PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

164
i PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING KELOMPOK ANTARA ALUMNI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DAN ALUMNI NON-UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DI SMP NEGERI SE-KOTA SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian Studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Desta Rizky Budiarti 1301409047 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014

Transcript of PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

Page 1: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

i

PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG

KONSELING KELOMPOK ANTARA ALUMNI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DAN

ALUMNI NON-UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(UNNES) DI SMP NEGERI SE-KOTA SEMARANG

TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian Studi Strata 1

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Desta Rizky Budiarti

1301409047

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

Page 2: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

ii

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi

Jurusan Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Semarang pada tanggal 23 Januari 2014

Panitia

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Haryono M.Psi. Drs. Eko Nusantoro, M.Pd

NIP. 196202221986011001 NIP. 196002051998021001

Penguji Utama

Dra. M. Th. Sri Hartati, M.Pd, Kons

NIP. 196012281986012001

Penguji/Pembimbing I Penguji/Pembimbing II

Dr. Awalya, M.Pd., Kons Drs. Suharso, M. Pd., Kons

NIP.19601101 1987102001 NIP. 196202261987101001

Page 3: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi dengan judul

”Perbedaan Pemahaman Guru BK tentang Konseling Kelompok antara Alumni

Universitas Negeri Semarang (UNNES) dan Alumni Non-Universitas Negeri

Semarang (UNNES) di SMP Negeri se-Kota Semarang Tahun Ajaran 2013/2014”

benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik

sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam

skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 20 Januari 2014

Desta Rizky Budiarti

NIM. 1301409047

Page 4: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

1. “Kepala yang baik dan hati yang baik merupakan kombinasi yang hebat.

Namun saat kamu menambahkan lidah atau pena yang terpelajar, maka kamu

memiliki sesuatu yang sangat istimewa” (Nelson Mandela)

2. “Hanya mereka yang berani gagal dapat meraih keberhasilan” (Robert F

Kennedy)

Persembahan,

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. ALLAH SWT

2. Malaikat dan Pahlawanku, Bapak Budiman dan

Ibu Sri Hartati kedua orangtuaku yang selalu

mendoakan dan memberikan semuanya demi

kelulusanku.

3. Teman-teman mahasiswa Bimbingan Konseling

Angkatan 2009.

4. Alamamaterku

Page 5: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

v

ABSTRAK

Budiarti, Desta Rizky. 2014. Survey Perbedaan Pemahaman Guru BK Alumni

Universitas Negeri Semarang (UNNES) dengan Alumni Non-Universitas

Negeri Semarang (UNNES) tentang Konseling Kelompok di SMP Negeri se-

Kota Semarang Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi, Jurusan Bimbingan dan

Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing I : Dr. Awalya, M.Pd., Kons dan Pembimbing II: Drs. Suharso,

M.Pd., Kons

Kata Kunci : Perbedaan Pemahaman Konseling Kelompok, Lulusan Unnes dan

Non Unnes

Layanan konseling kelompok merupakan proses interpersonal yang dinamis

yang menitikberatkan pada kesadaran berpikir dan tingkah laku. Pemahaman

merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti sesuatu dan melihatnya dari

berbagai segi. Seorang pendidik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat

memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang suatu hal

dengan menggunakan kata-kata sendiri sehingga peserta didik mengerti apa yang

disampaikannya. Latar belakang pendidikan guru BK yang berbeda-beda

merupakan salah satu faktor adanya perbedaan tingkat pemahaman guru BK

terhadap layanan konseling kelompok.

Jenis penelitian ini adalah survey komparatif, yaitu survey yang membahas

perbedaan dari kedua sampel penelitian yang berbeda. Populasi dalam penelitian

ini seluruh guru BK di SMP Negeri Kota Semarang. Sampel diambil dengan

menggunakan teknik cluster proportional random sampling. Populasi dalam

penelitian berjumlah 144 orang yang terbagi dalam 3 kelompok berdasarkan

pembagian wilayah letak sekolah. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan

mengambil 25% dari keseluruhan jumlah populasi yang terbagi dalam 3 kelompok

wilayah, sehingga jumlah sampel keseluruhan adalah 39 guru BK. Metode

pengumpulan data menggunakan tes pemahaman konseling kelompok. Metode

analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan uji t-test.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pemahaman konseling kelompok

lulusan Unnes berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase 84,26%

sedangkan untuk lulusan non-Unnes berada pada kategori sedang dengan

persentase 63,9%. Dari hasil uji t-test diperoleh thitung = 18,92 dan ttabel= 2,04 jadi

nilai thitung > ttabel . Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan guru BK

lulusan Unnes dan non-Unnes tentang konseling kelompok.

Merujuk pada hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru BK di

SMP Negeri kota Semarang yang berasal dari lulusan Unnes mempunyai

pemahaman konseling kelompok lebih tinggi daripada guru BK lulusan non-

Unnes. Hendaknya guru BK semakin meningkatkan pemahaman konseling

kelompok di lapangan, dan perguruan tinggi juga selalu meningkatkan kualitas

pembelajarannya agar dapat mencetak tenaga ahli yang professional

Page 6: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusun skripsi dengan judul “Perbedaan Pemahaman Guru BK tentang

Konseling Kelompok antara Alumni Universitas Negeri Semarang (UNNES) dan

Alumni Non-Universitas Negeri Semarang (UNNES) di SMP Negeri se-Kota

Semarang Tahun Ajaran 2013/2014”.

Penyusunan skripsi berdasarkan atas penelitian survey yang dilakukan

dalam suatu prosedur terstruktur dan terencana. Dalam proses penulisan skripsi ini

peneliti memang menemui kendala di lapangan, seperti perijinan, lokasi antar

sekolah dan respon responden, namun peneliti tetap berusaha menyelesaikan

penelitian ini sampai selesai. Berkat rahmat Allah SWT dan ketekunan, dapat

terselesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1) Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi di

Fakultas Ilmu Pendidikan.

2) Drs. Hardjono, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang yang memberikan ijin penelitian, untuk penyelesaian skripsi ini.

3) Drs. Eko Nusantoro,M.Pd. Ketua jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas

Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan

bimbingan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Page 7: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

vii

4) Dra. M.Th. Sri Hartati, M.Pd. Dosen penguji utama yang telah memberikan

bimbingan untuk kesempurnaan skripsi ini.

5) Dr. Awalya,M.Pd.,Kons. Dosen pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan untuk kesempurnaan skripsi ini.

6) Drs. Suharso,M.Pd.,Kons. Dosen pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan untuk kesempurnaan skripsi ini.

7) Bapak dan Ibu dosen jurusan Bimbingan dan Konseling yang telah

memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

8) Kepala Sekolah dan Bapak/Ibu Guru BK di SMP Negeri Kota Semarang yang

telah memberikan ijinnya dan bersedia menjadi responden untuk penelitian

ini.

9) Teman-teman seperjuangan bimbingan dan konseling angkatan 2009 yang

memberikan semangat sampai akhir.

10) Serta pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penelitian ini

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,

untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi

kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca yang budiman.

Semarang, 20 Januari 2014

Penulis

Page 8: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

viii

DAFTAR ISI Halaman

JUDUL

PENGESAHAN ............................................................................................... ii

PERNYATAAN ............................................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5

1.3 TujuanPenelitian ......................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6

1.5 Sistematika Skripsi ..................................................................................... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 8

2.2 Pemahaman Guru BK Tentang Konseling Kelompok .............................. 10

2.2.1 Pemahaman ............................................................................................. 10

2.2.2 Konseling Kelompok .............................................................................. 11

2.2.2.1 Pengertian Konseling Kelompok ....................................................... . 11

2.2.2.2 Tujuan Pemberian Layanan Konseling Kelompok .............................. 12

2.2.2.3 Tahap-tahap Konseling Kelompok ………….… ................................. 13

2.2.2.4 Dinamika Kelompok ............................................................................ 15

2.2.2.5 Anggota Kelompok …………..………………….. .............................. 16

2.2.2.6 Peran Anggota Kelompok …………………………............................. 17

2.2.2.7 Usaha Mempersiapkan Anggota Kelompok ………............................. 18

2.2.2.8 Pemimpin Kelompok ………………………………........................... 19

2.2.2.9 Evaluasi Kegiatan Konseling Kelompok ……….................................. 20

2.2.3 Guru BK .................................................................................................. 21

2.3 Latar Belakang Pendidikan Guru BK SMP Negeri Kota Semarang .......... 22

2.3.1 Pendidikan Bimbingan dan Konseling di Unnes ................................. .. 23

2.3.2 Pendidikan Bimbingan dan Konseling di Universitas Non-Unnes ....... .. 25

Page 9: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

ix

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Tingkat Pemahaman KKp 26

2.5 Hipotesis ..................................................................................................... 28

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 29

3.2 Variabel Penelitian ..................................................................................... 30

3.2.1 Identifikasi Variabel ................................................................................ 30

3.2.2 Definisi Operasional ............................................................................ ... 30

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ..................................................... 31

3.3.1 Populasi ................................................................................................... 31

3.3.2 Sampel dan Teknik Sampling ................................................................. 32

3.4 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 34

3.4.1 Alat Pengumpulan Data ........................................................................... 34

3.4.2 Penyusunan Instrumen ............................................................................ 35

3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ......................................................... 38

3.5.1 Validitas ................................................................................................... 38

3.5.2 Reliabilitas ............................................................................................... 39

3.6 Hasil Uji Coba Instrumen ........................................................................... 40

3.6.1 Hasil Uji Validitas ................................................................................... 40

3.6.2 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................... 41

3.7 Metode Analisis Data ................................................................................ 41

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................... 45

4.1.1 Pemahaman Konseling Kelompok pada Guru BK SMP Negeri Kota

Semarang Lulusan Unnes ........................................................................ 46

4.1.2 Pemahaman Konseling Kelompok pada Guru BK SMP Negeri Kota

Semarang Lulusan Non-Unnes ................................................................ 49

4.1.3 Perbedaan Pemahaman antara Guru BK SMP Negeri Kota Semarang

Lulusan Unnes dan Non-Unnes tentang Konseling Kelompok ............... 53

4.1.4 Analisis Uji Beda ……………………………………………………… 57

4.2 Pembahasan ............................................................................................... 58

4.2.1 Pemahaman Guru BK Lulusan Unnes tentang Konseling Kelompok .... 58

4.2.1 Pemahaman Guru BK Lulusan Non-Unnes tentang Konseling

Kelompok……......................................................................................... 61

4.2.2 Perbedaan Pemahaman antara Guru BK SMP Negeri Kota Semarang

Lulusan Unnes dan Non-Unnes tentang Konseling Kelompok ............... 63

4.3 KeterbatasanPenelitian .............................................................................. 65

Page 10: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

x

BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan ............................................................................................... 66

5.2 Saran ..................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68

LAMPIRAN .............. ..................................................................................... 70

Page 11: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Populasi Berdasarkan Lokasi Sekolah ………………………………… .. 31

3.2 Daftar Sampel Penelitian ……………….................................................... 33

3.3 Kisi-kisi Instrumen Pemahaman Konseling Kelompok ............................. 36

3.4 Kategori Tingkatan Pemahaman Konseling Kelompok ............................. 42

3.5 Hasil Uji Normalitas Data .......................................................................... 43

4.1 Tingkat Pemahaman Lulusan Unnes tentang Konseling Kelompok .......... 46

4.2 Analisis Indikator Pemahaman Guru BK Lulusan Unnes tentang KKp .... 47

4.3 Tingkat Pemahaman Lulusan Non-Unnes tentang Konseling Kelompok .. 49

4.4 Analisis Indikator Pemahaman Guru BK Lulusan Non-Unnes

tentang KKp ............................................................................................... 51

4.5 Perbedaan Pemahaman antara Guru BK Lulusan Unnes dan Non-Unnes

tentang Konseling Kelompok ..................................................................... 53

4.6 Perbedaan Tingkat Pemahaman antara Guru BK Lulusan Unnes dan

Non-Unnes tentang Konseling Kelompok ................................................. 53

4.7 Perbedaan Tiap Indikator Pemahaman antara Guru BK Lulusan Unnes

dan Non-Unnes tentang Konseling Kelompok ........................................... 54

4.8 Uji t-test ...................................................................................................... 57

Page 12: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Langkah Dasar Penyusunan Instrumen ………………………… ........... 35

4.1 Tingkat Pemahaman Lulusan Unnes tentang Konseling Kelompok ........ 46

4.2 Analisis Indikator Pemahaman Guru BK Lulusan Unnes tentang KKp .. 48

4.3 Tingkat Pemahaman Lulusan Non-Unnes tentang

Konseling Kelompok ................................................................................ 50

4.4 Analisis Indikator Pemahaman Guru BK Lulusan Non-Unnes

tentang KKp ............................................................................................. 52

4.5 Perbedaan Tingkat Pemahaman antara Guru BK Lulusan Unnes dan Non-

Unnes tentang Konseling Kelompok ........................................................ 54

4.6 Perbedaan Tiap Indikator Pemahaman antara Guru BK Lulusan Unnes

dan Non-Unnes tentang Konseling Kelompok ........................................... 55

Page 13: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Populasi Penelitian....................................................................................... 71

2. Sampel ........................................................................................................ 78

3. Kisi-Kisi Instrumen Sebelum Try Out ....................................................... 80

4. Angket Try Out Instrumen Pemahaman Konseling …................................ 97

5. Hasil Validitas dan Reliabilitas Pemahaman Konseling Kelompok .......... 107

6. Kisi-Kisi Instrumen Sesudah Try Out ........................................................ 118

7. Angket Penelitian Pemahaman Konseling ….............................................. 121

8. Data Pemahaman Konseling Kelompok Lulusan Unnes....................... .... 129

9. Data Pemahaman Konseling Kelompok Lulusan Non-Unnes.................... 136

10. Uji Hipotesis (t-test) Pemahaman Konseling Kelompok ........................... 143

11. Dokumentasi Penelitian .............................................................................. 145

12. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Sekolah ................. .... 147

Page 14: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Layanan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling

yang dipimpin oleh konselor/guru BK yang diberikan kepada sejumlah orang

untuk membahas masalah pribadi masing-masing anggota kelompok dengan

memanfaatkan dinamika kelompok. Melalui dinamika kelompok tersebut

kepribadian klien dikembangkan dan berbagai masalah diselesaikan. Konseling

kelompok berfokus pada pembahasan masalah pribadi individu peserta kegiatan

layanan. Hal ini selaras dengan pendapat Wibowo (2005: 33) bahwa:

Konseling kelompok lebih menekankan pada pengembangan pribadi,

yaitu membantu individu-individu dengan cara mendorong pencapaian

tujuan perkembangan dan memfokuskan pada kebutuhan dan kegiatan

belajarnya. Perasaan dan hubungan antar anggota sangat ditekankan di

dalam kelompok ini

Menurut Prayitno (1995: 27) ada beberapa alasan mendasar konseling

kelompok perlu dilakukan oleh guru BK sekolah di antaranya karena konseling

kelompok dapat: (1) membantu seseorang atau sejumlah orang yang tidak siap dan

terbuka secara perorangan menemui guru BK, (2) melayani sejumlah orang dalam

waktu yang bersamaan, (3) memfasilitasi individu atau sekelompok individu yang

lebih berani berbicara dan terbuka saat bersama-sama temannya, (4) menemukan

alternatif pemecahan masalah yang lebih banyak dan bervariasi, karena

mengemukakan berbagai pemikiran dari anggota, (5) menimbulkan keakraban,

membangun suasana saling percaya, saling membantu, dan empati diantara

Page 15: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

2

sesama anggota kelompok dan guru BK, (6) praktis, dapat dilakukan dimana saja,

di dalam ataupun di luar ruangan, di sekolah atau di luar sekolah, atau di ruang

praktik pribadi guru BK.

Layanan konseling kelompok merupakan layanan konseling yang

diberikan kepada sejumlah klien sekaligus dalam sebuah kelompok dan dipimpin

oleh guru BK. Konsekuensi logis dari kondisi tersebut menuntut adanya pelayanan

konseling kelompok yang profesional. Untuk memenuhi tuntutan tersebut

diperlukan adanya guru BK profesional. Landasan dasar seorang guru BK mampu

profesional dalam melaksanakan layanan konseling kelompok adalah harus

memahami dahulu apa, bagaimana, dan pentingnya pelaksanaan konseling

kelompok di sekolah mereka.

Namun harapan tersebut tidak selalu dapat tercapai karena di lapangan

masih banyak ditemui guru BK yang belum mampu dan bahkan tidak pernah

memberikan layanan konseling kelompok kepada siswanya di sekolah. Contoh

nyata yang diperoleh peneliti setelah melakukan wawancara di lapangan dengan

15 guru BK di beberapa sekolah di kota Semarang antara lain: (1) ada 5 guru BK

dari responden awal yang belum mampu melakukan rapport dengan baik, (2) ada

6 guru BK yang belum menguasai setiap tahapan yang harus dilakukan dalam

konseling kelompok, (3) ada 4 guru BK yang kurang memahami posisi dan

tugasnya sebagai pemimpin kelompok, (4) pelaksanaan konseling kelompok

belum dilakukan di tempat yang kondusif. (lampiran 12)

Beberapa hal yang menjadi penyebab tidak terlaksananya konseling

kelompok di sekolah secara maksimal, seperti: (1) tidak adanya waktu untuk

Page 16: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

3

melaksanakan layanan tersebut, (2) kurangnya pemahaman guru BK akan

pentingnya konseling kelompok bagi siswa di sekolah, (3) kurang adanya

kerjasama antara guru BK, siswa dan pihak sekolah untuk melaksanakan

konseling kelompok, (4) guru BK belum memahami tahapan demi tahapan dalam

konseling kelompok itu sendiri. Jika hal ini dibiarkan maka akan berdampak

negatif pada guru BK, siswa dan sekolah. Guru BK akan pasif dalam memberikan

layanan konseling kelompok pada siswa yang sebenarnya juga penting untuk

diberikan. Siswa tidak akan mengetahui pentingnya layanan konseling kelompok

yang seharusnya mereka terima untuk membantu permasalahan yang sedang

dihadapinya. Sekolah akan dipandang kurang efektif dalam pelayanan bimbingan

konseling di sekolahnya.

Peristiwa di atas tidak akan terjadi, jika guru BK memiliki kemampuan

baik dalam pelaksanaannya yang diperoleh dari perguruan tinggi dimana ia

belajar. Setiap guru BK berasal dari perguruan tinggi yang berbeda-beda, dimana

pada setiap perguruan tinggi memiliki dasar kurikulum pendidikan yang sama.

Kenyataannya di lapangan masih ada perbedaan kemampuan dari guru BK dalam

melakukan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Kurikulum merupakan

salah satu komponen esensial dari keseluruhan kelembagaan jurusan/program

studi. Kurikulum menjadi isi jurusan/program studi dalam mengemban misinya

mendidik mahasiswa menjadi sarjana, yaitu tenaga professional yang benar-benar

mampu menyelenggarakan kegiatan pelayanan berdasarkan kaidah profesi. Jika

kurikulum yang tersusun dengan baik tidak diimbangi dengan minat dari calon

Page 17: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

4

konselor di sekolah, maka calon konselor tersebut belum mampu mengembangkan

kemampuan professional calon konselor yang handal.

Pada dasarnya pendidikan tinggi tidak hanya mencetak tenaga ahli dalam

bidangnya tetapi juga tenaga ahli yang mampu menggunakan keahlian atau

kecerdasannya untuk memberikan manfaat pada masyarakat luas. Setiap

perguruan tinggi memiliki kurikulum yang sama untuk mahasiswanya, namun

yang berbeda antara lain adalah latar belakang pengajaran di perguruan tinggi

tersebut. Seperti contohnya perguruan tinggi A di kota Semarang ini memiliki 3

kelas jurusan bimbingan dan konseling dengan jumlah tenaga dosen sekitar 20

orang, dibandingkan dengan perguruan tinggi B yang memiliki 10 kelas jurusan

bimbingan dan konseling dengan jumlah tenaga dosen hanya sekitar 15 orang.

Tentunya hal tersebut dapat membuat perbedaan dari kedua lulusan perguruan

tinggi tersebut dikarenakan intensitas dan kualitas pengajaran yang berbeda.

Selain itu latar belakang pelatihan yang diikuti oleh guru BK, misalnya guru BK

yang lebih sering mengikuti pelatihan-pelatihan seperti PLPG ataupun seminar,

dan workshop akan lebih memiliki kemampuan atau bekal dalam memberikan

layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Dari latar belakang inilah, maka peneliti berkeinginan menyusun

penelitian yang berjudul “Perbedaan Pemahaman Guru BK tentang Konseling

Kelompok antara Alumni Universitas Negeri Semarang (UNNES) dan Alumni

Non-Universitas Negeri Semarang (UNNES) di SMP Negeri se-Kota Semarang

Tahun Ajaran 2013/2014.”

Page 18: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

5

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan,

sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana pemahaman guru BK lulusan Unnes tentang konseling

kelompok di SMP Negeri kota Semarang ?

1.2.2 Bagaimana pemahaman guru BK lulusan Non-Unnes tentang konseling

kelompok di SMP Negeri kota Semarang ?

1.2.3 Adakah perbedaan pemahaman antara guru BK tentang konseling kelompok

yang lulusan Unnes dengan Non-Unnes di SMP Negeri kota Semarang?

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah di atas maka proposal ini bertujuan :

1.3.1 Untuk mengetahui pemahaman guru BK SMP Negeri kota Semarang

lulusan Unnes tentang konseling kelompok.

1.3.2 Untuk mengetahui pemahaman guru BK SMP Negeri kota Semarang

lulusan Non-Unnes tentang konseling kelompok.

1.3.3 Untuk mengetahui adakah perbedaan pemahaman antara guru BK SMP

Negeri kota Semarang yang lulusan Unnes dengan lulusan Non-Unnes

tentang konseling kelompok.

Page 19: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

6

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan

sumbangan konseptual bagi penelitian sejenis dalam rangka

mengembangkan ilmu pengetahuan dan kemajuan dunia pendidikan

khususnya bimbingan dan konseling.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi sekolah untuk

meningkatkan dan memajukan kualitas sekolah pada umumnya dan

bimbingan konseling pada khususnya.

1.4.2.2 Penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi perguruan tinggi yang

memiliki jurusan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kualitas

dan sistem pembelajarannya.

1.4.2.3 Penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi para guru BK sekolah

dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling khususnya layanan

konseling kelompok.

1.4 Garis Besar Sistematika Skripsi

Sistematika penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai gambaran

umum yang akan menjadi pembahasan dalam skripsi. Penulis membagi dalam

lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub bab agar pembahasannya lebih

teratur dan sistematis. Adapun penulisannya sebagai berikut :

Page 20: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

7

Bab 1 yaitu pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan garis besar sistematika skripsi.

Bab 2 yaitu landasan teori yang berisi penelitian terdahulu,

pemahaman guru BK tentang konseling kelompok, pengertian konseling

kelompok, tujuan, tahapan-tahapan konseling kelompok, dinamika kelompok,

peranan dan usaha mempersiapkan anggota kelompok, evaluasi kegiatan

konseling kelompok, pengertian, karakteristik dan kompetensi guru BK, latar

belakang pendidikan guru BK, serta hipotesis.

Bab 3 yaitu metodologi penelitian yang berisi jenis penelitian, variabel

penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, validitas

dan reliabilitas instrumen, serta teknik analisis data.

Bab 4 yaitu hasil penelitian dan pembahasan yang berisi hasil-hasil

penelitian dan pembahasan dari penelitian.

Bab 5 yaitu simpulan dan saran yang berisi kesimpulan-kesimpulan

dari hasil penelitian dan saran-sarannya.

Daftar Pustaka dan Lampiran-Lampiran.

Page 21: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan menguraikan tentang pokok bahasan sebagai berikut: (1)

pemahaman guru BK tentang konseling kelompok yang dimulai dari pengertian

konseling kelompok, tujuan pemberian layanan konseling kelompok, tahap-tahap

konseling kelompok, dinamika kelompok, anggota kelompok, peran anggota

kelompok, usaha mempersiapkan anggota kelompok, pemimpin kelompok, asas-

asas konseling kelompok, evaluasi kegiatan konseling kelompok, (2) pendidikan

guru BK yang membandingkan antara lulusan Unnes dan non-Unnes dilihat dari

segi pendidikannya, (3) perbedaan pemahaman konseling kelompok

2.1 Penelitian Terdahulu

Untuk memperkuat penelitian ini, peneliti akan mengemukakan hasil-hasil

penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan peneliti

laksanakan. Adapun pokok bahasan yang akan diuraikan dalam penelian terdahulu

adalah sebagai berikut:

(1) Hasil penelitian Sulistiawan (2011: 106) menunjukkan bahwa masih ada

konselor yang dikategorikan rendah dalam pelaksanaan konseling kelompok.

Pelaksanaan konseling kelompok oleh konselor belum bisa menerapkan semua

tahap dalam konseling kelompok, hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu

yang diperoleh oleh guru BK di sekolah. Konselor yang dimaksud dalam

Page 22: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

9

penelitian ini adalah konselor lulusan BK Unnes di SMA Negeri se-Kota

Semarang.

(2) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2011: 116) tentang

perbandingan pemahaman tugas konselor, yang salah satu indikatornya adalah

konseling kelompok, menunjukkan bahwa layanan konseling kelompok dapat

dilakukan dengan baik oleh konselor di sekolah terutama bagi konselor lulusan

perguruan tinggi negeri dikarenakan perbedaan latar belakang pendidikan

dengan konselor lulusan perguruan tinggi swasta.

(3) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sayekti (1994: 35) menunjukkan bahwa

konseling kelompok merupakan salah satu layanan yang harus dapat dilakukan

oleh konselor di sekolah maupun perguruan tinggi. Pendidikan konselor

hendaknya membelajarkan calon konselor tentang konseling kelompok yang

dapat dikembangkan baik di tingkat sekolah menengah, maupun di perguruan

tinggi.

(4) Hasil penelitian Prayitno (1994: 15) menjelaskan bahwa materi kurikulum

dalam pendidi kan konselor termasuk juga didalamnya konseling kelompok

menunjang tercapainya tujuan pendidikan yang menyeluruh, yang bahan-

bahannya mampu membentuk pada diri konselor. Jurnal yang diterbitkan oleh

Guru Besar IKIP Padang ini menunjukkan perlu adanya hubungan dan

interaksi positif dan dinamis antara kegiatan penyiapan calon konselor di

kampus dan praktek pelayanan bimbingan dan konseling di lapangan.

Dari keempat penelitian terdahulu tersebut menunjukkan bahwa pemahaman

guru BK di sekolah terkait tugasnya terutama tentang konseling kelompok juga

Page 23: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

10

penting untuk diperhatikan dengan melihat latar belakang pendidikan dari tiap

guru BK di sekolah sehingga hasil-hasil penelitian tersebut dapat mendukung

penelitian yang akan peneliti laksanakan.

2.2 Pemahaman Guru BK Tentang Konseling Kelompok

Seiring dengan perkembangan jaman, sekarang ini guru BK memegang

peranan penting dalam membantu siswa mengatasi rumitnya permasalahan yang

sedang mereka hadapi. Guru BK perlu menguasai ilmu bimbingan dan konseling

sebagai dasar dari keseluruhan kinerja profesionalnya dalam pelayanan konseling.

Guru BK sebagai penanggungjawab penuh penyelenggara bimbingan dan

konseling di sekolah harus memahami setiap layanan atau tugasnya di lapangan.

2.2.1 Pemahaman

Pengertian pemahaman yang dikemukakan oleh para ahli seperti Benjamin

S. Bloom (Anas Sudijono, 2009: 50) mengemukakan bahwa :

Pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk

mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.

Dengan kata lain, memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat

melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami

sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang

lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-kata sendiri.

Menurut Taksonomi Bloom (Daryanto, 2008: 106) mengemukakan :

Pemahaman (comprehension) kemampuan ini umumnya mendapat

penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut untuk memahami

atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang

dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan

menghubungkannya dengan hal-hal lain. Bentuk soal yang sering

digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah pilihan ganda dan

uraian.

Page 24: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

11

Menurut Daryanto (2008: 106) kemampuan pemahaman dapat dijabarkan

menjadi tiga, yaitu:

a) Menerjemahkan (translation)

Pengertian menerjemahkan di sini bukan saja pengalihan (translation)

arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Dapat juga dari

konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk

mempermudah orang mempelajarinya.

b) Menginterpretasi (interpretation)

Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan, ini adalah

kemampuan untuk mengenal dan memahami. Ide utama suatu

komunikasi.

c) Mengekstrapolasi (extrapolation)

Agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi

sifatnya. Ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan pemahaman adalah

kemampuan seseorang untuk mengerti tentang sesuatu setelah sesuatu itu

diketahui dan diingat, memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui

apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa

keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain. Dengan kata lain, memahami

adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang

pendidik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan

atau memberi uraian yang lebih rinci tentang suatu hal dengan menggunakan kata-

kata sendiri sehingga peserta didik mengerti apa yang disampaikannya.

2.2.2 Konseling Kelompok

2.2.2.1 Pengertian konseling kelompok

Ada beberapa pengertian konseling kelompok menurut beberapa ahli

seperti berikut :

Page 25: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

12

(1) Konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis yang

terpusat pada pemikiran dan perilaku yang disadari (Gazda, 1984 dan

Shertzer Stone, 1980) dalam Wibowo (2005: 32)

(2) Hansen,Warner&Smith (dalam Wibowo, 2005: 32) menyatakan bahwa

konseling kelompok merupakan cara yang amat baik untuk menangani

konflik-konflik antar pribadi dan membantu individu-individu dalam

pengembangan kemampuan pribadi mereka.

(3) Natawidjaja (1987: 33-34) mengemukakan bahwa konseling kelompok

merupakan upaya bantuan kepada individu dalam suasana kelompok yang

bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan kepada pemberian

kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya

Jadi, dapat disimpulkan dari beberapa pengertian diatas bahwa konseling

kelompok merupakan suatu proses dimana guru BK terlibat dalam hubungan

dengan sejumlah klien pada waktu yang sama, jumlahnya dapat bervariasi.

Konseling kelompok adalah proses interpersonal yang dinamis yang

menitikberatkan pada kesadaran berpikir dan tingkah laku, melibatkan fungsi

terapeutis, berorientasi pada kenyataan, ada rasa saling percaya mempercayai, ada

pengertian, penerimaan dan bantuan.

2.2.2.2 Tujuan pemberian layanan konseling kelompok

Layanan konseling kelompok dimaksudkan untuk membahas dan

menyelesaikan masalah yang menyangkut masalah pribadi yang dialami oleh

anggota kelompok. Melalui layanan ini, siswa diajak untuk bersama-sama

Page 26: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

13

mengemukakan pendapat tentang suatu permasalahan dan membicarakan topik-

topik yang penting, mengembangkan nilai-nilai kehidupan serta mengembangkan

langkah-langkah bersama untuk menangani permasalahan yang dibahas dalam

kelompok. Tujuan konseling kelompok menurut Sukardi (2000: 49), meliputi:

a. Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak

b. Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman

sebayanya

c. Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota

kelompok

d. Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok

2.2.2.3 Tahap-tahap konseling kelompok

Terdapat keanekaragaman dalam mengklasifikasikan dan menamai

tahapan-tahapan konseling kelompok, Corey (1995: 64-65) dalam Wibowo (2005:

85) menyebutkan tahapan konseling kelompok menjadi 4 tahap, yaitu tahap

orientasi (orientation phase), tahap transisi (transition stage), tahap kerja (working

stage), dan tahap konsolidasi (consolidation stage). Gibson & Mitchell (1995:

198-204) dalam Wibowo (2005: 85) mengklasifikasikan proses konseling

kelompok menjadi 5 tahap, yakni tahap pembentukan kelompok, tahap

identifikasi, tahap produktivitas, tahap realisasi, tahap terminasi. Berdasarkan

pengklasifikasian proses konseling kelompok yang dikemukakan oleh berbagai

ahli tersebut diatas, berikut ini disajikan tahap-tahap konseling kelompok yang

digunakan sebagai pengembangan model menurut Wibowo (2005: 86) seperti

berikut ini :

Page 27: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

14

(1) Tahap Permulaan

Pada tahap permulaan ini guru BK perlu mempersiapkan terbentuknya

kelompok. Pada tahap ini dilakukan upaya untuk menumbuhkan minat bagi

terbentuknya kelompok yang meliputi pemberian penjelasan tentang adanya

layanan konseling kelompok bagi para siswa, penjelasan pengertian, tujuan

dan kegunaan konseling kelompok, ajakan untuk memasuki dan mengikuti

kegiatan, serta kemungkinan adanya kesempatan dan kemudahan bagi

penyelenggara konseling kelompok.

(2) Tahap Transisi

Tahap transisi merupakan masa setelah proses pembentukan dan sebelum

masa bekerja (kegiatan). Dalam tahap ini merupakan proses 2 bagian yang

ditandai dengan ekspresi sejumlah emosi dan interaksi anggota.

(3) Tahap Kegiatan

Tahap kegiatan sering disebut juga sebagai tahap bekerja, tahap penampilan,

tahap tindakan dan tahap pertengahan yang merupakan inti kegiatan

konseling kelompok sehingga memerlukan waktu yang besar dalam

keseluruhan kegiatan konseling kelompok. Tahap ini merupakan tahap

kehidupan yang sebenarnya dalam konseling kelompok, yaitu para anggota

memusatkan perhatian terhadap tujuan yang akan dicapai, mempelajari

materi-materi baru, mendiskusikan berbagai topik, menyelesaikan tugas, dan

mempraktekkan perilaku baru. Selama tahap kegiatan, guru BK dan anggota

kelompok merasa lebih bebas dan nyaman dalam mencoba tingkah laku baru

dan strategi baru, karena sudah terjadi saling mempercayai satu sama lain.

Page 28: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

15

(4) Tahap Pengakhiran

Menurut Corey (1990) dalam Wibowo (2005: 97) tahap penghentian atau

pengakhiran sama pentingnya seperti tahap permulaan pada sebuah

kelompok. Selama masa penghentian, para anggota kelompok memahami diri

mereka sendiri pada tingkat yang lebih mendalam. Jika dapat dipahami

dengan baik, penghentian dapat menjadi sebuah dukungan penting dalam

menawarkan perubahan dalam diri individu. Penghentian memberi

kesempatan pada anggota kelompok untuk memperjelas pengalaman mereka,

mengkonsilidasi hasil yang mereka buat dan untuk membuat keputusan

mengenai tingkah laku mereka yang ingin dilakukan di luar kelompok dan

dilakukan dalam kehidupan sehari-hari mereka

2.2.2.4 Dinamika kelompok

Dalam proses konseling kelompok sangat diperlukan munculnya dinamika

kelompok agar suasana kelompok lebih akrab dan luwes antar anggota kelompok

dan pemimpin kelompok. Dinamika kelompok merupakan seperangkat konsep

yang dapat menggambarkan proses kelompok. Dinamika kelompok mencoba

menerangkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kelompok dan mencoba

menemukan serta mempelajari keadaan dan gaya yang dapat mempengaruhi

kehidupan kelompok. Dalam bukunya, Wibowo (2005: 62) menjelaskan dinamika

kelompok adalah “studi yang menggambarkan berbagai kekuatan yang

menentukan perilaku anggota dan perilaku kelompok yang menyebabkan

terjadinya gerak perubahan dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang

Page 29: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

16

telah ditetapkan.” Dinamika kelompok mengarahkan anggota kelompok untuk

melakukan hubungan interpersonal satu sama lain. Hubungan interpersonal ini

merupakan sarana bagi anggota kelompok untuk saling berbagi pengetahuan,

pengalaman, dan bahkan perasaan satu sama lain sehingga memungkinkan

terjadinya proses belajar di dalam kelompok secara bersama-sama. Dinamika

kelompok merupakan sinergi dari semua faktor yang ada dalam suatu kelompok,

artinya merupakan pengerahan secara serentak semua faktor yang dapat

digerakkan dalam kelompok itu. Jadi, dinamika kelompok merupakan jiwa yang

menghidupkan dan menghidupi suatu kelompok.

Kelompok yang baik ditumbuhkan melalui dinamika kelompoknya, oleh

anggota-anggotanya tetapi juga sebaliknya, kelompok yang baik dapat membentuk

anggotanya menjadi anggota kelompok yang baik. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kualitas kelompok antara lain sebagai berikut: (Prayitno, 1995: 22)

a. Tujuan dan kegiatan kelompok

b. Jumlah anggota

c. Kualitas pribadi masing-masing anggota kelompok

d. Kedudukan kelompok

e. Kemampuan kelompok dalam memenuhi kebutuhan anggota untuk

saling berhubungan sebagai kawan, kebutuhan untuk diterima,

kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan bantuan moral, dan

sebagainya.

2.2.2.5 Anggota kelompok

Tidak semua kumpulan orang atau individu bisa dijadikan sebagai

anggota konseling kelompok. Dalam konseling kelompok, keanggotaan

merupakan hal yang penting. Tanpa adanya anggota tidak mungkin akan ada

kelompok. Untuk itu, seorang konselor harus membentuk kelompok sebelum

Page 30: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

17

menyelenggarakan konseling kelompok. Prayitno (1995: 30) menyebutkan

beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menciptakan sebuah kelompok

yang aktif dan memahami setiap peranannya, sebagai berikut :

a. Jenis kelompok

Untuk tujuan tertentu mungkin memang diperlukan pembentukan

kelompok yang seimbang antara laki-laki dan perempuan.

Pertimbangan tentang keragaman atau keseragaman jenis kelamin

anggota kelompok ini pada umumnya didasarkan tujuan tertentu

yang akan dicapai dalam kegiatan kelompok.

b. Umur

Pada umumnya dinamika kelompok lebih baik dikembangkan

dalam kelompok-kelompok dengan angota seumur.

c. Kepribadian

Keragaman atau keseragaman dalam kepribadian anggota kelompok

dapat membawa keuntungan ataupun kerugian. Jika perbedaan di

antara para anggota itu besar, maka komunikasi antaranggota akan

mengalami masalah, dan begitu pula sebaliknya, jika kesamaan di

antara anggota itu sangat besar hasilnya juga dapat merugikan.

d. Hubungan awal

Keakraban dapat mewarnai hubungan antar anggota kelompok yang

sudah saling mengenal sebelumnya, dan sebaliknya suasana

keasingan akan dirasakan anggota yang belum saling mengenal.

Jenis kelompok mana yang akan dipilih dalam hubungan awal ini

tergantung pada tujuan dari kegiatan kelompok itu.

2.2.2.6 Peran anggota kelompok

Dalam kegiatan konseling kelompok diperlukan terciptanya dinamika

kelompok yang benar-benar hidup, mengarah pada tujuan yang ingin dicapai, dan

membuahkan manfaat bagi masing-masing anggota kelompok. Maka dari itu,

peranan anggota kelompok sangat menentukan. Peranan yang hendaknya

dimainkan oleh anggota kelompok agar dinamika kelompok itu benar-benar

seperti yang diharapkan ialah: (Prayitno, 1995: 32)

Page 31: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

18

a. Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar

anggota kelompok

b. Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam

kegiatan kelompok

c. Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan

bersama

d. Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhi

dengan baik

e. Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh

kegiatan kelompok

f. Mempu berkomunikasi secara terbuka

g. Berusaha membantu anggota lain

h. Memberi kesempatan kepada anggota lain untuk juga menjalankan

peranannya

i. Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu

2.2.2.7 Usaha mempersiapkan anggota kelompok

Suatu kelompok yang mempersiapkan anggotanya dengan baik akan bisa

benar-benar mencapai tujuan yang diharapkan, dan pemimpin kelompok boleh

menetapkan ketidakikutsertaan seseorang jika dianggap akan mengganggu proses

konseling kelompok. Maka di sinilah pentingnya peranan pemimpin kelompok

dalam mempersiapkan anggota kelompok. Berikut ini beberapa cara merekrut

anggota menurut Wibowo (2005: 343):

a. Pengumuman seharusnya meliputi pernyataan eksplisit tujuan

kelompok, panjang dan jangka waktu program serta jumlah

partisipan/peserta

b. Pengumuman seharusnya meliputi pernyataan eksplisit tentang

kualifikasi pimpinan untuk memimpin kelompok-kelompok yang

dimaksud

c. Pengumuman seharusnya meliputi pernyataan eksplisit tentang

honor pimpinan yang merinci jumlah untuk jasa kerja, makan,

penginapan, materi dan sejenisnya dan juga jumlah untuk jasa

lanjutan

d. Anggota kelompok seharusnya dipaksa untuk masuk dalam suatu

kelompok oleh para senior atau pimpinan kelompok

e. Penyataan tidak puas yang tidak bisa ditunjukkan dengan bukti

ilmiah seharusnya tidak dibuat

Page 32: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

19

Sedangkan menurut Prayitno (1995: 33) menjelaskan hal-hal yang perlu

dipersiapkan pemimpin kelompok dalam merekrut anggota kelompok adalah

sebagai berikut :

(1) Apa saja yang diharapkan dari para anggota, suasana khusus yang dapat

terjadi dalam kelompok itu, dan peranan serta cara-cara yang akan

dilakukan oleh pemimpin kelompok

(2) Keikutsertaan dalam kelompok itu adalah serba sukarela

(3) Anggota kelompok bebas menanggapi hal-hal yang disampaikan ataupun

menolak saran-saran yang diberikan anggota lain

(4) Hasil kegiatan kelompok itu tidak mengikat para anggota kelompok itu

dalam kehidupan mereka di luar kelompok

(5) Segala yang terjadi dan menjadi isi dari kegiatan kelompok itu sifatnya

rahasia.

(6) Penghargaan pemimpin kelompok tentang kesukarelaan dan keberanian

para anggota mengikuti kegiatan kelompok itu

2.2.2.8 Pemimpin kelompok

Pemimpin kelompok adalah guru BK atau konselor yang terlatih dan

berwenang menyelenggarakan praktik konseling profesional. Dalam konseling

kelompok tugas pemimpin kelompok adalah memimpin kelompok yang bernuansa

layanan konseling melalui “bahasa” konseling untuk mencapai tujuan-tujuan

konseling. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin kelompok

menurut Prayitno dan Erman (2004: 5) adalah :

Page 33: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

20

a. Mampu membentuk kelompok dan mengarahkannya sehingga

terjadi dinamika kelompok dalam suasana interaksi antara

anggota kelompok yang bebas, terbuka dan demokratik,

konstruktif, saling mendukung dan meringankan beban,

menjelaskan, memberikan pencerahan, memberikan rasa

nyaman, serta mencapai tujuan bersama kelompok.

b. Berwawasan luas dan tajam sehingga mampu mengisi,

menjembatani, meningkatkan, memperluas dan mensinergikan

konten bahasan yang tumbuh dalam aktifitas kelompok.

c. Memiliki kemampuan hubungan antar-personal yang hangat dan

nyaman, sabar dan memberi kesempatan demokratik dan

kompromistik dalam mengambil keputusan dan kesimpulan,

tanpa memaksakan dalam ketegasan dan kelembutan, jujur dan

tidak berpura-pura, disiplin dan kerja keras.

Berhubungan dengan sikap yang harus dimiliki pemimpin kelompok,

maka peranan pemimpin kelompok menurut Prayitno (1995: 35) dijabarkan

sebagai berikut :

a. Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan

ataupun campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok

b. Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana

perasaan yang berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan

anggota-anggota tertentu maupun keseluruhan kelompok.

c. Jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus ke arah yang

dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah

yang dimaksudkan itu.

d. Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan atau

umpan balik tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok,

baik yang bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok

e. Pemimpin kelompok juga diharapkan mampu mengatur “lalu

lintas” kegiatan kelompok, dan pemegang aturan permainan,

pendamai dan pendorong kerjasama serta suasana kebersamaan.

f. Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi

dan kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya, juga menjadi

tanggung jawab pemimpin kelompok.

2.2.2.9 Evaluasi kegiatan konseling kelompok

Pada kegiatan konseling kelompok, penilaian hasil kegiatan dapat

diarahkan secara khusus kepada peserta yang masalahnya dibahas. Peserta itu

Page 34: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

21

diminta mengungkapkan sampai sejauh mana kegiatan kelompok telah

membantunya memecahan masalah yang dialaminya. Penilaian terhadap hasil

kegiatan kelompok dapat dilakukan secara tertulis melalui lembar layanan segera

(laiseg). Secara tertulis anggota kelompok diminta mengungkapkan perasaannya,

pendapatnya, harapannya, minat dan sikapnya terhadap berbagai hal. Anggota

kelompok juga dapat mengemukakan hal-hal yang paling disenangi atau kurang

disenangi selama kegiatan berlangsung. Penilaian kegiatan layanan konseling

kelompok dan hasilnya berorientasi pada perkembangan, yaitu mengenali

kemajuan atau perkembangan positif yang terjadi pada diri anggota kelompok.

Lebih mendalam lagi, Prayitno (1995: 81) akan membahas penilaian terhadap

layanan tersebut dapat dilakukan melalui :

a. Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta selama kegiatan

berlangsung

b. Mengungkapkan pemahaman peserta atas materi yang dibahas

c. Mengungkapkan kegunaan layanan bagi mereka, dan perolehan

mereka sebagai hasil keikutsertaan mereka.

d. Mengungkapkan minat dan sikap mereka tentang kemungkinan

kegiatan lanjutan

e. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana

penyelenggaraan layanan

2.2.4 Guru BK

Ada beberapa pengertian guru BK menurut para ahli, sebagai berikut :

(1) Guru BK sekolah adalah seorang tenaga profesional yang memperoleh

pendidikan khusus di perguruan tinggi dan mencurahkan seluruh waktunya

pada pelayanan bimbingan. Tenaga ini memberikan layanan-layanan

bimbingan kepada peserta didik dan menjadi konsultan bagi staf sekolah

dan orang tua (Winkel, 2004:171).

Page 35: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

22

(2) Dalam Permendiknas No. 27 Tahun 2008 disebutkan bahwa guru BK

adalah tenaga pendidik profesional yang telah menyelesaikan pendidikan

akademik strata satu (S-1) program studi Bimbingan dan Konseling dan

program Pendidikan Profesi Guru BK dari perguruan tinggi penyelenggara

program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi.

(3) Guru BK pendidikan adalah guru BK yang bertugas dan bertanggung jawab

dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik

di satuan pendidikan. (Fenti Hikmawati, 2011: 43)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa guru BK adalah tenaga pendidik profesional

yang telah menempuh pendidikan khusus di perguruan tinggi sehingga siap dan

mampu melakukan seluruh layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik

di sekolah dengan penuh tanggung jawab

2.3 Latar Belakang Pendidikan Guru BK di SMP Negeri Kota Semarang

Seorang guru BK atau calon konselor pastinya harus sudah menempuh

pendidikan konselor di jurusan atau prodi Bimbingan dan Konseling minimal

dengan gelar Sarjana (S1). Ada banyak pilihan yang dapat diambil oleh seorang

calon guru BK untuk memperoleh gelar sebagai sarjana, antara lain dengan

menempuh pendidikan di universitas-universitas, institut keguruan dan ilmu

pendidikan (IKIP), sekolah tinggi, akademi-akademi dan juga Lembaga

Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK). Perguruan tinggi adalah lembaga

pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi. Menurut jenisnya,

perguruan tinggi dibagi menjadi dua yaitu perguruan tinggi negeri dan swasta.

Page 36: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

23

Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh

pemerintah, sedangkan perguruan tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang

diselenggarakan oleh pihak swasta. Dalam Undang-undang Sisdiknas Nomor 20

Tahun 2003 disebutkan bahwa “pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan

setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma,

sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan

tinggi dengan sistem terbuka.” Terdapat sekitar 26 universitas negeri yang

memiliki jurusan bimbingan dan konseling, serta ada 57 universitas swasta,

sekolah tinggi, IKIP dan LPTK lainnya penyelenggara jurusan bimbingan dan

konseling. Salah satu contoh universitas negeri penyelenggara bimbingan dan

konseling di Indonesia adalah Universitas Negeri Semarang (Unnes). Berikut

adalah beberapa gambaran perbedaan jurusan bimbingan dan konseling yang ada

di Unnes dengan universitas lainnya:

2.3.1 Pendidikan Bimbingan dan Konseling di Unnes

Calon guru BK lulusan UNNES sudah dibekali dengan berbagai mata

kuliah yang sangat bermanfaat bagi calon guru BK saat menghadapi dunia kerja

nantinya. Sejak tahun 2011 jurusan BK UNNES mulai membuka 3 kelas karena

peminat jurusan BK semakin banyak sehingga kelas yang dibuka juga selalu

bertambah. Selaras dengan visi jurusan BK Unnes yang sudah terakreditasi A

yaitu “Program Studi Bimbingan dan Konseling menjadi pusat unggulan dan

rujukan dalam bidang Bimbingan dan Konseling tingkat nasional serta

menyiapkan calon guru Bimbingan dan Konseling/konselor profesional yang

Page 37: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

24

berwawasan konservasi pada tahun 2016” sehingga mahasiswa lulusannya sudah

mendapat bekal yang sangat banyak.

Mahasiswa jurusan bimbingan konseling Unnes wajib menempuh semua

jenis mata kuliah yang ada seperti: (1) kelompok mata kuliah pengembangan

kepribadian (BKP) sebanyak 14 sks, (2) kelompok mata kuliah keahlian dan

keterampilan (BKT) sebanyak 26 sks, (3) kelompok mata kuliah aktif (BKA)

sebanyak 49 sks, (4) kelompok mata kuliah perilaku berkarya (BKK) sebanyak 27

sks, (5) kelompok mata kuliah kehidupan bermasyarakat (BKM) sebanyak 14 sks,

(6) kelompok mata kuliah bimbingan dan konseling di sekolah dasar sebanyak 16

sks, dan (7) kelompok mata kuliah rehabilitasi sosial sebanyak 16 sks. Kurikulum

yang ada di jurusan bimbingan dan konseling Unnes mendorong penguasaan teori

maupun praktik . Hal ini terlihat dari sejumlah mata kuliah praktik dan internship

seperti praktikum pemahaman individu (teknik tes dan non-test), praktikum

bimbingan dan konseling belajar, praktikum bimbingan dan konseling karir,

praktikum bimbingan dan konseling kelompok, praktikum model konseling, serta

mata kuliah internship seperti praktik BK di SD, praktik konseling komunitas,

PPL 1 dan 2. Mahasiswa Unnes juga wajib menempuh 4 sks untuk Kuliah Kerja

Nyata (KKN) sebagai bekal lulusannya agar bisa bersosialisasi dengan masyarakat

umum. Dengan berbagai bekal yang ditempuh oleh mahasiswa selama kuliah 4

tahun diharapkan tercipta lulusan atau alumni yang memiliki kemampuan ahli atau

profesional dalam bidangnya sehingga bisa bekerja juga dengan profesional saat

terjun ke dunia kerja atau menjadi guru BK yang sebenarnya.

Page 38: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

25

2.3.2 Pendidikan Bimbingan dan Konseling di Universitas Non-Unnes

Terdapat berbagai universitas lain yang juga membuka jurusan/prodi

bimbingan konseling tetapi tidak semuanya memiliki kurikulum yang lengkap

juga untuk bekal lulusanya. Contohnya saja salah satu IKIP A di kota Semarang

ini membuka 5 kelas tetapi masih berakreditasi B. Jumlah sks yang harus

ditempuh oleh mahasiswanya juga tidak sebanyak yang diberikan oleh BK Unnes,

waktu Praktik Pengalaman Lapangan juga 3 bulan, tetapi tidak ada praktik

lapangan tambahan khusus. Selain itu juga terdapat universitas swasta B di kota

Salatiga yang memberikan 144 sks bagi mahasiswanya dengan pembagian

konsentrasi pendidikan menengah dan industri. Perkuliahan progdi BK di

universitas tersebut berbasis multimedia, dan melakukan pelayanan konseling bagi

para warga kampus maupun luar kampus. Progdi BK bekerjasama dengan ABKIN

dan APECA (The Association of Psychological and Educational Counsellors of

Asia-Pacific) yaitu organisasi yang beranggotakan para psikolog, pendidik,

konselor/pembimbing dan pekerja sosial. Salah satu IKIP B di kota Semarang ini

juga membuka jurusan bimbingan dan konseling dengan jumlah total 142 sks yang

harus ditempuh oleh mahasiswanya untuk memperoleh gelar sarjana. Adapun

pembagian kelompok mata kuliahnya sebagai berikut: (1) mata kuliah

pengembangan kepribadian (MPK), (2) mata kuliah keilmuan dan keterampilan

(MKK), (3) mata kuliah keahlian berkarya (MKB), (4) mata kuliah perilaku

berkarya (MPB), (5) mata kuliah kehidupan bersama (MKB), dan (6) mata kuliah

pilihan diluar sekolah (MPDS).

Page 39: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

26

2.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Tingkat Pemahaman

Konseling Kelompok

Dilihat dari lulusannya terdapat perbedaan tingkat pemahaman konseling

kelompok padahal materi yang diberikan pada mahasiswa di perguruan tinggi juga

sama saja. Proses perubahan pada diri seseorang merupakan hasil pengalaman dan

pelatihan, dimana penyaluran dan pelatihan itu terjadi melalui interaksi antara

individu dan lingkungannya (Hamalik, 1991: 16). Menurut Slameto (1995: 54)

faktor penyebab tingkat pemahaman seseorang berasal dari faktor intern (faktor

jasmani, psikologi dan kelelahan) dan ekstern (lingkungan dan sekolah). Faktor

penyebab perbedaan tingkat pemahaman seorang guru BK, antara lain:

(1) Latar belakang tenaga pengajar dari setiap perguruan tinggi yang berbeda-

beda. Tidak semua perguruan tinggi memiliki tenaga pengajar yang handal dan

berpendidikan cukup tinggi. Seperti misalnya di salah satu perguruan tinggi

non-unnes bahkan memiliki tenaga pengajar/dosen yang sebenarnya seorang

guru SMP di kota Semarang, sedangkan jika dibandingkan dengan jurusan

bimbingan dan konseling di Unnes memiliki beberapa guru besar sebagai

tenaga pengajar/dosen.

(2) Latar belakang sistem pengajaran di perguruan tinggi yang berbeda. Ada

beberapa perguruan tinggi yang membuka banyak kelas untuk jurusan

bimbingan dan konseling tetapi tidak diimbangi dengan jumlah tenaga

pengajar yang memadai, sehingga kualitas pengajarannya masih kurang. Lebih

baik membuka kelas yang memang sesuai dengan jumlah tenaga pengajar,

sehingga kualitas dari mahasiswa tersebut dapat diperhatikan dengan baik.

Page 40: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

27

(3) Latar belakang akreditasi jurusan di perguruan tinggi. Setiap perguruan tinggi

akan dinilai oleh tim akreditasi terkait kualitas dan kuantitas pengajaran,

kurikulum serta sarana dan prasarananya. Jadi tingkat akreditasi jurusan juga

mempengaruhi terhadap hasil lulusan dari perguruan tinggi tersebut.

(4) Latar belakang praktek atau latihan yang diberikan oleh perguruan tinggi.

Setiap perguruan tinggi pasti memiliki kurikulum yang berbeda untuk

diterapkan pada mahasiswanya. Bagi perguruan tinggi yang memberikan

latihan atau mata kuliah praktek pada mahasiswanya akan sangat membantu

mahasiswanya untuk bekal nantinya saat menjadi guru di sekolah. Jadi selain

teori yang juga penting, mata kuliah praktek juga berperan dalam mencetak

lulusan yang handal.

(5) Latar belakang jumlah mahasiswa di perguruan tinggi. Terkadang ada asumsi

bahwa jika banyak mahasiswa pada salah satu jurusan di perguruan tinggi itu

menunjukkan bahwa jurusan tersebut baik. Tetapi jika tidak diimbangi dengan

tenaga pengajar yang sesuai maka hasilnya tidak akan maksimal. Jika terlalu

banyak mahasiswa dalam tiap kelas justru membuat kualitas pengajaran

menjadi kurang karena fokus dari tenaga pengajar yang terbagi terlalu banyak

mahasiswa dan suasana kelas menjadi kurang kondusif untuk proses

pengajaran.

(6) Sarana dan prasarana di perguruan tinggi. Pentingnya sarana dan prasarana

guna menunjang pembelajaran di perguruan tinggi juga berperan dalam

meningkatkan pemahaman seseorang. Jika sarana dan prasarana yang dimiliki

oleh perguruan tinggi memenuhi kebutuhan pembelajaran bagi mahasiswa

Page 41: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

28

tentunya akan sangat mendukung mahasiswa dalam mengikuti proses

perkuliahan dengan baik.

(7) Minat dari dalam diri calon konselor. Dorongan dan motivasi dari dalam diri

calon konselor tidak kalah pentingnya untuk membantu dalam proses

pembelajaran. Jika calon konselor memiliki minat yang tinggi terhadap bidang

yang ditekuni, terutama bimbingan dan konseling nantinya akan meningkatkan

semangat belajar yang ada dari dalam diri sendiri.

2.5 Hipotesis

Berdasarkan atas kajian teori yang telah dibahas dan hasil studi awal

penelitian ini maka diperoleh jawaban sementara yang disebut sebagai hipotesis

yaitu “ada perbedaan pemahaman antara guru BK SMP Negeri kota Semarang

lulusan UNNES dan lulusan Non-Unnes tentang konseling kelompok.”

Page 42: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

1.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian survei yang berupa

deskriptif komparatif jadi penelitian ini adalah penelitian survei deskriptif

komparatif karena ingin mencari perbandingan pemahaman konseling kelompok

antara guru BK yang lulusan Unnes dengan Non-Unnes. Singarimbun (1989: 3)

menyatakan bahwa “penelitian survei diartikan sebagai penelitian yang

mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

pengumpulan data yang pokok”. Jadi penelitian survei yang berupa deskriptif

yaitu memaparkan atau menggambarkan suatu variable atau fenomena tanpa

melakukan pengujian hipotesis. Mempelajari masalah dalam masyarakat, tata cara

yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi, sikap, pandangan, proses

yang sedang berlangsung, pengaruh dari suatu fenomena, pengukuran yang cermat

tentang fenomena dalam masyarakat. Peneliti mengembangkan konsep,

menghimpun fakta tapi tidak menguji hipotesis.

Menurut Sukmadinata (2008: 35) survei digunakan untuk mengumpulkan

data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel

yang relative kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data

tentang pemahaman guru BK terhadap pelaksanaan layanan konseling kelompok.

Page 43: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

30

1.2 Variabel Penelitian

1.2.1 Identifikasi Variabel

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini

ada 2 variabel yaitu variabel terikat adalah pemahaman guru BK tentang konseling

kelompok, dan variabel bebas adalah status perguruan tinggi.

1.2.2 Definisi Operasional Variabel

Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti suatu materi

atau gagasan, mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang

dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan

menghubungkannya dengan hal-hal lain. Konseling kelompok merupakan proses

interpersonal yang dinamis yang menitikberatkan pada kesadaran berpikir dan

tingkah laku. Pemahaman terhadap konseling kelompok merupakan kemampuan

mengerti suatu materi atau gagasan yang dilakukan guru BK dalam hubungan

dengan sejumlah klien pada waktu yang sama sebagai upaya bantuan kepada

individu dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan,

yang menitikberatkan pada kesadaran berpikir dan tingkah laku.

Page 44: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

31

1.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1.3.1 Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono,2007: 80).

Sedangkan menurut Singarimbun (1989: 76) “populasi adalah jumlah keseluruhan

dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga”. Populasi yang digunakan dalam

survei ini adalah seluruh guru BK yang ada di SMP Negeri se-Kota Semarang.

Tabel 3.1

Daftar persebaran SMP Negeri Kota Semarang beserta jumlah guru BK

berdasarkan pembagian letak wilayah pinggiran, transisi dan kota

Wilayah Nama Sekolah Jumlah Guru BK

Pusat kota

SMP Negeri 2 3 guru

SMP Negeri 3 3 guru

SMP Negeri 4 4 guru

SMP Negeri 5 3 guru

SMP Negeri 6 2 guru

SMP Negeri 7 2 guru

SMP Negeri 8 4 guru

SMP Negeri 9 3 guru

SMP Negeri 15 5 guru

SMP Negeri 32 3 guru

SMP Negeri 37 3 guru

SMP Negeri 39 5 guru

Jumlah total 12 sekolah 40 guru

Transisi/perbatasan

SMP Negeri 1 4 guru

SMP Negeri 10 3 guru

SMP Negeri 11 2 guru

SMP Negeri 12 4 guru

SMP Negeri 13 5 guru

SMP Negeri 14 4 guru

SMP Negeri 16 4 guru

SMP Negeri 17 4 guru

SMP Negeri 18 4 guru

SMP Negeri 19 2 guru

SMP Negeri 21 3 guru

SMP Negeri 25 3 guru

Page 45: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

32

SMP Negeri 26 5 guru

SMP Negeri 27 4 guru

SMP Negeri 29 4 guru

SMP Negeri 30 4 guru

SMP Negeri 33 4 guru

SMP Negeri 34 4 guru

SMP Negeri 36 4 guru

SMP Negeri 38 4 guru

SMP Negeri 40 4 guru

Jumlah total 21 sekolah 79 guru

Desa

SMP Negeri 20 4 guru

SMP Negeri 22 4 guru

SMP Negeri 23 3 guru

SMP Negeri 24 4 guru

SMP Negeri 28 3 guru

SMP Negeri 31 4 guru

SMP Negeri 41 3 guru

Jumlah total 7 sekolah 25 guru

1.3.2 Sampel dan Teknik Sampling

Menurut Sugiyono, (2007: 62), “sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Menurut Arikunto (2006: 109) sampel

adalah “sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”. Jadi sampel adalah wakil

dari populasi yang bersifat sama dengan populasi.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan Cluster

Proportional Random Sampling. Alasan peneliti mengambil teknik ini adalah

dengan melihat wilayah unit kerja konselor sekolah di kota Semarang yang sangat

luas, maka tiap wilayah akan diambil secara proportional dengan cara random

atau acak. Sugiyono (2007: 65) menjelaskan cluster sampling digunakan untuk

menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.

Teknik ini dilakukan dengan mengambil sampel berdasarkan daerah populasi yang

telah ditetapkan. Proportional sampling digunakan untuk menentukan sampel dari

Page 46: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

33

masing-masing daerah populasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan

untuk teknik random sampling, Sugiyono (2007: 64) mengungkapkan bahwa

teknik ini dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada, cara yang

demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen atau sama sehingga

setiap obyek mendapat kesempatan dipilih menjadi sampel. Teknik ini dipilih

karena diasumsikan homogen dari segi profesinya yaitu guru BK di SMP.

Menurut Arikunto (2006: 134), untuk sekedar ancer-ancer, maka

apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya berupa penelitian populasi. Namun, jika jumlah subyeknya lebih

dari 100 dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Berdasarkan keterangan tersebut, peneliti memilih jumlah sampel

penelitian sebesar 25% dari jumlah populasi yang sudah terbagi kedalam 3

kelompok wilayah sebagai berikut : daerah pusat kota sebanyak 9 guru BK, daerah

perbatasan/transisi sebanyak 20 guru BK, dan daerah pinggiran kota sebanyak 8

guru BK. Setiap wilayah akan dipilih secara random, sehingga terpilih sampel

sebagai berikut :

Tabel 3.2

Daftar Sampel Penelitian

Wilayah Nama Sekolah Jumlah

Guru BK

Asal Perguruan

Tinggi

Pusat Kota SMP Negeri 2 2 guru IKIP Negeri Surabaya

1 guru IKIP Negeri Semarang

SMP Negeri 3 1 guru IKIP Veteran Semarang

2 guru IKIP Negeri Semarang

SMP Negeri 32 1 guru Universitas Sebelas

Maret (UNS)

1 guru Universitas Kristen

Satya Wacana (UKSW)

1 guru IKIP PGRI Semarang

Jumlah 3 sekolah 9 guru

Page 47: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

34

Transisi SMP Negeri 1 1 guru IKIP Veteran Semarang

1 guru Universitas Kristen

Katholik Soegijapranata

(Unika)

2 guru IKIP Negeri Semarang

SMP Negeri 10 1 guru IKIP Negeri Bandung

1 guru IKIP Negeri

Yogyakarta

1 guru IKIP Negeri Semarang

SMP Negeri 33 1 guru IKIP Negeri Semarang

2 guru IKIP PGRI Semarang

SMP Negeri 17 1 guru IKIP Veteran Semarang

2 guru IKIP PGRI Semarang

1 guru IKIP Negeri Semarang

SMP Negeri 27 1 guru Universitas Sebelas

Maret (UNS)

3 guru IKIP Negeri Semarang

SMP Negeri 14 2 guru IKIP PGRI Semarang

1 guru IKIP Veteran Semarang

1 guru IKIP Negeri Semarang

Jumlah 6 sekolah 22 guru

Pinggiran SMP Negeri 24 4 guru IKIP Negeri Semarang

SMP Negeri 22 4 guru IKIP Negeri Semarang

Jumlah 2 sekolah 8 guru

1.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam

penelitian. Data merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu penelitian

karena dengan adanya data akan dapat ditarik suatu kesimpulan, untuk

menyimpulkan suatu data digunakan satu cara atau alat yang tepat.

Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah pemahaman

konseling kelompok guru BK di sekolah, responden yang akan menjadi sumber

data berjumlah banyak, dan penelitian yang dilakukan merupakan penelitian

untuk mengetahui dari segi kognitifnya saja maka dari pertimbangan tersebut

dipilihlah tes sebagai metode pengumpulan data.

Page 48: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

35

1.4.1 Alat Pengumpulan Data

Penentuan alat pengumpul data yang akan digunakan dalam

penelitian ditentukan berdasarkan variabel yang akan diamati yaitu pemahaman

konseling kelompok guru BK di sekolah. Alat pengumpulan data yang dipilih

pada penelitian ini yaitu jenis tes. “Yang dimaksud tes adalah alat yang

digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek

yang diteliti” (Arikunto, 2006: 223). Instrumen berupa tes dapat digunakan untuk

mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Tes pada penelitian

ini digunakan untuk memperoleh data pemahaman guru BK tentang konseling

kelompok di sekolah. Peneliti menggunakan jenis pertanyaan “benar salah”

untuk mengetahui sejauh mana pemahaman guru BK di sekolah terhadap

layanan konseling kelompok.

1.4.2 Penyusunan Instrumen

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen

dilakukan dengan beberapa tahap, baik dalam pembuatan maupun uji coba

seperti bagan berikut :

Gbr 3.1 Langkah Dasar Penyusunan Instrumen

Kisi-kisi pengembangan

Instrumen penelitian Instrumen

(2)

Uji Coba

Revisi

(4)

Instrumen

Jadi

(5)

Page 49: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

36

Dalam penelitian ini digunakan tes. Tes ini digunakan untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman guru BK terhadap layanan konseling

kelompok di sekolah. Jawaban yang disediakan hanya ada 2 pilihan yaitu benar

atau salah, sehingga guru BK akan diberikan sejumlah pernyataan tentang

konseling kelompok dan hanya tinggal memilih apakah pernyataan tersebut benar

atau salah. Untuk penskoran bagi jawaban yang benar adalah skor 1, dan yang

jawaban salah atau tidak sesuai yang seharusnya adalah skor 0. Untuk lebih

jelasnya akan dijelaskan pada pengembangan kisi-kisi instrumen tentang

pemahaman konseling kelompok pada guru BK sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Pemahaman Guru BK terhadap Konseling Kelompok

Variabel Komponen Indikator Deskriptor Item

+ -

Pemahaman

konseling

kelompok

1. Memahami

konsep

dasar

konseling

kelompok

1.1 Mengerti

pengertian

konseling

kelompok

1.1.1 Konsep dasar konseling

kelompok

1.1.2 Proses interaksi yang ada

dalam konseling

kelompok

1,2,3,5

11

4,6,8

9,10,12

1.2 Mengerti

tujuan

konseling

kelompok

1.2.1 Tujuan umum konseling

kelompok

1.2.2 Tujuan khusus konseling

kelompok

14,18

13,20

17,16

15,19

1.3 Mengerti asas-

asas konseling

kelompok

1.3.1 Asas kerahasiaan

1.3.2 Asas kekinian

23,31

34,40

21,27

24,37

1.3.3 Asas kesukarelaan 22,26 29,35

1.3.4 Asas keterbukaan 32,43 36,39

1.3.5 Asas kegiatan 25,42 30,44

1.3.6 Asas kenormatifan 33,41 28,38

1.4 Mengerti

komponen

konseling

kelompok

1.4.1 Karakteristik dan peran

pemimpin kelompok

45,47,

53

46,48

1.4.2 Karakteristik dan peran

anggota kelompok

56,58 54,57

1.4.3 Besarnya jumlah

anggota kelompok

yang efektif

49,50,

55

51,52

1.5 Mengerti

persamaan dan

perbedaan

konseling

kelompok

1. Persamaan konseling

kelompok dengan

bimbingan kelompok

60,61 62,65

2. Perbedaan bimbingan

kelompok dan konseling

63,66 59,64

Page 50: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

37

dengan

bimbingan

kelompok

kelompok

1.6 Mengerti

hambatan-

hambatan

konseling

kelompok

1. Kepercayaan dan

keterbukaan anggota

kelompok terhadap

pemimpin kelompok

68,70,

71

67,73

2. Proses dinamika

kelompok

74,76 72,75

2 Memahami

prosedur

pelaksanaan

konseling

kelompok

2.1 Mengerti cara

perekrutan

anggota

konseling

kelompok

2.1.1 Sosialisasi konseling

kelompok kepada siswa

di sekolah

77,78 79,83

2.1.2 Teknik-teknik perekrutan

anggota kelompok

81,82 80,84

2.2 Mengerti tahap

permulaan

konseling

kelompok

2.2.1 Menerima anggota

kelompok lalu

memimpin doa (rapport)

85,87 86,88

2.2.2 Menjelaskan

pengertian,tujuan,

cara, dan asas

pelaksanaan konseling

kelompok

89,90,

91

92,93,

96

2.2.3 Kesepakatan waktu,

perkenalan dan

permainan

94,95 97,98,

99

2.2 Mengerti tahap

peralihan dalam

konseling

kelompok

2.3.1 Menjelaskan kembali

kegiatan konseling

kelompok

102,

105

100,

106

2.3.2 Melihat kesiapan

anggota kelompok dan

menjelaskan batasan

masalah

101,

104

103,

107

2.4 Mengerti tahap

kegiatan

konseling

kelompok

2.4.1 Memberikan contoh

masalah pribadi

108,

111

112,

116

2.4.2 Mempersilahkan anggota

kelompok

mengemukakan topik

masalah pribadi

kemudian membahas

masalah terpilih

110,

113,

114

109,

119

2.4.3 Kegiatan selingan dan

penyimpulan kegiatan

118,

120

115,

117

2.5 Mengerti tahap

pengakhiran

konseling

kelompok

2.5.1 Menjelaskan kegiatan

akan diakhiri dan

penilaian segera (UCA)

121,

123

122,

127

2.5.2 Pembahasan kegiatan

lanjutan

126,

129

124,

131

2.5.3 Mengemukakan pesan

dan harapan

125,

128

130,

132

Page 51: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

38

2.5 Mengerti proses

evaluasi dan

tindak lanjut

konseling

kelompok

2.6.1 Evaluasi isi, dampak,

dan proses

133,

136

134,

135

2.6.2 Menetapkan jenis dan

arah tindak lanjut

139,

144

137,

141

2.6.3 Mengkomunikasikan

rencana tindak lanjut

kepada pihak terkait

140,

142

143,

138

2.7 Mengerti proses

penyusunan

laporan

2.7.1 Menyusun laporan

konseling kelompok dan

menyampaikan pada

pihak terkait

147,

151

146,

148

2.7.2 Mendokumentasikan

laporan layanan

149,

145

150,

152

1.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

3.5.1 Validitas

Menurut Azwar (2006: 5) “validitas berasal dari kata validity yang

mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur

(tes) dalam melakukan fungsi ukurnya”. Dalam penelitian ini juga menggunakan

validitas yang dilihat dari validitas itemnya melalui pengecekan kesejajaran antara

item satu dengan item lainnya. Validitas ini untuk mengetahui butir angket yang

mana yang tidak mendukung validitas angket secara keseluruhan.

Uji validitas menggunakan validitas internal. Validitas internal akan dicapai

jika terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara

keseluruhan. Instrumen dikatakan valid apabila setiap bagian instrumen

mengandung tujuan instrumen secara keseluruhan, yaitu mengungkap data

variabel yang dimaksud. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas menurut

Arikunto (2006: 17) adalah “rumus yang digunakan oleh Pearson yang dikenal

dengan rumus krelasi Product Moment.

Page 52: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

39

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan :

xyr : Koefisien X dan Y

X : Jumlah Skor X

2

X : Jumlah kuadrat skor X

Y

: Jumlah Skor Y

2Y : Jumlah kuadrat skor Y

XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y

a.

N : Jumlah responden

1.5.2 Reliabilitas

Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil tes tersebut menunjukkan hasil

yang relatif sama. Kemudian hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi

reliabilitas instrumen. Jika datanya memang sudah sesuai dengan faktanya, maka

berapa kalipun diambil datanya akan tetap sama. Menurut Arikunto (2006: 178)

“reliabilitas menunjukkan pada tingkat keterandalan sesuatu”.

Untuk mengetahui reliabel atau tidaknya digunakan rumus Alpha. Rumus

ini dipilih karena skornya menggunakan rentangan antara beberapa nilai (skala).

Menurut Arikunto (2006: 196) “rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas

Page 53: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

40

instrumen yang skornya bukan 1 dan 0 misalnya, antara 1 sampai dengan 5

misalnya:. Adapun rumus Alpha sebagai berikut :

Keterangan:

= Reliable instrument

= Jumlah varians butir

= Varians total

K = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

1.6 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

1.6.1 Hasil Uji Validitas Angket Pemahaman Konseling Kelompok

Berdasarkan hasil pengujian validitas item dengan menggunakan rumus

product moment, dapat diketahui bahwa dari bahwa dari 141 item yang diajukan

kepada 20 responden diperoleh 31 item yang tidak valid, adapun 31 nomer

tersebut adalah 1, 4, 12, 17, 19, 20, 23, 24, 27, 35, 38, 42, 48, 52. 53, 55, 70, 75,

76, 83, 85, 96, 105, 106, 116, 122, 124, 130, 132, 140, dan 141. Item yang tidak

valid tersebut kemudian dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian, karena

telah terwakili oleh item yang lain sesuai dengan indikator dalam instrument.

Sehingga instrument angket pemahaman konseling kelompok yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah 110 item.

Page 54: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

41

1.6.2 Hasil Uji Reliabilitas Angket Pemahaman Konseling Kelompok

Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha

terdapat 20 responden, angket pemahaman konseling kelompok dinyatakan

reliable, karena r11

> rtabel

dengan nilai r11

= 0,970 dan rtabel

= 0,444.

1.7 Metode Analisis Data Penelitian

Metode analisis data adalah cara yang ditempuh untuk mengurai data

menurut unsur-unsur yang ada di dalamnya sehingga mudah dibaca dan

dipresentasikan. Data yang terkumpul perlu diolah untuk mengetahui kebenaran

sehingga diperoleh hasil yang meyakinkan. Data ini berhubungan dengan angka,

maka analisis yang digunakan adalah analisis statistik. Sesuai dengan tujuan

penelitian yaitu ingin mengetahui (1) tingkat pemahaman guru BK SMP Negeri

kota Semarang yang lulusan Unnes tentang konseling kelompok, (2) tingkat

pemahaman guru BK SMP Negeri kota Semarang yang lulusan Non-Unnes

tentang konseling kelompok, dan (3) perbedaan pemahaman antara guru BK SMP

Negeri kota Semarang lulusan Unnes dan Non-Unnes tentang konseling

kelompok, maka harus ditentukan tingkat persentase pemahaman konseling

kelompoknya terlebih dahulu. Berhubung skor dalam nilai pemahaman konseling

kelompok dalam penelitian ini hanya ada 1 dan 0, sehingga tidak dikelompokkan

dalam bentuk persentase melainkan interval angka biasa saja. Untuk menentukan

interval kriteria nilai pemahaman konseling kelompok dengan skor 1 dan 0,

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Page 55: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

42

(1) Menentukan nilai maksimum = (nilai tertinggi x jumlah item)

= 1 x 110 = 110

(2) Menentukan nilai minimum = (nilai terendah x jumlah item)

= 0 x 110 = 0

(3) Menentukan interval kelas = (nilai max – nilai min) : banyaknya criteria

= (110 – 0) : 5 = 110 : 5 = 22

Berdasarkan panjang kelas interval tersebut, maka kategori dapat disusun

sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kategori Tingkatan Pemahaman Konseling Kelompok

Interval Kategori

≥ 92 Sangat Tinggi

69 – 91 Tinggi

46 – 68 Sedang

23 – 45 Rendah

0 – 22 Sangat Rendah

Untuk tujuan penelitian yang terakhir yaitu mengetahui perbedaan

pemahaman antara guru BK lulusan Unnes dan lulusan Non-Unnes tentang

konseling kelompok perlu dilakukan uji beda. Uji beda yang akan dilakukan

menggunakan rumus t-test dua sampel independen (t-test polled varian).

Penggunaan uji t-test ini untuk mengetahui perbedaan signifikan pemahaman

antara guru BK lulusan Unnes dan lulusan Non-Unnes tentang konseling

kelompok. Namun sebelum uji t-test dilakukan, maka akan dilakukan uji analisis

prasyarat yaitu uji normalitas data. Uji normalitas data bertujuan untuk

mengetahui apakah skor-skor terhadap sampel normal atau tidak. Jika

signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Uji

Page 56: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

43

normalitas data disini menggunakan rumus Kolmogorov – Smirnov dan diperoleh

hasil sebagai berikut :

Tabel 3.5

Hasil Uji Normalitas Data menggunakan Kolmogorov – Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Nilai

KKp

N 39

Normal Parametersa Mean 79.46

Std. Deviation 12.311

Most Extreme

Differences

Absolute .159

Positive .159

Negative -.140

Kolmogorov-Smirnov Z .990

Asymp. Sig. (2-tailed) .281

a. Test distribution is Normal.

Dari hasil penghitungan menggunakan SPSS di atas, sudah terlihat

hasilnya bahwa data sampel pemahaman konseling kelompok terdistribusi secara

normal. Dikarenakan jenis sampel yang digunakan adalah sampel homogen yaitu

guru BK SMP Negeri kota Semarang, maka dalam penghitungan normalitas data

digunakan rumus one sampel kolmogorov-smirnov test. Dari hasil penghitungan

tersebut menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada sampel pemahaman

konseling kelompok guru BK SMP Negeri kota Semarang lulusan Unnes dan

Non-Unnes sebesar 0,281 > 0,05. Jadi hasil hitung lebih besar dari tabel sehingga

Ho tersebut diterima dan data variabel pemahaman konseling kelompok

terdistribusi secara normal.

Page 57: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

44

Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok sampel yang berbeda,

sehingga digunakan rumus t-test sebagai berikut :

Mx - My

t =

Keterangan :

t = koefisien perbedaan

Mx dan My = masing-masing adalah perbedaan mean

Σx2 dan Σy

2 = jumlah deviasi dari mean perbedaan

N = jumlah sampel (Arikunto, 2002: 280)

Dari hasil hitung tersebut dicocokkan dengan indeks tabel. Jika hasil

analisis lebih besar dari indeks tabel maka hipotesis terbukti. Hipotesis yang

diajukan adalah :

1. Ho ditolak & Ha diterima apabila thitung lebih besar atau sama dengan ttabel

2. Ho diterima & Ha ditolak apabila thitung lebih kecil dari ttabel

Page 58: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

45

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dijelaskan secara lebih mendalam tentang hasil

penelitian dan pembahasan pemahaman guru BK lulusan Unnes tentang konseling

kelompok, pemahaman guru BK lulusan Non-Unnes tentang konseling kelompok,

dan perbedaan pemahaman konseling kelompok diantara keduanya.

1.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan tujuan dari penelitian, maka dibawah ini akan dijelaskan hasil

penelitian tentang pemahaman konseling kelompok pada guru BK lulusan Unnes,

pemahaman konseling kelompok pada guru BK lulusan non-Unnes dan perbedaan

pemahaman konseling kelompok diantara keduanya. Hasil penelitian akan

disajikan secara kuantitatif dan deskriptif.

1.1.1 Pemahaman Guru BK SMP Negeri Kota Semarang Lulusan Unnes

tentang Konseling Kelompok

Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu mengetahui bagaimana pemahaman

guru BK lulusan Unnes tentang konseling kelompok maka akan disajikan hasil

penelitian dari lapangan. Hasil analisis penelitian tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut :

Page 59: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

46

Tabel 4.1

Tingkat Pemahaman Konseling Kelompok pada Guru BK SMP

Negeri Kota Semarang Lulusan Unnes

Interval Frekuensi % Kriteria

≥ 92 10 62,5% Sangat Tinggi

69 – 91 6 37,5% Tinggi

46 – 68 0 0% Sedang

23 – 45 0 0% Rendah

0 - 22 0 0% Sangat Rendah

16 100% TOTAL

Gambar 4.1

Grafik Tingkat Pemahaman Guru BK SMP Negeri Kota Semarang

Lulusan Unnes tentang Konseling Kelompok

Dari tabel 4.1 dan gambar 4.1 diperoleh gambaran tingkat pemahaman

konseling kelompok lulusan Unnes yang secara rata-rata berada pada kriteria

sangat tinggi. Dari jumlah keseluruhan responden sebanyak 16 guru BK, diperoleh

10 guru BK yang mempunyai tingkat pemahaman konseling kelompok dengan

kriteria sangat tinggi dengan hasil persentase sebesar 62,5% dan 6 guru BK yang

mempunyai tingkat pemahaman konseling kelompok dengan kriteria tinggi

dengan hasil persentase sebesar 37,5%.

Page 60: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

47

Dari gambaran tersebut, berikut akan disajikan analisis tiap indikator

pemahaman guru BK lulusan Unnes tentang konseling kelompok :

Tabel 4.2

Analisis Indikator Pemahaman Guru BK SMP Negeri Kota Semarang

Lulusan Unnes Tentang Konseling Kelompok

No Indikator Sudah

PLPG

Belum

PLPG

TOTAL

Persentase Kriteria

1 Memahami pengertian konseling

kelompok

52,3% 34,5% 86,8% Tinggi

2 Memahami tujuan konseling kelompok 46,4% 36,6% 83% Tinggi

3 Memahami asas-asas konseling

kelompok

45% 41,1% 86,1% Tinggi

4 Memahami komponen konseling

kelompok

61,1% 23,3% 84,4% Tinggi

5 Memahami persamaan dan perbedaan

KKp dengan BKp

65,7% 23,4% 89,1% Tinggi

6 Memahami cara perekrutan anggota KKp 32,4% 41,7% 75,9% Tinggi

7 Memahami tahap pembukaan konseling

kelompok

57% 34% 91% Tinggi

8 Memahami tahap peralihan konseling

kelompok

48% 39,5% 87,5% Tinggi

9 Memahami tahap kegiatan konseling

kelompok

47,8% 35,7% 83,5% Tinggi

10 Memahami tahap pengakhiran konseling

kelompok

42,5% 34,2% 76,7% Tinggi

11 Memahami proses evaluasi dan tindak

lanjut konseling kelompok

37% 42,7% 79,7% Tinggi

12 Memahami proses penyusunan laporan

konseling kelompok

52,3% 33,1% 85,4% Tinggi

Rata-rata 84,05% Tinggi

Page 61: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

48

Gambar 4.2

Grafik Analisis Keseluruhan Tiap Indikator Pemahaman Guru BK SMP

Negeri Kota Semarang Lulusan Unnes Tentang Konseling Kelompok

Dari perhitungan Tabel 4.2 dan Gambar 4.2 diatas dapat diketahui bahwa

dari keseluruhan indikator pemahaman konseling kelompok pada 16 guru BK

SMP Negeri kota Semarang lulusan Unnes dalam kategori tinggi dengan

persentase 84,05%. Hasil pemahaman dari guru BK yang sudah pernah mengikuti

PLPG dalam beberapa indikator lebih tinggi dibandingkan dengan yang belum

mengikuti PLPG. Hasil pemahaman konseling kelompok yang paling tinggi

adalah pemahaman pada tahap pembukaan konseling kelompok dengan hasil

persentase sebesar 91%. Pemahaman tersebut mencakup tentang cara menerima

anggota kelompok (rapport), cara menjelaskan pengertian, tujuan, cara dan asas

pelaksanaan konseling kelompok, serta penjelasan kesepakatan waktu, perkenalan

dan permainan. Sedangkan hasil yang masih kurang baik dengan persentase

75,9% adalah pemahaman pada saat cara perekrutan anggota konseling kelompok

Page 62: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

49

yang mencakup sosialisasi konseling kelompok pada siswa, dan teknik perekrutan

anggota kelompok.

1.1.2 Pemahaman Guru BK SMP Negeri Kota Semarang Lulusan Non-

Unnes Tentang Konseling Kelompok

Tujuan kedua dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat

pemahaman guru BK lulusan Non-Unnes tentang konseling kelompok. Untuk

menjelaskan hasil dari tujuan tersebut maka akan digambarkan hasil analisis

persentase dari data yang diperoleh di lapangan. Hasil analisis tersebut sebagai

berikut :

Tabel 4.3

Tingkat Pemahaman Guru BK SMP Negeri Kota Semarang Lulusan Non-

Unnes Tentang Konseling Kelompok

Interval Frekuensi % Kriteria

≥ 92 0 0% Sangat Tinggi

69 – 91 13 56,5% Tinggi

46 – 68 10 43,4% Sedang

23 – 45 0 0% Rendah

0 - 22 0 0% Sangat Rendah

23 100% TOTAL

Page 63: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

50

Gambar 4.3

Grafik Tingkat Pemahaman Guru BK SMP Negeri Kota Semarang Lulusan

Non-Unnes Tentang Konseling Kelompok

Dari tabel 4.3 dan gambar 4.3 diperoleh gambaran tingkat pemahaman

konseling kelompok lulusan non-unnes. Dari jumlah keseluruhan responden

sebanyak 23 guru BK, diperoleh 13 guru BK yang mempunyai tingkat

pemahaman konseling kelompok dengan kriteria tinggi dengan hasil persentase

sebesar 56,5% dan 10 guru BK yang mempunyai tingkat pemahaman konseling

kelompok dengan kriteria sedang dengan hasil persentase sebesar 43,3%.

Dari gambaran tersebut, berikut akan disajikan analisis tiap indikator

pemahaman konseling kelompok pada guru BK SMP Negeri kota Semarang

lulusan non-unnes :

Page 64: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

51

Tabel 4.4

Analisis Indikator Pemahaman Guru BK SMP Negeri Kota Semarang

Lulusan Non-Unnes Tentang Konseling Kelompok

No Indikator Sudah

PLPG

Belum

PLPG

TOTAL

Persentase Kriteria

1 Memahami pengertian konseling

kelompok

42% 28% 70% Tinggi

2 Memahami tujuan konseling

kelompok

37,4% 32,17% 69,57% Tinggi

3 Memahami asas-asas konseling

kelompok

26,7% 40,2% 66,9% Sedang

4 Memahami komponen konseling

kelompok

33% 17,4% 50,4% Sedang

5 Memahami persamaan dan perbedaan

KKp dengan BKp

34,7% 23,5% 58,2% Sedang

6 Memahami cara perekrutan anggota

KKp

29,36% 28,4% 57,76% Sedang

7 Memahami tahap pembukaan

konseling kelompok

41,5% 22,41% 63,91% Sedang

8 Memahami tahap peralihan konseling

kelompok

34,21% 32,25% 66,46% Sedang

9 Memahami tahap kegiatan konseling

kelompok

28,4% 36,82% 65,22% Sedang

10 Memahami tahap pengakhiran

konseling kelompok

37,2% 30,8% 68% Sedang

11 Memahami proses evaluasi dan

tindak lanjut konseling kelompok

42,4% 25% 67,4% Sedang

12 Memahami proses penyusunan

laporan konseling kelompok

34% 26% 60% Sedang

Rata-rata 63,65% Sedang

Page 65: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

52

Gambar 4.4

Grafik Analisis Tiap Indikator Pemahaman Guru BK SMP Negeri Kota

Semarang Lulusan Non-Unnes Tentang Konseling Kelompok

Dari perhitungan Tabel 4.4 dan Gambar 4.4 diatas dapat diketahui bahwa

hasil pemahaman guru BK lulusan non-unnes tentang konseling kelompok berada

pada kategori sedang dengan persentase 63,65% dalam pemahaman seluruh

indikator konseling kelompok. Hasil pemahaman dari guru BK yang sudah PLPG

maupun yang belum tidak berbeda terlalu signifikan pada beberapa indikator.

Hasil tertinggi dari keseluruhan indikator pada responden kelompok ini adalah

pemahaman tentang pengertian konseling kelompok dengan persentase 70% yang

mencakup tentang pemahaman konsep konseling kelompok, dan proses interaksi

yang ada dalam konseling kelompok. Sedangkan hasil terkecil dengan persentase

50,4% ada pada indikator pemahaman komponen konseling kelompok antara lain

pemahaman karakteristik dan peran pemimpin kelompok, karakteristik dan peran

anggota kelompok, besarnya jumlah anggota kelompok yang efektif.

Page 66: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

53

1.1.3 Perbedaan Pemahaman Guru BK tentang Konseling Kelompok

antara Lulusan Unnes dan Non-Unnes di SMP Negeri Kota Semarang

Untuk mengetahui perbedaan pemahaman antara guru BK SMP Negeri

kota Semarang yang lulusan Unnes dan lulusan non-Unnes tentang konseling

kelompok, akan dijelaskan hasil analisis deskriptif persentase secara umum

sebagai berikut :

Tabel 4.5

Perbedaan Pemahaman Guru BK tentang Konseling Kelompok antara

Lulusan Unnes dan Non-Unnes di SMP Negeri Kota Semarang

Variabel Lulusan Unnes Lulusan Non-Unnes Hasil

Pemahaman

Konseling Kelompok

84,05%

(Sangat Tinggi)

63,65%

(Sedang)

Unnes > Non Unnes

Dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa pemahaman guru BK SMP

Negeri kota Semarang yang lulusan Unnes tentang konseling kelompok (84,05%)

lebih tinggi dibandingkan dengan pemahaman guru BK SMP Negeri kota

Semarang yang lulusan non-unnes tentang konseling kelompok (63,65%). Dari

beberapa hasil perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel dan grafik perbedaan

pemahaman antara guru BK SMP Negeri kota Semarang lulusan Unnes dengan

lulusan non-Unnes tentang konseling kelompok sebagai berikut :

Tabel 4.6

Perbedaan Tingkat Pemahaman Guru BK tentang Konseling Kelompok

antara Lulusan Unnes dan Non-Unnes di SMP Negeri Kota Semarang

UNNES NON-UNNES Kriteria

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

10 62,5% 0 0% Sangat Tinggi

6 37,5% 13 56,5% Tinggi

0 0% 10 43,4% Sedang

0 0% 0 0% Rendah

0 0% 0 0% Sangat Rendah

Page 67: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

54

Gambar 4.5

Grafik Perbedaan Tingkat Pemahaman Guru BK tentang Konseling

Kelompok antara Lulusan Unnes dan Non-Unnes di SMP Negeri Kota

Semarang

Untuk lebih memahami perbedaan pemahaman antara guru BK SMP

Negeri kota Semarang yang lulusan Unnes dengan lulusan non-Unnes tentang

konseling kelompok secara lebih detail dan lebih jelas pada tiap indikator, berikut

ini gambaran perbedaan pada tiap indikatornya :

Tabel 4.7

Perbedaan Tiap Indikator Pemahaman Guru BK tentang Konseling

Kelompok antara Lulusan Unnes dan Non-Unnes di SMP Negeri Kota

Semarang

Indikator UNNES NON UNNES

Persentase Kriteria Persentase Kriteria

Memahami komponen

konseling kelompok

84,4% Tinggi 50,4% Sedang

Memahami persamaan dan

perbedaan KKp dengan BKp

89,1% Tinggi 58,2% Sedang

Memahami tahap pembukaan

konseling kelompok

91% Tinggi 63,91% Sedang

Memahami proses penyusunan

laporan konseling kelompok

85,4% Tinggi 60% Sedang

Memahami tahap peralihan

konseling kelompok

87,5% Tinggi 66,46% Sedang

Page 68: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

55

Memahami asas-asas konseling

kelompok

86,1% Tinggi 66,9% Sedang

Memahami tahap kegiatan

konseling kelompok

83,5% Tinggi 65,22% Sedang

Memahami cara perekrutan

anggota KKp

75,9% Tinggi 57,76% Sedang

Memahami pengertian

konseling kelompok

86,8% Tinggi 70% Tinggi

Memahami tujuan konseling

kelompok

83% Tinggi 69,57% Tinggi

Memahami proses evaluasi dan

tindak lanjut konseling

kelompok

79,7% Tinggi 67,4% Sedang

Memahami tahap pengakhiran

konseling kelompok

76,7% Tinggi 68% Sedang

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

UNNES

NON UNNES

Gambar 4.6

Grafik Perbedaan Tiap Indikator Pemahaman Guru BK tentang Konseling

Kelompok antara Lulusan Unnes dan Non-Unnes di SMP Negeri Kota

Semarang

Page 69: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

56

Keterangan :

1. Memahami pengertian konseling kelompok

2. Memahami tujuan konseling kelompok

3. Memahami asas-asas konseling kelompok

4. Memahami komponen konseling kelompok

5. Memahami persamaan dan perbedaan KKp dengan BKp

6. Memahami cara perekrutan anggota KKp

7. Memahami tahap pembukaan konseling kelompok

8. Memahami tahap peralihan konseling kelompok

9. Memahami tahap kegiatan konseling kelompok

10. Memahami tahap pengakhiran konseling kelompok

11. Memahami proses evaluasi dan tindak lanjut konseling kelompok

12. Memahami proses penyusunan laporan konseling kelompok

Dari hasil Tabel 4.7 dan Gambar 4.8 dapat disimpulkan bahwa hasil yang

memiliki perbedaan signifikan dalam pemahaman konseling kelompok antara

guru BK lulusan Unnes dengan lulusan non-Unnes ada pada pemahaman tentang

tahap pembukaan konseling kelompok dengan persentase 91% untuk guru BK

lulusan Unnes dan 63,9% untuk guru BK lulusan non-Unnes yang mencakup

tentang cara menerima anggota kelompok (rapport), cara menjelaskan pengertian,

tujuan, cara dan asas pelaksanaan konseling kelompok, serta penjelasan

kesepakatan waktu, perkenalan dan permainan. Sedangkan hasil terendah dari

keseluruhan indikator dengan persentase sebesar 75,9% untuk guru BK lulusan

Unnes dan 57,7% untuk guru BK lulusan non-Unnes adalah pada pemahaman cara

perekrutan anggota konseling kelompok antara lain cara sosialisasi konseling

kelompok pada siswa, dan teknik perekrutan anggota kelompok.

Page 70: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

57

1.1.4 Analisis Uji Beda (t-test)

Untuk memperjelas perbedaan pemahaman guru BK tentang konseling

kelompok antara lulusan Unnes dengan guru BK lulusan non-Unnes tentang

konseling kelompok maka dilakukan uji t-test pada data yang diperoleh dari

lapangan. Berikut ini hasil pengujian t-test:

Tabel 4.8

Uji t-test Perbedaan Pemahaman Guru BK tentang Konseling Kelompok

antara Lulusan Unnes dan Non-Unnes di SMP Negeri Kota Semarang

Variabel t hitung t tabel hasil

Guru BK lulusan unnes

18,92 2,04

t hitung > t tabel

18,92 > 2,04

Signifikan Guru BK lulusan non-unnes

Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah “adanya perbedaan

pemahaman antara guru BK SMP Negeri kota Semarang lulusan Unnes dengan

lulusan non-unnes tentang konseling kelompok.” Berdasarkan hasil uji beda

pemahaman konseling kelompok tersebut diperoleh hasil bahwa thitung = 18,92 dan

ttabel= 2,04 jadi nilai thitung > ttabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran. Dari tabel hasil uji t-test diatas dapat dijelaskan bahwa terlihat “adanya

perbedaan yang signifikan pada pemahaman antara guru BK SMP Negeri kota

Semarang lulusan Unnes dengan lulusan non-unnes tentang konseling kelompok”

karena hasil dari t hitung yang lebih besar daripada t tabel atau dengan kata lain

hipotesis yang diajukan diterima. Dengan demikian, terbukti bahwa ada perbedaan

pemahaman antara guru BK SMP Negeri kota Semarang lulusan Unnes dengan

lulusan non-unnes tentang konseling kelompok.

Page 71: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

58

1.2 Pembahasan

Peranan dan keberadaan guru BK di sekolah belakangan ini semakin

diakui oleh pemerintah, dan masyarakat. Oleh karena itu, tuntutan bagi seorang

guru BK untuk memberikan layanan secara optimal juga sangat diperhitungkan.

Di lapangan sendiri terlihat jelas bahwa tantangan kerja seorang guru BK semakin

kompleks, tidak hanya terkait dengan permasalahan siswa di sekolah saja.

Sebagai seorang tenaga ahli yang professional, seorang guru BK harus

memahami segala tuntutan tugasnya dalam berbagai layanan yang harus

diberikannya secara professional. Pemahaman layanan konseling kelompok dari

setiap guru BK juga dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dan pelatihan

yang pernah diikutinya. Dalam penelitian ini digunakan angket instrument

pemahaman konseling kelompok. Di dalam angket tersebut terdapat 2 subvariabel

dan 12 indikator yang semuanya berkaitan dengan konseling kelompok mulai dari

teori sampai pada prakteknya.

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka peneliti akan

membahas tentang pemahaman konseling kelompok berdasarkan analisis hasil

kuantitatif yang telah dijelaskan sebelumnya.

1.2.1 Pemahaman Guru BK SMP Negeri Kota Semarang Lulusan Unnes

tentang Konseling Kelompok

Dari hasil yang sudah dijelaskan sebelumnya, terlihat bahwa pemahaman

guru BK SMP Negeri Kota Semarang lulusan Unnes tentang konseling kelompok

berada pada kriteria sangat tinggi dengan persentase 84,05% dalam keseluruhan

indikator konseling kelompok mulai dari pemahaman pengertian konseling

Page 72: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

59

kelompok sampai pemahaman proses penyusunan laporan. Hal ini menunjukkan

bahwa guru BK lulusan Unnes mempunyai tingkat pemahaman konseling

kelompok yang sangat tinggi seperti pada pemahaman tahap pembukaan konseling

kelompok, pemahaman perbedaan dan persamaan konseling kelompok dengan

bimbingan kelompok, namun masih ada beberapa yang harus ditingkatkan seperti

dalam hal pemahaman cara perekrutan anggota konseling kelompok, dan

pemahaman proses evaluasi dan tindak lanjut konseling kelompok.

Hasil pemahaman guru BK lulusan Unnes tentang konseling kelompok

termasuk dalam kategori tinggi terutama bagi guru-guru yang sudah mengikuti

pelatihan pendidikan guru (PLPG). Hal ini selaras dengan latar belakang

pendidikan guru BK itu sendiri yang memperoleh bekal cukup banyak dari Unnes

ditambah lagi dengan mengikuti PLPG, seminar dan workshop selama bertugas

menjadi guru BK di sekolah. Ada juga beberapa guru BK lulusan Unnes yang

sudah menempuh pendidikan konselor selama 1 tahun. Dari hasil pengalaman

yang cukup banyak itulah dapat membuat guru BK memiliki pemahaman yang

tinggi terutama dalam hal layanan konseling kelompok.

Latar belakang pendidikan guru BK lulusan Unnes merupakan salah satu

faktor penunjang tingkat pemahaman guru BK yang baik, mengingat kurikulum

yang diterapkan dalam jurusan bimbingan dan konseling di Unnes sudah baik dan

tenaga pengajar yang dimiliki juga memadai dari segi kualitas dan kuantitas.

Kurikulum yang ada di jurusan bimbingan dan konseling Unnes mendorong

penguasaan teori maupun praktik. Hal ini terlihat dari sejumlah mata kuliah

praktikum termasuk praktikum bimbingan dan konseling kelompok. Dengan

Page 73: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

60

berbagai bekal yang ditempuh oleh mahasiswa selama kuliah, diharapkan tercipta

lulusan yang memiliki kemampuan ahli atau profesional dalam bidangnya

sehingga dapat bekerja dengan professional dan membawa nama baik

almamaternya.

Faktor lain yang menunjang tingkat pemahaman guru BK lulusan Unnes

memiliki pemahaman konseling kelompok yang baik diantaranya minat dari

dalam diri guru BK untuk professional dalam bidangnya. Proses perkuliahan di

jurusan BK Unnes yang baik juga berpengaruh dalam pemahaman guru BK,

dengan memiliki 144 sks yang harus ditempuh oleh mahasiswa dalam 4 tahun

memberikan bekal yang banyak bagi lulusannya. Tenaga pengajar yang dimiliki

mencukupi untuk mengajar 3 kelas yang dibuka oleh jurusan BK Unnes, selain itu

latar belakang pendidikan dari dosen-dosennya juga sangat baik sehingga mampu

memberikan pengetahuan tentang bimbingan dan konseling yang baik, berkualitas

dan professional. Sarana dan prasarana penunjang perkuliahan juga mendukung

untuk menciptakan calon konselor yang handal, seperti adanya laboratorium,

perpustakaan dan tempat praktek latihan dalam perkuliahan.

Apabila dalam pemahaman konseling kelompok ini para guru BK lulusan

Unnes memiliki hasil yang sangat tinggi, diharapkan pula saat memberikan

layanan konseling kelompok di sekolah juga hasilnya maksimal sesuai dengan

pemahaman yang telah dimilikinya. Bagi guru BK lulusan Unnes yang belum

mengikuti PLPG meskipun sudah memiliki pemahaman yang cukup tinggi, tetap

diharapkan selalu meningkatkan kualitas layanannya di sekolah dan menambah

pengalaman serta pengetahuan-pengetahuan tentang BK.

Page 74: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

61

1.2.2 Pemahaman Guru BK SMP Negeri Kota Semarang Lulusan Non-

Unnes tentang Konseling Kelompok

Pembahasan yang kedua adalah pembahasan hasil pemahaman guru BK

SMP Negeri Kota Semarang lulusan non-Unnes tentang konseling kelompok yang

berada pada kriteria sedang dengan persentase 63,65% dalam keseluruhan

indikator konseling kelompok mulai dari pemahaman pengertian konseling

kelompok sampai pemahaman proses penyusunan laporan. Hal ini menunjukkan

bahwa guru BK lulusan non-unnes memiliki pemahaman konseling kelompok

yang masih kurang seperti dalam hal pemahaman komponen konseling kelompok

yang mencakup tentang karakteristik dan peran pemimpin kelompok dan anggota

kelompok, serta besarnya jumlah anggota kelompok yang efektif dalam konseling

kelompok, dari beberapa hal tersebut perlu adanya peningkatan kemampuan

pemahaman konseling kelompok.

Bagi guru BK lulusan non-unnes yang sudah mengikuti PLPG memiliki

tingkat pemahaman konseling kelompok yang lebih tinggi jika dibandingkan

dengan yang belum mengikuti PLPG. Dari hal tersebut dapat terlihat bahwa jika

guru BK tersebut mau berusaha untuk menambah pengetahuan dan

pengalamannya di luar sekolah akan dapat meningkatkan kualitas layanannya.

Hasil dari penelitian untuk guru BK lulusan non-unnes berasal dari

berbagai perguruan tinggi swasta terutama yang ada di Jawa Tengah. Dari

berbagai perguruan tinggi swasta tersebut tentunya juga memiliki kurikulum

pendidikan yang berbeda bagi bekal lulusannya. Misalnya seperti pada salah satu

IKIP A di Kota Semarang ini membuka 5 kelas tetapi jumlah sks yang harus

ditempuh mahasiswanya tidak sebanyak yang diberikan oleh BK Unnes. Ada

Page 75: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

62

universitas swasta lain di Kota Salatiga yang juga membuka jurusan bimbingan

dan konseling, sebenarnya sudah memiliki jumlah sks cukup memadai dan

berbasis multimedia hanya saja universitas tersebut kurang memberikan bekal

pendidikan praktek bagi lulusannya sehingga kurang seimbang. Ada pula salah

satu IKIP Swasta di Kota Semarang yang membuka banyak kelas jurusan

bimbingan dan konseling tetapi tidak diimbangi dengan jumlah tenaga pengajar

dan kualitas kemampuan tenaga pengajar yang memadai.

Latar belakang pendidikan dari tenaga pengajar di perguruan tinggi non-

Unnes juga memiliki kualitas yang masih belum dapat diakui secara professional,

seperti pada salah satu IKIP swasta yang memiliki jumlah tenaga pengajar tidak

seimbang dengan jumlah mahasiswa yang harus diajar. Beberapa dosen dari IKIP

tersebut ternyata merangkap sebagai guru BK di sekolah, sehingga waktu untuk

memberikan materi juga terbatas di kampus. Selain itu faktor sarana dan prasarana

penunjang juga perlu dipertimbangkan, di salah satu universitas negeri di Kota

Surakarta yang juga membuka jurusan BK kurang memiliki tempat perkuliahan

yang cukup layak untuk proses perkuliahan sehingga membuat mahasiswanya

kurang nyaman dalam perkuliahan.

Apabila pemahaman guru BK lulusan non-unnes tentang konseling

kelompok dirasa masih kurang dari bekal perguruan tinggi, diharapkan guru BK

tersebut berusaha menambah pengetahuan dan pengalamannya selama menjadi

guru BK dengan mengikuti PLPG, seminar maupun workshop tentang BK. Begitu

pula dengan guru BK di sekolah yang belum memiliki latar belakang pendidikan

bimbingan dan konseling. Sehingga diharapkan kedepannya para guru BK dapat

Page 76: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

63

memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa di sekolah secara

lebih optimal dan berkualitas.

1.2.3 Perbedaan Pemahaman Guru BK tentang Konseling Kelompok antara

Lulusan Unnes dan Guru BK Lulusan Non-Unnes di SMP Negeri Kota

Semarang

Pada dasarnya baik guru BK lulusan unnes maupun non-unnes seharusnya

memiliki pemahaman konseling kelompok yang sama karena guru BK tersebut

sama-sama berasal dari pendidikan sarjana bimbingan konseling, meskipun ada

beberapa guru BK yang bukan lulusan bimbingan dan konseling namun mereka

pernah dan seharusnya mengikuti pelatihan-pelatihan tentang bimbingan dan

konseling.

Dari hasil analisis deskriptif diketahui bahwa pemahaman konseling

kelompok lulusan unnes berada pada kriteria sangat tinggi dalam pemahaman

keseluruhan indikator konseling kelompok mulai dari pemahaman pengertian

konseling kelompok sampai pemahaman proses penyusunan laporan dengan

persentase 84,05%. Sedangkan untuk pemahaman konseling kelompok lulusan

non-unnes berada pada tingkat sedang dengan persentase 63,65%. Dari hasil

tersebut terlihat perbedaan diantara keduanya yang mudah dijelaskan yaitu

pemahaman konseling kelompok lulusan unnes lebih baik daripada pemahaman

konseling kelompok lulusan non-unnes, dengan selisih persentase 20,36%.

Dengan selisih tertinggi ada pada indikator pemahaman komponen konseling

kelompok.

Page 77: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

64

Ada banyak faktor penyebab perbedaan pemahaman konseling kelompok

guru BK di SMP Negeri kota Semarang ini salah satunya dikarenakan oleh latar

belakang pendidikan para guru BK tersebut dan juga banyaknya pelatihan yang

pernah diikuti selama menjadi guru BK di sekolah. Guru BK yang dari Unnes

adalah guru BK yang memang berasal dari pendidikan sarjana bimbingan

konseling, namun untuk guru BK lulusan non-unnes sebagian adalah guru BK

yang tidak memiliki latar belakang pendidikan bimbingan konseling dan ada pula

yang sedang menempuh pendidikan bimbingan dan konseling di perguruan tinggi

selain Unnes yang memiliki jadwal kuliah tidak terlalu padat sehingga bisa

dijadikan sampingan saja. Selain itu latar belakang program studi dan cara

pembelajaran di setiap perguruan tinggi yang berbeda-beda juga menyebabkan

adanya perbedaan pemahaman tersebut.

Ada beberapa perguruan tinggi selain Unnes yang membuka kelas banyak

untuk prodi bimbingan dan konseling tetapi kurang memperhatikan kualitas

pembelajarannya sehingga juga akan berpengaruh pada hasil lulusan yang

dicetaknya. Pemberian tugas mandiri untuk mahasiswa juga berpengaruh terhadap

kualitas guru BK yang sudah terjun ke dunia kerja di sekolah-sekolah. Faktor

tahun kelulusan dan lama masa kerja juga mempengaruhi tingkat pemahaman

guru BK tentang konseling kelompok, bagi guru BK yang sudah pernah mengikuti

PLPG memiliki tingkat pemahaman yang lebih tinggi dibandingkan yang belum.

Hal itu dikarenakan selama proses PLPG para guru benar-benar diberikan bekal

tentang bimbingan dan konseling baik secara teori maupun prakteknya langsung

sehingga kemampuan para guru BK diasah secara keseluruhan.

Page 78: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

65

Dari hasil adanya perbedaan tingkat pemahaman konseling kelompok ini,

diharapkan untuk para guru BK baik lulusan Unnes maupun non-Unnes dan yang

sudah menempuh PLPG maupun yang belum agar senantiasa meningkatkan

kemampuan dan pengetahuannya tentang bimbingan dan konseling dengan

mengikuti berbagai seminar maupun workshop atau membaca buku dan mengikuti

perkembangan dunia bimbingan dan konseling. Dengan begitu diharapkan

kedepannya tidak ada lagi perbedaan kualitas layanan antara guru BK lulusan

Unnes dan non-Unnes dalam pemberian layanan BK di sekolah. Siswa di sekolah

dapat menerima layanan BK dengan optimal dan berkualitas.

1.3 Keterbatasan Peneliti

Peneliti telah berusaha melakukan penelitian sebaik mungkin, akan tetapi

penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan diantaranya seperti :

(1) Penggunaan instrument test yang hanya berfokus pada segi kognitifnya saja,

sehingga kurang mengungkap pemahaman lebih mendalam lagi.

(2) Kemungkinan jawaban tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dari

responden karena alasan – alasan tertentu, meskipun peneliti sudah berupaya

menjelaskan kepada responden untuk jujur dalam menjawab pertanyaan yang

sesuai dengan pemahaman yang dimiliki.

(3) Meskipun seharusnya penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, tetapi

peneliti menggunakan kuantitatif sehingga penelitian ini hanya berfokus pada

segi kognitif saja. Penelitian ini tidak bisa menjadi penelitian kualitatif karena

jumlah sampel yang terlalu banyak.

Page 79: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

66

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian perbandingan pemahaman antara guru BK

lulusan unnes dengan guru BK lulusan non-unnes tentang konseling kelompok,

dapat disimpulkan bahwa :

5.1.1 Pemahaman guru BK lulusan Unnes tentang konseling kelompok di SMP

Negeri Kota Semarang berada pada tingkat kriteria sangat tinggi. Indikator

yang tertinggi yaitu memahami tahap pembukaan konseling kelompok.

5.1.2 Pemahaman guru BK lulusan non-Unnes tentang konseling kelompok di

SMP Negeri Kota Semarang berada pada tingkat kriteria sedang. Indikator

yang tertinggi yaitu tentang memahami pengertian konseling kelompok.

5.1.3 Terdapat perbedaan pemahaman guru BK tentang konseling kelompok

antara lulusan Unnes dan guru BK lulusan non-Unnes di SMP Negeri Kota

Semarang. Hal ini didukung pula oleh hasil test uji beda yang dilakukan

dengan menggunakan t-test polled varian yang menunjukkan adanya hasil

beda yang signifikan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diajukan beberapa saran

untuk beberapa pihak sebagai berikut :

Page 80: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

67

5.2.1 Untuk guru BK yang masih kurang memahami konseling kelompok

terutama bagi yang lulusan non-unnes maupun lulusan di luar jurusan

bimbingan dan konseling, hendaknya berperan aktif untuk meningkatkan

pemahaman konseling kelompoknya sesuai dengan prosedur yang berlaku,

misalnya dengan mengikuti workshop, seminar, atau bahkan menempuh

pendidikan lanjutan bimbingan dan konseling

5.2.2 Untuk sekolah yang memiliki guru BK cukup baik tetapi kurang efektif

dalam memberikan layanan, hendaknya memfasilitasi guru BK sekolahnya

untuk bisa mengembangkan kemampuan yang dimilikinya

5.2.3 Untuk perguruan tinggi yang membuka jurusan bimbingan dan konseling

baik Unnes maupun non-Unnes, hendaknya meningkatkan kualitas

pendidikannya agar dapat mencetak konselor-konselor yang ahli dan

professional di bidangnya

5.2.4 Untuk peneliti lanjutan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman

awal bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini,

dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan instrumen yang

lebih bervariatif agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih mendalam

lagi.

Page 81: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

68

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan (Edisi

Revisi VI). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).

Jakarta : Bumi Aksara

Azwar, Saifudin. 2006. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar

Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Corey, Gerald.1995.Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.Bandung:

PT. Eresco

Hamalik. 1991. Manajemen Belajar di Perguruan Tinggi Bandung. ----: Sinar

Baru

Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan Konseling-Edisi Revisi. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada

Moloeng, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda.

Munandir, Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta :

Rineka Cipta

Nana, Syaodih Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Tindakan. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya

Nasution. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito.

Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Kelompok Konseling Kelompok (L6 L7).

Padang.

Permendiknas No. 27 tahun 208 tentang Guru BK

Prayitno. 1994. Pokok-Pokok Pendidikan Konselor Prajabatan. Surabaya :

Ikatan Pendidik Konselor Indonesia (jurnal ilmiah)

Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling.

Jakarta : Rineka Cipta

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan

Profil). Jakarta : Ghalia Indonesia

Page 82: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

69

Prayitno,dkk. 1997. Buku II Layanan Bimbingan dan Konseling SLTP.

Padang

Rochman Natawidjaja. 1987. Pendekatan-pendekatan dalam Penyuluhan

Kelompok 1. Bandung : CV Diponegoro

Sayekti. 1994. Pengembangan Konseling Kelompok Di Perguruan Tinggi

(Implikasinya bagi Pendidikan Calon Konselor). Surabaya : Ikatan

Pendidik Konselor Indonesia (jurnal ilmiah)

Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survey. LP3ES: Jakarta

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan

dan Konseling di sekolah. Rineka Cipta : Jakarta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantatif Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sulistiawan, Neni. 2011. Studi Deskriptif Kinerja Konselor Lulusan

Bimbingan dan Konseling Unnes di SMA Negeri se-Kota Semarang

Tahun 2010/101. Skripsi Universitas Negeri Semarang.

Sutrisno, Hadi. 2004. Bimbingan Menulis Skripsi&Thesis (Jilid 1).

Yogyakarta : Andi

Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 tentang Perguruan Tinggi

Wibowo, Mungin Eddy. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan.

Semarang ; UPT UNNES Press

Wijayanti, Galuh Sekar. 2011. Perbandingan Pemahaman Tugas Konselor

antara Konselor Lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Lulusan

Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di SMP Negeri dan SMA Negeri se-

Kabupaten Blora. Skripsi Universitas Negeri Semarang.

Winkel & Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi

Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi

Page 83: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

LAMPIRAN

Page 84: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

71

DATA GURU BK SMP NEGERI KOTA SEMARANG

TAHUN AJARAN 2013/2014

(sumber : Dinas Pendidikan, 2013)

NAMA NIP TEMPAT_TUGAS

H. Nusantara , Drs.MM 19601010 198803 1 015 SMP NEGERI 1

SEMARANG

Safaatun, S.Pd 19661216 199003 2 009 SMP NEGERI 1

SEMARANG

Soeharti, S.Pd 19530717 197803 2 006 SMP NEGERI 1

SEMARANG

Sri Wresni, S.Pd 19641223 200801 2 003 SMP NEGERI 1

SEMARANG

Susetyaningsih, Dra. 19600702 198703 2 003 SMP NEGERI 1

SEMARANG

Ani Prihati Joediati, Dra,

M.Pd. 19661214 200604 2 006

SMP NEGERI 2

SEMARANG

Enny Setyawati, S.Pd. 19590314 198403 2 003 SMP NEGERI 2

SEMARANG

Sukati, S.Pd, S.Kons. 19660910 199203 2 009 SMP NEGERI 2

SEMARANG

Sri Winarni, S.Pd 196610281995122004 SMP NEGERI 3

SEMARANG

Suryo Atmojo, Drs 195703041978021006 SMP NEGERI 3

SEMARANG

Sutarno, Drs 196609071998021003 SMP NEGERI 3

SEMARANG

Binti Sulastri, S.Pd 196008141981032004 SMP NEGERI 4

SEMARANG

Helena Lilis Vonawati, S.Pd 196310071984032008 SMP NEGERI 4

SEMARANG

Binti Sulastri, S.Pd 196008141981032004 SMP NEGERI 4

SEMARANG

Helena Lilis Vonawati, S.Pd 196310071984032008 SMP NEGERI 4

SEMARANG

Sri Hariningsih, S.Pd 195704101981032008 SMP NEGERI 4

SEMARANG

Supriyono. Drs 196011291987031004 SMP NEGERI 4

SEMARANG

HARINI, S.Pd 19550810 198603 2 002 SMP NEGERI 5

SEMARANG

Lampiran 1

Page 85: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

72

JIRAHAYU, S.Pd 19650108 198703 2 004 SMP NEGERI 5

SEMARANG

SRI ANDAYANI, S.Pd 19581125 198111 2 001 SMP NEGERI 5

SEMARANG

Renny Imelda, S.Psi, S.Pd. 19710603 200801 2 005 SMP NEGERI 6

SEMARANG

Sri Wahyu Puji Astuti, S.Pd 19720620 200801 2 004 SMP NEGERI 6

SEMARANG

Niken Prabandari,Dra 196403151987032013 SMP NEGERI 7

SEMARANG

Sri Ardiati,Dra 195610121982032009 SMP NEGERI 7

SEMARANG

Ahmad Saekhan, S.Pd 19631112 198405 1 007 SMP NEGERI 8

SEMARANG

Dewi Cahya Haksini,Dra 19620327 198803 2 006 SMP NEGERI 8

SEMARANG

Djoko Suprayitno, Drs.S.Pd,

MM 19590717 198109 1 004

SMP NEGERI 8

SEMARANG

Katmiati, S.Pd 19630407 200604 2 001 SMP NEGERI 8

SEMARANG

Agus Purjono, Drs 19610820 198703 1 007 SMP NEGERI 9

SEMARANG

Tina Atik Prihatini, Dra. 19640107 200604 2 003 SMP NEGERI 9

SEMARANG

Wiwik Diah Murniaty, S.Pd 19611027 198401 2 001 SMP NEGERI 9

SEMARANG

Dra. Siti Marfu'ah 19671212 199802 2 001 SMP NEGERI 10

SEMARANG

Dra.Muztahidah 19680727 200501 2 010 SMP NEGERI 10

SEMARANG

Hartati Agustiyani 19671023 198903 2 008 SMP NEGERI 10

SEMARANG

SRI HASTUTI, DRA 196612051990032007 SMP NEGERI 11

SEMARANG

TRISNANINGSIH, DRA 196302081987032010 SMP NEGERI 11

SEMARANG

Nunuk Malika Nurul

Hidayah, Dra. 195905221986032005

SMP NEGERI 12

SEMARANG

Sri Budi Dadiningsih, Dra. 195910021986032010 SMP NEGERI 12

SEMARANG

Suryo Muryanto, S.Pd. 196301231989031009 SMP NEGERI 12

SEMARANG

Page 86: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

73

Suyati, S.Pd 195907161984032007 SMP NEGERI 12

SEMARANG

Agnes Hermin, S.Pd 196801211994032006 SMP NEGERI 13

SEMARANG

Henny Ernawati, S.Pd 196806152005012012 SMP NEGERI 13

SEMARANG

Muarifah, S.Pd 195706241982022002 SMP NEGERI 13

SEMARANG

Nunik Budisetyani, Kons.,

Dra 195710111986032005

SMP NEGERI 13

SEMARANG

Th. Sulistyowati, S.Pd 195804021981032007 SMP NEGERI 13

SEMARANG

Edy Budoyo, S.Pd 196505231989031010 SMP NEGERI 14

SEMARANG

RM Nentin Yulsasih, Dra. 196607192006042004 SMP NEGERI 14

SEMARANG

Sri Hartati, Dra. 195901181979032001 SMP NEGERI 14

SEMARANG

Iriani, S.Pd 19630319 198303 2 005 SMP NEGERI 15

SEMARANG

Umi Hanik, Dra. 19640101 199003 2 013 SMP NEGERI 15

SEMARANG

Bedjo Eko Prajitno, S.Pd 19591020 198601 1 003 SMP NEGERI 16

SEMARANG

Iswanti, S.Pd 19600704 198703 2 003 SMP NEGERI 16

SEMARANG

Musiamah, Dra 19671203 199802 2 002 SMP NEGERI 16

SEMARANG

Supiyarto, BA 19590404 198503 1 014 SMP NEGERI 16

SEMARANG

Dra. Sartini 196404211988032005 SMP NEGERI 17

SEMARANG

Hendiyartininhsih, S.Pd 196505131993032007 SMP NEGERI 17

SEMARANG

Maryatun, Dra 196802212005012009 SMP NEGERI 17

SEMARANG

Dra.Siti Aisyah,Kons 196704111995122001 SMP NEGERI 18

SEMARANG

Hartinigtyas,S.Pd 195902191987032003 SMP NEGERI 18

SEMARANG

Maryati, S.Pd. 196304181983032011 SMP NEGERI 19

SEMARANG

Page 87: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

74

Dra. NANIK SETYOWATI 19631123 199512 2 001 SMP NEGERI 20

SEMARANG

Drs. YOHANES ROBIN 19540109 197701 1 001 SMP NEGERI 20

SEMARANG

FIRSTY MAHNANI Y.,

S.Pd 19601231 198111 2 011

SMP NEGERI 20

SEMARANG

Asri Mutuwanti, S.Pd 19561020 197701 2 004 SMP NEGERI 21

SEMARANG

Fuaidiyati, Dra. 19600729 198603 2 014 SMP NEGERI 21

SEMARANG

Lilis Tri Saktini, M.Pd 19650209 198903 2 006 SMP NEGERI 21

SEMARANG

Anita Rakhmi Shintasari,

S.Pd. 19770519 200903 2 001

SMP NEGERI 22

SEMARANG

Rofiin, S.Pd. 19700908 200212 1 006 SMP NEGERI 22

SEMARANG

Tunggul Widyastuti, S.Pd. 19810202 201001 2 025 SMP NEGERI 22

SEMARANG

Upiek Susilohadi, S.Pd. 195411251980122001 SMP NEGERI 23

SEMARANG

Dra. Yuniarti 19670401 199512 2 003 SMP NEGERI 24

SEMARANG

Susi Eriyani,S.Pd. 19620523 198304 2 006 SMP NEGERI 24

SEMARANG

DWI

LASWIJATI,Dra.MM.Kons. 19540105 198703 2 001

SMP NEGERI 25

SEMARANG

THERESIA INDAH

ABRIANISASI,Dra. 19660624 199003 2 006

SMP NEGERI 25

SEMARANG

YULIATININGSIH,S.Pd. 19560705 198203 2 004 SMP NEGERI 25

SEMARANG

Fendi Ermawan, S.Pd 19760226 200801 1 008 SMP NEGERI 26

SEMARANG

Rini Andayani S.Pd 19681001 200801 2 014 SMP NEGERI 26

SEMARANG

Sukasti, S.Pd 19600919 198703 2 012 SMP NEGERI 26

SEMARANG

Tri Setyaningsih, S.Pd 19730306 200801 2 011 SMP NEGERI 26

SEMARANG

Yani Husniati, S.Pd 19630129 198803 2 005 SMP NEGERI 26

SEMARANG

Mudjiono, S.Pd 19550319 198503 1 007 SMP NEGERI 27

SEMARANG

Page 88: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

75

Surati, S.Pd 19570902 198203 2 005 SMP NEGERI 27

SEMARANG

Wiwik Soyichati, S.Pd 19541205 198103 2 004 SMP NEGERI 27

SEMARANG

Dra.Dateng Rejeki, Dewi

Cahyani, MM 19620117 198602 2 002

SMP NEGERI 28

SEMARANG

Widayati, S.Pd 19670908 200501 2 007 SMP NEGERI 28

SEMARANG

Retno Ambarwati, Dra. 196209121987032010 SMP NEGERI 29

SEMARANG

Sulistyaningsih, S.Pd. 197112052007012006 SMP NEGERI 29

SEMARANG

CH. SRI SUHARNI, S.Pd. 195304141980032008 SMP NEGERI 30

SEMARANG

Diyah Soeprobowati, S.Pd. 196902172008012005 SMP NEGERI 30

SEMARANG

Dra. WIDYANINGSIH 196209111986092001 SMP NEGERI 30

SEMARANG

Kun Indah Hartati, B.A. 196202031989032007 SMP NEGERI 30

SEMARANG

MUNADI, S.Pd. 196502161988031009 SMP NEGERI 30

SEMARANG

SUKAEMI, S.Pd. 196010101984032019 SMP NEGERI 30

SEMARANG

Sunarno, Drs. 195807071986031021 SMP NEGERI 30

SEMARANG

NURWAKHIDAH P.,

DRA 19650305 199003 2 006

SMP NEGERI 31

SEMARANG

SULISTYORINI,DRA 19600228 198803 2 004 SMP NEGERI 31

SEMARANG

RIS SUMARYANI, S.PD 19731227 199403 2 005 SMP NEGERI 31

SEMARANG

Diyah Soeprobowati, S.Pd. 196902172008012005

SMP NEGERI 32

SEMARANG

Kun Indah Hartati, B.A. 196202031989032007

SMP NEGERI 32

SEMARANG

Sunarno, Drs. 195807071986031021

SMP NEGERI 32

SEMARANG

Ch. Retnaningsih, M.Pd. 19590916 198603 2 004 SMP NEGERI 33

SEMARANG

Dra. Etty Zuraida 19620401 198703 2 006 SMP NEGERI 33

SEMARANG

Page 89: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

76

Susilowati, S.Pd. 19581209 198503 2 006 SMP NEGERI 33

SEMARANG

Tuty Rahayu, S. Pd. 19630811 200801 2 001 SMP NEGERI 33

SEMARANG

Prihatin, S.Pd 196003241987032002 SMP NEGERI 34

SEMARANG

Sri Kusyati, S.Pd 195802031987032002 SMP NEGERI 34

SEMARANG

Sri Sunarti, Dra 196311041992032006 SMP NEGERI 34

SEMARANG

Sri Untari, S.Pd 196504211989022005 SMP NEGERI 34

SEMARANG

EKWANTO HS,BA 1957062219860310007 SMP NEGERI 35

SEMARANG

LULUS PUJIATI, S. Pd. 19650630 198902 2 002 SMP NEGERI 36

SEMARANG

Mariyoto, SPd. 19641018 199802 1 002 SMP NEGERI 36

SEMARANG

Marta Suliastiningsih, SPd,

M.Si 19750313 200701 2 017

SMP NEGERI 36

SEMARANG

Nanik Dwihastuti, S.Pd.

M.Si 19750930 199403 2 002

SMP NEGERI 36

SEMARANG

Endang Pudji Astuti, S.Pd. 196007301979112004 SMP NEGERI 37

SEMARANG

Kristina Yuliati, Dra. 196607152005012003 SMP NEGERI 37

SEMARANG

Endriana Ambarwati, S.Pd. 19640115 199802 2 001 SMP NEGERI 38

SEMARANG

Wigati Yanti,S.Pd. 19621214 198803 2 006 SMP NEGERI 38

SEMARANG

Antonius Sri Gunadi, SH 19560612 197703 1 003 SMP NEGERI 39

SEMARANG

Budi Suryanti, S Pd 19620814 199302 2 001 SMP NEGERI 39

SEMARANG

Dra. Sri Setyaningsih 19630808 199412 2 001 SMP NEGERI 39

SEMARANG

Kusriningsih, S.Pd 19670908 200212 2 001 SMP NEGERI 39

SEMARANG

Sri Rejeki, S.Pd 19640402 198703 2 011 SMP NEGERI 39

SEMARANG

Biif Nur Wahyu Eny, Dra 19640830 198903 2 002 SMP NEGERI 40

SEMARANG

Page 90: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

77

Dra. Siwinarti 19590507 198703 2 003 SMP NEGERI 40

SEMARANG

Eka Parasita, Dra 19660914 199512 2 003 SMP NEGERI 40

SEMARANG

Enggi Suwahuni, S.Pd. 19740412 200701 2 020 SMP NEGERI 41

SEMARANG

Nunik Prihatini, S.Pd. 19770625 200801 2 009 SMP NEGERI 41

SEMARANG

DAFTAR SAMPEL PENELITIAN

Lampiran 2

Page 91: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

78

GURU BK SMP NEGERI KOTA SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014

Wilayah Nama Sekolah Nama Guru BK

Pusat Kota SMP Negeri 2 Ani Prihati Joediati, Dra, M.Pd.

Enny Setyawati, S.Pd.

Sukati, S.Pd, S.Kons.

SMP Negeri 3 Sri Winarni, S.Pd

Suryo Atmojo, Drs

Sutarno, Drs

SMP Negeri 32 Diyah Soeprobowati, S.Pd.

Kun Indah Hartati, B.A.

Sunarno, Drs.

Jumlah 3 sekolah 9 guru

Transisi/perbatasan SMP Negeri 1 H. Nusantara , Drs.MM

Safaatun, S.Pd

Soeharti, S.Pd

Sri Wresni, S.Pd

SMP Negeri 10 Dra. Siti Marfu'ah

Dra.Muztahidah

Hartati Agustiyani

SMP Negeri 33 Dra. Etty Zuraida

Susilowati, S.Pd.

Tuty Rahayu, S. Pd.

SMP Negeri 17 Dra. Sartini

Hendiyartininhsih, S.Pd

Maryatun, Dra

SMP Negeri 27 Mudjiono, S.Pd

Surati, S.Pd

Wiwik Soyichati, S.Pd

Nurisdina, S.Pd

SMP Negeri 14 Edy Budoyo, S.Pd

Dra. RM Nentin Yulsasih

Dra. Sri Hartati

Pribadi, S.Pd

Jumlah 6 sekolah 22 guru

Pinggiran SMP Negeri 24 Dra. Yuniarti

Susi Eriyani,S.Pd.

Dyan Umi R, S.Pd

Candra Aprilia, S.Pd

SMP Negeri 22 Anita Rakhmi Shintasari, S.Pd.

Page 92: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

79

Rofiin, S.Pd.

Tunggul Widyastuti, S.Pd.

Agus Prabowo S.B, M.Pd

Jumlah 2 sekolah 8 guru

KISI-KISI INSTRUMEN UJI COBA PEMAHAMAN KONSELING

KELOMPOK GURU BK

Lampiran 3

Page 93: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

80

Variabel Komponen Indikator Deskriptor Item

+ -

Pemahaman

konseling

kelompok

2. Memaha

mi konsep

dasar

konseling

kelompok

1.3 Mengerti

pengertian

konseling

kelompok

1.3.1 Konsep dasar konseling

kelompok

1.3.2 Proses interaksi yang

ada dalam konseling

kelompok

1,2,3,4,

5

7,11

6,8

9,10,12

1.4 Mengerti

tujuan

konseling

kelompok

1.4.1 Tujuan umum

konseling kelompok

1.4.2 Tujuan khusus

konseling kelompok

14,18

13,20

17,16

15,19

2.3 Mengerti

asas-asas

konseling

kelompok

2.3.1 Asas kerahasiaan

2.3.2 Asas kekinian

23,31

34,40

21,27

24,37

2.3.3 Asas kesukarelaan 22,26 29,35

2.3.4 Asas keterbukaan 32,43 36,39

2.3.5 Asas kegiatan 25,42 30,44

2.3.6 Asas kenormatifan 33,28 41,38

2.4 Mengerti

komponen

konseling

kelompok

2.4.1 Karakteristik dan peran

pemimpin kelompok

45,47,

53

46,48

2.4.2 Karakteristik dan peran

anggota kelompok

56,58 54,57

1.5.3 Besarnya jumlah

anggota kelompok

yang efektif

49,50,

55

51,52

1.6 Mengerti

persamaan

dan

perbedaan

konseling

kelompok

dengan

bimbingan

kelompok

1. Persamaan konseling

kelompok dengan

bimbingan kelompok

60,61 62,65

2. Perbedaan bimbingan

kelompok dan

konseling kelompok

63,66 59,64

3 Memaham

i prosedur

pelaksana

an

konseling

kelompok

2.3 Mengerti

cara

perekrutan

anggota

konseling

kelompok

2.3.1 Sosialisasi konseling

kelompok kepada siswa

di sekolah

67,68 69,73

2.3.2 Teknik perekrutan

anggota kelompok

71,72 70,74

2.4 Mengerti 2.4.1 Menerima anggota 75,77 76,78

Page 94: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

81

tahap

pembukaan

konseling

kelompok

kelompok lalu

memimpin doa

(rapport)

2.4.2 Menjelaskan

pengertian,tujuan,

cara, dan asas

pelaksanaan konseling

kelompok

79,80, 81,82,

85

2.2.4 Kesepakatan waktu,

perkenalan dan

permainan

83,84,

87

86,

88

2.3 Mengerti

tahap

peralihan

dalam

konseling

kelompok

2.5.1 Menjelaskan kembali

kegiatan konseling

kelompok

91,

94

89,

95

2.5.2 Melihat kesiapan

anggota kelompok dan

menjelaskan batasan

masalah

90,

93

92,

96

2.6 Mengerti

tahap

kegiatan

konseling

kelompok

2.6.1 Memberikan contoh

masalah pribadi

97,

100

101,

105

2.6.2 Mempersilahkan

anggota kelompok

mengemukakan topik

masalah pribadi

kemudian membahas

masalah terpilih

99,

102,

103

98,

108

2.6.3 Kegiatan selingan dan

penyimpulan kegiatan

107,

109

104,

106

2.6 Mengerti

tahap

pengakhiran

konseling

kelompok

2.6.1 Menjelaskan kegiatan

akan diakhiri dan

penilaian segera (UCA)

110,

112

111,

116

2.6.2 Pembahasan kegiatan

lanjutan

115,

118

113,

120

2.5.4 Mengemukakan pesan

dan harapan 114,

117

119,

121

2.8 Mengerti

proses

evaluasi dan

tindak lanjut

2.8.1 Evaluasi isi, dampak,

dan proses

122,

125

123,

124

2.8.2 Menetapkan jenis dan

arah tindak lanjut

128,

133

126,

130

Page 95: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

82

konseling

kelompok

2.8.3 Mengkomunikasikan

rencana tindak lanjut

kepada pihak terkait

129,

131

132,

127

2.9 Mengerti

proses

penyusunan

laporan

2.9.1 Menyusun laporan

konseling kelompok

dan menyampaikan

pada pihak terkait

136,

140

135,

137

2.9.2 Mendokumentasikan

laporan layanan

138,

134

139,

141

Page 96: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

97

ANGKET UJI COBA

“PEMAHAMAN GURU BK TENTANG LAYANAN KONSELING KELOMPOK”

Identitas Peneliti

Nama : Desta Rizky Budiarti

NIM : 1301409047

Jurusan : Bimbingan dan Konseling

Semester : 9 (sembilan)

Informasi

Dalam rangka penyelesaian studi dan penulisan skripsi dengan judul “Survey

Pemahaman Konseling Kelompok pada Guru BK Lulusan UNNES dengan Lulusan Non-Unnes

di SMP Negeri se-Kota Semarang”. Saya mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu untuk

memberikan jawaban yang jujur sesuai dengan pemahaman Bapak/Ibu tentang konseling

kelompok. Melalui keterangan Bapak/Ibu dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

untuk membantu meningkatkan mutu bimbingan dan konseling di sekolah. Atas partisipasi,

bantuan dan kerjasamanya, saya sampaikan terimakasih.

Petunjuk

Di bawah ini ada sejumlah pernyataan yang berkaitan dengan konseling kelompok.

Bapak/Ibu diharapkan mengisi sesuai pemahamannya terhadap masing-masing pernyataan

tersebut dengan memberi tanda centang (V) di bawah kolom yang sesuai.

Jawaban ditulis pada lembar jawaban yang telah disediakan.

B : bila pernyataan tersebut dianggap benar oleh responden

S : bila pernyataan tersebut dianggap salah oleh responden

Contoh Pengisian

1. Konseling kelompok dipimpin oleh pemimpin kelompok yaitu guru BK

No B S

1 V

Lampiran 4

Page 97: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

98

- Selamat Mengerjakan -

No Pernyataan

1 Konseling kelompok merupakan salah satu cara untuk menangani konflik antar pribadi

dan membantu pengembangan kemampuan pribadi

2 Konseling kelompok bersifat pencegahan dan penyembuhan

3 Konseling kelompok terfokus pada kesadaran berpikir dan tingkah laku

4 Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada individu yang bersifat

pencegahan dan penyembuhan

5 Konseling kelompok secara langsung terfokus pada masalah pribadi yang dialami

masing-masing anggota kelompok

6 Orientasi konseling kelompok pada pengembangan wawasan, penghayatan, aspirasi

dan sikap terhadap topik yang dibahas

7 Konseling kelompok dapat dilakukan di ruangan terbuka, seperti taman, lapangan

sekolah, perpustakaan, dll

8 Konseling kelompok sama seperti kegiatan diskusi antara guru BK dengan siswa di

sekolah

9 Permainan kelompok kurang sesuai jika diterapkan dalam konseling kelompok

10 Konseling kelompok hanya boleh dilakukan di ruangan tertutup untuk menjaga

kerahasiaannya

11 Teknik-teknik yang digunakan oleh pemimpin kelompok dalam melakukan konseling

kelompok mengacu pada berkembangnya dinamika kelompok

12 Sikap anggota kelompok yang kurang terbuka selama konseling kelompok

berlangsung merupakan hal yang wajar

13 Konseling kelompok bertujuan mengentaskan masalah klien dengan memanfaatkan

dinamika kelompok

14 Tujuan umum konseling kelompok sama dengan tujuan bimbingan kelompok yaitu

mengembangkan kemampuan komunikasi siswa

15 Pengembangan perasaan, pikiran, persepsi dan kemampuan bersosialisasi/komunikasi

bukan tujuan dari konseling kelompok

Page 98: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

99

16 Konseling kelompok bukan bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat

masing-masing anggota kelompok

17 Tujuan umum konseling kelompok adalah pembahasan masalah pribadi individu

18 Konseling kelompok dapat membantu meringankan pikiran yang suntuk, buntu

ataupun beku melalui berbagai masukan dari anggota kelompok

19 Adanya imbas atau dampak dari pemecahan masalah individu bukan termasuk tujuan

konseling kelompok melainkan sebagai tindak lanjut saja.

20 Konseling kelompok dapat membantu mengentaskan masalah klien tanpa melalui

dinamika kelompok

21 Konseling kelompok hanya membutuhkan asas kerahasiaan tanpa menerapkan asas-

asas yang lainnya karena masalah yang dibahas bersifat pribadi

22 Pendapat,usulan maupun tanggapan dari anggota kelompok harus bersifat sukarela

23 Janji rahasia harus diucapkan oleh seluruh anggota kelompok dan pemimpin

kelompok sebelum memulai konseling kelompok

24 Masalah yang dibahas dalam konseling kelompok boleh masalah yang sudah pernah

dialami oleh anggota kelompok

25 Hasil dari konseling kelompok tidak akan berarti jika klien tidak melakukan kegiatan

apapun untuk mencapai tujuannya

26 Kehadiran anggota kelompok secara sukarela termasuk salah satu aspek yang harus

dipenuhi dalam konseling kelompok

27 Janji rahasia tidak harus diucapkan oleh anggota kelompok karena seluruh anggota

kelompok pasti sudah bisa menjaga rahasia dari teman-temannya sendiri

28 Setiap anggota kelompok harus dapat menghargai pendapat anggota lainnya dalam

konseling kelompok

29 Siswa yang hadir dalam konseling kelompok boleh dipanggil atau dipilih oleh

konselor untuk mengikuti konseling kelompok

30 Asas kegiatan tidak perlu dilakukan oleh pemimpin kelompok, cukup anggotanya saja

31 Asas kerahasiaan memegang peranan penting dalam konseling kelompok

32 Anggota kelompok harus bisa terbuka dalam menyampaikan pendapat atau

Page 99: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

100

masalahnya demi kelancaran proses konseling kelompok

33 Cara menyampaikan pendapat ataupun usulan dalam konseling kelompok secara

bergantian dan mengangkat tangan terlebih dahulu sebelum diperkenankan oleh

pemimpin kelompok untuk berbicara

34 Masalah yang dibahas dalam konseling kelompok adalah masalah yang saat itu juga

sedang dihadapi oleh anggota kelompok

35 Anggota kelompok yang mengikuti konseling kelompok boleh hasil ajakan dari teman

di kelasnya untuk ikut menemani

36 Anggota kelompok boleh bersikap tertutup pada pemimpin kelompok karena

masalahnya terlalu pribadi untuk dikemukakan

37 Anggota kelompok boleh membahas masalah teman dekatnya yang tidak hadir dalam

konseling kelompok

38 Pemimpin kelompok boleh bersikap bebas sesuai kehendaknya dalam kelompok

39 Anggota kelompok boleh menangis sampai puas dan lega, karena itu salah satu bentuk

keterbukaannya dalam mengemukakan masalahnya

40 Pemilihan masalah dilihat dari mendesak atau tidaknya suatu masalah untuk

diselesaikan bersama pada saat itu juga

41 Anggota kelompok boleh saling menyalahkan dan memojokkan anggota yang lain

42 Pemimpin kelompok berperan penting dalam proses kegiatan konseling kelompok

43 Keterbukaan tidak hanya diperlukan dari anggota kelompok, tetapi pemimpin

kelompok juga perlu terbuka

44 Konseling kelompok tetap bisa berjalan normal dan lancar meskipun anggota

kelompok tidak sepenuhnya terbuka mengemukakan pendapatnya

45 Pemimpin kelompok adalah guru BK atau konselor yang sudah terlatih dalam

menyelenggarakan praktik konseling professional

46 Salah satu anggota kelompok boleh menjadi pemimpin kelompok yang ditunjuk oleh

konselor dengan beberapa pertimbangan

47 Seorang pemimpin kelompok harus memiliki wawasan yang luas dan tajam sehingga

mampu mengikuti pembahasan dalam kelompok

Page 100: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

101

48 Seorang pemimpin boleh tidak jujur dan tidak terbuka sepenuhnya dalam kelompok

untuk menunjukkan kesan yang baik bagi anggota kelompok

49 Jumlah anggota konseling kelompok yang efektif terdiri atas 6-8 orang

50 Pemimpin kelompok perlu melakukan penstrukturan konseling kelompok

51 Homogenitas/heterogenitas anggota kelompok tidak berpengaruh terhadap proses

konseling kelompok

52 Kelompok yang homogen lebih efektif dalam konseling kelompok

53 Pemimpin kelompok perlu menguasai teknik-teknik konseling dalam pelaksanaan

konseling kelompok

54 Peranan anggota kelompok tidak terlalu penting dalam konseling kelompok, karena

sudah ada pemimpin kelompok yang mengatur jalannya konseling kelompok

55 Kelompok yang heterogen lebih efektif dalam konseling kelompok

56 Mendengar, memahami dan merespon (3-M) merupakan salah satu aktifitas mandiri

anggota kelompok

57 Aktifitas mandiri anggota kelompok berarti bahwa setiap siswa diharapkan bersikap

individual meskipun sedang dalam format kelompok

58 Peran anggota kelompok bersifat dari, oleh, dan untuk anggota kelompok sendiri

59 Perbedaan yang paling pokok antara konseling kelompok dengan bimbingan

kelompok terletak pada jumlah anggota kelompok

60 Konseling kelompok boleh menggunakan kelompok yang sama dengan kelompok

yang digunakan untuk bimbingan kelompok

61 Layanan konseling kelompok dan bimbingan kelompok dapat diselenggarakan oleh

pemimpin kelompok yang sama

62 Konseling kelompok membahas masalah umum yang ada kaitannya dengan anggota

kelompok

63 Perbedaan pokok bimbingan kelompok dan konseling kelompok terletak pada materi

pembahasannya

64 Konseling kelompok membahas masalah umum yang menjadi perhatian anggota

kelompok

Page 101: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

102

65 Penggunaan kelompok yang sama dari konseling kelompok dan bimbingan kelompok

akan menimbulkan kebingungan bagi anggota kelompok

66 Perbedaan bimbingan dan konseling kelompok terletak pada perbedaan orientasinya

atau tujuannya

67 Konselor boleh membuat pengumuman di mading sekolah untuk mengajak siswa

mengikuti konseling kelompok

68 Guru BK harus mengenalkan konseling kelompok pada siswa di sekolah

69 Konseling kelompok tidak terlalu penting untuk diketahui oleh siswa di sekolah,

dengan layanan klasikal saja sudah cukup bagi siswa

70 Konselor boleh memanggil siswa-siswa terpilih untuk mengikuti konseling kelompok

71 Konselor bisa membagi siswa menjadi beberapa kelompok dalam satu kelas untuk

mengikuti konseling kelompok

72 Guru BK bisa membagi siswa dalam satu kelas berdasarkan nomer urutnya untuk

membentuk kelompok dalam mengikuti konseling kelompok

73 Konseling kelompok di sekolah tidak perlu rutin dilakukan, cukup dengan konseling

individual saja

74 Guru BK boleh memberikan sangsi pada siswa yang tidak mau mengikuti konseling

kelompok di sekolah

75 Pemimpin kelompok harus memimpin doa sebelum melaksanakan konseling

kelompok

76 Doa sebelum memulai konseling kelompok boleh dipimpin oleh salah satu anggota

kelompok

77 Penerimaan dari pemimpin kelompok yang baik akan membuat anggota kelompok

merasa senang dan dihargai

78 Setelah menerima anggota kelompok, pemimpin kelompok langsung memulai

konseling kelompok

79 Sebelum memulai konseling kelompok, pemimpin kelompok menjelaskan pengertian

dan tujuan diadakannya konseling kelompok

80 Cara pelaksanaan konseling kelompok harus dijelaskan secara sangat detail dan

Page 102: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

103

lengkap agar proses konseling kelompok berjalan lancer

81 Pemimpin kelompok tidak perlu menjelaskan pengertian dan tujuan konseling

kelompok karena anggota kelompok sudah bisa paham sendiri setelah nanti mengikuti

kegiatan kelompok

82 Pemimpin kelompok hanya perlu menjelaskan asas kerahasiaan karena kegiatan ini

bersifat lebih pribadi dan rahasia

83 Pemimpin kelompok dan anggota kelompok perlu membuat kesepakatan waktu dalam

konseling kelompok

84 Kesepakatan waktu yang ideal dalam konseling kelompok sekitar 45-60 menit

85 Dalam satu pertemuan konseling kelompok bisa membahas lebih dari 1 masalah siswa

86 Permainan tidak perlu dilakukan karena sesama anggota kelompok sudah saling

mengenal dan untuk mempersingkat waktu

87 Dinamika kelompok mampu ditumbuhkan melalui permainan dan perkenalan

kelompok

88 Tidak perlu melakukan perkenalan antar anggota kelompok dan pemimpin kelompok

karena sudah saling mengenal dalam satu sekolah

89 Untuk mempersingkat waktu agar lebih efisien, setelah pembukaan langsung pada

tahap kegitan

90 Pemimpin kelompok perlu memperhatikan kesiapan anggota kelompok sebelum

memulai kegiatan konseling kelompok

91 Penjelasan ulang tentang konseling kelompok perlu diberikan setelah permainan

92 Pemimpin kelompok tidak perlu menjelaskan batasan masalah dalam konseling

kelompok

93 Pemimpin kelompok boleh menanyakan pada anggota kelompok terkait kesiapannya

melanjutkan konseling kelompok

94 Penjelasan kegiatan konseling kelompok berperan penting demi kelancaran konseling

kelompok sampai akhir

95 Penjelasan ulang tentang konseling kelompok hanya membuang-buang waktu

96 Setelah permainan selesai, pemimpin kelompok langsung masuk pada tahap kegiatan

Page 103: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

104

meskipun kondisi anggota kelompok belum kondusif kembali

97 Pemimpin kelompok harus memberikan contoh masalah yang dapat dibahas dalam

konseling kelompok

98 Pemimpin kelompok langsung memilih salah satu siswa untuk mengemukakan

masalah pribadinya di dalam kelompok

99 Pemimpin kelompok membahas masalah bersama-sama dengan anggota kelompok

dengan komunikasi dua arah

100 Pemimpin kelompok boleh memberikan contoh masalah pribadi yang sedang

dialaminya

101 Anggota kelompok sudah mengerti apa yang akan dibahas dalam konseling kelompok,

sehingga tidak perlu diberikan contoh lagi

102 Pemimpin kelompok mempersilahkan anggota kelompok untuk mengemukakan topik

masalahnya secara bergantian

103 Masalah yang akan dibahas dalam kelompok merupakan hasil pilihan bersama dalam

kelompok

104 Kegiatan selingan tidak penting untuk dilakukan dalam konseling kelompok karena

akan memecah konsentrasi anggota kelompok

105 Salah satu anggota kelompok dapat memberikan contoh masalah pribadinya

106 Penyimpulan kegiatan dilakukan pada akhir kegiatan konseling kelompok

107 Sebelum kegiatan diakhiri, pemimpin kelompok melakukan penyimpulan kegiatan

108 Anggota kelompok meminta pada pemimpin kelompok untuk masalahnya saja yang

dibahas tanpa melihat masalah anggota kelompok yang lainnya

109 Salah satu bentuk kegiatan selingan dapat berupa permainan sederhana atau

merenggangkan otot-otot yang kaku untuk mencairkan suasana

110 Pemimpin kelompok harus menjelaskan pada anggota kelompok bahwa kegiatan akan

segera berakhir sesuai kesepakatan waktu bersama

111 Pemimpin kelompok langsung melakukan penilaian segera untuk mempersingkat

waktu

112 Penilaian segera mencakup tentang pemahaman, kenyamanan selama kegiatan, dan

Page 104: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

105

tindakan yang akan dilakukan selanjutnya

113 Setelah masalah yang dibahas selesai, maka kegiatan konseling kelompok juga

berakhir jadi tidak perlu melakukan kegiatan lanjutan

114 Anggota kelompok boleh menyampaikan pesan, kesan dan harapannya pada

pemimpin kelompok dan kegiatan konseling kelompok

115 Perlu dilakukan pembahasan kegiatan lanjutan untuk membahas masalah-masalah lain

yang belum sempat dibahas

116 Pemimpin kelompok tidak memberikan arahan kepada anggota kelompok saat mengisi

UCA tertulis

117 Pesan, kesan dan harapan dapat disampaikan melalui laiseg tertulis

118 Pemimpin kelompok harus menawarkan pertemuan lanjutan

119 Anggota kelompok tidak perlu menyampaikan pesan, kesan dan harapan secara lisan,

cukup mengisi laiseg tertulis saja

120 Setelah konseling kelompok selesai, maka pemimpin kelompok tidak perlu membahas

masalah dari anggota lain yang belum sempat dibahas dalam kesempatan tersebut

121 Pesan, kesan dan harapan hanya perlu disampaikan oleh klien yang masalahnya

dibahas

122 Evaluasi yang perlu dilakukan dalam konseling kelompok adalah evaluasi isi, dampak

dan proses

123 Evaluasi yang perlu dilakukan dalam konseling kelompok adalah evaluasi pemimpin

kelompok, anggota kelompok, dan masalah yang dibahas

124 Evaluasi tidak mempertanyakan pemahaman anggota kelompok terkait alternatif

pemecahan masalah yang telah dibahas bersama-sama

125 Laiseg secara tertulis merupakan salah satu bentuk evaluasi

126 Setelah kegiatan konseling kelompok selesai maka masalah siswa juga sudah selesai

sepenuhnya, dan tidak membutuhkan tindakan yang lainnya

127 Rencana tindak lanjut cukup diketahui oleh guru-guru BK saja

128 Pemimpin kelompok menetapkan jenis dan arah tindak lanjut melalui proses diskusi

Page 105: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

106

dengan pihak-pihak terkait

129 Rencana tindak lanjut perlu disampaikan pada kepala sekolah dan guru kelas

130 Semua bentuk tindak lanjut konseling kelompok dilakukan dengan konseling individu

131 Guru BK boleh mengundang orang tua siswa yang dibahas masalahnya untuk

berdiskusi

132 Pemimpin kelompok langsung melaksanakan tindak lanjut sendiri tanpa bantuan pihak

lain

133 Anggota kelompok yang dibahas masalahnya diajak berdiskusi untuk menetapkan

tindak lanjut

134 Laporan konseling kelompok boleh diarsipkan dalam bentuk softfile saja

135 Pemimpin kelompok tidak perlu menyusun laporan hasil konseling kelompok karena

dalam lingkup sekolah sendiri

136 Hasil laporan konseling kelompok perlu disampaikan pada kepala sekolah

137 Siswa terkait yang dibahas masalahnya juga perlu diberi laporan dari konseling

kelompok

138 Laporan konseling kelompok perlu didokumentasikan dalam bentuk hardfile oleh

pihak sekolah dan arsip guru BK

139 Guru BK tidak perlu membuat laporan konseling kelompok karena masih berada

dalam lingkup sekolahnya sendiri

140 Penyusunan laporan konseling kelompok harus sesuai prosedur secara sistematis dan

dilaporkan pada pihak-pihak terkait

141 Mendokumentasikan laporan layanan berarti memfoto proses konseling kelompok

Page 106: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

HASIL VALIDITAS DAN RELIABILITAS PEMAHAMAN KONSELING KELOMPOK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 R-1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 R-2 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1

3 R-3 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0

4 R-4 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1

5 R-5 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0

6 R-6 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1

7 R-7 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1

8 R-8 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1

9 R-9 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1

10 R-10 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

11 R-11 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0

12 R-12 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

13 R-13 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0

14 R-14 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1

15 R-15 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1

16 R-16 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0

17 R-17 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

18 R-18 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

19 R-19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

20 R-20 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

SX 11 9 16 14 15 16 15 13 13 16 12 13

SX2 11 9 16 14 15 16 15 13 13 16 12 9

SXY 957 970 1530 1135 1445 1508 1438 1330 1295 1510 1201 1213

rxy -0.029 0.638 0.554 -0.359 0.523 0.458 0.495 0.698 0.569 0.466 0.532 0.267

rtabel 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444

KriteriaTidak

ValidValid Valid

Tidak

ValidValid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Tidak

Valid

sb2 0.2605 0.2605 0.1684 0.2211 0.1974 0.1684 0.1974 0.2395 0.2395 0.1684 0.2526 0.2395

No KodeV

alid

itas

Rel

iabi

litas

BUTIR SOAL

107

LA

MP

IRA

N 5

Page 107: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1

1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0

1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1

1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0

0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0

1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0

1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1

0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1

1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0

1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1

0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0

1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1

1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1

1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1

16 15 12 12 8 14 14 9 15 15 10 13 9 11

16 15 11 13 6 11 10 9 16 15 11 13 6 11

1530 1460 1181 1190 693 1347 1181 839 1470 1426 876 1134 925 1105

0.554 0.584 0.460 0.492 -0.032 0.455 -0.182 0.174 0.625 0.446 -0.005 -0.025 0.478 0.494

0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444

Valid Valid Valid ValidTidak

ValidValid

Tidak

Valid

Tidak

ValidValid Valid

Tidak

Valid

Tidak

ValidValid Valid

0.1684 0.1974 0.2526 0.2526 0.2526 0.2211 0.2211 0.2605 0.1974 0.1974 0.2632 0.2395 0.2605 0.2605

BUTIR SOAL

108

Page 108: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0

0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0

0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0

0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0

1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0

1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0

0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1

1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1

0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1

1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1

0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1

1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0

1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0

0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

11 10 13 12 11 10 10 14 18 6 18 14 16 12

10 9 13 11 10 10 11 14 18 8 17 15 15 9

992 1028 1268 1179 1129 1063 1015 1371 1604 671 1659 1294 1530 1184

0.095 0.530 0.470 0.453 0.579 0.653 0.484 0.547 0.144 0.555 0.466 0.252 0.554 0.471

0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444

Tidak

ValidValid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Tidak

ValidValid Valid

Tidak

ValidValid Valid

0.2605 0.2632 0.2395 0.2526 0.2605 0.2632 0.2632 0.2211 0.0947 0.2211 0.0947 0.2211 0.1684 0.2526

BUTIR SOAL

109

Page 109: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54

1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1

1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1

0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0

0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1

1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1

1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1

0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0

1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0

1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0

1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1

1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0

1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

15 15 13 12 14 10 13 14 12 13 12 7 12 13

15 15 14 13 15 10 12 15 13 13 12 8 13 13

1497 1382 1287 1198 1361 1031 1309 1234 1187 1302 1212 633 1089 1299

0.735 0.267 0.540 0.521 0.509 0.540 0.621 0.021 0.481 0.595 0.571 0.069 0.129 0.584

0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444

ValidTidak

ValidValid Valid Valid Valid Valid

Tidak

ValidValid Valid Valid

Tidak

Valid

Tidak

ValidValid

0.1974 0.1974 0.2395 0.2526 0.2211 0.2632 0.2395 0.2211 0.2526 0.2395 0.2526 0.2395 0.2526 0.2395

BUTIR SOAL

110

Page 110: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0

1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1

1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1

1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0

1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1

0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1

1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0

1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0

1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1

1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

16 14 16 14 14 9 15 13 16 9 14 11 7 14

19 11 13 13 12 11 16 14 15 9 14 12 10 4

1296 1350 1525 1363 1406 917 1436 1332 1523 918 1370 1126 787 1361

-0.475 0.467 0.532 0.517 0.682 0.450 0.487 0.706 0.524 0.454 0.543 0.569 0.637 0.509

0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444

Tidak

ValidValid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

0.1684 0.2211 0.1684 0.2211 0.2211 0.2605 0.1974 0.2395 0.1684 0.2605 0.2211 0.2605 0.2395 0.2211

BUTIR SOAL

111

Page 111: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82

1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1

1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0

1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0

1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0

0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1

0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0

0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0

0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0

1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0

1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0

1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0

1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0

1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0

1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

16 8 14 8 7 14 11 10 13 9 18 17 13 8

13 8 13 18 15 12 14 13 10 16 11 9 16 14

1521 646 1371 841 770 1400 969 914 1273 975 1688 1586 1359 856

0.515 -0.201 0.547 0.499 0.575 0.659 0.013 0.128 0.488 0.655 0.636 0.465 0.805 0.553

0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444

ValidTidak

ValidValid Valid Valid Valid

Tidak

Valid

Tidak

ValidValid Valid Valid Valid Valid Valid

0.1684 0.2526 0.2211 0.2526 0.2395 0.2211 0.2605 0.2632 0.2395 0.2605 0.0947 0.1342 0.2395 0.2526

BUTIR SOAL

Page 112: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96

1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1

1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1

0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0

1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0

0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0

1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0

0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1

0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0

1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0

0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0

0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1

1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0

0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0

0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

11 10 4 10 14 13 13 17 12 13 15 13 13 7

13 13 9 10 11 10 9 10 12 11 13 12 11 11

1052 1036 398 1018 1350 1342 1319 1620 1231 1300 1442 1295 1267 709

0.307 0.558 0.207 0.495 0.467 0.743 0.658 0.632 0.639 0.588 0.511 0.569 0.466 0.350

0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444

Tidak

ValidValid

Tidak

ValidValid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Tidak

Valid

0.2605 0.2632 0.1684 0.2632 0.2211 0.2395 0.2395 0.1342 0.2526 0.2395 0.1974 0.2395 0.2395 0.2395

BUTIR SOAL

112

Page 113: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1

1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0

1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0

1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0

0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0

1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1

1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

17 9 10 10 14 11 11 14 11 6 13 16 18 14

11 13 18 5 18 12 14 11 15 14 13 13 13 6

1598 933 1027 1018 1391 1098 1124 1377 1048 469 1275 1565 1688 1349

0.524 0.507 0.526 0.495 0.624 0.470 0.562 0.570 0.293 -0.221 0.495 0.708 0.636 0.463

0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid ValidTidak

Valid

Tidak

ValidValid Valid Valid Valid

0.1342 0.2605 0.2632 0.2632 0.2211 0.2605 0.2605 0.2211 0.2605 0.2211 0.2395 0.1684 0.0947 0.2211

BUTIR SOAL

113

Page 114: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0

0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1

0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1

0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0

0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1

0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0

0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0

0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1

0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0

0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1

1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1

0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0

0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1

0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1

7 13 13 16 16 10 10 10 15 11 14 14 14 12

13 16 14 14 9 10 14 14 19 11 15 12 15 10

749 1280 1286 1523 1530 918 1006 1014 1441 1094 1429 1208 1402 1111

0.497 0.514 0.536 0.524 0.554 0.143 0.452 0.480 0.507 0.455 0.770 -0.079 0.666 0.208

0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444

Valid Valid Valid Valid ValidTidak

ValidValid Valid Valid Valid Valid

Tidak

ValidValid

Tidak

Valid

0.2395 0.2395 0.2395 0.1684 0.1684 0.2632 0.2632 0.2632 0.1974 0.2605 0.2211 0.2211 0.2211 0.2526

BUTIR SOAL

114

Page 115: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138

1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1

1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1

0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1

1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1

0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0

1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1

1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1

1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1

0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0

0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1

1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1

1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1

1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1

1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1

0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

13 10 9 9 17 11 9 7 16 13 15 11 17 18

16 12 15 9 14 12 10 4 14 7 15 14 15 16

1271 1021 932 947 1620 1014 922 733 1516 1276 1491 1114 1582 1661

0.481 0.505 0.503 0.556 0.632 0.172 0.468 0.438 0.493 0.499 0.710 0.526 0.445 0.478

0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444

Valid Valid Valid Valid ValidTidak

ValidValid

Tidak

ValidValid Valid Valid Valid Valid Valid

0.2395 0.2632 0.2605 0.2605 0.1342 0.2605 0.2605 0.2395 0.1684 0.2395 0.1974 0.2605 0.1342 0.0947

BUTIR SOAL

115

Page 116: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

139 140 141

1 1 1 123 15129

1 0 0 99 9801

1 1 0 94 8836

1 0 0 68 4624

0 1 1 30 900

1 0 0 59 3481

1 0 1 37 1369

0 0 0 70 4900

0 0 1 68 4624

1 0 0 103 10609

0 1 0 64 4096

1 1 1 68 4624

0 1 0 76 5776

1 0 1 108 11664

1 0 1 110 12100

1 0 0 91 8281

1 1 0 120 14400

1 0 1 119 14161

1 0 0 121 14641

1 1 1 127 16129

15 8 9 1755 170145

15 13 13

1447 702 790

0.531 0.000 0.001 k = 141

0.444 0.444 0.444 Ssb2 = 31.64

ValidTidak

Valid

Tidak

Validst

2 = 849.67

0.1974 0.2526 0.2605 r11 = 0.970

Y2Y

116

Page 117: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

117

Page 118: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

118

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

PEMAHAMAN KONSELING KELOMPOK

Variabel Sub

Variabel

Indikator Deskriptor Item

+ -

Mengerti

Pemahaman

konseling

kelompok

1. Memahami

konsep

dasar

konseling

kelompok

1.1 Mengerti

pengertian

konseling

kelompok

1.1.1 Paham konsep dari

konseling kelompok

1.1.2 Proses interaksi yang

ada dalam konseling

kelompok

1,2,

5,9

4,6

7,8

1.2 Mengerti

tujuan

konseling

kelompok

1.2.1 Tujuan umum

konseling kelompok

1.2.2 Tujuan khusus

konseling kelompok

11,14

10

13

12

1.3 Mengerti

asas-asas

konseling

kelompok

1.3.1 Asas kerahasiaan

1.3.2 Asas kekinian

22

25,29

15

27

1.3.3 Asas kesukarelaan 16,18 20

1.3.4 Asas keterbukaan 23,31 26,28

1.3.5 Asas kegiatan 17 21,32

1.3.6 Asas kenormatifan 24,19 30

1.4 Mengerti

komponen

konseling

kelompok

1.4.1 Karakteristik dan peran

pemimpin kelompok

33,35 34

1.4.2 Karakteristik dan peran

anggota kelompok

40,42 38,41

1.4.3 Besarnya jumlah

anggota kelompok

yang efektif

36,37 38

1.5 Mengerti

persamaan

dan

perbedaan

konseling

kelompok

dengan

bimbingan

kelompok

1.5.1 Persamaan konseling

kelompok dengan

bimbingan kelompok

44,45 46,49

1.5.2 Perbedaan bimbingan

kelompok dan

konseling kelompok

47,50 43,48

2. Memahami

prosedur

pelaksanaa

n konseling

kelompok

2.1 Mengerti

cara

perekrutan

anggota

konseling

kelompok

2.1.1 Sosialisasi konseling

kelompok kepada

siswa di sekolah

51,52 53,56

2.1.2 Teknik perekrutan

anggota kelompok

54,55 57

117

LAMPIRAN 6

Page 119: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

2.2 Mengerti

tahap

pembukaan

konseling

kelompok

2.2.1 Menerima anggota

kelompok lalu

memimpin doa

(rapport)

58 59

2.2.2 Menjelaskan

pengertian,tujuan,

cara, dan asas

pelaksanaan konseling

kelompok

60,61 62,63

2.2.3 Kesepakatan waktu,

perkenalan dan

permainan

64,

66

65,

67

2.3 Mengerti

tahap

peralihan

dalam

konseling

kelompok

2.3.1 Menjelaskan kembali

kegiatan konseling

kelompok

70, 73 68, 74

2.3.2 Melihat kesiapan

anggota kelompok dan

menjelaskan batasan

masalah

69, 72 71

2.4 Mengerti

tahap

kegiatan

konseling

kelompok

2.4.1 Memberikan contoh

masalah pribadi

75, 78 79

2.4.2 Mempersilahkan

anggota kelompok

mengemukakan topik

masalah pribadi

kemudian membahas

masalah terpilih

77, 80,

81

76, 84

2.4.3 Kegiatan selingan dan

penyimpulan kegiatan

83, 85 82

2.5 Mengerti

tahap

pengakhiran

konseling

kelompok

2.5.1 Menjelaskan kegiatan

akan diakhiri dan

penilaian segera (UCA)

86, 88 87

2.5.2 Pembahasan kegiatan

lanjutan

91, 93 89, 95

2.5.5 Mengemukakan pesan

dan harapan

90, 92 94, 96

2.6 Mengerti

proses

evaluasi dan

tindak lanjut

konseling

kelompok

2.6.1 Evaluasi isi, dampak,

dan proses

98 97

2.6.2 Menetapkan jenis dan

arah tindak lanjut

101,

104

99

2.6.3 Mengkomunikasikan

rencana tindak lanjut

kepada pihak terkait

102,

103

100

119

Page 120: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

2.7 Mengerti

proses

penyusunan

laporan

2.7.1 Menyusun laporan

konseling kelompok

dan menyampaikan

pada pihak terkait

107 106,

108

2.7.2 Mendokumentasikan

laporan layanan

109,

105

110

120

Page 121: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...
Page 122: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

122

ANGKET “PEMAHAMAN GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN

KONSELING KELOMPOK”

Identitas Peneliti

Nama : Desta Rizky Budiarti

NIM : 1301409047

Jurusan : Bimbingan dan Konseling

Semester : 9 (sembilan)

Informasi

Dalam rangka penyelesaian studi dan penulisan skripsi dengan judul “Survey

Pemahaman Konseling Kelompok pada Guru BK Lulusan UNNES dengan Lulusan Non-Unnes

di SMP Negeri se-Kota Semarang”. Saya mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu untuk

memberikan jawaban yang jujur sesuai dengan pemahaman Bapak/Ibu tentang konseling

kelompok. Melalui keterangan Bapak/Ibu dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

untuk membantu meningkatkan mutu bimbingan dan konseling di sekolah. Atas partisipasi,

bantuan dan kerjasamanya, saya sampaikan terimakasih.

Petunjuk

Di bawah ini ada sejumlah pernyataan yang berkaitan dengan konseling kelompok.

Bapak/Ibu diharapkan mengisi sesuai pemahamannya terhadap masing-masing pernyataan

tersebut dengan memberi tanda centang (V) di bawah kolom yang sesuai.

Jawaban ditulis pada lembar jawaban yang telah disediakan.

B : bila pernyataan tersebut dianggap benar oleh responden

S : bila pernyataan tersebut dianggap salah oleh responden

Contoh Pengisian

1. Konseling kelompok dipimpin oleh pemimpin kelompok yaitu guru BK

No B S

1 V

- Selamat Mengerjakan -

Lampiran 7

Page 123: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

122

No Pernyataan

1 Konseling kelompok bersifat pencegahan dan penyembuhan

2 Konseling kelompok terfokus pada kesadaran berpikir dan tingkah laku

3 Konseling kelompok secara langsung terfokus pada masalah pribadi yang dialami

masing-masing anggota kelompok

4 Orientasi konseling kelompok pada pengembangan wawasan, penghayatan, aspirasi

dan sikap terhadap topik yang dibahas

5 Konseling kelompok dapat dilakukan di ruangan terbuka, seperti taman, lapangan

sekolah, perpustakaan, dll

6 Konseling kelompok sama seperti kegiatan diskusi antara guru BK dengan siswa di

sekolah

7 Permainan kelompok kurang sesuai jika diterapkan dalam konseling kelompok

8 Konseling kelompok hanya boleh dilakukan di ruangan tertutup untuk menjaga

kerahasiaannya

9 Teknik-teknik yang digunakan oleh pemimpin kelompok dalam melakukan konseling

kelompok mengacu pada berkembangnya dinamika kelompok

10 Konseling kelompok bertujuan mengentaskan masalah klien dengan memanfaatkan

dinamika kelompok

11 Tujuan umum konseling kelompok sama dengan tujuan bimbingan kelompok yaitu

mengembangkan kemampuan komunikasi siswa

12 Pengembangan perasaan, pikiran, persepsi dan kemampuan bersosialisasi/komunikasi

bukan tujuan dari konseling kelompok

13 Konseling kelompok bukan bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat

masing-masing anggota kelompok

14 Konseling kelompok dapat membantu meringankan pikiran yang suntuk, buntu

ataupun beku melalui berbagai masukan dari anggota kelompok

15 Konseling kelompok hanya membutuhkan asas kerahasiaan tanpa menerapkan asas-

asas yang lainnya karena masalah yang dibahas bersifat pribadi

16 Pendapat,usulan maupun tanggapan dari anggota kelompok harus bersifat sukarela

17 Hasil dari konseling kelompok tidak akan berarti jika klien tidak melakukan kegiatan

Page 124: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

apapun untuk mencapai tujuannya

18 Kehadiran anggota kelompok secara sukarela termasuk salah satu aspek yang harus

dipenuhi dalam konseling kelompok

19 Setiap anggota kelompok harus dapat menghargai pendapat anggota lainnya dalam

konseling kelompok

20 Siswa yang hadir dalam konseling kelompok boleh dipanggil atau dipilih oleh

konselor untuk mengikuti konseling kelompok

21 Asas kegiatan tidak perlu dilakukan oleh pemimpin kelompok, cukup anggotanya saja

22 Asas kerahasiaan memegang peranan penting dalam konseling kelompok

23 Anggota kelompok harus bisa terbuka dalam menyampaikan pendapat atau

masalahnya demi kelancaran proses konseling kelompok

24 Cara menyampaikan pendapat ataupun usulan dalam konseling kelompok secara

bergantian dan mengangkat tangan terlebih dahulu sebelum diperkenankan oleh

pemimpin kelompok untuk berbicara

25 Masalah yang dibahas dalam konseling kelompok adalah masalah yang saat itu juga

sedang dihadapi oleh anggota kelompok

26 Anggota kelompok boleh bersikap tertutup pada pemimpin kelompok karena

masalahnya terlalu pribadi untuk dikemukakan

27 Anggota kelompok boleh membahas masalah teman dekatnya yang tidak hadir dalam

konseling kelompok

28 Anggota kelompok boleh menangis sampai puas dan lega, karena itu salah satu bentuk

keterbukaannya dalam mengemukakan masalahnya

29 Pemilihan masalah dilihat dari mendesak atau tidaknya suatu masalah untuk

diselesaikan bersama pada saat itu juga

30 Anggota kelompok boleh saling menyalahkan dan memojokkan anggota yang lain

31 Keterbukaan tidak hanya diperlukan dari anggota kelompok, tetapi pemimpin

kelompok juga perlu terbuka

32 Konseling kelompok tetap bisa berjalan normal dan lancar meskipun anggota

kelompok tidak sepenuhnya terbuka mengemukakan pendapatnya

123

Page 125: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

33 Pemimpin kelompok adalah guru BK atau konselor yang sudah terlatih dalam

menyelenggarakan praktik konseling profesional

34 Salah satu anggota kelompok boleh menjadi pemimpin kelompok yang ditunjuk oleh

konselor dengan beberapa pertimbangan

35 Seorang pemimpin kelompok harus memiliki wawasan yang luas dan tajam sehingga

mampu mengikuti pembahasan dalam kelompok

36 Jumlah anggota konseling kelompok yang efektif terdiri atas 6-8 orang

37 Pemimpin kelompok perlu melakukan penstrukturan konseling kelompok

38 Homogenitas/heterogenitas anggota kelompok tidak berpengaruh terhadap proses

konseling kelompok

39 Peranan anggota kelompok tidak terlalu penting dalam konseling kelompok, karena

sudah ada pemimpin kelompok yang mengatur jalannya konseling kelompok

40 Mendengar, memahami dan merespon (3-M) merupakan salah satu aktifitas mandiri

anggota kelompok

41 Aktifitas mandiri anggota kelompok berarti bahwa setiap siswa diharapkan bersikap

individual meskipun sedang dalam format kelompok

42 Peran anggota kelompok bersifat dari, oleh, dan untuk anggota kelompok sendiri

43 Perbedaan yang paling pokok antara konseling kelompok dengan bimbingan

kelompok terletak pada jumlah anggota kelompok

44 Konseling kelompok boleh menggunakan kelompok yang sama dengan kelompok

yang digunakan untuk bimbingan kelompok

45 Layanan konseling kelompok dan bimbingan kelompok dapat diselenggarakan oleh

pemimpin kelompok yang sama

46 Konseling kelompok membahas masalah umum yang ada kaitannya dengan anggota

kelompok

47 Perbedaan pokok bimbingan kelompok dan konseling kelompok terletak pada materi

pembahasannya

48 Konseling kelompok membahas masalah umum yang menjadi perhatian anggota

kelompok

124

Page 126: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

49 Penggunaan kelompok yang sama dari konseling kelompok dan bimbingan kelompok

akan menimbulkan kebingungan bagi anggota kelompok

50 Perbedaan bimbingan dan konseling kelompok terletak pada perbedaan orientasinya

atau tujuannya

51 Konselor boleh membuat pengumuman di mading sekolah untuk mengajak siswa

mengikuti konseling kelompok

52 Guru BK harus mengenalkan konseling kelompok pada siswa di sekolah

53 Konseling kelompok tidak terlalu penting untuk diketahui oleh siswa di sekolah,

dengan layanan klasikal saja sudah cukup bagi siswa

54 Konselor bisa membagi siswa menjadi beberapa kelompok dalam satu kelas untuk

mengikuti konseling kelompok

55 Guru BK bisa membagi siswa dalam satu kelas berdasarkan nomer urutnya untuk

membentuk kelompok dalam mengikuti konseling kelompok

56 Konseling kelompok di sekolah tidak perlu rutin dilakukan, cukup dengan konseling

individual saja

57 Guru BK boleh memberikan sangsi pada siswa yang tidak mau mengikuti konseling

kelompok di sekolah

58 Penerimaan dari pemimpin kelompok yang baik akan membuat anggota kelompok

merasa senang dan dihargai

59 Setelah menerima anggota kelompok, pemimpin kelompok langsung memulai

konseling kelompok

60 Sebelum memulai konseling kelompok, pemimpin kelompok menjelaskan pengertian

dan tujuan diadakannya konseling kelompok

61 Cara pelaksanaan konseling kelompok harus dijelaskan secara sangat detail dan

lengkap agar proses konseling kelompok berjalan lancar

62 Pemimpin kelompok tidak perlu menjelaskan pengertian dan tujuan konseling

kelompok karena anggota kelompok sudah bisa paham sendiri setelah nanti mengikuti

kegiatan kelompok

63 Pemimpin kelompok hanya perlu menjelaskan asas kerahasiaan karena kegiatan ini

125

Page 127: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

bersifat lebih pribadi dan rahasia

64 Kesepakatan waktu yang ideal dalam konseling kelompok sekitar 45-60 menit

65 Permainan tidak perlu dilakukan karena sesama anggota kelompok sudah saling

mengenal dan untuk mempersingkat waktu

66 Dinamika kelompok mampu ditumbuhkan melalui permainan dan perkenalan

kelompok

67 Tidak perlu melakukan perkenalan antar anggota kelompok dan pemimpin kelompok

karena sudah saling mengenal dalam satu sekolah

68 Untuk mempersingkat waktu agar lebih efisien, setelah pembukaan langsung pada

tahap kegitan

69 Pemimpin kelompok perlu memperhatikan kesiapan anggota kelompok sebelum

memulai kegiatan konseling kelompok

70 Penjelasan ulang tentang konseling kelompok perlu diberikan setelah permainan

71 Pemimpin kelompok tidak perlu menjelaskan batasan masalah dalam konseling

kelompok

72 Pemimpin kelompok boleh menanyakan pada anggota kelompok terkait kesiapannya

melanjutkan konseling kelompok

73 Penjelasan kegiatan konseling kelompok berperan penting demi kelancaran konseling

kelompok sampai akhir

74 Penjelasan ulang tentang konseling kelompok hanya membuang-buang waktu

75 Pemimpin kelompok harus memberikan contoh masalah yang dapat dibahas dalam

konseling kelompok

76 Pemimpin kelompok langsung memilih salah satu siswa untuk mengemukakan

masalah pribadinya di dalam kelompok

77 Pemimpin kelompok membahas masalah bersama-sama dengan anggota kelompok

dengan komunikasi dua arah

78 Pemimpin kelompok boleh memberikan contoh masalah pribadi yang sedang

dialaminya

79 Anggota kelompok sudah mengerti apa yang akan dibahas dalam konseling kelompok,

126

Page 128: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

sehingga tidak perlu diberikan contoh lagi

80 Pemimpin kelompok mempersilahkan anggota kelompok untuk mengemukakan topik

masalahnya secara bergantian

81 Masalah yang akan dibahas dalam kelompok merupakan hasil pilihan bersama dalam

kelompok

82 Kegiatan selingan tidak penting untuk dilakukan dalam konseling kelompok karena

akan memecah konsentrasi anggota kelompok

83 Sebelum kegiatan diakhiri, pemimpin kelompok melakukan penyimpulan kegiatan

84 Anggota kelompok meminta pada pemimpin kelompok untuk masalahnya saja yang

dibahas tanpa melihat masalah anggota kelompok yang lainnya

85 Salah satu bentuk kegiatan selingan dapat berupa permainan sederhana atau

merenggangkan otot-otot yang kaku untuk mencairkan suasana

86 Pemimpin kelompok harus menjelaskan pada anggota kelompok bahwa kegiatan akan

segera berakhir sesuai kesepakatan waktu bersama

87 Pemimpin kelompok langsung melakukan penilaian segera untuk mempersingkat

waktu

88 Penilaian segera mencakup tentang pemahaman, kenyamanan selama kegiatan, dan

tindakan yang akan dilakukan selanjutnya

89 Setelah masalah yang dibahas selesai, maka kegiatan konseling kelompok juga

berakhir jadi tidak perlu melakukan kegiatan lanjutan

90 Anggota kelompok boleh menyampaikan pesan, kesan dan harapannya pada

pemimpin kelompok dan kegiatan konseling kelompok

91 Perlu dilakukan pembahasan kegiatan lanjutan untuk membahas masalah-masalah lain

yang belum sempat dibahas

92 Pesan, kesan dan harapan dapat disampaikan melalui laiseg tertulis

93 Pemimpin kelompok harus menawarkan pertemuan lanjutan

94 Anggota kelompok tidak perlu menyampaikan pesan, kesan dan harapan secara lisan,

cukup mengisi laiseg tertulis saja

127

Page 129: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

95 Setelah konseling kelompok selesai, maka pemimpin kelompok tidak perlu membahas

masalah dari anggota lain yang belum sempat dibahas dalam kesempatan tersebut

96 Pesan, kesan dan harapan hanya perlu disampaikan oleh klien yang masalahnya

dibahas

97 Evaluasi yang perlu dilakukan dalam konseling kelompok adalah evaluasi pemimpin

kelompok, anggota kelompok, dan masalah yang dibahas

98 Laiseg secara tertulis merupakan salah satu bentuk evaluasi

99 Setelah kegiatan konseling kelompok selesai maka masalah siswa juga sudah selesai

sepenuhnya, dan tidak membutuhkan tindakan yang lainnya

100 Rencana tindak lanjut cukup diketahui oleh guru-guru BK saja

101 Pemimpin kelompok menetapkan jenis dan arah tindak lanjut melalui proses diskusi

dengan pihak-pihak terkait

102 Rencana tindak lanjut perlu disampaikan pada kepala sekolah dan guru kelas

103 Guru BK boleh mengundang orang tua siswa yang dibahas masalahnya untuk

berdiskusi

104 Anggota kelompok yang dibahas masalahnya diajak berdiskusi untuk menetapkan

tindak lanjut

105 Laporan konseling kelompok boleh diarsipkan dalam bentuk softfile saja

106 Pemimpin kelompok tidak perlu menyusun laporan hasil konseling kelompok karena

dalam lingkup sekolah sendiri

107 Hasil laporan konseling kelompok perlu disampaikan pada kepala sekolah

108 Siswa terkait yang dibahas masalahnya juga perlu diberi laporan dari konseling

kelompok

109 Laporan konseling kelompok perlu didokumentasikan dalam bentuk hardfile oleh

pihak sekolah dan arsip guru BK

110 Guru BK tidak perlu membuat laporan konseling kelompok karena masih berada

dalam lingkup sekolahnya sendiri

128

Page 130: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...
Page 131: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 R-1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 88.9% 1 1 1 0 1 4 80%

2 R-2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7 77.8% 1 1 1 0 1 4 80%

3 R-3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 88.9% 1 1 1 1 1 5 100%

4 R-4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 88.9% 1 1 1 1 1 5 100%

5 R-5 1 1 1 0 1 1 1 0 1 7 77.8% 1 1 1 0 1 4 80%

6 R-6 1 1 0 0 1 1 1 0 1 6 66.7% 1 1 1 0 1 4 80%

7 R-7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 88.9% 1 1 1 0 1 4 80%

8 R-8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% 1 1 1 0 1 4 80%

9 R-9 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 88.9% 1 1 1 1 1 5 100%

10 R-10 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 88.9% 1 0 1 1 1 4 80%

11 R-11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 88.9% 1 0 1 1 1 4 80%

12 R-12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100.0% 1 1 1 1 1 5 100%

13 R-13 1 1 0 0 1 1 1 1 0 6 66.7% 0 0 1 0 1 2 40%

14 R-14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100.0% 1 1 1 1 1 5 100%

15 R-15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100.0% 1 0 1 0 1 3 60%

16 R-16 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 77.8% 1 1 0 1 1 4 80%

16 16 14 6 14 16 14 14 15 125 86.8% 15 12 15 8 16 66 83%

KodeNo

DATA HASIL ANGKET PEMAHAMAN KONSELING KELOMPOK LULUSAN UNNES

Jumlah

Memahami pengertian konseling kelompok Memahami tujuan KKpy % y %

129

LA

MP

IRA

N 8

Page 132: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15 83.3%

0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16 88.9%

1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15 83.3%

1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15 83.3%

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 16 88.9%

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 15 83.3%

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 15 83.3%

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100.0%

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 15 83.3%

1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 15 83.3%

1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 14 77.8%

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 16 88.9%

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 16 88.9%

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 15 83.3%

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 88.9%

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 16 88.9%

14 16 14 16 16 9 11 16 16 15 11 16 15 9 14 16 14 10 248 86.1%

y %Memahami asas-asas konseling kelompok

130

Page 133: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 80% 1 1 1 1 0 1 1 1 7 87.5%

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% 1 1 1 1 1 1 0 1 7 87.5%

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% 1 1 1 0 1 1 0 1 6 75%

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100%

1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7 70% 1 1 1 1 1 1 0 1 7 87.5%

1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8 80% 1 1 1 1 1 1 0 1 7 87.5%

1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90% 1 1 1 1 1 1 0 1 7 87.5%

1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 80% 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100%

1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 80% 1 1 1 1 0 1 1 1 7 87.5%

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90% 1 1 1 1 1 1 0 1 7 87.5%

1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 80% 1 1 1 1 0 1 1 1 7 87.5%

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90% 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100.0%

0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 70% 1 1 1 1 0 1 1 0 6 75.0%

1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7 70% 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100.0%

1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 80% 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87.5%

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90% 1 0 1 1 1 1 1 1 7 87.5%

15 9 14 16 16 8 16 16 9 16 135 84.4% 16 15 16 15 12 15 10 15 114 89.1%

Memahami persamaan & perbedaan KKp dengan BKpy %

Memahami komponen KKpy %

131

Page 134: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67

1 1 1 0 1 0 1 5 71.4% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%

1 1 0 0 1 1 1 5 71.4% 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90%

1 0 1 1 0 1 1 5 71.4% 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90%

1 1 1 1 1 1 1 7 100.0% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%

1 1 1 0 0 1 1 5 71.4% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%

0 1 1 0 1 1 0 4 57.1% 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 80%

1 1 1 0 1 0 0 4 57.1% 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 80%

0 1 1 1 0 0 1 4 57.1% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%

1 1 1 0 1 1 1 6 85.7% 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 80%

0 1 1 1 0 1 1 5 71.4% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%

0 1 1 1 1 1 1 6 85.7% 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90%

1 1 1 0 0 1 1 5 71.4% 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90%

1 1 1 1 1 1 1 7 100.0% 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 80%

1 1 1 0 1 1 1 6 85.7% 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90%

1 0 1 0 0 1 1 4 57.1% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%

1 1 1 1 1 1 1 7 100.0% 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90%

12 14 15 7 10 13 14 85 75.9% 16 12 15 16 16 12 15 14 16 14 146 91%

Memahami tahap pembukaan konseling kelompoky %

Memahami cara perekrutan anggota KKpy %

132

Page 135: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85

1 1 1 1 1 1 1 7 100% 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 10 90.9%

1 1 1 1 1 1 1 7 100% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 100.0%

1 1 0 1 0 1 1 5 71% 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 9 81.8%

1 1 1 1 1 1 1 7 100% 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 8 72.7%

1 1 1 1 1 1 1 7 100% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 100%

1 1 1 1 0 1 1 6 86% 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 90.9%

1 1 1 1 1 1 1 7 100% 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10 90.9%

1 1 1 1 1 1 1 7 100% 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10 90.9%

1 0 1 1 0 1 1 5 71.4% 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 7 63.6%

0 0 1 1 1 1 1 5 71.4% 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 72.7%

0 0 1 1 1 1 1 5 71.4% 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 72.7%

1 0 0 1 1 1 1 5 71.4% 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 6 54.5%

1 1 1 1 1 1 1 7 100% 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81.8%

1 1 1 1 1 1 1 7 100% 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10 90.9%

1 1 1 0 1 1 1 6 85.7% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 100%

1 0 0 1 1 1 1 5 71.4% 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 9 81.8%

14 11 13 15 13 16 16 98 87.5% 12 14 12 10 12 14 14 13 14 16 16 147 83.5%

Memahami tahap peralihan konseling kelompok% y %y

Memahami tahap kegiatan konseling kelompok

133

Page 136: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104

1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 9 81.8% 1 1 1 0 1 1 1 1 7 87.5%

1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 9 81.8% 0 1 1 0 1 0 1 1 5 62.5%

1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 90.9% 1 1 1 0 1 1 0 1 6 75.0%

0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 72.7% 1 1 0 1 0 0 1 1 5 62.5%

1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 7 63.6% 0 1 1 1 1 1 1 1 7 87.5%

1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 81.8% 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100.0%

1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81.8% 0 1 0 0 0 1 1 1 4 50.0%

0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 5 45.5% 1 1 1 1 0 0 1 1 6 75.0%

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 9 81.8% 0 1 1 1 1 1 1 1 7 87.5%

1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 8 72.7% 1 1 1 0 1 1 1 1 7 87.5%

0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 5 45.5% 1 1 1 1 0 1 1 1 7 87.5%

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 90.9% 0 1 1 1 1 1 1 1 7 87.5%

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9 81.8% 1 1 1 0 0 1 1 0 5 62.5%

1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81.8% 0 1 1 1 1 0 1 1 6 75.0%

0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81.8% 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100.0%

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 90.9% 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87.5%

12 10 14 10 15 13 13 14 12 9 13 135 76.7% 10 16 14 10 11 11 15 15 102 79.7%

Memahami tahap pengakhiran konseling kelompok Memahami proses evaluasi dan tindak lanjut KKpy % y %

134

Page 137: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

105 106 107 108 109 110

1 1 1 1 1 1 6 100% 96 9216 87.27% Sangat Tinggi

1 1 1 1 1 1 6 100% 96 9216 87.27% Sangat Tinggi

1 1 1 0 1 1 5 83.3% 93 8649 84.55% Sangat Tinggi

0 1 1 0 1 1 4 66.7% 95 9025 86.36% Sangat Tinggi

1 1 0 1 1 1 5 83% 93 8649 84.55% Sangat Tinggi

1 1 1 1 1 1 6 100% 91 8281 82.73% Tinggi

1 0 1 1 0 1 4 66.7% 89 7921 80.91% Tinggi

1 1 1 1 1 1 6 100.0% 95 9025 86.36% Sangat Tinggi

0 1 1 1 1 1 5 83.3% 90 8100 81.82% Tinggi

1 0 0 0 1 1 3 50.0% 89 7921 80.91% Tinggi

0 1 1 1 0 1 4 66.7% 85 7225 77.27% Tinggi

1 1 1 1 1 1 6 100% 95 9025 86.36% Sangat Tinggi

0 1 1 1 1 1 5 83.3% 87 7569 79.09% Tinggi

1 1 1 1 0 1 5 83.3% 96 9216 87.27% Sangat Tinggi

1 1 1 1 1 1 6 100.0% 97 9409 88.18% Sangat Tinggi

1 1 1 1 1 1 6 100% 96 9216 87.27% Sangat Tinggi

12 14 14 13 13 16 82 85.4% 1483 137663 84.26% Sangat Tinggi

Kriteriay % %X2JUMLAHMemahami proses penyusunan laporan

135

Page 138: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 R-1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% 1 1 1 0 1 4 80%

2 R-2 0 1 1 0 1 1 1 1 1 7 77.8% 1 0 1 1 1 4 80%

3 R-3 1 0 1 0 1 0 1 1 1 6 66.7% 0 1 1 0 1 3 60%

4 R-4 0 1 1 0 1 0 1 0 1 5 55.6% 1 1 1 1 1 5 100%

5 R-5 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7 77.8% 0 1 1 0 1 3 60%

6 R-6 0 1 1 0 1 1 1 1 1 7 77.8% 1 1 0 0 1 3 60%

7 R-7 1 0 1 0 0 0 1 0 1 4 44.4% 0 1 1 1 1 4 80%

8 R-8 1 1 1 1 0 0 0 0 1 5 55.6% 1 1 0 0 1 3 60%

9 R-9 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 89% 1 1 1 0 1 4 80%

10 R-10 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7 78% 0 1 1 0 1 3 60%

11 R-11 1 1 0 1 1 1 0 1 1 7 78% 1 1 0 0 1 3 60%

12 R-12 0 0 1 0 1 1 1 1 0 5 55.6% 0 0 1 1 1 3 60%

13 R-13 1 0 1 0 0 1 1 0 1 5 55.6% 1 1 1 0 1 4 80%

14 R-14 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7 77.8% 1 0 1 0 1 3 60%

15 R-15 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6 66.7% 0 1 1 0 1 3 60%

16 R-16 1 1 1 0 0 0 1 0 1 5 55.6% 1 1 0 0 1 3 60%

17 R-17 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 88.9% 1 1 1 0 1 4 80%

18 R-18 0 0 0 0 1 1 1 1 1 5 55.6% 0 1 1 0 1 3 60%

19 R-19 0 1 1 0 1 1 1 1 1 7 77.8% 1 0 1 1 1 4 80%

20 R-20 1 0 1 1 0 1 1 0 1 6 66.7% 1 0 1 0 1 3 60%

21 R-21 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 77.8% 1 1 0 1 1 4 80%

22 R-22 0 1 1 0 1 1 1 1 1 7 77.8% 0 0 1 1 1 3 60%

23 R-23 0 1 1 0 1 0 1 0 1 5 55.6% 0 1 1 1 1 4 80%

15 16 19 7 17 15 20 16 20 145 70.0% 14 17 18 8 23 80 69.57%

DATA HASIL ANGKET PEMAHAMAN KONSELING KELOMPOK LULUSAN NON-UNNES

Jumlah

Memahami pengertian konseling kelompoky %

Memahami tujuan KKpy %No Kode

136

L

AM

PIR

AN

9

Page 139: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 15 83.3%

1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 12 66.7%

1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 13 72.2%

0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 12 66.7%

1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 12 66.7%

1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 15 83.3%

1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 61.1%

0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 10 55.6%

1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 13 72.2%

1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 10 55.6%

1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 14 77.8%

0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 11 61.1%

1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 12 66.7%

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 15 83.3%

1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 61.1%

1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 14 77.8%

1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 10 55.6%

1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 9 50.0%

1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 12 66.7%

1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 12 66.7%

0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 72.2%

1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 10 55.6%

0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 11 61.1%

18 15 15 17 18 11 13 12 17 12 16 17 17 10 19 17 16 17 277 66.9%

Memahami asas-asas konseling kelompoky %

137

Page 140: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 80% 1 0 1 1 0 1 1 0 5 63%

0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 3 30% 0 1 0 0 1 1 0 1 4 50%

1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 80% 1 0 1 1 0 1 1 1 6 75%

0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 3 30% 1 1 1 0 1 0 1 0 5 63%

1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 5 50% 0 1 0 1 1 1 1 1 6 75.0%

1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 7 70% 1 0 0 1 0 0 0 0 2 25.0%

0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 4 40% 0 0 1 0 1 1 1 1 5 62.5%

1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 6 60% 1 1 0 1 0 1 0 0 4 50%

1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 4 40% 0 0 0 0 1 1 1 1 4 50%

1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 7 70% 1 1 1 0 1 1 0 1 6 75%

0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 4 40% 0 1 0 1 1 1 1 0 5 63%

0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 3 30% 1 0 1 1 0 0 0 0 3 38%

0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 5 50% 1 1 0 0 1 1 1 1 6 75%

1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3 30% 0 1 1 1 0 0 1 1 5 62.5%

0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 4 40% 0 0 0 0 1 1 0 0 2 25%

1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 6 60% 1 1 1 1 0 1 0 1 6 75.0%

1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 5 50% 1 0 1 0 1 1 1 1 6 75.0%

0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 6 60% 1 1 1 1 1 1 1 0 7 88%

1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 5 50% 1 0 0 1 0 0 1 1 4 50%

1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 5 50% 0 0 1 0 0 1 0 1 3 38%

0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 6 60% 1 1 1 0 1 1 1 0 6 75.0%

1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 3 30% 1 0 0 0 0 0 1 1 3 38%

1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 6 60% 0 1 1 0 1 0 1 0 4 50.0%

14 8 11 12 15 5 16 13 8 14 116 50.4% 14 12 13 11 13 16 15 13 107 58.2%

Memahami komponen KKpy % %

Memahami persamaan & perbedaan KKp dengan BKpy

138

Page 141: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67

1 1 1 1 1 1 1 7 100% 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 6 60%

0 1 0 0 0 0 1 2 28.6% 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80%

1 0 1 1 1 1 1 6 86% 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 6 60%

1 1 1 1 1 1 0 6 86% 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 6 60%

1 1 0 1 0 1 1 5 71.4% 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 7 70%

1 0 1 1 1 1 1 6 86% 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 7 70%

1 1 1 1 0 1 1 6 85.7% 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 5 50%

1 0 0 0 0 0 0 1 14.3% 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80%

0 1 0 0 0 1 1 3 42.9% 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 7 70%

0 1 1 1 0 0 1 4 57.1% 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 4 40%

0 1 1 1 0 0 0 3 42.9% 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 5 50%

0 0 0 0 0 1 1 2 28.6% 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 7 70%

1 1 1 1 0 0 0 4 57.1% 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 80%

1 0 1 0 0 1 1 4 57.1% 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90%

1 1 1 0 0 1 1 5 71.4% 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 3 30%

1 1 0 0 0 0 0 2 28.6% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90%

1 1 0 1 1 1 1 6 86% 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 4 40%

1 0 1 1 1 0 1 5 71% 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 5 50%

0 1 0 0 0 1 0 2 28.6% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%

1 0 1 0 1 0 1 4 57.1% 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 4 40%

0 0 0 0 0 1 1 2 28.6% 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7 70%

0 1 1 0 0 0 0 2 28.6% 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80%

1 1 1 1 0 1 1 6 85.7% 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 4 40%

15 15 14 12 7 14 16 93 57.76% 15 15 15 16 13 13 13 17 14 16 147 63.91%

y %Memahami cara perekrutan anggota KKp

%Memahami tahap pembukaan konseling kelompok

y

139

Page 142: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85

1 0 1 1 0 1 1 5 71% 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 90.9%

1 1 1 0 0 1 1 5 71% 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 81.8%

1 0 0 0 1 1 0 3 42.9% 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 4 36.4%

0 1 1 0 0 1 0 3 42.9% 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 5 45.5%

1 1 1 1 1 1 1 7 100% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 91%

0 1 1 1 1 1 1 6 86% 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 6 54.5%

1 0 1 1 0 0 0 3 43% 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 8 72.7%

1 1 1 1 1 1 1 7 100% 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 7 63.6%

0 1 0 1 1 1 0 4 57% 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 9 82%

1 1 1 0 0 1 1 5 71% 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 8 73%

1 0 1 1 1 0 1 5 71% 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 6 55%

0 1 0 0 1 1 1 4 57.1% 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 5 45.5%

1 1 1 1 1 0 0 5 71% 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 6 55%

0 0 1 0 1 1 1 4 57.1% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 100%

1 1 0 1 1 1 0 5 71% 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 6 54.5%

1 1 1 0 1 1 1 6 86% 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 6 54.5%

1 0 0 1 0 1 1 4 57% 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 63.6%

1 1 1 0 1 0 0 4 57% 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 4 36.4%

0 1 1 0 1 1 1 5 71.4% 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 63.6%

1 1 0 1 0 1 0 4 57% 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 9 81.8%

0 1 1 1 0 1 1 5 71.4% 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 5 45.5%

0 0 0 0 1 1 1 3 42.9% 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 7 63.6%

1 1 0 1 1 0 1 5 71% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 90.9%

15 16 15 13 15 18 15 107 66.46% 12 15 17 12 17 14 16 14 16 15 17 165 65.22%

y %Memahami tahap peralihan KKp

%Memahami tahap kegiatan konseling kelompok

y

140

Page 143: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104

0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8 72.7% 0 1 0 1 0 0 0 0 2 25%

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9 81.8% 1 1 1 1 1 1 0 1 7 87.5%

1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 6 54.5% 0 1 0 0 1 1 1 1 5 62.5%

1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 6 54.5% 0 0 1 1 1 1 1 1 6 75%

0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81.8% 1 1 1 0 1 0 1 0 5 63%

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 9 81.8% 0 0 1 1 1 1 0 1 5 63%

1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 7 63.6% 1 1 0 1 1 0 1 1 6 75.0%

0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 72.7% 0 1 1 0 1 0 1 1 5 62.5%

1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 7 63.6% 1 1 1 1 1 0 0 1 6 75.0%

1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 7 63.6% 1 1 0 1 1 0 1 1 6 75.0%

1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 6 54.5% 1 1 1 1 1 0 1 0 6 75.0%

1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 8 72.7% 0 1 0 1 1 1 1 1 6 75.0%

1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 7 64% 1 1 0 0 1 0 0 1 4 50.0%

0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 72.7% 0 1 1 1 1 1 1 0 6 75.0%

1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 72.7% 0 1 1 0 0 0 1 1 4 50.0%

1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 7 63.6% 1 1 1 1 0 0 0 1 5 62.5%

1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 7 63.6% 0 1 1 0 1 1 1 1 6 75.0%

0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7 63.6% 1 0 1 1 1 1 1 0 6 75%

1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 8 72.7% 0 0 1 1 1 1 1 1 6 75.0%

1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 72.7% 1 1 0 0 1 0 0 1 4 50.0%

0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 5 45.5% 0 0 1 1 1 1 1 0 5 62.5%

1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 8 72.7% 0 1 1 1 1 1 1 1 7 87.5%

1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 81.8% 1 1 1 1 1 0 0 1 6 75.0%

17 15 16 17 15 16 16 18 13 11 18 172 68.0% 11 18 16 16 20 11 15 17 124 67.4%

y %Memahami tahap pengakhiran konseling kelompok

%Memahami proses evaluasi dan tindak lanjut KKp

y

141

Page 144: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

105 106 107 108 109 110

1 1 1 1 0 1 5 83.3% 84 7056 76.4% Tinggi

0 1 0 0 0 0 1 16.7% 71 5041 64.5% Tinggi

1 1 1 0 1 1 5 83.3% 71 5041 64.5% Tinggi

0 1 0 0 1 0 2 33% 64 4096 58.2% Sedang

1 1 1 1 0 1 5 83% 81 6561 73.6% Tinggi

0 1 0 0 1 0 2 33% 75 5625 68.2% Tinggi

1 1 1 0 0 1 4 66.7% 67 4489 60.9% Sedang

1 1 0 1 0 1 4 67% 68 4624 61.8% Sedang

0 1 0 1 1 1 4 66.7% 73 5329 66.4% Tinggi

0 1 1 1 0 1 4 66.7% 71 5041 64.5% Tinggi

0 1 0 1 1 0 3 50.0% 67 4489 60.9% Sedang

0 1 1 0 1 1 4 66.7% 61 3721 55.5% Sedang

0 0 1 0 1 0 2 33% 68 4624 61.8% Sedang

1 1 1 0 0 1 4 66.7% 79 6241 71.8% Tinggi

1 0 0 0 0 1 2 33.3% 59 3481 53.6% Sedang

1 1 1 1 0 1 5 83.3% 74 5476 67.3% Tinggi

1 1 1 0 1 0 4 67% 71 5041 64.5% Tinggi

0 0 1 1 1 1 4 66.7% 65 4225 59.1% Sedang

0 1 0 0 1 1 3 50.0% 73 5329 66.4% Tinggi

0 1 1 1 1 0 4 67% 66 4356 60.0% Sedang

0 0 1 1 1 1 4 66.7% 69 4761 62.7% Tinggi

0 1 1 1 1 0 4 66.7% 65 4225 59.1% Sedang

0 1 1 0 1 1 4 66.7% 74 5476 67.3% Tinggi

9 19 15 11 14 15 83 60% 1616 114348 63.9% Sedang

% KRITERIAy %Memahami proses penyusunan laporan

JUMLAH X2

142

Page 145: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

143

UJI PERBEDAAN RATA-RATA DATA HASIL PEMAHAMAN KONSELING

KELOMPOK LULUSAN UNNES DAN NON-UNNES

Hipotesis

Ho : <

Ha : >

Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus :

Mx - My

t =

Dimana,

Mx = = = 92,69 My = = = 70,26

= - = -

= 137663 - = 114348 -

= 137663 – 137455,5 = 114348 – 113541,5

= 207,5 = 806,5

92,69 - 70,26

t =

Lampiran 10

Page 146: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

144

=

= = = 18,928

Pada α = 5% dengan dk = 16 + 23 – 2 = 37 diperoleh t(tabel) = 2,042

Daerah

Penerimaan Ho -2,04 2,04 18,92

Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman

konseling kelompok pada guru BK lulusan Unnes lebih baik daripada guru BK lulusan non-

Unnes.

Page 147: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

DOKUMENTASI PENELITIAN

Lampiran 11

145

Page 148: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

146

Page 149: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

SURAT IJIN PENELITIAN

Lampiran 12 147

Page 150: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

148

Page 151: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

149

Page 152: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

150

Page 153: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

151

Page 154: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

152

Page 155: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

153

Page 156: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

154

Page 157: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

155

Page 158: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

156

Page 159: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

157

Page 160: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

158

Page 161: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

159

Page 162: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

200

Page 163: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

201

Page 164: PERBEDAAN PEMAHAMAN GURU BK TENTANG KONSELING ...

202