PERNIKAHAN USIA DINI DAN PENGARUHNYA TERHADAP ...ABSTRAK WINIK JUNIASTI. 105 192 137 14. 2014....
Transcript of PERNIKAHAN USIA DINI DAN PENGARUHNYA TERHADAP ...ABSTRAK WINIK JUNIASTI. 105 192 137 14. 2014....
PERNIKAHAN USIA DINI DAN PENGARUHNYA TERHADAPKEHARMONISAN DALAM RUMAH TANGGA DI
DESA BONTO JATI KEC. PASIMASUNGGUTIMUR KAB. KEPULAUAN SELAYAR
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd) pada Prodi PendidikanAgama Islam Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar
WINIK JUNIASTI105 192 137 14
FAKULTAS AGAMA ISLAMUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017 / 2018
PERNIKAHAN USIA DINI DAN PENGARUHNYA TERHADAPKEHARMONISAN DALAM RUMAH TANGGA DI
DESA BONTO JATI KEC. PASIMASUNGGUTIMUR KAB. KEPULAUAN SELAYAR
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd) pada Prodi PendidikanAgama Islam Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar
WINIK JUNIASTI105 192 137 14
FAKULTAS AGAMA ISLAMUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017 / 2018
vi
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :Winik Juniasti
Nim :110519213714
Jurusan :Pendidikan Agama Islam
Fakultas :Agama Islam
Kelas :B
Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi
ini, peneliti menyusun sendiri skripsi saya (tidak di buatkan oleh
siapapun)
2. Peneliti tidak melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun
skripsi.
3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, 3 saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, 28 Syawal 1439 H
12 juli 2018 M
Yang membuat pernyataan
Winik JuniastiNIM:10519213714
ABSTRAK
WINIK JUNIASTI. 105 192 137 14. 2014. Pernikahan usia dini danpengaruhnya terhadap keharmonisan dalam rumah tangga di desa bontojati kecamatan pasimasunggu timur kab. Kepulauan selayar. (Dibimbingoleh Rusli Malli dan Ahmad Abdullah).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitubertujuan untuk mengetahui bagaimana pernikahan usia dini danpengaruhnya terhadap keharmonisan dalam rumah tangga di desa bontojati kecamatan pasimasunggu timur kabupaten kepulauan selayar.
Penelitian ini dilaksanakan di desa bonto jati yang berlangsung 2bulan mulai dari 05 Mei sampai 05 juli 2018. Teknik penentuan sampel dilakukan dengan observasi dengan 10 pasangan dengan melalui duavariabel yaitu variabel bebas berupa pernikahan usia dini dan variabelterikat yang berupa keharmonisan dalam rumah tangga.
Dari hasil penelitian di lapangan dapat di tarik suatu kesimpulanbahwa Gambaran Pernikahan usia dini di desa bonto jati di tinjau dariPerkawinan usia muda dalam kehidupan sosial berdampak kepadaekonomi keluarga berjumlah 18 dengan persentase 90% dan perceraianberjumlah 2 dengan persentase 10% .Jika di lihat dari hubunganpernikahan usia dini dengan keharmonisan dalam rumah tangga Hal initerbukti dari 10 pasangan responden yang di berikan angket yangmenyatakan baik berjumlah 12 dengan persentase 60% dan yangmenyatakan kurang baik berjumlah 8 dengan persentase 40%. Jika di lihatdari pengaruh pernikahan usia dini terhadap keharmonisan dalam rumahtangga Dari 10 pasangan responden yang menyatakan berpengaruhberjumlah 12 dengan persentase 60%, Menyatakan kurang berpengaruhberjumlah 6 dengan persentase 30% dan yang menyatakan tidakberpengaruh berjumlah 2 dengan persentase 10%.Jadi dengan demikianbahwa pernikahan usia dini berpengaruh terhadap keharmonisan dalamrumah tangga.
Kata kunci: Pernikahan dini, Keharmonisan dalam Rumah Tangga.
viii
KATA PENGANTAR
puji syukur senantiasa teriring dalam setiap hela nafas atas
kehadirat dan junjungan Allah SWT. Bingkisan salam dan shalawat
tercurah kepada Allah, Nabiiullah Muhammad SAW, Para sahabat dan
keuarga serta ummat yang senantisa istiqamah dijalannya.
Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, tiada
kesuksesan tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan
untuk terus melangkah, akhirnya sampai dititik akhir penyelesaian skripsi.
Namun, semua tak lepas dari uluran tangan berbagai pihak lewat
dukungan,arahan,bimbingan, serta bantuan moril dan materi. Maka
melalui kesempatan ini peneliti ingin mmengucapkan banyak terima kasih
kepada yang terhormat:
1. Kepada orang tua tercinta Leniyanti dan Azis Argi, yang tiada henti-
hentinya mendoakan,member dorongan moril maupun materi selama
menempuh pendidikan. Terima kasih atas do’a, motivasi dan
bantuannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. H. Abdul Rahman SE., MM. Selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makasssar
3. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I selaku ketua prodi
pendidikan agama islam.
4. Ibu Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si. selaku ketua prodi Pendidikan
Agama Islam.
ix
5. Bapak Dr. Rusli Malli, M,Ag. Dan Ahmad Abdulla, S.Ag.,M.Pd. selaku
pembimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak/Ibu para dosen Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar
7. Teman dan sahabat penulis, yang selalu memberikan dukungan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Terakhir ucapan terima kasih juga disampaikan kepada mereka yang
namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu tetapi banyak
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai
pihak yang sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu
persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan, Mudah-
mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca,
terutama bagi diri pribadi penulis. Amin
Makassar, 28 Syawal 1439 H
12 Juli 2018 M
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………….…..i
HALAMAN JUDUL………………..…………………………………….……..ii
PENGESAHAN SKRIPSI……………………………………….……………iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH……………………..…………………….iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………………v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……………………..………vi
ABSTRAK………………………………………………………………………vii
KATA PENGANTAR……………………………………………………...……ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..x
DAFTAR TABEL………………………………………………………………xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………..………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………7
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………..7
D. Manfaat Penelitian………………………………………………………8
BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Pernikahan………………………………………………………………9
1. Pengertian Pernikahan…………………………………………9
2. Syarat dan Rukun Nikah………………………………………11
3. Hukum Nikah…………………………………………………...13
4. Hikmah dan Tujuan Pernikahan Dalam Islam………………14
B. Pernikahan Usia Dini…………………………………………………..17
1. Pengertian dan Batasan UsiaDini……………………………17
xi
2. Hal-hal yang harus di perhatikan sebelum menikah usia
dini………………………………………………………………20
3. Faktor-faktor Pendorong Pernikahan Usia Dini…………….23
4. Dampak Pernikahan Usia Dini…………………………….…25
C. Keharmonisan Dalam Rumah Tangga………...………………….…27
1. Pengertian Keharmonisan Dalam Rumah Tangga…………27
2. Aspek-aspek Keharmonisan Dalam Rumah Tangga………28
3. Faktor Penentu Keharminisan Dalam Rumah Tangga…….28
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………..36
A. Jenis Penelitian………………………………………………………...36
B. Lokasi dan Obyek Penelitian………………………………………….36
C. Variabel Penelitian……………………………………………………..36
D.Defenisi Operasional Variabel…………………………………………37
E. Populasi dan Sampel…………………….………………………….....38
F.Instrumen Penelitian…………………….………………………….......40
G. Teknik Pengumpulan Data………………….…………………….…..42
F. Teknik Analisis Data………......…………….………………………...43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………45
A. Profil Desa Bonto Jati Kec. Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan
Selayar………………………………………………………………………45
B. Bagaimana Gambaran Pernikahan Usia Dini Desa Bonto Jati Kec.
Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan Selayar………………………...49
C. Bagaimana Hubungan Pernikahan Usia Dini dengan keharmonisan
Dalam Rumah Tangga Desa Bonto Jati Kec. Pasimasunggu Timur
Kab. Kepulauan Selayar………………………………………………......53
xii
D. Pengaruh Pernikahan Usia Dini terhadap keharmonisan Dalam
Rumah Tangga Desa Bonto Jati Kec. Pasimasunggu Timur Kab.
Kepulauan Selayar………………………............................................58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………..60
B. Saran..…………………………………………………………………..61
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….62
DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………..……..63
LAMPIRAN...…………………………………………………………..………64
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Sampel dan Populasi pasangan Pernikahan dini………..…39
Tabel 1.2 Sejarah desa bonto jati…………………………………….….46
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk…………………………………….………..48
Tabel 1.4 Tingkat Pendidikan………………..………………….………..48
Tabel 1.5 Mata pencaharian…………………………………….………..49
Tabel 2.1 Angket pernikahan dini………………………………………..50
Tabel 2.2 Angket pernikahan dini………………………………………..51
Tabel 2.3 Angket pernikahan dini………………………………………..52
Tabel 2.4 Angket pernikahan dini………………………………………..52
Tabel 2.5 Angket pernikahan dini………………………………………..53
Tabel 3.1 Angket keharmonisan dalam rumah tangga………………...54
Tabel 3.2 Angket keharmonisan dalam rumah tangga………………..55
Tabel 3.3 Angket keharmonisan dalam rumah tangga ………………56
Tabel 3.4 Angket keharmonisan dalam rumah tangga ………………56
Tabel 3.5 Angket keharmonisan dalam rumah tangga ………………57
Tabel 4.1 Angket keharmonisan dalam rumah tangga ………………58
Tabel 4.2 Angket pernikahan dini dan keharmonisan dalam rumah
tangga ……………………………………………….…………59
Tabel 4.3 Angket pernikahan dini dan keharmonisan dalam rumah
tangga ……………………………………………….…………59
xiv
Tabel 4.4 Angket pernikahan dini dan keharmonisan dalam rumah
tangga ……………………………………………….…………60
Tabel 4.5 Angket pernikahan dini dan keharmonisan dalam rumah
tangga ……………………………………………….…………61
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia yang berada di atas permukaan bumi ini pasti
menginginkan yang namanya kebahagiaan dan berusaha agar
kebahagian itu tetap menjadi miliknya. Kebahagiaan tidak akan didapat
dengan mudah tanpa mematuhi peraturan-peraturan yang telah digariskan
oleh agama, diantaranya kewajiban individu-individu dalam masyarakat itu
saling menunaikan hak dan kewajibannya masing-masing, dan salah satu
untuk mencapai kebahagiaan ituialah dengan pernikahan. Sebagaimana
dikemukakan diatas Islam yang memandang pernikahan sebagai suatu
cita-cita yang sangat ideal, pernikahan bukan hanya sebagai suatu
persatuan antara laki-laki dan perempuan tetapi lebih daripada itu
pernikahan sebagai kontrak sosial keanekaragaman tugas.
Pernikahan bagi umat manusia adalah sesuatu yang sangat sakral
dan mempunyai tujuan yang sakral pula dan tidak terlepas dari ketentuan-
ketentuan yang ditetapkan syari’at agama.Pernikahan bukan semata-mata
untuk memuaskan nafsu, melainkan juga meraih ketenangan,
ketentraman dan sikap saling mengayomi diantara suami istri dengan
dilandasi cinta dan kasih sayang yang mendalam.Memang tak dapat
dipungkiri antara pria dan wanita sudah fitrahnya untuk saling mempunyai
ketertarikan dan dari ketertarikan tersebut kemudian beranjak kepada niat
suci pernikahan, proses ini mengandung dua aspek yaitu aspek biologis
2
agar manusia itu berketurunan dan aspek afeksional agar manusia
merasa tenang dan tentram berdasarkan kasih sayang.Dengan cinta dan
kasih sayang tidak hanya memungkinkan pasangan tersebut membentuk
kehidupan keluarga yang damai dan bahagia, tetapi juga memberi
kekuatan yang dibutuhkan untuk mengutamakan nilai-nilai kebudayaan
yang lebih tinggi. Al-Qur’an telah menerangkan sasaran tersebut, bahwa
dalam pandangan Islam konsep pernikahan merupakan konsep cinta dan
kasih sayang.Surat An-Nur ayat 32 :
Terjemahnya:
Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian.diantara kamu, danorang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamuyang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jikamereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.1
Pernikahan adalah salah satu asas hidup yang utama dalam
masyarakat beradab dan sempurna,karena islam berpendapat bahwa
perkawinan bukan saja satu jalan yang amat mulia untuk mengatur
kehidupan rumah tangga dan turunan,tetapi juga sebagai satu jalan
1 Departemen agama Al-Qur’an dan terjemahan
3
menuju pintu perkenalan antara satu kaum dengan kaum yang
lain.2Berikut ini hadis tentang pernikahan:
ل نھیا وعنھ قال : ( بت صلى الله علیھ وسلم یأمر بالباءة , وینھى عن الت كان رسول الله
جوا الودود الولود إني مكاثر بكم الأنبیاء یوم القیامة ) رواه أحمد , شدیدا , ویقول : تزو
حھ ان وصح ابن حب
Artinya:
Anas Ibnu Malik r.a berkata: Rasulullah SAW memerintahkan kamiberkeluarga dan sangat melarang kami membujang. Beliaubersabda: "Nikahilah perempuan yang subur dan penyayang,sebab dengan jumlahmu yang banyak aku akan berbangga dihadapan para Nabi pada hari kiamat." Riwayat Ahmad. Haditsshahih menurut Ibnu Hibban.3
Keharmonisan keluarga ialah keadaan tercapainya kebahagiaan dan
kebersamaan setiap anggota dalam suatu keluarga dan sedikit sekali
terjadi konflik, sehingga terbentuklah keluarga yang tentram dan
bahagia.4Keluarga yang harmonis adalah kelurga yang rukun, bahagia,
penuh cintakasih serta jarang terjadi konflik dalam keluarga tersebut.
Keluarga harmonis akan tercipta jika suami istri taat pada agama,
menjalankan tugas dan tanggun jawab masing-masing, saling
menghormati, saling menghargai, saling mencintai, saling pemaaf, saling
bekerja sama, serta saling menjaga komunikasi
2 Husain Husain Syahatah, Mempermudah pernikahan suatu keharusan.(Jakarta:Pustaka Azzam,2005) h. 27
3Hadits shahih No. 9954 Asrizal, kafa’ah bingkai keharmonisan rumah tangga, (Yogyakarta: Lembaga lading
kata,2015) h. 51-52
4
Pernikahan dini merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria
dengan seorang wanita sebagai suami istri di usia yang masih
muda/remaja.5Menurut UU Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 7ayat (1),
perkawinan hanya diizinkan jika pihak sudah mencapai umur 19 (Sembilan
belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas)
tahun.6
Namun, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 87 tahun
2014 pasal 24 ayat (1) bagian a, menjelaskan tentang pendewasaan usia
perkawinan. Pendewasaan tersebut dalam rangka mensukseskan
program Keluarga Berencana. Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)
menurut BKKBN adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan
pertama, sehingga pada saat perkawinan mencapai usia minimal 20 tahun
bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. Berdasarkan penjelasan
tersebut dapat di ketahui bahwa pernikahan dini merupakan pernikahan
yang di lakukan oleh wanita berusia di bawah 20 tahun dan pria berusia di
bawah 25 tahun.7
Pernikahan dini masih terjadi di Desa Bonto Jati Kecamatan
Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar.Faktor penyebabnya
adalah kondisi sosial ekonomi orangtua rendah sehingga anak dinikahkan
meskipun masih berusia muda atau anak tidak melanjutkan pendidikan
5 Namora lumongga lubis, Psikologi kespro: wanita dan perkembangan reproduksinya ditinjau dari aspek fisik dan psikologis, (Jakarta: kencana prenada media group,2013)h.80
6 Undang-Undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan pasal 7 ayat 17https://www.geogle.co.id/amp/m.merdeka.com/amp/peristiwa/bkkbn nikahi deal itu
20tahun bagi wanita 25 tahun bagi pria.html
5
sehingga kemudian menikah muda.Hal tersebut untuk meringankan
beban keluarga atau rendahnya ekonomi orangtua tersebut
menyebabkan anak putus sekolah kemudian menikah muda.Selain
itu,penyebabnya ialah lebih dahulu melakukan hubungan suami istri
sehingga pernikahan dilangsungkan meskipun usia mereka masih
tergolong sangat muda dan belum siap mengarungi bahtera rumah
tangga dan ada juga yang di jodohkan karena keluarga sudah dekat
sehingga meskipun usia masih muda harus siap untuk menikah
Kemudian, didesa Bonto jati ini adalah desa yang mayoritas
penduduknya bertani,nelayan serta bekerja sebagai buruh . Apabila
anak sudah dapat menggarap pertanian dengan baik atau sudah mampu
bekerja sebagai buruh dianggap telah mampu menghidupi keluarga
sehingga anak di nikahkan
Pernikahan dini berdampak pada terbentuknya keluarga yang tidak
harmonis .Pada umumnya para pasangan muda keadaan psikologisnya
masih belum matang, sehingga masih stabil dalam menghadapi masalah
yang timbul dalam perkawinan.hal ini menyebabkan permasalahan yang
timbul dalam rumah tangga tidak terselesaikan dengan baik tetapi justru
semakin rumit.
Perkawinan pada umur yang masih muda akan banyak
mengundang masalah yang tidak diharapkan karena segi psikologisnya
belum matang. Tidak jarang pasangan yang mengalami keruntuhan dalam
rumah tangga karena perkawinan yang masih terlalu muda.Memang
6
keharmonisan dalam rumah tangga tidak semata-mata di patok oleh umur,
karena semuanya di kembalikan kepada pribadi masing-masing. Tetapi
umur biasanya mempengaruhi cara berpikir dan tindakan seseorang.
Umur yang masih muda cenderun masih stabil dalam menghadapi
masalah serta menyebabkan seringnya terjadi konflik dan percekcokan
yang berujung pada perceraian.
Selain itu, Pasangan yang menikah muda juga belum matang
secara sosial ekonomi. Umumnya mereka belum memiliki pekerjaan tetap
sehingga kesulitan ekonomi pun memicu konflik dalam rumah tangga
.Ketidakstabilan emosi serta kurangnya pengetahuan pasangan yang
menikah muda. Berdasakan kondisi lapangan tersebut, maka penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pernikahan Usia Dini
Dan Pengaruhnya Terhadap Keharmonisan Dalam Rumah Tangga”
7
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran pernikahan usia dini di desa bonto jati
kecamatan pasimasunggu timur kab. Kepulauan selayar?
2. Bagaimana hubungan antara pernikahan usia dini dengan
keharmonisan dalam keluarga di Desa Bonto Jati Kec.
Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan Selayar
3. Bagaimana pengaruh pernikahan usia dini terhadap keharmonisan
dalam rumah tangga di Desa Bonto Jati Kec. Pasimasunggu Timur
Kab. Kepulauan Selayar.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan penelitian, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Untuk gambaran pernikahan usia dini di Desa Bonto Jati Kec.
Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan Selayar.
2. Untuk mengetahui hubungan antara pernikahan usia dini dengan
keharmonisan dalam rumah tangga di Desa Bonto Jati Kec.
Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan Selayar.
3. Untuk mengetahui pengaruh pernikahan usia diniterhadap
keharmonisan dalam rumah tangga di Desa Bonto Jati Kec.
Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan Selayar.
8
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat akademis
a. Dapat menambah khazanah penelitian dan obyek penelitian
mahasiswa jurusan pendidikan agama islam (PAI)
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan
dan pengetahuan,baik bagi para pembaca atau terutama bagi para
praktisi yang terkait dalam pembinaan rumah tangga.
2. Manfaat Praktis
a. Dalam penelitian ini penulis berharap dapat memberikan bahan
masukan bagi aparatur yang berwenang dalam urusan pernikahan
dan juga rumah tangga,agar tetap berani dalam memberikan
pengarahan-pengarahan kepada masyarakat tentang pernikahan
dini.
b. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang baru dalam
masalah ini,di samping sebagai perbandingan antar teori yang di
dapatkan dari bangku kuliah dengan praktek yang terjadi di
lapangan.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pernikahan
1. Pengertian Pernikahan
Nikah menurut bahasa;al-jam’u dan al-dhamu yang artinya
kumpul.Makna nikah (zawaj) bisa di artikan dengan aqdu al-tazwij yang
artinya akad nikah,juga bisa di artikan (wath’u al-zaujah)bermakna
menyetubuhi istri.Adapun yang di kemukakan oleh Rahmat Hakim bahwa
kata nikah berasal dari bahasa arab “nikahun” yang merupakan masdar
atau asal kata dari kata kerja (fi’il madhi) “nakaha” sinonimnya “tazawwaja”
kemudian di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai
perkawinan.8.Pernikahan adalah akad atau ikatan,karena dalam suatu
proses pernikahan terdapat ijab kabul (pernyataan penyerahan dari pihak
perempuan) dan Kabul (pernyataan penerimaan dari pihak lelaki)selain itu
,nikah juga bisa di artikan sebagai bersetuibuh.9Sesuai firman allah dalam
surat Ar-Rum (30) ayat 21:
Artinya:
8Tihami dan sohari sahrani,fikih munakahat dan fikih nikah lengkap (Jakarta:PTRaja Grafindo Persada.2010) cet.2 h.7
9Ibid.h.7
10
Dan di antara tanda-tanda kekuasaannya ialah dia menciptakanuntukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung danmerasa tentram kepadanya dan di jadikannya di antaramu rasakasih sayang sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benarterdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.10
Perkawinan di sebut juga “pernikahan” berasal dari kata nikah yang
menurut bahasa artinya mengumpulkan,saling memasukkan dan
digunakan untuk arti bersetubuh (wathi)kata (nikah) sendiri sering di
pergunakan untuk arti persetubuhan (coitus),juga untuk arti akad
nikah.sedangkan menurut istilah hukum islam yaitu nikah menurut istilah
syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum kebolehan
hubungan seksual dengan lafaz nikah atau kata-kata yang semakna
dengannya.11
Pernikahan merupakan ketetapan yang umum dan berlaku pada
semua makhluknya, baik pada manusia,hewan maupun tumbuh-
tumbuhan.ia adalah suatu cara yang di pilih oleh Allah swt sebagai jalan
bagi makhluknya untuk berkembangbiak dan melestarikan hidupnya.12
Nikah atau perkawinan adalah akad antara calon suami dan istri
untuk memenuhi hajat jenisnya menurut yang diatur oleh syariah,dengan
akad ini kedua calon akan di perbolehkan bergaul sebagai suami istri.akad
10 Departemen agama Al-Qur’an dan terjemahan11Abd. Rahman Ghazali..Fiqh Munakahat (bogor;kencana 2003) h.7-812 Tihami dan Sohari sahrani, Fikih Munakahat (Jakarta;Grafindo persada.2010)
h.6
11
ialah ijab dari pihak wali perempuan atau wakilnya dan Kabul dari pihak
calon suami atau wakilnya.13
Menurut UUP RI No. 1 Tahun 1974 ,Pernikahan ialah ikatan lahirbatin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istridengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagiadan kekal bardasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.(UUP Pasal1/Tahun 1974)14
Pada pasal 2 UUP disebutkan pernikahan adalah akad yang sangat
kuat untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan
ibadah.15
Dalam kompilasi hukum islam di sebutkan adalah pernikahan yaitu
akad yang sangat kuat untuk mentaati perintah Allah dan merupakan
ibadah.
Abdurrahman Ghazaly dalam bukunya fiqh munakahat,menyebutkan bahwa pernikahan mengandung aspek akibat hukum,melangsungkan pernikahan adalah saling mendapatkan hak dankewajiban serta bertujuan mengadakan hubungan pergaulan yang dilandasi tolong menolong karena perkawinan termasuk pelaksanaanagama,maka di dalamnya terkandung adanya tujuan/maksudmengharapkan keridhoan Allah.16
Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa pernikahan adalah akad yang sangat kuat yang mengandung
ketentuan hukum kebolehan hubungan seksual dangan lafadz Nikah dan
kata-kata yang semakna dengannya untuk membina rumah tangga yang
13Kaelany.Islam dan Aspek-aspek kemasyarakatan (Jakarta;bumi aksara,2000)h.139
14 Undang-undang dasar RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1 Tentang Perkawinan15Amir Syarifuddin. Garis-Garis Besar Fiqh (Bogor;Kencana 2003) h.1016Abd. Rahman Ghazali,M,A..Fiqh Munakahat (bogor;kencana 2003) h.8
12
sakinah dan untuk mentaati perintah Allah SWT,dan melakukannya
merupakan ibadah
2. Syarat dan Rukun Nikah
Sebelum melangkah ke jenjang pernikahan.maka terlebih dahulu
harus diperhatikan hal-hal yang mendasar dari terlaksananya kegiatan
tersebut,yaitu dilengkapi syarat-syarat serta rukun-rukun dari pernikahan
tersebut,pengertian rukun adalah “rukun yang pokok dalam perkawinan
adalah keridhoan dari kedua belah pihak dan persetujuan mereka didalam
ikatan tersebut.QS An-Nisa (4) ayat 3:
Artinya:
Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangidua,tiga,atau empat.kemudia jika kamu takut tidak akan dapatberlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja atau budak-budak yangkamu miliki. Yang ddemikian itu adalah lebih dekat kepada tidakberbuat aniaya.17
Dari pengertian diatas dapat di jelaskan bahwa rukun adalah
sesuatu yang menjadi hakikat atas sesuatu.maka apabila rukunnya tidak
terpenuhi dapat dipastikan bahwa pernikahan tidak syah.Yang termasuk
kedalam rukun pernikahan itu adalah:
17 Departemen agama Al-Qur’an dan terjemahan
13
a. Calon pengantin priab. Calon pengantin wanitac. Wali nikahd. Dua orang saksie. Sighat (akad) ijab Kabul.18
rukun nikah merupakan bagian dari segala hal yang terdapat dalam
perkawinan yang wajib di penuhi,kalau tidak terpenuhi pada saat
berlangsung pernikahan tersebut dianggap batal.19juga disertai dengan
syarat-syarat,adapun yang di maksud dengan syarat adalah sesuatu yang
harus ada dalam perkawinan,tetapi tidak termasuk salah satu bagian dari
hakikat perkawinan.
Adapun mengenai syarat-syarat nikah bila merujuk kepad Undang-
undang pernikahan Nomor 1 tahun 1974,maka syarat-syarat nikah
meliputi debagai berikut:
a. Persetujuan kedua calon mempelaib. Lelaki sudah berumur 19 tahun dan wanita berumur 16 tahunc. Izin orang tua /pengadilan kalau belum berumur 21 tahund. Tidak terikat dalam satu perkawinane. Tidak bercerai untuk kedua kali dengan suami/istri yang sama
,yang hendak di nikahi.f. Bagi janda,sudah melewati masa tunggu(iddah)g. Memberi tahu kepada pegawai pencatat pernikahan 10 hari
sebelum di langsungkan pernikahan.h. Tidak ada yang melakukan pencegahani. Tidak ada larangan karena:
a.Berhubungan darah dalam garis lurus kebawah ataupun keatasb.berhubungan darah dalam garis keturunan menyamping (saudara-
saudara orang tua,saudara nenek)c.berhubungan semenda (mertyua,anak tiri,menantu,ibu/bapak tiri)d.Berhubungan susunan
18Didi jubaedi ismail, Membina rumah tangga islami di bawah ridhaillahi(Bandung;Pustaka setia 2000) h.118-119
19Saebani Ahmad, Fiqih munakahat 1, (Bandung:Pustaka setia,2001) h.107
14
e.berhubungan saudara dengan istri atau sebagai bibi ataukemenakan istri,dalam hal seorang suami beristri lebih dari satuorang istri.20
Syarat pernikahan merupakan dasar bagi sahnya pernikahan. Jika
syarat-syaratnya terpenuhi maka pernikahannya adalah sah dan
menimbulkan segala kewajiban dan hak-hak pernikahan.dalam islam
syarat-syarat nikah di perinci ke dalam syarat-syarat untuk mempelai laki-
laki,syarat-syarat ini di golongkan ke dalam syarat materi dan harus di
penuhi agar dapat melangsungkan pernikahan
3. Hukum Nikah
Hukum nikah (perkawinan) yaitu hokum yang mengatur hubungan
antara manusia dengan sesamanya yang menyangkut penyaluran
kebutuhan biologis antarjenis dan hak serta kewajiban yang berhubungan
dengan akibat perkawinan tersebut.21
Hukum nikah menurut para ulama bermacam-macam,yaitu
berdasarkan kondisi dan situasi .akan tetapi,Islam sangat menganjurkan
umatnya yang sudah mampu untuk menikah karena banyak hikmah yang
terkandung di dalamnya .Hukum nikah berdasarkan kondisi dan situasi ini
terbagi menjadi lima:
1. Sunnat artinya nikah itu sunnah bagi orang yang telah mampu dan
berkehendak untuk menikah.
20 Ibid h.821 Tihami dan Sohari sahrani, Fikih Munakahat (Jakarta;Grafindo persada.2010)
h.8-9
15
2. Wajib artinya nikah itu wajib dilaksanakan bagi mereka yang telah
mampu menikah dan jika tidak menikah ia akan terjatuh ke dalam
perzinaan.
3. Mubah artinya nikah itu mubah bagi orang yang tidak terdesak oleh
hal-hal yang mengharuskan atau mengharamkan nikah.
4. Makruh artinya nikah itu makruh bagi orang yang tidak mampu
untuk nikah,yakni tidak mampu baik biaya maupun mental.
5. Haram artinya nikah itu haram hukumnya bagi orang yang
berkeinginan nikah dengan niat menyakiti atau berbuat aniaya.22
Jadi, hukum pernikahan sendiri di sesuaikan berdasarkan keadaan
satu orang yang hendak atau mau menikah. Dengan keterangan di atas,
kita mampu membedakan mana hukum yang sesuai buat kasus atau
keadaan yang diharuskan maupun diharamkan menikah.
4. Hikmah dan tujuan pernikahan dalam islam
a. Hikmah Perkawinan
Islam menganjurkan umat untuk melaksanakan perkawinan sesuai
dengan tuntunan ajaran agama (islam)tidak lepas dari keutamaan dan
faedah yang tekandung di dalamnya , baik bagi dirinya
sendiri,masyarakat,maupun bagi manusia pada umunya.Berbicara
masalah hikmah perkawinan Sayid Sabiq menyatakan antara lain sebagai
berikut:
22Didi jubaedi ismail, Membina rumah tangga islami di bawah ridhaillahi(Bandung;Pustaka setia 2000) h.66-67
16
1. Manusia terhindar dari perbuatan zina karena manusia memilikinaluri seksual yang paling kuat dan eksplosif, yang selalumendesak manusia untuk mencari dan menemukan penyalurannyasehingga terhindar dari kegelisahan dan keluh kesah yang akanmenyeretnya kepada penyelewengan-penyelewengan yang tidak diinginkan.
2. Perkawinan merupakan cara yang di tempuh manusia untukberkembang biak dan mendapatkan keturunan yang baik,sertaberlangsungnya kehidupan rumah tangga yang disertai terjaminnyakemurnian asal usul manusia yang amat dipentingkan oleh agamaislam.kemurnian asal usul inilah yang menjadi ciri khusus manusiadi bandingkan dengan makhluk allah lainnya.
3. Dengan perkawinan naluri keibuan dan keayahan (naluriparental)akan tumbuh dan dan menjadi sempurna.Perasaan santundan kasih sayang akan bersemi dan mekar,tanpa sifat-sifat tersebutmaka sifat kemanusiaanya menjadi kosong dan hampa.
4. Perkawinan akan menumbuhkan kesadaran akan tanggung jawabberumah tangga dan membiayai anak-anak yang selanjutnya akanmendorong orang untuk giat dan rajin berusaha sertamembangkitkan kemampuan-kemampuan pribadi dan bakat-bakatyang terpendam
5. Dengan perkawinan akan muncul dan berkembang pembagiantugas yang disatu pihak sesuai dengan keadaan rumahtangga,sedang di pihak lain sesuai dengan keadaan dan suasanadi luar ,di samping menentukan tanggung jawab suami istri itumengenai pekerjaannya masing-masing.23
Landasan bagi seorang untuk melakukan suatu perbuatan pada
dasarnya adalah tujuan yang ingin diraih dari melakukan
tersebut.Begitupun halnya dengan petrnikahan,seseorang ingin
melaksanakannya karena di landasi oleh tujuan yang ingin diraih.
b. Tujuan Pernikahan
Pernikahan bertujuan untuk membentuk perjanjian (suci)antara
seorang pria dan seorang wanita yang mempunyai segi-segi perdata di
23 Rois Mahfud,Al-islam pendidikan agama islam (Jakarta;Erlangga 2011) h.39-40
17
antaranya adalah: a. kesukarelaan, b. Persetujuan kedua belah pihak. c.
kebebasan memilih d. aurat.24
Adapun tujuan pernikahan secara rinci dapat di kemukakakan
sebagai berikut:
1. Perkawinan itu merupakan pangkal ikatan kemasyarakatan2. Perkawinan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan biologios dan
psikologis3. Perkawinan bermanfaat agar orang terhindar dari penyakit.4. Perkawinan untuk kesenangan5. Perkawinan untuk mendapatkan keturunan6. Perkawinan sebagai pelaksanaan ajaran islam.
Zakiyah Darajat dkk. Mengemukakan lima tujuan dalam pernikahan
yaitu;
1. Mendapatkan dan melangsungkan keturunan.2. Memenuhi hajat manusia menyalurkan syahwatnya dan
menumpahkan kasih sayangnya3. Memenuhi panggilan agama ,memelihara diri dari kejahatan dan
kerusakan4. Menumbuhkan kesungguhan untuk bertanggung jawab
menerima hak serta kewajiban, juga bersungguh-sungguh untukmemperoleh harta kekayaan yang halal serta
5. Membangun rumah tangga untuk membentuk masyarakat yangtenteram atas dasar cinta dan kasih sayang25
tujuan perkawinan dalam Islam adalah untuk memenuhi hajat
tabi’at kemanusiaan, yakni hubungan antara laki-laki dan perempuan
dalam rangka mewujudkan keluarga yang bahagia, atas dasar kasih dan
sayang. Tujuan lainnya adalah untuk memperoleh keturunan dalam
24 Tihami dan Sohari sahrani, Fikih Munakahat (Jakarta;Grafindo persada.2010)h.16
25 Tihami dan Sohari sahrani, Fikih Munakahat (Jakarta;Grafindo persada.2010)h.15-16
18
masyarakat dengan mengikuti ketentuan-ketentuan yang diatur oleh
syari’ah.
B. Pernikahan Usia Dini.
Pernikahan dini merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria
dengan seorang wanita sebagai suami istri di usia yang masih
muda/remaja.26
a. Pengertian dan batasan usia dini
Sebelum penulis membahas tentang pengertian pernikahan
dini,terlebih dahulu harus di ketahui batasan usia muda.Mendefinisikan
usia muda (remaja) memang tidak mudah karena kalau kita lihat sampai
saat ini belum ada kata sepakat antara para ahli ilmu pengetahuan
tentang batas yang pasti mengenai usia muda,karena menurut mereka hal
ini terghantung kepada keadaan masyarakat dimana usia muda itu di
tinjau27
Ada beberapa pengertian usia muda yang di tinjau dari beberapa
segi diantaranya:Usia muda (remaja) menurut bahasa adalah Mulai
dewasa,sudah mencapai umur untuk kawin.28
26 Namora lumongga lubis, Psikologi kespro: wanita dan perkembangan reproduksinya ditinjau dari aspek fisik dan psikologis, (Jakarta: kencana prenada media group,2013)h.80
27 Salihun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Islam Terhadap PemecahanProblema Remaja , (Jakarta;Kalam Mulia, 1999) Cet ke I h.69
28WJS. Poewadarminta, Kesehatan Mental, (Jakarta; Gunung Agung,tt) Cet ke 3h.106
19
Masa remaja adalah suatu periode peralihan yaitu masa peralihan
dari masa kanak-kanak kepada masa dewasa.29ini berarti anak-anak pada
masa ini harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak-
kanakan dan juga harus mempelajari sikap dan pola perilaku yang baru
pengganti perilaku dan pola yang di tinggalkan.Akibat peralihan ini remaja
bersikap ambivalensi.Di situ pihak si anak remaja ingin di perlakukan
sebagai orang dewasa,jangan selalu di perintah seperti anak kecil,tetapi
dilain pihak segala kebutuhannya masih diminta dipenuhi seperti halnya
pada anak-anak.
Masa remaja merupakan periode perubahan yang sangat pesat
baik dalam perubahan fisiknya maupun perubahan sikap dan
perilakunya.Ada empat perubahan yang bersifat universal selama merasa
remaja yaitu:
1. Meningkatkan emosi, intensitasnya tergantung pada tingkat
perubahan fisik dan fsikologis yang terjadi,perubahab emosi ini
banyak terjadi pada masa remaja awal
2. Perubahan fisik,perubahan peran dan minat yang di harapkan oleh
kelompok sosial menimbulkan masalah-masalah baru sehingga
selama masa ini remaja merasa di timbuni masalah.
3. Dengan berubahnya minat dan perilaku,maka nilai-nilai jga
berubah.Apa yang dianggap penting dan bernilai pada masa
29http://www.psikologizone.com/fase-fase-perkembangan manusia/06511465
20
kanak-kanak sekarang ini tidak lagi. Kalau pada masa kanak-kanak
kuantitas di pentingkan sekarang segi kualitas yang diutamakan
4. Sebagian besar remaja bersikap ambivalensi terhadap setiap
perubahan.Mereka menginginkan dan menuntut kebebasan,tetapi
mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya dan
meragukan kemampuan mereka untuk melaksanakan tanggung
jawab tersebut.30
Dalam Agama Islam tidak dijelaskan batasan umur remaja,tetapi
hal ini dapat dilihat ketika seseorang telah mencapai akil baligh,itu di
tanda haid (Menstruasi) yang pertama bagi perempuan sehingga sudah
boleh di nikahkan dan wanita Indonesia rata-rata haid pada usia kurang
lebih 13 tahun. Sedangkan yang laki-laki ditandai dengan bermimpi atau
mengelurkan mani (ejakulasi) dan sudah boleh menikah juga.31
Mahmud Yunus mendefinisikan usia remaja dan membaginya
dalam tiga tingkatan yaitu; pra remaja 10-12 tahun, remaja awal 13-16
tahun,remaja akhir 17-21 tahun.32
Menurut WHO Batasan Usia muda terbagi dalam dua bagian yaitu;
usia muda awal 10-14 tahun dan usia muda akhir 15-20 tahun.33
Dari penjelasan diatas,ada perbedaan pendapat dari beberapa ahli
tentang batasan usia muda ,namun dalam hal ini penulis mencoba
30 M. Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan,(Jakarta;Pedoman Ilmu Jaya,2007)cet,IIIh. 25-26
31Ali Akbar, Merawat Cinta Kasih, (Jakarta; Pustaka Antara, 1975) Cet Ke 2 h.2732Mahmud Yunus, Pendidikan Seumur Hidup, (Jakarta;Lodaya,1987), h.5233Sarlinto Wirawan,Psikologi Remaja, (Jakarta PT. Raja Grafindo Persada,
1989)Cet. Ke I,h. 9-10
21
menyimpulkan bahwa uisia muda itu dalah mulai dari umur 10 tahun
sampai 21 tahun yang tercakup didalamnya antara lain masa pra
remaja,remaja awal dan remaja akhir. Jadi pernikahan dini yang penulis
maksud disini adalah hubungan antara dua insan yang berlainan jenis
kelamin yang didasari atas rasa suka sama suka sebagai landasan
terlaksananya ketentuan-ketentuan syariat agama untuk membentuk
mahligai rumah tangga yang sakinah mawaddah dan warahmah yang
dilakukan pada saat pasangan tersebut berusia antara 10-21 tahun.
b. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menikah usia dini
Ketika seseorang memutuskan untuk menikah dini maka sebainya
mempersiapkan diri terlebih dahulu sehingga nantinya memiliki bekal
untuk menjalani hidup berumah tangga serta menghindari dari
kemungkinan-kemungkinan yang buruk. Hal-hal yang diperhatikan
diantaranya dalah senagai berikut:
1. Memiliki kesiapan merupakan faktor utama terlaksananya
pernikahan
Jika seseorang ingin melangkah menuju suatu pernikahan,maka dia
harus memiliki kesiapan sebelumnya ,kesiapan yang di maksud adalah
fisik,mental,materi,atau lainnya.Maka pernikahan akan sulit
terwujud.kesiapan dari semua hal sangat dibutuhkan dalam membentuk
mahligai rumah tangga.Disamping menyiapkan perangkat fisik,mental dan
materi,seseorang yang akan melakukan pernikahan seharusnya
mem[persiapkan hal-hal berikut;
22
a. Persamaan dalam tujuan pernikahan,yakni pembentukan
keluarga sejahtera
b. Persamaan pendapat tentang bentuk keluarga kelak,jumlah nak
dan arah pendidikannya.
c. Mempunyai dasar pernikahan dan hidup keluarga yang kuat
kemauan;baik toleransi dan cinta kasih.
Faktor-faktor ini harus dibereskan pemikirannya sebelum
pernikahan,apabila hal ini telah dipersiapkan sebelum pernikahan,barulah
mereka dapat membina hidup keluarga34
2. Memiliki kematangan Emosi
Kematangan emosi adalah kemanusiaan untuk menyelesaikan diri
,menempatkan diri, dan menghadapi segala macam kondisi dengan suatu
cara dimana kita mampu untu menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang kita hadapi saat itu.35
Denga memiliki kematangan emosi seseorang dapat menjaga
kelangsungan pernikahannya karena lebih mampu mengelola perbedaan
yang pasti ada dalam rumah tangga.
3. Lebih Sekedar Cinta
Ada alas an lain yang lebih baik untuk menikah sebuah pernikahan
tidak hanya didasari cinta ataupun keterkaitan pada fisik dan dorongan
seksual saja.Tetapi harus di dasari pada komitmen agar tidak terjerumus
34Ny. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga, (Jakarta;Gunung Mulia,1988) Cet ke 9 h.37
35 Muhammad Qorni,Indahnya, Manisnya Bercinta Setelah Menikah (Jakarta :Mustaqim,2002),Cet ke I,h.112
23
pada hubungan perzinahan dan hanya ingin mengikuti sunnah nabi dan
mengharap ridho allah SWT
4. Mempunyai bekal ilmu
Banyak hal yang harus dipelajari untuk menghadapi kehidupan
berumah tangga.Ada kewajiban-kewajiban maupun kebajikan-kebajikan
dalam pernikahan yang menuntut kita untuk memiliki ilmunya. Sehingga
kita bisa melaksanakan dengan baik dan tidak menyimpan.mengajarkan
ilmu agama kepada istri dan anak-anak,mengingatkan dan menasehati
Istri,mendapingi suami,dan sebagainya butuh ilmu, bahjkan untuk berjimak
pun butuh ilmu tentang sebagaimana berjimak sesuai dengan anjuran
Rasulullah Saw36.Untuk itu orang yang berumah tangga ,kebutuhan bekal
ilmu untuk mengurangi bahtera rumah tangganya.
5. Kemampuan memenuhi tanggung jawab
Kemampuan memenuhi tanggung jawab yang haru di pikul oleh
seorang suami ataupun oleh seorang istri sehingga kadangkala membuat
seseorang takut melakukan pernikahan.Bagi seorang suami akan
dipenuhi tanggung jawab untuk memberiokan pakaian ,makan serta
rumah tinggal bagi istri dan anaknya.Dan bagi istri memiliki tanggung
jawab untuk melayani suami dengan sebaik-baiknya.mengatur rumah
tangga,mengurus dan mendidik anak,ketika suami bekerja, dan banyak
lagi tanggung jawab yang harus di pikul oleh pasangan suami istri.Untuk
itu,sebelum menikah pasangan ini harus siap dengan segala tanggung
36 M. Fauzil Adhim, Saatnya Untuk Menikah, (Jakarta; Gema Insani Press2000)Cet ke I h.30
24
jawab yang akan di pikulnya agar rumah tangga dapat berjalan dengan
baik
6. Kesiapan menerima anak
Dalam membentuk sebuah rumah tangga tidak hanya di tuntut
kesiapan untuk menikah,tetapi juga dituntut kesiapan untuk membentuk
rumah tangga,yakni membentuk keluarga yang terdiri dari ayah,ibu dan
anak.Suami istri harus siap menerima kehadiran anak dalam kehidupan
mereka.37
c. Faktor-faktor Pendorong Pernikahan UsiaMuda
Ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya perkawinan usia
muda yang sering dijumpai dilingkungan masyarakat, antara lain:
a) Ekonomi
Pasangan yang menikah karena adanya faktor sulitnya kehidupan
orangtua yang ekonominya pas-pasan sehingga terpaksa menikahkan
anak gadisnya dengan keluarga yang sudah mapan perekonomiannya.
Keputusan menikah kadang kala muncul dari inisiatif anak itu sendiri yang
ingin meringankan beban ekonomi orangtuanya dengan cara menikah
pada usia muda. Dengan menikah di usia muda merekaberharap akan
dapat meringankan beban orang tuanya
b) Pendidikan
37 Ibid.h.31
25
Rendahnya tingkat pendidikan maupun pengetahuan orang tua,
anak dan masyarakat, menyebabkan adanya kecenderungan
mengawinkan anaknya yang masih dibawah umur.
c) Faktor orangtua
Orang tua khawatir kena aib karena anak perempuannya
berpacaran dengan laki-laki yang sangat lengket sehingga segera
mengawinkan anaknya.
d) Media massa
Gencarnya ekspose seks dimedia massa menyebabkan remaja
modern kian Permisif terhadap seks.
e) Faktor adat
Perkawinan usia muda terjadi karena orang tuanya takut anaknya
dikatakan perawan tua sehingga segera dikawinkan.38
d. Dampak Pernikahan UsiaMuda
Berbagai dampak pernikahan usia muda dapat dikemukakan
sebagai berikut:
a) Dampak positif
Dampak positif dari Pernikahan usiamuda sebagai berikut:
(1)Menghindari perzinahan
Jika ditinjau darisegi agama Pernikahanusiamuda pada dasarnya
tidak dilarang,karena dengan dilakukannya perkawinan tersebut
mempunyai implikasi dan tujuan untuk menghindari adanya perzinahan
38 Abu Al-Ghazali, Pernikahan Muda; di lema generasi Ekstravaganza,(Bandung:Mujahid Press,2004),cet,h. 42-45
26
yang sering dilakukan para remaja yang secara tersirat maupun tersurat
dilarang baik oleh agama maupun hukum.
(2)Belajar bertanggungjawab
Suatu perkawinan akan memberikan motivasi/dorongan kepada
seseorang untuk bertanggung jawab,baik pada dirinya sendiri maupun
pada orang lain (istrinya).
b) Dampak negatif
Dampak negatif dari perkawinan usia muda sebagai berikut:
(1)Segi pendidikan
Seseorang yang melakukan pernikahan terutama pada usia yang
masih muda,tentu akan membawa dampak dalam dunia pendidikan.
Dapat diambil contoh, jika seseorang yang melangsungkan pernikahan
ketika baru lulus SMP atau SMA,tentu keinginannya untuk melanjutkan
sekolah lagi atau menempuh pendidikan yang lebih tinggi tidak akan
tercapai.
Selain itu belum lagi masalah ketenagakerjaan, seperti yang
ada di dalam masyarakat, seseorang yang mempunyai pendidikan
rendah hanya dapat bekerja sebagai buruh saja, dengan demikian dia
tidak dapat mengeksplor kemampuan yang dimilikinya.
(2)Segi Fisik
Pasangan usia muda belum mampu dibebani suatu pekerjaan
yang memerlukan ketrampilan fisik,untuk mendatangkan penghasilan
baginya, dan mencukupi kebutuhan keluarganya.
27
(3)Segi Mental/Jiwa
Pasangan usia muda belum siap bertanggung jawab secara
moral, pada setiap apa saja yang merupakan tanggung jawabnya.
Mereka sering mengalami kegoncangan mental,karena masih memiliki
sikap mental yang labil dan belum matang emosionalnya.
(4)Segi Kelangsungan Rumah Tangga
Perkawinan usia muda adalah perkawinan yang masih
rawan dan belum stabil, tingkat kemandiriannya masih rendah serta
menyebabkan banyak terjadinya perceraian.
C.KEHARMONISAN DALAM RUMAH TANGGA
1. Pengertian Keharmonisan rumah tangga
Suatu pernikahan tentunya menginginkan rumah tangga yang
harmonis. “Keharmonisan” berasal dari kata “harmonis” yaitu bersangkut
paut dengan (mengenai) harmoni ; seia,sekata. “Keharmonisan” berarti
keadaan harmonis,n keselarasan dan keserasian.39Sedangkan
“keluarga” adalah kelompok sosial terkecil yang umumnya terdiri atas
ayah, ibu dan anak.40Berdasarkan defenisi tersebut dapat di ketahui
bahwa keharmonisan keluarga adalah tercapainya keadaan harmonis
atau serasi dalam suatu keluarga.
39DepartemenPendidikanNasional,KamusBesarBahasaIndonesia,(Jakarta:Gramedia PustakaUtama,2008),h. 484
40 Moh padil trivo suprivatno,sosiologi pendidikan (Malang:malikipress.2010)h.116
28
Keharmonisan keluarga merupakan keadaan tercapainya
kebahagiaan dan kebersamaan setiap anggota dalam suatu keluarga
dan sedikit sekali terjadi konflik, sehingga terbentuklah keluarga yang
tenteram dan bahagia.Berdasarkan beberapa defenisi tersebut dapat di
ketahui bahwa keharmonisan keluarga adalah tercapainya suatu
kebahagiaan, ketenteraman, penuh kasih sayang sertya tercapainya
komunikasi yang baik setiap anggota keluarga dan sedikit sekali terjadi
konflik atau jika terjadi konflik, keluarga tersebut mampu menyelesaikan
dengan baik.
1. Aspek-aspek keharmonisan rumah tangga
Setidaknya ada enam aspek yang harus diperhatikan untuk
menciptakan keluarga yang harmonis yaitu sebagai berikut:
a. Kehidupan beragama dalam keluarga
b. Mempunyai waktu untuk bersama
c. Mempunyai pola komunikasi yang baik bagi sesama anggota
keluarga (ayah,ibu,anak)
d. Saling menghargai satu dengan yang lainnya.
e. Masing-masing anggota keluarga merasa terkait dalam ikatan
keluarga sebagai kelompok.
29
f. Bila terjadi suatru permasalahjan dalam keluarga mampu
menyelesaikan secara positif dan konstruktif.41
Beberapa aspek di atas mempunyai hubungan yang erat antara satu
dengan yang lain. Keharmonisan dalam keluarga sangat ditentukan oleh
tercapainya beberapa aspek di atas.
2. Faktor penentu keharmonisan rumah tangga
Rumah tangga yang harmonis akan terwujud jika masing-masing
pasangan suami istri mengetahui dan menjalankan factor-faktor yang
dapat mendatangkan keharmonisan dalam berkeluarga yaitu factor
utama dan factor pendukung sebagai berikut.
a. Faktor Utama
1. Terpenuhinya kebutuhan lahiriyah
Terpenuhinya kebutuhan lahiriyah berkaitan dengan pemenuhan
hak dan kewajiban suami istri dalam kehidupan berumah tangga.
Hal itu berkaitan dengan kewajiban istri melayani suami,
mengurus anak dan mengurus rumah
2. Terpenuhinya kebutuhan bathiniyah
a. Terpenuhinya kebutuhan biologis
Kebutuhan biologis yaitu kebutuhan seksual antara suami istri
b. Bersikap lemah lembut
41DadangHawari,Al-Qur’an:IlmuKedokteranJiwadanKesehatan Jiwa,(Jakarta:DanaBhaktiPrimaYasa,1996),h. 215
30
Seorang suami dianjurkan bersikap lemah lembut kepada
istrinya, begitupun sebaliknya, tidak boleh saling menyakiti
baik secara lisan apalagi dengan kekerasan fisik
3. Terpenuhinya kebutuhan spiritual
Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan akan pendidikan dan ilmu
agama. Terpenuhinya kebutuhan pendidikan ini terkait dengan
tingkat pendidikan. Tingginya tingkat pendidikan seseorang akan
menambah pengetahuannya tentang cara menciptakan keluarga
harmonis. Sedangkan terpenuhinya kebutuhan ilmu agama dapat
terlihat dari seringnya mengikuti pengajian atau mendengarkan
ceramah tentang keluarga sehingga sering ,mendapatkan siraman
rohani yang dapat mendekatkan diri pada allah sehingga
mengetahui mana yang boleh di lakukan dan mana yang tidak
boleh di lakukan dalam keluarga.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat di ketahui bahwa
factor utama yang mendatangkan keharmonisan keluarga adalah
terpenuhinya kebutuhan lahiriyah, bathiniyah dan spiritual.
b. Faktor pendukung
1. Memanggil pasangan dengan sebutan yang paling di
seganinya.
2. Mengetahui kesenangan pasangannya.
31
3. Bersabar dan saling menasehati dengan baik ketika
pasangan melakukan hai-hai yang tidak di senangi.
4. Hendaknya suami menjadi tel;adan bagi keluarga.
5. Saling pengertian, saling m,emahami, saling mempercayai
dan saling menghormati.
6. Selalu bermusyawarah atau berkomunikasi ketika ada
suatu kesulitan atau permasalahan.
7. Dapat mengusahakan sumber kehidupan yang layak untuk
keluarga.
Berdasrkan factor-faktor penentu keharmonisan keluarga di
atas dapat di ketahui bahwa pernikahan dini juga
merupakan factor yang mempengaruhi terciptanya keluarga
yang tidak harmonis. Hal itu dapat dilihat dari:
1. Pasangan pernikahan dini belum matang secara
ekonomi. Mereka umumnya belum memiliki pekerjaan
tetap. Itu berarti bahwa kebutuhan lahiriyah tidak selalu
terpenuhi.
2. Pasangan pernikahan dini belum matang secara
psikologis. Kondisi ini menyebabjkan mereka mudah
marah maupun sedih. Pada saat marah, biasanya
muncul kata-kata kasar atau tindakan-tindakan yang
32
tidak baik. Hal ini berarti kebutuhan bathiniyah tentang
bersikap lemah lembut tidak selalu terpenuhi.
Selain itu belum matang secara psikologis juga
mempengaruhi cara menyelesaikan masalah dalam
rumah tangga. Pasangan pernikahan dini umumnya
mengabaikan komunikasi dan musyawarah ketika
menghadapi masalah.Hal ini berarti factor pendukung
keharmonisan keluarga bagian 6 tidak selalu terpenuhi.
Dua kondisi di atas dapat memicu konflik dalam rumah
tangga.Sehingga dapat di ketahui bahwa pernikahan
dini juga termasuk factor yang mempengarhi terciptanya
keluarga yang tidak harmonis.
4. Pengaruh Pernikahan Dini terhadap Keharmonisan Keluarga
Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan oleh pasangan
yang masih berusia muda/ remaja.“Umumnya para pasangan muda
keadaan psikologisnya masih belum matang, sehingga masih labil dalam
menghadapi masalah yang timbul dalam perkawinan”.52 Teori tersebut
menunjukkan bahwa pasangan pernikahan dini masih labil dalam
menghadapi masalah.Hal itu dapat menyebabkan permasalahan yang
timbul dalam rumah tangga tidak terselesaikan dengan baik tetapi bisa
saja justru semakin rumit.
33
Perkawinan pada umur yang masih muda akan banyak mengundang
masalah yang tidak diharapkan karena segi psikologisnya belum
matang. Tidak jarang pasangan yang mengalami keruntuhan dalam
rumah tangga karena perkawinan yang masih terlalu muda.Umur yang
masih muda cenderung masih labil dalam menghadapi masalah serta
menyebabkan seringnya terjadi konflik dan percekcokan yang berujung
pada perceraian.
Selain itu, pasangan yang menikah muda juga belum matang secara
sosial ekonomi. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
“Makin bertambahnya umur seseorang, kemungkinan untuk
kematangan dalam bidang sosial ekonomi juga akan makin nyata.
Pada umumnya denganbertambahnya umur akan makin kuatlah
dorongan mencari nafkah sebagaipenopang”. Pernyataan tersebut
menunjukkan bahwa dalam bidang ekonomi pasangan pernikahan dini
belum matang.Hal itu karena mereka umumnya belum memiliki pekerjaan
tetap sehingga masih bergantung dengan orangtua atau sering
mengalami kesulitan ekonomi.Kesulitan ekonomi ini biasanya
menimbulkan pikiran kacau dan menjadikan seseorang lebih
emosional.Hal inilah yang biasanya menimbulkan konflik ataupun
pertengkaran.Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat diketahui
bahwa pernikahan dini berpengaruh pada terbentuknya keluarga yang
tidak harmonis.
34
5. Kerangka Berpikir
Dalam memperbaiki sebuah masyarakat islam tidak merusak apa
yang telah ada, tetapi menyingkirkan hal-hal yang membuat masyarakat
itu tidak baik. Dalam rangka melakukan proses pendidikan antar
pasangan suami istri haruslah mempunyai “bekal” dalam pembentukan
keberagaman bagi anak-anaknya. Untuk itulah persamaan keagamaan
(kematangan emosi dan ilmu pengetahuan yang memadai) menjadi
landasan utama dalam mewujudkan hal di atas.
Dalam membentuk rumah tangga tidak hanya dituntut kesiapan
untuk menikah, tetapi juga dituntut kesiapan untuk membentuk rumah
tangga.Berumah tangga dalam artian membentuk sebuah keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak. Suami istri harus siap menerima kehadiran
seorang anak dalam kehidupan mereka.Banyak kasus pernikahan di usia
dini yang tidak siap menerima anak. Pernikahan bagi mereka hanyalah
sekedar penghalalan dari hubungan dua insan yang berbeda jenis tanpa
mempersiapkan diri dalam menghadapi kehadiran anak sebagai titipan
Allah Swt. Banyak kita lihat orang tua yang tidak bisa mengasuh bahkan
mendidik anaknya sendiri.
Berdasarkan Uraian diatas dan berdasarkan deskripsi teori maka
diduga bahwa orang tua (pasangan yang menikah pada usia dini)
berpengaruh negative dalam keharmonisan rumah tangga
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data
berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang
ingin diketahui oleh peneliti. Angka-angka yang terkumpul sebagai hasil
penelitian kemudian dapat dianalisis menggunakan metode statistik.42
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Adapun lokasi penelitian bertempat di Desa Bonto Jati Kec.
Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan Selayar sedangkan yang menjadi
objek penelitian yaitu masyarakat di Kecamatan Pasimasunggu Timur
khususnya Desa Bonto Jati.penelitian di lokasi ini karena sudah ada yang
melakukan pernikahan dini dan lokasi penelitian adalah tempat tinggal
peneliti.
C. Variabel Penelitian
Penelitian ini membahas masalah pernikahan usia dini dan
pengaruhnya terhadap keharmonisan dalam rumah tangga di Desa Bonto
Jati Kec. Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan Selayar . Dari judul
tersebut terdapat dua variable penelitian yaitu pernikahan usia dinii
sebagai varibel independen (variable bebas/ Variabel mempengaruhi)
42Margono, metodologi penelitian pendidikan. (Jakarta Rineka Cipta,1998) h. 105
36
keharmonisan dalam rumah tangga sebagai variable dependen (variable
terikat/dipengaruhi).
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:99) menyatakan bahwa
variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian.43
D. Defenisi Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel adalah penarikan batasan yang lebih
menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep.
Tujuannya agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang yang sesuai
dengan hakikat variabel yang sudah di definisikan konsepnya, maka
peneliti harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang
akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya.
Berikut ini adalah pengertian tentang defenisi operasional
variabel:
1. Pernikahan usia dini merupakan pernikahan yang di lakukan di
bawah usia yang seharusnya serta belum siap dan matang untuk
melaksanakan pernikahan dan menjalani kehidupan rumah tangga.
2. Keharmonisan keluarga merupakan keadaan tercapainya
kebahagiaan dan kebersamaan setiap anggota dalam suatu
keluarga dan sedikit sekali terjadi konflik, sehingga terbentuklah
keluarga yang tenteram dan bahagia.
43 Suharsimi arikonto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, (Jakarta: PTRineka cipta,2013) h.161
37
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Untuk lebih jelasnya mengenai populasi, berikut ini penulis akan
memaparkan arti populasi sebagaimana yang dikemukakan oleh
beberapa ahli mengatakan bahwa:
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila inginmeneliti semua elemen yang ada di dalam wilayah penelitian makapenelitiannya merupakan penelitian populasi” (Suharsimi Arikunto(1998: 67)44
Berdasarkan pengertian tersebut diatas, maka dapatlah
disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang
menjadi sasaran untuk dapat menyimpulkan data, baik berupa benda,
manusia, maupun hal-hal yang terjadi dan yang diselidiki secara nyata
menurut pandangan kolektif dan berdasarkan ciri-ciri yang telah
ditetapkan.45
Sesuai dengan masalah yang diajukan pada penelitian ini, maka
yang akan menjadi populasi adalahmasyarakat Desa Bonto Jati Kec.
Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan Selayar yang melakukan
pernikahan di bawah umur/pernikahan usia dini sebagai berikut:
44Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian ( Suatu Pendekatan Praktif ),(Jakarta:Bulan Bintang,1998),h.8
45 Ibid
38
Tabel I
Keadaan Populasi
No Tahun Jumlah nikah Usia
Dini
Keterangan
1 2012 2 pasangan Menikah dini
2 2014 4 pasangan Menikah dini
3 2016 6 pasangan Menikah dini
4 2017 4 pasangan Menikah dini
5 2018 2 pasangan Menikah dini
Jumlah 18 pasangan menikah dini
Sumber data: Kantor KUA Kec. Pasimasunggu Timur Kab. KepulauanSelayar
2. Sampel
Menurut Sugiyono sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut.46Pada dasarnya
penentuan sampel dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data
atau keterangan mengenai hal yang di teliti dengan cara meneliti sebagai
populasi yang telah dipilih dan dianggap dapat mewakili semua populasii
yang ada. Jumlah pasangan pernikahan dini di desa Bonto jati tersebut
penulis kemukakan dalam tabel sebagai berikut:
46 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D (Bandung:Alfabeta,CV.2014) h.81
39
Tabel II
Keadaan Sampel
No Nama Pasangan/Usia Saat Menikah Jumlah
Anak
AlamatRumah
Laki-Laki Usia Perempuan Usia
1 Nur Hasman 20 Wiwik Jusniati 17
DusunBallaBuloBarat
2 Junaedi 20 Reski Anti 18
3 Asrung Raping 23 Kaidah 18
4 Ahmad Sahril 21 Nur Liana 19
5 Andi Arung 23 Ariska Ningsih 16
6 Israk 21 Suhesti 18
7 Sahrul 20 Nurul Ismi 16
8 Muh. Ramlan 18 Nur Faliana 16DusunBallaBuloBarat
9 Patta Balang 20 Winy 16
10 Dandi Saputra 18 Nur Hasni 16
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dimaksudkan untuk memberikan kemudahan
kepada peneliti dalam menjawab pertanyaan penelitian sehingga
mendapatkan data sebagaimana adanya.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006;1630) instrumen penelitianadalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalammengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnyalebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematissehingga lebih mudah diolah.
40
Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk
memperoleh data di lapangan mengenai “Pernikahan Usia Dini dan
pengarunya terhadap keharmonisan dalam rumah tangga” yaitu: Angket
atau Quesioner (quistionnaire) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang pribadinya
atau hal-hal yang diketahui.
1. Pedoman interview yang sering juga disebut wawancara adalah
sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
mendapatkan informasi atau data-data yang akurat yang diinginkan
dari seseorang yang menjadi narasumbernya.
2. Pedoman observasi yaitu pengumpulan data dengan
memperhatikan sesuatu atau hal-hal yang ada kaitannya dengan
penelitian yang dilakukan dengan menggunakan alat indera.
Observasi bisa dilakukan dengan pedoman sebagai instrumen
pengamatan atau tanpa instrumen pengamatan.47
3. Angket adalah sebuah pertanyaan atau pernyataan tertulis dalam
bentuk pilihan ganda atau essay yang ditujukan kepada responden
untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian.
4. Catatan dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya
barang-barang tertulis, jadi dokumentasi adalah salah satu metode
pengumpulan data kualitatif, dengan melihat atau menganalisis
dokumen-dokumen yang dibuat oleh peneliti sendiri dari suatu
47 Muhammad Idrus,Metode penelitian ilmu sosial pendekatan kualitatif dankuantitatif, (Yogyakarta:PT Gelora aksara pratama.2007) h.101
41
obyek dan dalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, dan
peraturan-peraturan pemerintah.
G. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian ini,karena tujuan utama dalam penelitian adalah
mendapatkan data. Untuk mengumpulkan data yang di perlukan dalam
penelitian ini maka peneliti menggunakan metode yaitu penelitian
lapangan (field research) adalah metode pengumpulan data dimana
peneliti langsung terjun ke objek yang di teliti melalui:
1. Pedoman interview yang sering juga disebut wawancara adalah
sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
mendapatkan informasi atau data-data yang akurat yang diinginkan
dari seseorang yang menjadi narasumbernya.
2. Pedoman observasi yaitu pengumpulan data dengan memperhatikan
sesuatu atau hal-hal yang ada kaitannya dengan penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan alat indera. Observasi bisa
dilakukan dengan pedoman sebagai instrumen pengamatan atau
tanpa instrumen pengamatan.48
3. Angket adalah sebuah pertanyaan atau pernyataan tertulis dalam
bentuk pilihan ganda atau essay yang ditujukan kepada responden
untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian.
48 Muhammad Idrus,Metode penelitian ilmu sosial pendekatan kualitatif dankuantitatif, (Yogyakarta:PT Gelora aksara pratama.2007) h.101
42
4. Catatan dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya
barang-barang tertulis, jadi dokumentasi adalah salah satu metode
pengumpulan data kualitatif, dengan melihat atau menganalisis
dokumen-dokumen yang dibuat oleh peneliti sendiri dari suatu obyek
dan dalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, dan
peraturan-peraturan pemerintah.
H. Teknik Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu
mengambarkan mengolah data yang berupa angka-angka yang
disajikan dalam bentuk tabel. Data kuantitatif dianalisis dengan
menggunakan tehnik analisis sebagai berikut:
1. Indukatif
Indukatif yaitu teknik menganalisis data yang bertitik tolak dari hal-
hal yang bersifat khusus kemudian menarik kesimpulan yang
bersifat umum.hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana yang
menyatakan:
“Proses berpikir Induktif adalah kebalikan dari berfikir deduktif yakni
pengambilan kesimpulan mulai dari pernyataan atau fakta-fakta
khusus menuju kepada kesimpuan yang bersifat umum49”
49 Nana Sudjana, tuntunan penyusunan karya ilmia,Cet.I (Bandung: sinar baru 1988)h.7
43
2. Deduktif
Deduktif suatu cara berfikir yang digunakan atau ditempuh dengan
melalui cara berfikir yang bersifat umum untuk menarik kesimpulan
secara khusus.
Sutrisno Hadi M mengemukakan pendapatnya tentang
berfikir deduktif sebagai berikut,dengan deduktif kita berangkat dari
pengetahuan yang umum ini kita hendak menilai sesuatu yang
bersifat khusus.50
Sedangkan untuk menganalisis data yang bersifat kuantitatif yang
diperoleh melalui angket maka digunakan rumus persentase darii
hasil penelitian
Adapun rumus persentase yaitu:
P= 100%Keterangan:
F : Frekuensi yang sedang di cari persentasenya
N : Jumlah frekuensi/ banyaknya frekuensi
P : Angka presentase
50 Sutrisno hadi, M.A. Metedologi Reserch,Jilid I. (Yogyakarta: yayasan GajahMada,1980) h.42
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Profil Desa Bonto Jati Kecamatan pasimasunggu Timur
Kabupaten Kepulauan Selayar
Desa bonto jati merupakan salah satu desa dari 7 desa yang ada di
kecamatan pasimasunggu Timur kab.upaten kepulauan selayar. Luas
wilayah desa bonto jati kecamatan pasimasunggu timur 30 km sebagian
lahan di desa bonto jati di gunakan sebagai tempat tinggal, bertani,
berkebun, beternak dan nelayan. Desa bonto jati terdiri dari 3 (tiga) dusun
yaitu dusun ballabulo barat, dusun ballabulo tengah, dusun ballabulo
timur.
Tabel 1.2
Sejarah Desa Bonto Jati
Tahun Peristiwa
2007-20012 Desa bonto jati adalah desa persiapan dari hasil
pemekaran desa bonto baru yang di kepalai oleh Andi
Irwan dan pada saat itu pulla terbentuklah 3 dusun yaitu
dusun ballabulo barat, dusun ballabulo tengah, dusun
ballabulo timur
2012-2017 Pada tahun 2012 di adakan pemilihan kepala desa secara
langsung oleh rakyat dan kepala desa yang terpilih adalah
abduul hamid yang menjabat sampai tahun 2017
45
2018-2021 Pada pertengahan tahun 2018 kembali mengadakan
pemilihan kepala desa secara langsung oleh rakyat
b. Letak Geografis Desa Bonto Jati
1) Luas desa
Desa bonto jati mempunyai luas wilayah 30 km
2) Batas wilayah
a) Sebelah Utara :Laut Flores
b) Sebelah selatan :Desa lemabang baji
c) Sebelah barat :Desa bonto baru
d) Sebelah Timur :Desa Bonto Bulaeng
3) Kondisi Geografis
a) Ketinggian tanah dari permukaan laut
b) Banyaknya curah hujan
c) Tofografi ( Dataran rendah , Tinggi pantai)
d) Suhu Udara rata-rata 32
4) Orbitrasi (Jarak dari pusat)
a) Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan 3 km
b) Jarak dari ibu kota kabupaten 70 km
c) Ketinggian dari permukaan laut 0-300 M
46
c. Keadaan penduduk desa bonto jati
Desa bonto jati sebagaimana desa-desa lain di wilayah kesatuan
Republik Indonesia beriklim tropis dengan 2 (dua) musim yaitu musim
hujan dan musim kemarau. Selain itu jumlah penduduk Desa bonto jati
terdiri dari 1313 jiwa. Berikut perbandingan jumlah penduduk perempuan
dengan laki-laki
1. Jumlah Penduduk
Tabel 1.3
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
No. Kelompok Penduduk Jumlah jiwa
1 Laki-laki 607 jiwa
2 Perempuan 706 jiwa
Jumlah 1313 jiwa
2. Tingkat Pendidikan
Tabel 1.4
Tingkat pendidikan di desa bonto jati
TK SD SMP SMA SARJANA
35 132 104 116 10
47
3. Mata Pencaharian
Tabel 1.5
Mata pencharian masyarakat des bonto jati
Petani Nelayan Pedagang Buruh Harian PNS
112 32 55 29 13
4. Agama
a) Islam :98%
b) Kristen :2%
c) Protestan : 0%
d) Budha :0%
e) Hindu :0%
5. Etnis
a) Selayar :70%
b) Bugis :29%
c) Lain-lain :1%
d. Potensi Desa Bonto Jati
Desa Bonto Jati Kecamatan memiliki banyak potensi yang dapat
mendukung pertumbuhan desa. Potensi tersebut terdiri dari potensi umum
Khusus. Potensi umumnya berupa sekolah dasar, mesjid, jalan tanah dan
berbatu, lahan pertanian, persawahan, pemukiman penduduk,
bendungan,sumur dangkal,mesin listrik,dan masih banyak potensi yang
48
lainnya. Sementara potensi khususnya berupa sawah penduduk,kebun
kelapa dan lain-lain.
B. Gambaran Pernikahan Usia Dini di Desa Bonto Jati Kec.
Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan Selayar
Agama mengajarkan kepada manusia untuk segera menikah
apabila telah sanggup untuk melaksanakannya, dalam al-Quran di
sebutkan bahwa manusia di ciptakan berpasang-pasangan,hal ini yang
menjadi permasalahannya adalah pada usia berapa dan bagaimana
manusia di pandang layak untuk menikah.
Menurut wawancara penulis lansung dengan Bapak imran selaku Kepala
KUA di Kecamatan Pasimasunggu Timur.
Pernikahan dini adalah Pernikahan yang di lakukan ketikaseseorang belum menginjak umur 16 tahun untuk wanita dan 19 tahunbagi pria.Idealnya Usia pernikahan yang dianggap sudah memenuhistandar yaitu bagi perempuan di atas umur 20 tahun dan bagi laki-laki 25tahun,Usia tersebut apabila di lihat dari sisi mental dan kedewasaanseseorang.1
Tabel 2.1
Menurut anda pernikahan Usia dini di lakukan pada usia berapa
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1 <16 Tahun 2 10%
2 >16 Tahun 12 60%
3 <20 tahun 6 30%
1 Imran,Kepala KUA, Wawancara. Tanggal 27 Agustus 2018
49
4 >20tahun - -
Jumlah 20 100 %
Sumber data: Hasil Angket Yang di Sebarkan Pada 10 PasanganPernikahan Dini di Desa Bonto Jati 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui pernikahan usia dini di
usia yaitu ,<16 tahun berjumlah 2 dengan persentase 10% >16 tahun
berjumlah 12 dengan persentase 60% dan menjawab <20 tahun
berjumlah 6 dengan persentase 30% .>20 0% dengan demikian
masyarakat bonto jati banyak yang melakukan pernikahan usia dini
Tabel 2.2
Dari manakah ibu mendapat informasi tentang pernikahan dini
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1 Televisi 1 5%
2 Lingkungan keluarga 8 40%
3 Teman 11 55%
4 Radio -
Jumlah 20 100%
Sumber data: Hasil Angket Yang di Sebarkan Pada 10 PasanganPernikahan Dini di Desa Bonto Jati 2018
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa masyarakat yang
menikah dini, mendapat informasi tentang pernikahan dini melalui televisi
berjumlah 1 dengan persentase 5 % menjawab lingkungan keluarga
berjumlah 8 dengan persentase 40% , menjawab teman 11 dengan
persentase 55 % dan menjawab radio 0% .
50
Tabel 2.3
Apakah suami ibu sering tidak bekerja
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Sering 2 10%
2 Sering 14 70%
3 Kadang-kadang 4 20%
4 Tidak pernah -
Jumlah 20 100%
Sumber data: Hasil Angket Yang di Sebarkan Pada 10 PasanganPernikahan Dini di Desa Bonto Jati 2018
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa suami yang sangat
sering bekerja berjumlah 2 dengan persentase 10% yang menjawab
sering berumlah 14 dengan persentase 70% yang menjawab kadang-
kadang berjumlah 4 dengan persentase 20 % dan yang menjawab tidak
pernah 0%
Tabel 2.4
Apakah ibu mengeluh dengan perekonomian keluarga?
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Sering 6 30%
2 Sering 4 20%
3 Kadang-kadang 10 50%
4 Tidak pernah -
Jumlah 20 100%
51
Sumber data: Hasil Angket Yang di Sebarkan Pada 10 PasanganPernikahan Dini di Desa Bonto Jati 2018
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa ibu yang mengeluh
dengan perekonomian keluarga yaitu sangat sering berjumlah 6 dengan
persentase 30%yang menjawab sering berjumlah 4 dengan persentase
20% dan yang menjawab kadang-kadang berjumlah 10 dengan
persentase 50% dan yang menjawab tidak pernah 0%
Tabel 2.5
Perkawinan usia muda dalam kehidupan sosial berdampak kepada
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1 Kesehatan - -
2 Perceraian 2 10%
3 Ekonomi keluarga 18 90%
Jumlah 20 100%
Sumber data: Hasil Angket Yang di Sebarkan Pada 10 PasanganPernikahan Dini di Desa Bonto Jati 2018
Berdasarkan tabel diats perkawinan usia muda dalam kehidupan
sosial berdampak kepada yaitu perceraian berjumlah 2 dengan
persentase 10% Ekonomi keluarga berjumlah 18 dengan persentase 90%
dan kesehatan 0%
Menurut wawancara peneliti dengan ibu wiwik jusniati pelaku pernikahan
dini di bawah umur yang menjadi dampak menikah dini adalah sebagai
berikut:
52
Dampak pernikahan usia dini adalah kesulitan ekonomi. susah cariuang, beli pakaian juga susah,lebih mentingin anak kalau sekarang.Sekarang yang diurus bukan cuma diri sendiri, ada anak-anak dan suami.2
Tabel 2.6
Apakah pekerjaan anda dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1 Bertani 2 10%
2 Berdagang -
3 Nelayan 4 20%
4 Merantau 14 70%
Jumlah 20 100%
Sumber data: Hasil Angket Yang di Sebarkan Pada 10 PasanganPernikahan Dini di Desa Bonto Jati 2018
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa konflik pekerjaan yang
menikah dini di desa bonto jati bertani berjumlah 2 dengan persentase
10% Nelayan berjumlah 4 dengan persentase 20% dan merantau
berjumlah 14 dengan persentase 70% dan yang menjawab berdagang 0%
C. Hubungan Pernikahan Usia Dini dengan Keharmonisan dalam
Rumah Tangga di Desa Bonto Jati Kec. Pasimasunggu Timur Kab.
Kepulauan Selayar
Keharmonisan suami istri dalam rumah tangga adalah bentuk
pencapaian keberhasilan dan kebahagiaan yang tidak semua suami istri
dapat memperolehnya. Karena keharmonisan merupakan inti dari
2 Wiwik jusniati,Pelaku pernikahan dini. Wawancara. 28 Agustus 2018
53
kesuksesan dalam membangun rumah tangga.kesuksesan rumah tangga
di tandai dengan adanya rasa saling mencintai,saling menghormati, saling
menghargai dan kesetiaan suami istri merupakan hal-hal yang wajib untuk
di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut wawancara penulis lansung dengan Bapak imran selaku
Kepala KUA di Kecamatan Pasimasunggu Timur.
Keharmonisan dalam rumah tangga adalah bentuk pencapaiankeberhasilan dan kebahagiaan.yang jarang terjadi konflik dalam rumahtanggaHal-hal apa yang menghambat penerapan keluarga harmonisadalah perselingkuhan,konflik dalam rumah tangga3
Tabel 3.1
Apakah kewajiban anda sebagai suami sudah terpenuhi
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat terpenuhi 8 40%
2 Cukup terpenuhi 10 50%
3 Kadang-kadang 2 10%
4 Tidak pernah -
Jumlah 20 100%
Sumber data: Hasil Angket Yang di Sebarkan Pada 10 PasanganPernikahan Dini di Desa Bonto Jati 2018
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa kewajiban suami yang
sangat terpenuhi berjumlah 8 dengan persentase 40 % terpenuhi
3 Imran,Kepala KUA, Wawancara. Tanggal 27 Agustus2018
54
berumlah 10 dengan persentase 50% dan kadang-kadang berjumlah 2
dengan persentase 10 % dan yang menjawab tidak pernah 0%
Tabel 3.2
Apakah masalah yang terjadi dalam rumah tangga yangmenimbulkan konflik
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1 Masalah ekonomi 10 50%
2 Selingkuh 2 10%
3 Ketidakhadiran anak
4 Komunikasi 8 40%
Jumlah 20 100%
Sumber data: Hasil Angket Yang di Sebarkan Pada 10 PasanganPernikahan Dini di Desa Bonto Jati 2018
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa konflik yang terjadi
dalam rumah tangga yaitu masalah ekonomi berumlah 10 dengan
persentase 50% Selingkuh berumlah 2 dengan persentase 10%
komunikasi berjumlah 8 dengan persentase 40%
Tabel 3.3
Dengan siapa anda bertempat tinggal ketika sudah menikah
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1 Bersama orang tua 14 70%
2 Rumah mertua 4 20%
3 Rumah sendiri 2 10%
Jumlah 20 100%
55
Sumber data: Hasil Angket Yang di Sebarkan Pada 10 PasanganPernikahan Dini di Desa Bonto Jati 2018
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa yang bertempat tinggal
ketika sudah menikah, bersama orang tua berjumlah 14 dengan
persentase 70% rumah mertua berjumlah 4 dengan persentase 20% dan
rumah sendiri berjumlah 2 dengan persentase 10%
Tabel 3.4
Apa motivasi anda yang mendorong anda untuk menikah
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1 Perintah agama 14 70%
2 Cukup Usia
3 Hamil di luar nikah 2 10
4 Dijodohkan 4 20%
Jumlah 20 100%
Sumber data: Hasil Angket Yang di Sebarkan Pada 10 PasanganPernikahan Dini di Desa Bonto Jati 2018
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi mereka yang
mendorong untuk menikah yaitu perintah agama berjumlah 14 dengan
persentase 70% di jodohkan berjumlah 4 dengan persentase 20%,Hamil
di luar nikah berjumlah 2 dengan persentase 10% dan , usia cukup 0%
Tabel 3.5
Bagaimana keadaan rumah tangga hingga saat ini
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1 Bahagia 18 90%
56
2 Kurang bahagia - -
3 Cerai
4 Masih,tapi tidak harmonis 2 10%
Jumlah 20 100%
Sumber data: Hasil Angket Yang di Sebarkan Pada 10 PasanganPernikahan Dini di Desa Bonto Jati 2018
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keadaan rumah tangga
pernikahan dini yaitu bahagia berjumlah 18 dengan persentase 90%,
Masih tapi tidak harmonis berjumlah 2 dengan persentase 10% dan yang
menjawab kurang bahagia 0%
Menurut wawancara peneliti dengan ibu wiwik jusniati pelaku
pernikahan dini di bawah umur yang menjadi alasan ibu masih, tapi tidak
harmonis adalah sebagai berikut:
keadaan rumah tangga saya saat ini Masih, tapi tidak harmonis.alasan saya karena saya merasa sudah tidak ada kecocokan lagi dengansuami saya, saya sering bertengkar hanya gara-gara hal sepele.4
Untuk menjawab pertanyaan diatas maka data yang disajikan
peneliti adalah hasil angket tentang pernikahan usia dini dan angket
keharmonisan dalam rumah tangga.Dalam hubungan antara pernikahan
usia dini dan keharmonisan dalam rumah tangga di desa bonto jati, perlu
di ketahui bahwa keharmonisan suami istri dalam rumah tangga adalah
bentuk pencapaian keberhasilan dan kebahagiaan yang tidak semua
suami istri dapat memperolehnya.
4 Wiwik jusniati,Pelaku pernikahan dini. Wawancara. 28 Agustus 2018
57
Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan antara pernikaha usia
dini dan keharmonisan dalam rumah tangga di desa bonto jati dapat di
lihat pada tabel berikut:
Tabel 3.6
Hubungan antara pernikahan usia dini dan keharmonisan dalamrumah tangga
NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1.
2.
3.
Baik
Kurang baik
Tidak ada
12
8
60%
40%
Jumlah 20 100%
Sumber data: Hasil Angket Yang di Sebarkan Pada 10 PasanganPernikahan Dini di Desa Bonto Jati 2018
Data diatas menunjukkan bahwa pasangan pernikahan dini
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pernikahan dini dan
keharmonisan dalam rumah tangga. Hal ini terbukti dari 20 responden
yang di berikan angket yang menyatakan baik berjumlah 12 dengan
persentase 60%, menyatakan kurang baik 8 dengan persentase 40%
D. Pengaruh Pernikahan Usia Dini terhadap Keharmonisan dalam
Rumah Tangga di Desa Bonto Jati Kec. Pasimasunggu Timur Kab.
Kepulauan Selayar
Dari angket yang telah di bagikan kepada responden tentang
pengaruh pernikahan usia dini terhadap keharmonisan dalam rumah
58
tangga di Desa Bonto Jati Kec. Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan
Selayar.
Untuk lebih jelasnya mengenai pengaruh pernikaha usia dini dan
keharmonisan dalam rumah tangga di desa bonto jati dapat di lihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.1
Pengaruh pernikahan dini terhadap keharmonisan dalam rumahtangga
NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1.
2.
3.
Berpengaruh
Kurang berpengaruh
Tidak berpengaruh
12
6
2
60%
30%
10%
Jumlah 20 100%
Sumber data: Hasil Angket Yang di Sebarkan Pada 10 PasanganPernikahan Dini di Desa Bonto Jati 2018
Dari 10 pasangan responden di atas yang menyatakan
berpengaruh berjumlah 12 dengan persentase 60%, menyatakan kurang
berpengaruh berjumlah 6 dengan persentase 30% dan yang menyatakan
tidak berpengaruh berjumlah 2 dengan persentase 10%. Jadi dengan
demikian bahwa pernikahan usia dini berpengaruh terhadap
keharmonisan dalam rumah tangga. Dimana perlu di ketahui bahwa
keharmonisan suami istri dalam rumah tangga adalah bentuk pencapaian
keberhasilan dan kebahagiaan yang tidak semua suami istri dapat
memperolehnya.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Gambaran Pernikahan usia dini di desa bonto jati kecamatan
pasimasunggu timur kabupaten kepulauan selayar di tinjau darii
Perkawinan usia muda dalam kehidupan sosial berdampak kepada
ekonomi keluarga dengan persentase 90%,perceraian dengan persentase
10%
2. Pernikahan usia dini dengan keharmonisan dalam rumah tangga
mempunyai hubungan yang erat. Hal ini terbukti dari 10 pasangan
responden yang di berikan angket yang menyatakan baik berjumlah 12
dengan persentase 60% dan yang menyatakan kurang baik berjumlah 8
dengan persentase 40%
3. Pernikahan usia dini dengan keharmonisan dalam rumah tangga di
desa bonto jati kecamatan pasimasunggu timur kabupaten kepulauan
selayar. Dari 10 pasangan responden yang menyatakan berpengaruh
berjumlah 12 dengan persentase 60%, Menyatakan kurang berpengaruh
berjumlah 6 dengan persentase 30% dan yang menyatakan tidak
berpengaruh berjumlah 2 dengan persentase 10%.Jadi dengan demikian
60
bahwa pernikahan usia dini berpengaruh terhadap keharmonisan dalam
rumah tangga.
B. Saran
Terbentuknya keluarga yang harmonis merupakan hal-hal yang
harus menjadi pertimbangan pasangan yang hendak melangsungkan
pernikahan. Berkaitan dengan penelitian ini ,di kemukakan saran-saran
sebagai berikut:
1 Bagi pemuda dan pemudi yang hendak melangsungkan pernikahan,
hendaknya mempertimbangkan beberapa hal seperti kesiapan fisik,
mental, ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu umum serta kesiapan
ekonomi.
2. Bagi orang tua agar senantiasa memperhatikan pendidikan anak,baik
pendidikan agama, pendidikan formal dan pendidikan non formal agar
adanya proses pendewasaan dan menikah pada usia yang seharusnya.
Selain itu, bagi orang tua agar senantiasa memperhatikan pergaulan anak
agar tidak terjadi pergaulan bebas yang dapat menyebabkan anak
menikah muda.
62
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an danTerjemahan
Arikonto Suharsimi, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik,
Jakarta:PT.rineka cipta.2013
Nasir Salihun, Perananpendidikan agama islam terhadap pemecahan
problema remaja, Jakarta:Kalam mulia.1999
Alisuf Sabri, Psikologi pendidikan, Jakarta:Pedoman ilmu jaya.1975
Abidin Slamet Dan Aminudin, Fiqih Munakahat 1, Bandung:CVPustaka
Setia.1999
al-Ghazali Abu,Pernikahan muda, Bandung:Mujahid press.2004
Akbar Ali, Merawat cinta kasih, Jakarta: Pustaka antara.1975
Fauzil Adhim,saatnya untuk menikah, Jakarta:Gema Insani press.2000
Jubaedi Ismail Didi, Membina rumah tangga islami di bawah ridhoillahi,
Bandung:Pustaka setia.2000
Kaelani, Islam dan aspek-aspek kemasyarakatan, Jakarta: Bumi
Aksara.20
Mahfud Rois, Al-islam pendidikan agama islam, Jakarta:Erlangga.2011
Noor Salimi Ahmadidan, Dasar-dasar pendidikan agama islam,
Jakarta:PTBumi Aksara.2008
Poerwadarminta Wjs, Kesehatan mental, Jakarta:Gunung Agung
Rahman Ghazali Abd, Fiqh Munakahat, Bogor: Kencana. 2003
Syahatah Husain, Mempermudah pernikahan suatu keharusan, Jakarta:
Pustaka azzam.2005
63
Sohari dan Tihami, Fikih munakahat: Kajian fikih nikah lengkap,
Jakarta:Rajawali Pers,2010
Syarifuddin Amir, garis-garis besar fikih, Bogor: Prenada Media.2003
Tafsir Ahmad, Pendidikan Agama Dalam Keluarga, Bandung:PT Remaja
Rosdakarya.2000
Undang-Undang Dasar RI Nomor 1 tahun 1974 pasal 1 tentang
perkawinan
Yaljan Miqdad, Potret rumah tangga islami, Kairo: pustaka mantiq.1991
65
RIWAYAT HIDUP
Winik Juniasti, Lahir di Selayar, 07 Juni 1996. Anak
kedua dari enam bersaudara. Buah hati dari pasangan
Azis Argi dan Leniyanti. Mulai menapaki dunia
pendidikan f ormal pada tahun 2002 di SDI Ujung 1
dan Tamat pada tahun 2008. Pada tahun yang sama
penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 2 Pasimasunggu Timur,
Kemudian pada tahun 2011 kembali melanjutkan pendidikan di SMA
Negeri 1 Pasimasunggu Timur. Pada tahun 2014 penulis melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi dan terdaftar di Universitas
Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Agama Islam (FAI) Jurusan
Pendidikan Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan Program Studi
Pendidikan Agama Islam Program Strata Satu (S1).
67
Angket Penelitian
Pernikahan Usia Dini dan Pengaruhnya Terhadap Keharmonisan DalamRumah Tangga di Desa Bonto Jati Kecamatan Pasimasunggu Timur
Kabupaten Kepulauan Selayar
I. Identitas RespondenNama : :Alamat :
II. Petunjukpengisian1. Bacalah secara saksama setiap pertanyaan yang ada dalam angket!2. Berilah tanda (X) pada jawaban yang dianggap paling benar!
III.Pertanyaan
a. Angket tentang pernikahan dini dan keharmonisan dalam rumah
tangga
1. Menurut anda pernikahan dini di lakukan pada usia berapa?
a. <16 Tahun
b. >16 Tahun
c. <25 tahun
d. >25 tahun
2. dari manakah ibu mendapat informasi tentang pernikahan dini?
a. Televisi
b. Lingkungan keluarga
c. Teman
d. Radio
68
3. Apakah Suami ibu sering tidak bekerja?
a. Sangat Sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
4. Apakah ibu mengeluh dengan perekonomian keluarga?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
5. Perkawinan usia muda dalam kehidupan sosial berdampak kepada
a. Kesejahteraan
b. Perceraian
c. Ekonomi Keluarga
6. Apa pekerjaan anda dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga
a. Bertani
b. Berdagang
c. Nelayang
d. Merantau
69
7. Apakah kewajiban anda sebagai suami sudah terpenuhi?
a. Sangat terpenuhi
b. Cukup terpenuhi
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
8. Apakah Masalah yang terjadi dalam rumah tangga yang menimbulkan
konflik
a. Masalah ekonomi
b. Selingkuh
c. Ketidakhadiran anak
d. Komunikasi
9. Dengan siapa anda bertempat tinggal ketika sudah menikah
a. Bersama orang tua
b. Rumah sendiri
c. Rumah mertua
10. Apa motivasi anda yang mendorong anda untuk menikah
a. Perintah agama
b. Usia cukup
c. Hamil di luar nikah
70
d. Dijdohkan
11. Bagaimana keadaan rumah tangga anda
a. Bahagia
b. Kurang bahagia
c. Cerai
d. Masih,tapi tidak harmonis
12. Bagaimana Hubungan antara pernikahan usia dini dan keharmonisan
dalam rumah tangga.
a. Baik
b. Kurang baik
c. Tidak ada
13. Bagaimana Pengaruh pernikahan dini terhadap keharmonisan dalam
rumah tangga
a. Berpengaruh
b. Kurang berpengaruh
c. Tidak berpengaruh
71
b. wawancara tentang pernikahan dini dan keharmonisan dalam rumah
tangga
1. Menurut bapak pernikahan dini itu seperti apa?
2. Idealnya pada usia berapa pernikahan dini dapat di lakukan?
3. Menurut sepengetahuan ibu,factor-faktor apa saja yang menyebabkan
pernikahan dini di desa bonto jati?
4. Ukuran Keluarga harmonis itu di tentukan dari mana?
5. Menurut ibu tinjauan hukum islam mmengenai pernikahan dini itu apa?
6. Apa yang anda ketahui tentang keluarga harmonis?
7. Apakah hal-hal yang menghambat penerapan keluarga harmonis?
8. Apakah hal-hal yang mendukung terwujudnya keluarga harmonis?
9. Bagaimana kedudukan badan konseling keluarga sakinah?
10. Menurut ibu kenapa kekerasan biasa terjadi?
72
HASIL WAWANCARA
PERNIKAHAN DINI
Pendapat ibu Ariska Ningsih
1. Menurut beliau pernikahan dini adalah pernikahan atau
perkawinan yang sah yang salah satu pihaknya berusia di
bawah umur
2. Idealnya usia pernikahan menurut beliau yaitu perempuan
antara 16 sampai 21 tahun dan laki-laki antara 25 smpai 40
tahun
3. Di desa bonto jati sendiri banyak sekali pernikahan dini yang
di sebabkan kurang control dari orang tua seperti apabila
anaknya pacaran dianggap biasa,factor perekonomian
dalam rumah tangga yang tidak mampu, sehingga anaknya
dinikahkan di usia dini daripada menjadi beban keluarga.
4. Ukuran keluarga yang harmonis bisa dilihat sari moral bisa
juga materi dalam hal ini tercukupinya kebutuhan sehari-hari,
keluarga yang bisa di contoh oleh masyarakat,hubungan
yang baik antara masyarakat dan alllah SWT serta
pendidikan dan kesehatan tercukupi.
5. Hukum dari nikah dini itu sah didasarkan atas sunnah nabi
namun dapat dihindari dengan alasan yang lebih mashlahah
seperti masih menjalankan studi hendaknya pernikahan
ditunda terlebih dahulu.Namun, apabila, menikah itu lebih
73
maslahah karena takut akan berzina maka nikah itu
diutamakan1.
Pendapat ibu Reskiyanti
1. Beliau mengemukakan pernikahan dini yaitu pernikahan
yang dilakukan di bawah umur dan di mana pernikahan
seseorang yang belum siap menikah berumah tangga baik
dari sisi mental maupun ekonomi
2. Usia ideal menikah relative umur 18 sampai 23 tahun juga
belum bisa dikatakan cukup matang untuk menikah. Karena
usia ideal menikah ditentukan jasmani,rohani,lahir dan batin
3. Fakto-faktor yang mempengaruhi tingginya kasus
pernikahan dini yang terjadi dibonto jati antara lain karena
pihak wanita telah hamil duluan
4. Keharmonisan tidak dapat di ukur dengan oleh kekayaan
dan materi
5. Pernikahan dini dari sisi medis maupun psikologis kurang
bagus dan lebih baik ditunda sampai dewasa dan benar-
benar siap secara lahir batin2
Pendapat ibu winy
1. Beliau mengemukakan pernikahan dini adalah seseorang
yang menikah pada usia sekolah atau masih
1 Ariska Ningsih,Pelaku pernikahan dini. Wawancara.21 Mei 20182 Reskiyanti,Pelaku pernikahan dini. Wawacara. 22 Mei 2018
74
menggantungkan kepada orang tua dan berusia di bawah
umur 20 tahun
2. Usia pernikahan yang ideal adalah sesuai dengan tuntutan
rasulullah yaitu laki-laki berusia 25 tahun dan perempuan
diantara 21 tahun
3. Pernikahan dini yang terjadi di desa bonto jati sendiri terjadi
di sebabkan karena beberapa hal hubungan yang terlalu
bebas,sikap mental yang belum siap menikah tetapi sudah
ada keinginan untuk menikah, pengaruh internet yang
berdampak negative untuk anak-anak di usia sekolah yang
dalam masa puber dan masih stabil,pengetahuan agama
yang minim.
4. Ukuran keluarga yang harmonis tidak bisa di ukur dari
materi atau kekayaan. Ketenangan masing-masing suami
istri itu yang utama dan terpenting alam sebuah pernikahan
adalah terwujudnya keluarga yang sakinah, mawaddah,
warahmah
5. Dalam hokum islam sendiri tidakk ada batasan yang jelas
mengenai usia pernikahan. Seseorang sudah baligh dalam
islam sudah dikenai hokum dan dianggap sudah layak untuk
bisa membuahi dan dibuahi.3
3 Wini,Pelaku pernikahan dini. Wawacara. 24 Mei 2018
75
HASIL WAWANCARA
KEHARMONISAN DALAM RUMAH TANGGA
Pendapat ibu riska
1. Keluarga harmonis adalah keluarga yang selalu tentram
dalam kehidupan sehari-hari
2. Hal-hal yang menghambat keluarga harmonis yaitu
perselingkuhan, kurangnya komunikasi antara suami dan
istri, kekerasan dalam rumah tangga dan kekurangan nafkah
baik lahir maupun batin
3. Hal-hal yang mendukung keluarga harmonis yaitu saling
komunikasi antara suami dan istri, saling pengertian dan
nafkah harus cukup, baik nafkah lahir maupun batin
4. Kedudukan konseling keluarga sakinah sangat penting,
dikarenakan konseling keluarga sakinah sangat mendukung
sekali dalam penerapan dan keharmonisan sebuah keluarga.
5. Kekerasan dalam rumah tangga terjadi dikarenakan suami
dan istri tidak saling pengertian dan lupa terhadap tanggung
jawab masing-masing.
Pendapat ibu reskiyanti
1. Keluarga harmonis adalah keluarga yang tentram,
2. Hal-hal yang menghambat keluarga harmonis yaitu tidak
sabar menghadapi pasangan atau keluaga, kurang
76
kesadaran akan saling mengerti dan kurang akrab antar
skeluarga
3. Hal-hal yang mendukung terwujudnya keluarga harmonis
yaitu saling pengertian,.
4. Kedudukan badan konseling keluarga sakinah sangat
penting, karena badan konseling tersebut dapat membentuk
rasa senang,tenang,terhormat,yang akan membuat hidup
nyaman.
5. Kekerasan biasa terjadi karena kurang bisa menjaga emosi
dan mungkin sudah menjadi kebiasaan, tidak ada yang bisa
mengalah (egois).
Pendapat ibu winy
1. Keluarga sakinah itu adalah keluarga yang tidak pernah
bertengkar atau ketentraman dalam keluarga.
2. Hal-hal yang menghambat keluarga harmonis yaitu
perselingkuhan, perseteruan, keras kepala.
3. Hal-hal yang mendukung terwujudnya keluarga harmonis
yaitu saling pengertian, bisa menjaga ketentraman, tidak
keras kepala.
4. Menurut saya perlu, karena apabila kita menginginkan
keluarga tersebut,kita harus membutuhkan pembimbing
5. Kekerasan bisa terjadi karena keras kepala dan egois.
Gambar 1.Hasil pengisian angket ibu Ariska Ningsih
Gambar 2. Hasil pengisian angket ibu winy
Gambar 3.Hasil pengisian angket ibu suhesti
Gambar 4. Hasil wawancara ibu winy
Gambar 5. Hasil wawancara ibu Suhesti
Gambar 6. Hasil pengisian angket ibu Reski Anti
Gambar 7. Hasil wawancara ibu Reskianti
Gambar 7. Hasil wawancara ibu Ariska Ningsih
Gambar 9. Hasil pengisian angket ibu Nurhasni
Gambar 10.Bersama Bapak Drs. Imran selaku kepala KUA