Percobaan 1 Fisio
Transcript of Percobaan 1 Fisio
Laporan Praktikum Fisiologi
Mekanisme Sensorik Blok 6
Kelompok B2 :
APRIYOGI DWI JAYA (102010122)
EVA HANA HERTIWI (102010176)
CELINA MANNA (102011047)
NIRA (102011113)
GIOVANNI REYNALDO (102011139)
VALENTINE SEFTIANA SOESANTO (102011212)
FERA SUSANTI (102011310)
ANDY SANTOSO HIOE (102011314)
MENDY (102011413)
RIO RAMADHONA (102011446)
I. Perasaan Subyektif Panas dan Dingin
Tujuan : Untuk mengetahui adanya perasaan subyektif panas dan dingin.
Alat dan Bahan
1. 3 waskom dengan air bersuhu 20º, 30º, dan 40º
1 | P a g e
2. Termometer kimia
3. Es
4. Alkohol atau eter
Cara kerja :
1. Sediakan 3 waskom yang masing-masing berisi air dengan suhu kira-kira 200,300, dan
400.
2. Masukkan tangan kanan ke air dengan suhu 200 dan tangan kiri ke air bersuhu 400 kira-
kira selama 2 menit
3. Catat kesan apa yang dirasakan
4. Lalu secara serentak masukan kedua tangan ke air bersuhu 300. Catat kesan apa yang
dirasakan.
5. Tiup perlahan kulit punggung tangan yang kering dengan jarak +- 10 cm
6. Basahi sekarang kulit punggung tangan dengan air dan tiup sekali lagi. Bandingkan
dengan hasil tiupan sebelumnya.
7. Olesi punggung tangan dengan alkohol. Kesan apa yang di rasakan.
Hasil dan Pembahasan
Dari percobaan ini hasil yang didapatkan adalah:
Tangan kanan yang dimasukkan ke dalam air bersuhu 20º terasa dingin. Tangan kiri yang
dimasukkan kedalam air bersuhu 40º terasa panas
Tangan kanan dan kiri yang dimasukkan serempak ke dalam air bersuhu 30 º akan mengalami
kesan sebaliknya. Yaitu tangan kanan yang sebelumnya terasa dingin akan terasa hangat, dan
tangan kiri yang sebelumnya terasa hangat akan terasa dingin. Hal ini disebabkan tangan dari air
bersuhu 20º, jika dimasukkan ke air bersuhu 30º, maka akan mengalami peningkatan kalor,
sehingga tangan yang tadinya dingin menjadi hangat. Sedangkan tangan yang berada pada air
bersuhu 40º, akan mengalami penurunan kalor ketika dimasukkan ke dalam air bersuhu 30º, dan
menyebabkan tangan yang tadinya hangat menjadi dingin.
2 | P a g e
Ketika punggung tangan yang kering ditiup dari jarak ±10cm, terasa biasa – biasa saja. Ketika
tangan tersebut dibasahi dengan air dan diberi tindakan yang sama, punggung tangan terasa
dingin.
Ketika punggung tangan diolesi dengan alkohol tanpa ditiup, punggung tanggan terasa dingin,
dan ketika ditiup, terasa lebih dingin. Hal ini disebabkan karena alkohol tersebut langsung
menguap. Menguapnya alkohol disebabkan titik uap alkohol lebih rendah dari air, sehingga
alkohol lebih mudah menguap. Pada saat alkohol menguap, maka alkohol membutuhkan
sejumlah kalor yang diambil dari tangan, akibatnya suhu di sekitar kulit tangan akan mengalami
penurunan. Hal inilah yang menghasilkan sensasi dingin di tangan.
Sedangkan pada kulit yang dibasahi dengan air akan terasa dingin ketika ditiup, akan terasa
dingin karena air membutuhkan waktu lebih lama untuk menguap dan angin yang ditiupkan akan
mempercepat proses penguapannya.
Kesimpulan
Karena kulit berfungsi sebagai thermoreseptor yang menditeksi rasa panas (Ruffini) dan
dingin (End Krause), maka ketika tangan dimasukkan ke air bersuhu rendah akan terasa dingin,
dan air bersuhu lebih tinggi akan terasa panas. Dan ketika keduanya dimasukkan ke air dengan
suhu yang telah dicampur, maka akan terjadi hal yang sebaliknya, karena adanya pengurangan
kalor maupun peningkatan kalor.
II. Titik – Titik Panas, Dingin, Tekan, dan Nyeri di kulit
Tujuan : Mengetahui titik – titik dimana kulit merasakan panas, dingin, tekan dan nyeri
khususnya pada bagian telapak tangan kanan.
Alat – alat dan Bahan :
1. Sehelai kertas
2. Penggaris
3. Pensil
4. Pensil warna
3 | P a g e
5. Kerucut kuningan
6. Bejana berisi kikiran kuningan
7. Estesiometer rambut Frey
8. Jarum
9. Air bersuhu 50°
10. Air es
Cara kerja :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Meletakkan punggung tangan kanan pada sehelai kertas dan melukiskan pola telapak
tangan OP pada kertas.
3. Memilih dan menggambarkan kotak – kotak pada gambar tersebut serta pada telapak
tangan OP dengan posisi yang sama seluas 3x3cm kemudian dibuat 12x12, jadi jumlah
kotaknya ada 144 kotak kecil.
4. Menutup mata OP dan meletakkan punggung tangan kanannya di atas meja dalam
keadaan santai.
5. Memanasi kerucut kuningan dengan cara menempatkan dalam bejana berisi kikiran
kuningan yang direndam air panas bersuhu 50°.
6. Menyelidiki bagian – bagian yang terasa panas dan tidak pada telapak tangan.
7. Mencatat dalam kertas yang tadi telah digambar.
8. Mengulangi langkah 2-7 dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah direndam air
es, estesiometer rambut Frey, dan jarum.
Hasil pengamatan
Hampir disetiap bagian kotak ditelapak tangan dapat merasakan rangsang panas, dingin, tekan,
dan nyeri.
4 | P a g e
Pembahasan
Kulit terdiri dari:
1. Eperdermis yaitu terletak dibagian terluar.
2. Dermis ada kelenjar dan saluran keringat, bulbus rambut, folikol rambut dan akar
rambut yang terletak di kelenjar sebaseus.
3. Subcutaneous ada pembuluh darah, saraf cutaneous dan jarringan otot.
Kulit berfungsi sebagai:
1. Mekanoreseptor, berkaitan dengan indrra peraba, tekanan, getaran dan kinestesi.
2. Thermoreseptor, berkaitan dengan pengindraan yang mendeteksi panas dan dingin.
3. Reseptor nyeri, berkaitan dengan mekanisme protektif bagi kulit.
4. Khemoreseptor, mendeteksi rasa asam, basa, dan garam.
Resptor pada kulit adalah sebagai berikut:
1) Epidermis untuk mendeteksi sentuhan
Epidermis terbagi menjadi dua:
1. Merkel’s disc, yaitu sentuhan oleh orang yang tidak dikenal.
2. Meisners corpuscle, yaitu sentuhan orang yang dikenal.
2) Dermis, terdapat 3 reseptor:
Reseptor ruffini’s yaitu reseptor panas
Reseptor end Krause, yaitu resptor untuk mendeteksi dingin.
Reseptor paccini’s corpuscle, untuk mendeteksi tekanan, bias berupa pijat.
3) Free Never Ending.
Untuk mendeteksi rasa sakit. Jangkauannya lebih luas dibandingkan dengan reseptor lainnya.
Karma tersebar diseluruh permukaan kulit.
Resptor kulit dan hantaran impuls terdapat di saraf perifer. Stratum germinativummengadakan
pertumbuhan ke daerah dermis membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut
berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga
berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak
rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak.
5 | P a g e
Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk
melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat
peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai
alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.
Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor reseptor
khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis.Reseptor untuk
tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan
dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.
Kesimpulan
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat
peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan;
sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.
Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor reseptor
khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor
untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang
sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.
III. Lokalisasi Taktil
Tujuan : Memahami serta mengetahui kepekaan saraf peraba dengan melokalisir tempat yang
ditusukkan ke berbagai tempat, serta mengetahui kepekaan TPL ( Two Point Localization ).
Alat dan bahan :
1. Pensil yang tumpul ujungnya,
2. spidol, dan
3. penggaris.
4. OP(orang percobaan)
Cara kerja :
1. Sediakan alat, mintalah OP untuk duduk dan memejamkan matanya.
6 | P a g e
2. Tusuk lah OP menggunakan ujiung pensil pada bagian ujung jari, telapak tangan, lengan
bawah, lengan atas dan tengkuk.
3. Setiap kali melakukan satu tusukan pada suatu daerah mintalah op juga menusukkan
kembali ujung pensil pada bagian yang sebelumnya ditusuk, lalu ukur jarak kedua titik
menggunakan penggaris
4. Catat setiap jarak kedua titik pada masing-masing daerah yang ditusuk.
Hasil percobaan:
Tempat pepercobaan Jarak 2 titik OP
Ujung jari 0,6 cm
Telapak tangan 0,3 cm
Lengan bawah 1,9 cm
Lengan atas 1,5 cm
tengkuk 1,0 cm
Pembahasan :
TPL ( Two point localization ) lebih peka pada bagian yang menonjol, seperti bibir, hidung,
mata, ujung jari dan telinga. Jarak yang asisten tusuk dengan yang pratikan dapat tergantung
pada waktu. Waktu mempengaruhi sehingga ada penyebaran sensasi. TPL adalah system yang
menyebar dan melingkar.
Reseptor taktil adalah mekanoreseptor. Mekanoreseptor berespons terhadap perubahan bentuk
dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan menghasilkan potensial aksi. Apabila
depolarisasinya cukup besar, maka serat saraf yang melekat ke reseptor akan melepaskan
potensial aksi dan menyalurkan informasi ke korda spinalis dan otak. Reseptor taktil yang
berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula. Dikriminasi titik
adalah Kemampuan membedakan rangsangan kulit oleh satu ujung benda dari dua ujung disebut
diskriminasi dua titik. Berbagai daerah tubuh bervariasi dalam kemampuan membedakan dua
titik pada tingkat derajat pemisahan bervariasi. Normalnya dua titik terpisah 2– 4 mm dpt
dibedakan pada ujung jari tangan, 30-40mm dpt dibedakan pada dorsum pedis.
7 | P a g e
Sensasi taktil dibawa ke korda spinalis oleh satu dari tiga jenis neuron sensorik: serat tipe A beta
yang besar, serat tipe A delta yang kecil, dan serat tipe C yang paling kecil. Kedua jebis serat
tipe A mengandung mielin dan menyalurkan potensial aksi dengna sangat cepat; semakin besar
serat semakin cepat transmisinya dibanding serat yang lebih kecil. Informasi taktil yang dibawa
dalam serat A biasanya terlokalisasi baik. Serat C yang tidak mengandung mielin dan
menyalurkan potensial aksi ke korda spinalis jauh lebih lambat daripada serat A.
Hampir semua informasi mengenai sentuhan, tekanan, dan getaran masuk ke korda spinalis
melalui akar dorsal saraf spinal yang sesuai. Setelah bersinap di spinal, informasi dengan
lokalisasi dibawa oleh serat-serat A yang melepaskan potensial aksi dengan cepat (beta dan
delta) di kirim ke otak melalui sistem lemniskus kolumna dorsalis. Serat-serat saraf dalam
sisitem ini menyebrang dari kiri ke kanan di batang otak sebelum bersinaps di talamus. Informasi
mengenai suhu dan sentuhan yang lokalisasi kurang baik di bawa ke korda spinalis melalui serat-
serat C yang melepaskan potensial aksi secara lambat. Info tersebut dikirim ke daerah retikularis
di batang otak dan kemudian ke pusa-pusat yang lebih tinggi melalui serat di sitem anterolateral.
Kesimpulan:
TPL ( Two point localization ) lebih peka pada bagian yang menonjol, seperti bibir, hidung,
mata, ujung jari dan telinga. Jarak yang asisten tusuk dengan yang praktikan dapat tergantung
pada waktu dan konsentrasi. Waktu mempengaruhi sehingga ada penyebaran sensasi. TPL
adalah sistem yang menyebar dan melingkar. Sedangkan, jarak antara 2 titik normal adalah
hingga 5 cm, sehingga dapat diketahui bahwa OP normal.
IV. Diskriminasi Taktil
Tujuan: Untuk mengetahui batas ambang membedakan 2 titik pada ujung jari, tengkuk serta pipi.
Alat dan Bahan
1. Jangka
2. Pensil
3. Penggaris
8 | P a g e
Cara kerja :
1. Tentukan secara kasar ambang membedakan 2 titik untuk ujung jari dengan
menempatkan kedua ujung sebuah jangka secara serentak pada kulit ujung jari.
2. Dekatkan kedua ujung jangka itu sampai di bawah ambang dan kemudian jauhkan
berangsur angsur sehingga kedua ujung jangka dapat di bedakan menjadi 2 titik.
3. Ulangi percobaan ini dari suatu jarak permulaan di atas ambang.
4. Lakukan percobaan di atas sekali lagi tapi, sekarang dengan menempatkan kedua ujung
jangka secara berturut-turut
5. Tentukan dengan cara yang sama(simultan dan suksesif) ambang membedakan dua titik
ujung jari, tengkuk, dan pipi.
6. Catat apa yang di alami.
Hasil dan Pembahasan
Hasil yang didapatkan dari bercobaan ini yaitu berupa jumlah titik yang dirasakan dari percobaan
ini baik pada ujung jari, tengkuk dan pipi, serta secara simultan dan suksesif yang disajkan dalam
bentuk tabel.
Secara simultan
Pada Ujung jari
Dalam cm (centimeter)
1,5 1 0,5 0,25Titik yang dirasa
2 2 2 2
Pada Tengkuk
Dalam cm (centimeter)
1,5 1 0,5 0,25Titik yang dirasa
1 1 1 1
9 | P a g e
Pada Pipi
Dalam cm (centimeter)
1,5 1 0,5 0,25Titik yang dirasa
1 1 1 1
Secara Suksesif
Pada ujung jari
Dalam cm (centimeter)
1,5 1 0,5 0,25Titik yang dirasa
2 2 2 2
Pada tengkuk
Dalam cm (centimeter)
1,5 1 0,5 0,25Titik yang dirasa
2 1 1 1
Pada Pipi
Dalam cm (centimeter)
1,5 1 0,5 0,25Titik yang dirasa
1 1 1 1
Dari hasil percobaan yang dilakukan, diketahui bahwa, dengan cara simultan ambang untuk dua
titik lebih besar dibandingkan dengan cara suksesif. Dapat dilihat seperti pada pada cara simultan
10 | P a g e
yang dilakukan di tengkuk, pada jarak 2,5cm baru dirasakan adanya 2 titik, sedangkan dengan
cara susksesif yang dilakukan di tengkuk dalam jarak 1 cm sudah bisa dirasakan adanya 2 titik.
Hasil dari percobaan ini juga menjelaskan bahwa pada jari terdapat lebih banyak reseptor saraf
dibandingkan pada tengkuk dan pipi. Dapat dilihat dari hasil, yaitu jarak ambang pada jari sangat
kecil dibandikan dengan pada tengkuk dan pipi. Hanya dengan 2 mm sudah dapat dirasakan
adanya 2 titik dibandingkan dengan pada tengkuk dan pipi yang merasakan adanya 2 titik pada
10mm atau 25mm.
Kesimpulan
Batas ambang pada ujung jari lebih besar dibandingkan dengan pada tengkuk dan pipi. Hal ini
menunjukkan bahwa pada ujung jari terdapat lebih banyak reseptor saraf. Selain itu cara
simultan, pada jarak yang lebih besar baru akan dirasakan adanya 2 titik dibandingkan dengan
cara suksesif, yang pada jarak tidak terlalu besar sudah dapat dibedakan atau dirasakan adanya 2
titik.
V. Perasaan Iringan (After Image)
Tujuan : Mengetahui tentang persaan iringan
Alat : Pensil dan daun telinga OP
Cara Kerja :
1. Letakkan sebuah pensil antara kepala dan daun telinga dan biarkan di tempat itu selama
saudara melakukan percobaan VI.
2. Setelah saudara selesai dengan percobaan VI angkatlah pensil dari telinga saudara dan apakah
yang saudara rasakan setelah pensil itu diambil?
Hasil :
Setelah percobaan VI dilakukan, pensil diangkat dan OP masih merasa bahwa pensil tersebut
masih berada diantara kepala dan daun telinga, walaupun OP mengetahui bahwa pensil sudah
diangkat
Pembahasan :
11 | P a g e
Sensasi adalah perasaan yang timbul sebagai akibat adanya stimulus suatu reseptor.
Sensasi yang berlangsung secara terus-menerus disebut sensasi beriringan ( after image ).
Proses pendeteksian hadirnya stimulus sederhana, perasaan, kesan yang timbul sebagai akibat
perasangka suatu reseptor.
Syarat-syarat sensasi:
1. Adanya stimulus yang mampu menimbulkan respon.
2. Adanya alat indera atau respon yang dapat mengadakan respon terhadap stimulus.
3. Ada syaraf sensoris yang menghantarkan implus dari alat indera ke otak (sistem saraf pusat).
4. Ada bagian dari otak yang mampu mengolah atau menterjemahkan implus menjadi sensasi.
Sensasi merupakan hasil dari suatu proses didalam otak sebagai akibat adanya implus yang
datang ke otak. Seseorang dapat memilih beberapa implus yang datang serta mengabaikannya
merupakan dasar dari konsentrasi dan atensi. Sensasi dapat bertahan lama didalam otak dan
dapat didasari kembali dasar memori.
Kesimpulan :
Sensasi adalah perasaan yang timbul sebagai akibat adanya stimulus suatu reseptor.
Sensasi yang berlangsung secara terus-menerus disebut sensasi beriringan.
VI. Daya Membedakan Berbagai Sifat Benda
Tujuan: Untuk membuktikan kepekaan saraf peraba terhadap kekasaran, kehalusan, dan macam-macam bentukan benda.
Alat dan Bahan :
1. 3 buah ampelas dengan tingkat kekasaran berbeda2. Pensil, bolpen, penghapus, rautan, koin, kunci3. Kain bahan pakaian
A. Kekasaran Permukaan Benda
12 | P a g e
1. Dengan mata tertutup, OP meraba-raba permukaan ampelas yang mempunyai derajat kekasaran yang berbeda-beda.
2. Perhatikan kemampuan OP untuk membedakan derajat kekasaran ampelas.
Hasil percobaan : Amplas I: 8Amplas II: 7Amplas III: 6Amplas IV: 4Amplas V: 5OP dapat membedakan dan mengurutkan derajat ketiga macam ampelas tersebut.
B. Bentuk Benda1. Dengan mata tertutup, OP memegang-megang benda-benda kecil yang disediakan, yaitu :
pensil, bolpen, penghapus, rautan, koin, kunci.2. OP diminta untuk menyebutkan nama atau bentuk benda-benda tersebut.
Hasil percobaan : OP mampu menyebutkan nama dan bentuk dari setiap benda yang diberikan
C. Bahan pakaian1. Dengan mata tertutup, OP meraba-raba bahan-bahan pakaian yang tersedia2. OP diminta untuk menyebutkan jenis atau sifat bahan yang dirabanya itu
Hasil percobaan :
Ukuran Halus – Kasar = 1-10
Kain I: 6
Kain II: 7
Kain III: 9
Kain IV: 2
Kain V: 5
Kain VI: 4
Kain VII: 8
Kain VIII: 1
Kain IX: 10
Kain X: 3
13 | P a g e
OP mampu memaparkan sifat-sifat kain bahan pakaian yang disediakan.
Dasar teori :
Indera peraba terletak di kulit dimana terdiri dari epidermis (lapisan terluar), dermis, dan
subkutaneus. Pada dermis terdapat kelenjar dan saluran keringat, bakal rambut, folikel rambut
dan akar rambut, kelenjar sebaseus sementara pada bagian subkutaneus terdapat pembuluh darah,
saraf kutaneus dan jaringan otot. Sensasi somatis mengacu pada sensasi di permukaan kulit
sedangkan saraf sensoris hanya mengacu pada sistem indera peraba. Kelainan astereognosis /
stereoagnosis : kelainan neurologis tidak bisa membedakan sifat benda (ukuran, bentuk, berat,
permukaan) dengan mata tertutup.
Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus besar, sehingga diduga bahwa akhiran
saraf yang mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor taktil. Kita dapat membedakan benda –
benda tanpa melihat bentuknya. Disini yang berperan adalah reseptor kinaesthesi. Bentuk dan
berat benda dapat dibedakan dengan reseptor tekanan yang digeserkan. Pada tempat di mana
tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan yang besar terdapat stimulus taktil, ternyata banyak
corpuscullum tactus. Diduga bahwa miniscus tactus juga merupakan reseptor taktil. Perasaan
taktil dapat dibedakan menjadi perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus. Impuls taktil kasar
dihantarkan oleh tractus spinothalamicus anterior, sedangkan implus taktil halus dihantarkan
melalui faciculus gracilis dan faciculus cunneatus.
Kesimpulan :
Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus besar, sehingga diduga bahwa akhiran
saraf yang mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor taktil. Perasaan taktil dapat dibedakan
menjadi perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus. Impuls taktil kasar dihantarkan oleh
tractus spinothalamicus anterior, sedangkan implus taktil halus dihantarkan melalui faciculus
gracilis dan faciculus cunneatus.
VII. Tafsiran Sikap
14 | P a g e
Tujuan: Untuk mengetahui serta membuktikan sikap lengan yang ditempatkan ke berbagai
lokasi, serta apakah perintah dan sikap untuk menentukan tempat akan sinkron,
Alat dan bahan :
1. OP(orang percobaan)
Cara Kerja :
1. Suruh orang percobaan duduk dan tutup mata
2. Pegang dan gerakkan secara pasif lengan bawah orangh percobaan ke dekat kepalanya,
ke dekat dadanya, ke dekat lututnya dan akhirnya gantungkan disisi badannya
3. Tanyakan sikap dan lokasi lengan orang percobaan.
4. Suruh OP dengan telunjuknya menyentuh telinga, hidung dan dahinya dengan perlahan-
lahan setelah setiap kali mengangkat lurus lengannya.
Pembahasan :
Fungsi sistem saraf adalah:
1. Pusat koordinasi segala aktivitas tubuh
2. Pusat kesabaran, memory, dan intelegensi.
3. Pusat highermental process.
Gerak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melalui mekanisme rumit dan melibatkan banyak bagian
tubuh.Terdapat banyak komponen – komponen tubuh yang terlibat dalam grak ini baik itu
disadari maupun tidak disadari.
Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam tubuh maupun dari luar
tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan
penghantaran impuls oleh saraf.
Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan sistem saraf. Sistem
saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya terdapat sel-sel saraf atau neuron.
Meskipun system saraf tersusun dengan sangat kompleks, tetapi sebenarnya hanya tersusun atas
2 jenis sel,yaitu sel saraf dan sel neuroglia.
15 | P a g e
Adapun berdasarkan fungsinya sistem saraf itu sendiri dapat dibedakan atas tiga jenis :
Sel saraf sensorik
Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berupa rangsangan dari reseptor (penerima
rangsangan), ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Sel saraf sensorik disebut
juga dengan sel saraf indera,karena berhubungan dengan alat indra.
Sel saraf Motorik
Sel saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan dari susunan saraf pusat (otak
atau sumsum tulang belakang) menuju ke kelenjar tubuh. Sel saraf motorik disebut juga dengan
sel saraf penggerak,karena berhubungan erat dengan otot sebagai alat gerak.
Sel saraf penguhubung
Sel saraf penguhubung disebut juga dengan sel saraf konektor,hal ini disebabkan karena
fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.
Namun pada hakikatnya sebenarnya system saraf terbagi menjadi du kelompok besar :
Sistem saraf sadar
Adalah sistem saraf yang mengatu tau mengkoordinasikan semua kegiatan yang dapat diatur
menurut kemauan kita. Contohnya, melempar bola, berjalan, berfikir, menulis, berbicara dan
lain-lain.
Saraf sadar pun terbagi menjadi dua :
Adalah sistem saraf yang mengatur mengkoordinasikan semua kegiatan yang dapat diatur
menurut kemauan kita. Contohnya, melempar bola, berjalan, berfikir, menulis, berbicara dan
lain-lain.
Saraf sadar pun terbagi menjadi dua :
16 | P a g e
1. a. Saraf pusat terdiri dari :
Otak: Merupakan pusat kesadaran,yang letaknya di rongga tengkorak.
Sumsum tulang belakang: Sumsum tulang belakang berfungsi menghantarkan impuls
(rangsangan) dari dan ke otak,serta mengkoordinasikan gerak refleks. Letaknya pada ruas-ruas
tulang belakang, yakni dari ruas-ruas tulag leher hingga ke ruas-ruas tulang pinggang yang
kedua. Dan dalam sumsum ini terdapat simpul-simpul gerak refleks.
b. Saraf Tepi:
Sistem saraf tepi terdiri dari sarfa-saraf yang berada di luar system saraf pusat (otak dan sumsum
ulang belakang). Artinya system saraf tepi merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian
tubuh yang melayani organ-organ tubh tertentu, sepeti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran
darah dan lain-lain.
Susunan saraf tak sadar:
Terdiri dari susunan saraf simpatis dan susunan saraf parasimpatis. Gerak pada umumnya terjadi
secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada
gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk
selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh
saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Hasil percobaan :
Orang percobaan menunjukkan bagian- bagian yang dikatakan oleh asisten secara tepat tanpa ada
satu kesalahan, meskipun tenggang waktu dipercepat.
Kesimpulan :
OP normal, karena tidak ada kesalahan pengenalan tempat meski dengan hal tertutup. Hal ini
karena kerja sistem saraf OP masih baik terutama sistem saraf sadar dan sel saraf sensoriknya(sel
saraf indera). Adapun kelainan neurologis dimana seseorang tidak dapat melokalisasikan tempat-
tempat yang diminta disebut dysdiadochokyhnesis.
17 | P a g e