PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325...

59
PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora ( S.Hum ) DISUSUN OLEH : Yulia Hilma : 1113022000061 FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA PRODI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/ 2018

Transcript of PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325...

Page 1: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH

1325 M

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Humaniora ( S.Hum )

DISUSUN OLEH :

Yulia Hilma : 1113022000061

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

PRODI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H/ 2018

Page 2: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Page 3: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Page 4: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Page 5: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahi rabbil alamin, segala puji syukur penulis haturkan kepada

Allah SWT yang telah melimpahkan segala macam nikmat dan rahmat-Nya.

Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW serta

keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya amin.

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mendapat gelar

Sarjana (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah menempuh karya tulis

ilmiah dalam bentuk skripsi ini dengan judul : “ PERJALANAN IBNU

BATTUTA KE MAKKAH 1325 M “

Jakarta, 20 Juli 2018

Penulis,

Yulia Hillma

Page 6: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

ii

UCAPAN TERIMA KASIH

Tentunya dalam menyelesaikan skripsi ini penulis tidak hanya berhasil

sendirian saja namun banyak pihak yang telah berpartisipasi dalam selesainya

skripsi ini baik bersifat moril ataupun materil , maka dengan ini penulis

mengucapkan terima kasih serta penghargaannya atas dorongan dan kerja

samanya kepada penulis untuk menyelsaikan skripsi ini. Rasa terima kasih dan

penghargaan yang begitu besar penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Jakarta Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bapak Dr. Sukron Kamil, MA selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Bapak H. Nurhasan, MA selaku Ketua Jurusan Prodi Sejarah Peradaban

Islam UIN Jakarta

4. Bapak Drs. H.M Ma‟ruf Misbah selaku pembimbing skripsi yang telah

ikhlas bersedia membimbing, mengingatkan dan memberikan arahan

selama berjalannya proses penyusunan Skripsi ini.

5. Alm. Bapak H. Sarja dan Ibu Hj. Eha selaku kedua orang tua yang tidak

berhenti untuk memberikan kasih sayang serta mendoakan dan memberi

semangat selama proses perkuliahan

6. Jumadi, Jumawan dan Nurul Munawaroh selaku kakak laki-laki dan

perempuan, yang selalu membantu baik materi maupun dukungan

terhadap selesainya skripsi ini

7. Ulpah Fauziah, Siti Muadawiyah, dan Diana Aprilia selaku sahabat dari

SMA yang selalu memberikan dorongan yang luar biasa terhadap

selesainya skripsi ini

8. Imas Maesaroh, Irma Suprihartini, Muzdalifah, Maulida Zahra Olga

selaku teman masa kecil hingga sekarang yang juga selalu mensuport atas

proses pembuatan skripsi ini

Page 7: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

iii

9. Keluarga Pramuka UIN Jakarta yang selama ini memberikan banyak

pengalaman yang berharga selama berada di perkuliahan.

10. Keluarga Angkatan Cueks‟13 yang sudah bisa menjadi keluarga kedua

selama tinggal di Ciputat

11. Listinawati, Ayu Yuliyanti, Winda Novia, Fatimah Batubara selaku teman

seperjuangan di Prodi SPI yang telah memberikan semangat atas proses

penyusunan skripsi ini

12. Kepada jajaran pembina pramuka di sekolah MIN Al-Azhar Al-Syarif

Indonesia yang telah memberikan pengalaman berharga dan bantuannya

terhadap jalannya penulisan skripsi ini

13. Kepada Jajaran Guru dari sekolah SDI Ruhama yang juga memberikan

pengalaman berharga dan membantu dalam proses penyusunan skripsi ini

Penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu

penulis berharap ada tegur sapa untuk penyempurnaan karya ini karena

sangat bermanfaat untuk orang banyak sebagai bahan bacaan dan

referensi.

Jakarta, 20 Juli 2018

Penulis,

Yulia Hillma

Page 8: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

iv

ABSTRAK

Ibnu Batuta, Sosok Musafir Muslim dan ahli hukum abad ke-14 yang

terkenal sebagai petualang terbesar zaman pra-moderen. Kisah perjalanannya luar

biasa, yang membuat dunia Barat menghargainya sebagai “Marco Polo dunia

muslim”. Sebuah karya literatur yang ambisius dan informatif tentang abad

pertengahan, kaya akan lukisan mengenai lembaga-lembaga keagamaan,

bangunan-bangunan monumental serta tokoh-tokoh alim di kota-kota Islam yang

besar.

Ia adalah seorang pujangga mashur Arab pada zamannya dengan

pengembaraan ke berbagai belahan bumi. Ia lakukan hal itu dengan tanpa henti.

Jejak langkah-langkah perjalannnya telah menjadi bukti kehandalannya sebagai

seorang pengelana. Catatan pengembaraannya telah menjadi rujukan kaum

cendikia. Namun sayang, nama itu kini telah meredup. Sejarah Islam jarang

mencatat perjalanannya.

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa Ibnu Batuta adalah seorang

petualang muslim yang hebat. Dari setiap kota yang ia singgahi, ia tidak hanya

sekedar berjalan dan tinggal di sana tapi ia mengamati dan memahami di setiap

kondisi sosial budaya dari masyarakat daerah itu sendiri. Ia menuangkan cerita

perjalanannya itu dalam sebuah karya tulis yaitu Tuhfah An Nuzhar Fi Gharaibil

Amshar wa’Anjaibil Asfar”. Metode penelitian dalam tulisan ini menggunakan

pendekatan Historis. Hasil temuan dari skripsi ini adalah bahwa perjalanan Ibnu

Battutah untuk sampai ke kota Makkah tidaklah mudah, banyak halangan dan

rintangan yang Ibnu Battutah lewati. Ibnu Battuta tidak pernah menyia-nyiakan

waktu nya di kota Makkah. Ketika ia berada di kota Makkah ia berpetualang dan

mengamati kondisi masyarakat kota Makkah.

Page 9: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

v

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 4

D. Tinjauan Pustaka ............................................................... 5

E. Metode Penelitian ............................................................. 5

F. Sistematika Penulisan ....................................................... 6

BAB II BIOGRAFI IBNU BATTUTA

A. Kelahiran Ibnu Battuta ..................................................... 8

B. Kehidupan Ibnu Battuta .................................................. 13

C. Ibnu Battuta di Nusantara.................................................. 17

D. Meninggalnya Ibnu Battuta .............................................. 20

BAB III PERJALANAN IBNU BATTUTA KE KOTA MAKKAH

A. Keistimewaan Kota Makkah ............................................ 23

B. Tujuan Ibnu Battuta menjelajah ke Kota Makkah ............ 26

C. Perjalanan Ibnu Battuta dari Magrib ke Makkah ............ 28

BAB IV HAL-HAL YANG DILIHAT IBNU BATTUTA DI KOTA

MAKKAH

A. Kehidupan Ibnu Battuta di Makkah .................................. 33

B. Kehidupan para jamaah Haji di Kota Makkah .................. 36

C. Kondisi sosial budaya di Kota Makkah ............................ 39

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 46

B. Saran-saran ......................................................................... 48

Page 10: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ibnu Battuta adalah seorang Muslim pengembara dunia. Di kalangan

para masyarakat khususnya pemuda zaman sekarang banyak orang yang

belum mengetahui siapakah tokoh Ibnu Battuta dalam sejarah Islam. Ibnu

Battuta adalah sosok seorang Muslim yang mempunyai rasa ingin tahu yang

sangat tinggi terhadap apa yang terjadi di kehidupan dunia.1 Banyak tokoh

sejarah Nasional di Indonesia yang disebut-sebut dan dibuatkan buku,

seperti Soekarno, Habibie, namun sangat jarang orang yang menulis tokoh

sejarah Muslim khususnya sosok Ibnu Battuta. Ia mengembara berkeliling

dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan caranya sendiri tidak mengikuti

cara orang lain. Ia menjalani pengembaraan yang berkali-kali putar balik ke

pusat-pusat peradaban Islam.2 Ibnu Battuta mencatat perjalanannya ke

dalam Rihlah. Rihlah adalah sebuah catatan tentang pengembaraan Ibnu

Battuta yang ditulis Ibnu Battuta dengan Judul” Tuhfah An Nuzhar Fi

Gharaibil Amshar wa’Anjaibil Asfar.

Ia terlahir dengan nama Muhammad bin Abdullah bin Muhammad

Ibrahim. Ia dibesarkan di tengah keluarga yang kaya raya di negeri Maghrib.

Pengembaraannya dimulai dari negerinya sendiri hingga menyebrang ke

berbagai benua, termasuk ke Nusantara. Ia pernah singgah di Sumatra yang

ketika itu bernama pulau Andalas. Konon, ketika ia sampai di Sumatera

Ibnu Battuta teringat negara Andalusia, sehingga menyebut pulau itu pulau

Andalas (Andalusia). Perjalanannya hampir mencapai seluruh negeri Islam,

Afrika Timur, India dan Tiongok yang terakhir sampai di Timbuktu. Ibnu

Battuta meninggalkan Tangier pada tahun 1325 untuk memulai

perjalanannya ke Makkah. Ketika tiba di Makkah ia berdoa di Ka‟bah.3

1 Sulaiman Fayyadh, Ibnu Battuta Penjelajah Dunia (Solo : Cv. Pustaka Mantiq, 1933), h.

7. 2 Huston Smith, Ensiklopedia Islam (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2009), h. 149.

3 Sarah Harison, Atlas Eksplorasi (Jakarta Timur : Erlangga For Kids, 2007), h. 8.

Page 11: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

2

Selama kariernya, Ibnu Battuta menjadi seorang petualang yang dihargai

banyak orang, karena itu ia menerima banyak hadiah dan dibayar berupa

gaji dalam bentuk mata uang logam emas atau perak. 4

Ibnu Battuta adalah seorang yang mudah bersosialisasi dengan orang

sekitarnya dan ia juga selalu berusaha meningkatkan hubungan silaturahim

dengan mendekati orang-orang yang bisa diajak ber-mudzakarah serta

berbagi ilmu dan pengalaman. Ia sangat terinspirasi dengan hadits Nabi Saw

:

مثل الصديق الصديق والصديق الشرير يشبه الشخص الذي حيمل زيت ر ادحداة. الشخص الذي حيمل القرش )عبق( والشخص الذي يفجر مج

زيت الصواريخ قد يعطيه لك ، أو سوف تشرتيه أو تشعر برائحه أما بالنسبة للحديث ، فقد حيرق مالبسك ، أو ستشعر برائحتها الكريهة "

“Perumpamaan teman yang saleh dan teman yang jahat adalah seperti

orang yang membawa minyak misik (harum) dan orang yang meniup bara

api pandai besi. Orang yang membawa minyak misik mungkin akan

memberikannya kepadamu, atau engkau akan membelinya atau engkau

merasakan bau harum daripadanya. Adapun peniup bara api pandai besi,

mungkin akan membakar pakaianmu, atau engkau akan merasakan bau

yang busuk daripadanya”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Mengerjakan Ibadah Haji adalah salah satu kewajiban. Mengerjakan

Ibadah Haji juga adalah salah satu bentuk pendidikan rohani dan jasmani.

Selain itu, Makkah dan Madinah merupakan lokasi bersejarah. Ibnu Battuta

mengisahkan kebiasaan dan tradisi orang-orang Makkah.5 Dalam perjalanan

4 Ross E. Dunn, Ibnu Battuta Seorang Musafir Muslim Abad ke-14 (Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia, 1995), h. Xxxii. 5 Khair Abdul Salam, Zulfikar Khair, Cerita-Cerita Motivasi Untuk Haji dan Umroh (

Malaysia : PTS Litera Utama, 2007), h. Prakata.

Page 12: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

3

menuju Makkah, Ibnu Battuta menyaksikan tempat-tempat yang punya

saksi sejarah Islam yang tinggi.6

Menurut catatan sejarah awal perjalanan dunianya adalah ketika pergi

menunaikan Ibadah Haji pada usia kurang dari 21 tahun. Pada saat itu, pergi

Haji adalah Ibadah yang paling didambakan oleh umat muslim.7 Ibnu

Battuta mengawali perjalanan Haji pada 14 Juni 1325 M, Ia adalah seorang

yang pekerja keras ia menempuh jarak ribuan kilo meter menuju tanah suci

Makkah hanya dengan memakai seekor unta. Bahkan ketika di perjalanan ia

dirampok, Ibnu Battuta tetap meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki.

Kota Makkah merupakan kota terpenting dan utama bagi umat Islam

di seluruh dunia. Selain menyimpan nilai sejarah yang tinggi dan terkenal

dengan kedahsyatan air zamzam, Ka‟bah dan Hajar Aswadnya, kota ini

juga memiliki banyak keistimewaan bagi muslim yang mengunjunginya. 8

Setiap tahun jumlah yang melaksanakan Ibadah Haji dan Umroh terus

bertambah. 9 Pada saat Ibnu Battuta berkunjung ke Kota Makkah,

pemerintahan Kota Makkah dijabat oleh dua orang bersaudara, Assadudin

Ramisah dan Saefuddin Athifah. 10

Ibnu Battuta tinggal di Makkah selama

tiga minggu sebelum berkunjung ke tempat lain untuk mencari ilmu. Ibnu

Battuta meninggalkan Makkah pada 17 November 1326 untuk menuju ke

Persi.

Perjalanan panjang Ibnu Battuta adalah perjalanan untuk mencari

ilmu, menampung sejumlah informasi dari berbagai belahan dunia pada

6 Zuhairi Misrawi, Mekkah : Kota Suci, Kekuasaan dan Teladan Ibrahim (Jakarta : PT

Kompas Media Nusantara, 2009), h. 58. 7 Fauzi Helmi, Musafir-17 Petualang Terbesar Dunia,

https://www.youtobe.com/watch?v=KnApCVxOeQg. Diakses 5 Februari 2013 8 Abdul Hadi Zakaria, Sejarah Lengkap Kota Makkah dan Madina (Yogjakarta : Diva

Press), h. 14. 9 Muslim H. Nasution, Tapak Sejarah Seputar Makkah-Madinah, (Depok : Gema Insani,

1999), h. 25. 10

Muhammad Muchson Anasay, Terjemahan Rihlah Ibnu Battuta (Jakarta Timur : Pustaka

Al-Kautsar, 2012), h. 156.

Page 13: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

4

zamannya, sehingga dapat memperluas pengetahuannya. Karena ilmu tak

akan habis terbagi walaupun generasi datang silih berganti. 11

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Penulis memcoba membatasi penelitian ini hanya pada perjalanan

Ibnu Battuta ke kota Makkah tahun 1325.

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalahnya adalah sebangai berikut :

a. Bagaimana biografi Ibnu Batutatah?

b. Mengapa Ibnu Battuta ingin menjelajah ke Makkah?

c. Apa hal-hal yang dilihat Ibnu Battuta di Kota Makkah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dalam penulisan Skripsi ini penulis berusaha semaksimal mungkin

untuk memaparkan dan menghadirkan apa yang menjadi judul dari

penulisan ini dengan tujuan :

a. Mengetahui tentang biografi Ibnu Battuta

b. Mengetahui alasan atau tujuan Ibnu Battuta menjelajah ke Kota

Makkah

c. Mengetahui hal-hal yang dilihat Ibnu Battuta di Makkah

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diangkat oleh penulis dalam

Skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Menambah koleksi kepustakaan

11

EC Publishing, Ibnu Battuta Penjelajah Benua Terbesar Sebelum Colombus,

https://www.youtobe.com/watch?v=mzlO7sfqEc. Diakses 26 Februari 214.

Page 14: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

5

b. Memberikan kontribusi ilmu sejarah perjalanan seorang

pengembara Ibnu Battuta.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini penulis banyak menggunakan tinjauan pustaka

berdasarkan dari beberapa buku dan jurnal yaitu :

1. Ibnu Battuta Penjelajah Dunia

Buku ini di tulis Sulaiman Fayadh. Buku ini menjelaskan tentang biografi

singkat Ibnu Battuta serta pengalaman-pengalaman Ibnu Battuta ketika ia

menjelajahi Dunia. Buku ini juga menceritakan rintangan-rintangan yang

dihadapi Ibnu Battuta ketika menjelajahi Dunia.

2. Petualangan Ibnu Battuta Seorang Musafir Muslim Abad ke-14

Buku ini ditulis oleh Ross E. Dunn . Buku ini menceritakan tentang

berbagai petualangan Ibnu Battuta ketika menjelajahi Dunia,mulai dari

tempat ia lahir yaitu di Maroko lalu ke Maghrib, Afrika Utara, ke

Jazirah Arab, sampai ke Asia kecil dan beberapa negara lainnya,

bahkan negara Indonesia. Buku ini juga menceritakan hal-hal yang

dilihat Ibnu Battuta di Makkah.

3. Rihlah Ibnu Battuta

Buku ini diterjemahkan oleh Muhammad Muchson Anasy dan

Khaifurrahman Fath,. Buku ini merupakan terjemahan dari Rihlah

Ibnu Battuta yaitu Tuhfah An Nuzhar Fi Gharaibil Amshar

wa’Anjaibil Asfar berisi catatan perjalanan Ibnu Battuta. Terutama

tentang para sultan, para Syaikh, sejarah sebuah negeri, Falsafah

kehidupan masyarakat setempat dan lain sebagainya yang ia tulis

berdasarkan pengamatan langsung dari negeri-negeri yang ia kunjungi.

Page 15: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

6

E. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipergunakan di dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan historis. Langkah-langkah yang ditempuh oleh

penulis dalam penulisan ini sesuai dengan metode penelitian sejarah:

Heuristik: dengan cara mengumpulkan sumber data-data berupa tulisan

tentang Perjalanan Ibnu Battuta ke Kota Makkah.

Kritik sumber pada tahap ini penulis melakukan kritik terhadap sumber

primer maupun sumber sekunder, untuk mengetahui kebenaran atau

kredibilitas suatu sumber. Salah satu jalan yang dapat dilakukan untuk dapat

menguji kredibilitas sumber adalah dengan cara membandingkan sumber-

sumber lain yang memberikan informasi hal yang sama.

Interpretasi atau sering kali disebut juga analisis sejarah. Tujuannya

agar data yang ada mampu mengungkapkan pemasalahan yang ada.

Sehingga diperoleh pemecahannya. Dalam hal ini, penulis akan

mengumpulkan fakta yang satu dengan yang lainnya yang telah ditemukan

dari hasil heuristik.

Historiografi: pemahaman yang telah diperoleh setelah melewati

beberapa fase ke dalam tulisan dengan menggunakan metode deduktif,

dengan pola umum khusus terhadap beberapa hal-hal yang di lihat Ibnu

Battuta di dalam perjalanannya ke Kota Makkah.

F. Sistematika Penulisan

Dalam Skripsi ini penulis membagi ke dalam beberapa bab dengan

tujuan memudahkan penulis dalam membahasnya. Adapun sistematika

pembagiannya diuraikan sebagai berikut:

BAB I : Bab pertama berisi pembahasan mengenai pendahuluan.

Mencakup latar belakang pembahasan dan perumusan masalah,

tujuan masalah, manfaat penulisan, metode penulisan, tinjauan

pustaka dan sistematika penulisan.

Page 16: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

7

BAB II : Bab kedua beisi mengenai biografi Ibnu Battuta. Adapun sub-

bab dalam bab ini adalah kelahiran Ibnu Battuta, kehidupan Ibnu

Battuta, dan sub-babmengenai meninggalnya Ibnu Battuta.

BAB III : Bab ketiga berisi mengenai Perjalanan Ibnu Battuta ke Kota

Makkah. Adapun sub-bab dalam bab ini adalah keistimewaan

Kota Makkah, tujuan Ibnu Battuta menjelajah ke Kota Makkah,

dan sub-babmengenai perjalanan Ibnu Battuta dari Magrib ke

Kota Makkah.

BAB IV : Pada bab keempat berisi mengenai hal-hal yang dilihat Ibnu

Battuta di Kota Makkah. Adapun sub-bab dalam bab ini adalah

kehidupan Ibnu Battuta di Makkah, kehidupan para jamaah Haji

di Kota Makkah, dan sub-bab mengenai kondisi sosial budaya di

Kota Makkah.

BAB V : Pada bab lima berisi penutup yang meliputi sub-bab mengenai

kesimpulan dan sub-bab mengenai saran.

Page 17: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

8

BAB II

BIOGRAFI IBNU BATTUTA

A. Kelahiran Ibnu Battuta

Nama panjangnya adalah Muhammad bin Abdullah Muhammad bin

Ibrahim Al-Lawati Ath-Thanji Abu Abdillah Ibnu Battuta. Ia adalah

seseorang yang senang berpetualang mengelilingi negeri- negeri di dunia

dan ia adalah seorang ahli sejarah. Ia dilahirkan dalam sebuah keluarga

ulama fiqh Islam di Tangier, pada 17 Rajab 703 H/ 25 Februari 1304 M. Ia

dilahirkan pada zaman pemerintahan Dinasti Mariniah. Bani Mariniah

adalah bangsa Barbar. Sewaktu ia masih muda ia memiliki banyak

pengetahuan agama karena ia sangat senang mempelajari ilmu-ilmu agama.

1 Ia melakukan petualangannya mengelilingi dunia selama 29 tahun. Ia

melakukan perjalanan-perjalanannya mengelilingi ke seluruh penjuru dunia.

Ia menjadi sosok yang sangat menakjubkan karena pada saat itu ia

dianggap sebagai seorang pelopor petualang muslim abad ke-14 yang tidak

pernah tertandingi. Meski ada seorang petualang yang terkenal juga seperti

Marcopolo dan Colombus yang juga melakukan penjelajahan dunia, namun

Ibnu Battuta masih tidak tertandingi oleh Marcopolo dan Colombus karena,

Ibnu Battuta melakukan lebih banyak perjalanannya serta uraian catatan

perjalanannya yang lebih rinci.2 Oleh karena itu Ibnu Battuta dijuluki

dengan sebutan “ Pengembara Muslim” pada abad ke-14.

Pada usia 21 tahun 4 bulan, ia berangkat meninggalkan tempat

kelahirannya untuk menunaikan Ibadah Haji.3 Perjalanannya ke Baitullah

telah membawanya berpetualang menjelajahi dunia, dan keberangkatannya

untuk menunaikan Ibadah Hajilah yang menjadi awal perjalanannya untuk

mengelilingi dunia. Ia melakukan petualangannya dan memanfaatkan masa

1 Muhammad Muchson Anasay, Terjemahan Rihlah Ibnu Batuthah ( Jakarta Timur :

Pustaka Al-Kautsar, 2012), h. xvii 2 Ross. E Dunn, Petualangan Ibnu Batuta Seorang Musafir Muslim Abad ke-14 (Jakarta :

Yayasan Obor Indonesia, 1995), .h. xiii. 3 Hafizul Umam, Maroko, Negeri Eksotis di Ujung Barat Dunia Islam (Jakarta : Jentera

Pustaka, 2014), h. 56

Page 18: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

9

mudanya untuk berpetualang dengan menghabiskan waktu selama 30

tahun. Pada saat itu ia sangat ingin sekali pergi menunaikan Ibadah Haji dan

ingin berusaha meminta izin kepada ayahnya untuk pergi kesana. Ketika

keinginannya untuk menunaikan Ibadah Haji tidak terbendung lagi akhirnya

ia memberanikan diri meminta izin kepada ayahnya. Tetapi pada ayahnya

tidak langsung mengizinkannya. Ayahnya khawatir kemudian memilih

untuk terdiam lama untuk mempertimbangkan keinginann Ibnu Battuta

untuk pergi Haji.

Ketika ayahnya mempertimbangkan keinginnya itu, ayahnya sempat

berpikir untuk tidak mengizinkannya berangkat ke Baitullah. Namun

ayahnya mengerti bagaimana perasaan anaknya yang sangat ingin sekali

pergi Haji sehingga membuat Ibnu Battuta tidak sabar melakukan

perjalanannya untuk pergi ke tanah suci, akhirnya ayahnya pun mengizinkan

anaknya untuk pergi melaksanakan Ibadah Haji. Pada saat ayahnya sudah

mengizinkannya, ayahnya tidak begitu saja membiarkan anaknya pergi.

Sebelum Ibnu Battuta pergi melakukan Ibadah Haji ayahnya memberikan

bekal berupa pesan terhadap Ibnu Battuta. Pesannya terhadap Ibnu Battuta

adalah agar ia tetap memberi kabar dengan kedua orang tuanya di kampung

halamannya.4 Selain itu ayahnya juga berpesan kepadanya agar tidak lupa

membawa bekal di dalam setiap perjalanannya. Ayahnya juga berpesan

kepadanya agar Ibnu Battuta menginap atau singgah di tempat-tempat

orang yang saleh dan di tempat-tempat ibnu sabil. Akhirnya berangkatlah

Ibnu Battuta pada hari kamis, tanggal 2 bulan Rajab tahun 725H (catatan

perjalanannya ia tulis dalam tanggalan Islam) atau tanggal 5 Juni 1324/1325

(dan bahkan ada sumber yang mengatakan bahwa ia pergi Haji pada tahun

1327) untuk melakukan perjalanannya menunaikan Ibadah Haji. Ia

menempuh perjalanan selama satu setengah tahun. Di sepanjang

perjalanannya sampai ke Kota Suci, ia melakukan persinggahan di Afrika

Utara, Mesir, Palestina dan Suriah. Di setiap perjalanannya dari kota ke kota

4 Sulaiman Fayadh, Ibnu Battuta Penjelajah Dunia ( Solo : CV. Pustaka Mantiq, 1933), h.

15

Page 19: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

10

lain ia selalu ingat pesan-pesan ayahnya untuk tinggal dan singgah di rumah

orang-orang saleh, sehingga singgah dan tinggalah ia di tempat orang-orang

shaleh seperti yang telah ayahnya amanatkan. Beberapa di antaranya adalah

penguasa di daerah itu, dan beberapa yang lainnya merupakan rakyat biasa.

Perjalanannya menuju Baitullah tidaklah mudah banyak sekali cerita duka

dan suka yang ia temui.

Ketika ia memulai perjalanannya untuk menunaikan Ibadah Haji

Kamis, Rajab 1327 H, atau 5 Juni 1327 M, Ibnu Battuta tidak sendirian. Ia

mulai bergabung dengan para musafir, yang satu sama lain belum saling

mengenal. Mereka terus berjalan kaki melintasi wilayah Utara Maroko dan

Aljazair. Hingga tibalah di Kota Bujayah. Dalam perjalanan Haji ketika itu

banyak yang sudah mempunyai kelompoknya masing-masing sedangkan

Ibnu Battuta ia merasa sendiri seperti orang asing yang belum mempunyai

kelompok. Kelompok-kelompok tersebut mendirikan tenda untuk mereka

tidur. Untunglah ketika Ibnu Battuta merasa sendirian ada seorang pedagang

yang berhati mulia. Diberilah Ibnu Battuta sebuah tenda kecil untuk tempat

tidurnya, juga diserahkan kepadanya Dabab. Dabab adalah suatu kendaraan

dari binatang, bisa berupa unta, kuda dan lainnya yang bisa dipakai untuk

bepergian. Kondisi badan Ibnu Battuta pun menurun dikarenakan kelelahan,

hingga ia terkena demam. Tapi demam itu tak lama hingga bisa berangkat

kembali bersama rombongan.5 Mereka bersama-sama kemudian

melanjutkan perjalanan, dan binatang tunggang (dabab) pemberian seorang

pedagang yang baik hati pun segera ia tunggangi. Keadaan tubuhnya yang

demam baginya bukanlah suatu rintangan. Agar tubuhnya tak jatuh Ibnu

Battuta mengikatnya dengan sorban kencang-kencang. Kuat sekali ikatan itu

sehingga ia tidak mungkin jatuh dari tunggangannya. Namun rasa sakit

dalam perjalanan seakan membuatnya hampir menyerah karena dadanya

sangat terasa sakit. Ia berkata kepada temannya “ Wahai teman Allah

5 Sulaiman Fayadh, Battuta Penjelajah Dunia,h. 18

Page 20: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

11

rupanya telah menentukan kematianku. Aku ikhlas jika aku mati, tidak apa-

apa melanjutkan perjalanan menuju Hijaz.”6

Di dalam petualangannya itu dia tidak hanya menemukan teman baru

namun ia juga menemukan tambatan hatinya. Cerita asmaranya berawal dari

perjalanannya menuju Tunis. Pada saat dalam perjalanannya menuju Tunis,

Ibnu Battuta sempat merasa pesimis dengan tekadnya itu. ia sempat berfikir

Akankah perjalanan sampai pada tujuan. Dan pada waktu itu. Keadaan kota

Tunis sedang sangat tidak baik hujan lebat dan menjadi sebuah hambatan

bagi Ibnu Battuta dan rombongannya. Baju-baju mereka basah dan kotor

karena terkena lumpur. Namun mereka sangat beruntung ketika Sultan

Tunis masa itu yang kemudian akhirnya Ibnu Battuta dan rombongannya itu

diberi bantuan. Sultan Tunis langsung mengirimkan pakaian kebesaran

Ba‟albaqi yang pada akhirnya disematkan dua dinar emas. Baginya,

pakaian itu sangat bermanfaat untuknya dan para musafir lainnya setidaknya

bisa dipakai untuk menangkal dan mengatasi demam dan membuat

badannya menjadi terasa segar kembali. Ibnu Battuta dan para musafir

lainnya pun segera melanjutkan perjalanan mereka. Bersama rombongan

Haji Tunisia, Ibnu Battuta pun segera berangkat. Ketika keberangkatannya

menuju kota selanjutnya, ia dipercaya sebagai penunjuk jalan. Ia merasa

sangat bangga karena mendapatkan kepercayaan itu. Rombongan para

musafir itu mempercayainya karena menurut mereka ia mempunyai ilmu

pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan musafir lainnya. Ibnu Battuta

begitu pintar dalam menunjukkan jalan karena ia sangat mengerti rute-rute

yang ditempuhnya, sehingga rombongannya tidak akan tersesat. Sebagai

orang yang dipercaya penunjuk jalan, Ibnu Battuta pun berhak mendapatkan

pelayanan sebaik-baiknya. Karena ia akan menjadi tamu hakim. Ia

bergumam dalam hatinya, “ Duhai ayah, jangan cemaskan anakmu. Sebab

kini aku telah menjadi tamu hakim, orang yang berilmu sebagaimana

harapanmu”.7 Dengan gagah dan mantap ia berjalan paling depan di antara

6 Ross. E Dunn, Petualangan Ibnu Batuta Seorang Musafir Muslim Abad ke-14.h. 34

7 Sulaiman Fayadh, Battuta Penjelajah Dunia,h. 20

Page 21: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

12

rombongan. Ia dirikan bendera dan kemudian ia tegakkan, dikelilingi

bendera-bendera anggota rombongan yang berjumblah sekitar seratus

penunggang kuda. Sampailah perjalanan ibadah haji itu di Shafaqoh. Tiba-

tiba hatinya berdebar dan jiwanya menggelora. Ternyata ia bertemu dengan

seorang gadis yang begitu cantik dan menawan. Ia tidak bisa lagi

membohongi dirinya bahwa hatinya sedang jatuh cinta kepada gadis itu. Ia

sangat menyadari bahwa detak jantungnya berdebar begitu cepat saat ia

melihat gadis itu. Pada saat itu juga ia bertekad ingin melamar gadis itu

menjadi isterinya, karena ia sudah merasa hatinya begitu mantap dan gadis

itu selalu hadir di setiap mimpinya. Rupanya perjalanan Ibnu Battuta akan

tertunda karena ia akan melaksanakan pernikahannya itu, namun rombongan

yang lain tetap ingin melanjutkan perjalanan mereka ke Tripoli dan Libya.8

Ibnu Battuta merasa sangat bahagia sekali. Oleh karena itu, ia

senantiasa selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepadanya.

Ia sangat berharap pernikahannya itu bisa langgeng dan mempunyai

keturunan Salehah dan menjadi seorang ilmuwan yang bisa dapat

mengembangkan dunia ini, sehingga dunia ini semakin berkembang dan

maju dan di Ridhoi Allah SWT. Tetapi apa yang Ibnu Battuta harapkan itu

tidak sesuai dengan kenyataan. Di dalam rumah tangganya itu, ia

menemukan kesulitan, yaitu ia selalu berbeda pendapat dengan iparnya dan

masing-masing selalu memegang teguh pendapatnya sehingga hal itu lah

yang membuat rumah tangganya kurang harmonis dan kandas. Pada saat

kejadian itu dialami Ibnu Battuta, ia tetap melanjutkan tekadnya untuk terus

berpetualang kembali, hingga di kota Fez. Ketika Ibnu Battuta sampai di

Kota Fez dan singgah di sana, Ibnu Battuta mengabdikan dirinya dengan

menjadi seorang pengajar di sana. Setelah ia menjalani profesinya sebagai

seorang pengajar, rupanya memang Ibnu Battuta masih belum bisa

konsisten dan fokus atas petualangannya itu karena di kota Fez ia kembali

jatuh cinta dengan seorang perempuan cantik dan seorang ilmuwan.

Kemudian ia pun ingin menikahi perempuan itu. Menikahlah Ibnu Battuta

8 Ross. E Dunn, Petualangan Ibnu Batuta Seorang Musafir Muslim Abad ke-14.h. 44

Page 22: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

13

dengan putri tersebut, yang kemudian pernikahannya yang kedua ini

berbeda dengan pernikahan pertamanya karena kali ini pernikahannya

dihadiri oleh para rombongan musafir lainnya.9

Setelah melakukan Ibadah Haji yang merupakan perjalanan pertamanya

itu, ia memutuskan untuk menjelajahi Irak dan Persia (tepatnya Iran

Selatan), lalu kembali ke Makkah pada tahun 730H/1330M. Tentu saja,

perjalanan untuk sampai ke Kota Makkah tidaklah mudah, tetapi dengan

ketangguhan dan rasa tidak pernah menyerahnya itu yang membuat ia bisa

sampai pada tujuan yang ia inginkan. Ia juga sangat bahagia dan bersyukur

bisa berkeliling menginjakkan kakinya di bumi Allah.

B. Kehidupan Ibnu Battuta

Ibnu Battuta adalah seorang yang pintar juga dalam bersosialisasi

sehingga ia juga sangat dekat dengan kalangan sufi. Ia juga sering bercerita

sosok-sosok orang sufi dan karamahnya, zawiyah-zawiyah, kubur-kubur

Nabi, sahabat, ulama dan lain-lain. Ibnu Battuta juga seorang yang sangat

kritis terhadap sesuatu sehingga ia juga sering mengkritik pengalaman-

pengalaman syariat namun tetap dengan sikap yang baik. Misalnya soal

pentingnya malam Nisfu Sya‟ban, ritual-ritual Sufi, mengkritik soal

“keharaman”, mencukur jenggot, dan lainnya. Tetapi memang selain orang-

orang yang banyak mengagumi dan menyukai sosok Ibnu Battuta, tetap ada

saja orang yang tidak menyukai sosok Ibnu Battuta. Bagi orang-orang yang

mengaguminya ia dipandang begitu baik dan diperlakukan juga dengan baik

namun, bagi orang yang tidak senang dengannya, orang itu menganggap

bahwa cerita-cerita yang Ibnu Battuta sampaikan hanyalah sebagai

formalitas dan hanya fantasi yang akan membawa nama Ibnu Battuta

terkenal.

Berbicara mengenai kehidupan Ibnu Battuta maka tidak akan lepas dari

sebuah karyanya yang ia tuangkan ke dalam sebuah cerita di setiap

9 Ross. E Dunn, Petualangan Ibnu Batuta Seorang Musafir Muslim Abad ke-14.h. 44

Page 23: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

14

perjalanannya selama ia menjelajahi dunia. Karyanya adalah “Tuhfah An

Nuzhar Fi Gharaibil Amshar wa’Anjaibil Asfar”. Rihlah adalah proses

perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain untuk sebuah safar

(perjalanan). Ibnu Battuta bukanlah seseorang yang ahli dalam bidang ilmu

sastrawan, tetapi untuk membuat catatan perjalanannya itu yang kita kenal

dengan Rihlah Ibnu Battuta ia dibantu oleh Ibnu Juzayy. Pada saat itu Ibnu

Juzayy bersedia untuk membantu Ibnu Battuta membuat catatan

perjalannya.10

Ibnu Juzayy adalah seorang yang memiliki keahlian di bidang seni

syair, filologi, sejarah, hukum dan seni kaligrafi yang bagus, karena itu ia

menerima tugas dari Sultan dengan penuh semangat dan bisa menjalin

persahabatan dengan Ibnu Battuta. Mereka bertemu sesudah Ibnu Battuta

tiba di Fez pada bulan Desember 1335. Pada awalnya laporan perjalanan itu

hanya difokuskan kepada judul yaitu sebuah persembahan kepada para

pemerhati mengenai kemegahan kota-kota dan keagungan-keagungan yang

ditemui dalam perjalanan. Ibnu Juzayy hanya menulis dari ringkasan dari

perkataan Ibnu Battuta.11

Hubungan Ibnu Battuta dan Ibnu Juzayy berakhir

pada tahun 1356 atau 1357. Pada saat itu di usia Ibnu Juzayy yang kurang

dari 37 tahun meninggal dengan sebab-sebab yang tidak diketahui. 12

Buku itu telah mengungkap kepribadian seorang musafir dan petualang

muslim yang ramah, memiliki semangat yang tinggi, berani mengkritik,

saleh dan bersikap lemah lembut. Catatan Rihlah berbeda dengan catatan

perjalanan terkenal lain berkenaan di abad pertengahan, yaitu Books of

Marcopolo. Karya orang Venice itu terbagi kepada dua bagian yang dimana

bagian pertama adalah sebuah ringkasan yang berkenaan dengan kejayaan

musafir. Bagian kedua menjadi bagian terbesar dari catatan itu. Karya ini

adalah persembahan maklumat sistematik mengenai China dan negeri-

negeri lain yang berkenaan dengan negara timur Eropa. Secara keseluruhan

10

Ross E Dunn, Jejak Ibnu Batuta ( Malaysia : PTS Islamika, 2014), h. 168 11

Ross. E. Dunn, Petualangan Ibnu Battuta Seorang Musafir Muslim Abad ke-14, h. 470 12

Ross. E. Dunn, Petualangan Ibnu Battuta Seorang Musafir Muslim Abad ke-14, h. 464

Page 24: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

15

buku ini berlawanan dengan Rihlah. Karya ini tidak mengungkapkan yang

kepribadian Marco Polo.

Ada beberapa orang yang beranggapan bawha Ibnu Juzayy hanya

mempromosikan Ibnu Battuta dalam buku itu. Di dalam Rihlah tersebut,

Ibnu Juzayy memperkenalkan Ibnu Battuta sebagai seorang Ilmuwan dalam

bidang ilmu hukum dan seorang terpelajar meskipun ada orang yang tidak

setuju. Dalam karangan Ibnu Battuta yang terkenal di abad ke 14 yang

dikeluarkan dari Ibnu Al-Khatib, Ibnu Battuta dikatakan seorang petualang

Muslim. Meskipun ia tidak begitu menguasai banyak ilmu pengetahuan,

tetapi ada seorang penerjemah yang mengatakan bahwa” Ibnu Battuta

memperoleh lebih banyak daripada apa yang ia ambil”.

Ibnu Battuta menceritakan pengalamannya kepada Ibnu Juzayy secara

ringkas dan mudah agar Ibnu Juzayy tidak merasa kesulitan dalam

membantunya. Selain itu juga Ibnu Juzayyy menyelipkan sastra yang

bermutu tinggi seperti syair dan gaya bahasa yang indah. Meskipun

demikian, Ibnu Juzayy tetap bersikap jujur kepada laporan lisan Ibnu

Battuta. Ibnu Juzayy tidak hanya sekedar menyalin kisah pengembaraan

Ibnu Battuta, ia juga menghasilkan sebuah karya asli yang teliti dan indah.

Meskipun pekerjaan itu tidak mudah karena ia harus merangkum perjalanan

selama 29 tahun dalam bentuk catatan.13

Pekerjaan itu sangat rumit, butuh

kerja keras dan memakan waktu yang sangat panjang. Kerja sama antara

Ibnu Battuta dengan Ibnu Juzayy memakan waktu selama dua tahun. Rihlah

Ibnu Battuta mendapat respon baik di Afrika karena memberikan sebuah

cerita yang juga banyak membawa informasi dan hiburan bagi pembacanya.

Hal ini dikarenakan Ibnu Battuta kaya akan pengetahuannya tentang

bangunan-bangunan bersejarah dan ulama-ulama besar di kota islam. Rihlah

diedarkan dalam bentuk manuskrip yang berasal dari naskah asal yang

ditulis oleh Ibnu Juzayy. Namun, itu hanya di kalangan terpelajar di Afrika

13

Ross. E. Dunn, Petualangan Ibnu Battuta Seorang Musafir Muslim Abad ke-14, h. 470

Page 25: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

16

Utara, Afrika Barat, Mesir dan di negeri-negeri Islam yang menggunakan

bahasa Arab sebagai bahasa ilmu. 14

Di samping karyanya itu, Ibnu Battuta tidak pernah berkeinginan

memegang suatu jabatan yang tinggi di dalam kehakiman. Tetapi, dengan

keilmuannya ia dipercaya memegang jabatan yang tinggi. Ibnu Battuta

menginginkan peluang kerjanya di kota-kota tempat orang Islam, dan ia

juga berharap mendapat gaji bersar, bahkan memperoleh pekerjaan

terhormat, kekayaan dengan pendidikan yang sederhana. Dari segala

kekeliruan terkait Ibnu Battuta itu kita dapat melihat satu sisi yang

mengagumkan dari sosok Ibnu Battuta dari keseluruhan yang terdapat di

dalam Rihlah. Rihlah dijadikan sebuah dokumen sejarah maupun laporan

perjalanan dan pengalaman selama ia melakukan pengembaraannya.

Karena itu, tidak baik jika kita menyimpulkan bahwa Ibnu Battuta tidak

bersandarkan kepada catatan-catatan beliau sepanjang pertemuannya

beberapa kali dengan Ibnu Juzayy. Dalam buku-buku Islam yang berkenaan

dengan sejarah dan geografi pada abad itu, pada saat itu banyak orang yang

menggemari karya yang masih murni yaitu, karya yang belum diolah

ataupun yang dikritik. Tidak hanya menjadi seorang yang membantu Ibnu

Battuta dalam bidang kesastraan namun, Ibnu Juzayy memiliki sebuah

perpustakaan sendiri mengenai geografi. Kota Fez menjadi pusat dunia

pendidikan penting hingga perpustakaan-perpustakaan cendikiawan

terkemuka didirikan.15

Perpustakaan itu memberikan Ibnu Battuta dan Ibnu

Juzayy harta kekayaan dalam bentuk sumber rujukan ketika mereka

membutuhkannya.

Ibnu Battuta melakukan perjalanannya yang sangat luar biasa itu pada

puluhan terakhir dari masa kerajaan Mongol. Maka dari itu ia telah ikut

berpartisipasi secara simultan, dalam arus perjalanan dan migrasi yang

berbeda-beda. Pertama, ia adalah seorang peziarah, yang berhubungan

dengan derap langkah para mukminin yang alim menuju tempat-tempat suci

14

Ross. E. Dunn, Petualangan Ibnu Battuta Seorang Musafir Muslim Abad ke-14, h. xI 15

Ross. E Dunn, Petualangan Ibnu Batuta Seorang Musafir Muslim Abad ke-14.h. 469

Page 26: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

17

di Makkah dan Madinah paling sedikit empat kali dalam masa

perjalanannya. Kedua, ia dikenal sebagai seorang pengikut yang taat dari

kalangan sufisme, berkelana, seperti yang dilakukan oleh ribuan pengikut

lainnya, menuju pertapaan dan tempat tinggal para aulia untuk menerima

berkat dan makrifat mereka. Ketiga, ia adalah seorang ahli hukum Islam,

yang mencari pengetahuan dan kawan bergaul sesama cendikiawan di kota-

kota besar di pusat jantung Islam. Dan yang terakhir, ia adalah seorang

anggota kelompok elit yang terpelajar, bergerak dan berwawasan luas,

seorang petualang yang berpendidikan baik, yang senantiasa mencari

keramah-tamahan, kehormatan dan pekerjaan yang menguntungkan pada

pusat-pusat peradaban islami yang baru saja didirikan di wilayah-wilayah

lebih jauh di Asia dan Afrika. Tetapi, di dalam setiap peranan

perjalanannya, walaupun begitu Ibnu Battuta tidak pernah merasa sombong.

Ia hanya menganggap dirinya hanyalah sebagai warga kota, bukan sebagai

warga sebuah negara yang disebut negara Maroko.16

Ia juga

memperlihatkan sikap kesetiaannya terhadap nilai-nilai universal spiritual,

moral dan sosialnya di atas ketaatan lainnya. Kehidupan dan riwayat

pekerjaannya menjelaskan fakta dan kenyataan yang luar biasa dari sejarah

Afro-Eurasia di zaman pertengahan, yaitu seperti yang ditulis oleh Hodgson

bahwa Islam “ tiba lebih dekat dari masyarakat pertengahan lainnya untuk

membangun suatu tatanan dunia yang lebih umum dari standar-standar

sosial dan juga kultural daripada masyarakat abad pertengahan mana pun”.17

C. Ibnu Battuta di Nusantara

Ibnu Battuta berada di kesultanan Sumatra ini selama dua minggu.

Tetapi dengan mempelajari kisah pelayarannya, bahwa dapat diperkirakan ia

tinggal lebih lama disana. ia melanjutkan perjalanannya dengan menyusuri

pantai Sumatra untuk meneruskan perjalanannya ke China. Ia singgah di

Mul-Jawa yang masyarakatnya masih kufur. Dalam perjalanannya kembali

dari China ia memutuskan untuk singgah lagi di Samudra. Ketika itu

16

Ross. E. Dunn, Petualangan Ibnu Battuta Seorang Musafir Muslim Abad ke-14, h. Iii 17

Ross. E. Dunn, Petualangan Ibnu Battuta Seorang Musafir Muslim Abad ke-14, h. Iiii

Page 27: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

18

menurut Ibnu Battuta Sultan baru saja pulang berperang dan membawa

banyak tawanan perang. Sang pelancongpun berkesempatan untuk

menghadiri pesta perkawinan putra Sultan dengan putri saudaranya. Jika

kesaksian Marco Polo yang datang pada tahun 1293, menemukan

kesesuaian dengan inskripsi yang ternukil pada makam Sultan al-Maliku‟1

Shaleh, dan diperkuat pula oleh tradisi lokal, sebagaimana dikisahkan dalam

Hikayat Raja-raja Pasai, hikayat itu menunjukkan secara pasti telah

berdirinya sebuah pusat kekuasaan Islam di akhir abad ke-13 ( jadi seusia

dengan kerajaan Majapahit di ujung Timur Pulau Jawa ). Maka kesaksian

Ibnu Battuta menunjukkan hubungan dagang antara Samudra ( Sumatra )

dengan India dan suasana kehidupan intelektual di istana. Ibnu Battuta telah

mengenal Sumatra sejak berada di Calicut (India). Dalam kisah

perjalanannya ia bercerita tentang hilir mudiknya pedagang dari Sumatra ke

kota dagang itu. Selain Ibnu Battuta mencatat dan menceritakan kehidupan

masyarakat sekitar, ia juga seorang yang membela kebenaran Ia

menceritakan kedongkolannya karena dua orang budak perempuannya,

menurut berita yang yang ia dengar telah diambil oleh Sultan Samudra. Ia

memang tidak bisa membuktikan kebenaran berita itu. Yang jelas ketika

Ibnu Battuta berkunjung ke kerajaan tersebut, pada tahun 1345 dan akhir

tahun 1346, ia merasa telah cukup mengenal Samudra. Pengetahuan yang

didapatkan di Benggala rupanya telah cukup memadai. Dalam versi yang

lengkap dari kisah perjalanannya, Ibnu Battuta juga menceritakan tentang

para ulama yang berdatangan, terutama dari Persia. Dalam kisahnya itu

nampak pula kecendrungan kosmopolitan sang raja. Pertanyaan-pertanyaan

Sultan kepada Ibnu Battuta ketika mereka bertemu, dengan jelas

memperlihatkan betapa luasnya cakrawala perhatian sang penguasa dari

kerajaan Islam tertua di Nusantara itu. 18

Sosok Ibnu Battuta begitu menginspirasi. Berbagai kesaksian sejarah

yang Ibnu Battuta temukan kemudian telah memperlihatkan bahwa berita

Ibnu Battuta tentang raja yang dikelilingi para ulama ini rupanya adalah

18

Ross. E. Dunn, Petualangan Ibnu Battuta Seorang Musafir Muslim Abad ke-14, h. xv

Page 28: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

19

awal dari terbentuknya sebuah tradisi kerajaan Maritim Islam di Nusantara.

Sejarah Melayu, yang ditulis pada abad ke-16 juga memberitakan tentang

Sultan Malaka yang senang berdiskusi tentang masalah agama. Sumber-

sumber lainpun berkisah tentang hal yang negara sama yang dilakukan oleh

Sultan di kesultanan lain. Namun, hal itu juga menarik untuk dicatat bahwa

masa awal dari berdirinya sebuah kerajaan Islam ditandai bukan saja oleh

usaha konsolidasi oleh kekuasaan, bahkan lebih penting keterlibatan sang

raja dalam pengembangan ilmu agama serta penyebaran kesadaran

kosmopolitanisme kultural Islam. Begitulah dalam sejarah Asia Tenggara

atau Indonesia, khususnya kisah perjalanan Ibnu Battuta selalu dikenang

sebagai salah satu sumber sejarah tentang situasi Nusantara di pertengahan

abad ke-14.

Di berbagai tempat, Ibnu Battuta berperan sebagai penasihat ataupun

orang kepercayaan pemerintah. Ia sering menjadi pegawai atau utusan

pemerintah kepada pemerintah lain. Namun beliau adalah sosok seorang

yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi sehingga ia selalau

berkemauan untuk mendalami ilmu pengetahuan daripada ulama lain.

Kisahnya juga menceritakan para sufi yang pernah ia temui. Kadang

sebagaian orientalis Barat melihat aspek ini adalah sebagai kelemahan Ibnu

Battuta, terutama Gibbs seorang orientalis besar di Inggris. Di sampinng

bercerita yang berkenaan dengan hal-hal yang unik dan aneh dari negeri-

negeri yang dikunjungi Ibnu Battuta, kisah perjalanan dan pengalaman Ibnu

Battuta memperlihatkan dunia Islam pada masa klasik.19

Ibnu Battuta menunjukkan betapa mudahnya berkomunikasi dengan

berbagai budaya sesama umat beragama. Ibnu Battuta memang seorang

penulis yang berkenaan dengan pengembaraannya di seluruh dunia pada

zaman klasik, tetapi pengalaman beliau tidaklah unik. Ibnu Battuta menjadi

unik karena catatan-catatan beliau merupakan suatu sekenario masayarakat

Islam yang seakan-akan terpampang di hadapan mata. Ibnu Battuta

menunjukan sebuah pelabuhan dan kehidupan masyarakat Islam, Ibnu

19

Ross. E Dunn, Petualangan Ibnu Batuta Seorang Musafir Muslim Abad ke-14.h.xix

Page 29: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

20

Khaldun juga menunjukan cara memahami ragam masyarakat untuk

merangsang pemikiran umat Islam. Banyak buku yang ditulis yang

berkenaan dengan Ibnu Battuta, seluruh bagian daripada kisahnya banyak

diterjemahkan dalam berbagai bahasa modern.

D. Meninggalnya Ibnu Battuta

Perjalanan detik-detik terakhirnya yaitu setelah perjalanannya dari

Takeda (Azelik). ia terus melanjutkan perjalanannya dan 18 hari kemudian

ia sampai di sebuah desa yang tidak ada bangunannya sama sekali. Hanya

saja di daerah tersebut ia menjumpai air. Setelah meneruskan perjalanan, ia

tiba di sebuah tempat yang memisahkan antara jalan menuju Mesir dan

menuju kota Tawat. Di tempat tersebut ia menjumpai air yang mengalir dari

pipa besi. Jika baju putih dicuci dengan menggunakan air tersebut, maka

warnanya berubah menjadi hitam. Kemudian ia melanjutkan perjalanan lagi

hingga 10 hari dan akhirnya ia sampai di daerah Hakar. Mayoritas penduduk

Hakar adalah orang-orang Barbar yang memakai kerudung.20

Di sana ia

berjumpa dengan seorang pemimpinnya. Ia tiba di sana tepat pada bulan

Rmadhan. Khusus pada bulan Ramadhan, ia tidak menghalang-halangi

kafilah yang lewat. Ketika ia menemukan barang yang jatuh di jalanan pada

bulan Ramadhan, ia mengambilnya.

Ia tinggal di daerah Hakar selama satu bulan. Daerah Hakar termasuk

daerah yang kurang subur. Jarang sekali tumbuh-tumbuhan bisa hidup di

daerah tersebut. Jalan menuju Hakar sangat sulit dilalui. Pada hari raya Idul

Fitri ia tiba di Barbar. Mereka juga memberitahukan kepadanya bahwa

putra Kharaj dan Putra Maghmur sedang beselisih. Ia tinggal di kota tawat

secara terpisah dengan rombongannya. Para kafilah takut untuk melewati

daerah mereka. Kemudian sampailah di daerah Buda. Daerah Buda

termasuk daerah yang paling besar di Kota Tawat. Tanahnya berupa pasir

dan gersang. Buah-buahan tumbuh lebat tetapi, tidak memiliki aroma. Para

penduduk daerah Buda selalau mengumpulkan buah-buahan di daerah

20

Ross. E. Dunn, Petualangan Ibnu Battuta Seorang Musafir Muslim Abad ke-14, h. 460

Page 30: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

21

mereka dibandingkan buah-buahan di daerah Sijilmasah. Di daerah tersebut

tidak ada tanaman, keju dan minyak sehingga mereka mengimpormya dari

daerah Maroko. Mayoritas penduduk Buda memakan Kurma dan belalang.

Belalang adalah makanan pokok mereka. Ia keluar dari Kota Sijilmasa pada

pertengahan bulan Dzulqodah. Ia keluar dari Kota Sijilmasa tanggal 2 bulan

Dzulhijah. Saat itu bertepatan dengan musim dingin yang sangat dingin.

Jalan dipenuhi dengan salju. Ia sangat kesulitan untuk melihat dan melewati

jalan tersebut.

Di antara daerah-daerah yang terdapat banyak salju adalah daerah

Bukhara, Samarkand, Khurasan, dan Turki. Ia tidak menemukan jalan yang

lebih sulit daripada jalan Ummi Junaibah. Pada malam Idul Adha, ia sampai

di daerah Daruth Thama‟. Ia pun berhari raya di daerah tersebut. Kemudian

ia keluar meneruskan perjalanannya hingga tiba di Kota Fez. Sesampainya

di sana ia menemui Amirul Mukminin. Ia lalu mencium tangannya. Ia

benar-benar merasa beruntung dapat melihat wajahnya yang memancarkan

berkah. Kemudian ia tinggal bersamanya setelah melewati penatnya

perjalanan. Ia sangat bersyukur kepada Allah atas segala anugerah dan

karunianya. Sampai disinilah pengembaraannya berakhir. 21

Di tanah kelahirannya, Ibnu Battuta menghabiskan tahun-tahun

terakhirnya di tengah-tengan permusuhan antara kerabat istana dan

bangsawan Mariniah. Sultan Abu Inan menyerbu Afrika dan menduduki

Tunisia pada akhir tahun 1357. Tetapi beliau dipaksa untuk mundur dalam

masa dua bulan. Pada masa berikutnya Abu Inan jatuh sakit dan akhirnya

dicekik oleh seorang mentri yang memberontak. Pada saat itu tidak ada

yang bisa menggantikan beliau di Mariniah di sepanjang abad berikutrnya.

Setelah selesai dengan jabatannya sebagai hakim, pada akhirnya Ibnu

Battuta dapat melihat kembali satu perempat abad yang dipenuhi dengan

kerajaan-kerajaan kuat, perdagangan yang maju, dan kota-kota metropolitan

yang pernah memberikan kesempatan kepada beliau untuk bermusyafir dan

21

Muhammad Muchson Anasay, Terjemahan Rihlah Ibnu Battutah ( Jakarta Timur :

Pustaka Al-Kautsar, 2012 ), h. 608

Page 31: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

22

mencari keuntungan. Walaupun zaman kegelapan menghampirinya,

kepercayaan Ibnu Battuta terhadap zaman kegemilangan Islam sangatlah

kuat tanpa ada keraguan di dalam hatinya. Ketika abad ke15 tiba, para

pedagang, khatib, askar dan para ilmwan Islam yang juga mengembara

sepertinya masih terus melaksanakan tanggungjawab untuk terus

menyebarkan agama Islam di Asia Tenggara, Afrika Timur, Afrika Barat,

India dan Mesir Tenggara. Ketika Portugis bersiap-siap menyerang orang

Ceuta orang Islam terus melaksanakan tanggungjawab tersebut.

Ibnu Battuta meninggal dunia pada tahun 1368 ataupun 1369 (700 H).

Tidak ada siapa pun yang mengetahui dengan pasti dimanakah kuburan Ibnu

Battuta. Para pemandu pelancong di Tangier seringkali membawa para

pelancong itu mengunjungi dan melihat sebuah kuburan sederhana yang

dianggap menyimpan sisa-sisa kematian Ibnu Battuta. Namun keaslian

kubur itu masih dicurigai kebenarannya. Satu-satunya tanda peringatan yang

didirikan untuk memperingati Ibnu Battuta adalah nama sebuah kapal yang

digunakan untuk mengantar orang. Kapal ini juga sering digunakan bagi

mereka yang menyeberangi Selat Gibraltar. Dari Kasba, kita dapat melihat

kapal itu berlayar keluar dari pelabuhan, membawa para ilmuawan Maghrib

yang masih muda untuk berangkat ke sekolah ilmu hukum di Paris dan

Bordeaux.22

22

Ross. E. Dunn, Petualangan Ibnu Battuta Seorang Musafir Muslim Abad ke-14, h. 478

Page 32: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

23

BAB III

PERJALANAN IBNU BATTUTA KE KOTA MAKKAH

A. Keistimewaan Kota Makkah

Kota Makkah adalah kota tertua di dunia berusia lebih dari 40 abad,

lebih tua dibandingkan kota-kota lain di Arab seperti Madinah, Mesir, Irak,

Iran dan lainnya.1 Kota Makkah adalah tempat muslim berkumpul untuk

sama-sama beribadah Haji.2 Kota Makkah juga memiliki nama lain yaitu :

a. Bakkah, nama ini mempunyai makna bahwa kota Makkah mempunyai

keberkahan. 3

b. Ummul Al-Quro , yang mempunyai makna bahwa kota Makkah adalah

kota yang paling mulia dari kota-kota lainnya.4

c. Al-Balad Al-Amin, yang mempunyai makna bahwa kota Makkah

memberikan keamanan bagi orang-orang yang takut.5

Tanah Kota Makkah sangat tandus, cuacanya sangat panas, dan jumlah

penduduknya sedikit. Namun, sekarang kota Makkah sudah menjadi kota

yang sangat berkembang. Ada beberapa keistimewaan yang dimiliki kota

Makkah pada saat ini di antaranya adalah :

1. Kota Makkah memiliki Ka‟bah. Ka‟bah dibangun oleh Nabi Ibrahim

bersama anaknya Ismail. Pada saat itu Nabi Ibrahim mendapatkan

Wahyu dari Allah untuk membangun Ka‟bah melalui Malaikat Jibril.

Dinding Ka‟bah terdapat batu hitam yang dinamakan Hajar Aswad.

Dahulu, Nabi Ibrahim memerintahkan Ismail mencari batu untuk

diletakkan di Ka‟bah agar menjadi tanda bagi umat manusia.6 Oleh

karena itu, Hajar Aswad banyak dicium jutaan manusia ketika

melakukan Ibadah Haji untuk bisa mengenang perjuangan Nabi

1 Gayatri Djajengminardo, Unik dan Keistimewaan Makkah dan Madinah (Jakarta Selatan :

Rexa Pustaka, 2013 ), h. 10. 2 Tim Sunriser Picture, 100 Keajaiban Dunia (Ciganjur : Cikal Aksara, 2011), h. 16.

3 QS. Ali Imran 3 : 96

4 Q.S Al An‟am 6 : 92

5 Q.S At-Tin 95 : 3

6 Ali Husni al-Kharbuthli, Sejarah Ka’bah (Jakarta Selatan : Torus Pustaka, 2015) ,h. 38.

Page 33: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

24

Ibrahim dan Ismail. Hal itu juga merupakan sikap yang dicotohkan

oleh Nabi Muhammad SAW ketika melakukan Ibadah Haji. Ka‟bah

juga menjadi kiblat orang-orang muslim sampai saat ini.7 Ketika Ibnu

Battuta berada di Makkah, ia menjelaskan bahwa Ka‟bah dibangun dari

bebatuan coklat yang sangat kuat sehingga bangunannya tidak berubah

sampai saat ini.8

2. Makkah memiliki air zam-zam. Air ini dinamakan air zam-zam karena

airnya yang sangat banyak dan tidak akan surut. Air ini bisa menjadi

penawar penyakit.9 Sumur zam-zam muncul karena adanya sebuah

peristiwa bersejarah yaitu ketika Siti Hajar sedang mencarikan minum

untuk anaknya Ismail. Dia berlari-lari dari Shafa dan Marwah sebanyak

tujuh kali bolak-balik dan kemudian pada akhirnya air itu keluar dari

tendangan tumit kaki Ismail, memancarlah air itu.10

3. Makkah adalah kota kelahiran Nabi Muhammad SAW. Nabi

Muhammad lahir di kota Makkah pada tanggal 9 Rabiul Awal pada

tahun gajah.11

Ketika Nabi Muhammad SAW dilahirkan, Abdul

Muthalib, kakeknya, sedang melakukan thawaf di Ka‟bah. Kemudian

ketika ia mendapakan kabar tentang kelahiran Nabi Muhammad, ia

segera menemui Nabi Muhammad serta langsung menggendong Nabi

Muhammad dan dibawa ke dalam Ka‟bah. Di dalam Ka‟bah, Abdul

Muthalib memanjatkan do‟a dan tidak lupa mengucapkan syukur atas

kelahiran Nabi Muhammad SAW.12

4. Makkah memiliki tempat-temapat yang mustajab untuk berdoa.

Selain beberapa keistimewaan yang dimiliki kota Makkah, pada saat

melakukan Ibadah Haji, para jamaah Haji juga tidak akan melewatkan

tempat-tempat bersejarah yang mempunyai keunikan seperti :

7 Ali Husni al-Kharbuthli, Sejarah Ka’bah ,h. 268.

8 Ali Husni al-Kharbuthli, Sejarah Ka’bah, h. 327.

9 Dijelaskan dalam Hadist Riwayat At Thabrani

10 Gayatri Djajeng Minardo, Unik dan Keistimewaannya Makkah dan Madinah , h. 69.

11 Syaikh Shafiyur-Rahman al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah (Jakarta : Robbani Press,

1998), h. 55. 12

Moenawar Khalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Mumammad (Depok : Gema Insani, 2013),

h. 68.

Page 34: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

25

a. Masjidil Haram

Masjidil Haram adalah masjid yang sering dipakai para jamaah

Haji untuk shalat. Di dalam Masjidil Haram juga terdapat makam Nabi

Ibrahim AS. Tempat ini juga dipakai sebagai tempat tawaf. Masjdi ini

memiliki tujuh menara dan bisa menampung 730.000 jamaah. Masjidil

Haram juga menjadi simbol perdamaian, karena umat manusia dari

manapun melakukan urusan Ibadah dengan damai. Di sebutkan

cohtohnya dalam salah satu buku13

bahwa Mesir dan Iran yang

mempunyai arah politik yang berbeda namun dalam urusan Ibadah

mereka melakukannya secara damai.

b. Bukit Shafa dan Marwah

Shafa dan Marwah adalah tempat sa‟i yang merupakan bagian dari

rukun Haji. Shafa dan Marwah ini juga merupakan saksi sejarah dalam

beberapa peristiwa. Salah satunya adalah peristiwa ketika Nabi

Muhammad berceramah dan mengumpulkan masyarakat Makah,

namun Abu Lahab beserta istrinya memberi tanggapan negatif, maka

turunlah surat Al-Lahab.

c. Jabal Nur ( Gua Hira )

Gua Hira juga merupakan tempat dimana Rasulullah menerima

wahyu pertamanya yaitu surat Al-„Alaq ayat 1-5.14

Di Gua ini juga

tempat Rasulullah beribadah dan kemudian diangkat menjadi Rasul.

Karena Rasulullah sering beribadah di Gua ini, Gua sering memacarkan

cahaya karena itu gua ini dinamakan Gua Hira.

d. Padang Arafah

Padang Afarah adalah padang pasir tempat para jamaah Haji

melakukan Wukuf yang merupakan salah satu rukun Haji. Padang

Arafah juga mempunyai nilai sejarah yang tinggi.15

Tempat ini

13

Zuhairi Miswari, Makkah : Kota Suci, Kekuasaan, dan Teladan Ibrahim (Jakarta :

Kompas, 2009), h. 202. 14

Muslim H Nasution, Tapak Sejarah Seputar Makkah-Madinah (Depok : Gema Insani,

1999), h.50. 15

Drs. Abdul Halim M.A, Drs. Ikhwan S.H., M.A, Ensiklopedia Haji dan Umroh, (Jakarta

: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 4.

Page 35: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

26

merupakan tempat bertemunya Nabi Adam dan Siti Hawa, tepatnya di

Jabal Rahmah yang berada di Padang Arafah. Wukuf di Arafah

dilakukan pada tanggal 9 Zulhijjah.

B. Tujuan Ibnu Battuta Menjelajah ke Makkah

Ibnu Battuta pertama kali melakukan perjalanan ke kota Makkah pada

tanggal 14 Juni 1325 M. 16

Tujuan utama Ibnu Battuta datang ke Kota ini

adalah untuk melakukan Ibadah Haji. Ibadah Haji adalah Ibadah yang

sangat didamba-dambakan oleh umat Muslim. Dalam bulan Dzulhijjah di

Tangier, banyak para peziarah yang melakukan perjalanan Ibadah Haji ke

Makkah. Ibadah Haji adalah Ibadah penyempurna agama Islam dari sahadat,

salat, zakat, dan puasa. Selain untuk melakukan Ibadah Haji, ia juga ingin

mewujudkan mimpinya menjadi seorang petualang.

Ibnu Battuta ingin menunaikan Ibadah Haji dan menjadi seorang

petualang. Karena ia adalah seorang yang mempunyai rasa ingin tahu yang

tinggi ia berusaha memabaca buku-buku geografi dari kalangan Arab-Islam.

Ia juga sering mencari tahu tentang berita-berita terkait kenegaraan dan

kerajaan, hal-hal yang terjadi di masyarakat dan keajaiban-keajaiban yang di

alami oleh dunia. Ibnu Battuta sangat tertarik jika ia mendengar tentang

perjalanan Haji, perdagangan di Makkah dan suka cita para Jamaah Haji. Ia

mendapatkan berita dari berbagai kalangan misalnya dari seorang pedagang

wol yang menjelajah ke segala penjuru dunia, sehingga Ibnu Battuta

mendapatkan berita tentang keajaiban dunia dari para pedagang wol

tersebut. Ayahnya mempunyai banyak sahabat seorang pelancong yang

tinggal di Tangier, sehingga Ibnu Battuta sangat mudah mencari informasi

dari para pelancong tersebut. Ibnu Battuta sangat menyukai buku-buku

geografi dibandingkan dengan buku-buku ilmiah karena di dalamya sangat

banyak penjelasan mengenai dunia ini. Dari buku itu ia pelajari banyak hal.

16

Ross. E Dunn, Petualangan Ibnu Batuta Seorang Musafir Muslim Abad ke-14 (Jakarta

Timur : Yayasan Obor Indonesia, 1995), h. 29.

Page 36: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

27

Ia pergi ke pantai, ke gunung, ke danau dan ia juga mempelajari tentang

kenegaraan sesuai yang ia pelajari dalam buku itu. Buku geografi itu ia

jadikan sebagai acuan utama yang sering dibawanya kemana-mana.

Sebetulnya bangsa Arab sebelum pra Islam sudah melakukan juga

Ibadah Haji.17

bahkan pada saat agama Islam menetapkannya sebagi rukun.

Tidak hanya kalangan bangsa Arab, beberapa kalangan kota lainnya juga

ikut melakukan Ibadah Haji seperti, India dan Persia. Bagi mereka, bulan

Haji adalah bulan haram, karena pada bulan itu mereka diharamkan

melakukan peperangan di tanah suci. Mereka juga menetapkan bahwa

musim Haji dilakukan selama tiga bulan padahal, musim Haji itu tidak lebih

dari satu bulan tetapi karena mereka memberikan kelonggaran bagi orang-

orang yang jauh dan melakukan perjalanan yang panjang utuk berangkat

dan pulang maka mereka menetapkan bulan Haji menjadi tiga bulan.

Ibadah Haji dari masa ke masa, dari zaman Nabi Adam, Nabi Ibrahim,

dan pada zaman Nabi Muhammad SAW mempunyai proses dan cara

melaksanakan Haji yang berbeda. Pada zaman Nabi Adam Ibadah Haji yang

dilakukan hanya sekedar berdoa di sekitar Ka‟bah. Pada zaman Nabi

Ibrahim, Ibadah Haji sudah mulai berkembang. Perekembangannya adalah

Nabi Ibrahim melakukan Ibadah Haji tidak hanya di sekitaran Ka‟bah saja,

tetapi Nabi Ibrahim pergi ke tempat lainnya seperti, Shafa dan Marwah,

Arafah dan Mina. Ritual Haji yang dilakukan juga tidak hanya sekedar

tawaf tetapi meliputi sa‟i, melempar jumrah, menyembelih hewan kurban,

dan bercukur (tahalul).18

Kemudian, seiring bergantinya zaman pada masa

Nabi Muhammad SAW, manasik Ibadah Haji semakin rinci. Manasik yang

dilakukan oleh Nabi Muhammad menjadi penyempurna manasik Haji

sebelumnya.

17

Ali Husni al-Khalbutri, Sejarah Ka’bah, h. 199 18

Aguk Irwan MN, Panduan Super Lengkap Haji dan Umrah, h. 25

Page 37: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

28

C. Perjalanan Ibnu Battuta dari Maghrib ke kota Makkah

Ibnu Battuta mengawali perjalanannya ketika ia meninggalkan kota

kelahirannya yaitu Tangier pada 14 Juni 1325 (2 Rajab 725 A.H). Kota

Tangier adalah kota yang berada di titik temu Laut Tengah dan Samudera

Atlantik.19

Tangier terletak di bagian Utara Maroko. Maroko sangat

terkenal dengan keindahan alam dan kesuburan tanahnya. Ibnu Battuta

meninggalkan Maroko pada saat kota Maroko sedang diperintah oleh

Dinasti Mariniah yang dipimpin oleh Abu Sa‟id. Dinasti Mariniah adalah

mayoritas keturunan Barbar. Di Maroko mayoritas penduduknya adalah

petani. Maroko mempunyai empat Ibu Kota yaitu Rabat (Ibu Kota

Administrasi), Casablanca (Ibu Kota Perdagangan dan perindustrian),

Marakech (Ibu Kota Wisata), dan Fez (Ibu Kota budaya dan ilmu

pengetahuan). Para musafir yang akan melakukan perjalanan kebanyakan

menggunakan jalur darat karena bagi mereka jalur darat lebih aman daripada

jalur laut. Ibnu Battuta melakukan perjalanan menuju Makkah tidak

sendirian. Ia bergabung dengan rombongan para musafir lainnya.

Abu Sa‟id (1310-1331) yaitu sultan yang sedang memerintah pada

Dinasti Mariniah. Awal perjalanan Ibnu Battuta tidak terlalu terhambat,

karena sedang tidak ada peperangan antara Dinasti Mariniah dan Dinasti

Abd Al Wadid. Ibnu Battuta berjalan melalui daerah pedalaman Maroko ia

melewati pegunungan dan dataran tinggi untuk sampai ke Tlemcen. Ketika

sampai di Tlemcen Dinasti Abd Al Wadid sedang bersekutu dengan

sejumlah pemberontak Ifriqiya bersama dengan tetangganya yang ingin

menggulingkan Dinasti Hafsid. Dari kota Tlemcem ia melanjutkan

perjalanannya dengan mengambil jalur yang sepi dan jarang dilewati banyak

orang. Setelah tiga minggu ia dalam perjalanan ia dapat bergabung dengan

orang-orang Ifriqiya di Miliana. Ibnu Battuta dan rombongan safari Hajinya

mendapatkan kesulitan di Miliana. Ketika mereka tinggal selama 10 hari di

Miliana, salah seorang dari mereka yaitu Abu Abdallah Al- Zubaidy jatuh

19

Martias Dusky Pandoe, Jernih Melihat Cermat Mencatat : Antologi Karya Jurnalistik

Wertawan Senior Kompas (Jakarta : Penerbit Buku Kompas, 2010), h. 109

Page 38: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

29

sakit karena cuaca panas. Ketika akan melanjutkan kembali perjalannya

baru saja lewat empat mil dari kota Al- Zubbaidy meninggal dunia hingga

akhirnya mereka kembali ke Miliana untuk melakukan penguburan jenazah

Al-Zubaidy.

Ibnu Battuta meneruskan kembali perjalanannya mendahului dari

rombongannya dan bergabung dengan para pedagang Ifriqiya. Ia berjalan

menuju Kota Aljir. Di Kota Aljir Ibnu Battuta tidak berlama-lama ia

langsung meneruskan perjalannya menuju pelabuhan Bijaya kota perbatasan

bagian barat dari kerajaan Hafsid. Kota Bijaya adalah kota yang paling

berkesan dalam perjalannya, karena selama dalam perjalanan ia melihat

pemandangan alam yang sangat indah dengan hutan-hutan, pegunungan dan

pelabuhan Bijaya dekat dengan sungai Souman, yang memisahkan gunung

Kabyli Besar dengan Gunung Kecil ke arah timur.20

Pada saat Ibnu Battuta

berada di kota Bijaya kota ini sedang mengalami pergolakan politik antara

Dinasti Hafsid dan Al-Wadid. Tetapi, Ibnu Battuta tidak memperdulikan hal

itu ia terus melanjutkan perjalanannya melintasi pegunungan Kabyli Kecil

dan tiba di Konstantinovel tanpa menemukan kesulitan. Ibnu Battuta tidak

tinggal lama di Konstantinopel ia melanjutkan perjalanannya ke arah pantai

melalui hutan-hutan dengan pepohonan gabus yang tinggi-tinggi, kemudian

berjalan ke bawah memasuki dataran terbuka dan daerah-daerah gandum

yang luas di Ifriqiya Tengah. Dari sini mereka melewati jalan rata sepanjang

lembah sungai Majerda yang subur ke arah Tunisia bagian barat.

Tunisia kaya dengan ribuan pantai Medeterania yang sangat

menakjubkan. Ibnu Battuta meninggalkan Tunisia pada bulan November

1325 dengan jabatannya sebagai Kadi yang diangkat dari rombongan para

peziarah lainnya. Kadi adalah seorang hakim yang mengurusi tentang

Islam. 21

Ibnu Battuta menyusuri pantai hingga sampai ke kota Tripoli. Kota

Tripoli adalah salah satu kota yang sampai sekarang menjadi ibu kota

20

Ross E. Dunn, Petualangan Ibnu Battuta Seorang Musafir Muslim Abad ke-14,h.24 21

https://kbbi.web.id/kadi

Page 39: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

30

Libya.22

Kota ini juga mempunyai peran penting dalam perpolitikan. Di

Tripoli Ibnu Battuta meninggalkan kelompok utamanya yang tertinggal dan

berjalan lebih dahulu dari mereka karena cuacanya yang hujan dan dingin.

Ia juga melepaskan jabatannya sebagai kadi.

Di perjalanan Ibnu Battuta mendapat kesulitan yaitu ia diserang oleh

gerombolan penunggang unta. Tapi keberuntungan sedang berpihak kepada

Ibnu Battuta. Ia berhasil melewati kesulitannya. Ketika ia berjalan melintasi

Libya, Ibnu Battuta sempat terikat dengan perjanjian pernikahan dengan

seorang perempuan anak dari salah satu kelompok peziarahnya dari Tunisia.

Perjanjian itu batal, tidak berlangsung lama karena Ibnu Battuta bertengkar

dengan calon mertuanya. Berakhirlah perjanjian pernikahan tersebut. Hal itu

bukan sebuah hambatan bagi Ibnu Battuta untuk melakukan perjalanan

kembali. Ia terus berjalan menuju kota Iskandariyah di ujung barat Delta

Nil. Saat Ibnu Battuta tiba di Iskandariah. Untuk sampai pada musim Haji

di Mekkah, masih harus menunggu selama delapan bulan lagi, Sehingga ia

memutuskan untuk berpetualang ke lebih lama di Kairo. Pada saat Ibnu

Battuta berada di Kairo, Kairo sedang mengalami puncak kejayaan pada

priode tahun 648-H/1250 M- 922 H/1517 M.23

Perkembangan yang pesat

dan puncak kejayaan itu berada dalam pimpinan Dinasti Mamluk.24

Dinasti

Mamluk adalah dinasti yang didirikian oleh para budak. 25

budak-budak itu

berasal dari orang-orang yang ditawan oleh penguasa dinasti Ayyubiah

sebagai budak, kemudian dididik dan dijadikan tentara. Kerajaan Mamluk

terdiri dari dua bagian berdasarkan priode yaitu, Mamluk Bahri ( 648-792

H/1250-1389 ) dan Mamluk Burji ( 792-923 H/1398-1517 ). Mamluk

Bahriyah didasarkan kepada tempat-tempat yang disediakan oleh Sultan

Malik Al-Saleh kepada para budak, yaitu di Sungai Nil yang dilengkapi

22

KHAZANAH, Kota Tripoli Libya, Titik Temu Islam dan Romawi (Seni, 3 September

2012 pukul : 23.00 WIB), http://www.republika.co.id/berita/dunia-

islam/khazanah/12/09/03/m9reuy-kota-tripoli-libya-titik-temu-islam-dan-romawi-i 23

Mzx rodenbeck, Kairo Kota Kemenangan (Pustaka Alvabet),h. 3 24

Makalah dari Dr. Fadlil Munawwar Mansur, M.S, Dinasti Mamluk dan Perang Salib :

Perspektif Historis (Yogyakarta : Universitas Gajah Mada, 2008) 25

Dedi Supriyadi,M.Ag, Sejarah Peradaban Islam (Bandung : CP Pustaka Setia, 2016), h.

235.

Page 40: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

31

dengan senjata, pusat pendidikan, dan latihan-latihan sipil dan militer.

Penamaan pada Mamluk Burji didasarkan kepada para budak yang

ditempatkan di benteng yang mempunyai menara ( buruj ). Beberapa nama

sultan Mamluk Bahri yang terkenal adalah Quuz, Baybars, Qalawun dan

Nasir Muhammad bin Qalawun. Ibnu Battuta banyak menghabiskan waktu

yang cukup lama di Kairo karena waktu datangnya musim haji masih

sekitaran lima bulan lagi. Setelah satu bulan lebih Ibnu Battuta tinggal dan

berpetualang di Kairo, Ibnu Battuta melanjutkan perjalannnya menuju kota

Makkah dengan melewati kota Damaskus. Saat Ibnu Battuta mengunjungi

kota ini, kota ini adalah kota yang makmur.

Damaskus adalah kota yang dijadikan pusat berdirinya dinasti

Umayyah dan menjadi pusat beradaban umat muslim.26

Di kota Damaskus

juga berdiri sebuah rumah sakit dan dijadikan pusat study kedokteran

pertama pada masa pemerintahan Walid bin Abdul Malik.27

Damaskus

adalah kota yang mempunyai pusat peninggalan sejarah. Di Damaskus,

terdapat Masjid yang megah yang bernama Masjid Jami Umayyah yang

didirikan oleh Dinasti Umayyah pada masa Walid bin Abdul Malik.

Bangunan ini khas dengan astitekturnya yang perbaduan Barat dan Timur.28

Ibnu Battuta tinggal di Damaskus sambil melakukan kuliah disana. Ia

mengambil konsentrasi ahli teologi dan hukum. Namun, beberapa hari

menjelang akhir ia keberadaannya di Damaskus, ia mengalami kesulitan

keuangan, kemudian ada seorang ahli mazhab Maliki yang memberikan

pertolongan kepadanya. Ia memberikan unta dan memberi bekal kepada

Ibnu Battuta, sehingga Ibnu Battuta bisa kembali melanjutkan

perjalanannhya ke Makkah.29

Ibnu Battuta berangkat menuju Makkah pada

tanggal 1 September 1326. Ia terus berjalan melewati Hijaz dan kemudian

26

Dedi Supriyadi, M.Ag, Sejarah Peradaban Islam, h. 103 27

KHAZANAH Republika.co.id, Damaskus Cermin Pencapaian Peradaban Islam (diakses

Rabu 26 Juli 2017 pulul : 14.00 WIB) 28

Azzam Bookstore.com, Damaskus Kota Bersejarah di Negeri Syam (di akses 12 Oktober

2015 dari Web https://artaazzamwordpresscom.wordpress.com/2015/10/12/damaskus-kota-

bersejarah-di-negeri-syam) 29

Ross E. Dunn, Petualangan Ibnu Battuta Seorang Musafir Muslim Abad ke-14, h. 85

Page 41: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

32

sampai di kota Madinah. Sesampainya Ibnu Battuta di Madinah, ia bersama

Karavan Haji yang lainnya mendirikan tenda untuk dijadikan tempat

tidurnya. Ibnu Battuta tinggal di Madinah selama 4 hari. Setiap harinya ia

selalu melakukan sholat di Masjid Nabawi. Setelah 4 hari ia tinggal di

Madinah, ia melanjutkan perjalannya menuju Makkah dengan pakaian

Ihram. Mereka melakukan perjalanan menuju Makkah dengan sangat

gembira. Akhirnya pada pertengahan Oktober tahun 1326 H Ibnu Battuta

dan Musafir lainnya sampai di kota Makkah dan langsung melaksanakan

Ibadah Haji.

Page 42: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

33

BAB 1V

HAL-HAL YANG DILIHAT IBNU BATTUTA DI MAKKAH

A. Kehidupan Ibnu Battuta di Makkah

Ibnu Battuta sampai di Makkah tepat pada musim Haji. Ibnu Battuta langsung

menjalankan Ibadah Hajinya dengan mulai melakukan Tawaf. Ibnu Battuta

melakukan Tawaf sebanyak tujuh kali putaran, dan selama ia mengelilingi Ka‟bah

ia tidak pernah berhenti untuk berdoa kepada Allah SWT. Ia juga mencium Hajar

Aswad karena ia ingin melakukan sikap sebagaimana yang telah dilakukan oleh

Rasulullah SAW ketika melakukan Tawaf. Selain Tawaf, ia berziarah ke Maqom

Nabi Ibrahim. Maqom Ibrahim yaitu sebuah batu tempat Nabi Ibrahim

membangun Ka‟bah pada saat itu. Maqom Ibrahim terletak di antara pintu Ka‟bah

dan Rukun Iraqi. Maqom Ibrahim mempunyai panjang 12 syibr, lebarnya separuh

dari panjangnya yaitu 6 syibr. Di atas Maqom Ibrahim terdapat sebuah kubah dan

di bawah kubah tersebut terdapat jendela kecil. Di belakang jendela itu terdapat

tempat yang bisa di pakai untuk melakukan sholat dua rakaat disana, tempat itu

berbentuk cekung.

Ibnu Battuta juga mengerjakan ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan

Ibadah Haji seperti rukun-rukun Haji. Kemudian, selesai ia melakukan Ibadah

Hajinya, ia juga berkeliling melihat suasana kota Makkah. Dalam Rihlah Ibnu

Battuta ketika ia berada di Makkah dan berpetualang, di dalam perjalanan ia

melihat pegunungan yang mengelilingi Makkah. Gunung tersebut di antaranya

adalah gunung Jabal Abu Qubais, gunung ini tepatnya berada di sebelah timur

kota Makkah namun gununung ini merupakan gunung paling rendah yang berada

di kota Makkah. Posisisi gununung ini lurus dengan hajar aswad. 1Jika sedang

berada di gunung ini, pemandangan seluruh kota Makkah bisa terlihat dengan

jelas. Dalam gunung terdapat sebuah masjid bekas ribath dan bangunan-bangunan

1 Ibnu Battuta, Tuhfah An Nuzhar Fi Gharaibil Amshar wa’Anjaibil Asfar, (Lebanon :

Ihya Al- Ulum, 1987 M-1407 H), h. 157.

Page 43: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

34

rumah. Dahulu, Raja Malik Az-Zahir sempat ingin menjadikan kota ini sebagai

pusat keramaian.

Selain Jabal Qubais di Makkah juga terdapat gunung lainnya seperti Jabal

Tsur atau gunung Tsur. Gunung ini berada di selatan kota Makkah, dan

merupakan goa tertinggi di Makkah jaraknya sekitar 4 km dari Masjidil Haram.

Gunung Tsur memiliki ketinggian sekitar 748 M dari permukaan laut dan jika dari

pemukaan tanah sekitar 458 M. Gunung ini memiliki nilai sejarah yang sangat

tinggi karena, di dalam gunung ini terdapat sebuah goa yang menjadi tempat

bersembunyinya Nabi Muhammad SAW pada saat beliau di kejar oleh orang-

orang kafir Quraisy ketika beliau dan Abu Bakar akan melakukan hijrah ke kota

Madinah. Gunung Tsur ini juga memiliki tiga puncak atau goa yang bersambung

dan berdekatan. Goa tersebut memiliki sekitar tinggi 1,25 m, dan memiliki lebar

sekitar 3,5 m. Pintu goa ini berada di sebelah timur dan sebelah barat. Rasulullah

menggunakan pintu bagian barat ketika Rasulullah akan berhijrah ke Madinah

untuk penyebaran agama Islam ditemani dengan sahabatnya yaitu Abu Bakar

namun, pada saat itu kaum Quraisy tidak menginginkan hal tersebut, hingga pada

akhirnya Nabi Muhammad dan Abu Bakar memilih untuk masuk ke dalam goa

tersebut atas petunjuk yang diberikan oleh Allah melalui malaikat Jibril. Nabi

Muhammad dan Abu Bakar berlindung dalam goa itu selama tiga hari tiga malam.

Pada saat itu juga kaum Quraisy mengejar Nabi Muhammad dan Abu Bakar

sampai pada goa Tsur.2

Di dalam goa Tsur juga banyak terdapat binatang-binatang buas dan liar dan

sering kali di tempati oleh ular-ular berbisa. Hal ini telah banyak diketahui oleh

orang-orang pada saat itu sehingga tidak satu orang pun yang berani masuk ke

dalam goa Tsur namun, Nabi Muhammad dan Abu Bakar sangat berani memasuki

goa tersebut demi agama Islam. Karena itu, ketika kaum Quraisy mengejar Nabi

Muhammad dan Abu Bakar sampai pada goa, kaum Quraisy diserang oleh laba-

laba dan burung merpati yang menutupi pintu masuk hingga pada akhirnya kaum

Qurasy memutuskan untuk menghentikan pengejaran mereka dan kembali ke

Makkah.

2 Ibnu Battuta, Tuhfah An Nuzhar Fi Gharaibil Amshar wa’Anjaibil Asfar, h.157

Page 44: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

35

Selama kehidupan Ibnu Battuta di Makkah ia tidak pernah mensia-siakan

keberadaannya di kota Makkah. Ia terus berpetualang dan mengungjungi tempat-

tempat bersejarah dalam kehidupan Nabi Muhamad SAW. Ia berkunjung dan

melihat maqom-maqom di Makkah seperti ke Maqom istri Nabi Muhammad

SAW yaitu Siti Khadijah. Maqom Siti Khadijah ini berada di Ma‟ala. Siti

Khadijah adalah perempuan pertama yang dinikahi oleh Nabi Muhammad SAW.

Siti Khadijah wafat pada tahun kesepuluh dari tahun kenabian Nabi Muhammad

SAW, dalam usia enam puluh lima tahun.3

Di Makkah Ibnu Battuta juga melihat sebuah sumur yang bersejarah yaitu

sumur Zam-zam, yaitu sumur yang merupakan sumber adanya air Zam-zam. Ibnu

Battuta menjelaskan keberadaan sumur tersebut. Sumur Zam-zam ini berhadapan

dengan Hajar aswad, hanya sekitaran dua puluh empat langkah.4 Sumur ini juga

tidak jauh dengan Maqom Nabi Ibrahim hanya berjarak sekitaran sepuluh langkah

dari sumur Zam-zam. Sumur ini sangat istimewa karena bagian dalamnya dilapisi

dengan marmer putih sehingga, sumur itu kelihatan sangat bersinar. Kedalaman

sumur Zam-zam ini mencapai sebelas qamah. Dan setiap hari jumat volume air di

sumur ini makin bertambah. Sumur ini memiliki pintu yang berbentuk bundar

tepatnya berada di sisi sebelah timur. Selain untuk mengambil air Zam-zam sumur

ini juga sering kali di pakai untuk berwudhu. Di sekitaran sumur telah disediakan

tempat duduk yang terbuat dari batu. Di batu itulah orang-orang berwudhu dengan

posisi duduk. Di dekat sumur Zam-zam juga terdapat mushaf Al-Qur‟an dan

beberapa kitab milik Masjidil Haram. Kemudian, disana juga terdapat kotak besar

yang berisikan mushaf Al-Qur‟an yang ditulis oleh Zaid bin Tsabit

Radiallahuanhu. Mushaf tersebut ditulis pada tahun ke delapam belas setelah

Rasulullah SAW wafat. Orang-orang Makkah mempunyai kepercayaan tersendiri

terhadap mushaf tersebut yaitu, ketika mereka tertimpa bencana mereka

mengeluarkan mushaf tersebut kemudian membuka pintu Ka‟bah dan

meletakannya di dekat pintunya. Terkadang mereka juga meletakan mushaf

tersebut di Maqom Ibrahim dan mereka berkumpul bersama-sama tanpa

3 Ibnu Battutah, Tuhfah An Nuzhar Fi Gharaibil Amshar wa’Anjaibil Asfar, h. 158 4 Ibnu Battutah, Tuhfah An Nuzhar Fi Gharaibil Amshar wa’Anjaibil Asfar, h. 151

Page 45: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

36

menggunakan tutup kepala seperti peci dan sejenisnya. Mereka berdoa, bertawasul

samapai Allah menurunkan pertolongan dan karunia-Nya kepada mereka.

Ketika Ibnu Battuta berjalan di dekat Ka‟bah ia juga melihat adanya Hijir

Ismail. Hijir Ismail merupakan bagian dari Ka‟bah yang terletak diantara rukun

Yamani dan rukun Iraqi. Dahulu, Hijir Ismail ini merupakan bekas rumah

keluarga Nabi Ibrahim. Karena Hijir Ismail adalah bagian dari Ka‟bah maka, jika

para jamaah Haji melakukan Tawaf, para jamaah Haji juga mengelilingi Hijir

Ismail. Hijir Ismail mempunyai keistimewaan tempat ini merupakan tempat yang

mustajab untuk memanjatkan doa. Selain itu, Hijir Ismail juga tidak pernah sepi

dan selalu dipenuhi oleh orang-orang. Para jamaah Haji atau masyarakat kota

Makkah banyak yang melakukan sholat sunnah, bedoa, serta berzikir.5

Di dalam Rihlah nya Ibnu Battuta juga menyenutkan para pemimpin-

pemimpin Makkah Assaduddin dan Saefuddin putra amir Abi Namyu bin Abi

S‟id bin Ali bin kotadatalhasanayain.6

B. Kehidupan Para Jamaah Haji di Makkah

Dalam Rihlah nya yang berjudul Tuhfah An Nuzhar Fi Gharaibil Amshar

wa’Anjaibil Asfar Ibnu Battuta menceritakan tentang para jamaah Haji ketika

berada di kota Makkah. Pada hari pertama bulan Dzulhijjah, bedug dan rebana

dipukul setiaqp kali datang waktu shalat, pagi maupun malam dalam rangka

untuk meramaikan syiar pada musim Haji yang penuh dengan keberkahan.7

Pada hari ke sembilan bulan Dzulhijjah di musim Haji Khatib di Makkah

menyampaikan khutbah yang bagus yaitu tentang perjalanan Haji. pagi hari di

hari ke dua para jamaah Haji menuju Mina. Para penguasa Mesir, Syam dan

Irak mereka melakukan mabit. Mereka semua berlomba-lomba menyalakan

lilin dan dalam hal ini penduduk Syam selalu menjadi yang paling unggul.

Setelah sholat shubuh di hari ke sembilan mereka meninggalkan Mina

menuju Arafah. Mereka berjalan melewati lembah Wadi Muhassar dan

5 Ibnu Battuta, Tuhfah An Nuzhar Fi Gharaibil Amshar wa’Anjaibil Asfar, h. 150 6 Ibnu Battuta, Tuhfah An Nuzhar Fi Gharaibil Amshar wa’Anjaibil Asfar, h. 161 7 Muhammad Mucshon Anasay, Terjemahan Rihlah Ibnu Batutta ( Jakarta Timur : Pustaka

Al-Kautsar, 2012), h. 181.

Page 46: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

37

melakukan harwalah, dan ini sunnah hukumnya. Wadi Muhassar adalah batas

antara Mina dan Muzdalifah. Muzdalifah adalah tanah lapang yang sangat luas

dan diapit oleh dua gunung. Di sekitarnya terdapat pabrik dan parit yang

dibangun oleh Zubaidah putri dari Ja‟far bin Abu Ja‟far Al-Mansur, isteri dari

Khalifah Harun Ar-Rasyid. Jarak dari Mina menuju Arafah adalah sekitar 5

mil. Dari Makkah menuju Mina juga jaraknya sama yaitu 5 mil. Arafah dan

tempat-tempat sekitarnya adalah tempat Wukuf. Di dekat Arafah terdapat

suatu tempat yang disebut Bath Arafah. Nabi Muhammad SAW

memerintahkan agar para jamaah Haji untuk naik ke tempat itu dan juga

melarang meninggalkannya sampai matahari terbenam. Mereka juga dilarang

untuk menerima jasa penyewaan unta yang berada disana. Jika mereka

menggunakan jasa penyewaan unta tersebut maka batalah Haji mereka.

Ibnu Battuta pertama kali melakukan Wukuf pada hari kamis tahun 1326.

Amirul Hajj jamaah Haji pada masa itu adalah Arghon Ad-Dawadir, wakil

Raja Al-Malikun Nashir. Pada saat yang bersamaan puteri Raja yang juga

isteri Argon juga sedang menunaikan Ibadah Haji. Isteri Raja yang bernama

Khawandah juga menunaikan Haji pada saat itu. Ia adalah seorang puteri dari

Sultan Agung Muhammad Uzbek, penguasa Sara dan Khawarizm. Amirul

Hajj jamaah dari Syam bernama Saifuddin Al-Jauban. Setelah sholat Shubuh

para jamaah Haji segera meninggalkan Muzdalifah menuju Mina setelah

berdoa dan Wukuf di Masy‟aril Haram. Di Wadi para jamaah Haji melakukan

harwalah sampai keluar darinya. Dari Muzdalifah jamaah Haji membawa batu

kerikil dan ini sunnah hukumnya. Jamaah Haji mengambil batu kerikil di

sekitar Masjid Khaif.

Selesai dari Mina jamaah Haji pergi ke Mina untuk melempar jumroh

Aqabah, kemudian berqurban dan menyembelih kambing, mencukur rambut

dan ber-tahallul, kecuali jima‟ dan memakai wewangian. Karena kedua hal ini

dilarang sampai para jamaah Haji melakukan Tawaf Ifadah. Melempar jumroh

dilakukan ketika matahari terbit pada hari Idul Adha. Setelah melempar

jumroh jamaah Haji segera melakukan Tawaf Ifadah setelah menyembelih

kambing dan mencukur rambut. Sebagian para jamaah Haji ada yang tetap

Page 47: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

38

bertahan sampai hari ke dua. Tetapi pada hari ke dua mereka melempar

jumroh pada saat matahari tergelincir dari sebelah Barat. Jumroh ula tujuh

lemparan, dan jumroh wustho tujuh lemparan. Mereka melemparkan jumroh

sambil memanjatkan doa sebagaimana yang telah Rasulullah SAW lakukan.

Pada hari ke tiga para jamaah Haji menuju Makkah, setelah melemparkan 49

kerikil. Banyak juga diantara mereka yang bertahan sampai hari ke tiga setelah

Idul Adha sehingga mereka bisa melemparkan kerikil sebanyak 70 kerikil.

Tepat berada pada hari raya Idul Adha rombongan jamaah Haji dari Mesir

membawa Kiswah Ka‟bah dan kemudian diletakan di permukaan Ka‟bah.8

pada hari ke tiga di hari Idul Adha para jamaah menurunkan Kiswah dari atas

Ka‟bah. Kiswah Ka‟bah berwarna hitam dan terbuat dari kain sutera. Di

bagian Kiswah Ka‟bah terdapat tulisan berwarna putih yang berisikan surat

Al-Maidah ayat 97. Pada bagian lain juga terdapat tulisan kaligrafi ayat-ayat

Al-Qur‟an berwarna putih kontras dengan kain hitam yang mendasari Kiswah.

Pada saat Kiswah di taruh Kiswah di angkat ke atas untuk menghindari

jangkauan dari para jamaah Haji. Raja Al-Malikun Nasir adalah orang yang

bertanggung jawab atas pembuatan Kiswah. Tidak hanya itu, ia juga

menanggung gaji para qadhi, khatib, imam, muadzin dan para pegawai

Masjidil Haram, termasuk peralatan yang dibutuhkan di Masjidil Haram

seperti minyak dan lilin. Rombongan Irak bermalam di hari ke empat setelah

rombongan Mesir dan Syam meninggalkan Makkah. Mereka melakukan

Tawaf pada malam hari. Mereka banyak memberikan sedekah kepada orang

yang membutuhkan. Mereka memberikan pakaian atau perak kepada setiap

penduduk asli Makkah yang mereka temui. Ketika mereka melihat orang-

orang Makkah tertidur, lalu di mulut orang itu mereka letakan emas atau perak

sehingga mereka terbangun. Setiap orang rata-rata mendapatkan sedekah 18

dirham per orang, karena begitu banyaknya orang yang bersedekah di sana.

Dan untuk pertama kalinya nama Sultan Abu Sa‟id, Raja Irak, disebut dalam

mimbar dan kubah Zam-zam pada saat itu.9 Tanggal 20 Dzulhijjah Ibnu

8 Muhammad Mucshon Anasay, Terjemahan Rihlah Ibnu Batutta h. 184

9 Muhammad Mucshon Anasay, Terjemahan Rihlah Ibnu Batutta h. 184

Page 48: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

39

Battuta meninggalkan kota Makkah. Ia menunmpang kepada rombongan

kafilah dari Irak yang dipimpin oleh Al-Bahlawan Muhammad Huwaih.

Setelah melakukan Tawaf Wada‟ Ibnu Battutah dan rombongan Irak keluar

menuju Bath Marr.

C. Kondisi Sosial Budaya di Kota Makkah

Kota Makkah memiliki para amir. Amir adalah sebutan terhadap seorang

pemimpin di Makkah. Pada saat Ibnu Battuta datang ke kota Makkah, kota

Makkah sedang di pimpin oleh dua orang bersaudara yaitu Assaduddin Ramisah

dan Saifuddin Athifah.

Kota Makkah juga memiliki tradisi-tradisi yang beberapa di antaranya adalah :

a. Tradisi orang-orang Makkah pada bulan Ramadhan

Pada bulan Ramadhan orang-orang Makkah mempunyai kebiasaan

membangunkan sahur dengan menabuh duf al-bazah ( gendang ) dan sambil

membawa lentera khas Arab ( fanus ) baik perkelompok atau perorangan. Mereka

melakukan hal itu dengan suka rela. Mereka menyebut tradisi ini dengan sebutan

az-Zamzamiyah atau Abu Thabiyah. Hal yang unik dalam tradisi ini adalah ketika

mereka melakukan itu mereka memanggil nama dari beberapa penduduk sambil

menabuh gendang tersebut atau menyanyikan yel-yel. Sebenarnya, tradisi ini

sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW, namun pada masa Rasulullah SAW pada

saat waktu sahur tiba, beliau hanya memerintahkan Bilal bin Rabah untuk adzan

sebagai tanda bahwa waktu makan sahur telah tiba. Sedangkan orang yang

menandai bahwa waktu sahur telah tiba adalah Abdullah bin Ummi Maktum.

Tradisi pada bulan Ramadhan, jika hilal Ramadhan tiba, bedug dan rebana

ditabuh oleh amir Makkah.10

di Makkah juga mereka selalu melakukan buka

bersama di Masjidil Haram. Tradisi buka puasa bersama tersebut dinamakan

Maidaturrahman. Dalam buka bersama tersebut disajikan makanan yang gratis

bagi orang-orang yang berkunjung ke Masjidil Haram. Mereka saling berbagi dan

tidak hanya sekedar menjadikannya sebagai tradisi tapi mereka juga meyakini

bahwa hal tersebut akan mendapatkan pahala dan mereka yang memberikan

10

Muhammad Mucshon Anasay, Terjemahan Rihlah Ibnu Batutta h. 178

Page 49: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

40

makanan dan minuman dengan suka rela, mereka akan di doakan oleh para

malaikat. Suasana Masjidil Haram ketika buka puasa bersama di bulan Ramadhan

sangat padat dengan para pengunjung dari berbagai ras dan suku yang berbeda-

beda. Ketika menjelang waktu berbuka puasa, mereka yang akan melakukan buka

puasa bersama duduk berhadap-hadapan sedangkan petugas menyiapkan alas

makan di hadapan para jamah. Pengurus Masjidil Haram menyediakan kurma dan

air zam-zam lebih banyak dari biasanya. Jalanan yang ada di sekitaran Masjidil

Haram hampir penuh dengan kendaraan yang dipakai oleh para jamaah.

Kebiasaan orang-orang Makkah lainnya di bulan Ramadhan adalah mereka selalu

saling berbagi makanan dengan orang-orang sekitar mereka. Kebiasaan ini hampir

sirna karena, kesibukan-kesibukan penduduk Makkah namun masih berjalan di

daerah-daerah kecil atau perkampungan di Makkah. Kemudian, dibulan

Ramadhan juga orang-orang Makkah sering melakukan itikaf di Masjidil Haram.

Di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, orang-orang menghatamkan Al-

Qu‟an. Khataman Al-Qu‟an tersebut dihadiri oleh qadi, faqih dan para pejabat

tinggi Makkah. Khataman Qur‟an diakhiri oleh salah satu anak pejabat tinggi.

Apabila khataman Qu‟an sudah selesai, anak itu naik keatas mimbar dan

membacakan khutbah. Setelah khutbah selesai ayah anak itu mengundang

mengundang jamaah untuk hadir di rumahnya untuk makan malam. Hal ini terus

menerus dilakukan setiap malam-malam ganjil pada bulan Ramadhan.

Malam yang paling mulia adalah malam tanggal 27 Ramadhan. Malam ini

dirayakan lebih meriah dari malam biasanya. Pada malam ini Al-Qu‟an

dikhatamkan di belakang Maqom Ibrahim. Kemudian, khataman pada malam ke

29 dilakukan di Maqom Malikiyah yang dilakukan secara terbatas , jauh dari

kemewahan. Imam menghatamkan Al-Qur‟an lalu menyampaikan Khutbah.11

b. Tradisi orang-orang Makkah di bulan Rajab

Pada awal kedatangan bulan Rajab, amir Makkah akan segera memerintahkan

kepada para penduduk Makkah untuk membunyikan terompet menyambut

kedatangan bulan Rajab dan sebagai tanda bahwa bulan Rajab telah tiba.12

Pada

11

Muhammad Mucshon Anasay, Terjemahan Rihlah Ibnu Batutta h. 179 12

Muhammad Mucshon Anasay, Terjemahan Rihlah Ibnu Battuta ,h.173

Page 50: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

41

awal bulan Rajab ini juga mereka mempunyai tradisi yang unik yaitu, mereka

melakukan arak-arakan.13

Amir Makkah keluar dengan mengendarai kuda, di

iringi dengan tabuhan gendang-gendang. Pada saat Ibnu Battuta berada di

Makkah, ia melihat Amir Ramitsah dan Amir Athifah didampingi dengan para

pengawal mereka yaitu, Muhammad bin Ibrahim, Ali dan Ahmad bin Shabih, Ali

bin Yusuf, Sadad bin Umar, Musa Al-Mazraq, serta anak-anak Hasan. Mereka

mengibarkan bendera kebesaran memainkan kendang dan rebana.14

Muadzin

berdiri di kubah Zam-zam dan mendoakan para Amir Makkah. Mereka melakukan

shalat dua rakaat di Multazam dan di Maqom Nabi Ibrahim. Amir Makkah juga

melakukan sa‟i. Selesai melakukan tradisi tersebut, Amir Makkah akan kembali

lagi ke rumahnya masing-masing.

c. Tradisi orang-orang Makkah melakukan Umroh Rajab

Pada bulan Rajab, orang-orang Makkah juga melakukan Umrah Rajab.

Mereka membuat perayaan yang sangat meriah setiap malam hari. Pada bulan

Rajab juga orang-orang Makkah berlomba-lomba dalam beribadah, khususnya

pada hari pertama, tanggal 15 dan hari ke-27 bulan Rajab. Awal mula terjadinya

Umrah Rajab ini karena ada suatu peristiwa di Makkah, yaitu ketika Abdullah

Zubair Radiallahu Anhu keluar Masjidil Haram, beliau keluar Masjid tanpa

mengenakan alas kaki untuk melakukan Umrah. Beliau melakukan Umrah tidak

sendiri, tetapi dengan beberapa penduduk Makkah pada tanggal 27 Rajab. Ia juga

menempuh perjalanan dari Tsaniyah Al Hajun sampai ke Ma‟ala, tempat yang

dilalui oleh kaum Muslimin pada peristiwa pembukaan kota Makkah.15

Sejak

peristiwa itu orang-orang Makkah menjadikan Umrah Rajab itu sebagai sunah,

dan hingga saat ini mereka melakukan tradisi tersebut.

d. Tradisi orang-orang Makkah menyambut bulan Baru

Pada bulan Baru di Makkah, mereka juga memakai tradisi penyambutan pada

awal bulan baru. Sama seperti penyambutan pada bulan Rajab, Amir Makkah

keluar rumah dengan diiringi para pengawalnya. Namun penyambutan bulan baru

ini mempunyai ciri yang lebih khas, yaitu Amir Makkah mengenakan pakaian

13 Ibnu Battuta, Tuhfah An Nuzhar Fi Gharaibil Amshar wa’Anjaibil Asfar, h. 175 14

Muhammad Mucshon Anasay, Terjemahan Rihlah Ibnu Battuta, h. 174 15 Ibnu Battuta, Tuhfah An Nuzhar Fi Gharaibil Amshar wa’Anjaibil Asfar, h. 176

Page 51: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

42

putih dan memakai selempang pedang.16

Amir Makkah melakukan shalat dua

rakaat di Maqom Ibrahim, mencium Hajar Aswad, dan melakukan Tawaf

sebanyak tujuh kali. Setiap kali Amir Makkah melakukan putaran pertama, para

pemimpin Muadzin mendoakan Amir Makkah dengan mengucap selamat atas

datangnya tahun baru. Hal itu terus dilakukan sampai pada putaran yang terakhir.

Setelah Amir Makkah melakukan Thawaf, ziarah di Maqom Ibrahim dan

mencium Hajar Aswad, Amir meninggalkan Masjidil Haram.

e. Tradisi orang-orang Makkah di bulan Syawal

Pada bulan Syawal penduduk Makkah juga mengadakan penyambutan untuk

pembukaan bulan Haji. Jika tradisi ini berlangsung kota Makkah menjadi sangat

terang, karena orang-orang Makkah menyalakan lampu-lampu sama seperti yang

di lakukan ketika pada malam 27 Ramadhan. Lampu itu dinyalakan disekitaran

Masjidil Haram, juga di sekitaran Jabal Abu Qubais.17

Jabal Abu Qubais adalah

sebuah bukit yang letaknya sangat dekat dengan Masjidil Haram dan berhadapan

dengan bukit Shafa. Gunung ini merupakan gunung yang pertama kali diciptakan

Allah di bumi ini setelah Baitullah, Ka‟bah. Pada malam hari para pemimpin

Muadzin membacakan tahlil, dzikir, takbir. Dan pada pagi hari, orang-orang

melakukan shalat subuh dan memperbanyak Ibadah. Mereka memakai pakaian

yang menurut mereka baik dan bagus seperti mereka memakai pakaian di hari

raya dan pergi ke Masjidil Haram. Mereka melakukan shalat Idul Fitri di Masjidil

Haram

f. Tradisi orang-orang Makkah ketika melakukan Shalat Jum’at

Tradisi Shalat Juma‟at di Kota Makkah memiliki ciri khas tersendiri. Ciri

khasnya adalah seorang Khatib di Makkah mengenakan pakaian yang serba

hitam.18

Khatib di kota Makkah juga diperlakukan dengan sangat istimewa oleh

penduduk Makkah. Shloat Jum‟at di Makkah adalah moment yang sakral, karena

ketika proses Khatib berjalan hingga sampai di mimbar ia diiringi oleh dua

muadzin kanan dan kirinya kemudian mereka juga membawa umbul-umbul yang

16

Muhammad Mucshon Anasay, Terjemahan Rihlah Ibnu Battuta, h. 173 17 Ibnu Battuta, Tuhfah An Nuzhar Fi Gharaibil Amshar wa’Anjaibil Asfar, h. 180 18

Ibnu Battuta, Tuhfah An Nuzhar Fi Gharaibil Amshar wa’Anjaibil Asfar, h. 173

Page 52: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

43

dikibarkan.19

Khatib di Makkah memberi tanda kedatangannya dengan membawa

kayu yang diikat dengan kulit tipis yang ia kibas-kibaskan di udara. Ia terus

melakukannya hingga ia sampai ke mimbar. Khatib terus di dampingi dengan

Muadzin yang juga memakai pakaian hitam dan membawa pedang. Setiap Khatib

naik satu tangga maka muadzin memukulkan pedangnya pada tangga tersebut,

terus begitu hingga tangga terakhir. Setelah Khatib sampai di mimbar, ia langsung

menghadap kiblat dan membaca doa dengan suara yang pelan. Setelah ia berdoa

kemudian ia menghadap ke jamaah dan menyalaminya satu per satu barulah

setelah adzan selesai dikumandangkan Khatib menyampaikan khutabhnya. Selesai

menyampaikan khutbah, Khatib juga tidak lupa mendoakan para amir Makkah.

Dan ketika ia sudah selesai menyampaikan khutbahnya, ia segera meninggalkan

mimbarnya. Dua umbul-umbul yang berada di sisi kanan dan kiri mimbar

dipindahkan untuk menandakan bahwa shalat jum‟at telah selesai dan mimbar pun

dipindahkan ke tempat semula.

g. Tradisi orang-orang Makkah pada bulan Nisfu Sya’ban

Pada Bulan Nisfu Sya‟ban khususnya pada pertengahan bulan Sya‟ban para

penduduk Makkah banyak yang berlomba-lomba untuk beribadah misalnya

mereka banyak yang melakukan Tawaf, shalat berjamaah dan melakukan umrah

karena mereka sangat mengagungkan bulan Sya‟ban.20

Masjidil Haram pun pada

malam itu dipenuhi dengan para jamaah yang melakukan Ibadah disana. Mereka

berkumpul dan berkelompok kemudian mereka mempunyai imamnya masing-

masing. Selain mereka banyak melakukan Ibadah di Masjidil Haram, mereka juga

menyalakan lampu-lampu yang sama dengan terangnya bulan purnama pada

malam itu. Mereka melakukan shalat sebanyak seratus kali pada malam itu.

Dalam setiap rakaat mereka membaca surat Al-Fatihah dan Al-Ikkhlas yang

masing-masing dibaca sepuluh kali. Tidak semua orang wajib melakukan sholat

berjamaah pada malam ini, ada beberapa orang juga yang melaksanakan sholat

sendiri di Hijir Ismail. Ada juga yang melakukan Tawaf dan keluar Masjidil

19

Muhammad Mucshon Anasay, Terjemahan Rihlah Ibnu Battuta, h. 171 20 Ibnu Battuta, Tuhfah An Nuzhar Fi Gharaibil Amshar wa’Anjaibil Asfar, h. 178

Page 53: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

44

Haram untuk umrah. Semua sesuai dengan keinginan masing-masing tidak

dipaksakan untuk terus bersamaan dalam beribadah.

Masyarakat Makkah memiliki akhlak yang sangat baik dalam kehidupan

sehari-harinya karena mereka selalu memuliakan para orang miskin dan orang

yang sedang tersesat di jalan. Mereka juga memperlakukan tamu atau orang asing

yang datang ke kota Makkah dengan sangat baik. Jika mereka kedatangan tamu,

mereka menyambut tamu dengan sangat sopan dan memberikan tamu hidangan.

Mereka sangat perduli terhadap orang-orang miskin. Jika orang-orang miskin

datang ke dapur ketika memasak, mereka tidak akan membiarkan orang miskin

tersebut pulang dengan tangan yang kosong karena mereka juga adalah orang-

orang yang senang berbagi. Para anak yatim disana juga sangatlah mandiri dan

mau bekerja. Mereka bekerja dengan cara membantu meringankan pekerjaan

orang-orang yang belanja di pasar. Misalnya, anak yatim datang ke pasar

membawa dua panci yang satu kecil dan yang satu besar. Orang-orang yang

belanja di pasar sering kali bisa memakai panci tersebut. Panci yang satu di isi

dengan sayuran atau kacang-kacangan dan panci satunya bisa diisi dengan daging.

Barang belanjaan tersebut di bawa oleh anak yatim tersebut sampai kerumah.

Sesampainya belanjaan tersebut di rumah, lalu kemudian dimasak anak yatim

menunggu sampai masakan itu selesai dan kemudian mereka menyantap makanan

bersama-sama.

Dalam hal penampilan orang-orang Makkah sangat menjaga kebersihan

pakaian mereka. Biasanya, mereka sangat menyukai pakaian yang berwarna putih,

halus dan licin. Mereka juga sangat menyukai memakai wewangian seperti

parfum, memakai celak dan menggosok gigi mereka dengan siwak. Karena

mereka sangat menyukai memakai parfum, perempuan di Makkah rela

mengurangi kebutuhan mereka agar bisa terbeli parfum. Namun walaupun

perempuan di Makkah menyukai memakai pakaian yang rapih dan wangi

perempuan Makkah sangat menjaga kehormatannya. Ketika mereka melakukan

Tawaf yang dilakukan setiap hari Jum‟at mereka selalu memakai pakaian yang

Page 54: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

45

paling baik menurut mereka. dan ketika mereka melakukan kebiasaan tersebut

Masjidil Haram menjadi sangat wangi.21

21

Muhammad Mucshon Anasay, terjemahan Rihlah Ibnu Battuta, h. 158

Page 55: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

46

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan yang dapat diuraikan dari rumusan masalah mengenai

Biografi Ibnu Battuta adalah, Ibnu Battuta merupakan tokoh petualang

Muslim yang berasal dari kota Tangier, Maroko. Nama lengkapnya adalah

Muhammad bin Abdullah Muhammad bin Ibrahim Al-Lawati Ath-Thanji,

Abu Abdillah, Ibnu Battuta. Ia di lahirkan dalam sebuah keluarga ulama

fiqh Islam di Tangier, pada 17 Rajab tahun 703 H/ 25 Februari tahun 1304

M, ia dilahirkan pada zaman pemerintahan Dinasti Mariniah. Ibnu Battuta

meninggal dunia pada tahun 1368 atau 1369 (700H) di tanah kelahirannya

Maroko. Ibnu Battuta adalah sosok seorang yang sangat pemberani ia

berpetualang menjelajahi dunia hanya dengan berkendaraan seekor unta. Ia

juga adalah seorang yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi hal ini lah

yang membawanya menjadi seorang petualang. Ia menjadi seorang

petualang yang sangat pandai bersosialisasi dengan orang sekitar dan

masyarakat di setiap kota yang ia singgahi. Ketika sepanjang perjalanannya

ia juga tidak pernah menyombongkan dirinya ketika ia pernah dipercaya

menjadi seorang Qadi. Ibnu Battuta juga sangat pekerja keras dan tidak

pernah menyerah untuk bisa sampai pada kota yang ia tuju.

2. Kesimpulan yang dapat diuraikan dari perumusan masalah mengenai

alasan Ibnu Battuta pergi ke Kota Makkah yaitu, ia mempunyai motivasi

yang sangat tinggi untuk menjadi seorang penjelajah dunia yaitu ia ingin

sekali menunaikan Ibadah Haji. Ia ingin pergi dan berangkat menunaikan

Ibadah Haji dengan usahanya yang sangat luar biasa. Dari keinginannya

menunaikan Ibadah Haji maka ia bertekad untuk berpetualang menjelajahi

dunia. Ia mengamati setiap kejadian yang ada di kota persinggahannya lalu

ia tuangkan dalam sebuah karya tulisannya yang berjudul Tuhfah An

Nuzhar Fi Gharaibil Amshar wa’Anjaibil Asfar”.

Page 56: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

47

Kota Makkah adalah tujuan utama Ibnu Battuta, karena selain ingin

menunaikan Ibadah Haji kota Makkah juga mempunyai banyak sekali

keistimewaan. Kota Makkah menjadi pusat peradaban umat Muslim. Kota

Makkah mempunyai Ka‟bah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim dan seorang

anaknya yang bernama Ismail untuk dijadikan tempat beribadah. Ka‟bah

adalah tempat yang sangat mustajab untuk berdoa karena itu, para umat

Muslim dari berbagai penjuru dunia berkeinginan datang ke Ka‟bah yang

berada di kota Makkah. Kota Makkah juga adalah kota tempat lahirnya

Rasulullah SAW. Tidak hanya kota Kelahirannya Rasulullah, kota Makkah

juga memiliki banyak tempat yang bersejarah dalam kehidupan Rasulullah

SAW. Beberapa tempat bersejarah tersebut meliputi, Masjidil Haram, Bukit

Shafa dan Marwah, Goa Hira, Masjid Jin dan Masjid Ijabah. Selain

banyaknya tempat bersejarah kehidupan Rasulullah SAW, kota Makkah

mempunyai air Zam-zam yang tidak ada di kota-kota lainnya. Air Zam-zam

ini dipercayai sebagai penawar penyakit. Air Zam-zam tidak pernah surut

meskipun terus-menerus diambil. Air ini keluar dari mata air, dan memancar

ketika Siti Hajar hendak mencarikan minum untuk anaknya Ismail. Ibadah

Haji merupakan kewajiban bagi umat Muslim (jika sudah mampu). Namun

bagi seseorang yang sudah lebih dari satu kali melakukan Ibadah Haji maka

hukumnya adalah sunnah. Karena Ibadah Haji merupakan kewajiban dan

penyempurna dari rukun Islam maka dari itu Ibnu Battuta sangat bertekad

sekali untuk datang ke kota Makkah.

3. Dan kesimpulan yang dapat diuraikan dari rumusan masalah hal-hal

yang dilihat Ibnu Battuta adalah ketika itu Ibnu Battuta memulai

perjalanannya menuju kota Makkah dari tanah kelahirannya Tangier,

Maroko pada tanggal 14 Juni 1325 ( 2 Rajab 725 A.H ). Perjalanan yang di

tempuh Ibnu Battuta untuk sampai pada kota Makkah tidaklah mudah

karena ia harus melewati beberapa kota dahulu untuk sampai kekota

Makkah dan menempuh banyak rintangan. Namun ketika rintangan itu

datang ia tidak pernah menyerah untuk sampai pada tujuan. Hingga pada

pertengahan Oktober tahun 1326 H Ibnu Battuta sampai di kota Makkah.

Page 57: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

48

Ibnu Battuta tidak sendirian dalam perjalanan, ia bergabung dengan

rombongan Haji lainnya.

Ketika Ibnu Battuta sampai di kota Makkah, dengan hati yang

sangat bangga ia segera melaksanakan Ibadah Haji dan tidak pernah

berhenti untuk berdoa dan bersyukur atas karunia yang diberikan oleh Allah

kepadanya. Ia melaksanakan rukun-rukun Haji sebagaimana rukun Haji

yang telah dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW. Di kota Makkah ia

juga tidak pernah mensia-siakan keberadaannya. Ia mendatangi tempat-

tempat beribadah yang ada di Makkah. Ia mengunjungi beberapa tempat

yang bersejarah dalam kehidupan Rasulullah SAW dan tempat-tempat

istimewa lainnya. Ibnu Battuta adalah sosok seorang petualang yang cerdas

karena selain ia singgah di kota Makkah dan melaksanakan Ibadah Haji ia

selalu mengamati keadaan sosial budaya orang-orang Makkah. Misalnya

seperti Tradisi orang Makkah pada bulan Ramadhan, Tradisi orang Makkah

pada bulan baru, Tradisi orang Makkah pada bulan rajab, Tradisi orang

Makkah ketika melakukan shalat jum‟at, dan tradisi orang Makkah pada

bulan Nisfu Sya‟ban. Dan kemudian ia tulis dalam karya tulisanya tersebut.

Sosoknya juga sangat istimewa di mata orang-orang karena itu ia banyak

dihargai dan dikenang setelah ia meninggal.

B. Saran-saran

Dalam tulisan Skripsi ini tentang Perjalanan Ibnu Battuta ke Kopta

Makkah tahun 1326 H, tentumnya mempunyai banyak kekurangan

terutama dalam pembahasan tentang kisah asmara Ibnu Battuta dan isteri-

istri Ibnu Battuta. Saran bagi pembaca dan yang akan ingin meneruskan

pembahasan perjalanan Ibnu Battuta ke Kota Makkah, lebih dirincikan lagi

masalah kisah perjalanan rumah tangga Ibnu Battuta.

Page 58: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

49

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Primer

Anasay, Muchson Muhammad. Rihlah Ibnu Batuthah. Jakarta Timur: Pustaka Al-

Kautsar, 2012.

Sumber Sekunder

Fayadh,Sulaima. Ibnu Batutah penjelajah Dunia. Solo : CV Pustaka Mantiq,

1933.

Dunn, Ross. Petualangan Ibnu Batutah seorang Musafir Muslim pada abad ke-

14. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 1995.

Battuta Ibn. Tuhfah An Nuzhar Fi Gharaibil Amshar wa’Anjaibil Asfar. Lebanon

: Ihya Al-Ulum, 1978 M-1407 H.

Salam Abdul Khair, Khair Zulfikli. Cerita-Cerita Motivasi untuk Ibadah dan

Umroh. PTS Litera Utama, 2007.

Miswari, Zuhairi. Mekah: Kota Suci, Kekuasaan dan Teladan Ibrahim. Jakarta :

PT Kompas Media Nusatara, 2009.

Smith, Huston. Ensiklopedia Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2009.

Zakaria, Hadi Abdul. Sejarah Lengkap Kota Mekah dan Madinah. Yogyakarta :

Diva Press, 2014.

Nasution, Muslim. Tapak Sejarah Seputar Mekah-Madinah.Gema Insani, 1999.

Fauzi, Helmi. Musafir-17 Ibnu Batutah Petualang Terbesar Dunia. My Trans,

2013.

Publishing Ec. Ibnu Batutah Penjelajah Benua Terbesar Sebelum Colombus.

Trans7, 2013.

Harrison, Sarah. Atlas Eksplorasi. Erlangga For Kids, 2007.

Al-Qur‟an.

Al-Karbuthli, Husni Ali. Sejarah Ka’bah. Jakarta Selatan : Torus Pustaka, 2015.

Page 59: PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42307/1/...PERJALANAN IBNU BATTUTA KE MAKKAH 1325 M Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

50

Umam, Hafizul. Maroko, Negeri Eksotis di Ujung Barat Dunia Islam. Jakarta :

Jentera Pustaka, 2014.

Chalil, Moenawar. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Jilid 1. Depok : Gema

Insani, 2013.

Halim, Abdul. Esiklopedi Haji dan Umroh. Jakarta : PT Raja Grafindo, 2002.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online

Picture Sunriser Tim. 100 Keajaiban Dunia. Ciganjur : Cikal Aksara, 2011.

Minardo, Djajeng, Gayatri. Unik dan Keistimewaan Mekah dan Madinah. Jakarta

Selatan : Rexa Pustaka, 2013.

Al-Mubarokfury , Rahman, Shafiur SyaikhSirah Nabawiyah. Jakarta : Rabbani

Press, 1998.

Pandoe, Dusky, Martias. Jernih Melihat Cermat Mencatat : Antologi Karya

Jurnalistik Wartawan Senior Kompas. Jakarta: Buku Kompas, 2010.

KHAZANAH, Kota Tripoli Libya, Titik Temu Islam dan Romawi ( Seni, 3

September 2012 pukul : 23.00 WIB ), http://www.republika.co.id/berita/dunia-

islam/khazanah/12/09/03/m9reuy-kota-tripoli-libya-titik-temu-islam-dan-romawi-

i

Rodenbeck Mzx. Kairo Kota Kemenangan. Tangerang : Pustaka Alvabet, 2013.

Mansur, Nunawwar Fadlil. Makalah Tentang Dinasti Mamluk dan Perang Salib :

Perspektif Historis. Yogjakarta : Universitas Gajah Mada, 2008.

Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam. Bandung : CP Pustaka Setia, 2016.

Azzam Bookstore.com, Damaskus Kota Bersejarah di Negeri Syam ( di akses 12

Oktober 2015 dari web

https://artaazzamwordpresscom.wordpress.com/2015/10/12/damaskus-kota-

bersejarah-di-negeri-syam )