PERKEMBANGAN GEOPARK RINJANI MENUJU GGN Oleh : … · Akibat dinamika pergerakan kulit bumi selama...

10
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014 Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat PERKEMBANGAN GEOPARK RINJANI MENUJU GGN Oleh : Heryadi RACHMAT *) *) Badan Geologi-Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral ABSTRACT As result of earth’s dynamic plate motion, for hundred millians of year, geological resources known as geodiversity in minerals, rocks, fossils, structure, and natural landscape. These can be develop further into tourism alternative known as geopark. The development of geopark is initialized by literature study, field research including geodiversity and geoheritage inventory, processing the acquired field data, evaluation, and revision. The research is later presented in documents (Dosier) following the format issued by Geopark Global Network (GGN)-UNESCO. As conclusion, Rinjani Geopark has the potency in geodiversity, biodiversity, and cultural diversity which has fulfilled all the required aspect needed to be promoted to GGN. Keywords: Geodiversity, geoheritage, Geopark Rinjani, GGN-UNESCO 288

Transcript of PERKEMBANGAN GEOPARK RINJANI MENUJU GGN Oleh : … · Akibat dinamika pergerakan kulit bumi selama...

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

PERKEMBANGAN GEOPARK RINJANI MENUJU GGN

Oleh :

Heryadi RACHMAT*)

*) Badan Geologi-Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral

ABSTRACT

As result of earth’s dynamic plate motion, for hundred millians of year, geological

resources known as geodiversity in minerals, rocks, fossils, structure, and natural

landscape. These can be develop further into tourism alternative known as geopark. The

development of geopark is initialized by literature study, field research including

geodiversity and geoheritage inventory, processing the acquired field data, evaluation,

and revision. The research is later presented in documents (Dosier) following the format

issued by Geopark Global Network (GGN)-UNESCO. As conclusion, Rinjani Geopark has

the potency in geodiversity, biodiversity, and cultural diversity which has fulfilled all the

required aspect needed to be promoted to GGN.

Keywords: Geodiversity, geoheritage, Geopark Rinjani, GGN-UNESCO

288

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

ABSTRAK

Akibat dinamika pergerakan kulit bumi selama ratusan juta tahun, telah dihasilkan

sumber daya geologi berupa geodiversity dalam bentuk mineral, batuan, fosil, struktur,

dan bentang alam yang dapat dikembangkan menjadi wisata alternatif dikenal dengan

iostilah ‘geopark’. Metoda yang digunakan untuk pengembangan geopark diawali

dengan studi literatur, penelitian lapangan berupa inventarisasi geodiversity dan

geoheritage, pengolahan data lapangan, evaluasi dan revisi. Hasil penelitian disajikan

dalam bentuk dokumen (Dosier) sesuai format yang dibuat oleh Geopark Global Network

(GGN)-UNESCO. Kesimpulan, Geopark Rinjani memiliki potensi geodiversity, biodiversity,

dan cultural diversity yang potensial dan memenuhi syarat untuk diajukan ke GG>

Kata kunci: Geodiversity, geoheritage, Geopark Rinjani, GGN-UNESCO

PENDAHULUAN

Lokasi Kawasan Geopark Rinjani

meliputi empat Kabupaten dan satu

kota, yaitu Kabupaten Lombok Utara,

Lombok Timur, Lombok Tengah,

Lombok Barat, dan Kota Mataram.

Batasan kawasan Geopark Rinjani dapat

dilihat pada gambar 1.

Latar belakang dikembangkannya

geopark di Indonesia, didasari bahwa

Indonesia terletak pada pertemuan tiga

lempeng besar yang saling

bertumbukan, sehingga dalam kurun

waktu ratusan juta tahun telah

terbentuk berbagai keragaman geologi

(geodiversity) dan warisan geologi

(geoheritage) yang dapat

dikembangkan menjadi bagian dari

kegiatan pariwisata sesuai Kepres

Nomor 16 Tahun 2005 tentang

Kebijakan Pembangunan Kebudayaan

dan Pariwisata. Atas dasar hal tersebut

di atas, maka beberapa pemerhati

geowisata yang terdiri dari anggota

Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

sepakat untuk pertama kali

mengusulkan salah satu geoheritage

Indonesia yaitu Kawasan Rinjani karena

memiliki kriteria yang disyaratkan untuk

diajukan ke Geopark Global Network

(GGN) UNESCO.

Maksud dan tujuan utama

dilakukannya pengembangan geopark

di Indonesia, karena memiliki prinsip

dasar yang di nilai cukup baik, yaitu

melakukan upaya konservasi, edukasi,

dan peningkatan ekonomi masyarakat

lokal yang berkelanjutan.

Manfaat dari pengembangan suatu

kawasan menjadi geopark terutama

menyangkut tiga hal, yaitu konservasi,

edukasi, dan peningkatan ekonomi

masyarakat lokal. Menyangkut

konservasi diantaranya, situs-situs

289

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

geologi (gua, kars, air terjun, mineral,

batuan, dan bentang alam geologi)

merupakan bagian dari geodiversity

yang memiliki sifat tidak terbarukan

(unrenewable), sehingga diperlukan

upaya konservasi geologi

(geoconservation). Kaitan dengan

edukasi, yaitu dengan memberi makna

pada setiap situs geologi berupa papan

informasi (sign board), maka

masyarakat maupun wisatawan akan

menjadi paham tentang bagaimana

terbentuk dan manfaat situs tersebut,

sehingga dinilai penting untuk

dilestarikan. Ekonomi masyarakat lokal

akan meningkat melalui pengembangan

geopark atau pengelolaan kawasan

dengan memadukan dan

memanfaatkan potensi potensi sumber

daya alam dan budaya berupa

geodiversity/ geoheritage, keragaman

biologi (biodiversity), dan keragaman

budaya (cultural diversity), maka akan

muncul ekonomi kreatif berupa

pembuatan cindera mata, transfortasi,

akomodasi, kesenian dan atraksi, dll.

Unsur penting lainnya yang harus ada

adalah kelembagaan yang dibentuk

melaui proses demokratis, transfarant

dan representative, utamanya adalah

dengan melakukan pemberdayaan

masyarakat setempat.

Geopark Rinjani-Lombok

Nama Geopark untuk Kawasan

Rinjani Pertama kali diusulkan ke GGN-

UNESCO, adalah Geopark Gunung

Rinjani atas usulan para pemerhati

geowisata Indonesia pada pertemuan

tahun 2007 di Badan Geologi Bandung.

Selanjutnya dilakukan survei mengenai

geodiversity dan geoheritage ke Gunung

Rinjani dan sekitarnya, kemudian bulan

Oktober 2008 diadakan Seminar

Geopark Nasional pertama di Indonesia

yang diselenggarakan oleh IAGI Pengda

Nusa Tenggara, bertempat di Mataram

Lombok dan dihasilkan suatu

kesimpulan dan rekomendasi.

Tahap berikutnya pada Agustus 2010

diadakan Seminar geopark Nasional

kedua yang diselenggarakan oleh Puslit

Geoteknologi LIPI bertempat di Hotel

Jayakarta Bandung, juga dihasilkan

sebuah rekomendasi. Selanjutnya pada

pertemuan di Kementrerian Parekraf

yang dihadiri oleh Pemda NTB, Badan

Geologi, dan Kementerian Parekraf

disepakati bahwa Geopark Rinjani

wilayahnya diperluas dan diganti

namanya menjadi Geopark Lombok,

tetapi setelah kunjungan tiga orang Tim

Asesor dari GGN-UNESCO pada 17–19

November 2012 yang dipimpin oleh Guy

Martini, merekomendasikan bahwa

kawasan geopark di Pulau Lombok

luasnya agar diperkecil dengan pusat,

kawasan Gunung Rinjani dan di bagian

selatan batasnya jalan raya yang

menghubungkan Kota Ampenan (barat)

sampai Selong di Lombok Timur. Untuk

nama geoparknya diusulkan kembali

menjadi “Geopark Rinjani-Lombok”.

290

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Perkembangan berikutnya kemudian

dilakukan penyusunan dokumen atau

Dossier Aspiring Geopark Rinjani-

Lombok yang dilaksanakan di Bandung

dan di Lombok pada bulan Juni dan Juli

2013 yang pesertanya berasal dari Nusa

Tenggara Barat dengan berbagai

keahlian sebanyak sepuluh orang dan

difasilitasi oleh Badan Geologi. Tahap

selanjutnya dosier tersebut diperifikasi

melalui Workshop yang

diselenggarakan di Lombok pada Julli

2013.

TINJAUAN PUSTAKA

Geologi Regional

Bentang alam Pulau Lombok dicirikan

oleh morfologi gunung api Kuarter-

Resen yang menempati bagian utara

pulau ini, morfologi dataran terdapat di

bagian tengah, memanjang dengan arah

barat-timur dan merupakan cekungan

sedimentasi, dan morfologi perbukitan

bergelombang yang terbentuk oleh

Formasi batuan Tersier.

Secara umum geologi Pulau Lombok

dapat dibagi atas tiga bagian yaitu

bagian utara, tengah dan bagian selatan.

Bagian utara dan tengah ditempati oleh

batuan gungapi hasil kegiatan Gunung

api Rinjani yang berumur Plio-Plistosen

sampai resen.

Bagian utara terdiri komplek gunung api

dengan kerucut Gunung Rinjani sebagai

puncaknya menjulang setinggi 3736 m

diatas permukaan air laut (dpl) dan

merupakan gungapi aktif. Pada lereng

timurnya terbentuk sebuah kaldera

yang berisi air dan dikenal dengan

Danau segara Anak, dimana di bagian

tengahnya tumbuh kerucut gunung api

muda yaitu Gunung Rombongan dan

Gunung Barujari.

Bagian tengah merupakan dataran

rendah sebagai cekungan sedimen terisi

oleh endapan piroklastik hasil kegiatan

kompleks gunung api Kuarter dan G.

Rinjani serta preses ikutan setelah

terbentuknya endapan tersebut. Bagian

Selatan dibangun oleh satuan gunung

api Tersier (Formasi Andesit Tua) dan

seri gungapi bawah laut, dimana pada

bagian atasnya ditutupi oleh

batugamping terumbu dengan sisipan

batugamping kalkarenit dan napal yang

umumnya berumur Oligosen sampai

awal Miosen awal (Sudiyono,1997).

Satuan batuan ini disebut sebagai

Formasi Pengulung (Andi Mangga, 1997)

yang sebelumnya dikenal dengan nama

‘Old Andesite Formation” (Van

Bemmelen, 1949). Formasi Pengulung

menjemari dengan batuan sedimen laut

dalam Formasi Kawangan berupa

batupasir kuarsa dan batulempung

bersisipan batugamping kristalin. Kedua

formasi tersebut diatas tertindih tak

selaras oleh batuan gunung api berupa

lava dan breksi yang mengandung

peperit, serta retas dan ‘ feeder dyke”

berkomposisi andesit basalan. Batuan

gunung api dan terobosan ini diduga

291

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

berumur akhir Miosen Tengah atau awal

miosen Akhir (Gambar 2).

Neumann van Padang (1951)

menyebut gunung api ini sebagai

Pegunungan Rinjani majemuk, yang

sebagian besar merupakan bentukan

gunung api muda. Kerucut Rinjani yang

paling terjal dan paling tinggi di

kompleks tersebut mempunyai kawah

dengan beberapa hembusan fumarola.

Kawahnya berukuran 650 x 860 m, pada

ketinggian antara 3.414 m-3.726;

sedang dasar kawah yang berada di

ketinggian 3.275 m mempunyai ukuran

200 x 300 m. Secara umum, puncak

Rinjani yang berada di ketinggian 3.726

m dml merupakan titik tertinggi dari

pinggir kawah atau Kaldera Segara Anak.

Gunung Barujari merupakan kerucut

muda yang tumbuh di sebelah timur

kaldera. Kerucut ini juga mempunyai

kawah berukuran 170 x 120 m, pada

ketinggian 2.296 m-2.376 m dml. Di

sebelah baratlaut G. Barujari tumbuh

kerucut lainnya, yaitu G. Rombongan

atau G. Mas.

Kaldera Segara Anak yang berukuran

(7 km x 6 km) mempunyai bangun

melonjong ke arah barat-timur. Lekuk

topografi asal-peletusan ini berada di

ketinggian 2.008 m dml. Dasar lekuk

kaldera diisi oleh air hujan, membentuk

danau berbangun bulan sabit seluas

11.000.000 m2 (Karoma, 1951). Jika

pada tahun 1925 danau mempunyai

kedalaman sekitar 250 m, maka pada

tahun-tahun sesudahnya menjadi 160

m-230 m. Pada tahun 1951 terjadi

pendangkalan, menjadi sekitar 200 m.

Luas danaupun menyusut menjadi

11.000 hektare. Keadaan itu disebabkan

oleh pengikisan di bagian puncak dan

masuknya material letusan tahun 1944.

Pelepasan air danau ke arah pantai di

sebelah utara timurlaut melalui Kokok

Putih. Di pantai tersebut dijumpai mata

air panas.

Sejarah peletusan yang membentuk

morfologi Gunung Rinjani sekarang

dimulai sekitar 1 juta tahun lalu, di mana

sebuah gunung api besar berketinggian

sekitar 5.000 m tumbuh di bagian utara

Pulau Lombok. Gunung api itu

dinamakan Rinjani Tua. Selanjutnya

terjadi erupsi awal, yang diikuti dengan

paroksisma yang terjadi sekitar 13 abad

yang lalu. Letusan besar itu

menghasilkan kaldera atau kawah

berukuran besar, yang dinamakan

Segara Anak. Jenjang kegunung apian

selanjutnya berupa pembentukan

kerucut Rinjani yang menempati

pinggiran kaldera bagian timur.

Fenomena itu diduga terjadi sekitar

1.000 tahun lalu. Selanjutnya Segara

Anak terisi air, membentuk danau. Pada

saat yang hampir bersamaan tumbuh

kerucut baru, yaitu G. Barujari, G.

Rombongan, dan G. Anak Barujari di

dalam kaldera (Gambar…).

Secara stratigrafi, Gunung Rinjani

dialasi oleh batuan sedimen klastik

Neogen (termasuk batugamping), dan

292

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

setempat oleh batuan gunung api Oligo-

Miosen. Gunung api Kuarter itu sendiri

sebagian besar menghasilkan

piroklastik, yang dibeberapa tempat

berselingan dengan lava. Litologi itu

merekam sebagian peletusan yang

diketahui dalam sejarah. Sejak tahun

1847 telah terjadi 7 kali peletusan,

dengan jangka istirahat terpendek 1

tahun dan terpanjang 37 tahun.

Lava 1944 yang dianalisis oleh

Suyatna (1969) bersusunan basal-

andesit dan basal. Sedang lava 1966

bersusunan basal (Hardjadinata, 1969).

Beberapa hasil analisis kimia yang

dikompilasi oleh Koesoemadinata

(1979) tertabulasi sebagai berikut.

Beberapa jenis lava yang dierupsikan

dari kerucut muda di kompleks Rinjani

antara tahun 1944-2004 dikompilasi

oleh H. Rachmat (1994 dan 2010)

sebagai berikut.

Seperti pada gunung api lainnya,

Koesoemadinata (1979) menyebutkan

bahwa aktivitas kegunung apian Rinjani

pasca pembentukan kaldera adalah

pembangunan kembali. Kegiatannya

berupa efusiva yang menghasilkan lava

dan eksplosiva yang membentuk

endapan bahan-lepas (piroklastik). Lava

umumnya berwarna hitam, dan ketika

meleler tampak seperti berbusa.

Peletusan pasca pembentukan kaldera

relatif lemah, dan lava yang dikeluarkan

oleh kerucut G. Barujari dan G.

Rombongan relatif lebih basa dibanding

lava gunung api lainnya di Indonesia.

Kemungkinan terjadinya awan panas

ketika letusan memuncak sangat kecil.

Bahan letusan umumnya diendapkan di

bagian dalam kaldera saja.

Aliran lava, lahar letusan, lahar hujan,

dan awan panas guguran berpeluang

mengarah ke Kokok Putih hingga

Batusantek. Awan panas guguran dapat

terjadi di sepanjang leleran lava baru

yang masih bergerak, meskipun

kemungkinannya kecil.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dibahas

dalam laporan ini, dibatasi hanya untuk

kajian geodiversity. Kajian lainnya

berupa biodiversity dan cultural

diversity pada makalah ini tidak dibahas.

Secara garis besar metode penelitian

yang dilakukan dapat dibagi dalam

beberapa tahap, yaitu: studi pustaka,

penelitian lapangan,

pengolahan/verifikasi data, serta

penyusunan laporan dan karya tulis.

Studi pustaka dilakukan sebelum

penelitian lapangan untuk mengetahui

kondisi geologi daerah yang akan

diteliti, untuk membantu agar

penelitian bisa lebih sistematis dan

terarah.

Dalam penelitian lapangan

ditekankan pada situs-situs geologi yang

293

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

memiliki keistimewaan berupa mineral,

batuan, struktur, fosil, maupun bentang

alam, baik yang diperoleh berdasarkan

hasil studi pustaka maupun hasil

penemuan baru saat dilakukan

penelitian. Hasil penelitian lapangan

dibuat dalam tabel dengan format yang

mencakup unsur-unsur lokasi

(koordinat), jenis situs geologi,

keterangan masing-masing situs,

rekaman setiap situs geologi berupa

foto atau video.

Pengolahan data geodiversity hasil

penelitian lapangan dan laboratorium

dilakukan di studio, Tahap selanjutnya

hasil kajian geodiversity, biodiversity,

dan cultural diversity diolah dengan

mengikuti pedoman penyusunan

dokumen (dossier) geopark yang

diterbitkan oleh GGN UNESCO untuk

diajukan secara bertahap mulai dari

tingkat nasional sampai internasional.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Tim Geopark Badan Geologi dan

Pemerintah Daerah Nusa Tenggara

Barat, berupa dokumen (dosier)

Geopark Rinjani Lombok sesuai dengan

pedoman Geopark Global Network

(GGN) UNESCO. Disamping itu telah

dibuat pula tiga lampiran sebagai

referensi yang terdiri atas Buku I

(Referensi Geodiversity Geopark Rinjani

Lombok), Buku II (Referensi Biodiversity

Geopark Rinjani Lombok), dan Buku III

(Referensi Cultural Diversity Geopark

Rinjani lombok.

Disamping telah berhasil menyusun

dokumen (dosier) berikut lampiran

referensinya, juga telah berhasil

dibentuk kelembagaan secara

demokratis yang akan mengelola

Geopark Rinjani Lombok. Pengurus dari

kelembagaan, terdiri dari berbagai

unsur masyarakat dan pemangku

kepentingan yang diikuti oleh empat

kabupaten dan satu kota (Lombok

Tengah, Lombok Barat, Lombok Timur,

Lombok Utara , dan Kota Mataram).

Khusus untuk situs- situs yang

terdapat di kawasan Geopark Rinjani

Lombok yang telah teridentifikasi

adalah untuk situs geologi berjumlah 48

dan situs non geologi berjumlah 24 yang

tersebar di bagian barat, utara, tengah,

timur, dan selatan.

Situs geologi yang dijumpai berupa

pantai gunung api, pulau, air terjun,

kaldera, kerucut gunung api, danau

kaldera, aliran lava, gua, mata air panas,

ignimbrit, dan lahan bekas tambang.

Untuk situs non geologi antara lain

terdiri dari situs keragaman flora dan

fauna, serta situs budaya.

Untuk melindungi situs-situs

tersebut, khususnya untuk keragaman

geologi perlu dilakukan upaya

geokonservasi, dengan memberikan

pemahaman pentingnya situs-situs

tersebut di konservasi, melalui

pembuatan papan-papan informasi

(sign board).

294

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Disamping dipasang papan-papan

informasi, sebelumnya harus dilakukan

deliniasi pada situs-situs yang dinilai

mempunyai nilai tinggi dilihat dari

sejarah pembentukan bumi.

Mengingat Geopark Rinjani Lombok

ini terletak di empat kabupaten dan satu

kota, maka hal penting yang harus

segera dilakukan adalah melakukan

koordinasi antar provinsi, kabupaten,

dan kota untuk bersama-sama mebuat

komitmen untuk membangun Geopark

Rinjani Lombok secara bersama-sama

dan berkelanjutan.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas, Geopark

Rinjani Lombok memiliki potensi berupa

geodiversity, biodiversity, dan cultural

diversity yang memenuhi persyaratan

sesuai pedoman penyusunan dokumen

(dosier) oleh GGN UNESCO. Disamping

itu Gunung Rinjani telah memiliki

kelembagaan yang telah memperoleh

penghargaan dunia berupa World

Legacy Award dan Tourism for

Tomorrow. Sehingga dengan adanya

upaya dan kerjasama dari Pemerintah

Daerah Nusa Tenggara Barat, maka

Geopark Rijani telah ditetapkan sebagai

Geopark Nasional dan sekarang sedang

diupayakan untuk diusulkan agar bisa

masuk menjadi anggota dari GGN

UNESCO.

DAFTAR PUSTAKA

Frank Lavigne., et al., Source of the great

A.D. 1257 mystery

eruption unvieled,

Samalas volcano, Rinjani

Volcanic Complex,

Indonesia.

Kusumadinata, K., R. Hadian, S. Hamidi

& L.D. Reksowirogo,

1979, Data dasar

gunungapi Indonesia, Dir.

Vulkanologi, Dirjen

Pertambangan Umum,

Dep. Pertambangan &

Energi, Bandung.

Mangga, S.A., Atmawinata, S.,

Hermanto, B., and Amin,

T.C., 1994, Geological

Map of Lombok Sheet,

West Nusa tenggara:

Geological Research

Center (in Indonesian

with English Summary).

Nasution, A., Akira Takada.,Rosgandika

Mulyana., 2004, The

volcanic activity of

Rinjani, Lombok Island,

Indonesia During the last

ten thousend years,

viewd from 14C age

datings

Rachmat, H., 1992, Pengamatan

Komplek Gunungapi

Rinjani, Kabupaten

Lombok Timur. Penerbit:

295

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Kanwil DPE Propinsi Nusa

Tenggara Barat.

...................., 1994, Informasi Hasil

Letusan Gunungapi

Barujari 4-12 Juni 1994,

Penerbit Kanwil DPE

Propinsi Nusa Tenggara

Barat.

...................., 2000, Pengawasan Daerah

Rawan Bahaya

Gunungapi Rinjani di

Kabupaten Lombok

Timur Propinsi Nusa

Tenggara Barat, Penerbit

Kanwil DPE Propinsi

NusaTenggara Barat.

....................., 2001, Strategi

Pengembangan

Geowisata Gunung

Rinjani dan Sekitarnya,

Tesis Program Magister

Manajemen, Fakultas

Ekonomi, Universitas

Mataram, tidak

diterbitkan.

Rachmat, H. & Mujitahid, 2003,

Gunungapi Nusa

Tenggara Barat, Publikasi

Khusus IAGI, No. 01,

Oktober 2003, ISSN:

1410–7120.

---------------, B. Brahmantyo & I.

Sutawidjaja, 2007,

Gunung Rinjani menjadi

geopark pertama di

Indonesia, tulisan lepas,

tidak diterbitkan.

--------------- & B. Brahmantyo, 2008,

Gunung Rinjani sebagai

peraih World Legacy

Award dan Tourism for

Tomorrow Awards modal

untuk menjadi geopark

Indonesia, tulisan lepas,

tidak diterbitkan.

Rimbaman, 2001, Geowisata Pulau

Lombok NTB, Pusat

Penelitian dan

Pengembangan Geologi,

Bandung, tidak

diterbitkan.

van Padang, Neumann, 1951, Catalogue

of the active volcanoes of

the world including

solfatara fields, v. 1,

Indonesia, 17-18.

Zollinger, H., 1849, Reis over de eilanden

Bali en Lombok, Bataav.

Genoot.Kusten &

Wetensch., Ver., v.22, 9

296

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Gambar 1. Peta Deliniasi Geopark Rinjani-Lombok dan Penyebaran situs

Geologi dan Non Geologi.

Gambar2. Geopark Rinjani-Lombok

297