PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA … fileKesimpulan dari penelitian ini terdapat perbedaan...
-
Upload
phungxuyen -
Category
Documents
-
view
237 -
download
0
Transcript of PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA … fileKesimpulan dari penelitian ini terdapat perbedaan...
i
PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA PENGGUNAAN KB IUD DAN KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM)
DI KLINIK PRATAMA AN-NUUR BATURAN COLOMADU KARANGANYAR
DiajukanOleh :
Moh.IlhamAkba
Disusun sebagai salah satu syarat menyelsaikan Program Studi Strata 1
pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
oleh :
MOH. ILHAM AKBAR J500130018
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
PERBE
1. Dr(K
2. Dr(A
3. Dr(A
EDAAN KEKB IUD
DI KL
Te
r. Ratih PramKetua Dewanr. N. Juni Tr
Anggota I Der. Anika Can
Anggota II D
HALA
EJADIAN D DAN KB LINIK PRA
COLOM
MO
elah dipertah
Fakul
Universita
Pada H
dan dinyata
muningtyasn Penguji) riastuti, M.Mewan Pengundrasari, M
Dewan Peng
DR. D
ii
AMAN PEN
DYSMENOSUNTIK 1
ATAMA AMADU KAR
OLEH
OH. ILHAM
J500130
hankan dide
ltas Kedokt
as Muhamm
Hari Kamis 2
akan Telah
Dewan Pe
, Sp.KK.
Med.Ed.uji)
M.Kes guji)
Dekan
Dr. E.M. Sut
NIK:9
NGESAHA
ORRHEA P1 BULAN (
AN-NUUR RANGANY
H:
M AKBAR
0018
epan Dewan
teran Umum
madiyahSura
23 Maret 20
memenuhi
enguji
n
trisna, M.ke
19
AN
PADA PEN(CYCLOFEBATURAN
YAR
n Penguji
m
akarta
017
Syarat
(……
(……
(……
es.
NGGUNAAEM) N
……………
……………
……………
AN
……)
……)
……)
1
PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA PENGGUNAAN KB IUD DAN KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM)
DI KLINIK PRATAMA AN-NUUR BATURAN COLOMADU KARANGANYAR
Moh. Ilham Akbar, Anika Candrasari Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstrak
Dysmenorrhea merupakan nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi, beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya dysmenorrhea adalah penggunaan kontrasepsi. Tujuan penelitian ini untukmenganalisis adanya perbedaan kejadian dysmenorrhea pada penggunaan kontrasepsi IUD dan kontrasepsi suntik 1 bulan (cyclofem) di Kilinik Prtama An-Nuur Baturan Colomadu Karanganyar.Jenis Penelitian ini adalah Observasional Analitik melalui pendekatakan Cross Sectional dengan teknik sampling menggunakan Purposive Sampling. Alat ukur yang digunakan adala kuesioner “Dysmenorrhea”.Uji statistik dengan perhitungan Chi Square menggunakan SPSS 23.0 for Windows. Hasil dari penelitian initerdapat perbedaan kejadian dysmenorrhea pada penggunaan kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) sebanyak 29 orang (82,9) mengalami dysmenorrhea dan kontrasepsi suntik 1 bulan (Cyclofem) sebanyak 15 orang (42,9%) mengalami dysmenorrhea dengan nilai p 0,001. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat perbedaan bermakna antara kejadian dysmenorrhea pada penggunaan kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) dan kontrasepsi Suntik 1 bulan (Cyclofem). Kata Kunci: IUD (Intra Uterine Divice), Cyclofem, Dysmenorrhea
Abstract Dysmenorrhea is defined as the occurrence of abdominal cramps due to uterine contractions during menstruation. One of factors influencing its occurrence is the use of contraception. The purpose of this study to analyze whether there is a difference between the occurrence of dysmenorrhea due to the use of IUD (Intra Uterine Device)and that due to the use of monthly injectable contraceptive (cyclofem) at Klinik (Clinic) Pratama An-Nuur in Baturan subdistrict of Colomadu district of Karanganyar regency. The present study belongs to Observational Analytical study using cross-sectional study design and Purposive Sampling Technique. The instrument includes dysmenorrhea questionnaires. A chi-square test was performed using SPSS 23.0 for Windows. This study result there is a difference between the occurrence of dysmenorrhea due to the use of IUD (Intra Uterine Device)and that due to the use of monthly injectable contraceptive (cyclofem). The number of women experiencing dysmenorrhea due to the use of the former contraceptive is 29 (82.9%), while the number of those experiencing dysmenorrhea due to the use of the latter is 15 (42.9%) with p-value of 0.001. Conclusion of this study there is a significant difference between the occurrence of dysmenorrhea due to the use of IUD (Intra Uterine Device)and that due to the use of monthly injectable contraceptive (cyclofem). Keywords : IUD (Intra Uterine Device), Cyclofem, Dysmenorrhea
2
1. PENDAHULUAN
Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar
bagi Negara-negara di dunia khususnya negara berkembang. Menurut data
WHO didapatkan bahwa di seluruh dunia terjadi 1 juta kelahiran baru per
hari, dimana 50% diantaranya tidak direncanakan dan 25% tidak diharapkan
(Wiknjosastro, 2011). Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty mengatakan “Jumlah
penduduk Indonesia semakin meningkat sehingga laju pertumbuhan
penduduk saat ini 1,49 persen dan harus diturunkan paling tidak 1,1 persen”
(BKKBN, 2015).
Pemerintah di Indonesia sudah mengantisipasi laju pertumbuhan
penduduk yang cepat ini dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan
mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai pada tahun
1970. Program KB tidak hanya bertujuan untuk mengendalikan laju
pertumbuhan penduduk, melainkan juga untuk meningkatkan kualitas
keluarga maupun individu–individu di dalamnya sehingga dapat tercipta
keluarga yang memiliki jumlah anak ideal, sehat, sejahtera, berpendidikan,
berketahanan, serta terpenuhinya hak– hak reproduksinya (Saefuddin dkk,
2006). Program KB memiliki banyak pilihan metode alat kontrasepsi antara
lain : metode sederhana, metode mantap, metode modern (Wiknjosastro
2006).
Salah satu alat kontrasepsi yang digunakan yaitu IUD cakupan
peserta KB IUD di Indonesia sebanyak 3.896.081 (11,07%) (Depkes RI,
2014) dan di Jawa Tengah sebanyak 7.285 peserta(8,90%) (BKKBN,
2012). IUD merupakan suatu alternatif pilihan bagi klien yang ingin
menunda kehamilan dengan jarak lebih dari 2 tahun, keunggulan dari IUD
dapat diterima masyarakat dengan baik(Manuaba, 2008). Disamping
keunggulan tersebut, IUD memiliki efek samping umum yang mungkin
terjadi akibat pemasangan IUDyaitusaat haid lebih sakit atau nyeri
(dysmenorhea) yang disebabkan letak AKDR yang salah atau AKDR tidak
sesuai dengan rongga rahim (ukuran AKDR yang terlalu besar) dan
3
disebakan oleh kandungan ADKR (Cu dan progesterone) itu sendiri yang
merangsang terjadinya nyeri saat menstruasi (Marmi, 2016)
Kontrasepsi lain yang paling banyak digunakan adalah KB Suntik,
cakupan peserta KB suntik sebanyak 16.734.917 (47,54%) (Depkes RI,
2014) dan di Jawa tengah sebanyak 7.285 peserta(8,90%) (BKKBN,
2012). Kontrasepsi hormonal jenis suntikan di Indonesia semakin banyak
dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis,
harganya relatif murah, dan aman. Jenis suntikan kombinasi adalah 25
mg MDPA dan 5 mg Estradiol Siponat yang diberikan secara I.M sebulan
sekali (cyclofem) dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol
Valerat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali (Marmi, 2016).
Terdapat Kandungan hormon estrogen dan progesteron yang lebih besar
pada KB suntik 1 bulan (Cyclofem) tersebut dapat mengurangi
pembentukan prostaglandin. Pembentukan prostaglandin yang berkurang
menyebabkan kontraksi uterus akan menurun, yang selanjutnya akan
mengurangi beratnya dysmenorhea (Noor, 2010)
Dysmenorhea adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan
terjadi selama menstruasi (Saryono, 2009). Angka kejadian dysmenorrhea
primer di Indonesia adalah sekitar 54,89%, sedangkan sisanya adalah
penderita dengan tipe sekunder ( Proverawati, 2010). Dysmenorhea akibat
KB IUD disebabkan letak AKDR yang salah atau AKDR tidak sesuai
dengan rongga rahim (ukuran AKDR yang terlalu besar) dan disebakan
oleh kandungan ADKR (Cu dan progesterone) itu sendiri yang
merangsang terjadinya nyeri saat menstruasi (Marmi, 2016). Sedangkan
KB suntik 1 bulan dapat menurunkan kejadian dysminorrhea karena
kandungan progesterone yang besar yang dapat menurunkan
prostaglandin.
2. METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan penelitianObservasional
Analitik dengan desain Cross Sectional yaitu penelitian yang tidak
4
mempunyai dimensi waktu, peneliti mencari hubungan antar variabel
bebas (faktor risiko) dengan variabel tergantung (efek) dengan melakukan
pengukuran secara bersamaan (Sastroasmoro dan Sofyan, 2011).Ruang
lingkup dari penelitian ini mencakup bidang Kebidanan dan Ilmu
Kandungan. Tempat Penelitian KlinikPratama An-
NuurBaturanColomaduKaranganyar. Populasi Penelitianadalah wanita
yang menggunakan KB IUDdan KB suntik 1 bulan(Cyclofem).Teknik
pengambialn sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive samplingyaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan
pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri,
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya(Notoadmodjo, 2012).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian perbedaan kejadian dysmenorrhea dengan penggunaan
KB IUD dan KB suntik 1 bulan (Cyclofem) ini dilakukan di Klinik
Pratama An Nuur Colomadu Kabupaten Karanganyar pada bulan
November sampai Desember 2016. Sampel dalam penelitian ini adalah
wanita yang menggunakan kontrasepsi suntik kontrasepsi IUD atau suntik
1 bulan (Cyclofem) yang diperiksa di Klinik Pratama An Nuur Colomadu
Kabupaten Karanganyar. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah wanita yang menggunakan kontrasepsi IUD atau suntik 1 bulan
(Cyclofem) secara teratur dengan minimal pemakaian satu bulan, usia
minimal 20 tahun dan maksimal 45 tahun, bersedia mengisi kuesioner dan
diperiksa di Klinik Pratama An Nuur Colomadu Kabupaten Karanganyar.
5
a. Deskripsi Sampel Penelitian Berdasarkan Usia Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Usia
USIA Kontrasepsi
IUD Cyclofem N % N %
21 – 25 6 17.14 2 5.71 26 – 30 6 17.14 10 28.57 31 – 35 9 25.71 12 34.29 36 – 40 9 25.71 7 20.00 41 – 45 5 14.29 4 11.43 Total 35 100 35 100
(Sumber: Data Primer)
Berdasarkan tabel di atas didapatkan distribusi usia sampel pada
pengguna kontrasepsi IUD terbanyak adalah kelompok usia 31-45
tahun sebanyak 9 responden (25,71%) dan paling sedikit adalah
kelompok usia 41-45 tahun sebanyak 5 responden (14,21%).
Sedangkan usia sampel pada pengguna Suntik 1 bulan (Cyclofem)
terbanyak adalah kelompok usia 31-35 tahun (34,29%) dan paling
sedikit adalah kelompok usia 21-25 tahun (5,71%).
b. Deskripsi Sampel Penelitian Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4. Distribusi Sampel Pengguna Kontrasepsi Suntik Cyclofem dan
Kontrasepsi IUD Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Kontrasepsi
IUD Cyclofem N % N %
Dasar (SD - SMP) 2 5.71 5 14.29 Menengah (SMA) 9 25.71 22 62.86 Tinggi (Diploma ke atas) 24 68.57 8 22.86 Total 35 100 35 100
(Sumber: Data Primer)
Berdasarkan data tabel di atas didapatkan bahwa pengguna
kontrasepsi IUD yang berpendidikan dasar (SD-SMP) sebanyak 2
orang (5,71%), berpendidikan menengah (SMA) sebanyak 9 orang
(25,71%) dan berpendidikan tinggi (Diploma ke atas) sebanyak 24
orang (68,57%).
6
Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa pengguna
kontrasepsi suntik 1 bulan (cyclofem) yang berpendidikan dasar (SD-
SMP) sebanyak 5 orang (14,29%), berpendidikan menengah (SMA)
sebanyak 22 orang (62,86%) dan berpendidikan tinggi (Diploma ke
atas) sebanyak 8 orang (22,86%).
c. Deskripsi Sampel Penelitian Berdasarkan Jumlah Anak Hidup
Tabel 5. Distribusi Sampel Pengguna Kontrasepsi IUD dan Kontrasepsi Suntik 1 bulan (Cyclofem) berdasarkan Jumlah Anak Hidup
Jml anak Kontrasepsi
IUD Cyclofem N % N %
1 8 22.86 10 28.57 2 20 57.14 21 60.00 3 7 20.00 3 8.57 4 0 0.00 1 2.86
Total 35 100 35 100 (Sumber: Data Primer)
Berdasarkan data di atas didapatkan bahwa jumlah anak hidup
berpengaruh dalam pemilihan kontrasepsi dikarenakan banyaknya
anak yang dimiliki. Berdasarkan data di atas juga didapatkan bahwa
persentase pemakai kontrasepsi IUD yang mempunyai anak hidup 2
anak sebanyak 20 orang (57,14%) sedangkan untuk kontrasepsi 1
bulan (cyclofem) sama yaitu jumlah anak hidup 2 sebanyak 21 orang
(60,00%).
d. Analisis Data PenelitianUji Chi square
Tabel 6. Hasil Analisa Uji Chi square Tingkat Kejadian Dysmenorrhea pada Penggunaan Kontrasepsi IUD dan suntik Kontrasepsi Cyclofem
Dysmenorrhea Nilai p Tidak Ya
N % N % Kontrasepsi
IUD 6 17,1 29 82,9 0,001
Suntik Cyclofem 20 57,1 15 42,9 Total 26 26,0 44 44,0
(Sumber: Data Primer)
7
Berdasarkan data di atas didapatkan bahwa sampel yang
menggunakan kontrasepsi IUD sebanyak 29 orang (82,9) mengalami
dysmenorrhea serta sebanyak 6 orang (17,1%) tidak mengalami
dysmenorrhea sedangkan yang menggunakan kontrasepsi suntik
Cyclofem sebanyak 15 orang (42,9%) mengalami dysmenorrhea serta
sebanyak 20 orang (57,1%) tidak mengalami dysmenorrhea.
Berdasarkan data uji Chi square didapatkan nilai significancy
0,001. Karena nilai p < 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa
“terdapat perbedaan bermakna antara kejadian dysmenorrhea pada
penggunaan kontrasepsi IUD dan kontrasepsi Suntik 1 bulan
(Cyclofem)” (Dahlan, 2014).
e. Pembahasan
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: responden terlebih dahulu mengisi lembar Informed Consent
dan Formulir Biodata Diri. Kemudian, responden mengisi kuesioner
“Dysmenorrhea. Analisis data bivariat yang diperoleh diolah
menggunakan Statistical Program for Social Sciene 23.0 (SPSS 23.0)
for Windows dan analisis terhadap data primer dengan perhitungan
statistik Chi Square.
Berdasarkan data uji Chi square didapatkan nilai significancy
0,001. Karena nilai p < 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa
“terdapat perbedaan bermakna antara kejadian dysmenorrhea pada
penggunaan kontrasepsi IUD dan kontrasepsi suntik 1 bulan
(Cyclofem)” (Dahlan, 2014). Dimana tingkat kejadian dysmenorrhea
pada penggunaan kontrasepsi IUD lebih tinggi dibandingkan
penggunaan kontrasepsi suntik 1 bulan (Cyclofem).Kesimpulan dari
hasil yang telah didapat dalam penelitian ini adalah H0 ditolak dan H1
diterima.
Dysmenorrhea didefinisikan sebagai nyeri perut yang berasal
dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi sehingga menyebabkan
8
rasa tidak nyaman selama hari pertama atau hari kedua menstruasi.
Dysmenorrhea dapat terjadi akibat endometrium mengandung
prostaglandin dalam jumlah yang tinggi, akibat pengaruh progesteron
selama fase luteal pada siklus menstruasi, sehingga menyebabkan
kontraksi miometrium yang kuat dan mampu menyempitkan
pembuluh darah, menyebabkan iskemia disintegrasi endometrium,
perdarahan dan nyeri (Morgan Hemilton, 2009).
Pada penggunaan kontrasepsi IUD, dysmenorrhea terjadi karena
ada benda asing yang dimasukan kedalam rahim dimana rahim akan
menimbulkan reaksi inflamasi non spesifik atau sebutan leukosit
(Hartanto, 2007). Efek samping berupa dysmenorrhea karena insersi
IUD disebabkan oleh letak AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
yang salah atau tidak sesuai dengan besarnya rongga rahim
(ukuranAKDR terlalu besar), dan kandungan IUD (Cu dan
progesterone) yang memicu peningkatan prostaglandin dan juga bisa
disebabkan infeksi menahun pada kandungan (Wiknjosastro, 2007).
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Zannah
(2011) bahwa terdapat 28 akseptor (43,08%) kontrasepsi IUD
mengalami nyeri saat menstruasi atau dysmenorrhea yang
dikarakteristikkan sebagai nyeri singkat sebelum awitan atau selama
menstruasi, nyeri ini berlangsung selama satu sampai beberapa hari
selama menstruasi Sedangkan pada penelitian (Noor, 2010) pada
perempuan pengguna alat kontrasepsi suntik, terdapat 1 (3,33%)
akseptor suntik KB 1 bulan yang mengalami dysmenorrhea pada saat
menstruasi, sedangkan sebanyak 29 orang (96,67%) dari 30 akseptor
suntik KB 1 bulan tidakmengalami dysmenorrhea dan menunjukkan
bahwa kejadian dysmenorrhea pada akseptor suntik KB 1 bulan lebih
rendah dari pada akseptor IUD.
Mekanisme kerja IUD sampai saat ini belum pasti namun
banyak teori yang yang dikemukakan menurut berbagai penelitian
diantaranya teori radang non spesifik dengan sebutan leukosit, reaksi
9
benda asing yang menyebabkan kumpulan sejumlah besar makrofag
yang menelan sperma atau ovum pada permukaan mukosa rahaim dan
menimbulkan efek kontraksi rahim yang menghalangi perjalanan
sperma sehingga dapat disimpulkan dari beberapa teori tersebut
kontrasepsi IUD dapat menyebabkan efek terjadinya dysmenorrhea
(Wiknjosastro, 2007)
Penelitian ini sejalan dengan (Noor, 2010)kejadian
dysmenorrhea pada kontrasepsi suntik 1 bulan (cyclofem) dapat
mnurunkan kejadian nyeri dikarenakan pada kontrasepsi suntik
terdapat kandungan hormon estrogen dan progesteron yang lebih
besar dan dapat mengurangi pembentukan prostaglandin.
Pembentukan prostaglandin yang berkurang menyebabkan kontraksi
uterus akan menurun, yang selanjutnya akan mengurangi beratnya
kejadian dysmenorrhea.
Umur akseptor memiliki pengaruh penting terhadap pemakaian
kontrasepsi.Umur secara alamiah membatasi masa subur seorang
wanita menurut WHO. Berdasarkan penelitian syamsiah (2002)
diperoleh sebagian responden memakai kontrasepsi (65,7%) berumur
20-35 tahun. Hasil analisi hubungan antara reponden pamakai IUD
dan Non IUD diperoleh responden berumur >35 tahun (68,8%)
memakai IUD lebih besar dibanding dengan Non IUD (31,4%)
dikarenakan responden yang berumur >35 menggunakan kontrasepsi
dengan tujuan mengakhiri kesuburan.
Tingkat pendidikan responden ikut menentukan pemilihan jenis
kontrasepsi. Hal ini karena tingkat pendidikan akan membuat
seseorang berpikir logis dan tanggap terhadap berbagai informasi yang
diterimanya Mayoritas responden berpendidikan dianggap dapat
menerima informasi yang berkaitan dengan cara kerja, manfaat dan
efek samping alat kontrasepsi yang digunakan (Simamora, 2012).
Sejalan dengan penelitian (Thaddeus dan Maine 1997)
mengatakan pendidikan meningkatkan akses pelayanan, yaitu
10
meningkatkan akses wanita terhadap informasi, meningkatkan harga
diri wanita dan meningkatkan kemampuan mereka menyerap konsep-
konsep kesehatan dan interaksi yang seimbang antara penyedia
layanan dan klien.
Jenis penelitian ini adalah Observasional Analitik dengan desain
Cross Sectional, dengan jenis penelitian ini tidak dapat memberikan
gambaran kausal.tetapi hanya memberikan informasi tentang
hubungan antara karakteristik epidemiologis dengan masalah
kesehatan yang diamati.Supaya dapat memberikan gambaran kausal
bisa digunakan jenis penelitian cohort.Dalam penelitian ini variabel
perancu yang mempengaruhi sampel tidak dianalisis, untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat maka lebih baik digunakan
analisis data multivariat.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat
perbedaan kejadian dysmenorrhea pada penggunaan kontrasepsi
kontrasepsi IUD dan kontrasepsi suntik 1 bulan (cyclofem).Perbedaan
kejadian dysmenorrhea ini bermakna secara statistik dengan nilai p 0,001.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Y., Martini. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Rohima Press
Baziad, A., 2008. Kontrasepsi Hormonal.Jakarta :PT Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo BKKBN Nasional 2015. Pelayanan Kontrasepsi : http://www.bkkbn.go.id,
Diakses Pada Tanggal 11 Juni 2016 BKKBN Jawa Tengah. 2012. Pelayanan Kontrasepsi. Available :
http://www.bkkbn.go.id, Diakses Pada Tanggal 11 Juni 2016 BKKBN Nasional. 2012. Pelayanan Kontrasepsi. Available :
http://www.bkkbn.go.id, Diakses Pada Tanggal 11 Juni 2016 BKKBN Jatim. 2015. Cara-Cara Kontrasepsi Yang Digunakan Dewasa Ini.
11
Diakses: 23 April 2015. http://www.bkkbn-jatim.go.id/.Calderoni ME, Susan M
Coupey, MD.Combined hormonal contraception.Adolescent Medicine Clinics 2005; 16: 517 -36.
Dahlan, M. S., 2009. Besar sample dan cara pengambilan sample dalam penelitian
kedokteran dan kesehatan. Jakarta : salemba medika Dahlan, Sopiyudin., 2014. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5. Jakarta, Salemba Medika. Dorland W. A. N. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Terjemahan Huriawati
Hartanto. Edisi pertama.Jakarta : EGC. Hal : 1815 Ferri, A. G. et. All.2007. Buku Saku Ketrampilan dan Prosedur Dasar.Jakarta
: EGC. Handayani, S., 2010.Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Pustaka Rihama Hartanto, 2002.Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta :Pustaka Sinar
Harapan Hartanto, H., 2007. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan Leveno., Cunningham F.G., 2011. Williams Obstetrics 23rd Edition Study Guide.
Texas : McGraw-Hill ProfMed/Tech Manuaba, I.B.G., 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi. Cetakan I. Jakarta :
EGC Manuaba,I.B.G.,2010. Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta:EGC Noor, S., 2010.Perbandingan Kejadian Dismenore Pada Akseptor Pil KB
Kombinasi Dengan Akseptor Suntik KB 1 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pasayangan.Media Kesehat.Masy.Indones., Vol. 9 No. 1
Notoatmodjo, S., 2012.Metode penelitian kesehatan.Jakarta : rineka cipta Nugroho, T., dan Utama B.I., 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita,
Yogyakarta : Nuha Medika. Proverawati., 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta :
Nuha Medika
12
Proverawati dkk, 2010. Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta : Nuha
Medika. Rager, K.M., Hatim, A., Omar, M.D., Hormonal contraception: noncontraceptive
benefits and medical contraindications. Adolescent Medicine Clinics 2005; 16: 539 –51
Roosdiana, P., 2012. Hubungan Lama penggunaan KB Intra Uterin Divice (IUD)
dengan gangguan menstruasi (Gangguan Siklus, Jumlah darah, lama dan Nyeri). Malang : UMM
Saifuddin. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Saifuddin A.B., Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: EGC. 2010. Saryono. 2009. Sindrom Premenstruasi. Jakarta : Pustaka Pembangunan
Nusantara Sastroasmoro, S., dan Sofyan I., 2011.Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis
edisi ketiga. Jakarta: Sagung Seto Sulistyawati, 2013.Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. Jakarta Salemba
Medika Wiknjosastro, H., 2006. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo Wiknjosastro, H., 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta :PT Bina Pustaka Zahradnik HP. et. Belara – a reliable oral contraceptive with additional benefits
for health and efficacy in dysmenorrhoea. European Journal of Contraception and Reproductive Health Care 2005; 10: 12 -8.