Permodalan Pada Bank Syariah

23
PERMODALAN PADA BANK SYARIAH TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN DANA BANK SYARIAH Tentang PERMODALAN PADANG BANK SYARIAH Oleh Kelompok 4 ROMI WIDODO :09 202 041 RAMDA SYAFRINA :09 202 038 TIA IRMALA SARI :09 202 017 ANDRIANI VIOLITA :08 202 003 Dosen Asy’ari Hasan,.S.H.I,.Mag Elfadli,.S.E.I

description

Permodalan Pada Bank Syariah

Transcript of Permodalan Pada Bank Syariah

Page 1: Permodalan Pada Bank Syariah

PERMODALAN PADA BANK SYARIAH

TUGAS KELOMPOK

MANAJEMEN DANA BANK SYARIAH

Tentang

PERMODALAN PADANG BANK SYARIAH

Oleh Kelompok 4

ROMI WIDODO                     :09 202 041

RAMDA SYAFRINA              :09 202 038

TIA IRMALA SARI                :09 202 017

ANDRIANI VIOLITA             :08 202 003

Dosen

Asy’ari Hasan,.S.H.I,.Mag

Elfadli,.S.E.I

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM JURUSAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

BATUSANGKAR

2011

Page 2: Permodalan Pada Bank Syariah

KATA PENGANTARAssalammualaikum Wr. Wb

            Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, Karena berkat rahmat dan karunia

nya penulis dapat menyelesaikan makalah pada kesempatan kali ini. Dan tidak lupa pula

penulis memohonkan salawat beserta salam kepada Allah agar disampaikannya kepada

junjungan kita yakninya nabi Muhammad SAW, Karena telah membawa kita dari zama yang

tidak berpendidikan dan tak beradap ke zaman ytang berintelektual dan berpendidikan seperti

yang kita rasakan pada saat sekarang ini.

            Kami sebagi penulis makalah yang kesempatan kali ini akan mencoba menjelaskan

bagian bagian yang terpenting dalam Manajemen Dana Bank yaitu Permodalan Pada Bank

Syariah. Dalam penulisan makalah ini tentu kami penulis mengalami banyak kesulitan

terutama dalam proses pencarian bahan dan sumber sumber yang ada yang dapat menunjang

terselesainya makalah ini, tapi atas bantuan dan dukungan dari teman teman semua,Dosen

pembimbing dan terutama sekali dukungan moril dan materil dari orang tua penulis sendiri.

Atas dukungan itu maka penulis mengucapkan  terimakasih karena atas dukungan itu penulis

dapat  menyelesaikan makalah ini dengan sebaik baiknya.

            Meskipun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan tapi penulis mengharapkan agar

makalah ini dapat bermamfaat bagi kita semua dalam menambah wawasan keilmuan kita

tentang perbankan syariah. Uuntuk itu terlebih dulu pemakalah mengucapkan terimakasih

atas perhatiannya.Dan penulis mengucapakan selamat membaca makalah ini dan mudah

mudahan bahasa yang ada dapat mudah dimengerti, Amien!!!!

                                                                                               Batusangkar, 4 Maret 2011

Penulis

                                   

                                                                                                   ……………………..

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….i

Page 3: Permodalan Pada Bank Syariah

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………ii

BAB 1. PENDAHULUAN…………………………………………………………………. I

a.       Latar Belakang Masalah………………………………………………………1

b.      Rumusan Masalah……………………………………………………………..1

c.       Tujuan………………………………………………………………………….1

BAB 11. PEMBAHASAN…………...………………………………………………………2

a.       Manajemen Permodalan Bank Syariah..............................................................2

b.      Fungsi Modal Bank............................................................................................3

c.       Sumber sumber Permodalan Bank.....................................................................4

d.      Sumber sumber permodalan Bank Syariah........................................................5

e.       Kecukupan Modal Bank Syariah.......................................................................6

f.       Penerapan CAR Untuk Perbankan di Indonesia...............................................8

g.      Aktiva Tertimbang Menurut resiko Bank Syariah............................................10

BAB 111. PENUTUP...............................................................................................................13

a.       Kesimpulan........................................................................................................13

b.      Saran.................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah            Pada saat sekarang ini perbankan syariah sudah banyak bermunculan diindonesia baik

itu dipusat maupun itu didaerah. Untuk itu perlu rasanya kita mengetahui apa itu perbankan

Page 4: Permodalan Pada Bank Syariah

syariah , apa apa saja unsur unsur yang ada didalamya serta dari mana saja modal yang

diperoleh bank syariah itu sendiri.apa apa saja transaksi transaksi yang dilakukan dan bagai

mana proses pembiayaan yang dilakukan.

            Tapi pada saat sekarang ini dalam manajemen dana bank ini pemakalah akan

mencoba membahas tentang permodalan dalam perbankan syariah. Bank syariah adalah

lembaga keuangan yang bergerak dalam proses pengumpulan dan penyaluran dana dari

masyarakat untuk masyarakat yang membutuhkan.

            Selain dana yang dikumpulkan dari masyarakat tentu ada dana yang berasal dari

pemilik atau sumber lainnya. Untuk itu penulis akan mencoba membahas tentang permodalan

ini secara lebih mendalam.

1.2.Rumusan Masalah pada kesempatan kali ini dalam permodalan perbankan syariah ini penulis akan

menguraikan tentang:

1.Manajemen Permodalan Bank syariah

2.Fungsi modal Bank

3.Sumber Sumber Permodalan Bank

4.Sumber Permodalan Bank Syariah

5.kecukupan Modal Bank

6.Penerapan car untuk perbankan di Indonesia

7.Aktiva Tertimbang Menurut resiko bank syariah

1.3.Tujuan            Dari makalah ini penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermamfaat bagi kita

semua terutama sekali bagi kami penulis makalah ini sendiri.semogfa dengan ditulisnya

makalah ini dapat menambah wawasan kita tentang perbankan syariahbterkhususnya

bagaimana permodalan dalaqm perbankan syariah itu sendiri.

BAB 11

PEMBAHASAN

11.1.Manajemen permodalan Bank Syariah            Bank pada umumnya dan bank syariah pada khususnya adalah lembaga yang

didirikan dengan orientasi laba.Untuk mendirikan lembaga yang demikian perlu didukung

dengan aspek permodalan yang kuat, kekuatan aspek permodalan akan membangun

kepercayaan dari masyarakat, karena bank merupakan lembaga kepercayaan.Untuk tetap

menjaga kepercayaan masyarakat itu perangkat yang strategis yang harus digunakan adalah

Page 5: Permodalan Pada Bank Syariah

permodalan yang cukup memadai, karena modal merupakan faktor yang penting dalam

perkembangan dan kemajuan bank sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat. Dalam

penciptaan aktiva selain menciptakan keuntungan juga memungkinkan terjadinya resiko, oleh

karena itu modal harus bisa digunakan untuk menjaga kemungkinan terjadinya resiko

kerugian atas aktiva , terutama dana dana yang berasal dari pihak ketiga atau masyarakat.

            Modal Bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian

badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank disamping untuk

memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh otoritas moneter.[1]

Menurut Zainul Arifin, Modal adalah sesuatu yang mewakili pemilik  dalam

perusahaan. Berdasarkan nilai buku modal didefenisikan sebagai kekayaan bersih(net worth),

yaitu selisih nilai buku aktiva dikurangi dengan nilai buku dari kewajiban (liabilities)[2].

Prinsi prinsip dasar manajemen permodal bank

Pengelolaan modal bank terfokus pada kecukupan untukmembiayai operasi bank atau

memenuhi berbagai kepentingan, p[risip modal akan tercermin langkah langah dalam

memperhitungkan kebutuhan modal yang memadaio , yaitu:

a)      Menyusun rencana keuanga secara menyeluruh

b)      Menentukan modal yang memadai

c)      Menbgusahakan pemenuhan modal dari internal tampa merusak kepentingan

pemiliknya/pemegang saham

d)     Mengusahakan kekurangan modal dari pihak luar.

Bentuk bentuk dasar modal bank

a)      Subordinatede debt.yaitu hutang pada pihak lain yang pelunasannya hannya dapat dilakukan 

setelah tepenuhinya kewajiban pembayaran pada kreditur  lainnya, misalnya penitip dana

(deposan). Subordinatede debt biasanya berbunga dan bank akan membayar bunga tertentu

dimasa yang akan datang.

b)      preferredStock,yaitu sejumlah dana tertentu yang ditanamkan oleh pemilik saham yang

kewajiban untuk membayar deviden dalam jumlah tertentu hanya dapat dilakukan setelah

terpenuhinya pembayaran atas pemilik dana(deposan)

c)      Common Stock.yaitu modal dasar yang dimiliki oleh suatu bank yang biasanya terdiri dari

dana saham , harga saham diatas pari, cadangan modal dan laba ditahan.

Clasifikasi modal menururt otoritas moneter adalah

1)      Firs tier capital,yaitu modal utama yang tertanam dalam bank tersebut

Page 6: Permodalan Pada Bank Syariah

2)      Srcond tier capitral,yaitu sejumlah dana yang bersumber bukan dari pemilik/pemegang

saham bank tersebut

11.2. Fungsi Modal Bank            Bank sebagai unit usaha bisnis membutuhkan modal. Modal bank adalah aspek

terpenting  bagi suatu unit bisnis bank, salah satunya sangat dipengaruhi oleh kondisi

kecukupan modalnya. Kebanyakan masyarakat mengatakan bahwa fungsi utama modal bank

adalah melindungi para penyimpan uang dari kerugian yang timbul, modal bank adalah

manifestasi dari keinginan para pemegang saham  untuk berperan dalam bisnis perbankan.[3]

                        Menurut Johnson dan johnson. Modal bank mempunyai tiga fungsi yaitu

1.Modal memberikan perlindungan terhadap kegagalan atau kerugian bank dan   perlindungan

terhadap kepentingan produsen

2.Sebagai dasar bagi penetapan batas maksimum kredit

3.Modal menjadi dasar perhitungan bagi para partisipan pasar untuk mengevaluasi  tingkat

kemampuan bank secara relatif dalam menghasilkan keuntungan[4]

Sedang menurut Breton c.Leavitt. staf dewan gubernur federal reserve mengatakan

modal Bank memniliki empat fungsi yaitu:  

1.Melindungi deposan yang tidak diasuransikan, pada saat bank dalam keadaan kehilangan

likuiditas

2.Untuk menyerap kerugian yang tidak diharapkan guna menjaga kepercayaan masyarakat

bahwa bank dapat terus beroperasi

            3.Untuk memperoleh sarana fisik dan kebutuhan dasar lainnya yang diperlukan guna

menawarkan pelayanan bank

            4.Sebagai alat pelaksanaan Peraturan pengendalian ekspansi aktiva yang tidak tepat.[5]

Selain fungsi diatas fungsi modal adalah

            1.Untuk melindungi para deposan dengan menagkal semua kerugian usaha perbankan sebagai

akibat salah satu atau kombinasi resiko perbankan

            2.Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat berkenaan dengan kemampuan bank untuk

memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo dan memberikan keyakinan mengenai

kelanjutan operasi bank  meskipun terjadi kerugian.

            3.Untuk membiayai kebutuhan aktiva tetap seperti gedung, peralatan dan sebagainya.

Page 7: Permodalan Pada Bank Syariah

            4.Untuk memenuhi regulasi permodalan yang sehat menurut otoritas moneter.

            Melihat fungsi modal pada suatu bank menyatakan bahwa kedudukan modal

merupakan hal penting yang harus dipenuhi terutama oleh pendiri bank dan para manajemen

bank selama beroperasinya bank tersebut.[6]

11.3.Sumber sumber permodalan BnkUntuk mendapatkan modal bank dapat diperoleh melalui berbagai sumber. Modal

bank menurut George H Hempel membagi modal bank dalam tiga bentuk yaitu:pinjaman

subordinasi, saham preferen, dan saham biasa. Beberapa jenis pinjaman subordinasi dan

saham preferen dapat dikonversikan menjadi saham biasa,dan saham biasa dapat

dikembangkan  baik secara eksternal maupun internal.

Pinjama subordinasi terdiri dari semua bentuk kewajiban berbunga  yang dibayar

kembali dalam jumlah yang pasti(fixed)dalam jangka tertentu. Bentuk pinjaman subordinasi

bervariasi dari  capital notes sasmpai debenture.

Penentuan sumber sumber permodalan bank yang dapat didasarkan atas beberapa

funsi penting yang dapat dipengaruhi oleh modal bank,misalnya bila bank harus menyediakan

proteksi terhadap kegagaln bank . maka sumber yang paling tepat adalah modal equitas

(equity capital).  Modal ekuitas merupakan penyangga untuk menyerap kerugian dan

kecukupan penyangga itu adalah kritikal bagi solvabilitas bank. Oleh karena itu bila kerugian

bank melebihi net worth maka likuidasi harus terjadi. Bila modal itu disediakan untuk

memberikan proteksi terhadap kepentingan para deposan, maka pinjaman subordinasi dan

debentures juga berfungsi seperti equity capital. Bila kerugian melebihi modal ekuitas maka

bank harus dilikuidasi, tetapi dana yang dipasok oleh pemberi modal pinjaman dan pemilik

debentures harus menjadi penyangga untuk melindungi kepentingan para deposan. Jadi

modal pinjaman tidak secara langsung melindungi kegagalan atau kerugian bank.

11.4.Sumber Permodalan Bank SyariahPengkategorian modal pinjaman sebagai salah satu sumber permodalan bank seperti

diuraikan di atas adalah konsensus yang dianut oleh perbankan kovensional. Dalam

pandangan syariah, modal pinjaman (subordinated loan) itu termasuk dalam kategori qard,

yaitu pinjaman harta yang dapat diminta kembali. Dalam literatur fiqh Salaf Ash Shalih, qard

dikategorikan dalam aqad tathawwu’ atau akad saling membantu dan bukan transaksi

komersial.[7]

Page 8: Permodalan Pada Bank Syariah

Kaidah islam Pemberi pinjaman tidak boleh meminta imbalan atas pemberian

pinjaman tersebut, karena setiap pemberian pinjaman yang disertai dengan permintaan

imbalan termasuk kategori riba. Penerima pinjaman wajib menjamin pengembalian pinjaman

tersebut pada saat jatuh tempo. Oleh karena itu qard mempunyai derajat preferensi yang

tinggi, setara dengan kewajiban atau hutang lainnya. Berdasarkan karakteristik tersebut, maka

tidak beralasan bagi qard untuk ikut menanggung resiko atau memberikan proteksi terhadap

kegagalan atau kerugian bank ataupun memberikan proteksi terhadap kepentingan deposan.

Dengan demikian pinjaman subordinasi tidak dapat dipertimbangkan untuk diperhitungkan

sebagai modal bagi bank syariah.

Sumber utama modal bank syariah adalah modal inti (core capital) dan kuasi ekuitas.

Modal inti adalah modal yang berasal dari para pemilik bank, yang terdiri dari modal yang

disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan laba ditahan. Sedangkan kuasi ekuitas

adalah dana-dana yang tercatat dalam rekening-rekening bagi hasil (mudharabah). Modal inti

inilah yang berfungsi sebagai penyangga dan penyerap kegagalan atau kerugian bank dan

melindungi kepentingan para pemegang rekening titipan (wadi’ah) atau pinjaman (qard),

terutama atas aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan dana-dana wadi’ah atau qard.

Sebenarnya dana-dana rekening bagi hasil (mudharabah) dapat juga dikategorikan

sebagai modal, yang oleh karenanya disebut kuasi ekuitas. Namun demikian rekening ini

hanya dapat menanggung resiko atas aktiva yang dibiayai oleh dana dari rekening bagi hasil

itu sendiri. Selain itu, pemilik rekening bagi hasil dapat menolak untuk menanggung resiko

atas aktiva yang dibiayainya, apabila terbukti bahwa resiko tersebut timbul akibat salah urus

(mis management), kalalaian atau kecurangan yang dilakukan oleh manajemen bank selaku

mudharib.

11.5.Kecukupan Modal Bank Tingkat kecukupan modal bank dinyatakan dengan suatu ratio tertentu yang disebut

ratio kecukupan modal atau capital edequasy ratio (CAR). Tingkat kecukupan modal ini

dapat diukur dengan cara

1.      Membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga

Dilihat dari sudut perlindungan kepentingan para deposan, perbandingan antara modal

dengan pos-pos pasiva merupakan petunjuk tentang tingkat keamanan simpanan masyarakat

pada bank. Perhitungannya merupakan ratio modal dikaitkan dengan simpanan pihak ketiga

(giro, deposito dan tabungan) sebagai berikut :

Page 9: Permodalan Pada Bank Syariah

Modal dan cadangan

————————— = 10 %

Giro + Deposito + tabungan

Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa ratio modal atas simpanan cukup dengan

10 % dan dengan ratio itu permodalan bank dianggap sehat.Ratio antara modal dan simpanan

masyarakat harus dipadukan dengan memperhitungkan aktiva yang mengandung resiko. Oleh

karena itu modal harus dilengkapi oleh berbagai cadangan sebagai penyangga modal,

sehingga secara umum modal bank terdiri dari modal inti dan modal pelengkap.

2.      Membandingkan modal dengan aktiva beresiko.

Ukuran kedua inilah yang dewasa ini menjadi kesepakatan BIS (bank for International

Settlements) yaitu organisasi bank sentral dari negara-megara maju yang disponsori oleh

Amerika Serikat, Kanada, negara-negara Eropah Barat dan Jepang. Kesepakatan tentang

ketentuan permodalan itu dicapai pada tahun 1988, dengan menetapkan CAR, yaitu ratio

minimum yang mendasarkan kepada perbandingan antara modal dengan aktiva

beresiko.Kesepakatan ini dilatar-belakangi oleh hasil pengamatan para ahli perbankan

negara-negara maju, termasuk para pakar IMF dan World Bank, tentang adanya ketimpangan

struktur dan sistem perbankan internasional.

Hal ini didukung oleh beberapa indikasi sebagai berikut :

a)      Krisis pinjaman negara-negara Amerika Latin telah mengganggu kelancaran arus peredaran

uang internasional.

b)      Persaingan yang dianggap unfair antara bank-bank Jepang dengan bank-bank Amerika dan

Eropah di Pasar Uang Internasional. Bank-bank Jepang memberikan pinjaman amat lunak

(bunga rendah) karena ketentuan CAR di negara itu amat lunak, yaitu antara 2 sampai 3

persen saja.

c)      Terganggunya situasi pinjaman internasional yang berakibat terganggunya perdagangan

internasional.

Berdasarkan indikasi-indikasi itu lalu BIS menetapkan ketentuan perhitungan Capital

Edequacy Ratio (CAR) yang harus diikuti oleh bank-bank di seluruh dunia sebagai aturan

main dalam kompetisi yang fair di pasar keuangan global, yaitu ratio minimum 8%

permodalan terhadap aktiva berisiko[8] .

11.6.Penerapan CAR untuk Perbankan Indonesiaa. Pengertian modal

   Modal dibagi ke dalam modal inti dan modal pelengkap

Page 10: Permodalan Pada Bank Syariah

1.Modal inti (tier 1) terdiri dari :

  Modal Setor, yaitu modal yang disetor secara efektif oleh pemilik. Bagi Bank milik koperasi

modal setor terdiri dari simpanan pokok dan simpana wajib para anggotanya.

  Agio saham, yaitu selisih lebih dari harga saham dengan nilai nominal saham.

  Modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham, termasuk

selisih nilai yang tercatat dengan harga (apabila saham tersebut dijual).

   Cadangan Umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan dengan

persetujuan RUPS.

   Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu atas

persetujuan RUPS.

   Laba ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang oleh RUPS diputuskan untuk

tidakdibagikan

   Laba tahun lalu, yaitu laba bersih tahun lalu setelah pajak, yang belum ditetapkan

penggunaannya oleh RUPS.Jumlah laba tahun lalu hanya diperhitungkan sebesar 50 %

sebagai modal inti. Bila tahun lalu rugi harus dikurangkan terhadap modal inti.

   Laba tahun berjalan, yaitu laba sebelum pajak yang diperoleh dalam tahun berjalan.

- Laba ini diperhitungkan hanya 50% sebagai modal inti.

      - Bila tahun berjalan rugi, harus dikurangkan terhadap modal inti.

   Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan, yaitu

modal inti anak perusahaan setelah dikompensasikan dengan penyertaan bank pada anak

perusahaan tersebut anak perusahaan tersebut.

Bila dalam pembukuan bank terdapat goodwill, maka jumlah modal inti harus

dikurangkan dengan nilai goodwill tersebut. Bank syariah dapat mengikuti sepenuhnya

pengkategorian unsur-unsur tersebut di atas sebagai modal inti, karena tidak ada hal-hal yang

bertentangan dengan prinsp-prinsp syariah.

      2.Modal pelengkap (tier 2)    

Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk bukan dari laba setelah

pajak serta pinjaman yang sifatnya dipersamakan dengan modal. Secara terinci modal

pelengkap dapat berupa :

  Cadangan revaluasi aktiva tetap

  Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifkaskan

  Modal pinjaman yang mempunyai ciri-ciri :

         Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan dipersamakan dengan modal dan telah

dibayar penuh

Page 11: Permodalan Pada Bank Syariah

         Tidak dapat dilunasi atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan BI

         Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal memikul kerugian bank

         Pembayaran bunga dapat ditangguhkan bila bank dalam keadaan rugi

  Pinjaman subordinasi yang memenuhi syarat-syarat sbb:

         Ada perjanjian tertulis antara pemberi pinjaman dengan bank

         Mendapat persetujuan dari BI

         Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan

         Minimal berjangka waktu 5 tahun

         Pelunasan pinjaman harus dengan persetujuan BI

         Hak tagih dalam hal terjadi terjadi likuidasi berlaku paling akhir (kedudukannya sama

dengan modal)

Modal pelengkap ini hanya dapat diperhitungkan sebagai modal setinggi-tingginya

100 % dari jumlah modal inti.

Khusus menyangkut modal pinjaman dan pinjaman subordinasi, bank syariah tidak

dapat mengkategorikannya sebagai modal, karena sebagaimana diuraikan di atas, pinjaman

harus tunduk pada prinsip qard dan qard tidak boleh diberikan syarat-syarat seperti ciri-ciri

atau syarat-syarat yang diharuskan dalam ketentuan tersebut.

b. Tata-cara Perhitungan Kebutuhan modal minimum

Perhitungan kebutuhan modal didasarkan pada aktiva tertimbang menurut risiko

(ATMR). Yang dimaksud dengan aktiva dalam perhitungan ini mencakup baik aktiva yang

tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin

dalam kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan bagi

pihak ketiga. Terhadap masing-masing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot risiko yang

besarnya didasarkan pada kadar risiko yang terkandung dalam aktiva itu sendiri atau yang

didasarkan atas penggolongan nasabah, penjamin atau sifat barang jaminan.

11.7.Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) bank syariahResiko atas modal berkaitan dengan dana yang diinvestasikan pada aktiva beresiko,

baik yang beresiko rendah ataupun yang resikonya lebih tinggi dari yang lain. ATMR adalah

faktor pembagi (denominator) dari CAR sedangkan modal adalah faktor yang dibagi

(numerator) untuk mengukur kemampuan modal menanggung resiko atas aktiva tersebut.

Dalam menelaah ATMR pada bank syariah, terlebih dahulu harus dipertimbangkan ,

bahwa aktiva bank syari’ah dapat dibagi atas:

Page 12: Permodalan Pada Bank Syariah

  Aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan/atau kewajiban atau hutang (wadi’ah atau qard

dan sejenisnya)

   Aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil (Profit and loss Sharing Investment Account)

yaitu mudharabah (baik General Investment Account/mudharabah mutlaqah yang tercatat

pada neraca/on balance sheet maupun Restricted Investment Account/mudharabah

muqayyadah yang dicatat pada rekening administratif/off balance sheet).

Aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan kewajiban atau hutang, resikonya

ditanggung oleh modal sendiri, sedangkan aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil,

resikonya ditanggung oleh dana rekening bagi hasil itu sendiri. Namun demikian,

sebagaimana telah diuraikan di atas, pemilik rekening bagi hasil dapat menolak untuk

menanggung resiko atas aktiva yang dibiayainya, apabila terbukti bahwa resiko tersebut

timbul akibat salah urus (mis management), kalalaian atau kecurangan yang dilakukan oleh

manajemen bank selaku mudharib. Oleh karenanya tetap ada potensi resiko, (katakanlah

dengan probability 50 %), yang harus ditanggung oleh modal bank sendiri. Hal ini

mengandung konsekuensi bahwa atas aktiva ini harus pula dibentuk PPAP.

Berdasarkan pembagian jenis aktiva tersebut di atas, maka pada prinsipnya bobot

resiko bank syari’ah atas :

  Aktiva yang dibiaya oleh modal bank sendiri dan / atau dana pinjaman (wadi’ah, card dan

sejenisnya) adalah 100 %. Sedangkan

  Aktiva yang dibiaya oleh pemegang rekening bagi hasil (baik general ataupun restricted

investment account) adalah 50 %

 Kualitas Aktiva Produktif (FKAP)

Bank syariah adalah lembaga keuangan yang cukup unik, karena mekanisme

produknya dapat dilakukan dengan jual beliatau memberikan dana untuk investasi, hal ini

tidak dapat dijalani selain bank syariah. Dengan demikian, beragamnya transaksi tersebut

menunjukkan peluang besarnya aktiva yang dapat diproduktifkan.

Aktiva produktif bank syari’ah dapat dibedakan atas :

a. Piutang penjualan (murabahah) dan sewa (ijarah)

b. Investasi pada:

         Musyarakah

         Mudharabah

         Salam

         Istishna’

         Persediaaa

Page 13: Permodalan Pada Bank Syariah

         Aktiva yang disewakan

Kualitas piutang penjualan (murabahah) dan sewa (ijarah) didasarkan pada

kemampuan membayar, kondisi keuangan dan prospek usaha. Demikian juga kualitas

investasi pada musyarakah dan mudharabah dapat di dasarkan atas tingkat kesesuaian antara

realisasi bagi hasil dengan proyeksinya, kondisi keuangan dan prospek usaha.

Dalam pembiayaan mudharabah, bank dapat menolak untuk menanggung resiko, bila

ternyata diakibatkan oleh kesengajaan, kelalian atau pelanggaran oleh nasabah sebagai

mudharib. Berdasarkan hal itu maka faktor jaminan dalam pembiayaan mudharabah dapat

diperhitungkan untuk menutup resiko tersebut.

Salam dan istishna’ adalah cara memperoleh barang dengan membayar di muka

sedang barangnya akan diterima kemudian, dan bukan aktiva produktif. Oleh karena itu tidak

diperlukan perhitungan KAPnya. Sedangkan untuk masalah pencadangannya diatur dalam

standar akuntansi sebagaimana unsur aktiva lain (seperti aktiva dalam proses). Demikian pula

halnya dengan persediaan dan aktiva yang disewakan.

BAB 111

PENUTUP

111.1.Kesimpulan

          Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwamodal dalam sebuah bank

sangat penting sekali dimana dengan adanya modal dapat menjaga keaman dan kenyamana

para nasabah agar tetap percaya dan yakin akan keberlansungan proses bank yang

bersangkutan. langkah langah dalam memperhitungkan kebutuhan modal yang memadai ,

yaitu:

         Menyusun rencana keuanga secara menyeluruh

         Menentukan modal yang memadai

         Menbgusahakan pemenuhan modal dari internal tampa merusak kepentingan

pemiliknya/pemegang saham

         Mengusahakan kekurangan modal dari pihak luar.

          Sumber utama modal bank syariah adalah modal inti (core capital) dan kuasi ekuitas.

Modal inti adalah modal yang berasal dari para pemilik bank, yang terdiri dari modal yang

Page 14: Permodalan Pada Bank Syariah

disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan laba ditahan. Sedangkan kuasi ekuitas

adalah dana-dana yang tercatat dalam rekening-rekening bagi hasil (mudharabah)

111.2.SaranDalam makalah ini penulis berharap agar makalah ini dapat bermamfaat bagi kita

semua dan semoga bisa menambah wawasan pembaca hendaknya. Disini penulis juga minta

maaf pada pembaca jika ada salah salah kata dalam pengetikan makalah ini atau ada persepsi

yang berbeda dari pembaca  kami harap dapat dimaklumi, sertakritikan yang membagun dari

pembaca sangatlah kami harapkan agar kami penulis bisa memperbaiki untuk masa yang

akan datangnya.

DAFTAR PUSTAKADrs.Zainul Arifin,MBA.’Dasar dasar manajemen perbankan

syariah’.Jakjarta:Alvabet.2003

Muhammad Syafii Antonio,Bank Syariah, wacana ulama dan

cendikiawan.Jakarta:kerja sama BI dan Tazkia Institute,1999

Muchdarsyah Sinungan, stategi Manajemen Bank, menghadapi tahun

2000,Jakarta:Rineka Cipta.1994

            Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari teori ke praktek, Jakarta : Gema

Insani 2001

            Abdul Ghofur Anshori ,Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.2007

            Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta : Raja Grafindo

Persada. 2004

Page 15: Permodalan Pada Bank Syariah

Muhaammad, Manajemen Bank Syariah, Edisi revisi, Yogyakarta:UPP AMP

YKPN.2005

Mavyn Lewis dan Latifa M. Algaoud, Perbankan Syariah, Jakarta : Serambi Ilmu

Semesta.2007

Muhammad, Mnanajemen Dana Bank. Yogyakarta : Adipura. 2004

Taswan,S.E.,M.Si, Manajemen perbankan, Yogyakarta : UPP STIM YKPN. 2006

Zainul Arifin ,Dasar dasar manajemen Bank Syariah, Jakarta : Alfabeta.2002

Drs.Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, Jakarta : PT Bumi Aksara.1999

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah,  Yogyakarta :  Ekonisia.2004

[1] Taswan,S.E.,M.Si,Manajemen perbankan,Yogyakarta:UPP STIM YKPN,2006[2] Zainul Arifin,Dasar dasar manajemen Bank Syariah,Jakarta:Alfabeta,2002[3]Drs.Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank,Jakarta:PT Bumi Aksara.1999[4] Muhammad,Manajemen Dana Bank Syariah,  Yogyakarta: Ekonisia.2004[5] Drs.Zainul Arifin,MBA.’Dasar dasar manajemen perbankan syariah’.Jakjarta:Alvabet.2003[6] Muhaammad,Manajemen Bankj Syariah, Edisi revisiYogyakarta:UPP AMP YKPN.2005[7] Muhammad Syafii Antonio,Bank Syariah, wacana ulama dan cendikiawan.Jakarta:kerja sama BI dan Tazkia

Institute,1999[8]Muchdarsyah Sinungan, stategi Manajemen Bank, menghadapi tahun 2000,Jakarta:Rineka Cipta.1994