PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

23
1 PERSOALAN KESEHATAN LINGKUNGAN PADA PULAU-PULAU DAN MASYARAKAT YANG BERADA DIPESISIR RIAU Disusun oleh: Mega Silfia Zulfi S.Ked Penguji dr. Suyanto, MPH KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT-KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2013

Transcript of PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

Page 1: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

1

PERSOALAN KESEHATAN LINGKUNGAN PADA PULAU-PULAU DAN

MASYARAKAT YANG BERADA DIPESISIR RIAU

Disusun oleh:

Mega Silfia Zulfi S.Ked

Penguji

dr. Suyanto, MPH

KEPANITERAAN KLINIK

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT-KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2013

Page 2: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

2

BAB I

PENDAHULUAN

Wilayah pesisir adalah kawasan peralihan antara ekosistem laut dan darat.

Daerah ini selalu berkembang dengan pesatnya pembangunan yang dilakukan

berbagai pihak. 1

Riau berasal dari bahasa Portugis, Rio berarti sungai. Pada tahun 1514

terdapat sebuah ekspedisi militer Portugis menelusuri Sungai Siak, dengan tujuan

mencari lokasi sebuah kerajaan yang diyakini mereka ada pada kawasan tersebut,

dan sekaligus mengejar pengikut Sultan Mahmud Syah yang melarikan diri

setelah kejatuhan Malaka. Pada awal abad ke-16, Tome Pires dalam bukunya

Suma Oriental mencatat bahwa kota-kota di pesisir timur Sumatera antara Arcat

(Aru dan Rokan) hingga Jambi merupakan pelabuhan raja-raja Minangkabau.

Dimasa inipula banyak pengusaha Minangkabau yang mendirikan kampung-

kampung pedagang di sepanjang Sungai Siak, Kampar, Rokan, dan Inderagiri.

Satu dari sekian banyak kampung yang terkenal adalah Senapelan yang kemudian

berkembang menjadi Pekanbaru. 2

Berdasarkan Kepmendagri nomor Desember 52/I/44-25, pada tanggal 20

Januari 1959, Pekanbaru resmi menjadi ibu kota provinsi Riau menggantikan

Tanjung Pinang. Namun pada tahun 2002, berdasarkan Undang-undang Nomor 25

Tahun 2002, Provinsi Riau kembali dimekarkan menjadi dua provinsi, yaitu Riau

dan Kepulauan Riau. Hal ini juga tidak lepas dari ketidakpuasan masyarakat atas

rasa ketidakadilan dalam politik maupun ekonomi terutama yang berada pada

kawasan kepulauan. 2

Luas wilayah provinsi Riau adalah 87.023,66 km², yang membentang dari

lereng Bukit Barisan hingga Selat Malaka. Riau memiliki iklim tropis basah

dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 2000-3000 milimeter per tahun, serta

rata-rata hujan per tahun sekitar 160 hari. 2

Page 3: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

3

Jumlah penduduk provinsi Riau berdasarkan data Badan Pusat Statistik

Provinsi Riau tahun 2010 sebesar 5.543.031 jiwa. Kabupaten/Kota yang memiliki

jumlah penduduk terbanyak adalah Kota Pekanbaru dengan jumlah penduduk

903.902 jiwa, sedangkan Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk terkecil

adalah Kabupaten Kepulauan Meranti yakni sebesar 176.371 jiwa.2

Page 4: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

4

BAB II

PEMBAHASAN

PERSOALAN KESEHATAN LINGKUNGAN PADA PULAU-PULAU DAN

MASYARAKAT YANG BERADA DIPESISIR RIAU

Wilayah pesisir adalah kawasan peralihan antara ekosistem laut dan darat.

Daerah ini selalu berkembang dengan pesatnya pembangunan yang dilakukan

berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut secara tidak langsung mengakibatkan

kerusakan lingkungan karena aktivitas yang dilakukan di darat maupun di laut.

Hal ini menjadikan ekosistem pesisir sebaga iekosistem yang rentan terhadap

kerusakandan perusakan baik alami maupun buatan.Penanggulangan atas

permasalahan tersebut secara bijak dan tepat dapat mengurangi maupun mencegah

kerusakan. Adapun Isu dan Permasalahan lingkungan wilayah Pesisir di Riau

adalah sebagai berikut: 1

1. Kebakaran Hutan dan Lahan

Akibat kesalahan dalam pembukaan hutan dan lahan yaitu dengan cara

pembakaran, yang dilakukan baik oleh pengusaha atau pemilik usaha perkebunan

dan hutan tanaman industri maupun oleh sebagian masyarakat, telah menimbulkan

dampak yang sangat merugikan bagi lingkungan hidup Kabupaten Bengkalis.

Sebaran asap yang sangat luas merupakan pencemaran / polusi udara telah

menimbulkan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Selain itu,

kerugian akan hilangnya fungsi ekologis hutan dan hilangnya keanekaragaman

hayati merupakan dampak kerugian yang jarang dihitung yang dapat memberikan

akibat lebih parah lagi. 1

2. Illegal Loging

Penebangan hutan secara liar dan tidak terkendali yang dilakukan oleh

sebagian masyarakat di Kabupaten Bengkalis merupakan ancaman buruk terhadap

lingkungan hidup. Akibat aktivitas tersebut telah menimbulkan perubahan

kawasan dari kawasan hutan menjadi kawasan semak belukar dan tidak produktif.

Kegiatan illegal logging ini merupakan masalah yang serius dengan kompleksitas

tinggi. Hampir sebahagian besar dari pelaku usaha dan stake holder terlibat

Page 5: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

5

dalam kegiatan ini. Disamping itu para pengusaha kehutanan menggunakan

masyarakat tempatan untuk melakukan kegiatan illegal logging. 1

3. Pencemaran Air Sungai

Kualitas suatu badan perairan sungai tergantung pada segenap aktivitas yang

terjadi pada Daerah Alirannya. Berbagai aktivitas baik domestik dan industri di

wilayah sungai yang menghasilkan limbah akan membuang limbahnya ke

perairan sungai. Hal ini akan menambahkan tekanan dan beban pencemaran pada

badan sungai. Disamping itu kegiatan kehutanan dan pertanian di bahagian hulu

juga turut meningkatkan intensitas pencemaran sungai. Beberapa kegiatan yang

memberikan dampak signifikan terhadap kondisi sungai di wilayah Bengkalis

adalah Industri Pengolahan Sagu di Sungai Suir di Kecamatan Tebing Tinggi dan

Penebangan Hutan (legal/illegal) di Sungai Bukit Batu Kecamatan Bukit Batu. 1

4. Pengusahaan / Penangkaran Walet (Dampak Kebisingan)

Keberadaan usaha Walet di Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu

sumber ekonomi yang cukup potensial. Kegiatan usaha ini terdapat di Kota

Bengkalis, Selat Panjang, Sungai Pakning, Teluk Belitung dan daerah lainnya.

Sampai sejauh ini keberadaan usaha ini masih merupakan masalah kontroversial.

Untuk mengantisipasi dampak negatif yang lebih jauh maka Pemerintah

Kabupaten Bengkalis telah mengeluarkan peraturan daerah yang mengatur

kegiatan usaha ini. Dampak negatif yang dikhawatirkan oleh masyarakat sampai

saat ini adalah dampak kebisingan dari suara yang ditimbulkan dari suara walet

tiruan dalam bentuk kaset. 1

5. Abrasi Pantai

Posisi geografis Kabupaten Bengkalis yang berbatasan dengan Selat Malaka

menjadikan wilayah pantai utara Bengkalis rentan terhadap terjadinya proses

abrasi pantai. Terjadinya proses abrasi ini akibat besarnya energi gelombang yang

dihasilkan di perairan Selat Malaka. Disamping itu terjadinya ekploitasi

mangrove secara tidak terkendali dan illegal logging juga mengakibatkan

kerusakan mangrove, sehingga salah satu fungsi ekologis hutan mangrove sebagai

penahan gelombang dan ombak menjadi hilang. Hal ini mengakibatkan tingginya

tingkat abrasi di wilayah pantai utara Bengkalis.1

Page 6: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

6

Masih banyak isu-isu lain yang menjadi permasalahan lingkungan di

wilayah pesisir Riau salah satunya, kerusakan terumbu karang, eksploitasi dan

overfishing, penambangan liar. 3

Terumbu karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya

pesisir dan laut utama. Terumbu karang adalah struktur hidup yang terbesar dan

tertua di dunia. Untuk sampai ke kondisi yang sekarang, terumbu karang

membutuhkan waktu berjuta tahun. Terumbu karang mengandung berbagai

manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi.

Jenis-jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi

menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Pemanfaatan

secara langsung oleh manusia adalah pemanfaatan sumber daya ikan, batu karang,

pariwisata, penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di

dalamnya. 3

Pemanfaatan secara tidak langsung adalah seperti fungsi : 3

Kependudukan dan kemiskinan

Tingkat konsumsi berlebihan

Kesenjangansumber daya alam.

Kelembagaan dan penegakan hukum

Rendahnya pemahaman tentang ekosistem.

Kegagalan sistem ekonomi

Kebijakan dalam penilaian ekosistem

Akar permasalahan dari timbulnya ulah manusia untuk merusak terumbu

karang adalah: 3

Pembangunan di wilayah pesisir pencemaran laut eksploitasi perubahan

iklim global

Kerusakan terumbu karang akibat pembangunan di wilayah pesisir wilayah

pesisir yang tidak dikelola dengan baik dapat mengancam keselamatan

terumbu karang akibat sedimentasi dan pencemaranperairan laut.

Pengerukan, reklamasi, penambangan pasir, pembuangan limbah padatdan

cair, dan konstruksi bangunan, semuanya dapat mengurangi pertumbuhan

karang, bahkan menyebabkan pemutihan karang dalam kasus-kasus yang

berat. Ancaman terhadap terumbukarang akibat pembangunan wilayah

pesisir dianalisis berdasarkan jarak ke pusat pemukiman penduduk, luas

Page 7: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

7

area pusat pemukiman, tingkat pertumbuhan penduduk, dan jarak ke

pangkalan

Kerusakan terumbu karang akibat pencemaran laut aktivitas di laut yang

mengancam terumbu karang antara lain pencemaran dari pelabuhan,

tumpahan minyak, pembuangan bangkai kapal, pembuangan sampah dari

atas kapal, dan akibat langsung dari pelemparan jangkar kapal.

Sedimentasi dan pencemaran darat penebangan hutan, perubahan tata guna

lahan dan praktek pertanian yang buruk, semuanya menyebabkan

peningkatan sedimentasi dan masuknya unsur hara ke daerah tangkapan

air. Sedimen dalam kolom air dapat sangatmempengaruhi pertumbuhan

karang, atau bahkan menyebabkan kematian karang.

Eksploitasi penangkapan besar-besaran akan menyebabkan terumbu

karang menjadi rapuh terhadap gangguan dari alam maupun gangguan dari

kegiatan manusia, seperti penangkapan ikan dengan menggunakan racun

dan pengeboman ikan yang memberikan dampak negatif bagi terumbu

karang. Penangkapan ikan denganracun akan melepaskan racun sianida ke

daerahterumbu karang, yang kemudian akanmembunuh atau membius

ikan-ikan. Karang yangterpapar sianida berulang kali akan

mengalamipemutihan dan kematian. Pengeboman ikandengan dinamit atau

dengan racikan bomlainnya, akan dapat menghancurkan struktur.

Perubahan iklim global isu mengenai global warming yang banyak

dibicarakan, berdampak besar pada terumbu karang. Peningkatan suhu

permukaan laut telah menyebabkan pemutihan karang (bleaching) yang

lebih parah dan lebih sering.peristiwa-peristiwa alam seperti el nino dan

tsunami juga menyebabkan kerusakan yangserius terhadap kelangsungan

hidup terumbu karang.

Dampak dari kerusakan terumbu karang kerusakan terumbu karang,

mengakibatkan kerusakan lingkungan yang besar. Terumbu karang yang

merupakan sentral dari ekosistem laut sangat mempengaruhi kehidupan di

laut.

Page 8: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

8

Adapun dampak kerusakan lingkungan adalah sebagai berikut: 3

1. Komposisi oksigen di laut menjadi berkurang.

2. Banyak biota laut, baik hewan maupun tumbuhan akan ikut musnah jika

terumbu karang menjadirusak.

3. Daerah-daerah pesisir pantai akan mudah terjadiabrasi, mengakibatkan

perubahan lingkungan yang drastis dan membuat tidak adanya

perlindungan terhadap daerah pantai

1. ABRASI PANTAI

Abrasi pantai adalah proses pengikisan pantai yang dikarenakan kekuatan

gelombang laut dan arus laut yang kuat dan bersifat merusak, kerusakan atau

abrasi pantai disebabkan oleh gejala alami dan ulah tangan manusia, seperti

pengambilan batu dan pasir dipesisir pantai, atau penebangan pohon di sekitar

pantai, kurang diperhatikannya hutan mangrove. Manusia mengambil kayu dari

hutan mangrove dan hutan pantai untuk kehidupan sehari-hari, apabila

pengambilan kayu dilakukan secara terus-menerusmaka pohon-pohon di pesisir

pantai akan berkurang. Kerapatan pohon yang rendah pada pesisir

pantaimemperbesar peluang terjadinya abrasi. 3

Pencegahan abrasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:3

Penanaman pohon mangrove

Melestarikan hutan pantai

Memelihara dan melestarikan kawasan pantai seperti batu dankomponen

sekitar pantai.

Pemerintah juga harus berperan aktif dalam upaya pencegahan abrasi

pantai Indonesia seperti dengan melakukan pembangunan alat pemecah ombak

dan penyediaan bibit penghijauan hutan mangrove di sekitar pantai. Peran serta

penduduk lokal dan masyarakat sekitar pantai sangat di harapkan untuk mengatasi

masalah abrasi pantai di pesisir Riau, oleh karena itu perlu adanya kesadaran dari

setiap orang untuk selalu memahami betapa pentingnya masalah ini. 3

Page 9: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

9

Gambar 1. Abrasi di sungai Riau3

Abrasi yang terjadi di wilayah pesisir Bengkalis

Terjadinya eksploitasi besar-besaran terhadap hasil kekayaan laut di

wilayah riau, seperti penangkapan ikan (overfishing) yang dapat merusak habitat

perairan laut. Seperti penggunaan alat tangkap yang dilarang oleh pemerintah

seperti, penggunaan bahan peledak, racun (Potassiumsianida), Trawl,/ pukat

harimau yang secara ekologi merusak kelestarian sumberdaya alam terutama

terumbu karang. Eksploitasi juga disebabkan adanya kapal-kapal ilegal yang

memasuki wilayah pesisir untuk mengambil sumber daya alam yang ada seperti: 3

Penambangan liar yang banyakterjadi di wilayah pesisir riau adalahpenambangan

pasir secara liar. Dampak penambangan bersifat negatif misalnya pencemaran

kualitas lingkungan, erosi, abrasi dan hilangnya pulau-pulau. Penambangan pasir,

dapat menurunan kualitas air di sekitar perairan pesisir khususnya kerena

peningkatan kekeruhan akibat penambangan pasir tersebut.

Penambangan pasir di salah satu anak sungai di wilayah Riau

Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan

dari kemurniannya. Pencemaran air di Riau di sebabkan karena limbah RT,

limbah industri dll. Pencemaran air terutama di wilayah pesisir berdampak

terhadap kelangsungan hidup biota seperti keracunan yang berdampak pada

kematian biota. Masalah ini dapat diatasi dengan menumbuhkan kesadaran

manusia mengenai pentingnya memelihara lingkungan terutama didaerah pesisir.

Page 10: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

10

Beberapa hal berikut yang dapat dilakukan secara individu untuk mengurangi

kerusakan lingkungan wilayah pesisir Riau : 3

Terapkan prinsip 3R (reduce-reuse-recycle) dan hemat energi.

Buang sampah pada tempatnya, tidak membuang sampahke sungai yang

kemudian akan bermuara ke laut.

Bergabung dengan organisasi pecinta lingkungan. Membangun trend hidup ramah

lingkungan.

Bergabung dengan gerakan-gerakan sukarelawan, atauterlibat aktif dalam

kegiatan lingkungan.

Bagi penyelam pemula atau yang sedang belajarsebaiknya melakukan penyelaman

di perairan yang tidak

Dalam mengatasi masalah ini pemerintah juga dapat bekerja sama dengan

lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi lingkungan untuk menjaga

kelestarian terumbu karang.Misalnya melakukan kampanye-kampanye

lingkunganhidup bekerjasama dengan media-media atau organisasi seperti

National Geographic Indonesia,WWF Indonesia, Yayasan Reef Check Indonesia,

LIPI(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan Yayasan TERANGI (Terumbu

Karang Indonesia) dan hendaknya pemerintah memperketat aturan-aturan untuk

melestarikan wilayah pesisir dari gangguan ataupun semacam eksploitasi. Serta

menyediakan instrumen-instrumen untuk mengatasi isu-isu yang bersifat

pencemaran laut. 3

Menurut Prof. Usman, dibutuhkan pula sosialisasi dalam bentuk seminar,

kursus penyadaran dan pemahaman lingkungan bagi segenap pembuat kebijakan.

Melalui program konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam lingkungan,

inventarisasi dan identifikasi terhadap ekosistem sumberdaya alam dan

lingkungan yang telah terkena degradasi lingkungan dan peningkatan pengawasan

terhadap kegiatan ekploitasi sumberdaya alam dan terhadap kegiatan ataupun

usaha yang menghasilkan limbah, dengan melakukan pemantauan lapangan yang

berkelanjutan. Jika hal ini dilakukan dengan baik maka secara tidak langsung

kebijakan itu dapat mengembalikan fungsi kawasan lindung yang telah rusak ke

kondisi semula, termasuk hutan lindung, suaka marga satwa, dan green belt

disepadan sungai dan pantai, menetapkan perencanaan dan pembangunan ruang

Page 11: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

11

terbuka hijau di lokasi yang merupakan kawasan publik dan tempat tempat –

tertentu, melakukan rehabilitasi terhadap kawasan – kawasan yang telah

mengalami degradasi lingkungan. 3

Gambar 2. Isu dan permasalahan lingkungan di Riau 3

Menurut Prof. Usman, upaya program penegakan hukum bidang

lingkungan hidup, penyusunan peraturan daerah yang dapat mengayomi segenap

kepentingan lingkungan secara komprehensif di berbagai sektor dan bukan secara

parsial, menyusun petunjuk teknis dari setiap kebijakan yang dilaksanakan,

mendukung kebijakan nasional tentang pengelolaan lingkungan hidup dengan

menerbitkan peraturan dan ketentuan pada tingkat kabupaten. 3

2. MASALAH LIMBAH

Limbah juga merupakan permasalahan lingkungan di Riau. Hal ini memang

merupakan permasalahan lama. Pemerintah provinsi Riau dalam mengatasi

masalah ini berencana bekerja sama dengan perusahaan eropa untuk mengelola

limbah menjadi hal yang bermanfaat. 3

Page 12: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

12

Gambar 3. Peta pencemaran muara sungai di Riau

(sumber peta: Google Earth)

Berlianto Situngkir, Sekretaris 1 Kedutaan Besar RI di Belanda

menyatakan mereka membawa orang-orang yang berkompeten dari perusahaan

Ingrepro Renewables yang bergerak di bidang agrobisnis dan teknologi yang

dikembangkan untuk membantu pengolahan limbah menjadi air bersih. Apalagi

diketahui, bahwa di Riau ini banyak sektor industri yang berpotensi menghasilkan

limbah. Perusahaan Ingrepro Renewables, merupakan salah satu perusahaan yang

ternama di Eropa maupun global di bidang agrobisnis dan teknologi. Perusahaan

ini dapat mengolah limbah dengan adanya faktor ekonomis di belakangnya seperti

untuk pakan ternak bahkan bio energi yang menjadi bahan dasar untuk pembuatan

farmasi. 3

Page 13: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

13

3. MASALAH SAMPAH

Persoalan sampah sempat menjadi perhatian serius. Hal ini mmakin

memuncak saat sampah menumpuk di mana-mana di kawasan daerah

permukiman di Riau dan sampah yang tidak diangkut berhari-hari hingga

menimbulkan bau tak sedap. 4

Hal ini semakin parah saat terjadi Kerusakan alat berat di Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar disebut-sebut menjadi penyebab karena

menyebabkan sampah di TPA menggunung. Bahkan sempat terjadi aksi mogok

supir angkutan sampahbelasan truk sampah „‟mengepung‟‟ Kantor Wali Kota

Pekanbaru. Mereka mengaku dilarang masuk oleh warga di TPA yang menilai

kinerja pengangutan sampah buruk tersebut. Tidak heran jika masalah sampah

masuk dalam program 100 hari Firdaus-Ayat yang menjadi prioritas untuk

diselesaikan. 4

Meskipun wilayah pekanbaru tidak bisa kita bebaskan seluruh dari

sampah, setidaknya saat ini sudah berkurang. Produksi sampah jarang terlihat

menumpuk di beberapa tempat. Tapi semua sudah bekerja keras dan urusan

sampah ini tidak bisa serta merta menjadi tanggungjawab pemerintah melainkan

masyarakat juga. 4

Hal tersebut dijelaskannya berdasarkan hasil pertemuan dan evaluasi yang

dilakukannya sebagai wali kota bersama seluruh pejabat di Dinas Kebersihan dan

Pertamanan (DKP). Berdasarkan penjelasannya, salah satu hal yang dilakukan

adalah mengganti sistem pelaksanaan pengelolaan sampah. Sampah yang terdapat

di tempat pembuangan sementara sebelumnya hanya dikumpulkan saja, saat ini

sudah diangkut langsung ke TPA Muara Fajar untuk dikelola. Berkurangnya

tumpukan sampah tersebut tidak hanya keberhasikan pengelolaan dari pemerintah,

masyarakat juga berperan aktif dalam hal ini. 4

Pengelolaan sampah ini bisa lebih baik dengan sistem yang baru. Jadi

target jangka panjangnya sampah di Pekanbaru sudah bisa menadi omset

pendapatan. Tonase TPA Muara Fajar yang menampung seluruh sampah yang ada

di Kota Pekanbaru dalam keadaan rusak. Alat penimbang setiap sampah yang

masuk ke TPA ini rusak sejak beberapa pekan lalu, hingga laporan berat sampah

Page 14: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

14

yang masuk ke TPA tidak dapat dilaporkan. Data sampah terakhir yang masuk ke

TPA sebelum tonase rusak, pada Januari ada 7,7 ton, Februari 7,8 ton dan Maret

7,9 ton. Bandingkan dengan sampah yang masuk pada Januari tahun lalu yang

hanya 4,4 ton, sementara pada Desember 2011 sampah yang masuk sudah

mencapai 7.3 ton. Diperkirakan baru sekitar dua dari delapan hektare lahan TPA

Muara Fajar yang terisi. 4

Pemerintah Provinsi Riau bekerja sama dengan perusahaan asing asal

Inggris dalam pengelolaan sampah untuk dijadikan sebagai sumber energi listrik

bagi masyarakat setempat. Penandatanganan memorandum of understanding

(MoU) antara Pemerintah Riau dengan PT The Group of Twenty (G-20) yang juga

melibatkan Riau Investment Corp Compani (RIC). Penandatanganan MoU

dilakukan secara bersama-sama oleh pihak pemerintah Pekanbaru yang langsung

dilaksanakan Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT beserta perwakilan PT G-20 dan

pihak RIC yang disaksikan perwakilan Pemerintah Provinsi Riau. 4

Permasalahan sampah merupakan permasalahan yang kompleks di seluruh

negara di dunia. Akan tetapi, dengan ilmu dan teknologi yang amat canggih

sekarang, pemanfaatan sampah menjadi suatu energi merupakan upaya yang

justru mampu menyelamatkan lingkungan dari permasalahan limbah tersebut. 4

Pemamanfaatan sampah rumah tangga dan limbah yang dihasilkan

perkebunan sawit menjadi bahan utama dalam proses pengolahan menjadikannya

sebagai sumber energi listrik. Bahan mentah diawali dengan pengelolaan dasar

untuk menjadikannya sebagai bahan baku pembangkit listrik tenaga sampah. MoU

itu merupakan yang kali pertama dilaksanakan di Indonesia dan akan terus

dikembangkan ke sejumlah wilayah lain di Tanah Air. Penandatanganan MoU

tentang pelaksanaan pembangunan pembangkit tenaga listrik berbasis sampah

akan berdampak pada perokonomian Riau dan Kota Pekanbaru. Pembangunan

pembangkit tenaga listrik berbasis sampah segera dilaksanakan di Pekanbaru,

tepatnya bertempat di penampungan akhir (TPA) yang secara bergilir akan

dilaksanakan juga di TPA seluruh Riau. Kerja sama ini akan memberikan dampak

ekonomi dan pastinya akan memberikan lapangan kerja cukup banyak kepada

masyarakat luas di Riau yang hingga sekarang belum bekerja.4

Page 15: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

15

Dampak Limbah Minyak di Dumai

Pencemaran limbah di daerah Dumai diduga milik perusahaan minyak

yang mengakibatkan ribuan ikan mati mengapung di sejumlah parit. Didugaan

pencemaran lingkungan melalui limbah bekas operasional yang diduga dari

perusahaan PT. Pertamina RU II Dumai di aliran parit Jalan Kusuma Kelurahan

Jaya Mukti Kecamatan Dumai Timur. Hal ini membuat kondisi ribuan ikan mati

mengapung dan membuat kecemasan dimasyarakat sekitar karena takut kondisi

air sumurnya ikut tercemar limbah membahayakan tersebut. 5

Gambar 4. Pencemaran limbah oleh minyak 5

Pihak LSM Dumai Bersatu, sudah menyampaikan ke Kelurahan dan

Kecamatan atas dugaan parit tercemar limbah bekas operasional perusahaan yang

berdekatan dengan daerah sini dan akan mengawal masalah ini dengan tuntas,

karena masyarakat sudah resah atas peristiawa banyaknya ikan penghuni mati

mengapung. Kondisi ini langsung dikujungi puhak Kantor Lingkungan Hidup

Dumai terhadap panjangnya aliran parit yang diduga tercemar limbah pabrik

membahayakan dengan cara mengambil sempel. 5

Page 16: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

16

4. AIR BERSIH

Rasa takut warga yang tinggal di wilayah pesisir Provinsi Riau, untuk

mengkonsumsi air berwarna hitam dan kotor, bukan hal baru lagi. Ini sudah lama

terjadi, namun warga masih berharap pada air artesis sumur bor milik gedung

pemerintah. Meski harus antre berpanas-panas di terik mentari. Kondisi air di

kawasan perumahan di Jalan Baung Perumnas Rumbai, Pekanbaru , tidaklah

begitu bersih, selain berwarna hitam kecoklatan, airnya pun tidak layak diminum.

Hal ini merupakan masalah lama, padahal air yang didapat berasal dari ledeng

Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Siak. Akhirnya warga terpaksa mencari air

bersih melalui sumur bor yang airnya keluar sendiri (artesis) untuk kebutuhan

minum. Sementara keberadaan sumur bor yang airnya keluar sendiri jumlahnya

bisa dihitung. Perumahan di Rumbai Pesisir hanya ada empat titik dan yang

masih bertahan mengeluarkan air sendiri tinggal dua. 6

Krisis air bersih ini bukan saja dialami warga Perumnas Rumbai. Tetapi

juga menjadi perhatian dunia. Apalagi wilayah pesisir selalu dihadapi persoalan

tersebut. Pemerintah pun mengakui bahwa kebutuhan air bersih memang menjadi

perhatian dunia saat ini. Malah hanya 52% masyarakat Indonesia yang dapat

mengakses ketersediaan air bersih. Jumlah tersebut masih jauh dari target

Millenium Development Goals (MDGs) 2015. 6

Menurut Djoko, Dalam hal mencapai target MDGs setidaknya 68%

masyarakat Indonesia pada 2015 harus bisa mengakses air bersih. Sulitnya

mendapatkan air bersih ini, menurut pemerintah adalah persoalan anggaran

penyediaan air bersih. Dana yang dibutuhkan untuk mencapai target MDGs

adalah Rp 65 triliun. Sejauh ini pemerintah pusat hanya bisa menanggung Rp 37

triliun. Untuk itu pemerintah mengimbau, agar daerah terlibat dengan membangun

kemitraan untuk mencapai program tersebut. 6

Menurut Plt Direktur Utama PDAM Tirta Siak Pekanbaru, Edwin

Supradana, bahwa berbagai masalah masih menjadi kendala bagi kegiatan

investasi di sektor penyediaan air minum ini. Kendala itu dirasakan oleh

perusahaan jasa layanan air minum baik yang dikelola oleh PDAM maupun

swasta. Masih banyak kendala dalam pencapaian target layanan air minum.

Kendala itu antara lain adalah investasi yang besar, tarif layanan rendah,

Page 17: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

17

komitmen bersama membangun dan mengelola air bersih dan tingkat kebocoran

yang tinggi. Beliau juga mengakui, kebutuhan warga Pekanbaru terhadap air

bersih sangat besar. Jumlah ini selalu meningkat saban tahun hingga Januari 2013

mencapai 6-8 %. Sementara kebutuhan air yang harus disediakan PDAM saat ini

kurang lebih 600.000 meter kubik setiap hari. Untuk itu saat ini PDAM pun akan

membatasi jumlah pelanggan, sebelum fasilitas dan sarana pendukung, seperti

pompa teratasi. Sulitnya mendapatkan air bersih di wilayah pesisir bukan saja

dikeluhkan warga Perumnas Rumbai, Pekanbaru, atau masyarakat yang ada di

sepanjang wilayah pesisir di Indonesia ini, tetapi juga menjadi bagian agenda

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sidang tingkat tinggi ke-65 terkait MDGs

(High-Level Plenary Meeting/HPLM on MDGs) yang berlangsung di New York,

USA, pada 20-22 September 2010. 6

5. POLA PENYAKIT MASYARAKAT PESISIR RIAU

a. Infeksi saluran pernafasan akut

Kualitas udara di propinsi Riau kini semakin merosot seiring dengan kabut

asap yang terus melanda. Beberapa pembakaran lahan, baik yang dilakukan

masyarakat maupun dampak dari bisnis kehutanan, terus terjadi sampai saat ini.

Bahkan angka ambang batas kualitasnya kini telah melewati angka 100, yang

berbahaya bagi kesehatan manusia.6

Menurut Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan di Dinas Kesehatan Riau, Tengku Zul Effendi, Kualitas udara di Riau

saat ini berada pada ambang batas tidak sehat, karena telah memasuki angka

antara 100 hingga 200. Angka diatas angka tersebut adalah kategori berbahaya

dan sangat berbahaya.Pihak Dinas Kesehatan Riau mengimbau masyarakat untuk

tetap tinggal di rumah jika tidak ada kebutuhan mendesak keluar rumah, demi

menjaga kesehatan pernapasan, untuk itu masyarakat lebih dianjurkan untuk

mengurangi aktivitas keluar rumah. Apalagi saat malam hari bagi anak-anak. 6

Penggunaan masker untuk menekan rasa sesak akibat terpaan asap,

sekarang sudah semakin berdampak minimum, terbukti dengan semakin

meningkatnya jumlah penderita Infeksi Saluran Pernapasan bagian Atas atau

ISPA di bagian lain propinsi Riau, yaitu di Dumai. Setiap hari, Dumai menerima

Page 18: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

18

kasus tak kurang dari 50 orang penderita ISPA. Penggunaan masker, dari sisi

kesehatan hanya bisa sedikit mengurangi masuknya kabut asap yang tidak sehat

yang bisa menyerang bagian atas tenggorokan manusia. Namun tidak mampu

menghindar dari serangan ISPA sepenuhnya. Terkait maraknya serangan penyakit

pernapasan akibat kabut asap ini, pemerintah daerah di Riau menyatakan akan

sepenuhnya menanggung biaya perawatan bagi warga yang sakit. Biaya

perawatan bagi korban akibat asap kebakaran hutan dan lahan bisa ditanggung

dengan dana Jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah). Prosedurnya mudah, yakni

pasien hanya menunjukan kartu tanda pendukuk (KTP) dan karu keluarga (KK)

serta surat rujukan dari puskesmas atau dari rumah sakit umum daerah (RSUD). 6

Kabut asap putih tebal didaerah Dumai kemungkinan muncul akibat

kebakaran hutan dan lahan di beberapa kabupaten tetangga yaitu berasal kiriman

dari kejadian kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Rohil dan Bengkalis.

Kondisi nihil titik api di kota langganan kabut asap ini karena terus diguyur hujan

dalam beberapa hari terakhir. Kabut asap di Dumai sebelumnya dikategorikan

kualitas udara tidak sehat dan membahayakan kesehatan manusia. Pihak

pengamanan kehutanan dibantu manggala agni dan regu pemadam kelurahan dan

kecamatan juga telah bekerja keras memadamkan kebakaran hutan di beberapa

titik api yang terpantau. 6

Usaha pengendalian api telah kita lakukan secara optimal dengan

mengerahkan semua kemampuan. Namun karena adanya asap kiriman, jadi

pemerintah tidak bisa berbuat banyak. Selain membagikan masker, pemerintah

propinsi Riau sendiri masih berupaya melakukan sosialisasi kepada publik untuk

tidak membakar lahan dan hutan untuk kepentingan pertanian dan perkebunan.6

Page 19: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

19

Gambar 5. Kabut asap di Dumai 6

b. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sampai saat ini masih

merupakan masalah kesehatan masyarakat di Propinsi Riau yang memerlukan

perhatian serius dari semua pihak, mengingat penyakit ini sangat potensial untuk

terjadi Kejadian LuarBiasa(KLB) dan merupakan ancaman bagi masyarakat

luas.Untuk mengantisipasimunculnya masalah DBD perlu direncanakan tindakan-

tindakan antisipatif yang lebih rasional dan berani serta terus mendorong semua

pihak agar terbeban terhadapancaman DBD tersebut. Angka kesakitan DBD (IR)

tertinggi pada tahun 2006 tercatat pada Kota Pekanbaru, Kab Inhu, dan Siak

melebihi Indikator Nasional Angka kesakitan 20/100.000 penduduk.

Dirjen P2PL pada tanggal 16 September 2013 di Dumai mencanangkan

“Gertak”, dalam upaya menekan penyakit menular. Pemerintah Dumai,

mencanangkan dua gerakan yaitu: 7

Gerakan serentak stop buang air besar sembarangan (Gertak SBS)

Gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk DBD (Gertak PSN

DBD).

Bersamaan dengan itu juga diresmikan Pos Pembinaan Terpadu (Pos

Bindu). Kampanye dan pencanangan gerakan serentak stop buang air besar

sembarangan dan gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk DBD

Page 20: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

20

dilakukan Direktorat Jendral (Dirjend) P2PL Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia (Kemenkes) Prof Dr Tjandra Yoga Aditama. 7

Air bersih yang susah didapat serta kondisi alam yang banyak berawa

menyebabkan penyakit menular rawan berkembang. Angka kejadian DBD di

Dumai saat ini hanya mencapai 46%, walaupun permasalahan air bersih masih

merupakan permasalahan utama saat ini.7

c. Malaria

Tahun 2006 jumlah kasus malaria klinis sebanyak 28.102 kasus. Jumlah

ini mengalami penurunan dari tahun 2005 (31.618kasus). Annual Malaria

Incidence (AMI) Provinsi Riau berada pada kisaran antara 0,28 – 16,29 per 1.000

penduduk. Pada tahun 2006 KLB Malaria terjadi sebanyak 1 kejadian yaitu di

Kota Dumai (Kec. Sungai Sembilan) dengan jumlah penderita sebanyak 322

orang, namun tidak ada penderita yang meninggal dunia. KLB Malaria ini terjadi

pada bulan Januari (31orang), Pebruari (46 orang), Maret (42 orang), April (61

orang), Mei (142 orang).Hasil laboratorium, jenis plasmodiumyang paling banyak

ditemukan adalah plasmodium falciparum. 8

d. Diare

Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia,

bila ditinjau dari angka kesakitan atau kematian yang ditimbulkannya.

Berdasarkan kajian dan analisis dari beberapa survei yang dilakukan, angka

kesakitan diare pada semua golongan umur pada saat ini adalah 280/1.000

penduduk. Pada golongan balita episode diare adalah 1,5 kali per tahun. Angka

kematian diare yang didapat dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT

1995) bila diproyeksikan pada penduduk Indonesia, setiap tahunnya terdapat

112.000 kematian pada semua golongan umur (54/100.000 penduduk), pada balita

terjadi 55.000 kematian (2,5 per 1.000 balita). Kematian balita akibat diare terjadi

karena tidak ditolong secara dini dan tidak diberikan pengobatan yang tepat.

Secara teoritis diperkirakan 10% dari penderita diareakan meninggal, akibat

terjadinya proses dehidrasi berat bila tidak diberi pengobatan. 8

Angka kesakitan Diare di Propinsi adalah 20,81 per 1.000 penduduk.

Angka tersebut masih berada dibawah angka nasional (374 per 1.000 penduduk),

tetapi kemungkinan masih terjadi under reporting/belum validnya data sehingga

Page 21: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

21

angka kesakitan diare rendah padahal masyarakat yang ber PHBS di Propinsi Riau

masih rendah. Kabupaten Siak mempunyai angka kesakitan paling tinggi yaitu

43,99 per 1.000 penduduk, diikuti oleh kabupaten Kampar 29,5 per 1.000

penduduk dan Kabupaten Bengkalis 27,13 per 1.000 penduduk.8

Page 22: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

22

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada makalah ini dibahas mengenai persoalan kesehatan lingkungan pada

pulau-pulau dan masyarakat yang berada di pesisir riau. Adapun permasalahan

lingkungan yang ditemukan antara lain:

Kebakaran hutan dan lahan

Illegal loging

Pencemaran air sungai

Dampak kebisingan pada pengusahaan / penangkaran walet

Abrasi pantai

Masalah limbah

Masalah sampah

dan masalah air bersih

Penyakit-penyakit yang terdapat dimasyarakat.

Penyakit-penyakit yang banyak menyerang msyarakat sekitar pesisir riau

antara lain infeksi saluran pernafasan akut, demam berdarah dengue (DBD),

malaria, dan diare.

Page 23: PERSOALAN KESEHATAN MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU

23

DAFTAR PUSTAKA

1. Sejarah, geografi, luas wilayah, dan kependudukan seta kondisi sumber daya

alam di provinsi Riau , Di unduh dari:

[http://id.wikipedia.org/wiki/Riau#Kondisi_dan_sumber_daya_alam]

2. Permasalahan wilayah pesisir bengkalis. Maret 2013. Diunduh dari:

[http://www.cekau.com/2013/03/permasalahan-wilayah-pesisir-

bengkalis.html]

3. Perusahaan Belanda Tertarik Atasi Masalah Limbah di Riau. Agustus 2013.

Diunduh dari:

[http://utusanriau.com/index.php/news/detail/3889#.Ujbr71OM9m4]

4. Metro tv news. Riau dan Inggris olah sampah jadi tenaga listrik. 17

September 2013. Diunduh dari:

[http://www.metrotvnews.com/lifestyle/read/2013/03/05/29/135834/Riau-

dan-Inggris-Olah-Sampah-Jadi-Tenaga-Listrik]

5. Riau terkiuni. Dampak limbah minyak di Dumai. Rabu, 14 Agustus 2013.

Diunduh dari [http://www.riauterkini.com/lingkungan.php?arr=63281]

6. Riau pos. Kabut Asap di Dumai. Agustus 2013. Diunduh dari:

[http://www.riaupos.co/cetak.php?act=full&id=3366&kat=12]

7. Persediaan air bersih di Rumbai. Januari 2013. Diunduh dari:

[http://www.cekau.com/2013/01/di-bawah-terik-mentari-air-bersih-pun.html]

8. Depkes RI. Profil kesehatan Riau 2006. Dinas kesehatan profinsi Riau. Pekan

baru. Diunduh dari: [http://www.depkes.go.id/downloads/profil/riau06.pdf]