PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS A DAN KELAS B …etheses.uinmataram.ac.id/121/1/Bq. Nur Aulia...
Transcript of PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS A DAN KELAS B …etheses.uinmataram.ac.id/121/1/Bq. Nur Aulia...
-
i
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS A DAN KELAS B
PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK SEBELUM DAN
SESUDAH DITERAPKAN METODE PENUGASAN KELAS VII MTs
DARUL HAMIDY NW IWAN DESA DARMAJI LOMBOK TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Oleh
Baiq. Nur Aulia Apsari
NIM. 151.141.201
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2018
-
ii
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS A DAN KELAS B
PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK SEBELUM DAN
SESUDAH DITERAPKAN METODE PENUGASAN KELAS VII MTs
DARUL HAMIDY NW IWAN DESA DARMAJI LOMBOK TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk Melengkapi
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Baiq Nur Aulia Apsari
NIM. 151.141.201
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2018
-
iii
-
iv
-
vi
-
vii
MOTTO :
MOTTO
Tidak Ada Orang Yang SampaiDenganTiba-
TibaPadaSuatuTempat 2
2 Buya Hamka, Pribadi Hebat, (Jakarta:Gema Insani,2014), hlm. 84.
-
viii
PERSEMBAHAN
“Kupersembahkan Skripsi ini untuk Abiku tercinta
(Lalu.Kamal Haris) dan Umiku tersayang (Rusnah), aku
bangga memilikinya yang telah mencintaiku,
menyayangiku, Mengajarkanku dan merawatku dari
kecil sampai aku tumbuh dewasa seperti saat ini, yang
telah berjuang tampa pernah mengenal lelah demi masa
depan pendidikanku, sehingga aku bisa mencapai gelar
sarjana. Suamiku tersayang( Abdul Rahman)yang telah
memberiku dukungan dan motivasi, yang selalu
memenuhi segala kebutuhannku. Kakaku terayang (Baiq
Syifa Rosiana) yang telah memberiku dukungan dan
motivasi. Semua Teman-temanku kelas E PAI angkatan
2014,bantuan, dukungan dan semangat yang anda
berikan. Terikasih untuk semua guru-guru ku , dosen-
dosen ku atas ilmu yang telah kalian ajarkan kepadaku.
Almamaterku UIN Mataram tercinta, terimaksih”
-
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil „alamin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT
yang senantiasa melimpahkan hikmah, hidayah serta „inayah-Nya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa
Kelas A dan Kelas B Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Darul Hamidy NW
Iwan Desa Darmaji Lombok TengahTahun Pelajaran 2017/2018”. Sholawat dan
salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi kita Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga dan para sahabatnya serta seluruh umat Islam yang dicintai
Allah SWT.
Karya tulis ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd). Selama penyusunan
skripsi ini tentunya berbagai hambatan dan kesulitan yang peneliti hadapi tidak
akan mampu peneliti lewati tanpa bantuan Allah SWT melalui perantara orang
lain. Atas bantuan yang telah diberikan selama proses penelitian maupun dalam
penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. H. Baehaqi, M.Pd dan Bapak Drs. H. M. Ziyad, M.Ag., selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan memberikan bimbingan dan
arahan dengan penuh kesabaran kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
2. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag., selaku Rektor UIN Mataram.
3. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Mataram.
-
x
4. Dr. Saparudin, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
5. M. Taisir, M.Ag., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.
6. Bapak Lalu Sahid Payadi, S.Pd.I., selaku kepala sekolah MA Yusuf
Abdussatar Kediri, yang telah mengizinkan peneliti untuk meneliti di
sekolah tersebut.
7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat bagi peneliti selama ini.
8. Segenap pihak yang telah berjasa dalam memberikan doa maupun bantuan
dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu
persatu.
Mataram, 17 Desember 2018
Penulis
-
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii
NOTA DINAS ................................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... v
PENGESAHAN .............................................................................................. vi
MOTTO ........................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
ABSTRAK ....................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat .................................................................... 8
D. Definisi Operasional ................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKAN DAN HIPOTESI PENELITIAN .............. 11
A. Kerangka Teoritis ........................................................................ 11
1. Metode Penugasan ................................................................. 11
a. Pengertian Metode Penugasan......................................... 11
b. Tujuan Metode Penugasan .............................................. 11
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Penugasan ............... 13
d. Langkah-langkah Metode Penugasan .............................. 13
2. Konsep Hasil Belajar ............................................................. 16
a. Pengertian Hasil Belajar .................................................. 16
b. Klasifikasi Hasil Belajar .................................................. 17
-
xii
c. Karakterisitik Hasil Belajar ............................................. 19
3. Materi Akidah Akhlak MTs Kelas VII.................................. 23
B. Kerangka Berfikir ....................................................................... 23
C. Hipotesis Penelitian..................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 25
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................. 25
B. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 26
C. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 28
D. Variabel Penelitian ...................................................................... 28
E. Teknik Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian ................... 30
F. Instrumen Penelitian ................................................................... 33
G. Analisis Data ............................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 39
A. Hasil penelitian ............................................................................ 39
B. Pembahasan ................................................................................ 48
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 57
A. Simpulan .......................................................................................... 57
B. Saran .................................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
-
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Aqidah Akhlak MTs
Kelas VII 20.
Tabel 4.1 : Daftar Jumlah Siswa MTs Darul Hamidy Nw Iwan Tahun
Pelajaran 2017/2018,43.
Tabel 4.2 : Daftar Guru MTs Darul Hamidy Nw Iwan Tahun Pelajaran
2017/2018,43
Tabel 4.3 : Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Darul Hamidy Nw Iwan
Tahun Pelajaran 2017/2018,47
Tabel 4.4 : Data Hasil Hasil Belajar Siswa Kelas A,53
Tabel 4.5 : Data Hasil Belajar Siswa Kelas B,54
Tabel 4.6 : Hasil Belajar Siswa Kelas A,59
.
-
xiv
DAFTAR LAMPRAN
Lampiran 1 : Foto Dokumentas
Lampiran 2 : Surat Keterangan
Lampiran 3 : Surat Rekomendasi
Lampiran 4 : Surat Bangkesbangpoldagr Provnsi NTB
-
xv
PENGARUH PENERAPAN METODE PENUGASAN TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MTs PADA MATAPELAJARAN
AKIDAH AKHLAK DARUL HAMIDY NW IWAN DESA DARMAJI
LOMBOK TENGAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018
OlEH
BAIQ NUR AULIA APSARI
NIM :151.141.201.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
siswa kelas A dan kelas B pada mata pelajaran Akidah Akhlak dengan
menerapkan metode penugasan. Penelitian ini dilakukan di MTs Darul Hamidy
Nw Iwan Desa Darmaji Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VII MTs Darul Hamidy Nw Iwan.
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 52 siswa yang terdiri
dari 26 siswa kelas VII A dan 26 siswa Kelas VII B. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, teknik
dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data menggunakan uji-t yang sebelumnya
menggunakan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil
perhitungan uji-t yaitu thitung = 5,432 sedangkan ttabel = 2,009 untuk taraf
signifikan 5% dengan dk = n1 + n2 – 2 = (26 + 26 – 2 ) = 50. Karena thitung >
ttabel = 5,432 > 2,009, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima
“Ada perbedaan hasil belajar siswa kelas VII A dan kelas VII B pada mata
pelajaran akidah ahlak untuk penerapan metode penugasan di MTs Darul
Hamidy NW Iwan Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2017/208”.
Kata Kunci : Metode penugasan,Hasil belajar siswa.
-
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada pendidikan formal, “guru merupakan penentu dalam mencapai
tujuan pembelajaran ataupun tujuan pendidikan”.3 Untuk itu diharapkan
bagi seorang guru untuk mampu menguasai kemampuan untuk menjadi
guru. Sering terjadi sekarang guru di sekolah hanya melaksanakan
kewajibannya sebagai pengajar saja sementara keadaan peserta didiknya
menjadi perhatiannya.
Dalam proses pembelajaran,”perhatian siswa terhadap pembelajaran
memiliki fungsi yang sangat urgen bagi terlaksananya proses pembelajaran
secara kondusif dan efektif”4. Menurut S. Nasution, mengajar terdiri atas
sejumlah kejadian tertentu, yaitu:
1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing.
2) Membuka kemungkinan bagi siswa untuk mencapai penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari.
3) Mendorong siswa untuk menjalankan metode problem solving, jadi pemikiran dalam melakukan tugas-tugas.
4) Mengembangkan kesanggupan untuk mempunyai inisiatif sendiri dan mengatur diri sendiri dalam belajar.
5) Memupuk kebiasaan untuk menilai diri sendiri dan mempertinggi motivasi untuk belajar.
6) Menentukan dengan teliti taraf pengetahuan siswa sebelum diberikan tugas atau kontrak tertentu. Nasution pula menambahkan bahwasanya,
memberikan evaluasi yang sering secara individual untuk mengetahui
dengan segera hasil yang dicapai sebagai reinforcement bagi siswa
maupun bagi guru, akan tetapi juga untuk memperbaiki kesalahan-
3 Hamdi, Dasar-Dasar Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011),hlm.121.
4 S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2010), hlm. 73.
-
2
kesalahan yang dibuat oleh siswa, maupun kelemahan-kelemahan tugas
itu sendiri.5
Penerapan metode yang menciptakan pembelajaran efektif tersebut
perlu pula diterapkan pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Pengajaran PAI merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap oleh
sebagian orang sebagai mata pelajaran yang sangat tidak disukai, hal
demikian cukup beralasan dalam berbagai aspek. Oleh karena itu, guru
harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan mengupayakan
agar siswa dapat belajar dengan nyaman. Untuk mengatasi permasalahan
yang terjadi pada proses pembelajaran adalah guru mengupayakan
penggunaan metode yang tepat dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Disisi lain, pembelajaran PAI memerlukan pemahaman yang
sungguh-sungguh yang berarti pebelajar harus mampu menjadi pribadi
yang kuat secara pengetahuan. Sehingga pemilihan metode pembelajaran
yang tepat akan mempunyai andil yang besar dalam meningkatkan hasil
belajar siswa. Tidak ada satu metodepun yang sempurna, namun dengan
pemilihan metode yang tepat mampu menghantarkan siswa untuk
memahami materi dan menyelesaikan beragam tugas dari guru. Pelajaran
agama Islam merupakan mata pelajaran yang harus diajarkan mulai dari
Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Dimana metode resitasi berfungsi
agar siswa melakukan kegiatan belajar dan melatih untuk
mempertanggungjawabkannya, terlebih tehadap anak tunarungu yang
memiliki kekurangan dalam pendengarannya. Untuk itu pemilihan metode
5 Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, 2010 hlm. 73.
-
3
pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan,
demikian halnya penerapan metode resitasi dalam pembelajaran PAI,
Dalam memilih atau menentukan metode mengajar, guru semestinya paham
betul dengan kebutuhan proses belajar mengajar untuk siswa.
Dalam hal ini resitasi/penugasan merupakan salah satu metode yang
dapat digunakan untuk belajar Agama. Metode Resitasi (penugasan) adalah
“metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar
siswa melakukan kegiatan belajar”.6
Memang pada metode resitasi
memiliki kelemahan adalah selitnynya mengawasi mengenai kemungkinan
siswa tidak bekerja sendiri. Dengan digunakannya metode
resitasi/penugasan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan ketepatan metode mengajar, tentu akan menjadikan materi
Pendidikan Agama Islam dapat terlaksana dengan baik dan tercapai hasil
yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Kalau melihat alokasi
waktu yang sangat terbatas hanya dua jam per minggu, hal ini menuntut
guru untuk dapat mempergunakan waktu sebaik-baiknya. Dengan demikian
siswa perlu diberikan tugas-tugas atau pekerjaan rumah sebagai variasai
metode resitasi dalam penyajian suatu mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam, sehingga para siswa akan lebih giat dan semangat untuk belajar dan
prestasi belajarpun dapat tercapai.
6 Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hlm. 69.
-
4
Metode pemberian tugas dimaksudkan untuk memberikan kesempatan ke
pada siswa melakukan tugas atau kegiatan berhubungan dengan pelajaran,
seperti mengerjakan soal-soal, mengumpulkan kliping, dan sebagainya.
Metode ini dapat dilakukan dalam bentuk tugas atau kegiatan individual
atau kerja kelompok, dan dapat merupakan unsur penting dalam pendekatan
pemecahan masalah atau problem solving.7
Pemberian tugas atau pekerjaan rumah dilakukan oleh guru karena pelajaran
tidak sempat diberikan di kelas. Untuk menyelesaikan rencana pengajaran
yang telah ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku, maka siswa
diberi tugas untuk mempelajari dengan diberi soal-soal yang harus
dikerjakan diluar jadwal pelajaran. Disamping itu pekerjaan rumah (PR)
memungkinkan orang tua untuk mendapatkan gambaran mengenai tuntutan
yang dihadapi anak dalam belajar di sekolah. Pada umumnya para guru,
orang tua, dan murid yakin, bahwa taraf belajar di sekolah dipengaruhi oleh
tugas-tugas yang dikerjakan di rumah.8
Selanjutnya, dampak guru yang tidak efektif terutama ketika
memberikan metode yang sama yakni ceramah, pada kenyataannya ada
banyak guru seakan lari dari tanggung jawabnya sebagai pendidik yang
berkualitas dan profisional sebagai guru yang malah hanya membuat
penurunan hasil belajar siswa-siswi itu berkurang akibatnya kemalasan
dalam mengerjakan tugas sehingga timbulnya rasa ketidaknyamanan
didalam kelas, maunya keluar karena metode yang membuat dia bosan.
Timbul rasa bosan kepada siswa-siswinya saat berlangsung proses mata
pelajaran yang diajarkan guru tersebut. Karena metode atau cara
pengajarannya yang cenderung hanya mengarahkan untuk mendengarkan
materi yang disampaikan dalam kelas, tanpa memperhatikan psikologi
(lelah dalam belajar) anak yang cenderung mudah bosan karena metode
yang di gunakan tidak menarik dan membosankan. Hal ini berdampak
7 Ibrahim, R. dan Nana Syaodih. Perencanaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), hlm. 107. 8 Winkel, W. S. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2004), hlm. 310.
-
5
kepada siswa kurang mengalami peningkatan hasil belajar, tidak
melaksanakan metode yang membangun keinginan siswa-siswi yang bahwa
dia tidak efektif atau mengajarkan siswa-siswi. Apabila proses pembiasaan
dalam melakukan tugas baik ketika berada didalam dan luar kelas akan
mengurangi daya kompetisi peserta didik dan kurangnya hasil yang positif
karena tidak diberikan pembiasaan dalam mengerjakan tugas disekolah.
Selanjutnya, guru merupakan penentu utama keberhasilan dalam
pembelajaran, menguasai berbagai pendekatan dan sejumlah metode
pembelajaran adalah salah satu solusi agar siswa tertarik dan senantiasa
berminat mengikuti pembelajaran. Sebagaimana yang telah peneliti
kemukakan di atas, pentingnya menguasai sejumlah pendekatan dan metode
pembelajaran untuk tercapainya tujuan pembelajaran adalah salah satu
upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh
guru. Metode memiliki peranan yang sangat strategis dalam mengajar.
Metode yang selama ini dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran
adalah metode ceramah sehingga siswa cenderung pasif dan hanya
mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Hal ini menjadi
penyebab motivasi belajar siswa masih rendah karena siswa kurang
berperan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di MTs Darul
Hamidy NW Iwana pada 26 siswa. Dari 26 siswa 15 diantaranya siswa
yang pasif, hal ini terlihat kurang bertanya ketika pemebelajaran
berlangsung, sehinggsa menyebabkan nilai pada pelajaran akidah ahlak di
-
6
bawah nilai KKM yaitu rata-rata 70 sedangkan nilai KKM 7,5. di MTs
Darul Hamidy NW Iwan. Berdasarkan permasalahan di atas, perlu ada
pemecahan masalah yang tepat atas permasalahan itu. Pemecahan masalah
ini harus dengan tepat dan efektif dalam pembelajaran sehingga
dimungkinkan permasalahan yang ada dapat diatasi. Sebagaimana
penjelasan penulis sebelumnya, yaitu untuk mengatasi permasalahan yang
terjadi pada proses pembelajaran adalah guru mengupayakan penggunaan
metode yang tepat dalam mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu metode
yang dapat melatih kemandirian siswa dalam belajar serta untuk mengatasi
permasalahan siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode penugasan atau resitasi.
Berdasarkan kelebihan metode penugasan atau Resitasi tersebut di
atas, metode ini dipandang sangat efektif dalam membangkitkan rasa
tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Dalam
pembelajaran PAI yang dilaksanakan dengan metode penugasan atau
Resitasi, guru dan siswa membuat kesepakatan terlebih dahulu mengenai
tugas yang akan diberikan. Dengan demikian, melalui metode ini, siswa
akan belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuannya untuk
menemukan sendiri penyelesaian terhadap tugas yang disampaikan guru.
Dalam hal ini, guru hanya berperan untuk membimbing dan mengarahkan
siswa dalam belajar.
Oleh karena itu, metode penugasan atau Resitasi dapat diterapkan
oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran.
-
7
Bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan di atas, maka guru perlu
berkolaborasi untuk mengatasi permasalahan tersebut serta penulis
berminat untuk melakukan penelitian dengan judul perbedaan hasil belajar
siswa kelas A dan kelas B pada mata pelajaran akidah akhlak sebelum dan
sesudah di terapkan metode penugasan kelas VII MTs Darul Hamidy NW
Iwan Lombok Tengah.
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami istiilah-
istilah yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti perlu mendefinisikan
beberapa istilah diantaranya: Menurut Syaiful Sagala, metode penugasan
atau resitasi adalah “cara penyajian bahan pelajaran di mana guru
memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar,
kemudian harus dipertanggung jawabkannya”.9 Metode penugasan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu cara guru menyampaikan
materi ajar dengan memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan
kegiatan belajar pada mata pelajaran Aqidah akhlah kelas VII MTs Darul
Hamidy NW Iwan Lombok Tengah.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah “Adakah perbedaan
hasil belajar siswa kelas VII A dan VII B Pada Mata Pelajajaran Akidah
Akhlak dengan Penerapan Metode Penugasan di MTs Darul Hamidy NW
Iwan Lombok Tengah?
9 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 219.
-
8
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan tercapai setelah penelitian ini adalah
untuk mengetahui adanya perbedaan Hasil belajar Siswa Kelas VII A
dan VII B pada mata pelajaran Akidah Akhlak di MTs Darul Hamidy
NW Iwan Tahun Pelajaran 2017/2018
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
a. Manfaat secara Teoritis
1) Sebagai bahan evaluasi serta bahan pertimbangan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil penelitian ini diharapkan setelah di terapkanya metode
penugasan dapat di jadikan modal dasar dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan dalam meningkatkan hasil .
2) Untuk menambah khazanah dan wawasan ilmu pengetahuan
dalam bidang pendidikan. Serta sebagai sumbangan karya ilmiah
tentang pengaruh penerapan metode penugasan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah
akhlak.
b. Manfaat secara Praktis
1) Lembaga UIN Mataram
Dari hasil penelitian ini diharapkan lembaga UIN Mataram
mampu mencetak lulusan tarbiyah yang terampil dalam
menjelaskan pelajaran.
-
9
2) Bagi Guru Mata Pelajaran
Dengan adanya penelitian ini, guru dapat mengetahui
sejauh mana penerapan metode penugasan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah akhlak yang
diampunya.
3) Bagi Peneliti
Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
untuk bekal mendidik sebagai pendidik yang mengetahui dan
paham bahwa penerapan metode penugasan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah akhlah.
D. Definisi Operasional
Dalam sebuah metode yang di laksanakan oleh seorang peneliti perlu
menentukan definisi operasional untuk memberikan batasan yang jelas pada
spenelitian yang akan di lakukan. Menurut Sagala, metode penugasan atau
resitasi “merupakan cara penyajian bahan pelajaran di mana guru
memberikan tugas pada murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus
dipertanggungjawabkannya” 10
Adapun metode penugasan atau resitasi yang dimaksud pada
penelitian yakni salah satu cara guru dalam menyampaikan materi ajar
dengan memberikan tugas kepada siswa ketika melakukan kegiatan belajar
pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. Adapun yang dimaksud dalam
penelitian ini berupa pengukuran pengaruh metode penugasan terhadap
10
Ibid,hlm.219.
-
10
hasil belajar merupakan dampak yang timbul pada diri siswa setelah
melewati proses pembelajaran dari segi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
-
11
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Teoritis
1. Metode Penugasan
a. Pengertian Metode Resitasi
Resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali
sesuatu yang sudah dimiliki, diketahui atau dipelajari. Metode ini
sering disebut metode pekerjaan rumah.10
Tugas-tugas yang
dilaksanakan oleh peserta didik dapat dilakukan didalam kelas,
dihalaman sekolah, laboratorium, diperpustakaan, dibengkel, atau di
mana saja asal tugas tersebut dapat diselesaikan.11
Metode resitasi
sebenarnya metode yang penekanannya dilakukan pada jam
pelajaran yang berlangsung dimana peserta didik diberi tugas untuk
mencari informasi atau fakta-fakta berupa data yang dapat
ditemukan dipusat sumber belajar. Namun, pelaksanaan dapat
dilaksanakan dimana saja asal tugas tesebut bias diselesaikan.12
Metode resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran
dimana guru memberikan sejumlah tugas terhadap anak didik untuk
mempelajari sesuatu, kemudian mempertanggungjawabkannya.
Mempertanggungjawabkannya dimaksudkan tugas-tugas yang
10 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001).
Hlm.164 11
Roestiyah N.K, Stretegi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), Cet. V,
hlm.96. 12 Thoipuri, Menjadi guru Inisiator ( Semarang:RASAIL, 2018), CET.I,hlm.66.
-
12
diberikan harus dikerjakan peserta didik sendiri, baik secara individu
maupun kelompok.13
Metode resitasi berarti sebuah metode yang menjadikan
seseorang peserta didik sebagai penggali informasi dalam
mepemenuhan tugas dengan bahan pelajaran yang telah selesaikan
oleh guru. Metode resitasi juga menekankan pertanggungjawaban
seorang peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut.
Metode resitasi akan membentuk peserta didik menjadi
seorang pribadi yang mempunyai rasa tanggungjawab yang tinggi.
Dengan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru secara
maksimal dan penuh kedisiplinan.
b. Langkah-langkah Penyajian Metode Resitasi
Metode resitasi mempunyai tiga fase. Tiga fase tersebut ialah
fase pemberian tuga, fase pelaksanaan tugas, dan fase
pertanggungjawaban tugas.
Tiga fase yang menjadi langkah-langkah yang harus diikuti
dalam penggunaan metode resitasi, yaitu:
1) Fase Pemberian Tugas
Tugas yang diberikan pada peserta didik hendaknya
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a) Tujuan yang akan dicapai
Tujuan yang akan diapai dalam pemberian tugas dan
resitasi pada bidang studi akidah akhlak yaitu untuk memacu
13
Basyarudin Usman, Metdologi Pembelaharan Agama Ilam (Jakarta:Ciputat Press,2002),Cet.I,, hlm.49
-
13
agar selalu siap belajar tetapi jangan sampai menjadi
kebiasaan peserta didik baru akan melakukan belajar jika
metode ini akan diterapkan dalam pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
b) Jenis tugas yang jelas dan tepat
Jenis tugas yang diberikan khususnya pada bidang studi
akidak ahlak harus jelas dan tepat sehingga peserta didik
mampu menyelesaikan tugas-tugas tersebut setelah guru
memberikan materi pelajaran.
c) Tujuan yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan
peserta didik.
d) Pemusatan perhatian peserta didik.14
Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu
pekerjaan peserta didik seperti buku paket dari guru atau lembar
kerja peserta didik.
2) Fase Pelaksanaan Tugas
Langkah ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Diberi bimbingan berupa penjelasan materi pada pokok bahasan tertentu dalam bidang studi akidah akhlak atau
diberi pengawasan dalam pelaksanaan tugas oleh guru.
b) Meminta peserta didik mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.
c) Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.
14
Basyarudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2002),Cet. I, hlm. 49.
-
14
3) Fase Tugas
a) Meminta peserta didik melaporkan hasil penugasan baik
lisan maupun tertulis.
Untuk melatih sifat tanggungjawab maka peserta didik harus
melaporkan hasil penugasan yang diberikan oleh guru pada
mereka baik lisan maupun tertulis, supaya mereka benar-
benar belajar dan mengerjakan tugas-tugas yang telah
peserta didik terima.
b) Adanya diskusi kelompok atau diskusi kelas.
Setelah peserta didik melaporkan hasil penugasan yang telah
diberikan maka diskusikan hasil yang telah peserta didik
kerjakan dalam kelas, dengan begitu peserta didik akan
mengetahui bagaimana hasil yang telah peserta didik
kerjakan dan menyelesaikan bagian yang dianggap sukar
dikerjakan.
c) Penilaian atas hasil pekerjaan peserta didik.
Setelah semuanya telah selesaitugas terakhir dari guru yaitu
memberi penilaian terhadap apa yang telah dikerjakan oleh
peserta didik sebagai bentuk apresiasi yang diberikan oleh
guru terhadap peserta didik.15
15 Roestiyah N.K, Stretegi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), Cet. V, hlm.97-98.
-
15
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Resitasi
Metode resitasi mempunyai kelebihan-kelebihan dalam
penggunaannya, kelebihan-kelebihan tersebut diantaranya adalah:
1. Peserta didik belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri dalam segala tugas yang diberikan.
2. Meringankan tugas guru yang diberikan. Karena dalam mengerjakan tugas / belajr tersebut peserta didik dapat minta
bantuan kepada orang tua atau kakak apabila mengalami
kesusahan, dan dapat memancing peserta didik untuk membuat
kelompok belajar.
3. Dapat mempertebal rasa tanggungjawab. Karena tugas yang diberikan guru harus diselesaikan.
4. Memupuk anak agar dapat mandiri. Karena dengan tugas tersebut peserta didik akan berusaha menyelesaikan sendiri
dengan pemahaman yang telah peserta didik dapatkan dikelas.
5. Mendorong peserta didik supayasuka berlomba-lombauntuk mencapai kesuksesan.
6. Waktu yang dipergunakan tak terbatas sampai pada jam-jam sekolah.
d. Beberapa kelemahan metode resitasi adalah:
1. Peserta didik hanya meniru pekerjaan teman sendiri tanpa mengalami peridtiwa belajar.
2. Kurangnya pengawasan dari guru. Dengan tiada pengawasan dari guru maka peserta didik akan meremehkan tugas tersebut
dan dapat mengambil cara yang mudah dan merugikan temannya
yaitu dengan mencontek dari temannya.
3. Tugas yang diberikan hanya sekedar melepaskan tugas guru dalam mengajar.
4. Tugas yang diberikan guru tidak menyesuaikan keadaan peserta didik. Karena penugasan tersebut hanya bersifat global (untuk
semua peserta didik) tidak individu jadi setiap peserta didik itu
mempunyai lingkungan atau gaya hidup berbeda-beda.
Adapun cara mengatasinya adalah:
1. Memberi tugas yang jelas. 2. Memperhatikan perbedaan individu masing-masing peserta
didik.
3. Memperhatikan pemberian waktu pada peserta didik dalam menyelesaikan tugas.
-
16
4. Peranan guru sebagai pembimbing, motivator dan pengawas yang baik secara sungguh-sungguh.
5. Pemberian tugas yang menarik. Mendorong peserta didik untuk mencari, mengalami dan menyampaikan informasi. Bersifat
praktis dan ilmiah. Bahan yang diambil dapat dikenal peserta
didik.16
2. Metode Penugasan
a. Pengertian Metode Penugasan
Menurut Syaiful, metode penugasan atau resitasi merupakan
“cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan tugas
tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus
dipertanggungjawabkannya dalam pembelajaran”.17
”Berbeda dari
Saiful Sagala, Djamarah berpendapat, metode penugasan atau
resitasi adalah suatu pekerjaan yang harus selesaikan peserta tanpa
terikat dengan tempat.”18
Pada dasarnya metode penugasan atau
resitasi digunakan guru dengan memberikan tugas tertentu
berdasarkan kesepakatan bersama antara guru dan siswa mengenai
ketentuan tugas dan waktu menyelesaikan tugas tersebut. Dalam
pelaksanaan pembelajaran, ketika guru telah memberikan tugas
kepada siswa maka guru berperan sebagai pembimbing bagi siswa
yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas.
b. Tujuan Metode Penugasan
Metode penugasan atau resitasi memiliki tujuan yakni:
16 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hlm. 295.
17 Ibid, hlm. 219.
18 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 235.
-
17
1) Membina rasa tanggung jawab yang dibebankan kepada siswa, melalui laporan tertulis atau lisan, membuat ringkasan,
menyerahkan hasil kerja.
2) Menemukan sendiri informasi yang diperlukan. 3) Menjalin kerja sama dan sikap menghargai hasil kerja orang lain. 4) Memperluas dan memperbanyak pengetahuan dan keterampilan. 5) Siswa terangsang untuk berbuat lebih baik. 6) Siswa terdorong untuk mengisi waktu. 7) Pengalaman siswa lebih terintegrasi dengan masalah yang
berbeda dalam situasi baru.
8) Hasil belajar siswa lebih bermutu karena diikuti dengan bermacam model latihan.
19
Menurut Roestiyah, bahwa teknik pemberian tugas atau
resitasi biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki
hasil belajar yang lebih mantap, sehingga siswa mampu
melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas,
pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih
terintegrasi dengan baik. Dengan demikian, metode penugasan
atau metode resitasi dapat memperluas dan memperkaya
pengetahuan siswa serta memupuk rasa tanggung jawab dari
dalam diri siswa mengenai tugas yang telah diberikan kepada
peserta didik. 20
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Penugasan
Setiap metode pembelajaran memiliki beberapa kelebihan dan
kelemahan begitu pula dengan metode penugasan atau resitasi.
Pertama, kelebihan yakni sebagai berikut (1) lebih
mendorong siswa dalam melakukan aktivitas belajar
individual ataupun kelompok, (2) dapat mengembangkan
kemandirian siswa di luar pengawasan guru, (3) dapat
membina tanggung jawab dan disiplin siswa, (4) Dapat
mengembangkan kreativitas siswa.
Kedua, adapun kelemahan metode penugasan yakni
sebagai berikut; (1) Seringkali anak didik melakukan
penipuan di mana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan
orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri. (2)
Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan.
19
Werkanis AS dan Marlius Hamadi, Strategi Mengajar, (Pekanbaru: PT Sutra Benta
Perkasa, 2005), hlm. 60. 20
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, T.Th), hlm. 133
-
18
(3) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan
individual.21
d. Langkah-Langkah Metode Penugasan
Di dalam pelaksanaan metode penugasan atau Resitasi, perlu
diperhatikan langkah-langkahnya, yaitu:
1) Fase pemberian tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya memper
timbangkan hal-hal berikut; “a) Tujuan yang ingin dicapai. b)
Jenis tugas yang jelas dan tepat. c) Sesuai dengan kesanggupan
siswa. d) Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan
siswa. Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas
tersebut.”22
2) Langkah pelaksanaan tugas
Pelaksanaan tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya
mempertimbangkan; “a) Diberikan bimbingan/pengawasan oleh
guru. b) Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja. c)
Diusahakan dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang
lain. d) Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia
peroleh dengan baik.”23
3) Fase mempertanggungjawabkan tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya memper
timbangkan; “a) Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang
21
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaen,Strategi Belajar Mengajsr, (Jakarta:Rineka
cipta,2006), hlm.87. 22
Nana Sudjana, Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar,(Bandung :Sinar Baru
Algensindo, 2004), hlm.81-82. 23
Nana Sudjana, Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung:Sinar Baru
Algensindo,2004), hlm. 81-82.
-
19
telah dikerjakannya. b) Ada tanya jawab/diskusi kelas. c)
Penilaian hasil pekerjaan siswa baik tes maupun nontes atau cara
lain.
Pertama, fase pemberian tugas. Hendaknya tugas
yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
(1) Tujuan yang akan dicapai (2) Jenis tugas yang jelas dan
tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
(3) Sesuai dengan kemampuan siswa (4) Ada
petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa. (5)
Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas
tersebut.
Kedua, Langkah Pelaksanaan Tugas; (1) Diberikan
bimbingan/pengawasan oleh guru, (2) Diberikan dorongan
sehingga anak mau bekerja, (3) Diusahakan/dikerjakan oleh
siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain, (4) Dianjurkan agar
siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan
sistematik.
Ketiga, Fase Mempertanggungjawabkan Tugas (1)
Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah
dikerjakannya. (2) Ada tanya jawab/diskusi. (3) Penilaian
hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun nontes atau
lainnya.24
Anak mau bekerja, guru mengarahkan siswa untuk
mengerjakan tugas Werkanis AS dan Marlius Hamadi menyatakan
bahwa langkah-langkah pelaksanaan metode penugasan atau Resitasi
adalah
1) Persiapan (mempersiapkan fasilitas berupa media atau lembaran kerja, menetapkan jenis tugas yang diberikan kepada siswa,
menjelaskan cara-cara mengerjakan tugas, dan menentukan
waktu penyelesaian tugas).
2) Pelaksanaan (tugas dikerjakan oleh siswa, memberikan bimbingan kepada siswa mengenai kesulitan belajar dalam
mengerjakan tugas, dipertanggungjawabkan tugas yang
diberikan kepada siswa, dapat dilakukan melalui diskusi.
3) Media (media pembelajaran sebaiknya disesuaikan dengan tugas dari mata pelajaran, menyiapkan persiapan mengajar dan
24
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op. Cit., hlm. 86.
-
20
lembaran tugas, dapat dilakukan dalam bentuk tugas kelompok
dan individual).
4) Evaluasi; melakukan pemeriksaan dan penilaian hasil belajar siswa secara tepat, guru diharapkan menggunakan lembar
pengamatan dan lembar penilaian). 25
Berdasarkan pendapat di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa
langkah-langkah penerapan metode penugasan atau resitasi;
Pertama, Fase pemberian tugas, (Guru menyampaikan tujuan yang
akan dicapai, Guru memberikan tugas dengan jelas dan Guru
memberikan tugas sesuai dengan kesanggupan siswa, Guru
memberikan sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa. Guru
menentukan waktu yang cukup untuk siswa mengerjakan tugas
tersebut).
Kedua, Langkah pelaksanaan tugas (Guru memberikan
bimbingan kepada siswa. Guru melakukan pengawasan terhadap
pekerjaan siswa. Guru memberikan dorongan sehingga secara
mandiri. Guru dapat menganjurkan agar siswa mencatat hasil yang
telah diperolehnya. Ketiga, Fase mempertanggungjawabkan tugas
yang di berikan, (guru meminta siswa melaporkan tugas yang telah
dikerjakannya; guru melakukan tanyajawab kepada siswa. guru
melakukan penilaian.
3. Konsep Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar atau achievement merupakan “realisasi atau
pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang
25
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembekajaran,(Jakarta:PT Rineka Cipta,2009) hlm
3.
-
21
dimiliki seseorang”26
. “Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses
belajar”27
. Menurut peneliti hasil belajar merupakan dampak yang
timbul pada diri siswa setelah melewati proses pembelajaran dari
segi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Setelah melewati proses pembelajaran dari segi aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
b. Klasifikasi Hasil Belajar
Secara umum klasifikasi hasil belajar dibagi menjadi 3 (tiga)
ranah sebagai berikut:
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah “ranah yang mencakup seluruh kegiatan
otak. Bloom dalam Muhammad Nurman mengemukakan, ada 6
aspek atau jenjang yang termasuk dalam ranah kognitif,
yaitu:pengetahuan (Knowledge), pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi”28
. Keenam taksonomi di atas kemudian
disempurnakan oleh Lorin Anderson Karthwol dalam E. Kosasih
dengan urutan sebagai berikut: “remembering (mengingat),
understanding, (memahami), applying (menerapkan), analyzing
(menganalisis, mengurai), evaluatin (menilai), dancreating
26
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 102. 27
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran.(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009),
hlm. 3. 28
Muhammad Nurman, Evaluasi Pendidikan, (Mataram: Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Mataram, 2015), hlm. 29-30.
-
22
(mencipta). Semua kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan
otak, masuk dalam ranah kognitif”.29
2) Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan emosi,
misalnya perasaan, ilia, penghargaan, minat, motivasi, dan sikap.
Ranah tersebut kemudian diurutkan dari perilaku yang sederhana
sampai kepada yang paling kompleks, yakni “penerimaan
(receiving/attending), penanggapan (responding), penilaian
(valuing), pengorganisasian (organizing), dan karakterisasi
(Characterization)”30
. Ranah ini menggambarkan perubahan
pada sikap siswa selama berinteraksi dengan guru, teman-
temannya, orang tua, dan lain sebagainya.
3) Ranah Psikomotorik
Ranah ini berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan
bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar.
Secara umum ranah psikomotorik meliputi gerakan dan
koordinasi jasmani, keterampilan motorik, dan kemampuan fisik.
Menurut Mardapi dalam Muhammad Nurman, keterampilan
psikomotorik ada enam tahap yaitu: “gerakan dasar, kemampuan
perseptual, gerakan fisik, gerakan terampil, dan komunikasi
nondiskursif”31
. Ranah ini memberikan dampak pada perubahan
29
30Ibid...,h. 17.
31Nurman, Evaluasi Pendidikan…, hlm. 38.
-
23
keterampilan motorik dan kemampuan fisik siswa kearah yang
lebih baik.
c. Karakteristik Hasil Belajar
Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan
yang spesifik. Muhibbin syah mengemukakan, diantara perubahan
khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting
adalah perubahan itu intensional, perubahan positif-aktif, dan
perubahan efektif-fungsional:
1) Perubahan Itu Intensional Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat
pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja oleh
siswa melalui bimbingan guru, artinya perubahan tersebut
dirasakan oleh siswa sendiri seperti penambahan pengetahuan,
kebiasaan, sikap dan pandangan tertentu, keterampilan dan
seterusnya.
2) Perubahan Positif-Aktif Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif-aktif.
Artinya, perubahan yang terjadi atas usaha siswa itu
sendiri.Contohnya adalah pemahaman terhadap suatu
permasalahan dan menguasai keterampilan baru yang lebih baik
dari yang sebelumnya.
3) Perubahan Efektif-Fungsional Perubahan yang terjadi pada diri siswa yang memiliki daya guna
yang bersifat dinamis dan mendorong timbulnya perubahan-
perubahan positif lainnya.Artinya ketika terjadi perubahan pada
diri siswa, maka perubahan tersebut melahirkan perubahan positif
lainnya. Contohnya ketika seorang siswa sebelumnya memiliki
kebiasaan tidur pada saat proses pembelajaran, ketika ia telah
memahami bahwa tidur pada saat proses pembelajaran
menimbulkan kekurangpahaman dia terhadap materi yang
diajarkan maka jika selama proses pembelajaran ada temannya
yang tidur maka dia akan segera membangunkan.32
32 Muhibin,Psikologi Belajar…,hlm.117120.
-
24
4. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs Kelas VII
Adapun materi ajar yang ada pada mata pelajaran aqidah akhlaq
pada semester II tahun pelajaran 2017/2018 sesuai dengan kompetensi
inti seperti table dibawah ini
Tabel 2.1
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Aqidah Akhlaq Mts Kelas VII33
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Alokasi waktu
Memahami
dasar dan tujuan
akidah islam
1. Menjelaskan dasar dan tujuan akidah Islam
2. Menunjukan dalil tentang dasar dan tujuan
akidah islam.
3. Menjelaskan hubungan iman, islam dan ihsan
4. Menunjukan dalil tentang iman, Islam dan
ihsan
4 jam pelajaran
(2x pertemuan)
1. Meningkatkan keimanan
kepada Allah
melalai
pemahaman
sifat-sifatnya.
1. Mengidentifikasi tentang sifat-sifat wajib
Allah yang nafsyiah,
salbiyah, ma‟ani, dan
ma‟nawiyah.
2. Menunjukan bukti/dalil naqli dari sifat-sifat
wajib Allah yang
nafsiyah, salbiyah,
ma‟ani dan ma‟nawiyah
3. Menguraikan sifat mustahil dan jaiz bagi
Allah Swt
4. Menunjukan ciri-ciri/tanda-tanda
perilaku orang beriman
kepada sifat-sifat wajib,
mustahil dan wajib bagi
Allah Swt. Dalam
kehidupan sehari-hari.
10 jam pelajaran
(5x pertemuan)
33 Sumber Data silabus Kelas VII
-
25
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Alokasi waktu
2. Menerapakan akhlak terpuji
kepada Allah
Swt.
1. Menjelaskan pengertian dan pentingnya ikhlas,
taat, khauf, dan tobat.
2. Mengidentifikasi bentuk dan contoh-
contoh perilaku ikhlas,
taat, khauf dan tobat.
3. Menunjukan nilai-nilai positif dari perilaku
ikhlas, taat, khauf dan
tobat dalam fenomena
kehidupan.
4. Membiasakan perilaku ikhlas, taat khauf dan
tobat dalam kehidupan
sehari-hari
8 jam pelajaran
(4x pertemuan)
3. Memahami asmaul husna
1. Menguraikan sepuluh asmaul husna (Al-Aziz,
Al-Gaffar, Al-Basit,
An-Nafi, Ar-Rauf, Al-
Barr, Al-Hakim, Al-
Fattah, Al-Adl, dan Al-
Qayyum).
2. Menunjukan bukti kebenaran tanda-tanda
kebesaran Allah melalui
pemahaman terhadap
sepuluh asmaul husna
(Al-Aziz, Al-Gaffar,
Al-Basit, An-Nafi, Ar-
Rauf, Al-Barr, Al-
Hakim, Al-Fattah, Al-
Adl, dan Al-Qayyum)
3. Menunjukan perilaku orang yang
mengamalkan sepuluh
asmaul husna (Al-Aziz,
Al-Gaffar, Al-Basit,
An-Nafi, Ar-Rauf, Al-
Barr, Al-Hakim, Al-
Fattah, Al-Adl, dan Al-
Qayyum)
4. Meneladani sifat-sifat allah yang terkandung
10 jam pelajaran
(5x pertemuan)
-
26
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Alokasi waktu
dalam sepuluh asmaul
husna (Al-Aziz, Al-
Gaffar, Al-Basit, An-
Nafi, Ar-Rauf, Al-Barr,
Al-Hakim, Al-Fattah,
Al-Adl, dan Al-
Qayyum)
4. Meningkatkan keimanan
kepada
malaikat-
malaikat Allah
Swt. Dan
makhluk gaib
selain malaikat.
1. Menjelaskan pengertian iman kepada malaikat-
malaikat Allah Swt.
Dan makhluk gaib
selain malaikat, seperti
jin, iblis, dan setan.
2. Menunjukan bukti/dalil kebenaran adanya
malaikat-malaikat Allah
Swt. Dan makhluk gaib
selain malaikat, seperti
jin, iblis, dan setan.
3. Menjelaskan tugas dan sifat-sifat malaikat-
malaikat Allah Swt.
Dan makhluk gaib
selain malaikat, seperti
jin, iblis, dan setan.
4. Menerapakan perilaku beriman kepada
malaikat-malaikat Allah
Swt. Dan makhluk gaib
selain malaikat, seperti
jin, iblis, dan setan.
10 jam pelajaran
(5x pertemuan)
5. Menghindari akhlak tercela
kepada Allah
Swt.
1. Menjelaskan ria dan ninfak
2. Mengidentifikasi perilaku bentuk dan
cotoh-contoh perbuatan
ria dan nifak.
3. Menunjukan nilai-nilai negatif akibat akiban
perbuatan ria dan nifak
dalam fenomena
kehidupan. 4. Membiasakan diri
untuk menghindari
perbuatan ria dan nifak
2 jam pelajaran
(1x pertemuan)
-
27
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Alokasi waktu
dalam kehidupan sehari.
5. Materi Pembelajaran Akidah Akhlak Kelas VII MTs
Memperhatikan KI dan KD pada pembelajaran Akidah-Akhlask
Kelas VII Madrasah khususnya Akhlak, ditemukan msatrri
pembelajarannya adalah sebagai berikut :
1) Akhlak Terpuji
a. Ikhlas
b. Taat
c. Khauf
d. Tobat dan Nadam
2) Akhlak Tercela
a. Riya‟
b. Nifaq
B. Kerangka Berfikir
Selama proses pembelajaran dipenuhi dengan penjelasan-penjelasan
yang dimana sebagian besar penjelasan adalah dilakukan oleh guru.
Menjelaskan merupakan informasi lisan/memberitahukan tentang sesuatu
yang belum diketahui, tentang kejadian, fakta, kepada orang lain untuk
dipahami dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Guru
yang baik adalah guru yang menguasai berbagai keterampilan-keterampilan
dasar, salah satunya adalah keterampilan menjelaskan baik dengan
mengunakan metode, strategi, maupun teknik dalam mengajarkan materi
yang disampaikan. Proses pembelajaran yang baik akan berpengaruh pada
-
28
hasil yang baik pula, sehingga jika seorang guru menginginkan hasil belajar
yang baik maka diwajibkan untuk menguasai keterampilan menjelaskan.
Hasil belajar merupakan dampak setelah melakukan proses
pembelajaran. Dampak tersebut bersifat positif yang berubah kearah yang
lebih baik secara kompetensi. Aspek tersebut adalah aspek kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap), psikomotorik (penerapan). Dari uraian diatas
maka dapat dibuat kerangka pikir sebagai berikut:
Gambar 2.1 Perbedaan hasil belajar siswa kelas VII A dan kelas VII B pada
mata pelajaran akidah akhlak ketika penerapan metode
penugasan di MTs Darul Hamidy NW Iwan Lombok Tengah.
Hipotesis Penelitian
H0: Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa kelas VII A dan kelas
VII B pada mata pelajaran akidah akhlak ketika penerapan
metode penugasan di MTs Darul Hamidy NW Iwan Lombok
Tengah.
Ha: Ada perbedaan hasil belajar siswa kelas VII A dan kelas VII B
pada mata pelajaran akidah akhlak ketika penerapan metode
penugasan di MTs Darul Hamidy NW Iwan Lombok Tengah.
Metode Penugasan
(X)
Hasil Belajar
(Y)
-
29
Dari kedua hipotesis di atas dalam penelitian mengajukan Ha yang
berbunyi “Ada perbedaan hasil belajar siswa kelas VII MTs pada mata
pelajaran Akidah akhlak sebelum dan sesudah di terapkan metode
penugasan Darul Hamidy NW Iwan Lombok Tengah.
-
30
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang
bertujuan menguji hipotesa dari data-data yang telah dikumpulkan
sesuai dengan teori dan konsep sebelumnya. Penelitian kuantitatif
adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
pendekatan deduktif induktif yang berangkat dari suatu kerangka teori,
gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan
pengalamannya yang kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-
permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk
memperoleh pembenaran dalam bentuk dukungan data empiris di
lapangan.34
2. Jenis Penelitian
Adapun penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen.
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada
subjek selidiki. Dengan kata lain, penelitian eksperimen mencoba
meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.35
Kesimpulan dari hasil penelitian ini disajikan dari hasil analis
data dengan rumus matematis. Tujuan dari penelitian eksperimen untuk
menemukan pengaruh dari treatment terhadap peningkatan hasil
belajarnya. Verifikasi hasilnya diperoleh dengan membandingkan antara
kelas eksperimen dengan kelas kontrol (non experiment).
Secara umum dikenal adanya dua jenis penelitian eksperimen
yaitu eksperimen betul (true experiment) dan eksperimen tidak betul-
34
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi,
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), hlm. 12. 35 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi,(Jakarta:PT Bumi Aksara,2006),hlm.116.
-
31
betul tetapi hanya mirip eksperimen. Itulah sebabnya maka penelitian
yang kedua ini dikenal sebagai “penelitian pura-pura” atau quasi
experiment. Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini termasuk
eksperimen kuasi (quasi experiment) atau eksperimen semu, karena
peneliti menerapkan tindakan berupa metode pembelajaran. Selain itu
juga dalam penelitian eksperimen semu lingkungan yang mempengaruhi
hasil penelitiannya tidak dapat dikendalikan.36
B. Populasi dan sampel Penelitian
1. Populasi
Dalam suatu penelitian, yang dimaksud populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Pendapat lain mengartikan populasi
merupakan seluruh individu yang dimaksudkan untuk diteliti dan yang
nantinya dikenai generalisasi. Generalisasi adalah suatu cara
pengambilan kesimpulan terhadap kelompok individu yang lebih luas
jumlahnya berdasarkan data yang diperoleh dari sekelompok individu
yang sedikit jumlahnya.37
Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
populasi adalah keseluruhan objek/subjek yang akan diteliti yang
nantinya akan digeneralisasikan untuk ditarik kesimpulan berdasarkan
data yang diperoleh. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VII semester genap.
36
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif R & D,(Alfabeta: 2015), hlm.73. 37
Ibid, hlm. 80.
-
32
Sampling adalah cara pengumpulan data atau penelitian kalau
hanya elemen sampel (sebagian dari elemen populasi) yang diteliti.
Pengertian lain sampling adalah suatu teknik atau cara mengambil
sampel yang reprensif dari populasi.38
Pengambilan sampel ini harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar
dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan
populasi yang sebenarnya.
Penelitian ini menggunakan Metode dalam penentuan pemilihan
sampel ini, teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh.
Teknik penarikan sampel ini dilakukan bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena kelas yang ada di
MTs Darul Hamidy NW Iwan. Berdasarkan informasi guru PAI bahwa
kelas-kelas tersebut memiliki kemampuan yang hampir sama dan kelas
tersebut telah mendapat materi Aqidah Akhlak yang sama.
2. Sampel
Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Cara
pengambilan sampel dalam penelitian sangatlah penting terlebih jika
peneliti ingin hasil penelitiannya berlaku untuk seluruh populasi.”39
Sehingga sampel yang diambil haruslah dapat mewakili semua
karakteristik yang terdapat pada populasi jika tidak maka kesimpulan
dari penelitiannya akan bisa atau tidak menentu. Jumlah kelas A
sebanyak 26 siswa sedangkan kelas B sebanyak 26 siswa. Populasi
keseluruhan berjumlah 52 pesertadidik. Dengan demikian jika
38
Ibid,hlm.81. 39
Ibid, hlm. 81.
-
33
memperhatikan siswa kelas VII yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah
masing-masing kelas 26 orang sehingga jumlah siswa kelas VII adalah
52 orang. Jumlah 52 orang siswa yang menjadi subjek penelitian jika
memperhatikan pendapat suharsimi arikunton termasuk penelitian
populasi. Hal ini sesuai pernyataan Suharsimi Arikunto yang
menyatakan: “Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil
semua. Sebaliknya subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara
10-15% atau 20-25%”.40
Sedangkan menurut Sugiyono adalah “teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang,
samling ini sering disebut sampel jenuh , dimana semua anggota
populasi dijadikan sampel.41
Sesuai dengan pendapat di atas, dan mengingat jumlah
responden atau siswa adalah 26 orang, maka penelitian ini di
kategorikan penelitian populasi.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan pada penelitian ini adalah pada hari senin
tanggal 1-hari selasa tanggal 8 bulan Januari 2018 hingga berakhirnya
proses penelitian dan pelaporan hasil penelitian.
40 Suharsimi Arikunto, Prosedur…, hlm. 108. 41 Sugiyono, Metode Penelitian. . . ,hlm. 85
-
34
2. Tempat Penelitian
Pelaksanaan ini dilaksanakkan di MTs Darul Hamidy NW Iwan
pada siswa kelas VII MTs semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018.
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan karakteristik atau keadaan pada suatu obyek yang
mempunyai variasi nilai. Secara umum dapat dinyatakan bahwa variabel
adalah “operasionalisasi dari konsep. Fungsi variabel dapat dibedakan atas
tiga fugsi, yakni variabel sebab, variabel penghubung, dan variabel
akibat”42
. Berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan variabel yang
lain, variabel penelitian dibedakan menjadi:
a) Variabel independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent serta variabel bebas. Variabel ini
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
b) Variabel dependen: variabel ini disebut juga variabel output, kriteria, konsekuen, serta variabel terikat variabel ini merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
c) Variabel moderator: variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen.
d) Variabel intervening: variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi
hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.
e) Variabel kontrol: variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.43
Pada umummya, variabel penelitian dibedakan menjadi dua yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini, variabel yang
digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat dan tidak melibatkan
variabel yang lain. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: a)
42
Ibid, hlm.39. 43
Imam Ghazali, Analisis Multivariate Aplikasi SPSS, (Semarang, UNDIP Press,
2016),hlm.15
-
35
Variabel bebas: metode penugasan yang dilambangkan X dengan indikator
pelaksanaan penugasan. b) Variabel terikat: kreativitas siswa yang
dilambangkan Y dengan indikator penguasaan terhadap materi segitiga,
usaha untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan pemenuhan
siswa dalam indikator berpikir kreatif yang meliputi kefasihan, fleksibilitas
dan kebaruan.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian
Adapun yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek
dari mana data dapat diperoleh. Pengertian lain tentang data adalah
sejumlah informasi yang dapat memnerikan gambaran tentang suatu
keadaan atau masalah, baik yang berupa angka-angka maupun yang
berbentuk kategori, seperti: baik, buruk, tinggi, rendah dan sebagainya.
Macam data yang digolongkan menurut cara memperolehnya ada
dua, yaitu:
Pertama, data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari
obyeknya dan kemudian diolah sendiri. Data primer dalam penelitian
ini diperoleh dengan memberikan tes hasil kreativitas matematika
pada sampel yang telah dipilih.
Kedua, Data Skunder adalah data yang diperoleh dari data yang sudah
dikelola pihak lain yang sudah dipublikasikan. Adapun data skunder
dalam penelitian ini adalah data tentang daftar nilai raport siswa, data
tentang sejarah, daftar siswa dan guru.44
Untuk memperoleh data yang diharapkan maka dalam suatu
penelitian diperlukan teknik pengumpulan data. Langkah ini sangat penting
karena data yang dikumpulkan nanti akan digunakan dalam menguji
hipotesis. Dalam melakukan teknik pengumpulan data harus disesuaikan
44
Nana Syaudih,Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2010),
hlm.67.
-
36
dengan data yang diperlukan. Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah:
1. Teknik Observasi
Sutrisno Hadi dalam bukunya Sugiyono mengemukakan bahwa
“observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.”45
Dalam teknik
ini yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan. Pendapat
lain mengartikan bahwa observasi adalah pengamatan dan pencatatan
secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Teknik ini banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku ataupun
proses terjadinya suatu kegiatan dalam situasi yang sebenarnya ataupun
buatan. Teknik observasi dibedakan menjadi dua yaitu:
Pertama, observasi terstruktur, observasi ini merupakan teknik
observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang
akan diamati kapan dan dimana tempatnya. Kedua, Observasi
tidak terstruktur Observasi ini merupakan observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi
karena peneliti belum tahu secara pasti tentang apa yang akan
diamati. …..
Dalam penelitian ini, teknik observasi digunakan untuk
memperoleh data nama-nama siswa yang menjadi sampel penelitian,
dan letak geografisnya dan hal-hal lain yang diperlukan dalam
penelitian.
2. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan “setiap pernyataan tertulis yang
disusun oleh seseorang atau untuk keperluan pengujian suatu peristiwa
45
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi, (Jakarta:
pT Bumi Aksara, 2006), hlm.219
-
37
atau menyajikan akunting”.46
Dokumen dijadikan sebagai data untuk
membuktikan penelitian karena stabil, alamiah, tidak reaktif sehingga
mudah ditemukan dengan teknik kajian isi. Dalam penelitian ini, teknik
ini digunakan untuk memperoleh data tentang guru, pegawai dan siswa,
nilai ulangan harian matematika sebelumnya kelas dan foto selama
pembelajaran waktu penelitian.
3. Teknik Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditentukan. Sedangkan tes sebagai metode
pengumpulan data merupakan latihan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, sikap, intelegensi dan kemampuan atau bakat.47
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan “alat bantu bagi peneliti dalam
mengumpulkan data. Kualitas instrumen akan menentukan kualitas data
yang terkumpul. Dalam kegiatan penelitian untuk memperoleh data yang
berasal dari lapangan, seorang peneliti biasanya menggunakan instrumen
yang baik dan mampu mengambil informasi dari objek atau subjek yang
diteliti”.48
Di bidang pendidikan ada tingah laku, instrumen penelitian pada
umumnya perlu mempunyai dua syarat penting, yaitu valid dan reliabel.
Pada tahap validitas dan reliabilitas inilah tes hasil kreativitas diuji
46
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2006), h.219. 47
Saifuddin Azwar, Validitas Dan Reliabelitas Tes, (Yogyakarta, pustaka pelajar 2015),
hlm. 134.
-
38
kualitasnya sebagai suatu perangkat secara menyeluruh. Pengujiannya
dilakukan setelah dilakukan pengujian atas kualitas pada masing-masing
butirnya.
1. Pedoman Tes Tertulis
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
tertulis. Tes tertulis yaitu “berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan
secara tertulis tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari
jawaban yang diberikan secara tertulis pula. Jenis tes tertulis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian“.49
Tes tertulis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian. Tes uraian ini
digunakan untuk mengetahui kreativitas belajar siswa yang diberikan
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes dilakukan pada akhir
pembelajaran (post test)
2. Pedoman Observasi
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian
digunakan untuk menyebut jenis observasi, yaitu: 1) Observasi non-
sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan
instrumen pengamata, 2) Observasi sistematis, yang dilakukan oleh
pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen
pengamatan.50
Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan
yang mungkin timbul dan akan diamati. Pada penelitian ini pedoman
49
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan_Kuantitatif & Kualitatif (Korelasional,
Eksperimen, Ex Post Facto, Etnografi, Grounded Theory, Action Research, (Jakarta,
Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 89. 50
Afifudin dan Saebani, Ahmad, Beni, Metodologi Pendidikan Kualitatif, (Bandung:
Pustaka Setia,2009),hlm. 41.
-
39
observasi berupa daftar terkait proses pembelajaran berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada kelas eksperimen.
3. Pedomen Dokumentasi
Pedoman dokumentasi dalam penelitian ini adalah “suatu alat
pengumpul data tentang subjek penelitian dengan menggunakan teknik
dokumentasi”.51
Pedoman ini berupa daftar-daftar terkait data populasi
siswa, data siswa dan guru, foto pelaksanaan selama penelitian dan
hasil pekerjaan siswa selama pembelajaran.
G. Analisis Data
Analisa data merupakan rangkaian penelaahan, pengelompokkan,
sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki
nilai sosial, akademis dan ilmiah. Analisis data dilakukan setelah data dari
sampel melalui instrumen terkumpul. Dalam penelitian kuantitatif, teknik
analisa data yang digunakan adalah uji statistik. Melalui uji statistik ini,
dapat digunakan untuk menghitung data-data yang diperoleh dan nantinya
dapat dianalisis.
Dalam statistik, teknik yang digunakan untuk mengetahui koefisien
perbedaan antara dua buah distribusi data adalah teknik regresi atau uji t.
dalam penelitian ini teknik statistik yang digunakan adalah teknik t–test.
Hal ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara siswa yang dikenai
metode penugasan dengan siswa yang tidak dikenai metode tersebut,
terhadap hasil belajar. Sebagai uji prasyarat suatu penelitian, sebelum
-
40
dilakukan uji t terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas pada data yang akan dianalisis.
Adapun yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek
dari mana data dapat diperoleh. Pengertian lain tentang data adalah
sejumlah informasi yang dapat memnerikan gambaran tenteng suatu
keadaan atau masalah, baik yang berupa angka-angka maupun yang
berbentuk kategori, seperti: baik, buruk, tinggi, rendah dan sebagainya.
Macam data yang digolongkan menurut cara memperolehnya ada
dua, yaitu:
Pertama, data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari
obyeknya dan kemudian diolah sendiri. Data primer dalam penelitian
ini diperoleh dengan memberikan tes Aqidah Akhlaq siswa pada
sampel yang telah dipilih. Kedua, Data Skunder adalah data yang
diperoleh dari data yang sudah dikelola pihak lain yang sudah
dipublikasikan. Adapun data skunder dalam penelitian ini adalah data
tentang data tentang sejarah dan daftar siswa dan guru.52
1. Uji Normalitas
“Normalitas sebaran data menjadi suatu asumsi yang menjadi
syarat untuk menentukan jenis statistik apa yang akan dipakai dalam
penganalisaan selanjutnya. Asumsi normalitas senantiasa disertakan
dalam penelitian pendidikan karena erat kaitannya dengan sifat dari
subjek/objek penelitian”.53
Pengujian normalitas data akan dilakukan
dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat (2 ), yaitu:
52
Sukadi, Metodologi Penelitian Pendidikan,( Jakarta: Bumi Aksara ,2003), hlm. 76. 53
Alfira Mulya Astuti,Statistika Penelitian, (Mataram: Insan Madani Publishing, 2016),
Hlm. 61.
-
41
i
ii
E
EO 22 )(
2 : Chi kuadrat
Oi : Frekuensi observasi
Ei : Frekuensi harapkan.54
Dengan kreteria pengujian normalitasnya yaitu jika hitung2 <
2 tabel
maka data tersebut berdistribusi normal. Pada keadaan lain, data tidak
berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Berdasarkan data dari hasil belajar, penelitian akan terlebih dahulu
dianalisis dengan uji F (uji homogenitas), yaitu menentukan rumus t-tes
yang mana akan digunakan untuk pengujian hipotesis, maka perlu diuji
varians kedua sampel homogen atau tidak. Pengujian homogenitas
varians digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut:
Fhitung =
Data dikatakan homogen apabila hasil Fhitung yang diperoleh
dikonsultasikan Ftabel dengan dk pembilang (n1-1) dan dk penyebut (n2-
1) pada taraf kesalahan 5% jika Fhitung ≤ Ftabel maka varians kedua
kelompok adalah homogen. Apabila Fhitung ≥ Ftabel maka varians
dikatakan tidak homogen.55
54
Ibid.,h.61. 55
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D,(Bandung: Alfabeta),2018, Hlm.199
-
42
3. Uji Beda (uji-t)
Uji-t bertujuan untuk membandingkan dua nilai rata-rata dengan
melihat perbedaan secara signifikan. Uji-t digunakan tergantung dari
homogen dan tidaknya varians data. Terdapat beberapa rumus uji t serta
pedoman penggunaannya.
2
2
2
1
2
1
21
n
s
n
s
XXt
)1
1
1(
2
)1()1(
221
2
22
2
11
21
nnnn
snsn
XXt
Keterangan:
̅̅̅ : Rata-rata nilai kelompok ekperimen
̅ : Rata-rata nilai kelompok control
: Standar deviasi nilai kelompok ekperimen
: Standar deviasi nilai kelompok control
: Jumlah siswa dalam kelompok ekperimen
: Jumlah siswa dalam kelopok kontrol
Rancangan analisis dengan menggunakan uji-t bertujuan untuk
melihat perbedaan antara kelompok experimen dengan kelompok
kontrol. Jika hasil pengujian dengan t-test ini menggambarkan adanya
Separated varian
Pooled varian
-
43
perbedaan antara kedua kelompok yaitu kelompok experimen dan
kelompok kontrol tersebut, maka dapat disimpulan bahwa apa yang
menjadi tujuan utama dari penelitian ini atau sesuai dengan hipotesis
yang diajukan yaitu efektivitas model pembelajaran PBL untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII MTs
Darunnajah Al-falah Telagawaru Tahun Pelajaran 20017 / 2018
Berdasarkan pada kerangka berpikir maka hipotesis yang dapat
dikemukakan dalam penelitian ini yaitu Model pembelajaran PBL
ditinjau dari kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII MTs
Darunnajah Al-falah Telagawaru tahun pelajaran 2017/2018. Terdapat
dua macam hipotesis penelitian yaitu hipotsis kerja dan hipotesis nol.
Hipotesis kerja dinyatakan dalam kalimat positif dan hipotesis nol
dinyatakan dalam kalimat negatif.
-
44
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Madrasah Tsyanawiah (MTs) Darul Hamidiy NW Iwan adalah
lembaga pendidikan tingkat menengah masih berstatus sekolah swasta yang
berada di bawah naungan Departemen Agama (DEPAG). Madrasah ini
berlokasi di Jalan Raya Kopang-Praya Km. 08 Dusun Iwan Desa Darmaji
Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat, yang
didirikan oleh TGKH. Lalu Abdul Hamid, oleh karena itu dinamakan Darul
Hamidiy dan sampai sekarang diteruskan oleh anak serta cucu sebagai
pengelola.
Letak MTs Darul Hamidiy NW Iwan sangat strategis karena
lokasinya berdekatan dengan jalan raya dan pemukiman, yang mempunyai
batasan wilayah yakni: sebelah utara berbatasan dengan perumahan warga,
sebelah timur berbatasan dengan jalan raya, sebelah selatan berbatasan
dengan perumahan warga dan sebelah barat berbatasan dengan persawahan.
Madrasah ini berdiri di atas lahan seluas 5000 M2 dengan jenis
bangunan permanen. Bangunannya selalu mengalami perkembangan dari
waktu ke waktu, bahkan sudah berbentuk bangunan vertikal. Hal ini
menunjukkan bahwa MTs Darul Hamidiy NW Iwan adalah Madrasah yang
cukup maju dibandingkan dengan Madrasah yang ada di sekitarnya.
Latar belakang didirikannya MTs Darul Hamidiy NW Iwan yakni
adanya kebutuhan masyarakat Dusun Iwan dan sekitarnya mengenai
-
45
pendidikan karena sebelum Madrasah ini berdiri, masyarakat masih kesulitan
untuk mengenyam pendidikan, karena pada saat itu sekolah formal masih
sangat langka dan MTs Darul Hamidiy NW Iwan dapat dikatakan lembaga
pendidikan yang cukup tua dibandingkan dengan lembaga pendidikan yang
ada di sekitarnya, seperti MA Darussolihin NW Darmaji, MA NW
Mertaknao, SMAN 1 Praya Tengah dan masih banyak lagi. Di sisi lain
kondisi ini merupakan tantangan bagi MTs Darul Hamidiy NW Iwan untuk
bersaing secara kompetitif dengan Sekolah atau Madrasah lain di sekitarnya,
namun MTs Darul Hamidiy NW Iwan sudah mendapat akreditasi “B”, hal ini
menandakan bahwa Madrasah ini sudah diakui baik.
Visi yang dimiliki oleh MTs Darul Hamidiy NW Iwan yakni:
“Mewujudkan Output yang Berwawasan Ilmu Pengetahuan yang Dilandasi
Iman dan Takwa”. Untuk mewujudkan visi tersebut, pihak Madrasah
mempunyai beberapa program untuk mendukung visi yang telah dibuat yakni,
kegiatan rutin dalam hal agama seperti membaca Al-Qur'an, pidato Islami dan
membaca syair-syair karangan TGKH. Lalu Abdul Waris yang merupakan
salah satu putra dari TGKH. Lalu Abdul Hamid. Selain itu ada juga kegiatan
mingguan yakni Hiziban yang diadakan setiap jumat pagi yang didiikuti oleh
semua siswa-siswi dan juga Guru.56
Di samping Visi, MTs Darul Hamidiy NW Iwan juga memiliki Misi
sebagai berikut:
a. Menciptakan lingkungan Madrasah yang beriman, bertaqwa dan
berakhlaqul karimah.
56
Dokumentasi, 10 juli 2018.
-
46
b. Menumbuh kembangkan suasana sivitas akademika dengan wawasan dan
nilai-nilai kehidupan yang Islami.
c. Menumbuhkan semangat kedisiplinan, kinerja yang tinggi, mandiri dan
bertanggung jawab.
d. Menciptakan KBM yang efektif dan efisien.
e. Menggali potensi kreatifitas siswa secara terus menerus yang bersumber
dari kompetensi siswa itu sendiri.
f. Menumbuhkembangkan sumber daya yang ada sebagai sumber
pembelajaran.
g. Menciptakan sumber daya yang berpikir solutif, inovatif dan berdedikasi
tinggi.57
h. Menggali potensi siswa dan guru dengan mengadakan
pelatihan/workshop.
i. Menciptakan suasana akademis yang bersumber dari kebutuhan
kemasyarakatan peserta didik.58
Untuk dapat mewujudkan kesembilan Misi tersebut, pihak Madrasah
memiliki program-program ataupun peraturan yang dapat menunjang Misi
yang telah dibuat yakni, siswa dan siswi diwajibkan datang paling lambat jam
8 (delapan) pagi untuk membaca Al-Qur'an, ceramah dan syair-syair Islami,
selain untuk menumbuhkan semangat kedisiplinan siswa, program ini juga
dapat mendukung siswa agar lebih meningkatkan kecintaannya terhadap
agama Islam. Selain itu adapula kegiatan rutin mingguan yakni membaca
Hizib dan pengajian yang langsung diisi oleh pemuka agama dan para Tuan
57 Dokumentasi,10 juli 2018. 58 Dokumentasi, 10 juli 2018.
-
47
Guru atau Kyai-Kyai. Pihak Madrasah juga kerap kali mengadakan acara
pengajian akbar khususnya pada hari-hari besar Islam. Acara ini tidak hanya
dihadiri oleh siswa dan Guru, tetapi juga masyarakat, hal ini akan
menciptakan lingkungan Madrasah yang beriman, bertaqwa dan berakhlaqul
karimah.
Adapun program-program yang berkaitan dengan pengetahuan umum
yakni diadakannya les bahasa Inggris dan les komputer yang diadakan setiap
hari senin sampai kamis diisi langsung oleh Guru-Guru yang ahli di bidang
tersebut. Hal ini dapat menggali potensi kreatifitas siswa secara terus menerus
yang bersumber dari kompetensi siswa itu sendiri.
Dalam perkembangan Madrasah, Guru di MTs Darul Hamidiy NW
Iwan berjumlah 31 orang yang didominasi oleh Guru yang berstatus tetap,
sedangkan dari segi jumlah siswa, MA Darul Hamidiy NW Iwan dapat
dikatakan lebih berkembang dari Madrasah lain yang ada di sekitarnya yang
kebanyakan mengalami penurunan dari segi jumlah siswa. Beberapa tahun
terakhir, jumlah siswa di MTs Darul Hamidiy NW Iwan mengalami
peningkatan. Peningkatan jumlah siswa tersebut tentu tidak lepas dari upaya
pihak Madrasah dan juga masyarakat sekitar dalam bekerjasama
mengembangkan Madrasah tersebut.
Perkembangan jumlah siswa mengalami peningkatan rata-rata 85%
dan jumlah yang paling tinggi yakni pada tahun pelajaran 2018/2019 dengan
jumlah 176 siswa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
-
48
Tabel 4.1
Daftar Jumlah Siswa MTs Darul Hamidy NW Iwan
Sumber Data : Profil Msadfrasah Tsnawiyah Darul Hsamidy NW Iwan. 59
No. Kelas Jumlah Siswa
L P Jumlah
1 VII A 18 8 26
VII B 16 10 26
JUMLAH 27 18 52
2 VIII B 11 17 28
VIII B 11 17 28
VIII B 10 16 26
JUMLAH 33 50 82
3 IX A 10 11 21
IX B 11 10 21
JUMLAH 21 21 42
TOTAL 81 89 176
Perkembangan jumlah siswa tersebut pastinya akan berimplikasi
terhadap kebutuhan ruang belajar, dalam hal ini pihak Madrasah telah
memperbanyak jumlah ruang kelas menjadi 7 ruang yakni Kelas VII, Kelas
VIII dan Kelas IX yakni sama-sama sebanyak 2 (dua) ruang dalam kondisi
baik. Hasil pengamatan peneliti juga menunjukkan bahwa ruang belajar siswa
termasuk dalam kategori baik, hal ini dapat dilihat dari bangunannya
berbentuk vertikal, lantai berupa keramik, genteng permanen, dan sebagainya.
59
Dokumentasi, 10 juli 2018.
-
49
Adapun sarana dan prasarana kelas sudah cukup mendukung, seperti
papan hitam dan papan putih, meja, bangku dan lain-lain. Hal ini akan
berimplikasi pada kenyamanan siswa dalam proses belajar.
Selain ruang kelas, ada juga sarana dan prasarana Madrasah lainnya
seperti ruang Pimpinan, ruang Guru, ruang tata usaha, ruang ibadah, toilet
dan tempat olah raga, keseluruhan ruang tersebut berjumlah 11 (sebelas)
ruang.
B. Keadaan Guru MTs Darul Hamidy NW Iwan
Tabel 4.2
Daftar Guru MTs Darul Hamidy NW Iwan Pelajaran
Sumber Data : Profil Msadfrasah Tsnawiyah Darul Hsamidy NW
Iwan.60
No Nama / NIP Jabatan Tempat Tgl.Lahir
Status
KEP.
PNS/NON
PNS
1 2 3 5 7
1 L. Sahid Fayadi, S.PdI. Kepala
Madrasah
Lombok Tengah,
1969
PNS
NIP. 19691231
198912 1 002
2 M. Kadir, QH.,SS GTY Darmaji, 1972 Honorer
3 Mahyuddin, S.PdI GTY Iwan, 1970 Honorer
4 TGH. Hasan Basri, SE GTT Iwan, 10 - 10 -
1977 Honorer
5 Zaenal Mujahidin,
S.Pd. GTT
Sekambis, 01-03-
1970 Honorer
6 Dra. Mir'atun GTY Iwan, Tahun 1967 Honorer
60 Dokumentasi , 10 juli 2018.
-
50
7 Hamzan, S.PdI. GTY Iwan, Tahun 1979 Honorer
8