PERILAKU KEKERASAN

25
LAPORAN PENDAHULUAN 1. Pengertian Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan di mana sesorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan Perilaku kekerasaan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik maupun pisikologis Perilaku kekerasn setiap apabila bila tidak dicegah dapat mengarah pada kematian Perilaku kekerasan suatu keadaan dimana individu mengalami perilaku yang dapat melukai secara fisik baik terhadap diri sendiri atau iorang lain Perilaku kekerasan suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku yang dapat membahayakan klien sendiri, lingkungan termasuk orang lain, dan barang - barang Perilaku kekerasaan dapat di bagi dua menjadi perilaku kekerasaan secara verbal dan fisik. 2. Tangan dan gejala Fisik melotot/ pandanjgan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku Verbal : mengancam, mengumpal dengan kata – kata kotor, berbicara dengan nada keras, kasar, dan ketus 1

description

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Transcript of PERILAKU KEKERASAN

Page 1: PERILAKU KEKERASAN

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian

Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan di mana sesorang melakukan tindakan

yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun

lingkungan

Perilaku kekerasaan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan

untuk melukai orang lain secara fisik maupun pisikologis

Perilaku kekerasn setiap apabila bila tidak dicegah dapat mengarah pada kematian

Perilaku kekerasan suatu keadaan dimana individu mengalami perilaku yang dapat

melukai secara fisik baik terhadap diri sendiri atau iorang lain

Perilaku kekerasan suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku yang dapat

membahayakan klien sendiri, lingkungan termasuk orang lain, dan barang - barang

Perilaku kekerasaan dapat di bagi dua menjadi perilaku kekerasaan secara verbal dan

fisik.

2. Tangan dan gejala

Fisik melotot/ pandanjgan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah memerah

dan tegang, serta postur tubuh kaku

Verbal : mengancam, mengumpal dengan kata – kata kotor, berbicara dengan nada

keras, kasar, dan ketus

Perilaku : menyerang orang lain, melukai diri sendiri/ orang lain, merusak

lingkungan, amuk/agresif

Emosi : tidak adekuat, tidak am,an dan nyaman. Merasa terganggu, dendam, jengkel,

tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan, dan menuntut.

Intelektual : mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, dan tidak jarang

mengeluarkan kata – kata bernada sarkasme.

Spiritual: merasa diri berkuasa. Merasa diri benar, keragu – raguan tidak bermoral,

dan kreaktivitas terhambat

Social : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasaan, ejekan, dan sindiran

Perhatian : bolos, melarikan diri, dan melakukan penyimpangan seksual

3. Rentang respons

1

Page 2: PERILAKU KEKERASAN

Respons adaptif ResponsMaladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif kekerasaan

Keterangan

1. Asertif : Individu dapat mengungkapkan marah tanpa menyalahkan orang lain dan

memberikan ketenangan

2. Frustasi : Induvidu gagal mencapai tujuan kepuasaan saat marah dan tidak dapat

menemukan alternative

3. Pasif : Induvidu tidak dapat mengungkapkan perasaannya.

4. Agresif : Perilaku yang menyertai marah, terdapat dorongan untuk menuntut tetapi

masih terkontrol

5. Kekerasan : perasaan marah dana bermusuhan yang kuat serta hilangnya .kontrol.

4. Factor predisiposisi

Menurut townend, terdapati anatara beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang factor

predisposisi perilaku kekerasan, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Teori Biologis

- Pengaruh neruofisioloik

- Pengaruh biokimia

- Pengaruh genetic

- Gangguan otak

b. Teori psikologik

- Teori psikoanalitik

- Teori pembelajaraan

- Teori sosiokultural

5. Factor prespitasi

2

Page 3: PERILAKU KEKERASAN

a. Internal

Semua factor yang dapat menimbulkan kelemahan, menurunkan percaya diri, rasa

takut sakit, hilang control.

b. Eksternal

Adalah penganiayaan fisik, kehilangan orang yang di cintai, krisis dan lain – lain

Menurut shiever, hal yang dapat menimbulkan perilaku kekerasaan atau

penganiayaan, antara lain,

a. Kesulitan kondisi social ekonomi

b. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu

c. Ketidaksiapan ibu dalam merawat anaknya

d. Riwayat antisosial seperti penyalahgunaan obat & alcohol, tidak mampu

mengontrol emosi pada saat menghadapi rasa frustasi

e. Kematian anggota keluarga, kehilangan pekerjaan, perubahan tahap pekembangan

6. Pohon masalah

Risiko tinggi mencederai diri, orang lain & lingkungan

Perilaku kekerasan Halusinasi

Berduka disfungsional

Harga diri rendah isolasi social menarik diri

Kronis

7. Masalah keperawatan yang mungkin muncul

3

Page 4: PERILAKU KEKERASAN

a. Perilaku kekerasan

b. Perubahan persepsi sensori : halusinasi

c. Harga diri rendah

d. Koping keluarga inefektif

Factor – factor yang berhubungan dengan masalah perilaku kekerasan, antara lain

sebagai berikut :

a. Ketidakmampuan mengendalikan dorongan marah

b. Stimulus lingkungan

c. Konflik interpersonal

d. Status mental

e. Putus obat

f. Penyalahgunaan narkoba/alkhol

4

Page 5: PERILAKU KEKERASAN

Rencana tindakan keperawatan

1. Tindakan keperwatan untuk pasien

TglNo.

dx

Dx.

Keperawatan

Perencanan

Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi Rasional

Perilaku

kekerasan

Tujuan keperawatan:

SP 1.

- Klien dapat

mengontrol

atau

mengendalika

n perilaku

kekerasan.

1. Setelah 3 x 24 jam

interaksi, kilen

menunjukan tanda–

tanda percaya

kepada perawat :

Ekspresi wajah

bersahabat

Ada kontak

mata

Mau berjabat

tangan

Mau

menyebutkan

nama

Mau duduk

berdampingan

Bina hubungan saling

percaya dengan

mengunakan prinsif

komunikasi

teraupetik:

Sapa klien dengan

ramah baik verbal

maupun non verbal

Perkenalkan nama

mlengunkap nama

panggilan dan

tujuan perawat

berkenalan

Tanya nama

lengkap nama

panggilan di sukai

Kepercayaan

dari klien

merupakan hal

yang mutlak

serta hal yang

memudahkan

dalam

melakukan

pendekatan dan

tindakan

keperawatan

kepada klien.

5

Page 6: PERILAKU KEKERASAN

Sp 2:

- klien dapat

mengenal

penyebab

perilaku

kekerasan

yang di

lakukannya

dengan

perawat

Bersedia

mengungkapka

n masalah

yang di hadapi

Ekspresi wajah

Setelah 3x24 jam

intraksi, klien

menceritakan penyebab

perilaku kekerasaan

yang di lakukannya:n

Menceritakan

penyebab perasaan

jengkel/ marah

baik dari diri

klien

Buat kontrak yang

jelas

Tunjukan sikap

yang jujur dan

menepati janji

setiap kali

berintraksi

Tunjukan sikap

empati dan

menerima apa

adanya

Berperhatian pada

klien dan masalah

yang di hadapi klien

Degarkan dengan

penuh perhatian

Bantu klien

mengungkapkan

Menentukan

mekanisme

koping yang di

miliki dalam

menghdapi

masalah serta

sebagai

langkah awal

dalam

6

Page 7: PERILAKU KEKERASAN

Sp 3:

- klien dapat

mengidentifik

asi tanda –

tanda perilaku

kekerasan

sendiri maupun

lingkungannya

Setelah 3x24 jam

intraksi, klien

menceritakan

tanda-tanda saat

terjadi perilaku

kekerasan:

Tanda sosiakl:

bermusuhan

yang dialami

saat terjadi

perilaku

kekerasan

Tanda

emosional :

Perasaan

marah, jengkel,

perasaan marah

Motivasi klien

untuk

menceritakan

penyebab rasa

jengkel dan kesal

Dengarkan tanpa

menyela atau

memberi penilaian

sesaan setiap

ungkapan

perasaan klien

Bantu klien

mengungkapkan

tanda – tanda perilaku

kekerasaan yang

dialaminya:

Motivasi klien

untuk

menceritakan

menyusun

strategi

berikutnya

Deteksi dini

sehingga

dapat

mencegah

tindakan yang

dapat

membahayaka

n klien dan

lingkungan

sekitar

7

Page 8: PERILAKU KEKERASAN

Sp 4:

Klien dapat

mengidentifik

asi perilaku

kekerasaan

yang pernah

di lakukan

dan bicara kasar

Tanda fisik:

mata merah,

tangan

mengepal,

ekspresi tegang,

dan lain- lain

Setelah 3x24 intraksi,

klien menjelaskan:

Jenis – jenis

eskpresi

kemarahan

yang selama ini

dilakukan

Perasan saat

melakukan

kekerasaan

kondisi fisik saat

perilaku

kekerasaan terjadi

Motivasi klien

menceritakan

kondisi

emosional saat

terjadi perilaku

kekerasaan

Motivasi klien

menceritakakan

hubungan dengan

orang lain saat

terjadi perilaku

kekerasaan

Melihat

mekanisme

koping klien

dalam

menyelesaikan

masalah yang

di hadapi

8

Page 9: PERILAKU KEKERASAN

SP 5 :

Klien dapat

mengidentifikasi

akibat perilaku

kekerasaan

SP 6 :

Klien dapat

mengidentifikasi cara

kontruksi dalam

mengungkapkan

kemarahan

Evektifitas cara

yang di pakai

dalam

menyelesaikan

masalah.

Setelah 3x24 jam

intraksi, klien

menjelaskan akibat

tindakannya di bagi:

Diri sendiri

Orang lain

lingkungan

setelah 3x24x intraksi,

klien:

menjelaskan

cara yang sehat

mengungkapka

n marah

Diskusikan dengan

klien perilaku

kekerasaan yang

dilakukan selama ini:

Motivasi klien

untuk

menceritakan

jenis-jenis

masalah yang

pernah di

lakukan

selama ini

Diskusikan

denngan

pasien apakah

dengan

tindakan

tersebut

Membantu klien

melihat dampak

yang di

timbulkan akibat

perilaku

kekerasaan yang

dilakukan klien

Menurunkan

perilaku

detruktif yang

akan mencederai

klien dan

lingkungan

sekitar.

Keinginan untuk

marah tidak tahu

9

Page 10: PERILAKU KEKERASAN

SP 7:

Klien dapat

masalah akan

terselesaikan

Diskusi dengan klien

akibat negative yang

di lakukan kepada

klien:

Diri sendiri

Orang lain

lingkungan

Diskusikan dengan

klien :

Apakah klien mau

mempelajari cara

baru untuk

mengungkapkan

marah yang sehat

Jelaskan berbagai

alternatf pilihan

kapan munculnya

serta sapa yang

akan memicunya

Meningkat kan

kepercayaan diri

klien, serta

asertifitas klien

saat marah/ jengkel

Meningkatkan

asertifitas klien

dalam menghadapi

marah

10

Page 11: PERILAKU KEKERASAN

mendemotrasikan

cara megontrol

perilaku kekerasaan

Setelah 3x24 x intraksi,

klien memperagakan

cara mengontrol

perilaku kekerasan:

fisik:

tarik nafas

dalam – dalam

memukul batal/

kasur

verbal:

menugkapkan

perasaan kesal /

jengkel tanpa

kepada orang

lain tanpa

menyakiti

spritural:

berdoa sesuai

agama

untuk

mengungkapkan

marah selain

perilaku keerasan

yang dilakukan

klien

Jelaskan cara –

cara tersebut untuk

mengugkapkan

marah

Cara fisik : nafas

dalam, pukul batal,

atau olahrga

Cara verbal:

Mengungkapkan

kepada orang lain

dirinya lagi kesal

Cara social:

Latihan asertif

dengan orang lain

Cara spritural:

Shalat, berdoa,

Keluarga

merupakan sistem

11

Page 12: PERILAKU KEKERASAN

SP 8:

Klien dapat dukungan

dari keluarga untuk

mengontrol perilaku

kekerasaan

SP 9:

Klien menggunakan

obat sesuai program

Setelah 3 x 24 jam

intraksi, keluarga:

menjelaskan cara

merawat klien

dengan perilaku

kekerasaan

Mengungkapkan

perasaan puas dalam

merawat klien

Setelah 3x24 jam,

zikir, meditasi dan

lain – lain.

Diskusikan cara yang

akan di pilih dan

anjurkan klien

memilih cara yang

memungkinkan untuk

mengungkapkan

kemarahan

Latih klien

memperagakan cara

yang di pilih:

Peragakan cara

yang di pilih

Jelaskan manfaat

cara tersebut

Anjurkan klien

menirukan peraaga

yang sudah di

lakukan

Beri penguatan

kepada klien,

pendukung klien

Mengsukseskan

program

pengobatan

klien

12

Page 13: PERILAKU KEKERASAN

yang telah ditetapkam klien menjelaskan

Manfaat

minum obat

Kerugian

tidakminum

obat

Nama obat

Bentuk dan

warna obat

Dosis yang

diberikan

Waktu

pemakaian

Cara

pemakaian

Efek yang

Dirasakan

Setelah 3 x 24 jam

perbaiki cara yang

masih belum

sempurna

Anjurkan klien

menggunakan cara

yang sudah di latih

saat marah/jengkel

Diskusikan

pentingnya peran dan

dukungan keluarga

sebagi pendukung

klien untuk mengatasi

perilaku kekerasaan

Diskusikan potensi

keluarga untuk

membantu klien

mengatasi perilaku

kekerasan

13

Page 14: PERILAKU KEKERASAN

intraksi, klien

menggunakkam

obat sesuai program

Jelaskan pengertian,

penyebab, akibat dan

cara merawat klien

perilaku kekerasan

yang dapat dilakukan

oleh keluarga

Peragakan cara

merawat klien

Beri kesempatan

keluarga untuk

memperagakan ulang

Beri pujian kepada

keluarga setelah

14

Page 15: PERILAKU KEKERASAN

peragan

Tanyakan perasaan

keluarga setelah

mencoba cara yang di

latih

Jelaskan kepada

klien :

Manfaat minum

obat

Kerugian tidak

minum obat

Nama obat

Bentuk dan warna

obat

Dosis yang di

berikan

Waktu pemakaian

Cara pemakaian

15

Page 16: PERILAKU KEKERASAN

Efek yang di

rasakan

Anjurkan klien

Meminta dan

menggunakan obat

tepat pada waktu

Melaporakan pada

perawat / dokter

jika mengalami

efek yang tidak

biasa

Beri pujian

terhadap

kedisiplinan klien.

16

Page 17: PERILAKU KEKERASAN

Daftar Pustaka

1. Wilkinson, Judith M. Buku Saku Diagnosis Keperawatan; Diagnosis NANDA, intervensi

NIC, kriteria hasil NOC, edisi revisi ed 9.alih bahasa. Jakarta: EGC. 2011

2. Stuart GW, Sundeen, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 thed.). St.Louis

Mosby Year Book, 1995

3. Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999

4. Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999

5. Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino

Gonohutomo, 2003

6. Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP

Bandung, 2000

7. Doenges. E Marilynn, dkk. 2006. Rencana Usaha Keperawatan Psikiatri, edisi 3. EGC :

Jakarta

8. Dorland. 1998. Kamus Saku Kedokteran. EGC : Jakarta

9. Stuart. W. Gail, dkk. 1998. Buku Saku Keperawatn Jiwa, edisi 3. EGC : Jakarta

10. Townsend. C. Mary. 1998. Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri, edisi 3.

EGC: Jakarta

17