PERKEMBANGAN PRAKTEK PERDUKUNAN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512027_pendahuluan.pdf ·...
Transcript of PERKEMBANGAN PRAKTEK PERDUKUNAN …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512027_pendahuluan.pdf ·...
PERKEMBANGAN PRAKTEK PERDUKUNAN PADEPOKAN SEMAR MESEM SURAKARTA
TAHUN 1979-2015
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna melengkapi gelar Sarjana Ilmu Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Disusun oleh: Fitrilia Shinta Wijayanto
C0512027
PRODI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2016
i
ii
iii
iv
MOTTO
“hal yang besar tidak pernah terjadi dengan cara yang mudah”
~Anonim~
“Takdir akan menentukan dirimu kelak menjadi apa, terus berusaha dan pantang
menyerah”
~Moana (2016)~
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Bapak dan Ibu tercinta
2. Kakak dan Adik tersayang
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Kasih
dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skrispsi ini. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat meraih gelar sarjana pada Program Studi Ilmu
Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Segala sesuatu mempunyai cerita dan perjalanan masing-masing, begitu
juga dalam mengerjakan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan
dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed., Ph. D selaku Dekan Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan fasilitas
dan kemudahan dalam perijinan untuk penelitian dan penyusunan skripsi.
2. Ibu Tiwuk Kusuma Hastuti, SS., M.Hum selaku Kepala Program Studi
Ilmu Sejarah dan pembimbing akademik yang banyak memberi masukan
dan arahan kepada penulis.
3. Ibu Dra. Sawitri Pri Prabawati, M.Pd. selaku pembimbing utama dalam
penulisan dan penyusunan skripsi yang penuh kesabaran dan ketelitian
dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
4. Bapak Drs. Suharyana, M.Pd. selaku pembimbing kedua dan penguji yang
telah memberikan arahan, bimbingan dan juga nasihat dengan baik.
vii
5. Bapak dan Ibu dosen Prodi Ilmu Sejarah yang telah memberikan
bimbingan dan bekal ilmu yang sangat berguna bagi penulis.
6. Bapak KRT. Sumardi Notodipuro selaku pemilik Pengobatan Alternatif
Padepokan Semar Mesem yang dengan keramahan membantu
menyediakan data yang diperlukan dalam penulisan skripsi.
7. Para pasien yang sudi membantu dengan tulus, menyediakan data-data
yang diperlukan dalam penelitian ini.
8. Masyarakat Kedung Belang, Pucang Sawit yang telah memberikan
kemudahan kepada penulis dalam membantu memberikan tanggapan
dalam penelitian ini.
9. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan perhatian dan dukungan
moril kepada penulis.
10. Dimas, Sarah, Achong dan teman-teman Ilmu Sejarah angkatan 2012 yang
memberikan semangat dalam penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak luput dari berbagai
kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang sifatnya
membangun penulis perhatikan dengan baik. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
semua pembaca.
Surakarta, Desember 2016
Penulis
viii
DATAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERNYATAAN iv
HALAMAN MOTTO v
HALAMAN PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR SINGKATAN xii
DAFTAR ISTILAH xiv
DAFTAR LAMPIRAN xxiii
DAFTAR GAMBAR xxv
ABSTRAK xxvi
ABSTRACT xxvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 B. Rumusan Masalah 5 C. Tujuan Penelitian 5 D. Manfaat Penelitian 6 E. Tinjauan Pustaka 6 F. Metode Penelitian 9 G. Sistematika Penelitian 12
ix
BAB II SEJARAH SINGKAT PENGOBATAN ALTERNATIF DI PADEPOKAN SEMAR MESEM
A. Pengertian Pengobatan Alternatif 14 B. Pengertian dan Ruang Lingkup Perdukunan 18
1. Pengertian Perdukunan 18 2. Ciri dan Macam Dukun 20
C. Latar Belakang Pengobatan Alternatif Padepokan Semar Mesem 24 1. Pengobatan Alternatif di Padepokan Semar Mesem 24
a. Tapa Mega 25 b. Tapa Nafsu 25 c. Tapa Ngere 26 d. Tapa Ngedan 26
2. Lambang Semar Mesem 30 3. Tujuan Pengobatan Alternatif Padepokan Semar Mesem 33
BAB III PRAKTEK PERDUKUNAN DALAM PENGOBATAN ALTERNATIF
PADEPOKAN SEMAR MESEM 1979-2015
A. Media dan Proses yang Digunakan dalam Pengobatan 35 1. Air Suci 36 2. Mantra 37
a. Mantra untuk Menghilangkan Sawan 38 b. Mantra untuk Mengusir Jin 39 c. Mantra untuk Pengasihan 41
3. Sesaji 45 a. Bunga Setaman 47 b. Bunga Telon 47
4. Ruwatan 48 5. Petung 50
a. Neptu Hari 50 b. Neptu Pasaran 51
6. Jimat 51 B. Perkembangan Praktek Perdukunan Padepokan Semar Mesem
(1979-2015) 54 1. Pengobatan Alternatif Penyembuhan Penyakit (1979-2003) 56
a. Jenis Pengobatan 56 b. Perkembangan Jumlah Pasien 59
2. Pengobatan Alternatif Penyembuhan Non Penyakit (2004-2015) 61 a. Jenis Pengobatan 61 b. Perkembangan Jumlah Pasien 67
x
3. Tingkat Keberhasilan Pengobatan Alternatif Padepokan Semar Mesem menurut Pasien 70
BAB IV PERAN DAN RESPON MASYARAKAT TERHADAP PADEPOKAN
SEMAR MESEM
A. Peran Sumardi Sebagai Sesepuh di Kampung 75 B. Peran Sumardi dalam Acara Garebek Mulud 79 C. Peran Padepokan Semar Mesem dalam Ritual Peningkatan
Kesejahteraan 80 D. Respon Masyarakat Terhadap Keberadaan Pengobatan Alternatif
Padepokan Semar Mesesm 83
BAB V KESIMPULAN 92
DAFTAR PUSTAKA 94
DAFTAR INFORMAN 98
LAMPIRAN 102
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perkembangan Jumlah Pasien Tahun 1979-2003 59
Tabel 2 Perkembangan Jumlah Pasien Tahun 2004-2016 67
xii
DAFTAR SINGKATAN
Balita : Bawah Lima Tahun
Depkes : Departemen Kesehatan
DPR : Dewan Perwakilan Rakyat
Kejari : Kejaksaan Negeri
KRT : Kanjeng Raden Tumenggung
PDI : Partai Demokrasi Indonesia
Pemilu : Pemilihan Umum
Pilkada : Pemilihan Kepala Desa
PN : Pengadilan Negeri
Polsek : Polisi Sektor
PSK : Pekerja Seks Komersil
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
Satpol PP : Satuan Polisi Pamong Praja
SMP : Sekolah Menengah Pertama
WHO : World Health Organization
xiii
DAFTAR ISTILAH
Angen-angen e ben ndang keno : keinginannya agar cepat tercapai
An-nafs an natiqah : penasihat spiritual bagi jiwa
An-nafs muthmainah : penasihat spiritual bagi jiwa
Arraf : orang pintar atau dukun
Banaspati : hantu yang berwujud api
Bulu perindu : sejenis jimat pengasihan
Bunga liman : terdiri dari bunga mawar, melati, dua macam kantil dan kenanga. Mengandung makna sedulur papat limo pancer
Bunga piton : terdiri dari tiga macam bunga
mawar, melati, dua macam bunga kantil dan kenangga. Mempunyai makna pitulungan
Bunga setaman : terdiri dari bunga mawar, bunga
melati dan bunga kenanga biasanya digunakan untuk ziarah kubur dan dipercaya dapat melindungi diri dari segala sesuatu yang buruk seperti gangguan-gangguan makhluk halus
Bunga telon : kumpulan dari tiga bunga (mawar
merah, mawar putih, kantil) Bunga tujuh rupa : kumpulan dari tujuh bunga (mawar
merah, mawar putih, kantil, melati, kenanga, sedah malam, melati gambir)
Cekelan : pegangan/jimat Cundrik : pusaka berbentuk keris kecil
xiv
Cunduk mentul : hiasan kepala pada sanggul Datang asok glondong pengareng-areng : memberi persembahan kepada yang
dimuliakan, mengucapkan terima kasih
Dawuh : perintah Dilarung : dihanyutkan Dipageri : melindungi diri dari hal gaib Dulur Kembar : saudara kembar Etan : timur Edan : gila Gadhah pikajeng : mempunyai keinginan Garebek Mulud : suatu acara tradisi Keraton Surakarta
untuk memperingati lahirnya Nabi Muhammad SAW
Gundul Pringis : hantu berwujud kepala botak plontos
tanpa badan Gunungan : tumpukan makanan yang menyerupai
gunung yang menjadi cirri khas dalam setiap upacara garebek
Guru, Wong tuwa, Paranormal : seseorang yang menggunakan indera
keenam untuk melihat masa depan Inthuk-inthuk : sesaji untuk menangkal rewel pada
bayi (nasi tumpeng kecil pucuknya ditancapkan bawang merah, cabai merah)
Jajan pasar : makanan tradisional Indonesi yang
diperjulbelikan di pasar, bisanya digunakan untuk acara ritual tertentu
xv
Jamasan : memandikan Jampi/tamba : obat Jrangkong : hantu berwujud kerangka manusia Jimat : sejenis barang atau tulisan yang
dianggap memiliki kesaktian untuk melindungi pemiliknya
Kahin : orang yang bisa meramal sesuatu
yang akan terjadi di masa depan Kanti laku tansah kumantil : dengan laku akan selalu terkait Kanuragan : ilmu supranatural untuk bela diri Kawah : ketuban Kemamang : hantu berkepala api Keris semar mesem : pusaka yang memiliki kekuatan
magis untuk memikat dan meluluhkan hati seseorang
Khodam : pendamping, penjaga gaib Kirab : perjalanan bersama-sama atau
beriring-iringan Klarah : daun pisang yang kering Korawa : kelompok antagonis dalam
pewayangan Mahabharata (musuh Pandawa)
Kungkum : berendam Kuntilanak : hantu berwujud wanita cantik
berambut panjang dan berbaju panjang warna putih dipercaya berasal dari arwah perempuan hamil
xvi
Laku : menjalankan suatu ritual Lampor : makhluk halus yang berarak (prajurit
jawa) yang bisa membawa maut Magis : gaib Mahabarata : karya sastra kuno berasal dari India,
meceritakan koflik antara Pandawa dan Korawa dalam memperebutkan tanah Astina
Maladi hening : semedi untuk mengheningkan hati Maneka warna : berbagai macam warna Mantra : sekumpulan kata yang diucapkan
dukun yang dianggap mampu melakukan perubahan
Meditasi : berdiam diri memusatkan pikiran Melat saka jero ati : berbicara harus dari hati Mesu budi : mengolah budi Murwakala : cerita dalam pewayangan yang
menceritakan tradisi ruwat di Jawa dengan tujuan menjaga dari kecelakaan Dewa Batara
Nanggap wayang : mengadakan pertunjukan wayang Neptu : jumlah Ngelmu/ngelmi : ilmu Ngelmi cemeng : ilmu hitam Ngelmi pethak : ilmu putih Nglakoni : menjalani (suatu ritual)
xvii
Nyadran : ziarah Nyenyuwun : meminta Pagar ghoib : sarana untuk melindungi diri dari
yang gaib Pamomong : penjaga Pancer : roh Pandam : melekatkan pisau atau keris pada
pegangannya Pandawa : tokoh dalam cerita wayang
Mahabarata Pandom : pemberian Panduming dumadi : pemberian yang terjadi Payung agung : pusaka berbentuk payung yang
mempunyai arti pemikiran yang agung, kemulyaan rejeki dan ketentraman
Payung tunggul rogo : pusaka berbentuk payung yang
mempunyai arti pengayoman Pecel ingkung : ayam kampung yang dimasak utuh
diberi numbu opor bermakna sebagai sikap pasrah dan menyerah atas kekuasaan Tuhan
Pelarisan : sarana untuk meramaikan usaha Pendekar : orang yang pandai bersilat Pertapa : orang yang bertapa Pesugihan : praktek spiritual yang dapat
membantu menghasilkan kekayaan
xviii
yang lebih banyak dalam waktu yang cepat
Prevensi : upaya untuk mencegah timbulnya
masalah Pring : bambu Puasa mutih : berpuasa atau berpantangan makan
apa saja kecuali nasi putih dan air putih
Puasa pati geni : puasa dimana pelaku akan berpuasa
total selama 24 jam dan berada didalam suatu ruangan apapun tanpa cahaya atau api
Pulut : getah atau akibat Punakawan : tokoh dalam pewayangan berperan
sebagai pengikut Pandawa Reogan : melakukan pentas reog Rontgen : tindakan medis dengan
menggunakan sinar radiasi untuk mengambil gambar bagian dalam tubuh seseorang
Ruwatan : ritual Jawa untuk membebaskan diri
dari dosa yang berdampak pada kesialannya
Sabda pendita ratu : ucapan pimpinan yang seharusnya
merupakan harapan rakyat Sajen : sesaji Santet : upaya seseorang untuk mencelakai
orang lain dari jarak jauh dengan menggunakan ilmu hitam
xix
Sawan : gejala aneh yang menyerang anak kecil (menangis, rewel, suhu tubuhnya meningkat) dipercaya akibat gangguan dari makhluk halus atau perilaku si Ibu yang menyusui anaknya
Sedekah bumi : suatu upacara adat yang
melambangkan rasa syukur manusia terhadap Tuhan yang telah memberi rezeki melalui bumi berupa segala bentuk hasil bumi
Sedekah laut : suatu upacara adat yang
melambangkan rasa syukur atas berkah yang melimpah berupa hasil laut dan keselamatan dari Tuhan dan Nyi Roro Kidul
Selametan : suatu bentuk acara syukuran yang
mengundang kerabat atau tetangga secara tradisional
Sedulur papat limo pancer : saudara yang menemani jabang bayi
saat lahir (air ketuban, plasenta, darah, pusar dan jasmani yang lahir)
Segara : laut Sego golong : nasi putih yang dibulatkan sebesar
bola tenis Semedi : melakukan meditasi dengan cara
berdiam diri dan memusatkan pikiran Serapah : sumpah atau kutukan Sihir : kemampuan manusia dalam
mengendalikan alam secara mistik Srono : doa Sudamala : karya sastra Jawa yang menceritakan
cerita Ruwat
xx
Sukerta : sial Sundel bolong : hantu yang berwujud wanita cantik
berambut panjang, bergaun putih dengan punggung berlubang
Suran : bulan muharram atau bulan
dzulhijjah Susuk : menanam benda yang tak lazim
didalam tubuh (jarum emas, berlian) untuk keperluan menambah kharisma sehingga menaarik perhatian banyak orang
Suwuk : suatu cara pengobatan alternatif
untuk menyembuhkan anak dari sawan
Tabib : orang yang pekerjaannya mengobati
orang lain secara tradisional Tahfidz : ilmu untuk menghafalkan Al-Quran Tahsin : ilmu yang membenarkan bacaan Al-
Quran Taren : meminta pendapat Tentrem rahayu kerta raharja : tentram, selamat, dan lestari Tenung : kepandaian meramalkan sesuatu Thethekan : hantu yang berwujud kerangka
manusia Tirto wening tetesing bumi : air suci yang berasal dari tetesan gua
keruk Wonogiri yang digunakan sebagai sarana pengobatan alternatif Padepokan Semar Mesem
Tradisi ngalap berkah : tradisi yang bertujuan mengharapkan
keberkah
xxi
Tumbal : korban yang dipersembahkan untuk mencapai suatu tujuan
Tumurun widodari sewu : turunnya seribu bidadari Tuyul : hantu yang berwujud anak kecil,
mempunyai kemampuan mencuri uang
Ubo rampe : piranti sesaji Umbul donga : memanjatkan doa Wahyu/wangsit : petunjuk/bisikan gaib Wedon : hantu yang berwujud seperti pocong
tetapi tinggi dan putih Wejangan : nasihat Wewe :hantu perempuan yang bersifat jahat
senang menculik anak-anak Weton : hari lahir Wilujengan : keselamatan Wingit : angker
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kejaksaan Negeri Surakarta, Tanda Pendaftaran Pertama
Praktek Pengobatan secara Non Medis, kebatinan,
kedukunan, ketabiban dan pengobatan tradisional
No. B-05/0.3.11/Dsp.5/03/2005 dengan Perpanjangan
No. B-06/0.3.11/Dsp/02/2008 99
Lampiran2 Kejaksaan Negeri Surakarta, Tanda Pendaftaran Praktek
Pengobatan secara Non Medis, kebatinan, kedukunan,
ketabiban dan pengobatan Tradisional
No. B-06/0.3.11/Dsp/02/2008 100
Lampiran3 Kejaksaan Negeri Surakarta, Tanda Pendaftaran Pertama
Praktek Pengobatan secara Non Medis, kebatinan,
kedukunan, ketabiban dan pengobatan tradisional
No. B-05/0.3.11/Dsp.5/03/2005 dengan Perpanjangan
No. B-11/0.3.11.2/Dsp.5/05/2012 101
Lampiran 4 Kejaksaan Negeri Surakarta, Tanda Pendaftaran Praktek
Pengobatan secara Non Medis, kebatinan, kedukunan,
ketabiban dan pengobatan Tradisional
No. B-11/0.3.11.2/Dsp.5/05/2012 102
Lampiran 5 Arsip Keraton Surakarta PB XIII 2006227
angka: 13.006/D.1.076.62 Tahun 2006 103
xxiii
Lampiran6 Majalah Inspiring & Invormatife Magazine Kampoeng Joglo, Vol. X
April-Mei 2008 104
Lampiran7 Majalah Inspiring & Invormatife Magazine Kampoeng Joglo, Vol. XI
Mei-Juni 2008 105
Lampiran8 Majalah Inspiring & Invormatife Magazine Kampoeng Joglo, Vol. 12/
TH. I/ Juli-Agustus 2008 106
Lampiran9 Majalah Inspiring & Invormatife Magazine Kampoeng Joglo, Vol.
15/TH. I/ Desember 2008 107
Lampiran10 Majalah Misteri, Edisi 5 Januari-19 Januari 2014 108
Lampiran11 Majalah Misteri, Edisi 5 Januari-19 Januari 2015 110
Lampiran12 Majalah Radar Pos, Edisi 182, 15-30 November 2015 112
xxiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Lambang Semar Mesem 33
Gambar 2 Gentong yang Berisi Air Suci Tirto Wening Tetesing Bumi 37
Gambar 3 Keris Semar Mesem 52
Gambar 4 Iklan Padepokan Semar Mesem 69
Gambar 5 Ruwatan Sengkolo Rojomolo Tahun 2014 81
Gambar 6 Wayang Tempel dalam Acara Penutupan Bulan Suro Padepokan
Semar Mesem 2015 83
xxv
ABSTRAK
Fitrilia Shinta Wijayanto.Perkembangan Praktek Perdukunan Padepokan Semar Mesem Surakarta Tahun 1979-2015.Skripsi, Surakarta: Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Sebelas Maret Desember 2016.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Latar belakang pendirian pengobatan alternatif di Padepokan Semar Mesem Surakarta, (2)Perkembangan praktek perdukunan Padepokan Semar Mesem Surakarta Tahun 1979-2015, (3) Peran dan Respon Masyarakat terhadap Padepokan Semar Mesem.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode historis meliputi heuristik, kritik, iterpretasi, dan historiografi. Sumber primer yang digunakan berupa arsip Tanda Pendaftaran pengobatan alternatif Padepokan Semar Mesem yang dikeluarkan oleh Kejaksaan Negeri Surakarta dan Arsip Keraton Surakarta PB XIII yang menyatakan pengangkatan Sumardi sebagai penasehat spiritual Keraton dengan jabatan Bupati Sepuh. Penulis juga menggunakan wawancara mendalam terhadap orang yang dianggap mampu memberikan keterangan seputar Pengobatan Alternatif Padepokan Semar Mesem. Sebagai sumber sekunder peneliti menggunakan majalah, surat kabar serta buku-buku yang relevan dengan tema. Data yang diperoleh kemudian dianalis secara kualitatif untuk membangun fakta, yang dipergunakan dalam penulisan hasil penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan Pengobatan alternatif Padepokan semar Mesem didirikan pada tahun 1979 oleh Sumardi yang mendapatkan kekuatan supranatural secara turun temurun. Perkembangan Pengobatan Alternatif Semar Mesem pada tahun 1979 hingga 2015 mengalami perkembangan secara bertahap dan diresmikan sebagai praktek pengobatan alternatif secara non medis oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Surakarta tahun 2005. Padepokan Semar Mesem mempunyai peran sendiri dalam masyarakat selain berperan untuk menolong orang yang sakit, Sumardi dianggap sebagai sesepuh kampung yang sering diminta pendapat untuk menyelesaikan suatu masalah di kampungnya. Peran Padepokan Semar Mesem terhadap masyarakat juga terlihat dalam acara Garebek Mulud pada tahun 2008, Ruwatan Sengkolo Rojomolo,ruwatan nagari dan wilujengan Kota Surakarta yang bertujuan untuk membuang nasib sial.
Pada era modern seperti sekarang keberadaan Pengobatan Alternatif Padepokan Semar Mesem masih diminati karena selain lebih murah, masyarakat percaya bahwa tidak semua penyakit dapat disembuhkan secara medis, karena ada penyakit yang disebabkan gangguan gaib sehingga membutuhkan bantuan dukun untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Kata kunci: pengobatan alternatif, dukun, Surakarta
xxvi
ABSTRACT
Fitrilia Shinta Wijayanto. The Development of Shamanistic Practices of Semar Mesem Hermitage in Surakarta on 1979-2015. Thesis, Surakarta. Faculty of Humanities Sebelas Maret University. December 2016. The purpose of this research is to find out (1) The background of founding alternative medicine in Semar Mesem Hermitage of Surakarta (2) The development of alternative medicine in Semar Mesem Hermitage of Surakarta on 1979-2015 (3) Society's roles and responses through Semar Mesem Heermitage. The method used in this research is historical method. The steps taken in historical method include heuristic, criticism, interpretation and historiography. The primary data used here is a Registration Certificate archive of alternative medicine from District Attorney of Surakarta and an archive from Surakarta Palace PB XIII which declares Sumardi's appointment to be spiritual advisor of the palace with position as Elderly Regent (Bupati Sepuh). The researcher also uses in-depth interview to people considered have capability to explain about Alternative Medicine in Semar Mesem Hermitage. As the secondary data, the researcher uses magazine, newspaper and another relevant book related to this theme. Then, all gathered data are analyzed to fond the fact, which is used in this research report. The result represents that Semar Mesem Hermitage is founded on 1979 by Sumardi who gets supernatural power hereditary. The development of alternative medicine of Semar Mesem since 1979 to 2016 gets rise step by step and it is officially authenticated as the legal practice of non-medical alternative medicine by District Attorneys of Surakarta on 2005. The Semar Mesem Hermitage has its own contribution to the society. Besides helping the sick, Sumardi is well-known as the elders of the village often required for his opinion to solve the problem in village. The contribution of Semar Mesem Hermitage also can be seen in Gerebek Mulud on 2008, Ruwatan Sengkolo Rojomolo, Ruwatan Nagari and Wilujengan of Surakarta which have aim to remove curse. In this modern era, the existence of alternative medicine Semar Mesem Hermitage is still intrigued because beside the cheaper price, the societies believe that not all kind of illness can be healed medically. There are some illnesses caused by invisible disturbance, so it needs help from shaman to heal that kind of illness. Keywords: alternative medicine, shaman, Surakarta
xxvii