Perencanaan Manajemen SDA Kota Makassar (IPA III - Antang), Zulfi
-
Upload
muhammad-syahrizal -
Category
Documents
-
view
21 -
download
0
Transcript of Perencanaan Manajemen SDA Kota Makassar (IPA III - Antang), Zulfi
PENGOLAHAN INSTALASI AIR BERSIH (IPA) – ANTANG
I. Pendahuluan
Sejalan dengan kebijakan Pemerintah Kota Makassar yang
menetapkan wilayah Kecamatan Manggala sebagai kawasan
pengembangan perumahan, mengakibatkan meningkatnya jumlah
penduduk yang sekaligus mendorong meningkatnya kebutuhan akan air
bersih dimana Pemerintah Kota Makassar melalui PDAM Kota Makassar
menetapkan PDAM Unit Pengolahan Antang merupakan institusi yang
bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah
tersebut.
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Antang, untuk pertama kalinya
dibangun pada tahun 1985 dengan kapasitas produksi sebesar 20 liter/detik
yang secara teknis sistem pengolahannya berdiri sendiri. Dengan adanya
kepesatan pembangunan wilayah permukiman di daerah ini
mengakibatkan IPA Antang dengan kapasitas produksi sebesar 20
liter/detik, tidak lagi mampu untuk mencukupi pelayanan terhadap
kebutuhan masyarakat/pelanggan di wilayah tersebut. Oleh Karena itu
Pemerintah Kota Makassar melalui PDAM Kota Makassar pada tahun
1992 membangun IPA Antang II dengan kapasitas produksi sebesar 20
liter/detik. Selain itu pemerintah juga telah melakukan pembangunan IPA
Antang III, yang dilaksanakan pada tahun 2003 dengan kapasitas produksi
sebesar 50 liter/detik. Hingga saat ini total kapasitas produksi pada IPA
Antang adalah sebesar 90 liter/ detik.
Salah satu permasalahan yang timbul dalam pengelolaan sumber daya
air bersih adalah kapasitas kemampuan pada PDAM sebagai penyediaan air
bersih pada umumnya masih terbatas ditinjau dari segi jangkauan pelayanan
maupun mutu pelayanannya kepada para pelanggan.
Peningkatan pelayanan air bersih dalam hal kuantitas dan kontinuitas
berkaitan erat dan sangat tergantung dari kapasitas produksi. Selain itu untuk
meningkatkan pelayanan air bersih juga berkaitan erat dengan kemudahan sistem/
jaringan distribusinya (Mahaputra,1997).
II. Pembahasan
II.1. Komponen Utama Perencanaan
Dalam pemenuhan kebutuhan prasarana air bersih, PDAM Kota
Makassar dalam mengoperasikan IPA - Antang telah melakukan tahapan-
tahapan perencanaan berdasarkan 5 (lima) komponen utama yang terdiri dari:
1. Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air dihitung berdasarkan kebutuhan untuk rumah tangga
(domestik), non domestik dan juga termasuk perhitungan atas kebocoran air.
Analisis kebutuhan air ini disesuaikan dengan hasil perhitungan proyeksi
penduduk, prosentase penduduk yang dilayani dan besarnya pemakaian air.
2. Identifikasi Sumber Air Baku
Identifikasi air baku terutama dimaksudkan untuk mendapatkan
informasi mengenai:
- Jarak dan beda tinggi sumber air terhadap daerah pelayanan
- Debit andalan sumber air
- Kualitas air baku dan jenis alokasi sumber air baku pada saat ini
3. Pemeriksaan dan Penilaian Kualitas Air
Sistem pengolahan air yang dibangun harus dapat memproduksi air
yang memenuhi standar kualitas air bersih yang ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan RI.
4. Pemilihan Alternatif Sistem
Sistem penyediaan air bersih yang dirancang merupakan sistem terpilih
yang diperoleh berdasarkan hasil pemilihan terhadap beberapa alternatif
pilihan sistem. Penentuan pilihan didasarkan pada penilaian berdasarkan
aspek ; Teknis , Ekonomis dan Lingkungan.
5. Perhitungan Kebocoran/Kehilangan Air
Kehilangan air yang disebabkan kebocoran teknis dan non teknis
diperkirakan sebesar 20% dari kebutuhan total.
6. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih
Sistem Penyediaan Air Bersih terdiri dari:
- Sistem Produksi meliputi Intake dan Instalasi Pengolahan Air
- Sistem Distribusi meliputi Reservoir dan Pipa Induk
- Sistem Pemanfaatan melalui Sambungan Rumah dan Hydrant Umum
Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem distribusi adalah:
- Pola tata guna lahan
- Kepadatan penduduk
- Kondisi topografi kota
- Rancangan induk kota
Secara detail lokasi IPA Antang ini dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Peta lokasi IPA – Antang
II.2. Proses Pengolahan Air Pada IPA – Antang
1. Penjenihan Air
Karakteristik tipikal air permukaan di indonesia adalah masalah
kekeruhan, yang berfluktuasi tergantung musim. Sehingga sasaran utama
adalah “jernih” Rangkaian proses penjernihan tergatung dari :
Suspensi koloidal : stabil sehingga sulit diendapkan, ukuran 10-3 – 10-6 mm,
memiliki kecepatan mengendap sekitar 1 mm/jam sampai 1 mm/tahun.
Non koloidal dapat terendapkan (settleable) : tidak stabil, siap untuk
mengendap.
Proses penjernihan air akan melibatkan unit-unit operasi dan proses
berdasarkan sifat fisik dan kimia dari koloid
2. Unit-unit Pengolahan
Conditioning :
Pengaturan pH
Penambahan kekeruhan
Pra-sedimentasi : Pengendapan partikel diskrit, misal: pasir
Koagulasi :
Destabilisasi partikel koloid
Pembubuhan bahan kimia : Koagulan, misal koagulan, misal : tawas
Dilakukan pengadukan cepat (rapid mixing):
– Hidrolis: terjunan atau hidrolik jump
– Mekanis: menggunakan batang pengaduk
– Lamanya proses: 30 – 90 detik
Flokulasi :
Pembentukan dan pembesaran flok
Dilakukan pengadukan lambat (slow mixing) :
– Pneumatis
– Mekanis
– Hidrolis
– Waktu operasi: 15 – 30 menit
Sedimentasi :
Pengendapan secara gravitasi: ρ partikel > ρ air :
– Sedimantasi : pengendapan flok
– Pra-sedimentasi : pengendapan settleable particle
Berdasarkan arah aliran:
– Horizontal/radial
– Vertikal
– Dengan kemiringan: plate settler
Waktu pengendapan: tergantung ukuran partikel. Kecepatan
mengendap umumnya berkisar antara 1-2 jam
Penyisihan partikel yang mempunyai ρ partikel < ρ air :
Flotasi/pengapungan, misal penyisihan minyak bebas (free oil) dari air
Gabungan instalasi unit koagulasi, flokulasi dan sedimentasi: aselator
Filtrasi :
Penyaringan dengan menggunakan media berbutir
Penyisihan partikel dengan cara penyaringan untuk ukuran diameter
partikel lebih besar dari ukuran media filter :
– Saringan pasir cepat (rapid sand filtration) : laju aliran = 120
m3/m2/jam
– Saringan pasir lambat (slow sand filtration) : laju aliran = 5
m3/m2/jam
Saringan pasir cepat :
– Single media : pasir
– Multi media : antrasit – pasir – garnet
Saringan pasir lambat : (yang digunakan pada IPA III Antang)
– Sedimentasi
– Filtrasi
– Biologi proses
Desinfeksi: penghilangan mikroorganisme patogen: klorinasi, ozonisasi,
sinar ultra violet, pemanasan, dll.
Gambar 2.: Skema Proses Pengolahan Air di IPA III - Antang
II.3. Wilayah Pelayanan IPA - Antang
Secara umum daerah yang dilayani oleh IPA - Antang terbagi atas 3
(tiga) wilayah Iayanan. yaitu :
a. Wilayah I : melayani sebagian wilayah Kelurahan Bangkala dan
sebagian wilayah Kelurahan Manggala.
b. Wilayah II : melayani Kelurahan Tamangapa dan sebagian wilayah
Kelurahan Manggala.
c. Wilayah III : melayani Kelurahan Antang dan sebagian Kelurahan
Bangkala.
Sedangkan konsumen yang dilayani sebagian besar merupakan
kompleks perumahan baik yang dibangun oleh Perum Perumnas
maupun yang dibangun developer.
III. Penutup
III.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan:
a. Jumlah Instalasi Pengolahan Air pada Unit Pengolahan Antang
adalah 4 (empat) Unit dengan total kapasitas produksi sebesar 90 liter/
detik.
b. Salah satu permasalahan dalam pengelolaan sumber daya air bersih
adalah kapasitas kemampuan pada PDAM sebagai penyediaan air bersih
pada umumnya masih terbatas ditinjau dari segi jangkauan pelayanan
maupun mutu pelayanannya kepada para pelanggan.
c. Proses perencanaan dalam pemenuhan kebutuhan air bersih terdiri dari:
Perhitungan Kebutuhan Air; Identifikasi Sumber Air Baku; Pemeriksaan
dan Penilaian Kualitas Air; Pemilihan Alternatif Sistem Perhitungan
Kebocoran/Kehilangan Air dan Perencanaan Sistem Penyediaan Air
Bersih.
III.1. Saran
Sehubungan dengan tingkat kehilangan air yang dialami oleh PDAM Unit
Pengolahan Antang yang cukup tinggi, maka disarankan kepada pihak PDAM Unit
Pengolahan antang untuk memprioritaskan program penanggulangan masalah
kehilangan air.
DAFTAR PUSTAKA
- Departemen Pekerjaan Umum. 1998. Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan
Teknik Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan, Jakarta.
- Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 1998. Petunjuk Teknis
Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunan Sistem Penyediaan Airt Bersih
Perkotaan, Jakarta.
- http://ntbprov.net/blhp/images/stories/data/lap-slhd2007/bab%20iii%20air.pdf
- http://www.ujungpandangekspres.com/index.php?option=read&newsid=44872
- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri.
- Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunan SPAM Perkotaan 1998.
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
- Petunjuk Teknis Pengelolaan SPAM Perkotaan & Perdesaan 1998.
- PP No. 16 tahun 2007.