Permintaan Dan Penawaran Uang

25
Permintaan dan Penawaran Uang TUGAS KOMPILASI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomika Makro Dosen Pengampu: Dr. Endang Mulyani M. Si Disusun Oleh: Risqa Yunita (15719251001) Akhmad Makhbubi (15719251002) Rosalina Lung (15719251003)

description

Uang memegang peranan penting dalam kegiatan ekonomi suatu negara. Tanpa uang, kegiatan perdagangan tidak akan lancar. Tanpa uang kegiatan perdagangan menjadi sangat terbatas serta spesialisasi tidak dapat berkembang. Saat ini semua negara di dunia menggunakan perekonomian uang.

Transcript of Permintaan Dan Penawaran Uang

Page 1: Permintaan Dan Penawaran Uang

Permintaan dan Penawaran Uang

TUGAS KOMPILASI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomika Makro

Dosen Pengampu: Dr. Endang Mulyani M. Si

Disusun Oleh:

Risqa Yunita (15719251001)

Akhmad Makhbubi (15719251002)

Rosalina Lung (15719251003)

PENDIDIKAN EKONOMI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

Page 2: Permintaan Dan Penawaran Uang

1 Permintaan dan Penawaran Uang

Pendahuluan

Uang memegang peranan penting dalam kegiatan ekonomi suatu negara. Tanpa uang,

kegiatan perdagangan tidak akan lancar. Tanpa uang kegiatan perdagangan menjadi sangat

terbatas serta spesialisasi tidak dapat berkembang. Saat ini semua negara di dunia

menggunakan perekonomian uang. Semakin modern suatu negara, semakin penting

peranan uang dalam mendorong kegiatan perdagangannya. Oleh karena itu pasar uang

sangat dibutuhkan dalam sistem perekonomian. Pasar uang berfungsi untuk menjembatani

adanya kesenjangan antara penerimaan dan pengeluaran dana, menutup kekurangan

dengan pinjaman jangka pendek apabila pengeluaran dana melebihi penerimaan dan

penyediaan investasi untuk memperoleh pendapatan bunga bagi unit yang penerimaannya

melebihi pengeluaran. Pasar uang terdiri dari permintaan dan penawaran uang. Maksud

dari permintaan uang adalah keseluruhan jumlah uang yang ingin dipegang oleh suatu

perusahaan maupun masyarakat, atau bisa juga disebut sebagai kebutuhan masyarakat akan

uang tunai sedangkan penawaran uang disini adalah jumlah uang yang beredar di dalam

masyarakat, yaitu yang terdiri dari uang kartal dan uang Giral.

A. Permintaan Uang

1. Pengertian Permintaan Uang

a. Pengertian Uang

Secara sederhana uang diartikan sebagai alat pertukaran barang dan jasa.

Uang adalah asset yang paling likuid di antara seluruh asset yang ada dalam

perekonomian. Suatu asset dikatakan likuid bila sangat mudah ditukarkan dengan

barang dan jasa lain, biaya transaksinya sangat kecil dan nilai nominalnya relatif

stabil. Jadi dapat disimpulkan bahwa uang adalah sesuatu yang dipercayai,

diterima dan dianggap bernilai oleh masyarakat, digunakan untuk aktivitas

perekonomian baik transaksi barang dan jasa, penyimpan kekayaan atau ukuran

kekayaan.

Pada dasarnya uang sebagai suatu alat atau komoditi yang memiliki

beberapa fungsi yaitu sebagai alat tukar atau medium of exchange, sebagai satuan

hitung atau unit of account, alat penyimpan nilai atau store of value dan standart

pembayaran di masa mendatang yang dapat ditangguhkan atau standard of deffered

payment.

Page 3: Permintaan Dan Penawaran Uang

2 Permintaan dan Penawaran Uang

1. Alat atau media tukar yang digunakan dalam pembelian dan penjualan barang

barang dan jasa jasa.

Dengan adanya uang sebagai alat atau media tukar maka masyarakat dapat

menghindari keruwetan perekonomian barter. Setelah munculnya uang, maka

efisiensi dalam perekonomian semakin tercapai, karena menghilangkan

banyak waktu yang dibutuhkan untuk proses pertukaran barang dan jasa. Hal

ini berbeda pada saat sistem barter yang dinilai sangat tidak efisien dan tidak

efektif. Perekonomian barter hanya memungkinkan untuk transaksi yang

sederhana karena untuk transaksi yang besar akan membutuhkan kemampuan

memenuhi permintaan barang dan jasa yang diminta satu pihak dengan barang

dan jasa yang ditawarkan pihak lain.

2. Uang merupakan suatu standar nilai.

Masyarakat akan memperoleh Manfaat dengan menggunakannya sebagai

satuan moneter yaitu pengukur nilai atau harga barang barang dan sumber

sumber secara relatif. Dengan demikian kita tidak perlu menetapkan harga

setiap barang secara relatif terhadap barang lainnya dan cukup hanya

menetapkan harga masing masing barang dalam satuan uang (moneter).

Standar nilai juga digunakan untuk transaksi yang menyangkut pembayaran

pembayaran di masa depan.

3. Alat penyimpan nilai atau store of value.

Uang yang diterima di masa kini sebagai bentuk dari pendapatan bisa

digunakan untuk transaksi di kemudian hari. Misalnya seseorang yang

berpenghasilan Rp 10.000.000,- perbulan, bisa menabung uang tersebut dan

kemungkinan membelanjakannya besok atau bulan depan. Suku bunga yang

tinggi yang ditawarkan oleh pasar modal dan pasar uang juga memotivasi

seseorang untuk mengubah uangnya ke dalam bentuk asset lain yang

memberikan suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan uang. Contohnya

dengan membeli saham, mendepositokan uangnya atau membeli komoditas

lainnya yang dianggap mampu memberi nilai yang lebih tinggi di masa depan

4. Standart pembayaran di masa mendatang atau standard of deffered payment

Sistem standart pembayaran di masa mendatang bisa dilihat dalam sistem

pembayaran gaji dan kredit. Contohnya: seorang karyawan yang bekerja di

bulan ini akan menerima gaji atau upah pada bulan berikutnya.

Page 4: Permintaan Dan Penawaran Uang

3 Permintaan dan Penawaran Uang

Dari pengertian diatas dapat ditarik benang merah bahwa pengertian uang

adalah semua benda yang digunakan atau di terima masyarakat untuk melakukan

tukar menukar barang, jasa atau faktor produksi.

b. Pengertian Permintaan Uang

Permintaan uang adalah jumlah dana yang diinginkan oleh setiap orang

untuk disimpan dalam bentuk saldo dan untuk memenuhi biaya pengeluaran.

Permintaan uang juga dapat diartikan sebagai jumlah uang yang orang atau

masyarakat berencana untuk memegangya ditangan pada suatu waktu tertentu

dalam keadaan tertentu.

Seandainya uang yang dimiliki oleh orang/masyarakat dialokasikan dalam

dua bentuk yakni disimpan dalam bentuk sekuritas berbunga seperti obligasi atau

dalam bentuk saldo uang, akan menciptakan apa yang disebut dengan trade off.

Artinya, jika orang ingin menambah permintaan saldo uang, akan terjadi

penurunan permintaan obligasi, demikian pula sebaliknya. Perlu untuk diketahui

bahwa memegang uang juga ada opportunity costnya. Karena, keputusan orang

untuk memegang uang dalam jumlah yang lebih banyak, akan menanggung

konsekuensi hilangnya kesempatan untuk mendapatkan bunga dari obligasi. Oleh

sebab itu, uang hanya akan dipegang, bila memberikan Manfaat setidak tidaknya

sama dengan biaya opportunitasnya.

2. Teori Permintaan Uang

a. Teori Permintaan Uang Klasik

1. Teori Permintaan Fisher

Teori permintaan uang klasik tercermin dalam teori kuantitas uang. Pada

mulanya teori ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan mengapa seseorang

masyarakat menyimpan uang kas, tetapi lebih pada peranan uang. Teori

permintaan uang klasik tercermin dalam teori kuantitas uang, yang oleh Irving

Fisher dirumuskan teori kuantitas uang sebagai berikut:

Dimana:

M = Jumlah uang beredar

V = Perputaran uang dari satu tangan ke tangan dalam satu periode

P = Harga barang

T = Volume barang yang diperdagangkan

MV = PT

Page 5: Permintaan Dan Penawaran Uang

4 Permintaan dan Penawaran Uang

Menurut Fisher, orang bersedia memegang uang pada dasarnya karena

kegunaannya dalam proses transaksi dan dipengaruhi oleh faktor-faktor

kelembagaan seperti misalnya: metode pembayaran yang biasanya dilakukan

oleh masyarakat, tingkat moneterisasi masyarakat penggunaan alat pembayaran

yang lain seperti kartu kredit dan kualitas alat komunikasi. Faktor-faktor

kelembagaan ini pada umumnya hanya berubah secara sporadis dan akan

berpengaruh terhadap V. Namun, di sini dianggap bahwa dalam jangka pendek

faktor-faktor kelembagaan tersebut tidak berubah, sehingga V dianggap tetap.

2. Persamaan Cambridge

Persamaan Cambridge (the Cambridge equation) merupakan model yang

dikembangkan oleh ekonom Universitas Cambridge, Inggris yaitu Marshall dan

Pigou. Pada dasarnya persamaan ini merupakan versi lain dari Teori Klasik.

Pendekatan ini seperti halnya pendekatan Fisher dan teori klasik lainnya

didasarkan pada pandangan bahwa fungsi uang yang utama adalah sebagai suatu

media pertukaran (a medium of exchange). Mereka berpendapat bahwa orang

berniat memegang uang karena dapat dipakai sebagai media transaksi.

Perbedaan dengan persamaan Fisher, persamaan Cambridge menekankan

pada perilaku individu dalam membuat keputusan untuk mengalokasikan

kekayaannya ke dalam berbagai bentuk aktiva yang salah satunya adalah uang.

Perilaku ini ditentukan oleh pertimbangan untung rugi akibat pengalokasian

kekayaan ke dalam aktiva-aktiva tersebut. Dengan kata lain, masyarakat bersedia

memegang uang karena memberi manfaat dan keuntungan dalam transaksi serta

mudah diterima oleh semua orang. Disisi lain, jika masyarakat memegang uang

berarti masyarakat menghadapi resiko biaya oportunitas (opportunity cost)

karena tidak mewujudkan kekayaannya dalam bentuk aktiva yang lain yang

memberi manfaat (return) tersendiri. Misalnya surat berharga dan obligasi

memberi keuntungan berupa bunga, sedangkan memegang uang tidak

memperoleh keuntungan tersebut. Keuntungan dan kerugian tersebut akan

mempengaruhi keputusan seseorang dalam mengalokasikan kekayaannya ke

dalam bentuk uang atau aktiva yang lain. Selain motif transaksi yang

dipengaruhi oleh berbagai faktor kelembagaan seperti pandangan Fisher,

pendekatan Cambridge menganggap bahwa permintaan uang secara potensial

dipengaruhi oleh tingkat kekayaan riil, suku bunga, dan asa (expectation)

Page 6: Permintaan Dan Penawaran Uang

5 Permintaan dan Penawaran Uang

tentang kejadian pada masa yang akan datang. Namun sayangnya, mereka tidak

menjelaskan lebih lanjut mengenai hubungan antara jumlah uang yang diminta

dengan variabel-variabel yang secara potensial akan merupakan variabel yang

penting dari permintaan uang.

Pendekatan Cambridge memiliki dua pandangan penting mengenai

permintaan uang yaitu anggapan bahwa pendapatan nasional riil (y) dan k adalah

konstan. Anggapan-anggapan ini didasarkan pada ide bahwa pendapatan

nasional riil berada pada tingkat pengerjaan penuh (full employment) dan pola

transaksi perekonomian adalah konstan. Dengan demikian k juga dianggap

konstan dalam jangka pendek dan y juga tetap pada tingkat pengerjaan penuh.

Oleh karena itu dengan mudah dapat dikatakan bahwa tingkat harga dipengaruhi

oleh jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Jadi, jika faktor-faktor lain

dianggap tetap dan untuk permintaan uang yang stabil, maka adanya perubahan

jumlah uang beredar akan mendorong perubahan tingkat harga guna menjamin

adanya keseimbangan di sektor moneter. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari

pendekatan Cambridge adalah bahwa pendekatan ini pada dasarnya serupa

dengan pendekatan Fisher. Perbedaannya, V dalam analisis Fisher merupakan

velositas transaksi dari uang, sedangkan k merupakan velositas pendapatan dari

uang. Namun kelebihan dari pendekatan Cambridge adalah adanya kemungkinan

bahwa anggapan ceteris paribus tersebut diabaikan. Pengabaian anggapan ceteris

paribus ini memungkinkan suku bunga ataupun asa berubah, sehingga k juga

akan berubah dan demikian juga untuk permintaan uang.

b. Teori Permintaan Uang Keynes

Pendekatan ini dikenalkan oleh Keynes (1936) sebagai bagian dari bukunya

”General Theory of Employment, Interest, and Money”. Sebenarnya sebelum

Keynes menulis bukunya, teori moneter Keynes pada dasarnya masih sealiran

dengan pendekatan Cambridge. Namun sejak buku General Theory tersebut, teori

moneter Keynes berbeda dengan teori dan tradisi Klasik. Perbedaan utama antara

pendekatan Keynes dan Klasik adalah pada fungsi uang. Keynes berpendapat

bahwa fungsi uang tidak hanya sebagai media pertukaran tetapi juga sebagai

penyimpan nilai. Pada garis besarnya, pendekatan Keynes dapat dipandang sebagai

perkembangan lebih lanjut dari aspek-aspek ketidakpastian (uncetainty) dan asa

Page 7: Permintaan Dan Penawaran Uang

6 Permintaan dan Penawaran Uang

(expectation) dari pendekatan Cambridge. Namun demikian, Keynes hanya

memusatkan perhatiannya pada satu variabel yaitu suku bunga. Variabel ini

merupakan variabel yang sangat penting bila kita membicarakan teori permintaan

uang Keynes khususnya motif spekulasi dari pemegangan uang.

Menurut Keynes, ada tiga motif orang memegang uang yaitu motif transaksi

(transaction motive), motif berjaga-jaga (precautionary motive), dan motif

spekulasi (speculation motive).

1. Permintaan Uang untuk Transaksi

Permintaan uang yang muncul sebagai akibat dari motif transaksi

didasarkan pada anggapan bahwa orang berminat untuk memegang atau

meminta uang dimaksudkan sebagai “ brige the interval between the receipt of

income and its disbursement”. Dengan demikian Keynes dapat menerima

pendapat Cambridge yang menyatakan orang memegang uang untuk memenuhi

dan memperlancar transaksi yang mereka lakukan. Disini dianggap bahwa

permintaan uang nominal untuk tujuan transaksi dipengaruhi oleh tingkat

pendapatan nasional. Keynes sebenarnya tidak mengabaikan pengaruh suku

bunga terhadap permintaan uang untuk tujuan transaksi, namun Keynes tidak

menekankan peranan suku bunga dalam analisisnya. Makin tinggi tingkat

pendapatan maka semakin besar keinginan akan uang kas untuk transaksi.

Seseorang atau masyarakat yang tingkat pendapatannya tinggi biasanya

melakukan transaksi yang lebih banyak dibanding seseorang atau masyarakat

yang pendapatannya lebih rendah. Ketergantungan permintaan uang untuk

transaksi terhadap pendapatan dapat digambarkan sebagai berikut:

LT LT

b

a

Y Y Y

Grafik 1.1 Kurva Permintaan Uang untuk Transaksi

Page 8: Permintaan Dan Penawaran Uang

7 Permintaan dan Penawaran Uang

Berdasarkan gambar kurva di atas maka terlihat bahwa ketika terjadi kenaikan

tingkat pendapatan (dari Y ke Y ) maka jumlah uang yang dibutuhkan untuk

transaksi juga meningkat (dari a ke b). Semakin bertambah pendapatan

nasional maka semakin banyak uang yang digunakan untuk transaksi.

2. Permintaan Uang untuk Berjaga-jaga

Motif kedua yang mendorong seseorang menyimpan sebagian dari

kekayaan dalam bentuk uang tunai ialah motif berjaga-jaga atau precautionary

motive. Permintaan uang untuk tujuan atau motif berjaga-jaga didasarkan pada

pendapat bahwa orang bersedia memegang uang “to provide for contigencies

requiring sudden expenditure”. Jadi menurut pendekatan ini orang memegang

uang untuk tujuan melakukan pembayaran transaksi yang tidak regular atau

diluar transaksi normal, misalnya untuk pembayaran dalam keadaan darurat,

seperti sakit dan kecelakaan. Contoh lain, misalnya saja kita berpergian, baik

untuk sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan maupun hanya untuk

rekreasi, hampir senantiasa dengan sengaja jumlah uang yang kita bawa lebih

banyak daripada jumlah pengeluaran yang kita rencanakan dalam perjalanan.

Adapun alasannya mengapa demikian, tidak lain jawabannya ialah untuk

berjaga-jaga, kalu-kalau diperlukan.

Dari segi ekonomi, penyediaan uang untuk berjaga-jaga sungguh-

sungguh bisa dipertanggungjawabkan. Bayangkan saja misalnya, kita perlu

mengurus sesuatu di kota lain. Diperkirakan urusan tersebut bisa diselesaikan

dalam waktu empat hari. Apabila kita menyediakan uang hanya cukup untuk

membiayai tinggal di kota tersebut selama empat hari saja, maka kalau perkiraan

kita meleset hanya satu hari saja, bisa menimbulkan pemborosan yang cukup

besar. Misalnya saja, dengan tidak dapat menunggu hari kelima, mungkin

pengurusan selama empat hari tidak menghasilkan apa-apa. Kemungkinan lain

misalnya ialah penyelesaian urusan termaksud ditunda. Tetapi kita dapat

membayangkan bahwa untuk menyelesaikan pengurusan tersebut diperlukan

biaya dan waktu yang lebih banyak dari pada biaya untuk memperpanjang satu

hari pada pengurusan yang pertama, yang hanya dimungkinkan apabila kita

mempunyai uang untuk berjaga-jaga dengan jumlah yang cukup memadai. Di

Page 9: Permintaan Dan Penawaran Uang

8 Permintaan dan Penawaran Uang

samping untuk maksud membiayai pengeluaran yang harus dilaksanakan tanpa

sebelumnya dapat diperkirakan, memiliki uang tunai yang jumlahnya melebihi

jumlah pengeluaran yang direncanakan juga sering-sering ada manfaat lainnya

yang berupa kemungkinan untuk menggunakan kesempatan mengadakan

transaksi yang menguntungkan.

Perlu ditegaskan di sini bahwa besar kecilnya jumlah uang yang

diperlukan untuk motif berjaga-kaga tersebut pada umumnya ditentukan oleh

besar-kecilnya transaksi yang diadakan. Semakin besar nilai transaksi

pertahunnya, semakin banyak jumlah uang yang diperlukan untuk maksud

berjaga-jaga. Ini selanjutnya berarti pula bahwa besar-kecilnya jumlah uang

yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk maksud berjaga-jaga dapat dihubungkan

dengan besar-kecilnya pendapatan nasional, persis seperti halnya dengan

kebutuhan masyarakat akan uang untuk keperluan transaksi. Dengan kata lain,

inti dari tujuan berjaga-jaga dari permintaan uang adalah ketidakpastian di masa

yang akan datang. Namun sayangnya, walaupun Keynes dalam berbagai pesan

dalam tulisannya menyebutkan bahwa suku bunga merupakan faktor yang

mempengaruhi motif permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga, namun dia

berpendapat bahwa tingkat pendapatan merupakan faktor yang utama yang

mempengaruhi tujuan permintaan uang untuk berjaga-jaga.

L L

b

a

Y Y Y

Grafik 1.2 Kurva Permintaan Uang untuk Berjaga- jaga

Page 10: Permintaan Dan Penawaran Uang

9 Permintaan dan Penawaran Uang

Berdasarkan gambar kurva di atas maka terlihat bahwa ketika terjadi kenaikan

tingkat pendapatan (dari Y ke Y ) maka jumlah uang yang dibutuhkan untuk

transaksi juga meningkat (dari a ke b). Semakin besar transaksi, maka semakin

besar pula permintaan uang untuk berjaga- jaga. Jadi apabila dikaitkan dengan

pendapatan nasional dengan (L ) semakin besar pendapatan nasional maka

semakin tinggi pula permintaan uang untuk berjaga- jaga. Sehingga permintaan

uang untuk motif transaksi dan berjaga-jaga berhubungan dengan pendapatan

nasional sehingga kurva permintaannya dapat dijadikan satu menjadi (L1)

L1 L1= L +L

L1

L L

L L

Y

Grafik 1.3 Kurva Permintaan Uang Transaksi dan Berjaga- jaga

3. Permintaan Uang untuk Spekulasi

Sejauh ini telah dibicarakan dua motif permintaan uang Keynes dan

nampaknya tidak jauh berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh ekonom

Klasik yang mengatakan bahwa tingkat pendapatan merupakan faktor yang

dominan bagi masyarakat untuk memegang uang. Mungkin kontribusi penting

Keynes dalam teori ekonomi moneter adalah konsepnya mengenai permintaan

uang untuk tujuan spekulasi. Keynes berpendapat bahwa orang berminat

memegang uang untuk “to satify the object of securing profit from knowing

better than the market what the future will bring forth”. Dengan demikian

tujuan pemegangan uang ini terutama untuk mendapatkan keuntungan yang

dapat diperoleh karena sarana ibadah pemegang uang tersebut mampu

Page 11: Permintaan Dan Penawaran Uang

10 Permintaan dan Penawaran Uang

meramalkan apa yang akan terjadi dengan betul. Keynes berpendapat bahwa

pemilik kekayaan (asset holder) dapat memilih memegang kekaayaannya

dalam dua bentuk yaitu uang tunai atau obligasi (bond). Obligasi dianggap

memberi penghasilan sejumlah uang tertentu setiap periode, sedangkan uang

tidak. Hal ini karena obligasi dapat memberikan penghasilan tertentu selama

periode tertentu, dan dapat juga memberikan keuntungan kapital (capital gains)

sebagai akibat adanya kemungkinan harga obligasi tersebut naik. Sebaliknya

jika diperkirakan atau diharapkan suku bunga naik, maka pemilik kekayaan

akan lebih terdorong untuk memegang uang daripada obligasi.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa meningkatnya

tingkat bunga bertendensi mengakibatkan menurunnya harga surat obligasi,

dan sebaliknya menurunnya tingkat bunga bertendensi mengakibatkan

meningkatnya harga surat obligasi. Jika uraian mengenai hubungan antara

tingkat bunga dengan harga surat obligasi di hubungkan dengan uraian

mengenai hubungan antara harga surat obligasi dengan uang tunai untuk motif

spekulasi, maka kesimpulan teoritiknya sebagai berikut. Pada waktu tingkat

bunga tinggi jumlah uang yang diminta masyarakat dengan motif spekulasi

sedikit, sedangkan pada waktu tingkat bunga rendah jumlah uang yang

dibutuhkan oleh masyarakat untuk motif spekulasi besar.

r

L2

r

r

L2a L2b L2

Grafik 1.4 Kurva Permintaan Uang untuk Spekulasi

Berdasarkan kurva di atas maka terlihat ketika terjadi kenaikan suku

bunga dari r ke r maka permintaan uang untuk spekulasi menurun dari L2b ke

Page 12: Permintaan Dan Penawaran Uang

11 Permintaan dan Penawaran Uang

L2a.Semakin tinggi tingkat suku bunga maka semakin kecil permintaan uang

untuk spekulasi

c. Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Ada dua faktor utama yang memengaruhi permintaan uang adalah

pendapatan dan tingkat bunga. Selain itu, permintaan uang juga dipengaruhi faktor-

faktor lainnya, diantaranya :

1) Selera Masyarakat

Selera masyarakat akan memengaruhi permintaan uang. Misalnya, peningkatan

selera masyarakat terhadap barang-barang impor yang mahal akan

meningkatkan permintaan terhadap uang kas untuk tujuan transaksi.

2) Kekayaan dari Masyarakat

Apabila suatu masyarakat semakin kaya, maka permintaan terhadap uang

cenderung meningkat. Namun, tidak selalu bahwa kenaikan kekayaan yang

cukup besar akan secara otomatis meningkatkan permintaan uang kas.

Mungkin, ada sebagian yang diwujudkan dalam bentuk tabungan atau surat

berharga jangka pendek.

3) Tersedianya Fasilitas Kredit

Dengan makin banyak serta mudahnya fasilitas kredit seperti kartu kredit dan

pembayaran angsuran maka permintaan uang kas semakin kecil. Kepastian

tentang Pendapatan yang Diharapkan Apabila masyarakat memiliki kepastian

tentang pendapatan yang diharapkan di masa mendatang maka permintaan

uang cenderung turun. Sebaliknya, apabila masyarakat tidak yakin bahwa

pendapatan yang diharapkan kemungkinan tidak menjadi kenyataan maka

permintaan uang kas cenderung naik.

4) Harapan tentang Harga

Apabila masyarakat menganggap bahwa di kemudian hari harga-harga barang

dan jasa akan turun mereka akan cenderung menahan uang kas dan menunda

pembelian barang. Sebaliknya, apabila diperkirakan harga akan naik,

permintaan uang oleh masyarakatcenderung turun.

5) Sistem/Cara Pembayaran yang Berlaku

Cara pembayaran ini berhubungan erat dengan sistem atau proses produksi

barang. Apabila proses produksi mulai dari bahan mentah sampai barang jadi

Page 13: Permintaan Dan Penawaran Uang

12 Permintaan dan Penawaran Uang

dan distribusinya dilakukan oleh beberapa perusahaan berbeda dengan

pembayaran kontan maka permintaan uang kas semakin besar

B. Penawaran Uang

1. Pengertian Penawaran Uang

Pada hakikatnya, penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam

suatu perekonomian. Namun bila penawaran uang diartikan dalam teori moneter

mempunyai arti yang sama dengan jumlah uang beredar. Sedangkan penawaran

uang secara umum disebut sebagai jumlah uang yang beredar yang diartikan

sebagai semua uang kartal dan uang giral yang ada di tangan masyarakat bukan

bank, atau sebagai jumlah uang kartal dan uang giral di luar system moneter yang

dimiliki sektor swasta domestik.

Uang kartal adalah uang tunai yang dikeluarkan oleh pemerintah atau bank

sentral yang langsung dibawah kekuasaan masyarakat umum untuk

menggunakannya. Uang kertas atau uang logam bank sentral yang disimpan di

dalam lemari besi bank tidak termasuk uang kartal. Jadi yang disebut uang kartal

hanya uang yang dikeluarkan bank sentral yang berada diluar bank-bank umum dan

bank sentral. Jumlah uang kartal ini besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh variable

lain keuali oleh kebijaksanaan pemerintah sendiri. Sedangkan uang giral adalah

uang yang diciptakan oleh bank umum karena bank umum memberi kredit kepada

nasabah. Karena kredit yang diberikan ini sering dalam bentuk giro yang setiap saat

dapat diambil dan dapat digunakan pleh pemiliknya untuk kebutuhan (transaksi,

berjaga-jaga, spekulasi) persis seperti halnya uang kartal, maka giro itu dapat

diartikan sebagai uang; yang dalam ini pembayaran dengan uang giral dapat

dilakukan dengan cek.

Perubahan jumlah uang yang beredar secara garis besar dipengaruhi oleh

uang inti dan pelipat uang. Besarnya uang inti sangat tergantung pada tindakan-

tindakan yang ditentukan oleh pemerintah khususnya bank sentral. Pelipat uang, di

lain pihak, disamping dipengaruhi oleh perilaku bank sentral juga ditentukan oleh

perilaku agen-agen ekonomi lainnya seperti bank umum dan masyarakat domestik.

Sesuai dengan cakupan uang beredar yang beragam maka yang dimaksud

dengan jumlah uang beredar di Indonesia adalah nilai keseluruhan uang yang

berada ditangan masyarakat. Pengertian jumlah uang beredar dibagi dua yaitu

Page 14: Permintaan Dan Penawaran Uang

13 Permintaan dan Penawaran Uang

jumlah uang beredar dalam arti sempit dan dalam arti luas. Jumlah uang beredar

dalam arti sempit (Narrow money atau M1) adalah jumlah uang beredar yang

terdiri dari uang kartal dan uang giral.

Dimana:

MS = jumlah uang beredar dalam arti sempit

K = uang kartal (uang kertas dan uang logam)

D = Demand Deposit (uang giral/ cek)

Pengertian lain mengenai uang beredar didasarkan atas anggapan bahwa

sebenarnya bukan hanya uang tunai dan saldo giro saja yang bisa digunakan

masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Uang milik masyarakat yang disimpan

di bank dalam bentuk deposito berjangka atau tabubangan juga memiliki ciri yang

mendekati uang tunai. Kedua simpanan ini bisa diubah tanpa banyak kesulitan

menjadi uang tunai untuk pembayaran transaksi sehingga sering disebut dengan

istilah quasi money atau near money, yaitu sesuatu yang mendekati ciri dari uang.

Menurut pengertian yang kedua ini uang yang beredar adalah narrow money plus

quasi money.

Dimana T adalah saldo deposito berjangka dan tabungan milik masyarakat pada

bank-bank. Konsep uang yang beredar ini disebut uang beredar dalam arti luas

(Broad money).

Kedua konsep di atas mana yang lebih baik tergantung dari tujuan analisa

aspek keadaan yang ingin digambarkan. Dalam keadaan normal biasanya narrow

money dan broad money berkembang sejalan satu sama lain, sehingga salah satu

bisa dipakai untuk menggambarkan keadaan moneter.

Dalam perkembangan selanjutnya pengertian jumlah uang beredar telah

berubah sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan di sektor

keuangan dan perbankan di masing-masing negara. Secara garis besar dapat

disebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan uang beredar antara

Ms = K + D

Ms* = K + D+ T

Page 15: Permintaan Dan Penawaran Uang

14 Permintaan dan Penawaran Uang

lain: tingkat pendapatan masyarakat, suku bunga, kebijakan moneter yang

dikeluarkan oleh otoritas moneter, dan faktor- faktor lain yang mencerminkan

kekuatan struktur dan perkembangan ekonomi suatu negara.

Banyak sedikitnya penawaran uang atau jumlah uang yang beredar

ditentukan oleh pemerintah melalui bank sentral yang jumlahnya tetap dalam

jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, kurva penawaran uang merupakan kurva

inelastis sempurna yang berbentuk garis tegak lurus. Perubahan dalam penawaran

uang ditunjukkan oleh pergerakan-pergerakan kurva. Pergerakan-pergerakan kurva

ke kiri menunjukkan penawaran uang yang berkurang. Perhatikan kurva penawaran

uang berikut.

Grafik 1.5 Penawaran uang

Pergerakan kurva penawaran uang dari MS0 ke MS2 menunjukkan

bertambahnya penawaran uang. Sebaliknya, pergerakan kurva penawaran uang dari

MS0 ke MS1 menunjukkan berkurangnya penawaran uang.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran Uang

a) Tingkat Bunga

Merupakan faktor utama yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam

perekonomian. Jika tingkat bunga terlalu tinggi, dunia usaha akan lesu.

Page 16: Permintaan Dan Penawaran Uang

15 Permintaan dan Penawaran Uang

b) Tingkat Inflasi

Inflasi yang tinggi dapat melumpuhkan perekonomian. Daya beli masyarakat

menjadi rendah dan perusahaan tidak dapat menjual barang dan jasa yang

ditawarkannya.

c) Tingkat Produksi dan Pendapatan Nasional

Bila tingkat produksi dan pendapatan nasional rendah, pemerintah mungkin

akan memperbanyak jumlah uang yang beredar. Dengan tujuan untuk

menggairahkan dunia perbankan dan dunia usaha (melalui peningkatan suku

bunga dan peningkatan harga)

d) Kondisi Kesehatan Dunia Perbankan

Setiap bank diharuskan memiliki cadangan uang yang cukup untuk menjaga

dana nasabah agar tetap aman. Bank Indonesia menetapkan tingkat cadangan

tertentu, yang sekaligus menjadi pengukur kesehatan bank

e) Nilai Tukar Rupiah

Jika nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah rupiah

yang beredar, sehingga sesuai hukum keseimbangan permintaan dan

penawaran. Tingkat bunga akan naik dan nilai rupiah pun terangkat

Referensi:

Boediono. 2013. Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE

Mankiw, Gregory. 2006. Makroekonomi. Jakarta: Erlangga

Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter Buku 1. Yogyajarta: BPFE

Page 17: Permintaan Dan Penawaran Uang

16 Permintaan dan Penawaran Uang

Sukirno, Sadono. 2011. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada