Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

86
EDIB MUSLIM, KADIV HUMAS DAN PROMOSI KP3EI DISAMPAIKAN PADA WORKSHOP WORKSHOP “PENINGKATAN KONTRIBUSI IPTEK DALAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA” JAKARTA, 10 MEI 2012 “saat dunia tiada lagi sama” PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025 KOMITE PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025

description

Disampaikan oleh Edib Muslim (Kepala Divisi Humas dan Promosi KP3EI) dalam Diskusi Peningkatan Kontribusi Iptek dalam MP3EI diselenggarakan oleh Ikatan Alumni ITB tanggal 10 Mei 2012

Transcript of Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Page 1: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

EDIB MUSLIM, KADIV HUMAS DAN PROMOSI KP3EIDISAMPAIKAN PADA WORKSHOP WORKSHOP “PENINGKATAN KONTRIBUSI IPTEK DALAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA” JAKARTA, 10 MEI 2012

“saat dunia tiada lagi sama”

PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025

KOMITE PERCEPATAN DAN PERLUASAN

PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

2011-2025

Page 2: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

INDONESIA 2025berawal dari akhir

2

1

Page 3: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

RUANG REPUBLIK INDONESIA DAN DUNIA“lebih dari sekedar negara besar”

3

No

rt-sou

th1

90

0 K

M

GMT + 7 GMT + 8 GMT + 9

east-west 5200 KM

Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. “.. menyatakan kepada dunia bahwa laut sekitar, di

antara dan di dalam kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan wilayah NKRI.”

Page 4: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

INDONESIA BANGSA BESARDari Sriwijaja, Amukti Palapa sampai Wawasan Nusantara

• Baik Sriwijaya dan Majapahit membangun diri sebagai kekuatan maritim yang kuat. Mengelola sumber daya budaya, pertanian, pendidikan dan teknologi dengan orientasi kelautan.

• Mereka membangun kemampuan trade projection capability, dan mampu melindungi kepentingan ekonomi di wilayah Asia Tenggara saat itu.

• Founding Fathers Bangsa Indonesia senantiasa mengedepankan PARADIGMA pembangunan ekonomi berbasis kedaulatan maritim.

4

Page 5: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

National Positioning statement

VISI dan Misi 2025

5

“melalui negara Indonesia yang maju, kekuatan12 besar dunia di tahun 2025, pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan”

“Indonesia sebagai basis ketahanan pangan dunia, pusat pengolahan produk pertanian, perkebunan, perikanan, dan sumber daya mineral serta pusat mobilitas logistik global.”

Page 6: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

“Smart, Focus, Measureable and Sustainable”

... pertumbuhan tinggi, inklusif,

berkeadilan dan berkelanjutan, ... kesejahteraan dirasakan di semua daerah ...oleh seluruh masyarakat

... dilakukan dengan pendekatan “breakthrough” dan “Business As Not Usual”. ... melalui langkah-langkah cerdas, fokus, dan terukur ...

menjadi big player ekonomi global.... sebagai 12 negara besar di dunia pada tahun 2025.

PDRB PER CAPITA DALAM KORIDOR

GINI RATIO DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

ASSET DAN AKSES MANAJEMENSERTA RESOURCES ACCOUNTING

POSISI RI DALAM TATA EKONOMI DUNIA

6

MEMBANGUN PERTUMBUHAN BERKUALITAS

INDIKATOR UTAMA

Page 7: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

1.7 billion

1.6 billion

POSITIONING INDONESIA 2025

East Asia

South Asia

“Indonesia sebagai basis ketahanan pangan dunia, pusat pengolahan produk pertanian, perkebunan, perikanan, dan sumber daya mineralserta pusat mobilitas logistik global.”

7

240 mio

Page 8: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

2010PDB ~ US$ 700 Milyar

Pendapatan/kap US$ 3,005Terbesar ke-17 besar dunia

2014PDB: US$ ~ 1,2 triliun

Pendapatan/kap:US$ ~ 4.800

ekonomi 14 besar dunia

2025PDB: US$ 3,8 – 4,5 Trilyun

Pendapatan/kap:13.000 – 16.100 US$

(high income country)terbesar ke-12 dunia

“... menjadi negara maju ...kekuatan 12 besar dunia di

tahun 2025 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi ,

inklusif dan berkelanjutan”

SETTING THE BENCHMARK ...

RPJMN 2010-2014

Pertumbuhan Ekonomi

Rata-rata 6,3 – 6,8 persen per tahun

Pre 2014 tumbuh 7 persen, thn 2014 berkisar 7- 7,7 persen.

Inflasi Rata-rata 4 - 6 persen pertahun

Tingkat Pengangguran 5 – 6 persen pada akhir tahun 2014

Tingkat Kemiskinan 8 – 10 persen pada akhir tahun 2014

8

Page 9: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

KORIDOR EKONOMIPENDUDUK 2010

(sensus)PDRB 2010

(US$ BILLION)PER CAPITA

RE RATA 2010 (US$)

PENDUDUK 2014 (EST)

PDRB 2014 KORIDOR

US$ Biillion

PENDUDUK 2025 (EST)

PDRB 2025KORIDOR

US$ Billion

SUMATERA 58,045,693 137,85 2,375 64,031,524 301,07 78,454,303 1,168,97

JAWA 125,919,112 319,80 2,540 133,055,542 625,63 148,994,554 2,220,02

KALIMANTAN 13,772,543. 52,10 3,783 15,275,872 71,83 18,964,085.29 282,56

SULAWESI 17,359,498 17,33 998 18,697,312 87,91 21,716,845 323,58

BALI-NUSA TENGGARA 13,067,599 14,88 1,139 14,025,040 65,95 17,061,701 254,22

PAPUA-KEP. MALUKU 6,179,734 5,36 866 7,257,545 34,13 11,443,989 170,52

PERSIAPAN AKSELERASI KEBERLANJUTAN

... Inklusif !!Produk Domestik Koridor Bruto bukan PDB Nasional

$ 4,800(2014)

Simulasi:

$ 14,900

9

INDIKATOR INCOME PER KAPITA MASYARAKAT DALAM KORIDOR(P3EI SIMULATION)

Page 10: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

• MAKSIMALISASI PENGELOLAAN ASET PADA WILAYAH

• MAKSIMALISASI PEMANFAATAN AKSES PADA WILAYAH

• EKOSISTEMIK, MENSEKSAMAI DAYA DUKUNG EKOLOGI

• MENGHINDARI ROI MARGINAL (pertumbuhan berkualitas tidak dapat diraih sendiri-sendiri -sektoral maupun administrasi kewilayahan semata)

• MELALUI MANAJEMEN ASSET DAN AKSES YANG CERDAS, FOKUS DAN TERUKUR

• BERBASIS SDM BERKUALITAS DAN IPTEK

3 + 3 > 6

10

business as not usual

Page 11: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

RESOURCES ACCOUNTINGTENTANG KEMAMPUAN MANAJEMEN ASSET DAN AKSES NASIONAL

11

2

Page 12: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Asset sumber daya energy relatif berlimpah, memerlukan engineering akses wilayah bagi percepatan dan perluasan pertumbuhan ekonomi

KEY SUCCESS FACTORS: AKSES TERHADAP ENERGY (PRIMER DAN SEKUNDER)

• Kapasitas terpasang (2011) 35.000 MW

• Konsumsi Listrik per kapita (2010) ~ 714,5 kWh

• konsumsi per kapita Indonesia (EST 2025) 2.500 kWh

280 juta jiwa * 2.500 kWh = 700 TWH (tera watt hour) ~ 100.000 MW

• SAMPAI 2025 perlu dibangun tidak kurang 4.000 MW /tahun.

Page 13: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Natural Resouces

Accounting

Catatan:

Amanat UU 4/2009

tentang Minerba

setelah 2014 tidak lagi

diperbolehkan ekspor

dalam bentuk bahan

baku diolah

13

Page 14: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

ASIA SELATAN, TIMUR TENGAH, AFRIKA, EUROPE. KONSENTRASI

KONSUMEN 2,7 MILYAR

DAYA DUKUNG EKOLOGI DAN PASAR INDONESIA

14

ASIA TIMUR KONSENTRASI KONSUMEN 1,8 MILYARMENGEJAR AIR DAN PANGAN. Asia Tengah, sebagian

Asia Selatan, Timur Tengah, Sahara Afrika dan sebagian Asia Timur daratan (FAO-2008).

Perubahan ikim, pergeseran demografis global, posisigeografis dan geoekologis membentuk leverage ekonomi Indonesia di pasar dunia. Menjadi faktorpenting dalam menentukan arah pengembanganekonomi Indonesia ke masa depan.

LIHAT, INTER-GOVERNMENTAL PANEL ON CLIMATE CHANGE REPORT 2007, CHAPTER 11 AND SUMMARY FOR POLICY MAKER

Page 15: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

“LARGE MARINE ECOSYSTEM”

LME-39 – 800 RB TONLME-38 – 2.2 JT TONSUMBER UNEP 2007

DENGAN AKSES TERHADAP 5 LARGE MARINE ECOSYSTEMS, INDUSTRI PERIKANAN TANGKAP NASIONAL MAMPU MENJADI “BOOSTER” ATAS PDB INDONESIA

DENGAN TOTAL12-13 JUTA TON

(MSY)

Saat ini baru bisa4,7 juta Ton

Potensi PDB80 – 120 bill US$

(bila diolah)

15

LME-34 – 2.7 JT TON LME 37 – 1 JT TONLME 36 – 6 JT TON

THE WORLD KNOWS: RESOURCES FOOTPRINT

Page 16: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Rubber

AKTIVITAS EKONOMI UTAMA DALAM KORIDOR

Sumatera

Java

Kalimantan

Sulawesi

Bali - NT

Papua – Kep Maluku

Islands

Palm Oil

Textiles

Coal Shipping Steel

FoodBeverage

TransportEquipm.

ICTDefenseEquipm.

ShippingMetropJakarta

Area

SundaStrait Area

Palm Oil Timber Oil & Gas Steel Bauxite Coal

Foodcrops Cocoa Fisheries Nickel Oil & Gas

TourismAnimal

HusbandryFisheries

Foodcrops Fisheries Copper Nickel Oil & Gas

16

Page 17: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

KAPAL DAN

PERKAPALAN

PENGOLAHAN

HASIL LAUT

SARANA DAN PRASARANA

PELABUHAN

ALAT ANGKUTPETROKIMIA

INDUSTRI LAINNYA FERROUS METAL/

BAJA

NON FERROUS METAL/

ALUMINIUM

MESIN PERALATAN

PABRIK

PERALATAN ELEKTRONIKA

DAN KOMPONEN

17

Page 18: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

TEMA PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI Berdasarkan Keunggulan Asset dan Akses Strategis Wilayah

KoridorSumatera

Koridor Kalimantan

Koridor Sulawesi

Koridor JawaKoridor Bali - Nusa

Tenggara

Koridor Papua –Kep. Maluku

"Pendorong Industri dan Jasa Nasional" ''Pintu Gerbang

Pariwisata dan PendukungPangan Nasional''

''Pusat Produksi danPengolahan Hasil

Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan serta Pertambangan Nikel

Nasional''

"Sentra Produksidan PengolahanHasil Bumi dan

Lumbung EnergiNasional"

"Pusat Produksi danPengolahan Hasil

Tambang & Lumbung Energi

Nasional"

“Pusat Pengembangan

Pangan, Perikanan, Energi dan

Pertambangan Nasional”

18

Page 19: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

DESAIN

MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN

PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)

THINKING OUT OF THE BOX !!

3

Page 20: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

P3EI DILANDASI SEMANGAT BUSINESS AS NOT USUAL (1)

Di dalam proses penyusunan MP3EI dan pelaksanaannya

mengedepankan terobosan strategi dan kebijakan:

Thinking out of the box !! membutuhkan

perubahan mindset.

Mengedepankan pendekatan solusi mencapai tujuan

pembangunan, bukan berkutat pada pendekatan masalah

yang dihadapi.

Menghasilkan strategi dan kebijakan pembangunan

bernilai transformatif struktural, bukan incremental.

PENDEKATAN

MASALAH

PENDEKATAN SOLUSI

MENCAPAI TUJUAN

20

Page 21: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Business as Usual

waktu

Peningkatan Value Added

Memfasilitasi percepatan investasi swasta sesuai kebutuhannya

Mendorong InovasiMengintegrasikan pendekatan sektoral dan Regional

Pemerintah berfungsi sebagai regulator,

fasilitator dan katalisator

DI DALAM PROSES PENYUSUNAN:

MP3EI menitikberatkan pada transformasi

ekonomi dengan pendekatan:

P3EI DILANDASI SEMANGAT BUSINESS AS NOT USUAL (2)

21

Page 22: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

PENGEMBANGAN ASSET DAN AKSES WILAYAH

MELALUI 6 KORIDOR EKONOMI

4

Page 23: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

6 KORIDOR EKONOMI INDONESIA

1

2 5

3 4

6

KE Sumatera

KE Bali – Nusa Tenggara

KE Kalimantan

KE Papua – Maluku

KE Sulawesi

KE Jawa

23

Page 24: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

K TanjungBitung

CILAMAYA

TL. LEMBAR

MAKASAR

Jalur Laut Nasional Primer

ALKI-I

ALKI-IIALKI-III

ALKI-III B ALKI-III C

Pelabuhan Hub Global

Pelabuhan Primer

Jalur Laut Nasional Sekunder

SLOC MALACA

Sea Line Of Communication (SLOC) and ALKI

MAIN INT. AIRPORT

Jalur Utama Darat (Jalan dan / atau KA)

PENETAPAN KONSEP GERBANG PELABUHAN DAN BANDAR UDARA

INTERNASIONAL DI MASA DEPAN (2/2)

24

MP3EI MENATA BACKBONE LOGISTIK NASIONAL MELALUI PINTU-PINTU

GERBANG BERDAYA SAING GLOBAL

Page 25: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Rubber estate nodes

Palm oil estate nodes

Proposed locations of SEZ

Industrial Area/Cluster

Coal mining nodes

Domestic ship route network

Railway network

Main trunk to outside corridor

RESOURCES ACCOUNTING KORIDOR EKONOMI SUMATRA

25

South Sumatra Prov.:

• Own 183 TCF CBM (40% national reserve)

• Own 52 bill tons of coal reserve (50% national reserve)

Sunda Strait National Strategic Area

Rubber and Palm oil industry cluster, SEZ

Palm oil industry cluster, SEZ

Oil & Gas, Coal Gasification Cluster, SEZ

Medan Metropolitan

FTZ, collaborating with Singapore: mainly

shipyards, electronics, light manuf. clusters

KORIDOR EKONOMI

PDRB 2010 KORIDOR

(US$ BILLION)

PER CAPITA RE RATA 2010 (US$)

PDRB 2014 KORIDORUS$ 4700

(US BILLION)

PDRB 2025KORIDOR

US$ 14900(US$ BILLION)

SUMATERA 137,85 2,375 301,07 1,168,97 GLOBAL HUB PORT

DAN AIRPORT INTERNASIONAL AKAN

MENJADI FAKTOR EKSPONENSIAL ATAS

PDRB KORIDOR DAN PDB NASIONAL

Page 26: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Food industry complexes

Largest shipyard in Indonesia

Petrochem Clusters

JakartaMetropolitan

Food industry nodes

Textile indutry nodes

Proposed location of SEZ

Industrial areal/cluster

Domestic ship route network

Main trunk to outside corridor

Transport tool & machinery industry nodes

RESOURCES ACCOUNTING KORIDOR EKONOMI JAWA

Steel & Petrochem

clusters

SurabayaMetropolitan

26

KORIDOR EKONOMI

PDRB 2010 KORIDOR

(US$ BILLION)

PER CAPITA RE RATA 2010

(US$)

PDRB 2014 KORIDORUS$ 4700

(US BILLION)

PDRB 2025KORIDOR

US$ 14900(US$ BILLION)

JAWA 319,80 2,540 625,63 2,220,02

ASPEK DAYA DUKUNG EKOLOGI MENGEDEPAN

BERORIENTASI PENINGKATAN EKUITAS EKONOMI

Page 27: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

UNHAMPERED: FUTURE LAND SUBSIDENCE JAKARTA

PERIOD 2010-2030

When deep groundwater abstraction

continues at current rate, Jakarta will sink

5-6 meters till 2100

When deep groundwater is stopped in

2020, Jakarta sinking can be limited to 1.5

- 2 meters

Page 28: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

RESOURCES ACCOUNTING KORIDOR EKONOMI KALIMANTAN

Oil & Gas based Industry clusters

Palm oil nodes

Coal mining nodes

Proposed location for SEZ

Industrial area/cluster

Domestic ship route network

Forestry node

Oil and Gas node

Fishery node

Future Coal Gasification

clusters

Aluminum industry cluster

Steel industry Cluster

28

KORIDOR EKONOMI

PDRB 2010 KORIDOR

(US$ BILLION)

PER CAPITA RE RATA 2010 (US$)

PDRB 2014 KORIDORUS$ 4700

(US BILLION)

PDRB 2025KORIDOR

US$ 14900(US$ BILLION)

KALIMANTAN 52,10 3,783 71,83 282,56

Page 29: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

RESOURCES ACCOUNTING KORIDOR EKONOMI SULAWESI

MakassarMetropolitan

Nickel industrial complex

LNG based indust. complex

KORIDOR EKONOMI PDRB 2010 KORIDORIN US$ BILLION

PER CAPITA RE RATA 2010 (US$)

PDRB 2014 KORIDORUS$ 4700

IN US BILLION

PDRB 2025 KORIDORUS$ 14900 PER CAP

IN US$ BILLION

SULAWESI 17,33 998 87,91 323,58 GLOBAL HUB PORT

MENJADI FAKTOR EKSPONENSIAL PEMBENTUKAN DAN DINAMIKA

TRANSAKSI TERUTAMA DI KAWASAN TIMUR INDONESIA

PALU-PARIGI ECONOMIC CHANNEL

AKTIFASI AIRPORT HASANUDDIN SEBAGAI MAIN INTERNASIONAL -

FAKTOR EKSPONENSIAL TRANSAKSI DI TIMUR INDONESIA

JALUR PALU PARIGI AKAN MENJADI FAKTOR EFISENSI YANG EXPONENTIAL LOGISTIK-DISTRIBUSI INTER KORIDOR

LME 37 DAN LME 38AKTIFITAS EKONOMI DENGAN NILAI TAMBAH DAN RANTAI NILAI TINGGI

WILAYAH PERTUMBUHAN EKONOMI KE DEPAN SANGAT TINGGI

LME 38 PELUANG < 1 JUTA TON MSY

LME 37 PELUANG > 300 RIBU TON MSY

Page 30: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

RESOURCES ACCOUNTING KORIDOR EKONOMI BALI – NUSA TENGGARA

0,5 – 1 hour flight

Komodo dragon island

Teluk Lembar Port

Kelimutu Volcano WondersMt. BromoMt. Bromo

OCEAN FISHERY

Comodo’s Island 30

KORIDOR EKONOMI

PDRB 2010 KORIDOR

(US$ BILLION)

PER CAPITA RE RATA 2010 (US$)

PDRB 2014 KORIDORUS$ 4700

(US BILLION)

PDRB 2025KORIDOR

US$ 14900(US$ BILLION)

BALI-NUSA TENGGARA 14,88 1,139 65,95 254,22

PETERNAKAN + ON SITE MEAT PROCESSING

MENINGKATKAT PDRB WILAYAH

TELUK LEMBAR

ROTE ISLAND

Page 31: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

RESOURCES ACCOUNTING KORIDOR EKONOMI PAPUA – MALUKU ISLANDS

Oil & Gas, Gold mining clusters

Large-scale Food crops and Energy

Estate, SEZ

Fisheries Cluster and Marine

Tourism spoke

Hydropower potentials ~ 10 – 15

GW

Raja AmpatDiving Spot

Future Nickel indust.complex

31

LME 38 PELUANG < 1 JUTA TON MSY

KORIDOR EKONOMI

PDRB 2010 KORIDOR

(US$ BILLION)

PER CAPITA RE RATA 2010 (US$)

PDRB 2014 KORIDORUS$ 4700

(US BILLION)

PDRB 2025KORIDOR

US$ 14900(US$ BILLION)

PAPUA-KEP. MALUKU 5,36 866 34,13 170,52

Page 32: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

JAKARTA, 10 MEI 2012

EDIB MUSLIM, KADIV HUMAS DAN PROMOSI KP3EIDISAMPAIKAN PADA WORKSHOP “PENINGKATAN KONTRIBUSI IPTEK DALAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA”

KOMITE PERCEPATAN DAN PERLUASAN

PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025

“BACKBONE LOGISTIK NASIONAL 2025 AND BEYOND”

Page 33: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

PLATFORM NASIONALBAGI PEMBANGUNAN PELABUHAN HUB INTERNASIONAL INDONESIA

33

5

Page 34: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

MP3EI MEMBANGUN KONEKTIVITAS BERMODALKAN HASIL PERJUANGAN INDONESIA MENJADI NEGARA KEPULAUAN

• WAWASAN NUSANTARA, DEKLARASI DJUANDA, 13 DESEMBER 1957.

• UU NOMOR 4 PRP. TAHUN 1960 TENTANG PERAIRAN INDONESIA

• UU NOMOR 17 TAHUN 1985 TENTANG PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION ON THE LAW OF THE SEA.

• UU REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6, 8 AGUSTUS 1996 TENTANG PERAIRAN INDONESIA.

• PP NOMOR 61 TAHUN 1998 TENTANG DAFTAR KOORDINAT GEOGRAFIS TITIK-TITIK GARIS PANGKAL KEPULAUAN INDONESIA DI LAUT NATUNA

• PP NOMOR 37 TAHUN 2002 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN KAPAL DAN PESAWAT UDARA ASING DALAM MELAKSANAKAN HAK LINTAS ALUR LAUT KEPULAUAN MELALUI ALUR LAUT KEPULAUAN YANG DITETAPKAN.

34

A R C H I P E L A G I C S TAT E

Page 35: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

MP3EI MEMBANGUN KONEKTIVITAS BERMODALKAN HASIL PERJUANGAN INDONESIA MENJADI NEGARA KEPULAUAN

• UU NO 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

• UU NO 27 TAHUN 1997 TENTANG MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

• INSTRUKSI PRESIDEN (INPRES) NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PEMBERDAYAAN INDUSTRI PELAYARAN

• UU 17/2007, TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL

• UU 26/2007, TENTANG PENATAAN RUANG

• UU NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN

• PP NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PP NOMOR 38 TAHUN 2002 TENTANG DAFTAR KOORDINAT GEOGRAFIS TITIK-TITIK GARIS PANGKAL KEPULAUAN INDONESIA.

• PERPRES NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN 2010-2014

35

A R C H I P E L A G I C S TAT E

Page 36: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

MEMBANGUN KONEKTIVITAS NASIONAL: UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN TINGGI YANG INKLUSIF

ELEMEN UTAMA

Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan utama untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan prinsip keterpaduan, bukan keseragaman.

Memperluas pertumbuhan dengan menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan melalui inter-modal supply chain systems.

Menghubungkan daerah terpencil dengan infrastruktur & pelayanan dasar dalam menyebarkan manfaat pembangunan secara luas. (pertumbuhan yang inklusif)

Integrasi ekonomi untuk

penyebaran manfaat dan

standar hidupBERKUALITAS

“…… Locally integrated and globally connected”

36

Page 37: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

PENETAPAN GERBANG PELABUHAN DAN BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI MASA DEPAN (1/2)

Latar Belakang

• Lemahnya sistem logistiknasional, terutama yang terkaitdengan pola logistik ekspor impor

– Pelabuhan Batam yang belum berfungsi secaraoptimal

– Dari 25 pelabuhan utamanasional, tidak satu pun mempunyai kemampuansebagai global hub port

• Pelabuhan Laut Tanjung Priokdan Tanjung Perak serta Bandar Udara Soekarno-Hatta sudahmengalami over-capacity

Tujuan Pencapaian

• Menurunkan beban logistik yang selama ini terpusat di Pulau Jawa (inner island)

– Mendistribusikan secaramerata ke pusat-pusat hub internasional

• Mempercepat pemerataan (perluasan pembangunan ekonomi)

• Penerapan asas cabotagedengan lebih optimal

• Pemanfaatan ekonomis SelatMalaka & tiga Arus LautKepulauan Indonesia secara lebihoptimal

Konsep & Lokasi global hub di Barat & Timur Indonesia

• Penetapan dua pelabuhan hub

internasional sebagai pintu gerbang laut,

satu di bagian barat Indonesia, satu di

bagian Timur Indonesia

• Penetapan dua bandar udara hub

internasional sebagai pintu gerbang

udara satu di bagian barat Indonesia,

satu di bagian Timur Indonesia

–Kuala Namu di bagian Barat

Indonesia, Hasanuddin di Bagian Timur

Indonesia

37

Page 38: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

MENUJU DOKTRIN YANG TERAP WAWASAN NUSANTARA

INOVASI LOGISTIK

MP3EI MENYESUAIKAN PINTU GERBANG EKONOMI [LAUT DAN UDARA ] DENGAN DINAMIKA EKONOMI POLITIK DUNIA > MEMPERKUAT KEDAULATAN DAN KEMANDIRIAN

JAKARTASURABAYA

DENPASAR

JAVA DIRECT ...LALU LINTAS IMPOR LANGSUNG KE PUSAT EKONOMI NASIONAL. DAN ...BERGANTUNG KRONIS PADA TRANSHIPMENT PORT DAN AIRPORT NEGARA TETANGGA [LOST US$ 14-17 BILLION PER TAHUN 2010]

38

Page 39: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

KUALA NAMU

HASANUDIN

MAIN GLOBAL HUB PORT MAIN INTERNATIONAL AIRPORT

east-west 5200 KM

No

rt-sou

th1

90

0 K

M

GMT + 7 GMT + 8 GMT + 9

39

Backbone Logistic Masa Depan

WAWASAN NUSANTARA

Global Hub Port Front Line West KUALA TANJUNG

Global Hub Port Front Line East BITUNG

Menerapkan penuh doktrin strategis wawasan nusantara.

Menseksamai dinamika strategis dunia

Page 40: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

NAD

Pekanbaru

Jambi

Palembang

Lampung

Pontianak

Manado

Gorontalo

Manokwari

Jayapura

Serang

Mamuju

Pusat EkonomiPusat Ekonomi Mega

Merauke

Kupang

SamarindaTernate

Wamena

Sorong

Ambon

MARITIME READY INFRASTRUCTURERIBUAN KILOMETER JALUR LAUT “BEBAS HAMBATAN” TELAH TERSEDIA

Future Global Hub KUALA TANJUNG

Future Global Hub BITUNG

MataramSurabayaJakarta

Future Global Hub KUALA NAMU

Future Global Hub HASANUDINMakassarSemarang

Palangkaraya

Denpasar

Banjarmasin Kendari

Batam

Jalur laut / Free Toll Road, puluhan ribu Km telah tersedia

Jalur darat

40

Page 41: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Batas wilayah Antara Pusat Kota Via Jarak Antar Kota Waktu tempuh Keterangan

Utara Palu-Manado Darat 948 km 12;45 menit Kondisi Baik

Palu Gorontalo Darat 604 km 08;09 Kondisi baik

Timur Palu – pelabuhan Parigi- Ternate Laut 1.175 km 14;20 Belum ada

Pelabuhan Parigi - Ambon Laut 1.368 km 16;45 Belum ada

Selatan Palu- Kendari Darat 921 km 12;40 +200 km rusak berat

Palu-Mamuju Darat 408 km 05;43 Kondisi Baik

Palu - Makassar Darat 848 km/912 km 11;33/12;15 2 alternatif

Barat ASDP Taipa (Palu)– Kariago (Balikpapan) Laut 420 km 06;00 Sudah Ada

Konsep Membangun Link Indonesia Timur (dari konektivitas MP3EI)

Page 42: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

POSITIONING PEMBANGUNAN PELABUHAN HUB INTERNASIONAL INDONESIA

42

6

Page 43: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

POSITIONING GLOBAL HUB PORT

KUALA TANJUNG

43

03º 22' 22" LU

099° 28' 08" BT

Page 44: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

WILAYAH STRATEGIS KORIDOR SUMATERAGLOBAL MAGNITUDE

Kuala Tanjung menjadi pintu gerbang ekonomi Indonesia yang didukung oleh kekuatan ekonomi Koridor Sumatera.

44

Page 45: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

SELAT MALAKA: MODALITAS STRATEGIS

45

Lalu lintas perdagangan global (seaborne) yang melalui selat Malaka menjadi sumber transaksi tersendiri bagi Kuala Tanjung dan Koridor Sumatera

Page 46: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

MODALITAS STRATEGIS

PELABUHAN BELAWAN PUSAT INDUSTRI PERKAPALAN MASA DEPAN

KERETA API TRANS SUMATERA

AIRPORT INT. KUALANAMU (2013)

PELABUHAN HUB KUALA TANJUNG

TRANS SUMATERA- JLR TIMUR

Page 47: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

47

DAYA DUKUNG NERACA AIR POSITIVE

1. Danau Toba2. Wilayah Sungai (WS) Toba-Asahan – MPP-BWSS3. Wilayah Sungai (WS) Bah Bolon4. Wilayah Sungai (WS) Barumun-Kualuh,5. Wilayah Sungai (WS) Belawan-Ular–Padang

(MPP-BWSS)6. Wilayah Sungai (WS) Wampu Besitang.

>17%NATIONAL TOTAL WATER

RESERVE

AIR DAN ENERGY: KEBERADAAN NERACA SUMBER DAYA INTI YANG SANGAT KUAT

DAYA DUKUNG ENERGI LISTRIK: POSITIVE

Energi dan Cadangan Energi Sumatera UtaraMenjadi modalitas untuk mengembangkan KTIHP dan berkontribusi pada Clean Development Mechanism

Page 48: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

48

ANOMALI MUSIM KERING

1990-2003 DIBANDINGKAN 1961-1990

DAYA DUKUNG CLIMATE: JAUH LEBIH BAIK DARI PULAU

JAWA

Menseksamai daya dukung ekologi Pulau Jawa

, kontribusi Jawa terhadap GDP nasional

kemasa depan secara alamiah cenderung

bergeser ke luar Jawa, terutama ke wilayah

Sumut.

Dibandingkan dengan Pulau Jawa, wilayah

Sumatera Bagian Utara lebih mampu mendukung

kehadiran World Class Industri Manufaktur

secara berkelanjutan.

SUMBER: 2003. Model Prediksi Anomali Iklim untuk Mengurangi

Resiko Pertanian. s.l. : Agro-Climate Research Agency, 2003. Lihat

juga The IPCC Assessment (IPPC 2007) tentang skenario Climate

Change untuk Indonesia sampai tahun 2100

PERBANDINGAN ANOMALI MUSIM HUJAN

1990-2003 DENGAN 1961-1990

Page 49: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

ASSET: OLEOCHEMICAL DERIVATIVES

49

> US$ 30 billion (2025)

Page 50: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

KUALA TANJUNG INTERNATIONAL HUB PORT

BENEFITS OF THE PORT

Direct access ke Selat Malaka . Geo posisi dan aset memberdayakan ekonomi nasional.

Melayani Ekspor dan Impor Nasional ke dan dari: Eropa , TimurTengah , Afrika, Asia Selatan dan Asia Timur. Melayani PelabuhanFeeder di Tanah Air.

Memperoleh manfaat besar dari asset terbangun (port, energi, infrastruktur).

Modalitas fisik dan ekologiimudah dikembangkan menjadipelabuhan hub internasional.

Modalitas strategis dan lokomotif daya saing ekonomi nasional.

Cut off ketergantungan kronis transhipment dan feeder logistik ekonomi negara tetangga.

Memperbaiki posisi/leverage diplomasi indonesia dengan negaratetangga di semua lini.

50

Page 51: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

PELABUHAN HUB INTERNASIONAL KUALA TANJUNGRENCANA PENGEMBANGAN

51

Terminal Curah Cair

Kapasitas Maksimal 2,4 Juta Ton

Dermaga 200 m

Trestle 2800 m

Kedalaman Kolam Pelabuhan -13 m LWS

Kapasitas Tangki Timbun 60,000 ton

Loading point 5 unit

Terminal Multi Purpose

Kapasitas Maksimal 2 Juta ton

Dermaga 300 m

Gudang @ 4000 m2 2 Unit

Konveyor

Pengadaan Suprastruktur

Pengembangan Jk. Pendek dan Menengah

Page 52: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

POSITIONING GLOBAL HUB PORT

BITUNG

52

Page 53: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

THE WORLD KNOWS: RESOURCES FOOTPRINT

53

4

6

1

3

52

Footprint integritas daya dukung sosial,

ekonomi dan ekologi marked di wilayah

timur Indonesia,

Perhatian dunia mengarah ke Resources di

timur Indonesia,

Pertumbuhan di wilayah timur Indonesia

cenderung bertumbuh lebih tinggi

dibandingkan wilayah barat Indonesia,

Daya dukung ekologi Jawa membatasi

dinamika ekonomi.

Dinamika logistik di timur Indonesia

diharapkan bertumbuh eksponensial

Page 54: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

WILAYAH STRATEGIS KORIDOR SULAWESIGLOBAL MAGNITUDE

Sulawesi bagian utara memiliki hampir semua aset dan akses menjadikan diri sebagai sentra pertumbuhan global. Termasuk memanfaatkan leveragenya terhadap kerangka kerjasama ekonomi BIMP EAGA

54

Page 55: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

KAWASAN EKONOMI

PROXY GLOBAL HUB PORT BITUNG

• Enabler Nasional, Bitung dan Lembeh Selatan Kawasan ekonomi Perdagangan, Logistik, dan Kepelabuhanan Internasional.

• Enabler Koridor, Kema-pesisir selatan Minahasa > Kawasan ekonomi perkapalan dan perikanan.

• Pesisir selatan dari Bolang Mongondow Selatan-Minahasa, pengembangan industri manufaktur dan prosessing perikanan.

• Bitung - Kema - Airmadidi, kelompok lokasi industri jasa kepelabuhanan.

• Enabler regional, Pesisir Utara (Pasific Front) dibangun dalam bentuk pengembangan jasa perdagangan dan pariwisata (+ .... m ASL)

55

Page 56: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

INTER KORIDOR LOGISTIK PALU-PARIGI

FAKTOR PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL

PALU-PARIGI

Pengelolaan jalur transportasi antara Selat Makasar (Palu) dan Teluk Tomini (Parigi) menjadi kunci dinamisasi transaksi ekonomi intra dan inter koridor. Transaksi logistik yang tercipta antara KE Kalimantan dan KE Papua Kepulauan Maluku membangun manfaat pertumbuhan bagi KE Sulawesi

PALU PARIGI HIGHWAY

56

Page 57: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

SEBAGAI WORLD CLASS HUB PORT

• Berkembangnya pelabuhan Bitung sebagai pelabuhan hub kelas dunia

• 4.5 juta TEUs

6 KE Indonesia, Sarawak, Phillipine, Papua New Guinea, Oceania. Shanghai, Okinawa, Yokohama, Inchon, Hongkong, Manila, Davao, Osaka and etcTELAH TERINKORPORASI DALAM SISLOGNAS DAN RIPN 57

Page 58: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

BITUNG INTERNATIONAL HUB PORT

STRATEGIC BENEFIT: KONSTRUKSI NKRI

58

• MEMPERKUAT NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

• MENINGKATKAN INTEGRITAS DAN SOLIDITAS POLITIK, EKONOMI DAN PERTAHANAN NASIONAL

STRATEGIS VITAL BAGI KEUTUHAN DAN KEDAULATAN NKRI

3) Kawasan Perbatasan Darat dgn Malaysia (Kalbar dan Kaltim)

4) Kawasan Perbatasan Laut dgn Malaysia dan Filipina (Kaltim, Sulteng, dan

Sulut), termasuk 18 Pulau Kecil Terluar

5) Kawasan Perbatasan Laut dgn Palau (Maluku Utara, Papua Barat, Papua),

termasuk 8 Pulau Kecil Terluar

Page 59: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Sisi Pulau Sulawesi Sisi Pulau LembehAsumsi: Diurnal dan Semi diurnal Selat Lembeh arus dari utara Asumsi: Diurnal dan Semi diurnal Selat Lembeh arus dari utara

Kecamatan Maesa, Kecamatan Madidir, Kecamatan Girian,

Kecamatan Matuari

Kecamatan Lembeh Selatan

Kecamatan Air Tembaga dikembangkan sebagai Kawasan dengan

aktifitas minimal ekstraktif, emisi, sedimentasi dan polutan

loading.

Kecamatan Lembeh Utara bagian dalam dikembangkan sebagai

kawasan dengan aktifitas minimal ekstraktif, emisi, sedimentasi

dan polutan loading.

Batas Wilayah Kota

Batas Kecamatan

PETA ALUR PELAYARAN PELABUHAN BITUNG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA

BITUNG TAHUN 2010 - 2030

PEMERINTAH KOTA BITUNG

SKALA 1 : 50.000

U

4

Kilometer

2012

Sumber : Peta Rupa Bumi Indonesia, Skala 1 : 50.000

Keterangan

755000750000745000740000735000730000725000

755000750000745000740000735000730000725000

1550

0016

0000

1650

0017

0000

1750

00

1550

0016

0000

1650

0017

0000

1750

00

S. Kayuwale Kecil

S. Makapok

S. Taslam

S. Mangarer

S. Waruk

S. Ruper

S. Potai

S. Tuna

S. Aretes

S. Ramowangko

S. Tendeki

S. Sagerat

S. Girian

S. Danowudu

S. Air prang

Tanjung Merah

Manembonembo

Manembo

nembo

Tengah

Sagerat

Sagerat

Weru Satu

Manembo

nembo

Atas

Sagerat

Weru Dua

Tendeki

Komersot

Tewaan

Kerondoran

Apela

Satu

Apela

Dua

Pinokalan

Dua Sudara

Pinasungkulan

Batu Putih Atas

Batu Putih Bawah

Batu Angus

Kasawari

Makawidey

Tandu Rusa

Pinangunian

Aer Tembaga Dua

Aer Tembaga

Satu

Winenet

DuaPateten

DuaPateten

Satu

BitungTimur

WinenetSatu

KakenturanDua

Kake

ntur

anSa

tu

KakenturanDua

Bitung

Tengah

BitungBarat Satu

BitungBarat Dua

Pakadoodan

MadidirWeru

MadidirUre

MadidirUnet

Paceda

Paceda

Wangurer Utara

WangurerBarat

WangurerTimur

GirianPermai

GirianAtas

Girian

Bawah

GirianWeruDua

GirianWeru

Satu

Wangurer

Girian

Indah

Danowudu

Paudean

Batu Lubang

Papusungan

Pasir Panjang

Doorbolaang

Kelapa Dua

Pancuran

Mawali

Batu Kota

Pintu Kota

Gunung Woka

Kareko

Posokan

Binuang Moto

Lirang

Nusu

Batas Kelurahan

Sungai

KE - KEMA

KE - K

LABAT

KE - PINENEK

KE - MANADO

TERMINAL

TANGKOKO

TERMINAL

WINENET

PELABUHAN

PENUMPANG

PELABUHAN

KONTAINER

PELABUHAN

PENYEBERANGAN

(FERRY)

Jalan

Alur Pelayaran

Kolam Putar Diameter 350 M

1. Reserved Area seluas 240 Ha

2. Dengerous Cargoes seluas 110 Ha

3. Quarantine seluas 120 Ha

4. Reserved Area seluas 130 Ha

5. Dead Ship seluas 110 Ha

6. Tankers Anchorage seluas 115 Ha

7. Intership Cargo Transhipment seluas

241 Ha

8. Liquid Bulk Anchorage seluas 198 Ha

9. General dan Bulk Cargoes seluas 217 Ha

10. Containers Ships Anchorage seluas

280 Ha

11. Vishery Mother Vessel seluas 57 Ha

12. Anchorage Area Of Small Ships,

Repaired Ship and Government

Ship seluas 40 Ha

1 2

7

8

9

10

3

4

5

6

11

10

59

RENCANA TATA RUANG DAN LOKUS PELABUHAN HUB INTERNASIONAL BITUNG

Page 60: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

JAKARTA, JANUARY 2012

KOMITE PERCEPATAN DAN PERLUASAN

PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025

GMT+8“demi masa”FOR STRONGER AND COMPETITIVE INDONESIA

MASUKAN DAN USULAN SEKRETARIAT KP3EI BAGI KOMITE PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

EDIB MUSLIM, KADIV HUMAS DAN PROMOSI KP3EIDISAMPAIKAN PADA WORKSHOP WORKSHOP “PENINGKATAN KONTRIBUSI IPTEK DALAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA”

JAKARTA, 10 MEI 2012

Page 61: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

KOMITE PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA – KP3EI

7PENGELOLAAN WAKTU NASIONAL SAAT INI

“BACA LAH”

61

Page 62: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

62

Page 63: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Keppres No. 41 tahun 1987

INDONESIA GMT+9

POPULASI 18 JUTA JIWA

PDRB US$ 5,5 BILLION

KEPRES RI NO. 41/1987

INDONESIA GMT+8

POPULASI 27 JUTA JIWA

PDRB US$ 70 BILLION

INDONESIA GMT+7

POPULASI 190 JUTA JIWA

PDRB US$ 490 BILLION

63

Page 64: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

KOMITE PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA – KP3EI

Kedaulatan, Daya Saing Bangsa dan Kemakmuran

“Demi masa”

64

Page 65: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

PENGANTAR: UNIFYING INDONESIA’S TIME ZONE

• GMT, standar waktu internasional sejak 1675. Greenwich di London, sebagai titik 0. Belahan bumi barat Greenwich dengan GMT -1 sampai -12, dan belahan bumi timur Greenwich dengan waktu +1 sampai +12.

• Dalam perkembangannya tidak semua negara menerapkan aturan Fleming secara utuh. Penetapan waktu suatu negara ternyata tidak hanya didasarkan pada geografis, tetapi juga pada pertimbangan kepentingan sosial-politis, militer, ekologi dan bahkan bisnis dari masing-masing nation-state.

• Menseksamai dinamika sosial, ekonomi, politik dan ekologi dunia saat ini dan ke masa depan, konsep paper ini mengusulkan pengelolaan kembali wilayah waktu nasional.

• Terutama dalam kerangka Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia – P3EI, diyakini unifikasi wilayah waktu nasional menjadi GMT+8 mampu segera memberikan daya angkat dan daya dorong bagi daya saing sosial-politik, ekonomi dan ekologi nasional.

Pembagian wilayah waktu Indonesia saat ini memerlukan pengaturan kembali, untuk mampu menjaga soliditas NKRI, membangun daya saing ekonomi nasional serta internasional bangsa Indonesia, saat ini dan kedepan

GMT+8

65

Page 66: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

ZONA WAKTU BERDIMENSI DAYA SAING STRATEGIS GLOBAL

POLITIK WAKTU NEGARA BANGSA

• Menghadapi krisis saat ini, NAFTA (Canada, Amerika Serikat dan Mexico) mempersiapkan diri untuk 1 zona waktu.

• China, dengan bentang 65 o bujur, seharusnya terbagi empat waktu. Sejak 1949 menerapkan waktu tunggal, yaitu GMT+8, dimana pun di China.

• Korea Selatan (di zona GMT+8), memakai GMT+9, untuk kepentingan bisnis maupun militer.

• India telah memutuskan menjadi 1 (satu) zona waktu.

• Singapura (zona GMT+7), sejak 1982 menerapkan zona +8 untuk kepentingan bisnis dan pertahanan)

• Samoa dan Tuvalu per 1 Jabuari 2012 mengubah waktunya 24 jam, meloncat ke zona waktu “Timur” (lebih dahulu satu hari satu malam).

• Russia tengah melangkah untuk menerapkan 4 Time Zone (dari 9 saat ini).

• Brazil may have only one time zone in the near future. Brazil calls for a unified time zone. Brazil currently has three time zones . Sebelum 2008 Brazil 4 zona waktu.

66

Page 67: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

RECENT NEWS ON SAMOA “TIME ZONE CHANGE”JUMP 24 HOURS AHEAD

Samoa is skipping Friday and going straight to Saturday as it shifts its time zone forward by 24 hours in a bid to move into line with Australia and New Zealand.

Samoa is currently the last country to see the sun go down each day, but the change in the international dateline will make it the first to see the sun rise.

"In doing business with New Zealand and Australia, we're losing out on two working days a week," the prime minister said.

The switch is made Samoa will be one hour ahead of Wellington and three ahead of Sydney. The switch will reverse a decision made 120 years ago to move to the east of the international dateline.

67

Page 68: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

PENGATURAN ZONA WAKTU

Bukan Hal Baru Bagi Indonesia

• Sejak 1908, dengan berbagai latar

belakang dan pertimbangan, wilayah

Kepulauan Indonesia telah mengenal

setidaknya 9 kebijakan pengaturan

zona waktu.

• 5 (lima) diantaranya terjadi sebelum

17 Agustus 1945 (1908, 1918, 1924,

1932, dan 1942)

• Pada periode 1945-2011, tercatat 4

(empat) kebijakan zona waktu (1947*,

1950, 1963, dan 1986)

68

Page 69: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

1908 1918 1924 1932 1942Gouvernments Besluits, Januari 1908

Berlaku 1 Mei 1908. Waktu Jawa Tengah ditentukan sebagai waktu mintakad (GMT+7:12).

Gouvernments Besluits, Februari 1918.

Menentukan Padang -39 menit dari Waktu Jawa Tengah. Balikpapan dipergunakan +8:20 lebih dahulu dari GMT

Hoofden van Gewestelijk Bestuur in de Buitengewesten (penguasa daerah),

Pada 1 Januari 1924, Waktu Jawa Tengah diubah menjadi GMT+7:20.

Karesidenan Bali dan Lombok menggunakan Waktu Jawa Tengah + 22 menit.

Makassar, Waktu Jawa Tengah + 38 menit.

Tapanuli, Waktu Jawa Tengah - 45 menit

Padang, Waktu Jawa Tengah -7 menit tujuh menit

Bij Gouvernment Besluit van 27 Juli 1932 No. 26 Staatsblad No. 412.

kepulauan Indonesia dibagi menjadi 6 (enam) zona waktu dengan selisih 30 menit

Mintakad berubah selama pendudukan Jepang.

Demi efektivitas operasi militer dan upaya “menjepangkan” wilayah koloni, waktu Indonesia ditentukan mengikuti waktu Tokyo (GMT+9).

Waktu Jawa dimajukan 1:30 (GMT+7:30) dari waktu tolok saat itu.

KEBIJAKAN ZONA WAKTU DI KEPULAUAN INDONESIA

Kronologis Historis (Pre 1945)

69

Page 70: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

1947 1950 1963 1987 2012Menyusul pergolakan dibanyak daerah Pemerintah kolonial Belanda mengubah waktu Mintakad Indonesia pada 10 Desember 1947, Indonesia dibagi tiga: +7 (bujur tolok 105°), +8 (120°), dan +9 (135°).

Usai penyerahan kedaulatan, pada 1 Mei 1950 Presiden Republik Indonesia memberlakukan waktu mintakad yang sesuai dengan keputusan Gubernur Jenderal tertanggal 27 Juli 1932 sebelumnya (enam zona waktu).

Sementara Belanda di Papua mencuri waktu 30 menit (GMT+9:30) untuk Papua Barat > Padahal, Gubernur Jenderal Belanda terdahulu menetapkan +9.

Setelah Irian Barat berhasil direbut kembali.

Keputusan Presiden RI Nomor 243 tahun 1963 membagi Indonesia tiga zona waktu, sama dengan waktu mintakad pada 10 Desember 1947.

Pertama kali dalam sejarah pembagian zona waktu Indonesia, ekonomi (Pariwisata) mulai diperhitungkan.

Wisatawan yang datang ke Bali berhitung soal waktu.

Perbedaan waktu dua jam menyebabkan para wisatawan Jepang dan Australia –cenderung lebih cepat meninggalkan Bali agar dapat tiba tidak terlalu larut malam di negara mereka.

Keputusan Presiden RI Nomor 41/1987 yang mengubah sedikit garis zona waktu Bali ke Waktu Indonesia Tengah.

Dalam rangka P3EIdan meningkatkan daya saing social, ekonomi dan ekologi bangsa Indonesia, melalui Perpres RI No. .... Tahun 2012, Indonesia menggunakan satu tolok waktu untuk seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. GMT + 8

(DIHARAPKAN DAPAT DDIBERLAKUKAN SEJAK 17 AGUSTUS 2012)

KEBIJAKAN ZONA WAKTU DI KEPULAUAN INDONESIA

Kronologis Historis (Post 1945)

70

Page 71: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

KEBIJAKAN ZONA WAKTU DAN IBADAH

KEPRES RI NO. 243/1963 KEPRES RI NO. 41/1987

Perubahan pembagian wilayah waktu tidak mengganggu

pelaksanaan ibadah, khususnya bagi umat Islam. Karena

penetapan waktu Sholat berpedoman pada bayang-bayang matahari.

71

Page 72: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

KOMITE PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA – KP3EI

NATIONAL BENEFITS OUT OF A UNIFIED TIME ZONES

Kedaulatan, Daya Saing Bangsa dan Pengentasan Kemiskinan

72

Page 73: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

TIGA WILAYAH WAKTU DAN KINERJA BIROKRASI NASIONAL

0700 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

WI TIMUR GMT + 9 120 menit REST 60 menit

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

WI TENGAH GMT + 8 REST

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

WI BARAT GMT + 7 REST

Waktu efektif birokrasi Indonesia di semua daerah waktu untuk dapat melakukan koordinasi secara penuh pada waktu bersamaan hanya 180 menit dari total 480 menit yang tersedia

Unifikasi wilayah waktu nasional diharapkan mampu efektif mendorong peningkatan kinerja birokrasi dari Sabang sampai Merauke.

Lebih dari itu memberikan “daya peluk” dan nilai tambah koordinasi, komunikasi dan implementasi kebijakan bagi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bagi masyarakat di kawasan timur Indonesia.

73

Page 74: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

AKSES TRANSAKSI BURSA NASIONAL MASIH TERKONSENTRASI DI “BARAT”

Konektifitas transaksi BEJ masih dimanfaatkan sebagian dari bangsa Indonesia. BEJ masih berpeluang untuk dimanfaatkan menjadi instrumen pemersatu ekonomi bangsa.

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

WI TIMUR GMT + 9 30 menitREST

30 menit

11 12 13 14 15 16 17 18 19

WI TENGAH GMT + 8 90 menitREST

90 menit

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

WI BARAT GMT + 7 930REST

1330

Waktu efektif WIT untuk mengikuti transaksi Bursa Efek Jakarta adalah 60 menit (2 x 30 menit) dan WITENG 180 menit (2 x 1,5 jam)

74

Page 75: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

KONEKTIVITAS TRANSAKSI NASIONAL

Kondisi diatas perlu dipulihkan guna meningkatkan mobilitas transaksi pasar domestik (intra dan interkoridor). Hal mana bermuara pada semakin elastisnya daya saing ekonomi nasional terhadap fluiditas ekonomi global.

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

WI TIMUR GMT + 9 REST

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

WI TENGAH GMT + 8 REST

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

WI BARAT GMT + 7 REST

Apabila jam transaksi perdagangan umum di Jakarta dimulai pk 09.00, dan berakhir pk. 17.00 maka waktu efektif berdagang antara dunia usaha di WIT dengan WIB adalah 240 menit atau 4 jam.

Dunia usaha WIT akan cenderung "mencari" dunia usaha yang "buka" lebih dahulu, seperti Singapura, Malaysia, Phillipine, Australia.

DERMAGA MIANGAS75

Page 76: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

KEPUTUSAN STRATEGIS NASIONAL: HASIL SIDANG KABINET

Unifikasi membangun “bonus” waktu bagi masyarakat di kawasan timur Indonesia untuk mengambil manfaat maksimal dari setiap keputusan Pemerintah Pusat, termasuk hasil-hasil sidang kabinet.

NEXT DAY 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

WI TIMUR GMT + 9 REST

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

WI TENGAH GMT + 8 REST

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

WI BARAT GMT + 7 REST

Apabila rapat kabinet selesai jam 16 WIB, maka dapat dipastikan hasil rapat kabinet akan diterima oleh WIT, malam hari atau esok harinya

76

Page 77: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

NATIONAL COMMAND, CONTROL, COORDINATION, COMMUNICATION

AND INTELLIGENT C4I

Penetapan GMT+8 sebagai waktu tunggal wilayah nasional memperkuat kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia di semua lini EKOPOLEKSOSBUD HANKAM

NEXT DAY 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

WI TIMUR GMT + 9

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

WI TENGAH GMT + 8

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

WI BARAT GMT + 7

Apabila terjadi ancaman terhadap keamanan dan pertahanan kedaulatan RI di wilayah timur Indonesia di malam hari, maka early warning akan berpotensi direspon terlambat oleh Pusat Komando Nasional

77

Page 78: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

78

SATU EKONOMI

GMT + 8satu nusa...satu bangsa ... satu bahasa ... satu waktu

“Wawasan Nusantara”

Page 79: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

BILA GMT+8 TERAP ATAS SELURUH WILAYAH INDONESIAMendorong percepatan dan perluasan kesejahteraan

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

WAKTU INDONESIA GMT + 8FULL TIME DINAMIKA AKTIVITAS EKONOMI

240 JUTA JIWA

Indonesia, Bangsa yang Merubah Wajah Dunia

79

Page 80: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

KALKULASI MANFAATsosial-politik

DINAMIKA SOSIAL-POLITIKPERKIRAAN BESARAN MANFAAT

(KUALITATIF DAN KUANTITATIF)

Soliditas Negara Kesatuan Republik Indonesia, terutama dari sisi meingkatnya kuantitas waktu “perhatian” sosial-politik dan ekonomi Pemerintah yang berkedudukan di wilayah barat Indonesia terhadap masyarakat di kawasan timur Indonesia.

Nuansa dan dinamika ekonomi Indonesia akan lebih mendalam bagi masyarakat di wilayah perbatasan, terutama di wilayah timur Indonesia.

Absolut Nominal

Early warning window. Satu zona waktu mempercepat arus informasi dan waktu tanggap (response time) terhadap aktifitas yang membahayakan negara. Disparitas inteligent dan informasi di bidang pertahanan dan keamanan dapat ditiadakan.

Absolut Nominal

Akselerasi dan Perluasan SDM dan IPTEK Nasional. Melalui pemanfaatan Information, Communication Technology, Dengan jendela satu waktu dapat dimanfaatkan sebagai aset sekaligus akses bagi program pendidikan, pelatihan dan diseminasi teknologi tanpa terhalang gap waktu. Termasuk di dalamnya siaran televisi, internet, pemanfaatan broadband network tidak lagi menghadapi gap “waktu”. Kebijakan tarif telekomunikasi juga lebih membangun manfaat bagi masyarakat.

NA-Ordinal

Boosting National Bureaucracy Performance. Kinerja Birokrasi Nasional, Satu Waktu meningkatkan “value of bureaucracy reformation” dengan meningkatnya ruang koordinasi, komunikasi, dan produktifitas kinerja birokrasi dari Sabang sampai Merauke.

NA- Ordinal

80

Page 81: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

KALKULASI MANFAAT ekonomi

DINAMIKA EKONOMIPERKIRAAN BESARAN MANFAAT(KUALITATIF DAN KUANTITATIF)

Transaction Window Opportunity. Dengan samanya ruang waktu, maka sekitar 50 juta masyarakat di kawasan Tengah dan Timur Indonesia meperoleh ruang waktu transaksi yang lebih banyak untuk bertransaksi dengan masyarakat di kawasan Barat Indonesia.

NA-Ordinal

Transaction Orientation to Domestic. Secara gradual orientasi transaksi yang selama ini memanfaatkan pasar/supply dari negara tetangga, akan dapat dipulihkan memanfaatkan pasar/supply domestik.

NA-Ordinal

Expanding Transaction BEJ. Transaksi harian BEJ akan meningkat seiring dengan meningkatnya volume dan jumlah transaksi harian di Bursa Efek Jakarta, seiring dengan (1) Beralihnya orientasi transaksi yang sebelumnya ke bursa Filipina, Australia dan Singapura ke BEJ. (2) Tumbuhnya usaha sekuritas (pialang) di wilayah Indonesia Timur.(3) Meningkatnya keunggulan BEJ atas bursa-bursa efek di Asia (TSE, SSE, KLSE, SGX, KOSPI, HKSEX, dll).

Dengan asumsi manfaat konservatif 15 persen saja dari nilai transaksi harian saat ini, maka setiap tahun Rp. 60 Trilliun terbangun transaksi tambahan.

Improving Business Performance. Satu waktu memberi pengaruh besar terhadap kinerja perusahaan-perusahaan/dunia usaha di Indonesia, terutama bagi dunia usaha yang memiliki wilayah operasi di Indonesia Timur (cabang maupun kantor pusat). Kinerja meningkat melalui “hadirnya” waktu bisnis yang selama ini sia-sia karena perbedaan waktu.

Minimal 600 jam bisnis time dapat disecure oleh setiap unit usaha di tanah air atau minimal 12000 jam secara berkelanjutan

Improving national logistic value. Satu Waktu akan meningkatkan performa bisnis jasa logistik nasional di semua lini logistik. Dunia penerbangan khusunya diperkirakan menarik manfaat pertumbuhan yang cukup tinggi, melalui flight time arrangement, produktifitas pesawat, efisiensi crew overnight, peningkatan volume konsumenpenerbangan.

Selama ini jadwal rute penerbangan dari WIB ke WIT memaksa pesawat mengangkasa dini hari. Pesawat dan awaknya harus overnight, utilisasi pesawat tidak maksimal.

81

Page 82: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

KALKULASI MANFAATekonomi

DINAMIKA EKONOMIPERKIRAAN BESARAN MANFAAT(KUALITATIF DAN KUANTITATIF)

Establishing Indonesia as Primary World Maritime Power. Mendorong perwujudan kemampuan Maritim Nasional. Seiring dengan meningkatnya kemampuan logistik, maka kemampuan cabotage nasional juga meningkat.

Border Economic Optimazion. Dengan satu waktu memberikan kesempatan ekonomi kawasan perbatasan untuk menarik lebih banyak transaksi dari negara tetangga. Dengan samanya jam operasi transportasi, turis negara tetangga yang berlibur ke wilayah Indonesia, akan cenderung menambah night staynya di hotel-hotel di Batam.

NA-Ordinal

Dynamic Business Information. Karena tak ada lagi time lag pada informasi, nilai tukar uang di pasar modal pun diharapkan akan lebih stabil dan bergairah.

NA-Ordinal

Improving National Banking Efficiency. Satu Waktu meningkatkan efisiensi transaksi perbankan dan membuat jasa perbankan semakin berkembang dengan beroperasinya pasar pada satu mode waktu. Termasuk disini pengelolaan, pengawasan dan pencatatan transaksi. Cara transaksi seperti cek, giro, RTGS (real-time gross system) yang memerlukan konfirmasi akan ditangani lebih efektif dan efisien.

NA-Ordinal

Increasing Industrial dan Employment Opportunity. Satu Waktu akan meningkatkan akses masyarakat terhadap penciptaan aktifitas ekonomi wilayah dan lapangan kerja yang diperlukan, baik di kawasan barat Indonesia dan terutama di kawasan timur Indonesia.

NA-Ordinal

Peningkatan Produk Domestik Bruto dan PDB Nasional. Secara agregat, manfaat diatas meningkatkan PDRB Daerah dan PDB Nasional.

Pada 1-2 tahun pertama diperkirakan akan sangat konstruktif terhadap pembentukan dan peningkatan PDB dan PDRB

82

Page 83: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

KALKULASI MANFAATekologi

DINAMIKA EKOLOGIPERKIRAAN BESARAN MANFAAT(KUALITATIF DAN KUANTITATIF)

Tahun 2001 di Surabaya, PT. PLN (Persero) mulai mempresentasikan hasil kajiannya tentang korelasi antara aktivitas kehidupan masyarakat dan konsumsi energi listrik. Program efisiensi energi listrik untuk mengantisipasi krisis bahan bakar minyak, menurut peneliti PLN, akan berdampak besar apabila WIB diubah mengikuti WITa. Pandangan ini berbeda dari kelompok kerja ACT dari Indonesia yang merekomendasikan GMT+7 (WIB) sebagai waktu bersama.Sistem kelistrikan nasional masih didominasi oleh Jamali (Jawa-Madura-Bali). Data Juni 2004 menunjukkan, 68% pelanggan dan 80% kontribusi pendapatan PLN berasal dari Jamali.

NA-Ordinal

Pemakaian energi listrik pada waktu beban puncak (18:00-21:00) akan berkurang jika pelanggan lebih cepat berhenti beraktivitas dan istirahat. Dengan mengubah WIB mengikuti WITa (19:00-22:00), rentang waktu beban puncak secara tak langsung berkurang karena masyarakat lebih cepat tidur. Beban penggunaan listrik di pagi hari (waktu baru 05:00-06:00) juga berkurang, karena pelanggan terbesar PLN dari golongan tarif R-1 ini lebih cepat bangun untuk beraktivitas di luar rumah.

NA-Ordinal

Studi tadi sejalan dengan Daylight Saving Time (DST) atau acuan waktu yang diterapkan di 95 negara empat musim. DST membuat “matahari tenggelam satu jam terlambat.” Dengan menggeser pengukur waktu mundur satu jam di musim panas, dapat dihemat konsumsi listrik yang cukup besar. Di California, AS, pengurangan konsumsi energi 1% setara 600 ribu barel minyak. Di Selandia Baru, bisa mencapai 3,5%.

83

Page 84: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

REKOMENDASI

• Indikasikan terbangunnya manfaat pembangunan sosial-politik, ekonomi dan ekologi yang signifikan apabila Indonesia menerapkan pengelolaan satu waktu bagi wilayah nasional.

• Soliditas Negara Kesatuan Republik Indonesia, terutama dari sisi meingkatnya kualitas waktu “perhatian” sosial-politik dan ekonomi Pemerintah Pusat yang berkedudukan di wilayah barat Indonesia terhadap masyarakat di kawasan timur Indonesia.

• Dibandingkan dengan GMT+7 dan GMT+8, penerapan GMT + 8, akan lebih membangun manfaat bagi proses dan keberlanjutan pembangunan nasional.

• Penerapan GMT+8 juga bernilai tambah bagi daya saing internasional Indonesia di berbagai bidang, lini dan wilayah, terutama dan khususnya bagi wilayah dan masyarakat di Indonesia timur.

84

Page 85: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

85

K E K UATA N E KO N O M I M A R I T I M B E R S K A L A

D U N I A

SATU NUSA... SATU BANGSA ... SATU BAHASA ...SATU WILAYAH RUANG DAN WAKTU.

GMT+8 diharapkan menjadi booster terbangunnya kemampuan logistik maritim Indonesia yang berdaya saing

global. Baik terhadap hinterland ekonomi nasional maupun hinterland negara tetangga

KUALA TANJUNGGLOBAL HUB PORT

BITUNGGLOBAL HUB PORT

Page 86: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

“DEMI MASA” TERIMA KASIH

DARI KAMI GENERASI KEDEPAN INDONESIA

86