PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP TERHADAP …
Transcript of PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP TERHADAP …
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
794
ABSTRACT
The purpose of the study is to know the accounting treatment of fixed assets in the
method of depreciation and income recognition to assess the results of earnings and fairness
of financial statements. Researchers use qualitative descriptive approach, the data used
directly obtained from the company consist of income statement and balance sheet that is
charged. CV. Sari Sedana is a freight forwarding company through land fixed assets in the
form of vehicles as the main operating income of the company. Depreciation of fixed assets is
indispensable to assess the useful life of fixed assets that will further decline in value due to
physical factors or wearability of utility. The results showed that depreciation of fixed assets
using straight-line method because it is easy to note, the depreciation cost of each accounting
period is the same as the economic life of fixed assets. The recognition of the income that a
company uses is a cash basis in other words recognizes income upon receipt of cash. On a
cash basis the earnings are not recognized at the intended period.
Keywords : Accounting, Fixed Assets, Straight Line Method, Revenue Recognition
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi di negara Asia khususnya Indonesia,
masuk dalam kerjasama perdagangan bebas Asean (AFTA). Dimana saat ini mengalami
perkembangan yang sangat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi,
mengakibatkan tingkat persaingan yang semakin tinggi dan menimbulkan masalah yang bisa
dikatakan kompleks bagi perusahaan. Pencatatan akuntansi terhadap aktiva tetap memerlukan
perlakuan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. “Ketentuan PSAK
No.16 (2014), aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi
atau menyediakan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif dan diharapan untuk digunakan selama lebih dari satu periode”.
Perusahaan CV. Sari Sedana adalah perusahaan jasa yang bergerak di bidang
pengiriman barang melalui darat antar wilayah Jawa Timur – Bali maupun Bali – Jawa
Timur, perusahaan resmi berdiri pada tahun 2009 oleh Bp. Wayan Wardana. Perusahaan
menggunakan aktiva tetap yaitu kendaraan sebagai pendapatan utama dalam kegiatan
PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP TERHADAP
PENGAKUAN PENDAPATAN PADA CV. SARI SEDANA
Yulfatul Saroh, Kusni Hidayati, Juliani Pudjowati
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Surabaya
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
795
operasional. Perusahaan menggunakan metode penyusutan garis lurus pada penyusutan aktiva
tetap yang telah digunakan untuk mengukur masa manfaat kegunaan aktiva tetap.
Pada setiap akhir periode kegiatan akuntansi perusahaan memerlukan pencatatan
laporan keuangan secara tepat dalam pengungkapan pengakuan pendapatan dari hasil
perolahan jasa penggunaan aktiva tetap yang berperan sebagai pendapatan utama perusahaan.
Perlakuan akuntansi aktiva tetap memiliki tujuan untuk menetapkan suatu metode
perhitungan penyusutan aktiva tetap dan jumlah penyusutan aktiva tetap secara tepat dan
wajar yang berguna untuk menilai masa kegunaan aktiva tetap yang semakin lama akan
mengalami penurunan nilai dikarenakan faktor fisik atau keausan dan kegunaan.
CV. Sari Sedana menggunakan pengakuan pendapatan metode cash basis, dimana
metode cash basis digunakan perusahaan mengakui pendapatan disaat uang kas dibayarkan
atau diterima, pencatatan metode pengakuan pendapatan yang tepat akan berpengaruh untuk
menilai hasil laba yang telah diperoleh. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dan menuangkan dalam skripsi yang diberi judul :
“Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Terhadap Pengakuan Pendapatan Pada CV. Sari Sedana”.
Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan uraian diatas maka rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap pada CV. Sari Sedana ?
2. Bagaimana perlakuan akuntansi metode penyusutan aktiva tetap pada CV. Sari Sedana ?
3. Bagaimana pencatatan pengakuan pendapatan pada CV. Sari Sedana ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian masalah diatas, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui
informasi bagaimana teori – teori akuntansi yang berkaitan pada :
1. Perlakuan akuntansi aktiva tetap dalam sistem pencatatan dan penyajian yang telah
diterapkan dalam perusahaan apakah hubungannya telah sesuai dengan kewajaran pada
penyusunan laporan keuangan.
2. Perlakuan akuntansi pada penyusutan aktiva tetap yang telah diterapkan perusahaan
apakah telah sesuai dengan masa manfaat aktiva tetap dalam biaya penyusutan pada
kewajaran laporan keuangan.
3. Pencatatan pengakuan pendapatan yang telah diterima sebagai pendapatan dari kegiatan
operasional perusahaan apakah telah sesuai dengan sistem penilaian dan pencatatan pada
kewajaran penyusunan laporan keuangan.
TINJAUAN PUSTAKA
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
796
Akuntansi
Baridwan (2010:1), akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah
menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai suatu sifat keuangan, dari kesatuan
usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan – keputusan ekonomi
dalam memilih alternatif – alternatif dari suatu keadaan.
American Institute Of Certified Public Accounting (AICPA), mendefinisikan
akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu
dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian – kejadian yang umumnya bersifat keuangan
termasuk menafsirkan hasil – hasilnya.
Aktiva Tetap
Pernyataan Ikatan Akuntansi Indonesia PSAK No. 16 (2014, h.16.1), aset tetap adalah
aset berwujud yang :
a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk
direntalkan kepada pihak lain, atau untuk administratif, dan
b. Diharapkan untuk digunakan selama lebih satu periode.
Menurut Mulyadi (2013:591), aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki
wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan bukan untuk dijual kembali.
Penyusutan
Rudianto (2012:260), penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan aset tetap
menjadi beban kedalam periode akuntansi yang menikmati manfaat dari aset tersebut. Ada
beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban penyusutan periodik, yaitu :
a. Motede Garis Lurus (Straight Line Method)
Metode garis lurus adalah metode perhitungan penyusutan aset tetap dimana setiap
periode akuntansi diberikan beban yang sama secara merata. Sebab penyusutan dihintung
dengan cara menggurangi harga perolehan dengan nilai sisa dan dibagi dengan umur
ekomomis aset tetap tersebut.
Perhitungan Penyusutan =
b. Metode Jam Jasa (Service Hour Method)
Metode jam jasa adalah metode perhitungan penyusutan aset tetap dimana beban
penyusutan pada suatu periode akuntansi dihitung berdasarkan beberapa jam periode
akuntansi tersebut menggunakan aset tetap itu. Semakin lama aset tetap digunakan dalam
suatu periode, semakin besar beban penyusutannya. Demikian juga sebaliknya. Besarnya
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
797
beban penyusutan aset tetap dihitung dengan cara mengurangkan taksiran nilai residu
dari harga perolehannya dan membagi hasilnya dengan taksiran jumlah jam pemakaian
total dari aset tetap tersebut selama umur ekonomisnya.
c. Metode Hasil Produksi (Productive Output Method)
Metode hasil produksi adalah metode perhitungan penyusutan aset tetap, dimana beban
penyusutan pada suatu periode akuntansi. Dihitung berdasarkan berapa banyak produk
yang dihasilkan selama periode akuntansi tersebut dengan menggunakan aset tetap itu.
Semakin banyak produk yang dihasilkan dalam suatu periode, semakin besar beban
penyusutan. Demikian pula sebaliknya. Besarnya beban penyusutan aset tetap dihitung
dengan cara mengurangkan taksiran nilai residu dari harga perolehannya, dan membagi
hasilnya dengan taksiran jumlah produk yang akan dihasilkan dari aset tersebut selama
umur ekonomis nya. Dari hasil pembagian tersebut akan diketahui beban penyusutan per
unit produk. Jumlahnya lalu dijadikan dasar untuk mengalihkan dengan jumlah unit
produk yang dihasilkan secara aktual selama satu periode, sehingga diketahui beban
penyusutan aset tetap pada suatu periode.
d. Metode Beban Menurun (Reducing Charge Method)
1. Metode Jumlah Angka Tahun (Sun Of Years’Digits Method)
2. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)
3. Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)
4. Metode Tarif Menurun (Declining Rate Cost Method)
Metode jumlah angka tahun adalah metode perhitungan penyusutan aset tetap, dimana
beban penyusutan pada suatu periode akuntansi dihitung dengan cara mengalihkan harga
perolehan aset tetap yang telah dikurangi dengan nilai sisanya dengan bagian
pengurangan yang setiap tahunnya selalu berkurang. Bagian pengurangan tersebut
dihitung dengan cara membagikan bobot untuk tahun bersangkutan dengan jumlah angka
tahun selama umur ekonomis aset. Pada saldo menurun, biaya depresiasi dari tahun
ketahun semakin menurun. Hal ini terjadi, karena perhitungan biaya depresiasi periodik
di dasarkan pada nilai buku perolehan (harga perolehan dikurangi dengan akumulasi
penyusutan atau depresiasi) aset yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Biaya
penyusutan per tahun dihitung dengan cara mengalihkan nilai buku aset pada awal tahun
denga tarif penyusutan. Dalam hal ini tarif penyusutan tetap sama pada setiap tahun, akan
tetapi nilai buku setiap tahun semakin menurun.
Pendapatan
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
798
PSAK No. 23 paragraf ke 07 (2014, h.23.2) menyatakan bahwa pendapatan adalah
arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama satu
periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal. Rudianto (2012:43), pendapatan adalah kenaikan modal
perusahaan akibat penjualan produk perusahaan. Istilah pendapatan biasanya digunakan oleh
perusahaan jasa, sedangkan perusahaan dagang atau manufaktur lebih banyak menggunakan
istilah penjualan (sales) untuk menampung transaksi yang sama.
Pengakuan Pendapatan
Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah menentukan
pengakuan pendapatan. Terkadang pendapatan penyerahan barang atau jasa yang
menghasilkan pendapatan pada saat yang sama dan penyerahan barang dan jasa dilakukan
terlebih dahulu sedangkan imbalannya atau pendapatan diterima kemudian. Maka dari itu
akan timbul suatu masalah yang berkaitan dengan kapan suatu pendapatannya diterima
kemudian. Maka disini timbul suatu masalah yang berkaitan dengan kapan suatu pendapatan
itu diakui dan dicatat besarnya. Pengakuan (recognition) berarti proses pembentukan suatu
pos yang memenuhi definisi unsur kriteria pengakuan yang sesuai dengan standar akuntansi
dalam laporan neraca dan laba rugi.
Ketentuan PSAK No.23 (2014, h.23.4) mengenai pengakuan pendapatan penjualan
jasa adalah sebagai berikut : jika hasil transaksi yang terkait dengan transaksi penjualan jasa
dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus
diakui dengan mengacu pada akhir periode pelaporan hasil jika seluruh kondisi berikut
terpenuhi transaksi dapat diestimasi secara andal. Yang dimaksud andal menurut PSAK
No.23 (2014, h.23.4) adalah bila kondisi dibawah ini terpenuhi :
1. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal ;
2. Kemungkinan besar manfaat ekonomik sehubungan dengan transaksi tersebut akan
mengalir ke entitas;
3. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur
secara andal; dan
4. Biaya yang timbul untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan transaksi
tersebut dapat diukut dengan andal.
Menurut Belkaoui (2006:281) pendapatan diakui atas dasar :
1. Dasar akrual (Accrual basis)
Pada saat akrual ini pengakuan pendapatan dapat mengimplikasikan bahwa pendapatan
sebaiknya dilaporkan selama produksi, pada akhir produksi, pada saat penjualan produk,
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
799
atau pada saat penagihan penjualan. Pendapatan diakui pada awal periode terjadinya
transaksi penjualan atau penyerahan barang dan jasa yang dilakukan walaupun kas belum
diterima, maka transaksi tersebut sudah dicatat dan diakui sebagai pendapatan
perusahaan
2. Dasar kejadian penting (Cash basis)
Pengakuan pendapatan dipicu oleh kejadian penting dalam siklus operasi
kejadian tersebut dapat berupa :
1. Waktu penjualan
2. Penyelesaian produksi
3. Penerimaan pembayaran setelah penjualan
Cash basis atau dasar tunai adalah apabila pendapatan dan beban hanya diperhitungkan
berdasarkan penerimaan dan pengeluaran kas. Ini berarti dengan penggunaan dasar tunai
atau cash basis yang murni (pure basis) pendapatan dari penjualan barang atau jasa
hanya dapat diperhitungkan pada saat tagihan langganan diterima.
METODE PENELITIAN
Jenis Data
Peneliti melakukan berbagai jenis pengumpulan data yang bertujuan mendapatkan
data yang dibutuhkan dalam penelitian. Data tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan dimana penulis mengadakan
penelitian, baik dengan observasi maupun wawancara, data yang diperoleh terdiri laporan
laba rugi dan neraca perusahaan CV. Sari Sedana.
2. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, melalui buku dan literatur – literatur yang
berhubungan dengan skripsi ini maupun dokumen – dokumen.
Sumber Data
Pada penelitian ini sumber data yang diperoleh oleh peneliti berasal dari internal
perusahaan khususnya pada bagian akuntansi. Untuk mendukung penelitian ini penulis
memilih responden yang sesuai dengan identifikasi masalah yang telah ditetapkan yaitu
menggunakan data berupa laporan keuangan yang berisi laporan laba rugi dan neraca pada
penyusutan aktiva tetap dan pengakuan pendapatan perusahaan CV. Sari Sedana.
Teknik Pengumpulan Data
1. Survei Pendahuluan
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
800
Yaitu melakukan survei pendahuluan dengan cara mendatangi perusahaan yang
merupakan obyek penelitian dengan tujuan mengetahui serta mendapatkan gambaran
tentang laporan keuangan perusahaan tersebut.
2. Studi Literatur
Peneliti mengumpulkan dan mempelajari data – data yang berasal dari buku – buku dan
literatur yang berisi konsep dasar atau teori – teori yang berhubungan dengan materi yang
akan diteliti.
3. Metode Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab untuk memperoleh
informasi kepada pihak – pihak yang terkait secara langsung dalam penelitian ini, hasil
data berhubungan dengan aktiva tetap dan pengakuan pendapatan.
Teknik Analisis Data
Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu analisis data yang berguna untuk
memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan metode kualitatif, penelitian dengan menggunakan metode kualitatif bertolak
dari asumsi tentang realitas atau fenomena sosial yang bersifat unuk dan komplek. Teknis
analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Mengumpulkan dan mengamati data mengenai aktiva tetap dan pencatatan pendapatan
perusahaan.
2. Membandingkan nilai dari laporan keuangan yang diperoleh dari informasi laba rugi dan
neraca yang telah di bebankan oleh perusahaan.
3. Menggamati penyusunan laporan keuangan secara wajar apakah telah sesuai dengan
Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Aktiva Tetap
CV. Sari Sedana adalah perusahaan swasta yang bergerak dibidang jasa pengiriman
barang melalui darat dengan rute pelayanan pengiriman pada wilayah Jawa Timur – Bali
maupun Bali – Jawa Timur. CV. Sari Sedana resmi berdiri pada tahun 2009 oleh Bp. Wayan
Wardana. Awal berdirinya perusahaan berpusat di Surabaya,Perusahaan mulai memperbesar
usahanya dengan mendirikan anak cabang perusahaan di Bali pada tahun 2011 beralamatkan
di Denpasar Bali di Ubung Kaja, Jl HOS Cokrominoto 155 kelurahaan Ubung Kaja
kecamatan Denpasar Barat, Denpasar Bali dan menambahkan akomodasi kendaraan 4 unit.
Pada awal pendirian perusahaan memiliki akomodasi kendaraan berjumlah 8 unit dan
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
801
menambahkan 4 unit saat pembukaan kantor cabang baru, hingga saat ini total keseluruan
dari akamodasi yang dimiliki perusahaan berjumlah 12 unit yang terdiri dari Truk maupun
Fuso. Perusahaan memiliki 65 karyawan, diantarannya 50 karyawan di Surabaya dan 15
karyawan di Bali.
Perusahaan memiliki aktiva tetap berupa kendaraan sebagai pendapatan utama dalam
operasional. Perusahaan telah melakukan penyusutan terhadap aktiva tetap sesuai dengan
PSAK No. 16 bawah setelah pengakuan sebagai aktiva, aktiva tetap dicatat pada biaya
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Tabel 1
Daftar Aktiva Tetap Tahun 2015
No Nama Aktiva Tahun
Perolehan
Masa
Manfaat
Harga
Perolehan
1 1 Unit Mitsubishi Fuso Type FM 517 HL Januari 2009 8 Tahun Rp 514.000.000
2 1 Unit Mitsubishi Fuso Type FJ 2523 Januari 2009 8 Tahun Rp 615.000.000
3 1 Unit Mitsubishi Type FE 84 GHDL Maret 2009 8 Tahun Rp 294.000.000
4 1 Unit Mitsubishi Type FE 71 L April 2009 8 Tahun Rp 229.400.000
5 1 Unit Mitsubishi Type FE 71 L April 2009 8 Tahun Rp 229.400.000
6 1 Unit Mitsubishi Type FE Super HD-X Juni 2009 8 Tahun Rp 356.000.000
7 1 Unit Mitsubishi Type FE 71 HD Juni 2009 8 Tahun Rp 234.000.000
8 1 Unit Mitsubishi Type FE 71 PS Oktober 2009 8 Tahun Rp 225.000.000
9 1 Unit Mitsubishi Fuso Type FJ 2523 Januari 2011 8 Tahun Rp 736.000.000
10 1 UnitMitsubishi Fuso Type 571 ML2 Januari 2011 8 Tahun Rp 743.000.000
11 1 Unit Mitsubishi Type FE 71 L Januari 2011 8 Tahun Rp 290.000.000
12 1 Unit Mitsubishi Type FE 71 S Januari 2011 8 Tahun Rp 328.000.000
Sumber : Peneliti (2017)
Perusahaan CV. Sari Sendana adalah perusahaan jasa pengiriman darat, perusahaan
memiliki aktiva tetap berupa kendaraan sebagai pendapatan utama dalam kegiatan
operasional. Perusahaan telah melakukan penyusutan terhadap aktiva tetap sesuai dengan
PSAK No. 16 dengan menetapkan beberapa kebijakan akuntansi mengenai penyusutan aktiva
tetap antara lain :
a. Metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus :
Penyusutan =
b. Umur ekonomis aktiva ditaksir sesuai dengan umur ekonomis aktiva sebagai kelompok 2
harta berwujud bukan bangunan dengan masa manfaat 8 tahun.
c. Proses perolehan aktiva melalui capital lessor atau dealer.
Dengan menerapkan metode perhitungan aktiva tetap garis lurus, maka jumlah beban
penyusutan setiap periode dibebankan sama. Peneliti menyarankan penyusutan aktiva tetap
dengan menggunakan motode saldo menurun, maka beban penyusutan dari tahun ke tahun
semakin menurun. Dari hasil analisis penyusutan aktiva tetap dengan metode saldo
menurun menunjukan perhitungan data ke arah yang lebih sesuai dengan pemakaiannya
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
802
dibandingan dengan menggunakan metode garis lurus, telah di bandingkan dengan data
perbandingan metode garis lurus dan saldo menurun.
Tabel 2
Perbandingan Metode Garis Lurus Dengan Metode Saldo Menurun Tahun 2015
No. Nama Aktiva Depresiasi Metode
Garis Lurus
Depresiasi Metode
Saldo Menurun Selisih
1 1 Unit Type FM 517 HL 64.250.000,00 22.807.239,26 41.442.760,74
2 1 Unit Type FJ 2523 76.875.000,00 27.364.196,78 49.510.803,22
3 1 Unit Type FE 84 GHDL 36.750.000,00 13.808.166,51 22.941.833,49
4 1 Unit Type FE 71 L 28.675.000,00 11.057.656,86 17.617.343,14
5 1 Unit Type FE 71 L 28.675.000,00 11.057.656,86 17.617.343,14
6 1 Unit Type FE Super HD-X 44.500.000,00 18.040.100,10 26.459.889,90
7 1 Unit Type FE 71 HD 29.250.000,00 11.857.818,60 17.392.181,40
8 1 Unit Type FE 71 PS 28.125.000,00 12.514.114,38 15.610.885,62
9 1 Unit Type FJ 2523 92.000.000,00 58.218.750,00 33.781.250,00
10 1 Unit Type 571 ML2 92.875.000,00 58.772.460,94 34.102.593,06
11 1 Unit Type FE 71 L 36.250.000,00 22.939.453,10 13.310.546,90
12 1 Unit Type FE 71 S 41.000.000,00 25.945.312,50 15.054.687,50
Sumber : Peneliti (2017)
Pendapatan
Kebijakan dan Jenis Pendapatan Perusahaan
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan
transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan. Dalam menjalankan usahaanya, CV. Sari
Sedana menghasilkan pendapatannya dari kegiatan operasional. Kebijakan akuntansi
perusahaan dalam pencatatan motode pengakuan pendapatan dengan:
1. Metode cash basis digunakan perusahaan disaat pendapatan yang diterima dari
pengiriman barang pelanggan yang harian (tunai) ataupun dari beberapa perusahaan
pelanggan yang berkerja sama.
Keuangan perusahaan sangat tergantung pada pendapatan dari kegiatan operasional
perusahaan. Pendapatan operasional adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dari hasil
kegiatan utama perusahaan. Pendapatan operasional CV. Sari Sedana berasal dari jasa
pengiriman barang antar kota wilayah Jawa Timur – Bali, Bali – Jawa Timur melalui darat.
Pendapatan tunai yang diperoleh dari operasional perusahaan, yaitu:
a. Pendapatan tunai yang berasal dari penjualan jasa harian yang diterima perusahaan dari
pelanggan, dan
b. Pendapatan tunai dari penjualan jasa perusahaan yang berkerja sama dengan beberapa
perusahaan, diantaranya perusahaan CV. Citra Jaka Perkasa yang mengirimkan plastik,
PT. United Tractor yang mengirimkan alat – alat perlengkapan kendaraan berat, PT. Cipta
Usaha yang mengirimkan barang – barang untuk pembuatan roti.
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
803
2. Pengakuan Pendapatan
Pendapatan CV. Sari Sedana diperoleh dari pendapatan operasional Pendapatan
operasional adalah pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan utama perusahaan yaitu
penjualan jasa atas pengiriman barang melalui darat. Pendapatan tunai adalah pendapatan
yang berasal dari pengiriman harian dari pelanggan dan dari perusahaan – perusahaan yang
berkerja sama dengan CV. Sari Sedana.
Pada umumnya ada dua jenis metode pengakuan yaitu metode accrual basis dan
metode cash basis. Dalam metode accrual basis pendapatan dan keuntungan diakui pada saat
terjadinya pendapatan, sementara motode cash basis pendapatan dan keuntungan diakui pada
saat kas diterima.CV. Sari Sedana menggunakan metode cash basis, yang mana metode cash
basis yang digunakan perusahaan menerima pendapatan yang diterima dari pengiriman
barang pelanggan yang harian (tunai) ataupun dari beberapa perusahaan pelanggan yang
berkerja sama.
Namun pada prakterknya CV. Sari Sedana tidak mengakui pendapatan tunai yang
dihasilkan dari penyelesaian jasa dengan perusahaan yang berkerja sama dibulan berikutnya
pada saat bulan penyelesaian jasa yaitu saat perusahaan telah menerima tagihan yang
dibayarkan oleh pelanggan pada awal bulannya yang mana realisasi dari pengiriman barang
yang sudah dilakukan terlebih dahulu.
Pada tanggal 02 Desember 2015 CV. Sari Sedana melakuan pengiriman barang
dengan tujuan Surabaya – Bali atas penjualan jasa pengiriman barang yang dilakukan dengan
perusahaan yang berkerjasama yaitu PT. Cipta Usaha dengan hasil pedapatan dari penjualan
jasa pengiriman barang sebesar Rp 13.195.000,00 pembayaran yang dilakukan oleh PT. Citra
Usaha dengan cara pembayaran non tunai dengan mengunakan giro pada tanggal yang telah
di tentukan oleh kedua perusahaan yaitu pada tanggal 12 Januari 2016.
Langkah awal yang akan dilakukan perusahaan sebagai berikut:
1. Mencatat pada saat penyelesaian penjualan jasa
Jurnal 02 Desember 2015
Piutang Usaha Rp 13.195.000,00
Pendapatan Jasa Rp 13.195.000,00
(Pendapatan Jasa Kredit)
2. Mencatat penyesuaian pada saat pembayaran jasa telah diterima
Jurnal 12 Januari 2016
Kas Rp 13.195.000,00
Piutang Usaha Rp 13.195.000,00
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
804
(Penerimaan Piutang Usaha)
Maka pencatatan di tahun 2015 penjualan jasa akan dicatat ke dalam laporan laba rugi
pada rekening pendapatan jasa Rp 13.195.000,00 dan rekening piutang usaha akan
dicatat Rp 13.195.000,00 dan di tahun 2016 dilakukan penyesuaian untuk pelunasan
piutang usaha yang telah diterima.
SIMPULAN
a. Perlakuan akuntansi CV. Sari Sedana telah sesuai dengan Peraturan Standar Akuntansi
Keuangan No. 16 bawah setelah pengakuan sebagai aktiva, aktiva tetap dicatat pada biaya
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, metode
penyusutan yang diterapkan adalah metode penyusutan garis lurus.
b. Perusahaan menggunakan metode garis lurus karena mudah untuk dicatat, biaya
penyusutan setiap periode akuntansi adalah sama umur ekonomis aktiva tetap. Dalam
menerapkan metode penyusutan saldo menurun biaya penyusutan dari tahun semakin
menurun, biaya penyusutan yang akan dihasilkan menunjukkan jumlah rendah. Dengan
mengunakan penyusutan garis lurus laba bersih yang diperoleh perusahaan Rp
1.927.560.210,72 tetapi dengan menerapkan metode saldo menurun laba bersih
perusahaan Rp 2.232.402.284,83.
c. Pengakuan pendapatan perusahaan menggunakan metode cash basis. Namun pada akhir
tahun perusahaan tidak mencatat pendapatan yang telah di selesaikan pada bulan
Desember 2015 Sehingga pendapatan tidak tercatat secara wajar pada laporan keuangan,
pendapatan yang seharusnya diperoleh pada tahun 2015 sebesar Rp 10.720.276.317,57
namun dengan metode cash basis pendapatan tercatat sebesar Rp Rp 10.707.081.317,57
dan laba bersih yang diperoleh setelah menerapkan pengakuan pendapatan accrual basis
metode garis lurus Rp 1.940.755.210,72 dan setelah menerapkan accrual basis metode
saldo menurun Rp 2.245.597.284,83.
SARAN
a. Dengan adanya perlakuan akuntansi CV. Sari Sedana dalam menggunakan penyusutan
metode garis lurus, maka perusahaan seharusnya mengadakan evaluasi terhadap metode
penyusutan yang telah digunakan dan harus mencerminkan keadaan perusahaan yang
sebenarnya sehingga laporan keuangan akan tercatat secara tepat dan wajar pada
akumulasi penyusutan.
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
805
b. Dengan menggunakan metode garis lurus biaya penyusutan setiap periode akuntansi akan
sama. Peneliti menyarankan menggunakan metode saldo menurun karena metode
penyusutan melibatkan faktor – faktor ketidak pastian arus pembebanan dan pendapatan
pada laporan laba rugi dan neraca. Pada metode saldo menurun masih terdapat nilai buku
pada tahun terakhir, aktiva masih digunakan oleh perusahaan dan masih menghasilkan
pendapatan bagi perusahaan.
c. Perusahaan CV. Sari Sedana melakukan pencatatan pengakuan pendapatan dengan metode
cash basis terlihat pendapatan yang dihasilkan tagihan non tunai bukan pada saat bulan
yang sebenarnya, dimana seharusnya pengakuan pendapatan dilakukan pencatatan
pendapatan pada saat bulan yang sebenarnya sehingga pencatatan dengan menggunakan
metode accrual basis dapat tercatat secara wajar. Jika perusahaana keliru dalam
menentukan pengakuan pendapatan maka akan mengakibatkan kesalahan dalam
pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Belkaoui, Ahmed R 2006, Teori Akuntansi, Buku I, Edisi kelima, Salemba Empat, Jakarta.
Baridwan, Zaki 2010, intermediate Accounting, Edisi ke delapan, Cetakan ketiga, BPFE,
Yogyakarta.
Firdaus, Dunia A 2010, Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi, Edisi Ketiga, Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Hasanah, Rizkha Surya 2016, Penerapan Metode Depresiasi Aktiva Tetap Dan Pengaruhnya
Terhadap Laporan Keuangan Pada PT. Prima Jaya Persada Nusantara Surabaya,
Skripsi, Universitas Bhayangkara Surabaya.
Ikatan Akuntansi Indonesia 2014, Standar Akuntansi Keuangan, PSAK – IAI, Salemba
Empat, Jakarta.
Mulyadi 2013, Sistem Akuntansi, Cetakan Ke 5, Slemba Empat, Jakarta.
Rudianto 2012, Pengantar Akuntansi Konsep Dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan,
Erlangga, Jakarta.
Sugiyono 2013. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Erlangga, Jakarta.
Susiawati, Rina 2015, Penerapan Metode Pengakuan Pendapatan Dan Beban Terhadap
Kewajaran Laporan Keuangan Pada PG Watoetoelis di
Sidoarjo,Skripsi,Universitas Bhayangkara Surabaya.
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
806
Yunitasari, Leni. 2013, Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Berwujud Dan Metode
Penyusutan Serta Kaitannya Terhadap Laporan Keuangan Pada Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan Dan Aset Kabupaten Sidoarjo, Skripsi,Universitas
Bhayangkara Surabaya.lahan dalam pengambilan keputusan.