Perkembangan Teori Manajemen Sebagai Ilmu Dan Seni
-
Upload
muhamad-arif-hidayatullah -
Category
Documents
-
view
1.181 -
download
138
description
Transcript of Perkembangan Teori Manajemen Sebagai Ilmu Dan Seni
PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
(Sebagai Ilmu dan Seni)
Disusun oleh:
Nency Ayu Raharjo (31) / 133141914111012
Leni Susanti (27) / 133141914111004
M. Rizky Anshori (06) / 133141907111012
AKUNTANSI TERAPAN
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014
KATA PENGANTAR
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “PERKEMBANGAN TEORI
MANAJEMEN (Sebagai Ilmu dan Seni)” dengan lancar dan selesai pada
waktunya.
Atas selesainya makalah ini tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan makalah
ini. Makalah ini disusun sebagai salah satu persyaratan UAS mata kuliah Dasar
Manajemen.
Penulis juga menyadari bahwa semua yang tertuang dalam makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, mohon masukan kritik dan saran
membangun untuk mencapai kesempurnaan. Terima kasih.
i
Malang, Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................................ 1
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................. 2
2.1 Pengertian Manajemen.................................................................................. 2
2.2 Pengertian Ilmu............................................................................................. 2
2.3 Pengertian Seni.............................................................................................. 3
BAB III ANALISIS............................................................................................ 4
3.1 Manajemen sebagai Ilmu.............................................................................. 4
3.2 Alasan Manajemen sebagai Suatu Ilmu........................................................ 5
3.3 Manajemen sebagai Seni............................................................................... 10
3.4 Perbandingan Manajemen sebagai Ilmu dan Seni........................................ 11
BAB IV KESIMPULAN & SARAN.................................................................. 13
1.1 Kesimpulan.................................................................................................. 13
1.2 Saran............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 14
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Perbandingan antara Manajemen sebagai Ilmu dan Seni.................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti diketahui teori manajemen berkembang terus hingga saat ini.
Teori manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan
ataupun tata cara penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan
masalah-masalah yang berkaitan dengan manajer.
Oleh karena itu masalah ini berisikan uraian tentang perkembangan
(evolusi) teori manajemen dari masa ke masa sebagai ilmu dan seni. Selain
memberikan gambaran bagaimana teori manajemen sebagai ilmu dan seni,
diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadap ruang lingkup
dan perkembangan teori manajemen.
Seseorang manajer hendaklah mempelajari dan memahami secara
keseluruhan tentang perkembangan (evolusi) manajemen sebagai ilmu dan
seni, sehingga manajer dapat memadukan teori manajemen sebagai ilmu dan
seni untuk menghadapi situasi tertentu. Dengan demikian, bila seorang
manajer menghadapi situasi bagaimanapun kompleksnya akan dapat mencari
solusi atau membuat keputusan yang baik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan teori manajemen sebagai ilmu?
2. Apa saja alasan manajemen dikatakan sebagai suatu ilmu?
3. Bagaimana perkembangan teori manajemen sebagai seni?
4. Bagaimana perbandingan teori manajemen sebagai ilmu dan seni?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan teori manajemen sebagai ilmu
2. Untuk mengetahui alasan manajemen dikatakan sebagai suatu ilmu
3. Untuk mengetahui perkembangan teori manajemen sebagai seni
4. Untuk mengetahui perbandingan teori manajemen sebagai ilmu dan seni
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan (James A.F Stoner, 1982: 8).
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa
seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi.
Sementara itu, Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai
sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan
efesien.
Manajemen menurut Melayu S.P Hasibuan (2007:2) adalah ilmu dan
seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Dian Wijayanto (2012:10) manajemen merupakan ilmu dan
seni. Manajemen sebagai ilmu disusun melalui proses pengkajian yang
panjang oleh para ilmuwan bidang manajemen dengan pendekatan ilmiah.
Dalam aplikasinya, manajemen merupakan seni, yaitu seni mengelola sumber
daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang ingin diraih.
2.2 Pengertian Ilmu
Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu (KBBI Offline 1.3).
2
Mohammad Hatta, ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang
pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya,
maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut
hubungannya dari dalam.
Ralp Ross dan Ernest Van Den Haag, ilmu adalah yang empiris,
rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.
Karl Pearson, ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif
dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah sederhana.
Ashely Montagu, Guru Besar Antropolo di Rutgers University, ilmu
adalah pengetahuan yang disususn dalam satu system yang berasal dari
pengamatan, studi dan percobaan untuk menetukan hakikat prinsip tentang
hal yang sedang dikaji.
2.3 Pengertian Seni
Aristoteles berpendapat bahwa seni adalah peniruan terhadap alam
tetapi sifatnya harus ideal. Sedangkan menurut Plato dan Rousseau, seni
adalah hasil peniruan alam dengan segala seginya.
Ki Hajar Dewantara, seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul
dari perasaan dan sifat indah, sehingga menggerakan jiwa perasaan manusia
Ahdian Karta Miharja, seni adalah kegiatan rohani yang mereflesikan
realitas dalam suatu karya yang bentuk dan isinya mempunya untuk
membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohaninya penerimanya.
Drs. Sudarmaji, seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman
estetis dengan menggunakan media bidang, garis, warna, tekstur, volume dan
gelap terang.
Drs Popo Iskandar, seni adalah hasil ungkapan emosi yang ingin di
sampaikan kepada orang lain dalam kesadaran hidup bermasyarakat/
berkelompok.
Prof. Drs. Suwaji Bastomi, seni adalah aktivitas batin dengan
pengalaman estetika yang menyatakan dalam bentuk agung yang mempunyai
daya membangkitkan rasa takjub dan haru.
Enslikopedia Indonesia, seni adalah penciptaan segala hal atau benda
yang karena keindahannya orang senang melihatnya atau mendengarnya.
3
BAB III
ANALISIS
3.1 Manajemen sebagai Ilmu
IImu manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial. Pada tahun
1886 Frederick W. Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study
dengan teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan
efektivitas. Kemudian Taylor menulis buku berjudul The Principle of
Scientific Management (1911) yang merupakan awal dari lahirnya
manajemen sebagai ilmu.
Manajemen merupakan suatu ilmu sehingga seseorang dapat menjadi
manajer/pemimpin yang baik setelah memperoleh pendidikan manajemen
atau ilmu manajemen. Selain itu, manajemen sebagai ilmu dikarenakan
penggunaan pemecahan masalahnya menggunakan asumsi dan landasan
berfikir secara ilmiah, sehingga dapat dikaji dan dipelajari.
Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan, jika dikaitkan dengan
klasifikasi ilmu, maka manajemen tergolong ke dalam ilmu-ilmu sosial,
bagian dari ilmu administrasi dan merupakan ilmu terapan (applied science)
karena kemanfaatannya hanya ada apabila diterapkan untuk meningkatkan
peri kehidupan manusia.
Ilmu adalah suatu pengetahuan yang teratur dari hal-hal pekerjaan
hukum sebab dan akibat, sehingga menjadi tabiat ilmu, yaitu mencari
keterangan tentang kedudukan suatu hal atau masalah yang berhubungan
dengan sebab dan akibatnya. Pengetahuan tidak selamanya dapat digolong-
kan ilmu sebab ada pengetahuan baru atau pengetahuan saja. Di pihak lain,
ada pengetahuan yang diperoleh dengan jalan keterangan dan inilah yang
disebut ilmu.
Pengetahuan baru merupakan tangga pertama bagi ilmu untuk mencari
keterangan lebih lanjut. Karena itu Muhammad Hatta mengemukakan suatu
pendapat bahwa seorang memperoleh pengetahuan tentang sesuatu masalah
4
dengan jalan keterangan untuk menyusun pikiran guna mengetahui sebab
kejadian dan akibatnya di saat itulah terjadi ilmu pengetahuan.
Pengalaman baru menjadi pengetahuan ilmu, apabila pengetahuan itu
disertai dengan pengertian tentang pekerjaan hukum kausal pada masalah
yang dialami itu. Masalah menimbulkan pertanyaan bagaimana duduknya dan
sebabnya. Kalau manajemen adalah suatu ilmu sebab kalau diteliti lebih
lanjut timbulnya ilmu manajemen dalam sejarah adalah disebabkan adanya
pemborosan-pemborosan baik tenaga kerja, waktu maupun materi dan biaya
di dalam setiap pekerjaan dalam suatu usaha.
3.2 Alasan Manajemen sebagai Suatu Ilmu
Manajemen termasuk sebagai ilmu karena memenuhi syarat-syarat
sebagai ilmu yaitu:
1. Tersusun secara sistematis dan teratur
Manajemen memiliki serangkaian tahap kegiatan fungsi secara
berkaitan mulai dari menentukan sasaran sampai berakhirnya sasaran
atau tercapainya tujuan. Dalam hal ini, beberapa pakar
mengklasifikasikan dengan berlainan pendapat, namun pada hakikatnya
meliputi:
a. Perencanaan memutuskan apa yang harus terjadi di masa depan
(hari ini, minggu depan, buland epan, tahun depan, setelah lima
tahun, dsb.) dan membuat rencana untuk dilaksanakan.
Planning adalah kegiatan seorang manajer dalam menyusun
rencana. Menyusun rencana berarti memikirkan apa yang akan
dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Agar dapat membuat
rencana secara teratur dan logis, sebelumnya harus ada keputusan
terlebih dahulu sebagai petunjuk langkah-langkah selanjutnya.
Dalam perencanaan, ada proses seperti:
1) Pemilihan atau penetapan tujuan dari organisasi
2) Penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur,
metode, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan.
5
b. Pengorganisasian membuat penggunaan maksimal dari
sumberdaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana dengan
baik.
Organizing berarti menciptakan suatu struktur organisasi
dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga
hubungan antarbagian-bagian satu sama lain dipengaruhi oleh
hubungan mereka dengan keseluruhan struktur tersebut.
Pengorganisasian bertujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain itu, mempermudah
manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi
tersebut. Pengorganisasian ini seperti:
1) Penentuan sumberdaya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan organisasi
2) Perencanaan dan pengembangan suatu organisasi
3) Penugasan tanggung jawab tertentu
4) Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu
untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
c. Penggerakan memakai kemampuan di area ini untuk membuat
yang lain mengambil peran dengan efektif dalam mencapai suatu
rencana.
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar
semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai
dengan perencanaan manager dan usaha-usaha organisasi. Jadi
actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja
dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang
dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
d. Pengawasan memantau kemajuan rencana, yang mungkin
membutuhkan perubahan tergantung apa yang terjadi.
Controlling adalah proses pengawasan performa perusahaan
untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan
6
rencana yang telah ditetapkan. Seorang manager dituntut untuk
menemukan masalah yang ada dalam operasional perusahaan,
kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi semakin
besar mengevaluasinya.
2. Objektif rasional sehinga dapat dipelajari
Objek manajemen yaitu apa yang menjadi sasaran atau kajian
penyelidikan manajemen. Sebagai objek di sini adalah “manusia” itu
sendiri. Tetapi bukan manusia pada umumnya melainkan manusia dalam
usaha kerja sama. Sebagai usaha kerja sama itu tidak bisa dengan dirinya
sendiri akan tetapi melalui orang lain.
Jadi, yang dimaksud objek manajemen adalah manusia dalam hal
ini yaitu cara memanfaatkan orang-orang untuk mencapai suatu tujuan.
Tujuan di sini adalah tujuan yang hendak dicapainya sesuai dengan
bidang kegiatannya, seperti bidang keuangan, bidang pemasaran, bidang
perkantoran, bidang akuntansi dan semacamnya.
3. Menggunakan metode ilmiah
Manajemen menggunakan metode ilmiah, seperti halnya dengan
bidang lain yang menggunakan metode deduksi dan induksi, yaitu:
a. Metode deduksi metode yang bersifat rasional bersumber dari
rasio atau akal pikiran. Melakukan penyelidikan dengan bertitik
tolak pada pengetahuan umum untuk sampai kepada pengetahuan
khusus yang baru. Pengetahuan umum ini bisa berupa konsep atau
teori mengenai sesuatu. Di dalam manjemen sesungguhnya
perencanaan, motivasi adalah suatu teori umum, sedangkan
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan merupakan teori
khusus. Dari teori umum (perencanaan dan motivasi) inilah
manajemen bertitik tolak melaksanakan kegiatan secara sistematis,
efektif dan efisien menurut teori-teori khusus sebagai pedoman. Cara
menggunakan orang sesungguhnya bertumpu pada perencanaan dan
teori-teori motivasi dan sebagainya.
b. Metode induktif bersifat empirik, bersumber dari pengalaman
konkrit. Melakukan penyelidikan dengan bertitik tolak dari
7
pengetahuan khusus untuk sampai pada pengetahuan umum. Di
dalam manajemen sesungguhnya pengalaman praktis dalam
pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan lain-lain
sebenarnya merupakan in-put dalam membuat perencanaan yang
bersifat umum.
4. Mempunyai prinsip-prinsip tertentu
Pendapat Henry Fayol yang mengemukakan 14 prinsip organisasi
yang sekarang ini telah menjadi prinsip manajemen merupakan
sumbangan yang cukup besar melahirkan manajemen sebagai suatu ilmu
pengetahuan. 14 prinsip manajemen tersebut antara lain:
1) Pembagian kerja (Devision work)
Pembagian kerja harus dipikirkan agar mengarah pada
spesialisasi. Semakin seseorang terspesialisasi, maka akan semakin
efisien dan efektif orang tersebut dalam melaksanakan pekerjaan.
Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan
prinsip “The right man, in the right place”.
2) Wewenang dan tanggung jawab (Autority and responsibility)
Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk
melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti
dengan pertanggung jawaban. Antara wewenang dan tanggung jawab
harus seimbang.
3) Disiplin (Dicipline)
Disiplin adalah melakukan apa yang sudah menjadi komitmen
bersama baik antara pimpinan dengan bawahan maupun sesama
anggota manajemen. Disiplin ini sangat penting karena suatu usaha
tidak akan berhasil tanpa adanya kedisplinan.
Angota organisasi harus patuh pada aturan dan kesepakatan
yang menjadi rambu-rambu organisasi. Menurut Henry Fayol,
disiplin merupakan hasil kepemimpinan yang baik di semua jenjang
organisasi.
8
4) Kesatuan perintah (Unity of command)
Setiap karyawan hanya mendapat satu perintah untuk suatu
pekerjaan. Henry Fayol mengatakan bahwa jika ada karyawan yang
bertanggungjawab kepada beberapa atasan akan mengakibatkan
petunjuk yang bertentangan.
5) Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
Kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam organisasi yang
mempunyai tujuan sama sebaiknya ditangani oleh seorang manajer
dengan menggunakan satu perencanaan saja.
6) Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi
Kepentingan umum ditempatkan dia atas segala kepentingan,
baik kelompok maupun pribadi.
7) Gaji/upah pegawai (Remuneration of personel)
Penghargaan (pemberian gaji yang sepadan) dan perbaikan
kesejahteraan para karyawan dalam bekerja merupakan stimulus bagi
karyawan untuk dapat bekerja dengan baik dan dapat memenuhi
target (tujuan) perusahaan. Pemberian balas jasa haruslah adil dan
baik bagi karyawan maupun perusahaan sendiri.
8) Pemusatan/sentralisasi (Centralisation)
Pengambilan keputusan yang banyak menggunakan
pertimbangan atasan disebut sentralisasi. Sebaliknya keputuan
dengan menampung aspirasi bawahan disebut desentralisasi.
9) Hirarki/tingkatan (Scakar chain)
Jenjang jabatan dalam suatu organisasi sering digambarkan
dengan garis-garis yang rapi dalam bagan organisasi. bagan ini
menunjukkan kedudukan dari puncak sampai dengan jenjang
terbawah.
10) Ketertiban (Order)
Sarana dan manusia harus berada di tempat dan waktu yang
tepat. Manusia harus berada pada pekerjaan yang cocok baginya.
9
11) Keadilan dan kejujuran (Equity)
Para manajer harus bersahabat dan adil terhadap semua
karyawannya.
12) Stabilitas kondisi pegawai (Stability of tenure of personnel)
Stabilitas kondisi personal karyawan mutlak diperlukan dan
harus mendapat perhatian bila tidak ingin target dan tujuan
perusahaan terhambat dan terbengkalai. Perputaran karyawan yang
terlalu sering tidak baik bagi kelancaran kegiatan perusahaan.
13) Prakarsa (Initiative)
Sumber kekuatan perusahaan adalah adanya insiatif di
kalangan atasan dan bawahan, khususnya pada masa sulit. Untuk itu
penting menggairahkan dan mengembangkan inisiatif yang
semaksimal mungkin. Bawahan harus diberi kebebasan untuk
membuat dan menjalankan rencananya, walaupun bisa saja terjadi
kesalahan.
14) Semangat kesatuan dan semangat korps (Esprit de corps)
Menggalakkan semangat kerjasama kelompok dapat membuat
dan menimbulkan semangat rasa bersatu. Persatuan dan
kehamonisan merupakan kekuatan besar bagi perusahaan sehingga
diperlukan usaha untuk merealisasikan. ‘Memecah kekuatan untuk
melemahkannya adalah suatu tindakan yang bijaksana, tetapi
memecah-mecah tim sendiri merupakan dosa besar di dalam suatu
perusahaan.’
5. Dapat dijadikan suatu teori
Di sini teori manajemen tidak diragukan lagi karena sudah
dipelajari dan dikembangkan melalui lembaga pendidikan dan pelatihan,
dengan manajemen merupakan salah satu mata pelajaran yang
dicantumkan dalam kurikulum bahkan terdapat jurusan yang disebut
dengan jurusan “manajemen”.
3.3 Manajemen sebagai Seni
Kalau ilmu memusatkan perhatian pada suatu objek tertentu sehingga
ilmu bersifat memilih, lain halnya dengan seni. Menurut Mohammad Hatta,
10
seni memperhatikan keindahan, mencari harmoni (persatuan) dalam alam.
Ilmu mengajarkan untuk mengetahui sesuatu, sedang seni mengajarkan
bagaimana melakukan sesuatu. Dalam kamus Webster’s New Collegiate
Dictionary, perkataan art (seni) berasal dari bahasa latin yaitu “artus” yang
berarti:
a. Daya cipta yang timbul dari dalam untuk mewujudkan sesuatu.
b. Kemahiran yang diperoleh dari pengalaman.
Kalau manajemen dihubungkan dengan pengertian seni di atas maka
manajemen dapat juga digolongkan sebagai seni. Sebab, jauh sebelum ilmu
manajemen timbul, dalam sejarah ternyata bahwa tujuan suatu golongan
masyarakat dapat tercapai. Sehingga manajemen dalam arti art (seni) sudah
dimulai sejak manusia bermasyarakat. Mengingat setiap masyarakat,
walaupun sangat sederhana, pasti memerlukan manajer dan pengurusan.
Dalam konteks ini, manajemen sebagai seni berarti kemahiran dalam
mengurus sesuatu yang dikombinasikan dengan daya cipta, sehingga tujuan
yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Dengan mengandalkan manajemen sebagai seni (art), sementara seni
berhubungan dengan bakat, dan karenanya bersifat alamiah, maka
pengetrapan manajemen hanya mungkin bagi mereka yang terlahir memang
berbakat. Dengan cara pandang ini, teori manajemen hanya memberikan
sejumlah prosedur, atau sebagai pengetahuan yang sulit diterapkan. Karena
proses manajamen ditentukan oleh subyektivitas, atau style.
Selain itu juga, beberapa ahli seperti Follet menganggap manajemen
adalah sebuah seni. Hal ini disebabkan oleh kepemimpinan memerlukan
kharisma, stabilitas emosi, kewibawaan, kejujuran, kemampuan menjalin
hubungan antaramanusia yang semuanya itu banyak ditentukan oleh bakat
seseorang dan sulit dipelajari karena merupakan bawaan dari lahir.
3.4 Perbandingan antara Manajemen sebagai Ilmu dan Seni
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen mencakup
keduanya, baik sebagai ilmu maupun sebagai seni. Berarti juga, supaya
seseorang dapat menjadi manajer atau pemimpin yang baik, di samping harus
11
memiliki pengetahuan tentang ilmu manajemen, juga harus memiliki seni
manajemen.
Pengembangan seni manajemen yang dimiliki, dapat dilakukan melalui
studi, observasi dan praktek. Seorang manajer yang baik, merupakan seorang
artis dan ahli ilmu pengetahuan. Ia harus dapat memberi inspirasi, memuji,
mengajar, merangsang orang-orang lain, baik yang berbakat maupun yang
tidak, bekerja sebagai kesatuan dan melaksanakan usaha sebaik-baiknya ke
arah tujuan yang diharapkan. Hal tersebut tidak dapat dicarikan dalam suatu
rumus melainkan didasarkan pada perasaan, naluri dan ilham. Kalau diadakan
perbandingan antara manajemen sebagai ilmu dan manajemen sebagai seni,
dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Perbandingan antara Manajemen sebagai Ilmu dan Seni
(Terry, 1962)
Manajemen sebagai Ilmu Manajemen sebagai Seni
a. Advanced by knowledge
(memperoleh kemajuan melalui
pengetahuan)
b. Proces (membuktikan)
c. Predicts (meramalkan)
d. Defines (merumuskan)
e. Measures (mengukur)
a. Advanced by practice
(memperoleh kemajuan melalui
praktek)
b. Feels (merasakan)
c. Guesses (mengira-ngira)
d. Mescribes (menguraikan)
e. Opines (memberi pendapat)
Manajemen bukan hanya merupakan ilmu atau seni, tetapi kombinasi
dari keduanya. Kombinasi ini tidak dalam proporsi yang tetap, tetapi dalam
proporsi yang bermacam-macam.
12
BAB IV
KESIMPULAN & SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan di atas bahwa manajemen dikatakan
sebagai ilmu dan seni sebab keduanya tidak bisa dipisahkan. Manajemen
sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari sejak lama, dan telah
diorganisasikan menjadi suatu teori. Hal ini dikarenakan didalamnya
menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini lalu diteliti
dengan menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk prinsip-
prinsip yang diwujudkan dalam bentuk suatu teori.
Sedangkan manajemen sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di
dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kerja sama dengan orang lain. Inilah
salah satu peran dari manajemen sebagai suatu seni, yaitu bagaimana cara
memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya
kegiatan manusia pada umumnya adalah managing ( mengatur ) untuk
mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan
pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.
Secara singkatnya dapat disimpulkan bahwa ilmu mengajarkan kita
tentang sesuatu, sedangkan seni/art mengajarkan kita bagaimana sesuatu hal
dilakukan.
4.2 Saran
Penulis menyarankan bahwa seorang manajer hendaklah mempelajari
dan memahami secara keseluruhan tentang perkembangan (evolusi)
manajemen sebagai suatu ilmu dan seni, sehingga manajer dapat memadukan
teori manajemen sebagai ilmu dan seni untuk menghadapi situasi tertentu.
Dengan demikian, bila seorang manajer menghadapi situasi bagaimanapun
kompleksnya akan dapat mencari solusi atau membuat keputusan yang baik.
13
DAFTAR PUSTAKA
Aganta, Muhammad Nofri. 2012. Pengertian Ilmu dan Ilmu Pengetahuan Menurut Beberapa Ahli. http://nofri-aganta.blogspot.com/2012/04/pengertian-ilmu-dan-ilmu-pengetahuan.html. 3 Januari 2013.
Alghifari, Abdul Azis. 2012. 14 Prinsip Manajemen Henry Fayol. http://azisnskoe.blogspot.com/2012/10/14-prinsip-manajemen-henry-fayol.html. 3 Januari 2014.
Anonim. 2011. Manajemen sebagai Ilmu dan Seni. http://farhan24.blogspot.com/2011/11/manajemen-sebagai-ilmu-dan-seni.html. 29 Desember 2013.
. 2012. 10 Pengertian Seni Menurut Pendapat Para Ahli. http://ufikmuckraker.wordpress.com/2012/03/28/10-pengertian-seni-menurut-pendapat-para-ahli/. 3 Januari 2014.
Faturrozi, Firman. 2012. Definisi Manajemen, Manajemen sebagai Ilmu dan Seni, Tingkatan Manajemen & Manajer dan Fungsi Manajemen. http://faturrozifirman.blogspot.com/2012/01/definisi-manajemen-manajemen-sebagai.html. 3 Januari 2014.
Qalbi, Firman. 2013. Manajemen sebagai Ilmu, Seni, dan Profesi. http://firman25.blogspot.com/2013/10/manajemen-sebagai-ilmu-seni-dan-profesi.html. 3 Januari 2014.
Perdana, Attar. 2011. Manajemen sebagai Ilmu, Seni, dan Profesi.
http://attarperdana.blogspot.com/2011/11/manajemen-sebagai-ilmu-seni-
dan-profesi.html. 29 Desember 2013.
Stoner, James A.F. 1982. Management, Prentice/ Hall International, Inc. New York: Englewood Cliffs.
14