PERSATUAN ISLAM (PERSIS) PADA MASA K.H.E …
Transcript of PERSATUAN ISLAM (PERSIS) PADA MASA K.H.E …
PERSATUAN ISLAM (PERSIS)
PADA MASA K.H.E ABDURRAHMAN (1962-1983)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Adab Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)
Disusun oleh Nanang Sutisna
01120655
JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2008
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
iv
MOTTO
¨¨ ¨¨ββββ ÎÎ ÎÎ**** ss ssùùùù yy yyìììì tt ttΒΒΒΒ ÎÎ ÎÎ���� ôô ôô££££ ãã ããèèèè øø øø9999 $$ $$#### #### ·· ··���� ôô ôô££££ çç çç„„„„
¨¨ ¨¨ββββ ÎÎ ÎÎ)))) yy yyìììì tt ttΒΒΒΒ ÎÎ ÎÎ���� ôô ôô££££ ãã ããèèèè øø øø9999 $$ $$#### #### ZZ ZZ���� ôô ôô££££ çç çç„„„„
#### ss ssŒŒŒŒ ÎÎ ÎÎ**** ss ssùùùù || ||MMMM øø øøîîîî tt tt���� ss ssùùùù óó óó==== || ||ÁÁÁÁΡΡΡΡ $$ $$$$$$ ss ssùùùù
44 44’’’’ nn nn<<<< ÎÎ ÎÎ)))) uu uuρρρρ yy yy7777 ÎÎ ÎÎ nn nn//// uu uu‘‘‘‘ ==== xx xxîîîî öö öö‘‘‘‘ $$ $$$$$$ ss ssùùùù
Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya setelah kesullitan itu ada kemudahan
Maka apabila kamu selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu berharap
(QS: al-Nashr : 5-8)
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ku Persembahkan Skripsi ini kepada :
1. ALMAMATERKU TERCINTA
Fakultas Adab
Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga
Yogyakarta
2. AYAHANDA DAN IBUNDA TERCINTA
BESERTA KELUARGAKU TERSAYANG
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
vi
KATA PENGANTAR
������� ���� �� ��
����� ��� � ��� � �� �� ��� � � ��� ������ �� � ����
���� ������ ������ �� !�� "��� #$ " ������ %&� '����� �� !���
��( �)�*$ � ��� ,��)� : Allah adalah Tuhan Yang Maha Agung lagi bijaksana. Kemurahan dan
kasih sayangnyalah yang penulis rasakan sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini. Tanpa pertolongan dan inayah-Nya niscaya skripsi ini tidak akan pernah
terselesaikan, oleh karena puja dan puji syukur penulis alirkan ke keharibaan
Allah yang maha pengasih lagi Maha Penyayang
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah Saw.
Seorang suri tauladan yang tidak pernah kekurangan memontum untuk
mengagumi dan mencintai semua prilaku dan pemikirannya
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat
dalam memperoleh gelar sarjana S-1 dalam bidang sejarah Islam pada Fakultas
Adab Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penyusun menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Syihabuddin Qolyubi. Lc. M.Ag, selaku Dekan Fakultas
Adab Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Drs. H. Mundzirin Yusuf, M.Si selaku ketua jurusan Sejarah Kebudayaan
Islam Fakultas Adab Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
vii
3. Dra.Soraya Adnani M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik penyusun.
4. Drs. Irfan Firdaus selaku dosen Pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu dan kesabarannya memberikan petunjuk dan
pengarahan di dalam proses penyusunan skripsi ini.
5. Ayahanda dan ibunda tercinta yang senantiasa memberikan dukungan
moril dan materil serta do’a-do’a yang senantiasa dipanjatkan untuk
anakmu ini dengan penuh kesabaran .
6. Kakak-kakakku, A. Risan Sujana, Ai Rosida, Ade Yusup, serta
keponakan-keponakan yang memberikan kegembiraan Shifa Nisrina
Sujana dan Husna Afifah Sujana yang selalu menghadirkan tawa, canda
serta kegembiraan.
7. Teman-teman: Heri. M. Thohari S.Fil, Ipit Pitriadin S.Hum, Yasa Akhiro,
Zaenal Arif, Hendra Tohari M.Ag, Ma’mun S.Thi, Alfin S.Thi, Cecep
S.Thi, Agi Patinggi SH, Firman Purnama, Azis S.Sosi, keluarga besar
L_KMPI (Lesehan Keluarga Mahasiswa Persatuan Islam), segenap
keluarga besar mahasiswa Garut (KEMAGA), teman SPI C. Semoga
semua amal yang telah diberikan mendapat imbalan yang berlipat dari
Allah SWT, Amin
Akhirnya merupakan suatu kebanggaan telah menyelsaikan penyusunan
skripsi ini walaupun dengan sadar penulis akui banyak hal yang perlu dikoreksi
dan diperbaiki karena karya ini jauh dari nilai sempurna. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran atas kekurangan dalam penulisan
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
viii
maupun isi yang termuat dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya
.
Yogyakarta, 17 Ramadhan 1426 H 30 September 2007 M Penyusun,
Nanang Sutisna
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN NOTA DINAS ............................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Batasan Dan Rumusan Masalah ............................................................... 6
C. Tujuan Dan Kegunaan Penulisan ............................................................. 7
D. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 7
E. Landasan Teori ......................................................................................... 8
F. Metode Penelitian ..................................................................................... 11
G. Sistematika Pembahasan .......................................................................... 14
BAB II BIOGRAFI K.H. E. ABDURRAHMAN
A. Latar Belakang Keluarga .......................................................................... 15
B. Latar Belakang Pendidikan ....................................................................... 17
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
x
BAB III AKTIVITAS DAN KARYA K.H. E. ABDURRAHMAN
A. Keulamaan K.H. E. Abdurrahman............................................................ 21
B. Karya-Karya K.H. E. Abdurrahman ......................................................... 29
BAB IV KEPEMIMPINAN KH. E. ABDURRAHMAN DALAM PERSIS ....... 37
A. Orientasi Politik ....................................................................................... 43
B. Orientasi Organisasi ................................................................................ 54
C. Fokus Gerakan PERSIS .......................................................................... 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 73
B. Saran-saran ............................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permulaan abad ke-20 merupakan masa kebangkitan umat Islam.
Gerakan-gerakan modern Islam itu muncul bersamaan dengan lahirnya kesadaran
Nasional dalam wujud pergerakan Nasional. Kedua gerakan tersebut berjalan
seiring dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk memperoleh
kemerdekaan. Bagi umat Islam, usaha-usaha untuk menuju cita-cita ini di tempuh
dalam bentuk organisasi-organisasi Islam dengan corak dan gayanya yang
berbeda. Masing-masing ditentukan oleh lingkungan kedaerahan, pengaruh
kepribadian tokoh-tokoh, dan tantangan yang dihadapi dari dalam maupun dari
luar lingkungan masyarakat Islam.1 Kecenderungan ini dapat dilihat dalam
gerakan pembaharuan yang dilancarkan oleh Persatuan Islam (selanjutnya
disingkat Persis) sebagai organisasi pembaharu yang lahir di Bandung, Jawa
Barat.
Di pentas sejarah, organisasi pembaharuan Islam di Indonesia yang
memiliki ciri sebagai gerakan tajdid, di antaranya Muhamadiyah yang berdiri di
Yogyakarta, Al-Irsyad di Jakarta, dan Persatuan Islam (Persis) yang berdiri di
Bandung, Jawa Barat, pada tahun 1923. Semua gerakan ini berdasarkan ajaran-
ajaran salaf atau reformis.2
1 Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942 ( Jakarta: LP3S, 1985), hlm.
95 2L. Stoddar, Dunia Baru Islam (Jakarta: Panitia Penerbit, 1996), hlm. 306.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2
Persis berawal dari suatu kelompok tadarusan (penelaahan agama Islam)
di Kota Bandung di bawah pimpinan H. Muhammad Zamzam dan H Muhammad
Yunus. Bersama jamaahnya dengan penuh kecintaan menelaah, mengkaji serta
menguji ajaran-ajaran Islam. Kelompok tadarusan yang bejumlah sekitar 20
orang itu menjadi semakin tahu akan hakikat Islam yang sebenarnya. Mereka pun
menjadi sadar bahaya keterbelakangan, kejumudan, penutupan pintu ijtihad,
taklid buta, dan serangkaian bid'ah. Mereka berusaha melakukan gerakan Tajdid
dan pemurnian ajaran agama Islam dari faham-faham yang sesat dan
menyesatkan. Kesadaran akan kehidupan berjamaah, berimamah dan berimarah
dalam menyebarkan syariat Islam menimbulkan semangat kelompok tadarusan
ini untuk mendirikan sebuah organisasi baru dengan ciri dan karakteristik yang
khas.3 Maka berdirilah Persis pada tanggal 12 September 1923 di Bandung.4
Dengan kata lain, pendirian Persis merupakan usaha sejumlah umat Islam
untuk memperluas topik-topik diskusi keagamaan yang telah dilakukan secara
informal. Umat Islam yang terlibat dalam diskusi-diskusi ini semuanya adalah
kelas pedagang yang berasal dari Palembang yang telah lama bermukim di
Bandung dan pada akhirnya menyatakan diri sebagai orang Sunda.5
Sejak awal berdirinya, Persis lebih menitikberatkan perjuangannya pada
penyebaran penyiaran faham Al-Qur'an dan As-Sunah kepada masyarakat
3 Pusat Pimpinan Persatuan Islam, Sejarah Singkat Persatuan Islam (PERSIS) (Bandung: PP
PERSIS, TT), hlm. 5.
4Dadan Wildan, Yang Da’i Yang Politikus Hayat Dan Perjuangan Lima Tokoh PERSIS (Bandung: Rosda Karya, 1997), hlm 7.
5 Howard M. Federspiel, Persatuan Islam Pembahruan Islam Abad XX, terj Yudian W.
Asmin, H.Afandi Mochtar ( yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1996), hlm15.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
3
muslim dan bukan untuk memperbesar dan memperluas jumlah anggota dalam
organisasi. Persis pada umumnya kurang memberikan tekanan pada kegiatan
organisasinya sendiri. Persis tidak terlalu berminat untuk membentuk banyak
cabang atau menambah sebanyak mungkin anggota. Pembentukan cabang
tergantung pada inisiatif peminat semata dan bukan didasarkan kepada suatu
rencana yang dilakukan oleh pimpinan pusat.6 Keanggotaan awal Persis kurang
dari 20 orang pada tahun-tahun pertama. Aktivitas pun berkisar pada shalat
Jum'at ketika anggota datang bersama-sama dan mengikuti kursus-kursus
pengajaran agama yang diberikan oleh sejumlah tokoh Persis.7 Sebagai gerakan
tajdid, Persis mempunyai ciri radikal apabila dibandingkan dengan organisasi
lainnya. A. Hassan sebagai penggerak dan tokohnya dikenal sebagai ulama yang
beraliran reformis, radikal dalam memutuskan hukum Islam, dan
melaksanakannya berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunah.8
Perjalanan panjang sebuah organisasi sejak awal berdirinya hingga
sekarang ini tidak terlepas dari dinamika sosio-kultural masyarakat dan perilaku
politik di mana organisasi itu tumbuh dan berkembang. Persis pada periode awal
di bawah pimpinan Muhammad Zamzam, Muhammad Yunus, A. Hassan, dan M.
Natsir menghadapi tantangan yang berat dalam menyebarkan ide-ide dan
pemikirannya. Di samping masyarakat yang jumud, juga menghadapi kolonial
Belanda dan kemudian Jepang. Menjelang kemerdekaan, Persis mulai tertarik
6 Haris Muslim, Persis Dari Masa Ke Masa: Sebuah Refleksi Sejarah, Dalam Siapkah Persis
Menjadi Mujadid Lagi? Upaya mewujudkan Wacana Persis Baru, Yusup Burhanudin (ed.) ( Bandung: Alqaprint, 2000), hlm.18.
7 Howard M.Federspiel, Persatuan Islam Pembahruan Islam Abad XX, hlm. 16.
8 L. Stoddard, Dunia Baru Islam, hlm, 316.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
4
dengan masalah-masalah politik. Menurut Persis bahwa kembali kepada Qur'an
dan Sunah itu bukan hanya terbatas dalam aqidah dan ibadah, tetapi lebih luas
dari pada itu, termasuk berjuang dalam politik memenangkan ideologi Islam.9
Pasca kemerdekaan, Persis melakukan reorganisasi untuk menyusun
kembali sistem organisasi yang telah dibekukan oleh Jepang. Reorganisasi tahun
1948 Persis berada di bawah kepemimpinan K.H. Isa Anshary dari tahun 1948-
1960.10 Saat itu Persis dihadapkan pada pergolakan politik yang belum stabil.
Persis mengeluarkan sejumlah manifesto politik yang isinya sebagian besar
menolak konsepsi Bung Karno tentang Nasakom, bahkan K.H. Isa Anshary
membentuk front anti komunis yang membahayakan umat Islam.11
Pada muktamar Persis ke-7 di Bangil, berkembang wacana agar Persis
diubah formatnya dari organisasi massa menjadi organisasi politik dengan nama
baru "Jama'ah Muslimin". Hal itu diungkapkan oleh ketua umumnya K.H. Isa
Anshary. Di pihak lain menginginkan Persis tetap eksis sebagai ormas Islam
yang bergerak di bidang dakwah dan pendidikan. Gagasan K. H. Isa Anshary
tersebut ditolak oleh K.H. E. Abdurrahman yang mendapat dukungan penuh dari
pimpinan pusat pemuda Persis. Melalui pertarungan yang sangat alot, akhirnya
K.H. E. Abdurrahman terpilih menjadi ketua umum Persis melalui referendum.12
9 Isa Anshary, Manisfest Perjuangan Persatuan Islam ( Bandung: PP PERSIS, 1958), hlm.
24. 10 Pusat Pimpinan Persatuan Islam (Persis), Sejarah Singkat, hlm.12.
11 Dadan Wildan, Yang Da'i Yang Politikus Hayat Dan Perjuangan Lima Tokoh PERSIS,
hlm. 13. 12 Haris Muslim, Persis Dari Masa Ke Masa: Sebuah Refleksi Sejarah, hlm. 28.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
5
Bergantinya pusat pimpinan dan perubahan situasi, rupanya
mempengaruhi pula penampilan Persis. Bila pada masa kepemimpinan K.H. Isa
Anshary, Persis kental dan akrab dengan politik praktis, maka Persis ketika
berada di bawah kepemimpinan K.H. E. Abdurrahman sepertinya acuh tak acuh
dengan politik.13 Selama masa kepemimpinan K.H. E Abdurrahman dari tahun
1962-1983, Persis menunjukkan kecenderungan pada kegiatan-kegiatan sekitar
tablig dan pendidikan, dari tingkat pusat hingga ke tingkat cabang. Hal ini tidak
terlepas dari langkah dan kebijakan K.H. E. Abdurrahman.14
K.H. E. Abdurrahman lebih mengorientasikan Persis sebagai "organisasi
agama", sebab ia mengambil pola kepemimpinan ulama, bukan polical leader.
Pada masa kepemimpinan K.H. E. Abdurrahman inilah Persis kembali pada garis
perjuangannya, sehingga tidak salah jikalau Dadan Wildan mengatakan bahwa
K.H. E. Abdurrahman sebagai penegak khittah Persis.15
Penelitian Persis pada masa periode kepemimpinan K.H. E. Abdurrahman
penting dilakukan, karena pada periode kepemimpinannya Persis mengalami
reorientasi kembali menjadi organisasi yang memusatkan perhatian pada bidang
sosial keagamaan. Di samping itu, peran K.H. E. Abdurrahman di dalam tubuh
Persis sangat menentukan bagaimana orientasi dan aktivitas Persis. Hal itulah
yang menarik penulis untuk melakukan penelitian tentang Persis, terutama pada
masa K.H. E. Abdurrahman.
13 Persis Dalam Persfiktif Sejarahnya, “Majalah” Risalah No.13/XXVIII. Mei 1990, hlm. 18.
14 Dadan Wildan Annas, K,H. E. Abdurrahman Dan Sejarah Pembaharuan Islam Di
Indonesia, “Majalah” Risalah No.6 TH XXXV. Agustus 1997, hlm. 20. 15 Dadan Wildan, Yang Da'i Yang Politikus Hayat Dan Perjuangan Lima Tokoh PERSIS, ,
hlm. 135.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
6
B. Batasan Dan Rumusan Masalah
Penelitian ini di fokuskan pada bagaimana corak Persis pada periode
kepemimpinan K.H. E. Abdurrahman. Dengan demikian penelitian ini diawali
sejak Persis berada di bawah kepemimpinan K.H. E. Abdurrahman pada tahun
1962. Dinamika yang terjadi dalam Persis ditelusuri sampai K.H. E.
Abdurrahman wafat pada tahun 1983.
Selama periode yang disebutkan di atas, permasalahan utama penelitian
ini diarahkan kepada mencari jawaban kenapa Persis mengalami reorientasi pada
masa kepemimpinan K.H. E. Abdurrahman. Permasalahan itu membawa kepada
penelusuran tentang Persis sebagai organisasi pembaharu dan faktor
kepemimpinan di dalamnya. Selanjutnya permasalahan di atas dapat diuraikan
menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana sosok K.H. E. Abdurrahman itu?
2. Bagaimana kepemimpinan Persis pada masa K.H. E. Abdurrahman?
C Tujuan Dan Kegunaan Penulisan
Adapun tujuan penelitian ini antara lain:
1. .Untuk mengenali sosok seperti apa K.H. E. Abdurrahman itu.
2. Untuk menganalisa kepemimpinan Persis pada masa K.H. E. Abdurrahman.
Adapun kegunaan dari penelitian ini antara lain:
1. Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah khasanah pengetahuan dan
kepustakaan tentang organisasi keislaman dan figur tokoh di Indonesia.
2. Bisa dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi dalam rangka
penelitian tentang Persis dan tokoh-tokohnya.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
7
3. Bagi generasi muslim, dengan adanya penelitian tentang Persis dan tokohnya
ini bisa dijadikan sebagai suri teladan bagi umat Islam.
D. Tinjauan Pustaka
Berkenaan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini, yaitu mengenai
organisasi Persis sudah banyak ditulis. Akan tetapi selama penelusuran penulis di
perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, penelitian yang secara khusus
membahas Persis ketika berada di bawah kepemimpinan K.H. E Abdurrahman
belum penulis temui. Ada pun karya-karya terdahulu yang ada hubungannya
dengan topik yang penulis angkat antara lain:
Persatuan Islam: pembaharuan Islam Abad XX yang ditulis oleh Howard
M. Federspiel (Yogyakarta:Gajah Mada University Press.1996). Buku ini
menguraikan perjalanan panjang Persis mulai dari sebelum perang dunia ke-II
sampai kiprahnya dalam politik pada masa konstitusional. Federspiel
memaparkan ide-ide Persis, baik yang berkenaan dengan agama maupun politik
dan pandangan mengenai Ahmadiyah, kaum Ba'alwi serta agama Kristen. Buku
ini juga menjabarkan kondisi dan aktivitas yang terbatas pada masa pendudukan
Jepang sampai pembekuan oleh Jepang. Pergolakan politik dan ideologi
Nasional pada masa demokrasi terpimpin dijelaskan bagaimana Persis menentang
ide Nasakom.
Buku yang ditulis oleh Dadan Wildan yang berjudul Yang Da'i Yang
Politikus Hayat Dan Perjuangan Limaa Tokoh Persis (yang diterbitkan oleh
Rosda karya: Bandung pada tahun 1997). Di dalamnya dijelaskan tentang sejarah
berdirinya Persis, aktivitas, dan dinamika organisasi Persis. Dalam buku ini pula
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
8
dipaparkan riwayat hidup dan peran lima tokoh Persis yang sangat berpengaruh
dan pernah menjabat sebagai ketua umum.
Skripsi karya Dudung Abdurhman mahasiswa fakultas Adab UIN Sunan
Kalijaga tahun 1988 yang berjudul “persatuan Islam gerakan dan pemikirannya
di Indonesia tahun 1923-1958”. Di dalam skripsi ini dibahas gerakan Persis dan
pemikiran yang berkembang tentang masalah agama dan politik, serta
dampaknya terhadap perkembangan Islam di Indonesia. Pemikiran yang ditinjau
saat Persis berada di bawah kepemimpinan A .Hassan, M. Natsir dan Isa
Anshary.
Skripsi karya Abdurahman yang berjudul “Persatuan Islam Dalam
Kepemimpinan K.H. Isa Anshary (1948-1960)”, Menjelaskan bagaimana Persis
ketika berada di bawah kepemimpinan K.H. Isa Anshary. Dalam tulisan tersebut
dijelaskan bagaimana sikap Persis menentang kebijakan Soekarno tentang
NASAKOM, juga dijelaskan peran-peran K.H. Isa Anshary.
Adapun skripsi ini lebih difokuskan pada penelitian tentang Persis ketika
berada di bawah kepemimpinan K.H. E. Abdurrahman mulai dari tahun 1962
sampai tahun 1983.
E. Landasan Teori
Untuk menelusuri beberapa hal yang terkait erat dengan tokoh seperti
riwayat pendidikan, pengaruh, sebuah pemikiran, serta situasi yang
mempengaruhinya, maka dalam penelitian ini digunakan pendekatan biografis.
Pendekatan biografis adalah suatu pendekatan yang diarahkan kepada
perkembangan cara berpikir dan faktor-faktor yang mempengaruhi seorang tokoh
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
9
ataupun pengaruh yang disebabkan oleh tokoh tersebut.16 Pendekatan biografis
berfungsi untuk memahami dan mendalami kepribadian seseorang dituntut
pengetahuan latar belakang lingkungan sosial kultural di mana tokoh tersebut
dibesarkan, bagaimana proses pendidikan formal dan informal yang dialami,
watak-watak orang yang ada di sekitarnya. 17
Adapun tujuan dari pendekatan biografis adalah untuk memberikan
pengertian tentang subjek dan berusaha menetapkan dan menjelaskan dengan
teliti kenyataan-kenyataan hidup dari subjek yang diteliti, pengaruh-pengaruh
yang diterima subjek itu dalam masa formatif kehidupannya, sifat dan watak
subjek, serta nilai subjek itu terhadap perkembangan suatu aspek kehidupan.18
Dengan menggunakan pendekatan ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang kepribadian, riwayat hidup, dan perkembangan pemikiran K.H. E.
Abdurrahman secara komprehensif dan semaksimal mungkin objektif.
Penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisa kepemimpinan K.H. E.
Abdurrahman dalam organisasi Persis, dari mulai ia menjabat sebagai ketua
umum, kebijakan yang dijalankan, serta sumbangan pemikiran-pemikirannya
bagi Persis.
Untuk menganalisis bagaimana kepemimpinan yang dijalankan K.H. E.
Abdurrahman, penulis menggunakan teori yang di kemukakan oleh Max Weber
16 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode (Bandung: Tarsito,
1985), hlm.133. 17 Sartono kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah (Jakarta:
Gramedia, 1992), hlm.77. 18 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode , hlm. 137.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
10
yang membagi tiga jenis kepemimpinan menurut otoritasnya, yaitu otoritas legal
rasional, otoritas tradisional, dan otoritas kharismatik.19
Kepemimpinan legal rasional tersebut didasarkan kepercayaan atas
“legalitas”, pola-pola aturan normatif dan hak bagi mereka yang diangkat
menjadi pemimpin. Pemimpin tersebut mempunyai hak memerintah orang lain
sesuai dengan aturan yang ditetapkan (otoritas tinggi). Dengan kata lain,
kepemimpinan ini dimiliki oleh seoseorang berdasarkan kekuasaan (jabatan),
serta kemampuan yang dimiliki. Kepemimpinan tradisonal adalah kepemimpinan
yang berdasarkan keturunan atau secara turun temurun (pewarisan), sehingga
seseorang itu bisa menjadi seorang pemimpin jika ia keturunan dari seorang
pemimpin juga. Misalnya raja, seseorang bisa jadi raja apabila ia keturunan raja
tanpa menghiraukan apakah ia mempunyai kemampuan atau tidak. Dengan
demikian, kepemimpinan tradisional ini lebih mementingkan faktor keturunan
daripada kemampuan seseorang yang akan dipilih menjadi pemimpin. Dari tiga
teori yang di kemukakan oleh Max Weber tersebut, teori yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kepemimpinan Kharismatik. Kepemimpinan kharismatik.
adalah kepemimpinan berdasarkan ketaatan terhadap kesucian (kewibawaan)
yang sifatnya khusus dan luar biasa, heroism atau sifat yang patut untuk
diteladani dari seseorang, sehingga tipe ini lebih berfokus pada kharisma yang
ada pada diri seseorang, dan hal tersebut merupakan anugerah dari yang Maha
Kuasa.20
19 Max Weber, The History of Social And Ekonomic Organization, Transleted By A.M
Henderson and Talcott Parson (London: The Free Pess, 1964), hlm.328. 20 Ibid, hlm, 328.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
11
Berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa hal yang menggambarkan
bahwa K.H. E. Abdurrahman merupakan pemimpin yang kharismatik. Ia tampil
sebagai ulama yang rendah hati, berwibawa, berwawasan luas, dan dengan gaya
kepemimpinan yang luwes telah membawa Persis pada garis perjuangan yang
berbeda. Dengan menggunakan pendekatan persuasif edukatif, tanpa kesan keras
namun tetap teguh dalam prinsip-prinsip berdasarkan Al-Qur’an dan Sunah. Ia
dikenal sebagai ulama besar, ahli hukum yang tawadlu yang tidak ingin
disanjung sehingga tidak banyak dikenal umum.21 K.H. E. Abdurrahman
menunjukkan orang yang sehat, bersih, dan selalu rapi dalam berpakaian, apalagi
kalau hendak mengajar di pesantren dia selalu tampil mengenakan celana
panjang, berjas dan berdasi. Hal tersebut dilakukan bukan untuk disanjung, tetapi
untuk menghilangkan kesan bahwa pakaian para ustad di pesantren selalu kotor,
kumal, dan jorok.22
F. Metode Penelitian
Penelitian dan pembahasan skripsi ini menggunakan metode sejarah,
yakni di dalam pengkajian terhadap masalah-masalah yang di tetapkan selalu
berdasarkan perspektif masa lampau dari objek yang diteliti. 23 Adapun langkah-
langkah yang ditempuh dalam metode ini adalah sebagai berikut: Heuristik,
Verifikasi, Interpretasi, dan Historiografi.24
21 Dadan Wildan, Yang Da’I Yang Politikus hayat dan perjuangan Lima Tokoh Persis, hlm.
122. 22 Ibid. hlm 123
23 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terj Nugroho Notosusanto ( Jakarta: UI Press 1985)
hlm, 19. 24 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah ( Yogyakarta: Bentang Budaya, 1995), hlm. 94-105.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
12
Keempat langkah dalam penelitian tersebut dapat di jelaskan sebagai
berikut:
1. Heuristik
Pada langkah ini penulis mengumpulkan dan menggali sumber-
sumber sejarah yang berkaitan erat dengan Persis pada masa K.H. E
Abdurrahman. Mengingat penelitian ini adalah penelitian literel, maka
sumber-sumber yang digunakan adalah sumber-sumber tertulis, seperti buku-
buku, artikel, majalah, ensiklopedi yang penulis dapatkan. Penulis juga
mengambil beberapa sumber dari internet. Selain itu, penulis juga melakukan
wawancara dengan keluarga K.H. E. Abdurrahman ataupun dengan orang-
orang yang mengetahui sosok K.H. E. Abdurrahman
Mengingat rentang waktu yang cukup jauh (tahun 1962-1983,
sekarang tahun 2007), penulis mengalami kesulitan untuk mendapatkan
sumber primer. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menggunakan
sumber sekunder.
2. Verifikasi
Setelah sumber sekunder terkumpul penulis melakukan kritik terhadap
sumber-sumber tersebut. Untuk menguji keabsahan tentang keaslian sumber
(otentisitas) dilakukan dengan melalui kritik ekstern, sedangkan untuk
keabsahan mengenai kesahihan sumber (kredibilitas) dilakukan melalui kritik
intern.25 Kritik ekstern dilakukan dengan menguji bagian-bagian fisik dari
sumber tersebut dari segi penampilan luarnya, dan kritik intern dilakukan
25 Ibid, hlm. 101.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
13
dengan cara membandingkan sumber yang satu dengan sumber yang lain (isi
sumber). Berkaitan dengan sumber-sumber yang diperoleh maka dalam hal
ini penulis menggunakan kritik intern untuk memperoleh sumber yang
kredibel.
3. Interpretasi (penafsiran)
Interpretasi sejarah sering disebut dengan analisis sejarah, dalam
interpretasi tersebut ada dua cara, yaitu analisis dan sintesis. Analisis berarti
menguraikan, sedangkan sintesis berarti menyatukan. Dengan demikian
analisis sejarah bertujuan melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang
diperoleh dari sumber-sumber sejarah. Tahap ini merupakan proses
penafsiran terhadap data atau fakta yang dapat dikumpulkan, setelah lolos
dari seleksi (kritik) sumber. Pada tahap ini juga terkait dengan proses
penelitian serta pembahasan, yaitu menganalisa segala peristiwa yang sesuai
dengan pokok permasalahan dan kemudian menyimpulkan (sintesa) terhadap
fakta-fakta yang didapatkan, sehingga memperoleh penjelasan tentang
masalah-masalah sejarah yang diteliti itu.
4. Historiografi
Historiografi adalah fase terakhir dalam metode penelitian yang
merupakan pemaparan atau penulisan hasil penelitian yang telah dilakukan
dan dalam penyusunan historiografi ini selalu memperhatikan aspek
kronologis.26 Dalam langkah terakhir ini, penulis memaparkan hasil
penelitian yang telah diadakan yaitu mengenai Persis pada masa K.H. E.
26 Ibid, hlm. 67-93
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
14
Abdurrahman dengan cara menghubungkan peristiwa yang satu dengan
peristiwa yang lain yang ada kaitannya dengan K.H. E Abdurrahman dan
PERSIS, sehingga dari hal itu pemaparan hasil penelitian ini akan menjadi
sebuah rangkaian yang berarti.
G. Sistematika Pembahasan
Penyajian penelitian ini mencakup lima bab.
Bab pertama merupakan pendahuluan, di dalamnya diuraikan beberapa
pasal pembahasan yang terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, landasan
teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua membahas tentang biografi K.H. E. Abdurrahman, yang
meliputi latar belakang keluarga, pendidikan, keulamaan, dan kecendikiawanan
K.H. E Abdurrahman dan karya-karyanya. Pembahasan ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran tentang sosok K.H. E. Abdurrahman.
Bab ketiga merupakan inti dari penelitian ini, dalam pembahasan ini
dijelaskan tentang Persis ketika berada di bawah kepemimpinan K.H. E.
Abdurrahman, baik dalam bidang politik, organisasi, dan fokus gerakan Persis.
Pembahasan ini dimaksudkan untuk menggambarkan Persis ketika berada di
bawah kepemimpinan K.H. E. Abdurrahman.
Bab keempat merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan yang
merupakan jawaban dari rumusan masalah. Bab ini berisi kesimpulan, dan juga
saran-saran.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. K.H. E. Abdurrahman lahir di Kampung Pasarean, Desa Bojong Herang
Kabupaten Cianjur pada tanggal 12 Juni 1912. Di samping suka mengajar
mengaji, ayahnya juga bekerja sebagai tukang jahit, sedangkan ibunya adalah
gadis Desa keturunan petani. Disebabkan kehidupan yang sederhana inilah,
semangat hidup memacu ia untuk berdiri sendiri.
Pada usia 7-8 tahun, E. Abdurrahman meniti jenjang pendidikan dengan
memasuki Madrasah Nahdlatul Ulama Al-Ianah Cianjur pada tahun 1919-
1926. Kendati hanya berpendidikan tamatan Madrasah, ia senantiasa
berupaya untuk meluaskan ilmu dan wawasannya, khususnya di bidang
keagamaan
Sosok K.H. E. Abdurrahman merupakan orang yang sehat, bersih, selalu rapi
dalam berpakaian. Ia selalu memakai celana panjang, jas, dan berdasi. Hal
tersebut dilakukan bukan untuk menyombongkan diri, melainkan ingin
mengangkat citra pesantren yang selalu dianggap kotor. Dengan
berpenampilan seperti itu dan disertai ketegasan sikap membuat ia memiliki
wibawa yang tinggi.
K.H. E. Abdurrahman adalah sosok ulama yang tekun dalam mendidik dan
berdakwah. Ia memiliki keahlian dalam bidang agama seperti theologi,
syari’ah, hadits, fiqih, dan ushul fiqih, dan bahasa. Ia termasuk ulama yang
tidak mengenal kompromi terhadap ajaran-ajaran yang tidak ada sumbernya
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
74
dari Al-Qur’an dan As-Sunah. Ia merupakan sosok ulama yang rendah hati,
berwibawa, berwawasan luas.
2. a. Orientasi politik PERSIS ketika berada di bawah kepemimpinan K.H. E.
Abdurrahman ternyata lebih memilih untuk bersikap netral, tidak mendukung
atau ikut berpartisipasi dalam partai politik manapun. Alasan PERSIS tidak
terjun ke dalam dunia politik praktis karena keadaan politik waktu itu dan
juga kondisi intern PERSIS. Politik PERSIS pada saat itu lebih tepat disebut
dengan High politik, yakni gerakan politik tingkat tinggi yang mengusung
politik universal yang tidak mengenal batas-batas partai, Negara, geografis,
dan lain-lain. Latar belakang K.H. E Abdurrahman melakukan high politik
dikarenakan pada waktu itu organisasi politik Islam seperti Masyumi, PSII,
NU, dan PERTI masih ada. Karena itu untuk apa menambah keikutsertaan
PERSIS dalam dunia politik praktis. Oleh karena itu khittah perjuangan
PERSIS mengambil celah sebagai organisasi Islam yang bergerak dalam
bidang pendidikan dan dakwah kemasyarakatan.
b. Orientasi organisasi PERSIS ketika berada di bawah kepemimpinan K.H.
E. Abdurrahman adalah menjadikan PERSIS sebagai organisasi kader dengan
cara melakukan pembenahan dan pembinaan kader-kader baru PERSIS yang
berkualitas tinggi, hal tersebut dikarenakan PERSIS pada waktu itu lebih
mendahulukan kualitas dari pada kuantitas, tidak mementingkan jumlah
anggota, akan tetapi lebih mengutamakan pengaruh pemikiran.
c. Adapun yang menjadi fokus gerakan PERSIS pada masa K.H. E.
Abdurrahman adalah lebih mengkhususkan diri pada bidang pendidikan dan
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
75
dakwah, alasannya karena secara historis PERSIS lahir dari sebuah kelompok
studi keagamaan. Oleh karenanya, PERSIS lebih tampak sebagai organisasi
pendidikan dan dakwah dari pada organisasi politik. Hal tersebut sesuai
dengan khittah perjuangan PERSIS yang mengamanatkan bahwa PERSIS
adalah organisasi Islam yang bergerak pendidikan, dakwah, dan
kemasyarakatan dengan tujuan menegakkan Al-Qur’an dan As-Sunah. Itulah
yang menjadi sifat asli dari PERSIS.
B. Saran-saran
1. Kepada para sejarawan dan tokoh politik sekarang hendaklah tidak
melupakan sejarah tokoh-tokoh besar dan negarawan masa lalu, karena dari
mereka kita mendapat pelajaran dan contoh-contoh ide cemerlang mereka
dalam menciptakan dan mewujudkan sebuah negara yang berjaya dan selalu
menjunjung tinggi nilai-nilai moral ajaran Islam.
2. Tokoh pimpinan seperti K.H. E. Abdurrahman dengan berbagai pengalaman
yang dimilikinya sangat tepat bila dijadikan teladan bagi para pemuda
penerus perjuangan PERSIS. Keteladanan darinya dapat diambil melalui
sikapnya yang tegas, ketangguhan hatinya dalam memegang prinsip dan
tingkah laku kesehariannya dalam berhubungan dengan manusia.
3. Kepada pimpinan pusat PERSIS supaya lebih memperhatikan arsip-arsip dan
dokumen-dokumen penting sebagai gambaran sejarah PERSIS bagi generasi
muda untuk mengembangkan PERSIS juga guna memperlancar para peneliti
lainnya yang hendak meneliti tentang PERSIS.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA
A. Kelompok Buku Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwir. Surabaya: Pustaka Progressif, 1997. Ajip Rasidi. M. Nasir; Sebuah Biografi. Jakarta: Giri Mukti Pasaka, 1990. Akmal Burhanuddin. Muhammad Abduh Dan Pengaruhnya Terhadap
Jamm’iyyah Persatuan Islam. Bandung: Al-qaprint Bekerjasama dengan lembaga penerbit FOSPI, 2000.
Boland Bernard. Jhon, Pergumulan Islam Di Indonesia 1945-1947. Jakarta:
Grafiti Pers, 1985. Dadan Wildan. Sejarah Perjuangan Persis 1923-1983. Bandung: Gema Syahida,
1995. ______Yang Da’I Yang Politikus Hayat Dan Perjuangan lima Tokoh Persis.
Bandung: Rosda Karya, 1997. ______Pasang Surut Gerakan Pembaharuan Islam Di Indonesia Potret
Perjalanan Sejarah Persatuan Islam. Bandung: Persis Press, 2000. Deliar Noer. Partai Islam Di Pentas Nasional 1945-1946. Jakarta: Pustaka Utama
Grafiti, 1987. Departeman Agama. Al-Qura’an Dan Terjemahnya. Semarang: Toha Putra, 1989. Dimyati Mahmud. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: DEPDIKBUD, 1989. ______Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES, 1985. Dudung Abdul Rahman. Metodologi Dakwah Persis, dalam Endang Sirodjudin
Hafidz et.all, Pergulatan Pemikiran Kaum Muda Persis. Bandung: Granada, 2005.
Dudung Abdurrahman, Persatuan Islam Gerakan Dan Pemikirannya Di
Indonesia 1923-1958. Skripsi. Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga., 1988.
E. Koswara. Teori-Teori Kepribadian. Bandung: Eresco, 1991.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Endang Saifudin Anshary. Pak Nasir 80 Tahun, cet ke II. Jakarta: Media Dakwah, 1988.
Ensiklopedi Nasional Indonesia, jilid 13. Jakarta: PT. Cipta Adi Pusaka, 1989. Federspiel. M. Howard. Persatuan Islam Pembaharuan Islam Abad XX, ter.
Yudian W. Asmin, H. Afandi Muchtar. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1985.
_______ Labirin Ideologi Muslim: Pencarian Dan Pergulatan PERSIS Di Era
Kemunculan Negara Islam (1923-1957). Jakarta: Serambi, 2004. Gottschalk Louis. Mengerti Sejarah. Terj. Nugroho. Jakarta: UII Press. 1985. Hadari Nawawi. Kepemimpinan Menurut Islam. Yogyakarta: UGM Press. 1993. Haris Muslim. Persis Dari Masa Ke Masa: Sebuah Refleksi Sejarah, Dalam
Siapkah Persis Menjadi Mujaddid Lagi?. Upaya Mewujudkan Wacana Baru, Yusup Burhanudin(ed). Bandung: Alqaprint, 2000.
Ihsan Setiadi latief. Pencarian Identitas Generasi Muda Persis: Sebuah Otokritik
Terhadap Jam’iyyah Persis. dalam Endang Sirodjudin Hafidz et.all, Pergulatan Pemikiran Kaum Muda Persis. Bandung: Granada, 2005.
Isa Anshary. Manisfet Perjuangan Persatuan Islam. Bandung: PP Persis, 1958. Johan Boland Bernard. Pergumulan Islam Di Indonesia 1945-1947. Jakarta:
Grafiti Pers, 1985. K.H. A. Latief Muchtar. Gerakan Kembali Ke Islam Warisan Terakhir A. Latief
Muchtar. Bandung: Rosda Karya, 1998. K.H. E Abdurrahman. Perbandingan Madzhab-Madzhab. Bandung: Sinar Baru,
1986. _______ Istifta; Tanya Jawab Masalah Agama. Bandung. 1991. _______ Recik-Recik Dakwah. Bandung: Sinar Baru, 1993. _______ Renungan Tarikh. Bandung: Sinar Baru, 1993. _______ Risalah Wanita . Bandung: Sinar Baru, 1987.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Budaya, 1995. Muhammad Nasir. Capita Selecta, jilid II. Jakarta: Pustaka Pendis, 1958. Pepen Irfan Fauzan. Membedah Paradigma Politik PERSIS, dalam Endang
Sirodjudin Hafidz et.all, Pergulatan Pemikiran Kaum Muda PERSIS. Bandung: Granada, 2005.
Pimpinan Pusat Persatuan Islam. Sejarah Singkat Persatuan Islam (PERSIS).
Bandung: PP Persis, TT. _______ Tafsir Qonun Asasi Dan Qonun Dakhili. Bandung PP PERSIS. ________Qonun Asasi Persatuan Islam. Bandung: PP Persis, 1957. Sartono Kartodirjo. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Mtodologi Sejarah. Jakarta:
Gramedia, 1992. SD. Subhan. Ulama-Ulama oposan. Bandung:Pustaka Hidayah., 2000. Stoddar L. Dunia Baru Islam. Jakarta: Panitia Penerbit, 1996. Sudirman Tebba. Islam Orde Baru. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993. Syafiq A. Mughni. Hasan Bandung Pemikir Islam Radikal.cet II. Surabaya: PT.
Bina Ilmu, 1994. Thohir luth, DR. M. Natsir; Dakwah Dan Pemikirannya. Jakarta: Gema Insani
Pres, 1999. Tholib Bontoro. Dakwah Parlemen: Sebuah Alternatif, dalam Endang Sirodjudin
Hafidz et.all, Pergulatan Pemikiran Kaum Muda PERSIS. Bandung: Granada, 2005.
Tiar Anwar Bahtiar. Pendidikan Persis Mau Dibawa ke Mana. . dalam Endang
Sirodjudin Hafidz et.all, Pergulatan Pemikiran Kaum Muda Persis. Bandung: Granada, 2005.
Winarno Surakhmad. Pengantar Penelitian Dasar Metode Tekhnik. Bandung:
Tarsito, 1985.
Weber Max, The History Of Social And Ekonomic Organization, Transleted By AM. Henderson And Talcot. London: The Free Press. 1964.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
B. Kelompok Majalah
Al-Muhtar, Pelanjut A. Hassan Bandung Pulang Ke Rahmatullah, Panji Masyarakat No. 397 Th XXIV Juni 1983.
Dadan Wildan. K.H.E Abdurrahman Dan Sejarah Pembaharuan Islam Di
Indonesia. Majalah Risalah No.6 Th XXXV. Agustus 1997. _______Dari Muktamar Ke Muktamar. Majalah Risalah No.7 Th. XXXIII
September, 1995. Dari Daerah Ke Daerah, Majalah Risalah, Mei 1963
Dari Daerah Ke Daerah, Risalah, April,1964. Majalah Dunia Madrasah, tahun I No. 8 April 1955. Tjdid. Volume 7(tujuh) Tahun I. 1417 H/1996 M.
C. Internet
Admin, KH. Endang Abdurrahman Sang Reformis Persis. Dikutip Darii www.Persis.or.id. 25 September 2006.
Yus, K.H. Endang Abdurrahman Meneguhkan Peran Persis, Dikutip Dari
WWW.republika.co.id
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
CURRICULUM VITAE
N a m a : Nanang Sutisna
Tempat Tgl Lahir : Garut, 4 Mei 1982
Alamat Rumah : Jl. Baros 381 Kp. Panyawungan Rt 02 Rw 04 Desa
Sirnasari Samarang Garut Jawa Barat 44161
Alamat Yogyakarta: Sapen GK/I 523 Demangan Orang Tua
Ayah : Bpk. Asun Suherman
Ibu : Ibu. Aneng
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan :
Formal:
1. SDN Ciguna Samarang Garut Jawa Barat lulus tahun 1994
2. MTS Pesantren Persatuan Islam N0. 76 Tarogong Garut Jawa
Barat lulus tahun 1998
3. Madrasah Aliah Pesantren Persatuan Islam N0. 76 Tarogong
Garut Jawa Barat lulus tahun 2001
4. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Adab Jurusan
Sejarah Peradaban Islam masuk tahun 2001
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta