Periodesasi kepemimpinan kemuhammadiyahan

14
PERIODESASI KEPEMIMPINAN KEMUHAMMADIYAHAN KELOMPOK : DIAN PRATIWI ( 06 ) ELSSA NATASSA ( 09 )

Transcript of Periodesasi kepemimpinan kemuhammadiyahan

Page 1: Periodesasi kepemimpinan kemuhammadiyahan

PERIODESASI KEPEMIMPINAN

KEMUHAMMADIYAHAN

KELOMPOK :

DIAN PRATIWI ( 06 )

ELSSA NATASSA ( 09 )

Page 2: Periodesasi kepemimpinan kemuhammadiyahan

PERIODESASI KEPEMIMPINANKEMUHAMMADIYAHAN

K.H. AHMAD DAHLAN

(1912-1923)

K.H. IBRAHIM (1923-1934)

K.H. HISYAM (1934-1936)

K.H. MAS MANSYUR (1936-1943)

KI BAGUS HADI

KUSUMO (1934-1953)

Page 3: Periodesasi kepemimpinan kemuhammadiyahan

K.H AHMAD DAHLAN ( 1922-

1934)

Page 4: Periodesasi kepemimpinan kemuhammadiyahan

K.H. IBRAHIM (1922-1934)

Page 5: Periodesasi kepemimpinan kemuhammadiyahan

Riwayat Hidup :

Lahir di Kauman Yogyakarta 7 Mei 1874. Putra dari K.H. Fadlil Rachmaningrat. Menikah dengan Siti Moechidah, lalu setelah istri pertamanya

meninggal beliau menikah lagi dengan Ibu Moesinah. Di usia 17 tahun beliau menunaikan ibadah haji serta

menuntut ilmu di Makkah selama kurang lebih 8 tahun. Setelah pulang ke tanah air pada tahun 1902 beliau dikenal

sebagai ulama besar, berilmu tinggi, cerdas, berwawasan luar, dan sangat disegani.

Page 6: Periodesasi kepemimpinan kemuhammadiyahan

Kepemimpinannya di Muhammadiyah

Berawal sejak rapat tahunan ke – 11 pada tahun 1922. K.H. Ahmad Dahlan berpesan setelah kepemimpinan

setelahnya diserahkan kepada K.H. Ibrahim. Kepemimpinanya dikukuhkan pada Maret 1923 dalam rapat

tahunan anggota Muhammadiyah sebagai Voorzitter hoofdbestuur Moehammadiyah Hindia Timur.

Page 7: Periodesasi kepemimpinan kemuhammadiyahan

Kemajuan – Kemajuan yang Dicapai : Bidang Pendidikan

Tahun 1924 mendirikan Fonds Dahlan (membiayai sekolah untuk anak miskin)

Tahun 1925 mengadakan khitanan massal.

Mengadakan perbaikan Badan Perkawinan untuk menjodohkan putra putri keluarga Muhammadiyah

Pada kongres Muhammadiyah di Solo tahun 1929, mendirikan Uitgeefster My.

Bidang Dakwah Terjadi penurunan gambar

K.H. Ahmad Dahlan karena ada gejala pengkultusan K.H. Ahmad Dahlan.

Tahun 1928, diadakan pengiriman putra putri lulusan sekolah Muhammadiyah ke seluruh pelosok tanah air yang dikenal dengan anak panah Muhammadiyah.

Tahun 1932 menerbitkan surat kabar (dagblaad)

Page 8: Periodesasi kepemimpinan kemuhammadiyahan

Lanjutan.....

(Badan Usaha Penerbitan buku-buku sekolah Muhammadiyah).

Mendorong gerakan dakwah Muhammadiyah serta membimbing gerakan ‘Asyiyah untuk semakin maju, tertib dan kuat.

Berhasil meningkatkan kualitas ta’mirul masjid.

Mendorong berdirinya Koperasi adz-Dzakirat

Tahun 1926 istilah rapat tahuan Muhammadiyah diganti menjadi Kongres Muhammadiyah yang bertempat di Surabaya sebagai Kongres Muhammadiya ke - 5

Page 9: Periodesasi kepemimpinan kemuhammadiyahan

Akhir Hidup :

Wafat tahun 1934, diusia 46 tahun. Selama kepemimpinannya Muhammadiyah mengalami

perkembangan sangat pesat.

Page 10: Periodesasi kepemimpinan kemuhammadiyahan

K.H. Hisyam (1934-1936)

Page 11: Periodesasi kepemimpinan kemuhammadiyahan

Riwayat Hidup

Lahir di Kauman Yogyakarta, 10 November 1883. Beliau merupakan murid K.H. Ahmad Dahlan. Beliau memiliki 4 putra, 2 putranya menjadi guru di HIS meto

de Qur’an Muhammadiyah di Kudus dan Yogyakarta. Seorang putranya menempatkan sekolah di Hogere kweekschool. Seorang lagi menamatkan studi di Europese Kweekschool Surabaya.

Page 12: Periodesasi kepemimpinan kemuhammadiyahan

Kepemimpinan di Muhammadiyah

Tahun 1934 menjadi ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam Kongres Muhammadiyah ke - 23 di Yogyakarta.

Tahun 1934 pertama dipilih dalam Kongres Muhammadiyah ke – 23 di Yogyakarta.

Tahun 1936 dipilih dalam Kongres Muhammadiyah ke – 24 di Banjarmasin dan ketiga dipilih dalam Kongres Muhammadiyah ke – 25 di Batavia (Jakarta).

Page 13: Periodesasi kepemimpinan kemuhammadiyahan

Kemajuan yang Dicapai

Ketertiban administrasi dan manajemen organisasi serta masalah pendidikan dan pengajaran agama maupun pendidikan umum.

Membuka Sekolah Dasar 3 tahun (Folkschool) atau Sekolah Desa dengan menyamai persyaratan dan kurikulum sebagaimana Folkschool Gubernemeww.

Membuka Vervolgschool muhammadiyah. Ketika pemerintahan kolonial Belanda membuka (Standarschool) Sekolah

Dasar 6 tahun Muhammadiyah. Mengarahkan modernisasi sekolah-sekolah Muhammadiyah. Tahun 1932 Muhammadiyah sudah memiliki 103 Volkschool, 47

Standarschool, 69 Holland Inlandse School dan 25 Schakelschool.

Page 14: Periodesasi kepemimpinan kemuhammadiyahan

Akhir Hayat

Wafat pada tanggal 20 Mei 1945. Serta mendapatkan penghargaan dari pemerintahan kolonial

Belanda berupa bintang tanda jasa yaitu Ridder Order van Oranje Nassau