PERENCANAAN CAMPURAN (MIX DESIGN DAN PEMBUATAN BENDA UJI BETON · PDF fileBeton massa...
Transcript of PERENCANAAN CAMPURAN (MIX DESIGN DAN PEMBUATAN BENDA UJI BETON · PDF fileBeton massa...
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 35 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
PERENCANAAN CAMPURAN (MIX DESIGN)
DAN PEMBUATAN BENDA UJI BETON
3.1. Perencanaan Campuran Beton (Mix Design) 3.1.1. Metode ACI (American Concrete Institute)
3.1.1.1. Tabel-tabel
Tabel 1. Slump untuk berbagai jenis konstruksi Slump (cm) Jenis Konstruksi Minimum Maksimum
Pondasi bertulang, dinding, tiang 5 12,5 Tiang pondasi tak bertulang kaison 2,5 10 Pelat, Balok, Kolom 7,5 15 Beton untuk jalan (pavement) 5 7,5 Beton massa (konstruksi massa yang berat) 2,5 7,5
Tabel 2. Ukuran Butir maksimum Agregat untuk berbagai jenis konstruksi Ukuran Butir Agregat maks. (mm) Tebal
maksimum Konstruksi
(cm)
Dinding, balok, kolom
bertulang
Dinding tak
bertulang
Pelat tebal dengan
tulangan berat
Pelat tebal dengan tulangan
ringan/ tanpa tulangan
6,25 – 12,5 12,5 – 19,6 19,6 19,6 - 25 19,6 – 38,1 15,0 – 27,5 19,6 – 38,1 38,1 38,1 38,1 – 76,2 30,0 – 76,5 38,1 – 76,2 76,2 38,1 – 76,2 76,2 ≥ 76,5 38,1 – 76,2 150 38,1 – 76,2 76,2 - 150
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 36 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Tabel 3. Volume Air yang diperlukan tiap m³ adukan beton untuk berbagai nilai slump dan ukuran agregat maksimum
Air yang diperlukan tiap m³ adukan beton (ltr/kg) untuk ukuran agregat maksimum (mm) Slump
(cm) 9,6 12,5 19,6 25 38,1 50 76,2 150 Beton biasa (non-air entrained)
2,5 – 5,0 213 203 188 183 168 157 147 127 7,5 – 10,0 234 223 208 198 183 173 163 142 15,0 – 17,5 248 234 218 208 193 183 173 152
Kira-kira udara terperangkap
(%) 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,3 0,2
Beton Bergelembung Udara (air entrained) 2,5 – 5,0 188 183 168 157 147 137 127 111 7,5 – 10,0 208 198 183 173 163 152 142 122 15,0 – 17,5 218 208 193 183 173 163 152 132
Kira-kira udara terperangkap
(%) 8 7 6 5 4,5 4 3,5 3
Catatan : di Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik JTS FTSP UII, tersedia alat uji Kandungan Udara dalam Beton Segar.
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 37 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Tabel 4. Falktor Air Semen (ltr/kg semen) untuk berbagai jenis konstruksi dan keadaan cuaca
Keadaan Cuaca luar Perubahan suhu yang berbahaya berkali-
kali dari air beku dan cair (hanya untuk beton air-entrained)
Bersuhu Sedang
Di permukaan air atau di daerah naik turunnya
/pancaran air
Di permukaan air atau di daerah naik
turunnya/pancaran air
Jenis Konstruksi
Di udara
Air Sejuk Air Es
Di udara
Air Sejuk Air Es
Tampang tipis seperti: beton
untuk tepi jalan, strip-strip, tiang bertulang, pipa
beton hiasan dan semua beton yang selimutnya < 2 cm
0,500 0,445 0,408 0,545 0,500 0,408
Tampang sedang seperti : dinding penahan tanah,
pilar, balok, kolom
0,545 0,500 0,455 0,545 0,455
Bagian luar dari beton massa yang
berat 0,590 0,500 0,455 0,545 0,455
Beton yang di tuang di dalam air 0,455 0,455 0,455 0,455
Pelat yang ditempatkan di
permukaan tanah 0,545
Beton yang terlindung,
misalnya banguan dalam gedung, beton di dalam
tanah
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 38 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Tabel 5. Kuat desak beton untuk berbagai faktor air semen
Kemungkinan Kuat Desak Beton umum 28 hari (kg/cm²) Faktor Air Semen
Beton Non-air entrained
Beton Air entrained
0,360 420 340 0,450 350 280 0,540 280 225 0,630 225 185 0,720 175 140 0,810 140 115
Tabel 6. Volume Kricak (agregat) tiap satuan volume adukan beton
Volume kricak kering tusuk (SSD) tiap Satuan Volume Beton
untuk berbagai nilai Modulus Halus Butir (MHB)
Ukuran butir maksimum Agregat/batuan
(mm) 2,40 2,60 2,80 3,00 9,5 0,46 0,44 0,42 0,40 12,7 0,55 0,53 0,51 0,49 19,2 0,65 0,63 0,61 0,59 25,0 0,70 0,68 0,66 0,64 38,1 0,76 0,74 0,72 0,70 50,0 0,79 0,77 0,75 0,73 76,0 0,84 0,82 0,80 0,78 150,0 0,90 0,88 0,86 0,84
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 39 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
3.1.1.2. Contoh Cara/Langkah Perhitungan Metode ACI Diketahui data material/bahan :
Berat jenis pasir : 2,66 Modulus Halus Butir Pasir : 2,8 Berat Jenis Split/Kerikil : 2,67 Ukuran maksimum batuan/agregat : 40 mm Kering tusuk Split/Kerikil (SSD) : 1,68 Berat Jenis Semen : 3,15 Kuat Desar rencana : 200 kg/cm² ≈ f’c = 20 MPa Standar Deviasi : 55 Jenis Konstruksi : Balok dan Kolom
Ditanyakan : berapa kebutuhan bahan tiap m³ adukan beton ?
Penyelesaian :
1. Hitung kuat tekan rata-rata beton, dengan kuat tekan rata-rata yang disyaratkan (dahulu disebut kuat tekan karakteristik) dan nilai margin tergantung dari tingkat pengawasan mutu.
Nilai margin ditetapkan dengan menggunakan rumus : Sd.64,1m =
dengan Sd : nilai deviasi standar
2. Daftar tabel nilai deviasi (kg/cm²) untuk berbagai volume pekerjaan dan mutu pelaksanaan di lapangan sbb.
Volume Pekerjaan Mutu Pelaksanaan
Klasifikasi m³ Baik Sekali Baik Cukup Kecil < 1000 45 < s ≤ 55 55 < s ≤ 65 65 < s ≤ 85
Sedang 1000 – 3000 35 < s ≤ 45 45 < s ≤ 55 55 < s ≤ 75
Besar > 3000 25 < s ≤ 35 35 < s ≤ 45 45 < s ≤ 65
55.64,1200m'f'f ccr +=+= = 290,2 kg/cm² ≈ 29,2 MPa
dengan : f’cr : kuat tekan rata-rata (MPa) f’c : kuat tekan yang disyaratkan (MPa)
m : nilai margin (MPa)
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 40 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
3. Tabel 1 dibaca untuk jenis konstruksi, untuk balok didapat nilai slump : 7,5 – 15 cm, diambil rata-rata 10 ± 2 cm
4. Tabel 2 dibaca untuk mentukan ukuran agregat maksimum, untuk balok dan kolom dengan tebal konstruksi 15,0 – 27,5 cm digunakan ukuran maksimum agregat 40 mm ( masuk 19,6 – 38,1 mm)
5. Tabel 3 dibaca berdasarkan slump 10 ± 2 cm, ukuran agregar maksimum 40 mm (38,1 mm) dan untuk beton biasa maka didapat volume air 183 liter per-m³ beton dan perkiraan udara terperangkap 1,0 %.
6. Tabel 4 dibaca untuk konstruksi di luar dan bersuhu sedangan (bangunan biasa pada umumnya), didapat faktotr air semen : 0,545 (fas1).
7. Tabel 5 dibaca untuk kuat desak beton umur 28 hari (rencana 290,2 kg/cm2), maka dilakukan interpolasi antara nilai kuat tekan beton 350 kg/cm2 (fas 0,450) dengan 280 kg/cm2 (fas 0,540), didapat fas hasil interpolasi : 0,526 (fas2). Maka, bandingkan nilai fas1 = 0,545 dan fas2 = 0,526 dipakai nilai fas yang kecil, didapat fas = 0,526.
fas = berat air / berat semen atau
Berat semen = berat air / fas = 183 / 0,526 = 347,91 kg
Volume semen = berat semen (ton) / BJ semen = 347,91.10-3 / 3,15 = 0,110 m3.
8. Tabel 6 di baca volume kricak per-m3 beton dengan MHB = 2,8 dan ukuran agregat maksimum = 40 mm (38,1 mm), didapat 0,72 m3. Maka :
Berat kricak = volume . berat kering tusuk (SSD) = 0,72 . 1,68 = 1,209 ton = 1209 kg
Volume kricak = berat kricak / BJ kricak = 1,209 / 2,67 = 0,453 m3
9. Volume pasir = 1 – (vol. Air + vol. Udara + vol. Semen + vol. Kricak) = 1 – (0,183 + 0,01 + 0,110 + 0,453) = 0,244 m3
Berat pasir = volume pasir . BJ pasir = 0,244 . 2,66 . 103
= 649,04 kg
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 41 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
10. Maka kebutuhan bahan untuk 1 m3 beton : Semen = 347,90 kg Pasir = 649,04 kg Kerikil/Kricak = 1209,60 kg Air = 183 liter
Perbandingan Berat = Semen : Pasir : Kerikil : Air = 1 : 1,8 : 3,4 : 0,526
11. Kontrol hitungan, dengan cara menghitung berat 1 m3 beton, yaitu berat total air, semen, pasir dan kerikil
Berat beton = Wa + Ws + Wp + Wk = 0,183 + 0,34791 + 0,64904 + 1,2096 = 2,38955 ton
Berarti hasil hitungan perencanaan campuran diatas diperkirakan benar, karena berat beton sekitar 2300 – 2400 kg/m3.
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 42 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
3.1.2. Metode DOE (Departement of Environment) 3.1.2.1. Tabel dan Grafik
Tabel 1. Faktor pengali untuk deviasi standar bila data hasil uji yang tersedia kurang dari 30 benda uji.
Jumlah Pengujian Faktor Pengali Deviasi Standar
< 15 Lihat catatan dibawah 15 1,16 20 1,08 25 1,03 30 1,00
Catatan : • Bila data uji lapangan tidak tersedia, maka kuat tekan rata-rata yang di targetkan
f’cr harus diambil tidak kurang dari (f’c + 12) MPa • Nilai Tambah/Margin di hitung menurut rumus : m = k . s
dengan : m : Nilai Tambah/Margin k : tetapan statistik yang nilainya tergantung pada prosentase hasil uji yang
lebih rendah dari f’c. Bila hasil uji yang lebih rendah diperbolehkan 5 %, maka nilai k = 1,64
s : Standar Deviasi • Kuat Tekan yang di targetkan : f’cr = f’c + m f’cr = f’c + 1,64 . s
dengan : f’cr : kuat tekan yang ditargetkan rata-rata (MPa) f’c : kuat tekan yang disyaratkan (MPa) m : nilai margin (MPa)
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 43 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Tabel 2. Perkiraan Kuat Tekan Beton (MPa) dengan Faktor Air Semen 0,50 dan jenis Semen serta Agregat yang biasa dipakai di Indonesia
Kuat tekan pada umur (hari) Jenis Semen
Jenis Agregat kasar 3 7 28 91
Bentuk Benda Uji
Alami 17 23 33 40 Batu Pecah 19 27 37 45 Silinder
Alami 20 28 40 48 Tipe
I, II, V Batu Pecah 23 32 45 54 Kubus
Alami 21 28 38 44 Batu Pecah 25 33 44 48 Silinder
Alami 25 31 46 53 Tipe III
Batu Pecah 30 40 53 60 Kubus
Catatan : 1 N/mm2 = 1 MN/m2 = 1 MPa Kuat Tekan Silinder = 0,83 Kuat Tekan Kubus (150x150x150) mm
Tabel 3.a. Persyaratan fas maksimum untuk pembetonan dan lingkungan khusus
Jenis Pembetonan fas maksimum Beton di dalam ruang bangunan : a. keadaan keliling non-korosif b. keadaan keliling korosif, disebabkan oleh kondensasi atau uap korosif
0,60 0,52
Beton di luar ruang bangunan : a. tidak terlindung oleh hujan dan terik
matahari langsung b. terlindung oleh hujan dan terik matahari
langsung
0,55
0,60
Beton yang masuk ke dalam tanah : a. mengalami keadaan basah-kering berganti-
ganti b. mendapat pengaruh silfat dan alkali dari
tanah
0,55
lihat tabel 3.b
Beton yang selalu berhubungan dengan air tawar/payau/laut lihat tabel 3.c
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 44 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Tabel 3.b. fas maksimum untuk beton yang berhubungan dengan air tanah yang mengandung sulfat
Konsentrasi Sulfat (SO3) Dalam Tanah
Total SO3(%)
SO3 dalam campuran Air Tanah = 2 : 1
(gr/ltr)
SO3 dalam tanah
(gr/ltr)
Jenis Semen
fas maks.
< 0,2 < 1,0 < 0,3 Tipe I dengan atau tanpa pozolan (15-40)% 0,5
0,2 – 0,5 1,0 – 1,9 0,3 – 1,2
Tipe I tanpa puzolan
Tipe I dengan puzolan (15-40) % atau semen portland puzolan
Tipe II dan V
0,5
0,55
0,55
0,5 – 1,0 1,9 – 3,1 1,2 – 2,5
Tipe I dengan puzolan (15-40) % atau semen portland puzolan
Tipe II dan V
0,45
0,45
1,0 – 2,0 3,1 – 5,6 2,5 – 5,0 Tipe II dan V 0,45
> 2,0 > 5,6 > 5,0 Tipe II dan V dan lapisan pelindung 0,45
Tabel 3.c. fas untuk Beton Bertulang dalam air
Berhubungan dengan : Tipe Semen fas
Air Tawar Semua tipe II – V 0,50
Air Payau Tipe I + Puzolan (15-40) % atau semen portland puzolan
Tipe II atau V
0,45
0,50
Air Laut Tipe II atau V 0,45
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 45 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Tabel 4. Penetapan nilai Slump
Slump (cm) Pemakaian Beton
Maksimum Minimum
Dinding, Pelat Pondasi dan Pondasi Telapak bertulang 12,50 5,00
Pondasi Telapak tiad bertulang, Kaison dan struktur dibawah tanah 9,00 2,50
Pelat, Balok, Kolom dan Dinding 15,00 7,50
Perkerasan Jalan 7,50 5,00
Pembetonan masal 7,50 2,50
Tabel 5. Perkiraan kebutuhan Air per-m3 Beton (liter)
Slump (mm) Ukuran maks. Agregat
(mm)
Jenis Batuan 0 – 10 10 – 30 30 - 60 60 – 180
Alami 150 180 205 225 10
Batu pecah 180 205 230 250
Alami 135 160 180 195 20
Batu pecah 170 190 210 225
Alami 115 140 160 175 40
Batu pecah 155 175 190 205
Catatan : Apabila agregat yang dipakai adalah Agregat Campuran (Alami + Batu pecah), maka kebutuhan air dihitung menurut rumus :
⅔ Wh + ⅓ Wk
dengan : Wh = perkiraan jumlah air untuk agregat alami (agregat halus) Wk = perkiraan jumlah air untuk agregat kasar batu pecah.
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 46 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Tabel 6.a. Kebutuhan Semen minimum untuk berbagai pembetonan dan lingkungan khusus
Jenis Pembetonan Semen minimum (kg/m3 beton)
Beton di dalam ruang bangunan a. keadaan keliling non-korosif b. keadaan keliling korosif, disebabkan oleh
kondensasi atau uap korosif
275 325
Beton di luar ruang bangunan a. tidak terlindung oleh hujan dan terik matahari
langsung b. terlindung oleh hujan dan terik matahari
langsung
325
275
Beton yang masuk ke dalam Tanah a. mengalami keadaan basah kering berganti-ganti b. mendapat pengaruh sulfat dan alkali dari tanah
325
lihat tabel 6.b
Beton yang selalu berhubungan dengan air tawar/payau/laut lihat tabel 6.c
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 47 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Tabel 6.b. Kandungan Semen minimum untuk yang berhubungan Dengan air tanah yang mengandung Sulfat
Konsentrasi Sulfat (SO3) Dalam Tanah
Kandungan Semen minimum (kg/m3)
Ukuran maks. Agregat (mm) Total SO3
(%)
SO3 dalam campuran Air : Tanah = 2 : 1
(gr/ltr)
SO3 dalam Tanah (gr/ltr)
Jenis Semen
40 20 10
< 0,2 <1,0 < 0,3 Tipe I dengan atau tanpa puzolan (15-40) %
280 300 350
0,2 – 0,5 1,0 – 1,9 0,3 – 1,2
Tipe I tanpa puzolan
Tipe I dengan puzolan (15-40)% atau semen porland puzolan
Tipe II dan V
290
250
250
330
290
290
380
430
430
0,5 – 1,0 1,9 – 3,1 1,2 – 2,5
Tipe I dengan puzolan (15-40) % atau semen portland puzolan
Tipe II dan V
340
290
380
330
430
380
1,0 – 2,0 3,1 – 5,6 2,5 – 5,0 Tipe II dan V 330 370 420
> 2,0 > 5,6 > 5,0 Tipe II dan V dan lapisan pelindung 330 370 420
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 48 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Tabel 6.c. Kandungan Semen minimum untuk Beton Bertulang dalam Air
Kandungan Semen minimum (kg/m3)
Ukuran maks. Agregat (mm)
Berhubungan dengan Jenis Semen
40 20 Air Tawar Semua tipe I – V 280 300
Air Payau
Tipe I + puzolan (15-40) % atau semen portland puzolan Tipe II atau V
340
290
380
330
Air Laut Tipe II atau V 330 370 Table 7. Batas Gradasi Pasir
Persen berat butir yang lewat ayakan Lubang Ayakan (mm) zona 1 zona 2 zona 3 zona 4
10 100 100 100 100
4,8 90 – 100 90 – 100 90 – 100 95 – 100
2,4 60 – 95 75 – 100 85 – 100 95 – 100
1,2 30 – 70 55 – 90 75 – 100 90 – 100
0,6 15 – 34 35 – 59 60 – 79 80 – 100
0,3 5 – 20 8 – 30 12 – 40 15 – 50
0,15 0 - 10 0 - 10 0 – 10 0 - 15
Keterangan : • zona 1 = Pasir Kasar • zona 2 = Pasir agak Kasar • zona 3 = Pasir agak Halus • zona 4 = Pasir Halus
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 49 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 50 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 51 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 52 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 53 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
3.1.2.2. Formulir Perancangan Adukan Beton Normal (DOE)
No Uraian
1 Kuat tekan beton yang disyaratkan pada umur ... hari ................. MPa
2 Deviasi standar (s) (tabel 1) ................. MPa 3 Nilai tambah (m) ................. MPa 4 Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan (f’cr) ................. MPa 5 Jenis semen (coret yang tidak perlu) Biasa / Khusus
6 Jenis Kerikil (coret yang tidak perlu) Biasa / Khusus
7 Faktor air semen (baca tabel 2 grafik 1.a, 1.b, dan 1.c) ............
8 Faktor air semen maks. (tabel 3.a) diambil yang kecil ............
9 Nilai Slump (tabel 4) ............ cm
10 Ukuran langkah maksimum Kerikil ............ mm
11 Kebutuhan Air (tabel 5) ............ liter
12 Kebutuhan Semen (dihitung dari langkah 8 dan 11) ............ kg
13 Kebutuhan Semen minimum (tabel 6.a) di pakai yang besar ……….. kg
14 Penyesuaian jumlag Air atau fas (tetap / berubah) ………..
15 Pasir masuk golongan (tabel 7) lingkari yang sesuai 1 2 3 4
16 Prosentase Pasir terhadap Agregat Campuran (grafik 2 a, b, c) ……….. %
17 Berat jenis campuran, dari data material (gunakan 2,60 bila tidak ada data) .............
18 Berat Beton (grafik 3) ……….. kg/m3
19 Kebutuhan campuran Pasir dan Kerikil, dihitung (Wbtn- air – semen) ……….. kg/m3
20 Kebutuhan Pasir, dihitung (langkah 16 x langkah 19) ……….. kg/m3
21 Kebutuhan Kerikil, dihitung (langkah 19 – langkah 20) ……….. kg/m3
Kesimpulan
Volume Berat Beton (kg)
Semen (kg)
Pasir (kg)
Kerikil (kg)
Air (liter)
1 m3 ................. ................. ................. ................. ................. Perbandingan Berat Perbandingan Volume
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 54 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
3.1.2.3. Contoh Cara / Langkah Perhitungan (metode DOE) Diketahui data material/bahan :
• Jenis semen : biasa (tipe I) • Jenis pasir : agak kasar (zona 2) • Jenis kerikil : alami • Maksimum ukuran batuan/agregat : 40 mm • Nilai Slump : 100 mm • Berat jenis semen : 3,15 • Kuat desak beton yang di syaratkan (f’c) : 20 MPa • Jenis konstruksi : balok dan kolom
Pertanyaan : berapa kebutuhan air, semen portland, pasir dan kerikil untuk 1 m3 beton ?.
Penyelesaian : Perhitungan perencanaan campuran disesuaikan dengan urutan yang ada dalam Formulir Perancangan Adukan Beton. 1. Kuat tekan beton yang disyaratkan pada umur 28 hari : 20 MPa 2. Deviasi standar, karena tidak mempunyai pengalaman sebelumnya maka diambil s = 7 3. Nilai tambah m = 12, karena tidak mempunyai data 4. Kuat tekan rata-rata yang direncanakan : f’cr = 20 + 12 = 32 MPa 5. Jenis Semen : biasa 6. Jenis Kerikil : alami 7. faktor air semen fas = 0,48 (grafik 1.a dan atau 1.b) 8. faktor air semen maksimum (tabel 3.a), untuk beton didalam ruang bangunan dengan
keadaan keliling non-korosif nilai fas = 0,60, hasil ini dibandingkan dengan nilai fas pada langkah 7 dan diambil yang kecil, maka di gunakan fas = 0,48
9. nilai Slump (tabel 4), sudah ditentukan = 100 mm 10. ukuran butir maksimum agregat, sudah ditentukan = 40 mm 11. kebutuhan air (tabel 5) berdasarkan ukuran maksimum butiran, jenis batuan dan nilai
slump didapat 175 liter 12. kebutuhan semen = 175/0,48 = 275 kg 13. kebutuhan semen minimum (tabel 6.a) untuk beton didalam ruang bangunan dengan
keadaan keliling non-korosif adalh 275 kg, ternyata sama dengan kebutuhan semen langkah 12. Bila tidak sama, gunakan yang besar.
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 55 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
14. penyesuaian jumlah air dan fas. Karena pada langkah 13 kebutuhan semen tidak berubah, maka tidak perlu penyesuaian jumlah air maupun fas, jadi jumlah air tetap 175 liter dan semen 275 kg.
15. pasir masuk golongan (telah ditentukan) : golongan 2 16. presentase pasir terhadap agregat campuran (grafik 2.c), berdasarkan nilai slump,
golongan pasir dan ukuran butir maksimum agregat, didapat 35 %. 17. berat jenis campuran (bila tidak dihitung/tidak ada data maka diambil) diambil = 2,60 18. berat beton (grafik 3) berdasarkan kandungan air dan berat jenis agregat campuran =
2380 kg/m3. 19. kebutuhan pasir dan kerikil : Wps + Wkr = Wbtn – A – S = 2380 – 175 – 275 = 1930 kg 20. kebutuhan pasir : Wps = ( P / 100 ) . ( Wps + Wkr ) = ( 35 / 100 ) . 1930 = 675,50 kg 21. kebutuhan kerikil : Wkr = ( Wps + Wkr ) – Wps = 1930 – 675,50 = 1254,50 kg 22. Kesimpulan : Untuk 1 m3 beton, berat beton = 2380 kg, dibutuhkan bahan-bahan :
• Air = 175 liter • Semen = 275 kg (1 kantong semen = 40 kg, maka = 6,875 kantong) • Pasir = 675,50 kg • Kerikil = 1254,5 kg
Untuk 1 adukan (misal 1 kantong semen), maka dibutuhkan : • Air = 175/6,875 = 25,4545 liter • Semen = 1 kantong = 40 kg • Pasir = 675,50/6,875 = 98,2545 kg • Kerikil = 1254,50/6,875 = 182,4727 kg
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 56 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
3.1.3. Metode SNI 03-2834-1993 3.1.3.1. Tabel dan Grafik
Tabel 1a : Faktor Pengali (k) Deviasi Standar
Jumlah Data ≥ 30 25 20 15 < 15 Faktor Pengali 1,00 1,03 1,08 1,15 -
Catatan : bila jumlah data hasil uji kurang dari 15, maka nilai tambah (M) diambil tidak kurang dari 12 MPa
Tabel 1b : Mutu Pelaksanaan, Volume Adukan dan Deviasi Standar
Volume Beton(m³) Baik Sekali Baik Dapat Diterima
Kecil < 1000 4,5 < s ≤ 5,5 5,5 < s ≤ 6,5 6,5 < s ≤ 8,5
Sedang 1000 - 3000 3,5 < s ≤ 4,5 4,5 < s ≤ 5,5 5,5 < s ≤ 7,5
Besar > 3000 2,5 < s ≤ 3,5 3,5 < s ≤ 4,5 4,5 < s ≤ 6,5
Deviasi Standar sd (MPa)
Mutu PekerjaanSebutan
Volume Pekerjaan
Tabel 1c : Nilai Deviasi Standar untuk berbagai tingkat Pengendalian Mutu Pekerjaan
Tingkat Pengendalian Mutu Pekerjaan Sd (MPa)Memuaskan 2,8Sangat Baik 3,5
Baik 4,2Cukup 5,6Jelek 7,0
Tanpa Kendali 8,4
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 57 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Tabel 2 : Perkiraan Kuat Tekan Beton (MPa) dengan fas = 0,5
3 7 28 91 Semen Porland Batu tak dipecahkan 17 23 33 40 tipe I atau Batu pecah 19 27 37 45 Semen Tahan Sulfat Batu tak dipecahkan 20 28 40 48 tipe II, V Batu pecah 23 32 45 54 Semen Portland Batu tak dipecahkan 21 28 38 44 tipe III Batu pecah 25 33 44 48
Batu tak dipecahkan 25 31 46 53 Batu pecah 30 40 53 60
Silinder
Kubus
Jenis Agregat KasarJenis Semen
Silinder
Kubus
Kuat Tekan (MPa)
benda ujipada umur (hari)
Tabel 3 : Perkiraan Kebutuhan Air per-meter kubik Beton
Ukuran maksimumAgregat (mm) 0 - 10 10 - 30 30 - 60 60 - 180
Batu tak dipecahkan 150 180 205 225Batu pecah 180 205 230 250Batu tak dipecahkan 135 160 180 195Batu pecah 170 190 210 225Batu tak dipecahkan 115 140 160 175Batu pecah 155 175 190 205
40
Slump (mm)Jenis Batuan
10
20
Catatan :
• Agregat tak dipecah atau agregat pecah, digunakan nilai-nilai pada tabel 3 • Untuk agregat campuran (tak dipecah dan dipecah), dihitung dengan menggunakan rumus :
kh W31W
32
+
Wh : perkiraan jumlah air untuk agregat halus (tabel 3) Wk : perkiraan jumlah air untuk agregat kasal (tabel 3)
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 58 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Tabel 4 : Persyaratan fas dan Jumlah Semen minimum Untuk berbagai Pembetonan dan Lingkungan Khusus
Jumlah Semen minimum Nilai fasper-m³ beton (kg) maksimum
Beton di dalam ruang bangunana. keadaan keliling non-korosif 275 0,60b. keadaan keliling korosif disebabkan oleh kondensasi atau uap korosifBeton di luar ruangan bangunana. tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsungb. terlindung dari hujan dan terik matahari langsungBeton masuk ke dalam tanaha. mengalami keadaan basah dan kering berganti-gantib. mendapat pengaruh sulfat dan alkali dari tanahBeton yang kontinu berhubungan denganair tawar dan air laut
Jenis Pembetonan
0,52325
0,60325
0,60275
0,55325
tabel 5
tabel 6
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 59 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Tabel 5 : fas maksimum untuk Beton yang berhubungan Air Tanah yang mengandung Sulfat
Kadar Sulfatgang- Total SO3 dalam (SO3)guan SO3 campuran dalamSulfat (%) air : tanah air tanah
= 2:1 (g/l) (g/l) 40 20 10tipe I dengan atau tanpa
Puzolan (15-40%)tipe I dengan atau tanpa
Puzolan (15-40%)tipe I Puzolan (15-40%)
atauSemen Portlant Puzolan
tipe II atau tipe V 250 290 340 0,55tipe I Puzolan (15-40%)
atauSemen Portlant Puzolan
tipe II atau tipe V 290 330 380 0,504 1,0 - 2,0 3,1 - 5,6 2,5 - 5,0 tipe II atau tipe V 330 370 420 0,45
tipe II atau tipe V danlapisan pelindung
330 370 420 0,455 > 2,0 > 5,6 > 5,0
Dalam TanahKonsentrasi Sulfat
f a s
1,2 - 2,51,9 - 3,10,5 - 1,0
0,3 - 1,21,0 - 1,90,2 - 0,5
80
3 0,45340 380 430
2 0,55360310270
0,50350330290
1 < 0,2 < 1,0 < 0,3 300 350 0,50
Tipe Semen
Kandungan Semenminimum(kg/m³)
Ukuran Agregatmaksimum (mm)
Tabel 6 : Ketentuan minimum untuk Beton Bertulang dalam Air
Jenis Kondisi Lingkungan f a syang berhubungan
Beton dengan maksimum40 20
air tawar 0,50 tipe V 280 300Bertulang tipe I + Puzolan
(15-40%) atauSemen Portland
Prategang Puzolanair laut 0,45 tipe II atau V 330 370
atau
Tipe Semen
340 3800,45air payau
Kandungan Semenminimum (kg/m³)
Ukuran maksimumAgregat (mm)
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 60 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Tabel 7 : Penetapan Nilai Slump
maksimum minimumdinding, pelat pondasi dan pondasi telapak bertulang 125 50pondasi telapak tidak bertulang, kaison, dan strukturdi bawah tanahpelat, balok, kolom dan dinding 150 75pengerasan jalan 75 50pembetonan masal 75 25
Nilai Slump (mm)Pemakaian Beton
2590
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 61 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 62 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 63 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 64 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 65 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 66 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 67 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 68 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
3.1.3.2. Contoh Cara / Langkah Perhitungan (metode SNI 03-2834-1993)
Diketahui data-data sbb. :
• Kuat tekan yang disyaratkan f’c = 30 MPa untuk umur 28 hari, benda uji berbentuk silinder dan jumlah yang di izinkan tidak memenuhi syarat = 5%
• Semen yang dipakai semen portland tipe I • Tinggi Slump disyaratkan 30 – 60 mm • Ukuran butir agregat maksimum 40 mm • Susunan butir agregat halus harus termasuk dalam Daerah Gradasi No. 2 • Tersedia agregat halus pasir A dan pasir B, serta kerikil dengan data sbb.
Tabel C.1 : Data Gradasi dan Sifat Fisik Agregat
Ukuran Pasir A Pasir B KerikilLubang mata ayakan Bagian lolos ayakan Bagian lolos ayakan Bagian lolos ayakan
(mm) (%) (%) (%)76 10038 9719 459,6 100 100 244,8 100 100 12,4 100 62 01,2 100 50 0,6 85 10 0,3 60 0
0,15 30 0 0,075 0 0
Pasir A Pasir B Kerikil(halus tak dipecah) (kasar tak dipecah) (batu pecah)
Berat Jenis SSD 2,50 2,44 2,66Penyerapan Air (%) 3,10 4,20 1,63
Kadar Air (%) 6,50 8,80 1,06
Sifat Agregat
Hitung kebutuhan material/bahan per-m3 beton.
Penyelesaian :
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 69 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Langkah-langkah Perhitungan 1. Kuat tekan beton yang disyaratkan f’c = 30 MPa pada umur 28 hari dan benda uji
berbentuk silinder 2. Hitung deviasi standar yang tergantung pada volume pembetonan yang akan dibuat dan
mutu pekerjaan. Pada kasus ini dianggap volume beton 1000 – 3000 m3 dan mutu pekerjaan dapat diterima (tabel 1b), sehingga nilai sd = 7 MPa. Atau dapat digunakan tabel 1c yang didasarkan pada tingkat mutu pengendalian pekerjaan, misal mutu pengendalian jelek, maka sd = 7 MPa. Karena di ijinkan prosentase kegagalan hasil uji 5%, gunakan tetapan statistik 1,64
3. Nilai tambah M = 1,64.sd = 1,64 . 7 = 11,48 MPa ≈ 12 MPa 4. Kuat tekan beton rata-rata yang ditargetkan : 421230M'f'f ccr =+=+= MPa 5. Jenis Semen, telah ditetapkan Semen tipe I 6. Jenis agregat yang digunakan :
• agregat halus (pasir) alami, terdiri pasir A dan pasir B (pasir gabungan) • agregat kasar (kerikil) berupa batu pecah
7. Faktor Air Semen • dalam soal ditentukan fas maksimum 0,60 • dari Tabel 2, untuk agregat kasar batu pecah dan semen tipe 1, kuat tekan silinder umur
28 hari f’c = 37 MPa dengan fas = 0,50. • Cara 1.a : benda uji berbentuk silinder, maka digunakan grafik 1, umur benda uji 28
hari dan semen tipe I. Dari kuat tekan 42 MPa ditarik garis mendatar yang memotong kurva kurva umur 28 hari semen tipe I, didapat nilai fas = 0,388 seperti gambar C.1.
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 70 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Gambar C.1 : Mencari Nilai fas Cara 1a.
• Cara 1.b : dari tabel 2 didapat f’c = 37 MPa dengan fas = 0,50. Dari grafik 2, dengan kuat tekan 37 MPa ditarik garis mendatar yang memotong garis vertikal fas = 0,50, melalui titik potong tersebut, buat kurva yang menyerupai kurva disebelah atas dan disebelah bawahnya. Pada nilai kekuatan tekan rata-rata beton yang ditargetkan, f’cr = 42 MPa ditarik garis mendatar yang memotong kurva baru, dan dari titik perpotongan tersebut ditarik garis vertikal kebawah sehingga diperoleh nilai fas = 0,454 (gambar C.2).
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 71 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Gambar C.2 : Mencari Nilai fas Cara 1b.
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 72 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
• Cara 2 : udara disekitar non-korosif, maka nilai fas maksimum = 0,60 atau kebutuhan semen minimum 275 kg/m3, dan karena dalam soal tidak disebutkan persyaratan khusus, maka kondisi pembetonan di anggal normal.
8. Faktor air semen maksimum yang ditetapkan dalam soal = 0,60 dan nilai fas yang di-peroleh berdasarkan cara 1a sebesar 0,388 dan cara 1b sebesar 0,454, maka dipergunakan untuk perhitungan selanjutnya adalah nilai fas yang kecil, yakni nilai fas = 0,388.
9. Slump ditetapkan sebesar 30 – 60 mm 10. Ukuran agregat maksimum ditetapkan 40 mm 11. Kadar air bebas ditentukan dari tabel 3, untuk nilai slump 30 – 60 mm, ukuran butir
maksimum 40 mm, dan karena agregat yang digunakan terdiri agregat tak dipecahkan (pasir) dan agegat yang dipecahkan (kerikil), maka :
• kadar air bebas untuk agregat tak dipecah/alami (pasir) 160 kg/m3 dan • kadar air bebas untuk agregat dipecah (kerikil) 190 kg/m3.
Sehingga jumlah air yang diperlukan : 170190.31160.
32W
31W
32
kh =+=+ kg/m3
12. Kadar Semen = jumlah air / fas = 170 / 0,388 = 438 kg/m3. 13. Kadar Semen Maksimum tidak ditetapkan, jadi diabaikan. 14. Kadar Semen Minimum = 275 kg/m3 (dalam ruang dan keadaan sekeliling non-korosif,
tabel 4), berarti kadar semen = 438 kg/m3 sudah memenuhi. 15. Bila kadar semen hasil hitungan (12) lebih kecil dari kadar semen minimum, maka
digunakan kadar semen dipakai = kadar semen minimum. Dalam contoh ini, karena kadar semen hasil hitungan (12) lebih besar dari kadar semen minimum, maka dipakai kadar semen hasil hitungan (12), yaitu sebesar 438 kg/m3.
16. Faktor air semen yang disesuaikan, hal ini terjadi bila kebutuhan semen dari hitungan (12) lebih kecil dari syarat semen minimum (14) atau lebih besar dari jumlah semen maksimum (13), dalam hal ini fas harus dihitung kembali. Untuk contoh ini, nilai fas tetap digunakan 0,388, karena kebutuhan semen hasil hitungan (12) lebih besar dari syarat semen minimum (14) dan lebih kecil dari kadar semen maksimum (13).
17. Susunan butir Agregat Halus ditetapkan masuk daerah Gradasi No. 2 (dari gambar 2.4), dalam hal ini diperoleh dengan mencampur Pasir A (36%) dan Pasir B (64%). Komposisi ini didapat dengan cara coba-coba dan dengan bantuan kurva Daerah Gradasi No. 2. seperti gambar C.3.
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 73 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Tabel C.2 : Menghitung Susunan Butir Pasir C (Gabungan)
Ukuran Pasir A Pasir BLubang Bagian lolos Bagian lolos Pasir A 36% Pasir B 64% Gabungan
mata ayakan ayakan ayakan Bagian lolos Bagian lolos Bagian lolos(mm) (%) (%) ayakan ayakan ayakan
(%) (%) (%)a b c d e f
9,6 100 100 36 64 1004,8 100 100 36 64 1002,4 100 62 36 40 761,2 100 50 36 32 680,6 85 10 31 6 370,3 60 0 22 0 22
0,15 30 0 11 0 110,075 0 0 0 0 0
Gabungan Pasir A dan Pasir B (Pasir C)
Gambar C.3 : Gradasi Pasir C (Gabungan)
18. Susunan butir Agregat Kasar seperti pada tabel soal. 19. Mencari Prosentase Agregat Halus/Pasir (agregat yang lebih kecil dari 4,8 mm).
Prosentase agregat halus dicari dengan menggunakan grafik 5 (ukuran butiran maksimum 40 mm), dengan nilai slump 30 – 60 mm, fas = 0,388 dan susunan butir agregat halus Pasir C (gabungan) masuk daerah gradasi 2, diperoleh prosentase agregat halus harga 26,20% - 33,10% (gambar C.4).
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 74 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
• Nilai yang digunakan dapat diambil diantara kedua nilai tersebut, biasanya diambil nilai rata-rata, dalam hal ini diambil nilai 30%.
• Jumlah (30%) ini adalah jumlah dari Pasir atau agregat < 4,8 mm.
• Di Indonesia, agregat kasar yang digunakan sering masih mengan-dung agregat yang ukurannya < 4,8 mm dalam jumlah > 5%. Karena itu jumlah agregat halus yang digunakan harus dikurangi.
• Dalam contoh ini, prosentase agregat halus dalam agregat kasar cukup kecil, sehingga dapat diabaikan.
Gambar C.4 : Mencari Persen Pasir
20. Berat Jenis Relatif Agregat, yang dimaksud adalah berat jenis agregat gabungan.
Diketahui : • Berat jenis SSD Pasir A = 2,50 • Berat jenis SDD Pasir B = 2,44 • Berat jenis SSD Kerikil = 2,66 • Dari hasil hitungan sebelumnya :
o Pasir C (pasir gabungan) diperoleh dari 36% Pasir A dan 64% Pasir B o Agregat gabungan (Pasir C + Kerikil) diperoleh dari 30% Pasir C dan 70%
Kerikil (agregat kasar).
• Berat Jenis agregar gabungan dihitung dengan rumus :
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 75 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
kasaraghalusaggabag bj.100Kbj.
100Pbj −−− +=
• BJ Pasir C (pasir gabungan) = 46,244,2.1006450,2.
10036
=+
• BJ Agregat (gabungan, halus dan kasar) = 60,266,2.1007046,2.
10030
=+
Tabel C.3 : Susunan Butir Agregat Gabungan
Ukuran Pasir C KerikilLubang Bagian Bagian Pasir C Kerikil Gabunganmata lolos lolos Bagian Bagian Bagian
Ayakan ayakan ayakan lolos lolos lolos(mm) (%) (%) ayakan ayakan ayakan
(%) (%) (%)a b c d e f76 100 100 30 70 10038 100 96 30 67,2 9719 100 40 30 28 589,6 100 15 30 10,5 414,8 100 1 30 0,7 312,4 76 0 22,8 0 231,2 68 0 20,4 0 200,6 37 0 11,1 0 110,3 22 0 6,6 0 7
0,15 11 0 3,3 0 30,075 0 0 0 0 0
Gabungan Pasir dan Kerikil30% Pasir C + 70% Kerikil
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 76 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
21. Berat Isi Beton dicari dengan menggunakan grafik 6, sesuai dengan BJ agregat gabungan dan kadar air bebas (lihat gambar C.6)
120 140 160 180 200 220 240 260100
2700
2600
2500
2400
2300
2200
2100
2,4
2,5
2,6
2,7
2,8
2,9
Berat jenis relatif agregat
kombinasi (kondisi SSD)
Kadar Air Bebas (kg/m³)
2387
170
Gambar C.6 : Mencari Berat Isi Beton
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 77 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
• Pertama buat kurva baru sesuai dengan BJ agregat gabungan dengan memperhatikan kurva sebelah atas dan bawahnya yang sudah ada. Dalam contoh ini kebetulan BJ agregat gabungan 2,60 sesuai dengan kurva yang sudah ada),
• lalu tarik garis vertikal dari nilai kadar air bebas yang digunakan (170 kg/m3) sampai memotong kurva baru bj agregat gabungan tersebut.
• kemudian dari titik potong tersebut, ditarik garis mendatar sampai memotong sumbu tegak, dan didapatkan nilai Berat Isi beton = 2387 kg/m3.
22. Kadar agregat gabungan = berat isi beton dikurangi jumlah semen dan kadar air = 2387 – 438 – 170 = 1799 kg/m3
23. Kadar agregat halus = prosentase agregat halus (30%) . kadar agregat gabungan = 0,30 . 1799 = 534 kg/m3 (Pasir C)
Maka : Pasir A = 0,36 . 534 = 192,24 kg/m3
Pasir B = 0,64 . 534 = 341,76 kg/m3
24. Kadar agregat kasar = kadar agregat gabungan – kadar agregat halus = 1799 – 534 = 1245 kg/m3
25. Proporsi Campuran (agregat dalam kondisi SSD) Dari hasil hitungan langkah di atas didapat susunan campuran beton teoritis untuk setiap m3 beton, sbb.
• Semen portland = 438 kg • Air seluruhnya = 170 kg • Agregat halus/pasir :
o Pasir A = 192,24 kg o Pasir B = 341,76 kg
• Agregat Kasar/Kerikil = 1245 kg 26. Koreksi Proporsi Campuran (pengaruh kadar air agregat)
Guna mendapatkan susunan campuran yang sebenarnya, yaitu campuran yang akan digunakan/sebagai campuran uji, perlu dilakukan koreksi dengan memperhitungkan jumlah air bebas yang terdapat dalam agregat (lihat tabel Data Gradasi dan Sifat Fisik Agergat, pada contoh ini), dapat berupa pengurangan air (jika penyerapan air agregat < kadar air agregat), ataupun penambahan air (jika penyerapan air agregat > kadar air agregat), dan koreksi jumlah agregat sebagai akibat kadar air tersebut. • Pasir A mempunyai kadar air 6,50% dan penyerapan air 3,10%, Pasir B mempunyai
kadar air 8,80% dan penyerapan air 4,20%. Kedua pasir mempunyai nilai kadar air > nilai penyerapan air, berarti terjadi kelebihan air (yang akan menambah jumlah air campuran), karena itu air campuran harus dikurangai sebesar : o Pasir A = (3,10 – 6,50) . 192,24/100 = - 6,54 kg
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 78 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
o Pasir B = (4,20 – 8,80) . 341,76/100 = - 15,72 kg • Kerikil mempunyai nilai kadar air (1,08%) < nilai penyerapan air (1,63%), berarti
kerikil akan menyerap sebagian air campuran (mengurangi jumlah air campuran), karena itu air campuran harus ditambah sebesar : = (1,63 – 1,08) . 1245/100 = 6,85 kg
Karena agregat halus dan agregat kasar tidak dalam kondisi SSD, maka dilakukan koreksi, sehingga Proporsi Campuran menjadi (per-m3) :
• Semen portland = 438 kg • Agregat halus/pasir :
o Pasir A = 192,24 + 6,54 = 198,78 kg o Pasir B = 341,76 + 15,72 = 367,48 kg o Pasir C (agregat halus total) : = 197,78 + 367,48 = 556,26 kg
• Agregat Kasar/Kerikil = 1245 – 6,85 = 1238,15 kg • Air = 170 – 6,54 – 15,72 + 6,85 = 154,59 kg
Volume Campuran Uji • Benda uji berbentuk silinder, diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. • Jumlah benda uji = 10 buah • Angka penyusutan campuran sekitar 10% - 20%, diambil 15%
• Volume Uji = 15,1.10.30,0.15,0..41 2π = 0,06 m3
Hasil perhitungan perencanaan campuran dimasukkan dalam Formulir Perencanaan Campuran Beton seperti tabel C.4.
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 79 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
No. Uraian1 Kuat Tekan yang disyaratkan f'c
(benda uji silinder)2 Deviasi Standar (s)3 Nilai tambah (M)4 Kuat Tekan yang ditargetkan f'cr5 Jenis Semen6 Jenis Agregat
- kasar- halus
7 Faktor Air Semen8 Faktor Air Semen maksimum9 Slump
10 Ukuran Agregat maksimum11 Kadar Air bebas12 Jumlah Semen13 Jumlah Semen maksimum14 Jumlah Semen minimum15 Jumlah Semen dipakai16 Faktor Air Semen yg disesuaikan17 Susunan butir Agregat Halus18 Susunan butir Agregat Kasar
atau Gabungan19 Persen Agregat Halus20 Berat Jenis relatif Agregat SSD21 Berat Isi Beton22 Kadar Agregat Gabungan23 Kadar Agregat Halus
- Pasir A - Pasir B
24 Kadar Agregat Kasar25 Proporsi Campuran
Semen AirHalus Kasar(kg) (kg)
- tiap m³ 438,00 170,00 534,00 1.245,00 - tiap campuran uji 0,06 m³ 26,28 10,20 32,04 74,70
26 Proporsi Campuran Koreksi- tiap m³ 438,00 154,59 556,26 1.238,15 - tiap campuran uji 0,06 m³ 26,28 9,28 33,38 74,29
Nilai Tabel/Grafik/Hitungan
Jumlah Bahan (teoritis)
30 MPa ditetapkan, bagian ca-cat 5%, k = 1,64
7 MPa volume beton12 MPa 1,64.7 = 11,48 Mpa42 MPa 30 + 12 = 42 MPatipe I ditetapkan
batu pecahalami gabungan pasir A & B
Daerah Gradasi 2 ditetapkan
0,388 grafik 1, cara 10,60 ditetapkan30 - 60 mm ditetapkan40 mm ditetapkan170 kg/m³ tabel 3438 kg/m³ (11)/(7)- tidak ditetapkan275 kg/m³ tabel 4438 kg/m³ (12)>(14)0,388 tetap
grafik 52,60 diketahui & hitungan
diketahuimasuk zone A - B
Tabel C.4 : Formulir Perencanaan Campuran Beton
534 kg/m³ (19).(22)
1245 kg/m³ (22)-(23)
2387 kg/m³ grafik 61799 kg/m³ (21)-(15)-(11)
30%
(kg) (kg)
Agregat kondis SSD
192,24 kg/m³341,76 kg/m³
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 80 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 81 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
3.2. Pelaksanaan Pembuatan Benda Uji 3.2.1. Persiapan alat-alat
Alat-alat yang dipergunakan untuk membuat campuran beton adalah : mixer beton, timbangan kasar/halus, gelas ukur, cetakan silinder, cetakan kubus, talam, alat uji slump, penggaris, ember, sekop/cetok, pipet penyedot.
3.2.2. Persiapan Cetakan/Bekisting a. bersihkan cetakan dari kerak/sisa-sisa beton atau kotoran lain dengan skrap b. kencangkan pengunci/baut cetakan agar ukurannya tidak berubah dan tidak bocor,
kemudian bagian yang dalam yang di isi beton diolesi oli bekas dengan menggunakan kuas agar cetakan mudak dibuka.
c. persiapkan tempat untuk menaruh benda uji (permukaan rata dan terlindung) agar diperoleh hasil uji yang maksimal.
3.2.3. Proses Pembuatan Beton
a. Kondisikan agregat halus/pasir dan agregat kasar/kerikil/split dalam keadaan SSD (Saturated Surface Dry) agar dalam pengerjaan pencampuran beton tidak perlu menambah atau mengurangi air (jumlah air sesuai rencana)
b. timbang setiap bahan sesuai perhitungan, serta tambahkan 10 – 20 % setiap bahan untuk mengantisipasi kekurangan akibat menempel pada dinding mixer, dll.
c. campur/masukkan ke dalam mixer bahan pembentuk beton secara kering sedikit-sedikit/ secukupnya, kemudian air dan seterusnya.
d. sebaiknya sisakan air sedikit pada waktu pencampuran bahan pembentuk beton, sebagai koreksi
e. setelah campuran homogen, tuang adukan ke talam dan segera di lakukan uji slump f. apabila nilai slump telah memenuhi/sesuai rencana, langsung masukkan adukan
beton ke dalam cetakan yang telah disiapkan, dengan cara masukkan/isi cetakan setiap 1/3 bagian tinggi cetakan, kemudian ditusuk-tusuk 25 kali merata, sampai penuh. Pemadatan dapat juga di lakukan dengan menggunakan vibrator/meja getar dan atau dengan palu karet yang dipukulkan pada bagian luar dinding cetakan. Pemadatan ini dimaksudkan agar beton menjadi padat, tanpa rongga-rongga baik di dalam maupun diluar/permukaan beton.
g. ratakan permukaan beton dengan cetok atau alat perata lain agar permukaan rata, sehingga pada saat di uji desak seluruh permukaan menerima gaya desak yang sama besar
h. timbang beton + cetakan dalam kondisi basah
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 82 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
i. tunggu selama 1 jam awal, kemudian ambil air yang keluar dari beton (air yang tidak bereaksi dengan semen) dengan menggunakan pipet, peristiwa ini disebut bleeding
j. catat dan sertakan dalam laporan jumlah air (mililiter/cc) yang keluar tersebut k. setelah 24 jam, buka cetakan dengan hati-hati dan beri tanda/kode agar tidak
tertukar dengan benda uji lain l. rawat benda uji dengan cara di rendam dalam air atau di tutup dengan karung basah
atau dengan cara di siram air selama umur perawatan m. keringkan benda uji, dengan cara 24 jam sebelum pengujian di keluarkan dari
rendaman atau buka tutup karung basah atau dihentikan penyiraman.
3.3. Pengujian a. timbang berat benda uji, dan ukur dimensi benda uji :
• benda uji Kubus : panjang, lebar dan tebal/tinggi • benda uji Silinder : diameter dan tinggi
b. untuk pengujian dengan regangan, beri tanda pada benda uji untuk memudahkan pemasangan alat pengukur regangan
c. lakukan pengujian dengan mesin desak dengan dibantu oleh operator mesin/laboran, kemudian harus dicatat hasil pengujian, meliputi waktu lama pengujian, beban maksimum, dan untuk pengujian dengan regangan di catat nilai perpendekkan untuk setiap interval pembebanan tertentu.
d. Semua pelaksanaan pengujian harus dilakukan dengan teliti dan tidak diperbolehkan senda gurau.
3.4. Laporan 3.4.1. Data-data
a. asal/merk/tipe dari semua bahan dan berat, serta berat jenisnya b. perbandingan berat/volume, serta faktor aie semen (fas) c. nilai slump dan keadaan beton d. berat volume basah dan kering e. jumlah air terpakai dan atau jumlah air yang keluar selama satu jam awal f. gambar alat-alat yang digunakan
3.4.2. Pembahasan a. perbedaan perbandingan berat dan volume b. maksud kondisi material Saturated Surface Dry (SSD)
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 83 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
c. pengaruh nilai fas terhadap kuat desak beton d. maksud pengujian slump e. perhitungan hasil pengujian : tegangan, regangan, koreksi regangan, dan
gambarkan grafik tegangan-regangan f. evaluasi hasil pengujian dengan kuat tekan beton rencana.
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 84 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 85 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
3.2. Gambar Peralatan yang digunakan
Mesin Pengaduk Beton/Molen Mesin Pengaduk Beton/Molen Kapasitas 0,10 m3 Kapasitas 0,30 m3
Kerucut Abrams – Uji Slump Meja Getar
FM-UII-AA-FKA-08.08/R0
MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke : 2 Prodi/Diploma/Pasca : Teknik Sipil Modul ke : 1 Kode Mata Kuliah/Blok : 51101121 Jumlah Halaman : 136 Nama Mata Kuliah/Blok : Teknologi Bahan Konstruksi Tanggal Berlaku :
Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 86 dari 136
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Alat Uji Kadar Udara pada Beton Segar Cetakan Benda Uji
Kaliper, Gergaji, Cetok Contoh Benda Uji dan alat bantu lainnya Bahan Konstruksi Teknik
Talam, palu karet, dll Bak Perendaman
untuk Perawatan Benda Uji Beton