Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

36
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SAHID JAKARTA Diajukan untuk melengkapi syarat kelengkapan MAKALAH TUGAS UAS ”PEMBENTUKAN IMAGE DALAM KEGIATAN KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK” PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT Nama / NPM : M. Eric Harramain 200822320003 Jurusan : Magister Ilmu Komunikasi Mata Kuliah : Management Pencitraan Dosen : Prof. Dr. Harsono Suwardi, MA

description

Berikut ini merupakan makalah untuk melengkapi study kasus UAS Mata Kuliah Management Pencitraan, yang di sadur dari berbagai sumber terkait Politik di Indonesia 2010. mengenai Pencitraan sebuah Ormas atau Partai di awal kemunculannya. Oleh: M. Eric Harramain (Sekolah PascaSarjana Sahid Jakarta).

Transcript of Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

Page 1: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SAHID JAKARTA

Diajukan untuk melengkapi syarat kelengkapan MAKALAH TUGAS UAS

”PEMBENTUKAN IMAGE DALAM KEGIATANKOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK”

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT

ATAS PARTAI DEMOKRAT

Nama / NPM : M. Eric Harramain 200822320003

Jurusan : Magister Ilmu Komunikasi

Mata Kuliah : Management Pencitraan

Dosen : Prof. Dr. Harsono Suwardi, MA

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SAHID JAKARTA2010

Page 2: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................ ii

DAFTAR TABEL ……………...……….………………………… iii

DAFTAR GAMBAR ……………...……….……………………… iv

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………… v

1 PENCITRAAN ………………………………...................... 11.1. Membangun Identitas Merek ................................... 11.2. Komponen Identitas Merek ...................................... 11.3. Syarat Memilih Identitas Merek …………..…............ 5

2 POLITIK …………………………………………….………... 82.1. Definisi Komunikasi Politik ……………….…............ 82.2. Unsur Komunikasi Politik ……………….................... 92.3. Partai Politik & Ormas …………….…………............ 11

3 PENJELASAN ……………………………………………... 123.1. Data - Data .............................................................. 133.2. Ormas Nasional Demokrat ...................................... 143.3. Partai Demokrat …………..…………....................... 153.4. Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat ………… 16

DAFTAR PUSTAKA ……………..……………………………... 18

LAMPIRAN ………………………………………………………. 19

2/25

Page 3: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Data: Ormas Nasional Demokrat & Partai Demokrat ...... 13

3/25

Page 4: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Komponen Identitas Merek (Brand) atau Diri (Personal) 2

2. Unsur Pembentuk Komunikasi Politik …...................... 9

3. Logo Ormas Nasional Demokrat ……………………….. 14

4. Logo Partai Demokrat ……………………………………. 15

4/25

Page 5: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Surat Pernyataan Orisinalitas Karya Ilmiah (M. Eric H)........ 19

5/25

Page 6: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

1. PENCITRAAN

Dalam proses pemasaran (marketing) salah satu strategi yang

digunakan untuk membangun suatu pencitraan adalah strategi identitas

merek. Pencitraan suatu merek (brand) atau diri (personal) dapat

digunakan sebagai perekat hubungan persepsi antara partai politik

dengan khalayaknya. Proses pencitraan suatu merek (brand) atau diri

(personal) harus dilakukan secara hati – hati, jika salah strategi dalam

pencitraan akan membawa kejatuhan dari partai politik tersebut.

Melihat pentingnya arti citra diri, maka dalam makalah ini, penulis

berusaha menyajikan penjelasan mengenai sub-bab mengenai pencitraan,

dikaitkan dengan politik, dan study kasus terbaru di tahun 2010 ini.

1.1. MEMBANGUN IDENTITAS MEREK

Identitas sering diartikan sebagai suatu ciri yang melekat pada

suatu objek dimana hal tersebut menjadi pembeda dengan objek yang

lain. Bagi suatu merek (brand) atau diri (personal), dimana dengan

identitas yang khas dan spesifik akan memudahkan dalam

mengidentifikasi sebuah merek atau personal diantara yang lainnya.

Manfaat dari sebuah identitas merek (brand) atau diri (personal)

adalah untuk merefleksikan keyakinan, tujuan – tujuan, karakter, serta

semangat sebuah merek sehingga pemosisian yang kompetitif dapat

terpatri di benak khalayak. Jika kondisi ini telah terealisasi dengan baik,

biasanya identitas dapat dijadikan sebagai “benteng” bagi merek (brand)

atau diri (personal) dalam banyak hal lainnya.

1.2. KOMPONEN IDENTITAS MEREK

Identitas suatu merek (brand) atau diri (personal) biasanya tidak

bisa berdiri sendiri, melainkan terdiri dari beberapa komponen yang saling

terkait dan saling mendukung. Tujuannya satu, yaitu bagaimana

mengukuhkan merek (brand) atau diri (personal) di mata khalayaknya.

6/25

Page 7: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

NamaLogo & DesignWarnaSlogan & TaglineEndorser MerekKarakterSitus Web & URL

IdentitasMerek

Menurut Sadat (2009: 49), dimana beberapa komponen identitas

merek (brand) atau diri (personal) digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Komponen Identitas merek (brand) atau diri (personal)

(1) Nama

Ada sebuah ungkapan dalam Sadat (2009), dimana “Nama tidaklah

mengubah realitas, tapi dapat mengubah citra”. Pada sebuah merek

(brand) atau diri (personal), nama jelas merupakan sesuatu yang

sangat penting karena menjadi bagian dari identitas yang ingin kita

bangun. Nama juga menjadi pengukuhan atas sebuah eksistensi dari

suatu produk dan citra diri seseorang, yang membedakannya dengan

produk atau citra diri orang lain.

(2) Logo & Design

Logo atau lambang digunakan sebagai penggambaran sesuatu, yang

bertujuan untuk menyampaikan sejumlah makna yang ditujukan

kepada khalayaknya. Logo atau simbol atau lambang digunakan dalam

partai politik untuk mengidentifikasikan organisasi, partai, dan profesi

7/25

Page 8: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

orang – orang di dalamnya. Melalui design logo yang menarik, sebuah

organisasi dapat membangun berbagai asosiasi yang dapat memberi

kesan kepada khalayak pemilihnya dalam proses komunikasi.

(3) Warna

Pemilihan warna tertentu bagi sebuah partai politik atau ormas

dilakukan karena warna dianggap mampu mewakili sejarah atau spirit

tertentu. Pemilihan warna bukan semata asal pilih, melainkan sebagai

perlambang pesan atau kesan yang ingin dicitrakan. Bagi sebuah

merek (brand) atau diri (personal), penggunaan warna khusus

bertujuan untuk mengukuhkan identitas mereka. Pengunaan warna

juga memiliki kemampuan impresi yang cepat dan kuat pada otak

manusia dalam proses mengenali.

Menurut Sadat (2009: 58 – 59), pemilihan warna dapat memberikan

impresi tertentu di benak khalayak, diantaranya:

Merah : Agresif, penakluk, dominan dan vital (hidup).

Kuning : Kejayaan, mewakili sifat cahaya, kegemilangan

Dalam mencapai tujuan.

Hijau : Keseimbangan, keselarasan, ketenangan, daya baru

Biru : Mengesankan kedalaman, modern, sifat yang tidak

terhingga, ketegasan, harapan, dan kemapanan dari

sebuah cita-cita serta semangat dan kebudayaan

baru yang maju dan beretika intelek.

Hitam : Gelap, lambang untuk sifat gulita & kegelapan.

Putih : Terang, cahaya, kesucian, dan bersih.

Abu – abu : Netral, tidak adanya sifat atau kehidupan spesifik,

ambiguitas.

(4) Slogan & Tagline

Sebuah tagline bisa saja dijadikan sebagai slogan bagi sebuah merek

(brand) atau diri (personal). Tagline biasanya dirumuskan secara

mendalam untuk mengkomunikasikan pemosisian sebuah merek

(brand) atau diri (personal). Penempatan tagline biasanya

8/25

Page 9: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

berdampingan dengan logo merek (brand) atau diri (personal).

Sementara slogan sering digunakan untuk iklan yang bertujuan untuk

membangkitkan ingatan atau kesadaran khalayak terhadap merek

(brand) atau diri (personal) secara cepat. Sebuah slogan bisa diartikan

sebagai ”kesimpulan” dari janji merek (brand) atau diri (personal)

kepada khalayak, oleh sebab itu slogan sebaiknya dibuat agar mudah

diingat dan diucapkan.

(5) Endorser Merek

Dalam perspektif pemasaran, endorser sebuah merek (brand) atau diri

(personal) lazim disebut juga sebagai tokoh ikon. Para tokoh ini

(endorser) biasanya dipilih karena kecakapan, dan cukup dikenal luas

oleh masyarakat, seperti: artis, atlet berprestasi, pejabat, atau tokoh

masyarakat, tujuannya adalah agar efek ketokohan mereka akan

”menular” pada merek (brand) atau diri (personal) yang diiklankan.

Efektivitas penggunaan endorser sebagai penganjur merek (brand)

atau diri (personal) telah banyak dimanfaatkan oleh merek terkenal.

Pemilihan ikon tentu saja dilakukan dengan berbagai pertimbangan,

misalnya kesesuaian personalitas merek (brand) atau diri (personal)

dengan karakter merek. Dalam sebuah teori personalitas merek (brand

personality theory), keberadaan endorser sangat penting dalam

mempertegas pemosisian merek di mata khalayak. Para tokoh ikon ini

bisa saja mewakili karakter seperti intelek, berwibawa, tegas,

bertenaga, modern, menyenangkan, bersih dari korupsi, bersih dari

catatan buruk di masa lalu, humoris, muda, berprestasi, dan lain

sebagainya. Tanpa karakter yang sesuai, sebuah merek atau partai

akan kehilangan ruhnya.

(6) Karakter

Untuk memudahkan proses komunikasi, maka biasanya beberapa

organisasi atau partai politik akan mengkaitkan dengan sebuah

karakteristik tertentu. Bentuk karakteristik bisa sangat beragam, antara

lain: orang, kartun, hewan, atau kombinasi unik lainnya. Secara umum,

9/25

Page 10: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

menurut Sadat (2009: 71) berikut ini beberapa hal yang perlu dijadikan

sebagai acuan perhatian dalam mengembangkan sebuah karakter

bagi sebuah merek (brand) atau diri (personal), yaitu:

Mampu memberikan impresi yang kuat, sehingga mudah diingat.

Memiliki kejelasan (clarity), sehingga mampu bertahan lama di

benak khalayaknya.

Memiliki sifat keaslian (orisinality), karakter yang dipilih adalah

proses yang tumbuh dari keyakinan yang terdalam. Diciptakan

sendiri, bukan PLAGIAT, sehingga benar – benar mampu

terintenalisasikan dengan merek (brand) atau diri (personal).

Memiliki ketepatan, artinya karakter yang dipilih benar – benar

dapat mewakili merek (brand) atau diri (personal).

Berbeda, artinya karakter harus mampu menjadi pembeda yang

kontras dengan yang lainnya.

Bernilai positif, sebuah karakter harus memiliki asosiasi positif,

tidak berbenturan dengan pandangan dan kepercayaan khalayak.

Karakter – karakter tersebut dimaksudkan agara karakter yang

dipilih mampu menjembatani merek dengan cara berfikir khalayaknya.

(7) Situs Web & URL

Kehadiran internet secara radikal merevolusi berbagai proses

komunikasi yang dilakukan sebelumnya, termasuk komunikasi yang

dilakukan partai politik melalui Uniform Resource Locators (URL) atau

nama domain (domain name) di dalam dunia maya sangat penting

untuk mendeteksi lokasi situs Web dari sebuah merek (brand) atau diri

(personal). Saat mengunjungi situs pencari seperti www.google.com

dengan mengetik URL tertentu pada kotak pencari (search), maka kita

akan dimudahkan menemukan nama merek (brand) atau diri

(personal) secara spesifik di halaman situs tertentu. Dalam kasus yang

akan dibahas penulis pada makalah kali ini, URL yang dimiliki

beberapa merek atau partai politik terkenal bahkan tidak jarang dibajak

oleh pihak – pihak tertentu, yang tujuannya memanfaatkan keuntungan

10/25

Page 11: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

dari popularitas partai politik terkenal itu. Sebagai contoh Partai

Demokrat yang diplagiatisme oleh kedok ”ormas” Nasional Demokrat.

1.3. SYARAT MEMILIH IDENTITAS MEREK

Identitas yang dipilih oleh sebuah merek (brand) atau diri (personal)

idealnya memiliki makna dan asosiasi – asosiasi yang dapat digunakan

dalam berbagai keadaan. Hal ini diperlukan untuk memudahkan sebuah

merek (brand) atau diri (personal) jika ingin memperluas pasar, segmen,

bahkan melintas etnis an wilayah geografis. Berikut ini beberapa kriteria

syarat pemilihan identitas merek, diantaranya:

Mudah diingat (mark-ing)

merek (brand) atau diri (personal) yang berhasil adalah merek

(brand) atau diri (personal) yang dapat diingat dengan mudah oleh

khalayak dalam jangka yang panjang. Ingatan khalayak terhaap

identitas yang dimiliki merek (brand) atau diri (personal), tentu saja

akan menambah ekuitas.

Menarik perhatian

Logo yang dipilih harus memiliki unsur menarik perhatian (eye

catching), memiliki daya tarik visual, sehingga walaupun berada

diantara kerumunan partai politik, logo tersebut mampu menarik

perhatian khalayak secara dominan dibandingkan dengan bentuk

yang lain. Perlu diingat, logo yang terbukti sukses, biasanya akan di

PLAGIAT oleh Ormas atau partai politik lain, guna mendongkrak

kepopuleran partainya, walau tidak ada jaminan, PLAGIAT itu untuk

sukses kedepannya.

Berbeda

Salah satu kunci utama keberhasilan sebuah merek (brand) atau

diri (personal) adalah karena kemampuan untuk tampil berbeda,

bukan sebagai pengekor atau Plagiatisme. Menjadi berbeda berarti

menciptakan kategori tertentu di benak khalayak, sehingga sebuah

merek (brand) atau diri (personal) akan terhindar dari komoditisasi.

11/25

Page 12: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

Menciptakan perbedaan basanya tidaklah mudah, maka diperlukan

strategi dan proses yang tidak singkat. Sehingga dalam poin ini,

sebuah merek (brand) atau diri (personal) yang memplagiat, secara

tidak sadar, mereka sudah mendeklarasikan kegagalan atas

kesuksesan di awal kemunculannya.

Memiliki makna

Dalam mendesain sebuah identitas merek (brand) atau diri

(personal) biasanya berdasarkan makna tertentu yang dimiliki.

Mengundang kesukaan

Beberapa komponen identitas yang dipilih hendaknya mengundang

kesukaan bagi yang melihatnya. Efek kesukaan yang timbul

sebagai respon dari identitas yang dipilih tentu saja akan menjadi

keunggulan tersendiri bagi merek (brand) atau diri (personal).

Fleksibel

Fleksibilitas terkait dengan konteks di mana sebuah merek (brand)

atau diri (personal) berada. Hal ini menjadi sangat penting jika

sebuah merek (brand) atau diri (personal) akan memperluas

asosiasi atau lingkup wilayah geografisnya. Hal ini terjadi karena

setiap komunitas atau individu memiliki kultur masing – masing.

Fleksibilitas sangat membantu sebuah partai politik dalam

memasarkan produknya dengan menggunakan merek (brand) atau

diri (personal) yang mereka miliki, tanpa harus membangun merek

(brand) atau diri (personal) baru yang tentu saja membutuhkan

waktu dan biaya yang tidak sedikit.

Proteksi

Proteksi menjadi unsur yang sangat penting untuk melindungi

merek (brand) atau diri (personal) dari serangan pesaing, termasuk

proteksi dari para imitator (plagiator) yang baru – baru ini mulai

menunjukkan diri, guna memanfaatkan situasi dan kondisi. Dengan

12/25

Page 13: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

demikian unsur proteksi harus dipikirkan dalam perspektif yang luas

dan berjangka panjang.

Makalah ini menyoroti dan mengkritisi apa yang sedang terjadi

dibalik dibentuknya sebuah ormas bentukan Partai Golkar

”Nasional Demokrat” yang terkesan sebagai bentuk PLAGIATISME

atas Partai Demokrat, disaat partai ini sedang mengalami sedikit

masalah terkait kasus Bank Century. Dan sudah sepantasnya

Partai Demokrat untuk terus mengamati gerak langkah ormas ini,

dengan cara memproteksi Partai Demokrat, sehingga jika

kedepannya terbukti ada Plagiatisme, maka Partai Demokrat

mampu untuk membawa hal ini ke ranah hukum peradilan.

2. POLITIKKonsep politik menurut Dahlan (1999) dalam Cangara (2009: 35),

adalah suatu bidang disiplin yang menelaah perilaku dan kegiatan

komunikasi yang bersifat politik.

Sebelum kita masuk mengenai komunikasi politik, ada baiknya kita

melihat kilas balik singkat mengenai sejarah ”politik” yang kelam dan jauh

dari demokrasi seutuhnya di Indonesia, dimana dalam kehidupan sehari –

hari kita telah mengenal istilah ”politik” sebagai segala sesuatu yang

dilaksanakan atas dasar kepentingan kelompok atau kekuasaan. Proses

pengangkatan dan pencopotan jabatan seseorang kepala kantor misalnya

kadang dilakukan atas pertimbangan politik. Konflik yang terjadi dengan

memicu pertarungan antar etnis atau agama, juga bisa disebabkan oleh

politik. Di Indonesia ketika rezim Soeharto masih terus berkuasa ketika itu,

banyak orang trauma jika dianggap berindikasi partai politik tertentu, tetapi

merasa aman jika ia mengaku sebagai ”orang Golkar”. Banyak kantor –

kantor baik pemerintah maupun swasta ketika itu, dimana seorang

karyawan akan sulit sekali memperoleh promosi jabatan jika ia diketahui

sebagai pendukung salah satu partai di luar GOLKAR (Golongan Karya).

13/25

Page 14: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

2.1. DEFINISI KOMUNIKASI POLITIK

Menurut Meadow dan Nimmo dalam Cangara (2009: 35), dimana

definisi komunikasi politik menurut Meadow memberi tekanan bahwa

simbol – simbol atau pesan yang disampaikan itu secara signifikan

dibentuk atau memiliki konsekuensi terhadap sistem politik. Tetapi Nimmo

kembali mengutip Meadow dalam bukunya, dimana hanya memberikan

tekanan pada pengaturan umat manusia yang dilakukan di bawah kondisi

konflik (under the condition of conflict).

Menurut McNair (2003) dalam Cangara (2009), dimana komunikasi

politik murni membicarakan tentang alokasi sumber daya publik yang

memiliki nilai, petugas yang memiliki kewenangan untuk memberi

kekuasaan dan keputusan dalam pembuatan undang – undang atau

peraturan, baik itu legislatif atau eksekutif, serta sanksi – sanksi, baik

berupa hadiah (reward) dan hukuman (punishment).

Menurut Doris Graber (1981) dalam Cangara (2009), komunikasi

politik tidak hanya sebatas retorika kekuasaan semata, tetapi juga

mencakup simbol – simbol bahasa, seperti bahasa tubuh serta tindakan –

tindakan politik, seperti: baikot, protes, unjuk rasa dan demonstrasi.

Secara umum definisi komunikasi politik adalah suatu proses

komunikasi yang berimplikasi atau memiliki konsekuensi terhadap aktivitas

politik. Dan untuk membedakan antar tiap disiplin dalam studi ilmu

komunikasi, terletak pada sifat dan isi pesannya.

2.2. UNSUR KOMUNIKASI POLITIK

Hampir serupa dengan disiplin ilmu komunikasi lainnya, dimana

komunikasi politik menurut Nimmo (1978); Mansfield dan weaver (1982)

dalam Cangara (2009: 37), sebagai body of knowledge juga terdiri atas

berbagai unsur, diantaranya:

14/25 Lingkungan

KomunikatorPolitik

PesanPolitik

MediaPolitik

TargetPolitik

EfekKomunikator

Politik

Umpan Balik

Page 15: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

Gambar 2. Unsur Pembentuk Komunikasi Politik

Komunikator Politik

Komunikasi politik tidak semata terkait dengan partai politik, namun

juga lembaga pemerintahan baik legislatif dan eksekutif. Seorang

komunikator politik adalah perorangan atau kelompok orang yang

mampu memberikan informasi mengenai hal – hal yang mengandung

makna atau bobot politik, contohnya: Presiden, Menteri, Anggota DPR,

MPR, KPU, Gubernur, Bupati atau Walikota, politisi, fungsionaris partai

politik, dan kelompok – kelompok penekan dalam masyarakat yang

bisa mempengaruhi jalannya pemerintahan.

Pesan Politik

Pesan politik adalah pernyataan yang disampaikan baik verbal

maupun non verbal, baik tertulis maupun tidak tertulis, yang isinya

mengandung bobot politik.

Contohnya: Undang – undang pemilu, pidato politik, pernyataan politik,

debat kandidat, perang urat syaraf (psywar), makna logo, warna

bendera partai, bahasa tubuh tokoh (body language) partai politik.

Saluran atau Media Politik

Media politik merupakan alat atau sarana yang digunakan oleh

komunikator politik guna menyampaikan pesan politiknya. Contohnya:

Media elektronik (TV, radio, internet, film), media cetak (koran,

majalah, buku), media format kecil (brosur, selebaran, stiker), media

luar ruang (baliho, spanduk, reklame), electronic board (bendera, pin,

logo, kaos, iklan mobil, kalender, gantungan kunci, payung, dll), dan

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membangun citra politik

(political image building).

15/25

Page 16: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

Sasaran atau Target Politik

Sasaran aalah anggota masyarakat yang diharapkan akan

memberikan dukungannya sebagai pemberi suara (voters) kepada

partai atau kandidat yang mereka dapat percayai dalam pemilihan

umum.

Pengaruh atau Efek Komunikasi Politik

Diharapkan terciptanya pemahaman terhadap sistem pemerintahan

dan partai politik, dimana hasil akhirnya bermuara pada pemberian

suara (vote) atas partai politik tersebut.

2.3. PARTAI POLITIK & ORMAS

Definisi Partai Politik menurut Undang – undang No. 31 tahun 2002

Republik Indonesia dalam Cangara (2009: 209), dinyatakan partai politik

adalaha organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara

Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan

cita – cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat,

bangsa, dan negara melalui pemilihan umum.

Dari pengertian partai politik tadi diatas, ada tiga prinsip dasar dari

partai politik, diantaranya adalah:

Partai sebagai koalisi.

Partai sebagai organisasi

Partai sebagai pembuat kebijakan (policy making)

Dari ketiga prinsip dasar partai politik diatas, dapat kita jabarkan

perbedaan antara partai politik, gerakan (movement), dan kelompok

penekan (pressure group), dimana penjelasan singkatnya sebagai berikut:

Partai Politik adalah wadah atau institusi kumpulan koalisi ormas

dari berbagai kepentingan untuk membangun kekuatan mayoritas,

dimana di dalamnya menjadi wadah perjuangan, yang

merepresentasikan dari sejumlah orang atau kelompok, serta turut

16/25

Page 17: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

memberi pengaruh dalam pengambilan keputusan di pemerintahan, di

mana kader partai tersebut menuduki posisi melalui kolegitas partai.

Contohnya: Partai Demokrat (Partai Pemenang Pemilu 2009, 61%

pemilih nasional).

Gerakan adalah kelompok atau golongan yang ingin mengadakan

perubahan, atau menciptakan suatu lembaga baru dengan memakai

cara – cara politik. Contohnya: Ormas ”Nasional Demokrat” bentukan

dewan penasihat Partai Golkar, Surya Paloh.

Kelompok Penekan (pressure group) biasanya disebut juga

sebagai kelompok kepentingan, yang memperjuangkan kepentingan

dan berusaha memberi pengaruh terhadap kekuatan politik yang ada

di parlemen untuk mendapatkan keputusan yang menguntungkan dan

menghindari keputusan yang merugikan. Kelompok penekan, baik

kelompok, golongan, ataupun partai ini, biasanya tidak berada di

parlemen atau bisa disebut juga sebagai ”barisan sakit hati” karena

tidak mendapatkan kue pemerintahan. Contohnya: PDIP, Partai

Hanura, Partai Gerindra, dan Ormas Nasional demokrat (berpotensi

juga menjadi kelompok penekan di masa mendatang).

3. PENJELASANPada bab ini, sesuai dengan tema makalah management

pencitraan, ”Persepsi Publik Terkait Pembentukan Ormas Nasional

Demokrat Atas Partai Demokrat”. Penulis memposisikan diri sebagai

bagian dari masyarakat mayoritas atau lebis spesifik sebagai bagian dari

pemilih Partai Demokrat, melihat fenomena pembentukan sebuah ormas

yang tidak ada hubungannya dengan struktur Partai Demokrat,

management Partai Demokrat, dan anggota Partai Demokrat, yang

ternyata di awal kemunculannya memiliki banyak kemiripan terkait dengan

Partai Demokrat. Ada apa dibalik semua ini?, Apakah ini sebagai unsur

kesengajaan di dalam politik?, yang mana demi upaya mencari massa,

maka kelompok orang dari beragam partai politik ”barisan sakit hati”

17/25

Page 18: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

membentuk suatu ormas yang notabene ”terlihat” cukup mirip atas

penampilan fisik dan kemasan awal kemunculannya di tengah

masyarakat.

Penulis akan berusaha mengidentifikasi secara singkat, mulai dari

kemunculannya sampai kondisi yang berkembang, sampai saat makalah

ini ditulis (hari Rabu, 24 Februari 2010).

3.1. DATA - DATA

Berikut ini beberapa data - data terkait kemunculan Ormas

Nasional Demokrat atas Partai Demokrat.

Identitas Merek Brand I Brand II

(logo)

Nama Ormas Nasional Demokrat Partai Demokrat

Warna Biru - Kuning Biru – Merah - Putih

Slogan & Tagline Gerakan Perubahan Indonesia Bisa !

Endorser MerekSurya Paloh

Sri Sultan hamengkubuwono X

Susilo Bambang Yudhoyono

(SBY)

Karakter

Impresi & Clarity

(belum jelas)

Orisinalitas (Plagiat)

Mengekor

Karakter belum jelas

Nilai positif (belum jelas)

Impresi & Clarity

yang jelas

(SBY Presidenku)

Orisinalitas (Asli)

Berbeda

Karakter kuat &

santun

Nilai positif (simpatik)

Latar Belakang Ormas Bentukan Partai Golkar Partai Demokrat

Situs Web & URL http://www.nasionaldemokrat.org http://www.demokrat.or.id/

(pemosisian) Gerakan Partai Politik

18/25

Page 19: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

3 Prinsip Dasar

Partai Politik

Gerakan

Kelompok

Penekan

&

Berpotensi sebagai

(Kelompok Penekan)

Tabel 1. Data: Ormas Nasional Demokrat & Partai Demokrat

3.2. ORMAS NASIONAL DEMOKRAT

Dalam situs okezone.com (2010.a), Nasional

demokrat merupakan ormas yang

dideklarasikan oleh Surya Paloh dan

beberapa tokoh lintas budaya dan politik.

Ormas Nasional demokrat dalam

kemunculannya bukan sekedar gerakan moral

dan sosial, yang menyuarakan suara rakyat

yang selama ini tidak terdengar oleh partai

politik atau pemerintah.

Dalam Inilah.com (2010), Salah seorang

deklarator di gerakan Nasional Demokrat, yang sekaligus sebagai mantan

ketua umum PP Muhamadiyah, Syafii Ma’arif mengatakan, beliau hanya

diminta sebagai deklarator saja, namun tidak berminat untuk bergabung

menjadi anggota ormas tersebut, dikarenakan dianggap Nasional

Demokrat tidak penting. Ma’arif terlibat dalam deklarasi tersebut hanya

sebatas senoir citizen.

Dalam situs Indonesiamatters.com (2010), Ormas Nasional

Demokrat merupakan sebuah pergerakan manuver politik baru yang

masih misterius dipimpin oleh Surya Paloh.

Dalam situs Mediaindonesia.com (2010), Effendi Gazali

mengatakan, kemunculan organisasi massa (ormas) Nasional Demokrat

yang dimotori Surya Paloh, dan Sultan Hamengku Buwono XI diharapkan

bisa menjadi dikotomi antara nasional demokrat dengan neolib demokrat.

19/25

Page 20: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

Dalam artikel situs okezone.com yang lain (2010.b) tertanggal 22

Februari 2010, dimana menyoroti pandangan miring masyarakat sejak

kemunculannya, Inisiator nasional demokrat cabang Sulawesi Selatan -

Ilham Arief Sirajuddin buka suara dengan mengatakan, Nasional

Demokrat tidak akan menantang pemerintah. Namun Ilham mengatakan,

bahwa tidak menutup kemungkinan Nasional demokrat akan menjadi

partai politik.

3.3. PARTAI DEMOKRAT

Partai demokrat adalah sebuah partai politik

yang didirikan pada 9 September 2001. dan

disahkan paa 27 Agustus 2003. Pendirian

partai ini erat kaitannya dengan niat untuk

membawa Susilo Bambang Yudhoyono,

yang kala itu menjadi Menteri Koordinator

bidang Politik dan Keamanan di bawah Presiden Megawati, menjadi

presiden. Karena hal inilah, Partai Demokrat terkait kuat dengan figur

(endorser) Yudhoyono.

Di awal kemunculan dan mengikuti pemilihan umum tahun 2004,

Partai Demokrat meraih suara sebanyak 7,45 % (8.455.225 pemilih) dan

memperoleh 57 kursi di DPR RI. Walau perwakilan DPR menempati

peringkat ke 5, namun kepopuleran SBY mampu menjadikan tokoh Partai

ini sebagai orang nomor 1 di Indonesia (Presiden RI pertama yang dipilih

secara langsung oleh rakyatnya).

Dari hasil pemilu 2009 lalu, Partai Demokrat menjadi pemenang

mutlak, baik di legislatif, sebanyak 148 kursi (26,4 %) di DPR RI, dengan

perolehan suara sebanyak 21.703.137 pemilih se-Indonesia. Dan di

pemerintahan Partai Demokrat menempatkan kembali Endorsernya

sebagai Orang Nomor 1 di Indonesia, (60 % pemilih) sebagai Presiden

Republik Indonesia yang akan memimpin kembali kabinetnya jilid dua.

Menjelang 100 hari kepemimpinan Presiden Susilo Bambang

Yuhoyono, bersama koalisi partai-partai pendukung pemerintah adalah

20/25

Page 21: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

Partai Demokrat (PD), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat

Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai

Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Golkar (PG), pemerintah

dihadapkan dengan skandal kasus bank Century yang berdampak

sistemik tidaklah tepat, yang kemudian menyeret Wakil Presiden,

Boediono, dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani untuk diadili terkait kasus

Centrury tersebut.

3.4. PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

Belum lepas perhatian masyarakat yang mengikuti kasus Century

ini, ternyata Surya Paloh, seorang dewan penasehat Partai Golkar

memprakarsai pembentukan manuver politik dengan melahirkan Ormas

Nasional Demokrat, seolah-olah ”memanfaatkan kesempatan dalam

kesempitan” , dimana dari pemilihan nama, bentuk logo, pemilihan warna

lambang, bentuk pencitraan yang dilakukan hampir mirip atau terkesan

”Plagiatisme” dari Partai Demokrat.

Hal ini dipersepsikan di mata publik, khususnya 60% pemilih

Presiden SBY dan Partai Demokrat, publik menjadi: menjadi geram,

marah, kecewa bahkan memandang miring atas pencitraan awal yang

dilakukan oleh Ormas yang bernama Nasional Demokrat, bahkan opini

publik di situs pertemanan facebook, dan milis di URL tertentu, ramai

membicarakan hal ini, dimana mayoritas menyalahkan dan akan

mengamati manuver apa lagi yang akan dilakukan oleh Ormas Nasional

Demokrat di masa depan.

Seperti pada sub bab 1.3: Syarat Memilih Identitas Merek, terkait

pencitraan kepada khalayaknya. Dimana Nama, Logo yang dipilih

haruslah menarik perhatian masyarakat, walau Perlu diingat, nama, logo

yang terbukti sukses, biasanya akan di PLAGIAT oleh Ormas atau partai

politik lain, guna mendongkrak kepopuleran partainya, walau tidak ada

jaminan, PLAGIAT itu untuk sukses kedepannya. Khalayak kini bisa

21/25

Page 22: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

mempersepsikan bahwa ormas ini hanya ingin mendompleng kepopuleran

atas Partai Demokrat.

Syarat yang lain adalah berani berbeda, karena salah satu kunci

utama keberhasilan sebuah merek (brand) atau diri (personal) adalah

karena kemampuan untuk tampil berbeda, bukan sebagai pengekor atau

Plagiatisme. Menjadi berbeda berarti menciptakan kategori tertentu di

benak khalayak, sehingga sebuah merek (brand) atau diri (personal) akan

terhindar dari komoditisasi.

Menciptakan partai atau ormas yang berbeda biasanya tidaklah

mudah, maka diperlukan strategi dan proses yang tidak singkat. Sehingga

dalam poin ini, sebuah ormas atau calon partai politik yang memplagiat

atau ”terkesan” meniru, secara tidak sadar, mereka sudah

mendeklarasikan kegagalan atas kesuksesan di awal kemunculannya.

Mereka secara sadar atau tidak sadar sama sekali, telah membuat

persepsi publik yang tingkat kepercayaan kepada pemerintah masih cukup

tinggi saat ini, sekitar 75 %, menjadikan ormas ini menjadi bernilai negatif

dan menimbulkan kecurigaan di tengah masyarakat. Ada apa dengan

”Barisan Sakit Hati” yang dipimpin Surya Paloh ini?, Kenapa Memplagiat

Partai Demokrat?, Apakah Partai Golkar besutan Abu Rizal Bakrie

(Pemilik Stasiun Berita – TVOne) sudah tidak bisa memberikan ruang

kepada Surya paloh (Pemilik Stasiun TV berita – Metro TV)?, seperti kita

tahu perseteruan antara Bakrie dan Surya Paloh, dalam perang Opini di

tiap masing – masing TV mereka.

Demikian makalah saya (penulis) mengenai persepsi publik terkait

pembentukan Ormas Nasional Demokrat atas Partai Demokrat, belum

banyak yang bisa saya sajikan, karena sampai penulisan makalah ini (hari

Rabu, 24 Februari 2010), data mengenai ormas Nasional Demokrat masih

sangat terbatas, kita bersama-sama akan melihat, dan menyaksikan

perkembangan, serta manuver politik apa yang nantinya akan dilakukan

Ormas besutan Surya Paloh ini, apakah akan menjadi ancaman bagi

Partai Demokrat di tahun 2014 mendatang?.

22/25

Page 23: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Cangara, Hafied. 2009. Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi. Edisi Pertama. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada – Rajawali Pers.

Sadat, Andi M. 2009. Brand Belief: Strategi Membangun Merek Berbasis Keyakinan. Jakarta: Salemba Empat.

SUMBER INTERNET:

Indonesiamatters.com. 2010. Surya Paloh & Nasional Demokrat. Melalui http://www.indonesiamatters.com/8228/nasional-demokrat/html [04/02/2010]

Inilah.com. 2010. Syafii Maarif: Nasional Demokrat Tak Penting!. Diketik oleh: Irvan Ali Fauzi. Melalui http://www.inilah.com/news/read/2010/02/01/318771/syafii-maarif-nasional-demokrat-tak-penting/ html [01/02/2010]

Mediaindonesia.com. 2010. Nasional Demokrat Gerakan Perubahan untuk Rakyat. Melalui http://www.mediaindonesia.com/read/2010/02/02 /120628/18/1/Nasional-Demokrat-Gerakan-Perubahan-untuk-Rakyat.html [02/02/2010]

Okezone.com. 2010.a. Nasional Demokrat Bukan Partai Politik. Diketik oleh: Ajat M. Fajar. Melalui http://news.okezone.com /read/2010 /02/01/339/299391/nasional-demokrat-bukan-partai-politik.html [01/02/2010]

23/25

Page 24: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

Okezone.com. 2010.b. Nasional Demokrat Bisa Melawan Pemerintah. Diketik oleh: Andy Aisyah. Melalui http://news. okezone.com/read /2010/02/22/340/305864/340/nasional-demokrat-bisa-melawan-pemerintah.html [22/02/2010]

Lampiran 1. SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : M. Eric Harramain

NIM : 200822320003

Program Studi : Magister Ilmu Komunikasi

TA/ Semester : 2008-2009 Periode II / dua

Judul karya : PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKANORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATASPARTAI DEMOKRAT.

Dengan penuh kesadaran menyatakan bahwa :

1. Karya tulis / Makalah / Paper yang kami serahkan adalah benar

- benar merupakan hasil karya intelektual yang orisinil.

2. Karya tulis / Makalah / Paper yang dihasilkan ini telah

mempergunakan sumber ilmiah dengan tata cara pengutipan

sumber yang benar sebagaimana berlaku dikalangan ilmiah

3. Jika dikemudian hari terdapat kekeliruan, kesalahan, dan

ditemukan praktek penjiplakan disengaja ataupun tidak, maka

karya ilmiah tersebut dapat dibatalkan sepihak oleh pihak

program dan segala konsekuensinya sepenuhnya menjadi

tanggung jawab siswa yang bersangkutan.

24/25

Page 25: Persepsi Publik terkait Pembentukan Ormas Nasional Demokrat Atas Partai Demokrat

PERSEPSI PUBLIK TERKAIT PEMBENTUKAN ORMAS NASIONAL DEMOKRAT ATAS PARTAI DEMOKRAT

MANAGEMENT PENCITRAAN – M. ERIC HARRAMAIN

Jakarta, 24 Februari 2010

Yang membuat karya ilmiah,

(M. Eric Harramain)

25/25