Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

download Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

of 26

Transcript of Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    1/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    BAB

    II TINJAUAN

    PUSTAKA

    2.1 Definisi

    Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis.

    Apendisitis infiltrate adalah proses radang apendiks yang penyebarannya dapatdibatasi oleh omentum dan usus-usus dan peritoneum disekitarnya sehingga

    membentuk massa (appendiceal mass). Umumnya massa apendiks terbentuk pada

    hari ke-4 sejak peradangan mulai apabila tidak terjadi peritonitis umum. Massa

    apendiks lebih sering dijumpai pada pasien berumur lima tahun atau lebih karena

    daya tahan tubuh telah berkembang dengan baik dan omentum telah cukup panjang

    dan tebal untuk membungkus proses radang

    Anatomi dan Fisiologi

    Apendiks merupakan organ digestif yang terletak pada rongga

    abdomen bagian kanan bawah. Apendiks berbentuk tabung dengan panjang ksaran

    10 cm dan berpangkal utama di sekum. Apendiks memiliki beberapakemungkinan posisi, yang didasarkan pada letak terhadap struktur-struktur

    sekitarnya, seperti sekum dan ileum. 30% terletak pelvikum artinya masuk ke rongga

    plevis, 65% terletak di belakang sekum, 2% terletak preileal, dan kurang dari 1%

    yang terletak retroileal.

    Apendiks mendapatkan persarafan otonom parasimpatis dari nervusvagus dan persarafan simpatis dari nervus torakalis X. Persarafan ini yang

    menyebabkan radang pada apendiks akan dirasakan periumbilikal. Vaskularisasi

    apendiks adalah oleh arteri apendikularis yang tidak memiliki kolateral.

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    2/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    Fungsi apendiks dalam tubuh manusia sampai saat ini masih belum

    sepenuhnya dipahami. Salah satu yang dikatakn pentik adalah terjadi produksi

    imunglobulin oleh Gut Associated Lymphoid Tissue (GALT) yang menghasilkan

    IgA. GALT ini sama dengan lapisan pada sepanjang saluran cerna lainnya. Karena

     jumlahnya yang sedikit dan minimal,pengangkatan apendiks dikatakan tidak

    mempengaruhi sistem pertahanan mukosa saluran cerna. Apendiks juga

    menghasilkan lendir sebanyak 1-2 mL setiap harinya. Aliran ini akan dialirkan ke

    sekum dan berperan untuk menjaga kestabilan mukosa apendiks. Apendisitis

    seringkali terjadi karena gangguan aliran cairan apendiks ini.

    Gambar 1. Anatomi apendik

    Gambar 2. Macam-macam letak apendik

    2.3.Etiologi

    Obstruksi lumen merupakan penyebab utama apendisitis. Fekalit

    merupakan penyebab tersering dari obstruksi apendiks. Penyebab lainnya adalah

    hipertrofi jaringan limfoid, sisa barium dari pemeriksaan roentgen, diet rendah

    serat, dan cacing usus termasuk ascaris. Trauma tumpul atau trauma karena

    colonoscopy dapat mencetuskan inflamasi pada apendiks. Post operasi apendisitis

     juga dapat menjadi penyebab akibat adanya trauma atau stasis

    fekal.

    2,8

    Frekuensi obstruksi meningkat dengan memberatnya proses inflamasi.Fekalit

    ditemukan pada 40% dari kasus apendisitis akut, sekitar 65% merupakan apendisitisgangrenous tanpa rupture dan sekitar 90% kasus apendisitis gangrenous denganrupture.

    Penyebab lain yang diduga dapat menyebabkan apendisitis adalah erosi mukosa

    apendiks karena parasit sepertiE. Histolytica. Penelitian epidemiologi menunjukkan

    peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap

    timbulnya apendisitis. Konstipasi akan meningkatkan tekanan intrasekal, yang

     berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhankuman flora kolon biasa. Semuanya akan mempermudah terjadinya apendisits akut.

    2.4.Manifestasi Klinis-Appendisitis infiltrat didahului oleh

    keluhan appendisitis akut yang kemudian disertai adanya

    massa periapendikular.

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    3/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    -Gejala klasik apendisitis akut : nyeri di daerah umbilikus atau periumbilikus yang

     berhubungan

    -Dalam 2-12 jam nyeri beralihàdengan mual muntah kekuadran kanan, yang akan

    menetap dan diperberat bila berjalan atau batuk.

    -Terdapat juga keluhan anoreksia, malaise, dan demam yang tidak terlalu tinggi.

    2.5.Patofisiologi

    Obstruksi lumen apendik yang tertutup disebabkan oleh hambatan pada bagian

    proksimalnya dan berlanjut pada peningkatan sekresi normal dari mukosa apendik.

    Obstruksi tersebut mneyebabkan mucus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan. Makin lama mucus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding

    appendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan

    intralumen.

    Tekanan tersebut akan menyebabkan apendiks mengalami hipoksia, menghambat

    aliran limfe, terjadi ulserasi mukosa dan invasi bakteri. Infeksi menyebabkan edema

    pada apendik dan iskemik. Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus

    meningkat sehingga menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri

    akan menembus dinding.Peradangan timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga

    menimbulkan nyeri didaerah kanan bawah. Keadaan ini disebut dengan apendisitis

    supuratif akut.

    Bila kemudian arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti

    dengan gangrene. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding

    yang telah rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis perforasi.

    Bila semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak kearah apendiks hingga timbul suatu massa local yang disebut infiltrate

    apendikularis.

    Peradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau menghilang.

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    4/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    Infiltrat apendikularis merupakan tahap patologi apendisitis yang dimulai dimukosa

    dan melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks dalam waktu 24-48 jam pertama,

    ini merupakan usaha pertahanan tubuh dengan membatasi proses radang dengan

    menutup apendiks dengan omentum, usus halus, atau adneksa sehingga terbentuk

    massa periapendikular. Didalamnya dapat terjadi nekrosis jaringan berupa abses

    yang dapat mengalami perforasi. Jika tidak terbentuk abses, apendisitis akan

    sembuh dan massa periapendikular akan menjadi tenang untuk selanjutnya akan

    mengurai diri secara lambat.

    Apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna, tetapi akan

    membentuk jaringan parut yang menyebabkan perlengketan dengan jaringan

    sekitarnya. Perlengketan ini dapat menimbulkan keluhan berulang diperut kanan bawah. Pada suatu ketika organ ini dapat meradang akut lagi dan dinyatakan

    mengalami eksaserbasi akut.

    2.6.Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan Laboratorium, pada darah lengkap didapatkan leukosit ringan umumnyapada apendisitis sederhana. Lebih dari 13.000/mm3 umumnya pada apendisitis

    perforasi. Tidak adanya leukositosis tidak menyingkirkan apendisitis. Hitung jenis

    leukosit terdapat pergeseran kekiri.

    Pemeriksaan Radiologi

    foto polos abdomen dikerjakan apabila hasil anamnesa atau pemeriksaan fisikmeragukan. Tanda-tanda peritonitis kuadran kanan bawah. Gambaran

    perselubungan mungkin terlihat ”ileal atau caecal ileus” (gambaran garis

    permukaan air-udara disekum atau ileum).

    Patognomonik bila terlihat gambar fekalit.

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    5/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    USG atau CT Scan. USG dilakukan khususnya untuk melihat keadaan kuadrankanan bawah atau nyeri pada pelvis pada pasien anak atau wanita. Adanyaperadangan pada apendiks menyebabkan ukuran apendiks lebih dari normalnya(diameter 6mm). Kondisi penyakit lain pada kuadran kanan bawah sepertiinflammatory bowel desease, diverticulitis cecal, divertikulum meckel’s,endometriosis dan pelvic Inflammatory Disease (PID) dapat menyebabkan positifpalsu pada hasil USG.

    Pada CT Scan khususnya apendiceal CT, lebih akurat dibanding USG. Selain dapat

    mengidentifikasi apendiks yang mengalami inflamasi (diameter lebih dari 6 mm)

     juga dapat melihat adanya perubahan akibat inflamasi pada periapendik.

    Pemeriksaan Barium enema dan Colonoscopy merupakan pemeriksaan awal untuk

    menyingkirkan kemungkinan adanya karsinoma colon.

    5

    Tetapi untuk apendisitisakutpemeriksaan barium enema merupakan kontraindikasi karena dapat menyebabkan

    rupture apendiks.

    2.7.Penegakkan Diagnosis

    Karakter klinis dari periapendiku dapat bervariasi, namun umumnya ditampikan

    dengan riwayat sakit perut yang samar-samar, dimana dirasakan pertama kali di ulu

    hati. Mungkin diikuti mual dan muntah, demam ringan. Nyeri biasanya berpindahdari fossa iliaka kanan setelah beberapa jam, sampai dengan 24 jam. Titik maksimal

    nyeri adalah pada sepertiga dari umblikus ke fossa iliaka kanan, itu disebut titik McBurney. Nyeri biasanya tajam dan diperburuk dengan gerakan

    (seperti batuk dan berjalan). Nyeri pada titik Mc Burney juga dirasakan padapenekanan iliaka kiri, yang biasa disebut tanda Rovsing. Posisi pasien dipengaruhi

    oleh posisi dari apendiks. Jika apendiks ditemukan di posisi retrosekal (terpapar

    antara sekum dan otot psoas) nyeri tidak terasa di titik Mc Burney, namun

    ditemukan lebih ke lateral pinggang. Jika apendiks terletak retrosekal nyeri jika ilaka

    kiri ditekan tidak terasa. Ketika apendiks dekat dengan otot psoas, pasien datangdengan pinggul tertekuk dan jika kita coba meluruskan maka akan terjadi nyeri

    pada lokasi apendiks (tanda psoas). Ketika apendiks terletak retrosekal maka bisa

    menyebabkan iritasi pada ureter sehingga darah dan protein dapat ditemukan

    dalam urinalisis. Jika apendiks terletak di pelvis, maka tanda klinik sangat sedikit,

    sehingga harus dilakukan pemeriksaan rektal, menemukan nyeri dan bengkak pada

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    6/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    kanan pemeriksaan. Jika apendiks terletak di dekat otot obturator internus, rotasi

    dari pinggang meningkatkan nyeri pada pasien (tanda obturator).Hiperestesia

    kutaneus pada daerah yang dipersarafi oleh saraf spinal kanan T10,T11 dan T12

     biasanya juga mengikuti kejadian appendisitis akut. Jika apendiks terletak di depan

    ileum terminal dekat dengan dinding abdominal, maka nyeri sangat jelas. Jika

    apendiks terletak di belakang ileum terminal maka diagnosa sangat sulit,

    tanda-tanda yang ada samar dan nyeri terletak tinggi di abdomen.

    Rovsing’s sign Positif jika dilakukan palpasi dengan tekanan

    pada kuadran kiri bawah dan timbul nyeri

    pada sisi kanan.

    Psoas sign atau

    Obraztsova’s sign

    Pasien dibaringkan pada sisi kiri, kemudian

    dilakukan ekstensi dari panggul kanan. Positif

     jika timbul nyeri pada kanan bawah.

    Obturator sign Pada pasien dilakukan fleksi panggul dan

    dilakukan rotasi internal pada panggul.

    Positif jika timbul nyeri pada hipogastrium

    atau vagina.

    Dunphy’s sign Pertambahan nyeri pada tertis kanan bawah

    dengan batuk

    Ten Horn sign Nyeri yang timbul saat dilakukan traksi

    lembut pada korda spermatic kanan

    Kocher (Kosher)’s sign Nyeri pada awalnya pada daerah epigastriumatau sekitar pusat, kemudian berpindah ke

    kuadran kanan bawah.

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    7/26

    Disebut juga dengan nyeri lepas. Palpasi pada kuadran kanan bawah kemudian

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    Sitkovskiy(Rosenstein)’s sign

    Nyeri yang semakin bertambah pada perut

    kuadran kanan bawah saat pasien

    dibaringkan pada sisi kiri

    Bartomier-Michelson’s

    sign

    Nyeri yang semakin bertambah pada kuadran

    kanan bawah pada pasien dibaringkan pada

    sisi kiri dibandingkan dengan posisi

    terlentang

     Aure-Rozanova’s sign Bertambahnya nyeri dengan jari pada petit

    trianglekanan (akan positif Shchetkin-

    Bloomberg’s sign)

    Blumberg sign

    Tabel 1.Sign of Appendicitis

    Kemungkinan apendisitis dapat diyakinkan dengan menggunakan skor

    Alvarado. Sistem skor dibuat untuk meningkatkan cara mendiagnosis apendisitis.

    The Modified Alvarado Score Skor

    Gejala Perpindahan nyeri dari ulu

    hati ke perut kanan bawah1

    Mual-Muntah   1

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    8/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    Anoreksia   1

    Tanda Nyeri di perut kanan bawah 2

    Nyeri lepas   1

    Demam diatas 37,5 ° C   1

    Pemeriksaan Lab Leukositosis   2

    Hitung jenis leukositshift to

    the left1

    Total 10

    Interpretasi dari Modified Alvarado Score:

    1-4 : sangat mungkin bukan apendisitis akut

    5-7 : sangat mungkin apendisitis akut

    8-10 : pasti apendisitis akut

    Tabel 2.The Modified Alvarado score

    2.7.Diagnosis Banding

    Pada keadaan tertentu, beberapa penyakit perlu dipertimbangkan

    sebagai diagnosis banding, seperti:

    •Gastroenteritis

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    9/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    Pada gastroenteritis, mual, muntah, dan diare mendahului rasa sakit. Sakit perut

    lebih ringan dan tidak berbatas tegas. Hiperperistaltis sering ditemukan. Panas dan

    leukositosis kurang menonjol dibandingkan dengan apendisitis akut.

    •Demam Dengue

    Dapat dimulai dengan sakit perut mirip peritonitis. Di sini didapatkan hasil tes

    positif untuk Rumpel Leede, trombositopenia, dan hematokrit meningkat.

    •Kelainan ovulasi

    Folikel ovarium yang pecah (ovulasi) mungkin memberikan nyeri perut kanan

     bawah pada pertengahan siklus menstruasi.

    •Infeksi panggul

    Salpingitis akut kanan sering dikacaukan dengan apendisitis akut. Suhu biasanya

    lebih tinggi daripada apendisitis dan nyeri perut bagian bawah perut lebih difus.

    •Kehamilan di luar kandungan

    Hampir selalu ada riwayat terlambat haid dengan keluhan yang tidak menentu.

     Jika ada ruptur tuba atau abortus kehamilan di luar rahim dengan pendarahan,akan timbul nyeri yang mendadak difus di daerah pelvis dan mungkin terjadi

    syok hipovolemik.

    •Kista ovarium terpuntir

    Timbul nyeri mendadak dengan intensitas yang tinggi dan teraba massa dalam

    rongga pelvis pada pemeriksaan perut, colok vaginal, atau colok rektal.

    •Endometriosis ovarium eksterna

    Endometrium di luar rahim akan memberikan keluhan nyeri di tempat endometriosis

     berada, dan darah menstruasi terkumpul di tempat itu karena tidak ada jalan keluar.

    •Urolitiasis pielum/ ureter kanan

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    10/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    Adanya riwayat kolik dari pinggang ke perut menjalar ke inguinal kanan merupakan

    gambaran yang khas. Eritrosituria sering ditemukan.

    •Penyakit saluran cerna lainnya

    Penyakit lain yang perlu diperhatikan adalah peradangan di perut, seperti

    divertikulitis Meckel, perforasi tukak duodenum atau lambung, kolesistitis akut,

    pankreatitis, divertikulitis kolon, obstruksi usus awal, perforasi kolon, demam tifoid

    abdominalis, karsinoid, dan mukokel apendiks.

    2.8.Penatalaksanaan

    Setelah penegakan diagnosis apendisitis dilakukan, tata laksana utama pada

    apendisitis adalah Apendektomi. Tata laksana mulai diarahkan untuk persiapan

    operasi untuk mengurangi komplikasi pasca-operasi dan meningkatkan keberhasilan

    operasi.

    1.Medikamentosa

    Persiapan operasi dilakukan dengan pemberian medikamentosa berupa analgetikdan antibiotik spektrum luas, dan resusitasi cairan yang adekuat. Pasien apendisitis

    seringkali datang dengan kondisi yang tidak stabil karena nyeri hebat sehingga

    analgetik perlu diberikan. Antibiotik diberikan untuk profilaksis, dengan cara

    diberikan dosis tinggi, 1-3 kali dosis biasanya. Antibiotik yang umum diberikan

    adalah cephalosporin generasi 2 / generasi 3 dan Metronidazole. Hal ini secara

    ilmiah telah dibuktikan mengurangi terjadinya komplikasi post operasi seperti

    infeksi luka dan pembentukan abses intraabdominal. Pilihan antibiotik lainnya

    adalah ampicilin-sulbactam, ampicilin-asam klavulanat, imipenem, aminoglikosida,

    dan lain sebagainya. Waktu pemberian

    antibiotik juga masihditeliti. Akan tetapi beberapa protokol mengajukan apendisitis

    akut diberikan dalam waktu 48 jam saja. Apendisitis dengan perforasi memerlukanadministrasi antibiotik 7-10 hari.

    2.Apendektomi

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    11/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    Sampai saat ini, penentuan waktu untuk dilakukannya apendektomi yang

    diterapkan adalah segera setelah diagnosis ditegakkan karena merupakan suatu

    kasus gawat-darurat. Beberapa penelitian retrospektif yang dilakukan sebenarnya

    menemukan operasi yang dilakukan dini (kurang dari 12 jam setelah nyeri

    dirasakan) tidak bermakna menurunkan komplikasi post- operasi dibanding yang

    dilakukan biasa (12-24 jam). Akan tetapi ditemukan bahwa setiap penundaan 12 jam

    waktu operasi, terdapat penambahan risiko 5% terjadinya perforasi.

    Teknik yang digunakan dapat berupa, (1) operasi terbuka, dan (2) dengan

    Laparoskopi. Operasi terbuka dilakukanndengan insisi pada titik McBurney yang

    dilakukan tegak lurus terhadap garis khayalan antara SIAS dan umbilikus. Di

     bawah pengaruh anestesi, dapat dilakukan palpasi untuk menemukan massa yangmembesar. Setelah dilakukan insiis,pemebdahan dilakukan dengan identii

     

    asi

    sekum kemudian dilakukan palpasi ke arahposteromedial untuk menemukan

    apendisitis posisi pelvik. Mesoapendiks diligasi dan dipisahkan. Basis apendiks

    kemudian dilakukan ligasi dan transeksi. Apendektomi dengan bantuan

    laparoskopi mulai umum dilakukan saat ini walaupun belum ada bukti yang

    menyatakan bahwa metode ini memberikan hasil operasi dan pengurangan

    kejadian komplikasi post-operasi. Apendekotmi laparoskopi harus dilakukan

    apabila diagnosis masih belum yakin ditegakkan karena laparoskopi dapatsekaligus menjadi prosedur diagnostik. Sampai saat ini penelitian-penelitian yang

    dilakukan masih mengatakan keunggulan dari metode ini adalah meningkatkan

    kualitas hidup pasien. Perbaikan nfeksi luka tidak terlalu berpengaruh karena

    insisi pada operasi terbuka juga sudah dilakukan dengan

    sangat minimal.

    2.9.Komplikasi

    Komplikasi yang paling berbahaya dari apendisitis apabila tidak dilakuka

    penanganan segera adalah perforasi. Sebelum terjadinya perforasi, biasanya diawali

    dengan adanya masa periapendikuler terlebih dahulu. Masa periapendikuler terjadi

    apabila gangren apendiks masih berupa penutupan lekuk

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    12/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    usus halus. Sebenarnya pada beberapa kasus masa ini dapat diremisi oleh tubuh

    setelah inflamasi akut sudah tidak terjadi. Akan tetapi, risiko terjadinya abses dan

    penyebaran pus dalam infilitrat dapat terjadei sewaktu-waktu sehingga massa

    periapendikuler ini adalah target dari operasi apendektomi.

    Perforasi merupakan komplikasi yang paling ditakutkan pada apendisitis karena

    selain angka morbiditas yang tinggi, penanganan akan menjadi semakin kompleks.

    Perforasi dapat menyebabkan peritonitis purulenta yang ditandai nyeri hebat seluruh

    peruhk, demam tinggi, dan gejala kembung pada perut. Bisis usus dapat menurun

    atau bahkan menghilang karena ileusparalitik yang terjadi. Pus yang menyebar

    dapat menjadi abses in⸀ raabdomen yang paling umumdijumpai pada rongga pelvis

    dan subdiafragma. Tata laksana yang dilakukan pada kondisi berat ini adalahlaparotomi eksploratif untuk membersihkan pus-pus yang ada.

    Sekarang ini sudah dikembangkan teknologi drainase pus dengan laparoskopisehingga pembilasan dilakukan lebih mudah.

    2.10. Prognosis

    Mortalitas adalah 0.1% jika appendicitis akut tidak pecah dan 15% jika pecah pada

    orangtua. Kematian boasanya berasal dari sepsis, emboli paru, atau aspirasi.

    Prognosis membaik dengan diagnosis dini sebelum rupture dan antibiotic yang lebih baik.

    Morbiditas meningkat dengan rupture dan usia tua. Komplikasi dini adalah sepsis.

    Infeksi luka membutuhkan pembukaan kembali insisi kulit yang merupakan

    predisposisi terjadinya robekan. Abses intraabdomen dapat terjadi dari kontaminasi

    peritonealis setelah gangren dan perforasi.Fistula fekalis timbul dari nekrosis suatu bagian dari seccum oleh abses atau

    kontriksi dari jahitan kantong. Obstruksi usus dapat terjadi dengan abses lokulasi

    dan pembentukan adhesi.

    Komplikasi lanjut meliputi pembentukan adhesi dengan obstruksi mekanis danhernia.

    Dengan diagnosis yang akurat serta pembedahan, tingkat mortalitas dan morbiditas

    penyakit ini sangat kecil. Keterlambatan diagnosis akan meningkatkan morbiditas dan

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    13/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    mortalitas bila terjadi komplikasi. Serangan berulang dapat terjadi bila apendiks tidak

    diangkat. Terminologi apendisitis kronis sebenarnya tidak ada.

    B

    AB III

    LAPO

    RAN

    KASU

    S

    3.1 Identitas pasien

    Nama : Nn. R

    Usia : 17 tahun

     Jenis Kelamin : Perempuan

    Alamat :Blitar

    Pendidikan : SMA

    Agama : Islam

    Suku : Jawa

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    14/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    Tanggal Periksa : 07juni 2014

    3.2Ana

    m

    ne

    sis

    Ke

    lu

    ha

    n

    Ut

    am

    a

    Pasien mengeluh nyeri perut kanan

     bawahRiwayat Penyakit Sekarang

    Pasien rujukan dari puskesmas datang ke igd RSD Mardi Waluyo pukul 12:30

    dengan nyeri perut kanan bawah menjalar ke pinggang, pusing, mual-mual dan susah

    BAB 3 hari ini. Keluhan nyeri perut dirasakan hilang timbul dan bertambah nyeri saat

    digunakan berjalan atau menggerakkan ektremitas bawah terutama dibagian kanan.

    Keluhan pusing dirasakan seperti ditekan benda tumpul dibagian kepala depan.Muntah (-), demam (-), nafsu makan menurun dan buang angin (+).

    Riwayat Pengobatan

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    15/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    Pasien dibawa ke Puskesmas 2,5 jam yang lalu, kemudian diberikan ketorolac

    1 amp, ranitidin 3gr, ceftriakson 5 gr.

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Pasien sebelumnya pernah mengeluh nyeri perut kanan beberapa bulan yang

    lalu (pasien lupa waktu dan harinya) tetapi nyeri tidak sehebat sekarang dan pasien

    tidak memberi tahukan orang tuanya. Riwayat MRS (-).

    Riwayat Penyakit

    Keluarga (-) Riwayat

    Kebiasaan

    Pasien suka makan-makanan

    yang pedas.

    Riwayat Alergi

    Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan maupun obat-obatan.

    3.3 Pemeriksaan Fisik

    3.3.1Status Generalis

    Keadaan umum : Tampak

    Kesakitan Kesadaran:

    Composmentis (GCS 456)

    Tanda vital : 110/80 mmHg, Nadi 110x/m reguler, isi cukup

    RR 20x/m, 36°C

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    16/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    Status antropometri :

    BB = ±50 kg Status

    gizi :

    Kesan cukup

    3.3.2Review of System

    1.Kulit

    Sawo matang, turgor baik, ikterik (-), sianosis (-), pucat(-), spider nevi (-), petechie (-),

    eritem (-), venektasi (-), bulla (-)

    2.Kepala

    Mesocephal (-), hematome (-), jejas (-), perdarahan (-)

    3.Mata

    Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil isokor (3/3), reflek cahaya (+/+),

    radang (-/-), eksoftalmus/endoftalmus (-/-), strabismus (-/-),

    4.Hidung

    Pernafasan cuping hidung (-), rhinorrhea (-), epistaksis (-),deformitas hidung

    5.Mulut

    Mukosa bibir pucat (-), sianosis bibir (-), bibir kering (-), gusi berdarah (-) lidah kotor

    (-)

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    17/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    6.Telinga

    Otorrhea (-), pendengaran berkurang (-), nyeri tekan mastoid (-), cuping teling dbn,

    serumen (-),Ba⸀ le sign (-)

    7.Tenggorokan

    Pembesaran tonsil (-), pharing hiperemis (-), edema laring (-)

    8.Leher

    Lesi kulit (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-), deviasi

    trakea (-), tortikolis (-)

    9.Thorax : normochest, simetris, pernafasan thoracoabdominal, retraksi

    intercostae (-), massa (-), krepitasi (-).

    Cor

    Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

    Palpasi : ictus cordis tidak teraba

    Perkusi : Batas kiri atas : ICS II parasternalis sinistra

    Batas kanan atas : ICS II para sternalis dekstra

    Batas kiri bawah : ICS V mid

    clavicula line sinistra Batas kanan bawah : ICS IV para sternalis dekstra

    Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, bunyi jantung tambahan (-), HR: 80x/menit

    Pulmo

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    18/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    Inspeksi : bentuk normal, pengembangan dada simetris, massa (-), tumor (-), scar

    (-), eritema (-) Palpasi : fremitus raba kiri sama dengan kanan

    Perkusi : sonor/sonor

    Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+)

    suara tambahan : wheezing (-/-), ronkhi (-/-), stridor (-)

    1. Abdomen

    Inspeksi

    Datar/sejajar dinding dada, venektasi (-), massa (-), bekas jahitan (-),

    meteorismus (-)

    Palpasi

    + – –

    + + –

    + + –

    Defans muscular local (+), epigastrium (-), hepar dan lien teraba (-) , turgor baik,massa (-), ascites(-), nyeri ketok ginjal (-/-), nyeri tekan (+)

    Perkusi

    Timpani seluruh lapangan perut

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    19/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    Auskultasi

    Bising usus (+) menurun.

    1.Sistem Collumna Vertebralis :

    Inspeksi: deformitas (-), skoliosis (-), kifosis (-),

    lordosis (-) Palpasi : nyeri tekan (-)

    2.Ekstremitas

    Akral dingin Oedem

    – –

    – –

    – –

    – –

    -Psoas sign (+), Obturator sign (+)

    3.Sistem genitalia : nyeri tekan suprapubik (-), VU kosong, keputihan (-)

    4.Rectal Touce : teraba massa diarah 9-11, nyeri tekan (+), dinding ani teraba hangat,musculus sfingter ani baik, nyeri tekan pada daerah jam 09.00-11, padahandscond tidak tampak darah, pus dan feses, feses teraba keras

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    20/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    5.Status Lokalis:

    R/ right hipocondria region, right lumbal region, right iliac region dan hipogastricregion : teraba hangat, defans muscular local, scar (-), dan nyeri tekan (+)

    3.4Pemeriksaan Penunjang

    1.Laboratorium

     Jenis Tes Hasil Tes Hasil Tes Normal

    Darah Lengkap

    Hemoglobin 13,9 13-17

    Leukosit 9.830 4.000-11.000

    LED 25-51 0-15

    Diff Count 1/1/1/68/20/9 1-2/0-1/3-5/54-62/25-

    33/3-7

    Eritosit 4.550.000

    Trombosit 218.000

    Hematokrit 4,2

    MCV 92,4

    MCH 30,6

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    21/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    MCHC 33,2

    2.USG

    Hasil : Saat ini tidak tampak apensitis acute, tidak menyingkirkan kemungkinan

    appendisitis retrocaecal. Dd apendisitis kronis, hepar/lien/pancreas/ginjal kanan

    kiri/buli-buli/uterus/adnexa kanan kiri tidak tampak kelainan.

    3.5Diagnosis Kerja: Susp Periapendikular Infiltrat

    3.6Diagnosis Banding

    –Apendisitis akut

    –Apendisitis kronis

    –Adenitis mesentrium

    –Tifoid Abdominalis

    –Peritonitis

    –KET

    3.7Penatalaksanaan

    1.IGD

    -Inj Ketorolac ( analgetik )

    -Inj Ranitidin ( H2 blocker )

    -Inj Ceftriakson ( antibiotik )

    -Pro USG

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    22/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    2.Ruang Inap

    -IVFD 1500 cc/24 jam

    -Inj. Cefopsan 2×1

    -Inj. Metonidasol 2×1 amp ( antibiotik )

    -Inj. Ranitidin 2×1 amp (H2 blocker )

    -Inj. Novaldo 3×1 amp (antipiretik, analgetik)

    – Diet makanan lunak

    3.8Resume

    Pasien mengeluh nyeri perut kanan bawah menjalar ke pinggang belakang,

    pusing, mual- mual dan diare dengan konsistensi cair 2-3x sehari 3 hari ini. Keluhannyeri perut dirasakan hilang timbul dan bertambah nyeri saat digunakan berjalan

    atau menggerakkan ektremitas bawah terutama dibagian kanan. Keluhan pusing

    dirasakan seperti ditekan benda tumpul dibagian kepala depan. Muntah (-), demam

    (-), dan nafsu makan menurun

    Pemeriksaan fisik yang dilakukan, memberikan data keadaanumum cukup, 110/80mmHg, Nadi 80x/m reguler, isi cukup, RR 20x/m, 36°C. Ditemukan pemeriksaan

    pemeriksaan abdomen dengan palpasi didapatkan defans muscular pada region

    abdomen kanan bawah dengan tada psoas, obturator sign dan rovsing yang

    positif.Pada pemeriksaan rectal touche tidak didapatkan massa atau kelainan kecualinyeri tekan pada arah jam 10-11, spincter ani baik, tidak tampak jaringan parut pada

    mukosa ani, tidak tampak darah, pus dan feses pada handscond.

    Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit 9.830 (normal) dan LED 25-51

    (meningkat) dengan hasil laboratorium lainnya tidak ada kelainan. Hasil USG : Saat

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    23/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    ini tampak apendisitis acute, tidak menyingkirkan kemungkinan appendisitis

    retrocaecal. Dd apendisitis kronis yang lain tidak tampak kelainan

    Tanggal   S O A P

    5/6/2014 Pasien mengeluh Ku : lemah Apendisitis Medikamentosanyeri perut Acutesebelah kanan Kesadaran : GCS -IVFD 1500 cc/24

    menjalar kepinggang, mual +

    namun mulai berkurang, flatus+, sulit BAB

    456

    VS :

    TD : 110/80 mmHg

    -Inj. Cefopsan 2×1

    -Inj. Metonidasoamp

    N : 88x/menit -Inj. Ranitidin 2×1

    RR : -x/menit -Inj. Novaldo 3×1

    Suhu Ax : 35,8 C

    Kepala: a/i/c/d :

    -/-/-/-

    Thorax: Cor dan

    pulmo DBN

    Abdomen : soefl,

    BU +, met –, nyeri

    tekan titik mc

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    24/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

     burney +, defans

    muscular local,

    Ekstremitas :

    obturator sign +

    Psoas sign +

    Status Lokalis:

    R/ RHR, RLR,RIR

    Dextra

    Nyeri +, hangat +

    6/6/2014 Pasien mengeluh Ku : lemah Apendisitis Medikamentosanyeri perut Acutesebelah kanan Kesadaran : GCS -IVFD 1500 cc/24

    menjalar kepinggang, mual +namun mulai

     berkurang, flatus+, sulit BAB

    456

    VS :

    TD : 100/90 mmHg

    N : 80x/menit

    -Inj. Cefopsan 2×1

    -Inj. Metonidasoamp

    -Inj. Ranitidin 2×1RR : -x/menit

    -Inj. Novaldo 3×1Suhu Ax : 36 C

    Kepala: a/i/c/d :

    -/-/-/-

    Thorax: Cor danpulmo DBN

    Abdomen : soefl,

    BU menurun, met–, nyeri tekan titik

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    25/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    mc burney +,

    defans muscularlocal

    Ekstremitas :obturator sign +

    Psoas sign +

    Status Lokalis:

    R/ RHR, RLR,RIR

    Dextra

    Nyeri +, hangat +

    7/6/2014 Pasien mengeluh

    nyeri perut

    sebelah kanan

    Ku : lemah

    menjalar ke Kesadaran : GCS

    pinggang 456terutama saatdigunakan VS :

    menggerakkan

    ektremitas bawah, mual +

    TD : 110/60 mmHg

    N : 88x/menit

    namun mulai

     berkurang, flatusRR : 24x/menit

    +, tidak bisa BAB Suhu Ax : 36 C

    Kepala: a/i/c/d :-/-/-/-

    Thorax: Cor dan

    pulmo DBN

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

  • 8/18/2019 Periapendikuler Infiltrat _ Flowers

    26/26

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong

    Abdomen : soefl,

    BU menurun, met

    –, nyeri tekan titik

    mc burney +,defans muscular

    local

    Ekstremitas :

    obturator sign +

    Psoas sign +

    Status Lokalis:

    R/ RHR, RLR,RIR

    Dextra

    Nyeri +, hangat +

    PERIAPENDIKULER INFILTRAT – dr. Flower C.F. Kumendong