PERUMUSAN KOMPETENSI DASAR
-
Upload
smanda-karanganyar -
Category
Documents
-
view
520 -
download
1
description
Transcript of PERUMUSAN KOMPETENSI DASAR
PERUMUSAN KOMPETENSI DASAR
Ady Saefudin, Nasrul Firdaus, Sefri Doni, dan Sigit Vienarcoyo
Program Studi Teknologi Pendidikan PPs UNS
Abstract
An instructional objective describes an intended outcome. A usefully stated objective is stated in behavioral, or performance, terms that describe what the learner will be doing when demonstrating his/her achievement of the objective. An instructional objective must describe what the learner will be doing when demonstrating that he/she has reached the objective, describe the important conditions under which the learner will demonstrate his/her competence, Indicate how the learner will be evaluated, or what constitutes acceptable performance. Instructional objectives are specific, measurable, short-term, observable student behaviors.in the graduate of the program; otherwise it is impossible to determine whether or not the program is meeting the objectives. Tests or examinations are the milestones along the road of learning and are supposed to tell the teacher and the student the degree to which both have been successful in their achievement of the course objectives. An advantage of clearly defined objectives is that the student is provided the means to evaluate his/her own progress at any place along the route of instruction; thus, the student knows which activities on his/her part are relevant to his/her success. A meaningfully stated objective is one that succeeds in communicating to the reader the writer's instructional intent and one that excludes the greatest number of possible alternatives to your
Key Words:
I. Pendahuluan
Hasil belajar seseorang dapat dilihat dari bentuk tingkah laku baik yang
dapat diamati maupun yang yang tidak, karena tidak semua prilaku bisa diamati.
Menurut Soetarno (2011: 80) Hasil belajar dalam setiap proses pembelajaran
akan menjadi ukuran sejauh mana tujuan pembelajaran telah dapat dicapai. Oleh
1
karena itu menentukan menentukan kompetensi dasar pada dasarnya merupakan
penetapan atau penentuan hasil belajar yang diinginkan, seperti yang diungkapkan
oleh Zulhairistan (2012) penyusunan kompetensi dasar digunakan untuk
menentukan dengan tepat apakah ketrampilan, pengetahuan dan sikap yang harus
dimiliki oleh siswa setelah mengikuti suatu pelajaran
Kompetensi Dasar dikembangkan dari Kompetensi Inti, sedangkan
pengembangan Kompetensi Inti mengacu pada Struktur Kurikulum. Kompetensi
Inti merupakan kompetensi yang mengikat berbagai Kompetensi Dasar ke dalam
aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik
untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus
dimiliki peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran Kompetensi Dasar
yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik integratif dengan pendekatan
pembelajaransiswa aktif. Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata
pelajaran untuk setiap kelas (Kemdikbud: 2013)
Melalui tulisan ini izinkan kami mendeskripsikan perumusan standar
kompetensi dimana terdiri dari dua pokok bahasan yaitu konsep dasar perumusan
kompetensi dasar dan penerapan dasar-dasar perumusan standar kompetensi.
II. Konsep dasar perumusan kompetensi dasar
Kompetensi adalah kemampuan dasar yang dapat dilakukan oleh para
siswa pada tahap pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Kemampuan dasar ini
dijadikan sebagai landasan melakukan proses pembelajaran dan penilaian bagi
siswa. Untuk mendapatkan hasil pendidikan yang maksimal dibutuhkan sebuah
perancangan sistem pembelajaran dimana dalam rancangan tersebut tergambar
apa saja yang akan dilakukan dalam sebuah pembelajaran tersebut, dengan
demikian hasil dari pembelajaran tersebut sudah dapat ditentukan dari awal.
Untuk menentukan hasil belajar yang terukur perlu dirumuskan kompetensi dasar
yang mana kompetensi dasar tersebut, merupakan penjabaran dari standar
kompetensi. Kompetensi dasar disini menurut Mulyasa (2007: 139) adalah
sejumlah kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi.
2
Selain itu kompetensi dasar harus mengandung komponen-komponen
yang dapat memeberikan petunjuk kepada penyusun tes agar dapat
mengembangkan test yang benar-benar dapat mengukur prilaku yang telah
diharapkan dari penyusunan kompetensi dasar tersebut. Kompetensi dasar juga
dipergunakan untuk mengembangkan materi pokok dan kegiatan pemebelajaran.
Dalam perumusan kompetensi dasar juga dimuat cara menilaian hasil belajar atau
kegiatan yang harus dilakukan siswa setelah memahami materi, seperti yang
diugkapkan oleh Erwin (2012) Dalam perumusan kompetensi dasar juga dimuat
hasil belajar, yaitu pernyataan unjuk kerja yang diharapkan setelah peserta didik
mengalami pembelajaran dalam kompetensi tertentu.
A. Konsep Kompetensi Dasar
Menurut Finch dan Crunkilton Competencies are those tasks, skill,
attitudes, values, and appreciations that are deemed critical to successful
employment. Kemudian diperjelas oleh Mulyasa (2004: 38) bahwa yang
dimaksud dengan kompetensi adalah penguasaan terhadap suatu tugas,
ketrampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang
keberhasilan. Pedapat di atas menunjukkan bahwa kompetensi mencakup
tugas, ketrampilan sikap dan apresiasi yang harus dimiliki peserta didik untuk
dapat melaksanakan tugas - tugas pembelajaran sesuai dengan bidang studi.
Kompetensi dasar menurut Mulyasa (2007: 139) adalah sejumlah
kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam mata pelajaran
tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dasar dalam
silabus terutama RPP. Dari pendapat di ats dapat di simplkan bahwa
kegunaan dair penyusunan kompetensi dasar ini adalah bagi guru untuk
mengingatkan guru seberapa jauh tuntutan target kompetensi yang harus
dicapainya.
B. Pembuatan Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar ditentukan oleh pemerintah pusat karena
didasarkan atas kesetaraan sekaligus untuk menghindari terjadinya perbedaan
3
di setiap penyampaian materi pokok di masing-masing tingkat satuan
pendidikan. Namun dalam pengembangannya, daerah dan sekolah diberi
kewenangan untuk mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar sesuai dengan kebutuhan daerah kebutuhan dan karakteristik peserta
didik. Dengan demikian pembelajaran yang dilakukan akan sesuai dengan
kondisidan daerah peserta didik serta memberikan makna bagi seti peserta
didik dalam mengembangkan potensinya masing-masing.
Menganalisis kompetensi, menurut Ashan (1981: 57) dalam Mulyasa
(2004: 8) bahwa analisis kompetensi dilakukan melalui beberapa proses yaitu :
1. Analisis tugas. Analisis tugas dimaksudkan untuk mendeskripsikan tugas-
tugas yang harus dilakukan ke dalam indikator-indikator kompetensi.
Berdasarkan analisis tugas yang harus dipelajari oleh siswa, dikembangkan
berbagai jenis pengetahuan yang menuntut dicantumkan kompetensi-
kompetensi yang diperlukanya (daftar kompetensi).
2. Pola analisis. Pola analisis dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan
baru yang belum ada. Pola analisis dilakukan dengan menganalisis setiap
pekerjaan yang ada di masyarakat dengan keterampilan-keterampilan yang
dimiliki oleh para siswa. Selanjutnya dikembangkan keterampilan-
keterampilan baru yang belum dimiliki oleh para siswa, yang dipandang lebih
efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.
3. Research. Research (penelitian) dimaksudkan untuk mengembangkan
sejumlah kompetensi berdasarkan hasil-hasil penelitian, dan diskusi.
Penelitian dan diskusi ini melibatkan berbagai ahli yang memahami kondisi
serta perkembangan masa kini dan masa yang akan datang. Berdasarkan
pemahaman terhadap kondisi serta perkembangan masa kini dan masa yang
akan datang, diidentifikasikan sejumlah kompetensi yang diperlukan untuk
dikuasai oleh individu dalam menempuh kehidupan sesuai dengan kebutuhan
dan tuntutan zaman.
4. Expert judgement. Expert judgement atau pertimbangan ahli dimaksudkan
utnuk menganalisis kompetensi berdasarkan pertimbangan para ahli. Expert
4
judgement ini bisa dilakukan melalui teknik Delphi, sebagai suatu cara untuk
memprediksi masa depan berdasarkan pandangan dan analisis pakar ditinjau
sari berbagai sudut pandang ilmu. Kelebihan dari teknik Delphi antara lain
bahwa yang melakukan analisis dan prediksi masa depan adalah mereka yang
telah memiliki wawasan dan pengetahuan yang handal dalam bidangnya.
5. Individual group interview data. Analisis kompetensi berdasarkan wawancara,
baik secara individu maupun kelompok dimaksudkan utnuk menemukan
informasi tentang kegiatan, tugas-tugas, dan pekerjaan yang diketahui oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk lisan. Dengan komuniksi dua
arah, penggunaan wawancara diharapakan untuk memperoleh informasi yang
diinginkan oelh pewawancara melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
6. Role Play. Role play ini dimaksudkan untuk melakukan analisis kompetensi
berdasarkan pengamatan dan penilaian terhadap sejumlah orang yang
melakukan peran tertentu. Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh sejumlah
peran tertentu yang ada di masyarakat, sebagai bahan untuk mengidentifikasi
kompetensi yang perlu dikembangkan dan dimiliki oleh murid.
Seiring dengan perwujudan pemerataan hasil pendidikan yang bermutu,
diperlukan kurikulum yang memuatkan kompetensi umum lulusan, yang dapat
dipertanggungjawabkan dalam konteks lokal, nasional, dan global. Namun,
muncul pertanyaan.
Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa konsep dalam
penyusunan kompetensi dasar bahwa Penjabaran dari standar kompetensi ke
kompetensi dasar dapat diteruskan ke indikator. Dalam penilaian diidentifikasi
kompetensi dasar mencakup apa yang harus dikuasai oleh peserta didik. Standar
kompetensi pada umumnya dirumuskan dengan kata kerja yang operasiona
misalnya menafsirkan, menganalisis, mengevaluasi, membandingkan,
mendemonstrasikan dsb. Guna kompetensi dasar adalah untuk menjabarkan kata
kerja dari Standar Kompetensi yang masih umum menjadi beberapa kompetensi
dasar, karena cakupan materi pada kompetensi dasar lebih sempit daripada standar
kompetensi dan kata kerja yang digunakan adalah kata kerja yang operasional
5
yang lebih dijabarkan misalnya menghitung, merangkum, menerapkan dsb. Jika
kompetensi dasar sudah dapat diidentifikasi maka selanjutnya mencari kompetensi
dasar yang mana atau yang mana saja yang akan dievaluasi.
III. Penerapan dasar-dasar perumusan kompetensi dasar
Dalam menyusun kompetensi dasar, hal yang perlu diperhatikan
adalah kriteria perumusan kompetensi dasar yang baik dan format penulisan
kompetensi dasar.
A. Kriteria penulisan kompetensi dasar
Perumusan tujuan instruksional khusus / kompetensi dasar secara jelas,
merupakan hal yang sangat penting. Sebagai teknolog pendidikan
sebaiknya kita dapat membedakan perumusan tujuan instruksional /
kompetensi dasar yang tepat dan yang kurang tepat. Perumusan yang tepat
akan menghilangkan keragu-raguan. Semakin jelas tujuan kompetensi
dasar, semakin mudah pula menentukan sequence pembelajaran,
menyusun alat evaluasi dan sebagainya.
Kriteria perumusan trujuan yang baik menurut Baker dalam buku Abdul
Gafur (1989, p.66) hendaknya memuat 4 (empat) unsur yakni :
1. A Subject : Learner (murid, siswa, mahasiswa)
2. A Verb : behavior or behavior product (tingkah laku atau hasil tingkah
laku )
3. Given condition : the situation in which the behavior occurs. (syarat
atau keadaan di saat siswa menunjukkan hasil belajar)
4. Standars : of quality or quantity. (derajat atau standar keberhasilan)
6
Kompetensi dasar harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang
bisa diamati dan diukur. Empat kriteria tersebut diharapkan dapat memperjelas
kompetensi dasar agar bisa diamati dan diukur.
B. Format penulisan kompetensi dasar
Menurut Abdul Gafur (1989,p.69) Menuliskan objective/
kompetensi dasar tidak jauh berbeda dengan menuliskan kalimat, ada
subjek, kata kerja, obyek dan keterangan. Dalam hal ini subyeknya adalah
siswa/ mahasiswa/ peserta pelatihan. Kata kerja menunjukkan apa yang
akan di kerjakan dan keterangan menunjukkan seberapa baik siswa harus
menunjukkan kemampuannya, dengan atau tanpa menggunakan alat apa
dan dalam keadaan bagaimana.
Format penulisan tujuan yang berisikan empat kriteria tersebut
dapat diwujudkan dengan format ABCD. Unsur –unsur itu dikenal
dengan ABCD yang berasal dari empat kata sebagai berikut :
Cara merumuskan Kompetensi Dasar
1. Audience
Audience adalah peserta didik yang akan belajar. Dalam tujuan
instruksional khusus/ kompetensi dasar, harus dijelaskan siapa peserta
didik yang akan mengikuti pelajaran itu. Keterangan tentang peserta
didik yang akan belajar tersebut diusahakan sespesifik mungkin.
Batasan ini penting agar sejak permulaan orang-orang yang tidak
termasuk dalam batasan tersebut sadar bahwa bahan instruksional yang
dirumuskan belum tentu sesuai bagi mereka. Mungkin bahan tersebut
terlalu mudah atau terlalu sulit bagi mereka. Atau strategi yang
digunakan belum tentu sesuai . Mereka lebih menyukai pemecahan
masalah dari pada uraian tentang konsep, prinsip atau prosedur, karena
mereka telah menguasai dengan baik. Contoh penulisan audiens dalam
tujuan instruksional khusus/ kompetensi dasar adalah sebagai berikut:
- Siswa SD kelas 6 semester 1
7
- Mahasiswa pasca sarjana teknologi pendidikan semester 2
- dll
2. Behavior
Behavior adalah perilaku yang spesifik yang akan dimunculkan oleh
peserta didik setelah selesai proses belajaranya pada mata pelajaran
tersebut. Komponen behavior dalam tujuan instruksional khusus/
kompetensi dasar terdiri dari dua bagian penting yaitu : kata kerja dan
objek.
Kata kerja menunjukkan bagaimana peserta didik mendemostrasikan
sesuatu seperti : menyebutkan, menjelaskan, dll. Kata kerja yang
digunakan dalam merumuskan tujuan instuksional khusus/ kompetensi
dasar haruslah kata kerja operasional sehingga tidak multi tafsir, dapat
diamati dan dapat diukur hasilnya. Objek menunjukkan apa yang akan
didemonstrasikan, misalnya : definisi teknologi, cara membuat naskah
video pembelajaran dll. Komponen behavior merupakan komponen
inti dari sebuah tujuan instruksional khusus/ kompetensi dasar. Tanpa
behavior yang jelas kompone yang lain tidak bermakna.
Contoh kata kerja dan objek yang di satukan adalah sebagai berikut:
- Menyebutkan definisi teknologi
- Menjelaskan cara membuat naskah video pembelajaran
- dll
3. Condition
Adalah suatu kondisi yang berarti batasan yang dikenakan kepada
peserta didik atau alat yang digunakan peserta didik pada saat ia di tes.
Kondisi tersebut bukan keadaan pada peserta didik dalam belajar.
4. Degree
Tingkat keberhasilan peserta didik dala mencapai perilaku tersebut.
Adakalanya peserta didik diharapkan melakukan sesuatu dengan
8
sempurna, tanpa salah, dalam waktu dua jam. Dengan ketinggian 160
cm, atau alat ukuran-ukuran tingkat keberhasilan lainnya. Tingkat
keberhasilan ditunjukkan dengan batas minimal dari penampilan suatu
perilaku yang dianggap dapat diterima. Di bawah itu, artinya peserta
didik belum mencapai Kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
(Suparman, 2012: 197-199)
C. Cara Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam Indikator Kompetensi
Langkah penting yang harus dipahami guru dalam kaitannya
dengan KTSP, adalah bahwa guru harus mampu menjabarkan kompetensi
dasar ke dalam indikator kompetensi, yang siap dijadikan pedoman
pembelajaran dan acuan penilaian. Namun sebelumnya, harus dipahami
dulu apa itu kompetensi dasar dan apa itu indikator kompetensi.
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan
indikator kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat
diukur dan/atau di observasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi
dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
1. Daftar Kata-kata Operasional untuk Indikator
Kata-kata operasional yang dapat digunakan untuk indikator kompetensi,
yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik (Moore 2001: 92-94,
Rosyada, 2004: 140-142 dalam Mulyasa, 2007 :139)
No Aspek Kompetensi Indikator Kompetensi
1 Kognitif Knowledge
(Pengetahuan)
Menyebutkan, menuliskan,
menyatakan, mengurutkan,
mengidentifikasi,
mendefinisikan,
mencocokkan, memberi nama,
memberi lebel, melukiskan.
9
Comprehension
(Pemahaman)
Application
(Penerapan)
Analysis
(Analisis)
Synthesis
(Sistesis)
Evaluation
(Evaluasi)
Menerjemahkan, mengubah,
menggeneralisasi,
menguraikan, menuliskan
kembali, merangkum,
membedakan,
mempertahankan,
menyimpulkan,
mengemukakan pendapat, dan
menjelaskan.
Mengoperasikan,
menghasilkan, mengubah,
mengatasi, menggunakan,
menunjukkan,
mempersiapkan, dan
menghitung.
Menguraikan, membagi-bagi,
memilih, dan membedakan.
Merancang, merumuskan,
mengorganisasikan,
menerapkan, memadukan, dan
merencanakan.
Mengkritisi, menafsirkan,
mengadili, dan memberikan
evaluasi.
2 Afektif Receiving Mempercayai, memilih,
10
(Penerimaan)
Responding
(Menanggapi)
Valuing
( Penanaman nilai)
Organization
(Pengorganisasian)
Characterization
(Karakterisasi)
mengikuti, bertanya, dan
mengalokasikan.
Konfirmasi, menjawab,
membaca, membantu,
melaksanakan, melaporkan,
dan menampilkan.
Menginisiasi, mengundang,
melibatkan, mengusulkan dan
melakukan.
Memverifikasi, menyusun,
menyatukan, menghubungkan,
dan mempengaruhi.
Menggunakan nilai-nilai
sebagai pandangan hidup,
mempertahankan nilai-nilai
yang sudah diyakini.
3 Psychomotor Observing
(Pengamatan)
Imitation
(Peniruan)
Mengamatu proses, member
perhatian pada tahap-tahap
sebuah perbuatan, member
perhatian pada sebuah
artikulasi.
Melatih, mengubah,
membongkar sebuah strutur,
membangun kembali sebuah
struktur, dan menggunakan
11
Practicing
(Pembiasaan)
Adapting
(Penyesuaian)
sebuah model.
Membiasakan perilaku yang
sudah dibentuknya,
mengontrol kebiasaan agar
tetap konsisten.
Menyesuaikan model,
mengembangkan model, dan
menerapkan model.
2. Contoh Cara Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam Indikator
Kompetensi
a) Mengidentifikasi kata-kata untuk indikator kompetensi
Cara yang paling mudah untuk menjabarkan dasar ke dalam indikator
kompetensi adalah menambah kolom di sebelah kanan pada format
Standar kompetensi dan Kompetensi dasar. Untuk memilih kata-kata
operasiomal dalam indicator, bisa melihat daftar kata-kata operasional
seperti yang diungkapkan sebelumnya. Saat itu guru dapat
menambahkan kata-kata operasional untuk mengisi indicator yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik, kebutuhan daerah, dan
kondisi satuan pendidikan masing,
b) Mengembagkan kalimat Indikator
Setelah indikator kompetensi dari kompetensi dasar yang akan dijarkan
telah diidentifikasi, selanjutnya dikembangkan dalam kalimat indikator
yang merupakan karakteristik kompetensi dasar.
Contoh =
12
Standar Kompetensi : Memahami lingkungan kehidupan manusia
Kompetensi dasar : 1.1 Mendeskripsikan keragaman bentuk
muka bumi, proses pembentukan, dan
dampaknya terhadap kehidupan
Indikator Kompetensi : 1.1.1 Menguraikan keragaman bentuk
muka bumi
1.1.2 Menunjukkan proses pembentukan
muka bumi
1.1.3 Menjelaskan dampak keragaman
bentuk muka bumi terhadap
kehidupan
(Mulyasa, 2007: 139-144)
IV. Penutup
13
Daftar Pustaka
Abd. Gafur. Desain Instruksional (suatu langkah sistematis penyusunan pola dasar kegiatan belajar dan mengajar). Solo: Tiga serangkai. 1989.
Badan Penelitian dan Pengembangan - Kemendikbud. 2013 Kompetensi Dasar: Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan – Kemendikbud
E. Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya
. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Erwin. 2012. Konsep Kompetensi Dasar. Melalui http://erwinredusir.wordpress.com/2012/03/20/konsep-kompetensi-dasar/. Diakses pada tanggal 20 Mei 2013.
Finch, Curtis R and Crunkilton, John R. 1979. Curriculum development in vocational and technical education: Planning, content, and implementation. Boston: Allyn and Bacon
M. Atwi Suparman, 2012, Desain Instruksional Modern, Jakarta: Penerbit Erlangga
Soetarno Joyoatmojo 2011, Pembelajaran efektif: pembelajaran yang membelajarkan, Surakarta: UNS Press
14
Zuhairistain.2012. Penulisan Tujuan Instruksional Khusus. Melalui http://zuhairistain.blogspot.com/2012/04/penulisan-tujuan-instruksional-khusus.html. Diakses pada tanggal 20 Mei 2013.
15