Perubahan poros Bumi

3
“Perubahan Poros Bumi” Oleh : ES Saepudin,. SP. “Perubahan Poros Bumi” menjadi sebuah fakta ilmiah cukup mengejutkan di dekade pertama millenium ketiga ini, Secara Spiritual khusus bagi umat islam, ini berarti harus dilakukan koreksi terhadap arah kiblat pada ritual sembahyang. Secara ilmiah, terhadap fakta-fakta yang ada, masih banyak hal harus ditelusuri dan dilakukan berbagai koreksi perhitungan. Ada sebuah analogi yang mengatakan, “bahwa bumi ini ibarat sebuah kendaraan yang bergerak pada sebuah lintasan hyper cepat di jagat raya ini”. Pada kondisi real yang berlaku di bumi, dimana hukum fisika berlaku, semua benda yang bergerak berada dalam pengaruh kuat gaya grafitasi bumi, dan masing- masing benda tidak memiliki atau memancarkan gravitasi satu terhadap yang lainnya. Jika dimisalkan pergerakan benda benda angkasa sebagai pergerakan kendaraan di jalan raya, dalam lintasan satu jalur atau dua jalur sekalipun. Pada saat semua benda bergerak kearah yang sama atau berlawanan, jika satu benda bergerak melenceng, maka dia tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pergerakan benda lain, sepanjang tidak menyinggung atau memotong lintasan benda lainnya. Jika terjadi persinggungan atau perpotongan garis lintasan, maka resiko tumbukan/tubrukan dapat diantisipasi hanya dengan merubah atau mengkoreksi arah dan laju benda. Di jagat raya, dimana semua benda memiliki daya tarik (gravitasi) masing-masing, dan satu terhadap yang lainnya saling mempengaruhi. Bahkan dalam beberapa kasus, yang satu dapat mengakibatkan yang lain sangat tergantung padanya, misalnya dalam hubungan tatasurya atau planet dan satelitnya. Dengan hitungan masa, daya, kecepatan dan jarak, dalam skala mega hingga tera, pergeseran setiap mikro derajat sekalipun akan menimbulkan implikasi yang harus diwaspadai. Tentu saja, dibutuhkan perhitungan yang hanya astronom dan mereka yang meggeluti astrofisika yang mampu melakukannya. Sebagai sebuah analogi, jika sebuah gasing yang berputar pada bidang datar secara statis (pada satu moment), kemudian karena

Transcript of Perubahan poros Bumi

Page 1: Perubahan poros Bumi

“Perubahan Poros Bumi”

Oleh : ES Saepudin,. SP.

“Perubahan Poros Bumi” menjadi sebuah fakta ilmiah cukup mengejutkan di dekade pertama millenium ketiga ini, Secara Spiritual khusus bagi umat islam, ini berarti harus dilakukan koreksi terhadap arah kiblat pada ritual sembahyang. Secara ilmiah, terhadap fakta-fakta yang ada, masih banyak hal harus ditelusuri dan dilakukan berbagai koreksi perhitungan.

Ada sebuah analogi yang mengatakan, “bahwa bumi ini ibarat sebuah kendaraan yang bergerak pada sebuah lintasan hyper cepat di jagat raya ini”. Pada kondisi real yang berlaku di bumi, dimana hukum fisika berlaku, semua benda yang bergerak berada dalam pengaruh kuat gaya grafitasi bumi, dan masing-masing benda tidak memiliki atau memancarkan gravitasi satu terhadap yang lainnya. Jika dimisalkan pergerakan benda benda angkasa sebagai pergerakan kendaraan di jalan raya, dalam lintasan satu jalur atau dua jalur sekalipun. Pada saat semua benda bergerak kearah yang sama atau berlawanan, jika satu benda bergerak melenceng, maka dia tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pergerakan benda lain, sepanjang tidak menyinggung atau memotong lintasan benda lainnya. Jika terjadi persinggungan atau perpotongan garis lintasan, maka resiko tumbukan/tubrukan dapat diantisipasi hanya dengan merubah atau mengkoreksi arah dan laju benda.

Di jagat raya, dimana semua benda memiliki daya tarik (gravitasi) masing-masing, dan satu terhadap yang lainnya saling mempengaruhi. Bahkan dalam beberapa kasus, yang satu dapat mengakibatkan yang lain sangat tergantung padanya, misalnya dalam hubungan tatasurya atau planet dan satelitnya. Dengan hitungan masa, daya, kecepatan dan jarak, dalam skala mega hingga tera, pergeseran setiap mikro derajat sekalipun akan menimbulkan implikasi yang harus diwaspadai. Tentu saja, dibutuhkan perhitungan yang hanya astronom dan mereka yang meggeluti astrofisika yang mampu melakukannya.

Sebagai sebuah analogi, jika sebuah gasing yang berputar pada bidang datar secara statis (pada satu moment), kemudian karena satu faktor mengalami pergeseran titik tumpu, sehingga menyebabkan perubahan titik berat, maka untuk kembali menyeimbangkan gerakannya akan terjadi reaksi balas atas perubahan ini, tapi kemudian apa yang terjadi, gasing akan terlihat berputar secara melenggok. Padahal yang terjadi pada gasing hanya melibatkan gaya yang dimilikinya dan hambatan akibat pergesekan permukaan gasing dengan udara, tidak melibatkan batu, atau tembok yang ada disekitarnya.

Sebuah analogi lain mengatakan, dimisalkan, bumi ini adalah kelereng yang berada di satu sisi lapangan sepak bola, maka matahari yang berada di sisi lain lapangan sepak bola dalam skalanya yang juga dimisalkan, mampu mempengaruhi dan membuat bumi begitu tergantung padanya.

Sudah saatnya mereka yang menggeluti astrofisika atau astronomi menghitung, jika poros bumi mengalami pergeseran sekian mili micron derajat, apa yang terjadi terhadapnya, sebagai akibat gaya sentripugal rotasinya, dan akibat gaya sentripetal revolusinya. Padahal implikasinya terhadap lama / panjang waktu siang sudah langsung terjadi, meskipun sekali lagi dalam hitungan mikro detik.

Sebagai gambaran, seberapa besar akan melenceng, sebuah benda yang bergerak lurus pada satu arah, jika dia mengalami pergeseseran sudut haluan sebesar 1 micron derajat, jika diawal pergerakannya, dia bergerak sejauh satu milyar kilometer, padahal dia masih akan terus dan terus bergerak tanpa mengalami koreksi arah. Menurut matematika dasar hal ini bisa dihitung dengan menggunakan rumus tangens, tapi dalam astrofisika, tentu perhitungan tidak sesederhana demkian, karena melibatkan efek-efek gravitasi eksternal, bayangkan jika benda itu bumi, dia akan terpengaruh gravitasi matahari dan pengaruh-gravitasi planet-planet besar serta energi terrestrial lainnya.

Page 2: Perubahan poros Bumi

Pemikiran ini dilemparkan untuk mengingatkan kita semua, dan untuk mereka yang memiliki kompetensi dibidangnya, selayaknya menganalisis dan menghitung, Dalam Al Qur’an dikatakan, “Telah dekat (datangnya) saat itu, dan telah terbelah bulan” (QS, 54:1), hal ini sebaiknya menjadi salah satu kajian. Harus dihitung, yang terjadi pada bumi mengakibatkan apa terhadap bulan, hal lain yang juga kita ketahui dan patut dihitung ulang adalah, beberapa asteroid secara nyata berada dalam lintasan yang mengancam bumi dan satelitnya.

Selayaknya semua ini harus menjadi perhatian kita semua, karena ibarat menaiki kendaraan, kita tidak memiliki kuasa sama sekali atas apa yang kita tungpangi, semua berjalan serba otomatis. Yang bisa kita analisis hanyalah penomena-penomena yang terjadi, yang kemudian berdasarkan ilmu pengetahuan yang telah kita capai dan dengan bantuan teknologi yang telah berhasil kita buat saat ini, kita bisa menduga dan alangkah baiknya jika kemudian kita bisa mengantisipasi.

Bandung, 12 Maret 2010

Penulis.