PERILAKU PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN PADA ANAK USIA …
Transcript of PERILAKU PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN PADA ANAK USIA …
1
PERILAKU PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN PADA ANAK USIA SEKOLAH
DI ACEH BESAR
ATTITUDE WITH BEHAVIOURS IN SELECTING SNACKS FOOD AMONGS
SCHOOL STUDENTS IN ACEH BESAR
RizaFahleni1, TeukuTahlil
2
1Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2Bagian Keilmuan Keperawatan Komunitas, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Email: [email protected]; [email protected]
ABSTRAK Kebiasaan jajan merupakan sesuatu yang tidak bias dipisahkan dari kehidupan anak sekolah, Oleh karena itu
anak perlu tahu tentang makanan jajanan yang sehat.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan sikap dengan perilaku pemilihan makanan jajanan pada anak usia sekolah. Penelitian ini
adalah penelitian cross sectional dengan sampel sebanyak 80 siswa yang dipilih dengan teknik purposive
sampling. Waktu pengumpulan data tanggal 28 sampai 4 Juli 2016 dengan menggunakan kuesioner dalam
bentuk Dichotomous dan Checklist. Analisa data menggunakan uji chi-square.Hasil analisa data
menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan anak usia sekolah dengan perilaku pemilihan
jajanan makanan (p= 0,015), dan antara sikap dengan perilaku pemilihan jajanan makanan (p= 0,002).
Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan bagi pihak sekolah untuk lebih memantau makanan yang dijual
dikantin sekolah dan menjaga higienis jajanan makanan yang di jajakan di sekolah demi keamanan dan
kesehatan anak sekolah.
Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, perilaku,jajananmakanan
ABSTRACT
The habit of eating snacks is something that cannot be separated from the life of schoolchildren. Therefore,
children need to know about the healthy snacks. The purpose of the research was to determine the
relationship between knowledge and attitudes of school-age children and behaviors in electing snacks on
schoolchildren. The research design was a cross sectional study with the sample of 80 students selected by
purposivesampling. The data collection was done from 28 to 4 July 2016 by using a questionnaire in the form
of Dichotomous and Checklist. The data analysis used chi-square test. The result of the data analysis showed
there was a significant relationship between knowledge and behaviors in electing the snacks (p = 0.015), and
between attitudes and behaviors in electing the snacks on the students (p = 0.002). It is expected for the
school to monitor more on the food, and to maintain the hygiene of the snacks sold in school canteen for the
purpose of the safety and health of the schoolchildren.
Keywords : Knowledge, Attitudes, Behavior, Snacks
2
PENDAHULUAN
Kebiasaan jajan pada anak sudah
menjadi kebiasaan umum di berbagai tingkat
social ekonomi masyarakat.Bagi anak yang
tidak terbiasa makan pagi, makanan jajanan
berfungsi sebagai makanan yang pertama kali
masuk kesaluran pencernaan, sehingga pada
sebagian orang, jajanan menjadi penting
(Depkes RI, 2011). Jajanan merupakan
makanan yang kurang baik karena makanan
jajanan sebagian besar dibuat dari tepung dan
gula dan tidak sedikit yang mengandung
bahan pengawet.Dengan makanan jajanan
anak mendapat tambahan kalori, sedangkan
zat pembangun dan zat pengatur sangat
sedikit, sehingga hal ini dapat menyebabkan
anak-anak cenderung kehilangan selera
makannya (Ishadi, 2007).
Dampak fisik dan nonfisik dari
kebiasaan jajansangat beragam, mulai dari
penyakit akut hingga kronis, juga penyakit
kuranggizi hingga obesitas (FAO, 2007).
Selain itu dalam jangka panjangdapat
menyebabkan penyakit yang berbahaya
seperti kanker dan tumor, juga dapat
mempengaruhi fungsi otak termasuk
gangguan perilaku pada anak sekolah.
Gangguan perilaku tersebut meliputi
gangguan tidur, gangguan emosi, gangguan
konsentrasi dan hiperaktif. Pengaruh jangka
pendek dapat menyebabkan pusing, mual,
muntah, diare bahkan kesulitan buang air
besar. Akibatnya banyak terjadi kasus
keracunan makanan jajanan padaanak-anak
(Sinaga, 2006).
Menurut WHO (2005) angka
kematian anak-anak diseluruh dunia akibat
penyakit infeksi mencapai 6 juta anak per
tahun dan lebih dari 70%-nya merupakan
akibat penyakit diare yang disebabkan oleh
konsumsi makanan yang tercemar.Selain
diare dan infeksi, jajanan tidak sehat juga
dapat menimbulkan penyakit jangka panjang
yang ditimbulkan oleh zat pengawet, salah
satunyazat formaldehid (formalin) yang dapat
memicu kanker.
Berdasarkan data Kejadian Luar
Biasa (KLB) keracunan pangan yang
dihimpun oleh Direktorat Surveilans dan
Penyuluhan Keamanan Pangan (SPKP)
BPOM, dari 26 BPOM di seluruh Indonesia
pada tahun (2007) menunjukkan 15,64%
kasus keracunan terjadi di lingkungan
sekolah dan 78,57% kelompok siswa anak
SD paling sering mengalami keracunan
Pangan Jajanan Anak Sekolah (BPOM RI,
2009).
Berdasarkan Penelitian Tarra (2012)
dapat disimpulkan bahwa penting untuk
memahamidan menjelaskan tentang
hubungan antara makan sehat, aktivitas fisik
dan kinerja sekolah di lingkungan sekolah
untuk anak-anak. Penelitian ini melaporkan
bahwa saat ini muncul sumber yang dapat
dikategorikan sebagai perilaku kesehatan
yang menarik (yaitu makan sehat dan
aktivitas fisik) dan konsep yang menarik
(yaitu kebijakan dan program makan
makanan sehat, status gizi, aktivitas fisik,
kebugaran fisik, aktivitas fisik berbasis
sekolah dan populasi siswa tertentu).
Syafitri, Syarief dan Baliwati (2009)
meneliti tentang kebiasaan jajan siswa
sekolah dasar di SDN Lawanggintung 01
Kota Bogor, dan menemukan sekitar 77,8%
makanan tersedia dikantin sekolah dan hanya
22,2% yang tersedia diluar sekolah. Hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa
sebanyak 50% siswa membeli makanan
utama 2-3 minggu, sebesar 46% siswa
membeli makanan ringan 6-7 minggu, dan
46,0% siswa membeli minuman 4-5 minggu.
Frekuensi jajan makanan utama siswa 3-5
kali/minggu sebesar 44%. Didapatkan juga
66% siswa memiliki frekuensi jajan >
kali/minggu, dan 30% siswa memiliki
frekuensi jajan minuman 6-8 kali/minggu.
Yayasan Perlindungan Konsumen
Aceh (YaPKA) menyebutkan fenomena
jajanan anak yang tidak sehat disekolah
bukan masalah yang biasa dan gampang
untuk diatasi yang menyangkut dengan
tumbuh kembang anak dan tingkat
3
kecerdasan anak. Hampir 91,1% anak usia
sekolah menyukai makanan jajanan,
sedangkan nilai gizi makanan jajanan yang
relatif rendah, keamanan pangan makanan
jajanan juga menjadi masalah. Berbagai hasil
penelitian memperlihatkan perilaku anak
dengan jajanan yang dikonsumsi, seperti
jajanan yang telah dicampur penyedap rasa.
Jika terus menerus dikonsumsidalam jangka
pendek akan membuat anak menjadipusing,
mual, dan dapat merusak daya pikir anak.
Pengaruh lainnnya mengkonsumsi penyedap
rasa berlebihan juga dapat mengakibatkan
anak kurang gairah belajar, kurang
konsentrasi, mudah mengantuk, cemas, dan
daya ingat berkurang (Fahmiwati, 2015).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
yang dilakukan peneliti pada salah satu MIN
di Aceh Besar ditemukan kantin yang di
dalam perkarangan sekolah, serta penjaja
makanan diluar pagar sekolah. Makanan
yang dijajakan di luar sekolah antara lain
gorengan, bakso goreng, mie goreng, siomay,
dan es krim. Makanan tersebut tercemar oleh
debu dan mengandung bahan pangan yang
tidak baik bagi kesehatan.
Selain itu, hasil wawancara dengan 8
orang siswa siswi disekolah tersebut di
dapatkan bahwa 5 orang dari mereka tidak
tahu pengertian jajanan yang sehat, fungsi
makanan jajanan yang baik bagi tubuh,
karakteristik dari jajanan yang sehat, efek
negatifdari makanan jajanan, 3 responden
lainnya mengatakan bahwa mereka sudah
tahu pengertian jajanan sehat,yaitumakanan
yang bergizi. Mereka juga mengatakan jenis-
jenis makanan yang sehat adalah nasi, ikan,
sayuran,danbuah-buahan dan lain sebagainya,
dan menurut mereka efek negativedari
makanan jajanan adalah akan mudah
terserangpenyakit. Selain itu mereka juga
mengatakan makanana jajanan yang sering
mereka jajan adalah gorengan, bakso goreng,
mie goreng dan lain sebagainya, sedangkan
alasan mereka sering jajan diluar adalah
karena makanannya enak.
Berdasarkan penjelasan pada
paragraf sebelumnya peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang hubungan
pengetahuan dan sikap dengan perilaku
pemilihan jajanan makanan pada anak usia
sekolah.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
korelatif, yaitu melihat hubungan antara
pengetahuan dan sikap anak usia sekolah
mengenai pemilihan jajanan dengan perilaku
murid memilih makanan.
HASIL
Tabel 1. Data Demografi Responden (n=80)
Berdasarkan tabel 1 diatas,
distribusi frekuensi tertinggi responden
adalah kelas 5 yaitu sebanyak 30 orang (37,5
%), dengan perempuan yaitu sebanyak 46
orang (57,5 %).
Tabel 2.Pengetahuandalam Pemilihan
Jajanan Makanan (n=80)
No Pengetahuan f %
1. Baik 42 52,5
2. Kurang 38 47,5
Berdasarkan Tabel 2 diatas, dapat
disimpulkan bahwa sebagian(52,5 %)
memiliki pengetahuan yang baik dalam
memilih jajanan makanan.
Tabel 3.Sikap Anak Usia Sekolah dalam
Pemilihan JajananMakanan (n=80)
No Sikap f %
1. Mendukung 52 65,0
2. Tidak
Mendukung
28 35,0
Berdasarkan tabel 3 diatas, dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar (65,0 %)
anak usia sekolah memiliki sikap yang baik
dalam memilih jajanan makanan.
No Data
Demografi
f %
1. Kelas
Kelas 3
Kelas 4
Kelas 5
22
28
30
27,5
35,0
37,5
2. JenisKelamin
Laki-laki
Perempuan
34
46
42,5
57,5
4
Tabel 4.Perilaku Anak Usia Sekolah dalam
Pemilihan JajananMakanan (n=80)
No Perilaku Frekuensi Persentase
1. Baik 46 57,5
2. Kurang 34 42,5
Berdasarkan tebel4 diatas, dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar (57,5 %)
anak usia sekolah memiliki perilaku yang
baik dalam memilih jajanan makanan.
Tabel 5Hubungan Pengetahuan Anak Usia
Sekolah dengan Perilaku Pemilihan Jajanan
Makanan Pada Anak (n=80)
Peng
etah
uan
Perilaku Pemilihan
Jajanan Makanan
Total p-
value
Ba
ik
% Kur
ang
% f %
Baik 30 71,
4 %
12 28,
6%
42 52,5
%
0,015
Kura
ng
16 42,
1
%
22 57,
9
%
38 47,5
%
Total 46 34 80 100
Tabel 5 menunjukkan bahwa
dari 42 orang anak yang memiliki
pengetahuan baik 30 (71,4 %)memiliki
perilaku pemilihan jajanan makanan yang
baik.Hasil uji chi-square menunjukkan ada
hubungan pengetahuandengan perilaku
pemilihan jajanan makanan pada anak usia
sekolah (p=0,015).
Tabel 6 Hubungan Sikap Anak Usia Sekolah
dengan Perilaku Pemilihan Jajanan Makanan
Pada Anak (n=80) Sikap Perilaku pemilihan jajana
nmakanan
Total p-
value
Men
duk
ung
% Tidak
Mendu
kung
% f %
Mendukung
37 71,2
%
15 28,8
%
52 65,0%
0,002
TidakMend
ukung
9 32,1
%
19 67,9
%
28 35,0%
Total 46 34 80 100
Tabel 6 diatas menunjukkan
bahwa dari 52 anak yang memiliki
sikaptentang perilaku pemilihan jajanan
makanan yang mendukung, sebanyak37 (71,2
%) memiliki perilaku pemilihan jajanan
makanan yang baik pula.Hasil uji chi-square
didapatkan bahwa ada hubungan sikap
dengan perilaku pemilihan jajanan makanan
pada anak usia sekolah.
PEMBAHASAN
Berdasarkan ada hubungan antara
pengetahuan anak usia sekolah dengan
perilaku pemilihan jajanan
makanan.Pengetahuan mengenai jajanan
adalah kepandaian memilih jajanan yang
merupakan sumber zat-zat gizi dan
kepandaian dalam memilih jajanan yang
sehat.Dalam memperoleh kebenaran
pengetahuan manusia telah menggunakan
jalan pikirannya dan hal ini sesuai dengan
teori yang menyatakan bahwa pengetahuan
adalah hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu (Notoatmodjo, 2010).
Pengindraan terjadi melalui panca indra,
yakni: indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga.Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang
(ovent behavior). Dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sudarmawan
(2013) di SDN Sambikerepdengan jumlah
responden 71 siswa yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan pengetahuan dengan
perilaku dalam memilihjajanan makanan(p-
value 0,005).
Pengetahuan anak dapat diperoleh
baik secara internal maupun
eksternal.Pengetahuan secara internal yaitu
pengetahuan yang berasal dari dirinya sendiri
berdasarkan pengalaman hidup. Pengetahuan
secara eksternal yaitu pengetahuan yang
diperoleh dari orang lain termasuk keluarga
dan guru. Faktor lain yang dapat menambah
pengetahuan anak adalah tayangan pada
5
media massa. Makanan yang sering
ditayangkan di media massa lebih populer di
kalangan anak-anak dan membuat anak
tertarik meskipun makanan tersebut tidak
sehat (Purtiantini, 2010).
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ada hubungan antara sikap anak usia
sekolah dengan perilaku pemilihan jajanan
makanan.Sikap adalah suatu respon evaluatif.
Respon hanyaakan timbul apabila individu
dihadapkan pada suatu stimulus yang
menghendakiadanya reaksi individu. Dimana
respon evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi
yangdinyatakan sebagai sikap itu timbul yang
didasari oleh proses evaluasi dalam
diriindividu yang memberi kesimpulan
terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik
buruk, positif-negatif, menyenangkan
ataupun tidak menyenangkan, yang kemudian
membentuk diri sebagai potensi reaksi
terhadap objek sikap Azwar (2007:15). Sikap
merupakan gambaran suka atau tidak suka
seseorang terhadap suatu objek atau stimulus.
Sikap seseorang didapatkan melalui
pengalaman sendiri atau pengalaman orang
lain. Sikap tersebut ditunjukkan dengan
mendekati atau menjauhi suatu objek.
(Notoatmodjo, 2010).
Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Safriana
(2012) di di SDN Garotdengan jumlah
responden 156 siswa yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan sikap dengan
perilaku dalam memilih jajanan makanan (p-
value 0,015).
Salah satu faktor yang memiliki
pengaruh yang besar terhadap terjadinya
perilaku seseorang yaitu faktor sosio
psikologis.Faktor-faktor sosio psikologis ini
terdiri dari sikap, emosi, kepercayaan,
kebiasaan dan kemauan.Sikap merupakan
faktor yang sangat penting dalam sosio
psikologis karena merupakan kecenderungan
untuk bertindak dan berpersepsi, sikap juga
akan relatif menetap lebih lama dari pada
emosi dan pikiran (Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan beberapa hal tersebut,
sikap anak dalam memilih makanan jajanan
bervariasi tergantung faktor yang
mempengaruhi terhadap sikap anak tersebut.
Dimana apabila faktor yang
mempengaruhinya adalah faktor yang
cenderung positif maka anak tersebut akan
memiliki sikap positif namun sebaliknya
apabila faktor tersebut cenderung mengarah
kearah yang negatif, maka anak tersebut akan
memiliki sikap yang negatif pula.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan dihasilkan
bahwa ada hubungan pengetahuan dan sikap
anak usia sekolah dengan perilaku pemilihan
jajanan makanan pada murid Min Aceh
Besar. Secara lebih khusus dapat dirincikan
bahwa ada hubungan pengetahuan anak usia
sekolah dengan perilaku pemilihan jajanan
makanan ada hubungan sikap anak usia
sekolah dengan perilaku pemilihan jajanan
makanan di Min Aceh Besar.
Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Peneliti menyarankan agar peneliti
selanjutnya yang berminat melakukan
penelitian agar dapat melakukan penelitian
lebih lanjut yang berkaitan dengan faktor-
faktor lain yang mempengaruhi perilaku
jajan. Selain itu, juga diharapkan dapat
melakukan pemeriksaan laboratorium
berkaitan dengan kandungan dari jajanan
sehingga didapatkan hasil penelitian yang
lebih akurat. Pemecahan Masalah Praktik
Keperawatan di Lapangan Peneliti
menyarankan agar tenaga keperawatan
khususnya keperawatan anak berkaitan
dengan perilaku anak dalam memilih jajanan
makanan dan untuk pengembangan
Metodelogi keperawatan Peneliti
menyarankan hasil penelitian ini dapat
dijadikan referensi untuk penelitian lanjutan
atau riset yang berkaitan terhadap perilaku
anak dalam memilih jajanan makanan.
REFERENSI
Azwar, S. (2007). Sikap manusia.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
6
BPOM RI. (2009). Prosiding Lokakarya
Jejaring Intelijen Pangan Program
Nasional Peningkatan Keamanan
Pangan Jajanan Anak Sekolah.
Jakarta: Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI Deputi Bidang
Pengawasan Keamanan Pangandan
Bahan Berbahaya Direktorat
Surveilan dan Penyuluhan
Keamanan Pangan.Retrieved from
www.pom.go.id/surv/events/jippjas23
juli.pdf diaksespadatanggal 30
Desember 2013.
Depkes R. I. (2011). Hati-Hati Jangan Jajan
Sembarangan.Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.Retrieved
fromwww.gizikia.depkes.go.id
Erna, S. (2006), Jajanan yang enak belum
tentu sehat. Retrieved
fromhttp://www.republika.co.id/?=19
0010&kat_id
FAO. (2007). School kids and street food.
Retrieved July 07, 2015, f Retrieved
from http://www.fao.org
Ishadi. 2007. Mendidik dokter kecil .
Surabaya : Duta Graha Pustaka.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu kesehatan
masyarakat prinsip-prinsip dasar.
Jakarta : Rineka Cipta
Penny, T, L. (2012). Nutritional status and
school performance:
foodinsufficiency and nutritional
deficiency. Journal of School Health.
Purtiantini. (2010). Hubungan Pengetahuan
dan Sikap mengenai Pemilihan
Makanan Jajanan dengan Perilaku
Anak Memilih Makanan di SDIT
Muhammadiyah Al Kautsar
Gumpang Kartasura. . Retrieved
from
http://www.repository.maranatha
Syafitri. Y, Syarief. H, &Baliwati. Y, F.
(2009). Kebiasaan jajan siswa
sekolah dasar (studikasus di SDN
lawanggintung 01 kotabogor).Jurnal
Gizi dan Pangan.
Safriana, (2012). Perilaku memilih jajanan
pada siswa sekolah dasar di sdn
garot kecamatan darul imarah
kabupaten aceh besar. Perilaku
Memilih Safriana FKM UI 2012.
Retrieved from
http://www.lib.ui.ac.id
Sudarmawan, (2013). Hubungan antara
pengetahuan dan sikap mengenai
pemilihan jajanan dengan perilaku
anak memilih jajanan di sdn
sambikerep ii/480 surabaya. Jurnal
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013.
Retrieved from http: //ejournal.
Unesa. ac.
Id/data/journals/68/articles/1770/publ
ic/1770/33421-1-PB.pdf
Serambi. (2015, Mei15). Jajanan tak sehat
mengintai anak. Retrieved from
http://aceh.tribunnews.com/2015/05/
15/jajanan-tak-sehat-mengintai-anak
WHO. (2005). Information product on water
sanitation, hygiene and health.
Retrieved from
http//www.who.int/water sanitation
health
Wawan dan Dewi. (2010). Teori &
Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta :
Nuha Medika