Perjuangan organisasi

19
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Sejarah) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata pelajaran Tema/Subtema Topik Alokasi Waktu Pertemuan ke : : : : : : : SMK Muhammadiyah Kota Solok XI / I Sejarah Indonesia Membangun Jati Diri Keindonesiaan Menuju Sumpah Pemuda 2 x 45 Menit 16 A. Kompetensi Inti (KI) a. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya b. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. c. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. d. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1. Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa terhadap bangsa dan negara Indonesia. 1.1.1 Menganalisis proses terjadinya Kongres Pemuda I 1.1.2 Melalui eksplorasi di internet peserta didik menganalisis Kongers Pemuda II dan lahirnya Sumpah Pemuda 1.1.3 Melalui membaca buku teks sejarah peserta didik menghayati nilai- nilai yang terkandung dalam peristiwa Sumpah Pemuda

Transcript of Perjuangan organisasi

Page 1: Perjuangan organisasi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Sejarah)

Satuan Pendidikan Kelas/Semester

Mata pelajaran Tema/Subtema

Topik Alokasi Waktu Pertemuan ke

: :

: :

: : :

SMK Muhammadiyah Kota Solok XI / I

Sejarah Indonesia Membangun Jati Diri Keindonesiaan

Menuju Sumpah Pemuda 2 x 45 Menit 16

A. Kompetensi Inti (KI)

a. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

b. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan

pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

c. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,prosedural

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

d. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1. Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam

perjuangan pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai

karunia Tuhan Yang Maha Esa terhadap bangsa dan negara Indonesia.

1.1.1 Menganalisis proses terjadinya Kongres Pemuda I

1.1.2 Melalui eksplorasi di internet peserta didik menganalisis Kongers

Pemuda II dan lahirnya Sumpah Pemuda

1.1.3 Melalui membaca buku teks sejarah peserta didik menghayati

nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa Sumpah Pemuda

Page 2: Perjuangan organisasi

2.1 Mengembangkan nilai dan perilaku mempertahankan harga diri bangsa

dengan bercermin pada kegigihan para pejuang dalam melawan penjajah.

2.2 Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para

pejuang dalam mewujudkan cita-cita mendirikan negara dan bangsa

Indonesia dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.2.1 Menganalisis Perkembangan Menuju Sumpah Pemuda

2.1 Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para

pejuang untuk meraih kemerdekaan dan menunjukkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

2.5 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari

pembelajaran sejarah

3.2 Menganalisis proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa barat

(Portugis, Belanda, Inggris) di Indonesia 4.2 Mengolah informasi tentang proses masuk dan perkembangan penjajahan

bangsa barat di Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.

C. Tujuan Pembelajaran

3.2.1 Melalui membaca buku teks sejarah peserta didik mampu menganalisis

proses terjadinya Kongres Pemuda I

3.2.2 Melalui eksplorasi di internet peserta didik menganalisis Kongers Pemuda

II dan lahirnya Sumpah Pemuda

3.2.3 Melalui membaca buku teks sejarah peserta didik menganalisis

menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa Sumpah Pemuda

D. Materi Pembelajaran

1. Materi Fakta

a. Lata belakang perlunya Kongeres Pemuda II dan lahirnya Sumpah

Pemuda

b. Memberikan pemahaman kepada siswa bahwa dengan bersatunya

berbagai elemen bangsa mempermudah untuk mendorong lahirnya

kemerdekaan 2. Materi Konsep

a. Munculnya semangat Persatuan dari berbagai daerah yang diawali

dari organisasi perkumpulan pemuda 3. Materi Prinsip

a. Melatih peserta didik berpikir kritis dan bahkan dapat menggali

nilai-nilai kejuangan yang dapat kita jadikan cermin kehidupan.

Terlampir

4. Prosedural

Page 3: Perjuangan organisasi

1) Analisis isi materi/topik dari artikel koran, bacaan teks, dan video

pembelajaran

2) Terobosan baru/ide kreatif tentang upaya menghindari penjajahan

yang dilakukan pihak asing dalam berbagai bidang untuk kondisi

Indonesia sekarang

Terlampir

E. Metode Pembelajaran

1. Model Pembelajaran : Diskusi kelompok

2. Metode Pembelajaran : Cooperative Learning

3. Pendekatan : Sceintific scientific, dengan langkah-

langkah: mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan

mengomunikasikan

F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

a. Media : Infocus, Gambar Peta, Video Peninggalan Jejak Kolonial,

Powerpoint

b. Alat / Bahan : alat tulis dan gambar, seperangkat komputer, jaringan

komputer,

c. Sumber Belajar :

a. KemdikbudRI. 2013. Buku Guru, Sejarah Indonesia Kelas XI.

Jakarta: Kemdikbud

b. Kemdikbud RI. 2013. Buku Siswa, Sejarah Indonesia Kelas XI.

Jakarta: Kemdikbud

c. Mustopo, M.H. 2007. Sejarah Kelas XI IPS. Jakarta : Yudistira.

d. Bacaan teks tentang pelestarian kebudayaan Islam di Indonesia.

e. Video pembelajaran sejarah “Peninggalan Kolonialisme dan

Imperialisme di Indonesia”.

f. Gambar peta jalur pelayaran samudera ke dunia Timur

Page 4: Perjuangan organisasi

G. Kegiatan Pembelajaran

RINCIAN KEGIATAN WAKTU

Pendahuluan a. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses

belajar mengajar (kerapian dan kebersihan ruang kelas,

presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan.

b. Guru menyampaikan topik pembelajaran dan tujuan serta kompetensi yang perlu dimiliki.

c. Guru juga memberi motivasi dan menegaskan pentingnya

topic pembelajaran “Menuju Sumpah Pemuda” d. Guru membagi menjadi delapan kelompok : kelompok I, II,

III, IV, V, VI,VII dan VIII.

10 menit

Kegiatan Inti Mengamati :

a. Sebelum mulai kegiatan kelompok, guru menunjukkan

beberapa gambar/foto.

Menanya

60 menit

Page 5: Perjuangan organisasi

RINCIAN KEGIATAN WAKTU

b. Guru meminta para peserta didik mengamati gambar-gambar yang ditayangkan itu dengan cermat.

c. Guru mendorong peserta didik untuk bertanya tentang sesuatu hal yang terkait dengan gambar-gambar yang baru

saja ditayangkan. Beberapa pertanyaan yang muncul yang relevan dan signifikan kaitannya dengan topik pembelajaran akan diskusikan di kelompok.

d. Guru memberi komentar tentang beberapa pertanyaan yang muncul, untuk kemudian mengaitkan dengan pembahasan

topik pembelajaran “Munculnya Ruh Kebangsaan dan Nasionalisme.”, dilanjutkan guru memberi pengantar singkat tentang topic pembelajaran tentang Sumpah

Pemuda. Peristiwa Sumpah Pemuda merupakan peristiwa dan tonggak sejarah yang sangat penting dalam sejarah

panjang perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialimse.

e. Peristiwa yang terjadi pada Kongres II, 28 Oktober 1928

merupakan hasil perjuangan para pemuda Indonesia dengan dukungan berbagai pihak. Dengan Sumpah Pemuda itu,

telah lahir sebuah ikrar dan tekad untuk bersatu seluruh komponen bangsa demi kejayaan nusa dan bangsa. Nama dan eksistensi Indonesia mulai diangkat sebagai identitas

nasional. Untuk menggali lebih jauh bagaimana sejarah dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya lakukan kajian secara mendalam bersama anggota kelompok!

Mengumpulkan informasi

Peserta didik melakukan eksplorasi dan penalaran melalui Kelompok I dan II mendiskusikan dan merumuskan tentang

peristiwa Kongres I tahun 1926 dan makna kejuangannya. Kelompok III dan IV mendiskusikan dan merumuskan tentang Kongres Pemuda II dan dan nilai kejuangannya. Kelompok V

dan VI menelaah makna Teks Sumpah Pemuda dan menggali serta merumuskan nilai-nilai yang terkandung dalam isi Sumpah

Pemuda. Kelompok VII dan VIII mendiskusikan tentang bangkitnya nasionalisme modern dan makna kejuangannya.

Mengasosiasi

Masing-masing kelompok kemudian mempresentasikan hasil rumusan diskusi kelompok. Kelompok yang belum mendapat

giliran member masukan kepada kelompok penyaji.

Mengomunikasikan

Setiap kelompok menyimpulkan tentang materi pembelajaran

tentang organisasi pergerakan awal kemerdekaan

Penutup

Page 6: Perjuangan organisasi

RINCIAN KEGIATAN WAKTU

a. Guru memberikan ulasan singkat tentang materi yang baru

saja Didiskusikan b. Guru dapat menanyakan apakah peserta didik sudah

memahami materi tersebut. c. Guru memberikan pertanyaan lisan secara acak kepada

peserta didik untuk mendapatkan umpan balik atas

pembelajaran yang baru saja berlangsung, misalnya : 1) Apa keputusan Kongres Pemuda I tahun 1926.?

2) Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam peristiwa dan isi Sumpah Pemuda?

3) Bagaimana peran Cokroaminoto dalam membina diri

Sukarno ? d. Sebagai refleksi guru bersama peserta didik menyimpulkan

tentang pelajaran yang baru saja berlangsung serta menanyakan kepada peserta didik apa manfaat yang dapat kita peroleh setelah belajar topic ini. Guru menegaskan

pentingnya nilai-nilai nasionalisme, persatuan, keuletan dan kerja keras dan minta kepada para peserta didik untuik

mengamalkan nilai-nilai, misalnya diujudkan saling membina persatuan dan rajin belajar/kerja keras.

e. Pelajaran diakhiri dengan menyanyi bersama Lagu Satu

Nusa satu bangsa seperti di atas. Tugas rumah.

a. Membuat karya tulis dengan judul : Sukarno: Dari

Sukamiskin sampai Ende! b. Membuat puisi tentang Sumpah Pemuda!

15 menit

H. Penilaian Hasil Belajar

1. Mekanisme dan Prosedur

Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan

melalui observasi kerja kelompok, kinerja presentasi, dan laporan tertulis.

Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis.

2. Aspek dan Instrumen Penilaian

Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus

utama pada aktivitas dalam kelompok, tanggungjawab, dan kerjasama.

Page 7: Perjuangan organisasi

Instrumen kinerja presentasi menggunakan lembar pengamatan dengan

fokus utama pada aktivitas peran serta, kualitas visual presentasi, dan isi

presentasi. Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik penilaian

dengan fokus utama pada kualitas visual, sistematika sajian data,

kejujuran, dan jawaban pertanyaan.

Solok, Nopember 2014

Mengetahui

WAKA KURIKULUM

Lusiana Tresia S.E

Guru Mata Pelajaran

Sejarah Indonesia

Lili Suryani S.Pd

Page 8: Perjuangan organisasi

Lampiran Materi

Menuju Sumpah Pemuda

Gerakan Pemuda

Munculnya elit baru di kalangan kaum muda terpelajar, memunculkan pahaman

baru di kalangan mereka. Kalangan elit baru itu lebih cenderung memilih pekerjaan

sebagai guru, penerjemah, dokter, pengacara, dan wartawan. Munculnya elit baru itu

memunculkan pemahaman kebangsaan.

Tujuh tahun setelah didirikannya Budi Utomo, pemuda Indonesia mul ai bangkit

meskipun dalam loyalitas kepulauan. Perubahan pesat dan radikal dari organisasi -

organisasi pemuda saat itu semakin meluas untuk mencapai cita-cita persatuan. Maka

pada 30 April – 2 Mei 1926, diadakannya rapat besar pemuda di Jakarta, yang kemudian

dikenal dengan Kongres Pemuda Pertama. Kongres itu diketuai oleh M. Tabrani. Tujuan

kongres itu adalah untuk mencapai perkumpulan pemuda yang tunggal, yaitu

membentuk suatu badan sentral dengan maksud memajukan paham persatuan

kebangsaan dan mempererat hubungan antara semua perkumpulan-perkumpulan

pemuda kebangsaan.

Gagasan-gagasan persatuan dibicarakan dalam kongres itu. Soemarto misalnya, tampil

sebagai pembicara dengan topik “Gagasan Persatuan Indonesia”. Bahder Djohan tampil

dengan topik “Kedudukan Wanita dalam Masyarakat Indonesia”. Nona Adam yang

menyampaikan gagasannya tentang “Kedudukan Kaum Wanita”. Djaksodipoero

berbicara tentang “Rapak Lumuh”. Paul Pinontoan berbicara tentang “Tugas Agama di

dalam Pergerakan Nasional”. Muhammad Yamin berbicara tentang “Kemungkinan

Perkembangan Bahasa-Bahasa dan Kesusasteraan Indonesia di Masa Mendatang”.

Gagasan yang disampaikan oleh Yamin dalam kongres itu merupakan pengulangan dari

pidatonya yang disampaikan dalam Lustrum I Jong Sumatranen Bond. Saat itu pidato

Yamin mendapat komentar dari Prof. Dr. Hooykes, bahwa kelak Yamin menjadi pelopor

bagi usaha penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar dan pergaulan di

Indonesia, dan bahasa Belanda akan terdesak oleh karenanya.

Keputusan mendasar dari Kongres Pemuda I adalah kongres mengakui dan menerima

cita-cita persatuan Indonesia. meskipun belum dinyatakan dengan jelas. Sebagai

Page 9: Perjuangan organisasi

tindaklanjut dari kongres itu Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong

Celebes, Jong Batas, Sekar Rukun, Vereeniging voor Ambonsche Studeerenden dan

Komite Kongres Pemuda I mengadakan pertemuan, pada 15 Agustus 1926. Pertemuan

itu belum membawa hasil yang berarti. Kemudian dibentuklah anggaran organisasi baru

yang bernama Jong Indonesia (Pemuda Indonesia). organisasi baru itu bertujuan untuk

menanamkan cita-cita persatuan Indonesia.

Sementara itu untuk menghapus penjajahan yang merugikan rakyat Indonesia

dibentuklah Perhimpunan Pelajar-Pelajar di Indonesia (PPPI) di Jakarta, September 1926.

PPPI bertujuan untuk memperjuangkan Indonesia merdeka. Cita-cita hanya dapat

tercapai bila paham kedaerahan dihilangkan dan perselisihan pendapat diantara kaum

nasionalis harus dihapuskan. Aktivitas PPPI meliputi gerakan pemuda, sosial, dan politik.

Ketua perkumpulan

itu Soegondo Djojopoepito, tokoh-tokoh lainnya adalah Muh. Yamin, Abdullah Sigit,

Suwiryo, Sumitro Reksodiputro, A.K. Gani, Tamzil, Sunarko, Amir Syarifuddin, dan

Sumanang. Perhimpunan itu sering berkumpul di Indonesische Clubgebouw yang

terletak di Jl. Kramat No 106, Weltevreden. Mereka mempunyai hubungan antaranggota

yang sangat dekat dan tidak formal.

Pada 20 Februari 1927, pertemuan dilanjutkan, dalam pertemuan itu membahas

tentang fusi antarorganisasi pemuda, akan tetapi hasilnya belum maksimal. Persoalan

kedaerahan masih muncul pada saat itu. Pada tahun itu pula Jong Java mulai kehilangan

peran dominannya dalam gerakan pemuda. Peran itu kemudian diambil alih oleh PPPI

dan Jong Indonesia. Perjuangan pemuda dari tahun 1926-1928 berjalan dengan cepat.

Baik dari kalangan muda maupun kalangan tua memandang bahwa sudah waktunya

untuk bersatu. Bahkan untuk merapatkan barisan di tanah Hindia, para pelajar yang

terhimpun dalam Perhimpunan Indonesia kembali ke tanah air. Diantara mereka adalah

Sartono, Moh. Nazif, dan Mononutu. Selama dua tahun itulah para pemuda

mengadakan pertemuan secara intensif di Indonesische Clubgebouw.

Untuk mempersiapkan rapat tersebut, PPPI mengambil langkah untuk membentuk

panitia rapat pemuda dengan acara mengadakan rapat-rapat terbuka yang diisi dengan

ceramah yang menganjurkan dan menguatkan perasaan persatuan. Pada Juni 1928,

panitia kongres dibentuk. Ketua kongres dipilih Soegoendo Djojopoespito dari PPPI,

Page 10: Perjuangan organisasi

Wakil Ketua Djoko Marsaid dari Jong Java, dan Sekretaris Muh. Yamin dari Sumatranen

Bond.

Pada 28 Oktober 1928, Kongres Pemuda II dilaksanakan di gedung Indonesische

Clubgebouw. Saat itu kongres dihadir sekitar 1000 orang. Dalam kesempatan itu Muh.

Yamin menyampaikan pidatonya dengan judul “Dari Hal Persatoean dan Kebangsaan

Indonesia”. Pada hari kedua kongres dibicarakan tentang masalah-masalah pendidikan,

pembicara saat itu antara lain Ki Hadjar Dewantara, S. Mangoensarkoro, Djokosarwono,

Ramelan, Mr. Soenario, dan Poernomowoelan.

Dalam rapat-rapat di PPPI, Yamin selalu menentang ide fusi dari perkumpulan yang ada.

Sebagai pemuda Sumatera Yamin berkeinginan untuk memilih federasi dari

perkumpulan-perkumpulan yang ada. Keinginannya itu lebih cenderung agar

perkumpulan lebih bebas bergerak. Namun saat Kongres Pemuda berlangsung, Yamin

berubah pikiran, ketika itu Mr. Soenario sedang berpidato. Sebagai sekretaris, ia

memberi resolusi dalam rapat itu, yaitu menjunjung tinggi persatuan dan perkumpulan

pemuda yang ada. Adapun isi putusan tersebut adalah:

..........Kerapatan laloe mengambil kepoetoesan :

Pertama: Kami Poetra dan Poetri Indonesia mengakoe berbangsa

yang satoe bangsa Indonesia;

Kedoea: Kami Poetra dan Poetri Indonesia mengakoe berbangsa

yang satoe bangsa Jndonesia;

Ketiga: Kami Poetra dan Poetri Indonesia mengakoe

mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Keputusan pemuda-pemudi itu kemudian dikenal dengan Sumpah Pemuda, pada saat

itu pula dikumandangkannya lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman dan

bendera Merah Putih digunakan sebagai bendera Pusaka Bangsa Indonesia Peristiwa

Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928 itu merupakan puncak pergerakan nasional. Karena

itulah kita memperingatinya sebagai peristiwa bersejarah yang diperingati setiap tahun

hingga saat ini sebagai hari besar nasional. Putusan kongres itu menjiwa setiap

perkumpulan pemuda di Indonesia di kemudian hari. Selanjutnya organisasi -organisasi

pemuda itu mengadakan persiapan-persiapan untuk mengadakan fusi. Jong Java sebagai

Page 11: Perjuangan organisasi

organisasi terbesar dan tertua waktu itu, menyetujui ide fusi itu dalam Kongres ke-11,

tanggal 25-29 Desember 1928 di Yogyakarta. Sebagai kelanjutan kongres itu Jong Java

membubarkan diri dan bergabung dengan Indonesia Muda. Komisi Besar Indonesia

Muda kemudian menyelenggarakan kongres untuk mendirikan badan fusi yang bernama

Indonesia Muda di Gedung Habiprojo Surakarta yang diselenggarakan pada tanggal 28

Desember hingga 2 Januari 1931. Saat terbentuknya Indonesia Muda mempunyai 25

cabang di seluruh Indonesia, empat di Sumatera, 21 di Sulawesi. Yong Islamieten Bond

dan Pemuda Muslimin karena suatu alasan tidak ikut bergabung dalam organisasi

gabungan itu.

Dengan berdirinya Indonesia Muda secara otomatis perkumpulan Jong Java, Jong

Celebes, Perhimpunan Indonesia, dan Pemuda Sumatera membubarkan diri. Tampuk

pimpinan Indonesia Muda kemudian diserahkan kepada Pedoman Besar Indonesia

Muda. Tokoh-tokoh yang menandatangani deklarasi Indonesia Muda itu adalah Kuncara

Purbopranoto, Muhammad Yamin, Jusupadi, Sjahrial, Assat, Suwadji Prawirohardjo,

Adnan Gani, Tamzil, Sujadi, dan Pantouw. Indonesia Muda bertujuan membangun dan

mempertahankan keinsyafan antara anak bangsa yang bertanah air satu agar tercapai

Indonesia Raya.

Untuk mewujudkan tujuan itu dikembangkan sikap saling menghargai dan memelihara

persatuan semua anak Indonesia, dengan mengadakan kursus-kursus untuk

memberantas buta huruf, memajukan olah raga, dan lain sebaginya. Berdirinya

Indonesia Muda itu memberikan inspirasi kepada tokoh-tokoh pemuda lain untuk

mendirikan perjuangan yang lebih luas.

Perjuangan tidak saja menuntut hak-hak sosial, tetapi juga menuntut suatu

kemerdekaan bagi Indonesia Merdeka. Di samping itu Volksraad yang sudah didirikan

oleh pemerintah Belanda (1918) kemudian digunakan oleh pemuda Indonesia yang

tergabung didalamnya untuk membela kepentingan rakyat Indonesia.

Diadakannya Kongres Pemuda II yang kemudian melahirkan Sumpah Pemuda tersebut

nampaknya ikut semakin menyemangati perjuangan organisasi pergerakan perempuan

di Indonesia. Se-ide dengan pelaksanaan Kongres Pemuda II itu kemudian organisasi -

organisasi wanita yang telah berkembang di berbagai daerah di Indonsia itu

mengadakan Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928, di Pendopo

Joyodipuro, Yogyakarta, yang dipimpin oleh Ny. R.A. Sukanto. Kongres itu diprakarsai

Page 12: Perjuangan organisasi

oleh Ny. Sukoto, Nyi Hajar Dewantara, dan Nn. Suyatin. Kongres itu bertujuan untuk

menjalin persatuan di antara perkumpulan wanita, dan memajukan wanita. Dalam

Kongres Perempuan Indonesia I itu dihadiri oleh 30 organisasi wanita. Kongres

Perempuan Indonesia I itu merupakan bagian penting bagi Kesatuan Pergerakan Wanita

Indonesia. Untuk mengenang sejarah kongres perempuan maka pada tanggal 22

Dsember diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia.

Pada perkembangan selanjutnya organisasi itu berubah nama sebagai Perserikatan

Perhimpunan Istri Indonesia (PPPI). Perjuangan organisasi itu semakin kuat dengan

didirikannya Isteri Sedar dan Istri Indonesia. Isteri Sedar didirikan oleh Suwarni

Pringgodigdo (1930), di Bandung. Organisasi itu bertujuan meningkatkan kesadaran

wanita Indonesia untuk memperkokoh cita-cita Indonesia Merdeka. Organisasi ini

sejalan dengan PNI, yang menolak poligami. Selanjutnya Istri Indonesia didirikan 1932.

Organisasi itu didirikan berdasarkan nasionalisme dan demokrasi. Tujuan Istri Indonesia

adalah mencapai Indonesia Raya dan bersikap kooperatif terhadap pemerintah Belanda.

tokoh-tokoh organisasi itu adalah Ny. Sunaryo Mangunpuspito dan Maria Ulfah Santoso.

Kongres Perempuan I dan juga semakin meningkatnya gerakan organisasi wanita telah

ikut mendorong bagi kemajuan perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kejayaan

dan kemerdekaan.

Sementara itu gerakan organisasi pemuda terus mengalami kemajuan. Pada 31

Desember 1931, diselenggarakan rapat besar Indonesia Muda. Saat itu Indonesia Muda

resmi didirikan diiringi dengan upacara. Selanjutnya setiap cabang secara khusus ditanya

kesiapannya untuk mendirikan Indonesia Muda. Tepat pukul 12.00 WIB semua hadirin

diminta untuk berdiri dan piagam pendirian Indonesia Muda dibacakan. Pada saat itu

Panji-panji Indonesia Muda berkibar untuk selama-lamanya diiringi bunyi gamelan,

setelah gamelan berhenti semua pemuda yang hadir menyanyikan lagu kebangsaan

Indonesia Raya.

Pada mulanya perkumpulan Indonesia Muda tidak diperbolehkan terlibat dalam politik.

Tekanan pemerintah terhadap larangan berpolitik mendorong anggota Indonesia Muda

untuk mendirikan perkumpulan lain. Pada 1931, orang-orang PNI Baru di Malang

mendirikan Suluh Pemuda Indonesia yang bercorak Marhaen. Partindo di Yogyakarta

mendirikan Persatuan Pemuda Rakyat Indonesia (Perpri). Dari perkumpulan Islam

misalnya, berdiri JIB bagian keputrian, Pemuda Muslim Indonesia, Pemuda

Page 13: Perjuangan organisasi

Muhammadiyah, Pemuda Perserikatan Ulama, Pemuda Persatuan Islam, dan Anshor

NU. Dari pemuda Kristen misalnya, lahir Persatuan Pergerakan Pemuda Kristen,

sementara pemuda Katholik melahirkan Mudo Katholik dari partai politik Suluh Pemuda

Indonesia, barisan Pemuda Gerindo, Jajasan Obor Pasundan. Perkumpulan lainnya

seperti, Taman Siswa, Persatuan Pemuda Teknik, Persatuan Putri Cirebon, Kebangunan

Sulawesi, dan Minangkabau.

Dalam gerakannya para pemuda itu melakukan kepanduan. Kepanduan itu berasal dari

kepanduan Jong Java, Pemuda Sumatera, dan organisasi pemuda lainnya. Kepanduan itu

mengambil azas dari kepanduan dunia, yang berisi tentang memberikan pelajaran dalam

bentuk segala permainan dan kecakapan pandu, untuk meningkatkan kesehatan para

pemuda. Disamping itu juga berdiri kepanduan berdasarkan kebangsaan dan

keagamaan, seperti Natipy, Hizbul Wathon, Siap, dan Kepanduan Rakyat Indonesia.

Page 14: Perjuangan organisasi

Instrumen (Terlampir)

Penilaian Hasil Belajar

Penilaian dilakukan menggunakan penilaian otentik yang meliputi

penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Format penilaian sebagai berikut

1. Penilaian pengetahuan:

2. Jelaskan keputusan Kongres Pemuda I tahun 1926 ! 3. Jelaskan bagaimana proses berlangsungnya Kongres Pemuda II! 4. Coba telaah secara kritis tentang isi Sumpah Pemuda dan bagaimana

makna dan dampaknya bagi perjuangan pergerakan kebangsaan Indonesia berikutnya!

5. Rumuskan nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda dan maknanya bagi kehidupan bangsa Indonesia sekarang !

6. Jelaskan tentang bangkitnya nasionalisme modern pasca Sumpah

Pemuda! 7. Bagaimana penilaianmu tentang keprihatinan dan pengorbanan

Sukarno waktu dibuang ke Ende ?

Nilai = Jumlah skor

2. Penilaian sikap

No Nama Sikap

Spiritual

Sikap sosial Jumlah

Skor

Jujur

1-4

Kerjasama

1-4

Harga diri

1-4

Keterangan:

a. Sikap Spiritual

Indikator sikap spiritual “mensyukuri”:

Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran

Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut

Saling menghormati, toleransi

Page 15: Perjuangan organisasi

Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas.

Rubrik pemberian skor:

4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut

3 = jika peserta didik melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut

2 = jika peserta didik melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut

1 = jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut. b. Sikap Sosial.

1. Sikap jujur Rubrik pemberian skor

4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut

3 = jika peserta didik melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut

2 = jika peserta didik melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut

1= jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut.

2. Sikap kerja sama Indikator sikap sosial “kerja sama”

Peduli kepada sesame

Saling membantu dalam hal kebaikan

Saling menghargai/ toleran

Ramah dengan sesama.

Rubrik pemberian skor

4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut

3 = jika peserta didik melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut

2 = jika peserta didik melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut

1= jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan

tersebut.

3. Sikap Harga diri Indikator sikap sosial “harga diri”

Tidak suka dengan dominasi asing

Bersikap sopan untuk menegur bagi mereka yang mengejek

Cinta produk negeri sendiri

Menghargai dan menjaga karya-karya sekolah dan masyarakat sendiri.

Rubrik pemberian skor

4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut

3 = jika peserta didik melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut

2 = jika peserta didik melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut

1= jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut.

2. Penilaian keterampilan

Penilaian untuk kegiatan mengamati film/gambar pelayaran, petualangan

dan penjelajahan samudra oleh bangsa-bangsa Barat yang akhirnya sampai di

Indonesia.

Page 16: Perjuangan organisasi

N

o

Nama Relevansi1-4 Kelengkapan

1-4

Kebahasaan

1-4

Jumlah Skor

1

2

3

4

5

Nilai = Jumlah skor dibagi 3

Keterangan :

a. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didik

mengumpulkan informasi faktual dengan memanfaatkan indera penglihat,

pembau, pendengar, pengecap dan peraba. Maka secara keseluruhan yang dinilai

adalah HASIL pengamatan (berupa informasi) bukan CARA mengamati.

b. Relevansi, kelengkapan, dan kebahasaan diperlakukan sebagai indikator penilaian

kegiatan mengamati.

Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati

dengan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kompetensi

Dasar/Tujuan Pembelajaran (TP).

Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang terliput atau

semakin sedikit sisa (residu) fakta yang tertinggal.

Kebahasaan menunjukkan bagaimana peserta didik mendeskripsikan fakta-

fakta yang dikumpulkan dalam bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata

kalimat yang benar dan mudah dipahami).

c. Skor rentang antara 1 – 4

1. = Kurang

2. = Cukup

3. = Baik

4. = Amat Baik.

3. Penilaian untuk kegiatan diskusi kelompok

N

o

Nama Mengkomunikas

ikan 1-4

Mendengarkan

1-4

Berargumen

tasi 1-4

Berkontribusi

1-4

Jumlah Skor

Page 17: Perjuangan organisasi

1

2

3

4

5

Nilai = jumlah skor dibagi 3 Keterangan :

a. Keterampilan mengomunikasikan adalah kemampuan peserta didik

untuk mengungkapkan atau menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang efektif.

b. Keterampilan mendengarkan dipahami sebagai kemampuan peserta

didik untuk tidak menyela, memotong, atau menginterupsi pembicaraan seseorang ketika sedang mengungkapkan gagasannya.

c. Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan peserta didik dalam mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya atau mempertanyakan gagasannya.

d. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai kemampuan peserta didik memberikan gagasan-gagasan yang mendukung atau mengarah ke

penarikan kesimpulan termasuk di dalamnya menghargai perbedaan pendapat.

e. Skor rentang antara 1 – 4

1 = Kurang

2. = Cukup

3. = Baik

4. = Amat Baik.

4. Penilaian presentasi

N

o

Nama Menjelaskan

1-4

Memvisualkan

1-4

Merespon 1-4 Jumlah Skor

1

2

3

4

5

Page 18: Perjuangan organisasi

Nilai = Jumlah skor dibagi 3

Keterangan :

a. Keterampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil observasi dan diskusi secara meyakinkan.

b. Keterampilan memvisualisasikan berkaitan dengan kemampuan peserta didik untuk membuat atau mengemas informasi seunik mungkin,

semenarik mungkin, atau sekreatif mungkin. c. Keterampilan merespon adalah kemampuan peserta didik

menyampaikan tanggapan atas pertanyaan, bantahan, sanggahan dari pihak

lain secara empatik. d. Skor rentang antara 1 – 4

1. = Kurang

2. = Cukup

3. = Baik

4. = Amat Baik.

Page 19: Perjuangan organisasi