaran lebih besar dari

permintaan maka harga gula mengalami kerugian karena laba dari penjualan gula

tidak seimbang dengan biaya produksi. Selain itu di Jawa juga sedang berjangkit

penyakit sereh yang melanda kebun-kebun tebu, termasuk kebun-kebun tebu

Mangkunegaran, baik di sekitar Colomadu maupun Tasikmadu. Akibatnya,

jumlah tebu yang dihasilkan tiap hektar menurun drastis dan kualitas gula yang

dihasilkan tidak baik. Peristiwa ini merupakan pukulan berat bagi kelangsungan

industri gula Mangkunegaran.

Pukulan ekonomi terhadap industri gula Mangkunegaran ini membawa

dampak pada perekonomian Mangkunegaran yang ketika itu telah memasuki jalur

kapitalisme industri. Guncangan terhadap kaum kapitalis dunia yang ketika itu

berpusat di Eropa juga berpengaruh terhadap denyut nadi ekonomi Praja

Mangkunegaran. Kerajaan kecil yang baru mulai bangkit membangun kekuatan

Page 24: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

ekonominya sendiri dengan mengikuti pola ekonomi kapitalis produksi ala Eropa

ini terpaksa harus mengalami ujian yang berat.5

Perusahaan gula masa Mangkunegara VI di sini menarik untuk dikaji karena

dengan kegigihannya berhasil meningkatkan perekonomian Praja Mangkunegaran

khususnya di bidang produksi gula. Manajemen dan mesin-mesin pabrik

diperbaiki dan diperbarui untuk meningkatkan hasil produksi gula. Mesin-mesin

yang telah rusak diganti dengan mesin-mesin baru yang didatangkan dari Eropa,

sehingga produksi gula meningkat dan hasil penjualan meningkat. Perusahaan

gula merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar sejak masa Mangkunegara

IV dengan dibangunnya 2 pabrik gula di Colomadu dan Tasikmadu.

Pada masa Mangkunegara IV inilah perekonomian Mangkunegaran

mengalami masa kejayaannya, namun setelah digantikan puteranya

Mangkunegara V perekonomian Mangkunegaran mengalami masa kemunduran

dan meninggalkan banyak hutang. Tugas berat di awal pemerintahan

Mangkunegara VI membuatnya melakukan politik penghematan dan

meningkatkan produksi gula untuk menunjang perekonomian. Cita-cita

Mangkunegara VI ingin mengembalikan masa kejayaan perusahaan gula yang

pernah dialami oleh ayahnya Mangkunegara IV.

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah, maka dapat dikemukakan

beberapa perumusan masalah sebagai berikut :

5 Wasino, Op. Cit., hlm 55.

Page 25: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

1. Bagaimana manajemen atau pengelolaan perusahaan gula pada masa

Mangkunegara VI ?

2. Bagaimana Mangkunegara VI melakukan pembaharuan/perubahan

manajemen perusahaan perkebunan Praja Mangkunegaran ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui manajemen atau pengelolaan perusahaan gula pada masa

Mangkunegara VI.

2. Untuk mengetahui Mangkunegara VI melakukan pembaharuan/perubahan

manajemen perusahaan perkebunan Praja Mangkunegaran.

D. Manfaat Penelitian

1. Perkembangan ilmu sejarah sendiri sebagai bahan acuan bagi sejarawan yang

ingin memperdalam dan meneliti masalah ini.

2. Mengetahui peranan Mangkunegara VI terhadap perkembangan perusahaan

gula di Praja Mangkunegaran tahun 1896 – 1916.

E. Kajian Pustaka

Dalam penelitian ini digunakan literatur yang relevan dengan permasalahan.

Literatur-literatur tersebut sangat membantu dalam melengkapi kekurangan-

kekurangan yang ada pada sumber data. Literatur-literatur yang digunakan dalam

penelitian ini, antara lain : Buku karya Th. M. Metz judul asli Mangkoenegaran :

Analyse van een Javaansch Vorstendom yang diterjemahkan Muhammad Husodo

Page 26: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Pringgokusumo yang berjudul Mangkunegaran, Analisis sebuah Kerajaan Jawa

(1939), yang berisi mengenai sejarah berdirinya Kadipaten Mangkunegaran,

gambaran umum Praja Mangkunegaran meliputi jalannya pemerintahan mulai dari

K.G.P.A.A. Mangkunegara I hingga VII, wilayah dan penduduk Mangkunegaran

juga keadaan perekonomian. Di dalam buku ini juga dibahas mengenai

melemahnya perekonomian Mangkunegaran pada masa Mangkunegara V akibat

adanya krisis ekonomi dunia (1875-1890) dan adanya kesalahan manajemen

pengelolaan keuangan.

Pada masa Mangkunegara VI keadaan perekonomian yang buruk berangsur-

angsur membaik dengan dijalankannya politik penghematan dan perbaikan

pengelolaan keuangan perusahaan maupun kas Praja Mangkunegaran. Di dalam

buku ini dijelaskan usaha-usaha Mangkunegara VI dalam memulihkan

perekonomian dengan dijalankannya politik penghematan dengan dikuranginya

gaji para pegawai dan kerabat Mangkunegaran, mengurangi pengeluaran yang

tidak perlu yaitu dengan penyederhanaan pesta-pesta kerajaan serta perbaikan

manajemen perusahaan juga mengenai pemisahan keuangan perusahaan dengan

keuangan Praja Mangkunegaran.

Buku karya Mr. RM. A.K. Pringgodigdo yang berjudul Sejarah

Perusahaan-perusahaan Kerajaan Mangkunegaran, (1976) terjemahan R.T.

Muhammad Husodo Pringgokusumo, merupakan pustaka yang sangat membantu

untuk mengungkap kepemimpinan Mangkunegara IV di dalam memimpin Praja

Mangkunegaran dan pengelolaan perusahaan gula di pabrik Colomadu dan

Page 27: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Tasikmadu serta kekayaan milik Mangkunegaran yang lain pada pertengahan abad

ke 19 hingga abad ke 20 awal.

Pada bagian pertama menguraikan tentang pertumbuhan Praja

Mangkunegaran dengan menjelaskan proses politik sehubungan dengan lahirnya

Praja Mangkunegaran. Pada bagian kedua membahas secara garis besar tentang

perusahaan milik Praja Mangkunegaran dari pertengahan abad XIX hingga awal

abad XX. Karya ini hanya memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang

berkaitan dengan keberadaan perusahaan perkebunan gula di Mangkunegaran dari

masa pertumbuhan, perkembangan dan hancurnya perkebunan gula tersebut pada

masa Mangkunegara V.

Buku karangan Dr. S. Mansfeld yang diterjemahkan oleh Muhammad

Husodo Pringgokusumo berjudul Sejarah Milik Praja Mangkunegaran (1986)

yang berisi pada bab I tentang lahirnya Praja Mangkunegaran, bab II tentang Sri

Mangkunegara IV sebagai peletak dasar milik Praja Mangkunegaran, bab III

mengenai kemunduran pada zaman Sri Mangkunegara V, pada bab IV berisi

campur tangan pemerintah Hindia Belanda, bab V mengenai Sri Mangkunegara

VI berhasil melepaskan campur tangan pemerintah Hindia Belanda dan pada bab

VI berisi penggunaan dana Praja Mangkunegaran oleh Sri Mangkunegara VII

(sampai tahun 1925).

Pada bab ke V ini yang berisi mengenai Sri Mangkunegara VI berhasil

melepaskan campur tangan Pemerintah Hindia Belanda khususnya di bidang

perekonomian dengan usahanya yaitu politik penghematan, perbaikan manajemen

pengelolaan pabrik gula Tasikmadu dan Colomadu serta pemisahan keuangan kas

Page 28: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

praja dengan keuangan perusahaan gula Mangkunegaran. Buku ini sangat

membantu di dalam penulisan ini karena berisi usaha-usaha yang dilakukan

Mangkunegara VI dalam memperbaiki keadaan perekonomian di Praja

Mangkunegaran khususnya di sektor perusahaan gula tahun 1896 – 1916.

Buku karya R.S.S. Sidamukti yang berjudul Sri Paduka K.G.P.A.A

Mangkunegara VI (1965) dalam rangka peringatan meninggalnya Mangkunegara

VI ke-40 tahun / 5 windu berisi riwayat hidup dari Mangkunegara VI dari kecil,

dewasa hingga memegang tampuk pimpinan di Praja Mangkunegaran dengan

keberhasilannya dalam membangun kembali perekonomian yang pada masa

Mangkunegara V mengalami kemunduran. Buku ini sangat membantu dalam

penulisan ini karena berisi riwayat hidup Mangkunegara VI khususnya usaha-

usahanya dalam membangun kembali perekonomian di Praja Mangkunegaran

yaitu dengan memperbaiki manajemen pabrik gula Colomadu dan Tasikmadu.

Mengadakan politik penghematan mulai dari gaji pegawai sampai pada

masalah penyederhanaan pesta-pesta kerajaan serta pemisahan keuangan kas Praja

dengan keuangan perusahaan milik Mangkunegaran sehingga perekonomian Praja

Mangkunegaran mulai membaik. Praja Mangkunegaran mampu melunasi semua

hutang-hutangnya dan diberikan hak otonomi untuk mengurusi keuangan di

Mangkunegaran kembali setelah sebelumnya sejak masa pemerintahan

Mangkunegara V keuangan Praja diawasi oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Buku karangan Wasino yang berjudul Kapitalisme Bumi Putra; Perubahan

Masyarakat Mangkunegaran (2008). Buku ini memaparkan mengenai kekayaan-

kekayaan yang dimiliki oleh Praja Mangkunegaran yang berupa tanah,

Page 29: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

perusahaan, pabrik dan perkebunan sehingga Praja Mangkunegaran mencapai

kesuksesan dalam bidang perekonomian. Buku ini lebih menitikberatkan

mengenai perkebunan tebu atau pabrik gula sebagai salah satu bagian dari

kesuksesan perekonomian Praja Mangkunegaran. Di samping itu juga

membicarakan mengenai usaha yang dilakukan Mangkunegara VI dalam

meningkatkan pendapatan Praja Mangkunegaran. Secara keseluruhan, buku ini

sangat bagus sebagai penunjang penelitian ini, karena dengan buku ini sedikit

banyak dapat diketahui seberapa besar peranan Mangkunegara VI dalam

meningkatkan pendapatan di Praja Mangkunegaran.

Dari karya-karya di atas, maka dicoba untuk mengungkap lebih lengkap lagi

mengenai kebangkitan kembali ekonomi di Praja Mangkunegaran pada masa

Mangkunegara VI, yang mengantarkan ekonomi di Praja Mangkunegaran

mencapai zaman kejayaan kembali sehingga mendapat julukan De Hersteller atau

Sang Pembangun Kembali. Sudah banyak penelitian mengenai Praja

Mangkunegaran, tetapi hanya sedikit yang khusus mengkaji mengenai masa

Mangkunegara VI. Penelitian mengenai ekonomi di Praja Mangkunegaran antara

lain berjudul Era Kebangkitan Ekonomi di Praja Mangkunegaran pada masa

Mangkunegara IV, Perusahaan Perkebunan Kopi pada masa Mangkunegara IV

(1853-1881) dan Krisis Ekonomi pada masa Mangkunegara V (1881-1896).

F. Metode Penelitian

Suatu penulisan yang bersifat ilmiah mustahil dilakukan tanpa didukung

dengan keberadaan fakta-fakta. Apalagi penelitian sejarah keberadaan fakta sangat

Page 30: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

diperlukan, dianalisis dan dikembangkan untuk merekonstruksi peristiwa masa

lampau sedangkan fakta tidak mungkin ditemukan tanpa tersedianya data. Berasal

dari data-data itulah fakta dapat ditemukan setelah melalui proses interpretasi

sedangkan data baru dapat ditemukan setelah melakukan penelusuran terhadap

sumber-sumber sejarah.6

Sesuai dengan permasalahan yang dibahas, maka metode yang digunakan

adalah metode sejarah. Menurut Louis Gottschalk yang dimaksud metode sejarah

adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dari pengalaman

masa lampau.7 Metode sejarah ini terdiri dari 4 tahap yang saling berkaitan antara

yang satu dengan yang lainnya, yaitu : heuristik, kritik sumber, interpretasi dan

historiografi.

1. Heuristik

Heuristik merupakan proses pengumpulan sumber-sumber tertulis baik

studi dokumen berupa arsip, surat keputusan, laporan-laporan maupun studi

pustaka berupa hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan. Arsip tersebut

berasal dari perpustakaan Reksopustaka Mangkunegaran karena sebagian arsip

atau dokumen sesuai dengan permasalahan yang dikaji. Adapun arsip yang

digunakan antara lain : Surat Residen Surakarta kepada Asisten Residen

Surakarta dan Superintenden Urusan Mangkunegaran tanggal 28 Desember 1894

no. 6901/38 dalam Arsip P 1760, Surat Superintenden kepada Residen Surakarta

tanggal 25 Januari 1895 no. MN 738 dalam Arsip YN 992, surat jawaban

6 Sartono Kartodirdjo, 1992, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metode Sejarah, (Jakarta :

PT. Gramedia), hlm. 90.

7 Louis Gottschalk, 1986, Mengerti Sejarah, Edisi Terjemahan Nugroho Notosusanto,

(Jakarta : UI Press), hlm. 32.

Page 31: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

superintenden De Kock van Leeuwen kepada Residen Surakarta tanggal 18

Oktober 1895 dalam Arsip P 1760 dan YN 992, babad dan serat-serat mengenai

Mangkunegara VI serta dokumen lainnya.

2. Kritik Sumber

Kritik ini bertujuan untuk mencari otensitas atau keaslian data-data yang

diperoleh melalui kritik intern dan kritik ekstern. Dalam hal ini data yang

diperoleh harus diuji, baik secara intern maupun ekstern. Data yang diperoleh dari

arsip Mangkunegaran, buku-buku dan sumber lain seperti koran, majalah yang

ada di Monumen Pers kemudian dikritik sesuai dengan permasalahan yang dikaji.

3. Interpretasi

Usaha ini merupakan penafsiran terhadap fakta-fakta yang diperoleh dari

data-data yang telah diseleksi dan telah dilakukan kritik sumber. Analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi analitis yaitu menggambarkan

suatu fenomena beserta ciri-cirinya yang terdapat dalam fenomena tersebut

berdasarkan fakta-fakta yang tersedia. Selain itu tehnik yang digunakan untuk

menganalisa data penelitian ini adalah tehnik analisis dengan tehnik diskriptif

kualitatif, yaitu untuk mencari hubungan sebab akibat dari suatu fenomena historis

pada ruang dan waktu tertentu. Tujuan dari tehnik ini adalah agar penelitian ini

tidak hanya menjawab apa, kapan dan di mana peristiwa ini terjadi tetapi juga

menjelaskan gejala sejarah sebagai kausalitas.

4. Historiografi

Historiografi merupakan penulisan sejarah dengan merangkaikan fakta-

fakta menjadi kisah sejarah berdasarkan data-data yang sudah dianalisa. Di sinilah

Page 32: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

pemahaman dan interpretasi atas fakta sejarah itu ditulis dalam bentuk kisah

sejarah yang menarik dan logis serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya

kemudian disajikan dalam bentuk penulisan diskriptif.

G. Sistematika Skripsi

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang terdiri atas :

Bab I yang berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian,

dan sistematika skripsi.

Bab II berisi tentang gambaran umum Praja Mangkunegaran yang

meliputi wilayah Praja Mangkunegaran masa Mangkunegara VI dan figur

Mangkunegara VI sebagai pemimpin.

Bab III mendiskripsikan tentang manajemen atau pengelolaan perusahaan

gula pada masa Mangkunegara VI yang berisi sistem produksi gula, distribusi

pemasaran serta organisasi perusahaan.

Bab IV berisi tentang pembaharuan manajemen perusahaan yang meliputi

kontrak baru atau sewa tanah, pemisahan keuangan Praja dengan keuangan

perusahaan, efisiensi atau penghematan dan perbedaan masa pemerintahan

Mangkunegara V dengan Mangkunegara VI.

Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan.

Page 33: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

BAB III

MANAJEMEN ATAU PENGELOLAAN PERUSAHAAN GULA

PADA MASA MANGKUNEGARA VI

A. Sistem Produksi Gula

Perusahaan gula di Praja Mangkunegaran mulai ada sejak masa

pemerintahan Mangkunegara IV (1853 – 1881), pabrik gula pertama yang

dibangun adalah pabrik gula Colomadu, peletakan batu pertama dilakukan pada

hari Minggu tanggal 8 Desember 1861 dan pada tahun 1862 pabrik gula itu sudah

siap untuk dioperasikan, biaya pembangunan pabrik mencapai f 400.000.

Keberhasilan pabrik gula Colomadu mendorong Mangkunegara IV membangun

pabrik gula kedua, yaitu pabrik gula Tasikmadu. Pabrik gula kedua ini letaknya di

desa Sandakara, Distrik Karanganyar. Wilayah ini merupakan daratan rendah

yang terletak di sebelah barat lereng Gunung Lawu dan sebelah timur Kota Solo,

tepatnya di tepi jalan Solo – Karangpandan.

Peletakan batu pertama pembangunan bangunan pabrik dilakukan tanggal

11 Juni 1871. Pabrik gula diselesaikan pembangunannya tahun 1874. Selain itu

Praja Mangkunegaran juga mendirikan pabrik beras Polokarto di wilayah

Honggobayan Kecamatan Jatisrono pada tahun 1882, pabrik gula Kemiri tahun

1883 yang dibeli oleh Mangkunegara V beserta dengan areal perkebunan tebunya.

Pabrik tersebut diberi nama Madu Renggo karena sulitnya transportasi dan

rendahnya jumlah produksi akhirnya pada tahun 1886 pabrik gula Kemiri atau

Madu Rengga ditutup dan digabungkan dengan pabrik gula Tasikmadu,

26

Page 34: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

pembudidayaan tanaman tembakau tetapi mengalami kegagalan karena tanaman

tembakau sangat tergantung dengan iklim yang sulit dikontrol juga faktor

pemeliharaan yagn masih sangat tradisional dan bibit yang mempunyai

produktivitas yang sangat rendah serta perkebunan teh kemuning yang

pengelolaannya kemudian diserahkan kepada pihak swasta Belanda.

1. Bahan Baku

a. Pada Pabrik Gula Colomadu

Dalam proses penanaman tebu diperlukan adanya sejumlah faktor

pendukung, antara lain : bibit, pengolahan, pemupukan dan pemanenan atau

rembang. Untuk memenuhi persediaan bibit, industri gula Mangkunegaran

mengadakan penanaman sendiri di kebun bibit yang terletak pada lahan yang

mudah perolehan airnya. Lahan yang digunakan untuk kebun bibit bisa berasal

dari tanah persewaan maupun tanah di wilayah pabrik gula sendiri. Kebun bibit di

tanah sewa sudah berlangsung sejak akhir abad XIX hingga tahun 1924. Kebun

bibit hasil sewa lahan dari pabrik gula Colomadu berasal dari Ampel, suatu lahan

bibit di wilayah sunan yang disewa oleh pabrik gula ini. Untuk mengangkut bibit

yang jaraknya cukup jauh itu digunakan jasa kereta api. Sementara itu, kebun bibit

di lahan sendiri berada di sekitar pabrik gula Colomadu. Pengangkutannya

menggunakan gerobag atau cikar.1

b. Pada Pabrik Gula Tasikmadu

Berbeda dengan di Colomadu, bibit tebu untuk perkebunan tebu

Tasikmadu terutama dipenuhi dari kebun bibit dari wilayah Tasikmadu sendiri.

1 Warsino, 2008, Kapitalisme Bumi Putra : Perubahan Masyarakat Mangkunegaran,

(Yogyakarta : LKIS), hlm 79.

Page 35: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Semula kebun bibit hanya berlokasi di Desa Klangon dan Tasikmadu, tetapi sejak

tahun 1912 terdapat tambahan kebun bibit di Triagan. Kebun bibit Triagan ini

tanahnya diperoleh dengan menyewa kepada Sunan karena meskipun letaknya

masih dalam areal Tasikmadu, tanah itu merupakan milik Sunan.

Jenis bibit tebu yang ditanam berubah-ubah. Perubahan jenis bibit yang

ditanam mengikuti perkembangan inovasi bibit tebu yang dikembangkan pusat

penelitian di Pasuruan. Kebun tebu Mangkunegaran yang termasuk dalam

kelompok perkebunan tebu Solo sangat dipengaruhi oleh inovasi-inovasi tersebut.

Dalam kelompok Solo ini terdapat jaringan antara perkebunan yang difasilitasi

oleh penasihat tanaman tebu dan pabrik gula Solo. Sampai dengan tahun 1920-an,

jenis tebu yang ditanam adalah DI 52, EK 2 dan 247 B.2

Waktu penanaman tebu yang ideal adalah pada bulan Juni dan Juli. Secara

teoritis tanaman yang ditanam pada bulan-bulan itu akan memperoleh hasil tebu

yang paling maksimal dibandingkan dengan bulan-bulan sebelum atau

sesudahnya. Semakin maju atau semakin mundur dari bulan tanam itu, produksi

gulanya semakin rendah.3 Ada beberapa faktor penyebab keterlambatan dalam

penanaman tebu di perkebunan tebu Mangkunegaran. Faktor utama adalah

keterlambatan penyerahan lahan tebu dari petani akibat sistem glebagan. Selain

itu juga faktor ketersediaan tenaga kerja serta kesiapan bibit. Untuk

mengantisipasi menumpuknya pekerjaan pada bulan Juni dan Juli, sebagian

tanaman tebu untuk daerah tertentu ditanam pada bulan-bulan sebelumnya.

Dengan demikian, penanaman tebu dapat berlangsung empat sampai enam bulan.

2 Ibid, hlm 81.

3 Rapport Tjolo Madoe dalam bundel L 378, (Surakarta : Reksopustaka).

Page 36: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Tanah yang hendak ditanami bibit tebu dipersiapkan secara matang.

Pertama-tama dibuat stelsel got yang rasional, yakni dengan kedalaman 12 inci.

Tanahnya diangkat ke permukaan membentuk pematang. Tanaman tebu ditanam

dengan alur (larik) model h.e.h. Pemupukan merupakan tahap berikutnya setelah

kegiatan penanaman tebu dilakukan. Pemupukan dilakukan selama 2 kali, yakni

sekitar 20 hari setelah tunas tebu ditanam dan beberapa bulan setelah tebu tumbuh

besar. Sebagaimana yang berlaku umum di Jawa selama itu, cara pemupukan

dilakukan dengan cara menanam pupuk dalam lubang yang dibuat di sekitar

tanaman tebu. Cara seperti ini sejak tahun 1920-an diganti dengan cara yang baru,

yakni dengan memberikannya di permukaan tanah di sekitar tanaman tebu.

Dengan cara seperti ini diharapkan dapat mengurangi jumlah pupuk yang

digunakan.

Selain pupuk kandang, pada abad XX digunakan pupuk buatan. Pupuk

buatan berupa ammonia cair atau Z.A dan dubbele superpospat atau enkele

superpospat. Persediaan pupuk ditampung di los-los sekitar perkebunan yang

rentan terhadap pencurian. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, penggunaan

pupuk buatan terutama Z.A sekitar 5 sampai dengan 6 pikul per bahu untuk tanah-

tanah yang subur. Sementara itu untuk tanah-tanah yang tandus diberikan pupuk

hingga 7 pikul per bahu.4

Sejalan dengan membaiknya kinerja manajemen industri gula

Mangkunegaran, luas lahan dan produksi gula yang dihasilkan juga mengalami

peningkatan. Lahan yang digunakan untuk perkebunan tebu tidak hanya pada

4 Surat dari Groep Adviseur Voor Solo kepada Superintendent der Mangkonegorosche

Zaken te Solo bijlage V dalam bundel L378 (Surakarta : Reksopustaka).

Page 37: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

wilayah Mangkunegaran, tetapi juga ke wilayah Kasunanan dengan cara sewa

lahan. Misalnya, pada tahun 1912 wilayah kebun tebu Triagan disewa oleh

Manajemen Pabrik Gula Tasikmadu.

Peningkatan areal tanam didorong oleh membaiknya kinerja pabrik gula

akibat harga gula yang kompetitif di pasaran. Selain itu, penyakit tebu mulai dapat

diatasi karena pemilihan bibit varietas unggul. Besarnya permintaan bahan dasar

tebu untuk digiling di pabrik gula Tasikmadu juga menjadi faktor peningkatan

luas areal tanam. Untuk wilayah Tasikmadu data luas lahan ditemukan untuk

tahun 1911 – 1917. Selain tebu yang ditanam sendiri, juga terdapat tebu hasil

pembelian. Tabel 1 memberikan gambaran tentang luas lahan tebu Tasikmadu

pada periode awal ketika industri gula kembali dikelola oleh Praja

Mangkunegaran.

Tabel 1

Luas Areal dan Produksi Gula Mangkunegaran Akhir Abad XIX

Tahun Luas areal (ha) Produksi gula (kuintal)

Tasikmadu Colomadu Jumlah Tasikmadu Colomadu Jumlah

1895 373 319 692 32.142 23.925 56.067

1896 355 319 647 32.185 23.987 56.172

1897 355 319 674 32.917 22.202 55.119

1898 Ttd Ttd Ttd 37.038 28.014 65.052

Sumber : A.K. Pringgodigdo, 1976, Sejarah Perusahaan-perusahaan Kerajaan

Mangkunegaran, Terj. Maryono Taroeno, (Surakarta : Reksopustaka

Mangkunegaran), hlm 103.

Catatan : Ttd : Tidak tersedia data

Tabel 2

Luas Lahan Tanaman Tebu dan Banyaknya Tebu Hasil Pembelian

dari Pabrik Gula Tasikmadu 1911 – 1917

Tahun

Tebu tanaman sendiri Banyak tebu

pembelian

(kuintal)

Jumlah tebu

yang digiling

(kuintal) Luas areal

(hektar)

Hasil tebu

(kuintal)

Rata-rata

hasil tebu/ha

1911 693 523.159 754 28.001 551.160

Page 38: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

1912 785 874.901 1.114 84.285 959.186

1913 979 1.319.066 1.347 180.770 1.499.836

1914 966 1.309.779 1.355 205.329 1.515.108

1915 969 1.213.825 1.252 190.882 1.404.707

1916 1.040 1.386.163 1.332 256.276 1.642.439

1917 1.028 1.247.060 1.213 373.681 1.620.741

Sumber : A.K. Pringgodigdo, 1976, Sejarah Perusahaan-perusahaan Kerajaan

Mangkunegaran, Terj. Maryono Taroeno, (Surakarta : Reksopustaka

Mangkunegaran), hlm 127.

Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa luas areal tanaman tebu sendiri

wilayah Tasikmadu terus mengalami perkembangan yang signifikan. Pada tahun

1911 luas lahan tebu sudah mencapai 693 hektar, padahal pada akhir abad XIX

ketika masih dikelola oleh residen luas aeral tertinggi hanya 373 hektar (tahun

1895). Dengan demikian, selama 16 tahun mengalami kenaikan luas lahan tebu

86%. Dari tahun 1911 sampai dengan tahun 1917 luas lahan tanaman tebu

cenderung mengalami kenaikan.

Luas lahan tanaman terendah terjadi pada tahun 1911 (693 hektar) dan luas

lahan tanam tertinggi untuk jangka waktu itu terjadi pada tahun 1916, yakni 1.040

hektar. Perkembangan luas lahan diikuti pula dengan peningkatan hasil tebu

dalam kuintal. Pada tahun 1911 hasil tebu dari tanaman sendiri sebesar 523.159

kuintal yang ditanam dalam lahan seluas 693 hektar sehingga hasil tebu per hektar

sebesar 754 kuintal. Hasil itu terus mengalami kenaikan dan mencapai angka

tertinggi pada tahun 1916, yaitu sebesar 1.386.163 hektar yang ditanam dalam

lahan tebu seluas 1.040 hektar sehingga hasil tebu per hektar sebesar 1.332

kuintal.

Page 39: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

2. Pembaharuan Mesin-mesin Pabrik

Perkembangan jumlah tebu yang digiling di pabrik gula Tasikmadu juga

didorong oleh kemampuan gilingnya. Pada perempat kedua abad XX, kemampuan

giling pabrik gula ini meningkat pesat. Perkembangan kemampuan giling ini

disebabkan oleh perbaikan teknologi dan sarana pendukung dari pabrik gula itu.

Setelah berakhirnya musim giling tanggal 23 Desember 1912, pabrik gula ini

mengalami pembangunan secara besar-besaran. Kecuali penempatan mesin

penggiling dengan kualifikasi multiple effect, semua bagian pabrik dibongkar dan

dibangun lagi. Pada bekas gedung tempat mengolah tebu menjadi gula dibuat

bangunan besar dengan atap besi. Di samping atau di sebelah pabrik baru ini

dibangun bangsal penumbukan yang baru beratap besi. Setelah itu kemudian

dilanjutkan dengan pembangunan bagian-bagian lain dari pabrik itu.

Di dalam bangunan-bangunan baru itu berbagai sentral pabrikasi dibentuk

dengan menggunakan alat-alat baru. Mesin-mesin pabrik Tasikmadu yang sudah

tua memang masih dipergunakan, tetapi dilengkapi dengan mesin-mesin lain yang

diambil dari pabrik gula Triagan. Selain itu juga ditambah dengan mesin-mesin

baru di Eropa, seperti bor besar. Untuk meningkatkan daya tampung tebu yang

telah digiling, juga dibeli panci penampung gula olahan, satu untuk Tasikmadu

dan dua untuk Triagan.5

Secara teknis pabrik gula yang diperbarui tahun 1912 itu sangat bagus.

Kedua penguapan dalam 7 panci penampung dipindahkan oleh pompa udara yang

basah untuk dapat bekerja secara lebih ekonomis agar dapat memindahkan air

5 Arsip P. 1760 : Laporan Superintendent der Mangkoenegaran Zaken 1915, W.G.W.

Haag, (Surakarta : Reksopustaka).

Page 40: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

sampai pada kondensasi pusat yang terletak di belakang dua mesin pemompa itu.

Sebaliknya, bor dipasang dalam posisi centrifugal dilengkapi dengan filter. Dalam

pembaruan mesin pabrik ini, carbonage sama sekali diperbarui dan kapasitas

giling ditingkatkan mulai dari 18.000 pikul.6

Molen-molen diperluas dengan sebuah crusher yang bekerja dengan baik,

demikian pula Verdampingnya (penguapannya) tetapi kondensasi sentral tidak

sesuai harapan karena kondensator model baru masih dalam pengiriman.

Penggunaan kondensator lama sering menghambat proses produksi kaerna uap-

uap carbonatie tidak semuanya bisa dikondensasi dan disedot oleh pompa udara

kering sehingga banyak uap yang ikut tersedot ke dalam pompa. Kinerja pompa

yang demikian itu bisa berbahaya karena tekanan di dalam pompa meningkat

seharusnya ruangan di dalam pompa itu hampa udara. Hal ini berakibat pompa

tersebut harus terus dihentikan untuk mengosongkan pompa dan mengganti klep

plaat atau tempat katup karena uap tersebut mengakibatkan pipa-pipa penyedot

atau zuiger stang berkerut dan tiap hari klepnya harus diganti.

Pada tanggal 2 Juli tahun 1913 setelah selesai masa giling, station baru

disambung dengan kondensator model baru sehingga perputaran uap menjadi

normal. Untuk Kalk Oven (oven gampign) menggunakan java gas cokes karena

cocok, tetapi lama-kelamaan tidak sesuai untuk mesin pompa gas dengan klep

model baru. Karena cokes tersebut kotor, maka di bagian dalam dari pompa itu

terbentuklah tir, yang tidak saja melekat pada zuiger tetapi juga pada pompa itu

6 Ibid.

Page 41: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

dan klepnya harus diganti sebab klep-klep itu menjadi seret sehingga setelah

beberapa jam tidak bekerja lagi dan jika diteruskan akan pecah.

Setelah diadakan perundingan antara superintenden dengan Direktur Proef

Station (Balai Percobaan). Industri di Kagok dan wakil dari penyalur instalasi

mesin-mesin pabrik, akhirnya diputuskan untuk membeli giet cokes (cokes cair

yang dituangkan) dan ternyata cocok digunakan. Dengan adanya mesin-mesin

pabrik yang baru itu maka dengan mudah tebu 13.000 pikul dapat digiling dalam

waktu 24 jam.

Perkembangan kemampuan giling pabrik gula Tasikmadu setelah

mengalami pembaruan bangunan pabrik dan instalasinya terlihat dalam tabel 3.

Berdasarkan tabel itu terlihat jumlah tebu yang berhasil digiling tahun 1911 hanya

551.160 kuintal tebu. Pada tahun 1913, ketika sudah ada pembaruan; jumlah tebu

yang berhasil digiling sebanyak 1.499.836 kuintal. Musim giling setelah itu

jumlah tebu yang digiling umumnya di atas 1.500.000 kuintal.

Tabel 3

Jumlah tebu yang digiling di Pabrik Gula Tasikmadu 1911 – 1917

Unsur Tahun

1911 1912 1913 1914 1915 1916 1917

Tebu

yang

digiling

(kw)

551.160 599.186 1.499.836 1.515.108 1.404.707 1.642.439 1.620.741

Hasil

gula

(kw)

96,06 83,92 71,16 68,26 81,37 82,83 87,64

Sumber : A.K. Pringgodigdo, Ibid, hlm 127.

Page 42: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel 4

Kapasitas giling tiap 24 jam di Tasikmadu 1911 – 1917

Tahun Jumlah kuintal tebu

1911 5.382

1912 5.865

1913 6.657

1914 7.884

1915 7.926

1916 8.148

1917 9.719

Sumber : A.K. Pringgodigdo, Ibid, hlm 63.

Dari data tabel 4 dapat dilihat perkembangan kapasitas giling tiap 24 jam

di Tasikmadu yang terus mengalami peningkatan dari tahun 1911 per hari mampu

menghasilkan 5.382 kuintal tebu yang digiling dan terus mengalami

perkembangan hingga tahun 1917 yang mampu menggiling hingga 9.719 kuintal,

hal ini terjadi selain karena pembaruan mesin-mesin pabrik juga ditunjang oleh

hasil panen tebu yang terus meningkat. Untuk mempertahankan kualitas tanaman

tebu, selain dengan pemilihan bibit tebu, pembuatan lubang tanaman tebu,

pengaturan air yang baik melalui dinas irigasi Mangkunegaran, juga dilakukan

pemberantasan penyakit sereh. Penyakit sereh tersebut sangat diwaspadai dan

secara periodik diteliti untuk dibasmi dengan bahan kimia.

Tabel 5

Lahan sawah di Colomadu yang ditanami tebu tahun 1904

Afdeeling Lahan sawah yang ditanami tebu

Bahu Ru (4m)

1. Ngasem 286 324

2. Pucung 254 085

3. Sanggir 311 490

4. Blulukan 221 371

5. Gedongan 162 144

6. Banyuanyar 257 393

7. Klodran 315 030

Jumlah 1.806 1.723,15

Page 43: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Sumber : Arsip MN VI 134, Staat Gronden der Onderneming Tjolomadoe 1904,

(Surakarta, Reksopustaka).

Berbeda dengan perkebunan tebu Tasikmadu, data tentang luas lahan tebu

secara kontinu di wilayah perkebunan Colomadu pada awal abad XX tidak

ditemukan. Data yang dapat dikemukakan hanyalah luas lahan yang digunakan

untuk keperluan tanaman tebu pada tahun 1904 sebagaimana terdapat dalam Tabel

5. Berdasarkan tabel 5, terlihat bahwa luas lahan yang ditanami tebu di seluruh

wilayah Colomadu seluas 1.806 bahu atau 1.264,2 hektar ditambah 1.723,15 ru

atau 6.892 m. Lahan tebu tersebar ke dalam tujuh kelurahan, yaitu Ngasem,

Pucung, Sanggir, Blulukan, Gedhongan, Banyuanyar dan Klodran. Lahan tebu

paling luas terdapat di Klodran, yakni 315 bahu dan 0,30 ru. Lahan tebu paling

sedikit terdapat di Blulukan, yakni 21 bahu dan 371 ru.

3. Buruh / Tenaga Kerja

Sejak tahun 1870-an hingga awal abad XX pekerjaan di kebun tebu

dieksploitasi melalui kerja wajib tanam (cultuurdiensten). Kerja wajib tanam itu

dikenakan kepada para nara karya. Proses eksploitasi sesungguhnya tidak

langsung dari pabrik kepada kuli kenceng, tetapi melalui bekel. Bekel ini

seseungguhnya berfungsi sebagai perantara (broker) yang menghubungkan antara

petani penggarap dan pihak perusahaan gula. Sebagai imbalannya, mereka

mendapat pituwas tanah jabatan sebanyak 1/5 bahu dalam penguasaan setiap nara

karya. Nara karya dalam wilayah perkebunan tebu tidak memiliki tanah tetap,

mereka hanya kuli dari seorang bekel yang harus mengerjakan wajib tanam di

kebun tebu mulai dari pembibitan, pemeliharaan, sampai tebu itu dapat

dirembang. Sebagai imbalannya, mereka mendapatkan tanah 400 – 600 ru untuk

Page 44: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

wilayah Tasikmadu dan 250 – 300 ru untuk wilayah Colomadu. Tanah-tanah itu

dikerjakan secara bergantian dengan pabrik gula. Tanah yang demikian dikenal

sebagai tanah glebagan (wissel gronden).7

Proses pergantian (glebag) antara wilayah perkebunan Colomadu dan

Tasikmadu berbeda. Oleh karena tanah-tanah di lingkungan perkebunan

Colomadu umumnya lebih subur jika dibandingkan dengan tanah di wilayah

Tasikmadu maka proses pergantiannya lebih cepat, yakni dua kali (glebag dua),

sedangkan di Tasikmadu tiga kali, glebag tiga atau moro telu. Stelsel ini menuntut

cara pengerjaan lahan yang berbeda, yakni di Tasikmadu dalam satu bahu lahan

tebu dikerjakan oleh tiga orang, sementara di Colomadu dikerjakan oleh dua

orang.8

Pengerjaan lahan tebu dari kedua pabrik gula Mangkunegaran pada awal

abad XX sudah menggunakan sistem Reynoso. Penggarapan lahan tebu biasanya

sudah dimulai sejak bulan Maret. Pertama-tama berbagai got atau parit untuk

pengairan digali dan kemudian dilanjutkan dengan pembuatan lubang tanaman.

Untuk kepentingan penanaman, parit dibuat sepanjang 24 dm, sebelah kiri

kanannya dibersihkan dalam jarak 2 dm yang disebut gombengan. Ukuran lubang

tanaman panjang 20 ru dan lebar 20 dm dengan kedalaman minimal 20 dm

dengan jarak masing-masing 4 kaki.9

7 Satu ru persegi sama dengan 4 m

2, lihat almanak Tani 1930-1931, (Surakarta :

Reksopustaka).

8 Arsip P 1760, (Surakarta : Reksopustaka).

9 Surat Residen Surakarta tanggal 17 Juni 1909 no 8611/44T dalam Arsip YN 992,

(Surakarta : Reksopustaka).

Page 45: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Kegiatan pascatanam berupa pemeliharaan tanaman tebu. Tanaman muda

digenangi dengan air melalui parit-parit itu dan pada waktunya dilakukan

penyiangan (dangir). Pemupukan dilakukan dua kali, yakni sekitar 20 hari

pascatanam dan pada bulan Desember umumnya dilakukan pemupukan terakhir.

Setelah itu terus dilakukan peninggian tanah serta pemagaran kebun bagian luar

dengan pelepah bambu ori.10

Selain kepada nara karya, kerja jaga juga dikenakan kepada para bekel.

Semula hanya terdapat 2 orang bekel untuk ronda malam khusus di kompleks

pabrik gula mulai pukul 18.00 sampai dengan pukul 06.00, kemudian bertambah

jumlahnya 5 orang bekel.11

Kerja wajib menjaga kebun tebu melibatkan sejumlah

orang. Di Colomadu, pekerjaan ini dilakukan oleh sekitar 25 nara karya selama

rata-rata 5 – 6 bulan dalam satu tahun dan berjalan secara berbeda-beda menurut

kondisi tanaman dan musim gilingnya. Penjagaan tebu dilakukan oleh orang yang

sama dan tidak dapat dilakukan secara bergilir. Kerja ini hanya dilakukan atas

kesepakatan antara para rangga dan administrator.

Selain nara karya, jaga kebun tebu juga melibatkan setiap malamnya 12

bekel. Kerja interan adalah kerja yang wajib dilakukan nara karya di sekitar

pabrik gula yang dilakukan sekali dalam sepuluh hari pada siang hari setelah

malam harinya mereka mendapat giliran jaga malam. Di Tasikmadu pekerja

interan ini memperoleh ganti rugi uang sebesar 10 sen per bulan. Sementara itu, di

10

Ibid.

11

Ibid.

Page 46: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Colomadu pekerja interan diperoleh dari pekerja bebas dan dibayar antara 25 – 35

sen per bulan.

Beban berat penduduk dalam mengerjakan lahan glebagan di wilayah

perkebunan tebu tidak serta merta menjadi ringan dengan pemberian uang

tambahan. Dalam sistem kerja wajib seperti itu penduduk menjadi kurang

memiliki waktu untuk mengerjakan lahan sawahnya sendiri. Pihak pabrik juga

tidak memerintahkan penduduk untuk mengerjakan sawah garapannya sendiri

ketika waktu senggang yang panjang, ketika lahan tidak digunakan untuk tanaman

tebu.

Usaha-usaha untuk meringankan beban penduduk terus dilakukan pada

masa selanjutnya. Pada tahun 1894, Residen Surakarta dalam sebuah suratnya

kepada Asisten Residen Surakarta dan Superintenden Urusan Perusahaan

Mangkunegaran memerintahkan agar dilakukan pengurangan lebih lanjut beban

penduduk di lingkungan pabrik gula Malangjiwan/Colomadu dan Tasikmadu.

Pengurangan terutama ditujukan kepada mereka yang bekerja sebagai penjaga

pabrik dan anggotanya, pekerja pembuat parit dan rambanan.12

Tetapi

pengurangan beban diikuti dengan pengurangan uang tambahan, yakni ditekan

hingga f 18 per bahu. Alasannya, uang tambahan itu sering tidak dinikmati para

nara karya karena digunakan untuk membayar kuli bebas di lahan garapannya.

Pada tanggal 4 Maret tahun 1895 Residen Surakarta memerintahkan

kepada Superintenden agar dalam mengolah kebun tebu, sesuai dengan aturan

wajib tanam dan kerja wajib, juga dalam penjagaan tanaman sawah glebagan

12

Surat Residen Surakarta kepada Asisten Residen Surakarta dan Superintenden Urusan

Mangkunegaran tanggal 28 Desember 1894 no. 6901/38 dalam Arsip P 1760, (Surakarta :

Reksopustaka).

Page 47: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

yang dapat ditentukan pemiliknya. Penduduk seharusnya bekerja di bawah

pengawasan administrator dan aparat perkebunan sehingga dapat dihindari

kekacaubalauan dalam ritme kerja dari para pekerja wajib. Para administrator

dalam hal ini harus bertanggung jawab secara pribadi kepada residen untuk

menunjuk secara tepat bagian kuli di kebun tebu dan sawah garapan sendiri. Di

luar yang telah ditentukan itu, penduduk tidak boleh diperkerjakan lebih lama dan

terus-menerus, termasuk oleh para kepala pribumi karena hal itu selalu terjadi,

tetapi harus di bawah pengawasan ketat para administrator bangsa Eropa.13

Pada

tahun 1895 juga diusulkan agar interan diensten atau kerja wajib yang dilakukan

petani penggarap untuk kepentingan pabrik gula di sekitar pabrik gula Tasikmadu

yang dipandang memberatkan itu diganti karena menyebabkan orang mengalami

kelelahan setelah melaksanakan jaga malam.14

Sejalan dengan makin membaiknya kinerja pabrik gula Mangkunegaran

maka luas lahan yang harus ditanami tebu semakin meningkat. Peningkatan ini

tidak sepadan dengan jumlah nara karya yang tersedia. Di Colomadu pada tahun

1895 terdapat 350 bahu lahan tebu, untuk dapat mengerjakan 3 orang per bahu

jumlah tenaga kerja yang tersedia masih kurang. Untuk itu, dianjurkan agar

membagikan lahan kepada 16 bekel yang selama itu dibebaskan dari kerja wajib

di kebun dengan diberikan imbalan upah andil sawah glebagan seperti halnya

13

Surat Residen Surakarta kepada Superintenden Urusan Mangkunegaran tanggal 4

Maret 1895 dalam Arsip P 1760, (Surakarta : Reksopustaka).

14

A.K. Pringgodigdo, Sejarah Perusahaan-perusahaan Kerajaan Mangkunegaran,

Terjemahan, (Surakarta : Reksopustaka Mangkunegaran), hlm 71.

Page 48: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

nara karya. Lokasi sawah glebagan itu diusahakan sedekat mungkin dengan

tempat tinggalnya.15

Jika usul itu dilaksanakan maka di Colomadu akan terdapat 906 nara

karya dan 18 bekel yang melaksanakan wajib kerja di kebun tebu atau 1.024

pekerja wajib kebun. Mereka menggarap 350 bahu tanaman tebu. Oleh karena 1

bahu menampung 750 lubang tanaman maka jumlah lubang tanaman mencapai

262.500 buah. Dengan pertimbangan beban setiap orang sama maka setiap orang

dikenakan beban membuat 257 lubang tanaman atau lebih dari 1/3 bahu. Pekerja

wajib itu masih memperoleh uang tambahan dari pabrik gula sebesar f 18 per

bahu atau f 6 per orang yang diberikan pada bulan Desember setiap tahunnya.16

Usul itu ternyata dilaksanakan dalam tahun itu juga. Pelaksanaannya tidak

hanya di Colomadu, tetapi juga di Tasikmadu. Dengan mengacu pada aturan dan

luas lahan yang tersedia maka jumlah nara karya yang terkena wajib tanam

sebanyak 906 orang untuk Colomadu, dan 1.002 orang untuk Tasikmadu.

Sementara itu, jumlah bekel yang terlibat adalah 118 orang untuk Colomadu dan

126 orang untuk Tasikmadu.17

Secara umum, ada persamaan aturan kerja bagi nara karya dan bekel di

Colomadu dan Tasikmadu, meskipun ada beberapa perbedaan. Persamaan tersebut

meliputi penyerahan rumput dan rambanan, kerja interan dan kerja desa

sedangkan perbedaannya adalah : 1) Di Colomadu masih berlangsung kerja

15

Surat Superintenden kepada Residen Surakarta tanggal 25 Januari 1895 no. 738 dalam

Arsip P 1760, (Surakarta : Reksopustaka).

16

Ibid.

17

A.K. Pringgodigdo, op. cit., hlm 73.

Page 49: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

ayeran, meskipun intensitasnya telah berkurang, yakni sekali dalam 19-20 hari. 2)

Di Tasikmadu kerja ayeran telah dihapuskan. 3) Kerja jaga di Colomadu masih

berlangsung, meskipun oleh orang tertentu yang ditunjuk selama 5 sampai 6

bulan, siang dan malam sedangkan di Tasikmadu telah dihapus.18

Pengurangan beban wajib tanam dan kerja wajib bagi kuli di perkebunan

tebu terus berlanjut hingga awal abad XX, yakni pengenalan buruh bebas. Residen

van Wijk dalam sebuah suratnya yang ditujukan kepada Mangkunegara VI

mengemukakan bahwa pada tahun 1911 telah dilakukan ujicoba pengenalan buruh

bebas sebagai pengganti kerja wajib di perkebunan yang dikenakan kepada

penduduk di kedua pabrik gula Mangkunegaran.

Hasil ujicoba itu menurut penilaian residen dianggap berhasil, meskipun di

beberapa onderneming yang diamati masih berlangsung tradisi hubungan

perburuhan lama. Hasil pengamatan itu adalah : 1) masih berlangsungnya kerja

paksa di sebagian besar kebun tebu, 2) pembayaran upah kerja oleh rangga, bekel,

atau petinggi bertempat di tempat tinggal pengawas perkebunan, 3) ikut campur

tangannya para pegawai Eropa dalam urusan pemerintahan dan penyerahan

personil ini kepada pejabat Mangkunegaran, 4) adanya dinas pengaduan dari

kalangan orang Eropa dalam hal pengantaran rumput, pengangkutan dan

sebagainya oleh penduduk, 5) para bekel masih selalu mewajibkan pengangkutan

tebu untuk kepentingan pabrik. Untuk merealisasikan pengenalan buruh bebas itu

maka dibentuklah komisi yang anggotanya : 1. Untuk pabrik gula Tasikmadu :

Asisten Residen Sragen, Wedana Gunung Karanganyar dan Administrator pabrik

18

Surat Superintenden kepada Residen Surakarta tanggal 25 Januari 1895 no. 738 dalam

Arsip P 1760, (Surakarta : Reksopustaka).

Page 50: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

gula Tasikmadu. 2. Untuk pabrik gula Colomadu : kontrolir untuk urusan agraria

di Solo, Wedana Gunung Surakarta dan Administrator pabrik gula Colomadu.19

Pada tahun 1904, penananam tebu masih dilakukan dengan sistem kerja

wajib bagi para nara karya yang menggarap sawah itu. Cara pengerjaannya

dengan sistem glebagan. Tanah seluas lima bahu dibagi menjadi tiga, 2/3 untuk

ditanami tebu, 2/3 ditanami padi dan sisanya sebagai gaji para bekel. Setelah

muncul buruh bayaran pada perempat kedua abad XX, tanaman tebu tidak

dikerjakan secara wajib, tetapi melalui buruh bayaran. Petani penggarap sawah

dikenakan pajak tanah dan pajak kepala. Para pekerja perkebunan sejak itu tidak

selalu berasal dari petani penggarap tanah, tetapi bisa berasal dari luar daerah

Colomadu dan Tasikmadu yang bekerja secara musiman.20

Tuntutan penggunaan buruh bebas semakin mencuat sejak tahun 1911,

tetapi sampai dengan tahun 1915 penggunaan buruh bebas di pabrik gula

Mangkunegaran belum dijalankan sepenuhnya. Residen sebagai wakil pemerintah

Kolonial di Surakarta dan sekaligus sebagai anggota commissie van Beheer dari

Dana Milik Mangkunegaran mendapat banyak peringatan dan kecaman. Missive

rahasia tanggal 25 Februari 1915 no. 11 sebagaimana dikutip oleh Skretaris

Gubernur Jenderal dalam surat dinasnya nomor 548 tertanggal 13 April 1915 yang

ditujukan kepada Residen Surakarta berisi kecaman pada residen bahwa buruh

bebas yang ada di pabrik gula Tasikmadu dan Colomadu ternyata hanya nama

19

Ibid.

20

Wasino, op. cit., hlm 88.

Page 51: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

saja. Dalam pelaksanaannya, hubungan kerja antara kuli dan pabrik adalah kerja

wajib yang dibayar.

Kerja bebas yang secara teoretis menguntungkan penduduk di lingkungan

perkebunan tebu Mangkunegaran ternyata tidak selalu ditanggapi secara positif

oleh penduduk. Pada tanggal 18 Februari tahun 1914 sebanyak 93 penduduk

pabrik gula Colomadu menghadap Wedana Gunung Kota Mangkunegaran

menyampaikan keluhannya. Mereka menghendaki kembali model hubungan kerja

lama, yakni dalam sistem glebagan lama. Dalam sistem itu, mereka tidak

membayar pajak tanah dan setiap tahunnya menerima premi f 6 per nara karya.

Dengan sistem upah, semua pekerja kebun dibayar dengan uang dan ini berarti

para nara karya kenceng akan kehilangan preminya.21

Keluhan penduduk Colomadu itu tidak memengaruhi rencana perubahan

hubungan kerja baru. Penduduk tidak lagi dikenakan kerja wajib tanam karena

pekerjaan itu akan dilakukan oleh manajemen pabrik dengan menggunakan

pekerja bebas yang bisa berasal dari penduduk setempat maupun penduduk lain

yang mencari pekerjaan di perkebunan tebu. Penduduk pengguna tanah glebagan

bisa lebih berkonsentrasi mengerjakan lahan glebagannya untuk ditanami

tanaman pangan. Jika mereka ingin terlibat dalam tanaman tebu maka mereka pun

akan dibayar sesuai aturan pabrik.

4. Jumlah Produksi

Untuk mempertahankan kualitas tanaman tebu, selain dengan pemilihan

bibit tebu, pembuatan lubang tanaman tebu, pengaturan air yang baik melalui

21

Arsip YN no. 992, (Surakarta : Reksopustaka), hlm 10.

Page 52: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

dinas irigasi Mangkunegaran juga dilakukan pemberantasan penyakit dan hama

tanaman tebu, terutama penyakit sereh. Penyakit ini sangat diwaspadai dan secara

periodik diteliti untuk dibasmi dengan bahan kimia.

Perbaikan proses penanaman tebu dan pembaruan mesin-mesin pabrik

telah mendorong perkembangan produksi dari kedua pabrik gula itu. Meskipun

demikian, perkembangan produksi dari pabrik gula Colomadu dan Tasikmadu

milik Mangkunegaran ini memiliki perbedaan.

Tabel 6

Produksi Gula dari Industri Gula Mangkunegaran 1899 – 1917

dalam kuintal

Tahun Tasikmadu Colomadu Jumlah

1899 41.174 30.187 71.361

1900 38.848 25.652 64.499

1901 33.506 25.344 58.850

1902 36.100 28.486 64.586

1903 46.901 32.916 79.817

1904 48.367 41.497 89.864

1905 49.410 44.663 94.073

1906 48.710 42.739 91.449

1907 49.346 56.561 105.907

1908 60.944 49.794 110.738

1909 63.859 46.821 110.680

1910 65.376 43.868 109.244

1911 53.752 46.958 100.710

1912 99.052 52.408 151.460

1913 107.593 58.003 165.596

1914 104.291 61.458 165.749

1915 115.138 60.497 175.635

1916 136.879 90.958 227.837

1917 142.868 100.322 243.190

Sumber : A.K. Pringgodigdo, Ibid, hlm 61.

Dari data tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa sejak akhir abad XIX hingga

tahun 1911, rata-rata produksi gula dari pabrik gula Tasikmadu memang lebih

besar dibandingkan dengan pabrik gula Colomadu. Rata-rata produksi pabrik gula

Page 53: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tasikmadu tahun 1899 – 1911 sebesar 48.954,62 kuintal, sedangkan rata-rata

produksi dari pabrik gula Colomadu dalam tahun yang sama sebesar 39.652,77

kuintal. Tetapi jika ditinjau dari persentase kenaikan produksi selama dasawarsa

pertama abad XX, pabrik gula Colomadu lebih besar dibandingkan dengan pabrik

gula Tasikmadu. Pada tahun 1900, jumlah pabrik gula di pabrik gula Colomadu

sebesar 25.344 kuintal. Pada tahun 1911, jumlah produksi gula dari pabrik gula

Tasikmadu meningkat menjadi 53.752 kuintal atau meningkat 27,73% sedangkan

produksi gula dari pabrik gula Colomadu sebesar 46.958 kuintal atau meningkat

4,37%. Keunggulan dalam jumlah produksi gula dan persentase peningkatan

produksi dari pabrik gula Tsikmadu dibandingkan dengan Colomadu terlihat

dengan jelas sejak tahun 1912 – 1917.

Pada tahun 1912, jumlah produksi gula dari pabrik gula Tasikmadu

mencapai 99.052 kuintal, atau meningkat dua kali lipat (50%) dibandingkan

dengan rata-rata pabrik gula Tasikmadu selama dasawarsa pertama abad XX.

Sementara itu, pabrik gula Colomadu sebesar 52.408 kuintal atau hanya

meningkat 13,92% dari rata-rata produksi selama dasawarsa pertama abad XX.

Salah satu penyebab produksi gula dari pabrik gula Tasikmadu meningkat dengan

pesat adalah telah selesainya pembangunan gedung dan instalasi pabrik gula itu

pada tahun 1912 yang mendorong peningkatan kapasitas gilingnya.22

22

A.K. Pringgodigdo, op. cit., hlm 62.

Page 54: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

B. Distribusi dan Pemasaran

1. Transportasi

Ketika industri gula Mangkunegaran muncul pada tahun 1861, transportasi

yang digunakan penduduk adalah transportasi darat dan sungai. Transportasi darat

menggunakan alat transportasi berupa kuda, cikar, bendi dan gerobag. Jalan

sebagai sarana transportasi darat dibagi menjadi dua bagian, yakni jalan besar

(lurung gede) dan jalan kecil (lurung kecil) serta jalan penghubung menuju jalan

desa. Di beberapa bagian jalan sering melintasi sungai sehingga memerlukan

jembatan. Jembatan besar disebut kareteg dan jembatan-jembatan kecil disebut

ipeng. Jalan dan jembatan itu dalam pengerjaannya menggunakan tenaga kerja

wajib tanpa dibayar.23

Jalan raya yang menghubungkan Solo – Semarang sudah ada sejak

sebelum industri gula Mangkunegaran dibangun. Jalan raya itu telah biasa

digunakan untuk mengangkut barang-barang hasil perkebunan milik para

penyewa tanah di Surakarta seperti kopi, gula dan nila. Jalan itu sangat penting

karena menjadi alat penghubung dengan transportasi laut di Pelabuhan Semarang.

Jalan darat lain adalah Surakarta – Ngawi – Surabaya. Rute kedua ini menonjol

karena di Surabaya terdapat pelabuhan besar yang mengangkut produksi

perkebunan keluar Jawa dan luar Hindia Belanda meskipun jaraknya lebih jauh.24

Jalan militer dari Semarang ke Surakarta dan Surakarta menuju Madiun

dalam kondisi baik. Penguasaan jalan-jalan itu tidak sama, ada yang berada di

tangan Pemerintah Kolonial, Sunan dan Mangkunegara. Jalan-jalan yang berada

23

Arsip MN V 187, (Surakarta : Reksopustaka).

24

Wasino, op. cit., hlm 259.

Page 55: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

di bawah kekuasaan Kasunanan perbaikannya menjadi tanggung jawab Sunan.

Lebar jalan tersebut tidak melebihi 15 m sehingga sejak tahun 1874 mulai

dilakukan perluasan ruas jalan. Perluasan ruas jalan diikuti dengan perbaikan

jembatan-jembatan yang dilintasi jalan-jalan itu dengan menggunakan kayu jati

yang diambil dari hutan-hutan milik sunan. Perbaikan jalan-jalan itu dilaksanakan

di bawah pimpinan Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Kolonial Belanda.

Untuk menghubungkan antara wilayah perkebunan tebu menuju jalan raya

maka dibuat jalan-jalan desa atau jalan penghubung. Jalan penghubung antara

wilayah perkebunan tebu Tasikmadu dan jalan raya Surakarta – Sragen adalah

jalan Karangpandan – Karanganyar. Jalan penghubung antara perkebunan tebu

Colomadu dan jalan raya Solo – Semarang adalah jalan Colomadu – Kartasura.

Jalan-jalan itu pemeliharaannya di bawah tanggung jawab pabrik gula dan

pemerintah Mangkunegaran.

Jalan-jalan penghubung juga dibuat untuk menghubungkan satu wilayah

dengan wilayah lain di Surakarta, termasuk di wilayah perkebunan tebu

Mangkunegaran. Pada tahun 1876 dibuat jalan penghubung antara Karanganyar –

Wonogiri serta antara Sukoharjo – Delanggu. Di Afdeeling Sragen dibuat jalan

dari Mungkung ke Lawang menuju halte kereta api Jengkilong.

Jalan-jalan penghubung yang berkaitan yang melalui wilayah Sunan dan

Mangkunegara, pengawasan dan pemeliharaannya menjadi tanggung jawab kedua

kerajaan itu. Hal ini terlihat misalnya jalan di Distrik Karangduren di Afdeeling

Sragen (wilayah Sunan) dan Karanganyar (wilayah Mangkunegaran).25

25

Wasino, op. cit., hlm 259-260.

Page 56: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Semakin meningkatnya operasional jalur kereta api dari Surakarta ke

Semarang atau sebaliknya dari Semarang ke Surabaya maka lalu lintas melalui

Bengawan Solo mulai berkurang fungsinya, meskipun belum mati sama sekali.

Pada musim hujan, perahu-perahu dan armada kecil masih digunakan sebagai

sarana pengangkutan dari Solo ke Wonogiri dan dari Solo ke Ngawi dan daerah-

daerah lain yang dilalui Bengawan Solo.

Jika transportasi melalui sungai terdesak fungsinya oleh jalur kereta api

maka tidak demikian halnya dengan jalan darat. Meskipun penggunaan jalan darat

dalam jarak jauh untuk kepentingan pengangkutan hasil perkebunan telah digeser

oleh kereta api, untuk jarak dekat yang menghubungkan antara produsen dan

stasiun kereta api masih diperlukan. Selain itu, jalan darat tetap digunakan sebagai

jalur pengangkutan dan perdagangan hasil pertanian lokal.

Memasuki abad XX, dengan sendirinya alat transportasi yang berkembang

hanyalah transportasi darat, baik yang melalui jalan raya maupun rel kereta api.

Keduanya berkembang menjadi jalur transportasi, baik untuk jarak dekat maupun

jarak jauh. Jalur-jalur itu membentang ke sana ke mari membuka isolasi desa-kota

di wilayah perkebunan tebu dan di daerah-daerah lain non perkebunan tebu.

Kedua jalur itu seolah-olah bersaing untuk memperebutkan penggunanya.

Jalan raya yang semula sebagian dikerjakan dengan kerja wajib memasuki

abad XX diganti dengan buruh upahan. Pada awal abad XX, jalan-jalan itu masih

berupa jalan yang diperkeras dengan batu sungai (macadam), tetapi setelah

dasawarsa kedua abad XX mulai diaspal. Sumber keuangan pembangunan dan

perawatan jalan raya berasal dari anggaran praja, sedangkan untuk jalan

Page 57: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

penghubung menuju pabrik gula, selain dengan anggaran praja juga dibiayai oleh

pabrik gula.26

Terawat tidaknya jalan raya tergantung dari ketersediaan dana untuk itu.

Oleh karena pada masa Mangkunegara VI (1896 – 1916) situasi keuangan

kerajaan masih dalam proses pemulihan akibat kebangkrutan ekonomi pada akhir

abad XIX maka perhatian terhadap jalan-jalan di wilayahnya menjadi berkurang

yang mengakibatkan banyak jalan di wilayah Mangkunegaran mengalami

kerusakan. Kondisi jalan demikian sempat dikeluhkan oleh Residen Surakarta,

Sollewijn Gelpke di akhir masa jabatannya. Ia merasa memerintah di wilayah

yang sangat menjengkelkan, wilayah yang sangat buruk dan penguasanya

menelantarkan keadaan jalan.27

Keluhan yang sama juga berasal dari pimpinan

Pabrik Kemuning yang lokasinya melewati jalan di wilayah pabrik gula

Tasikmadu. Ia melaporkan kepada Residen Surakarta dan Gubernur Jenderal di

Batavia tentang kondisi itu. Residen Surakarta kemudian mengharuskan pabrik

gula Mangkunegaran menyediakan dana setiap tahun untuk pemeliharaan jalan-

jalan itu dengan cara menyetorkan sejumlah uang pada kas praja Mangkunegaran

pada awal musim giling.28

Terkait erat dengan jalan adalah armada atau alat transportasi. Memasuki

abad XX alat transportasi lama, seperti gerobag atau pedati untuk angkutan barang

26

Pembangunan jalan raya di wilayah Mangkunegaran dilakukan oleh Dinas Pekerjaan

Umum Praja. Rencana anggaran untuk pekerjaan ini dimuat dalam buku laporan Anggaran

Mangkunegaran dan Rijksblad Mangkunegaran sejak tahun 1917. 27

Surat Residen Surakarta Sollewijn Gelpke kepada Mangkunegara VI no. 1443/7

tanggal 22 Februari 1915, (Surakarta : Reksopustaka).

28

Ibid.

Page 58: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

dan delman untuk angkutan penumpang masih dominan. Gerobag atau pedati ini

di wilayah perkebunan tebu digunakan untuk mengangkut tebu dari kebun tebu

menuju lori atau dari kebun tebu menuju pabrik gula. Gerobag atau pedati ini

menjadi ramai digunakan pada saat rembang dan musim giling.29

2. Jumlah dan Nilai Ekspor

Selain untuk konsumsi lokal, produksi gula juga diekspor ke Singapura

dan Bandaneira. Penjualan itu tidak dilakukan secara langsung, tetapi melalui

perantaraan firma Cores de Vries. Harga gula di Singapura f 42 per kuintal,

sedangkan di Bandaneira f 57 per kuintal. Harga gula di Bandaneira jauh lebih

mahal dibandingkan dengan Singapura karena dua alasan, yaitu : pertama, di

Singapura gula dijual kepada tengkulak yang akan dijual kembali ke pasar

internasional, sementara di Bandaneira dijual kepada konsumen. Kedua, jalur

perdagangan ke Singapura lebih mudah dijangkau dibandingkan ke Banda

sehingga ongkos kirim lebih mahal. Dengan harga yang baik itu, produksi gula

dari pabrik gula Colomadu dan Tasikmadu telah memberikan keuntungan

memadai bagi Praja Mangkunegaran.30

Tabel 7

Nilai Ekspor Utama (1870-1920) (dalam ribuan Gulden)

Tahun Gula

Jawa Luar Jawa

1870 32.299 -

1880 48.888 5

1890 51.489 -

1900 73.659 1

1913 156.609 -

29

Wasino, op. cit., hlm 264. 30

A.K. Pringgodigdo, op. cit., hlm 48.

Page 59: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

1920 1.049.811 324

Sumber : Diolah dari Sartono Kartodirdjo dan Djoko Suryo, 1991, Sejarah

Perkebunan di Indonesia, Kajian Sosial Ekonomi (Yogyakarta : Aditya

Media), hlm 110-111

Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa nilai ekspor utama gula sejak tahun

1870 – 1920 di Pulau Jawa pada umumnya terus mengalami perkembangan yang

signifikan. Pada tahun 1870 nilai ekspor gula di Jawa f 32.299 dan terus

mengalami peningkatan di tahun 1900 mencapai f 73.659 dan tahun 1913

mencapai f 156.609 saat manajemen perusahaan gula Mangkunegaran

pengelolaannya kembali di bawah komando pimpinan Praja Mangkunegaran,

yang pada waktu itu dipegang oleh Mangkunegara VI. Semua hasil produksi gula

dari pabrik gula Colomadu dan Tasikmadu yang diekspor dikirim melalui jalur

kereta api ke Semarang atau Surabaya yang memiliki pelabuhan besar untuk

mengangkut hasil produksi perkebunan di seluruh Jawa ke luar Jawa dan luar

Hindia Belanda.31

Tabel 8

Persentase Nilai Ekspor ke berbagai Negara Tahun 1875 – 1930

Negara

Tujuan 1875 1890 1900 1910 1920 1930

Negeri Barat 82,2 60,3 61,7 45,7 48,2 47,2

Eropa 74,9 52,5 48,2 39,5 30,3 32,8

Nederland 61,8 36,7 38,1 26,9 15,8 15,4

Amerika 8,8 6,3 10,8 13,4 13,4 12,4

Australia 3,5 1,5 2,7 4,5 4,5 2,5

Singapore 11,2 27,9 21,4 13,4 13,4 21,3

Asia 1,6 7,8 13,9 25,4 25,4 28,2

Afrika 0,1 4,1 2,9 2,5 2,5 0,7

Sisanya - - - - - 2,2

Sumber : Diolah dari Sartono Kartodirdjo dan Djoko Suryo, Ibid, hlm 112

31

Sartono Kartodirdjo dan Djoko Suryo, 1991, Sejarah Perkebunan di Indonesia, Kajian

Sosial Ekonomi, (Yogyakarta : Aditya Media), hlm 111.

Page 60: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Berdasarkan Tabel 8 terlihat persentase nilai ekspor ke berbagai negara

tahun 1900 – 1910, negara yang menjadi tujuan ekspor antara lain negeri Barat,

Eropa, Nederland, Amerika, Australia, Singapore, Asia dan Afrika. Jalur

perdagangan melalui laut menuju ke negara-negara tujuan ekspor semakin mudah

dijangkau sejak dibukanya jalur Terusan Suez pada tahun 1869 yang

mempermudah jalur transportasi dari Hindia Belanda menuju ke negara-negara

Eropa dan sebaliknya.32

3. Kontribusi

Keuntungan pabrik gula Colomadu dan Tasikmadu yang semakin besar

digunakan untuk beberapa keperluan. Keperluan pertama adalah peningkatan

modal usaha, baik untuk pengembangan pabrik gula maupun usaha lain.

Keperluan kedua adalah untuk tunjangan atau gaji para bangsawan dan aparat

pemerintahan Mangkunegaran serta anggota kerabat raja. Keperluan ketiga adalah

untuk kepentingan rakyatnya dalam bentuk pembangunan sarana irigasi, fasilitas

pendidikan, jalan raya, dan sebagainya.

Sejak dasawarsa kedua abad XX, ketika pola hubungan produksi berubah

dari hubungan produksi feudal menjadi hubungan kontraktual pertambahan

penduduk di wilayah tebu Mangkunegaran bertambah lebih cepat. Hal ini terjadi

karena pada dasawarsa kedua abad XX, rekrutmen tenaga kerja untuk perkebunan

tidak dengan cara kerja wajib, tetapi dengan kerja bebas dibayar. Hal ini

membuka peluang terjadinya migrasi penduduk dari luar wilayah perkebunan tebu

masuk ke wilayah perkebunan tebu Mangkunegaran. Hal ini didukung dengan

32

Ibid, hlm 113.

Page 61: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

makin membaiknya kinerja pabrik gula Colomadu dan Tasikmadu sehingga

menyerap tenaga kerja perkebunan semakin besar.

Industri gula Mangkunegaran membuka peluang kerja bagi masyarakat

pedesaan Mangkunegaran. Penduduk pedesaan di sekitar perkebunan tebu banyak

terlibat langsung sebagai tenaga kasar dalam pengolahan lahan tebu, mulai

penanaman hingga tebang atau rembang, dan pekerja di pabrik gula bagi

penduduk yang berpendidikan baik. Industri gula Mangkunegaran, bersama-sama

dengan perkebunan lain di wilayah Surakarta telah mendorong perkembangan

jaringan transportasi dan perdagangan di wilayah pedesaan Mangkunegaran.

Jaringan transportasi darat berupa rel kereta api untuk keperluan pengangkutan

hasil gula telah membuka isolasi desa-desa di wilayah perkebunan tebu sehingga

mobilitas penduduk pedesaan menjadi lebih luas. Demikian pula perkembangan

jalan raya telah membuka peluang kerja di sektor jasa transportasi berupa

gerobag, pedati dan andong.33

Kehadiran industri gula Mangkunegaran dan perkebunan tebunya

berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi masyarakat pedesaan

Mangkunegaran. Pengaruh itu terjadi pada sektor tanaman pangan, terutama padi.

Perkembangan lahan tebu diikuti dengan perkembangan lahan padi dan lahan

kering. Perkembangan lahan ini dapat mengantisipasi pertumbuhan penduduk

yang cepat pada awal abad XX sehingga rata-rata kepemilikan lahan per rumah

tangga petani di atas 0,5 hektar, perluasan lahan diikuti dengan intensifikasi lahan.

Lahan sawah yang digunakan secara bergiliran dengan tanaman tebu berpengaruh

33

Wasino, op. cit., hlm 380.

Page 62: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

terhadap produktivitas lahan padi. Peningkatan rata-rata produksi padi ini

disebabkan adanya penyediaan sarana irigasi yang dibuat secara besar-besaran

sejak dasawarsa kedua abad XX. Selain itu sisa pupuk berupa pupuk kandang dan

pupuk kimiawi yang digunakan oleh perkebunan tebu juga memengaruhi

perkembangan produksi padi di wilayah perkebunan tebu Mangkunegaran.

Page 63: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

C. Organisasi Perusahaan

Bagan 1

Struktur Organisasi Perusahaan Gula Praja Mangkunegaran Tahun 1911

Mangkunegara VI

Superintenden

Administrator

Opziener

Mantri gunung

Mandor gudang Mandor pabrik Mandor

perkebunan

Demang dan rangga

Bekel

Buruh/kuli

Sumber : Diolah dari Struktur Organisasi Perusahaan Gula Praja

Mangkunegaran Tahun 1911. Arsip MN VI No. 192 (Surakarta : Reksopustaka)

1. Superintenden

Jika sebelumnya posisi superintenden kurang kuat maka pada masa

Mangkuengara VI kekuasaan superintenden menjadi lebih kuat di dalam

mengurus perusahaan-perusahaan Mangkunegaran. Hal itu dapat terjadi karena

selain berkurangnya campur tangan residen juga tindakan Mangkunegara VI pada

awal abad XX yang memisahkan antara keuangan praja dengan keuangan

perusahaan. Akibatnya, pengelolaan perusahaan-perusahaan Mangkunegaran

dalam praktik berada di bawah seorang superintenden.

Page 64: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Meskipun kekuasaan formal atas perusahaan-perusahaan Mangkunegaran

telah berakhir, pengaruh residen terhadap kelangsungan perusahaan-perusahaan

Mangkunegaran tidak hilang. Seorang superintenden perusahaan-perusahaan

Mangkunegaran yang hendak diangkat oleh Adipati Mangkunegara dalam

pengangkatannya harus mendapatkan persetujuan dari Residen Surakarta. Selain

itu, jumlah yang layak diterima oleh superintenden juga dirundingkan antara

Mangkunegara dan Residen Surakarta. Hal ini terlihat misalnya dalam

pengangkatan W.F.W. Haag menjadi superintenden dari perusahaan-perusahaan

Mangkunegaran pada tahun 1911. Mangkunegara VI dan Residen Van Wijk

membuat kesepakatan tentang wewenang dan tanggung jawab dari pejabat

berkebangsaan Belanda itu.

Wewenang dan tanggung jawabnya meliputi pengelolaan semua

perusahaan Mangkunegaran dan keuangan Praja Mangkunegaran. Gajinya

ditentukan sebesar f 850 per bulan, yang separo dibayar dari keuntungan

perusahaan dan yang setengah dari kas praja. Selain itu, ia juga masih mendapat

hadiah lain, misalnya hadiah keuntungan dari pabrik gula dan mendapat tunjangan

perjalanan, penginapan serta pakaian.34

Dalam praktiknya, terjadi tarik menarik antara kepentingan Mangkunegara

dengan residen terhadap superintenden. Pimpinan Mangkunegaran merasa

memiliki hak otonomi dalam pengelolaan keuangan maka ia bersama

superintenden berusaha melakukan politik penghematan dalam segala hal,

34

Surat Kesepakatan antara Residen van Wijk dengan Mangkuegara VI dalam

Pengangkatan Superintenden tertanggal 15 Juni 1911, dalam arsip Binnenlandsch Bestuur B 76

(Surakarta : Reksopustaka).

Page 65: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

termasuk pengeluaran yang harus ditanggung industri gula. Residen van Wijk

melakukan intervensi terhadap superintenden dan Mangkunegara dengan cara

mewajibkan konsultasi di dalam menentukan anggaran praja. Akibatnya intervensi

itu maka sering terjadi konflik antara superintenden dan Mangkunegara VI di satu

pihak dengan Residen Surakarta di lain pihak.

Residen Surakarta, sejak G.F. van Wijk (1909–1914) hingga F.P.

Sollewijn Gelpke (1914–1918), berusaha untuk mengurangi peranan

superintenden yang dianggapnya terlalu besar. Selain itu ia juga ingin turut serta

mempengaruhi pengaturan keuangan Praja Mangkunegaran. Usaha seperti itu

mengalami keberhasilan setelah pada tahun 1916 bersamaan dengan turun

tahtanya Mangkunegara VI dan naik tahtanya Mangkunegara VII sebagai

penguasa Praja Mangkunegaran. Sejak itu, anggaran Mangkunegaran sebelum

diputuskan untuk dilaksanakan harus mendapatkan persetujuan residen setempat.

Sementara itu, kedudukan superintenden hanya mengurusi perusahaan-perusahaan

saja dan tidak dibenarkan seorang swasta mengurusi keuangan seorang Adipati.35

2. Demang dan Rangga

Pembesar desa demang dan rangga di wilayah tebu memiliki tugas ganda,

yakni di satu pihak bertanggung jawab terhadap pengerahan penduduk dalam

penanaman dan pemeliharaan tebu, di lain pihak juga diberi wewenang dalam hal

keamanan di wilayahnya. Sebagai seorang pimpinan desa di wilayah tebu mereka

selalu terlibat dalam persoalan-persoalan kebun tebu bersama-sama dengan pihak

manajemen pabrik. Sebaliknya, sebagai seorang pemimpin keamanan di desanya

35

Wasino, op. cit., hlm 177.

Page 66: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

ia harus menjaga agar desanya aman, dan selain itu juga sering dipanggil ke

ibukota Mangkunegaran untuk keperluan tugas keamanan.

Dualisme tugas dari pembesar desa itu telah mengakibatkan terganggunya

aktivitas mereka di perkebunan tebu. Dalam konferensi tanggal 10 Januari 1891

yang dihadiri oleh superintenden pabrik gula Mangkunegaran, Bupati Patih

Mangkunegaran Tumenggung Aria Subrata dan administrator pabrik gula, para

administrator menyampaikan keluhannya tentang sering dipanggilnya aparat

demang dan rangga bawahannya untuk tugas-tugas keamanan di ibukota. Hal ini

membawa pengaruh buruk terhadap kelancaran aktivitas mereka di perkebunan.36

Rapat akhirnya memutuskan untuk memisahkan pejabat desa urusan

perkebunan dengan urusan keamanan. Khusus untuk menangani perkebunan tebu

diangkat 5 orang demang dan rangga. Mereka dibebaskan dari tugas-tugas

keamanan. Demang perkebunan akan memperoleh gaji f 25 per bulan dan

menerima 10 bahu tanah sawah sebagai bengkok. Rangga perkebunan akan

menerima gaji f 10 per bulan dan lungguh seluas 5 bahu sawah.37

Demang dan rangga yang mengurusi keamanan dijabat orang lain. Di

Colomadu terdapat 3 orang rangga keamanan, setiap orang menerima gaji f 25 per

bulan, gajinya sementara dibayar dengan kas pabrik, namun kemudian dibayar

oleh kas praja Mangkunegaran. Jika rangga perkebunan berada di bawah

pemerintah administrator maka rangga keamanan ini berada di bawah perintah

langsung Mantri Gunung Colomadu. Mereka juga mendapat tugas tambahan

mengawasi 50 bahu tanaman tebu dengan gaji tambahan dari pabrik sebesar f 50

36

Arsip YN. 992, (Surakarta : Reksopustaka).

37

Ibid.

Page 67: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

per bulan, serta uang pikul atas tanaman yang diawasi jika hasilnya melebihi 500

pikul per bahu.

Di Tasikmadu, sebelum tahun 1891 terdapat 2 orang demang dan 4

rangga. Sejak tahun 1891 diangkat lagi 1 demang dan 2 rangga yang khusus

mengurusi perkebunan. Seorang demang digaji f 30 dan seorang rangga digaji f

20 per bulan. Tidak seperti di Colomadu, mereka tidak memperoleh tanah lungguh

atau tanah bengkok. Petinggi desa yang khusus mengurusi masalah keamanan

adalah 1 orang demang dan 2 orang rangga. Setiap pejabat digaji f 25 per bulan,

semua dibayar dari anggaran pabrik gula Mangkunegaran, kemudian dibayar dari

kas praja Mangkunegaran. Ketiga pejabat yang hanya mengurusi keamanan

langsung berada di bawah kekuasaan Mantri Gunung Ngijo dan Jeruk. Jika

pekerjaan utamanya di bidang keamanan dirasa longgar, mereka juga bisa

diberikan tugas tambahan untuk mengawasi kebun tebu.38

3. Administrator

Pada tanggal 4 Maret tahun 1895 Residen Surakarta memerintahkan

kepada superintenden agar dalam mengolah kebun tebu, sesuai dengan aturan

wajib tanam dan kerja wajib, juga dalam penjagaan tanaman sawah glebagan

yang dapat ditentukan pemiliknya. Tugas dari administrator adalah melakukan

pengawasan terhadap kinerja penduduk dan aparat perkebunan sehingga dapat

dihindari kekacaubalauan dalam ritme kerja dari para pekerja wajib. Para

administrator dalam hal ini bertanggung jawab secara pribadi kepada residen

untuk menunjuk secara tepat bagian kuli di kebun tebu dan sawah garapan sendiri.

38

Ibid.

Page 68: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Di luar yang telah ditentukan itu, penduduk tidak boleh diperkerjakan lebih lama

dan terus menerus, termasuk oleh para kepala pribumi karena hal itu selalu terjadi,

tetapi harus di bawah pengawasan ketat para administrator bangsa Eropa.39

4. Mantri Gunung

Mantri gunung merupakan lembaga pemerintahan yang memimpin pada

tingkat distrik atau kabupaten. Gunung sendiri merupakan istilah lama bagi

kepolisian. Mantri gunung bertugas menjaga keamanan dan ketenteraman di

wilayahnya dan menerima laporan tentang persoalan pencurian serta panerak di

wilayahnya dari para demang dan rangga yang berkewajiban menjaga keamanan

dan ketenteraman di desanya. Dalam menjalankan tugas ini mereka diawasi oleh

panewu gunung. Para demang dan rangga yang merupakan kepala desa harus

datang di konferensi panewu gunung untuk membuat laporan tentang keadaan

desanya. Demang dan rangga mewajibkan bagi setiap laki-laki desa untuk ronda

malam. Persoalan-persoalan keamanan di desa dilaporkan kepada demang dan

rangga, yang kemudian dilaporkan kepada mantri gunung yang membawahinya.

Demang dan rangga dalam hal ini juga memiliki wewenang kepolisian.

Wewenang kepolisian yang dimiliki demang dan rangga yakni memeriksa

kejadian perkara di lapangan sambil menunggu kedatangan mantri gunung.

Demang dan rangga juga memiliki wewenang untuk nggledah (memeriksa)

39

Surat Residen Surakarta kepada superintenden urusan Mangkunegaran tanggal 4

Maret 1895 dalam Arsip P 1760. (Surakarta : Reksopustaka).

Page 69: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

rumah orang-orang yang berada di bawahnya yang dituduh dan dapat mengambil

barang bukti untuk diserahkan kepada mantri gunung.40

5. Opziener

Bertugas sebagai pengawas dan berada di bawah administratur. Opziener

seperti halnya dengan administrator dijabat oleh orang berkebangsaan Belanda.

Di dalam menjalankan tugas pengawasan, opziener biasanya terdiri dari satu

sampai tiga orang. Opziener membawahi dan mengawasi kinerja dari mandor

gudang, mandor pabrik dan mandor perkebunan serta melaporkan hasil

pengawasannya kepada administrator. Tugas dari opziener adalah melakukan

pengawasan terhadap kinerja para mandor perkebunan tebu maupun pabrik gula

Colomadu dan Tasikmadu yang membawahi para kuli atau buruh sehingga dapat

dihindari kekacaubalauan dalam ritme kerja dari para pekerja wajib dibayar.41

Para administrator yang dibantu oleh opziener dalam hal ini harus

bertanggung jawab secara pribadi kepada residen untuk menunjuk secara tepat

bagian kuli di kebun tebu dan sawah garapan mereka sendiri. Di luar yang telah

ditentukan itu, penduduk tidak boleh dipekerjakan lebih lama dan terus menerus,

termasuk oleh para kepala pribumi karena hal itu selalu terjadi, tetapi harus di

bawah pengawasan ketat para administrator yang dibantu opziener dari bangsa

Eropa. Sejak tahun 1895 kerja wajib di Colomadu dan Tasikmadu yang dipandang

40

Wasino, op. cit., hlm 135.

41

Surat Residen Surakarta kepada Superintenden Urusan Mangkunegaran dalam Arsip P

1760. (Surakarta : Reksopustaka).

Page 70: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

memberatkan itu diganti karena menyebabkan penduduk mengalami kelelahan

setelah melaksanakan jaga malam.42

6. Bekel

Sampai dengan awal abad XX, penguasaan dan eksploitasi tanah di

pedesaan Mangkunegaran berada di tangan para bekel. Bekel inilah yang

mengelola tanah tersebut agar dapat menghasilkan keuntungan bagi Praja

Mangkunegaran. Tanggung jawab terhadap baik buruknya pengolahan tanah

berada di pundaknya, termasuk pembayaran pajak pada negara. Para bekel ini

berusaha mencari petani yang bersedia untuk mengerjakan sawah dan pekarangan

yang dikontraknya pada negara. Rata-rata setiap bekel memiliki petani penggarap

sebanyak lima orang. Tetapi ada juga bekel yang hanya memiliki tiga orang

penggarap atau bahkan sama sekali tidak memilikinya, yaitu bekel gundul atau

pacul.

Dalam stelsel pertanahan tradisional itu, petani hanya berfungsi sebagai

buruh (kuli) pada para bekel tersebut. Mereka tidak secara ketat memiliki

tanggung jawab dalam hal pertanahan pada Praja Mangkunegaran. Mereka bahkan

sering menjadi orang yang dibutuhkan oleh para bekel. Mereka dapat saja

menolak untuk bekerja pada seorang bekel dan pindah bekerja pada bekel lainnya.

Hal itu sangat tergantung dari fasilitas yang mereka terima dari para bekel itu.43

Pengangkatan bekel di wilayah Mangkunegaran cukup unik dibandingkan

dengan daerah-daerah lain di Jawa. Di daerah-daerah lain di Jawa, seorang bekel

yang diangkat dalam jabatannya membayar sejumlah uang, kebanyakan berupa

42

Ibid.

43

Wasino, op. cit., hlm 151.

Page 71: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

uang bekti dan uang pilungguh. Selain itu jika muncul seorang patuh baru maka

bekel juga harus membayar uang penganyar-anyar atau uang yang diberikan oleh

seorang pejabat baru kepada pejabat yang membawahinya. Di Mangkunegaran

permintaan-permintaan berbagai uang itu dilarang.

Jabatan bekel sejak tahun 1868 bisa diwariskan kepada keturunan

langsung, termasuk putri atau cucu perempuan. Selain itu penggantinya sebisa

mungkin harus dicari dari ahli waris yang ada di desa itu. Jika tidak ada ahli waris

dalam satu desa bisa diberikan kepada penduduk di desanya yang disebut waris

blabag. Jika itu waris blabag tidak ada maka dapat diwariskan kepada penduduk

dari desa di sekitarnya.

Menurut adat yang berlaku ketika itu, pengangkatan seorang bekel terjadi

dalam sebuah rapat desa. Rapat desa berhak untuk menolak pengangkatan seorang

bekel atas dasar kecilnya andil tanah dari bekel tersebut atau karena tidak sahnya

pengangkatan dari sudut pandang warisan. Seorang bekel pengganti tidak

membayar bekti, namun membayar pungutan dengan jumlah lebih rendah yang

disebut pemalik rahi atau uang pengganti kepada pemilik atau pemakai lama dan

juga pilungguh.44

Secara legal, hubungan bekel dengan Mangkunegara terutama ditentukan

dengan piagem. Kewajiban utama bekel terhadap adipati adalah membayar pajak

yang kemudian dituangkan dalam piagem tersebut. Adipati memungut pajak

menurut sistem maron. Dalam sistem maron, bekel memberikan hasil dari separo

lahan garapannya kepada adipati melalui demang. Selain itu juga dikenal sistem

44

Ibid, hlm 118.

Page 72: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

majegan, yakni dengan cara membayar pajak dalam bentuk uang. Jika lahan bekel

digunakan untuk kepentingan tanaman tebu maka pajak diganti kerja wajib tanam

di perkebunan tebu. Adipati, melalui wedana gunung berhak mengalihkan sistem

sewa tanah dari sistem majegan ke sistem maron. Penggarapan tanah jabatan para

bekel dilakukan dalam gotong royong wajib (sambatan wajib atau ayeran) oleh

penduduk desa.

Pada mulanya pajak dipungut setiap tahun dari daerah pajak, kemudian

diubah menjadi pembayaran dalam jangka waktu setengah tahun (pasokan). Pasal

29 dari Angger Sepuluh menetapkan bahwa bekel pada kesempatan Garebeg

Maulud dan Garebeg Puasa harus hadir di ibukota kerajaan dan menyerahkan

pajaknya. Jika belum bisa menyerahkan pajak yang dibebankan pada saat itu

maka ia diberi tenggang waktu delapan hari. Jika tidak berhasil menyerahkannya,

ia dikenakan resiko denda atau pemecatan.

Bekel juga dikenakan kerja wajib. Kerja wajib umumnya muncul pada saat

upacara-upacara besar di istana, seperti Garebeg Maulud, Garebeg Puasa, dan

Garebeg Besar. Mereka wajib menyerahkan beberapa orang kuli selama beberapa

hari di rumah patuh dan melakukan berbagai pekerjaan rumah tangga di sana

(bahu suku) dengan memperoleh jatah makanan. Selain itu tidak ada kerja teratur

yang dituntut.

Dalam kasus melalaikan kewajiban, Wedana Gunung dengan persetujuan

adipati bisa memecat bekel. Jika bekel berbuat kesalahan atau pelanggaran lain,

seperti membunuh dan mencuri hewan maka dia dipecat dengan kehilangan hak

Page 73: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

warisnya (mati maris). Di lain pihak, bekel berhak untuk meletakkan jabatannya

(seleh) apabila dia merasa kewajibannya terlalu berat.

Di wilayah Mangkunegaran dengan sistem majegan atau daerah kena

pajak, bekel dianggap sebagai penguasa atas tanah garapan. Ia mengambil semua

tanah garapan itu bagi dirinya dan keluarganya hanya menyisihkan sebagian

kepada penduduk dengan kewajiban bagi sambatan wajib. Dalam sistem majegan

penduduk tidak memiliki hak atas tanah, namun semua ditentukan oleh bekel.45

Tanggung jawab dalam pengolahan tanah berada di pundak bekel maka ia

berusaha mencari dan memelihara nara karya atau kuli untuk mengerjakan lahan

garapannya. Inisiatif dalam kontrak penggarapan tanah antara bekel dan kuli

secara umum justru datang dari bekel sebab bekel yang tidak mempunyai kuli

akan dicabut tanah bengkoknya. Para bekel saling berlomba-lomba berebut kuli

dengan memberi fasilitas berupa alat pertanian dan tempat tinggal bagi

keluarganya. Para kuli ini berusaha mencari bekel yang fasilitasnya baik dan

beban kerjanya tidak terlalu berat. Akibatnya sering terjadi perpindahan kuli dari

satu wilayah kabekelan ke wilayah kabekelan lainnya. Perpindahan itu dengan

tidak membawa peralatan dan perumahan. Mereka mencari bekel lain yang juga

menyediakan fasilitas serupa. Fasilitas itu berupa rumah gubug yang terbuat dari

bambu dengan atap ilalang dan peralatan pertanian seperti cangkul, sabit dan

linggis.46

7. Buruh / Kuli

45

Soepomo, 1961, Reorganisasi Agraria di Surakarta, Terjemahan : Husodo, (Surakarta

: Reksopustaka), hlm 16.

46

Wasino, op. cit., hlm 121.

Page 74: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Ada dua pemilahan pekerjaan di wilayah perkebunan tebu

Mangkunegaran, yakni pekerjaan di kebun tebu dan pekerjaan di lingkungan

pabrik gula. Pekerjaan di wilayah perkebunan tebu merupakan tahap pekerjaan

mulai dari kegiatan penanaman tebu hingga pemanenan tebu atau rembang.

Pekerjaan di lingkungan pabrik gula meliputi proses pengangkutan dari lahan

hingga pemrosesannya menjadi gula yang siap dipasarkan.

Kuli dalam pengertian penggarap tanah adalah kepala keluarga laki-laki

yang telah berkeluarga. Tanggung jawab terhadap proses pengolahan tanah berada

di tangan mereka, perempuan dipandang hanya sebagai pengikut dari pria dalam

tanggung jawab pengolahan tanah. Meskipun dalam praktiknya tidak demikian

sebab dalam proses produksi pertanian perempuan juga banyak memberikan andil

mulai dari kegiatan penanaman hingga pascapanen.

Semula pekerjaan di kebun tebu tidak dibayar dengan uang karena hal itu

sebagai konsekuensi logis atas sawah glebagan yang dinikmatinya. Selain itu,

mereka dibebaskan dari pembayaran pajak pada negara. Pajak dibayarkan dalam

bentuk pacht atau sewa oleh pihak perkebunan tebu kepada Praja Mangkunegaran

maupun kasunanan di tanah sewaan. Tidak semua tanah pabrik merupakan tanah

milik Mangkunegara, ada sebagian kecil yang merupakan milik Sunan, seperti di

Kutuan, Triagan seta kebun bibit di Ampel, Boyolali. Kuli yang bekerja di

wilayah tanah sewa itu tidak dibebani membayar pajak, tetapi sebagai gantinya

mereka bekerja di ladang tebu mulai dari penanaman hingga panen.

Pekerjaan tanpa dibayar itu meliputi pengerjaan lahan untuk persiapan

penanaman tebu, yakni membuat parit (nglaci) dan membuat gulutan, memberi

Page 75: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

pupuk kandang serta menanam bibit tebu. Setelah bibit tebu hidup, pekerjaan

selanjutnya adalah melakukan pemeliharaan tanaman tebu mulai dari menyiangi

sampai membersihkan kulit tebu ketika tebu sudah menjelang tua (ngletek).

Pekerjaan menebang tebu, transportasi dan pekerjaan pabrikasi bukan menjadi

beban nara karya. Waktu yang diperlukan seorang nara karya atau kuli untuk

dapat mengerjakan kewajibannya di perkebunan tebu rata-rata 120 hari per

orang.47

Selain kerja wajib tanam (cultuurdiensten), penduduk yang menikmati

lahan glebagan juga dikenakan kerja wajib (heerendiensten). Kerja wajib meliputi

: jaga malam, kerja ayeran, menyerahkan rumput dan rambanan, interandiensten,

serta kerja krigan. Di wilayah Tasikmadu, jaga malam dilakukan di wilayah

pabrik dan kepala pribumi yang memerlukan waktu 1 kali jaga malam dalam 20

hari. Sampai dengan tahun 1894, berbagai jenis kerja ini masih berlaku.

Kerja jaga dilakukan pada malam hari terutama untuk menjaga kompleks

pabrik, rumah para kepala pribumi dan juga gudang. Di wilayah Colomadu, beban

ini masih ditambah dengan tugas jaga di pos penjagaan dan pasanggrahan

Komplang dan Bendungan tambak Bandung milik Mangkunegara. Untuk

keperluan kerja jaga ini diperlukan sekitar 38 nara karya yang berjaga dari pukul

18.00 hingga 06.00.

Kerja ayeran hanya terjadi di wilayah perkebunan Colomadu, sedangkan

di perkebunan Tasikmadu tidak ada. Kerja ayeran merupakan kerja jaga pada

siang hari mulai pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00 di tempat pemerintahan

47

Arsip P 1760 (Surakarta : Reksopustaka).

Page 76: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

polisi dengan waktu yang diperlukan paling sedikit satu kali dalam 20 hari. Di

lingkungan pabrik gula ini diperlukan rata-rata 8 nara karya setiap harinya untuk

bekerja pada 2 orang rangga polisi dan 6 rangga tebu.48

Beban kerja lain bagi penduduk yang mengolah lahan glebagan adalah

kerja rambanan, kerja playangan dan krigan. Kerja rambanan merupakan

kegiatan menyerahkan rumput untuk memberi makan rusa milik Sri

Mangkunegara yang dititipkan di sekitar rumah administrator. Rambanan

umumnya diberikan pada siang hari, ketika pekerja sedang beristirahat. Kerja

playangan dilakukan oleh bekel. Dalam kerja playangan ini para bekel itu

memberikan laporan harian dari 6 daerah kerja rangga dan diserahkan kepada

pengawas terkait. Kerja krigan dilakukan oleh nara karya selama 5-7 hari untuk

berbagai pekerjaan di pabrik. Ini berlaku baik di Tasikmadu maupun Colomadu.

Di luar pekerjaannya kepada pabrik, penduduk juga masih dikenakan kerja desa.49

Secara teoritis, beban wajib penduduk cukup berat dan dalam praktiknya

jauh lebih berat lagi. Selain karena faktor manajemen pabrik, ritme kerja

penduduk yang tidak teratur juga menjadi penyebabnya. Pada akhir abad XIX ada

usaha untuk mengurangi beban berat yang diderita penduduk lahan glebagan ini.

Superintenden De Kock van Leeuwen dalam sebuah suratnya menyatakan bahwa

sudah ada usaha-usaha untuk mengurangi beban penduduk. Selain pemberian

andil penduduk pada tanah glebagan, pada tahun 1895 para pekerja juga

memperoleh bayaran f 15 per bahu tanaman tebu. Menurutnya, kebijakan itu

48

Surat Residen Surakarta tanggal 17 Juni 1909 No. 8611/44T dalam Arsip YN 992.

(Surakarta : Reksopustaka).

49

Ibid.

Page 77: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

dilakukan karena hal yang sama juga dilakukan pada kedua pabrik yang

berbatasan dengan Colomadu, yakni Kartasura dan Bangak, yang masing-masing

memberikan bayaran f 45 dan f 40 per bahu tanaman tebu. Selain gaji tambahan

sesungguhnya petani sudah menerima toeslag sebanyak 10 duit per orang.

Toeslag itu diberikan sekali dalam lima hari, yakni saat permulaan tanam dan

pascatanam.50

Uang tambahan yang diberikan kepada nara karya sepanjang tahun tidak

sama. Pada tahun 1891 jumlah uang tambahan f 24 per bahu. Oleh karena di

Colomadu dalam setiap bahu dikerjakan oleh dua orang nara karya maka tiap-tiap

nara karya memperoleh uang tambahan f 12 per bahu dalam satu kali

penggarapan lahan tebu. Sementara itu, di Tasikmadu tiap-tiap nara karya hanya

memperoleh uang tambahan f 8 per bahu karena di wilayah ini dalam setiap

bahunya dikerjakan oleh tiga orang.51

Tuntutan penggunaan buruh bebas semakin mencuat sejak tahun 1911,

tetapi sampai dengan tahun 1915 penggunaan buruh bebas di pabrik gula

Mangkunegaran belum dijalankan sepenuhnya. Residen sebagai wakil pemerintah

Kolonial di Surakarta dan sekaligus sebagai anggota Commissie van Beheer dari

Dana Milik Mangkunegaran mendapat banyak peringatan dan kecaman. Dalam

pelaksanaannya, hubungan kerja antara kuli dan pabrik adalah kerja wajib yang

dibayar. Sejalan dengan pelaksanaan reorganisasi tanah, Pemerintahan Dalam

Negeri (Binnenlandch Bestuur) juga memberikan anjuran agar hubungan kerja

50

Surat jawaban Superintenden De Kock van Leeuwen kepada Residen Surakarta

tanggal 18 Oktober 1895 dalam Arsip P 1760 dan YN 992. (Surakarta : Reksopustaka).

51

Surat Superintenden kepada Residen Surakarta tanggal 25 Januari 1895 No. MN 738

dalam Arsip YN 992. (Surakarta : Reksopustaka).

Page 78: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

semacam itu segera diakhiri. Semua pekerjaan yang terkait dengan perkebunan

harus dilakukan dengan buruh bebas. Menanggapi kecaman dan anjuran itu,

residen menjamin bahwa model kerja wajib di kedua perkebunan Mangkunegaran

akan diganti dengan buruh yang sama sekali bebas.52

Penduduk tidak lagi dikenakan kerja wajib tanam karena pekerjaan itu

akan dilakukan oleh manajemen pabrik dengan menggunakan pekerja bebas yang

bisa berasal dari penduduk setempat maupun penduduk lain yang mencari

pekerjaan di perkebunan tebu. Penduduk pengguna tanah glebagan bisa lebih

berkonsentrasi mengerjakan lahan glebagan-nya untuk ditanami tanaman pangan.

Jika mereka ingin terlibat pada tanaman tebu maka merekapun akan dibayar

sesuai aturan pabrik.53

52

Arsip BB (Binnenlandch Bestuur) No. 2476. (Surakarta : Reksopustaka).

53

Arsip YN 992. (Surakarta : Reksopustaka), hlm 10.

Page 79: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

BAB II

GAMBARAN UMUM PRAJA MANGKUNEGARAN

A. Wilayah Praja Mangkunegaran Masa Mangkunegara VI

Wilayah Praja Mangkunegaran berdasarkan perjanjian Salatiga tahun 1757

memperoleh tanah lungguh milik pribadi Susuhunan sejumlah 4.000 cacah.1 Pada

awalnya tanah lungguh milik Mangkunegaran tidak dapat diwariskan secara

turun-temurun, baru pada tahun 1792 tanah lungguh tersebut menjadi hak turun-

temurun. Mangkunegara I hingga V posisi Mangkunegara sebagai Pangeran Miji

(seorang pangeran yang langsung di bawah Susuhunan), baru pada tahun 1896

saat pengangkatan Mangkunegara VI posisinya telah berubah menjadi Pangeran

Merdeka terlepas dari Kraton Kasunanan Surakarta, hal ini berhubungan dengan

yang disebutkan dalam Piagam Pengangkatan sebagai kolonel dan komandan dari

Legiun Mangkunegaran berada langsung di bawah pemerintahan Hindia Belanda.

Mangkunegaran menempati wilayah di bagian timur dan utara Residensi

Surakarta,2 namun daerahnya terpencar di beberapa tempat termasuk di wilayah

Kasunanan dan Kasultanan. Separuh dari tanah tersebut terletak di wilayah

Mancanegara dan Gunung Kidul. Dengan demikian tanah ini sebagian di

Surakarta bagian tenggara dan sebagian lagi terletak di Yogyakarta sebelah timur.

Tanah seluas itu sering disebut Desa Bobok yang diartikan sebagai Desa

1 Mohammad Dalyono, Ketataprajaan Mangkunegaran, Terj. Sarwana Wiryasaputra,

(Surakarta : Reksapustaka), 1977, hlm. 89.

2 Metz., Mangkunegaran Analisis Sebuah Kerajaan Jawa, terj. (Surakarta :

Reksapustaka), 1939), hlm. 12.

15

Page 80: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Warisan.3 Pada tahun 1832 luas daerah Mangkunegaran dinyatakan dalam jumlah

jung, dengan perincian sebagai berikut : Daerah Kedawung 141 jung, Laroh

115,25 jung, Matesih 218 jung, Wiraka 60,50 jung, Haribaya 82,50 jung,

Hanggabayan 25 jung, Sembuyan 133 jung. Gunung Kidul 71,50 jung, Pajang

(sebelah selatan jalan besar Surakarta sampai Kartasura) 58,50 jung, Pajang

(sebelah utara jalan besar Surakarta sampai Kartasura) 64,75 jung, Mataram

(pertengahan Yogyakarta) 1 jung, Kedu 8,50 jung. Jadi jumlah seluruhnya

menjadi 979,50 jung.4

Luas wilayah Mangkunegaran mengalami perubahan dua kali pada masa

pemerintahan Mangkunegara II (1796 – 1835). Perubahan pertama terjadi pada

tahun 1813, yakni sejumlah 1000 karya. Penambahan ini sebagai imbalan atas jasa

Mangkunegaran dalam membantu Inggris melawan Sultan Sepuh di Yogyakarta.

Tanah sejumlah 1000 karya atau 240 jung terletak di Kedawung 72 jung,

Sembuyan 12 jung, Mataram 2,5 jung, Sukowati bagian timur 95,5 jung,

Sukowati bagian barat 28,5 jung, dan daerah di lereng Gunung Merapi bagian

timur 29,5 jung.5

Penambahan kedua terjadi pada tahun 1830, sebagai imbalan atas jasa dari

pihak Mangkunegaran dalam membantu Belanda menumpas pemberontakan

3 G.P. Rouffaer, Swapraja, Terj. Muhammad Husodo Pringgokusumo (Surakarta :

Reksapustaka), 1983, hlm. 6. 4 Ibid. Lihat juga Mansfeld, Sejarah Milik Praja Mangkunegaran terj. (Surakarta : Rekso

Pustoko, 1986), hlm. 6.

Satuan ukuran tanah di Jawa adalah 1 jung = 4 cacah = 4 karya = 4 bahu = 2,8 ha. Jumlah wilayah

Mangkunegaran seluruhnya 979,5 jung, padahal 4000 karya cacah adalah 960 jung. Luas wilayah

dan batas-batas Mangkunegaran yang didasarkan pada perjanjian Salatiga 1757 itu memang

kurang jelas. Hal ini disebabkan surat perjanjiannya sendiri hilang dan tidak dapat diketemukan.

Dengan demikian data yang dikemukakan Rouffaer dan Mansfeld itu hanyalah perkiraan saja.

5 G.P. Rouffaer, op. cit., hlm. 9.

Page 81: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Diponegoro, yaitu berupa tambahan wilayah daerah enclave (kantong) Ngawen di

Gunung Kidul sebanyak 500 karya. Secara politis administratif daerah ini berada

di bawah kekuasaan Mangkunegaran tetapi secara hukum yakni mengenai

pengawasannya di bawah Kasultanan Yogyakarta. Hingga awal abad XX luas

wilayah Mangkunegaran masih tetap seperti pada tahun 1830. Hanya saja

penentuan batas-batas antara daerah Mangkunegaran dengan daerah swapraja

lainnya semakin dipertegas, terutama dengan menghilangkan daerah enclave

(daerah kantong).

Untuk memudahkan dalam mengatur tata administrasi, pada masa

pemerintahan Mangkunegara III tepatnya tahun 1847 wilayah Mangkunegaran

dibagi ke dalam tiga Kabupaten Anom atau Onderdistrict regentschap, ketiga

kabupaten tersebut antara lain, Kabupaten Karanganyar meliputi Sukowati,

Matesih, dan Haribaya. Wonogiri meliputi Nglaroh, Honggobayan dan

Kedawung, dan Malangjiwan. Selanjutnya sejak tahun 1830-an wilayah

Mangkunegaran dibagi ke dalam dua kabupaten, sembilan Kawedanan dan 41

Kapanewonan atau onderdistrik.6

Pada tahun 1875 onderregentschap Malangjiwan dihapus dan diganti

dengan onderregentschap Baturetno yang wilayahnya meliputi Wiraka dan

Sembuyan. Dengan demikian pada masa pemerintah Mangkunegara IV, daerah

Mangkunegaran terbagi menjadi tiga daerah onderregentschap yaitu,

Karanganyar, Wonogiri, dan Baturetno. Perubahan terjadi lagi pada tahun 1891,

6 Rijksblad Mangkunegaran, tahun 1929 No. 9.

Page 82: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

yaitu pada onderregentschap Baturetno dihapuskan dan wilayahnya digabungkan

dengan onderregentschap Wonogiri.

Pada masa Mangkunegara VI (1896-1916) wilayah Mangkunegaran tidak

mengalami perubahan. Wilayah Mangkunegaran pada tahun 1903 dibentuk

onderregentschap Kota Mangkunegaran, sehingga Mangkunegaran terbagi dalam

tiga Kabupaten Anom yang meliputi Mangkunegaran, Karanganyar dan Wonogiri

dengan ditambah enclave Ngawen.7

Sampai tahun 1930-an, wilayah Mangkunegaran dibagi menjadi dua

kabupaten dan enclave Ngawen. Adapun luas dari tiap-tiap wilayah kabupaten dan

daerah enclave Ngawen, yaitu Kabupaten Kota Mangkunegaran seluas 888,75

km2 yang meliputi kawedanan kota Mangkunegaran, Karanganyar dan

Karangpandan, dan Jumapolo. Kabupaten Wonogiri luasnya 1.922,65 km2

meliputi kawedanan Wonogiri, Wuryantoro, Baturetno, Jatisrono dan Purwantoro.

Selanjutnya ditambah daerah Ngawen seluas 33,74 km2 yang terletak di daerah

Gunung Kidul.8

Secara keseluruhan daerah Mangkunegaran dibatasi oleh Gunung Merapi

dan Gunung Merbabu, bagian timur dibatasi oleh Gunung Lawu. Bagian selatan

berbatasan dengan wilayah Yogyakarta dan sebagian oleh Samudra Hindia. Untuk

sebelah utara dibatasi oleh pegunungan gamping yang membujur ke timur dari

residensi Semarang sampai Rembang. Dari lereng Gunung Merapi mengalir Kali

Opak ke selatan, sekaligus menjadi pembatas antara Keresidenan Surakarta dan

7 Lihat Rijksblad Van Mangkunegaran tahun 1917 No. 331.

8 Th. M. Metz, op. cit., hlm. 15.

Page 83: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Yogyakarta.9 Di lereng barat Gunung Lawu terdapat Kali Samin, Clolo, Wingko

dan Jenes yang mengalir ke dataran rendah Karanganyar kemudian membentuk

persawahan, lereng Gunung Lawu sendiri sangat cocok untuk perkebunan kopi.

Dataran rendah yang kurang subur terbentang dari kota Solo ke arah utara dan

berakhir di lereng pegunungan Kendeng.

Daerah-daerah Mangkunegaran umumnya beriklim tropis, akibatnya

dalam satu tahun mengalami dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan.

Perbedaan curah hujan antara musim kemarau dan musim hujan sangat mencolok.

Pada musim hujan, curah hujan sangat tinggi, sedangkan pada musim kemarau

sangat rendah. Namun demikian masih ada daerah-daerah tertentu yang masih

mempunyai curah hujan di atas minimum pada musim kemarau, misalnya di

daerah lereng Gunung Lawu.

Wilayah Mangkunegaran sebagian besar terletak di daerah Wonogiri.

Daerah ini merupakan daerah perbukitan kapur yang sebagian besar tanahnya

tidak subur dan lahan pertaniannya pun sangat tergantung pada curah hujan.

Sebagian kecil daerah ini adalah daerah yang berada di sebelah timur, antara lain

Kedawung meliputi daerah Jatisrono, Ngadirojo, dan Girimarto, daerah

Honggobayan meliputi Jatipura dan Jumapolo.

Untuk tanah-tanah yang terletak di Sembuyan (daerah Baturetno),

Ngawen, Semanu, Wiraka (daerah Tirtomoyo) dan daerah sekitarnya, merupakan

tanah yang kurang subur. Daerah-daerah ini sangat cocok untuk tanaman keras

9 Suhartono, Apanase dan Bekel : Perubahan Sosial di Pedesaan Surakarta 1830 – 1920

(Yogyakarta : Tiara Wacana), 1991, hlm. 25.

Page 84: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

atau tanaman kehutanan.10

Daerah di lereng Gunung Lawu, seperti Honggobayan

merupakan daerah yang cocok untuk pertanian meskipun tanahnya berbukit-bukit.

Daerah kota Mangkunegaran, yang meliputi sebagian daerah Pajang, Pedan,

Haribaya (sekarang Kepuh) dan Gunung Kulon adalah pertemuan antara Gunung

Merapi dan Gunung Merbabu yang sangat subur tanahnya. Di dataran ini banyak

ditemukan sumber mata air yang cocok untuk perkebunan tebu.

B. Figur Kepemimpinan Mangkunegara VI

Guna memahami serta mendalami penguasa ke enam dinasti

Mangkunegaran, akan dijelaskan tentang perjalanan hidup G.R.M. Suyitno hingga

menjadi seorang adipati. Pemahaman ini penting, karena akan memberikan

penjelasan mengenai latar belakang kepribadian terkait dengan regulasi atau

kebijakan dalam pemerintahan Mangkunegaran. G.R.M. Suyitno, dilahirkan di

Mangkunegaran pada hari Jum’at Pon 17 Rejeb tahun Wawu 1785 Jawa atau

tanggal 13 Maret 1854 M, beliau adalah putra nomor 22 dari K.G.P.A.A.

Mangkunegara IV yang dilahirkan dari ibunda Kanjeng Bandara Raden Ayu

Adipati Arya Mangkunegara IV (B.R.Aj. Dhunuk, putri Mangkunegara III).

Beliau mendapatkan pendidikan di sekolah berbahasa Belanda

(Europesche Lagere School) di Surakarta. Kemudian dipindahkan ke sekolah

Pamong Siswo (Bijzondere Inlandsche School). Akhirnya belajar sendiri dengan

mendatangkan guru ke Purwasana sambil menjadi juru tulis ibunya. Di samping

pelajaran biasa, dipelajari juga kesusasteraan Jawa, adat istiadat, kebatinan dan

10

Mohammad Dalyono, op. cit., hlm. 105.

Page 85: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

keagamaan serta olah kanuragan sesuai tradisi pendidikan Jawa pada waktu itu.

Pelajaran-pelajaran tersebut kebanyakan ditimbanya langsung dari ayahnya, S.P.

Mangkunegara IV, terutama dalam manajemen modern dan keuangan.

Setelah dewasa dimasukkan menjadi Kadet Infanteri Legiun

Mangkunegaran mulai dari pangkat prajurit biasa (flankeur), lalu diangkat

menjadi Bintara (Onder officier) dengan pangkat Sersan Magang di luar formasi,

dua tahun kemudian baru mencapai pangkat Letnan Dua. Atas kehendak ayahnya,

beliau ditugaskan di bagian Mondrogini untuk melayani ibundanya selama

setahun. Tepat di ulang tahun ke 18 pada tanggal 17 Rejeb, Alip, Windu Adi,

1803 J atau tanggal 29 Agustus 1874 M, mendapat anguerah songsong jene

(berpayung kuning) dengan gelar Kanjeng Pangeran Arya Dhayaningrat.

Tugasnya dikembalikan di Legiun dan diberi pangkat Letnan Satu.11

Pada tahun 1876 M bersama kakaknya yang bernama K.P.A.

Gondosewoyo, melakukan perjalanan selama empat bulan mengelilingi Pulau

Jawa dengan berkendaraan kereta pos. Perjalanan dimulai dengan menyusuri

pantai utara Jawa ke arah Barat. Sesampai di Bogor keduanya menghadap pada

Gubernur Jenderal sebagai penguasa tertinggi waktu itu. Kemudian pulangnya

melalui jalan selatan. Perjalanan panjang yang sangat melelahkan itu dinilai

sangat mengesankan karena banyak menambah wawasan dan pengetahuan.

Terutama untuk lebih mengenal rakyat dan tanah airnya dari dekat.

Pulang dari tugas kelilingnya ini, pangkatnya dalam militer dinaikkan

menjadi Kapten sebagai Komandan Kompi III di Legiun Mangkunegaran. Tugas

11

Arsip Riwayat K.G.P.A.A. Mangkunegara VI, Membangun Kemakmuran dari Puing

Keruntuhan No. MN 1645, Surakarta : Reksa Pustaka, hlm. 2.

Page 86: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

ini diembannya selama empat tahun. Pada tanggal 2 September 1881 M, hari

Jum’at Paing 8 Sawal Jimakir 1610 J ayahanda Sri Paduka Mangkunegara IV

mangkat dan digantikan oleh kakaknya yang bernama G.R.M. Sunito.

Di bawah pemerintahan K.G.P.A.A. Mangkunegara V ini, sejak tahun

1881 M atas kehendak kakaknya tersebut, K.P.A. Dhayaningrat diangkat menjadi

Kapten Ajudan Sri Paduka Mangkunegara V. Setahun kemudian diangkat menjadi

Mayor Ajudan merangkap bekerja di kantor Kartapraja (Bendahara Negara),

Kartausaha (Perusahaan Negara), Kartipraja (Pekerjaan Bangunan Negara) serta

sebagai pengawas pada Kemantren Reksawahana (Pemeliharaan Kendaraan),

bagian Reksoturonggo (Pemeliharaan Kuda), Reksabaksana (Urusan Persediaan

Bahan Makanan) dalam Puro dan Reksawarastra (Urusan Penyediaan dan

Pemeliharaan Senjata, Pakaian Ketentaraan dan Pusaka Kerajaan). Setelah lima

belas tahun lamanya, menjabat selaku perwira, pangkatnya dinaikkan menjadi

Mayor Infanteri dengan tugas memegang keuangan Legiun Mangkunegaran.

Untuk segala jasanya itu beliau menerima satyalencana (eere teken).

Atas perkenan kakanda K.G.P.A.A. Mangkunegara V, pada hari Rabu Pon

22 Rabiulakhir Jimawal, windu Kuntara, 1813 J (1884 M), pada usia 27 tahun

beliau dinikahkan dengan R.Aj. Hartati, putra pamanda dari pihak ibu, B.R.M.Ar.

Gondowardoyo, yang telah lama dipertunangkan oleh ayahanda, K.G.P.A.A.

Mangkunegara IV. Sekitar tahun 1887 M secara resmi diangkat menjadi Mayor

Intendan urusan Keuangan yang mengatur Penggajihan Legiun, sekaligus selama

10 tahun tetap mendampingi kakandanya Mangkunegara V dalam

pemerintahannya, disamping menjadi anggota Dewan Kerajaan (Panitia

Page 87: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Pertimbangan Negara). Pada tahun 1895 M lahir putra beliau B.R.M.H. Soeyono

dari “garwa ampeyan” Mas Ajeng Wandaningsih, yang setelah berhasil

mempersembahkan putra tersebut kemudian diberi gelar Bandara Raden

Wandaningsih.

Setelah mangkatnya M.N. V. pada tanggal 2 Oktober 1896 M, karena

jatuh dari atas kuda di Wanaketu, atas permintaan ibunda K.B.R. Ayu Adipati

Arya Mangkunegara IV, beliau diangkat menggantikan kakaknya mengepalai

keluarga dan menjadi Komandan Legiun Mangkunegaran dengan pangkat

Kolonel bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VI.

Karena usia beliau telah melampaui 40 tahun, maka tidak seperti para

pendahulunya, beliau tidak terlebih dahulu memakai sebutan Kanjeng Pangeran

Adipati Arya Prabu Prangwedana. Pengangkatannya dilakukan pada hari Sabtu

Legi tanggal 15 Jumadilakir, Jimakir, Windu Sangara 1826 J atau 21 Nopember

1896 M. Pada tahun 1897 M lahir putri beliau B.R. Ajeng Soewasti dari “garwo

ampeyan” Bandoro Raden Tjitraningsih.12

Pengangkatan Mangkunegara VI menggantikan kakaknya Mangkunegara

V telah mengubah posisi Mangkunegaran terhadap Kasunanan. Perubahan

hubungan antara Susuhunan dan Mangkunegara terlihat dalam Piagam

Pengangkatan (Acte van Verband) tanggal 21 Nopember 1896, Mangkunegaran

lepas seluruhnya dari Kraton Kasunanan Surakarta bahkan kata ”pemberitahuan

lebih dahulu” dari Susuhunan sudah tidak diperlukan lagi, hal ini berhubungan

dengan yang disebutkan dalam Piagam Pengangkatan sebagai Kolonel dan

12

Ibid, hlm. 3.

Page 88: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Komandan dari Legiun Mangkunegaran berada langsung di bawah pemerintahan

Hindia Belanda. Jadi mulai saat pengangkatan Mangkunegara VI posisi

Mangkunegara sudah bukan lagi sebagai Pangeran Miji (seorang pangeran

langsung di bawah susuhunan) tetapi sudah menjadi Pangeran Merdeka terlepas

dari Kraton Kasunanan Surakarta.

Kepribadian Mangkunegara VI berpandangan jauh ke depan untuk

jamannya. Dalam alam feodalisme dan penjajahan asing yang serba penuh simbol-

simbol kebesaran dan kesopanan yang dianggapnya kurang praktis dan ekonomis,

dengan penuh keberanian dirombaknya secara drastis dan total. Beliau dalam

berpakaian Jawa, paling tidak suka memakai keris, juga tidak mau menggunakan

payung kebesaran bila memakai pakaian secara barat. Akibat sikap dan

tindakannya maka Gubernur Jenderal Van Heutsz mensahkan peraturan

penghapusan pemakaian payung kehormatan bagi para pejabat Belanda seperti

Residen, Asisten Residen bahkan juga Kapten Cina di seluruh Jawa. Keputusan

itu dikeluarkan pada tahun 1905.

Dalam hal pakaian disederhanakan. Narapraja tidak lagi berpakaian

kebesaran kampuh sikepan ageng, tetapi cukup berkain, berdestar dan sikepan

pendek dibordir dengan sabuk cinde dengan bara pakai rompi dan dasi (1912).

Bahkan bagi jajaran Bintara ke atas, beliau sendiri memberi contoh dengan

memotong pendek rambutnya secara militer pada 27 Oktober 1911.

Dalam hal adat tata cara beliau juga menghapus laku dodok dan duduk di

bawah. Semua pegawai duduk di kursi dan bagi kalangan bawah di bangku. Jika

bertemu dengan Sri Mangkunegara VI cukup melakukan sembah atau saluir

Page 89: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

dengan tetap berdiri tanpa membuka topi serta alas kakinya. Semua pengalaman

semasa di Legiun Mangkunegaran dan pendidikan yang langsung diterima dari

ayahnya Mangkunegara IV terutama dalam manajemen modern perusahaan gula

dan keuangan Praja sehingga membentuk kepribadian Mangkunegara VI menjadi

pribadi yang disiplin, ahli di bidang ekonomi, modern, ulet serta mampu

menerima dan mengikuti perkembangan zaman.

Page 90: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

BAB IV

PEMBAHARUAN MANAJEMEN PERUSAHAAN

GULA MANGKUNEGARAN

A. Kontrak Baru / Sewa Tanah

1. Pada Pabrik Gula Colomadu

Untuk memenuhi persediaan bibit, industri gula Mangkunegaran

mengadakan penanaman sendiri di kebun bibit yang terletak pada lahan yang

mudah perolehan airnya. Lahan yang digunakan untuk kebun bibit bisa berasal

dari tanah persewaan maupun tanah di wilayah pabrik gula sendiri. Kebun bibit di

tanah sewa sudah berlangsung sejak akhir abad XIX hingga tahun 1924. Kebun

bibit hasil sewa lahan dari pabrik gula Colomadu berasal dari Ampel, suatu lahan

bibit di wilayah Sunan yang disewa oleh pabrik gula ini. Untuk mengangkut bibit

yang jaraknya cukup jauh itu digunakan jasa kereta api. Sedangkan kebun bibit di

lahan sendiri berada di sekitar pabrik gula Colomadu. Pengangkutannya

menggunakan gerobag atau cikar.

Sejalan dengan berakhirnya reorganisasi agraria, sewa lahan untuk kebun

bibit di wilayah Sunan menjadi mahal. Oleh karena itu, kebun bibit di Ampel

dilepaskan dengan pertimbangan mahalnya ongkos produksi untuk sewa tanah dan

tenaga kerja. Pabrik gula Colomadu kemudian membuat kebun bibit baru yang

72

Page 91: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

lokasinya lebih dekat dengan pabrik. Laporan tahun 1928 menunjukkan adanya

dua kebun bibit lain selain di Colomadu yakni Klodran dan Jombor.1

2. Pada Pabrik Gula Tasikmadu

Di Tasikmadu, bibit tebu untuk perkebunan tebu terutama dipenuhi dari

kebun bibit dari wilayah Tasikmadu sendiri. Semula kebun bibit hanya berlokasi

di desa Klangon dan Tasikmadu, tetapi sejak tahun 1912 terdapat tambahan kebun

bibit di Triagan. Kebun bibit Triagan ini tanahnya diperoleh dengan menyewa

kepada Sunan karena meskipun letaknya masih dalam areal Tasikmadu, tanah itu

merupakan milik Sunan. Sejak tahun 1924 kebun bibit Tasikmadu meliputi pula

wilayah Mayaretna yang merupakan lahan alih fungsi dari industri pertanian padi

Praja Mangkunegaran. Kebun bibit lain yang dikembangkan adalah di Bloro,

Matesih dan Karangpandan.2

Keberadaan tanah di wilayah perkebunan tebu Mangkunegaran sangat

dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan di luar perkebunan tebu. Salah satu pengaruh

yang paling kuat adalah kebijakan pertanahan dari pemerintah Mangkunegaran

dan pemerintah Kolonial Belanda. Sejak tahun 1912, di wilayah Surakarta mulai

dilakukan reorganisasi tanah, termasuk tanah-tanah yang digunakan sebagai lahan

perkebunan tebu. Reorganisasi membawa perubahan tentang hak kepemilikan dan

penguasaan tanah. Tanah yang semula menjadi hak milik Adipati Mangkunegara

VI diberikan pada desa sebagai hak milik komunal desa. Sementara itu,

penguasaan tanah yang semula berada di tangan bekel beralih kepada petani.

1 Wasino, 2008, Kapitalisme Bumi Putra : Perubahan Masyarakat Mangkunegaran,

(Yogyakarta : LKIS), hlm 79. 2 Ibid, hlm 80.

67

Page 92: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Sejak dasawarsa kedua abad XX, di wilayah Surakarta digelindingkan

reorganisasi tanah. Reorganisasi tanah bertujuan untuk pertama, yang berbahu

ideologis, yakni terkait dengan kebijakan makro pemerintah Hindia Belanda yang

sedang melaksanakan Politik Etis. Dalam kerangka Politik Etis, rakyat harus

dibebaskan dari ikatan tanah atau ikatan feodal. Untuk itu, diperlukan pemisahan

antara pemanfaatan tanah dan penggunaan tenaga kerja rakyat yang tinggal di atas

tanah-tanah itu. Terkait dengan hal itu diperlukan kepastian hak milik atas tanah

secara individual. Kedua, keinginan pemerintah pusat untuk melakukan

standardisasi, sentralisasi, rasionalisasi dan ekspansi ke wilayah yang tak dikuasai

secara langsung ini.

Melalui reorganisasi tanah, akan dapat dihilangkan perbedaan birokrasi

dan administrasi pertanahan di wilayah swapraja dengan daerah yang secara

langsung dikuasai Pemerintah Belanda. Melalui reorganisasi maka akan diperoleh

tatanan pertanahan yang sama antara wilayah Surakarta dengan wilayah yang

dikuasai langsung oleh Belanda. Ketiga, kepentingan penguasa Eropa, terutama

Belanda untuk memperoleh efisiensi dan keuntungan dalam penanaman modalnya

di perkebunan-perkebunan di wilayah Praja Kejawen, termasuk Mangkunegaran.3

Ide reorganisasi tanah di wilayah ini sesungguhnya berasal dari

Pemerintah Kolonial Belanda. Pada tanggal 19 Januari 1909 Gubernur Jenderal

van Heuts memberikan perintah agar dilakukan reorganisasi tanah di wilayah

Surakarta. Perintah ini diambil setelah ada pembicaraan dengan Direktur

Pemerintahan Dalam Negeri De Graaff. Pada tanggal 22 November 1909 rencana

3 Van Wijk, Memorie van Overgave Soerakarta 1914. (Surakarta : Reksopustaka).

Page 93: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

yang dibuat oleh De Graaff dikirim kepada Residen Surakarta van Wijk untuk

memperoleh masukan.

Setelah mendapatkan saran dari Residen Yogyakarta, Residen Surakarta

mendesak Sunan agar menyetujui pelaksanaan reorganisasi agraria di wilayahnya

karena di Yogyakarta telah disetujui untuk dilaksanakan, padahal kedua wilayah

itu memiliki karakteristik sistem pertanahan yang sama. Setelah de Graaff dapat

meyakinkan Sunan tentang pentingnya reorganisasi tanah dalam kunjungannya

pada bulan Mei tahun 1910 maka rencana reorganisasi di Surakarta dapat

dilaksanakan. Demikian pula, para penyewa tanah yang memiliki kepentingan atas

hasil reorganisasi tanah ini juga menyetujuinya.4

Mangkunegara VI sendiri tidak keberatan karena penghapusan tanah

apanage telah dimulainya sejak pertengahan kedua abad XIX sehingga proses

reorganisasi yang ditawarkan Pemerintah Hindia Belanda adalah sebagai

kebijakan lebih lanjut dari penguasa Mangkunegaran. Pada awal abad XX tinggal

beberapa bagian tanah Mangkunegaran yang masih menjadi tanah apanage, yakni

yang diperuntukkan bagi dua putera sentana.

Secara formal reorganisasi tanah di wilayah Surakarta akan dilaksanakan

pada tahun 1912, tetapi pelaksanaannya mengalami penundaan. Di wilayah

Mangkunegaran reorganisasi tanah baru dimulai tahun 1917 dan di Kesunanan

tahun 1918 dan berakhir secara keseluruhan tahun 1926. Reorganisasi mencakup

empat kegiatan, yaitu : 1) penghapusan sistem apanage, 2) pembentukan desa

4 Suhartono, 1991, Apanage dan Bekel : Perubahan Sosial di Pedesaan Surakarta 1830-

1920. (Yogyakarta : Tiara Wacana), hlm 94.

Page 94: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

sebagai unit administratif, 3) pelimpahan hak penggunaan tanah kepada petani,

dan 4) revisi atas aturan sewa tanah.5

Reorganisasi ini diawali dengan perancangan batas-batas wilayah desa.

Kegiatan ini berupa pemetaan atas luas tanah dan beban pajak yang harus

ditanggung pada penduduk yang mendiami wilayah itu. Selain itu juga ditentukan

daerah yang menjadi usaha perkebunan. Pemetaan atas tanah-tanah itu semula

dilakukan oleh tenaga ahli bangsa Eropa. Untuk itu, pada tahun 1914 didirikan

kantor masalah ini agar mempermudah koordinasinya.

Pemetaan sudah dimulai sejak tahun 1913 dan berakhir pada tahun 1920.

Pemetaan dibedakan antara daerah-daerah yang tidak disewakan yang disebut

kejawen dan tanah-tanah yang disewakan atau tanah yang dipergunakan untuk

perkebunan.

Untuk penataan pertanahan di wilayah Surakarta, didirikan sebuah

lembaga yang kemudian menjadi berperan penting, yakni Kantor Urusan

Pertanahan (Agrarische Zaken). Lembaga ini pertama kali didirikan di wilayah

Mangkunegaran, yakni di Onder afdeeling Wonogiri yang semula bernama

Kantor Perpajakaan atau kantor Land Rente berkedudukan di rumah Kontrolir

Wonogiri di bawah pimpinan A. Muhlenfeld. Ketika itu urusan pertanahan

dirangkap oleh kontrolir ini. Dalam menjalankan tugasnya, ia dibantu oleh

pegawai berkebangsaan Jawa dengan pangkat mantri perpajakan dan empat orang

jajar. Mantri merupakan pegawai residen dan jajar merupakan pegawai dari

Mangkunegaran.

5 Soepomo, 1961, Reorganisasi Agraria di Surakarta, Terj : Husodo. (Surakarta :

Reksopustaka).

Page 95: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Sejalan dengan persiapan reorganisasi agraria maka pada tahun 1915

didirikan lembaga tersendiri yang khusus menangani masalah pertanahan dengan

nama Kantor Urusan Pertanahan. Kantor ini bertempat di kota Mangkunegaran

yang untuk pertama kali dipimpin oleh Kontrolir A.H. Neys. Dalam

melaksanakan tugasnya ia dibantu oleh sejumlah staf urusan luar yang

kesemuanya orang Jawa, mulai dari jabatan terendah hingga jabatan tinggi di

bawah kontrolir. Jabatan-jabatan yang berada di bawah kontrolir secara berturut-

turut adalah ajun kontrolir, kliwon, penewu, demang, mantri dan rangga.6

B. Pemisahan Keuangan Praja dengan Keuangan Perusahaan

Sejak tanggal 1 Juni 1899 kepengurusan perusahaan-perusahaan

Mangkunegaran, termasuk industri gula diserahkan kembali kepada Praja

Mangkunegaran. Penyerahan kembali ini secara teoretis memiliki konsekuensi

wewenang otonom dalam bidang keuangan Praja oleh Pemerintahan Praja

Mangkunegaran. Demikian pula dengan perusahaan-perusahaan Mangkunegaran,

pengelolaannya kembali di bawah komando pimpinan Praja Mangkunegaran,

yang pada waktu itu dipegang oleh Mangkunegara VI.

Jika sebelumnya posisi superintenden kurang kuat maka pada masa itu

kekuasaan superintenden menjadi lebih kuat di dalam mengurus perusahaan-

perusahaan Mangkunegaran. Hal itu dapat terjadi karena selain berkurangnya

campur tangan residen juga tindakan Mangkunegara VI pada awal abad XX yang

memisahkan antara keuangan praja dengan keuangan perusahaan. Akibatnya,

6 Wasino, op. cit., hlm 160-161.

Page 96: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

pengelolaan perusahaan-perusahaan Mangkunegaran dalam praktik berada di

bawah seorang superintenden.7

Pada tahun 1910 Mangkunegara VI mulai melaksanakan pemisahan antara

penerimaan dan pengeluaran dari Praja dengan penerimaan dan pengeluaran dari

perusahaan-perusahaan Mangkunegaran. Hal ini sangat membantu dalam

pembukuan laporan keuangan agar tidak tumpang tindih antara kas Praja yang

berupa penerimaan pajak dan pembayaran gaji adipati dan kerabatnya dengan kas

perusahaan gula yang berupa pembiayaan modal kerja perusahaan, pembayaran

gaji pegawai dan buruh pabrik gula dan kepemilikan surat-surat berharga atau

saham yang didepositokan pada bank pemerintah. Sejak tahun 1912 semua

penerimaan dan pengeluaran dikelola dan dikontrol oleh pemerintahan Praja

Mangkunegaran yang dipimpin oleh patih. Pengawasan terhadap penerimaan dan

pengeluaran perusahaan dan dana-dana yang diperbungakan, pengelolaannya tetap

di bawah superintenden yang bertanggung jawab kepada pemerintahan Praja

Mangkunegaran.8

Keuntungan pabrik gula Mangkunegaran yang semakin besar digunakan

untuk beberapa keperluan. Keperluan pertama adalah peningkatan modal usaha,

baik untuk pengembangan pabrik gula maupun usaha lain. Keperluan kedua

adalah untuk tunjangan atau gaji para bangsawan dan aparat pemerintahan

Mangkunegaran serta anggota kerabat Mangkunegara. Keperluan ketiga adalah

7 Ibid, hlm 76.

8 Mansfeld, S., 1986, Sejarah Milik Praja Mangkunegaran, Terj. Muhammad Husodo

Pringgokusumo. (Surakarta : Reksopustaka), hlm 155.

Page 97: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

untuk kepentingan rakyatnya dalam bentuk pembangunan sarana irigasi, fasilitas

pendidikan, jalan raya dan sebagainya.9

C. Efisiensi atau Penghematan

Selain faktor internal pabrik gula, membaiknya kinerja pabrik gula juga

dipengaruhi oleh pergantian pimpinan Mangkunegaran. Sejak tahun 1896

Mangkunegara V digantikan oleh Mangkunegara VI. Adipati ini dikenal sebagai

adipati yang sangat hemat karena hematnya sering dipandang musuh-musuhnya

sebagai kikir. Ia berusaha menekan sekecil mungkin pengeluaran Praja yang

dipandang kurang mendesak. Akibat tindakan penghematan itu semua hutang

Mangkunegaran dapat dilunasi. Sejak tahun 1899 atas permintaannya, pabrik gula

Mangkunegaran dikembalikan pengelolaannya kepada pihak Mangkunegaran.10

Keadaan keuangan telah mulai pulih karena perusahaan-perusahaan gula

memperoleh keuntungan yang besar tetapi penghematan pengeluaran Praja tetap

dijalankan sehingga dengan keadaan keuangan yang baik dapat menjamin

bertambahnya kemakmuran negara. Dalam periode 1896 – 1915 Praja

Mangkunegaran dapat menabung uang sebanyak f 10.025.120,21 dengan

melakukan berbagai penghematan termasuk pengeluaran untuk kepentingan

rakyat.

Keuntungan perusahaan gula milik Mangkunegaran yang terus meningkat

disimpan sebagai dana cadangan yang dari tahun ke tahun jumlahnya semakin

9 Wasino, op. cit., hlm 91.

10 R.S.S. Sidamukti, 1965, Sri Paduka K.G.P.A.A. Mangkunegara VI. (Surakarta :

Reksopustaka), hlm 34-49.

Page 98: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tahun 1899 hingga tahun 1915 dana yang

semula berjumlah f 300.000,00 meningkat menjadi f 7.725.648,75.11

Mangkunegara VI menjaga dana cadangan dengan sangat hati-hati, ia

beranggapan bahwa semakin banyak dana cadangan maka semakin sedikit

kemungkinannya bagi Pemerintah Hindia Belanda dalam hal ini Residen

Surakarta untuk mencampuri keuangan Praja Mangkunegaran seperti yang terjadi

pada masa Mangkunegara V. Ia berusaha menekan sekecil mungkin pengeluaran

Praja yang dipandang kurang mendesak, karena hematnya sering dipandang

musuh-musuhnya sebagai kikir, sebenarnya merupakan sikap hati-hatinya seorang

ahli negara agar keuangannya bebas merdeka dan itu hanya bisa dijamin oleh

kepemilikan suatu dana cadangan yang besar.

Mangkunegara VI pada waktu itu mengungkapkan rencananya mengenai

penggunaan uang dana cadangan, tetapi tidak disetujui oleh residen. Menurut

rencananya itu, uang dana cadangan beserta bunganya, saldo-saldo untung dan

uang yang disediakan untuk pengeluaran tak terduga harus diperbungakan agar

penerimaannya sama seperti pada zaman Mangkunegara IV. Sisa anggaran Praja

dan bunga modal digunakan untuk membangun investasi-investasi baru, hal ini

berarti Mangkunegara VI menjalankan politik keuangan yang reaksioner dengan

mengenyampingkan perkembangan Praja.12

Residen Surakarta menjelaskan walaupun Mangkunegaran memiliki dana

cadangan yang cukup besar, tetapi dana cadangan tersebut diperoleh dengan

merugikan rakyat. Kepentingan rakyat yang terabaikan dalam usaha menabung

11

Mansfeld, op. cit., hlm 177-178. 12

Ibid, hlm 179.

Page 99: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

itu. Rakyat tetap hidup miskin walaupun bekerja berat, sedangkan dana cadangan

yang penuh itu hanya sedikit yang dikeluarkan untuk memperbaiki fasilitas umum

dan kesejahteraan rakyat. Maka residen berpendapat agar politik penghematan

ditinggalkan.

Semenjak itu Mangkunegara VI dengan sangat hati-hati telah melakukan

perbaikan-perbaikan di bidang sosial dan ekonomi, sehingga rakyatnya dapat

mengambil keuntungan dari keadaan itu. Gaji para pegawai dan buruh pabrik gula

dinaikkan sedikit dan lebih banyak menaruh perhatian kepada pendirian sekolah-

sekolah, pemeliharaan jalan-jalan, pembangunan jembatan-jembatan dan sarana

irigasi. Sedangkan untuk Mangkunegara VI dan kerabatnya di istana tetap

melakukan penghematan dan menjadi contoh hidup hemat di Praja

Mangkunegaran.

Di bidang personel ketentaraan Legiun Mangkunegaran dilakukan

penciutan personel. Pesta-pesta perkawinan atau khitanan keluarga kalau perlu

dilakukan bersama. Pertunjukan-pertunjukan kesenian dikurangi, klenengan hanya

dilakukan sebulan sekali pada hari Jum’at Kliwon dengan memakai gamelan Kiai

Maduswara karya Mangkunegara IV. Wayang kulit hanya dipentaskan pada

peristiwa-peristiwa besar dan wayang orang hanya dipentaskan dalam bentuk

fragmen (pethilan) saja, karena biayanya besar. Perjudian dilarang keras. Para

narapraja (pejabat negara) yang kurang cakap segera digantikan oleh yang lebih

tepat. Seperti halnya pepatih dalem, R.T. Joyopranoto digantikan oleh R.M.T.

Brotodipuro.

Page 100: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Gaji bulanan Mangkunegara VI yang menjadi haknya sebesar f 5.000

hanya mau diterimanya sebesar f 3.000 sisanya dikembalikan ke kas Praja untuk

kepentingan rakyat, suatu hal yang jauh dari mencukupi dilihat dari besarnya

tanggung jawab yang dipikulnya. Demikian juga para sentana (bangsawan)

mendapat pengurangan dalam hak keuangannya. Bahkan tanah lungguh (apanage)

yang sewaktu Mangkunegara IV telah dihapus dan dihidupkan lagi pada masa

Mangkunegara V dan diberikan kepada para sentana yang kurang cakap dalam

mengelola perkebunan sehingga banyak tanaman yang rusak dimakan hama, sejak

Mangkunegara VI tanah lungguh atau apanage dihapus kembali dan diganti

dengan gaji tetap.

Tahun 1913 sudah ada f 8.000.000 uang setiap tahun yang dapat

dimasukkan ke dalam penghasilan Praja Mangkunegaran, dan sejak itu berangsur-

angsur pepanci (gaji bulanan) para bangsawan dan para narapraja (petugas

negara) mulai dinaikkan. Di samping perbaikan peraturan pengupahan, juga

disertai pengaturan tentang pensiun dengan pengadaan dana pensiun, yaitu

melakukan pemotongan sebanyak 3% dari gaji, bagi mereka yang gajinya telah

mencapai di atas f 25 sebulan.13

13

Riwayat K.G.P.A.A. Mangkunegara VI, Membangun Kemakmuran dari Puing

Keruntuhan. No. MN. 1645. (Surakarta : Reksopustaka), hlm 4-5.

Page 101: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

D. Perbedaan Masa Pemerintahan Mangkunegara V dengan

Mangkunegara VI

Perbedaan masa pemerintahan Mangkunegara V dengan pemerintahan

Mangkunegara VI adalah pada akhir abad XIX kinerja industri gula

Mangkunegaran sudah mulai membaik. Membaiknya industri gula karena faktor

perbaikan manajemen pabrik dan sikap hemat dari Mangkunegara VI yang

berusaha menekan sekecil mungkin pengeluaran Praja yang dipandang kurang

mendesak. Akibat tindakan penghematan itu semua hutang Mangkunegaran dapat

dilunasi. Sejak tahun 1899 atas permintaannya, pabrik gula Mangkunegaran

dikembalikan pengelolaannya kepada pihak Mangkunegaran. Penyerahan kembali

ini secara teoretis memiliki konsekuensi wewenang otonom dalam bidang

keuangan Praja oleh Pemerintahan Praja Mangkunegaran.

Dalam pengelolaan perusahaan-perusahaan Mangkunegaran pihak Praja

Mangkunegaran masih diwajibkan untuk menggunakan seorang ahli

berkebangsaan Belanda sebagai superintenden, intervensi pemerintah Belanda

terhadap pengelolaan perusahaan-perusahaan Mangkunegaran telah berakhir.

Residen Surakarta sebagai wakil pemerintah hanya membatasi diri campur

tangannya dalam urusan-urusan pemerintahan saja. Ia tidak lagi mencampuri

urusan keuangan seperti masa perusahaan-perusahaan Mangkunegara V.

Jika sebelumnya posisi superintenden kurang kuat masa Mangkunegara V

maka pada masa Mangkunegara VI kekuasaan superintenden menjadi lebih kuat

di dalam mengurus perusahaan-perusahaan Mangkunegaran. Hal itu dapat terjadi

karena selain berkurangnya campur tangan residen juga tindakan Mangkunegara

Page 102: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

VI pada awal abad XX yang memisahkan antara keuangan Praja dengan keuangan

perusahaan. Pengelolaan perusahaan-perusahaan Mangkunegaran dalam praktik

berada di bawah seorang superintenden. Dengan cara itu, problem keuangan yang

terjadi di lingkungan istana tidak berimbas pada kinerja industri gula. Hal ini

berpengaruh terhadap kesehatan perusahaan perkebunan yang ditandai dengan

semakin meningkatnya luas lahan, produksi gula dan keuntungan yang diperoleh

dari proses produksi.14

Keuntungan pabrik gula Mangkunegaran yang semakin besar masa

Mangkunegara VI digunakan untuk beberapa keperluan. Keperluan pertama

adalah peningkatan modal usaha, baik untuk pengembangan pabrik gula maupun

usaha lain. Keperluan kedua adalah untuk tunjangan atau gaji para bangsawan dan

aparat pemerintahan Mangkunegaran serta anggota kerabat adipati. Keperluan

ketiga adalah untuk kepentingan rakyatnya dalam bentuk pembangunan sarana

irigasi, fasilitas pendidikan, jalan raya dan sebagainya.

Perbedaan kepemilikan tanah di wilayah perkebunan tebu Mangkunegaran

yang sangat dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan di luar perkebunan tebu. Salah

satu pengaruh yang paling kuat adalah kebijakan pertanahan dari pemerintahan

Mangkunegara VI dan pemerintah Kolonial Belanda. Sejak tahun 1912, di

wilayah Surakarta mulai dilakukan reorganisasi tanah, termasuk tanah-tanah yang

digunakan sebagai lahan perkebunan tebu. Reorganisasi membawa perubahan

tentang hak kepemilikan dan penguasaan tanah. Tanah yang semula menjadi hak

milik Mangkunegara diberikan pada desa sebagai hak milik komunal desa.

14

Wasino, op. cit., hlm 76.

Page 103: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Sementara itu, penguasaan tanah yang semula berada di tangan bekel beralih

kepada petani.15

Reorganisasi mencakup empat kegiatan, yaitu : 1) penghapusan

sistem apanage, 2) pembentukan desa sebagai unit administratif, 3) pelimpahan

hak penggunaan tanah kepada petani dan 4) revisi atas aturan sewa tanah.16

15

Ibid, hlm 158.

16

Soepomo, 1961, Reorganisasi Agraria di Surakarta, Terj. Husodo. (Surakarta :

Reksopustaka), hlm 27.

Page 104: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

BAB V

KESIMPULAN

Tugas berat di awal pemerintahan Mangkunegara VI memaksanya

melakukan penghematan, ia berusaha menekan sekecil mungkin pengeluaran

Praja yang dipandang kurang mendesak. Akibat tindakan penghematan itu semua

hutang Mangkunegaran dapat dilunasi. Sejak tahun 1899 atas permintaannya,

pabrik gula Mangkunegaran dikembalikan pengelolaannya kepada pihak

Mangkunegaran. Kekuasaan superintenden menjadi lebih kuat di dalam mengurus

perusahaan-perusahaan Mangkunegaran. Hal itu terjadi karena selain

berkurangnya campur tangan residen juga tindakan Mangkunegara VI pada awal

abad XX yang memisahkan antara keuangan Praja dengan keuangan perusahaan.

Akibatnya, pengelolaan perusahaan-perusahaan Mangkunegaran dalam praktik

berada di bawah seorang superintenden.

Pemisahan yang tegas antara keuangan pabrik gula dan keuangan Praja

Mangkunegaran menjadikan problem keuangan yang terjadi di lingkungan istana

tidak berimbas pada kinerja industri gula. Hal ini berpengaruh terhadap kesehatan

perusahaan perkebunan yang ditandai dengan semakin meningkatnya luas lahan,

produksi gula dan keuntungan yang diperoleh dari proses produksi.

Meningkatkan produksi gula dengan melakukan perubahan manajemen

atau pengelolaan perusahaan gula Tasikmadu dan Colomadu dengan memperbaiki

dan memperbarui mesin-mesin pabrik yang didatangkan dari Eropa dan mesin

pabrik dari pabrik gula Triagan. Dengan dioperasikannya mesin-mesin baru

tersebut awalnya membuat kerepotan para pekerja karena tidak biasa menggiling

86

Page 105: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

dalam jumlah yang banyak sekaligus, dengan mudah tebu 13.000 pikul dapat

digiling dalam waktu 24 jam.

Bagi Mangkunegara VI kemakmuran Praja adalah segala-galanya yang

harus diusahakan, dan melunasi hutang yang banyak dianggap sebagai

kewajibannya. Penghematan yang dilakukannya dan disertai dengan pengorbanan

akhirnya membuahkan hasil ketika ia turun dari tahta setelah memerintah Praja

Mangkunegaran selama 20 tahun. Tidak saja seluruh hutang Mangkunegaran telah

dilunasi, tetapi praja memiliki kapital sebanyak f 9.536.731,61, sehingga selama

masa pemerintahannya tahun 1897 – 1915 telah dapat dihemat sebanyak f

10.025.120,21.

Cita-citanya untuk membangun kembali keadaan jaya seperti pada zaman

Mangkunegara IV telah berhasil dilakukannya dengan usahanya yang gigih

sehingga ia pantas diberi julukan “Sang Pembangun Kembali” (De Hersteller).

Bagi perusahaan-perusahaan, khususnya bagi pabrik-pabrik gula,

pemerintahannya sangat bermanfaat. Pabrik-pabrik gula tersebut telah bekerja

secara tidak teratur, eksploitasi PG. Tasikmadu dan PG. Colomadu hanya bisa

bekerja kalau ada cukup uang yang diperoleh dari laba budidaya padi dan kopi,

demikianlah dari tahun ke tahun. Tetapi pada zaman Mangkunegara VI keadaan

tersebut telah berhenti, eksploitasi yang reguler dari pabrik-pabrik dengan

melakukan perluasan dan perbaikan-perbaikan manajemen dan mesin-mesin

pabrik yang dilakukannya bersama superintendent.

Keadaan keuangan telah membaik karena perusahaan-perusahaan bekerja

dengan memperoleh laba yang banyak, penghematan tetap dilakukan sehingga

keadaan keuangan lebih menjamin bertambahnya kemakmuran negara. Dalam

Page 106: PERUSAHAAN GULA PRAJA MANGKUNEGARAN MASA …... · Bupati patih : Sebutan patih di ... Rangga : Kepala desa yang berasal dari priayi Rembang : Panen tebu ... tentang peraturan-peraturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

periode 1896 – 1915 telah dapat ditabung uang sebanyak f 10.025.120,21. Dengan

pertimbangan residen maka diakhirilah politik penghematan karena dana

cadangan telah banyak terkumpul semenjak itu Mangkunegara VI dengan pelan-

pelan dan sangat hati-hati melakukan perbaikan-perbaikan di bidang sosial dan

ekonomi, sehingga rakyatnya mengambil keuntungan dari keadaan itu. Gaji para

pegawai diperbaiki walaupun hanya sedikit saja dan lebih banyak menaruh

perhatian pada pendirian sekolah-sekolah, pemeliharaan jalan-jalan, pembangunan

irigasi-irigasi, jembatan, dan lain-lain. Akan tetapi untuk Mangkunegara VI dan

kerabat-kerabatnya di istana tetap melakukan penghematan dan menjadi contoh di

Mangkunegaran.

Mangkunegara VI adalah salah seorang dari Adipati Mangkunegaran yang

menarik perhatian karena begitu mengerti akan nilai uang dan telah berusaha

sekuat tenaga agar hal itu dimiliki juga oleh keturunannya. Ia ingin menyesuaikan

pengeluaran dengan apa yang diterimanya dan bagi rakyatnya merupakan contoh

bagaimana hidup sederhana. Dengan melakukan penghematan dalam pengelolaan

perusahaan-perusahaan milik Mangkunegaran, maka pada waktu turun tahta ia

meninggalkan keuangan perusahaan-perusahaan dalam keadaan yang sangat baik

dan menjadi dasar perkembangan dan kemajuan Praja. Ia sendiri yang tidak dapat

atau tidak mau memetik hasilnya, karena di tahun-tahun terakhir persoalan

B.R.M.H. Suyono puteranya itu yang tidak dapat menjadi penggantinya karena

alasan dinasti sehingga membuatnya sedih dan tidak bisa memikirkan lagi atau

menaruh perhatian pada perubahan dan perbaikan dalam negara dan rakyatnya.