Persiapan AsiaPersiapan Asia untuk Konferensi Duniauntuk...

20
Terbitan 1, 2005 Persiapan Asia Persiapan Asia untuk Konferensi Dunia untuk Konferensi Dunia pada Pengurangan Bencana pada Pengurangan Bencana I N F O R M A S I I S D R

Transcript of Persiapan AsiaPersiapan Asia untuk Konferensi Duniauntuk...

Page 1: Persiapan AsiaPersiapan Asia untuk Konferensi Duniauntuk ...frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/ISDR-Indo.pdf · yang tepat waktu dari UN/ISDR dan Kemitraan ISDR Asia. Dalam menyatukan

Terbitan 1, 2005

Persiapan AsiaPersiapan Asia

untuk Konferensi Duniauntuk Konferensi Dunia

pada Pengurangan Bencanapada Pengurangan Bencana

I N F O R M A S I I S D R

Page 2: Persiapan AsiaPersiapan Asia untuk Konferensi Duniauntuk ...frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/ISDR-Indo.pdf · yang tepat waktu dari UN/ISDR dan Kemitraan ISDR Asia. Dalam menyatukan

Disaster Reduction in Asia2

Pend

ahul

uan Sejak berdirinya pada akhir tahun 2003, Kerjasama ISDR Asia telah berkembang

dan membuktikan dirinya sebagai kolaborasi yang berharga diantaraorganisasi-organisasi anggota Pusat Kesiagaan Bencana Asia (ADPC - AsianDisaster Preparedness Centre), Pusat Pengurangan Bencana Asia (ADRC - AsianDisaster Reduction Centre), Biro UNDP untuk Pencegahan dan Pemulihan Krisis(BCPR - Bureau for Crisis Prevention and Recovery), Komisi PBB bidang Ekonomidan Sosial untuk Asia Pasifik (UNESCAP - United Nations Economic and SocialCommission for Asia and the Pacific), dan Sekretariat Antar-lembaga PBB untukStrategi Internasional untuk Pengurangan Bencana (UN/ISDR). Sungguh, kerjasamaini telah banyak menarik perhatian di seluruh Asia, dan saya bangga untukmemperkenalkan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA - Office of theCoordination of Humanitarian Affairs) sebagai anggota baru yang akan berperandalam pengembangan inisiatif-inisiatif nyata untuk pengurangan bencana di Asia.

Menindaklanjuti Terbitan nomor 0 di akhir tahun 2003, terbitan PenguranganBencana di Asia - Informasi ISDR ini dititikberatkan pada usaha Asia untukmempersiapkan Konferensi Dunia mengenai Pengurangan Bencana (WCDR - WorldConference on Disaster Reduction), mengetengahkan berbagai kegiatan selamatahun 2004 yang akan didiskusikan di dalam WCDR. Kegiatan-kegiatan ini jugamenunjukkan adanya suatu proses yang akan terus berlanjut setelah konferensitersebut, berdasarkan kapasitas yang ada dan inisiatif yang sedang berlangsungmelalui koordinasi dan pertukaran pengalaman antar wilayah.

Sebagi salah satu hasil dari Kemitraan ISDR Asia, Pengurangan Bencana diAsia - Informasi ISDR ini merupakan suatu kesempatan untuk memperkuatdialog regional mengenai pengurangan resiko bencana. Melalui kesempatan inisaya ingin mengucapkan terimakasih kepada para mitra kerja kami atas dukungandan kerjasamanya.

Sálvano BriceñoDirektur UN/ISDR

Page 3: Persiapan AsiaPersiapan Asia untuk Konferensi Duniauntuk ...frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/ISDR-Indo.pdf · yang tepat waktu dari UN/ISDR dan Kemitraan ISDR Asia. Dalam menyatukan

2

Selamat Datang di WCDR

Konferensi Dunia mengenai Pengurangan Bencana (WCDR) akan diadakan di Kobe, Hyogo (Jepang) padabulan Januari 2005. Tepat 10 tahun setelah gempa bumi dahsyat Great Hanshin-Awaji yang menewaskandan melukai puluhan ribu orang di daerah Kobe, konferensi akan dibuka untuk mengingatkan kenyataanbahwa pengurangan bencana seharusnya menjadi perhatian kita semua, baik dari negara maju maupunnegara miskin, dari Selatan maupun Utara. Hingga kini, tahun 2004 telah memberikan ilustrasi yang tepatmengenai hal itu, dari Jepang sampai Haiti, dari Florida sampai Grenada, kejadian-kejadian karenaperubahan iklim yang ekstrim telah menimbulkan tragedi mengerikan dalam masyarakat dan rumah tanggapada semua tingkatan dalam skala ekonomi global, di negara-negara industri maupun berkembang.Cerita dan efek khusus dalam film “The Day after Tomorrow” seakan-akan hampir mendekati kenyataan.

Ketika Majelis Umum PBB memutuskan untuk mengadakan konferensi ini di Kobe, memenuhi undanganpemerintah Jepang, lembaga ini berkeinginan untuk melihat kembali dan melanjutkan hasil yang telahdicapai sejak Konferensi Yokohama di tahun 1994. Salah satu tujuannya adalah untuk mengidentifikasipraktek yang baik dalam pengurangan bencana, mendefinisikan tantangan dan kesempatan, memeriksamunculnya persoalan-persoalan dan resiko-resiko baru, dan mengembangkan rencana baru sebagaitindakan untuk mengurangi resiko bencana dalam 10 tahun ke depan.

Selama 5 hari di Kobe, Hyogo, masyarakat internasional akan mempunyai kesempatan nyata untuk melatihkepekaan semua lapisan otoritas dan semua wilayah dalam perencanaan pembangunan, bergerak dengantekad yang kuat untuk membangun sebuah budaya baru berupa ketahanan masyarakat dan individu diseluruh dunia. Hal ini diharapkan dapat menjadi penggerak dasar dari kerangka kerja untuk bertindak yangsedang dinegosiasikan oleh negara-negara PBB dan organisasi internasional, regional dan nasional,pemerintah maupun non pemerintah. Sebagian besar pengetahuan, keahlian dan kompetensi yang adauntuk menangani isu-isu kompleks dalam manajemen resiko akan dipresentasikan di ruang-ruangkonferensi di Kobe. Forum yang unik ini memberikan suatu kesempatan yang tidak boleh dilewatkan untukmembuat sebuah komitmen yang kuat dalam mengendalikan resiko dan mengurangi bencana.

Dalam menjelang WCDR, terbitan pertama “Pengurangan Bencana di Asia” adalah sebuah inisiatif pembukayang tepat waktu dari UN/ISDR dan Kemitraan ISDR Asia. Dalam menyatukan usaha mereka untuk bertukarpandangan, ide, pengalaman dan praktek yang baik, sponsor dan partner utama mereka, ADPC, ADRC,UNDP/BCPR, UNESCAP, dan OCHA memimpin jalan untuk membangun dan memperkuat kerjasama re-gional. Meskipun sebagian besar inti diskusi-diskusi di Kobe berskala global, hal-hal spesifik dalam skalaregional juga akan dibahas, dari sudut pandang fertilisasi silang baik di antara bagian-bagian dunia yangberbeda, maupun di dalam tiap-tiap wilayah dan dalam kelompok-kelompok negara. Kemitraan adalahsangat penting untuk mendapatkan pelajaran yang berguna dari pengalaman-pengalaman selama sepuluhtahun terakhir sejak Yokohama.

Tidak ada konferensi yang dapat mengendalikan bahaya atau menghentikan terjadinya bencana, namundengan adanya pengertian, pengetahuan, keahlian dan kompetensi untuk menangani isu kompleksmanajemen resiko, tekad bulat dari individu dan kelompok untuk meningkatkan ketahanan, dankebijaksanaan politik dari pemerintah lokal dan negara untuk bertindak maka dunia menjadi sebuah tempatyang lebih aman.

John HorekensKoordinator WCDR

Konferensi Dunia mengenai Pengurangan Bencana18 - 22 Januari 2005, Kobe, Hyogo, Jepang

Informasi ISDR - Terbitan 1, 2005

Page 4: Persiapan AsiaPersiapan Asia untuk Konferensi Duniauntuk ...frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/ISDR-Indo.pdf · yang tepat waktu dari UN/ISDR dan Kemitraan ISDR Asia. Dalam menyatukan

Pengurangan Bencana di Asia - Informasi ISDRmerupakan kerjasama antara Pusat Kesiagaan Bencana

Asia (ADPC), Pusat Pengurangan Bencana Asia(ADRC), Komisi PBB bidang Ekonomi dan Sosial untukAsia Pasifik (UNESCAP), Program Pengembangan PBB

(UNDP - UN Development Programme), Kantor PBBuntuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), dan

Sekretariat Antar-lembaga PBB untuk StrategiInternasional untuk Pengurangan Bencana (UN/ISDR),yang bersama-sama mewakili Kemitraan ISDR Asia.

Informasi lebih lanjut tentang kerjasama ISDR Asiadapat dilihat di www.unisdr.org/asia

Informasi dan opini-opini yang ada di majalah ini tidakselalu mencerminkan informasi dan opini dari

sekretariat ISDR.

Redaksi:Badan Editorial: Aloysius J. Rego, Etsuko Tsunozaki, Ti

Le-Huu, Kamal Kishore, Takako Izumi dan JohnHarding

Konsultan Editorial: Glenn Dolcemascolo

Koordinator Produksi: Nicole Rencoret dan AmbikaVarma

Desain Grafis: Mario Barrantes

Penerjemah: Pippie Arbiyanti dan Christine Widjaya

Foto Sampul: Banjir di Cina, Thorir Gudmundsson/International Federation of Red Cross and Red

Crescent Societies

Majalah ini terbit atas bantuan dari pemerintah Swedia(printing dan distribusi) dan UN DevelopmentProgramme (desain dan translasi versi Bahasa

Indonesia, Cina dan Rusia).

Pengurangan Bencana di Asia - Informasi ISDR terbitsetiap 6 bulan.

Silakan mengirimkan komentar, kontribusi danpermintaan berlangganan ke:

[email protected]

UN/ISDR (Kantor pusat)Palais des Nations

CH 1211 Geneva 10, SwitzerlandTel: +41 917 2529 / 762 / 759

Fax: +41 22 917 0563Email: [email protected]

www.unisdr.org

Kerjasama ISDR Asiawww.unisdr.org/asia

Pusat Kesiagaan Bencana Asia (ADPC)http://www.adpc.net

Pusat Pengurangan Bencana Asia (ADRC)http://www.adrc.or.jp

Biro UNDP untuk Pencegahan Krisis dan Pemulihanhttp://www.undp.org/bcpr/disred/index.htm

Komisi PBB bidang Ekonomi dan Sosial untuk AsiaPasifik (UNESCAP)

http://www.unescap.org

Kantor PBB untuk Koordinasi UrusanKemanusiaan (OCHA)

ochaonline.un.org

Dicetak di ThailandOleh do my best limited

Daftar isi

Berita-berita Global ISDR• Kantor outreach baru UN/ISDR di Asia Tengah....................... 5• ISDR focal point baru di Kobe, Jepang................................... 5• Belajar untuk hidup dengan resiko..........................................6• Penghargaan terhadap kontribusi media dalam pengurangan

bencana................................................................................ 6• Platform ISDR untuk Mempromosikan Peringatan Dini........ 7• Menghubungkan komunitas pengurangan bencana dengan

komunitas perubahan iklim................................................... 7• Pengurangan bencana dan SIDS........................................... 7• Deklarasi Beijing mengenai Konferensi Dunia tentang

Pengurangan Bencana 2005.................................................. 7

Mitra Kerja Regional Asia.• Komite Penasehat Regional (RCC) ADPC berunding di

Banglades............................................................................. 8• Membangun Kapasitas untuk Mitigasi Dampak Tanah

Longsor.................................................................................10• Kursus Bencana dan Pembangunan dengan Fokus

Kesehatan..............................................................................10• Direktur Eksekutif Baru di ADRC........................................... 10• ADRC Menggunakan Banyak Cara untuk Mempromosikan

Pengurangan Resiko..............................................................10• Forum Umum........................................................................10• Sesi-sesi Tematis.................................................................. 10• Sesi-sesi Poster.................................................................... 11• Simposium Internasional (pra-WCDR)..................................11• Konferensi Pengurangan Bencana 2004 di Cambodia...........11• Forum Umum tentang Pemulihan......................................... 12• UNDP Melihat WCDR sebagai suatu Sarana untuk

Membangun Kapasitas di Asia.............................................. 13• UNESCAP Mempersiapkan WCDR........................................ 15• OCHA Mempromosikan Kesiapan untuk Respon Efektif....... 16

Kontribusi• UNESCO Bekerja untuk Mengurangi Bencana Alam.............. 17• Pusat PBB untuk Pengembangan Regional (UNCRD)

Mempersiapkan WCDR.........................................................18• Pelajaran dari Bam Memberikan Informasi bagi WCDR........ 19

Terbitan 1, 2005

Persiapan AsiaPersiapan Asia

untuk Konferensi Duniauntuk Konferensi Dunia

pada Pengurangan Bencanapada Pengurangan Bencana

I N F O R M A S I I S D R

Page 5: Persiapan AsiaPersiapan Asia untuk Konferensi Duniauntuk ...frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/ISDR-Indo.pdf · yang tepat waktu dari UN/ISDR dan Kemitraan ISDR Asia. Dalam menyatukan

Kantor outreach baruUN/ISDR di Asia Tengah

ISDR focal point baru di Kobe,Jepang

Sebagai focal point untuk kegiatannya di Asia, UN/ISDR danOCHA telah mendirikan pos bersama di Kobe, Jepang padabulan Juli 2004. Ibu Takako Izumi yang ditugaskan di postersebut, akan bekerja pada masalah regional dan masalahyang berhubungan dengan pengurangan bencana dalamkerangka kerja kolaborasi antara UN/ISDR dan OCHA.Dengan terus berkonsultasi dengan organisasi-organisasiterkait, Ibu Takako membantu untuk mempromosikan danmemelihara jaringan-jaringan antar lembaga dan kerjasamaantar sektor untuk mencapai tujuan ISDR di Asia.

Asia adalah suatu kawasan yang rawan bencana alam. Akantetapi, bencana alam bukanlah sesuatu yang tidak dapatdihindari. Sebaliknya, bencana alam dapat dikendalikan,dikurangi atau dicegah. Untuk mencapai tujuan tersebut diAsia, berbagai macam kerjasama dalam pengurangan danpenanggulangan bencana alam telah digalakkan padatingkat nasional dan regional. Kerjasama ini mencakuppromosi Manajemen Resiko Bencana Keseluruhan (TotalDisaster Risk Management), suatu pendekatan holistikuntuk pengurangan dan penanggulangan bencana yangmelibatkan pihak-pihak yang terkait dari semua sektor dandisiplin. Salah satu inisiatif yang baru adalah kolaborasiantara ADPC, ADRC, dan UN/ISDR, bersama dengan UNDPdan UNESCAP, untuk suatu kerjasama regional tak terbatasdalam pengurangan bencana di Asia. Inisiatif tersebut jugaditujukan untuk meningkatkan kerjasama regional dalampengurangan bencana dan menjalankan rekomendasi yangdihasilkan dari WCDR yang akan datang.

WCDR yang diadakan di Kobe, Hyogo, Jepang bertepatandengan peringatan sepuluh tahun gempa bumi dasyat yangmenghancurkan prefektur itu. Pelajaran-pelajaran pentingyang bisa diambil dari gempa bumi yang dasyat itu akandikemukakan dalam WCDR. Termasuk diantaranya adalahpengalaman mereka yang luar biasa dalam pemulihan daribencana dan rekonstruksi yang telah mendapat pengakuansecara luas sebagai suatu pendekatan yang kreatif daninovatif dalam perencanaan pembangunan danpembangunan masyarakat. Sebagai tuan rumah WCDR,pemerintah Jepang telah memperluas dukungannya yangbesar untuk menyelenggarakan konferensi dunia yangpenting ini di Kobe, Hyogo. Peristiwa yang penting inidiharapkan dapat meningkatkan kesadaran dunia danmempromosikan kerjasama dan kolaborasi dalampengurangan resiko bencana sebagai prasyarat utama bagipembangunan berkelanjutan.

Beri

ta-b

erit

a Gl

obal

ISDR

Informasi ISDR - Terbitan 1, 2005

UN/ISDR Dushanbe, TajikistanC/- UNDP39 Aini Street,Dushanbe, Tajikistan 734024Tel: +992 (372) 21-06-70 VSAT: +47 241-36-929Fax: +992 (372) 51-00-21Email: [email protected]

UN/ISDR Kobe, JapanC/- OCHAHitomiraikan 5F, 1-5-2 Wakinohamakaigan-doriChou-ku, Kobe 651-0073 JapanTel: +81-78-262-5550Fax: +81-78-262-5554Email: [email protected]

UN/ISDR telah mendirikan kantor outreach baruuntuk Asia Tengah yang berpusat di Tajikistan,meliputi 5 negara CIS (Commonwealth ofIndependent States) yaitu Kazakhstan,Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan danUzbekistan dimana rawan terjadi berbagaibencana yang dipicu oleh bahaya alamiah.Menurut Kantor Bantuan Kemanusiaan KomisiEropa (ECHO - European Commission Humani-tarian Office), bencana alam telah menewaskansekitar 2.500 orang dan berdampak pada 5,5juta (hampir 10 persen dari populasi total) diAsia Tengah dalam sepuluh tahun terakhir.Bencana yang disebabkan oleh bahaya alamiahini tidak mengenal batas negara maka kerjasamaregional merupakan kunci dalam pencegahanbencana.

Tidak mudah untuk menentukan suatupendekatan tertentu untuk pengurangan resikobencana di tengah perbedaan budaya, sosial,dan politik antara komunitas-komunitas di AsiaTengah. Namun, terlihat adanya peningkatanminat untuk berbagi pengetahuan, membentukjaringan (networking), menyusun strategibersama dan menyiapkan platform yang akanmemperkuat kapasitas nasional dalampencegahan bencana, yang pada gilirannya akanmemperkuat pembangunan ekonomi dan sosial.Dasar ini memberikan prospek yang cerah bagikerjasana UN/ISDR di wilayah Asia Tengahdengan lembaga-lembaga pemerintahanmaupun LSM (lembaga swadaya masyarakat),Lembaga Antar Pemerintah (IGO - InterGovernmental Organization) dan bagian lain darisistem PBB.

WCDR yang akan datang di bulan Januarimembuat usaha untuk menindaklanjuti danmembangun aktivitas-aktivitas regional di Kobedan daerah-daerah lain menjadi semakinmenarik.

Page 6: Persiapan AsiaPersiapan Asia untuk Konferensi Duniauntuk ...frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/ISDR-Indo.pdf · yang tepat waktu dari UN/ISDR dan Kemitraan ISDR Asia. Dalam menyatukan

“Setelah terjadinya suatubencana, para penguasa

pemerintahan, pengusaha,kelompok masyarakat dan

individu harus mempertanyakanapakah tindakan-tindakan yangtepat, misalnya peringatan dini,

telah dilakukan untukmenyelamatkan jiwa dan harta

benda.

Kaum muda juga harus didoronguntuk mempelajari hal ini di

sekolah, universitas, dan melaluijaringan-jaringan komunitas.Dengan berpartisipasi dalam

kegiatan-kegiatan pendidikan,terlibat dalam pelatihan pemetaan

resiko komunitas, dan berbagipengalaman mengenai praktek

yang baik, kaum muda dapatbelajar seumur hidupnya, dan

membantu membuat komunitasyang lebih tahan terhadap

bencana.”

Kofi Annan,Sekretaris Jendral PBB

Pada hari Rabu 13 Oktober, dunia memperingati hari Pengurangan BencanaInternasional (International Day for Disaster Reduction) dengan tema untuktahun 2004: “Belajar dari bencana-bencana hari ini untuk menghadapi bahayayang akan datang.”

Pada peringatan hari internasional ini, UN/ISDR, UNICEF dan Federasi PalangMerah dan Bulan Sabit Merah Internasional (IFCR - International Federation ofRed Cross and Red Crescent Societies) menyelenggarakan konferensi pers diGeneva yang menyoroti pentingnya pembelajaran dan pendidikan untukpengurangan resiko bencana dan menandai peluncuran resmi permainan papandan video “Riskland”. Permainan yang diciptakan bersama-sama antara UNICEFdan UN/ISDR ini mengajarkan para pemainnya apa yang harus mereka lakukanuntuk mengurangi dampak dari bencana dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dan melangkah maju sepanjang lintasan papan permainan.Permainan ini sekarang sedang diterjemahkan ke dalam lebih dari 35 bahasadi dunia

Akankah Perlengkapan dan Persediaan Anda Memadai?Kita hidup berdampingan dengan bencana. Kita tidak mungkin mengetahui kapan bencanaseperti gempa bumi, tsunami, dan angin ribut menimpa kita. Akankah perlengkapan danpersediaan kita memadai?Karya seni ini diajukan untuk kontes seni internasional oleh Saya Takashima, 14 tahun, dariJepang.

Aktivitas lain yang berhubungan dengan pembelajaran pengurangan resikobencana yang diadakan oleh UN/ISDR adalah kompetisi seni internasionaluntuk kaum muda yang berusia 16 tahun ke bawah. Kontes ini diikuti kuranglebih 500 orang dari seluruh dunia, 14 karya terbaik akan ditampilkan dalamkalender ISDR 2005. Sejumlah karya seni juga akan dipamerkan pada ForumMasyarakat WCDR.

Informasi lebih lanjut tentang pendidikan dan pembelajaran penguranganresiko bencana (termasuk video “Riskland”) tersedia dihttp://www.unisdr.org/eng/public_aware/world_camp/2004/pa-camp04-inter-day-eng.htm

Penghargaan terhadapkontribusi media dalampengurangan bencana

Pada peringatan hariPengurangan BencanaInternasional, ADPC danUNESCAP dalam kolaborasidengan DepartemenPencegahan dan PeringananBencana Pemerintah KerajaanThailand memberikanpenghargaan kepada enamwartawan dan personel mediakarena kecakapannya dalammeliput berbagai bencana dankeadaan darurat. Pemberianpenghargaan yang dimulai ditahun 2004 ini meliputi mediamassa di Thailand dalam tahun2005 akan diperluas kebeberapa negara lain di AsiaTenggara .

Belajar untuk hidup dengan resiko

Berita-berita Global ISDR

Pengurangan Bencana di Asia

Page 7: Persiapan AsiaPersiapan Asia untuk Konferensi Duniauntuk ...frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/ISDR-Indo.pdf · yang tepat waktu dari UN/ISDR dan Kemitraan ISDR Asia. Dalam menyatukan

Platform ISDR untukMempromosikan Peringatan Dini

Menghubungkan komunitas pengurangan bencanadengan komunitas perubahan iklim

DR+CC infolink adalah sebuah newsletter yang mewakili kolaborasiantara Pusat untuk Perubahan Iklim dan Kesiagaan terhadapBencana dari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional(International Red Cross/ Red Crescent Centre on Climate Changeand Disaster Preparedness) , UNDP dan UN/ ISDR.

Fokus utama DR+CC infolink adalah menpertemukan penguranganresiko bencana dengan adaptasi perubahan iklim, untukmempromosikan pengurangan resiko bencana sebagai suatustrategi adaptasi, dan untuk memperjelas peranan dari perubahaniklim terhadap pengendalian resiko bencana. DR+CC infolink inimenyediakan informasi mengenai persoalan-persoalan utama,peristiwa-peristiwa yang akan datang, publikasi-publikasi, dan jalurmenuju organisasi-organisasi dan individu-individu yang bertujuansama.

Terbitan ketiga DR+CC menyoroti proses-proses antarpemerintahan dan kebijaksanaan termasuk kegiatan-kegiatan yangdiselenggarakan pada Konferensi kesepuluh Partai (COP-10 -Tenth Conference of Parties) pada Konvensi Kerangka Kerja PBBmengenai Perubahan Iklim (UNFCCC - UN Framework Conventionon Climate Change) yang akan diselenggarakan di Buenos Aires,Argentina pada bulan Desember 2004. Semua hal ini juga akanmenjadi masukan untuk peristiwa-peristiwa tingkat tinggi danpembahasan tematis yang berhubungan dengan perubahan iklimdan adaptasi, termasuk di diskusi round table yang berjudul“Resiko-resiko yang baru muncul: Apa yang akan terjadi besok?”dan dalam segmen tematis “Pencegahan Bencana dan Adaptasiterhadap Perubahan Iklim.”

DR+CC tersedia online di http://www.unisdr.org/eng/risk-reduction/climate-change/rd-cch-infolink3-04-eng.htmAnda dapat pula mengirimkan permintaan berlangganan [email protected]

Sebuah Konferensi Internasional tentang Pengurangan Bencanatelah diselenggarakan di Beijing, Republik Rakyat Cina, daritanggal 25 - 27 Mei 2004. Konferensi yang diadakan olehKementrian Urusan Sipil Republik Rakyat Cina dan UN/ISDR iniadalah bagian dari proses persiapan WCDR.

Lebih dari 100 delegasi dari 18 negara dan enam organisasiinternasional menghadiri konferensi ini untuk lebih meningkatkankerjasama dan kolaborasi regional dalam pengurangan bencana,dan integrasi pengurangan bencana kedalam perencanaan,kebijakan dan implementasi pembangunan.

Pada akhir konferensi, para delegasi mengeluarkan “DeklarasiBeijing mengenai Konferensi Dunia 2005 tentang PenguranganBencana.”Teks selengkapnya dapat dilihat di:http://www.unisdr.org/wcdr/meetings/docs/Beijing-Declaration.doc

Pengurangan bencana dan SIDS

Informasi lebih lanjut tentang BpoA+10 dapat dilihat dihttp://www.un.org/smallislands2005/ atau silakanmenghubungi John Harding, UN/ ISDR, [email protected]

Deklarasi Beijing mengenai WCDR 2005

Sebuah pertemuan internasional untuk meninjaukembali Rencana Aksi Barbados (Barbados Plan ofAction) bagi pembangunan berkelanjutan untuknegara pulau kecil yang sedang berkembang (SIDS)akan diadakan pada tanggal 10-14 Januari diMauritius. Pertemuan Internasional ini sangat erathubungannya dengan diskusi-diskusi yang akanberlangsung dalam WCDR. Kedua proses inimemegang satu peranan integral untuk memastikanbahwa kebutuhan-kebutuhan spesifik SIDS akanmendapatkan perhatian, dan pada akhirnya akanmemberikan kontribusi terhadap pencapaian TujuanPembangunan Milenium (Millennium DevelopmentGoals), Rencana Implementasi Johannesburg(Johannesburg Plan of Implementation) dantujuan-tujuan pembangunan PBB lain.Pertemuan ini akan membahasancaman-ancamanyang berhubungan dengan resiko-resiko dankerawanan di wilayah SIDS termasuk urbanisasi,penurunan mutu lingkungan setempat dan perubahaniklim.

Peringatan dini semakin dipacu dengan lahirnyaplatform ISDR yang baru untuk Promosi PeringatanDini (PPEW - Platform for the Promotion of EarlyWarning) di Bonn, Jerman. Platform ini terlahir dalamKonferensi Internasional Kedua mengenai PeringatanDini (EWC-II - Second International Conference onEarly Warning) yang diselenggarakan di Bonn padabulan Oktober 2003. Platform ini akanmempromosikan pengembangan sistem-sistemperingatan dini yang lebih efektif untukmenyelamatkan jiwa, mata pencaharian, dan hartabenda. Baru-baru ini Platform ini meluncurkanwebsite barunya dan juga newsletter yang menyorotiberita-berita tentang peringatan dini.

Untuk mendapatkan newsletter tersebut, silakanmenghubungi [email protected] atau mengunjungiwww.unisdr-earlywarning.org

Informasi ISDR - Terbitan 1, 2005

Page 8: Persiapan AsiaPersiapan Asia untuk Konferensi Duniauntuk ...frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/ISDR-Indo.pdf · yang tepat waktu dari UN/ISDR dan Kemitraan ISDR Asia. Dalam menyatukan

Pertemuan ini terdiri dari tujuh sesi substantif,yaitu:1. Karya ADPC terkini dan tindak lanjut terhadap

hasil RRC 3.2. Konsultasi Asia untuk mempersiapkan untuk

WCDR 2005.3. Pengenalan program RCC tentang Sosialisasi

Pengendalian Resiko Bencana (DRM - DisasterRisk Management) ke dalam PraktekPembangunan.

4. Berbagai Tantangan dan PengalamanPengendalian Resiko Bencana KawasanPerkotaan dengan presentasi oleh negara-negaraanggota RCC, tim ADPC-UDRM dan UN-Habitat.

5. Pengalaman-pengalaman Banglades dalam DRMtermasuk inovasi dalam pengaturan aspek legaldan institusional, Pengurangan Resiko Alamiah,Program Kesiagaan terhadap Topan, CDMP daninisiatif Pengurangan Resiko KawasanPerkotaan.

6. Pengalaman-pengalaman dari berbagai bencanabaru-baru ini dan presentasi-presentasiUNESCAP serta laporan UNDP yaitu“Pengurangan Resiko Bencana: Satu tantanganuntuk pembangunan” (Reducing Disaster Risk:A challenge for development).

7. Pengarahan untuk masa yang akan datangtentang mekanisme RCC dan ADPC.

Hasil dari RCC-4

Hasil utama dari perundingan ini adalah pengakuannegara-negara anggota RCC mengenai:• pentingnya suatu kehendak politis and komitmen

dari tingkat tertinggi pemerintahan untukmendukung berbagai inisiatif dan program DRM.

• kebutuhan untuk meningkatkan peranan danaktivitas lembaga-lembaga manajemen bencananasional dengan cara membangun kapasitasmereka; dan

• peningkatan peranan media dalammenyebarluaskan manfaat aktivitas penguranganresiko sebelum bencana.

• kegiatan-kegiatan regional harus menyiapkansuatu daftar masalah sehingga dari situpemerintah negara bisa memilih kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan prioritas mereka.

Pertemuan keempat Komite PenasehatRegional ADPC tentang Manajemen Bencana(RCC4 - ADPC Regional Consultative Commit-tee on Disaster Management) diselenggarakandi Dhaka, Banglades dari tanggal 29 - 31Maret 2004 dalam kolaborasi denganpemerintah Republik Rakyat Banglades.Pertemuan tersebut dihadiri 20 delegasi dari15 negara-negara anggota RCC yang terdiridari para pimpinan Kantor-kantor PengelolaanBencana Nasional dari Banglades, Cambodia,Cina, India, Iran, Yordania, Laos, Mongolia,Myanmar, Nepal, Pakistan, Filipina, Sri Langka,Thailand, Vietnam, dan para pejabat tinggi dariKedutaan Besar Myanmar dan Filipina. Selainitu, 24 pengamat yang terdiri dari perwakilanberbagai organisasi regional, lembaga-lembaga PBB, lembaga pendanaan bilateraldan multilateral: ADRC, AusAID, East WestCenter (EWC), International Center for Inte-grated Mountain Development, Katmandu(ICIMOD), Melbourne Fire and EmergencyServices Board (MFESB), Mekong RiverCommission (MRC), USAID/OFDA, SwedishInternational Development Agency (SIDA),UNDP, UNESCAP, UN/ISDR, UN-Habitat andWorld Food Programme (WFP), pejabat seniorpemerintah Republik Rakyat Banglades danLSM-LSM Banglades yang menjadi rekan kerjaADPC.

Presiden Republik Rakyat Banglades, BapakProf. Dr. Iajuddin Ahmed membuka pertemuantersebut. Pidato-pidato pembukaandisampaikan oleh Ketua Dewan PenyantunADPC Bapak Prof. Krasae Chanawongse,Menteri Urusan Pengendalian danPenanggulangan Bencana (MDMR - Ministerfor Disaster Management and Relief) BapakChowdhury Kamal Ibne Yusuf, Wakil MenteriBapak Asadul Habib Dulu, Sekretaris yangberwenang MDMR Bapak Faruq Ahmed,Direktur UN/ISDR Bapak Salvano Briceno, danDirektur Pelaksana ADPC Bapak Dr. SuvitYodmani. Upacara pembukaan dihadiri oleh700 orang yang terdiri dari para duta besar,pejabat tinggi lembaga-lembaga PBB, wakil-wakil dari berbagai organisasi dunia, paradelegasi dari dari negara anggota RCC,pejabat-pejabat tinggi dari berbagaikementerian, LSM dan media massa.

Komite Penasehat Regional (RCC) ADPC berundingdi Banglades

Mit

ra K

erja

Reg

iona

l Asi

a

Pengurangan Bencana di Asia

Page 9: Persiapan AsiaPersiapan Asia untuk Konferensi Duniauntuk ...frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/ISDR-Indo.pdf · yang tepat waktu dari UN/ISDR dan Kemitraan ISDR Asia. Dalam menyatukan

Informasi ISDR - Terbitan 1, 2005

Rekomendasi-rekomendasi WCDR, Kobe 2005

Dalam hubungan dengan WCDR, diskusidifokuskan pada i) hambatan yang dihadapi olehberbagai negara dalam mencapai DRM yangefektif ; ii) proses Pemberitaan Nasional untukWCDR; dan iii) masalah-masalah yang menjadiprioritas untuk dibahas dalam WCDR.

Banyak negara melaporkan bahwa hambatan yangtelah dikenali adalah kurangnya sumber daya danadan teknis, kesulitan dalam melibatkan lembaga-lembaga lainnya dalam usaha DRM sertakurangnya penaksiran resiko bencana secaraefektif. Sebagai konsekwensinya, timbullahkebutuhan akan sinergi dan koordinasi antaralembaga-lembaga, peningkatan pertukaraninformasi dan komunikasi, pemberlakuan danimplementasi kebijakan secara efektif, komitmenpolitik, pelatihan dan peningkatan kesadarantentang resiko dan kerawanan diantara parapembuat keputusan dan juga di dalam populasiyang menghadapi resiko. Mereka jugamengidentifikasikan kebutuhan untukmengintegrasikan DRM dengan pengurangankemiskinan dan meningkatkan kesadaran padatingkatan yang sama dengan integrasipermasalahan gender, kebutuhan akan bantuanteknis dalam DRM, penggunaan jaringan teknologidan ilmu pengetahuan, peningkatan akses akaninformasi dan kerjasama regional serta berbagipraktek yang baik di antara negara-negaraberkembang yang menghadapi permasalahan yangsama.

Prioritas yang direkomendasikan oleh anggota-anggota RCC untuk dibahas dalam WCDR adalahpenyediaan bantuan finansial dan teknis;peningkatan hubungan dan koordinasi antaralembaga-lembaga PBB, LSM, organisasi-organisasiswasta, unit-unit pemerintahan lokal danmasyarakat, kebutuhan untuk membangunkapasitas dengan menyediakan keahlian teknikyang terlatih dan terampil; dan akan kebutuhanadvokasi yang efektif termasuk penggabunganDRM kedalam berbagai level kurikulum pendidikan.Juga diserukan untuk merumuskan indikatorkinerja demi mengukur keberhasilan program DRMdan agar perubahan iklim diintegrasikan ke dalamprogram DRM.

Hasil dari RCC4 dilaporkan di dalam sesi kesembilan Regu Kerja Antar-lembaga untukPengurangan Bencana (Inter-Agency Task Force onDisaster Reduction) di Jenewa dan dalamKonferensi Internasional tentang PenguranganBencana yang diadakan di Beijing pada bulan Mei2004. Hasil RCC4 ini mempengaruhi perumusanDeklarasi Beijing mengenai WCDR.

Peluncuran Program RCC untukMensosialisasikan DRM ke dalam PraktekPembangunan

Pertemuan ini memberikan arah yang jelas bagipengembangan program RCC tentang “Sosialisasimanajemen resiko bencana kedalam perencanaanpembangunan” (MDRM - Mainstreaming disasterrisk management ) yang secara sistematismempromosikan integrasi DRM kedalamkebijakan-kebijakan dan praktek pembangunanberkelanjutan diantara para anggota RCCberdasarkan rekomendasi yang dihasilkan dalampertemuan-pertemuan RCC sebelumnya.

Program yang akan dilaksanakan mulai tahun 2004sampai 2007 dengan dana dari AusAID dandonatur-donatur lainnya ini mempunyai tujuanutama yaitu:

1. Meningkatkan kesadaran dan dukunganpolitik untuk mensosialisasikan DRMkedalam praktek pembangunan di negara-negara anggota RCC (Fokus Regional),dan

2. Meningkatkan kapasitas Sistem-sistemManajemen Bencana Nasional untukmengembangkan dan melaksanakanrencana-rencana nasional untukmensosialisasikan DRM ke dalam usahapembangunan nasional yang sedangberlangsung (Fokus Nasional).

Konsep program yang telah ditetapkan dalampertemuan ini berfokus pada integrasi DRMkedalam rencana-rencana pembangunan nasional,Dokumen-dokumen Strategi PenguranganKemiskinan Nasional, Strategi Donor Nasional,pengembangan Rencana Nasional DRM termasukimplementasi hasil dari WCDR, Konvensi Kerangkakerja PBB mengenai Perubahan Iklim (UNFCCC),Adaptasi Rencana Tindakan Nasional (NAPA -National Adaptation Plan of Action) dan PenaksiranDampak Bencana. Program ini menyerukan agarDRM diintegrasikan lintas dan di dalam semuasektor. Program ini juga mengidentifikasiinfrastruktur, kesehatan, pendidikan, agrikultur dankeuangan mikro sebagai sektor-sektor yang harusdiprioritaskan untuk mulai mensosialisasikan DRM.

Para anggota RCC menaruh harapan pada programini sebagai suatu peluang untuk memajukandimensi utama dalam agenda dengan cakupan luasyang telah dipersiapkan oleh RCC dalam rangkaianpertemuan yang diselenggarakan sejak tahun 2000.

Page 10: Persiapan AsiaPersiapan Asia untuk Konferensi Duniauntuk ...frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/ISDR-Indo.pdf · yang tepat waktu dari UN/ISDR dan Kemitraan ISDR Asia. Dalam menyatukan

Adalah suatu kebahagiaaan bagi saya untuk memperkenalkankegiatan-kegiatan Asian Disaster Reduction Center (ADRC) dalammenjelang WCDR kepada pembaca Informasi ISDR Asia dalamjabatan baru saya sebagai Direktur Eksekutif ADRC. Sayaditugaskan oleh Ketua ADRC, Bapak Prof. Shigetu Itoh, untukbertugas menggantikan Bapak Satoru Nishikawa sejak tanggal 1July 2004. Melalui kesempatan ini, saya ingin menegaskan tekadsaya untuk lebih lanjut mempromosikan kegiatan-kegiatan ADRCdalam kerjasama dengan negara-negara anggota dan organisasi-organisasi yang menjadi rekan kerja ADRC.

ADRC Menggunakan Banyak Cara untukMempromosikan Pengurangan Resiko

ADRC berencana untuk menyebarluaskan konsep dasarpengurangan bencana “TDRM (Total Disaster Risk Management)”beserta perangkatnya seperti “Community-Based Hazard Mapping”dan “GLIDE (GLobal unique disaster IDEntifier)” yang telahdikembangkan dan dipromosikan oleh ADRC. ADRC juga berencanauntuk memberikan sumbangsih pada ilmu pengetahuan denganmengadakan forum umum, sesi tematis dan sesi poster sertasimposium. Selanjutnya, saya akan memperkenalkan kepada Andakegiatan-kegiatan kami yang merupakan tantangan pertama bagisaya dalam mencapai tujuan kita bersama.

Forum Umum

Dalam kerjasamanya dengan OCHA Kobe, ADRC mengembangkansuatu pendekatan holistik untuk pengurangan bencana. Pendekatanholistik tersebut adalah TDRM yang melibatkan pihak-pihak terkaitdan mencakup semua tahap pengendalian resiko bencana yaitupencegahan/ pengurangan, kesiagaan, penanggulangan danrehabilitasi/ rekonstruksi. ADRC akan mengadakan forum umum“Berbagi pengalaman menuju Asia yang Lebih Aman -TDRM danPraktek-praktek yang baik -” pada tanggal 19 Januari (9.20-12.00)untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat umum dan jugapeserta WCDR untuk berbagi konsep dan praktek yang baik dinegara-negara Asia. Pandangan dan komentar dari peserta sangatdiharapkan.

Sesi-sesi Tematis

ADRC berencana untuk terlibat secara aktif dalam sesi-sesi tematiskhususnya mengenai penyampaian informasi mengenai resiko danpemulihan pasca-bencana. ADRC, yang mempromosikan Pemetaan

Membangun Kapasitas untukMitigasi Dampak Tanah Longsor

Dalam kolaborasinya dengan NorwegianGeotechnical Institute (NGI) pada bulan Juli 2004,ADPC memulai program tiga tahun bagi PeningkatanKapasitas Regional untuk Mitigasi Dampak TanahLongsor (RECLAIM - Regional Capacity Enhance-ment for Landslide Impact Mitigation). Dengan danapokok yang berasal dari Kementerian Luar NegeriKerajaan Norwegia, program ini dikembangkandengan tujuan jangka panjang untuk mengurangitingkat kerawanan pemukiman-pemukimanpenduduk, prasarana dan fasilitas-fasilitas penting diBhutan, India, Indonesia, Nepal, Sri Langka, danThailand terhadap bencana tanah longsor.

Program yang dilaksanakan dibawah pengawasantim Pengendalian Resiko Bencana KawasanPerkotaan ADPC (UDRM - Urban Disaster RiskManagement) ini dimulai dengan rapat kerja regionalmengenai Pengurangan Bahaya Tanah Longsor diAsia pada tanggal 13 -15 September 2004 diBangkok.

Untuk informasi lebih lanjut tentang program inihubungi [email protected] [email protected] atau kunjungi http://www.adpc.net/udrm/reclaim/introduction.html

Kursus Bencana danPembangunan dengan FokusKesehatan

Kursus Pelatihan Internasional yang pertamatentang Disaster and Development (D&D) denganfokus pada kesehatan diadakan di Bangkok padatanggal 1 - 12 November 2004. Kursus yangdihadiri 24 partisipan dari 9 negara ini membahasmasalah-masalah yang berhubungan dengankesehatan dalam konteks bencana danpembangunan. Kursus ini diadakan oleh timKesehatan Masyarakat dalam Keadaan DaruratADPC (PHE - Public Health in Emergencies) sejalandengan proyek percontohan (pilot project) WHO-UNDP/BCPR yang berfokus pada promosimanajemen resiko kesehatan masyarakat / dalamkeadaan darurat yang efektif sebagai kontribusiterhadap pembangunan berkelanjutan.

Untuk informasi lebih lanjut tentang berbagaiaktivitas pelatihan di bawah pengawasan tim PHEsilakan menghubungi Dr. Marcel Dubouloz,Pimpinan Tim melalui [email protected]

Direktur Eksekutif Baru di ADRC

Rekan Kerja Regional Asia

Pengurangan Bencana di Asia

Masayuki KitamotoDirektur EksekutifAsian Disaster Reduction Center (ADRC)

Page 11: Persiapan AsiaPersiapan Asia untuk Konferensi Duniauntuk ...frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/ISDR-Indo.pdf · yang tepat waktu dari UN/ISDR dan Kemitraan ISDR Asia. Dalam menyatukan

Konferensi Pengurangan Bencana 2004di Cambodia

Konferensi Asia tentang Pengurangan Bencana 2004, yangterdiri dari Pertemuan Internasional ke-6 ADRC danPertemuan Asia ke-3 ISDR, diselenggarakan dari tanggal 4 -6 Febuari 2004 di Siem Reap, Cambodia. Konferensi Asia inidiselenggarakan oleh Pemerintah Cambodia dan Jepang, UN/ISDR, dan ADRC. Lebih dari 130 orang yang terdiri dari tamukehormatan dan pejabat-pejabat tinggi dari Cambodia dannegara-negara lain, perwakilan UN/ISDR dan berbagaiorganisasi PBB maupun organisasi internasional lainnyaberpartisipasi dalam Konferensi ini. Perdana Menteri Cambo-dia, Yang Mulia Samdech Hun Sen, berkenan memberikanpidato utama yang menyatakan dukungannya terhadappengurangan bencana. Konferensi yang dipimpin secarabersama-sama oleh Menteri Senior dan Wakil PresidenNCDM Cambodia, Yang Mulia Nihm Vanda dan PenasehatKhusus Perdana Menteri dan Wakil Menteri Senior KantorKabinet Jepang, Yang Mulia Tatsuo Sato menghasilkan suatuRingkasan Utama.

Tujuan dari Konferensi adalah membentuk suatu kerangkakerja pengurangan bencana di Asia yang didalamnya dapatdiusulkan tindakan-tindakan jangka pendek dan jangkapanjang untuk mengurangi resiko dan kerawanan, termasuksolusi-solusi konkrit yang bisa dimasukkan kedalamkebijakan-kebijakan lokal dan nasional. Konferensi inimenekankan bahwa tantangan yang utama adalah bagaimanamelaksanakan suatu konsep, melembagakan program-program pengurangan bahaya bencana pada tingkatmasyarakat dan mengisi celah-celah dalam sikluspengurangan bencana. Oleh karena itu tindakan-tindakankonkrit, perangkat-perangkat, dan mekanisme-mekanismeperlu diperbaiki untuk mencapai tujuan tersebut. Kerangka-kerangka kerja konseptual harus mengarah pada programyang spesifik, yang menitikberatkan pada masyarakat dankebutuhan-kebutuhan aktual masyarakat.

Untuk menanggapi dan menangani secara tepat dan efektifpermasalahan-permasalahan, hal-hal yang perlu diperhatikandan tantangan yang muncul ini, Konferensi menyetujui bahwatindakan-tindakan berikut ini adalah sangat penting : 1)peninjauan komprehensif terhadap situasi pengendalianbencana nasional, 2) evolusi kebijakan-kebijakan nasionaluntuk pengurangan bencana, 3) investasi dalam bidangpengurangan bencana baik secara struktural maupun non-struktural termasuk pengembangan sumber daya manusia, 4)komunikasi dan pengelolaan informasi, 5) peningkatankemitraan pada semua tingkatan.

Konferensi ini adalah bagian dari suatu rangkaian peristiwaregional dan internasional sebagai persiapan perundinganWCDR. Dalam hal ini, Konferensi ini memberikan suatuplatform untuk mengenali tantangan-tantangan dan tindakan-tindakan konkrit pada masa yang akan datang untukmengurangi dampak negatif bencana di wilayah kita danmemberikan kontribusi penting bagi WCDR.

Bahaya berdasarkan Komunitas (Community-BasedHazard Mapping) sebagai suatu alat untukpenyampaian informasi mengenai resiko danmeningkatkan kesadaran masyarakat, akan berperansecara aktif pada sesi mengenai penyampaianinformasi tentang resiko bencana. Pentingnyamempertimbangkan pengurangan bahaya bencanadan adanya kerjasama internasional pada tahappemulihan pasca-bencana akan dibahas dalam sesimengenai pemulihan yang dikoordinasi oleh UNDP.ADRC akan memberikan kontribusinya dalamsesi-sesi tematis lainnya, antara lain, pembahasantentang data bencana dan observasi bumi untukpengurangan bencana secara efektif.

Sesi-sesi Poster

ADRC akan mengadakan dua sesi poster tentangGLIDE dan Pemetaan Bahaya berdasarkanKomunitas.

Simposium Internasional(pra-WCDR)

Pada tanggal 17 Januari 2005 (15.30-17.30), ADRCbersama dengan Kantor Kabinet, Pemerintah Jepang,UN/ISDR, Prefektur Hyogo dan OCHA Kobe, dalamkerjasamanya dengan JICA, NHK, IFRC, dan WMOakan mengadakan Simposium Internasional “Hidupdengan resiko - pengurangan bencana untuk generasimendatang”. Simposium tersebut mempunyai artipenting karena bertepatan dengan hari peringatansepuluh tahun gempa bumi Great Hanshin-Awaji danjatuh sehari sebelum WCDR. Menurut rencana, wakil-wakil tingkat tinggi PBB, negara-negara anggotaADRC dan pimpinan organisasi di Jepang maupunorganisasi internasional akan diundang sebagaipembicara tamu dalam simposium. Simposiumtersebut akan memainkan suatu peranan katalitikuntuk menstimulasi adanya diskusi-diskusi aktifdalam WCDR dan memberikan kesempatan kepadamasyarakat untuk memahami pentingnya kerjasamadan kolaborasi dalam pengurangan bencana.

Melalui peristiwa-peristiwa ini, pertukaran pendapatdan pengetahuan mengenai berbagai bidang akantercipta. Saya yakin bahwa ADRC dan negara-negaraanggotanya, organisasi-organisasi regional di Asia,PBB dan institusi/ organisasi lainnya akanbekerjasama dengan baik dan aktif demi kesuksesanWCDR. Tentu saja setelah WCDR, ADRC danorganisasi-organisasi rekan kerjanya akan berusahamelaksanakan hasil-hasil WCDR .

Informasi ISDR - Terbitan 1, 2005

Page 12: Persiapan AsiaPersiapan Asia untuk Konferensi Duniauntuk ...frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/ISDR-Indo.pdf · yang tepat waktu dari UN/ISDR dan Kemitraan ISDR Asia. Dalam menyatukan

Forum Umum tentang Pemulihan

Dalam rangka memperingati Hari Pencegahan Bencana (1 September) dan Pekan Pencegahan Bencana (30Agustus- 5 September), pada tanggal 24 Agustus 2004 diadakan sebuah Forum Umum “Pemulihan dariBencana Katastropis - menuju dunia yang lebih aman -” di UNU Tokyo. Forum ini diselenggarakan oleh UNUbersama dengan Kantor Kabinet Jepang, UN/ ISDR, UNDP dan ADRC, dan bekerjasama dengan USAID, NHKdan Pemerintah Prefektur Hyogo. Forum ini adalah forum yang ketiga dari rangkaian forum yang diadakanoleh UNU, Kantor Kabinet, dan mitra-mitranya; forum pertama tentang pengelolaan bahaya gempa bumidilaksanakan pada tanggal 4 Oktober 2003 dan yang kedua tentang pengelolaan bahaya banjir pada tanggal23 Maret 2004.

Forum ini membahas masalah penting, yaitu bagaimana meningkatkan pengertian masyarakat untuk lebihmemperkuat kapasitas pengurangan bencana dan untuk mempromosikan lebih lanjut kerjasamainternasional dalam pengurangan bencana, dengan berfokus pada tahap pemulihan setelah bencana.

Wakil direktur UN/ISDR, Ibu Helena Molin Valdes, menyampaikan pidato utama “Konferensi Dunia tentangPengurangan Bencana (WCDR) - Suatu peristiwa penting dalam pengurangan bencana” dilanjutkan denganpresentasi tentang: 1) “Pemulihan Bencana: Lebih Cepat, Lebih Baik, atau Lebih Aman?” oleh Dr. PatriciaBolton, Peneliti Senior dari Pusat Penelitian Battelle, Seattle, 2) “Tantangan Gempa Bumi Bam - cara menujumasyarakat yang lebih aman” oleh Bapak Kamal Kishore, Penasehat Pengurangan Bencana Regional untukAsia Selatan dan Barat Daya UNDP/BCPR, 3) “Pemulihan dan Rekonstruksi menuju Masyarakat yang Tahanterhadap Bencana - Pelajaran yang Diambil Dari Jepang -” oleh Bapak Tadashi Harada, Wakil DirekturJenderal Pengendalian Bencana, Kantor Kabinet Jepang, dan 4) “Pemulihan Pasca-bencana secaraBerkesinambungan - Mengubah Bencana menjadi Kesempatan untuk Pembangunan” oleh Bapak AndrewMaskrey, Pimpinan Unit Pengurangan Bencana UNDP/BCPR.

Setelah presentasi, koordinator diskusi panel, Bapak Prof. Kishie Shigekawa dari Universitas Fuji-Tokohamenyatakan bahwa pengembangan suatu mekanisme untuk berbagi pelajaran dan pengalaman tentangbencana, terutama dalam tahap pemulihan dan rekonstruksi, harus terus diusahakan dengan tujuan untukmenciptakan masyarakat yang aman melalui pengendalian resiko bencana secara efektif.

Yang Mulia Putera Mahkota Kekaisaran Jepang juga berkenan menghadiri Forum ini.

Rekan Kerja Regional Asia

Pengurangan Bencana di Asia

Page 13: Persiapan AsiaPersiapan Asia untuk Konferensi Duniauntuk ...frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/ISDR-Indo.pdf · yang tepat waktu dari UN/ISDR dan Kemitraan ISDR Asia. Dalam menyatukan

UNDP mendukung adanya perubahan dan memberikanakses kepada ilmu pengetahuan, pengalaman dan sumberdaya bagi lebih dari 166 negara untuk membantumasyarakat menciptakan suatu kehidupan yang lebih baikmelalui usaha mereka sendiri untuk menjawab tantangan-tantangan pembangunan. Biro Pencegahan dan PemulihanKrisis UNDP (BCPR) dan badan-badan regional di Asiamendukung lebih dari 16 negara yang tercakup dalamprogramnya. BCPR bertujuan untuk menjamin bahwakeputusan-keputusan yang diambil dalam pembangunanmendukung pengurangan resiko bencana alam dan bahwabencana alam dapat menjadi kesempatan bagipembangunan. Tujuan global UNDP dalam pengurangandan pemulihan bencana adalah a) mencapai penguranganresiko bencana yang berkesinambungan; b) mengurangikorban jiwa dan hilangnya mata pencaharian karenabencana; c) memastikan bahwa pemulihan bencanamendukung konsolidasi pembangunan sumber dayamanusia yang berkesinambungan.

UNDP yakin bahwa WCDR dan kegiatan-kegiatanpersiapannya memiliki potensi yang besar dalammeningkatkan pengurangan resiko di Asia. Kerja samadapat dilakukan dalam bidang sistem manajemen informasiresiko bencana, pendekatan manajemen bencana berbasiskomunitas, pendekatan manajemen resiko perubahan iklimyang terintegrasi, implikasi gender terhadap manajemenresiko dan strategi mitigasi resiko gempa bumi.

untuk mencakup pihak-pihak lainnya yang mewakililembaga-lembaga nasional, internasional, regional, dan lokal,pertukaran pengalaman antara organisasi penggerak darikalangan pemerintah, sukarelawan dan masyarakat sipil.Hasil-hasil studi ini akan menjadi masukan bagi karya UNDPkini dan di masa yang akan datang dalam LLRM untukmeningkatkan keefektifan peningkatan kapasitas manajemenresiko pada tingkat lokal.

Sukarelawan untuk Manajemen Resiko Bencana

UNDP dan UNV baru-baru ini mengadakan rapat kerjamengenai ‘Kerjasama Selatan-Selatan untuk ManajemenResiko Bencana’ pada bulan Oktober 2004 di India. Rapatkerja ini menjadi sarana untuk berbagi pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan kontribusisukarelawan untuk pengurangan resiko bencana di India danSri Langka. Rapat kerja ini melibatkan partisipasi dari 50anggota UNVs dan focal points manajemen bencana dari 7negara Asia. Rapat kerja ini memberikan sumbangan bagikonsolidasi pengalaman-pengalaman masa lalu danmemberikan arah ke masa depan bagi pemberdayaansukarelawan (terutama UNV) untuk memperkuat manajemenbencana. Rapat kerja ini juga membahas tentang kerja samadengan sukarelawan lokal di Asia untuk membentuk sumberdaya manusia yang berkesinambungan dalam penguranganresiko bencana. Di akhir rapat ini terlahir komitmen yangkokoh untuk semakin memperkuat mekanisme UNV dalamDRM di India dan mengembangkan strategi untukmenerapkan mekanisme yang sama pada negara-negara diAsia. Hasil rapat kerja ini akan dikemas untuk kemudiandisebarluaskan melalui WCDR.

Mendukung Partisipasi Nasional di WCDR

Dukungan UNDP demi adanya partisipasi Asia dalam WCDRtercermin dalam usahanya menyediakan bantuan finansial dankonsultasi bagi kantor-kantor UNDP di tiap negara untukmempersiapkan laporan nasional. UNDP telah memberikanbantuan untuk pertemuan konsultatif dan pertemuanpendahuluan untuk konsolidasi masalah-masalah utama ditingkat nasional, sektoral dan regional yang harus mendapatkanperhatian. UNDP juga mendukung keikutsertaan peserta dariorganisasi pemerintahan dan masyarakat sipil dalam WCDR,untuk menjamin terwakilinya semua pihak dalam acara tersebut.

Tuntunan Manajemen Resiko

Dalam sepuluh tahun terakhir UNDP memainkan peran pentingdalam mendorong negara-negara untuk mengembangkanlembaga-lembaga yang bergerak di bidang pengurangan danpengendalian bencana. Sebagai bagian dari studi global tentangSistem Institusional dan Legislatif (ILS - Institutional andLegislative Systems) untuk Pengurangan Resiko Bencana, UNDPmengadakan suatu peninjauan tentang peningkatan kapasitaspengurangan resiko secara institusional. Peninjauan ini berfokuspada pengaruh dukungan UNDP terhadap institusi nasionaldalam manajemen resiko bencana di Asia. Peninjauan iniberhasil mengidentifikasi kekuatan, kesenjangan, dan pelajaran-pelajaran dalam pengembangan sistem manajemen bencana diNepal, Sri Langka, Vietnam dan kepulauan di Pasifik. Hasil yangdidapat ini akan menjadi panduan bagi UNDP untukmengembangkan makalah kebijakan dan strategi dalammeningkatkan kapasitas institusional untuk pengurangan resikobencana; proyek percontohan yang potensial untuk negara-negara tertentu dan mengembangkan sarana untukmeningkatkan kapasitas pengurangan resiko nasional. Hasilpenemuan ini akan disajikan dalam panel UNDP tentang“Kebijakan Nasional, Pengembangan Instusional dan Legislasi,”di WCDR.

Manajemen Resiko Tingkat Lokal

Dengan tujuan yang sama, UNDP mengadakan suatu analisisglobal tentang inisiatif manajemen resiko pada tingkat lokal(LLRM - local level risk management) dengan maksud untukmenarik pelajaran-pelajaran dan praktek terbaik yang akanmenuntun penyusunan program pengurangan bencana UNDP dimasa yang akan datang dengan intervensi pada tingkat lokal.Studi ini meninjau hasil-hasil bantuan UNDP sejak dulu hinggakini terhadap inisiatif LLRM di India, Nepal dan Sri Langka,dengan mengetengahkan peran sukarelawan (terutamasukarelawan PBB, UNV - United Nation Volunteers) dalammembangun kapasitas manajemen resiko lokal. Dalam Tahap 1studi ini akan dilakukan kompilasi dan presentasi hasil-hasilnyadalam WCDR. Tahap 2 (pasca-WCDR) akan memperluas analisis

UNDP Melihat WCDR sebagaisuatu Sarana untukMembangun Kapasitas di Asia

Informasi ISDR - Terbitan 1, 2005

Page 14: Persiapan AsiaPersiapan Asia untuk Konferensi Duniauntuk ...frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/ISDR-Indo.pdf · yang tepat waktu dari UN/ISDR dan Kemitraan ISDR Asia. Dalam menyatukan

ini dalam tahap yang penting menuju terbentuknya SistemManajemen Informasi Resiko Bencana Nasional. Ini tanggapanyang positif dari negara-negara tersebut terhadap inventarisasiini membesarkan hati UNDP, kini UNDP sedang merencanakanuntuk memperluas cakupan negara-negara di wilayah inisehingga Inventarisasi Bencana Regional Asia Selatan dapattercipta pada waktunya nanti. UNDP juga sedang menyelidikikemungkinan untuk menghubungkan sistem inventarisasi inidengan sistem global yang lain misalnya GLIDE. Metodologi iniakan ditampilkan dalam sesi-sesi tematis WCDR, khususnyapada acara-acara pendamping mengenai Penyusunan indeksresiko bencana, penilaian kerawanan dan dampak bencana.

Adaptasi terhadap Perubahan Iklim

Adaptasi terhadap keragaman dan perubahan iklim sertakaitannya dengan pengurangan kerawanan telah banyakdidiskusikan di negara-negara Asia Selatan yang rawan terhadapbencana rutin yang berhubungan dengan iklim, misalnya banjirdan kekeringan. Meskipun telah menarik banyak minat, belumbanyak dilakukan penyelidikan tentang strategi untuk adaptasidan inisiatif untuk pengurangan resiko perubahan iklim. Untukmenutup celah ini, UNDP mengundang ISET (Institute for Socialand Environmental Transition) untuk membagikan hasilpenemuan studinya mengenai perubahan iklim regional dalamsebuah rapat kerja pada tanggal 7 - 8 Juni 2004. Studi ini adalahusaha pertama untuk mengetahui bagaimana penduduk didaerah pedesaan di Asia bertahan terhadap perubahan iklim,dan untuk mengidentifikasi strategi-strategi dimana lembaga-lembaga penggerak dapat berperan untuk secara efektifmengurangi kerawanan terhadap bencana dan ketidakstabilanmasyarakat yang berhubungan dengan itu. Dengan menyatukanlebih dari 50 pihak terkait baik global maupun regional, rapatkerja ini memprakarsai sebuah dialog mengenai inisiatif strategidan adaptasi terhadap bencana yang berhubungan dengan iklimdi Asia Selatan.

UNDP juga mendukung pembuatan CD tentang “SuatuPendekatan Manajemen Resiko Iklim terhadap PenguranganBencana dan Adaptasi terhadap Perubahan Iklim” yangberisikan makalah-makalah dari pertemuan mengenai “IntegrasiPengurangan Bencana dan Adaptasi terhadap Perubahan Iklim”di Havana pada bulan Juni 2002. CD ini akan dibagikan dalamWCDR.

Strategi Komunikasi untuk WCDR:

UNDP telah mengembangkan suatu strategi komunikasi untukWCDR yang akan membantu meningkatkan kesadaranmasyarakat untuk mengurangi resiko bencana alam danmembangkitkan dukungan politis dan finansial pada tingkatregional dan nasional. Strategi ini telah membantu pembuatankompilasi pengalaman-pengalaman melalui pendekatanorganisasi-organisasi penggerak nasional dan lokal, jugatermasuk praktek yang baik dan pelajaran yang berhubungandengan manajemen informasi resiko bencana dan strategipemulihan untuk pengurangan resiko (dengan studi kasusmengenai Gempa Bumi Bam dan Banjir di Srilangka pada tahun2003). Hasil-hasil tersebut sedang dikembangkan untukdisebarluaskan selama acara-acara pendamping dalam WCDRmengenai Pemulihan yang Berkelanjutan .

Memahami Dimensi-dimensi Gender pada PengendalianBahaya Bencana

UNDP mendukung Kelompok Pengembangan TeknologiMenengah Asia Selatan (ITGD - Intermediate TechnologyDevelopment Group) untuk memperbanyak publikasi AsiaSelatan tentang gender dan bencana yang berjudul: “Dimensi-dimensi Gender dalam Pengendalian Bencana; Panduan untukAsia Selatan” di India. Inisiatif ini sangatlah tepat waktu untukmenjembatani jurang pemisah antara sensitivitas masalahgender pada program-program sukarela dengan prakteknyadalam kenyataan. Tujuan dari buku ini adalah untuk menjawabkurangnya informasi spesifik tentang “permasalahan genderdalam bencana”, terutama di negara-negara Asia Selatan. Tujuanutama dalam penyusunan Panduan ini adalah untukmemperkenalkan topik ini, dan meningkatkan kesadaran parapembuat keputusan/kebijakan dan ribuan praktisi pembangunandi seluruh Asia Selatan yang kontribusinya sangat penting untukmanajemen bencana yang efektif dan pembangunan yangberkesinambungan. Kutipan dari buku ini akan menjadi masukanuntuk diskusi yang mendalam pada WCDR. Berdasarkan minatpembaca, panduan ini akan diterbitkan dalam bahasa Hindi,Bengali, Urdu di tahun yang akan datang.

Meningkatkan Hubungan antara Bencana dan Pembangunan

Di awal tahun 2004, UNDP meluncurkan laporan globalmengenai “Pengurangan Resiko Bencana: Tantangan bagiPembangunan”. Laporan ini menggunakan asumsi dasar bahwadi banyak negara, proses pembangunan itu sendiri mempunyaidampak yang besar - baik positif maupun negatif - terhadapresiko bencana. Laporan ini menunjukkan bahwa negara-negarayang menghadapi pola bahaya alamiah yang sama seringkalimengalami dampak yang sangat berlainan. Laporan ini telahditerbitkan di banyak negara di Asia, penerbitan terbarudilaksanakan di Iran yang dihadiri oleh perwakilan dari 9 negara.

Laporan “Pengurangan Resiko Bencana” dapat diperoleh di:http://www.undp.org/bcpr/disred/english/publications/rdr.htm

Sistem Informasi dan Inventaris untuk Pengendalian ResikoBencana

Kurangnya informasi tentang pola-pola resiko bencana yangtelah ada dan yang akan muncul telah ditengarai sebagaihambatan utama dalam mencapai pengambilan keputusan yangefektif mengenai kebijakan dan program pengendalian resikobencana di Asia Selatan. Untuk mengatasi hal ini, UNDP denganbantuan dari LA RED (Jaringan Studi Sosial untuk PencegahanBencana di Amerika Latin) mengadaptasi danmengimplementasikan metodologi yang disebut DesInventar,untuk membuat inventarisasi bencana di Asia yang sistematis.Inventarisasi ini dapat menunjukkan pengaruh bencana ditingkat lokal dalam urutan waktu (terutama bencana-bencanaskala kecil dan medium), membantu pemetaan trend resikobencana yang akan muncul dan membantu dalam pembuatankebijakan, desain program dan pembuatan keputusan dalamalokasi sumber daya untuk mengendalikan resiko-resikotersebut. Berdasarkan hasil yang dicapai pada proyekpercontohannya, UNDP memperluas pengenalan metodologi ini.Selain India dan Nepal, metode ini juga diperkenalkan di Vietnamdan Srilangka pada tahun 2004. Negara-negara ini berada padatingkatan yang berbeda dalam hal melembagakan inventarisasi

Rekan Kerja Regional Asia

Pengurangan Bencana di Asia

Page 15: Persiapan AsiaPersiapan Asia untuk Konferensi Duniauntuk ...frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/ISDR-Indo.pdf · yang tepat waktu dari UN/ISDR dan Kemitraan ISDR Asia. Dalam menyatukan

UNESCAP Mempersiapkan WCDRTi Le-HuuStaf Urusan Ekonomi, Seksi Sumber Daya Air,Lingkungan dan Divisi Pembangunan Berkelanjutan, UNESCAP

UNESCAP berperan aktif dalam persiapan WCDR,termasuk di antaranya adalah partisipasinya dalampublikasi UN/ ISDR berjudul “Mengetahui Resiko” yangakan disebarluaskan selama WCDR.

UNESCAP menjalin kerja sama yang erat denganbeberapa organisasi-organisasi internasional danregional dan juga dengan negara-negara anggotaUNESCAP dalam mempersiapkan WCDR. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan langsung dengan persiapanWCDR akan dijelaskan secara singkat di bawah ini.

Kolaborasi dengan Komisi Topan

Dalam kerangka kerja Komisi Topan, yang didirikanoleh 14 anggotanya dengan bantuan UNESCAP danOrganisasi Meteorologikal Dunia (WMO - WorldMeterological Organization), suatu rangkaian kegiatanregional telah dilaksanakan dengan tujuanmempromosikan pencegahan dan kesiagaan terhadapbencana yang berhubungan dengan angin topan.Kegiatan utamanya adalah sebagai berikut:

• Pengembangan panduan untuk pengoperasianbendungan dalam hubungan dengan prakiraanbanjir, dipimpin oleh Repulik Korea.

• Pelatihan kerja untuk anggota Komisi Topanmengenai prakiraan banjir dipimpin oleh Malaysia.

• Perluasan sistem prakiraan banjir untuk beberapalembah sungai, dipimpin oleh Cina.

• Proyek percontohan pembuatan peta bahaya banjir,dipimpin oleh Jepang.

• Proyek evaluasi dan perbaikan sistem prakiraanbanjir operasional yang berfokus pada kinerjamodel, dipimpin oleh Republik Korea.

• Proyek percontohan pembentukan sistem prakiraanbanjir berbasis komunitas, dipimpin oleh Filipina.

• Proyek percontohan pembentukan sistem prakiraandan peringatan terhadap bahaya bencana banjirbandang dan endapannya, dipimpin oleh Jepang.

• Perbaikan produk-produk Hidrologis untukmenjawab kebutuhan pengguna, dipimpin olehFilipina.

• Proyek evaluasi dan peningkatan peralatanhidrologis dan telekomunikasi, dipimpin oleh Cina.

Sebagian besar kegiatan diatas merupakan kegiatanbersama anggota Komisi Topan untuk mempersiapanpartisipasi mereka di WCDR, dimana kegiatan yangberada pada tahap paling lanjut adalah kegiatan yangberhubungan dengan persiapan peta bahaya banjir danpembentukan sistem prakiraan dan peringatanterhadap bahaya banjir bandang dan endapannya.

Aktivitas ini juga bertujuan untuk menunjukkanefektivitas kolaborasi regional dalam menyelaraskanusaha-usaha nasional yang berkaitan dengan

pencegahan dan kesiagaan terhadap bencana. Dalamkonteks ini, suatu simposium internasional dan rapatkerja regional tentang “Hidup dengan Resiko:Menghadapi Bencana-bencana yang Berhubungandengan Topan sebagai Bagian dari Manajemen SumberAir yang Terpadu” diselenggarakan di Seoul pada bulanSeptember 2004 untuk membantu menetapkan suatustrategi yang lebih jelas untuk menunjang usaha regionaldan nasional. Simposium internasional dan rapat kerjaregional ini diselenggarakan oleh KementerianKonstruksi dan Transportasi, Institut TeknologiKonstruksi Korea dan Perusahan Air Korea bekerjasamadengan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur danTransportasi serta Institut Pengembangan InfrastrukturJepang (IDI - Infrastructure Development Institute),ADRC, Sekretariat Komisi Topan dan UNESCAP.

Rapat kerja regional ini meninjau kembali kemajuanpekerjaan dan hasil yang didapat, mengadaptasilangkah-langkah dan prosedur untuk meningkatkanimplementasi dan menghasilkan prosedur yang mendetiluntuk menjamin keberhasilan aktivitas bersama ini.Di samping itu, rapat kerja ini juga mengidentifikasisarana untuk sosialisasi kegiatan pencegahan dankesiagaan terhadap bencana kedalam proses manajemensumber daya air yang terpadu.

Informasi ISDR - Terbitan 1, 2005

Page 16: Persiapan AsiaPersiapan Asia untuk Konferensi Duniauntuk ...frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/ISDR-Indo.pdf · yang tepat waktu dari UN/ISDR dan Kemitraan ISDR Asia. Dalam menyatukan

OCHA MempromosikanKesiapan untuk Respon Efektif

Kolaborasi dengan UNDP dan ECLAC

Dalam usaha bersama untuk menjaminefektivitas integrasi langkah-langkahpencegahan dan kesiagaan terhadap bencanake dalam strategi dan kebijakan pembangunansosio-ekonomi, UNESCAP bekerja samadengan UNDP dan ECLAC (United NasionsEconomic Commission for Latin America danCarribean) telah mulai memperkenalkan danmenerapkan metode baru penaksiran holistikdampak sosio-ekonomi bencana di Asia.Proyek ini didanai oleh UNDP/ BCPR. Setelahpelaksanaan rapat kerja regional pada bulanMei 2004 untuk memperkenalkan metode yangdikembangkan oleh ECLAC ini, tujuh negarayaitu Cina, Laos, Filipina, Pakistan, Sri Langka,Thailand dan Vietnam telah sepakat untukmenggunakan metode ini untuk menaksirdampak bencana hidro-meteorologis.Diharapkan hasilnya dapat dipresentasikandalan WCDR.

Kolaborasi dengan ADPC dan ECHO

Dengan bantuan finansial dari ECHO,UNESCAP dan ADPC telah menyelesaikanimplementasi Tahap 2 kemitraan PenguranganBencana di Asia Tenggara (PDR-SEA 2 -Partnership in Disaster Reduction in South-East Asia) pada tahun 2003/2004. Proyek inibertujuan untuk memperkuat kapasitas dalammempersiapkan dan melindungi masyarakatyang beresiko menjadi korban bencana alammelalui pelatihan dan pertukaran informasi dinegara-negara sasaran di Asia Tenggara. Salahsatu hasil dari PDR-SEA 2 adalah satu set bukupegangan untuk praktisi lapangan CBDRM(Community-based Disaster Risk Manage-ment) dan integrasi dengan prosespembangunan sosio-ekonomi. Mengikutikeberhasilan pelaksanaan Tahap 2, suatuproposal proyek kepada ECHO untukdicalonkan menjadi Tahap 3 PDR-SEA dengantujuan memperkuat dasar CBDRM di AsiaTenggara.

Diharapkan bahwa hasil yang telah dicapaitersebut akan memungkinkan UNESCAP danrekan kerjanya untuk mengambil bagian secaraaktif di WCDR terutama pada sesi-sesi yangberhubungan pemetaan bahaya banjir, CBDRMdan kerjasama regional di Asia.

OCHA sangat gembira bergabung dengan kemitraan Asia yang terdiridari ADPC, ADRC, UNDP, UNESCAP dan UN/ISDR. OCHA bertujuanuntuk memobilisasi dan mengkoordinasi kegiatan kemanusiaan yangefektif dan mendasar dalam kerjasama dengan organisasi-organisasipenggerak nasional dan internasional.

OCHA siap untuk meningkatkan kolaborasi dengan semua pihakterkait dalam manajemen bencana di Asia demi menuju masyarakatyang lebih mempunyai ketahanan terhadap bencana, melaluipendekatan pengendalian resiko bencana yang kuat dan holistik.

Dalam semua tahap siklus bencana, kita semua mempunyai tujuanyang sama yaitu untuk: menyelamatkan jiwa, menjaga kesehatan, danmengurangi penderitaan dan kerugian ekonomi. OCHA mengusulkandimasukkannya masalah-masalah pengurangan bencana sejak siaga,untuk memastikan bahwa kita dapat menarik pelajaran yang dapatdigunakan sebagai dasar untuk kegiatan pemulihan dan rekonstruksiyang berkesinambungan.

Kantor OCHA Kobe telah terlibat dalam banyak kegiatan untukmempromosikan kesiapan tanggapan komunitas humanitarianinternasional baik antar-lembaga maupun secara keseluruhan,termasuk juga peningkatan kapasitas baik pada tingkat lokal maupunnasional di banyak negara. Melalui kerjasama dengan pelaku utamadalam manajemen bencana di Asia seperti ADRC, ADPC, LSM danlembaga-lembaga PBB, OCHA secara aktif berpartisipasi dalammempromosikan pendekatan TDRM. Bersama dengan ADRC, OCHAtelah menyelenggarakan sejumlah rapat kerja dan konferensi tingkatregional dengan dukungan dari berbagai donatur untuk meningkatkanpemahaman manajemen resiko bencana terpadu pada tingkat nasionaldan perencanaan dan kegiatan pembangunan lokal. Selain itu, rapatkerja pelatihan nasional telah diadakan bersama dengan ADRC, UNDP,dan mitra kerja lain di 7 negara Asia.

OCHA Kobe dan ADRC telah secara aktif membantu JaringanPengurangan dan Penanggulangan Bencana Asia (ADRRN - AsianDisaster Reduction and Response Network) untuk memperkuatkerjasama regional pada pengurangan dan penanggulangan bencanadiantara LSM Asia. OCHA juga aktif mendukung kolaborasi regionaldalam kesiagaan terhadap bencana melalui Komisi ManajemenBencana ASEAN (ASEAN Disaster Management Comittee).

Dalam WCDR, OCHA bersama dengan WFP akan menjadi fasilitatorsesi-sesi dalam gugus ke-5: Kesiagaan untuk PenanggulanganBencana secara Efektif (Preparedness for Efective Response). OCHAdan WFP juga akan mengadakan dua sesi: “Kesiagaan Kemanusiaan”(Humanitarian Preparedness) dan “Penilaian untuk meningkatkanrespon secara cepat” (Assesment to enhance immediate response).OCHA juga akan mengadakan pameran foto selama konferensi. BagiOCHA, merupakan hal yang penting untuk menekankan bagaimanakita bisa memperkuat kapasitas pengendalian bencana nasional danlokal. Usaha kerjasama yang terus berlangsung di Asia untukmempromosikan pendekatan TDRM akan memberikan kontribusipada diskusi selama WCDR.

Pengurangan Bencana di Asia

Page 17: Persiapan AsiaPersiapan Asia untuk Konferensi Duniauntuk ...frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/ISDR-Indo.pdf · yang tepat waktu dari UN/ISDR dan Kemitraan ISDR Asia. Dalam menyatukan

UNESCO Bekerja untuk Mengurangi Bencana Alam

Oleh Badaoui Rouhban, Kepala Bagian Pengurangan Bencana Alam, UNESCO, Paris dan Carlos Villacis,Konsultan Koordinator Proyek untuk UNESCO dan UN/ISDR

Sebagai akibat dari pertumbuhan dan konsentrasi penduduk, masyarakat di daerah yang rawan bencanadi Asia dan Amerika Latin menjadi lebih rentan terhadap bencana sedangkan sistem perlindungan yangada tidak dipersiapkan untuk mengatasi meningkatnya kerentanan daerah perkotaan ini.Bencana alamtragis yang terjadi akhir-akhir ini di kawasan-kawasan tersebut, termasuk banjir, badai, dan tanah longsortelah memberikan dampak negatif terhadap pembangunan masyarakat. Sebagai contoh, di Banglades,satu kali bencana banjir dapat mengakibatkan rusaknya 15.000 km jalan raya, 14.000 sekolah, danmenyebabkan kerugian panen padi senilai 500 juta dolar Amerika.

Kerugian akibat bencana alamsangatlah parah dan tragis dinegara-negara dengan ekonomilemah di Asia, Amerika Latin danKaribia. Karena adanya hubunganyang mendasar antara tingkatpembangunan dan kerentananterhadap bencana, dampak daribencana di negara-negara inisangat berhubungan dengantingkat kemiskinan. Olehkarenanya, dibutuhkan adanyapendekatan terpadu dalamperencanaan dan pengambilankebijakan pembangunan, denganmempertimbangkan tujuan-tujuanpengurangan bencana bagikepentingan keseluruhan prosespengembangan sosio-ekonomi. Diatas semua itu, peningkatankapasitas yang semakin membaikdan perencanaan perkotaan yang tepat adalah sangat penting bagi ketahanan di kalanganmasyarakat yang rentan terhadap bencana. Sebagai organisasi yang menyatukan ilmupengetahuan alam, pendidikan, kebudayaan, komunikasi, informasi dan ilmu sosial dankemanusiaan, UNESCO (Organisasi Kependidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB -United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) memiliki peran penting dalammembudayakan pencegahan bencana.

UNESCO bekerjasama dengan UN/ISDR telah melaksanakan proyek “Pengurangan Bencana Alamdi Asia, Karibia dan Amerika Latin” selama tiga tahun terakhir. Proyek tersebut berfokus padaempat kota yang rawan terhadap gempa bumi. Tujuan umum dari proyek ini adalah untukmempromosikan pengembangan dan penerapan praktek-praktek pengurangan bencana yangbijaksana dengan meningkatkan tindakan pencegahan dan kesiagaan terhadap bencana melaluipemberdayaan masyarakat dan penelaahan, penyebarluasan dan penerapan sarana-sarana daninformasi pencegahan. Untuk mencapai tujuan tersebut, proyek ini menjalin kerja sama yang eratdengan pemerintah lokal, para ahli dan institusi-institusi dari kota-kota terpilih di Asia dan AmerikaLatin untuk a) mengevaluasi rencana-rencana penbangunan kota yang telah ada danmemperkirakan pengaruhnya terhadap tingkat resiko gempa bumi di daerah perkotaan tersebut, b)menggunakan trend pertumbuhan kota (demografis, ekonomis) untuk memperkirakan resikogempa yang akan datang jika pertumbuhan perkotaan berlanjut dengan kondisi yang ada sekarang,dan c) mengidentifikasi alternatif langkah-langkah mitigasi bencana yang layak untuk setiap kota

Photo: Pelajar-pelajar Kathmandu memperlihatkan model bangunan mereka setelahdiujicoba.

Kont

ribu

si

Informasi ISDR - Terbitan 1, 2005

Page 18: Persiapan AsiaPersiapan Asia untuk Konferensi Duniauntuk ...frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/ISDR-Indo.pdf · yang tepat waktu dari UN/ISDR dan Kemitraan ISDR Asia. Dalam menyatukan

yang turut serta dalam proyek ini dan melakukan analisa keuntungan-biayauntuk menentukan aktivitas-aktivitas pengurangan resiko yang paling efisienuntuk tiap kota. Kota-kota yang terpilih untuk proyek ini adalah Antofagasta(Chili), Katmandu (Nepal) dan Tijuana (Meksiko). Selain itu, proyek ini telahmulai menjalin hubungan kerja sama dengan kota Dehradun (India). Kantor-kantor UNESCO di Katmandu, New Delhi, San Jose (Costa Rica), Meksikodan Santiago (Chili) dan kantor UN/ISDR di San Jose telah turut membantukegiatan-kegiatan proyek ini.

Proyek ini menempatkan “partisipasi masyarakat lokal” sebagai pusatinisiatif pengurangan bencana dengan meningkatkan permberdayaan danpeningkatan kapasitas staf pemerintah dan pihak-pihak lain yang terlibat.Pekerjaan ini telah terlaksana. Inisiatif ini menghasilkan alternatifperencanaan mitigasi bencana di daerah perkotaan yang disesuaikan dengankebutuhan-kebutuhan khusus dan kapasitas implementasi tiap kota.Alternatif-alternatif ini kemudian menjadi bahan dalam proses perencanaanpembangunan kota. Selain itu proyek ini meningkatkan kapasitas lokaldengan menginstalasikan program untuk penaksiran resiko kedalam sistemkomputer pemerintahan lokal dan melatih pejabat kota dan ahli-ahlisetempat untuk menggunakan dan menerapkan program sarana tersebutuntuk perencanaan perkotaan. Proyek ini juga meningkatkan kesadaranmasyarakat melalui partisipasi aktif institusi-institusi di tiap kota danperwakilan dari berbagai sektor masyarakat selama proyek berlangsung danmelalui interaksi kolaboratif dengan media masa setempat. Selama proyekberlangsung, para profesional dan pejabat dari kota-kota yang berpartisipasimempresentasikan hasil kerja mereka kepada masyarakat internasional danbertukar pengalaman dan praktek-praktek terbaik.

Proyek ini juga melibatkan komponen pendidikan untuk mempromosikanpembentukan suatu budaya kesiagaan dan perencanaan di kota-kota yangturut ambil bagian dalam proyek ini. Proyek-proyek percontohandiimplementasikan dengan sekolah dasar dan menengah setempat . Tujuandari proyek-proyek percontohan ini adalah untuk mendukung pengenalanpengendalian dan pengurangan resiko ke dalam sistem pendidikan di kota-kota yang berpartisipasi, dengan demikian proyek ini akan memberikankontribusi dalam mencapai tujuan jangka panjang untuk menciptakanbudaya pencegahan. Murid-murid sekolah dari kota-kota yang turutberpartisipasi diundang untuk mempresentasikan hasil kerja mereka dalamsimposium akhir di Tijuana, San Jose.

Dampak dari proyek ini dapat segera dirasakan. Rencana-rencanapembangunan kota telah direvisi dengan menyertakan alternatif-alternatifpengurangan resiko yang dihasilkan oleh proyek ini. Perwakilan dariPemerintah Kota Katmandu dalam pertemuan mid-term proyek ini di markasbesar UNESCO di Paris menyatakan: “Keunggulan dari proyek ini adalahbahwa kami, staf pemerintah kota, melakukan penaksiran resiko Kathmanduterhadap gempa dan sekarang kami memahami apa yang membuat kotakami rawan terhadap gempa bumi. Oleh karena itu, kami sekarang bisabertindak untuk mengatasinya”. Tim-tim kerja setempat menggunakanmetode yang dipelajari dalam proyek ini untuk memulai usaha yang samadengan kota-kota lainnya. Komponen pendidikan dalam inisiatif ini telahdinominasikan untuk memperoleh Tech Awards, penghargaan bergengsiyang diberikan setiap tahun di Amerika Serikat.

Pusat PBB untukPengembanganRegional (UNCRD)Mempersiapkan WCDR

UNCRD (United Nations Centre forRegional Development) telah dan akanmelaksanakan berbagai kegiatan untukyang akan memberikan kontribusi untukWCDR. Sebagai acara pra-WCDR,UNCRD menyelenggarakan suatuSimposium Internasional mengenai“Warisan Masyarakat dalamPengendalian Bencana” pada tanggal 7Febuari 2004 di Kobe. UNCRD jugamengadakan suatu KoferensiInternasional tentang “Kemitraan dalamPengelolaan Bencana berbasiskanKomunitas (CBDM - Community BasedDisaster Management) di Asia” padatanggal 24 - 26 Agustus 2004 di Delhi,India sebagai acara pra-WCDR yangbertujuan untuk memprakarsaipembentukan kemitraan dalammenyongsong WCDR. Sebagai tindaklanjut dari konferensi tersebut, UNCRDmembentuk Forum On-Line untukmengumpulkan opini-opini dari seluruhdunia.

Di WCDR, UNCRD berencana untukmendukung Gugus 4 “PenguranganFaktor-faktor Utama Penyebab Resiko”bersama dengan UNEP dan WHO.Di dalam gugus ini, UNCRD akanmengadakan suatu sesi mengenai CBDMyang Berkesinambungan dan sesi“Perumahan yang Lebih Aman”. UNCRDjuga akan mengadakan suatu SimposiumInternasional tentang “Masyarakat yanglebih Aman” dalam Forum Umum.Dalam hubungannya dengan Simposiumini, akan diadakan Demonstrasi MejaGetar yang Telah Diperbaiki (ImprovisedShake Table Demonstration) untukmenyebarluaskan suatu perangkatdemonstrasi pendidikan mengenaiperumahan yang lebih aman untukbangunan-bangunan yang dibangundengan pengetahuan teknis yang tidakmemadai. Diharapkan perangkat ini akansemakin luas digunakan dan padaakhirnya akan mempromosikanimplementasi teknik sederhana untukperumahan tahan gempa bumi dikawasan yang rawan bencana dinegara-negara berkembang.

Kontribusi

Pengurangan Bencana di Asia

Page 19: Persiapan AsiaPersiapan Asia untuk Konferensi Duniauntuk ...frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/ISDR-Indo.pdf · yang tepat waktu dari UN/ISDR dan Kemitraan ISDR Asia. Dalam menyatukan

Pelajaran dari Bam MemberikanInspirasi bagi WCDR

partisipasi aktif masyarakat yang beresiko terkenabencana alam, harus secara sistematis dan sepenuhnyamengintegrasikan Pengurangan Resiko Bencana;

• Pencegahan secara bersama dan membudayakankeamanan (safety culture) harus menjadi suatu bagianterpadu dari program pembangunan dan dipromosikanmelalui kegiatan-kegiatan komunikasi resiko,peningkatan kesadaran dan pendidikan, dengan berfokuspada anak-anak dan keluarga dengan menggunakanberbagai media.

• Wanita berperan penting dalam menjamin pelaksaansemua fase pengurangan resiko bencana secara efektifdan dan kontribusi mereka haruslah ditekankan.

• Pihak penguasa lokal harus menjamin pembangunandaerah perkotaan dan pedesaan secaraberkesinambungan dan memastikan semua strukturdibangun dengan mengutamakan keamanan dan sesuaidengan peraturan, khususnya untuk bangunan-bangunandan infrastruktur penting seperti sekolah dan rumahsakit. Pemberian insentif oleh pihak penguasamerupakan langkah efektif untuk memberlakukan standarkeamanan dan semua jenis pelanggaran terhadap standarkeamanan tersebut harus dikenakan sanksi tanpatoleransi.

• Komunitas ilmiah juga mempunyai tanggung jawab untukmemberikan solusi-solusi yang efektif, tepat guna danterjangkau dalam rancangan dan konstruksi yang dapatmengurangi kerawanan dan tahan terhadap gempa bumi;

• Peningkatan kapasitas sumber daya manusia setempatyang didukung dengan transfer ilmu pengetahuan,pengalaman dan teknologi yang sesuai, di tingkatmasyarakat, nasional, regional maupun internasional.

• Penyediaan sumber daya yang diperlukan untukimplementasi pengurangan resiko gempa bumi adalahprasyarat utama untuk tindakan yang efektif. Dibutuhkanpanduan untuk mengembangkan analisa keuntungan-biaya sebagai insentif untuk mendanai langkah-langkahpengurangan resiko. Mekanisme pembagian resikomelalui kerjasama negara-swasta dapat memberikankontribusi untuk meningkatkan ketahanan terhadapdampak gempa bumi.

Para partisipan menyerukan kepada pemerintah,organisasi-organisasi internasional dan LSM yang sedangmempersiapkan untuk dan akan berpartisipasidi dalam WCDR untuk mengintegrasikan prioritas-prioritastersebut di atas ke dalam hasil Konferensi itu, khususnya kedalam kerangka kerja yang akan dilaksanakan di masa yangakan datang. Implementasi prioritas-prioritas ini akanmendukung tercapainya Strategi Internasional untukPengurangan Bencana (ISDR), Tujuan-tujuan PembangunanMilenium (MDGs - Millenium Development Goals), danpada akhirnya akan mendukung tercapainya pembangunanyang berkelanjutan.

Hampir setahun setelah gempa bumi Bam yang menewaskan26.000 orang, para ahli pengendalian resiko bencana berkumpul diTeheran untuk membicarakan cara untuk mengurangi resikoseismik.

Lebih dari 150 peserta, termasuk perwakilan dari organisasiinternasional, pimpinan penanggulangan resiko bencana, praktisidan ahli seismik dari 20 negara berkumpul di Teheran pada tanggal16-18 November 2004, dan dengan bulat menyetujui satu pesanpenting mengenai pengurangan resiko gempa bumi untuk WCDRdan untuk masa-masa selanjutnya. Seminar ini diselenggarakanoleh OCHA bekerja sama dengan UNDP dan UN/ISDR sertaPemerintah Iran.

“Seminar ini menyoroti kenyataan bahwa meskipun telah adapengertian yang luas mengenai faktor-faktor penyusunpengurangan resiko gempa bumi yang efektif, tetapi penerapannyatidaklah tepat dan tidak mencukupi, karena adanya sejumlah alasansosial, politik dan ekonomi,” kata Rashid Khalikov, Wakil DirekturOCHA di Jenewa. “Adanya diskusi dan kesimpulan yang berfokuspada cara mengatasi hambatan-hambatan ini sangatlahmembesarkan hati”.

“Acara ini terbukti sangat bermanfaat bagi Konferensi Dunia dibulan Januari karena dalam acara ini seluruh spektrum faktor-faktor kunci pengurangan resiko gempa bumi dianalisa secaramendalam, yang mana akan menjadi masukan bagi diskusi di Kobenanti,” kata Sálvano Briceño, anggota UN/ISDR.

Dibutuhkan tindakan-tindakan segera dan berkesinambunganuntuk implementasi yang efisien dari pengetahuan yang adamengenai bagaimana cara mengurangi resiko gempa bumi dinegara-negara berkembang, dengan tujuan utama menyelamatkanjiwa manusia dan mengurangi kerugian ekonomis.

Dalam pertemuan ini, prioritas-prioritas di bawah ini berhasildiidentifikasikan:

• Kebijakan-kebijakan Pengurangan Resiko harus menjadiprioritas utama dalam rencana pembangunan pada semuatingkatan. Keseimbangan yang murni antara penanggulanganpasca-bencana dan kesiagaan, pencegahan dan pengurangansebelum bencana adalah sangat penting.

• Pihak penguasa perlu untuk menerapkan strategi yangterintegrasi, komprehensif dan dapat mengakomodasi berbagaijenis bencana untuk pengurangan resiko bencana termasukpencegahan, mitigasi, kesiagaan, penanggulangan, pemulihandan rehabilitasi. Hal ini dapat dipenuhi dengan adanya interaksimultidisiplin dan antar sektor, dengan mempertimbangkanmasalah-masalah sosio-ekonomi dan budaya, dan melibatkanmasyarakat sipil dari dunia internasional maupun lokal.

• Partisipasi masyarakat secara maksimal, desentralisasitanggung jawab dan sumber daya secara tepat dan pembagiantanggung jawab yang jelas merupakan pertimbangan utama.

• Proses perencanaan pembangunan termasuk perencanaanperkotaan dan penggunaan tanah, strategi pengurangankemiskinan dan kerangka kerja pembangunan, dengan

Informasi ISDR - Terbitan 1, 2005

Page 20: Persiapan AsiaPersiapan Asia untuk Konferensi Duniauntuk ...frdaus/PenelusuranInformasi/tugas2/data/ISDR-Indo.pdf · yang tepat waktu dari UN/ISDR dan Kemitraan ISDR Asia. Dalam menyatukan

Berlangganan

Untuk berlangganan Pengurangan Bencana di Asia - Informasi ISDR secaracuma-cuma, silakan mengirimkan informasi mengenai nama lengkap danalamat surat Anda (dan institusi atau organisasi di mana Anda bekerja (tidakdiwajibkan)) kepada [email protected]

Majalah ini menerima masukan di bidang pengurangan (pencegahan danmitigasi) bencana. Silakan mengirimkan masukan Anda melalui email [email protected]

Kami menerima artikel atau opini mengenai proyek, aktivitas, program, inisiatif di bidang pendidikan, danpelajaran yang diambil dari pengalaman. Kami juga menerima makalah ilmiah maupun teknis juga beritamengenai rapat kerja, seminar, dan pertemuan yang akan datang, publikasi, video, CD-ROM dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan bencana.

Masukan boleh menampilkan foto, grafik, bagan ataupun ilustrasi lain. Masukan tidak boleh lebih dari1,500 kata. Masukan harus singkat dan padat sehingga dapat menjelaskan latar belakang kasus danseluas mungkin ragam gagasan. Jika Anda menggunakan akronim dari lembaga nasional maupun re-gional, harap mencantumkan nama lengkap lembaga tersebut saat pertama kali disebutkan. Di akhirwacana, harap Anda mencantumkan informasi berikut ini:• nama orang yang dapat dihubungi jika dibutuhkan informasi lebih lanjut• lembaga yang diwakilinya• nomer telepon dan faksimil, alamat surat dan alamat email

Mengirimkan masukan