Percobaan Vii Penentuan Daya Hantar Suatu Senyawa
description
Transcript of Percobaan Vii Penentuan Daya Hantar Suatu Senyawa
![Page 1: Percobaan Vii Penentuan Daya Hantar Suatu Senyawa](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022081804/55cf9992550346d0339e11f0/html5/thumbnails/1.jpg)
PERCOBAAN VII
PENENTUAN DAYA HANTAR SUATU SENYAWA
I. Tujuan Percobaan
Menentukan jumlah muatan pada larutan sampel
II. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
1. Conductivity meter 1 buah
2. Gelas beker 100 ml 8 buah
3. Gelas beker 600 ml 1 buah
4. Labu ukur 100 ml 2 buah
5. Labu ukur 50 ml 2 buah
6. Pengaduk kaca 2 buah
7. Gelas beker 250 ml 2 buah
8. Cawan kaca 1 buah
9. Pipet tetes 2 buah
Bahan yang digunakan
1. KCl 0,0556 gram
2. NaCl 0,0436 gram
3. KNO3 0,0753 gram
4. CuSO4. 5H2O 0,1873 gram
5. NiSO4.5H2O 0,1968 gram
6. CuCl2. 2H2O 0,1276 gram
7. MgCl2 0,1524 gram
8. FeCl3. 6H2O 0,2029 gram
Gambar Alat
Conductivity meter Labu ukur Gelas beker
![Page 2: Percobaan Vii Penentuan Daya Hantar Suatu Senyawa](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022081804/55cf9992550346d0339e11f0/html5/thumbnails/2.jpg)
III. Dasar Teori
Di dalam penghantar besarnya arus listrik yaitu jumlah elektron yang mengalir persatuan
waktu kecuali tergantung beda potensial juga tergantung dari tahanan penghantar. Tahanan
penghantar ini tergantung dari jenis penghantar, temperature, penampung penghantar dan panjang
penghantar (Sukardjo, 1990) :
R = ρ L/A
Suatu hambatan dinyatakan dalam ohm disingkat Ω, oleh karena itu DHL dinyatakan :
DHL = 1/R = k A/L
Dimana:
k = 1/R x L/A
DHL disebut konduktivitas. Satuannya ohm-1 disingkat Ω-1, tetapi secara resmi satuan
yang digunakan adalah siemen, disingkat S, dimana S = Ω-1 maka satuan k adalah Sm-1 atau SCm-1.
Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan/cairan elektrolit. Konsentrasi elektrolit sangat
menentukan besarnya konduktivitas, sedang konduktivitas sendiri tidak dapat dapat digunakan
untuk ukuran suatu larutan. Ukuran yang lebih spesifik yaitu konduktivitas molar (∆m).
Konduktivitas molar adalah konduktivitas suatu larutan apabila konsentrasi larutan sebesar satu
molar, yang dirumuskan sebagai:
∆m = k/C
Dimana,
k : Konduktivitas spesifik (SCm-1)
C : Konsentrasi larutan (mol/L)
∆m : Hantaran molar (SCm-2mol-1)
Jika satuan volume yang digunakan adalah cm3 maka persamaan yang digunakan adalah(Tim Kimia
Anorganik II, 2013):
∆m = 1000k/C
Larutan elektrolit juga dapat menghantarkan arus listrik. Dalam menghantarkan arus
listrik terjadi karena disebabkan oleh gerakan-gerakan ion kutub satu dengan kutub yang lain.
Berbeda dengan penghantar logam, penghantar elektrolit tahanan akan berkurang bila temperature
![Page 3: Percobaan Vii Penentuan Daya Hantar Suatu Senyawa](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022081804/55cf9992550346d0339e11f0/html5/thumbnails/3.jpg)
naik. Jika larutan diencerkan, maka untuk elektrolit lemah, α-nya semakin besar dan untuk elektrolit
kuat, daya tarik antar ion semakin kecil, karena itu A semakin besar pada pengenceran tak
terhingga. Daya hantar pada pengenceran tak terhingga disimbolkan dengan ∆o (Rivai, 1995)
Konduktivitas molar elektrolit tidak tergantung pada konsentrasi. Jika K tepat sebanding
dengan konsentrasi elektrolit. Walaupun demikian pada prakteknya, konduktivitas molar bervariasi
terhadap konsentrasi, salah satu alasannya adalah jumlah ion dalam larutan mungkin tidak
sebanding dengan konsentrasi larutan elektrolit, misalnya konsentrasi ion dalam larutan asam lemah
tergantung pada konsentrasi asam secara rumit dan penduakalian konsentrasi nominal asam itu tidak
mendua kalikan jumlah ion tersebut. Kedua, karena ion saling berinteraksi dengan kuat, maka
konduktivitas larutan tidak tepat sebanding dengan jumlah ion yang ada. Pengukuran konduktivitas
mula-mula pada konsentrasi menunjukkan adanya dua golongan elektrolit yaitu(Atkins, 1997).:
- Elektrolit kuat, konduktivitas mula-mula elektrolit kuat hanya sedikit berkurang dengan
bertambahnya konsentrasi
- Elektrolit lemah, konduktivitas molar elektrolit lemah normal pada konsentrasi mendekati nol,
tetapi turun tajam sampai nilai terendah saat konsentrasi bertambah
Daya hantar listrik suatu larutan tergantung dari (Bird, 1997):
1. Jumlah ion yang ada
Jumlah ion yang ada tergantung dari elektrolit (kuat/lemah) dan konsentrasi. Pengenceran larutan
baik untuk elektroda memperbesar daya hantar dan mencapai harga maksimal pada pengancaran
tak terhingga.
2. Kecepatan dari ion pada beda potensial antara kedua elektroda
Derajat ionisasi elektrolit lemah dapat ditentukan dengan pengukuran daya hantarnya. Seperti
diketahui, daya hamtar berbanding lurus dengan jumlah ion yang ada dalam larutan.
Tabel jumlah ion dan ∆m dalam pelarut air
Jumlah ion Range ∆m
2
3
4
5
118-131
235-273
408-435
>560
![Page 4: Percobaan Vii Penentuan Daya Hantar Suatu Senyawa](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022081804/55cf9992550346d0339e11f0/html5/thumbnails/4.jpg)
Tabel jumlah ion dan ∆m dalam pelarut DMF
Jumlah ion Range ∆m
1:1
2:1
3:1
4:1
65-90
130-170
200-240
>300
Daya hantar ekuivalen didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekuivalen suatu zat
terlarut diantara 2 elektroda dengan jarak kedua elektroda 1 cm. Daya hantar ekuivalen pada larutan
encer diberi simbol “0″ yang harganya tertentu untuk setiap ion (Sumar Hendayana, 1994).
IV. Cara Kerja
1. Menimbang sampel yang akan dilarutkan sesuai hasil perhitungan
2. Membuat larutan standart sampel (KCl, NaCl, KNO3, CuSO4.5H2O, NiSO4.6H2O, MgCl2,
CuCl2.2H2O, dan FeCl3.6H2O) masing masing sebesar 5.10-3M dengan melarutkan sampel dalam
labu ukur 100 ml dengan menambahkan aquades hingga batas
3. Menguji konduktifitas pelarut dengan mencelupkan konduktivity meter pada pelarut tersebut
4. Menguji konduktifitas larutan standart sampel dengan mencelupkan konduktivity meter pada
larutan tersebut
5. Mencatat hasil pengukuran pada tabel data percobaan
6. Membilas alat konduktivity meter dengan pelarut sebelum digunakan untuk menguji sampel
yang lain
7. Mengolah data hasil percobaan untuk mengetahui konduktivitas molar suatu senyawa dalam
pelarut aquades
8. Mengulangi langkah 1-7 dengan mengganti pelarut ethanol 50 ml
![Page 5: Percobaan Vii Penentuan Daya Hantar Suatu Senyawa](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022081804/55cf9992550346d0339e11f0/html5/thumbnails/5.jpg)
V. Hasil Percobaan
VI. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan jumlah muatan pada larutan sampel. Untuk
mengetahui jumlah muatan pada suatu larutan terlebih dahulu harus mengetahui hantaran molar
larutan tersebut, hantaran molar larutan terbeut dapat diketahui nilainya dengan mencari nilai
konduktifitas spesifik larutan menggunakan alata konduktimeter. Adapun prinsip dari percobaan
adalah penentuan muatan pada suatu senyawa melalui pengukuran besarnya konduktifitas
senyawa dalam pelarut tertentu dengan menggunakan alat konduktimeter (conductivity meter).
Larutan upun lemah mempunyai harga daya hantar listrik. Larutan elektrolit kuat
mempunyai konduktifitas yang lebih besar karena ion-ion pada elektrolit kuat akan terdisosiasi
sempurna menjadi ion yang menghantarkan arus. Disosiasi merupakan proses reversibel yang
nilainya berbeda-beda pada setiap larutan.
Adapun senyawa yang akan dihitung konduktivitasnya adalah larutan standar dari KCl;
NaCl; KNO3; CuSO4.5H2O; NiSO4.6H2O; CuCl2.2H2O; FeCl3.6H2O; MgCl2.6H2O. Penggunaan
larutan standar tersebut dikarenakan larutan-larutan tersebut merupakan larutan elektrolit, yang
dapat menghantarkan listrik. Adapun pelarut yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquades
Konduktivitas Molar
Akuades (s) Etanol (s)
0,07 x 10-3 0,00018 x 10-3
Larutan Konduktivitas Molar
Akuades (s) Etanol (s)
MgCl2.6H2O 0,728 x 10-3 0,0833 x 10-3
NiSO4.6H2O 0,924 x 10-3 0
KCl 0,763 x 10-3 0,1225 x 10-3
KNO3 0,686 x 10-3 0,061 x 10-3
CuSO4.5H2O 0,955 x 10-3 0,0413 x 10-3
NaCl 0,957 x 10-3 0,1191 x 10-3
FeCl3.6H2O 1,853 x 10-3 0,1088 x 10-3
CuCl2.2H2O 0,844 x 10-3 0,0183 x 10-3
![Page 6: Percobaan Vii Penentuan Daya Hantar Suatu Senyawa](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022081804/55cf9992550346d0339e11f0/html5/thumbnails/6.jpg)
dan etanol yang nantinya akan digunakan sebagai perbandingan besarnya konduktivitas pada
pelarut yang berbeda.
Pembuatan larutan standar dilakukan dengan melarutkan sejumlah sampel dalam pelarut
(baik aquades maupun etanol). Untuk pelarut aquades, larutan diencerkan menjadi 100 ml,
sedangkan untuk pelarut etanol, larutan diencerkan menjadi 50 ml. Masing-masing larutan standar
dibuat konsentrasinya menjadi 5x10-3 M.
Pengukuran dilakukan dengan alat konduktimeter. Prinsip dari alat konduktimeter yaitu
pengukuran daya hantar listrik (DHL) dari larutan elektrolit sehingga dapat diketahui seberapa
kuat suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Konduktivitimeter memiliki dua buah elektroda
inert. Apabila ke dalam larutan elektrolit diberikan dua buah elektroda inert dan diberikan
tegangan listrik diantaranya maka anion anion akan bergerak ke elektroda positif (anoda) dan
sebaliknya, kation-kation akan bergerak ke elektroda negative (kation).
Pada saat pengukuran, alat harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan pelarut yang
digunakan untuk melarutkan senyawa tersebut. Berdasarkan percobaan, diketahui besarnya
konduktivitas pelarut aquades adalah 70 s dan konduktivitas pelarut etanol sebesar 1,8 s.
Setelah diketahui konduktivitas dari masing-masing larutan standard dan pelarut yang digunakan,
maka besarnya konduktivitas larutan yang sebenarnya dapat diketahui dengan persamaan:
K = Klarutan – Kpelarut
Konduktivitas larutan yang sebenarnya ditentukan dengan persamaan tersebut
dikarenakan ion hidrogen dan hidroksi selalu ada dalam jumlah yang sedikit. Dengan
menggunakan persamaan: Λ m=1000 kC
maka besarnya harga Λ m dapat diketahui sehingga
jumlah muatan dari masing-masing sampel dapat ditentukan dan dapat dibandingkan secara teori.
Semakin banyak jumlah ion, semakin banyak pula ion yang dapat menghantarkan listrik dalam
larutan berarti semakin besar daya hantarnya. Beda potensial dari dua elektroda yaitu kecepatan
ionnya dan perbedaan nilai DHL antara sesama elektrolit kuat ditentukan oleh seberapa banyak
ion-ion nya terdisosiasi dapat pula mempengaruhi konduktivitas.
Dari persamaan Λ m=1000 kC
menjelaskan bahwa konsentrasi larutan akan berbanding
terbalik dengan nilai konduktifitasnya, hal tersebut terjadi karena dalam larutan yang pekat ion ion
tidak akan terdisosiasi sempurna, sebaliknya jika larutan tersebut encer atau konsentrasinya kecil
maka ion ionnya akan terdisosiasi sempurna pada pelarut yang digunakan sehingga ion ion
tersebut akan menuju elektroda pada konduktimeter sehingga menunjukan nilai konduktifitas
yang lebih besar, semakin banyak larutan terdisosiasi maka semakin banyak ion ionnya.
![Page 7: Percobaan Vii Penentuan Daya Hantar Suatu Senyawa](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022081804/55cf9992550346d0339e11f0/html5/thumbnails/7.jpg)
Beradasarkan perhitungan, diperoleh besarnya konduktivitas spesifik dan jumlah ion
sebagai berikut:
Range daya hantar berdasarkan literatur:
Jumlah ionΛm (Scm2/mol) dlm pelarut
airJumlah ion
Λm (Scm2/mol)
dlm pelarut
etanol
2 118-131 1 <25
3 235-273 2 30-100
4 408-435 3 110-130
5 > 560 4 >160
Sehingga berdasarkan percobaan
Berdasarkan teori
Larutan Hantaran Molar
(Scm2/mol)
Jumlah Ion
Akuades Etanol Akuades Etanol
KCl 138,6 24,14 3 1
NaCl 163,4 23,46 3 1
KNO3 123,2 11,86 2 1
CuSO4.5H2O 154,8 3,3 3 1
NiSO4.6H2O 170,8 -0,36 3 -
CuCl2.2H2O 163 7,9 3 1
MgCl2.6H2O 131,6 16,3 3 1
FeCl3.6H2O 356,6 21,4 4 1
![Page 8: Percobaan Vii Penentuan Daya Hantar Suatu Senyawa](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022081804/55cf9992550346d0339e11f0/html5/thumbnails/8.jpg)
Beradasarkan percobaan dapat terlihat bahwa, besarnya konduktivitas atau daya hantar suatu
senyawa akan berbanding lurus dengan besarnya muatan suatu senyawa, jadi semakin besar
muatan senyawa maka semakin besar pula konduktivitasnya.
Adanya perbedaan harga hantaran molar dan jumlah ion secara literatur pada jumlah ion yang
sama, hal ini dapat disebabkan karena larutan standar yang digunakan telah terkontaminasi, hal ini
KCl K+ + Cl- jumlah ion=2
NaCl Na+ + Cl- jumlah ion=2
KNO3 K+ + NO3- jumlah
ion=2
CuSO4.5H2O Cu2+ + SO42- + 5H2O
jumlah ion=2
NiSO4.6H2O Ni2+ + SO42- + 6H2O
jumlah ion=2
CuCl2.2H2O Cu2+ + Cl2- + 2H2O
jumlah ion=3
MgCl2.6H2O Mg2+ + Cl2- +6H2O
jumlah ion=3
FeCl3.6H2O Fe3+ + Cl3- + 6H2O
jumlah ion=4
![Page 9: Percobaan Vii Penentuan Daya Hantar Suatu Senyawa](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022081804/55cf9992550346d0339e11f0/html5/thumbnails/9.jpg)
dapat terlihat pada saat pembuatan larutan standar, beberapa senyawa yang digunakan sudah
berubah bentuk dari yang awalanya padatan kristal menjadi cair.
Dapat terlihat bahwa besarnya daya hantar molar masing-masing senyawa berbeda-beda, hal ini
dapat disebabkan karena adanya perbedaan jari-jari atom dan jumlah ion, semakin besar jari-jari
atom dan jumlah ion maka daya hantarnya semakin besar pula.
Berdasarkan pelarut yang digunakan, daya hantar dari setiap senyawa berbeda-beda. Senyawa
dengan pelarut akuades memiliki daya hantar yang lebih besar daripada pelarut etanol, hal ini
dapat disebabkan karena adanya perbedaan sifat pelarut yang digunakan, dimana aquades bersifat
polar dan etanol bersifat semipolar. Pelarut dengan kepolaran lebih tinggi dapat menghantarkan
listrik lebih kuat, berarti banyak ion ion yang terdapat di pelarut tersebut.
VII. Kesimpulan
1. Daya hantar listrik (konduktivitas) berbanding lurus dengan jumlah ion. Semakin besar jumlah
ion dari suatu larutan, maka akan semakin tinggi nilai konduktivitas.
2. Pelarut mempengaruhi hantaran molar larutan karena adanya perbedaan sifat pelarut. Pelarut
yang bersifat polar akan menghantarkan listrik lebih kuat sehingga hantaran molarnya lebih
besar. Aquades lebih polar dibandingkan etanol.
3. Dari data hasil percobaan diperoleh konduktivitas dan jumlah ion pada larutan:
Daftar Pustaka
Atkins, PW. 1997. Kimia Fisika Jilid 2 Edisi 4. Jakarta: Erlangga
Bird, Tony. 1987. Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : UI Press
Larutan Hantaran Molar
(Scm2/mol)
Jumlah Ion
Akuades Etanol Akuades Etanol
KCl 138,6 24,14 3 1
NaCl 163,4 23,46 3 1
KNO3 123,2 11,86 2 1
CuSO4.5H2O 154,8 3,3 3 1
NiSO4.6H2O 170,8 -0,36 3 -
CuCl2.2H2O 163 7,9 3 1
MgCl2.6H2O 131,6 16,3 3 1
FeCl3.6H2O 356,6 21,4 4 1
![Page 10: Percobaan Vii Penentuan Daya Hantar Suatu Senyawa](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022081804/55cf9992550346d0339e11f0/html5/thumbnails/10.jpg)
Hendayana, Sumar. 1994. Kimia Analitik Instrumen Edisi Kesatu. Semarang : IKIP Semarang Press
Tim Kimia Anorganik. 2013. Modul Praktikum Kimia Anorganik II. Surakarta: FMIPA UNS
Sukardjo. 1990. Kimia Anorganik. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Lampiran
1. Perhitungan
2. Laporan sementara
Surakarta, 4 Juni 2013
Mengetahui,
Asisten Pembimbing Praktikan
Risa Umami Wireni