Perpustakaan Universitas Gunadarmatitiayem.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/78456/wom.pdf ·...
Transcript of Perpustakaan Universitas Gunadarmatitiayem.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/78456/wom.pdf ·...
Perpustakaan Universitas Gunadarma BARCODE
Nomor Pengunggahan
BUKTI UNGGAH DOKUMEN PENELITIAN
PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GUNADARMA
SURAT KETERANGAN Nomor: 410/PERPUS/UG/2020
Surat ini menerangkan bahwa:
Nama Penulis : BELLA YULI MERLINA WATI
Nomor Penulis 11216387
Email Penulis : [email protected]
Alamat Penulis : Jl.Kp.Sumur No.59A
dengan penulis lainnya sebagai berikut:
Penulis ke-2/Nomor/Email : Titi Ayem Lestari / 929376 / [email protected]
Telah menyerahkan hasil penelitian/ penulisan untuk disimpan dan dimanfaatkan di Perpustakaan Universitas Gunadarma,
dengan rincian sebagai berikut :
Nomor Induk : FEUG/EA/PENELITIAN/410/2020
Judul Penelitian : PENGARUH WORD OF MOUTH, BRAND IMAGE, DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP
MINAT BELI PADA THE LITTLE THINGS SHE NEEDS SUMMARECON MALL BEKASI
Tanggal Penyerahan : 17 / 08 / 2020
Demikian surat ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya dilingkungan Universitas Gunadarma dan Kopertis Wilayah III.
Dicetak pada: 17/08/2020 14:42:09 PM, IP:139.192.208.69 Halaman 1/1
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
PENGARUH WORD OF MOUTH, BRAND IMAGE, DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP
MINAT BELI PADA THE LITTLE THINGS SHE NEEDS SUMMARECON MALL BEKASI
Disusun Oleh:
Nama : Bella Yuli Merlina Wati
NPM : 11216387
Jurusan : Manajemen
Pembimbing : Titi Ayem Lestari, SE., MMA
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat
Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era modern saat ini industri tumbuh dan berkembang dengan pesat dan
didukung dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Ada banyak peluang dan
tantangan bisnis yang menjanjikan bagi sebuah perusahaan. Perusahaan saling
berlomba untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Suatu perusahaan harus dapat
bersaing dengan perusahaan lainnya agar perusahaan tersebut bisa bertahan dan
perusahaan harus mengerti apa yang diinginkan konsumen.
Meningkatnya permintaan konsumen dari berbagai produk, maka produsen
berusaha akan memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen agar konsumen
merasa terpuaskan. Produsen akan menciptakan berbagai produk yang bervariatif dan
inovatif dan memiliki banyak pilihan produk. Bahkan produsen akan menciptakan
produk yang sebelumnya belum pernah dibutuhkan dan diminati konsumen. Inovasi-
inovasi inilah yang akan dipertimbangkan konsumen, apakah mereka akan mengambil
keputusan berdasarkan kebutuhan atau keinginan.
Salah satu produk yang termasuk ke dalam industri yang tumbuh pesat yaitu
industri sepatu. Sepatu sudah menjadi kebutuhan pokok bagi semua orang, baik untuk
digunakan sehari-hari, acara resmi, santai (kasual), berolahraga, sekolah, bekerja dan
sebagainya. Belakangan ini industri sepatu semakin menjanjikan keuntungan yang
memuaskan. Hal ini dapat dibuktikan melalui semakin banyak permintaan akan sepatu
dan semakin banyak toko khusus sepatu baik produk lokal maupun produk luar negri.
Bisnis sepatu memiliki pangsa pasar yang potensial. Saat ini kebutuhan masyarakat akan
fashion semakin meningkat khususnya masyarakat urban perkotaan. Banyak juga
konsumen melihat perkembangan ini melalui social media, email, dan website. Sehingga
pelaku usaha bisa lebih mudah mendapatkan market place. Di Indonesia masyarakatnya
senang bersosialisasi sehingga bisa dengan mudah orang lain mengetahui suatu produk
dari review yang biasanya tidak sengaja dilakukan yang biasa disebut dengan word of
mouth. Konsumen memilih sepatu yang berkualitas tinggi dan nyaman saat digunakan.
Salah satu sepatu yang termasuk dalam kategori tersebut adalah Flatshoes dengan
merek The Little Things She Needs. Sepatu ini merupakan sebuah brand dari
Metroxgroup yaitu perusahaan lifestyle retail yang fokus pada pasar menengah keatas,
didirikan pada tahun 2004
oleh Charley Selian dan Freddie Beh. Pada departemen fashion, Metroxgroup
menawarkan berbagai produk dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sementara, alas kaki
menjadi produk terkuat dari perusahaan ini, ada berbagai merek pakaian dan aksesoris.
Variasi harga yang ditawarkan oleh The Little Things She Needs dapat dikatakan
seimbang dengan produk yang didapatkan oleh konsumen. Dengan harga yang
menengah keatas, The Little Things She Needs bisa menjadi pilihan. Khususnya
masyarakat urban perkotaan yang mengedepankan fashion sepatu merek ini bisa
menghemat biaya karena harga menengah keatas dengan produk kualitas tinggi.
Tabel 1.1
Merek Pangsa Pasar Terbesar di Dalam Negeri 2018
No. Merek
(Casual)
Pangsa Pasar Dalam
Negri
1. Bata 27%
2. Nike 18%
3. Conversse All Star 17%
4. Adidas 5,4%
Sumber:Aprisindo, 2018
Berdasarkan Tabel 1.1 beberapa merek yang mendominasi lima besar pada
pangsa pasar dalam negeri dengan jenis alas kaki casual yaitu Bata (27%), Nike (18%),
Conversse All Star (17%), dan Adidas (5,4%). Produk the little things she needs belum
termasuk merek alas kaki yang mendominasi lima besar pangsa pasar yang ada di dalam
negeri.
Dari uraian latar belakang ini penulis tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui bagaimana word of mouth, brand image, dan persepsi harga berpengaruh
terhadap minat beli produk Flatshoes merek The Little Things She Needs.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “PENGARUH WORD OF MOUTH, BRAND IMAGE, DAN PERSEPSI HARGA
TERHADAP MINAT BELI PADA THE LITTLE THINGS SHE NEEDS SUMMARECON MALL
BEKASI”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka rumusan masalah
yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah word of mouth berpengaruh secara parsial terhadap minat beli
Flatshoes merek The Little Things She Needs?
2. Apakah brand image berpengaruh secara parsial terhadap minat beli
Flatshoes merek The Little Things She Needs?
3. Apakah persepsi harga berpengaruh secara parsial terhadap minat beli
Flatshoes merek The Little Things She Needs?
4. Apakah word of mouth, brand image, dan persepsi harga berpengaruh
secara simultan terhadap minat beli Flatshoes merek The Little Things
She Needs?
1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan masalah tentang word of
mouth, brand image, dan persepsi harga terhadap minat beli dengan memberikan 100
kuesioner kepada konsumen yang datang di Store The Little Things She Needs
Summarecon Mall Bekasi Jl.Boulevard Ahmad Yani Blok M Sentra, Bekasi Utara, Jawa
Barat 17142 sehingga mempermudah mendapatkan data dan informasi yang diperlukan
penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2020-April 2020.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui pengaruh word of mouth secara parsial terhadap minat
beli Flatshoes merek The Little Things She Needs.
2. Untuk mengetahui pengaruh brand image secara parsial terhadap minat
beli Flatshoes merek The Little Things She Needs.
3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi harga secara parsial terhadap minat
beli Flatshoes merek The Little Things She Needs.
4. Untuk mengetahui pengaruh word of mouth, brand image, dan persepsi
harga secara simultan terhadap minat beli Flatshoes merek The Little
Things She Needs.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara akademis
maupun praktis. Adapun penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Akademis
Dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya yang sewaktu-
waktu dapat digunakan dengan memberikan informasi khususnya
dibidang pemasaran.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan sebagai bekal
dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama dibangku kuliah.
Dan juga sebagai bahan pembelajaran, pemahaman, dan proses dalam
menganalisis suatu permasalahan tentang Word Of Mouth, Brand
Image, dan Persepsi Harga terhadap Minat Beli Konsumen.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pemasaran
Keberhasilan dalam pemasaran suatu produk perusahaan tidak hanya dinilai dari
seberapa banyak produk itu laku terjual, namun yang lebih diutamakan adalah
bagaimana cara mempertahankan pangsa pasar dengan tujuan untuk memperoleh
pelanggan baru sekaligus mempertahankan pelanggan lama. Sebagai pelaku usaha
hendaknya perusahaan memahami keinginan yang dibutuhkan konsumen tentang
produk agar konsumen merasa puas dan tidak beralih ke produk lain. Kegiatan
pemasaran memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia usaha, yaitu berhasil
atau tidaknya perusahaan mencapai tujuan utamanya.
Menurut Kotler dan Amstrong (2012) pemasaran adalah serangkaian proses
yang dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan suatu nilai bagi pelanggan dengan
menciptakan, menghantarkan, dan mengkonsumsikan nilai pelanggan yang sangat
unggul.
Menurut Hasan (2014) menjelaskan pemasaran merupakan sebuah konsep ilmu
dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi
stokeholder (pelanggan, karyawan, dan pemegang saham).
Dari pendapat kedua ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pemasaran
sebagai proses dimana perusahaan menciptakan, menghantarkan, dan
mengkomunikasikan nilai bagi pelanggan dengan tujuan menangkap kepuasan yang
berkelanjutan pelanggan.
2.1.2 Word Of Mouth
Word Of Mouth adalah komunikasi dari mulut ke mulut tentang pandangan atau
penilaian terhadap suatu produk atau jasa, baik secara individu maupun kelompok yang
bertujuan untuk memberikan informasi secara personal. Word Of Mouth menjadi salah
satu strategi yang sangat efektif berpengaruh di dalam keputusan konsumen dalam
menggunakan produk atau jasa dan Word Of Mouth dapat membangun rasa
kepercayaan para pelanggan. Menurut Kotler dan Keller (2009), Word Of Mouth adalah
Kegiatan pemasaran melalui perantara orang ke orang baik secara lisan, tulisan, maupun
lewat alat komunikasi elektronik yang terhubung internet yang didasari oleh
pengalaman atas produk atau jasa. Jika dilihat dari definisi yang ada diatas, Word Of
Mouth dapat di artikan secara umum merupakan suatu kegiatan memberikan informasi
penilaian atau pandangan terhadap suatu produk barang dan jasa kepada orang – orang
terdekat apakah produk atau jasa tersebut layak dikonsumsi atau tidak bagi para calon
konsumen lainnya.
(Ronny & Sunandar, 2007) “komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth
communication) dapat diukur dengan indikator sebagai berikut: Kemauan pelanggan
dalam membicarakan hal-hal positif kualitas pelayanan perusahaan kepada orang
lain,rekomendasi jasa perusahaan kepada orang lain, dorongan terhadap
teman/relasi untuk melakukan pembelian terhadap jasa perusahaan”.
2.1.3 Faktor – Faktor Motivasi Yang Mempengaruhi Terjadinya WOM
Menurut Sutisna (2012), ada beberapa faktor yang dapat di jadikan dasar
motivasi bagi konsumen untuk membicarakan sebuah produk yaitu sebagai berikut :
1. Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau
aktivitas tertentu dan bermaksud membricarakan mengenai hal itu dengan
orang lain sehingga terjadi proses Word Of Mouth.
2. Seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai produk dan
menggunakan percakapan sebagai cara untuk menginformasikan kepada
orang lain. Dalam hal ini Word Of Mouth dapat menjadi alat untuk
menanamkan kesan kepada orang lain, bahwa kita mempunyai
pengetahuan dan keahlian tertentu.
3. Seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan
sesuatu yang keluar dari perhatian utama diskusi. Dalam hal ini mungkin
saja karena ada dorongan atau keinginan bahwa orang lain tidak boleh
salah dalam memilih barang atau jasa dan jangan menghabiskan waktu
untuk mencari informasi mengenai suatu merek produk.
4. Word Of Mouth merupakan suatu cara untuk mengurangi ketidakpastian,
karena dengan bertanya kepada teman, keluarga, tetangga, atau kerabat
terdekat lain, informasinya lebih dapat dipercaya, sehingga akan
mengurangi penelusuran dan evaluasi merek.
2.1.4 Indikator-indikator Word Of Mouth
Menurut Babin, Barry (2014) indikator Word Of Mouth adalah sebagai berikut :
1. Kemauan konsumen dalam membicarakan hal – hal positif tentang
kualitas pelayanan dan produk kepada orang lain.
2. Rekomendasi jasa dan produk perusahaan kepada orang lain.
3. Dorongan terhadap teman atau relasi untuk melakukan pembelian
terhadap produk dan jasa perusahaan.
2.1.5 Jenis Word Of Mouth
Hughes (2015) mengemukakan bahwa jenis – jenis komunikasi word of mouth
dapat di kelompokkan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Word Of Mouth positif, merupakan proses penyampaian informasi dari
mulut ke mulut yang dilakukan oleh individu yang satu ke individu lain
berdasarkan pengalaman yang bersifat positif terhadap suatu produk, jasa,
maupun perusahaan.
2. Word Of Mouth negatif, merupakan proses interaksi dari mulut ke mulut
yang didasarkan pada pengalaman negatif yang diperoleh dari individu
yang satu ke individu yang lain terhadap suatu produk, jasa, atau
perusahaan.
2.1.6 Brand Image ( Citra Merek )
Citra merek atau Brand Image adalah representasi dari keseluruhan persepsi
terhadap merek dan dibentuk dari informasi terhadap merek itu. Citra terhadap merek
berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu
merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih
memungkinkan untuk melakukan pembelian. Merek saat ini telah menjadi aset
perusahaan yang paling bernilai.
Menurut Rangkuti (2009) citra merek adalah presepsi merek yang dihubungkan
dengan asosiasi merek yang melekat dalam ingatan konsumen. Menurut Hasan (2014)
merek adalah kombinasi dari sebuah nama, tanda, simbol, atau desain untuk
mengidentifikasikan barang dan jasa dari satu usaha atau kelompok usaha yang
dikembangkan menjadi merek dagang dan membedakan diri dari pesaing, menciptakan
pengaruh dan menghasilkan nilai bagi perusahaan.
Supaya suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin disampaikan,
Tjiptono (2007) menggunakan beberapa persyaratanyang harus diperhatikan, yaitu:
a. Merek harus ciri khas dan unik;
b. Merek harus menggambarkan sesuatu tentang manfaat pemakainya;
c. Merek harus menggambarkan manfaat produk;
d. Merek harus mudah dukenali, diucapkan, dan diingat;
e. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di negara dan dalam bahasa
lain.
2.1.7 Komponen Citra Merek atau Brand Image
1. Asosiasi Merek (Brand Association)
Menurut Aaker dalam Simamora (2004), asosiasi merek adalah sekumpulan
entitas yang bisa dihubungkan dengan suatu merek. Berbagai asosiasi yang
diingat oleh konsumen sehingga dapat membentuk citra merek (brand image).
2. Dukungan Asosiasi Merek
Dukungan asosiasi merek merupakan respons konsumen terhadap atribut,
manfaat, serta keyakinan dari suatu merek produk berdasarkan penilaian mereka
atas produk. Atribut disini berkaitan dengan citra merek (brand image). Dapat
dilihat persepsi konsumen terhadap produk yang menganggap bahwa produk yang
dikonsumsi oleh konsumen ini baik, dan bermanfaat.
3. Kekuatan Asosiasi Merek
Kekuatan asosiasi merek ditunjukkan dengan reputasi baik yang dimilii produk
tersebut di mata konsumen, apakah produk tersebut di rasa memiliki manfaat
ekspresi diri dan menambah rasa percaya diri konsumen.
4. Keunikan Asosiasi Merek
Jika sebuah perusahaan memiliki ciri khas yang membedakannya dari produk lain,
dan konsumen sudah merasakan menfaat dari sebuah produk dan merasa bahwa
merek lain tidak akan memuaskan keinginannya, produk tersebut akan semakin
kuat diingat oleh konsumen.
2.1.8 Indikator Citra Merek (Brand Image)
Menurut Susanty dan Adisaputra (2014), citra merek dapat dilihat dari indikator
sebagai berikut :
1. Favorability of brand association (keuntungan dari asosiasi merek).
2. Strength of brand association (kekuatan dari asosiasi merek).
3. Uniqueness of brand associations (keunikan dari asosiasi merek).
Menurut Bowo, et al (2013) pengukuran citra merek (brand image) dapat dilakukan
berdasarkan indikator sebagai berikut :
1. Merek produk merupakan merek terkenal.
2. Merek produk merupakan merek yang bergengsi.
3. Merek produk mudah diingat dalam pikiran konsumen.
4. Merek produk tersebut mempunyai reputasi yang baik dimata konsumen.
2.1.9 Faktor-Faktor Yang Membentuk Citra Merek
Menurut Rangkuti (2002) menyebutkan faktor-faktor pembentuk citra merek
adalah sebagai berikut:
1. Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas produk barang yang
ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.
2. Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau
kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang
dikonsumsi.
3. Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk
barang yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.
4. Pelayanan, berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani
konsumennya.
5. Resiko, berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau untung rugi yang
mungkin dialami oleh konsumen.
6. Harga, yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak
sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi
suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka panjang.
7. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan,
kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dri produk
tertentu.
Citra merek sangat erat kaitannya dengan apa yang orang dipikirkan, rasakan
terhadap suuatu merek tertentu, sehingga dalam citra merek faktor psikologis lebih
banyak berperan dibandingkan faktor fisik dari merek tersebut.
2.1.10 Pengertian Harga
Menurut Kotler & Armstrong (2010) mendefinisikan harga sebagai jumlah uang
yang dibebankan untuk produk atau jasa, atau keseluruhan nilai yang pelanggan tukaran
untuk memiliki atau menggunakan manfaat dari produk atau jasa.
Harga menurut (Sumarni dan Soeprihanto 2010) adalah nilai pertukaran atas
manfaat produk (bagi konsumen maupun bagi produsen) yang umumnya dinyatakan
dalam satuan moneter (rupiah, dolar, yen, rupee dan sebagainya).
2.1.11 Indikator Harga
Menurut Mursid (2014) adalah sebagai berikut:
1. Harga yang kompetitif yaitu harga yang ditawarkan lebih kompetitif dari
pesaing.
2. Kesesuaian harga dengan pasar yaitu kesesuaian harga dengan harga pasar.
3. Kesesuaian harga dengan kualitas produk yaitu harga ditawarkan sesuai
dengan kualitas produk.
4. Angsuran yaitu pembayaran yang bisa diangsur sampai jangka waktu
tertentu.
Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para
pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi (Tjiptono,2001). Peranan alokasi
dari harga adalah fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memuaskan cara
memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan kekuatan
membelinya. Dengan demikian harga dapat membantu para pembeli untuk
memutuskan cara mengalokasikan kekuatan membelinya pada berbagai jenis barang
dan jasa. Peran informasi dari harga adalah fungsi harga dalam “mendidik” konsumen
mengenai faktor produk, misalnya kualitas. Hal ini bermanfaat dalam situasi dimana
pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara
objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga mahal mencerminkan kualitas
yang tinggi (Tjiptono 2002).
Berdasarkan dari bahasan diatas dapat dikatakan bahwa harga yang dipatok
secara rasional dan sepadan dengan manfaat produk diberikan dapat mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk.
2.1.12 Tujuan Penetapan Harga
Menurut Sopiah dan Syihabudhin (2008) penetapan harga memiliki beberapa tujuan
antara lain:
1. Pembentukan citra seperti market leader yang mampu menentukan price
leader.
2. Percepatan Penjualan.
3. Promosi.
4. Perlindungan atas ancaman pesaing yang kerap memainkan harga,
meningkatkan daya saing melalui harga “miring” dan lain-lain.
Penetapan harga dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari fungsi diferensiasi
barang dalam pemasaran. Secara umum penjual mempunyai beberapa tujuan dalam
penetapan harga produknya. Tujuan tersebut antara lain :
1. Mendapatkan laba maksimum.
2. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian
pada penjualan bersih.
3. Mencegah atau mengurangi persaingan.
4. Mempertahankan atau memperbaiki pangsa pasar.
Harga terbentuk dari kompetensi produk untuk memenuhi dua pihak: produsen dan
konsumen. Produsen memandang harga adalah sebagai nilai barang yang mampu
memberikan manfaat keuntungan diatas biaya produksinya (atau tujuan-tujuan yang
lain, misalnya keuntungan). Konsumen memandang harga adalah sebagai nilai barang
yang mampu memberikan manfaat atas pemenuhan kebutuhannya dan kegiatannya
(misalnya hemat dan syarat pembayarannya).
Bagi produsen penetapan harga sangat penting dan peka. Keputusannya dapat
mempengaruhi perkembangan, keberadaan, maupun kemunduran usahanya, oleh
karena itu penentuan harga perlu diperhitungkan dengan cermat dan hati-hati.
Penetuan harga bukanlah persoalan yang dihadapi oleh perusahaan untuk pertama kali
peluncuran atas produk baru, tetapi penentuan harga tetap perlu dilakukan untuk
produk lama sebagai respon terhadap adanya perubahan lingkungannya.
Tujuan penetapan harga secara umum dapat mencakup bertahan hidup,
maksimalisasi keuntungan saat ini, kepemimpinan pangsa pasar atau mempertahankan
pelanggan dan membangun hubungan. Pada tingkat spesifik lagi, perusahaan dapat
menetapkan harga untuk mencari-cari pelanggan baru atau secara menguntungkan
mempertahankan pelanggan yang sudah ada (Kotler dan Amstrong,2008).
2.1.13 Minat Beli
Menurut Rizky, et al (2015) menyatakan minat yang timbul dalam diri pembeli
seringkali berlawanan dengan kondisi keuangan yang dimiliki. Minat beli konsumen
merupakan keinginan tersembunyi dalam benak konsumen. Minat beli konsumen selalu
terselubung dalam tiap diri individu yang mana tak seorangpun bisa tahu apa yang
diinginkan dan diharapkan oleh konsumen.
Menurut Kotler (2014) minat adalah suatu respon efektif atau proses merasa
atau menyukai suatu produk tetapi belum melakukan keputusan untuk membeli.
Menurut Lamb (2012) salah satu cara mengembangkan minat beli adalah melalui
promosi yakni komunikasi yang menginformasikan kepada calon pembeli sebuah atau
sesuatu pendapatan atau memperoleh suatu respon.
2.1.14 Indikator Minat Beli
Indikator menurut Hariani (2013) menjelaskan kecenderungan seseorang
menunjukkan minat terhadap suatu produk atau jasa yang dapat dilihat berdasarkan :
1. Keamanan untuk mencari informasi terhadap suatu produk atau jasa.
Konsumen yang memiliki minat, memiliki kecenderungan untuk mencari
informasi lebih detail tentang produk atau jasa tersebut. Dengan tujuan
untuk mengetahui secara pasti bagaimana spesifikasi produk atau jasa
yang digunakan sebelum menggunakan produk atau jasa tersebut.
2. Kesediaan untuk membayar barang atau jasa.
Konsumen yang memiliki minat terhadap suatu produk atau jasa yang dapat
dilihat dari bentuk pengorbanan yang dilakukan terhadap suatu barang atau jasa.
Konsumen yang cenderung memiliki minat lebih terhadap suatu barang atau jasa
akan bersedia untuk membayar barang atau jasa tersebut. Dengan tujuan
konsumen dapat menggunakan barang atau jasa tersebut.
3. Menceritakan hal yang positif
Konsumen yang memiliki minat besar terhadap suatu barang atau jasa. Jika
ditanya konsumen lain, maka secara otomatis konsumen tersebut akan
menceritakan hal yang positif terhadap konsumen lain. Karena konsumen yang
memiliki suatu minat secara eksplisit memiliki suatu keinginan dan kepercayaan
terhadap suatu barang atau jasa yang diinginkan.
4. Kecenderungan untuk merekomendasikan.
Konsumen yang memiliki minat yang besar terhadap suatu barang atau jasa.
Selain akan menceritakan hal yang positif, konsumen tersebut juga akan
merekomendasikan kepada orang lain untuk juga menggunakan barang atau jasa
tersebut. Karena seseorang memiliki minat yang besar terhadap suatu barang atau
jasa akan cenderung memiliki pemikiran yang positif terhadap barang atau jasa
tersebut. Sehingga jika ditanya konsumen lain, maka konsumen tersebut
cenderung merekomendasikan kepada orang lain.
2.1.15 Aspek – aspek Minat Beli
Menurut Lucas dan Britt (2016) aspek-aspek yang terdapat dalam minat beli
adalah :
1. Aspek Ketertarikan
Adalah perilaku konsumen yang menunjukkan adanya pemusatan perhatian yang
disertai rasa senang terhadap suatu produk.
2. Aspek Keinginan
Adalah perilaku konsumen yang menunjukkan adanya dorongan untuk
berkeinginan memiliki suatu produk.
3. Aspek Keyakinan
Adalah perilaku konsumen yang menunjukkan adanya rasa percaya diri terhadap
kualitas, daya guna, dan manfaat dari membeli suatu produk.
2.2 Kajian Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah tabel penelitian yang dijadikan dasar untuk penulis melakukan
penelitian .
Tabel 2.1
Kajian Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti
Tahun Judul Hasil
Penelitian
1. Dita Mutia 2015 Pengaruh Harga, Hasil penelitian
Tabel 2.1
Kajian Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No. Nama
Peneliti
Tahun Judul Hasil Penelitian
Kualitas Produk, Citra
Merek, Dan Daya
Tarik Produk
Terhadap Minat Beli
Sepatu Olahraga Nike
(Studi Kasus Pada
Konsumen Sepatu
Olahraga Merek Nike
Di Bekasi)
menunjukkan bahwa
secara simultan harga
kualitas produk, citra
merek, dan daya tarik
berpengaruh terhadap
minat beli. Secara parsial
hanya harga, kualitas
produk, dan citra merek
yag memilki pengaruh
terhadap minat beli.
2. Dedi Nurdiansyah 2018 Pengaruh Kualitas
Produk Dan Harga
Terhadap Minat Beli
Produk Sepatu
Olahraga Merek
Adidas di Depok.
Hasil penelitian
menunjukkan pengaruh
kualitas produk dan
harga sepatu olahraga
merek Adidas di Depok
sebesar 57,5%,
mempengaruhi
pembelian variabel
minat beli (Y).
3. Rinal Rainaldi Rais 2018 Pengaruh Harga Dan
Kualitas Produk
Terhadap Minat Beli
Sepatu Olahraga
Merek Specs
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
secara parsial harga
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
Tabel 2.1
Kajian Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No. Nama
Peneliti
Tahun Judul Hasil Penelitian
(Studi Kasus Pada
Mahasiswa
Gunadarma
Kalimalang Fakultas
Ekonomi Jurusan
Manajemen Angkatan
2015).
minat beli pada sepatu
olahraga merek Specs.
Secara parsial kualitas
produk berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap minat beli pada
sepatu olahraga merek
Specs. Secara simultan
harga dan kualitas
produk berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap minat beli pada
sepatu olahraga merek
Specs.
4. Ridwan Adji 2012 Pengaruh Kualitas
Produk, Harga,
Promosi Dan Citra
Merek Terhadap
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
kualitas produk memiliki
pengatuh positif dan
Keputusan Pembelian
Sepatu Olahraga
Merek Adidas (Studi
Kasus Pada
Mahasiswa Udinus
Semarang).
signifikan terhadap
keputusan pembelian.
Harga memiliki pengaruh
positif dan signifikan
terhadap keputusn
pembelian. Promosi
memiliki pengaruh
Tabel 2.1
Kajian Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No. Nama
Peneliti
Tahun Judul Hasil Penelitian
positif dan signifikan
terhadap keputusan
pembelian, dan citra
merek pengaruh positif
dan signifikan terhadap
keputusan pembelian.
Hasil dari Adjusted R
Square adalah 72,2%.
5. Dhea Davita
Darmawan
2018 Pengaruh Brand
Image Dan Harga
Terhadap Keputusan
Pembelian Cotton On
Grand Metropolitan
Mall Bekasi.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
brand image
berpengaruh secara
parsial terhadap
keputusan pembelian
Cotton On Grand
Metropolitan Mall Bekasi
karena nilai t hitung
untuk variabel brand
image sebesar 2,738 dan
nilai t tabelnya sebesar
2,009. Harga
berpengaruh secara
parsial terhadap
keputusan pembelian
Cotton On Grand
Metropolitan Mall
Tabel 2.1
Kajian Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No. Nama
Peneliti
Tahun Judul Hasil Penelitian
Bekasi karena nilai t
hitung untuk variabel
harga sebesar 2,826 dan
nilai t tabelnya sebesar
2,009. Brand image dan
harga secara bersama-
sama mempunyai
pengaruh terhadap
keputusan pembelian
Cotton On Grand
Metropolitan Mall Bekasi
karena nilai f hitung
sebesar 12,990 daan nilai
f tabelnya sebesar 3,20.
6. Chessia Ria
Daiyana Lumeling
2019 Pengaruh Celebrity
Endorser, Brand
Image, Iklan dan E-
Service Quality
Terhadap Minat Beli
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
brand image, iklan, dan
e-service quality
mempunyai pengaruh
Secara Online
Melalui Situs
Tokopedia.
yang signifikan terhadap
minat beli. Sedangkan
celebrity endorser tidak
mempunyai pengaruh
yang signifikan
Tabel 2.1
Kajian Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No. Nama
Peneliti
Tahun Judul Hasil Penelitian
terhadap minat beli. Dan
secara simultan celebrity
endorser, brand image,
iklan, e-service quality
mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap
minat beli.
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan penelitian terdahulu dan variabel-variabel yang telah dijelaskan,
maka model penelitian yang dikembangkan adalah sebagai berikut:
H1
H2
H3
Word of Mouth (X1)
Brand Image (X2) Minat Beli (Y)
Persepsi Harga (X3)
H4
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Keterangan :
X1 : Variabel Bebas Brand Image
X2 : Variabel Bebas Celebrity Endorser
X3 : Variabel Bebas Iklan
Y : Variabel Terikat Minat Beli
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dan jenis hipotesis yang digunakan,
maka penulis menyimpulkan anggapan sementara yang dirumuskan secara statistic
sebagai berikut :
H1 : Adanya pengaruh Word of Mouth terhadap minat beli pada The Little Things
She Needs.
H2 : Adanya pengaruh Brand Image terhadap minat beli pada The Little Things
She Needs.
H3 : Adanya pengaruh Persepsi harga terhadap minat beli pada The Little Things
She Needs.
H4 : Adanya pengaruh Word of Mouth, Brand Image, dan Persepsi Harga
terhadap minat beli pada The Little Things She Needs.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2014), objek penelitian adalah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliabel
tentang suatu hal (variabel tertentu). Dalam penelitian ini penulis mengambil objek atau
tempat pada salah satu Store The Little Things She Needs yang beralamat di
Summarecon Mall Bekasi Jl.Boulevard Ahmad Yani Blok M Sentra, Bekasi Utara, Jawa
Barat 17142.
3.2 Data atau Variabel Yang Digunakan
3.2.1 Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
merupakan data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia
dalam bentuk terkomplikasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui
narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek
penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun
data (Sarwono, 2006).
3.2.2 Variabel Penelitian
Menurut Marzuki (2005) variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai.
Menurut fungsinya, variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel bebas (variabel
pengaruh) dan variabel terikat (variabel terpengaruh). Dalam penelitian ini yang terdiri
dari variabel bebas dan variabel terikat diuraikan sebagai berikut :
a. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Merupakan variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat, adapun yang
merupakan variabel bebas yaitu :
1. Word of Mouth (X1)
2. Brand Image (X2)
3. Persepsi Harga (X3)
b. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Merupakan variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel bebas. Adapun variabel
terikat dalam penelitian ini adalah Minat Beli (Y).
Tabel 3.1
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Indikator
1. Word of Mouth
(X1)
Word Of Mouth adalah
Kegiatan pemasaran
melalui perantara orang ke
orang baik secara lisan,
tulisan, maupun lewat alat
komunikasi elektronik yang
terhubung internet yang
didasari oleh pengalaman
atas produk atau jasa
menurut Kotler dan Keller
(2009).
1. Membicarakan
2. Mempromosikan
3. Merekomendasikan
4. Mengulas (review)
2. Brand Image (X2) Merek adalah kombinasi
dari sebuah nama, tanda,
simbol, atau desain untuk
mengidentifikasikan barang
dan jasa dari satu usaha
atau kelompok usaha yang
dikembangkan menjadi
merek dagang dan
membedakan diri dari
pesaing, menciptakan
1. Merek produk
merupakan merek
terkenal.
2. Merek produk
merupakan merek
yang fashionable.
3. Merek produk
mudah diingat
dalam pikiran
konsumen.
4. Merek produk
Tabel 3.1
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional (Lanjutan)
No. Variabel Definisi Operasional Indikator
pengaruh dan
menghasilkan nilai bagi
perusahaan menurut Hasan
(2014).
tersebut mempunyai
reputasi yang baik dimata
konsumen.
3. Persepsi Harga
(X3)
Harga sebagai jumlah uang
yang dibebankan untuk
produk atau jasa, atau
keseluruhan nilai yang
pelanggan tukaran untuk
memiliki atau
menggunakan manfaat dari
produk atau jasa menurut
Kotler & Armstrong (2010)
1. Keterjangkauan
harga
2. Kesesuaian harga
dengan kualitas
produk
3. Perbandingan harga
dengan produk
sejenis
4. Daya saing harga
4. Minat Beli (Y) Minat beli adalah tahapan
yang dilakukan konsumen
sebelum merencanakan
untuk membeli suatu
produk menurut Tafan
Russuardi (2012).
1. Keamanan untuk
mencari informasi
terhadap suatu
produk atau jasa.
2. Kesediaan untuk
membayar barang
atau jasa.
3. Menceritakan hal
yang positif.
4. Kecenderungan
untuk
merekomendasikan.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan ini, penulis
melakukan metode pengumpulan data dengan metode sebagai berikut :
1. Kuisioner
Menurut Sugiyono (2004) kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Adapun skala yang digunakan untuk
mengukur indikator-indikator pada variabel-variabel bebas dan terikat dalam
penelitian ini adalah skala likert dengan skala 5-1 ke dalam bentuk checklist (√)
terhadap pernyataan maupun pertanyaan yang mewakili pendapat dari responden.
a. Sangat Setuju : 5
b. Setuju : 4
c. Netral : 3
d. Tidak Setuju : 2
e. Sangat Tidak Setuju : 1
2. Populasi
Menurut Sugiyono (2008) populasi adalah kumpulan individu atau obyek
penelitian yang memiliki kualitas dan karakteristik yang ditetapkan. Berdasarkan
kualitas dan karakteristik tersebut, populasi dapat diartikan wilayah generalisasi
yang terdiri atas subyek atau obyek yang memiliki karakteristik dan kualitas
tertentu yang ditetapkan oleh seorang peneliti untuk dipelajari yang kemudian
ditarik sebuah kesimpulan. Untuk penelitian ini populasi yang digunakan adalah
seluruh konsumen The Little Things She Needs Summarecon Mall Bekasi.
3. Sampel
Menurut Sugiyono (2010) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Rao Purba dalam Ghazali (2006),
karena ukuran populasi tidak teridentifikasi, maka untuk menentukan ukuran
sampel penelitian dari populasi tersebut dapat digunakan rumus:
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
= Tingkat Keyakinan Yang Dibutuhkan 5% (1,96)
Moe = Margin Of Error (10%)
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka jumlah sampel atau responden yang
harus diteliti adalah 96,04 responden namun untuk memudahkan penelitian maka
peneliti mengambil sampel sebanyak 100 responden dari konsumen The Little Things
She Needs Summarecon Mall Bekasi.
3.4 Hipotesis
Menurut Suryabrata (2000), Hipotesis merupakan pernyataan mengenai
keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sample. Dalam penggunaannya
sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan
makna di dalamnya. Hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya
dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.
H1
H2
H3
H4
Gambar 3.1 Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara yang mungkin benar atau
mungkin salah. Bedasarkan kerangka pemikiran di atas dan jenis hipotesis yang
digunakan, maka penulis menyimpulkan anggapan sementara yang dirumuskan secara
statistik sebagai berikut :
H1 : Adanya pengaruh Word of Mouth terhadap minat beli pada The Little
Word of Mouth
Brand Image
Persepsi Harga
Minat Beli
Things She Needs.
H2 : Adanya pengaruh Brand Image terhadap minat beli pada The Little Things
She Needs.
H3 : Adanya pengaruh Persepsi harga terhadap minat beli pada The Little Things
She Needs.
H4 : Adanya pengaruh Word of Mouth, Brand Image, dan Persepsi Harga
terhadap minat beli pada The Little Things She Needs.
3.5 Alat Analisis Yang Digunakan
3.5.1 Uji Validitas
Menurut Ghozali (2001) uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner
mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Langkah
selanjutnya adalah secara statistik, angka korelasi yang diperoleh dengan melihat tanda
bintang pada hasil skor total, atau membandingkan dengan angka bebas korelasi nilai r
yang menunjukkan valid.
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ √ ∑ ∑
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
X = Skor setiap pertanyaan atau item
Y = Skor total
n = Jumlah responden
Pada penelitian ini uji validitas akan dilakukan dengan bantuan program SPSS
(Statistical Package for Social Sciences). Untuk menentukan nomor-nomor item yang
valid dan yang gugur, perlu dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Kriteria
penilaian uji validitas adalah :
a. Apabila r hitung > r tabel (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat
dikatakan item kuesioner tersebut valid.
b. Apabila r hitung < r tabel (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat
dikatakan, maka dapat dikatakan item kuesioner tidak valid.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2001) reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu.
Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini
adalah menggunakan rumus koefisien. Untuk mengetahui kuisioner tersebut sudah
reliabel akan dilakukan pengujian reliabilitas kuisioner dengan bantuan komputer
program SPSS. Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah sebagai berikut :
a. Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari taraf signifikansi 60% atau
0,6 maka kuisioner tersebut reliabel.
b. Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf signifikansi 60% atau
0,6 maka kuisioner tersebut tidak reliabel.
∑
Keterangan :
= Koefisien reliabilitas
= Jumlah item pertanyaan yang diuji
= Jumlah varian skor tiap item
= Varians total
3.5.3 Uji Asumsi Klasik
Pada penelitian ini penulis akan menggunakan analisis regresi berganda. Salah
satu syarat untuk bisa menggunakan persamaan regresi berganda adalah terpenuhinya
uji asumsi klasik. Setelah model yang akan diuji memenuhi asumsi klasik, dan regresi,
maka tahap selanjutnya dilakukan statistik. Uji statistik yang dilakukan adalah uji t dan
uji F. Maksud dari uji t adalah pengujian untuk membuktikan adanya pengaruh dari
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Sedangkan uji F adalah pengujian untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh
secara bersama-sama dari variabel independen terhadap dependen. Asumsi Klasik
merupakan salah satu pengujian prasyarat pada regresi linear berganda. Menurut
Gujarati (2006) agar model regresi tidak bias atau agar model regresi BLUE (Best Linear
Unbiased Estimator) maka perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Pengujian
asumsi klasik diperlukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya penyimpangan asumsi
klasik atas persamaan regresi sederhana yang digunakan. Pengujian ini terdiri dari:
1. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas data merupakan pengujian asumsi klasik paling utama yang harus
dilakukan oleh peneliti. Dalam melakukan penelitian, data harus mendekati
distribusi normal. Dalam penelitiannya, Adisetiawan (2011) mengungkapkan
bahwa tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau
tidak. Kenormalan suatu data merupakan syarat wajib suatu yang harus terpenuhi
dalam model regresi linear. Menurut Ghozali (2005), Salah satu cara untuk
mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal atau tidak dapat
melihat normal probability plots. Pengujian ini dilakukan dengan cara melihat
titik-titik penyebaran data terhadap garis diagonal pada grafik. Kriteria
pengambilan keputusan analisis normal probability plots adalah sebagai berikut:
a. Apabila data (yang dapat dilihat dari titik-titik pada grafik) menyebar
dan mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data
mengikuti pola distribusi normal.
b. Apabila data (yang dapat dilihat dari titik-titik pada grafik) menyebar
dan cenderung menjauh dari garis diagonal serta tidak mengikuti
agar garis diagonal, maka dapat disimpulkan data tidak
menunjukkan pola distribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk uji multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS.
Apabila nilai tolerance lebih tinggi dari 0,1 atau VIF lebih kecil dari 10 maka
dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas, sebaliknya jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas,
karena jika terdapat heteroskedastisitas maka varians tidak konstan sehingga dapat
menyebabkan biasnya standar error. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas, salah satunya adalah dengan melihat scatter plot.
Suatu model regresi yang baik apabila pada diagram pencar residualnya tidak
membentuk pola tertentu dan datanya berpencar di sekitar nol (pada sumbu Y).
Selain itu tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah,
menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit.
3.5.4 Analisis Linear Berganda
Menurut Sugiyono (2014) bahwa analisis regresi linear berganda bermaksud
meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua
atau lebih variabel independen sebagai faktor prediator dimanipulasi (dinaik turunkan
nilainya). Jadi analisis regresi linear berganda akan dilakukan bila jumlah variabel
independennya minimal 2. Persamaan regresi linear berganda yang ditetapkan adalah
sebagai berikut :
Keterangan :
Y = Variabel terikat
α = Konstanta
β1-βn = Koefisien regresi
X1-Xn = Variabel bebas
3.5.5 Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Priyatno (2014) analisis determinasi digunakan untuk mengetahui presentase
sumbangan pengaruh variabel bebas (X1, X2,....X3) secara serentak terhadap variabel
terikat (Y). Koefisien ini menunjukan seberapa besar presentase variasi variabel bebas
yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi terikat. sama dengan 0,
maka tidak ada sedikit pun presentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel
bebas terhadap variabel terikat, atau variasi variabel bebas yang digunakan dalam
model tidak menjelaskan sedikit pun variasi variabel terikat. Sebaliknya sama dengan
1, maka presentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel bebas yang digunakan
dalam model menjelaskan 100% variasi variabel terikat.
3.5.6 Uji T (Parsial)
Menurut Priyatno (2014) uji t hitung adalah pengujian signifikansi untuk mengetahui
pengaruh variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y secara parsial, apakah berpengaruh signifikan
atau tidak. Untuk mengetahui hasil signifikan atau tidak, angka T hitung akan
dibandingkan dengan T tabel. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
a. Jika T tabel > T hitung maka Ho diterima.
b. Jika T tabel < T hitung maka Ho ditolak.
Berdasarkan Signifikansi:
a. Jika Signifikansi > 0,05 maka Ho diterima.
b. Jika Signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.
3.5.7 Uji F (Simultan)
Menurut Priyatno (2014) Uji F yaitu uji koefisien regresi secara bersama-sama. Uji ini
untuk menguji signifikansi pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat.
Pengujian yang mengunakan tingkat signifikan 5%.
Kriteria Pengujian:
a. Jika F hitung ≤ F tabel maka Ho diterima.
b. Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Data dan Profile Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah salah satu Store The Little Things She Needs
yang terletak di Summarecon Mall Bekasi Jl.Boulevard Ahmad Yani Blok M Sentra, Bekasi
Utara, Jawa Barat 17142 pada bulan Juni 2020 dengan jumlah sampel sebanyak 100
responden dan jumlah seluruh pernyataan sebanyak 16 butir, 4 butir untuk pernyataan
variabel word of mouth (X1), 4 butir untuk pernyataan variabel brand image (X2), 4 butir
untuk pernyataan variabel persepsi harga (X3), dan 4 butir untuk pernyataan variabel
minat beli (Y) yang diambil sebagai sampel. Selain itu, terdapat 3 karakter responden
dibedakan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan pekerjaan.
The Little Things She needs merupakan perusahan sepatu untuk wanita. The Little Things
She Needs. Sepatu ini merupakan sebuah brand dari Metroxgroup yaitu perusahaan
lifestyle retail yang fokus pada pasar menengah keatas. Pada departemen fashion,
Metroxgroup menawarkan berbagai produk dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Sementara, alas kaki menjadi produk terkuat dari perusahaan ini, ada berbagai merek
pakaian dan aksesoris. Store The Little Things She Needs selain di Summarecon Mall
Bekasi juga ada di Grand Metropolitan, Grand Glaxy Park, dan ada pula di luar Bekasi
seperti Jakarta, Depok, Bogor, Semarang. Dipenelitian ini peneliti lebih memfokuskan di
Store Summarecon Mall Bekasi.
Banyak masyarakat sekitar yang antusias mengunjungi Summarecon Mall Bekasi
ini, yang menjadikan sebagai kebutuhan mereka misalnya berbelanja, atau sekedar
refreshing. Mall yang berlantaikan 4 ini, dilengkapi dengan gedung bioskop, resto, life
music dan masih banyak lagi.
4.2 Analisis Pembahasan dan Hasil Penelitian
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berikut ini adalah tabel responden di Store The Little Things She Needs
Summarecon Mall Bekasi berdasarkan Usia :
Tabel 4.1
Usia Responden
Usia Jumlah Responden Presentase
<19 tahun 7 7%
20-30 tahun 89 89%
>30 tahun 4 4%
Total 100 100%
Sumber : Data diolah, 2020
7%
89%
4%
Usia
<19 Tahun 20-30 Tahun >30 Tahun
Sumber : Data diolah, 2020
Gambar 4.1
Usia Responden
Dari tabel dan gambar diatas menunjukkan bahwa karakteristik responden
berdasarkan usia dari 100 responden yaitu usia <19 tahun 7 orang atau 7% berusia 20-
30 tahun 89 orang (89%) berusia >30 tahun ada 4 orang atau 4%. Jika dilihat dari usia
responden tersebut maka yang terbanyak adalah responden berusia antar 20-30 tahun
yaitu 89%.
4.2.2 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Berikut ini adalah tabel responden di Store The Little Things She Needs
Summarecon Mall Bekasi berdasarkan Jenis Kelamin :
Tabel 4.2
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase
Laki-laki 15 15%
Perempuan 85 85%
Total 100 100%
Sumber : Data diolah, 2020
Sumber : Data diolah, 2020
Gambar 4.2
Jenis Kelamin Responden
Dari tabel dan gambar diatas menunjukkan bahwa karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin dari 100 responden didapatkan yaitu 16 orang atau 16%
berjenis kelamin laki-laki dan 84 orang atau 84% berjenis kelamin perempuan. Jika
dilihat dari jenis kelamin responden tersebut maka yang terbanyak adalah responden
perempuan.
4.2.3 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan
Berikut ini adalah tabel responden di Store The Little Things She Needs
Summarecon Mall Bekasi berdasarkan Pekerjaan :
Tabel 4.3
Pekerjaan Responden
Pekerjaan
Responden
Jumlah Responden Presentase
Pelajar 7 7%
Mahasiswa/i 66 66%
Wiraswasta 13 13%
15%
85%
Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan
Lain-Lain 14 14%
Total 100 100%
Sumber : Data diolah, 2020
Sumber : Data diolah, 2020
Gambar 4.3
Pekerjaan Responden
Dari tabel dan gambar diatas menunjukan bahwa karakteristik responden
berdasarkan pekerjaan dari 100 responden yaitu 7 orang (7%) berstatus sebagai pelajar,
66 orang (66%) berstatus sebagai mahasiswa/i, 13 orang (13%) berstatus sebagai
wiraswasta dan 14 orang (14%) memilih lain-lain yang tidak ada didalam pilihan
pekerjaan responden ini. Jika dilihat dari pekerjaan responden maka yang terbanyak
adalah mahasiswa/i sebanyak 66 orang atau 66%.
4.2.4 Tanggapan Responden terhadap Word of Mouth (X1)
Dari 4 pernyataan mengenai variabel word of mouth (X1), tanggapan responden
terhadap word of mouth produk The Little Things She Needs Summarecon Mall Bekasi
dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut :
Tabel 4.4
Depenelitian Tanggapan Responden terhadap Word of Mouth (X1)
7%
66%
13%
14%
Pekerjaan
Pelajar Mahasiswa Wiraswasta Lain-lain
No Pernyataan SS S N TS STS Total
1 X1_1 31
(31%)
69
(69%)
0
(0%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
2 X1_2 0
(0%)
100
(100%)
0
(0%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
3 X1_3 34
(34%)
65
(54%)
1
(1%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
4 X1_4 32
(32%)
68
(68%)
0
(0%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
Total 97 302 1 0 0 400
Total Persen 24,25% 75,5% 0,25% 0% 0% 100%
Sumber : Data diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa persentase terbesar pada tanggapan
responden mengenai word of mouth sebesar 75,5% pada kolom setuju. Artinya bahwa
word of mouth memilih tanggapan nilai positif bagi responden.
4.2.5 Tanggapan Responden terhadap Brand Image (X2)
Dari 4 pernyataan mengenai variabel brand image (X2), tanggapan responden
terhadap brand image produk The Little Things She Needs Summarecon Mall Bekasi
dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut :
Tabel 4.5
Depenelitian Tanggapan Responden terhadap Brand Image (X2)
No Pernyataan SS S N TS STS Total
1 X2_1 42
(42%)
44
(44%)
14
(14%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
2 X2_2 39
(39%)
48
(48%)
13
(13%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
3 X2_3 36 46 18 0 0 100
(36%) (46%) (18%) (0%) (0%) (100%)
4 X2_4 35
(35%)
51
(51%)
14
(14%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
Total 152 189 59 0 0 400
Total Persen 38% 47,25% 14,75% 0% 0% 100%
Sumber : Data diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa persentase terbesar pada tanggapan
responden mengenai brand image sebesar 47,25% pada kolom setuju. Artinya bahwa
brand image memilih tanggapan nilai positif bagi responden.
4.2.6 Tanggapan Responden terhadap Persepsi Harga (X3)
Dari 4 pernyataan mengenai variable persepsi harga (X3), tanggapan responden
terhadap persepsi harga produk The Little Things She Needs Summarecon Mall Bekasi
dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut :
Tabel 4.6
Depenelitian Tanggapan Responden terhadap Persepsi Harga (X3)
No Pernyataan SS S N TS STS Total
1 X3_1 38
(38%)
45
(45%)
17
(17%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
2 X3_2 34
(34%)
48
(48%)
17
(17%)
1
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
3 X3_3 40
(40%)
51
(51%)
8
(8%)
1
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
4 X3_4 39
(39%)
49
(49%)
11
(11%)
1
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
Total 151 193 53 3 0 400
Total Persen 37,75% 48,25% 13,25% 0,75% 0% 100%
Sumber : Data diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa persentase terbesar pada tanggapan
responden mengenai persepsi harga sebesar 48,25% pada kolom setuju. Artinya bahwa
persepsi harga memilih tanggapan nilai positif bagi responden.
4.2.7 Tanggapan Responden terhadap Minat Beli (Y)
Dari 4 pernyataan mengenai variabel minat beli (Y), tanggapan responden
terhadap minat beli produk The Little Things She Needs Summarecon Mall Bekasi dapat
dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut :
Tabel 4.7
Depenelitian Tanggapan Responden terhadap Minat Beli (Y)
No Pernyataan SS S N TS STS Total
1 Y_1 40
(40%)
54
(54%)
6
(6%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
Tabel 4.7
Depenelitian Tanggapan Responden terhadap Minat Beli (Y) (Lanjutan)
No Pernyataan SS S N TS STS Total
2 Y_2 43
(43%)
53
(53%)
4
(4%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
3 Y_3 37
(37%)
58
(58%)
5
(5%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
4 Y_4 30
(30%)
61
(61%)
9
(9%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
Total 150 226 24 0 0 400
Total Persen 37,5% 56,5% 6% 0% 0% 100%
Sumber : Data diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa persentase terbesar pada tanggapan
responden mengenai minat beli sebesar 56,5% pada kolom setuju. Artinya bahwa minat
beli memilih tanggapan nilai positif bagi responden.
4.2.8 Uji Validitas
Pengujian validitas instrument penelitian dilakukan dengan menggunakan SPSS
22. Uji validitas akan menguji masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian
ini, dimana keseluruhan variabel penelitian memuat pernyataan yang harus dijawab
oleh responden.
Kriteria pengujian validitas adalah sebagai berikut :
1. Jika r hitung ≥ r tabel maka instrument atau item-item pernyataan
berkorelasi signifikan terhadap total dinyatakan valid.
2. Jika r hitung ≤ r tabel maka instrument atau item-item pernyataan tidak
korelasi signifikan terhadap total dinyatakan tidak valid.
3. Nilai r tabel dapat dilihat pada tabel statistik r dengan n=100 atau df=n-
2=98 dan dengan signifikansi 0,05 maka didapat nilai r tabel=0,1966
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas
Variabel r Hitung r Tabel Keterangan
X1.1 0,497 0,1966 Valid
X1.2 0,266 0,1966 Valid
X1.3 0,751 0,1966 Valid
X1.4 0,805 0,1966 Valid
X2.1 0,875 0,1966 Valid
X2.2 0,807 0,1966 Valid
X2.3 0,842 0,1966 Valid
X2.4 0,881 0,1966 Valid
X3.1 0,807 0,1966 Valid
X3.2 0,843 0,1966 Valid
X3.3 0,797 0,1966 Valid
X3.4 0,725 0,1966 Valid
Y1.1 0,755 0,1966 Valid
Y1.2 0,793 0,1966 Valid
Y1.3 0,801 0,1966 Valid
Y1.4 0,795 0,1966 Valid
Sumber : Data diolah, 2020
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.8, maka dapat diketahui bahwa
pernyataan-pernyataan pada variabel indepent (Word of Mouth, Brand Image, dan
Persepsi Harga) dan variabel dependent (Minat Beli) memiliki r hitung > daripada r tabel,
maka dapat disimpulkan bahwa keseluruhan item pernyataan (indikator) yang terdapat
dalam seluruh variabel tersebut adalah valid.
4.2.9 Uji Reliabilitas
Uji realibilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha. Kuesioner
dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari
waktu ke waktu. Adapun cara yang digunakan untuk menguji realibilitas kuesioner
dalam penelitian ini adalah menggunakan Cronbach’s Alpha dengan kriteria sebagai
berikut :
a. Apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari o,6 maka kuesioner
tersebut reliable.
b. Apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih kecil dari 0,6 maka kuesioner
tersebut tidak reliable.
Hasil uji realibilitas dalam penelitian ini, yang didasarkan pada Cronbach’s Alpha
disajikan dalam tabel 4.9 berikut ini :
Tabel 4.9
Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Batas r Keterangan
Word of Mouth (X1) 0.725 0.600 Reliabel
Brand Image
(X2) 0.830 0.600 Reliabel
Persepsi Harga
(X3) 0.813 0.600 Reliabel
Minat Beli
(Y)
0.811 0.600 Reliabel
Sumber : Data diolah, 2020
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pernyataan-pernyataan pada
variabel (Word of Mouth, Brand Image, dan Persepsi Harga) dan variabel dependent
(Minat Beli) memiliki nilai Cronbach’s Alpha > daripada batas r, maka dapat disimpulkan
bahwa kesuluruhan item pertanyaan (Indikator) yang terdapat dalam seluruh variabel
tersebut adalah Reliabel.
4.2.10 Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal
atau tidak. Dengan menggunakan alat SPSS 22 tes normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan uji one sample kolmogrov-smirnov dengan kriteria sebagai berikut :
a. Asymp. Sig > 0,05, maka data terdistribusi normal
b. Asymp. Sig < 0,05, maka data tidak terdistribusi normal
Tabel 4.10
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 1,37884831
Most Extreme Differences Absolute ,079
Positive ,079
Negative -,059
Test Statistic ,079
Asymp. Sig. (2-tailed) ,126
Sumber : Data diolah, 2020
Hasil uji Kolmogrov-Smirnov pada Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas menunjukkan
hasil Kolmogro-Smirnov sebesar 0,079 dengan nilai probabilitas signifikan (Asymp.Sig)
sebesar 0,126. Karena nilai p atau Asymp. Sig > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
data terdistribusi secara normal. Dengan kata lain, model regresi penelitian ini
terdistribusi normal.
4.2.11 Uji Multikolinearitas
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolonieritas didalam model regresi,
maka perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. Nilai Tolerance harus lebih besar dari 0,10
b. Nilai Variance Infaltion Factor (VIF) lebih kecil dari 10.
Hasil uji multikolonieritas dapat diketahui pada tabel 4.10 :
Tabel 4.11
Uji Multikolinearitas
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3,200 2,772 1,155 ,251
WOM ,338 ,175 ,161 1,933 ,056 ,868 1,152
BrandImage ,245 ,090 ,317 2,735 ,007 ,445 2,245
PersepsiHarga ,246 ,097 ,301 2,550 ,012 ,431 2,322
a. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber : Data diolah, 2020
Berdasarkan hasil uji pada Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolonieritas terlihat bahwa
nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. bahwa dapat
disimpulkan tidak ada multikolinearitas.
4.2.12 Uji Heteroskedastisitas
Dengan melihat grafik plot antara nilai variabel terikat (SRESID) dengan residual
(ZPRED). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola yang teratur
(menyempit, melebar maupun bergelombang) maka terjadi heteroskedastisitas. Jika
tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah maupun diatas
angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi homoskedastisitas.
Sumber : Data diolah, 2020
Gambar 4.4
Uji Heteroskedastisitas
Dari gambar diatas tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar diatas dan
dibawah.Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada heteroskedastisitas.
4.2.13 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis dalam penelitian ini adalah analisis Regresi Linier Berganda. Analisis ini
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel Word of Mouth (X1), Brand Image (X2),
dan Persepsi Harga (X3) terhadap Minat Beli (Y) pada The Little Things She Needs
Summarecon Mall Bekasi. Berikut ini tabel hasil Regresi Linier Berganda.
Tabel 4.12
Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3,200 2,772 1,155 ,251
WOM ,338 ,175 ,161 1,933 ,056 ,868 1,152
BrandImage ,245 ,090 ,317 2,735 ,007 ,445 2,245
PersepsiHarga ,246 ,097 ,301 2,550 ,012 ,431 2,322
a. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber : Data diolah, 2020
Dari tabel Coefficients diatas diperoleh rumus regresi linier sebagai berikut :
Y = a + B1X1 + B2X2 + B3X3
Y = 3,200 + 0,338X1 + 0,245X2 + 0, 246X3
Keterangan :
Y = Minat Beli
a = Konstanta
B1B2 = Koefisien regresi
X1 = Word of Mouth
X2 = Brand Image
X3 = Persepsi Harga
Penjelasan dari angka-angka tersebut sebagai berikut :
1. Konstanta sebesar 3,200 artinya jika Word of Mouth (X1), Brand Image
(X2), dan Persepsi Harga (X3) nilainya adalah 0 (nol) maka besarnya
Minat Beli (Y) nilainya adalah sebesar 3,200.
2. Nilai Koefisien Word of Mouth (X1) sebesar 0,338 hal ini menunjukkan
jika variabel bebas lainnya bernilai tetap dan word of mouth mengalami
kenaikan satuan, maka minat beli (Y) akan mengalami peningkatan
sebesar 0,338 satuan. Pada beta standardized coeffcients sebesar 0,161
artinya besarnya pengaruh variabel persepsi harga terhadap keputusan
pembelian adalah sebesar 0,161 atau 16,1%.
3. Nilai koefisien Brand Image (X2) sebesar 0,245 hal ini menunjukkan jika
variabel bebas lainnya bernilai tetap dan brand image mengalami kenaikan
1 satuan, maka minat beli (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,245
satuan. Pada beta standardized coeffcients sebesar 0,317 artinya besarnya
pengaruh variabel brand image terhadap minat beli adalah sebesar 0,317
atau 31,7%.
4. Nilai koefisien Persepsi Harga (X3) sebesar 0,246 hal ini menunjukkan
jika variabel bebas lainnya bernilai tetap dan persepsi harga mengalami
kenaikan 1 satuan, maka minat beli (Y) akan mengalami peningkatan
sebesar 0,246 satuan. Pada beta standardized coeffcients sebesar 0,301
artinya besarnya pengaruh variabel persepsi harga terhadap minat beli
adalah sebesar 0,301 atau 30,1%.
4.2.14 Uji t (Parsial)
Uji t ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel
independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan
dengan membandingkan nilai signifikan dengan taraf nyata 5% (α = 0,05). Berikut adalah
tabel hasil uji t :
Tabel 4.13
Hasil Uji t ( Parsial )
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3,200 2,772 1,155 ,251
WOM ,338 ,175 ,161 1,933 ,056 ,868 1,152
BrandImage ,245 ,090 ,317 2,735 ,007 ,445 2,245
PersepsiHarga ,246 ,097 ,301 2,550 ,012 ,431 2,322
a. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber : Data diolah, 2020
Berdasarkan hasil pengolahan data tabel 4.13 maka dapat diperoleh hasil uji T
(parsial) adalah sebagai berikut :
a. Variabel Word of Mouth tidak berpengaruh terhadap minat beli secara
parsial.
1. Hipotesis
Ha: Word of Mouth berpengaruh terhadap minat beli pada The Little
Things She Needs.
2. Nilai signifikansi
Berdasarkan tabel tentang hasil uji regresi linier berganda maka
didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,056.
3. Kriteria pengujian
Nilai sign > 0,05 maka Ha ditolak
Nilai sign < 0,05 maka Ha diterima
4. Kesimpulan
Nilai sign. sebesar 0,056 > 0,05, maka Ha ditolak. Jadi dapat
disimpulkan bahwa word of mouth secara parsial tidak berpengaruh
terhadap minat beli pada The Little Things She Needs.
b. Variabel Brand Image berpengaruh terhadap minat beli secara parsial
1. Hipotesis
Ha: Brand Image berpengaruh terhadap minat beli pada The Little
Things She Needs.
2. Nilai signifikansi
Berdasarkan tabel tentang hasil uji regresi linier berganda maka
didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,007.
3. Kriteria pengujian
Nilai sign > 0,05 maka Ha ditolak
Nilai sign < 0,05 maka Ha diterima
4. Kesimpulan
Nilai sign. sebesar 0,007 < 0,05, maka Ha diterima. Jadi dapat
disimpulkan bahwa brand image secara parsial berpengaruh terhadap
minat beli pada The Little Things She Needs.
c. Variabel persepsi harga berpengaruh terhadap minat beli secara parsial
1. Hipotesis
Ha: Persepsi Harga berpengaruh terhadap minat beli pada The Little
Things She Needs.
2. Nilai signifikansi
Berdasarkan tabel tentang hasil uji regresi linier berganda maka
didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,012.
3. Kriteria pengujian
Nilai sign > 0,05 maka Ha ditolak
Nilai sign < 0,05 maka Ha diterima
4. Kesimpulan
Nilai sign. sebesar 0,012 < 0,05, maka Ha diterima. Jadi dapat
disimpulkan bahwa persepsi harga secara parsial berpengaruh terhadap
minat beli pada The Little Things She Needs.
Dari hasil output SPSS pada tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel
word of mouth memiliki nilai signifikan sebesar 0,056 yaitu lebih besar
dari 0,05 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Variabel brand image
memiliki nilai signifikan sebesar 0,007 yaitu lebih kecil dari 0,05 sehingga
H0 ditolak dan Ha diterima. Variabel persepsi harga memiliki nilai
signifikan sebesar 0,012 lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha
diterima. Hal ini berarti variabel brand image dan persepsi harga
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli pada The Little
Things She Needs, sedangkan variabel word of mouth tidak berpengaruh
terhadap minat beli pada the little things she needs.
4.2.15 Uji F (Simultan)
Uji ini untuk menguji signifikansi pengaruh beberapa variabel bebas terhadap
variabel terikat. Pengujian yang mengunakan tingkat signifikan 0,1. Kriteria Pengujian:
a. Jika F hitung ≤ F tabel maka H0 diterima.
b. Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak.
Tabel 4. 14
Uji F ( Simultan )
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 139,019 3 46,340 23,635 ,000
Residual 188,221 96 1,961
Total 327,240 99
a. Dependent Variable: Minat Beli
b. Predictors: (Constant), PersepsiHarga, WOM, BrandImage
Sumber : Data diolah, 2020
Berdasarkan data pada tabel 4.14 diperoleh F hitung sebesar 23,635 dengan
tingkat signifikasi 0,000 < 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi minat beli pada The Little Things She Needs atau dapat dikatakan
bahwa variabel word of mouth (X1), variabel brand image (X2), dan variabel
persepsi harga (X3) secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli.
4.2.16 Koefisien Determinasi (R2)
Nilai koefisien determinasi menunjukan seberapa besar persentase model
regresi mampu menjelaskan variabel dependen. Batas nilai R2 adalah 0≤R2≥1 sehingga
apabila R2 sama dengan 0 (nol) berarti variabel tidak bebas tidak dapat dijelaskan oleh
variabel bebas secara serempak, sedangkan jika R2 sama dengan 1 berarti variabel bebas
dapat menjelaskan variabel bebas secara serempak.
Tabel 4.15
Koefisien Determinasi (R2)
Sumber :
Data diolah,
2020
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan jika Word of Mouth, Brand Image
dan Persepsi Harga berpengaruh sebesar 0,407 atau 40,7% terhadap Minat Beli,
sedangkan 0,593 atau 59,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
4.3 Rangkuman Hasil Penelitian
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1 ,652
a ,425 ,407 1,400 1,680
a. Predictors: (Constant), PersepsiHarga, WOM, BrandImage
b. Dependent Variable: Minat Beli
Berikut ini adalah rangkuman dari penelitian yang sudah dilakukan :
Tabel 4.16
Rangkuman Hasil Penelitian
No. Metode Perhitungan Hasil Keterangan
1. Uji Validitas Nilai r hitung > nilai
r tabel
Data yang didapat dari kuesioner
terhadap semua
Tabel 4.16
Rangkuman Hasil Penelitian (Lanjutan)
No. Metode Perhitungan Hasil Keterangan
r hitung > 0,1966 variabel X dan Y dinyatakan valid
karena masing-masing
pernyataan memiliki nilai r hitung
> nilai r tabel bernilai 0,196.
2. Uji Reliabilitas
Nilai Cronbach’s
Alpha > 0,6 :
1. WOM
0,725 > 0,6
2. Brand
Image
0,830 > 0,6
3. Persepsi
Harga
0,813 > 0,6
4. Minat Beli
0,811 > 0,6
Pernyataan-pernyataan yang
diajukan dalam kuesioner
terhadap semua variabel X dan Y
dinyatakan reliable karena
bernilai Cronbach Alpha > 0,6.
3. Uji Normalitas Nilai probabilitas
signifikan sebesar
0.126
Asymp. Sig > 0,05 maka data
terdistribusi normal. Asymp. Sig <
0,05 maka data tidak terdistribusi
normal. Maka dapat disimpulkan
bahwa data terdistribusi secara
normal.
Tabel 4.16
Rangkuman Hasil Penelitian (Lanjutan)
No. Metode Perhitungan Hasil Keterangan
4. Uji Multikolinearitas Nilai tolerance dan
nilai VIF :
1. WOM :
0,868 dan
1,152
2. Brand
Image :
0,445 dan
2,245
3. Persepsi
Harga :
0,431 dan
2,322
Hasil Uji Multikolinearitas terlihat
bahwa nilai tolerance lebih besar
dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil
dari 10. Bahwa dapat disimpulkan
tidak ada multikolinearitas.
5. Uji
Heteroskedastisitas
Titik-titik menyebar
diatas dan dibawah
maupun diatas
angka 0 pada sumbu
Y.
Berdasarkan grafik scatter tidak
ada pola yang jelas, titik-titik
menyebar diatas dan dibawah.
Maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada heteroskedastisitas.
6. Regresi Linier
Berganda Y = 3,200 + 0,338X1
+ 0,245X2 + 0, 246X3
Variabel Brand Image dan
Persepsi Harga memiliki pengaruh
terhadap Minat Beli, sedangkan
variable Word of Mouth tidak
memiliki
Tabel 4.16
Rangkuman Hasil Penelitian (Lanjutan)
No. Metode Perhitungan Hasil Keterangan
pengaruh terhadap minat beli.
7. Uji t (Parsial) 1. WOM
0,056 >
0.05
2. Brand
Image
0,007 <
0,05
3. Persepsi
Harga
0,012 <
0,05
Hasil penelitian membuktikan
bahwa variabel brand image, dan
persepsi harga masing-masing
mempunyai pengaruh secara
parsial terhadap minat beli,
sedangkan variabel word of
mouth tidak mempunyai
pengaruh secara parsial terhadap
minat beli.
8. Uji F (Simultan) 0,000 < 0,05
H0 ditolak
Penelitian membuktikan bahwa
variabel word of mouth, brand
image, dan persepsi harga
mempuyai pengaruh secara
simultan terhadap minat beli.
9. Koefisien Determinasi Adjusted R Square
sebesar 0,407 atau
(40,7%)
Word of Mouth, Brand Image,
dan Persepsi Harga berpengaruh
sebesar 0,407 atau 40,7%
terhadap Minat Beli, sedangkan
0,593 atau 59,3% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak
diteliti.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, tentang
pengaruh word of mouth, brand image, dan persepsi harga terhadap minat beli pada
The Little Things She Needs Summarecon Mall Bekasi, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Word of Mouth tidak berpengaruh terhadap Minat Beli pada The Little
Things She Needs Summarecon Mall Bekasi secara parsial.
2. Brand Image berpengaruh terhadap Minat Beli pada The Little Things She
Needs Summarecon Mall Bekasi secara parsial.
3. Persepsi Harga berpengaruh terhadap Minat Beli pada The Little Things
She Needs Summarecon Mall Bekasi secara parsial.
4. Word of Mouth, Brand Image, dan Persepsi Harga berpengaruh terhadap
Minat Beli pada The Little Things She Needs Summarecon Mall Bekasi
secara simultan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis menyarankan agar perusahaan
mempertahankan variabel brand image dan persepsi harga. Karena berdasarkan hasil
penelitian ini, variabel brand image dan persepsi harga pada The Little Things She Needs
Summarecon Mall Bekasi dirasa sudah sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan,
dan merupakan faktor dominan dalam mempengaruhi minat beli, perusahaan harus
mampu mempertahankan jika perlu lebih ditingkatkan lagi dalam pemberian harga yang
dibuat dan keunggulan brand image agar mampu bersaing dengan produk lain.
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
PENGARUH WORD OF MOUTH, BRAND IMAGE, DAN PERSEPSI
HARGA TERHADAP MINAT BELI PADA THE LITTLE THINGS SHE
NEEDS SUMMARECON MALL BEKASI
Disusun Oleh:
Penulis 1 : Bella Yuli Merlina Wati
NPM : 11216387
Jurusan : Manajemen
Penulis 2 : Titi Ayem Lestari, SE., MMA
NIDN : 0305046905
JAKARTA
2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era modern saat ini industri tumbuh dan berkembang dengan pesat
dan didukung dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Ada banyak
peluang dan tantangan bisnis yang menjanjikan bagi sebuah perusahaan.
Perusahaan saling berlomba untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Suatu
perusahaan harus dapat bersaing dengan perusahaan lainnya agar perusahaan
tersebut bisa bertahan dan perusahaan harus mengerti apa yang diinginkan
konsumen.
Meningkatnya permintaan konsumen dari berbagai produk, maka produsen
berusaha akan memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen agar
konsumen merasa terpuaskan. Produsen akan menciptakan berbagai produk yang
bervariatif dan inovatif dan memiliki banyak pilihan produk. Bahkan produsen
akan menciptakan produk yang sebelumnya belum pernah dibutuhkan dan
diminati konsumen. Inovasi-inovasi inilah yang akan dipertimbangkan konsumen,
apakah mereka akan mengambil keputusan berdasarkan kebutuhan atau keinginan.
Salah satu produk yang termasuk ke dalam industri yang tumbuh pesat
yaitu industri sepatu. Sepatu sudah menjadi kebutuhan pokok bagi semua orang,
baik untuk digunakan sehari-hari, acara resmi, santai (kasual), berolahraga,
sekolah, bekerja dan sebagainya. Belakangan ini industri sepatu semakin
menjanjikan keuntungan yang memuaskan. Hal ini dapat dibuktikan melalui
semakin banyak permintaan akan sepatu dan semakin banyak toko khusus sepatu
baik produk lokal maupun produk luar negri. Bisnis sepatu memiliki pangsa pasar
yang potensial. Saat ini kebutuhan masyarakat akan fashion semakin meningkat
khususnya masyarakat urban perkotaan. Banyak juga konsumen melihat
perkembangan ini melalui social media, email, dan website. Sehingga pelaku
usaha bisa lebih mudah mendapatkan market place. Di Indonesia masyarakatnya
senang bersosialisasi sehingga bisa dengan mudah orang lain mengetahui suatu
produk dari review yang biasanya tidak sengaja dilakukan yang biasa disebut
2
dengan word of mouth. Konsumen memilih sepatu yang berkualitas tinggi dan
nyaman saat digunakan. Salah satu sepatu yang termasuk dalam kategori tersebut
adalah Flatshoes dengan merek The Little Things She Needs. Sepatu ini
merupakan sebuah brand dari Metroxgroup yaitu perusahaan lifestyle retail yang
fokus pada pasar menengah keatas, didirikan pada tahun 2004
oleh Charley Selian dan Freddie Beh. Pada departemen fashion, Metroxgroup
menawarkan berbagai produk dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sementara,
alas kaki menjadi produk terkuat dari perusahaan ini, ada berbagai merek pakaian
dan aksesoris.
Variasi harga yang ditawarkan oleh The Little Things She Needs dapat
dikatakan seimbang dengan produk yang didapatkan oleh konsumen. Dengan
harga yang menengah keatas, The Little Things She Needs bisa menjadi pilihan.
Khususnya masyarakat urban perkotaan yang mengedepankan fashion sepatu
merek ini bisa menghemat biaya karena harga menengah keatas dengan produk
kualitas tinggi.
Tabel 1.1
Merek Pangsa Pasar Terbesar di Dalam Negeri 2018
No. Merek
(Casual)
Pangsa Pasar Dalam
Negri
1. Bata 27%
2. Nike 18%
3. Conversse All Star 17%
4. Adidas 5,4%
Sumber:Aprisindo, 2018
Berdasarkan Tabel 1.1 beberapa merek yang mendominasi lima besar pada pangsa
pasar dalam negeri dengan jenis alas kaki casual yaitu Bata (27%), Nike (18%),
Conversse All Star (17%), dan Adidas (5,4%). Produk the little things she needs
belum termasuk merek alas kaki yang mendominasi lima besar pangsa pasar yang
ada di dalam negeri.
3
Dari uraian latar belakang ini penulis tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui bagaimana word of mouth, brand image, dan persepsi harga
berpengaruh terhadap minat beli produk Flatshoes merek The Little Things She
Needs.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “PENGARUH WORD OF MOUTH, BRAND IMAGE,
DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP MINAT BELI PADA THE LITTLE
THINGS SHE NEEDS SUMMARECON MALL BEKASI”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka rumusan
masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
5. Apakah word of mouth berpengaruh secara parsial terhadap minat beli
Flatshoes merek The Little Things She Needs?
6. Apakah brand image berpengaruh secara parsial terhadap minat beli
Flatshoes merek The Little Things She Needs?
7. Apakah persepsi harga berpengaruh secara parsial terhadap minat beli
Flatshoes merek The Little Things She Needs?
8. Apakah word of mouth, brand image, dan persepsi harga berpengaruh
secara simultan terhadap minat beli Flatshoes merek The Little Things
She Needs?
1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan masalah tentang word
of mouth, brand image, dan persepsi harga terhadap minat beli dengan
memberikan 100 kuesioner kepada konsumen yang datang di Store The Little
Things She Needs Summarecon Mall Bekasi Jl.Boulevard Ahmad Yani Blok M
Sentra, Bekasi Utara, Jawa Barat 17142 sehingga mempermudah mendapatkan
data dan informasi yang diperlukan penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2020-
April 2020.
4
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
5. Untuk mengetahui pengaruh word of mouth secara parsial terhadap minat
beli Flatshoes merek The Little Things She Needs.
6. Untuk mengetahui pengaruh brand image secara parsial terhadap minat
beli Flatshoes merek The Little Things She Needs.
7. Untuk mengetahui pengaruh persepsi harga secara parsial terhadap minat
beli Flatshoes merek The Little Things She Needs.
8. Untuk mengetahui pengaruh word of mouth, brand image, dan persepsi
harga secara simultan terhadap minat beli Flatshoes merek The Little
Things She Needs.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara akademis
maupun praktis. Adapun penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :
3. Manfaat Akademis
Dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya yang sewaktu-waktu dapat
digunakan dengan memberikan informasi khususnya dibidang pemasaran.
4. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam
menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama dibangku kuliah. Dan juga sebagai
bahan pembelajaran, pemahaman, dan proses dalam menganalisis suatu
permasalahan tentang Word Of Mouth, Brand Image, dan Persepsi Harga terhadap
Minat Beli Konsumen.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pemasaran
Keberhasilan dalam pemasaran suatu produk perusahaan tidak hanya
dinilai dari seberapa banyak produk itu laku terjual, namun yang lebih diutamakan
adalah bagaimana cara mempertahankan pangsa pasar dengan tujuan untuk
memperoleh pelanggan baru sekaligus mempertahankan pelanggan lama. Sebagai
pelaku usaha hendaknya perusahaan memahami keinginan yang dibutuhkan
konsumen tentang produk agar konsumen merasa puas dan tidak beralih ke
produk lain. Kegiatan pemasaran memiliki peranan yang sangat penting dalam
dunia usaha, yaitu berhasil atau tidaknya perusahaan mencapai tujuan utamanya.
Menurut Kotler dan Amstrong (2012) pemasaran adalah serangkaian proses yang
dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan suatu nilai bagi pelanggan dengan
menciptakan, menghantarkan, dan mengkonsumsikan nilai pelanggan yang
sangat unggul.
Menurut Hasan (2014) menjelaskan pemasaran merupakan sebuah konsep ilmu
dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi
stokeholder (pelanggan, karyawan, dan pemegang saham).
Dari pendapat kedua ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pemasaran
sebagai proses dimana perusahaan menciptakan, menghantarkan, dan
mengkomunikasikan nilai bagi pelanggan dengan tujuan menangkap kepuasan
yang berkelanjutan pelanggan.
2.1.2 Word Of Mouth
Word Of Mouth adalah komunikasi dari mulut ke mulut tentang
pandangan atau penilaian terhadap suatu produk atau jasa, baik secara individu
maupun kelompok yang bertujuan untuk memberikan informasi secara personal.
Word Of Mouth menjadi salah satu strategi yang sangat efektif berpengaruh di
dalam keputusan konsumen dalam menggunakan produk atau jasa dan Word Of
6
Mouth dapat membangun rasa kepercayaan para pelanggan. Menurut Kotler dan
Keller (2009), Word Of Mouth adalah Kegiatan pemasaran melalui perantara
orang ke orang baik secara lisan, tulisan, maupun lewat alat komunikasi
elektronik yang terhubung internet yang didasari oleh pengalaman atas produk
atau jasa. Jika dilihat dari definisi yang ada diatas, Word Of Mouth dapat di
artikan secara umum merupakan suatu kegiatan memberikan informasi penilaian
atau pandangan terhadap suatu produk barang dan jasa kepada orang – orang
terdekat apakah produk atau jasa tersebut layak dikonsumsi atau tidak bagi para
calon konsumen lainnya.
(Ronny & Sunandar, 2007) “komunikasi dari mulut ke mulut (word of
mouth communication) dapat diukur dengan indikator sebagai berikut:
Kemauan pelanggan dalam membicarakan hal-hal positif kualitas pelayanan
perusahaan kepada orang lain,rekomendasi jasa perusahaan kepada orang
lain, dorongan terhadap teman/relasi untuk melakukan pembelian terhadap jasa
perusahaan”.
2.1.3 Faktor – Faktor Motivasi Yang Mempengaruhi Terjadinya WOM
Menurut Sutisna (2012), ada beberapa faktor yang dapat di jadikan dasar
motivasi bagi konsumen untuk membicarakan sebuah produk yaitu sebagai
berikut :
5. Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau
aktivitas tertentu dan bermaksud membricarakan mengenai hal itu dengan
orang lain sehingga terjadi proses Word Of Mouth.
6. Seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai produk dan
menggunakan percakapan sebagai cara untuk menginformasikan kepada
orang lain. Dalam hal ini Word Of Mouth dapat menjadi alat untuk
menanamkan kesan kepada orang lain, bahwa kita mempunyai
pengetahuan dan keahlian tertentu.
7. Seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan
sesuatu yang keluar dari perhatian utama diskusi. Dalam hal ini mungkin
saja karena ada dorongan atau keinginan bahwa orang lain tidak boleh
7
salah dalam memilih barang atau jasa dan jangan menghabiskan waktu
untuk mencari informasi mengenai suatu merek produk.
8. Word Of Mouth merupakan suatu cara untuk mengurangi ketidakpastian,
karena dengan bertanya kepada teman, keluarga, tetangga, atau kerabat
terdekat lain, informasinya lebih dapat dipercaya, sehingga akan
mengurangi penelusuran dan evaluasi merek.
2.1.4 Indikator-indikator Word Of Mouth
Menurut Babin, Barry (2014) indikator Word Of Mouth adalah sebagai
berikut :
4. Kemauan konsumen dalam membicarakan hal – hal positif tentang
kualitas pelayanan dan produk kepada orang lain.
5. Rekomendasi jasa dan produk perusahaan kepada orang lain.
6. Dorongan terhadap teman atau relasi untuk melakukan pembelian
terhadap produk dan jasa perusahaan.
2.1.5 Jenis Word Of Mouth
Hughes (2015) mengemukakan bahwa jenis – jenis komunikasi word of
mouth dapat di kelompokkan menjadi dua jenis, yaitu :
3. Word Of Mouth positif, merupakan proses penyampaian informasi dari
mulut ke mulut yang dilakukan oleh individu yang satu ke individu lain
berdasarkan pengalaman yang bersifat positif terhadap suatu produk, jasa,
maupun perusahaan.
4. Word Of Mouth negatif, merupakan proses interaksi dari mulut ke mulut
yang didasarkan pada pengalaman negatif yang diperoleh dari individu
yang satu ke individu yang lain terhadap suatu produk, jasa, atau
perusahaan.
2.1.6 Brand Image ( Citra Merek )
Citra merek atau Brand Image adalah representasi dari keseluruhan
persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi terhadap merek itu. Citra
8
terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi
terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu
merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Merek saat ini
telah menjadi aset perusahaan yang paling bernilai.
Menurut Rangkuti (2009) citra merek adalah presepsi merek yang
dihubungkan dengan asosiasi merek yang melekat dalam ingatan konsumen.
Menurut Hasan (2014) merek adalah kombinasi dari sebuah nama, tanda, simbol,
atau desain untuk mengidentifikasikan barang dan jasa dari satu usaha atau
kelompok usaha yang dikembangkan menjadi merek dagang dan membedakan
diri dari pesaing, menciptakan pengaruh dan menghasilkan nilai bagi perusahaan.
Supaya suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin disampaikan,
Tjiptono (2007) menggunakan beberapa persyaratanyang harus diperhatikan,
yaitu:
f. Merek harus ciri khas dan unik;
g. Merek harus menggambarkan sesuatu tentang manfaat pemakainya;
h. Merek harus menggambarkan manfaat produk;
i. Merek harus mudah dukenali, diucapkan, dan diingat;
j. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di negara dan dalam
bahasa lain.
2.1.7 Komponen Citra Merek atau Brand Image
5. Asosiasi Merek (Brand Association)
Menurut Aaker dalam Simamora (2004), asosiasi merek adalah sekumpulan
entitas yang bisa dihubungkan dengan suatu merek. Berbagai asosiasi yang
diingat oleh konsumen sehingga dapat membentuk citra merek (brand image).
6. Dukungan Asosiasi Merek
Dukungan asosiasi merek merupakan respons konsumen terhadap atribut,
manfaat, serta keyakinan dari suatu merek produk berdasarkan penilaian mereka
atas produk. Atribut disini berkaitan dengan citra merek (brand image). Dapat
dilihat persepsi konsumen terhadap produk yang menganggap bahwa produk yang
dikonsumsi oleh konsumen ini baik, dan bermanfaat.
9
7. Kekuatan Asosiasi Merek
Kekuatan asosiasi merek ditunjukkan dengan reputasi baik yang dimilii produk
tersebut di mata konsumen, apakah produk tersebut di rasa memiliki manfaat
ekspresi diri dan menambah rasa percaya diri konsumen.
8. Keunikan Asosiasi Merek
Jika sebuah perusahaan memiliki ciri khas yang membedakannya dari produk lain,
dan konsumen sudah merasakan menfaat dari sebuah produk dan merasa bahwa
merek lain tidak akan memuaskan keinginannya, produk tersebut akan semakin
kuat diingat oleh konsumen.
2.1.8 Indikator Citra Merek (Brand Image)
Menurut Susanty dan Adisaputra (2014), citra merek dapat dilihat dari indikator
sebagai berikut :
4. Favorability of brand association (keuntungan dari asosiasi merek).
5. Strength of brand association (kekuatan dari asosiasi merek).
6. Uniqueness of brand associations (keunikan dari asosiasi merek).
Menurut Bowo, et al (2013) pengukuran citra merek (brand image) dapat
dilakukan berdasarkan indikator sebagai berikut :
5. Merek produk merupakan merek terkenal.
6. Merek produk merupakan merek yang bergengsi.
7. Merek produk mudah diingat dalam pikiran konsumen.
8. Merek produk tersebut mempunyai reputasi yang baik dimata konsumen.
2.1.9 Faktor-Faktor Yang Membentuk Citra Merek
Menurut Rangkuti (2002) menyebutkan faktor-faktor pembentuk citra merek
adalah sebagai berikut:
8. Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas produk barang yang
ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.
9. Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau
kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang
dikonsumsi.
10
10. Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk
barang yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.
11. Pelayanan, berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani
konsumennya.
12. Resiko, berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau untung rugi yang
mungkin dialami oleh konsumen.
13. Harga, yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak
sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi
suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka panjang.
14. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan,
kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dri produk
tertentu.
Citra merek sangat erat kaitannya dengan apa yang orang dipikirkan, rasakan
terhadap suuatu merek tertentu, sehingga dalam citra merek faktor psikologis
lebih banyak berperan dibandingkan faktor fisik dari merek tersebut.
2.1.10 Pengertian Harga
Menurut Kotler & Armstrong (2010) mendefinisikan harga sebagai jumlah uang
yang dibebankan untuk produk atau jasa, atau keseluruhan nilai yang pelanggan
tukaran untuk memiliki atau menggunakan manfaat dari produk atau jasa.
Harga menurut (Sumarni dan Soeprihanto 2010) adalah nilai pertukaran atas
manfaat produk (bagi konsumen maupun bagi produsen) yang umumnya
dinyatakan dalam satuan moneter (rupiah, dolar, yen, rupee dan sebagainya).
2.1.11 Indikator Harga
Menurut Mursid (2014) adalah sebagai berikut:
5. Harga yang kompetitif yaitu harga yang ditawarkan lebih kompetitif dari
pesaing.
6. Kesesuaian harga dengan pasar yaitu kesesuaian harga dengan harga pasar.
7. Kesesuaian harga dengan kualitas produk yaitu harga ditawarkan sesuai
dengan kualitas produk.
11
8. Angsuran yaitu pembayaran yang bisa diangsur sampai jangka waktu
tertentu.
Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para
pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi (Tjiptono,2001). Peranan
alokasi dari harga adalah fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk
memuaskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan
berdasarkan kekuatan membelinya. Dengan demikian harga dapat membantu para
pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan kekuatan membelinya pada
berbagai jenis barang dan jasa. Peran informasi dari harga adalah fungsi harga
dalam “mendidik” konsumen mengenai faktor produk, misalnya kualitas. Hal ini
bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai
faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku
adalah bahwa harga mahal mencerminkan kualitas yang tinggi (Tjiptono 2002).
Berdasarkan dari bahasan diatas dapat dikatakan bahwa harga yang
dipatok secara rasional dan sepadan dengan manfaat produk diberikan dapat
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk.
2.1.12 Tujuan Penetapan Harga
Menurut Sopiah dan Syihabudhin (2008) penetapan harga memiliki beberapa
tujuan antara lain:
5. Pembentukan citra seperti market leader yang mampu menentukan price
leader.
6. Percepatan Penjualan.
7. Promosi.
8. Perlindungan atas ancaman pesaing yang kerap memainkan harga,
meningkatkan daya saing melalui harga “miring” dan lain-lain.
Penetapan harga dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari fungsi diferensiasi
barang dalam pemasaran. Secara umum penjual mempunyai beberapa tujuan
dalam penetapan harga produknya. Tujuan tersebut antara lain :
5. Mendapatkan laba maksimum.
12
6. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian
pada penjualan bersih.
7. Mencegah atau mengurangi persaingan.
8. Mempertahankan atau memperbaiki pangsa pasar.
Harga terbentuk dari kompetensi produk untuk memenuhi dua pihak: produsen
dan konsumen. Produsen memandang harga adalah sebagai nilai barang yang
mampu memberikan manfaat keuntungan diatas biaya produksinya (atau tujuan-
tujuan yang lain, misalnya keuntungan). Konsumen memandang harga adalah
sebagai nilai barang yang mampu memberikan manfaat atas pemenuhan
kebutuhannya dan kegiatannya (misalnya hemat dan syarat pembayarannya).
Bagi produsen penetapan harga sangat penting dan peka. Keputusannya dapat
mempengaruhi perkembangan, keberadaan, maupun kemunduran usahanya, oleh
karena itu penentuan harga perlu diperhitungkan dengan cermat dan hati-hati.
Penetuan harga bukanlah persoalan yang dihadapi oleh perusahaan untuk pertama
kali peluncuran atas produk baru, tetapi penentuan harga tetap perlu dilakukan
untuk produk lama sebagai respon terhadap adanya perubahan lingkungannya.
Tujuan penetapan harga secara umum dapat mencakup bertahan hidup,
maksimalisasi keuntungan saat ini, kepemimpinan pangsa pasar atau
mempertahankan pelanggan dan membangun hubungan. Pada tingkat spesifik
lagi, perusahaan dapat menetapkan harga untuk mencari-cari pelanggan baru atau
secara menguntungkan mempertahankan pelanggan yang sudah ada (Kotler dan
Amstrong,2008).
2.1.13 Minat Beli
Menurut Rizky, et al (2015) menyatakan minat yang timbul dalam diri pembeli
seringkali berlawanan dengan kondisi keuangan yang dimiliki. Minat beli
konsumen merupakan keinginan tersembunyi dalam benak konsumen. Minat beli
konsumen selalu terselubung dalam tiap diri individu yang mana tak seorangpun
bisa tahu apa yang diinginkan dan diharapkan oleh konsumen.
Menurut Kotler (2014) minat adalah suatu respon efektif atau proses merasa atau
menyukai suatu produk tetapi belum melakukan keputusan untuk membeli.
13
Menurut Lamb (2012) salah satu cara mengembangkan minat beli adalah melalui
promosi yakni komunikasi yang menginformasikan kepada calon pembeli sebuah
atau sesuatu pendapatan atau memperoleh suatu respon.
2.1.14 Indikator Minat Beli
Indikator menurut Hariani (2013) menjelaskan kecenderungan seseorang
menunjukkan minat terhadap suatu produk atau jasa yang dapat dilihat
berdasarkan :
5. Keamanan untuk mencari informasi terhadap suatu produk atau jasa.
Konsumen yang memiliki minat, memiliki kecenderungan untuk mencari
informasi lebih detail tentang produk atau jasa tersebut. Dengan tujuan
untuk mengetahui secara pasti bagaimana spesifikasi produk atau jasa
yang digunakan sebelum menggunakan produk atau jasa tersebut.
6. Kesediaan untuk membayar barang atau jasa.
Konsumen yang memiliki minat terhadap suatu produk atau jasa yang dapat
dilihat dari bentuk pengorbanan yang dilakukan terhadap suatu barang atau jasa.
Konsumen yang cenderung memiliki minat lebih terhadap suatu barang atau jasa
akan bersedia untuk membayar barang atau jasa tersebut. Dengan tujuan
konsumen dapat menggunakan barang atau jasa tersebut.
7. Menceritakan hal yang positif
Konsumen yang memiliki minat besar terhadap suatu barang atau jasa. Jika
ditanya konsumen lain, maka secara otomatis konsumen tersebut akan
menceritakan hal yang positif terhadap konsumen lain. Karena konsumen yang
memiliki suatu minat secara eksplisit memiliki suatu keinginan dan kepercayaan
terhadap suatu barang atau jasa yang diinginkan.
8. Kecenderungan untuk merekomendasikan.
Konsumen yang memiliki minat yang besar terhadap suatu barang atau jasa.
Selain akan menceritakan hal yang positif, konsumen tersebut juga akan
merekomendasikan kepada orang lain untuk juga menggunakan barang atau jasa
tersebut. Karena seseorang memiliki minat yang besar terhadap suatu barang atau
14
jasa akan cenderung memiliki pemikiran yang positif terhadap barang atau jasa
tersebut. Sehingga jika ditanya konsumen lain, maka konsumen tersebut
cenderung merekomendasikan kepada orang lain.
2.1.15 Aspek – aspek Minat Beli
Menurut Lucas dan Britt (2016) aspek-aspek yang terdapat dalam minat
beli adalah :
4. Aspek Ketertarikan
Adalah perilaku konsumen yang menunjukkan adanya pemusatan perhatian yang
disertai rasa senang terhadap suatu produk.
5. Aspek Keinginan
Adalah perilaku konsumen yang menunjukkan adanya dorongan untuk
berkeinginan memiliki suatu produk.
6. Aspek Keyakinan
Adalah perilaku konsumen yang menunjukkan adanya rasa percaya diri terhadap
kualitas, daya guna, dan manfaat dari membeli suatu produk.
2.2 Kajian Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah tabel penelitian yang dijadikan dasar untuk penulis melakukan
penelitian .
Tabel 2.1
Kajian Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti
Tahun Judul Hasil
Penelitian
1. Dita Mutia 2015 Pengaruh Harga, Hasil penelitian
Tabel 2.1
Kajian Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No. Nama
Peneliti
Tahun Judul Hasil Penelitian
Kualitas Produk, menunjukkan bahwa
15
Citra Merek, Dan
Daya Tarik Produk
Terhadap Minat Beli
Sepatu Olahraga
Nike (Studi Kasus
Pada Konsumen
Sepatu Olahraga
Merek Nike Di
Bekasi)
secara simultan harga
kualitas produk, citra
merek, dan daya tarik
berpengaruh terhadap
minat beli. Secara
parsial hanya harga,
kualitas produk, dan
citra merek yag
memilki pengaruh
terhadap minat beli.
2. Dedi
Nurdiansyah
2018 Pengaruh Kualitas
Produk Dan Harga
Terhadap Minat Beli
Produk Sepatu
Olahraga Merek
Adidas di Depok.
Hasil penelitian
menunjukkan pengaruh
kualitas produk dan
harga sepatu olahraga
merek Adidas di
Depok sebesar 57,5%,
mempengaruhi
pembelian variabel
minat beli (Y).
3. Rinal Rainaldi
Rais
2018 Pengaruh Harga Dan
Kualitas Produk
Terhadap Minat Beli
Sepatu Olahraga
Merek Specs
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
secara parsial harga
berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
Tabel 2.1
Kajian Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No. Nama
Peneliti
Tahun Judul Hasil Penelitian
16
(Studi Kasus Pada
Mahasiswa
Gunadarma
Kalimalang Fakultas
Ekonomi Jurusan
Manajemen
Angkatan 2015).
minat beli pada sepatu
olahraga merek Specs.
Secara parsial kualitas
produk berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap minat beli
pada sepatu olahraga
merek Specs. Secara
simultan harga dan
kualitas produk
berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
minat beli pada sepatu
olahraga merek Specs.
4. Ridwan Adji 2012 Pengaruh Kualitas
Produk, Harga,
Promosi Dan Citra
Merek Terhadap
Keputusan
Pembelian Sepatu
Olahraga Merek
Adidas (Studi Kasus
Pada Mahasiswa
Udinus Semarang).
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
kualitas produk
memiliki pengatuh
positif dan signifikan
terhadap keputusan
pembelian. Harga
memiliki pengaruh
positif dan signifikan
terhadap keputusn
pembelian. Promosi
memiliki pengaruh
Tabel 2.1
Kajian Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No. Nama Tahun Judul Hasil Penelitian
17
Peneliti
positif dan signifikan
terhadap keputusan
pembelian, dan citra
merek pengaruh positif
dan signifikan terhadap
keputusan pembelian.
Hasil dari Adjusted R
Square adalah 72,2%.
5. Dhea Davita
Darmawan
2018 Pengaruh Brand
Image Dan Harga
Terhadap Keputusan
Pembelian Cotton
On Grand
Metropolitan Mall
Bekasi.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
brand image
berpengaruh secara
parsial terhadap
keputusan pembelian
Cotton On Grand
Metropolitan Mall
Bekasi karena nilai t
hitung untuk variabel
brand image sebesar
2,738 dan nilai t
tabelnya sebesar 2,009.
Harga berpengaruh
secara parsial terhadap
keputusan pembelian
Cotton On Grand
Metropolitan Mall
Tabel 2.1
Kajian Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
18
No. Nama
Peneliti
Tahun Judul Hasil Penelitian
Bekasi karena nilai t
hitung untuk variabel
harga sebesar 2,826
dan nilai t tabelnya
sebesar 2,009. Brand
image dan harga secara
bersama-sama
mempunyai pengaruh
terhadap keputusan
pembelian Cotton On
Grand Metropolitan
Mall Bekasi karena
nilai f hitung sebesar
12,990 daan nilai f
tabelnya sebesar 3,20.
6. Chessia Ria
Daiyana
Lumeling
2019 Pengaruh Celebrity
Endorser, Brand
Image, Iklan dan
E-Service Quality
Terhadap Minat
Beli Secara Online
Melalui Situs
Tokopedia.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
brand image, iklan, dan
e-service quality
mempunyai pengaruh
yang signifikan
terhadap minat beli.
Sedangkan celebrity
endorser tidak
mempunyai pengaruh
yang signifikan
19
Tabel 2.1
Kajian Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No. Nama
Peneliti
Tahun Judul Hasil Penelitian
terhadap minat beli.
Dan secara simultan
celebrity endorser,
brand image, iklan, e-
service quality
mempunyai pengaruh
yang signifikan
terhadap minat beli.
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan penelitian terdahulu dan variabel-variabel yang telah
dijelaskan, maka model penelitian yang dikembangkan adalah sebagai berikut:
H1
H2
H3
H4
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Word of Mouth (X1)
Brand Image (X2) Minat Beli (Y)
Persepsi Harga (X3)
20
Keterangan :
X1 : Variabel Bebas Brand Image
X2 : Variabel Bebas Celebrity Endorser
X3 : Variabel Bebas Iklan
Y : Variabel Terikat Minat Beli
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dan jenis hipotesis yang digunakan, maka
penulis menyimpulkan anggapan sementara yang dirumuskan secara statistic
sebagai berikut :
H1 : Adanya pengaruh Word of Mouth terhadap minat beli pada The Little Things
She Needs.
H2 : Adanya pengaruh Brand Image terhadap minat beli pada The Little Things
She Needs.
H3 : Adanya pengaruh Persepsi harga terhadap minat beli pada The Little Things
She Needs.
H4 : Adanya pengaruh Word of Mouth, Brand Image, dan Persepsi Harga
terhadap minat beli pada The Little Things She Needs.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2014), objek penelitian adalah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan
reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Dalam penelitian ini penulis
mengambil objek atau tempat pada salah satu Store The Little Things She Needs
yang beralamat di Summarecon Mall Bekasi Jl.Boulevard Ahmad Yani Blok M
Sentra, Bekasi Utara, Jawa Barat 17142.
3.2 Data atau Variabel Yang Digunakan
3.2.1 Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
merupakan data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia
dalam bentuk terkomplikasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari
melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita
jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan
informasi ataupun data (Sarwono, 2006).
3.2.3 Variabel Penelitian
Menurut Marzuki (2005) variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai.
Menurut fungsinya, variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel bebas (variabel
pengaruh) dan variabel terikat (variabel terpengaruh). Dalam penelitian ini yang
terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat diuraikan sebagai berikut :
c. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Merupakan variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat, adapun yang
merupakan variabel bebas yaitu :
4. Word of Mouth (X1)
5. Brand Image (X2)
6. Persepsi Harga (X3)
22
d. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Merupakan variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel bebas. Adapun variabel
terikat dalam penelitian ini adalah Minat Beli (Y).
Tabel 3.1
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Indikator
1. Word of Mouth
(X1)
Word Of Mouth adalah
Kegiatan pemasaran
melalui perantara orang
ke orang baik secara
lisan, tulisan, maupun
lewat alat komunikasi
elektronik yang
terhubung internet yang
didasari oleh pengalaman
atas produk atau jasa
menurut Kotler dan
Keller (2009).
5. Membicarakan
6. Mempromosikan
7. Merekomendasikan
8. Mengulas (review)
2. Brand Image
(X2)
Merek adalah kombinasi
dari sebuah nama, tanda,
simbol, atau desain untuk
mengidentifikasikan
barang dan jasa dari satu
usaha atau kelompok
usaha yang
dikembangkan menjadi
merek dagang dan
membedakan diri dari
pesaing, menciptakan
5. Merek produk
merupakan merek
terkenal.
6. Merek produk
merupakan merek
yang fashionable.
7. Merek produk
mudah diingat
dalam pikiran
konsumen.
8. Merek produk
23
Tabel 3.1
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional (Lanjutan)
No. Variabel Definisi Operasional Indikator
pengaruh dan
menghasilkan nilai bagi
perusahaan menurut
Hasan (2014).
tersebut mempunyai
reputasi yang baik dimata
konsumen.
3. Persepsi Harga
(X3)
Harga sebagai jumlah
uang yang dibebankan
untuk produk atau jasa,
atau keseluruhan nilai
yang pelanggan tukaran
untuk memiliki atau
menggunakan manfaat
dari produk atau jasa
menurut Kotler &
Armstrong (2010)
5. Keterjangkauan
harga
6. Kesesuaian harga
dengan kualitas
produk
7. Perbandingan harga
dengan produk
sejenis
8. Daya saing harga
4. Minat Beli (Y) Minat beli adalah
tahapan yang dilakukan
konsumen sebelum
merencanakan untuk
membeli suatu produk
menurut Tafan Russuardi
(2012).
5. Keamanan untuk
mencari informasi
terhadap suatu
produk atau jasa.
6. Kesediaan untuk
membayar barang
atau jasa.
7. Menceritakan hal
yang positif.
8. Kecenderungan
untuk
merekomendasikan.
24
3.3 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan ini, penulis melakukan
metode pengumpulan data dengan metode sebagai berikut :
4. Kuisioner
Menurut Sugiyono (2004) kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Adapun skala yang digunakan untuk
mengukur indikator-indikator pada variabel-variabel bebas dan terikat dalam
penelitian ini adalah skala likert dengan skala 5-1 ke dalam bentuk checklist (√)
terhadap pernyataan maupun pertanyaan yang mewakili pendapat dari responden.
f. Sangat Setuju : 5
g. Setuju : 4
h. Netral : 3
i. Tidak Setuju : 2
j. Sangat Tidak Setuju : 1
5. Populasi
Menurut Sugiyono (2008) populasi adalah kumpulan individu atau obyek
penelitian yang memiliki kualitas dan karakteristik yang ditetapkan. Berdasarkan
kualitas dan karakteristik tersebut, populasi dapat diartikan wilayah generalisasi
yang terdiri atas subyek atau obyek yang memiliki karakteristik dan kualitas
tertentu yang ditetapkan oleh seorang peneliti untuk dipelajari yang kemudian
ditarik sebuah kesimpulan. Untuk penelitian ini populasi yang digunakan adalah
seluruh konsumen The Little Things She Needs Summarecon Mall Bekasi.
6. Sampel
Menurut Sugiyono (2010) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Rao Purba dalam Ghazali (2006),
karena ukuran populasi tidak teridentifikasi, maka untuk menentukan ukuran
sampel penelitian dari populasi tersebut dapat digunakan rumus:
25
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
= Tingkat Keyakinan Yang Dibutuhkan 5% (1,96)
Moe = Margin Of Error (10%)
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka jumlah sampel atau responden yang
harus diteliti adalah 96,04 responden namun untuk memudahkan penelitian maka
peneliti mengambil sampel sebanyak 100 responden dari konsumen The Little
Things She Needs Summarecon Mall Bekasi.
3.4 Hipotesis
Menurut Suryabrata (2000), Hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan
parameter yang akan diuji melalui statistik sample. Dalam penggunaannya sehari-
hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna
di dalamnya. Hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya
dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan
mengujinya.
H1
H2
H3
H4
Gambar 3.1
Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara yang mungkin benar atau
mungkin salah. Bedasarkan kerangka pemikiran di atas dan jenis hipotesis yang
digunakan, maka penulis menyimpulkan anggapan sementara yang dirumuskan
secara statistik sebagai berikut :
Word of Mouth
Brand Image
Persepsi Harga
Minat Beli
26
H1 : Adanya pengaruh Word of Mouth terhadap minat beli pada The Little
Things She Needs.
H2 : Adanya pengaruh Brand Image terhadap minat beli pada The Little Things
She Needs.
H3 : Adanya pengaruh Persepsi harga terhadap minat beli pada The Little Things
She Needs.
H4 : Adanya pengaruh Word of Mouth, Brand Image, dan Persepsi Harga
terhadap minat beli pada The Little Things She Needs.
3.5 Alat Analisis Yang Digunakan
3.5.1 Uji Validitas
Menurut Ghozali (2001) uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuisioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner
tersebut. Langkah selanjutnya adalah secara statistik, angka korelasi yang
diperoleh dengan melihat tanda bintang pada hasil skor total, atau
membandingkan dengan angka bebas korelasi nilai r yang menunjukkan valid.
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ √ ∑ ∑
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
X = Skor setiap pertanyaan atau item
Y = Skor total
n = Jumlah responden
Pada penelitian ini uji validitas akan dilakukan dengan bantuan program SPSS
(Statistical Package for Social Sciences). Untuk menentukan nomor-nomor item
yang valid dan yang gugur, perlu dikonsultasikan dengan tabel r product moment.
Kriteria penilaian uji validitas adalah :
27
c. Apabila r hitung > r tabel (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat
dikatakan item kuesioner tersebut valid.
d. Apabila r hitung < r tabel (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat
dikatakan, maka dapat dikatakan item kuesioner tidak valid.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2001) reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu.
Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam
penelitian ini adalah menggunakan rumus koefisien. Untuk mengetahui kuisioner
tersebut sudah reliabel akan dilakukan pengujian reliabilitas kuisioner dengan
bantuan komputer program SPSS. Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah sebagai
berikut :
c. Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari taraf signifikansi
60% atau 0,6 maka kuisioner tersebut reliabel.
d. Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf signifikansi
60% atau 0,6 maka kuisioner tersebut tidak reliabel.
∑
Keterangan :
= Koefisien reliabilitas
= Jumlah item pertanyaan yang diuji
= Jumlah varian skor tiap item
= Varians total
3.5.3 Uji Asumsi Klasik
Pada penelitian ini penulis akan menggunakan analisis regresi berganda. Salah
satu syarat untuk bisa menggunakan persamaan regresi berganda adalah
terpenuhinya uji asumsi klasik. Setelah model yang akan diuji memenuhi asumsi
28
klasik, dan regresi, maka tahap selanjutnya dilakukan statistik. Uji statistik yang
dilakukan adalah uji t dan uji F. Maksud dari uji t adalah pengujian untuk
membuktikan adanya pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen.
Sedangkan uji F adalah pengujian untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh
secara bersama-sama dari variabel independen terhadap dependen. Asumsi Klasik
merupakan salah satu pengujian prasyarat pada regresi linear berganda. Menurut
Gujarati (2006) agar model regresi tidak bias atau agar model regresi BLUE (Best
Linear Unbiased Estimator) maka perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih
dahulu. Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik atas persamaan regresi sederhana yang digunakan.
Pengujian ini terdiri dari:
4. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas data merupakan pengujian asumsi klasik paling utama yang harus
dilakukan oleh peneliti. Dalam melakukan penelitian, data harus mendekati
distribusi normal. Dalam penelitiannya, Adisetiawan (2011) mengungkapkan
bahwa tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau
tidak. Kenormalan suatu data merupakan syarat wajib suatu yang harus terpenuhi
dalam model regresi linear. Menurut Ghozali (2005), Salah satu cara untuk
mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal atau tidak dapat
melihat normal probability plots. Pengujian ini dilakukan dengan cara melihat
titik-titik penyebaran data terhadap garis diagonal pada grafik. Kriteria
pengambilan keputusan analisis normal probability plots adalah sebagai berikut:
c. Apabila data (yang dapat dilihat dari titik-titik pada grafik)
menyebar dan mengikuti garis diagonal, maka dapat
disimpulkan bahwa data mengikuti pola distribusi normal.
d. Apabila data (yang dapat dilihat dari titik-titik pada grafik)
menyebar dan cenderung menjauh dari garis diagonal serta
tidak mengikuti agar garis diagonal, maka dapat disimpulkan
data tidak menunjukkan pola distribusi normal.
29
5. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk uji multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS.
Apabila nilai tolerance lebih tinggi dari 0,1 atau VIF lebih kecil dari 10 maka
dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
6. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas, sebaliknya jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas,
karena jika terdapat heteroskedastisitas maka varians tidak konstan sehingga dapat
menyebabkan biasnya standar error. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas, salah satunya adalah dengan melihat scatter plot.
Suatu model regresi yang baik apabila pada diagram pencar residualnya tidak
membentuk pola tertentu dan datanya berpencar di sekitar nol (pada sumbu Y).
Selain itu tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah,
menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit.
3.5.4 Analisis Linear Berganda
Menurut Sugiyono (2014) bahwa analisis regresi linear berganda bermaksud
meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium),
bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediator dimanipulasi
(dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi linear berganda akan dilakukan
bila jumlah variabel independennya minimal 2. Persamaan regresi linear berganda
yang ditetapkan adalah sebagai berikut :
30
Keterangan :
Y = Variabel terikat
α = Konstanta
β1-βn = Koefisien regresi
X1-Xn = Variabel bebas
3.5.5 Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Priyatno (2014) analisis determinasi digunakan untuk mengetahui
presentase sumbangan pengaruh variabel bebas (X1, X2,....X3) secara serentak
terhadap variabel terikat (Y). Koefisien ini menunjukan seberapa besar presentase
variasi variabel bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi
terikat. sama dengan 0, maka tidak ada sedikit pun presentase sumbangan
pengaruh yang diberikan variabel bebas terhadap variabel terikat, atau variasi
variabel bebas yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikit pun variasi
variabel terikat. Sebaliknya sama dengan 1, maka presentase sumbangan
pengaruh yang diberikan variabel bebas yang digunakan dalam model
menjelaskan 100% variasi variabel terikat.
3.5.6 Uji T (Parsial)
Menurut Priyatno (2014) uji t hitung adalah pengujian signifikansi untuk
mengetahui pengaruh variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y secara parsial, apakah
berpengaruh signifikan atau tidak. Untuk mengetahui hasil signifikan atau tidak,
angka T hitung akan dibandingkan dengan T tabel. Dengan kriteria pengujian
sebagai berikut :
c. Jika T tabel > T hitung maka Ho diterima.
d. Jika T tabel < T hitung maka Ho ditolak.
Berdasarkan Signifikansi:
c. Jika Signifikansi > 0,05 maka Ho diterima.
d. Jika Signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.
31
3.5.7 Uji F (Simultan)
Menurut Priyatno (2014) Uji F yaitu uji koefisien regresi secara bersama-sama.
Uji ini untuk menguji signifikansi pengaruh beberapa variabel bebas terhadap
variabel terikat. Pengujian yang mengunakan tingkat signifikan 5%.
Kriteria Pengujian:
c. Jika F hitung ≤ F tabel maka Ho diterima.
d. Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak.
32
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Data dan Profile Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah salah satu Store The Little Things She
Needs yang terletak di Summarecon Mall Bekasi Jl.Boulevard Ahmad Yani Blok
M Sentra, Bekasi Utara, Jawa Barat 17142 pada bulan Juni 2020 dengan jumlah
sampel sebanyak 100 responden dan jumlah seluruh pernyataan sebanyak 16
butir, 4 butir untuk pernyataan variabel word of mouth (X1), 4 butir untuk
pernyataan variabel brand image (X2), 4 butir untuk pernyataan variabel persepsi
harga (X3), dan 4 butir untuk pernyataan variabel minat beli (Y) yang diambil
sebagai sampel. Selain itu, terdapat 3 karakter responden dibedakan berdasarkan
jenis kelamin, usia, dan pekerjaan.
The Little Things She needs merupakan perusahan sepatu untuk wanita. The Little
Things She Needs. Sepatu ini merupakan sebuah brand dari Metroxgroup yaitu
perusahaan lifestyle retail yang fokus pada pasar menengah keatas. Pada
departemen fashion, Metroxgroup menawarkan berbagai produk dari ujung kepala
sampai ujung kaki. Sementara, alas kaki menjadi produk terkuat dari perusahaan
ini, ada berbagai merek pakaian dan aksesoris. Store The Little Things She Needs
selain di Summarecon Mall Bekasi juga ada di Grand Metropolitan, Grand Glaxy
Park, dan ada pula di luar Bekasi seperti Jakarta, Depok, Bogor, Semarang.
Dipenelitian ini peneliti lebih memfokuskan di Store Summarecon Mall Bekasi.
Banyak masyarakat sekitar yang antusias mengunjungi Summarecon Mall
Bekasi ini, yang menjadikan sebagai kebutuhan mereka misalnya berbelanja, atau
sekedar refreshing. Mall yang berlantaikan 4 ini, dilengkapi dengan gedung
bioskop, resto, life music dan masih banyak lagi.
4.2 Analisis Pembahasan dan Hasil Penelitian
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berikut ini adalah tabel responden di Store The Little Things She Needs
Summarecon Mall Bekasi berdasarkan Usia :
33
Tabel 4.1
Usia Responden
Usia Jumlah Responden Presentase
<19 tahun 7 7%
20-30 tahun 89 89%
>30 tahun 4 4%
Total 100 100%
Sumber : Data diolah, 2020
Sumber : Data diolah, 2020
Gambar 4.1
Usia Responden
Dari tabel dan gambar diatas menunjukkan bahwa karakteristik responden
berdasarkan usia dari 100 responden yaitu usia <19 tahun 7 orang atau 7% berusia
20-30 tahun 89 orang (89%) berusia >30 tahun ada 4 orang atau 4%. Jika dilihat
dari usia responden tersebut maka yang terbanyak adalah responden berusia antar
20-30 tahun yaitu 89%.
7%
89%
4%
Usia
<19 Tahun 20-30 Tahun >30 Tahun
34
4.2.2 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Berikut ini adalah tabel responden di Store The Little Things She Needs
Summarecon Mall Bekasi berdasarkan Jenis Kelamin :
Tabel 4.2
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase
Laki-laki 15 15%
Perempuan 85 85%
Total 100 100%
Sumber : Data diolah, 2020
Sumber : Data diolah, 2020
Gambar 4.2
Jenis Kelamin Responden
Dari tabel dan gambar diatas menunjukkan bahwa karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin dari 100 responden didapatkan yaitu 16 orang atau 16%
berjenis kelamin laki-laki dan 84 orang atau 84% berjenis kelamin perempuan.
15%
85%
Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan
35
Jika dilihat dari jenis kelamin responden tersebut maka yang terbanyak adalah
responden perempuan.
4.2.3 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan
Berikut ini adalah tabel responden di Store The Little Things She Needs
Summarecon Mall Bekasi berdasarkan Pekerjaan :
Tabel 4.3
Pekerjaan Responden
Pekerjaan
Responden
Jumlah
Responden
Presentase
Pelajar 7 7%
Mahasiswa/i 66 66%
Wiraswasta 13 13%
Lain-Lain 14 14%
Total 100 100%
Sumber : Data diolah, 2020
Sumber : Data diolah, 2020
Gambar 4.3
Pekerjaan Responden
7%
66%
13%
14%
Pekerjaan
Pelajar Mahasiswa Wiraswasta Lain-lain
36
Dari tabel dan gambar diatas menunjukan bahwa karakteristik responden
berdasarkan pekerjaan dari 100 responden yaitu 7 orang (7%) berstatus sebagai
pelajar, 66 orang (66%) berstatus sebagai mahasiswa/i, 13 orang (13%) berstatus
sebagai wiraswasta dan 14 orang (14%) memilih lain-lain yang tidak ada didalam
pilihan pekerjaan responden ini. Jika dilihat dari pekerjaan responden maka yang
terbanyak adalah mahasiswa/i sebanyak 66 orang atau 66%.
4.2.4 Tanggapan Responden terhadap Word of Mouth (X1)
Dari 4 pernyataan mengenai variabel word of mouth (X1), tanggapan responden
terhadap word of mouth produk The Little Things She Needs Summarecon Mall
Bekasi dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut :
Tabel 4.4
Depenelitian Tanggapan Responden terhadap Word of Mouth (X1)
No Pernyataan SS S N TS STS Total
1 X1_1 31
(31%)
69
(69%)
0
(0%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
2 X1_2 0
(0%)
100
(100%)
0
(0%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
3 X1_3 34
(34%)
65
(54%)
1
(1%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
4 X1_4 32
(32%)
68
(68%)
0
(0%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
Total 97 302 1 0 0 400
Total Persen 24,25% 75,5% 0,25% 0% 0% 100%
Sumber : Data diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa persentase terbesar pada
tanggapan responden mengenai word of mouth sebesar 75,5% pada kolom setuju.
Artinya bahwa word of mouth memilih tanggapan nilai positif bagi responden.
37
4.2.5 Tanggapan Responden terhadap Brand Image (X2)
Dari 4 pernyataan mengenai variabel brand image (X2), tanggapan responden
terhadap brand image produk The Little Things She Needs Summarecon Mall
Bekasi dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut :
Tabel 4.5
Depenelitian Tanggapan Responden terhadap Brand Image (X2)
No Pernyataan SS S N TS STS Total
1 X2_1 42
(42%)
44
(44%)
14
(14%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
2 X2_2 39
(39%)
48
(48%)
13
(13%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
3 X2_3 36
(36%)
46
(46%)
18
(18%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
4 X2_4 35
(35%)
51
(51%)
14
(14%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
Total 152 189 59 0 0 400
Total Persen 38% 47,25% 14,75% 0% 0% 100%
Sumber : Data diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa persentase terbesar pada tanggapan
responden mengenai brand image sebesar 47,25% pada kolom setuju. Artinya
bahwa brand image memilih tanggapan nilai positif bagi responden.
4.2.6 Tanggapan Responden terhadap Persepsi Harga (X3)
Dari 4 pernyataan mengenai variable persepsi harga (X3), tanggapan responden
terhadap persepsi harga produk The Little Things She Needs Summarecon Mall
Bekasi dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut :
38
Tabel 4.6
Depenelitian Tanggapan Responden terhadap Persepsi Harga (X3)
No Pernyataan SS S N TS STS Total
1 X3_1 38
(38%)
45
(45%)
17
(17%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
2 X3_2 34
(34%)
48
(48%)
17
(17%)
1
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
3 X3_3 40
(40%)
51
(51%)
8
(8%)
1
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
4 X3_4 39
(39%)
49
(49%)
11
(11%)
1
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
Total 151 193 53 3 0 400
Total Persen 37,75% 48,25% 13,25% 0,75% 0% 100%
Sumber : Data diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa persentase terbesar pada tanggapan
responden mengenai persepsi harga sebesar 48,25% pada kolom setuju. Artinya
bahwa persepsi harga memilih tanggapan nilai positif bagi responden.
4.2.7 Tanggapan Responden terhadap Minat Beli (Y)
Dari 4 pernyataan mengenai variabel minat beli (Y), tanggapan responden
terhadap minat beli produk The Little Things She Needs Summarecon Mall
Bekasi dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut :
Tabel 4.7
Depenelitian Tanggapan Responden terhadap Minat Beli (Y)
No Pernyataan SS S N TS STS Total
1 Y_1 40
(40%)
54
(54%)
6
(6%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
39
Tabel 4.7
Depenelitian Tanggapan Responden terhadap Minat Beli (Y) (Lanjutan)
No Pernyataan SS S N TS STS Total
2 Y_2 43
(43%)
53
(53%)
4
(4%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
3 Y_3 37
(37%)
58
(58%)
5
(5%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
4 Y_4 30
(30%)
61
(61%)
9
(9%)
0
(0%)
0
(0%)
100
(100%)
Total 150 226 24 0 0 400
Total Persen 37,5% 56,5% 6% 0% 0% 100%
Sumber : Data diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa persentase terbesar pada tanggapan
responden mengenai minat beli sebesar 56,5% pada kolom setuju. Artinya bahwa
minat beli memilih tanggapan nilai positif bagi responden.
4.2.8 Uji Validitas
Pengujian validitas instrument penelitian dilakukan dengan menggunakan SPSS
22. Uji validitas akan menguji masing-masing variabel yang digunakan dalam
penelitian ini, dimana keseluruhan variabel penelitian memuat pernyataan yang
harus dijawab oleh responden.
Kriteria pengujian validitas adalah sebagai berikut :
4. Jika r hitung ≥ r tabel maka instrument atau item-item pernyataan
berkorelasi signifikan terhadap total dinyatakan valid.
5. Jika r hitung ≤ r tabel maka instrument atau item-item pernyataan tidak
korelasi signifikan terhadap total dinyatakan tidak valid.
6. Nilai r tabel dapat dilihat pada tabel statistik r dengan n=100 atau df=n-
2=98 dan dengan signifikansi 0,05 maka didapat nilai r tabel=0,1966
40
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas
Variabel r Hitung r Tabel Keterangan
X1.1 0,497 0,1966 Valid
X1.2 0,266 0,1966 Valid
X1.3 0,751 0,1966 Valid
X1.4 0,805 0,1966 Valid
X2.1 0,875 0,1966 Valid
X2.2 0,807 0,1966 Valid
X2.3 0,842 0,1966 Valid
X2.4 0,881 0,1966 Valid
X3.1 0,807 0,1966 Valid
X3.2 0,843 0,1966 Valid
X3.3 0,797 0,1966 Valid
X3.4 0,725 0,1966 Valid
Y1.1 0,755 0,1966 Valid
Y1.2 0,793 0,1966 Valid
Y1.3 0,801 0,1966 Valid
Y1.4 0,795 0,1966 Valid
Sumber : Data diolah, 2020
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.8, maka dapat diketahui bahwa
pernyataan-pernyataan pada variabel indepent (Word of Mouth, Brand Image, dan
Persepsi Harga) dan variabel dependent (Minat Beli) memiliki r hitung > daripada
r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa keseluruhan item pernyataan (indikator)
yang terdapat dalam seluruh variabel tersebut adalah valid.
4.2.9 Uji Reliabilitas
Uji realibilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha.
Kuesioner dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
41
konsisten dari waktu ke waktu. Adapun cara yang digunakan untuk menguji
realibilitas kuesioner dalam penelitian ini adalah menggunakan Cronbach’s Alpha
dengan kriteria sebagai berikut :
c. Apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari o,6 maka kuesioner
tersebut reliable.
d. Apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih kecil dari 0,6 maka kuesioner
tersebut tidak reliable.
Hasil uji realibilitas dalam penelitian ini, yang didasarkan pada
Cronbach’s Alpha disajikan dalam tabel 4.9 berikut ini :
Tabel 4.9
Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha
Batas r Keterangan
Word of Mouth
(X1) 0.725 0.600 Reliabel
Brand Image
(X2) 0.830 0.600 Reliabel
Persepsi Harga
(X3) 0.813 0.600 Reliabel
Minat Beli
(Y)
0.811 0.600 Reliabel
Sumber : Data diolah, 2020
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pernyataan-pernyataan pada
variabel (Word of Mouth, Brand Image, dan Persepsi Harga) dan variabel
dependent (Minat Beli) memiliki nilai Cronbach’s Alpha > daripada batas r, maka
dapat disimpulkan bahwa kesuluruhan item pertanyaan (Indikator) yang terdapat
dalam seluruh variabel tersebut adalah Reliabel.
42
4.2.10 Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi
normal atau tidak. Dengan menggunakan alat SPSS 22 tes normalitas dapat
dilakukan dengan menggunakan uji one sample kolmogrov-smirnov dengan
kriteria sebagai berikut :
c. Asymp. Sig > 0,05, maka data terdistribusi normal
d. Asymp. Sig < 0,05, maka data tidak terdistribusi normal
Tabel 4.10
Uji Normalitas
Sumber : Data diolah, 2020
Hasil uji Kolmogrov-Smirnov pada Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas menunjukkan
hasil Kolmogro-Smirnov sebesar 0,079 dengan nilai probabilitas signifikan
(Asymp.Sig) sebesar 0,126. Karena nilai p atau Asymp. Sig > 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal. Dengan kata lain, model
regresi penelitian ini terdistribusi normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 1,37884831
Most Extreme Differences Absolute ,079
Positive ,079
Negative -,059
Test Statistic ,079
Asymp. Sig. (2-tailed) ,126
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
43
4.2.11 Uji Multikolinearitas
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolonieritas didalam model
regresi, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut:
c. Nilai Tolerance harus lebih besar dari 0,10
d. Nilai Variance Infaltion Factor (VIF) lebih kecil dari 10.
Hasil uji multikolonieritas dapat diketahui pada tabel 4.10 :
Tabel 4.11
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3,200 2,772 1,155 ,251
WOM ,338 ,175 ,161 1,933 ,056 ,868 1,152
BrandImage ,245 ,090 ,317 2,735 ,007 ,445 2,245
PersepsiHarga ,246 ,097 ,301 2,550 ,012 ,431 2,322
a. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber : Data diolah, 2020
Berdasarkan hasil uji pada Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolonieritas terlihat
bahwa nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10.
bahwa dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas.
4.2.12 Uji Heteroskedastisitas
Dengan melihat grafik plot antara nilai variabel terikat (SRESID) dengan residual
(ZPRED). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola yang
teratur (menyempit, melebar maupun bergelombang) maka terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas
dan dibawah maupun diatas angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi
homoskedastisitas.
44
Sumber : Data diolah, 2020
Gambar 4.4
Uji Heteroskedastisitas
Dari gambar diatas tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar diatas
dan dibawah.Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada heteroskedastisitas.
4.2.13 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis dalam penelitian ini adalah analisis Regresi Linier Berganda.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel Word of Mouth (X1),
Brand Image (X2), dan Persepsi Harga (X3) terhadap Minat Beli (Y) pada The
Little Things She Needs Summarecon Mall Bekasi. Berikut ini tabel hasil Regresi
Linier Berganda.
45
Tabel 4.12
Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3,200 2,772 1,155 ,251
WOM ,338 ,175 ,161 1,933 ,056 ,868 1,152
BrandImage ,245 ,090 ,317 2,735 ,007 ,445 2,245
PersepsiHarga ,246 ,097 ,301 2,550 ,012 ,431 2,322
a. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber : Data diolah, 2020
Dari tabel Coefficients diatas diperoleh rumus regresi linier sebagai berikut :
Y = a + B1X1 + B2X2 + B3X3
Y = 3,200 + 0,338X1 + 0,245X2 + 0, 246X3
Keterangan :
Y = Minat Beli
a = Konstanta
B1B2 = Koefisien regresi
X1 = Word of Mouth
X2 = Brand Image
X3 = Persepsi Harga
Penjelasan dari angka-angka tersebut sebagai berikut :
5. Konstanta sebesar 3,200 artinya jika Word of Mouth (X1), Brand Image
(X2), dan Persepsi Harga (X3) nilainya adalah 0 (nol) maka besarnya
Minat Beli (Y) nilainya adalah sebesar 3,200.
6. Nilai Koefisien Word of Mouth (X1) sebesar 0,338 hal ini menunjukkan
jika variabel bebas lainnya bernilai tetap dan word of mouth mengalami
kenaikan satuan, maka minat beli (Y) akan mengalami peningkatan
sebesar 0,338 satuan. Pada beta standardized coeffcients sebesar 0,161
46
artinya besarnya pengaruh variabel persepsi harga terhadap keputusan
pembelian adalah sebesar 0,161 atau 16,1%.
7. Nilai koefisien Brand Image (X2) sebesar 0,245 hal ini menunjukkan jika
variabel bebas lainnya bernilai tetap dan brand image mengalami kenaikan
1 satuan, maka minat beli (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,245
satuan. Pada beta standardized coeffcients sebesar 0,317 artinya besarnya
pengaruh variabel brand image terhadap minat beli adalah sebesar 0,317
atau 31,7%.
8. Nilai koefisien Persepsi Harga (X3) sebesar 0,246 hal ini menunjukkan
jika variabel bebas lainnya bernilai tetap dan persepsi harga mengalami
kenaikan 1 satuan, maka minat beli (Y) akan mengalami peningkatan
sebesar 0,246 satuan. Pada beta standardized coeffcients sebesar 0,301
artinya besarnya pengaruh variabel persepsi harga terhadap minat beli
adalah sebesar 0,301 atau 30,1%.
4.2.14 Uji t (Parsial)
Uji t ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing
variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai signifikan dengan taraf nyata
5% (α = 0,05). Berikut adalah tabel hasil uji t :
Tabel 4.13
Hasil Uji t ( Parsial )
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3,200 2,772 1,155 ,251
WOM ,338 ,175 ,161 1,933 ,056 ,868 1,152
BrandImage ,245 ,090 ,317 2,735 ,007 ,445 2,245
PersepsiHarga ,246 ,097 ,301 2,550 ,012 ,431 2,322
a. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber : Data diolah, 2020
47
Berdasarkan hasil pengolahan data tabel 4.13 maka dapat diperoleh hasil
uji T (parsial) adalah sebagai berikut :
d. Variabel Word of Mouth tidak berpengaruh terhadap minat beli secara
parsial.
5. Hipotesis
Ha: Word of Mouth berpengaruh terhadap minat beli pada The Little Things She
Needs.
6. Nilai signifikansi
Berdasarkan tabel tentang hasil uji regresi linier berganda maka didapatkan nilai
signifikansi sebesar 0,056.
7. Kriteria pengujian
Nilai sign > 0,05 maka Ha ditolak
Nilai sign < 0,05 maka Ha diterima
8. Kesimpulan
Nilai sign. sebesar 0,056 > 0,05, maka Ha ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa
word of mouth secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat beli pada The
Little Things She Needs.
e. Variabel Brand Image berpengaruh terhadap minat beli secara parsial
2. Hipotesis
Ha: Brand Image berpengaruh terhadap minat beli pada The Little Things She
Needs.
3. Nilai signifikansi
Berdasarkan tabel tentang hasil uji regresi linier berganda maka didapatkan nilai
signifikansi sebesar 0,007.
4. Kriteria pengujian
Nilai sign > 0,05 maka Ha ditolak
Nilai sign < 0,05 maka Ha diterima
48
5. Kesimpulan
Nilai sign. sebesar 0,007 < 0,05, maka Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa
brand image secara parsial berpengaruh terhadap minat beli pada The Little
Things She Needs.
f. Variabel persepsi harga berpengaruh terhadap minat beli secara parsial
2. Hipotesis
Ha: Persepsi Harga berpengaruh terhadap minat beli pada The Little Things She
Needs.
3. Nilai signifikansi
Berdasarkan tabel tentang hasil uji regresi linier berganda maka didapatkan nilai
signifikansi sebesar 0,012.
4. Kriteria pengujian
Nilai sign > 0,05 maka Ha ditolak
Nilai sign < 0,05 maka Ha diterima
5. Kesimpulan
Nilai sign. sebesar 0,012 < 0,05, maka Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa
persepsi harga secara parsial berpengaruh terhadap minat beli pada The Little
Things She Needs.
Dari hasil output SPSS pada tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel word of
mouth memiliki nilai signifikan sebesar 0,056 yaitu lebih besar dari 0,05 sehingga
H0 diterima dan Ha ditolak. Variabel brand image memiliki nilai signifikan
sebesar 0,007 yaitu lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.
Variabel persepsi harga memiliki nilai signifikan sebesar 0,012 lebih kecil dari
0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti variabel brand image
dan persepsi harga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli pada
The Little Things She Needs, sedangkan variabel word of mouth tidak
berpengaruh terhadap minat beli pada the little things she needs.
49
4.2.15 Uji F (Simultan)
Uji ini untuk menguji signifikansi pengaruh beberapa variabel bebas terhadap
variabel terikat. Pengujian yang mengunakan tingkat signifikan 0,1. Kriteria
Pengujian:
e. Jika F hitung ≤ F tabel maka H0 diterima.
f. Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak.
Tabel 4. 14
Uji F ( Simultan )
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 139,019 3 46,340 23,635 ,000
Residual 188,221 96 1,961
Total 327,240 99
a. Dependent Variable: Minat Beli
b. Predictors: (Constant), PersepsiHarga, WOM, BrandImage
Sumber : Data diolah, 2020
Berdasarkan data pada tabel 4.14 diperoleh F hitung sebesar 23,635 dengan
tingkat signifikasi 0,000 < 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi minat beli pada The Little Things She Needs atau dapat dikatakan
bahwa variabel word of mouth (X1), variabel brand image (X2), dan variabel
persepsi harga (X3) secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli.
4.2.16 Koefisien Determinasi (R2)
Nilai koefisien determinasi menunjukan seberapa besar persentase model
regresi mampu menjelaskan variabel dependen. Batas nilai R2 adalah 0≤R
2≥1
sehingga apabila R2 sama dengan 0 (nol) berarti variabel tidak bebas tidak dapat
dijelaskan oleh variabel bebas secara serempak, sedangkan jika R2
sama dengan 1
berarti variabel bebas dapat menjelaskan variabel bebas secara serempak.
50
Tabel 4.15
Koefisien Determinasi (R2)
Sumber : Data diolah, 2020
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan jika Word of Mouth, Brand Image dan
Persepsi Harga berpengaruh sebesar 0,407 atau 40,7% terhadap Minat Beli,
sedangkan 0,593 atau 59,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
4.3 Rangkuman Hasil Penelitian
Berikut ini adalah rangkuman dari penelitian yang sudah dilakukan :
Tabel 4.16
Rangkuman Hasil Penelitian
No. Metode
Perhitungan
Hasil Keterangan
1. Uji Validitas Nilai r hitung >
nilai r tabel
Data yang didapat dari
kuesioner terhadap semua
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1 ,652
a ,425 ,407 1,400 1,680
a. Predictors: (Constant), PersepsiHarga, WOM, BrandImage
b. Dependent Variable: Minat Beli
51
Tabel 4.16
Rangkuman Hasil Penelitian (Lanjutan)
No. Metode
Perhitungan
Hasil Keterangan
r hitung > 0,1966 variabel X dan Y dinyatakan
valid karena masing-masing
pernyataan memiliki nilai r
hitung > nilai r tabel bernilai
0,196.
2. Uji Reliabilitas
Nilai Cronbach’s
Alpha > 0,6 :
5. WOM
0,725 > 0,6
6. Brand
Image
0,830 > 0,6
7. Persepsi
Harga
0,813 > 0,6
8. Minat Beli
0,811 > 0,6
Pernyataan-pernyataan yang
diajukan dalam kuesioner
terhadap semua variabel X dan
Y dinyatakan reliable karena
bernilai Cronbach Alpha > 0,6.
3. Uji Normalitas Nilai probabilitas
signifikan sebesar
0.126
Asymp. Sig > 0,05 maka data
terdistribusi normal. Asymp.
Sig < 0,05 maka data tidak
terdistribusi normal. Maka
dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi secara normal.
52
Tabel 4.16
Rangkuman Hasil Penelitian (Lanjutan)
No. Metode
Perhitungan
Hasil Keterangan
4. Uji
Multikolinearitas
Nilai tolerance dan
nilai VIF :
4. WOM :
0,868 dan
1,152
5. Brand
Image :
0,445 dan
2,245
6. Persepsi
Harga :
0,431 dan
2,322
Hasil Uji Multikolinearitas
terlihat bahwa nilai tolerance
lebih besar dari 0,10 dan nilai
VIF lebih kecil dari 10. Bahwa
dapat disimpulkan tidak ada
multikolinearitas.
5. Uji
Heteroskedastisitas
Titik-titik
menyebar diatas
dan dibawah
maupun diatas
angka 0 pada
sumbu Y.
Berdasarkan grafik scatter
tidak ada pola yang jelas, titik-
titik menyebar diatas dan
dibawah. Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada
heteroskedastisitas.
6. Regresi Linier
Berganda
Y = 3,200 +
0,338X1 +
0,245X2 + 0,
246X3
Variabel Brand Image dan
Persepsi Harga memiliki
pengaruh terhadap Minat Beli,
sedangkan variable Word of
Mouth tidak memiliki
53
Tabel 4.16
Rangkuman Hasil Penelitian (Lanjutan)
No. Metode
Perhitungan
Hasil Keterangan
pengaruh terhadap minat beli.
7. Uji t (Parsial) 4. WOM
0,056 >
0.05
5. Brand
Image
0,007 <
0,05
6. Persepsi
Harga
0,012 <
0,05
Hasil penelitian membuktikan
bahwa variabel brand image,
dan persepsi harga masing-
masing mempunyai pengaruh
secara parsial terhadap minat
beli, sedangkan variabel word
of mouth tidak mempunyai
pengaruh secara parsial
terhadap minat beli.
8. Uji F (Simultan) 0,000 < 0,05
H0 ditolak
Penelitian membuktikan bahwa
variabel word of mouth, brand
image, dan persepsi harga
mempuyai pengaruh secara
simultan terhadap minat beli.
9. Koefisien
Determinasi
Adjusted R Square
sebesar 0,407 atau
(40,7%)
Word of Mouth, Brand Image,
dan Persepsi Harga
berpengaruh sebesar 0,407 atau
40,7% terhadap Minat Beli,
sedangkan 0,593 atau 59,3%
dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti.
54
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, tentang
pengaruh word of mouth, brand image, dan persepsi harga terhadap minat beli
pada The Little Things She Needs Summarecon Mall Bekasi, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
5. Word of Mouth tidak berpengaruh terhadap Minat Beli pada The Little
Things She Needs Summarecon Mall Bekasi secara parsial.
6. Brand Image berpengaruh terhadap Minat Beli pada The Little Things She
Needs Summarecon Mall Bekasi secara parsial.
7. Persepsi Harga berpengaruh terhadap Minat Beli pada The Little Things
She Needs Summarecon Mall Bekasi secara parsial.
8. Word of Mouth, Brand Image, dan Persepsi Harga berpengaruh terhadap
Minat Beli pada The Little Things She Needs Summarecon Mall Bekasi
secara simultan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis menyarankan agar perusahaan
mempertahankan variabel brand image dan persepsi harga. Karena berdasarkan
hasil penelitian ini, variabel brand image dan persepsi harga pada The Little
Things She Needs Summarecon Mall Bekasi dirasa sudah sesuai dengan apa yang
diharapkan pelanggan, dan merupakan faktor dominan dalam mempengaruhi
minat beli, perusahaan harus mampu mempertahankan jika perlu lebih
ditingkatkan lagi dalam pemberian harga yang dibuat dan keunggulan brand
image agar mampu bersaing dengan produk lain.