Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

77
PENYUSUNAN INDIKATOR DAN TARGET KINERJA Pelatihan Peningkatan Kapasitas Perencanaan Pembangunan Daerah

Transcript of Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Page 1: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

PENYUSUNAN INDIKATOR DAN TARGET KINERJA

Pelatihan Peningkatan Kapasitas Perencanaan Pembangunan Daerah

Page 2: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Indikator kinerja Data dan informasi Penentuan target kinerja

Bahasan

Page 3: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan bagian tak terpisahkan dari proses perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja

Indikator Kinerja

Page 4: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

4

Perencanaan dalam Siklus Manajemen

AKUNTABILITAS PUBLIK   

Evaluasi Antara/ Mid Term

Evaluasi Terminal

Ex AnteEvaluation

Ex Post Evaluation

RENCANA

Perencanaan Strategis

Project Design Matrix/

Logical Frameworks

PELAKSANAAN

RENCANA

PELAKSANAAN SELESAI

Siklus Kecil( individual project cycle)

Umpanbalik

Umpanbalik

Umpanbalik

Umpanbalik

Siklus Besar(Policy/Program)

Evaluasi Ex-post

Kementerian/Lembaga

Evaluasi Ex-ante

Evaluasi Mid-Term/ Antara

Terminal E.

Page 5: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

5

1. Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan-perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO, 1981).

2. Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau kondisi. Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi status gizi bayi tersebut (Wilson & Sapanuchart, 1993).

3. Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk kepada kita tentang suatu keadaan tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengukur perubahan (Green1992).

PENGERTIAN INDIKATOR

Page 6: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

6

PENGERTIAN RINGKAS INDIKATOR

Suatu alat ukur untuk menilai apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau belum/tidak

KEGUNAAN Dasar penilaian kinerja, baik dalam tahap perencanaan

(ex-ante), pelaksanaan (on-going), maupun setelahnya (ex-post)

Petunjuk kemajuan dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran

Page 7: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

7

PENGERTIAN KINERJA

• Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi (LAN, 1999:3)

• Kane dan Johnson (1995); hasil kerja keras organisasi dalam mewujudkan tujuan strategis yang ditetapkan organisasi, kepuasan pelanggan serta kontribusinya terhadap perkembangan ekonomi masyarakat

• Bates dan Holton (1995); perilaku berkarya, penampilan atau hasil karya. Oleh karena itu kinerja merupakan bentuk bangunan yang multi dimensional, sehingga cara mengukurnya sangat bervariasi tergantung pada banyak faktor

Page 8: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

8

Pengembangan Indikator Kinerja Penting sekaligus Menantang

Tidak cukup hanya dengan memfokuskan pada penghitungan biaya keluaran (efisiensi). Tujuan kebijakan dan pendekatan program – juga harus dianalisa (efektivitas, dampak)

Indikator bisa diterapkan untuk: (a) Masukan; (b) Efisiensi – Keluaran; (c) Efektivitas – Hasil; (d) Kualitas; dan (e) Kepuasan Pelanggan.

Indikator memerlukan definisi dan penafsiran yang hati-hati – seringkali diformulasikan, diimplementasikan dan ditafsirkan dengan buruk

Harus dikembangkan untuk masing-masing program/kegiatan – ada yang sulit misalnya pertahanan – beberapa lebih mudah misalnya penyelenggara jasa.

Page 9: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

9

memperjelas tentang apa (what), bagaimana (how), siapa (who), dan kapan (when) suatu kegiatan dilaksanakan

menciptakan konsensus yang dibangun oleh stakeholders (pemangku kepentingan)

membangun dasar pengukuran, analisis, dan evaluasi kinerja program pembangunan

FUNGSI INDIKATOR KINERJA

Page 10: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

10

Input Proses Output

Indikator Kinerja

Outcomes

Benefit

Impact

JENIS INDIKATOR KINERJA

Page 11: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

11

TAHAPAN DALAM PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA

MANFAAT Tujuan/manfaat yang diperoleh dengan berfungsinya keluaran secara optimal

HASIL Segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya suatu keluaran

OUTPUT Sesuatu yang langsung diperoleh/ dicapai dari pelaksanaan kegiatan

INPUTKegiatan dan sumberdaya/dana yg

dibutuhkan agar keluaran sesuai yg diharapkan

DAMPAKPengaruh yang ditimbulkan dari manfaat

yang diperoleh dari hasil kegiatanMenggambarkan aspek makro tujuan proyek

secara sektoral, regional maupun nasional

Page 12: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

12

Jumlah dana yang dibutuhkan Tenaga yang terlibat Peralatan yang digunakan Jumlah Bahan yang digunakan

INDIKATOR KINERJA INPUTIndikator ini mengukur jumlah sumberdaya seperti anggaran (dana), SDM, peralatan, material, dan masukan lainnya yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan.Dengan meninjau distribusi sumberdaya dapat dianalisis apakah alokasi sumberdaya yang dimiliki telah sesuai dengan rencana strategis yang ditetapkan

Page 13: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

13

Jumlah jasa/kegiatan yang direncanakan Jumlah orang yang diimunisasi / vaksinasi Jumlah permohonan yang diselesaikan Jumlah pelatihan / peserta pelatihan Jumlah jam latihan dalam sebulan

Jumlah barang yang akan dibeli/dihasilkan Jml pupuk/obat/bibit yang dibeli Jumlah komputer yang dibeli Jumlah gedung /jembatan yg dibangun meter panjang jalanyang dibangun/rehab

INDIKATOR KINERJA OUTPUTDengan membandingkan keluaran dapat dianalisis apakah kegiatan yang terlaksana sesuai dengan rencana. Indikator Keluaran dijadikan landasan untuk menilai kemajuan suatu kegiatan apabila tolok ukur dikaitkan dengan sasaran kegiatan yang terdefinisi dengan baik dan terukur (pemantauan/pengendalian). Oleh karena itu indikator ini harus sesuai dengan lingkup dan sifat kegiatan instansi.

Page 14: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

14

INDIKATOR KINERJA OUTCOMEIndikator Kinerja Hasil (Outcome) seringkali dirancukan dengan Indikator Keluaran (Output). Indikator outcome lebih utama dari sekedar output. Indikator Hasil (Outcome) menggambarkan berfungsinya keluaran kegiatan. Walaupun produk sudah dihasilkan dg baik, belum tentu hasilnya tercapai.

Dengan indikator outcome instansi dapat mengetahui apakah hasil yang telah diperoleh dalam bentuk output memang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan yang besar bagi masyarakat

Jumlah / % hasil langsung dari kegiatan Tingkat Pemahaman peserta terhadap materi pelatihan Tingkat kepuasan dari pemohon/pasien (costumer)

Peningkatan langsung hal-hal yg positif Peningkatan daya tahan bangunan Penambahan daya tampung siswa

Penurunan langsung hal-hal yang negatif Penurunan Tingkat Kemacetan Penurunan Tingkat Pelanggaran Lalu lintas

Page 15: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

15

• Peningkatan hal yg positif dalam jangka menengah – panjang – Persentase (%) kenaikan lapangan kerja– Peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat

• Penurunan hal yang negatif dalam jangka menengah – panjang – Penurunan Tingkat Penyakit TBC– Penurunan Tingkat Kriminalitas– Penurunan Tingkat Kecelakaan lalulintas

INDIKATOR KINERJA MANFAAT Indikator Kinerja Manfaat (Benefit) menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indikator hasil (outcome). Manfaat tersebut baru tampak setelah beberapa waktu kemudian, khususnya dalam jangka menengah dan panjang. Indikator manfaat menunjukkan hal yang diharapkan untuk dicapai bila keluaran dapat diselesaikan dan berfungsi dengan optimal (tepat waktu, lokasi, dana dll).

Page 16: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

16

• Peningkatan hal yg positif dalam jangka panjang– Persentase (%) kenaikan pendapatan perkapita masyarakat– Peningkatan cadangan pangan – Peningkatan PDRB sektor tertentu

• Penurunan hal yang negatif dalam jangka panjang– Penurunan Tingkat kemiskinan – Penurunan Tingkat Kematian

INDIKATOR KINERJA DAMPAK Indikator Dampak (Impact) memperlihatkan pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan. Seperti halnya indikator manfaat, indikator dampak juga baru dapat diketahui dalam jangka waktu menengah dan panjang. Indikator dampak menunjukkan dasar pemikiran kenapa kegiatan dilaksanakan, menggambarkan aspek makro pelaksanaan kegiatan, tujuan kegiatan secara sektoral, regional dan nasional.

Page 17: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Jenis Indikator Menurut Waktunya

Di samping menurut tahapannya, jenis indikator juga bisa dibagi menurut waktu kejadiannya: Leading indicators: indikator yg memberi

petunjuk tentang peristiwa di masa datang. Contoh: IHSG.

Lagging indicators: indikator yang mengikuti suatu kejadian. Contoh: tingkat pengangguran.

Coincident indicators: indikator yang berubah pada saat bersamaan dengan suatu peristiwa. Contoh: tingkat pendapatan per kapita.

Page 18: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

18

specific

measurable

attainable

relevant

time-bound

KRITERIA INDIKATOR YANG BAIK

SMART

• tidak multi-tafsir; bisa juga “sensitif”

• mudah diukur

• data dapat diperoleh dengan mudah

• sesuai dengan tujuan; bisa juga “realistis”

• terikat waktu

Page 19: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

19

TARGET KINERJAMerupakan jumlah/besaran indikator kinerja

yang direncanakan akan dicapai oleh kegiatan tertentu

Target kinerja harus:1. Berupa angka numerik2. Dapat diperbandingkan3. Cukup spesifik4. Dilengkapi dengan satuan.

Page 20: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

20

REALISASI/CAPAIAN KINERJAMerupakan informasi mengenai ukuran kinerja yang dicapai setelah dilaksanakannya suatu

kegiatan /program tertentu

Realisasi/capaian kinerja harus:1. Berupa angka numerik2. Berdasarkan fakta yang dapat dibuktikan

kebenarannya

Page 21: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Proses penyusunan indikator Identifikasi masalah yang akan dipecahkan Kembangkan pohon masalah, telusuri

sebab-akibat sampai ke akar masalah Rumuskan tujuan Susun indikator yang SMART

Page 22: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

22

MASALAH DAN AKIBAT

Belum Optimalnya

Pos Pelayanan Terpadu

Akibat Langsung

Inti Masalah

Tinnginya Angka Gizi Buruk

Akibat Tidak Langsung

Terbatasnya Layanan Kesehatan

Terbatasnya Pengetahuan Gizi

Terbatasnya Informasi

Terbatasnya Peralatan kesehatan

Terbatasnya Jumlah dan mutu tenaga kesehatan

Rendahnya Keterampilan

petani

Terbatasnya lahan

produktif

Rendahnya Produksi Pangan

Page 23: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

23

PERUMUSAN TUJUAN

MengoptimalkanPos Pelayanan

Terpadu

Akibat Langsung

Inti Masalah

Menurunkan Angka Gizi Buruk

Akibat Tidak Langsung

Meningkatkan Layanan Kesehatan

Meningkatkan Pengetahuan Gizi

Meningkatkan ketersediaan

informasi

Meningkatkan ketersediaan

peralatan kesehatan

MeningkatkanJumlah dan mutu tenaga kesehatan

Meningkatkan Keterampilan

petani

Memperluas lahan

produktif

Meningkatkan Produksi Pangan

Page 24: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

24

PERUMUSAN TUJUAN

Jml desa menyelenggarakan

posyandu

Indikator Hasil

Indikator Keluaran

Angka Gizi Buruk

Indikator Dampak

Jumlah kunjungan puskesmas

Tingkat konsumsi masyarakat

(kalori/kapita)

Persentase rumah tangga mendapatkan

kartu sehat

Jumlah sarana

kesehatan

Persentase desa dengan Tenaga

Medis

Tingkat pemakaian

traktor (unit/1000 org)

Luas areal Tanam (ha)

TingkatProduksi Pangan

(ton)

Page 25: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

25

Identifikasi Penanggungjawab (SKPD)

MengoptimalkanPos Pelayanan

Terpadu

Akibat Langsung

Inti Masalah

Menurunkan Angka Gizi Buruk

Akibat Tidak Langsung

Dinas KesehatanDinas KesehatanDinas Pendidikan

Meningkatkan ketersediaan

informasi

Meningkatkan ketersediaan

peralatan kesehatan

MeningkatkanJumlah dan mutu tenaga kesehatan

Meningkatkan Keterampilan

petani

Memperluas lahan

produktif

Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Page 26: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Sektor Kesehatan, Pertanian, Pekerjaan Umum

Contoh Indikator Kinerja Instansi Pemerintah26

Page 27: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

27

PROGRAM KEGIATAN/PROYEK INDIKATOR KINERJAPeningkatan Pelayanan Puskesmas

Perbaikan/penggantian peralatan medis yang rusak atau kurang memenuhi persyaratan di Puskesmas

• Masukan (Input) – Dana• Keluaran (Output) –

Jumlah peralatan medis yang dibeli

• Hasil (Outcome) – kuantitas & kualitas pemeriksaan pasien

• Manfaat (Benefit) – tingkat kesembuhan pasien

• Dampak (Impact) – tingkat kesehatan masyarakat

INDIKATOR KINERJA BIDANG KESEHATAN

Page 28: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

28PROGRAM KEGIATAN/PROYEK INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

Peningkatan Produksi Pangan

Intensifikasi Lahan Pertanian Sawah

Input • Dana untuk Pemberian

bantuan pupuk dengan harga 50% dari harga resmi

• Dana untuk Pemberian batuan obat-obatan secara Cuma-Cuma

Rp 20 Juta

Rp 15 Juta

Ouput• Jumlah bantuan pupuk urea

dengan harga 50% dari harga resmi

• Jumlah bantuan obat-obatan DDT secara Cuma-Cuma

2000 petani @ 20 kg

2000 petani @ 15 ltr

Outcome • Meningkatnya kesuburan dan

daya tahan lahan – Meningkatnya jumlah masa tanam/panen padi

Dari 2 kali panen menjadi 3 kali panen

setahun

INDIKATOR KINERJA BIDANG PERTANIAN

Page 29: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

29PROGRAM KEGIATAN/PROYEK INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

Peningkatan Produksi Pangan

Intensifikasi Lahan Pertanian Sawah

Manfaat/benefit•Meningkatnya

produktivitas petani padi – hasil gabah per hektar per panen

Dari 10 kw/ha menjadi 14 kw/ha

Dampak•Meningkatnya persediaan

beras – stok cadangan beras per tahun

•Meningkatnya pendapatan rata-rata petani – pendapatan per hektar per panen.

Dari 40 ton menjadi 60 ton

Dari Rp 6 jt/ha/panen menjadi Rp 8 jt per/ha/panen

INDIKATOR KINERJA BIDANG PERTANIAN

Page 30: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

30PROGRAM KEGIATAN/PROYEK INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

Pemeliharaan Jalan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Daerah A

Input • Alokasi Anggaran Rp 12 milyar

Output• panjang pemelihraan jalan (km)• Panjang rehabilitasi jalan (m)

5 km

100 m

Outcome• Meningkatnya kualitas teknis jalan• penyerapan tenaga kerja

50 %

1000 TK

Benefit• Peningkatan tingkat kelancaran

arus lalulintas

50 % (dari 300 kendaraan/jam

menjadi 450/jam)

Dampak• Meningkatnya Kegiatan Ekonomi

wiayah A (PDRB)7 %

INDIKATOR KINERJA BIDANG PU

Page 31: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

31 CONTOH KESELARASAN PROGRAM – KEGIATAN – INDIKATOR KINERJA

Page 32: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

32

Arah Kebijakan RPJMD:Mewujudkan sektor pertanian yang

handal

Kegiatan 1: Ekstensifikasi PertanianKegiatan 2: Pembangunan Jalan

PerdesaanKegiatan 3: Pembinaan Petani

Contoh Keselarasan Kebijakan-Program-Kegiatan

Program Peningkatan Produksi Pertanian

Page 33: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

33

RPJMD: Mewujudkan sektor pertanian

yang handal

Indikator Kinerja :• PDRB sektor pertanian

(daerah)• Tingkat pendapatan petani

(daerah)• Tingkat produksi komoditas

pertanian (daerah)

Contoh Keselarasan Indikator Kinerja

Renstra Kement. Pertanian

Indikator Kinerja: Tingkat produksi pertanian

Renstra Dinas

Indikator Kinerja :• PDRB sektor pertanian (nasional)• Tingkat pendapatan petani

(nasional)• Tingkat produksi komoditas

pertanian (nasional)

Page 34: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

34

Subdin PengairanProg. Pengelolaan SD

AirKeg. #1 : Pembangunan

Saluran IrigasiKeg. #2: Rehab Irigasi

Dinas PertanianProg. Peningkatan Prod.

PertanianKeg. 1: Perluasan Areal PertanianKeg. 2: Bina Kelompok TaniKeg. 3: Intensifikasi Pertanian

Subdin BinamargaProg. Penyelenggaraan

JalanKeg. 1: Pemb. Jalan

PerdesaanKeg. 2: Pemb. Jembatan di

wilayah pertanian

Dinas KoperasiProg. Pemberdayaan

UMKMK PertanianKeg. #1: Bina KUDKeg. #2: Kredit Pertanian

Dinas PerindustrianProg. Peningkatan Industri

PertanianKeg. : Pelatihan Teknologi

pertanian

RPJMD PemdaProgram Peningkatan Produksi Pertanian

Kegiatan #1 : Ekstensifikasi PertanianKegiatan #2 : Pembangunan Jalan dan Irigasi PedesaanKegiatan #3 : Pembinaan Petani

Contoh Keselarasan Program - Kegiatan

Page 35: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

35

Dinas PengairanIndikator Kinerja :

• Luas areal irigasi (ha)• Panjang saluran

pengairan yang dibangun/rehab (m)

Dinas PertanianIndikator Kinerja :

• Luas areal intensifikasi & ekstensifikasi

• Tingkat produksi pertanian• Jumlah petani yang

mengikuti pelatihan usaha tani

Dinas BinamargaIndikator Kinerja :

• Panjang jalan ke wil. Pertanian yg dipelihara

• Juml. jembatan yg dibangun/dipelihara

Dinas KoperasiIndikator Kinerja :

• Jumlah koperasi tani yang dibina

• Jumlah penduduk/kelompok penerima SKIM kredit

Dinas PerindustrianIndikator Kinerja :

• Juml. petani yg mengikuti pelatihan teknologi pertanian

RPJMD Indikator Kinerja :

• PDRB sektor pertanian• Tingkat pendapatan petani• Tingkat produksi pertanian

Contoh Keselarasan Indikator Kinerja Program Lintas Sektor

Page 36: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Ketersediaan data merupakan kunci bagi penyusunan indikator kinerja, sehingga menentukan pelaksanaan perencanaan & penganggaran berbasis kinerja

Data dan Informasi

Page 37: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Data vs Informasi Data dan informsi sering dianggap sinonim, tapi

sebenarnya berbeda Data: nilai dari suatu variabel, bisa kuantitatif maupun

kualitatif Informasi: data yang telah diberi konteks dan

diinterpretasikanData Fakta mentah Tanpa konteks Hanya angka atau teks Belum berguna sebelum

diolah

Informasi Data dengan konteks Data yg diproses Data yg telah diberi nilai

tambah Sudah diolah (summary,

rekap) Telah diorganisir Hasil analisis, interpretasi

Page 38: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Contoh:

Data: 5072013 Informasi:

5/07/2013 tanggal pelaksanaan training Rp 5.072.013 rata2 gaji pertama sarjana

teknik 5072013 nomor telepon Dinas Perikanan

Page 39: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Data vs Informasi27.681.620.642.727.241.063.443.640.314.026.226.474.725.346.2

6.811.4

9.67.07.1

33.469.218.622.040.527.317.931.043.9

Data

Kab.

Merauk

e

Kab.

Jayaw

ijaya

Kab.

Jayap

ura

Kab.

Nabire

Kab.

Yape

n Waro

pen

Kab.

Biak Num

for

Kab.

Pania

i

Kab.

Punc

ak Ja

ya

Kab.

Mimika

Kab.

Boven

Digoel

Kab.

Mappi

Kab.

Asmat

Kab.

Yahu

kimo

Kab.

Pegu

nung

an Bin.

..

Kab.

Tolika

ra

Kab.

Sarm

i

Kab.

Keero

m

Kab.

Warope

n

Kab.

Supio

ri

Kab.

Mambe

ramo R

aya

Kab.

Nduga

Kab.

Lann

y Jay

a

Kab.

Mambe

ramo T

e...

Kab.

Yalim

o

Kab.

Punc

ak

Kab.

Dogiya

i

Kab.

Intan

Jaya

Kab.

Deiyai

Kota

Jayap

ura0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

27.6

81.6

20.6

42.7

27.2

41.0

63.4

43.6

40.3

14.0

26.2

26.4

74.7

25.3

46.2

6.8 11

.49.

67.

07.

133

.469

.218

.6 22.0

40.5

27.3

17.9

31.0

43.9

Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Orang)

Informasi

Page 40: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Pemanfaatan data

Data Informasi Pengetahuan

Mengolah dataMenyeleksi dataMenyajikan grafikMenambahkan konteksMenambahkan nilai

Bagaimana informasi terkait dengan outcome?Apakah ada pola tertentu dari informasi?Informasi apa yg relevan dg problem?Apakah ada cara terbaik menggunakan informasi?

Page 41: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Pemanfaatan data

Data Informasi Pengetahuan

• Data jumlah penduduk miskin kabupaten/kota se Papua

• Data mata pencaharian penduduk miskin

• Data tingkat pendidikan

• Data kondisi wilayah

• Data jumlah keluarga

• Apakah kemiskinan terkait dengan mata pencaharian?

• Ataukah pendidikan yang berpengaruh?

• Apakah kondisi geografis menghambat usaha masyarakat berkembang?

• Bagaimmana cara yang efektif memerangi kemiskinan?

• Profil kemiskinan di Provinsi Papua

• Karakter masyarakat miskin di Papua

Page 42: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Jenis-jenis data Data kuantitatif (angka) vs data kualitatif (teks, gambar) Data diskrit (bilangan bulat) vs data kontinyu (bersifat

berkesinambungan) Data nominal (label) vs data ordinal (bertingkat) Menurut cara memperolehnya:

Data primer: diperoleh langsung dari obyek penelitian/observasi Data sekunder: data yang dikumpulkan pihak lain (data BPS,

data BI) Menurut waktu pengumpulannya:

Data cross section: data populasi per satu titik waktu tertentu Data time series: data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu Data panel: data suatu obyek yang sama dikumpulkan dari

waktu ke waktu

Page 43: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Pengolahan data Statistik sederhana

Rata-rata (mean) Nilai tengah (median) Persentase, rasio Indeksasi membandingkan nilai pada

tahun tertentu dengan nilai pada tahun dasar (biasanya nilai tahun dasar = 100)

Rasio tertinggi/terendah (dispersion ratio) Deviasi standar

Page 44: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Penghitungan untuk Indikator Utama

Pertumbuhan

Indeks Ketimpangan Williamson

Tingkat kemiskinan

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Page 45: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Indikator yang umum digunakan

Ekonomi • PDRB/kapita• Pertumbuhan

PDRB• Struktur PDRB• Inflasi• Indeks Williamson• Persentase

penduduk miskin• Tingkat

pengangguran terbuka

• Rasio Gini• Rasio

kredit/simpanan masyarakat di bank

• Nilai Tukar Petani

Sosial • Umur Harapan

Hidup• Angka Melek

Huruf• Rata-rata lama

sekolah• Angka partisipasi

kasar• Angka partisipasi

murni• Persentase balita

gizi buruk• Angka mortalitas• Angka morbiditas• Laju

pertumbuhan penduduk

Infrastruktur & LH • Rasio elektrifikasi• Kerapatan jalan• Kondisi

permukaan jalan• Luas areal irigasi• Persentase rumah

tangga dengan akses air bersih

• Persentase rumah tangga dengan sanitasi layak

• Rasio ruang terbuka hijau

• Laju deforestasi• Luas lahan kritis

Page 46: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

46

Perencanaan berbasis kinerja harus menetapkan target apa yang akan dihasilkan, apa manfaat yang diperoleh, dan kondisi apa yang diubah.

Penetapan Target Kinerja

Page 47: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

47

Penetapan Target Kinerja

Hal-hal yang perlu diperhatikan: Tren historis Standar Pelayanan Minimum Kondisi lingkungan (internal dan eksternal) Janji/komitmen politik

Page 48: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

48

Lihat capaian indikator dalam 5-10 tahun terakhir (gambaran kondisi pelayanan SKPD)

Bentuk penyajian: Tabel Grafik – lebih informatif dan mudah dipahami

Pola-pola tren: Linier Non-linier: diminishing return, eksponensial – kuadratik

Sebagai baseline – skenario “business as usual” kondisi/kecenderungan yang akan terjadi bila keadaan tidak diubah

Tren Historis

Page 49: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Tabel vs Grafik

Tahun Papua Nasional2000 8,315.79 6,751.602001 8,776.78 6,895.172002 12,315.40 7,101.312003 12,013.14 7,326.262004 8,689.76 7,603.792005 10,126.36 7,924.902006 7,963.32 8,237.732007 7,886.31 8,631.422008 7,396.74 8,990.422009 8,572.52 9,281.302010 7,849.24 9,703.472011 7,089.83 10,225.272012 6,816.88 10,720.59

20002001

20022003

20042005

20062007

20082009

20102011

20120

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

PDRB Per Kapita ADHK 2000 (Ribu Rp)

Papua Nasional

(Ribu Rp)

PDRB Per Kapita ADHK 2000

Page 50: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Tabel vs Diagram Pie

Sektor Milyar Rp Persenpertanian 8946.43

11.7 pertambangan 40271.22 52.7 industri pengolahan

1421.57 1.9

listrik, gas, air bersih

129.43 0.2

bangunan 8139.83 10.7 perdagangan, hotel, restoran

4538.79 5.9

angkutan dan telekomunikasi

4397.8 5.8

keuangan dan jasa perusahaan

2092.98 2.7

jasa-jasa 6432.55 8.4 Jumlah

76,370.60 100.0

Struktur PDRB Papua 2011

pertanian12%

pertambangan

53%industri

pengolahan2%

listrik, gas, air bersih

0%

bangunan11%

perdagangan, hotel,

restoran6%

angkutan dan telekomunika

si6%

keuangan dan jasa

perusahaan3%

jasa-jasa8%

Struktur PDRB Papua 2011

Page 51: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

51

Kecenderungan Linier

2012 20172002 2007

Pertambahan yang sama/konstan

Page 52: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

52

Kecenderungan Melandai

2012 20172002 2007

Pertambahan yang semakin mengecil

Page 53: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

53

Kecenderungan Eksponensial

2012 20172002 2007

Pertambahan yang semakin meningkat

Page 54: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

54

Apakah SPM telah terpenuhi? Jika belum, bagaimana gap-nya?

Apakah tren mengarah pada pencapaian SPM? Berapa lama waktu diperlukan untuk mencapai SPM? Skenario “business as usual” vs “akselerasi”

Standar Pelayanan Minimum

Page 55: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

55

Analisis faktor-faktor internal dan eksternal Apakah faktor-faktor internal membantu peningkatan

kinerja? Apakah faktor-faktor eksternal memungkinkan

pencapaian kinerja lebih tinggi? Atau sebaliknya?

Analisis Kondisi Lingkungan

Page 56: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

56

Janji politik harus diprioritaskan untuk dipenuhi Jika ada gap dengan kondisi saat ini dan

baseline, harus diikuti dengan perumusan strategi pencapaiannya Skenario “not business as usual” Prioritas alokasi sumber daya

Penting !

Page 57: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

57

BAU vs Not BAU

2012 20172002 2007

baseline

target, janji

Page 58: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

58

Sasaran Utama Pembangunan

Mengurangi tingkat kemiskinan – pro poor

Mengurangi tingkat pengangguran – pro job

Mempercepat pertumbuhan ekonomi – pro growth

Ketiganya saling terkait Proses perumusan target

dilakukan secara iteratif (bolak-balik, berulang) agar konsisten dan realistis

Penciptaan lapangan

kerja

Pengurangan kemiskinan

Pertumbuhan ekonomi

Page 59: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

59

Proses penetapan target

Target pertumbuhan ekonomi ditetapkan

Menghitung elastisitas pertumbuhan terhadap kemiskinan (data historis)

Menghitung tingkat kemiskinan yang bisa diturunkan sesuai dengan pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan

Hal yang sama bisa dilakukan untuk pertumbuhan dan pengangguran

Pemerintah menetapkan target tingkat kemiskinan (janji kampanye)

Berdasarkan elastisitas pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan, laju pertumbuhan yang diperlukan untuk mencapai tingkat kemiskinan bisa dihitung

JALUR 1 JALUR 2

Page 60: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

60

Target Pertumbuhan Ekonomi

Dekomposisi pertumbuhan menurut sumber-sumbernya

Dari sisi penggunaan/permintaan: Konsumsi: rumah tangga, pemerintah Investasi: swasta, pemerintah Ekspor net

Dari sisi produksi/penawaran: Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan, dst… s.d. Jasa-Jasa

Page 61: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

61

Sumber Pertumbuhan - 1

SSMiMiAgAgY

AgAgo

t

o

o

o

o

o

t

o

ot

o

ot

o

otY

oooo

ototototY

oooo

oooottttY

o

otY

gsharegsharegshareg

gshareAgAg

YAg

YAg

YAg

YAgAg

YSS

YAgAgg

SMaMiAgSSMaMaMiMiAgAgg

SMaMiAgSMaMiAgSMaMiAgg

YYYg

PDRBY

...

1

%100...

%100...

...

%100...

......

%100

Page 62: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

62

Formula di atas bisa dipakai untuk menghitung pertumbuhan baik dari sisi produksi (sektor) maupun penggunaan

Dari tren tahun2 sebelumnya plus informasi tentang prospek/proyeksi sektoral kita bisa memperkirakan pertumbuhan sektoral

Selanjutnya, sesuai dengan bobot share-nya masing2, proyeksi pertumbuhan sektor2 tsb akan membentuk baseline pertumbuhan PDRB (skenario business as usual)

Dengan langkah yang sama, pemerintah menetapkan target pertumbuhan berdasarkan target sektoral (skenario kebijakan)

Sumber Pertumbuhan - 2

Page 63: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

63

Target Tingkat Pengangguran Elastisitas (semi elastisitas) pertumbuhan ekonomi terhadap

penciptaan lapangan kerja Berapa ribu lapangan kerja baru tercipta dari setiap 1% pertumbuhan

ekonomi

Misalnya setiap 1% pertumbuhan akan menciptakan 300 ribu lapangan kerja baru (secara nasional)

Dengan asumsi laju pertumbuhan angkatan kerja konstan, maka angkatan kerja baru bisa diperkirakan Jika lapangan kerja baru yang tercipta lebih besar dari angkatan kerja

baru, maka jumlah pengangguran akan menurun Selanjutnya dihitung tingkat pengangguran yang mungkin dicapai:

rasio antara penganggur terbuka terhadap angkatan kerja

Page 64: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

64

Target Tingkat Kemiskinan

Elastisitas pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan Berapa persen tingkat kemiskinan berubah (menurun) dari

setiap 1% pertumbuhan ekonomi

Misal elastisitas -0,8 maka jika pertumbuhan ekonomi 5%, kemungkinan tingkat kemiskinan akan berubah sebesar -0,8 x 5% = -4%

Jika tingkat kemiskinan awal sebesar 10%, maka diperkirakan tingkat kemiskinan tahun depan sebesar 10% x (1 – 4%) = 9,6%

Page 65: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

65

Identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian sasaran Y = f (x1, x2, x3, …, xn)

Jika data historis tersedia, bisa dilakukan analisis kuantitatif Regresi: log Y = β0 + β1 logX1 + β2 logX2 + … + βn logXn + u Koefisien elastisitas = β Marginal effect: jika X1 berubah 1%, maka Y berubah sebesar β1 %, dg

asumsi X lainnya tidak berubah. Identifikasi faktor2 yang bisa dikendalikan dan faktor2 di luar

kontrol Gunakan asumsi untuk faktor2 di luar kendali Gunakan hasil regresi untuk estimasi ke depan

Wrap-up: ideal

Page 66: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Indikator kinerja sebenarnya terkait erat dan merupakan turunan dari tujuan dan visi pembangunan. Tujuan dan visi pembangunan mengalami perkembangan seiring dengan evolusi paradigma pembangunan. maka indikator pembangunanpun mengalami perkembangan sepanjang waktu.

Bahan diskusi

Page 67: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Paradigma Pembangunan Suatu kerangka pemikiran yang meliputi teori,

asumsi, dan model dalam memandang bagaimana pembangunan (pertumbuhan, perubahan, kemajuan) berlangsung.

Berkembang sejak Pasca Perang Dunia II Bersifat dinamis berubah sepanjang waktu,

sebagai respon perkembangan jaman

Page 68: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Evolusi Pemikiran Pembangunan (1)

GDPReal Per Capita GDP

HDI Mitigation of Poverty

Entitlement &

CapabilitiesFreedo

mSustainable Developme

nt

Harrod-Domar Analysis

Solow-Swan Growth Model

New Growth Theory

GOALS OF DEVELOPMENT

MACROECONOMIC GROWTH THEORY

Source: Meier & Stiglitz (2001), Frontiers of Development Economics

Physical Capital Human Capital Knowledge Capital Social Capital

CAPITAL ACCUMULATION

Page 69: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Evolusi Pemikiran Pembangunan (2)

Market failures Nonmarket failures

New Market failures

Institutional failures

STATE AND MARKET

Source: Meier & Stiglitz (2001), Frontiers of Development Economics

Programming & planning Minimalist government Complementarity of government & market

“Poor because poor” Poor because poor policies: “get prices right” “Get all policies right” “Get institutions right”

GOVERNMENT INTERVENTION

POLICY REFORM

Page 70: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Perkembangan indikator pembangunan

Pertumbuhan Ekonomi

Kemiskinan, Pengangguran, Rasio Gini

Indeks Pembanguna

n Manusia

Indeks Demokrasi & Kebebasan

Tata Pemerintahan yang Baik

Pembangunan

Berkelanjutan

Indeks Kebahagiaan ?

Page 71: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Mengukur kebahagiaan?

Gross National Happines

s

Kesehatan jiwa

Standard of living

Good governance

Kesehatan

Pendidikan Vitalitas komunitas

Keragaman &

ketahanan budaya

Penggunaan waktu

Keragaman &

ketahanan ekologi

Bhutan Gross National Happiness

“Inti dari filosofi Gross National Happiness adalah kedamaian dan kebahagiaan rakyat serta keamanan dan kedaulatan bangsa”

Jigme Singye Wangchuck (Raja Bhutan IV)

Page 72: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Mengukur keberlanjutan pembangunan? “Indikator ekonomi PDB telah

usang dan menyesatkan. Itu seperti mengukur kinerja perusahaan hanya berdasarkan arus kas pada suatu hari dan mengabaikan penyusutan aset dan biaya lainnya” (J. Stiglitz, peraih Nobel)

Perubahan PDB menunjukkan pertumbuhan berlangsung, tetapi perubahan aset kekayaan (wealth) memberikan pemahaman apakah pertumbuhan berkelanjutan atau tidak.

Pembangunan dimaknai sebagai upaya mengembangkan aset kekayaan dan mengelola portofolio aset-asetnya.

Prosperity and well-being

Long-term growth

Wealth- Manufactured capital

- Human & social capital- Natural capital

Page 73: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

73 Terima Kasih

Page 74: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Masalah dan penyebab

Krisis suplai listrik

kuota terbatas

terbatasnya pasokan BBM rendahnya kapasitas pembangkit listrik Minimnya jaringan

Tidak lancarnya distribusi

mahalnya tBiaya ransportasi

tidak ada Pembangunan

Pembangkit baru

i

Page 75: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Menetapkan ….

Frenkuensi dan Lamanya Listrik

Mati

Volume kota

Volume pasokan bbm produksi listrik wilayahpapua Panjang jaringan

Frekuensi pasokan

MengevesienkanBiaya trasportasi

Jumlah unit baru

i

Page 76: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Menetapkan tujuan

i

Page 77: Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja

Merumuskan indikator

i