PERSEPSI PENONTON TENTANG TAYANGAN - FISIP …repository.fisip-untirta.ac.id/492/1/PERSEPSI PENONTON...
-
Upload
nguyencong -
Category
Documents
-
view
238 -
download
1
Transcript of PERSEPSI PENONTON TENTANG TAYANGAN - FISIP …repository.fisip-untirta.ac.id/492/1/PERSEPSI PENONTON...
PERSEPSI PENONTON TENTANG TAYANGAN
Dr. Oz Indonesia TRANS TV
(Studi Deskriptif Kuantitatif Survey Pada Ibu-ibu Perumahan Pondok Cilegon Indah RW.07)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada
Konsentrasi Humas Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh :
Melysa
NIM 6662102593
KONSENTRASI HUBUNGAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN
2015
i
ii
iii
iv
MOTTO
“Seorang pemenang takkan pernah berhenti
untuk berusaha”
Bismillah…
Skripsi ini kupersembahkan
Dengan segala hormat dan cinta kasih
Untuk mamah, papah, mas, dan mba…
v
ABSTRAK
Melysa, NIM 6662102593. Skripsi. Persepsi Penonton Tentang Tayangan Dr.
Oz Indonesia Trans TV. Pembimbing I Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si., dan
Pembimbing II Dipl.Ing (FH) Rangga G. Gumelar., M.Si.
Tayangan Dr. Oz Indonesia merupakan tayangan mengenai informasi kesehatan
yang mengadopsi acara kesehatan di luar negeri, yaitu The Dr. Oz Show.
Tayangan yang berisikan talk show yang menampilkan diskusi dengan topik
mengenai dunia kesehatan dan gaya hidup yang sehat. Program ini bukan hanya
menghibur tetapi yang paling utama dapat menjadi inspirasi bagi pemirsa untuk
berani mewujudkan kehidupan yang sehat untuk menuju kehidupan yang lebih
baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh persepsi Ibu-ibu
Perumahan PCI RW.07 mengenai tayangan Dr. Oz Indonesia Trans TV. Dalam
teori Stimulus Organisme Respon menunjukkan bahwa stimulus khusus yang
diolah oleh organisme menghasilkan reaksi atau respon tertentu pula. Pendekatan
dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode yang digunakan adalah deskriptif
analisis, dengan menggunakan stratified proposional random sampling 487
warga, diolah menggunakan rumus slovin dengan persisi 10% maka diperoleh
sampel sebanyak 83 responden. Peneliti mengumpulkan informasi dengan cara
menyebarkan kuisioner pada Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07. Hasil analisis
deskriptif menunjukkan presentase positif sebesar 81%. Hal tersebut diketahui
dari tingginya tingkat perhatian dengan presentase sebesar 77%, tingkat
penafsiran dengan presentase sebesar 85%, dan tingkat pengetahuan dengan
presentase sebesar 83% tentang tayangan Dr. Oz Indonesia.
Kata kunci : Dr. Oz Indonesia, Persepsi, Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07, Stimulus
Organisme Respon
vi
ABSTRACT
Melysa, NIM 6662102593. Thesis. The Perception Of The Audience About Dr.
Oz Indonesia Programme Trans TV. Supervisor I Iman Mukhroman, S.Sos.,
M.Si., and Supervisor II Dipl.Ing (FH) Rangga G. Gumelar., M.Si.
The programme of Dr. Oz Indonesia is one of programme to inform about health
that adopted from West, The Dr. Oz Show. This programme is consist of talk show
and discuss with healthy and lifestyle topic. Dr. Oz Indonesia not just to entertain
but impoetant thing is how this programme can be an inspiration for audience
who watch it to reach a good life in a future. This research made to know how far
a perception of a family especially for moms in housing PCI RW.07 about Dr. Oz
Indonesia on Trans TV. In S-O-R theory shows that a special stimulation that
created by an organism can make a special respons or reaction too. Researcher
use kuantitatif method in this research and analysis descriptive is the method and
487 persons as stratified proposional random sampling and calculated bye slovin
pattern with precentation 10%, researcher got 83 of respondence as sampel.
Researcher collect the information by give a kuisioner to the moms in housing
PCI RW.07. The descriptive analysis result shows 81%. It’s known by how high
the attention level with 77%, the level of interpretation with 85%, and the level of
knowledge with 83% about the programme of Dr. Oz Indonesia.
Keywords: Dr. Oz Indonesia, Perseption, Moms in housing PCI RW.07,
Stimulation Organism Response.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan ke khadirat Allah SWT yang maha Agung
pemilik alam semesta yang menggenggam jiwa raga semua makhluk-Nya, karena
atas ridho dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna
memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan strata (S1) pada
program studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Peneliti
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik
yang dapat membantu perbaikan skripsi yang berjudul “Persepsi Tayangan Dr.Oz
Indonesia Trans TV” sangat peneliti harapkan. Pada kesempatan ini peneliti juga
ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas segala dukungan, bantuan dan
bimbingannya dalam proses penelitian serta penyusunan skripsi ini kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Soleh Hidayat, M.PD selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Ibu Puspita Asri Praceka, S.Sos, M.I.Kom selaku wakil Prodi ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
viii
5. Bapak Darwis Sagita, S.I.Kom., M.I.Kom selaku dosen pembimbing
akademik.
6. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si selaku dosen pembimbing I skripsi
yang membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan
skripsi ini.
7. Bapak Dipl.Ing (FH) Rangga G. Gumelar., M.Si selaku dosen pembimbing
II skripsi yang membantu memberikan arahan serta masukan untuk
menyelesaikan skripsi ini.
8. Untuk kedua orang tua ku tercinta Bapak Sarko Arifin, dan Ibu Solahwati,
terima kasih atas do’a dan dukungan yang tak pernah putus. Terutama
mamah yang selalu sabar, dan tak pernah putus mendoakan dikala pagi,
siang, sore hingga tengah malam, terima kasih banyak mah.
9. Kepada kakak-kakak ku tersayang, Mas Anggo dan Mba Lili yang
senantiasa selalu memberikan dukungan moril serta materil hingga aku
bisa menyelesaikan sekolah setinggi ini, terima kasih banyak.
10. Untuk sahabat tersayanag Dhevi Nur Akmarina dan Wulan Octi Mardiani
terima kasih telah menjadi sahabat terbaik dari sewaktu SMA sampai
sekarang yang selalu memahami dan mengerti keadaan penulis disaat
mengalami down yang selalu mendukung dan membantu. Yang selalu ada
disaat suka maupun duka, terima kasih cantik.
11. Dan untuk teman-teman lainnya yang turut serta mendukung dalam
jalannya pengerjaan skripsi ini Mondy, Selly, Amel, dan Umy family.
ix
12. Kepada Rangga Ofan Kurniawan (Om Opan) terima kasih telah banyak
membantu, menemani dan mensupport penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
13. Untuk teman-teman kelas Galuh (sahabat), Sumardi, Rangga, Nida, Niko,
Putut, Fandi, Ucup, Arfian, Mumu, Septa, Mita, Putri, Sausan, Windi yang
telah memberikan masukan dan menemani penulis dikampus.
14. Keluarga besar mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA angkatan 2010
juga mahasiswa UNTIRTA lainnya yang mau menerima peneliti sebagai
teman, terima kasih atas perkenalan, persahabatan dan pengalaman yang
berkesan selama perkuliahan, khususnya kepada teman-teman I G dan
Humas 2010 serta Jurnalistik 2010.
15. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu peneliti dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Kiranya tidak ada balasan yang lebih baik kecuali yang datang dari Allah
SWT, terimakasih untuk segalanya. Kesempurnaan hanya milik-Nya dan
kebenaran datang dari-Nya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua, khususnya
bagi peneliti dan pihak yang berkepentingan.
Serang, Oktober 2015
Melysa
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR DIAGRAM ......................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................... 6
1.3 Identifikasi Masalah .......................................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 7
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ..........................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................iii
MOTTO ...................................................................................................................iv
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 8
2.1 Komunikasi ...................................................................................................... 8
2.1.1 Komunikasi Massa .................................................................................. 9
2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa .................................................................... 10
2.2 Televisi ............................................................................................................ 11
2.2.1 Talk Show ............................................................................................... 16
2.2.2 Dr. Oz Indonesia Trans TV ................................................................... 17
2.3 Pengertian Persepsi ......................................................................................... 18
2.3.1 Macam-macam Persepsi......................................................................... 20
2.3.2 Prinsip-prinsip Persepsi .......................................................................... 21
2.3.3 Faktor-faktor Yang Menentukan Persepsi ............................................. 22
2.3.4 Efek-efek Persepsi .................................................................................. 23
2.3.5 Proses Terjadinya Persepsi ..................................................................... 24
2.3.6 Syarat Terjadinya Persepsi ..................................................................... 31
2.3.7 Pengukuran Persepsi .............................................................................. 32
2.4 Teori SOR ....................................................................................................... 32
2.5 Kerangka Berfikir............................................................................................ 34
2.6 Operasional Variabel ....................................................................................... 35
2.7 Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 36
xi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 37
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ................................................................. 37
3.2 Paradigma Penelitian ....................................................................................... 38
3.3 Instrumen Penelitian........................................................................................ 38
3.4 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 41
3.4.1 Data Primer ............................................................................................ 41
3.4.2 Data Sekunder ........................................................................................ 41
3.5 Populasi dan sampel ........................................................................................ 42
3.5.1 Populasi .................................................................................................. 42
3.5.2 Sampel .................................................................................................... 42
3.6 Teknik Penarikan Sampel ............................................................................... 42
3.7 Teknik Pengolahan Data ................................................................................. 45
3.7.1 Pengeditan (Editing) ............................................................................... 45
3.7.2 Pemberian Kode (Coding) ..................................................................... 45
3.7.3 Tabulasi .................................................................................................. 45
3.8 Analisis Deskriptif .......................................................................................... 46
3.9 Lokasi Penelitian ............................................................................................. 48
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 49
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ............................................................................. 49
4.1.1 Dr. Oz Indonesia .................................................................................... 49
xii
4.2 Deskripsi Data ................................................................................................. 51
4.2.1 Karakteristik Responden ........................................................................ 51
4.2.1.1 Usia Responden .......................................................................... 51
4.2.1.2 Pekerjaan Responden ................................................................. 52
4.2.1.3 Frekuensi Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia ..................... 54
4.2.1.4 Perhatian Dalam Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia .......... 55
4.2.1.5 Durasi Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia .......................... 57
4.2.1.6 Tema Yang Menarik Bagi Penonton .......................................... 58
4.2.1.7 Masalah Kesehatan Yang Seringkali Dikeluhkan ...................... 59
4.2.1.8 Program Tayangan Yang Ditonton Pada Jam Yang Sama ......... 61
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................... 62
4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Perhatian Selektif (Selektif Attention) 1 ................................................................ 62
4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Perhatian Selektif (Selektif Attention) 2 ................................................................ 64
4.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Perhatian Selektif (Selektif Attention) 3 ................................................................ 66
4.3.4 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Perhatian Terfokus (Focused Attention) 1 ............................................................ 68
4.3.5 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Perhartian Terfokus (Focused Attention) 2 ........................................................... 71
xiii
4.3.6 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Perhatian Terbagi (Divided Attention) .................................................................. 73
4.3.7 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Perhatian Terus menerus (Sustained Attention) 1 ................................................. 74
4.3.8 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Perhatian Terus menerus (Sustained Attention) 2 ................................................. 76
4.3.9 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Perhatian Terus menerus (Sustained Attention) 3 ................................................. 78
4.3.10 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Kurang Perhatian (Lack of Attention) ................................................................... 80
4.3.11 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Pengalaman Masalalu 1......................................................................................... 82
4.3.12 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Pengalaman Masalalu 2......................................................................................... 84
4.3.13 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Pengalaman Sistem Nilai 1 ................................................................................... 86
4.3.14 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Pengalaman Sistem Nilai 2 ................................................................................... 88
4.3.15 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Tahu (Know) ......................................................................................................... 90
4.3.16 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Memahami (Comprehention) 1 ............................................................................. 92
xiv
4.3.17 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Memahami (Comprehention) 2 ............................................................................. 94
4.3.18 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Aplikasi (Application) 1 ........................................................................................ 97
4.3.19 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Aplikasi (Application) 2 ........................................................................................ 99
4.3.20 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Analisis (Analysys) 1 ........................................................................................... 100
4.3.21 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Analisis (Analysys) 2 ........................................................................................... 102
4.3.22 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Sintesa (Syntesis) ................................................................................................ 104
4.3.23 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Evaluasi (Evaluation) 1 ...................................................................................... 106
4.3.24 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Evaluasi (Evaluation) 2 ...................................................................................... 108
4.4 Analisis Deskriptif Data ................................................................................ 110
4.4.1 Analisis Deskriptif Data Persepsi Penonton ......................................... 110
4.4.2 Analisis Deskriptif Data Indikator Perhatian Khalayak ....................... 111
4.4.3 Analisis Deskriptif Data Indikator Penafsiran Khalayak ..................... 111
4.4.4 Analisis Deskriptif Data Indikator Pengetahuan Khalayak ................. 112
xv
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................ 112
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 118
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 118
5.2 Saran .............................................................................................................. 120
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 122
LAMPIRAN ........................................................................................................ 125
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Operasionalisasi Variabel ..................................................................... 35
Tabel 2.3 Daftar Penelitian Terdahulu .................................................................. 36
Tabel 3.1 Skala Likert ........................................................................................... 40
Tabel 3.2 Skala Penilaian Rata-rata ...................................................................... 41
Tabel 3.3 Tabel Sampel Jumlah Warga Perumahan PCI RW.07 .......................... 44
Tabel 3.4 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase ................................................. 47
Tabel 3.5 Jadwal Penelitian................................................................................... 48
Tabel 4.1 Usia Responden..................................................................................... 51
Tabel 4.2 Pekerjaan Responden ............................................................................ 52
Tabel 4.3 Frekuensi Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia ................................ 54
Tabel 4.4 Perhatian dalam menonton tayangan DR. Oz Indonesia ....................... 55
Tabel 4.5 Durasi menonton tayangan Dr. Oz Indonesia ....................................... 57
Tabel 4.6 Tema yang menarik bagi penonton ....................................................... 58
Tabel 4.7 Masalah kesehatan yang seringkali dikeluhkan .................................... 59
Tabel 4.8 Program tayangan yang ditonton pada jam yang sama ......................... 61
Tabel 4.9 Perhatian Selektif 1 ............................................................................... 63
Tabel 4.10 Perhatian Selektif 2 ............................................................................. 65
Tabel 4.11 Perhatian Selektif 3 ............................................................................. 67
Tabel 4.12 Perhatian terfokus 1 ............................................................................ 69
Tabel 4.13 Perhatian terfokus 2 ............................................................................ 71
Tabel 4.14 Perhatian Terbagi ................................................................................ 73
Tabel 4.15 Perhatian Terus-menerus 1.................................................................. 75
xvii
Tabel 4.16 Perhatian Terus-menerus 2.................................................................. 77
Tabel 4.17 Perhatian Terus-menerus 3.................................................................. 79
Tabel 4.18 Kurang Perhatian................................................................................. 81
Tabel 4.19 Pengalaman Masalalu 1 ...................................................................... 83
Tabel 4.20 Pengalaman Masalalu 2 ...................................................................... 85
Tabel 4.21 Sistem Nilai 1 ...................................................................................... 87
Tabel 4.22 Sistem Nilai 2 ...................................................................................... 89
Tabel 4.23 Tahu .................................................................................................... 91
Tabel 4.24 Memahami 1 ....................................................................................... 93
Tabel 4.25 Memahami 2 ....................................................................................... 95
Tabel 4.26 Aplikasi 1 ............................................................................................ 97
Tabel 4.27 Aplikasi 2 ............................................................................................ 99
Tabel 4.28 Analisis 1........................................................................................... 101
Tabel 4.29 Analisis 2........................................................................................... 103
Tabel 4.30 Sintesa ............................................................................................... 105
Tabel 4.31 Evaluasi 1 .......................................................................................... 107
Tabel 4.32 Evaluasi 2 .......................................................................................... 109
xviii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Usia Responden ................................................................................ 52
Diagram 4.2 Pekerjaan Responden ....................................................................... 53
Diagram 4.3 Frekuensi Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia ........................... 55
Diagram 4.4 Perhatian Dalam Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia ................ 56
Diagram 4.5 Durasi Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia ................................ 58
Diagram 4.6 Tema Yang Menarik Bagi Penonton ................................................ 59
Diagram 4.7 Masalah Kesehatan Yang Seringkali Dikeluhkan ............................ 60
Diagram 4.8 Program Ttayangan Yang Ditonton Pada Jam Yang Sama ............. 62
Diagram 4.9 Perhatian Selektif 1 .......................................................................... 64
Diagram 4.10 Perhatian Selektif 2 ........................................................................ 66
Diagram 4.11 Perhatian Selektif 3 ........................................................................ 68
Diagram 4.12 Perhatian terfokus 1........................................................................ 70
Diagram 4.13 Perhatian Terfokus 2 ...................................................................... 72
Diagram 4.14 Perhatian Terbagi ........................................................................... 74
Diagram 4.15 Perhatian Terus-menerus 1 ............................................................. 76
Diagram 4.16 Perhatian Terus-menerus 2 ............................................................. 78
Diagram 4.17 Perhatian Terus-menerus 3 ............................................................. 80
Diagram 4.18 Kurang Perhatian ............................................................................ 82
Diagram 4.19 Pengalaman Masalalu 1 ................................................................. 84
Diagram 4.20 Pengalaman Masalalu 2 ................................................................. 86
Diagram 4.21 Sistem Nilai 1 ................................................................................. 88
Diagram 4.22 Sistem Nilai 2 ................................................................................. 90
xix
Diagram 4.23 Tahu................................................................................................ 92
Diagram 4.24 Memahami 1 .................................................................................. 94
Diagram 4.25 Memahami 2 .................................................................................. 96
Diagram 4.26 Aplikasi 1 ....................................................................................... 98
Diagram 4.27 Aplikasi 2 ..................................................................................... 100
Diagram 4.28 Analisis 1 ...................................................................................... 102
Diagram 4.29 Analisis 2 ...................................................................................... 104
Diagram 4.30 Sintesa .......................................................................................... 106
Diagram 4.31 Evaluasi 1 ..................................................................................... 108
Diagram 4.32 Evaluasi 2 ..................................................................................... 110
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Model S-O-R .......................................................................... 33
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir .................................................................. 34
Gambar 4.1 Cover talk show Dr. Oz Indonesia .................................................... 50
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner ........................................................................................ 122
Lampiran 2 Data dan Jawaban Responden ........................................................ 128
Lampiran 3 Dokumentasi ................................................................................... 134
Lampiran 4 Buku Bimbingan Skripsi ................................................................ 135
Lampiran 5 Biodata Penulis ............................................................................... 137
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keseharian hidup manusia yang selalu bersosialisasi serta berinteraksi satu
sama lain memang tidak luput dari komunikasi. Komunikasi merupakan hal
terpenting dalam kehidupan seseorang, tanpa adanya komunikasi tentu manusia
akan kesulitan untuk saling berinteraksi, mengekspresikan dirinya dan juga merasa
tidak mempunyai kehidupan yang berarti.
Hal ini terbukti bahwa tanpa berkomunikasi maka tidak ada ilmu atau
wawasan yang didapat, karena hal itu sangat menjadi sumber inspirasi dan suatu
manfaat bagi pengguna komunikasi. Kegiatan komunikasi juga mempunyai tujuan
yakni mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya menjadi sasaran
komunikasi.1
Salah satu bentuk komunikasi adalah komunikasi massa. Pool
mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang berlangsung dalam
situasi interpored ketika antara narasumber dan penerima tidak terjadi kontak secara
langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-
saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televisi.2
Penemuan televisi merupakan salah satu media sosial yang sering digunakan
dalam memberikan suatu informasi publik, televisi berkembang sesuai dengan
1Sendjaja, S. D. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Hal.11 2Wiryanto. 1999. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo. Hal.60
2
perkembangan zaman. Televisi merupakan salah satu bentuk media massa elektronik
yang mempunyai fungsi sebagai hiburan maupun sarana informasi. Selain fungsinya
sebagai sarana hiburan dan pendidikan, televisi juga sangat berpeluang untuk menjual
informasi menjadi ajang sarana berbisnis untuk mendapatkan keuntungan. Bahkan
saat ini televisi sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia.
Televisi merupakan salah satu jenis media komunikasi massa yang paling
efektif diantara media-media yang lain, hal itu dikarenakan sifatnya yang audio-visual
(pandang dengar), serta karakteristiknya yang mampu menyampaikan pesan kepada
audien yang sangat luas.
Televisi merupakan salah satu alat elektronik yang cukup bisa memuaskan
bagi para penontonnya. Penonton saat ini sangat di manjakan dengan penyajian acara
televisi yang cukup beragam baik acara hiburan seperti musik, drama, non-drama,
veriety show, talk show, juga quiz show. Selain hiburan televisi juga ajang untuk
mendapat pendidikan atau pengetahuan mulai dari informasi berita-berita baik dalam
maupun luar negeri, informasi kebutuhan sehari-hari, informasi dunia fashion,
informasi kesehatan, serta informasi lainnya.3
Program acara yang menarik tentunya mampu mengundang perhatian banyak
bagi penontonnya, dan begitu sebaliknya apabila program acara tidak dapat menarik
audien maka acara tersebut akan ditinggalkan, baik para pemirsa maupun para
3Ibid. Hal.12
3
pemasang iklan di acara tersebut. Salah satu program acara televisi yang digemari dan
relatif oleh para pemirsa adalah talk show.
Talk show bukan hal yang baru lagi saat ini. Hampir setiap harinya stasiun
televisi baik stasiun swasta maupun stasiun pemerintah selalu menayangkan talk
show, yaitu adalah sebuah program yang menampilkan satu atau beberapa orang
untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara
(host).
Banyaknya program talk show di beberapa stasiun televisi membuat Trans TV
rasanya perlu memberikan konsep acara yang berbeda dari stasiun televisi lain, tetapi
juga berusaha memberikan tayangan yang menarik dan bermanfaat bagi para
pemirsanya.
Salah satu yang menarik perhatian dari program di Trans TV adalah program
talk show Dr. Oz Indonesia. Pada tanggal 27 April 2013, Dr. Oz Indonesia hadir di
Trans TV secara komersil, dengan jadwal tayang setiap hari sabtu dan minggu pukul
15.00 WIB. Dr. Oz Indonesia merupakan program talk show yang menampilkan
diskusi dengan topik mengenai dunia kesehatan dan gaya hidup yang sehat. Program
ini bukan hanya menghibur tetapi yang paling utama dapat menjadi inspirasi bagi
pemirsa untuk berani mewujudkan kehidupan yang sehat untuk menuju kehidupan
yang lebih baik. Tujuan dari konsep acara ini ialah dapat memberikan wawasan baru
mengenai kehidupan yang sehat dan bahagia.
Topik-topik yang diangkat dalam Dr. Oz Indonesia ialah mengenai gaya
hidup yang sehat dan berbagai isu terkini berdasarkan pengalaman para narasumber
4
maupun opini dari para pakar. Salah satu narasumbernya adalah para pakar
dibidangnya yang akan memberikan informasi pengobatan, mulai dari bagaimana
mencegahnya sampai mengobati penyakit.
Program ini terdiri dari 6 segmen yaitu Story of The Day mengupas langsung
dalam sebuah diskusi bersama para pakar dan memberikan solusi sebagai
penutupnya. The Truth Tube membahas pengalaman dari seorang narasumber tentang
pengalaman medis mereka, yang berbeda-beda setiap episodenya. Lab Session
mengungkapkan problema kesehatan dalam konsep laboraturium yang dikemas
atraktif dan fun. Pada segmen Activities, dr. Ryan Thamrin akan mengajak audience
di studio untuk terlibat langsung dalam sebuah topik yang diangkat. Audience di
studio dan di rumah pun berkesempatan bertanya langsung kepada dr. Ryan Thamrin
mengenai kesehatan dalam Ask The Doctor. Di akhir segmen akan ditutup dengan
Doctor's Order berbagai tips kesehatan Dr. Oz Indonesia.4
Penulis menyadari, bahwa masyarakat menjadi kajian penting dalam melihat
seberapa besar perhatian dalam hal ini yang menimbulkan persepsi dalam diri
masyarakat terhadap tayangan tersebut, terutama dalam masalah yang menyangkut
kesehatan. Sebab, tayangan ini bisa dikatakan sebagai media edukasi mengenai
kesehatan. Masyarakat menjadi bagian penting dalam mengenal negerinya lewat
kepeduliannya terhadap masalah kesehatan dan permasalahan-permasalahan yang
terjadi di negeri ini.
4http://www.tabloidbintang.com/articles/film-tv-musik/kabar/5116-daftar-nominasi-panasonic-gobel-
awards-2014 .Diakses pada tanggal: 8 Oktober 2014. Pukul: 13:21.WIB.
5
Berkaitan dengan itu maka peneliti ingin mengetahui Persepsi Penonton
Tentang Tayangan talk show Dr. Oz Indonesia Trans TV. Sedangkan objek dari
penelitian ini adalah pemirsa tayangan Dr. Oz Indonesia yang berada di Cilegon.
Peneliti memilih lokasi di wilayah Cilegon kerena menurut hasil Survey dari Dinas
Kesehatan Kota Cilegon pada tahun 2014 tingkat penyakit yang terjadi masih sangat
tinggi. Adapun 10 tingkat penyakit terbesar Kota Cilegon adalah :5
NO Nama Penyakit Jumlah Kasus
1. Penyakit saluran pernafasan bagian atas 57124 kasus
2. Penyakit rongga mulut 176886 kasus
3. Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat 164720 kasus
4. Penyakit kelainan kulit dan jaringan sub Kutan 121777 kasus
5. Penyakit infeksi pada usus 89270 kasus
6. Penyakit lain pada sistem pencernaan 85988 kasus
7. Penyakit tekanan darah tinggi 44047 kasus
8. Penyakit endokrin dan metabolic 26563 kasus
9. Penyakit mata dan adneksia 24149 kasus
10. Penyakit virus 19577 kasus
Penelitian ini dirasa penting sebagai informasi dan pengetahuan baru untuk
pembacanya dan juga para pemirsanya agar dapat berpersepsi positif atau negatif
tentang tayangan Dr. Oz Indonesia. Selain itu, penelitian ini bisa sebagai dasar
pemikiran untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan persepsi.
5Dinas Kesehatan Kota Cilegon, 2014
6
Oleh sebab itulah penelitian ini mencoba melihat bagaimana persepsi
penonton terhadap tayangan Dr. Oz Indonesia. Dari pertanyaan itu, maka dalam
penulisan skripsi ini berjudul “PERSEPSI PENONTON TAYANGAN Dr. Oz
Indonesia TRANS TV”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Persepsi Penonton Tayangan
Dr. Oz Indonesia Trans TV?”
1.3 Identifikasi Masalah
Pada penelitian ini, masalah diidentifikasi melalui butir-butir pertanyaan
sebagai berikut:
1) Bagaimana perhatian penonton tayangan Dr. Oz Indonesia Trans TV?
2) Bagaimana penafsiran penonton tayangan Dr. Oz Indonesia Trans TV?
3) Bagaimana pengetahuan penonton tayangan Dr. Oz Indonesia Trans TV?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan diadakan penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui bagaimana perhatian penonton tayangan Dr. Oz Indonesia
Trans TV?
2) Untuk mengetahui bagaimana penafsiran penonton tayangan Dr. Oz Indonesia
Trans TV?
7
3) Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan penonton tayangan Dr. Oz
Indonesia Trans TV?
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan suatu ilmu. Berkaitan dengan tema penelitian, maka manfaat
penelitian ini terbagi menjadi manfaat akademik dan praktek, yang secara umum
diharapkan mampu mendatangkan manfaat bagi perkembangan Ilmu Komunikasi dan
Ilmu Hubungan Masyarakat pada khususnya.
1. Manfaat Akademis.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap teori-teori
yang digunakan setelah diadakan penelitian pada warga di Cilegon. Penelitian
ini juga diharapkan menjadi referensi bagi Mahasiswa Ilmu Komunikasi,
khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa sedang dan untuk peneliti lain yang ingin mengkaji lebih dalam
mengenai Persepsi Penonton Tayangan talk show Dr. Oz Indonesia Trans TV.
2. Manfaat Praktis.
Penelitiaan ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk stasiun televisi
khususnya Trans TV, untuk lebih kreatif dalam membuat konsep acara yang
akan menjadi tren program kesehatan tubuh, menghibur sehingga
menimbulkan minat menonton.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu cum, kata
depan yang artinya dengan atau bersama dengan, dan kata units, kata bilangan yang
berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam
bahasa Inggris disebut dengan communion, yang berarti kebersamaan, persatuan,
persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk melakukan
communio diperlukan usaha dan kerja. Kata communio dibuat kata kerja
communicate yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar,
membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang,
bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan.
Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis
untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian pesan informasi serta
pembentukan pendapat dan sikap.6
Interaksi antara dua orang atau lebih merupakan syarat utama dalam
komunikasi, “komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada
gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam”.7
6Onong Effendy Uchjana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek Bandung: Remaja Rosdakarya.
Cetakan kesembilan belas. Hal.10 7Everett M. Rogers, 2009. Communication of Inovation. New York: London
9
Menurut Tubbs dan Moss komunikasi diartikan sebagai proses pembentukan
makna diantara dua orang atau lebih. Paling tidak, ini merupakan suatu definisi
parsial, yang akan diperluas dalam pembahasan tentang hasil komunikasi.
Keragaman tersebut, hendaknya tidak dipandang buruk, justru sebaliknya
memberikan perspektif lebih luas pada ilmu komunikasi. Dengan demikian, untuk
menemukan hakikat komunikasi dibutuhkan pendekatan-pendekatan atau memilih
asumsi-asumsi relevan.
Gary Crokhite merumuskan empat (4) asumsi pokok komunikasi yang dapat
membantu memahami komunikasi:
1) Komunikasi adalah suatu proses (communication is a process);
2) Komunikasi adalah pertukaran pesan (communication is a transactive);
3) Komunikasi adalah interaksi yang bersifat multidimensi (communication is a
multi-dimensional). Artinya, karakteristik sumber, saluran, pesan, audien,
dan efek dari pesan, semuanya berdimensi kompleks;
4) Komunikasi merupakan interaksi yang mempunyai tujuan-tujuan atau
maksud-maksud ganda (communication is multipurposeful).8
2.1.1 Komunikasi Massa
Komunikasi massa di ambil dari bahasa inggris, mass communication
pendekatan melalui mass media communication (komunikasi media massa). Artinya
komunikasi yang “mass mediated” atau hanya termanifest melalui kegiatan siaran
media massa atau melalui media. Definisi paling sederhana tentang komunikasi
8Ahmad Sihabudin & Winangsih, Rahmi. 2012. Komunikasi Antar manusia. Serang: Getok Tular.
Hal.18-19
10
massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah
orang.9
Sedangkan komunikasi massa sebagai komunikasi yang menggunakan
media massa, baik cetak maupun elektronik, yang dikelola sebuah lembaga yang
ditunjukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim,
dan heterogen.10
Dalam hal ini Dr. Oz Indonesia adalah salah satu produk
komunikasi massa elektronik yang disiarkan secara nasional dan dapat dilihat oleh
jutaan penduduk Indonesia yang tersebar di banyak tempat dan sifatnya heterogen.
Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern, yang
meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi
yang ditujukan kepada umum, dan film yang di pertunjukan digedung-gedung
bioskop. Lazimnya media massa modern menunjukan seluruh sistem dimana pesan-
pesan diproduksikan, dipilih, disiarkan, diterima dan di tanggapi.11
2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa
Media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku
khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan atau proses imitasi
(belajar sosial). Dua fungsi dari media massa adalah media massa memenuhi
kebutuhan akan fantasi dan informasi.12
9Jalaludin Rakhmat. 2009.Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.75
10Deddy Mulyana. 2010. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal.83
11Onong Effendy Uchjana.2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Hal.79 12
Ibid. Hal.76
11
Berikut adalah fungsi khusus dari komunikasi massa, diantaranya:
1. Menghibur, media massa memberi hiburan untuk mendapatkan perkataan
dari khalayak sebanyak mungkin sehinga dapat menjual kepada para
pengiklan.
2. Meyakinkan, media berusaha meyakinkan (to persuade) khalayak atas
suatu peristiwa persuasi ini dapat dalam banyak bentuk yaitu: mengukuhkan
atau memperkuat sikap, kepercayaan/nilai seseorang menggerakkan
seseorang untuk melakukan sesuatu.
3. Memberikan Informasi, media memberikan informasi kepada khalayak
baik berupa pengetahuan tentang musik, maupun ekonomi.13
2.2 Televisi
Kemajuan teknologi membuka kesempatan belajar orang sejak usia dini,
yaitu dengan cara meyerap informasi dan pengetahuan melalui televisi. Mutu hasil
pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh sarananya tapi juga oleh pembelajarnya.
Televisi membuka peluang bagi bayi untuk langsung bisa tumbuh menjadi
pembelajar yang berbeda.14
Televisi adalah salah satu dari bagian komunikasi massa, di mana sasaran
yang dituju adalah bersifat heterogen. Masyarakat yang menjadi mangsanya telah
mempunyai persepsi berlainan terhadap produk yang di tawarkan, hal ini
dipengaruhi dari tingkat pendidikan serta pengalaman seseorang. Sebuah tayangan
13
Joseph Devito, A. 1997. Komunikasi Antar Manusia, ed kelima terjemahan Agus. Hal.518
14Wawan Kuswandi. 2008. Komunikasi Massa Analisis Interaktif Budaya Massa. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. Hal.95
12
televisi dapat mempengaruhi jiwa seseorang berpretensi terhadap sesuatu pengertian
bahwa terdapat sesuatu hal yang tidak beres dengan diri seseorang, oleh karena itu
setiap orang berusaha memenuhi kriteria-kriteria tertentu, untuk menutupi
ketidakberesan tersebut. Berbagai macam usaha dilakukan guna mendapat sesuatu
yang kurang dari dirinya hingga pada akhirnya nanti mendapatkan solusi, dan dapat
tampil lebih percaya diri dalam lingkungan masyarakatnya.
Televisi dinilai mampu menggiring pikiran pemirsa untuk mau mengikuti
apa yang divisualisasikan dengan hebatnya, hingga seseorang terbius oleh pesan
yang ada dibalik kemasan produk citraanya. Lihatlah seorang gadis karena keteknya
bau menyengat ketika melakukan aktivitas, maka teman-temannya
meninggalkannya, namun setelah memakai produk rexona yang dipakai oleh temen-
temannya tadi, maka kepercayaan diri mulai muncul dan tanpa rasa takut dia menari
dengan mengangkat tangan di hadapan temannya yang meninggalkannya tadi tanpa
rasa ragu. Bagaimana kekuatan sebuah tayangan televisi, dapat mempengaruhi para
pemirsa tentang illustrasi yang ditontonnya lewat tayangan televisi. Tidak sedikit
masyarakat yang percaya dengan produk-produk citraan hasil rekonstruksi dari
tayangan televisi, hingga masyarakat mau membelinya demi semata-mata
menaikkan citra dirinya, seperti dilakukan oleh para gadis-gadis melakukan hal
yang sama di layar televisisi itu.15
Memasuki Millenium ketiga, perkembangan teknologi telah merubah
perdaban manusia menjadi luar biasa, terutama dunia informasi yang membuat
15
Graeme Burton. 2008. Media dan Budaya Populer. Penyadur: Alfathri Adlin. Yogyakarta: Jalan
Sutra. Hal.165
13
komunikasi antar manusia semakin dekat dan keberadaan dunia semakin mengecil
terasa dalam genggaman tangan. Situasi ini menjelaskan, bahwa “Perkembangan
teknologi informasi memungkinkan manusia hidup dalam ruang di mana anggapan
mitos “ada” menjadi dunia citraan media massa”. Kenyataan ini menjawab bahwa
teknologi informasi yang berkembang dengan pesatnya, dipakai sebagai alat atau
sarana untuk menciptakan suatu kesan bahwa “dunia citraan” bukanlah suatu
realitas kehidupan yang sebenarnya, namun dunia dalam angan-angan yang di
hadirkan itu, sebagai bentuk realitas yang dicitrakan sebagai representatif dari
realitas dunia sebenarnya. Dari sinilah media televisi yang berkaiatan erat dengan
kehidupan masyarakat, turut mengekspose dan mengukuhkan citraan dari bentuk-
bentuk illustrasi yang tervisualisasi ke dalam alam pikiran masyarakat, melalui
program tayangannya itu.
Karakteristik televisi memiliki kelebihan dibanding media massa yang lain,
diantaranya16
:
a. Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan yakni dapat dilihat dan didengar.
Keberadaan fasilitas gambar dan suara pada televisi dapat menghindari
khalayak dari kejenuhan.
b. Berpikir dalam gambar
Terdapat dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar.
Pertama, visualisasi yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung
16
Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal.137
14
gagasan yang menjadi gambar secara individual. Pada proses
visualisasinya pengarah acara harus sanggup mengolah gambar-gambar
dari objek tertentu sehingga mengandung makna yang sesuai.
Proses berpikir yang kedua adalah penggambaran (picturization), yaitu
merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga
kontinuitasnya mengandung makna.
c. Pengoperasian lebih kompleks
Dibandingkan media massa jenis radio, pengoperasiannya televisi lebih
kompleks dan lebih melibatkan banyak orang. Untuk menayangkan acara
siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja
misalnya, membutuhkan sedikitnya sepuluh orang yang terlibat. Mereka
terdiri dari produser, pengarah acara, pengarah teknik, pengarah studio,
pemandu gambar, dua sampai tiga juru kamera, juru audio, juru rias, dan
lainnya.
Dari definisi televisi dapat kita simpulkan bahwa segala yang disiarkan pada
media massa televisi merupakan sebuah tayangan atau program. Penjelasan tersebut
hanya menyentuh gambaran umum saja, sedangkan jenis-jenis tayangan atau
program yang disiarkan di televisi beragam dan jumlahnya banyak. Berikut adalah
jenis-jenis tayangan telvisi:17
News reporting (Laporan Berita)
Talk show
17
Deddy Iskandar Muda. 2005. Jurnalistik Televisi; Menjadi Reporter Profesional. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Hal.9
15
Call in show
Documentary
Magazine
Rural Program
Advertising
Education/Instructional
Art & culture
Music
Operas/ Drama
Movie
Game show
Comedy
Dari bermacam jenis acara tayangan di atas, tidak semuanya harus disiarkan
oleh televisi. Hal ini merupakan penyesuaian kebijakan dari suatu industri televisi.
Tayangan televisi juga dapat dibagi menjadi tayangan yang berupa hasil karya
artistik dan hasil karya jurnalistik.18
“Dr. Oz Indonesia” yang menjadi fokus penelitian penulis saat ini tergolong
sebagai jenis tayangan kategori talk show, dengan berinteraksi langsung bersama
publik dan memberikan informasi-informasi yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari. Tayangan ini juga menjawab banyak pertanyaan yang diajukan oleh
18
Ibid. Hal.81
16
pemirsanya baik di dalam maupun di luar studio, dengan begitu interaksi dengan
publik menjadi lebih aktif.
2.2.1 Talk show
Siaran kata atau talk show alias dialog di TV dipandang dari ruang publik,
tentu harus bebas dari pengaruh market. Pengaruh besar berkaitan erat dengan
rating yang akan memancing banyak pemasang iklan. Untuk menjadi siaran yang
sukses menurut rating, maka diadopsilah unsur-unsur populer dari progam acara
hiburan.
Program talk show adalah program yang menampilkan satu atau beberapa
orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa
acara (host). Mereka yang diundang adalah orang-orang yang berpengalaman
langsung dengan peristiwa atau topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli
dalam masalah yang tengah dibahas.19
Definisi program talk show adalah program pembicaraan tiga orang atau
lebih mengenai suatu permasalahan. Dalam program ini masing-masing tokoh yang
diundang dapat saling berbicara mengemukakan pendapat dan presenter bertindak
sebagai moderator yang kadang-kadang juga melontarkan pendapat atau membagi
pembicaraan.20
Dari pengertian di atas program talk show sebetulnya program yang dapat
memperkaya wawasan penonton akan suatu permasalahan. Namun, tetap saja
19
Morissan M.A. 2008. Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hal.222
20Fred Wibowo. 2009. Teknik Produksi Program Penyiaran Televisi. Yogyakarta: Pinus Book
Publisher. Hal.82
17
program tersebut tidak menarik jika tidak dilakukan upaya-upaya untuk membuat
program menjadi menarik. Kunci utama dari kesuksesan program talk show ini
adalah kemampuan moderator dalam hal ini presenter dalam mengendalikan dan
menjaga pembicaraan agar tetap segar, tetapi bisa jadi tegang juga. Tentu saja topik
dan pemilihan tokoh yang saling berhadapan dalam topik tersebut akan menjadikan
perdebatan sangat menarik. Oleh karena itu perencanaan juga merupakan bagian
yang penting.21
2.2.2 Dr. Oz Indonesia Trans TV
Dr. Oz Indonesia memiliki sebuah konsep talk show yang fokus pada topik
mengenai dunia kesehatan dan gaya hidup yang sehat. Tujuan dari konsep acara ini
ialah dapat memberikan wawasan baru mengenai kehidupan yang sehat dan
bahagia. Disiarkan setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 15.00 WIB.
Topik-topik yang diangkat dalam Dr. Oz Indonesia ialah mengenai gaya
hidup yang sehat dan berbagai isu terkini berdasarkan pengalaman para narasumber
maupun opini dari para pakar. Salah satu narasumbernya adalah para pakar
dibidangnya yang akan memberikan informasi pengobatan, mulai dari bagaimana
mencegahnya sampai mengobati penyakit. Dan tentunya dr. Ryan Thamrin sebagai
host akan membahas bersama topik-topik tersebut.
21
Wawan Kuswandi. 2008. Komunikasi Massa Analisis Interaktif Budaya Massa. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. Hal.107
18
2.3 Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan akar dari pendapat yang dikemukakan oleh seseorang di
mana persepsi seseorang bisa saja berbeda satu dengan yang lainnya berdasarkan
tingkat pengetahuan dan perngertian seseorang mengenai sesuatu hal. Ketika
muncul sebuah pendapat yang dikemukakan oleh seseorang, maka pasti ada persepsi
yang mendahuluinya.
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan.22
Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih,
mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses
tersebut mempengaruhi perilaku kita. Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan
penafsiran (penafsiran) adalah inti persepsi yang identik dengan penyandian balik
(decoding) dalam proses komunikasi. Brian Fellow mengatakan bahwa persepsi
adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisis
informasi.23
Kesadaran mengenai betapa pentingnya persepsi dalam diri manusia ini
kemudian menuntut para ahli untuk mendalami cara dalam merubah paksa persepsi
seseorang. Salah satu diantaranya adalah seni hipnotis, yakni seni penerapan sugesti
untuk membentuk pandangan baru terhadap sesuatu yang bahkan dapat secara ajaib
menentang realitas. Dalam konteks persepsi, posisi benar dan salah itu akan terasa
22
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.51
23Deddy Mulyana. 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hal.167-168
19
hambar dan membingungkan, karena berkaitan dengan kemampuan masing-masing
orang dalam memandang dan menyimpulkan, sehingga tentu sangatlah diperlukan
cara bagi kita untuk memaksakan persepsi. Dari sinilah kemudian sangat terasa
pentingnya pendidikan, pergaulan, pengajian dan pengkajian terhadap suatu bidang
pemahaman.
Pemuka agama akan memaksakan persepsi tentang agama yang dianutnya
bagi para penganutnya. Pendidik akan memaksakan persepsi tentang suatu
pemahaman terhadap muridnya. Ahli kriminal akan memaksakan persepsi terhadap
anak buahnya. Seorang atasan akan memaksakan persepsi terhadap bawahannya.
Orang tua akan memaksakan persepsi terhadap anaknya. Dan begitu seterusnya.
Tentu saja, “memaksakan” persepsi disini dimaksudkan untuk menghindari
perbedaan ekstrim (karena hakikatnya tidak bisa disamakan) antar personal dalam
suatu lingkungan. Disini tampak sekali pentingnya pemaksaan dalam persepsi,
dengan terlepas dari persoalan baik dan buruknya persepsi yang ditanamkan.
Persepsi yang timbul dari sebuah tayangan terlebih dahulu akan melalui
berbagai macam indikator. Sedangkan persepsi itu sendiri didefinisikan sebagai
proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasikan dan
mengasumsikan rangsangan dari lingkungan eksternal.
Peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
dan menafsirkan pesan yang kemudian dikenal dengan persepsi. Persepsi kita sering
20
tidak cermat, salah satu penyebabnya adalah asumsi atau pengharapan kita. Kita
mempersepsikan sesuatu atau seseorang sesuai dengan pengharapan kita.24
Beberapa bentuk kekeliruan dan kegagalan persepsi tersebut adalah
kesalahan atribusi proses internal dalam diri kita untuk untuk memahami penyebab
perilaku orang lain. Dalam usaha mengetahui orang lain, kita menggunakan
beberapa sumber informasi. Misalkan, kita mengamati penampilan fisik mereka,
karena faktor-faktor seperti usia, gaya pakaian, dan daya tarik dapat memberikan
isyarat mengenai sifat-sifat utama mereka. Salah satu sumber kesalahan atribusi
lainnya adalah pesan yang dipersepsikan tidak utuh atau tidak lengkap, sehingga
kita berusaha menafsirkan pesan tersebut dengan menafsirkan sendiri
kekurangannya, atau “mengisi” kesenjangan dan mempersepsikan rangsangan atau
pola yang tidak lengkap itu sebagai pelengkap. Maka dapat disimpulkan bahwa
kurangnya informasi dapat menimbulkan persepsi yang salah dan kelengkapan
informasi akan membantu penerima informasi untuk memiliki persepsi yang lebih
cermat.25
2.3.1 Macam-macam Persepsi
Persepsi manusia sebenarnya terbagi menjadi dua yaitu:
1. Persepsi Terhadap Objek (Lingkungan Fisik)
Persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) adalah proses penafsiran
terhadap objek-objek yang tidak bernyawa disekitar. Dalam
24
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.51
25Deddy Mulyana. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hal.211
21
mempersepsikan lingkungan fisik, terkadang indera kita melakukan
kekeliruan. Indera kita tidak jarang menipu kita, sehingga kita juga ragu
seberapa dekat persepsi kita dengan realitas sebenarnya. Ada beberapa
faktor yang mampu mempengaruhi persepsi terhadap objek, yaitu: latar
belakang pengalaman, latar belakang budaya, suasana psikologis,
pengharapan, dan kondisi faktual panca indera.26
2. Persepsi Terhadap Manusia (Sosial)
Persepsi terhadap manusia (sosial) adalah proses menangkap arti objek-
objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan
sekitar. Setiap manusia memiliki gambaran berbeda mengenai realitas
disekelilingnya.27
2.3.2 Prinsip-prinsip Persepsi
Berikut ini adalah beberapa prinsip penting mengenai persepsi28
:
1. Persepsi Berdasarkan Pengalaman
Persepsi manusia terhadap seseorang, objek atau kejadian dan reaksi
mereka terhadap hal-hal itu berdasarkan pengalaman (dan pembelajaran)
masalalu yang berkaitan dengan orang, objek atau kejadian serupa.
2. Persepsi Bersifat Selektif
Atensi dipengaruhi oleh faktor-faktor internal: faktor biologis (lapar dan
haus), faktor fisiologis (gemuk, kurus, tinggi, pendek, sehat, sakit),
26
Deddy Mulyana. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.
184-190 27
Ibid. Hal: 191 28
Ibid. Hal:191-207
22
faktor psikologis (kesedihan, kemarahan), dan faktor sosial budaya
(gender, agama, pekerjaan, penghasilan).
3. Persepsi Bersifat Dugaan
Proses persepsi yang bersifat dugaan itu memungkinkan kita
menafsirkan suatu objek dengan makna yang lebih lengkap dari satu
sudut pandang manapun. Dugaan diperlukan untuk membuat kesimpulan
berdasarkan informasi yang tidak lengkap lewat pengindraan itu.
4. Persepsi Bersifat Evaluatif
Persepsi bersifat pribadi dan subjektif. Menggunakan kata-kata Andrea
L. Rich, “Pesepsi pada dasarnya mewakili keadaan fisik dan psikologi
individu alih-alih menunjukkan karakteristik dan kualitas mutlak obejek
yang dipersepsi.
5. Persepsi Bersifat Konteksual
Rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Dari semua pengaruh dalam
persepsi, konteks merupakan salah satu pengaruh yang paling kuat.
Konteks rangsangan sangat mempengaruhi struktur kognitif,
pengahrapan dan persepsi kita.
2.3.3 Faktor-faktor Yang Menentukan Persepsi
Ada dua faktor yang menentukan persepsi yaitu sebagai berikut29
:
1. Faktor Fungsional
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masalalu, dan hal-
hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor
29
Jalaludin Rakhmat. 2011. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.54-60
23
personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimulus,
tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimulus itu.
2. Faktor Struktural
Faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimulus fisik dan efek-
efek syaraf yang ditimbulkannya pada system syaraf individu.
2.3.4 Efek-efek Persepsi
Ada tiga dimensi efek Persepsi, yaitu kognitif, afektif, dan konatif
(behavior). Berikut penjelasannya:
1. Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang
sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas
tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam
mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan
keterampilan kognitif. Melalui media massa, kita memperoleh informasi
tentang benda, orang, atau tempat yang belum pernah kita kunjungi
secara langsung.
2. Efek Afekif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari
komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak
agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu setelah
mengetahui informasi yang diterimanya khalayak diharapkan
merasakannya.
24
3. Efek Konatif
Efek konatif (behavioral) merupakan akibat yang timbul pada diri
khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan. Adegan
kekerasan dalam televise atau film akan mengakibatkab orang menjadi
beringas. Namun, semua informasi dari berbagai media itu tidak
mempunyai efek yang sama.
2.3.5 Proses Terjadinya Persepsi
Proses persepsi terjadi dua tahap yaitu tahap atensi dan tahap penafsiran :
tahap atensi adalah tahap dimana kita memperhatikan stimuli (tahap penyaringan
perhatian) yang didahului oleh tereksposnya seseorang pada rangsangan tertentu.
Oleh karena itu proses ini terjadi dalam alam sadar, maka sebelumnya ia harus
menyadari adanya rangsangan itu melalui mekanisme panca indera.
Unsur Persepsi terhadap objek yang dituju adalah program Dr. Oz Indonesia
yang dimana program tersebut menggambarkan tentang pemberian informasi dari
narasumber dan memiliki tema yang dideskripsikan kepada khalayak. Persepsi
tersebut meliputi host/pembawa acara, narasumber dan tema yang disampaikan.
Atensi atau perhatian berarti sebelum manusia merespons atau menafsirkan
objek atau kejadian atau rangsangan apapun, manusia atau kita terlebih dahulu
memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Jadi persepsi mensyaratkan
kehadiran suatu objek untuk di persepsi, termasuk orang lain atau diri sendiri.30
Dalam banyak kasus, rangsangan yang menarik perhatian, cenderung dianggap lebih
30
Deddy Mulyana. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hal.167
25
penting daripada yang tidak menarik perhatian. Rangsangan seperti ini biasanya
menjadi penyebab kejadian-kejadian berikutnya, itulah sebabnya orang yang paling
kita perhatikan cenderung dianggap orang yang paling berpengaruh. Dengan
perkataan lain, kita akan memperhatikan apa yang kita anggap bermakna bagi kita,
dan kita tidak akan memperhatikan apa yang tidak bermakna bagi kita.
Faktor-faktor yang terdapat di dalam tahap perhatian yaitu :
Faktor eksternal penarik perhatian faktor situasional terkadang disebut
sebagai determinan perhatian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian
(attention getter). Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang
menonjol, antara lain:
1. Gerakan, seperti organisme yang lain, manusia secara visual tertarik pada
objek-objek yang bergerak.
2. Intensitas stimuli, kita akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol dari
stimuli yang lain.
3. Kebaruan (Novelly), hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang berbeda, akan
menarik perhatian.
4. Perulangan, hal-hal yang disajikan berkali-kali yang disertai dengan sedikit
variasi, akan menarik perhatian.31
Faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi. Faktor fungsional
berasal dari kebutuhan, pengalaman masalalu dan hal-hal yang lain yang termasuk
apa yang disebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan
31
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.52
26
jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada
stimuli itu.
Faktor-faktor struktural yang menentukan persepsi. Faktor-faktor struktural
berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya
pada sistem saraf individu.
Interprestasi adalah tahap terpenting dari persepsi, yaitu menafsirkan atau
memberi makna atau informasi yang sampai kepada kita melalui panca indera.
Persepsi ditentukan oleh beberapa faktor yang berasal dari stimulus, yaitu32
:
1. Perhatian
Proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam
kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Sedangkan atensi yang
dipengaruhi oleh faktor eksternal, yakni atribut-atribut objek yang dipersepsi
seperti gerakan, kontras kebaruan, perulangan objek yang dipersepsi.
Faktor yang memengaruhi persepsi dan ingatan adalah perhatian (attention).
Perhatian merupakan aktivitas menjaga sesuatu tetap dalam pikiran yang
membutuhkan konsentrasi. Terdapat 5 jenis perhatian, yaitu:33
a. Perhatian selektif (Selective Attention)
Perhatian selektif terdapat pada situasi dimana seseorang memantau
beberapa sumber informasi sekaligus. Penerima informasi harus memilih
salah satu sumber informasi yang paling penting dan mengabaikan yang
32
Ibid. Hal.51
33Bjorklund. D.F. 2000. Children's Thinking: Developmental Function and Individual Differences.
3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB.
27
lainnya. Faktor-faktor yang memengaruhi perhatian selektif adalah
harapan, stimulus, dan nilai-nilai. Penerima informasi mengharapkan
sebuah sumber tertentu menyediakan informasi dan memberikan
perhatian lebih pada sumber tersebut, memilih stimulus yang paling
memberikan efek atau terlihat dibanding yang lain, dan memilih sumber
informasi yang paling penting.
b. Perhatian terfokus (Focused Attention)
Perhatian terfokus mengacu pada situasi dimana seseorang diberikan
beberapa input namun harus fokus pada satu input saja selama selang
waktu tertentu. Penerima informasi berfokus pada satu sumber/input dan
tidak terdistraksi oleh gangguan-gangguan lain. Faktor yang berpengaruh
terhadap perhatian terfokus adalah jarak dan arah, serta gangguan dari
lingkungan sekitar. Penerima informasi akan lebih mudah menerima
informasi dari sumber yang berada langsung di depannya.
c. Perhatian terbagi (Divided Attention)
Perhatian terbagi terjadi ketika penerima informasi diharuskan menerima
informasi dari berbagai sumber.
d. Perhatian yang terus menerus (Sustained Attention)
Perhatian terus menerus dilakukan penerima informasi yang harus
melihat sinyal atau sumber pada jangka waktu tertentu yang cukup lama.
Dalam situasi ini sangat penting bagi penerima informasi untuk
mencegah kehilangan sinyal.
28
e. Kurang perhatian (Lack of Attention)
Kurang perhatian merupakan situasi dimana penerima informasi tidak
berkonsentrasi terhadap informasi yang diberikan.
2. Penafsiran
Penafsiran merupakan proses dimana penerima arti terhadap pesan-pesan
yang diterimanya, mengorganisasikan stimuli dengan konteksnya, dan
mengisinya dengan penafsiran yang konsisten dengan rangkaian stimuli
yang dipersepsi.34
Penafsiran sendiri merupakan suatu proses untuk mengorganisasikan
informasi, sehingga mempunyai arti bagi individu. Penafsiran di golongkan
oleh dua dimensi yaitu :
Sistem nilai dan Pengalaman masa lalu
a. Sistem nilai disini dapat diartikan sebagai penilaian individu
dalam mempersepsi suatu obyek yang dipersepsi, apakah
stimulus tersebut akan diterima atau ditolak. Apabila stimulus
tersebut menarik atau ada persesuaian maka akan dipersepsi
positif, dan demikian sebaliknya.
b. Pengalaman masalalu disini dapat diartikan suatu pengalaman
langsung antara individu dengan obyek yang dipersepsi individu,
baik yang bersifat positif maupun negatif.
34
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.51
29
3. Pengetahuan
Pengetahuan terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami,
atau dipersepsikan khalayak. Kognitif terjadi pada diri komunikan yang
sifatnya informatif bagi dirinya.
Tingkat pengetahuan meliputi 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam
domain kognitif yaitu:35
a. Tahu (know), tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,
ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (Comprehention), memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara
benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Application), aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
sebenarnya.
35
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
30
d. Analisis (Analysys), analisis adalah suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek. Kemampuan analisa ini dapat
dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan,
membedakan, mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisis
merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan
sebagainya.
e. Sintesa (Syntesis), sintesa adalah suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menggabungkan bagian-bagian didalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formasi baru dari informasi-informasi
yang ada misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat
meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau
rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation), evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan
untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi
atau objek.
Persepsi sosial atau persepsi orang terhadap orang lain adalah proses
menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam
lingkungan kita. Oleh karena manusia mempunyai aspek emosi, maka persepsi atau
penilaian kita terhadap orang akan mengacung resiko. Persepsi saya terhadap anda
mempengaruhi persepsi anda terhadap saya, dan pada gilirannya persepsi anda
31
terhadap saya juga akan mempengaruhi persepsi saya terhadap anda. Dan begitu
seterusnya.36
2.3.6 Syarat terjadinya persepsi
Syarat timbulnya persepsi yakni, adanya objek, adanya perhatian sebagai
langkah pertama untuk megadakan persepsi, adanya alat indra sebagai reseptor
penerima stimulus yakni saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke
otak dan dari otak dibawa melalui saraf motoris sebagai alat untuk mengadakan
respons.
Secara umum, terdapat beberapa sifat persepsi, antara lain bahwa persepsi
timbul secara spontan pada manusia, yaitu ketika seseorang berhadapan dengan
dunia yang penuh dengan rangsangan. Persepsi merupakan sifat paling asli yang
merupakan titik tolak perubahan. Dalam mempersepsikan tidak selalu dipersepsikan
secara keseluruhan, mungkin cukup hanya diingat. Persepsi tidak berdiri sendiri,
tetapi dipengaruhi atau bergantung pada konteks dan pengalaman.37
2.3.7 Pengukuran Persepsi
Mengukur persepsi hampir sama dengan mengukur sikap. Walaupun materi
yang diukur bersifat abstrak, tetapi secara ilmiah sikap dan persepsi dapat diukur,
dimana sikap terhadap obyek diterjemahkan dalam sistem angka. Dua metode
pengukuran sikap terdiri dari metode Self Report dan pengukuran Involuntary
Behavior.
36
Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hal.176 37
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.67
32
1. Self Report merupakan suatu metode dimana jawaban yang diberikan
dapat menjadi indikator sikap seseorang. Namun kelemahannya adalah
bila individu tidak menjawab pertanyaan yang diajukan maka tidak dapat
mengetahui pendapat atau sikapnya.
2. Involuntary Behaviour dilakukan jika memang diinginkan atau dapat
dilakukan oleh responden, dalam banyak situasi akurasi pengukuran sikap
dipengaruhi kerelaan responden. Jika merujuk pada pernyataan diatas,
bahwa mengukur persepsi hampir sama dengan mengukur sikap, maka
skala sikap dapat dipakai atau dimodifikasi untuk mengungkap persepsi
sehingga dapat diketahui apakah persepsi seseorang positif, atau negatif
terhadap suatu hal atau objek.38
2.4 Teori S-O-R
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori S-O-R. Adapun teori
S-O-R adalah singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Teori ini berasal dari
psikologi. Objek material dari psikologi dan komunikasi adalah sama yaitu manusia
yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi
dan konasi.
Model ini menunjukan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi.
Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, simbol-simbol tertentu
akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R
ini dapat berlangsung secara positif atau negatif.39
38
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.78 39
Sendjaja Sasa Djuarsa. Pengantar Teori Komunikasi. Universitas Terbuka: Jakarta. 2003. Hal.154
33
Perubahan serta pengukuran, yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap
yang baru ada tiga variabel penting, yaitu:
1. Perhatian
2. Pengertian
3. Penerimaan
Bagan 2.1
Model S-O-R (Stimulus-Organism-Respons)
Gambaran diatas bahwa perubahan sikap bergantung pada proses terjadinya
pada individu. Stimulus/pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin di
terima/mungkin di tolak. Komunikan akan berlangsung jika ada perhatian
komunikan, proses berikutnya komunikan mengerti maka kemampuan komunikan
mengolahnya dan menerimanya, maka akan terjadilah kesedian untuk mengubah
sikap.40
Dalam penelitian ini menggunakan teori SOR karena ingin melihat
bagaimana persepsi media televisi khususnya tentang tayangan talk show Dr. Oz
40
Onong Effendy Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung. PT. Citra Aditya
Bakti. Hal.254
Stimulus
Tayangan Talk show Dr. Oz
Indonesia
Organism
Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07
Respons
Persepsi Khalayak
Perhatian
Pengertian
Penerimaan
34
Indonesia yang dapat mempengaruhi atau mengubah sikap dan perilaku masyarakat
atau khalayak.
Berdasarkan teori SOR di jelaskan bahwa pesan yang disampaikan oleh
komunikan ke komunikator akan menimbulkan suatu efek yang kehadirannya
terkadang tanpa kita sadari oleh komunikan.41
Begitu juga dengan penelitian ini
dimana pesan yang disampaikan oleh host talk show Dr. Oz Indonesia menimbulkan
efek bagi audien sasarannya. Dalam penelitian ini stimulus atau pesan disampaikan
oleh host dalam talk show Dr. Oz Indonesia, sedangkan yang menjadi organisme
yaitu Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07. Sedangkan respons merupakan efek yang
ditimbulkan dari pesan yang disampaikan host Dr. Oz Indonesia tentang pesan yang
di sampaikan ke komunikan.
2.5 Kerangka Berfikir
Secara sederhana kerangka berfikir penelitian ini di gambarkan sebagai
berikut:
Bagan 2.2
Kerangka Berpikir
“Persepsi Penonton Tayangan Talk show Dr. Oz Indonesia Trans TV”
41
Ibid. Hal.225
Stimulus
Talk show Dr. Oz
Indonesia
Organism
Khalayak (Ibu-ibu
Perumahan PCI RW.07)
Respons
Persepsi Khalayak:
Perhatian
Penafsiran
Pengetahuan
35
2.6 Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel adalah penarikan batasan yang lebih
menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep. Tujuannya:
agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang yang sesuai dengan hakikat
variabel yang sudah di definisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan
proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala
atau variabel yang ditelitinya.42
Operasional dari tayangan talk show Dr. Oz Indonesia yang akan di teliti
yaitu mengetahui mengenai perhatian khalayak, penafsiran khalayak, dan
pengetahuan khalayak dari persepsi masyarakat mengenai tayangan talk show Dr.
Oz Indonesia.
Table 2.1
Operasional variabel
Variabel Indikator Unsur Skala
Persepsi
Tayangan talk
show “Dr. Oz
Indonesia”
Perhatian Khalayak
Bjorklund. D.F. 2000.
Children's thinking:
Developmental function
and individual differences.
3rd ed.Bellmont.
Perhatian selektif (Selective Attention) Likert
Perhatian terfokus (Focused Attention) Likert
Perhatian terbagi (Divided Attention) Likert
Perhatian yang terus menerus (Sustained
Attention)
Likert
Kurang perhatian (Lack of Attention) Likert
Penafsiran Khalayak
Jalaludin Rakhmat. 2004.
Psikologi Komunikasi.
Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Pengalaman Masalalu Likert
Sistem Nilai Likert
42
Imam Chourmain. 2008. Acuan Normatif Penelitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi.
Jakarta: Al-Haramain Publishing House. Hal.36.
36
Pengetahuan Khalayak
Notoatmodjo, Soekidjo.
2003. Pendidikan Dan
Perilaku Kesehatan.
Rineka Cipta. Jakarta.
Tahu (know) Likert
Memahami (Comprehention) Likert
Aplikasi (Application) Likert
Analisis (Analysys) Likert
Sintesa (Syntesis) Likert
Evaluasi (Evaluation) Likert
2.7 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3
Daftar Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Sonny Fidrian M. Ilham Rinaldi
Judul Penelitian Persepsi Penonton Terhadap
Tayangan Gebyar BCA Di
Indosiar
Persepsi Penonton Tentang
Tayangan Sinetron “Tukang
Bubur Naik Haji”
Teori Teori SOR Teori SOR
Metode Deskriptif Kuantitatif Deskriptif Kuantitatif
Persamaan Meneliti persepsi penonton
terhadap tayangan
Meneliti persepsi penonton
terhadap tayangan
Perbedaan Tujuan ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana
persepsi penonton Live Gebyar
BCA terhadap tayangan Gebyar
BCA di Indosiar
Tujuan ini adalah untuk
mengetahui Tentang Tayangan
Sinetron “Tukang Bubur Naik
Haji”.
Hasil Penelitian Tayangan Gebyar BCA
dipersepsikan secara positif
oleh mayoritas responden. Hal
tersebut diketahui dari
tingginya tingkat perhatian,
penafsiran, dan sikap para
responden terhadap tayangan
Gebyar BCA
Persepsi sebagian masyarakat
Kp. Pos Tambak rt. 01/01 kec.
Kibin menyatakan tayangan
sinetron tukang bubur naik haji
memberikan keserasian antara
gambar dan suara, dalam
tayangan sinetron yang di
siarkan di televisi merupakan
kombinasi yang menarik di
nilai respon sangat tinggi
dengan nilai rata-rata (mean)
sebesar 4.24.
Sumber Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa Tahun 2010
Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa Tahun 2014
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis tidak lepas dari ilmu tentang
penelitian yang sudah dicoba dan diatur menurut aturan serta urutan secara
menyeluruh dan sistematis. Untuk menerapkan suatu teori terhadap suatu
permasalahan, diperlukan metode yang dianggap relevan dan membantu
memecahkan permasalahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang
kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan. Artinya, penelitian yang
dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada persepsi penonton
tayangan Dr. Oz Indonesia.
Metode penelitian ini digunakan untuk memperoleh dan menyajikan data
secara maksimal dan menyeluruh sesuai dengan teori yang digunakan dalam
penelitian sehingga data yang diperoleh benar-benar mengkualifikasikan temuan-
temuan.43
Penelitian deskriptif bertujuan untuk :
1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala
yang ada.
2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek yang
berlaku.
43
Jalaludin Rakhmat. 2010. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hal.24
38
3. Membuat perbandingan atau evaluasi.
4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah
yang sama dan keputusan pada waktu yang akan datang.44
3.2 Paradigma Penelitian
Paradigma yang penulis gunakan adalah paradigma positivistik. Paradigma
positivistik dinyatakan sebagai paradigma tradisional, eksperimental atau paradigma
empiristatis yang dikembangkan oleh para ahli seperti, Conte, Durkheim, dan Mill.45
Positivisme menggambarkan pendekatan baru terhadap pengetahuan. Masyarakat
bergerak dalam tiga tahap berdasarkan pola pikir dari teologis atau fiktif ke
metafisik atau abstrak ke penjelasan ilmiah atau positif. Dalam tahap positif, gejala
sosial dapat diungkapkan melalui observasi empiris atau gejala tersebut. Tidak
seperti dalam tahap teologis, dan metafisik yang mengandalkan kekuatan inti
tertentu pada terjadinya suatu gejala. Tahap positif ditandai oleh kepercayaan akan
data empiris sebagai sumber pengetahuan akhir. Conte mengembangkan pendekatan
positivisme dalam mempelajari masyarakat berpendapat bahwa aplikasi metode
ilmu-ilmu alam dan asumsinya untuk mempelajari manusia akan menghasilkan satu
“positive science of society”.46
3.3 Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena
sosial maupun alam, karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan
44
Ibid Hal.25
45Ulber Silalahi. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. Hal.71
46Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Hal.68-76
39
pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian
biasanya dinamakan instrument penelitian. Jadi instrument penelitian adalah suatu
alat ukur yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulan data.47
Instrument penelitian sendiri merupakan sebuah alat ukur untuk mengukur
data dilapangan. Alat ukur adalah alat bantu yang menentukan bagaimana dan apa
yang harus dilakukan dalam mengumpulkan data. Dengan demikian, alat ukur ini
sangat penting untuk mencari data dengan cara membatasi kebenaran dan ketepatan
hingga data yang terkumpul adalah sesuai dengan ketetapan dari data dilapangan,
sehingga data yang terkumpul adalah sesuai dengan masalah dengan tidak meluas.48
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
kuisioner (angket). Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
responden, disebut juga angket. Tujuan penyebaran adalah mencari informasi yang
lengkap mengenai suatu masalah dari responden.49
Kuisioner adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.50
Pembobotan skor kuisioner menggunakan skala likert. Menurut sugiyono,
skala likert adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Untuk mengisi
skala likert dalam instrumen penelitian telah disediakan alternatif jawaban dari
setiap butir pertanyaan dan responden dapat memilih satu dari jawaban yang sesuai.
47
Ibid. Hal.102 48
Rahmat Kriyantono. Op.Cit. Hal. 94 49
Ibid. Hal. 97 50
Sugiyono. Op.Cit.. Hal.142
40
Setiap butir bernilai 1 sampai 4 disesuaikan dengna alternatif-altenatif jawaban yang
dipilih dari masing-masing pernyataan.51
Peneliti menggunakan skala likert 4
pilihan dengan menghilangkan pilihan netral (ragu-ragu) untuk menghindari
kecenderungan responden yang bersikap netral, hal ini dilakukan oleh peneliti agar
mendapat informasi yang pasti.
Keempat penilaian tersebut diberikan bobot sebagai berikut:
Tabel 3.1 Skala Likert
Untuk menilai hasil kuisioner digunakan rumus rentang skala yang
dijelaskan oleh Riduwan52
:
Rentang Skala =
=
51
Ibid. Hal.87 52
Riduwan. 2009. Metode & Teknik Penyusunan Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta. Hal.132
Pilihan Skor
SS (Sangat Setuju) 4
S (Setuju) 3
TS (Tidak Setuju) 2
STS (Sangat Tidak Setuju) 1
Nilai tertinggi - Nilai terendah
Nilai tertinggi
4 – 1
4
= 0,75
41
Maka skala penilaian nilai rata-rata untuk jawaban hasil kuisioner adalah:
Tabel 3.2 Skala Penilaian Rata-rata
No Rentang Persentase Kriteria
1 1,00 - 1,75
sangat tidak baik/ sangat
rendah
2 1,76 - 2,50 tidak baik/ rendah
3 2,51 - 3,25 baik/ tinggi
4 3,26 - 4,00 sangat baik/ sangat tinggi
Seluruh pernyataan yang diajukan penulis kepada responden melalui
kuisioner bersifat positif. Dari presentasi hasil jawaban yang diberikan oleh
responden dengan melakukan perhitungan analisis deskriptif maka penulis dapat
menyimpulkan apakah persepsi Ibu-ibu di Perumahan PCI RW.07 mengenai
tayangan Dr. Oz Indonesia.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Cara pengumpulan data dengan menyebarkan kuisioner yaitu pertanyaan
yang disusun secara tertulis, biasanya merupakan daftar pertanyaan guna
memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari responden.
3.4.2 Data Skunder
Pengumpulan data dilakukan dengan membaca buku-buku literature
(perpustakaan), internet dan artikel-artikel yang berhubungan dengan permasalahan
yang dibahas, digunakan untuk melengkapi data-data yang sudah ada.
42
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi adalah semua bagian atau anggota dari objek yang akan diamati.
Populasi bisa berupa orang, benda, objek, peristiwa, atau apapun yang menjadi
objek dari survei.53
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang
diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagian
sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.54
3.6 Teknik Penarikan Sampel
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode sampel acak stratifikasi
(stratified proposional random sampling), dalam teknik ini, jumlah proporsi dalam
tiap-tiap strata dalam sampel ditentukan secara proporsional sesuai dengan besarnya
dalam populasi. Proporsional atau strata terbesar akan mendapatkan sampel lebih
besar dibandingkan dengan strata yang lebih kecil.55
Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan warga Perumahan PCI
RW.07 dan kemudian ditarik menjadi sampel. Untuk menghitung sampel maka
digunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel yang didapat sebanyak 83 orang
warga Perumahan PCI RW.07 dengan presentasi 10% yaitu dengan perhitungan
sebagai berikut:
53
Elvinaro Ardianto. 2010. Metodologi Penelitian untuk Publik Relations. Hal.170 54
Suharsimi Arikunto. 1998. Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Citra.
Hal.56 55
Ibid. Hal.174
43
n = N
1+N (e)2
n = 487
1+ 487 (0.1)2
n = 487
5,87
n = 82,96 dibulatkan menjadi 83
Keterangan:
n = Jumlah/ ukuran sample
N = Jumlah populasi/ukuran populasi
e = Presentasi kelonggaran ketidaktelitian karena kesalah
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan,
misalnya 10%.
Dengan menggunakan presisi 10% dan besar populasi adalah 487 orang,
maka di peroleh sampel responden sebanyak 83 orang. Selanjutnya untuk
mendapatkan ukuran sampel secara proposional dari setiap unit sampling,
digunakan rumus sebagai berikut:
N1 = n1.n
N
44
Keterangan:
N1 = Jumlah sampel
n1 = Jumlah Populasi
n = Jumlah responden
N = Besar populasi
Sehingga ukuran atau besar masing-masing unit sampel (sub sampel) dapat dilihat
pada Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.3
Tabel Jumlah Sampel Warga Perumahan PCI RW.07
No. RT yang berada di
RW 07
Jumlah Kepala Keluarga
(Populasi)
Perhitungan
Populasi Sampel
1. RT 01 82 KK N1= 82x83
487
13,97 dibulatkan
14
2. RT 02 75 KK N1= 75x83
487
12,78 dibulatkan
13
3. RT 03 79 KK N1= 79x83
487
13,46 dibulatkan
13
4. RT 04 79 KK N1= 79x83
487
13,46 dibulatkan
13
5. RT 05 86 KK N1= 86x83
487
14,65 dibulatkan
15
6. RT 06 86 KK N1= 86x83
487
14,65 dibulatkan
15
Total 487 - 83
Dengan demikian berdasarkan perhitungan sampel yang terdapat pada tabel,
maka jumlah responden yang akan ditarik sebagai sampel dari setiap RT berbeda-
beda, hal ini sesuai dengan penarikan sampel menggunakan stratified proporsional
random sampling dimana pengambilan sampel ditentukan sesuai dengan besaran
45
populasi dari tiap-tiap RT, sehingga berdasarkan perhitungan data tersebut maka
jumlah sampel akan ditarik menjadi 83 responden.
3.7 Teknik Pengolahan Data
3.7.1 Pengeditan (Editing)
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan, kegiatan ini menjadi penting karena pada
kenyataannya data yang terhimpun terkadang belum memenuhi harapan peneliti.
Ada diantaranya yang kurang atau terlewat, tumpang tindih, berlebihan bahkan
terlupakan. Proses editing yang baik adalah dengan teknik silang, yaitu seorang
peneliti atau field worker memeriksa hasil pengumpulan data peneliti lain dan
sebaliknya pada suatu kegiatan penelitian tertentu. Ini berarti ada dua orang atau
lebih yang melakukan kegiatan ini.56
3.7.2 Pemberian Kode (Coding)
Pada tahapan ini, data yang telah diedit diberi identitas sehingga memiliki
arti tertentu pada saat dianalisis. Pengodean ini menggunakan dua cara: (1)
pengodean frekuensi, digunakan apabila jawaban pada poin tertentu memiliki bobot
atau arti frekuensi tertentu; (2) pengodean lambang digunakan pada poin yang tidak
memiliki bobot tertentu.57
3.7.3 Tabulasi
Tabulasi adalah bagian akhir dari pengolahan data, yaitu memasukkan data
pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya. Ada
56
Burhan Bungin. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Hal.164-165 57
Ibid. Hal.166
46
beberapa langkah yang perlu dikerjakan dalam tabulasi. Pertama, memasukkan data
kedalam kartu atau berkas (file) data. Kedua, membuat tabel frekuensi atau tabel
silang (silang dua atau tiga variable). Ketiga, mengedit/ mengoreksi kesalahan-
kesalahan yang ditemui setelah membuat tabel frekuensi atau tabel silang.58
3.8 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan
variabel. Dalam analisis deskriptif ini perhitungan yang digunakan untuk
mengetahui tingkat persentase skor jawaban dari variabel yang ditentukan adalah
dengan rumus:
% = X100%
Keterangan:
n = Skor empirik (skor yang diperoleh)
N = Jumlah nilai ideal (jumlah responden x jumlah soal x skor tertinggi)
% = Tingkat keberhasilan yang dicapai
Perhitungan deskriptif presentase ini mempunyai langkah – langkah sebagai
berikut :
58
Ardianto Elvinaro. 2010. Metode Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif.
Simbiosa Rekatama Media. Hal.206
47
1. Menentukan presentase maksimal
X 100%
X 100% = 100%
2. Menentukan angka presentase minimal
X 100%
X 100% = 25%
3. Menentukan interval kelas presentase, diperoleh dari pembagian kriteria
terhadap rentang presentase (100% - 25% = 75%), maka didapat 75% :
4 = 18, 7%.
Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya dibuat sebuah tabel
kriteria analisis dimulai dari angka persentasi minimal, kemudian dijumlah dengan
interval kelas persentase sehingga mencapai angka persentase maksimal, skor yang
diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase diperoleh sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase
No Rentang Persentase Kriteria
1 > 81,25-100% Sangat Baik
2 > 62,25% - 81,25% Baik
3 > 43,75% -62,25% Cukup Baik
4 25% - 43,75% Tidak Baik
Dari seluruh item pernyataan yang diajukan dalam penelitian ini memiliki
skor akhir pada variabel persepsi. Dengan melakukan perhitungan deskriptif
48
persentase maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bagaimana persepsi Ibu-ibu
di Perumahan PCI RW.07 mengenai tayangan Dr. Oz Indonesia Trans TV.
Nantinya hasil deskriptif persentase ini digunakan untuk menjawab rumusan
sekaligus keseluruhan identifikasi masalah.
3.9 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian yang berjudul “Persepsi Penonton Tayangan Dr. Oz
Indonesia Trans TV” dilakukan di Perumahan Pondok Cilegon Indah RW.07.
Tabel 3.5 Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian ini adalah waktu dimana segala data didapatkan, dianalisis,
dan siap untuk melalui proses siding skripsi. Sehingga skripsi ini menjadi data yang
sesuai dengan kenyataan yang ada.
Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt
ACC Judul
Bab I
Bab II
Bab III
Sidang Outline
Judul baru, bab
123
Kuesioner
Bab 4
Bab 5
Sidang Skripsi
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1 Dr. Oz Indonesia
Dr. Oz Indonesia memiliki sebuah konsep talk show yang fokus pada topik
mengenai dunia kesehatan dan gaya hidup yang sehat. Tujuan dari konsep acara
ini ialah dapat memberikan wawasan baru mengenai kehidupan yang sehat dan
bahagia.
Topik-topik yang diangkat dalam Dr. Oz Indonesia ialah mengenai gaya
hidup yang sehat dan berbagai isu terkini berdasarkan pengalaman para
narasumber maupun opini dari para pakar. Salah satu narasumbernya adalah para
pakar dibidangnya yang akan memberikan informasi pengobatan, mulai dari
bagaimana mencegahnya sampai mengobati penyakit. Dan tentunya dr. Ryan
Thamrin sebagai host akan membahas bersama topik-topik tersebut.59
Program hasil kerja sama dengan Sony Pictures Television dengan
membeli hak siar The Dr. Oz Show yang di tayangkan dalam versi lokal
Indonesia. Program The Dr. Oz Show sendiri telah meraih penghargaan Emmy
Award dan terdapat versi lokal di beberapa negara dan menjadi program populer.
Dr. Oz Indonesia menghadirkan dr muda dan tampan Ryan Thamrin sebagai host
yang akan memandu talk show kesehatan dengan multi topik serta dikemas
atraktif dan menghibur. Dan sekarang program ini tidak hanya tayang setiap hari
59
http://www.transtv.co.id/index.php/programs/view/8/409#.VRekqo64HaM.. Diakses pada
tanggal 7 Agustus 2015. Pukul.19.45 WIB.
50
sabtu dan minggu pukul 15.00 WIB.60
Tapi Dr. Oz Indonesia menambah jadwal
tayangnya dari senin-kamis pukul 07.00 WIB (yaitu tayangan ulang) dan hari
jumat pukul 14.00 WIB.61
Trans TV telah menampilkan acara talk show yang di dalamnya termasuk
konsultasi kesehatan via telepon. Pada sesi tersebut banyak hal yang ditanyakan
mengenai kasus penyakit yang diderita si penelepon. Narasumber memberikan
jawaban akan suspect penyakit yang diderita pasien. Dr. Oz Indonesia merupakan
salah satu dari sekian banyak acara yang berkualitas untuk ditonton berdasarkan
artikel pada oke zone.com. di dalam artikel tersebut menjelaskan bahwa tidak
semua tayangan melanggar UU penyiaran, nyatanya KPI menerangkan bahwa
salah satu tayangan yang berkualitas untuk ditonton merupakan tayangan Dr. Oz
Indonesia dari sekian banyak acara lainnya. 62
Gambar 4.1 Cover talk show Dr. Oz Indonesia
60
www.transtv.co.id/. Diakses pada tanggal: 28 Maret 2015. Pukul: 22:00 WIB. 61
https://twitter.com/hashtag/DROZIndonesia?src=hash. Diakses pada tanggal: 6 April 2015.
Pukul: 10:34 WIB. 62
http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/38-dalam-negeri/31924-evaluasi-dan-apresiasi-kpi-
terhadap-lembaga-penyiaran. Diakses pada tanggal: 6 April 2015. Pukul: 11.15 WIB.
51
4.2 Deskripsi Data
4.2.1 Karakteristik Responden
Survey ini mengambil data dari 83 responden yang berasal dari warga
Perumahan Pondok Cilegon Indah RW.07 yaitu khususnya pada Ibu-ibu dengan
menggunakan teknik Stratified proposional random sampling agar jawaban yang
didapat benar-benar mewakili pernyataan-pernyataan mengenai variabel penelitian
ini.
Karakteristik responden ini dapat dilihat dari segi komposisi Usia
Responden, Pekerjaan Responden, Frekuensi Menonton Tayangan Dr. Oz
Indonesia, Perhatian Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia, Durasi
Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia, Tema Yang Menarik Bagi Penonton,
Masalah Kesehatan Yang Seringkali Dikeluhkan, Tayangan Yang Dipilih
Pada Saat Jam Yang Sama . Semua ditampilkan untuk mendeskripsikan
karakteristik responden dalam bentuk tabel dan diagram.
4.2.1.1 Usia Responden
Tabel 4.1
Usia Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 20-30 24 28,9 28,9 28,9
30-40 34 41,0 41,0 69,9
40-50 25 30,1 30,1 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.1 maka dapat diketahui jumlah persentase usia
responden terbanyak adalah 30-40 tahun dengan jumlah 34 orang atau persentase
52
sebesar 41,0%. Sedangkan responden usia 40-50 berjumlah 25 orang atau
persentase sebesar 30,1% dan responden usia 20-30 berjumlah 24 orang atau
persentase sebesar 28,9%.
Hal ini menunjukkan mayoritas responden adalah Ibu-ibu yang rentang
usianya 30-40 tahun dengan persentase 41,0%.
Jika karakteristik usia responden tersebut dilihat melalui diagram maka
akan terlihat pada diagram 4.1 berikut:
Diagram 4.1
4.2.1.2 Pekerjaan Responden
Tabel 4.2
Pekerjaan Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Pegawai 11 13,3 13,3 13,3
Karyawan 22 26,5 26,5 39,8
Ibu Rumah Tangga 41 49,4 49,4 89,2
Lain-lain 9 10,8 10,8 100,0
Total 83 100,0 100,0
53
Berdasarkan tabel 4.2 maka dapat diketahui jumlah persentase pekerjaan
responden terbanyak adalah ibu rumah tangga dengan jumlah 41 orang atau
persentase sebesar 49,4%. Selanjutnya karyawan berjumlah 22 orang atau
persentase sebesar 26,5%. Sedangkan pegawai berjumlah 11 orang atau persentase
sebesar 13,3% dan lain-lain berjumlah 9 orang atau persentase sebesar 10,8%.
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah ibu rumah tangga
yaitu dengan persentase sebesar 49,4%, hal ini dinyatakan karena aktivitas ibu
rumah tangga lebih banyak berada dirumah sehingga mempunyai banyak waktu
untuk menonton tayangan Dr. Oz Indonesia dibandingkan Ibu-ibu yang memiliki
pekerjaan diluar rumah.
Jika karakteristik pekerjaan responden tersebut dilihat melalui diagram
maka akan terlihat pada diagram 4.2 berikut:
Diagram 4.2
54
4.2.1.3 Frekuensi Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia
Tabel 4.3
Frekuensi menonton tayangan Dr. Oz Indonesia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Jarang menonton 2 2,4 2,4 2,4
Seminggu 1 kali 17 20,5 20,5 22,9
Seminggu 2 kali 28 33,7 33,7 56,6
Seminggu 3 kali 36 43,4 43,4 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.3 maka dapat diketahui jumlah persentase frekuensi
menonton tayangan Dr. Oz Indonesia lebih sering ditonton seminggu 3 kali
sebesar 43,4%. Sementara frekuensi seminggu 2 kali sebesar 33,7% sedangkan
frekuensi seminggu 1 kali sebesar 20,5% dan jarang menonton sebesar 2,4%.
Hal ini menandakan bahwa para responden menonton tayangan Dr. Oz
Indonesia sebanyak 3 kali dalam seminggu, hal ini dilihat dari banyaknya Ibu-ibu
yang menonton adalah ibu rumah tangga yang tidak mempunyai pekerjaan diluar
rumah karena dapat lebih sering menonton dibandingkan dengan Ibu-ibu yang
mempunyai pekerjaan sehingga hanya beberapa kali saja dalam seminggu
menonton tayangan ini.
Jika karakteristik frekuensi menonton tayangan Dr. Oz Indonesia tersebut
dilihat melalui diagram maka akan terlihat pada diagram 4.3 berikut:
55
Diagram 4.3
4.2.1.4 Perhatian Dalam Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia
Tabel. 4.4
Perhatian dalam menonton tayangan Dr. Oz Indonesia
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak memperhatikan (<20%) 1 1,2 1,2 1,2
Kurang memperhatikan (20-
50%) 14 16,9 16,9 18,1
Cukup memperhatikan (50-
75%) 27 32,5 32,5 50,6
Memperhatikan sangat (75-
100%) 41 49,4 49,4 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.4 maka dapat diketahui jumlah persentase perhatian
dalam menonton tayangan Dr. Oz Indonesia memperhatikan sangat yaitu 49,4%,
cukup memperhatikan 32,5%, kurang memperhatikan 16,9%, dan tidak
memperhatikan 1,2%.
Hal ini menandakan bahwa para responden sangat memperhatikan
tayangan Dr. Oz Indonesia, dilihat dari mayoritas yang menjawab bahwa mereka
56
sangat memperhatikan (75-100%) tayangan Dr. Oz Indonesia. Karena acara ini
memberikan edukasi yang dikemas secara menarik melalui reka adegan dan
gambar yang menarik minat audiens, didukung pula oleh host acara ini yaitu dr.
Ryan Thamrin. Cara dr. Ryan Thamrin membawakan acara menarik perhatian
para audiens selain karena ketampanan yang dr. Rryan Thamrin miliki, ia juga
dapat menjelaskan pesan dengan secara jelas dan tidak menggunakan bahasa yang
berat atau sulit dimengerti oleh para audiens, dan dikemas secara menarik agar
audiens dapat memahami akan pentingnya suatu kesehatan/penyakit tertentu yang
tidak kasat mata.
Jika karakteristik perhatian dalam menonton tayangan Dr. Oz Indonesia
tersebut dilihat melalui diagram maka akan terlihat pada diagram 4.4 berikut:
Diagram 4.4
57
4.2.1.5 Durasi Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia
Tabel 4.5
Durasi menonton tayangan Dr. Oz Indonesia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 30 menit 10 12,0 12,0 12,0
> 30 menit 42 50,6 50,6 62,7
< 1 jam 11 13,3 13,3 75,9
1 jam 20 24,1 24,1 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.5 maka dapat diketahui jumlah persentase durasi
menonton tayangan Dr. Oz Indonesia lebih sering ditonton selama > 30 menit
dengan presentase sebesar 50,6%, kemudian 1 jam sebesar 24,1%, lalu < 1 jam
sebesar 13,3%, dan < 30 menit sebesar 12,0%.
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden memilih dan menganggap
bahwa tayangan Dr. Oz Indonesia menarik untuk di tonton, dikarenakan dari hasil
tanggapan responden melalui kuisioner menunjukan durasi yang cukup panjang
yaitu > 30 menit.
Tayangan Dr. Oz Indonesia dikemas sangat menarik, jadi akan sangat
memungkinkan untuk di tonton dalam durasi yang lama, karena acara ini
memberikan edukasi yang dikemas secara menarik melalui reka adegan dan
gambar yang menarik minat audiens, didukung pula oleh host acara ini yaitu dr.
Ryan Thamrin. Cara dr. Ryan Thamrin membawakan acara menarik perhatian
para audiens selain karena ketampanan yang dr. Rryan Thamrin miliki, ia juga
dapat menjelaskan pesan dengan secara jelas dan tidak menggunakan bahasa yang
berat atau sulit dimengerti oleh para audiens, dan dikemas secara menarik agar
58
dapat dipahami akan pentingnya suatu kesehatan/penyakit tertentu yang tidak
kasat mata.
Jika karakteristik durasi menonton tayangan Dr. Oz Indonesia tersebut
dilihat melalui diagram maka akan terlihat pada diagram 4.5 berikut:
Diagram 4.5
4.2.1.6 Tema Yang Menarik Bagi Penonton
Tabel 4.6
Tema yang menarik bagi penonton
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Penyakit virus 21 25,3 25,3 25,3
Penyakit kelamin 22 26,5 26,5 51,8
Penyakit kulit 11 13,3 13,3 65,1
Diet 29 34,9 34,9 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.6 maka dapat diketahui jumlah tema yang menarik
bagi penonton yang lebih besar yaitu diet dengan jumlah presentase sebesar
34,9%, kemudian penyakit kelamin dengan jumlah presentase sebesar 26,5%, lalu
59
penyakit virus dengan presentase sebesar 25,3%, dan penyakit kulit sebesar
13,3%.
Hal ini menandakan bahwa responden lebih tertarik dengan tema yang
membahas soal diet, karena responden adalah Ibu-ibu yang kemungkinan ingin
menjaga kestabilan tubuhnya agar tetap ideal untuk tetap menjaga penampilan
meski sudah menjadi Ibu-ibu.
Jika karakteristik tema yang menarik bagi penonton dilihat melalui
diagram maka akan terlihat pada diagram 4.6 berikut:
Diagram 4.6
4.2.1.7 Masalah Kesehatan Yang Seringkali Dikeluhkan
Tabel 4.7
Masalah kesehatan yang seringkali dikeluhkan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Magh 28 33,7 33,7 33,7
Jerawat 29 34,9 34,9 68,7
Obesitas 17 20,5 20,5 89,2
Jantung 9 10,8 10,8 100,0
Total 83 100,0 100,0
60
Berdasarkan tabel 4.7 maka dapat diketahui jumlah persentase masalah
kesehatan yang sering kali dikeluhkan terbanyak yaitu jerawat sebesar 34,9%,
magh sebesar 33,7%, obesistas 20,5%, jantung sebesar 10,8%.
Hal ini menandakan bahwa masalah kesehatan yang sering dikeluhkan
oleh responden yaitu masalah jerawat, mungkin masalah jerawat adalah masalah
kecil namun responden lebih banyak mengeluh tentang masalah jerawat karena
wajah adalah modal kecantikan dalam wanita. Meski responden adalah Ibu-ibu
akan tetapi mereka tetap menjaga penampilannya agar tetap terlihat cantik dan
menawan.
Jika karakteristik masalah kesehatan yang seringkali dikeluhkan dilihat
melalui diagram maka akan terlihat pada diagram 4.7 berikut:
Diagram 4.7
61
4.2.1.8 Program Tayangan Yang Ditonton Pada Jam Yang Sama
Tabel 4.8
Program tayangan yang ditonton pada jam yang sama
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Seleb expose 18 21,7 21,7 21,7
Masterchef Indonesia
season 4 8 9,6 9,6 31,3
Hijab stories 3 3,6 3,6 34,9
Dr. OZ Indonesia 54 65,1 65,1 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.8 maka dapat diketahui jumlah program tayangan
yang ditonton pada jam yang sama yaitu lebih banyak menonton tayangan Dr. Oz
Indonesia dengan presentase sebesar 65,1%, seleb expose sebesar 21,7%,
Masterchef Indonesia season 4 sebesar 9,6%, Hijab stories seesar 3,6%.
Dari hasil kuisioner menjawab bahwa tayangan yang ditonton pada jam
yang sama yaitu tayangan Dr. Oz Indonesia, karena tayangan ini memberikan
edukasi yang dikemas secara menarik melalui reka adegan dan gambar yang
menarik minat audiens, didukung pula oleh host acara ini yaitu dr. Ryan Thamrin.
Cara dr. Ryan Thamrin membawakan acara menarik perhatian para audiens selain
karena ketampanan yang dr. Rryan Thamrin miliki, ia juga dapat menjelaskan
pesan dengan secara jelas dan tidak menggunakan bahasa yang berat atau sulit
dimengerti serta dapat dipahami oleh audiens akan pentingnya suatu
kesehatan/penyakit tertentu yang tidak kasat mata.
Jika karakteristik program tayangan yang ditonton pada jam yang sama
dilihat melalui diagram maka akan terlihat pada diagram 4.8 berikut:
62
Diagram 4.8
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
Pada sub-bab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi data hasil penelitian
yang diperoleh, data tersebut kemudian dianalsis berdasarkan perhitungan
frekuensi dan persentase yang disajikan dalam bentuk tabel oleh penulis. Penulis
melakukan pembahasan berdasarkan indikator pada operasional variabel.
Setiap butir distribusi pernyataan terdapat jawaban yang bernilai positif
dan jawaban yang bernilai negatif. Jawaban bernilai positif terdiri dari jawaban
Setuju dan Sangat Setuju, sementara jawaban bernilai negatif terdiri dari jawaban
Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju.
4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Perhatian Selektif (Selective Attention) 1
Indikator Perhatian Selektif (Selective Attention) 1 memiliki distribusi
pertanyaan “Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan informasi kesehatan secara
detail”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi
dibawah ini:
63
Tabel 4.9
Perhatian selektif 1
N Valid 83
Missing 0
Mean 3,47
Median 3,00
Std. Deviation ,526
Perhatian Selektif 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Setuju 42 50,6 50,6 51,8
Sangat Setuju 40 48,2 48,2 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.9 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan informasi
kesehatan secara detail” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai
3,00%. Selanjutnya tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban
positif dengan total 82 orang (98,8%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu
sebanyak 42 orang (50,6%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 40 orang
(48,2%). Sementara jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju
sebanyak 1 orang (1,2%) dan tidak terdapat jawaban Sangat Tidak Setuju.
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju bahwa tayangan
Dr. Oz Indonesia memberikan informasi kesehatan secara detail. Sesuai dengan
aspek perhatian selektif, penerima informasi mengharapkan sebuah sumber
64
tertentu menyediakan informasi, memilih stimulus yang paling memberikan efek
atau terlihat dibanding yang lain, dan memilih sumber informasi yang paling
penting.63
Dalam hal ini perhatian selektif muncul adalah karena ketika responden
menonton tayangan Dr. Oz Indonesia, responden setuju bahwa tayangan ini
memberikan informasi kesehatan secara detail.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pertanyaan
Perhatian Selektif 1 akan terlihat seperti pada diagram 4.9 berikut:
Diagram 4.9
4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Perhatian Selektif (Selective Attention) 2
Indikator Perhatian Selektif (Selective Attention) 2 memiliki distribusi
pertanyaan “Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan informasi bagaimana cara
penanggulangan maupun pencegahan penyakit”. Maka tanggapan responden dapat
dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
63
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences.
3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB.
65
Tabel 4.10
Perhatian Selektif 2
N Valid 83
Missing 0
Mean 3,41
Median 3,00
Std. Deviation ,519
Perhatian Selektif 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Setuju 47 56,6 56,6 57,8
Sangat Setuju 35 42,2 42,2 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.10 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan informasi
bagaimana cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit” dinilai baik/tinggi
dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan
responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 82 orang
(98,8%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 47 orang (56,6%) dan
jawaban Sangat Setuju sebanyak 35 orang (42,2%). Sementara jawaban negatif
diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan tidak
terdapat jawaban Sangat Tidak Setuju.
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju tayangan Dr. Oz
Indonesia memberikan informasi bagaimana cara penanggulangan maupun
66
pencegahan penyakit. Sesuai dengan aspek perhatian selektif, penerima informasi
mengharapkan sebuah sumber tertentu menyediakan informasi, memilih stimulus
yang paling memberikan efek atau terlihat dibanding yang lain, dan memilih
sumber informasi yang paling penting.64
Dalam hal ini perhatian selektif muncul
adalah karena ketika responden menonton tayangan Dr. Oz Indonesia, responden
setuju bahwa tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan informasi bagaimana cara
penanggulangan maupun pencegahan penyakit.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
perhatian selektif 2 akan terlihat seperti pada diagram 4.10 berikut:
Diagram 4.10
4.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Perhatian Selektif (Selective Attention) 3
Indikator Perhatian Selektif (Selective Attention) 3 memiliki distribusi
pertanyaan “Tayangan Dr. Oz Indonesia dapat memberikan cara efektif dalam
menjaga kesehatan”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi
frekuensi dibawah ini:
64
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences.
3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB.
67
Tabel 4.11
Perhatian Selektif 3
N Valid 83
Missing 0
Mean 3,35
Median 3,00
Std. Deviation ,572
Perhatian Selektif 3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Tidak Setuju 1 1,2 1,2 2,4
Setuju 49 59,0 59,0 61,4
Sangat Setuju 32 38,6 38,6 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.11 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Tayangan Dr. Oz Indonesia dapat memberikan cara
efektif dalam menjaga kesehatan” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata
mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil
terbanyak adalah jawaban positif dengan total 81 orang (97,6%) dengan rincian
jawaban Setuju yaitu sebanyak 49 orang (59,0%) dan jawaban Sangat Setuju
sebanyak 32 orang (38,6%). Sementara jawaban negatif diwakili pilihan oleh
jawaban Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan jawaban Sangat Tidak Setuju
sebanyak 1 orang (1,2%).
68
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju tayangan Dr. Oz
Indonesia dapat memberikan cara efektif dalam menjaga kesehatan. Sesuai
dengan aspek perhatian selektif, penerima informasi mengharapkan sebuah
sumber tertentu menyediakan informasi, memilih stimulus yang paling
memberikan efek atau terlihat dibanding yang lain, dan memilih sumber informasi
yang paling penting.65
Dalam hal ini perhatian selektif muncul adalah karena
ketika responden menonton tayangan Dr. Oz Indonesia, responden setuju bahwa
tayangan Dr. Oz Indonesia dapat memberikan cara efektif dalam menjaga
kesehatan.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
perhatian selektif 3 akan terlihat seperti pada diagram 4.11 berikut:
Diagram 4.11
4.3.4 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Perhatian Terfokus (Focused Attention) 1
Indikator Perhatian Terfokus (Focused Attention) 1 memiliki distribusi
pertanyaan “Ketika anda menonton tayangan Dr. Oz Indonesia anda tidak
65
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences.
3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB.
69
menonton program tayangan TV lain”. Maka tanggapan responden dapat dilihat
pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
Tabel 4.12
Perhatian terfokus1
N Valid 83
Missing 0
Mean 3,13
Median 3,00
Std. Deviation ,694
Perhatian terfokus 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Tidak Setuju 12 14,5 14,5 15,7
Setuju 45 54,2 54,2 69,9
Sangat Setuju 25 30,1 30,1 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.12 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Ketika anda menonton tayangan Dr. Oz Indonesia
anda tidak menonton program tayangan tv lain” dinilai baik/tinggi dengan
presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden
dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 70 orang (84,3%)
dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 45 orang (54,2%) dan jawaban
Sangat Setuju sebanyak 25 orang (30,1%). Sementara jawaban negatif diwakili
70
pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 12 orang (14,5%) dan jawaban
Sangat Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%).
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden ketika menonton
tayangan Dr. Oz Indonesia tidak menonton program tayangan TV lain. Sesuai
dengan aspek perhatian terfokus mengacu pada situasi dimana seseorang
diberikan beberapa input namun harus fokus pada satu input saja selama selang
waktu tertentu. Penerima informasi berfokus pada satu sumber/input dan tidak
terdistraksi oleh gangguan-gangguan lain. Faktor yang berpengaruh terhadap
perhatian terfokus adalah jarak dan arah, serta gangguan dari lingkungan sekitar.
Penerima informasi akan lebih mudah menerima informasi dari sumber yang
berada langsung di depannya.66
Maka dari itu ketika menonton tayangan Dr. Oz
Indonesia responden tidak menonton acara TV lain.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
terfokus 1 akan terlihat seperti pada diagram 4.12 berikut:
Diagram 4.12
66
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences.
3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB.
71
4.3.5 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Perhatian Terfokus (Focused Attention) 2
Indikator Perhatian Terfokus (Focused Attention) 2 memiliki distribusi
pertanyaan “Tayangan Dr. Oz Indonesia mempraktekan secara langsung
bagaimana cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit”. Maka tanggapan
responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
Tabel 4.13
Perhatian Terfokus 2
N Valid 83
Missing 0
Mean 3,28
Median 3,00
Std. Deviation ,477
Perhatian Terfokus 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Setuju 58 69,9 69,9 71,1
Sangat Setuju 24 28,9 28,9 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.13 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Tayangan Dr. Oz Indonesia mempraktekan secara
langsung bagaimana cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit” dinilai
baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh
tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total
72
78 orang (98,8%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 58 orang (69,9%)
dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 24 orang (28,9%). Sementara jawaban
negatif diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan
tidak terdapat jawaban Sangat Tidak Setuju.
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju bahwa tayangan
Dr. Oz Indonesia mempraktekan secara langsung bagaimana cara penanggulangan
maupun pencegahan penyakit. Sesuai dengan aspek perhatian terfokus, penerima
informasi berfokus pada satu sumber/input dan tidak terdistraksi oleh gangguan-
gangguan lain. Penerima informasi akan lebih mudah menerima informasi dari
sumber yang berada langsung di depannya.67
Dalam tayangan ini memperaktekan
secara langsung bagaimana cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit,
maka dari itu responden fokus untuk menontonnya karena sangat bermanfaat.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
terfokus 2 akan terlihat seperti pada diagram 4.13 berikut:
Diagram 4.13
67
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences.
3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB.
73
4.3.6 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Perhatian Terbagi (Divided Attention)
Indikator Perhatian Terbagi (Divided Attention) memiliki distribusi
pertanyaan “Ketika dirasa informasi tidak terlalu jelas, anda akan memindahkan
ke acara lain”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi
frekuensi dibawah ini:
Tabel 4.14
Perhatian Terbagi
N Valid 83
Missing 0
Mean 2,07
Median 2,00
Std. Deviation ,880
Perhatian Terbagi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 20 24,1 24,1 24,1
Tidak Setuju 46 55,4 55,4 79,5
Setuju 8 9,6 9,6 89,2
Sangat Setuju 9 10,8 10,8 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.14 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Ketika dirasa informasi tidak terlalu jelas, anda akan
memindahkan ke acara lain” dinilai tidak baik/rendah dengan presentase rata-rata
mencapai 2,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil
74
terbanyak kali ini adalah jawaban negatif dengan total 66 orang (79,5%) dengan
rincian jawaban Tidak Setuju yaitu sebanyak 46 orang (55,4%) dan jawaban
Sangat Tidak Setuju sebanyak 20 orang (24,1%). Sementara jawaban positif
diwakili pilihan oleh Sangat Setuju sebanyak 9 orang (10,8%) dan jawaban Setuju
sebanyak 8 orang (9,6%).
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden tidak setuju ketika dirasa
informasi tidak terlalu jelas, akan memindahkan ke acara lain. Sesuai dengan
aspek perhatian terbagi terjadi ketika penerima informasi diharuskan menerima
informasi dari berbagai sumber.68
Tetapi mayoritas responden tetap memilih
untuk menonton tayangan tersebut dibandingan menonton acara lain.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
terbagi akan terlihat seperti pada diagram 4.14 berikut:
Diagram 4.14
4.3.7 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Perhatian Terus Menerus (Sustained Attention) 1
Indikator Perhatian terus-menerus (Sustained Attention) 1 memiliki
distribusi pertanyaan “Dalam tayangan ini terdapat banyak informasi yang belum
68
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences.
3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB.
75
diketahui sebelumnya maka anda tertarik untuk terus menonton”. Maka tanggapan
responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
Tabel 4.15
Perhatian Terus-menerus 1
N Valid 83
Missing 0
Mean 3,13
Median 3,00
Std. Deviation ,513
Perhatian Terus-menerus 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
3 3,6 3,6 4,8
Setuju 63 75,9 75,9 80,7
Sangat Setuju 16 19,3 19,3 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.15 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Dalam tayangan ini terdapat banyak informasi yang
belum diketahui sebelumnya maka anda tertarik untuk terus menonton” dinilai
baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh
tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total
79 orang (95,2%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 63 orang (75,9%)
dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 16 orang (19,3%). Sementara jawaban
negatif diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 3 orang (3,6%) dan
jawaban Sangat Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%).
76
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju dalam tayangan ini
terdapat banyak informasi yang belum diketahui sebelumnya maka anda tertarik
untuk terus menonton. Sesuai dengan aspek perhatian terus menerus dilakukan
penerima informasi yang harus melihat sinyal atau sumber pada jangka waktu
tertentu yang cukup lama.69
Maka dari itu responden tertarik untuk menonton
terus menerus karena dalam tayangan ini terdapat infomasi yang belum diketahui
sehingga menjadi pengetahuan baru yang bermanfaat bagi para responden.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
terus menerus 1 akan terlihat seperti pada diagram 4.15 berikut:
Diagram 4.15
4.3.8 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Perhatian Terus Menerus (Sustained Attention)2
Indikator Perhatian terus-menerus (Sustained Attention) 2 memiliki
distribusi pertanyaan “Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan materi yang jelas
kepada penonton dengan menghadirkan pakar kesehatan”. Maka tanggapan
responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
69
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences.
3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB.
77
Tabel 4.16
Perhatian Terus-menerus 2
N Valid 83
Missing 0
Mean 3,35
Median 3,00
Std. Deviation ,593
Perhatian Terus-menerus 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Tidak Setuju 2 2,4 2,4 3,6
Setuju 47 56,6 56,6 60,2
Sangat Setuju 33 39,8 39,8 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.16 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumaha PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan materi
yang jelas kepada penonton dengan menghadirkan pakar kesehatan” dinilai
baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh
tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total
80 orang (96,4%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 47 orang (56,6%)
dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 33 orang (39,8%). Sementara jawaban
negatif diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 2 orang (2,4%) dan
jawaban Sangat Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%).
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju tayangan Dr. Oz
Indonesia memberikan materi yang jelas kepada penonton dengan menghadirkan
78
pakar kesehatan. Sesuai dengan aspek perhatian terus menerus dilakukan
penerima informasi yang harus melihat sinyal atau sumber pada jangka waktu
tertentu yang cukup lama.70
Maka dari itu dengan menghadirkan pakar kesehatan,
membuat penonton percaya akan informasi yang diberikan sehingga responden
akan terus-menerus menontonnya.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
terus menerus 2 akan terlihat seperti pada diagram 4.16 berikut:
Diagram 4.16
4.3.9 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Perhatian Terus Menerus (Sustained Attention) 3
Indikator Perhatian terus-menerus (Sustained Attention) 3 memiliki
distribusi pertanyaan “Tayangan Dr. Oz Indonesia banyak memberikan tips-tips
menarik yang bisa dilakukan/di peragakan baik distudio maupun dirumah”. Maka
tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
70
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences.
3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB.
79
Tabel 4.17
Perhatian Terus-menerus 3
N Valid 83
Missing 0
Mean 3,39
Median 3,00
Std. Deviation ,559
Perhatian Terus-menerus 3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 3 3,6 3,6 3,6
Setuju 45 54,2 54,2 57,8
Sangat Setuju 35 42,2 42,2 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.17 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Tayangan Dr. Oz Indonesia banyak memberikan
tips-tips menarik yang bisa dilakukan/diperagakan baik distudio maupun
dirumah” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%.
Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah
jawaban positif dengan total 80 orang (96,4%) dengan rincian jawaban Setuju
yaitu sebanyak 45 orang (54,2%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 35 orang
(42,2%). Sementara jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju
sebanyak 3 orang (3,6%) dan tidak terdapat jawaban Sangat Tidak Setuju.
80
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju tayangan Dr. Oz
Indonesia banyak memberikan tips-tips menarik yang bisa dilakukan/diperagakan
baik distudio maupun dirumah. Sesuai dengan aspek perhatian terus menerus
dilakukan penerima informasi yang harus melihat sinyal atau sumber pada jangka
waktu tertentu yang cukup lama.71
Dalam hal ini membuat responden dapat
melakukan tips-tips yang telah diperagakan oleh tayangan tersebut.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
terus menerus 3 akan terlihat seperti pada diagram 4.17 berikut:
Diagram 4.17
4.3.10 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Kurang Perhatian (Lack of Attention)
Indikator Kurang perhatian (Lack of Attention) memiliki distribusi
pertanyaan “Ketika bintang tamu yang dihadirkan bukan artis anda tidak mau
menonton”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi
frekuensi dibawah ini:
71
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences.
3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB.
81
Tabel 4.18
Kurang Perhatian
N Valid 83
Missing 0
Mean 2,14
Median 2,00
Std. Deviation ,521
Kurang Perhatian
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 2,4 2,4 2,4
Tidak Setuju 71 85,5 85,5 88,0
Setuju 6 7,2 7,2 95,2
Sangat Setuju 4 4,8 4,8 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.18 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Ketika bintang tamu yang dihadirkan bukan artis
anda tidak mau menonton” dinilai tidak baik/rendah dengan presentase rata-rata
mencapai 2,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil
terbanyak adalah jawaban negatif dengan total 73 orang (87,9%) dengan rincian
jawaban Tidak Setuju yaitu sebanyak 71 orang (85,5%), jawaban Sangat Tidak
Setuju sebanyak 2 orang (2,4%), jawaban Setuju sebanyak 6 orang (7,2%), dan
jawaban Sangat Setuju sebanyak 4 orang (4,8%).
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden tidak setuju ketika
bintang tamu yang dihadirkan bukan artis anda tidak mau menonton. Sesuai
82
dengan aspek kurang perhatian merupakan situasi dimana penerima tidak
berkonsentrasi.72
Maka dari itu responden tidak setuju ketika bintang tamu yang
dihadirkan bukan artis maka tidak akan menonton tayangan tersebut. Karena
responden tetap memilih menonton tayangan tersebut walaupun bintang tamunya
bukanlah artis, melainkan informasinya yang terpenting untuk ditotonton.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
kurang perhatian akan terlihat seperti pada diagram 4.18 berikut:
Diagram 4.18
4.3.11 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Pengalaman Masalalu 1
Indikator Pengalaman Masalalu memiliki distribusi pertanyaan “Tayangan
Dr. Oz Indonesia membawa dampak positif bagi anda, karena dalam tayangan ini
banyak menyadarkan anda tentang arti hidup sehat”. Maka tanggapan responden
dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
72
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences.
3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB.
83
Tabel 4.19
Pengalaman Masalalu 1
N Valid 83
Missing 0
Mean 3,51
Median 4,00
Std. Deviation ,592
Pengalaman Masalalu 1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Tidak Setuju 1 1,2 1,2 2,4
Setuju 36 43,4 43,4 45,8
Sangat Setuju 45 54,2 54,2 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.19 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Tayangan Dr. Oz Indonesia membawa dampak
positif bagi anda, karena dalam tayangan ini banyak menyadarkan anda tentang
arti hidup sehat” dinilai sangat baik/sangat tinggi dengan presentase rata-rata
mencapai 4,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil
terbanyak adalah jawaban positif dengan total 81 orang (97,6%) dengan rincian
jawaban Sangat Setuju yaitu sebanyak 45 orang (54,2%) dan jawaban Setuju
sebanyak 36 orang (43,4%), dan jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban
Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan jawaban Sangat Tidak Setuju sebanyak 1
orang (1,2%).
84
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju tayangan Dr. Oz
Indonesia membawa dampak positif bagi anda, karena dalam tayangan ini banyak
menyadarkan anda tentang arti hidup sehat. Sesuai dengan aspek pengalaman
masalalu suatu pengalaman langsung antara individu dengan obyek yang
dipersepsi individu, baik yang bersifat positif maupun negatif.73
Maka dengan
menonton tayangan ini responden lebih menyadari akan hidup sehat dari
kehidupan sebelumnya.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
pengalaman masalalu 1 akan terlihat seperti pada diagram 4.19 berikut:
Diagram 4.19
4.3.12 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Pengalaman Masalalu 2
Indikator Pengalaman Masalalu 2 memiliki distribusi pertanyaan “Dengan
menonton tayangan ini anda lebih memperhatikan kesehatan anda dari
sebelumnya”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi
frekuensi dibawah ini:
73
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.51
85
Tabel 4.20
Pengalaman Masalalu 2
N Valid 83
Missing 0
Mean 3,43
Median 3,00
Std. Deviation ,522
Pengalaman Masalalu 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Setuju 45 54,2 54,2 55,4
Sangat Setuju 37 44,6 44,6 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.20 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Dengan menonton tayangan ini anda lebih
memperhatikan kesehatan anda dari sebelumnya” dinilai baik/tinggi dengan
presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden
dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 82 orang (98,8%)
dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 45 orang (54,2%) dan jawaban
Sangat Setuju sebanyak 37 orang (44,6%), dan jawaban negatif diwakili pilihan
oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan tidak terdapat jawaban
Sangat Tidak Setuju.
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju dengan menonton
tayangan ini anda lebih memperhatikan kesehatan anda dari sebelumnya. Sesuai
86
dengan aspek suatu pengalaman langsung antara individu dengan obyek yang
dipersepsi individu, baik yang bersifat positif maupun negatif.74
Maka dengan
menonton tayangan ini memiliki persepsi positif yang menyetujui bahwa dengan
menonton tayangan ini responden lebih memperhatikan kesehatan dari
sebelumnya.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
pengalaman masalalu 2 akan terlihat seperti pada diagram 4.20 berikut:
Diagram 4.20
4.3.13 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Sistem Nilai 1
Indikator Sistem Nilai 1 memiliki distribusi pertanyaan “Di dalam
tayangan ini host dapat menyampaikan informasi kesehatan dengan bahasa yang
santai sehingga dapat di mengerti oleh penonton”. Maka tanggapan responden
dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
74
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.51
87
Tabel 4.21
Sistem Nilai 1
N Valid 83
Missing 0
Mean 3,31
Median 3,00
Std. Deviation ,562
Sistem Nilai 1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Tidak Setuju 1 1,2 1,2 2,4
Setuju 52 62,7 62,7 65,1
Sangat Setuju 29 34,9 34,9 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.21 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Di dalam tayangan ini host dapat menyampaikan
informasi kesehatan dengan bahasa yang santai sehingga dapat di mengerti oleh
penonton” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%.
Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah
jawaban positif dengan total 81 orang (97,6%) dengan rincian jawaban Setuju
yaitu sebanyak 52 orang (62,7%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 29 orang
(34,9%), dan jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju
sebanyak 1 orang (1,2%) dan jawaban Sangat Tidak Setuju sebanyak 1 orang
(1,2%).
88
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju di dalam tayangan
ini host dapat menyampaikan informasi kesehatan dengan bahasa yang santai
sehingga dapat di mengerti oleh penonton. Sesuai dengan aspek sistem nilai,
penilaian individu dalam mempersepsi suatu obyek yang dipersepsi, apakah
stimulus tersebut akan diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut menarik
atau ada persesuaian maka akan dipersepsi positif, dan demikian sebaliknya.75
Dalam hal ini responden menilai bahwa host dapat menyampaikan inforamsi
kesehatan dengan bahasa yang santai sehingga dapat di mengerti oleh penonton.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
system nilai 1 akan terlihat seperti pada diagram 4.21 berikut:
Diagram 4.21
4.3.14 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Sistem Nilai 2
Indikator Sistem Nilai 2 memiliki distribusi pertanyaan “Tayangan Dr. Oz
Indonesia sangat bagus karena menampilkan host yang memang mempunyai latar
belakang pendidikan di bidang kesehatan”. Maka tanggapan responden dapat
dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
75
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.51
89
Tabel 4.22
Sistem Nilai 2
N Valid 83
Missing 0
Mean 3,46
Median 3,00
Std. Deviation ,591
Sistem Nilai 2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Tidak Setuju 1 1,2 1,2 2,4
Setuju 40 48,2 48,2 50,6
Sangat Setuju 41 49,4 49,4 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.22 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Tayangan Dr. Oz Indonesia sangat bagus karena
menampilkan host yang memang mempunyai latar belakang pendidikan di bidang
kesehatan” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%.
Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah
jawaban positif dengan total 81 orang (97,6%) dengan rincian jawaban Setuju
yaitu sebanyak 40 orang (48,2%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 41 orang
(49,4%), dan jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju
sebanyak 1 orang (1,2%) dan jawaban Sangat Tidak Setuju sebanyak 1 orang
(1,2%).
90
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju tayangan Dr. Oz
Indonesia sangat bagus karena menampilkan host yang memang mempunyai latar
belakang pendidikan di bidang kesehatan. Sesuai dengan sapek sistem nilai,
Penilaian individu dalam mempersepsi suatu obyek yang dipersepsi, apakah
stimulus tersebut akan diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut menarik
atau ada persesuaian maka akan dipersepsi positif, dan demikian sebaliknya.76
Dalam hal ini responden menilai tayangan ini bagus karena menampilkan host
yang mempunyai latar belakang pendidikan dibidang kesehatan, sehingga
informasi yang diberikan tidak diragukan lagi kebenarannya.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
system nilai 2 akan terlihat seperti pada diagram 4.22 berikut:
Diagram 4.22
4.3.15 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Tahu (Know)
Indikator Tahu (Know) memiliki distribusi pertanyaan “Dalam menonton
tayangan ini penonton mendapatkan pengetahuan tentang gaya hidup sehat dan
76
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.51
91
tidak sehat”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi
frekuensi dibawah ini:
Tabel 4.23
Tahu
N Valid 83
Missing 0
Mean 3,39
Median 3,00
Std. Deviation ,537
Tahu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 2 2,4 2,4 2,4
Setuju 47 56,6 56,6 59,0
Sangat Setuju 34 41,0 41,0 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.23 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Dalam menonton tayangan ini penonton
mendapatkan pengetahuan tentang gaya hidup sehat dan tidak sehat” dinilai
baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh
tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total
81 orang (97,6%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 47 orang (56,6%)
dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 34 orang (41,0%), dan jawaban negatif
92
diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 2 orang (2,4%) dan tidak ada
jawaban Sangat Tidak Setuju.
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju dalam menonton
tayangan ini penonton mendapatkan pengetahuan tentang gaya hidup sehat dan
tidak sehat. Sesuai dengan aspek tahu, mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima.77
Maka dari itu dalam menonton tayangan ini responden
mendapatkan pengetahuan gaya hidup yang sehat dan tidak sehat.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
tahu akan terlihat seperti pada diagram 4.23 berikut:
Diagram Diagram 4.23
4.3.16 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Memahami (Comprehention) 1
Indikator Memahami (Comprehention) 1 memiliki distribusi pertanyaan
“Dengan menghadirkan pakar kesehatan penonton dapat lebih memahami
77
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
93
informasi secara jelas”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel
distribusi frekuensi dibawah ini:
Tabel 4.24
Memahami 1
N Valid 83
Missing 0
Mean 3,36
Median 3,00
Std. Deviation ,596
Memahami 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Tidak Setuju 2 2,4 2,4 3,6
Setuju 46 55,4 55,4 59,0
Sangat Setuju 34 41,0 41,0 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.24 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Dengan menghadirkan pakar kesehatan penonton
dapat lebih memahami informasi secara jelas” dinilai baik/tinggi dengan
presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden
dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 08 orang (96,4%)
dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 46 orang (55,4%) dan jawaban
Sangat Setuju sebanyak 34 orang (41,0%), dan jawaban negatif diwakili pilihan
oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 2 orang (2,4%) dan jawaban Sangat Tidak
Setuju sebanyak 1 orang (1,2%).
94
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju dengan
menghadirkan pakar kesehatan penonton dapat lebih memahami informasi secara
jelas. Sesuai dengan aspek memahami, kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari.78
Dalam hal ini responden setuju jika
tayangan ini menghadirkan pakar kesehatan agar penonton dapat lebih memahami
dan percaya akan informasi yang diberikan.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
memahami 1 akan terlihat seperti pada diagram 4.24 berikut:
Diagram 4.24
4.3.17 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Memahami (Comprehention) 2
Indikator Memahami (Comprehention) 2 memiliki distribusi pertanyaan
“Dengan adanya praktek/peragaan/adegan yang ditampilkan dapat memudahkan
78
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
95
penonton memahami cara-cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit”.
Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah
ini:
Tabel 4.25
Memahami 2
N Valid 83
Missing 0
Mean 3,43
Median 3,00
Std. Deviation ,522
Memahami 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Setuju 45 54,2 54,2 55,4
Sangat Setuju 37 44,6 44,6 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.25 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Dengan adanya praktek/peragaan/adegan yang
ditampilkan dapat memudahkan penonton memahami cara-cara penanggulangan
maupun pencegahan penyakit” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata
mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil
terbanyak adalah jawaban positif dengan total 82 orang (98,8%) dengan rincian
jawaban Setuju yaitu sebanyak 45 orang (54,2%) dan jawaban Sangat Setuju
sebanyak 37 orang (44,6%), dan jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban
96
Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan tidak terdapat jawaban Sangat Tidak
Setuju.
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju dengan adanya
praktek/peragaan/adegan yang ditampilkan dapat memudahkan penonton
memahami cara-cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit. Sesuai
dengan aspek memahami, kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar,
orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek
yang dipelajari.79
Dalam hal ini responden dapat memahami cara penanggulangan
maupun pencegahan penyakit dengan adanya praktek/peragaan/adegan yang
ditampilkan oleh tayangan Dr. Oz Indonesia.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
memahami 2 akan terlihat seperti pada diagram 4.25 berikut:
Digram 4.25
79
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
97
4.3.18 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Aplikasi (Application) 1
Indikator Aplikasi (Application) 1 memiliki distribusi pertanyaan “Melalui
tayangan ini penonton dapat mengaplikasikan cara menangani atau mencegah
penyakit”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi
dibawah ini:
Tabel 4.26
Aplikasi 1
N Valid 83
Missing 0
Mean 3,24
Median 3,00
Std. Deviation ,508
Aplikasi 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 3 3,6 3,6 3,6
Setuju 57 68,7 68,7 72,3
Sangat Setuju 23 27,7 27,7 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.26 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Melalui tayangan ini penonton dapat
mengaplikasikan cara menangani atau mencegah penyakit” dinilai baik/tinggi
dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan
responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 80 orang
98
(96,4%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 57 orang (68,7%) dan
jawaban Sangat Setuju sebanyak 23 orang (27,7%), dan jawaban negatif diwakili
pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 3 orang (3,6%) dan tidak terdapat
jawaban Sangat Tidak Setuju.
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju melalui tayangan
ini penonton dapat mengaplikasikan cara menangani atau mencegah penyakit.
Sesuai dengan aspek aplikasi, diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.80
Maka dari itu
dengan menonton tayangan ini responden dapat mengaplikasikan cara menangani
atau mencegah penyakit.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
aplikasi 1 akan terlihat seperti pada diagram 4.26 berikut:
Digram 4.26
80
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
99
4.3.19 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Aplikasi (Application) 2
Indikator Aplikasi (Application) 2 memiliki distribusi pertanyaan “Melalui
tayangan ini penonton dapat mengaplikasikan pola hidup yang sehat”. Maka
tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
Tabel 4.27
Aplikasi 2
N Valid 83
Missing 0
Mean 3,25
Median 3,00
Std. Deviation ,514
Aplikasi 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 3 3,6 3,6 3,6
Setuju 56 67,5 67,5 71,1
Sangat Setuju 24 28,9 28,9 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.27 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Melalui tayangan ini penonton dapat
mengaplikasikan pola hidup yang sehat” dinilai baik/tinggi dengan presentase
rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan
hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 80 orang (96,4%) dengan
rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 56 orang (67,5%) dan jawaban Sangat
100
Setuju sebanyak 24 orang (28,9%), dan jawaban negatif diwakili pilihan oleh
jawaban Tidak Setuju sebanyak 3 orang (3,6%) dan tidak terdapat jawaban Sangat
Tidak Setuju.
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju melalui tayangan
ini penonton dapat mengaplikasikan pola hidup yang sehat. Sesuai dengan aspek
aplikasi, diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.81
Dalam hal ini responden dapat
mengaplikasikan pola hidup yang sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
aplikasi 2 akan terlihat seperti pada diagram 4.27 berikut:
Diagram 4.27
4.3.20 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Analisis (Analysys) 1
Indikator Analisis (Analysys) 1 memiliki distribusi pertanyaan “Tayangan
Dr. Oz Indonesia memberikan cara menjaga pola hidup sehat yang baik”. Maka
tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
81
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
101
Tabel 4.28
Analisis 1
N Valid 83
Missing 0
Mean 3,37
Median 3,00
Std. Deviation ,511
Analisis 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Setuju 50 60,2 60,2 61,4
Sangat Setuju 32 38,6 38,6 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.28 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan cara
menjaga pola hidup sehat yang baik” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-
rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil
terbanyak adalah jawaban positif dengan total 82 orang (98,8%) dengan rincian
jawaban Setuju yaitu sebanyak 50 orang (60,2%) dan jawaban Sangat Setuju
sebanyak 32 orang (38,6%), dan jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban
Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan tidak terdapat jawaban Sangat Tidak
Setuju.
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju tayangan Dr. Oz
Indonesia memberikan cara menjaga pola hidup sehat yang baik. Sesuai dengan
aspek analisis, suatu kemampuan analisa dapat dilihat dari penggunaan kata kerja
102
dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan seperti sebagainya.82
Maka dari itu dalam hal ini responden dapat menjaga pola hidup sehat yang baik.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
analisis 1 akan terlihat seperti pada diagram 4.28 berikut:
Diagram 4.28
4.3.21 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Analisis (Analysys) 2
Indikator Analisis (Analysys) 2 memiliki distribusi pertanyaan “Tayangan
Dr. Oz Indonesia satu-satunya tayangan yang membahas tentang dunia kesehatan
secara menyeluruh”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi
frekuensi dibawah ini:
82
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
103
Tabel 4.29
Analisis 2
N Valid 83
Missing 0
Mean 3,40
Median 3,00
Std. Deviation ,562
Analisis 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Setuju 47 56,6 56,6 57,8
Sangat Setuju 35 42,2 42,2 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.29 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Tayangan Dr. Oz Indonesia satu-satunya tayangan
yang membahas tentang dunia kesehatan secara menyeluruh” dinilai baik/tinggi
dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan
responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 82 orang
(98,8%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 47 orang (56,6%) dan
jawaban Sangat Setuju sebanyak 35 orang (42,2%), dan jawaban negatif diwakili
pilihan oleh jawaban Sangat Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan tidak
terdapat jawaban Tidak Setuju.
104
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju tayangan Dr. Oz
Indonesia satu-satunya tayangan yang membahas tentang dunia kesehatan secara
menyeluruh. Sesuai dengan aspek analisis, suatu kemampuan analisa ini dapat
dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan,
mengelompokkan dan seperti sebagainya.83
Dalam hal ini responden memilih
tayanga Dr. Oz Indonesia sebagai satu-satunya tayangan yang membahas tentang
dunia kesehatan secara menyeluruh.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
analisis 2 akan terlihat seperti pada diagram 4.29 berikut:
Diagram 4.29
4.3.22 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Sintesa (Syntesis)
Indikator Sintesa (Syntesis) memiliki distribusi pertanyaan “Tayangan Dr.
Oz Indonesia memberikan cara menangani dan mencegah permasalahan penyakit
dengan lugas”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi
frekuensi dibawah ini:
83
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
105
Tebel 4.30
Sintesa
N Valid 83
Missing 0
Mean 3,24
Median 3,00
Std. Deviation ,458
Sintesa
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Setuju 61 73,5 73,5 74,7
Sangat Setuju 21 25,3 25,3 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.30 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan cara
menangani dan mencegah permasalahan penyakit dengan lugas” dinilai
baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh
tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total
82 orang (98,8%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 61 orang (73,5%)
dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 21 orang (25,3%), dan jawaban negatif
diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan tidak
terdapat jawaban Sangat Tidak Setuju.
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju tayangan Dr. Oz
Indonesia memberikan cara menangani dan mencegah permasalahan penyakit
dengan lugas. Sesuai dengan aspek sintesa adalah suatu kemampuan untuk
106
menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat
menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan
terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.84
Maka dari itu dalam hal ini
responden dapat mencegah sekaligus menangani permasalahan penyakit.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
sintesa akan terlihat seperti pada diagram 4.30 berikut:
Diagram 4.30
4.3.23 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Evaluasi (Evaluation) 1
Indikator Evaluasi (Evaluation) 1 memiliki distribusi pertanyaan “Dengan
menonton tayangan ini penonton dapat mengevaluasi pola hidup sehat dengan
pola hidup tidak sehat”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel
distribusi frekuensi dibawah ini:
84
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
107
Tabel 4.31
Evaluasi 1
N Valid 83
Missing 0
Mean 3,27
Median 3,00
Std. Deviation ,543
Evaluasi 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Tidak Setuju 1 1,2 1,2 2,4
Setuju 56 67,5 67,5 69,9
Sangat Setuju 25 30,1 30,1 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.31 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Dengan menonton tayangan ini penonton dapat
mengevaluasi pola hidup sehat dengan pola hidup tidak sehat” dinilai baik/tinggi
dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan
responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 81 orang
(97,6%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 56 orang (67,5%) dan
jawaban Sangat Setuju sebanyak 25 orang (30,1%), dan jawaban negatif diwakili
pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan jawaban Sangat
Tidak Setuju 1 orang (1,2%).
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju dengan menonton
tayangan ini penonton dapat mengevaluasi pola hidup sehat dengan pola hidup
108
tidak sehat. Sesuai dengan aspek evaluasi, dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.85
Dalam hal ini
responden menilai bahwa dengan menonton tayangan ini penonton dapat
mengevaluasi pola hidup sehat dengan pola hidup tidak sehat.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
evaluasi 1 akan terlihat seperti pada diagram 4.31 berikut:
Diagram 4.31
4.3.24 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator
Evaluasi (Evaluation) 2
Indikator Evaluasi (Evaluation) 2 memiliki distribusi pertanyaan “Melalui
tayangan ini penonton dapat mengevaluasi tips-tips kesehatan yang diberikan”.
Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah
ini:
85
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
109
Tabel 4.32
Evaluasi 2
N Valid 83
Missing 0
Mean 3,25
Median 3,00
Std. Deviation ,514
Evaluasi 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Setuju 59 71,1 71,1 72,3
Sangat Setuju 23 27,7 27,7 100,0
Total 83 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.33 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI
RW.07 menyatakan bahwa “Melalui tayangan ini penonton dapat mengevaluasi
tips-tips kesehatan yang diberikan” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata
mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil
terbanyak adalah jawaban positif dengan total 82 orang (98,8%) dengan rincian
jawaban Setuju yaitu sebanyak 59 orang (71,1%) dan jawaban Sangat Setuju
sebanyak 23 orang (27,7%), dan jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban
Sangat Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan tidak terdapat jawaban Sangat
Tidak Setuju.
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju melalui tayangan
ini penonton dapat mengevaluasi tips-tips kesehatan yang diberikan. Sesuai
110
dengan aspek evaluasi kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. 86
Dalam hal ini responden dapat menilai bahwa
tayangan ini membuat penonton dapat mengevaluasi tips-tips kesehatan yang
diberikan oleh tayangan tersebut.
Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan
sintesa akan terlihat seperti pada diagram 4.32 berikut:
Diagram 4.32
4.4 Analisis Deskriptif Data
Setelah mendeskripsikan masing-masing butir pertanyaan disetiap
variabel, maka peneliti mengukur berapa besar presentase dari keseluruhan
variable X yaitu variabel persepsi penonton tayangan Dr. Oz Indonesia, perhatian
khalayak, penafsiran khalayak, dan pengetahuan khalayak sebagai berikut:
4.4.1 Analisis deskriptif variabel (X) persepsi penonton tayangan Dr. Oz
Indonesia yaitu:
% = x 100%
% = 6458 x 100%
7968
% = 81%
86
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
111
Perhitungan diatas menunjukan bahwa variabel (X) persepsi penonton
tayangan Dr. Oz Indonesia menghasilkan persentase sebesar 81%, nilai tersebut
masuk dalam kriteria Sangat Baik berdasarkan pada tabel 3.3 tentang kriteria
analisis deskriptif presentase.
4.4.2 Analisis deskriptif variabel (X) perhatian khalayak yaitu:
% = x 100%
% = 2564 x 100%
3320
% = 77%
Perhitungan diatas menunjukan bahwa variabel (X) perhatian khalayak
menghasilkan persentase sebesar 77%, nilai tersebut masuk dalam kriteria Baik
berdasarkan pada tabel 3.3 tentang kriteria analisis deskriptif presentase.
4.4.3 Analisis deskriptif variabel (X) penafsiran khalayak yaitu:
% = x 100%
% = 1138 x 100%
1328
% = 85%
Perhitungan diatas menunjukan bahwa variabel (X) pernafsiran khalayak
menghasilkan persentase sebesar 85%, nilai tersebut masuk dalam kriteria Sangat
Baik berdasarkan pada tabel 3.3 tentang kriteria analisis deskriptif presentase.
112
4.4.4 Analisis deskriptif variabel (X) pengetahuan khalayak yaitu:
% = x 100%
% = 2756 x 100%
3320
% = 83%
Perhitungan diatas menunjukan bahwa variabel (X) pengetahuan khalayak
menghasilkan persentase sebesar 83%, nilai tersebut masuk dalam kriteria Sangat
Baik berdasarkan pada tabel 3.3 tentang kriteria analisis deskriptif presentase.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah menyebarkan kuesioner kepada 83 sampel responden, lalu mengkaji,
dan menganalis data yang didapat. Penulis mendapatkan hasil bahwa responden
menganggap tayangan Dr. Oz Indonesia menarik untuk ditonton.
Variabel Persepsi Penonton Tayangan Dr. Oz Indonesia diukur dengan tiga
dimensi pembentuk persepsi yaitu Perhatian Khalayak, Penafsiran Khalayak, dan
Pengetahuan Khalayak. Perhitungan menunjukkan bahwa persepsi tayangan Dr.
Oz Indonesia menghasilkan presentasi sebesar 81% hal ini menunjukkan bahwa
tayangan ini menarik untuk ditonton, karena tayangan ini sangat memberikan
informasi-informasi penting tentang kesehatan. Dan hanya tayangan Dr. Oz
Indonesia yang mengupas secara menyeluruh tentang informasi kesehatan. Selain
itu tayangan ini menampilkan host yang tampan sehingga membuat para penonton
khususnya Ibu-ibu semangat untuk menontonnya.
113
Perhatian selektif terdiri dari perhatian khalayak, perhatian terfokus,
perhatian terbagi, perhatian terus-menerus, dan kurang pehatian.87
Responden
melakukan perhatian pada tayangan Dr. Oz Indonesia yang didasari oleh perhatian
selektif dimana responden memperhatikan setiap tayangan yang mempengaruhi
perhatian mereka. Perhitungan menjelaskan bahwa mayoritas Ibu-ibu
memperhatikan dengan selektif bahwa tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan
informasi kesehatan secara detail. Hasil perhitungan yang sama juga terjadi pada
pernyataan indikator perhatian lainnya, yaitu bahwa tayangan ini memberikan
informasi bagaimana cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit, dan
tayangan ini memberikan cara yang efektif dalam menjaga kesehatan.
Perhatian terfokus responden terhadap stimulus juga mempengaruhi
seberapa besar perhatian yang akan diberikannya. Hasil perhitungan menjelaskan
bahwa sebagian besar responden terfokus pada tayangan Dr. Oz Indonesia tanpa
menonton tayangan lain. Hasil perhitungan yang sama juga terjadi pada pernyatan
perhatian terfokus lainnya, dimana responden fokus menonton tayangan ini karena
tayangan ini memperaktekkan secaa langsung bagaimana cara penanggulangan
maupun pencegahan penyakit.
Perhatian terbagi menjadiakan salah satu perhatian terhadap perhatian
tayangan lainnya. Hasil perhitungan menjelaskan bahwa sebagian besar responden
tetap menonton tayangan ini meskipun kadangkala ada informasi yang tidak jelas
maka responden tetap menonton tayangan ini.
87
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences.
3rd ed.Bellmont. Pukul: 21.45 WIB
114
Perhatian terus-menerus menjadikan responden untuk memperhatikan
tayangan ini secara terus menerus karena stimulus yang diberikan sangat
bermanfaat untuk kehidupan lebih sehat. Hasil perhitungan menjelaskan bahwa
sebagian besar responden menyetujui tayangan ini terdapat banyak informasi yang
belum diketahui sebelumnya sehingga penonton tertarik untuk menonton secara
terus-menerus. Hasil perhitungan yang sama juga terjadi pada pernyatan perhatian
terus-menerus lainnya yang menyetujui bahwa tayangan ini memberikan materi
yang jelas kepada penonton dengan menghadirkan pakar kesehatan, serta
tayangan ini banyak memberikan tips-tips menarik yang bisa
dilakukan/diperagakan baik distudio maupun dirumah.
Kurang perhatian menjadikan salah satu perhatian terhadap tayangan ini,
dimana jika tayangan ini bukan mendatangkan artis sebagai bintang tamu maka
penonton tidak mau menonton tayangan ini. Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa penonton tetap menonton tayangan ini meski bintang tamunya bukan artis,
karena yang dibutuhkan oleh mereka yaitu stimulus dari tayangan ini.
Penafsiran merupakan proses dimana penerima arti terhadap pesan-pesan
yang diterimanya, mengorganisasikan stimuli dengan konteksnya, dan mengisinya
dengan penafsiran yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang dipesepsi.88
Penafsiran terdiri dari dua indikator yaitu pengalaman masalalu dan sistem nilai.
Responden tentunya mempunyai masalalu, baik itu tentang kesehatan
ataupun yang lainnya. Berdasarkan hasil perhitungan berdasarkan pengalaman
masalalu terhadap tayangan ini membawa dampak positif, karena tayangan ini
88
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.51
115
banyak menyadarkan tentang artinya hidup sehat. Serta tayangan ini menyadarkan
responden agar lebih memperhatikan kesehatan dari sebelumnya.
Sistem nilai dalam tayangan ini dengan hasil perhitungan menunjukkan
bahwa host dapat menyampaikan informasi ksehatan dengan bahasa yang santai
sehingga dapat dimenegerti oleh penonton, serta responden menilai bahwa
tayangan ini sangat bagus karena menampilkan host yang memang mempunyai
latarbelakang pendidikan dibidang kesehatan. Maka tidak diragukan lagi bahwa
acara ini memang bagus untuk disimak karena informasinya yang bagus dan
bermanfaat.
Pengetahuan terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami, atau dipersepsikan khalayak. Kognitif terjadi pada diri komunikan yang
sifatnya informatif bagi dirinya. Tingkat pengetahuan meliputi tahu, memahami,
aplikasi, analisis, sintesa, evaluasi.89
Hasil responden menunjukkan bahwa responden menjadi tahu karena
dengan menonton tayangan ini responden mendapatkan pengetahuan tentang gaya
hidup sehat dan tidak sehat.
Selanjutnya dengan menghadirkan pakar kesehatan dan dengan adanya
praktek/peragaan/adegan menjadikan penonton lebih memahami informasi secara
jelas dan memudahkan penonton dalam memahami cara-cara penanggulangan
penyakit.
89
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
116
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya.90
Maka dengan menonton
tayangin ini melihat hasil perhitungan menyatakan bahwa responden dapat
mengaplikasikan cara menangani atau mencegah penyakit. Serta responden dapat
mengaplikasikan pola hidup yang saehat.
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek.91
Dapat dilihat bahwa menonton tayangan ini responden dapat
menganalisis bahwa tayangan ini memberikan cara menjaga pola sehat yang baik,
serta tayangan ini dianggap satu-satunya program acara televisi yang membahas
dan mengupas jelas tentang dunia kesehatan.
Sintesa adalah suatu kemampuan menyusun, menggunakan,
meringkaskan, menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.92
Maka dari itu responden menganggap bahwa tayangan ini memberikan cara
menangani dan mencagah permasalahan penyakit dengan lugas. Sehingga
responden dapat mengetahui dengan jelas stimulus yang diberikan oleh tayangan
ini.
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.93
Hasil perhitungan menyatakan
bahwa dengan menonton tayangan ini responden dapat mengevaluasi pola hidup
sehat dengan pola hidup tidak sehat, serta melalui tayangan ini responden dapat
mengevaluasi tips-tips kesehatan yang diberikan.
91
Ibid 92
Ibid 93
Ibid
117
Keseluruhan rangkaian pembentukan persepsi diatas sesuai dengan teori
yang digunakan dan relevan dalam penelitian ini yaitu S-O-R. Menurut teori ini
efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga
dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara perasaan dan reaksi
komunikan. Menurut model ini, organisme perilaku tertentu jika ada stimulus
tertentu juga.94
Dalam hal ini responden mengharpkan stimulus tertentu, yaitu informasi
kesehatan dengan mengahdirkan para pakar kesehatan serta memberikan
peragaan-peragaan dalam mencegah maupun mengobati penyakit. Hal ini dapat
dijabarkan sesuai dengan perhatian responden, yang memperhatiakan secara
selektif, terfokus, terbagi, terus-menerus, dan kurang perhatian. Kemudian
perhatian tersebut ditafsirkan berdasarkan pengalaman masalalu serta sistem nilai.
Dari perhatian dan penfsiran itulah maka akan adanya pengetahuan yang meliputi
tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesa, serta evaluasi.
Dapat dijelaskan bahwa stimulus khusus yang diharapkan oleh responden
akan lebih mendapatkan perhatian. Sebab responden mempunyai penafsiran
sehingga mereka ingin mendapatkan pengetahuan. Stimulus tersebut memberikan
respon tersendiri berupa persepsi yang timbul setelah proses perhatian, penafsiran,
serta pengetahuan.
94
Effendy. 2003. Teori-Teori Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal.254
118
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dikemukakan
penulis pada bab-bab sebelumnya mengenai “Persepsi Penonton Tayangan Dr.
Oz Indonesia”. Maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Gambaran umum analisis data yang didapatkan dari 83 responden
mayoritas responden yaitu Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 dengan
kategori usia terbanyak yaitu 30-40 tahun sebanyak 34 orang atau
presentase sebesar 41,0%. Dan kategori pekerjaan responden terbanyak
yaitu ibu rumah tangga dengan jumlah 41 orang atau presentase sebesar
49,4%. Sedangkan pada kategori frekuensi menonton tayangan Dr. Oz
Indonesia lebih sering ditonton sebanyak seminggu 3 kali atau presentase
sebesar 43,4 %. Lalu pada kategori perhatian dalam menonton tayangan
Dr. Oz Indonesia mayoritas responden memperhatikan sangat dengan
presentase sebesar 49,4%. Pada kategori durasi menonton tayangan Dr. Oz
Indonesia mayoritas responden lebih sering ditonton selama >30 menit
dengan presentase sebesar 50,6%. Dalam kategori tema yang menarik bagi
penonton lebih besar yaitu diet dengan presentase sebesar 34,9%.
Selanjutnya dalam kategori masalah kesehatan yang seringkali dikeluhkan
terbanyak yaitu jerawat dengan presentase sebesar 34,9%. Dan dalam
kategori program tayangan yang ditonton pada jam yang sama yaitu
119
mayoritas responden menonton tayangan Dr. Oz Indonesia dengan
presentase sebesar 65,1%.
2. Dari aspek perhatian khalayak, dilihat dari hasil tabel kuisioner
menunjukan bahwa perhatian khalayak tentang tayangan Dr. Oz
Indonesiadinilai baik dengan presentase mencapai 77%. Hal ini ditunjukan
bahwa mayoritas responden menyatakan tayangan Dr. Oz Indonesia
memberikan informasi kesehatan secara detail, sehingga responden
terfokus untuk tetap menonton tayangan tersebut dan tidak menonton
tayangan TV lain.
3. Dari aspek penafsiran khalayak, dilihat dari hasil tabel kuisioner
menunjukan bahwa penafsiran khalayak tentang tayangan Dr. Oz
Indonesia dinilai sangat baik dengan presentase mencapai 85%. Hal ini
ditunjukan bahwa mayoritas responden menyatakan tayangan Dr. Oz
Indonesia sangat bagus karena menampilkan host yang memang
mempunyai latar belakang pendidikan dibidang kesehatan dan host dapat
menyampaikan informasi kesehatan dengan bahasa yang santai yang
mudah dimengerti oleh penonton sehingga membuat penonton akan
kesadaran kesehatannya.
4. Dari aspek pengetahuan khalayak, dilihat dari hasil tabel kuisioner
menunjukan bahwa penafsiran khalayak tentang tayangan Dr. Oz
Indonesia dinilai sangat baik dengan presentase mencapai 83%. Hal ini
ditunjukan bahwa mayoritas responden menyatakan dengan adanya
praktek/peragaan/adegan yang ditampilkan dapat memudahkan penonton
120
memahami cara-cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit,
sehingga responden dapat mengaplikasikannya untuk pola hidup yang
sehat.
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang penulis berikan setelah meneliti masalah dalam
penelitian ini antara lain:
1. Merujuk dari hasil perhitungan yang ada, perhatian khalayak tentang
tayangan Dr. Oz Indonesia dinilai baik karena dalam tayangan ini
memberikan informasi kesehatan secara detail, sehingga responden dapat
mengetahui informasi kesehatan yang belum diketahui sebelumnya, maka
para responden tertarik untuk menontonnya. Namun demikian diharapkan
bagi pihak stasiun televisi Trans TV khususnya pada program tayangan
Dr. Oz Indonesia agar kedepannya dapat memberikan isi program
tayangan yang lebih menarik lagi untuk mempertahankan eksistensinya.
2. Dilihat dari hasil perhitungan penafsiran khalayak tentang tayangan Dr. Oz
Indonesia informasi yang diberikan dinilai sangat baik karena dengan
menonton tayangan ini menjadikan responden lebih mementingkan
kesehatannya dari sebelumnya dengan melihat pembawaan host yang
santai dalam menyampaikan informasi serta belatar belakang pendidikan
dibidang kesehatan yang sudah tidak diragukan lagi kebenaran
informasinya yang membuat responden percaya akan semua informasi
yang diberikan.
121
3. Hasil penelitian ini menunjukan besarnya pengetahuan khalayak dalam
menonton tayangan Dr. Oz indonesia. Hal ini membuktikan secara fakta
dan teoritis dilihat dari nilai perhitungan yang ada bahwa tayangan ini
memudahkan penonton memahami cara penanggulangan maupun
pencegahan penyakit dengan apa yang dipraktekan/diperagakan secara
langsung, sehingga penonton dapat mengaplikasikannya.
122
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa:
Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Ardianto, Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian untuk Publik Relations.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. 1998. Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Burton, Graeme. 2008. Media dan Budaya Populer. Penyadur: Alfathri Adlin.
Yogyakarta: Jalan Sutra.
Chourmain, Imam. 2008. Acuan Normatif Penelitian Untuk Penulisan Skripsi,
Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Al-Haramain Publishing House.
Devito, Joseph. A. 1997. Komunikasi Antar Manusia, ed kelima terjemahan Agus.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
Citra Aditya Bakti
Everett M. Rogers, 2009. Communication of Inovation. New York: London.
Iskandar, Deddy Muda. 2005. Jurnalistik Televisi; Menjadi Reporter Profesional.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
.,2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Cetakan kesembilan belas.
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikas. Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup.
Kuswandi, Wawan. 2008. Komunikasi Massa Analisis Interaktif Budaya Massa.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
M.A. Morissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio
dan Televisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Masri, Singarimbun & Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta:
LP3ES.
Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikas Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
,. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian
Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Rakhmat, Jalaludin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
,. 2009. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
123
,. 2010. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
,. 2011. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sasa, Sendjaja Djuarsa. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.
, 2003. Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.
Sihabudin, Ahmad & Winangsih, Rahmi. 2012. Komunikasi Antar Manusia.
Serang: Getok Tular.
Singgih Santoso. 2007. Menguasai Statistik dengan SPSS 15. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Soekidjo, Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Keduabelas. Alfabeta,
Bandung.
Ulber Silalahi. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
,. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Usman, Husaini dan Purnomo S-Akbar. 2004. Metode Penelitian Sosial. PT.
Bumi Aksara Jakarta.
., 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
., 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
,. 2010. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Wibowo, Fred. 2009. Teknik Produksi Program Penyiaran Televisi. Yogyakarta:
Pinus Book Publisher.
Wiryanto. 1999. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo.
SUMBER LAIN :
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental Function and
Individual Differences. 3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni
2015. Pukul: 21.45 WIB.
Dinas Kesehatan Kota Cilegon, 2014
http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/38-dalam-negeri/31924-evaluasi-dan-
apresiasi-kpi-terhadap-lembaga-penyiaran. Diakses pada tanggal: 6 April
2015. Pukul: 11.15 WIB.
124
http://www.tabloidbintang.com/articles/film-tv-musik/kabar/5116-daftar-
nominasi-panasonic-gobel-awards-2014 .Diakses pada tanggal: 8 Oktober
2014. Pukul: 13:21.WIB.
http://www.transtv.co.id/index.php/programs/view/8/409#.VRekqo64HaM..
Diakses pada tanggal: 7 Agustus 2015. Pukul.19.45 WIB.
https://twitter.com/hashtag/DROZIndonesia?src=hash. Diakses pada tanggal: 6
April 15. Pukul: 10:34 WIB.
www.transtv.co.id/. Diakses pada tanggal: 28 Maret 2015. Pukul: 22:00 WIB.
Kompas, 06/06/2013.
126
LAMPIRAN
127
Lampiran 1 kuisioner
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jalan Raya Jakarta KM.4 Pakupatan Telp. (0254) 280330. Ext 125 Fax (0254) 28254 Serang
Website: www.untirta.ac.id
Kepada Yth.
Ibu-ibu Perumahan Pondok Cilegon Indah (PCI)
Cilegon
Di – Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelenggaraan studi pada Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dengan
Judul skripsi “PERSEPSI PENONTON TAYANGAN Dr. Oz Indonesia
TRANS TV ”, maka saya akan menyebarkan kuesioner kepada Ibu-ibu
Perumahan Pondok Cilegon Indah (PCI), mengingat data tersebut besar sekali
manfaatnya bagi saya, dimohon kesediaan Ibu-ibu untuk memberikan jawaban
atau keterangan dengan sejujurnya. Tujuan dari kuesioner ini adalah hanya untuk
kepentingan skripsi sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana.
Saya menyadari kesibukan Ibu-ibu, untuk itu saya mohon maaf apabila
mengganggu waktu dan pekerjaan yang sedang dilakukan. Terimakasih atas
bantuan dan kesediaan mengisi kuesioner ini.
Hormat saya,
Melysa
127
No Angket
PERSEPSI MENONTON TAYANGAN Dr.Oz Indonesia TRANS TV
(Studi Deskriptif Kuantitatif survey pada Ibu-ibu Perumahan Pondok Cilegon Indah RW.07)
ANGKET PENELITIAN
PETUNJUK PENGISIAN
1. Data pertanyaan terbagi dua bagian, yaitu pertama menyangkut data
pribadi anda dan yang kedua adalah data penelitian.
2. Untuk data penelitian, berisikan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut
pengguanaan media dan persepsi anda terhadap tayangan Dr. Oz
Indonesia.
3. a.) Berilah tanda silang (x) pada jawaban pilihan ganda.
b.) Berilah tanda check list ( √ ) pada setiap kolom jawaban yang terlihat
dan di anggap paling benar.
KETERANGAN PILIHAN JAWABAN
1. STS : Sangat Tidak Setuju
2. TS : Tidak Setuju
3. S : Setuju
4. SS : Sangat Setuju
128
A. IDENTITAS RESPONDEN
NAMA
UMUR
PEKERJAAN
B. DATA PENELITIAN
Pengguanaan Media (Media Televisi)
1. Berapa kali anda menonton tayangan Dr. Oz Indonesia?
a. Jarang menonton
b. Seminggu 1 kali
c. Seminggu 2 kali
d. Seminggu 3 kali
2. Perhatian dalam menonton tayangan Dr. Oz Indonesia?
a. Memperhatikan sangat (75-100%)
b. Cukup memperhatikan (50-75%)
c. Kurang memperhatikan (20-50%)
d. Tidak memperhatikan (< 20%)
3. Seberapa lama anda menonton tayangan Dr. Oz Indonesia?
a. < 30 menit
b. > 30 menit
c. < 1 jam
d. 1 jam
4. Tema apa yang menarik bagi anda?
a. Diet
b. Penyakit kulit
c. Penyakit kelamin
d. Penyakit virus
5. Masalah kesehatan apa yang seringkali anda keluhkan?
a. Jantung
b. Obesitas
129
c. Jerawat
d. Magh
6. Jika harus memilih mana yang anda akan tonton pada jam yang
sama?
a. Dr. Oz Indonesia
b. Hijab stories
c. Masterchef Indonesia Season 4
d. Seleb expose
Persepsi Penonton Tayangan Dr.Oz Indonesia
No. PERNYATAAN SS S TS STS
Perhatian Khalayak
Perhatian Selektif (Selective Attention)
1. Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan informasi
kesehatan secara detail.
2. Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan informasi
bagaimana cara penanggulangan maupun pencegahan
penyakit.
3. Tayangan Dr. Oz Indonesia dapat memberikan cara efektif
dalam menjaga kesehatan.
Perhatian Terfokus (Focused Attention)
4. Ketika anda menonton tayangan Dr. Oz Indonesia anda
tidak menonton program tayangan tv lain.
5. Tayangan Dr. Oz Indonesia mempraktekan secara langsung
bagaimana cara penanggulangan maupun pencegahan
penyakit.
Perhatian Terbagi (Divided Attention)
6. Ketika dirasa informasi tidak terlalu jelas, anda akan
memindahkan ke acara lain.
Perhatian Terus Menerus (Sustained Attention)
7. Dalam tayangan ini terdapat banyak informasi yang belum
diketahui sebelumnya maka anda tertarik untuk terus
menonton.
130
8. Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan materi yang jelas
kepada penonton dengan menghadirkan pakar kesehatan.
9. Tayangan Dr. Oz Indonesia banyak memberikan tips-tips
menarik yang bisa dilakukan/di peragakan baik distudio
maupun dirumah.
Kurang Perhatian (Lack of Attention)
10. Ketika bintang tamu yang dihadirkan bukan artis anda tidak
mau menonton.
Penafsiran Khalayak
Pengalaman Masalalu
11. Tayangan Dr. Oz Indonesia membawa dampak positif bagi
anda, karena dalam tayangan ini banyak menyadarkan anda
tentang arti hidup sehat.
12. Dengan menonton tayangan ini anda lebih memperhatikan
kesehatan anda dari sebelumnya.
Sistem Nilai
13. Di dalam tayangan ini host dapat menyampaikan informasi
kesehatan dengan bahasa yang santai sehingga dapat di
mengerti oleh penonton.
14. Tayangan Dr. Oz Indonesia sangat bagus karena
menampilkan host yang memang mempunyai latar
belakang pendidikan di bidang kesehatan.
Pengetahuan Khalayak
Tahu (Know)
15. Dalam menonton tayangan ini penonton mendapatkan
pengetahuan tentang gaya hidup sehat dan tidak sehat.
Memahami (Comprehention)
16. Dengan menghadirkan pakar kesehatan penonton dapat
lebih memahami informasi secara jelas.
17. Dengan adanya praktek/peragaan/adegan yang ditampilkan
dapat memudahkan penonton memahami cara-cara
penanggulangan maupun pencegahan penyakit.
131
Aplikasi (Application)
18. Melalui tayangan ini penonton dapat mengaplikasikan cara
menangani atau mencegah penyakit.
19. Melalui tayangan ini penonton dapat mengaplikasikan pola
hidup yang sehat.
Analisis (Analysys)
20. Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan cara menjaga pola
hidup sehat yang baik.
21. Tayangan Dr. Oz Indonesia satu-satunya tayangan yang
membahas tentang dunia kesehatan secara menyeluruh.
Sintesa (Syntesis)
22. Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan cara menangani
dan mencegah permasalahan penyakit dengan lugas.
Evaluasi (Evaluation)
23. Dengan menonton tayangan ini penonton dapat
mengevaluasi pola hidup sehat dengan pola hidup tidak
sehat.
24. Melalui tayangan ini penonton dapat mengevaluasi tips-tips
kesehatan yang diberikan.
132
Lampiran 2
Data dan Jawaban Responden
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15
4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3
4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3
3 3 3 2 3 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4
3 3 3 3 3 1 2 2 2 3 2 3 3 3 3
3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 4 4
4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4
2 2 1 2 2 2 1 1 2 4 1 2 1 1 2
3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 4 2 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3
4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4
3 4 3 2 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3
4 3 3 3 4 2 3 4 4 2 4 3 4 4 4
4 3 4 3 3 2 3 4 4 2 4 3 3 4 4
4 4 3 3 4 2 3 4 4 2 4 3 3 4 4
3 3 3 3 3 2 3 4 4 2 4 4 3 4 3
133
4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4
4 4 3 3 3 2 3 4 4 2 4 3 3 4 4
4 4 3 3 4 2 3 4 4 2 4 4 3 4 4
4 3 4 3 4 2 3 4 4 2 4 4 3 4 4
3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3
3 3 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2
4 3 4 2 3 2 3 3 3 1 4 4 4 4 3
3 3 2 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 3 4 4
3 4 3 4 3 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 2 3 4 4 2 4 4 3 4 4
4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 4
3 4 3 3 3 2 4 4 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 4 4 3 4 4
4 3 3 3 3 2 3 4 4 2 4 3 4 4 4
4 3 3 3 3 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 3 4 4
4 4 4 3 4 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4
3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
4 4 4 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 4 4
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
4 4 4 2 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
134
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
4 4 4 2 3 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4
3 3 3 2 3 3 4 4 4 2 4 4 3 3 3
4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
4 4 4 2 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
4 4 4 2 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3
4 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
4 4 4 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 4 3 4 4 3
4 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4
135
Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24
4 4 4 3 4 3 4 3 3
3 4 3 3 4 4 4 3 3
3 3 4 3 4 4 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 4 4 4 3 4 4 4
3 4 3 3 3 3 3 3 3
3 4 4 4 3 3 4 4 3
4 3 3 4 4 3 4 4 3
4 3 3 4 4 4 4 3 3
4 4 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 3 3 4 4 3
4 3 4 3 4 4 3 3 3
1 2 2 2 2 1 2 1 1
3 3 3 3 4 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 4 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 3 3 4 4 3 4 4
3 4 4 4 3 4 3 3 3
4 4 3 3 3 4 3 3 3
4 4 3 3 3 4 3 4 4
4 3 3 4 4 3 3 3 4
4 4 3 3 3 4 3 4 4
4 4 3 3 3 4 3 3 3
136
4 4 3 3 3 4 3 4 3
3 3 3 3 3 4 3 3 3
2 3 2 2 3 3 3 3 3
3 3 4 4 3 3 4 3 3
2 3 2 2 3 3 3 3 3
3 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 4 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 3 3 4 4 3 4 4
4 4 4 4 3 4 3 3 3
4 4 3 4 4 4 3 3 3
4 4 3 3 3 4 3 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 3 3 3 4 3 4 3
3 4 3 3 4 4 3 3 3
4 4 3 3 4 4 3 3 3
4 4 3 3 4 4 3 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 4 3 3 3 3
4 4 3 3 3 3 3 3 3
4 4 3 3 4 4 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 3 3 3 3 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3
137
3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 3 4 4 3 3 3
3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3
138
Lampiran 3
Dokumentasi
139
Lampiran 4
Buku Bimbingan Skripsi
140
141
Lampiran 5
Biodata Penulis
Nama Lengkap : Melysa
Tempat / Tanggal Lahir : Serang, 27 Desember 1991
Alamat : PCI Blok C43 No.30 Rt.01/Rw.07
Kel. Harjatani, Kec. Kramatwatu
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nomor Telepon : 087771188892
Status : Belum Menikah
Email : [email protected]
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan Formal
2010 – 2015 : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2007 – 2010 : SMA Negeri 1 Kramatwatu
2004 – 2007 : SMP Negeri 8 Cilegon
1998 – 2004 : SDN Kedaleman 1 Cilegon