PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN...

90
PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A-MATCH DAN METODE TEAM QUIZ DI SMP ISLAMIYAH CIPUTAT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh Siti Ngaisah NIM : 107015000001 JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H./2011 M.

Transcript of PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN...

Page 1: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN

MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A-MATCH DAN

METODE TEAM QUIZ DI SMP ISLAMIYAH CIPUTAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Siti Ngaisah

NIM : 107015000001

JURUSAN PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H./2011 M.

Page 2: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

i

ABSTRAK

SITI NGAISAH. Perbedaan Hasil Belajar IPS Terpadu Dengan

Menggunakan Metode Pembelajaran Make A-match Dan Metode Team Quiz

Di SMP Islamiyah Ciputat. Skripsi. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2011.

Permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian ini perbedaan hasil

belajar IPS antara siswa yang diajar menggunakan metode Make A-Match dengan

siswa yang diajar menggunakan metode Team Quiz. Penelitian ini bertujuan untuk

membuktikan ada atau tidak ada perbedaan hasil belajar IPS antara siswa diajar

menggunakan metode Make A-Match dan metode Team Quiz, membuktikan

tinggi rendahnya hasil belajar IPS siswa yang diajar menggunakan metode Make

A-Match dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan

metode Team Quiz.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

yaitu cara melakukan penelitian dengan percobaan. Metode ini digunakan untuk

menelaah adanya perbedaan hasil belajar IPS antara siswa diajar menggunakan

metode Make A-Match dan siswa yang diajar menggunakan metode Team Quiz.

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII-A dan

kelas VII-B SMP Islamiyah Ciputat. Kelas VII-A terdiri dari 45 siswa dengan

komposisi perempuan 24 siswa dan laki-laki 21 siswa, yang metode

pembelajarannya menggunakan Make A-Match. Kelas VII-B Terdiri dari 40 siswa

dengan komposisi perempuan 21 siswa dan laki-laki 19 siswa, yang metode

pembelajarannya menggunakan metode Team Quiz.. Instrumen yang dipakai

adalah tes. Teknik analisis data menggunakan metode statistik uji “t” (uji beda),

untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan konsultasi pada tabel distribusi “t”

pada taraf signifikansi 5%.

Temuan hasil penelitian ini adalah: 1) Tidak terdapat perbedaan hasil

belajar yang signifikan antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran

kooperatif (Cooperative Learning) metode Make A-Match dengan siswa yang

diajar dengan pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) metode Team Quiz

dalam pelajaran IPS Terpadu dengan diperoleh nilai

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑖𝑡𝑢 0,0042 < 1,66; 2) Perbedaan hasil belajar IPS siswa yang

diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) metode

Team Quiz dapat terlihat dari mean gainnya sebesar 0,63 lebih baik daripada

mean-gain kelompok yang diajarkan dengan pendekatan Cooperative Learning

metode Make A-Match yaitu 0,53. Dengan demikian Nampak bahwa hasil belajar

IPS siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif metode Team

Quiz lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar IPS siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran Cooperatif Learning metode Make A-Match;

dan 3) berdasarkan hasil observasi, model pembelajaran kooperatif (Cooperative

Learning) metode Make A-Match dan metode Team Quiz merupakan metode

pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa ingin tahu, keberanian

mengungkapkan pendapat maupun pertanyaan, dan sifat menghargai serta

tanggung jawab siswa.

Page 3: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

ii

ABSTRAC

SITI NGAISAH. The Defference of Social Science Education Learning

Achievement With Make A-Match Learning Method and Team Quiz Learning

Method: Study to Student of SMP Islamiyah Ciputat. Thesis. Jakarta: Social

Sciene Education Program Faculty of Tarbiyah and Teaching Science of State

Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN). 2011.

The objective of this research is to examine the defference of student's

learning achievement at social science education between whom learned with

Make A-Match learning method and whom learned with Team Quiz learning

method, to compare the student's learning achievement by Make A-Match

learning method and Team Quiz learning method, and to know student's response

with cooperative learning applied.

The research is held 85 students from Class VII of SMP Darussalam that

device to two group of experiment and control with the number of experiment

group is 45 students and the number of control group is 40 students. Data were

collected from test (30 items), and observation to know learning method process,

using experiment design. Analyse data with t-test at signification α 5%.

The results of this research: There is nothing the defference between

student's learning achievement at social science education with Make A-Match

learning method and student's learning achievement at social science education

with Team Quiz learning method and obtained value 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 0,0042 and

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 1,66 . The result show that at signifikan 5% with mean gain Make A-Match

0,53 and mean gain Team Quiz 0,63 hence can be said that cooperative learning

Team Quiz method is better than cooperative learning Make A-Match method.

Student and observer give a positive response with this cooperative learning

applied.

According to the result of this research the author recommended: The

teachers should had a knowledge and enough abbility to choose the right learning

methods and suitable with the matter learned by student so the students learning

achievement could be increased. The research about Make A-Match and Team

Quiz learning technique that applied for other matter or lessons should be held to

resolved its function to increases student's learning achivement and motivates

them.

Page 4: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

iv

KATA PENGANTAR

Hanya ungkapan rasa syukur yang tiada terkira atas segala limpahan

nikmat yang luas tanpa batas serta anugerah yang agung tak terhitung dari Illahi

Rabbi, karena berkat itu semua penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan

umat manusia, Nabi Muhammad SAW, makhluk mulia yang penuh dengan rasa

cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan

dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil, maka penulis mengucapkan

terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. H. Nurochim MM, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta, dan sekaligus sebagai pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya selama penyusunan

skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tidak

terhingga banyaknya dan sangat berguna bagi penulis.

4. Seluruh civitas akademi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi penulis selama

menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Mudalih, S.Ag selaku kepala sekolah SMP Islamiyah Ciputat yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

Page 5: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

v

8. Bapak Drs. Sayuti Supriatna, selaku guru IPS Terpadu SMP Islamiyah Ciputat

yang telah memberikan bimbingan selama penulis melaksanakan penelitian di

kelas VII.

9. Sahabat dan adik-adik penulis yaitu Nurlela, Ismi Lutfiyah, Nurlita Marya,

Reyita Mardati Sakinah, Raga Wiranata, Masruroh, Neneng Suwartini, Arif

Rahman Hakim yang selalu memberikan bantuan, dukungan, dan menghibur

penulis ketika merasa tidak mampu dalam menyelesaikan berbagai tugas dan

semoga persahabatan kita tak lekang oleh waktu.

Atas bantuan mereka yang sangat berharga, penulis berdo'a semoga Allah

s.w.t. memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan ketaatan

kepada-Nya, Amin.

Jakarta, 03 Agustus 2011

Penulis

Page 6: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 8

C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 9

D. Perumusan Masalah ........................................................................ 10

E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 10

F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 10

1. Manfaat Teoritis ................................................................. 10

2. Manfaat Praktis .................................................................. 11

BAB II DISKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN ....................................................................................... 12

A. Deskripsi Teori ............................................................................... 12

1. Hasil Belajar .............................................................................. 12

a. Pengertian Belajar .............................................................. 12

b. Prinsip-Prinsip Belajar ....................................................... 15

c. Teori-Teori Belajar............................................................. 16

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar .......... 19

e. Hasil Belajar ....................................................................... 20

f. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............ 24

g. IPS Terpadu ........................................................................ 26

h. Hasil Belajar IPS Terpadu .................................................. 29

2. Metode Pembelajaran ................................................................. 32

a. Pengertian Metode Pembelajaran ....................................... 32

b. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran ...................................... 34

3. Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar ........... 53

Page 7: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

vii

B. Kerangka Berpikir .......................................................................... 54

C. Perumusan Hipotesis Penelitian ..................................................... 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 57

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ....................................................... 57

B. Subjek Penelitian ............................................................................ 57

C. Metode Penelitian........................................................................... 57

D. Desain Penelitian ............................................................................ 58

E. Tehnik Pengumpulan Data ............................................................. 58

F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 59

F.1. Definisi Konseptual ................................................................ 59

F.2. Definisi Operasional ............................................................... 59

F.3. Kisi-Kisi Instrumen ................................................................. 60

G. Uji Coba Instrumen ....................................................................... 62

a. Uji Validitas ....................................................................... 62

b. Uji Reliabilitas ................................................................... 62

c. Uji Taraf Kesukaran Soal ................................................... 63

d. Daya Beda .......................................................................... 63

H. Tehnik Analisis Data ...................................................................... 64

I. Analisis Data .................................................................................. 65

J. Hipotesis Statistik .......................................................................... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 67

A. Deskripsi Data ............................................................................... 67

1. Gambaran Umum SMP Islamiyah Ciputat .......................... 67

a. Sejarah Berdirinya SMP Islamiyah Ciputat .................... 67

b. Visi dan Misi SMP Islamiyah Ciputat ............................ 68

c. Struktur Organisasi SMP Islamiyah Ciputat ................... 68

2. Praktik Pembelajaran ............................................................. 68

a. Praktik Pembelajaran Metode Make A-Match ................ 68

b. Praktik Pembelajaran Metode Team Quiz ....................... 70

3. Data Hasil Belajar IPS Siswa ................................................. 71

a. Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelompok Make A-Match..71

b. Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelompok Team Quiz ..... 71

Page 8: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

viii

B. Persyaratan Analisis Data.............................................................. 72

1. Uji Normalitas Data 72

2. Uji Homogenitas Data 72

C. Pengujian Hipotesis 74

D. Pembahasan Hasil Penelitian 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 76

A. Kesimpulan 76

B. Saran 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 9: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tugas bangsa Indonesia setelah merdeka dan terbentuknya Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945, salah satunya adalah mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Cita-

cita dan tujuan nasional ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar

1945. Salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan tersebut adalah

melalui pendidikan. Menurut Muhibin Syah, “pendidikan adalah proses dengan

metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman,

dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.”1 Berdasarkan definisi

tersebut, pendidikan merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan

pemahaman kepada seseorang untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan

tugas dan tanggung jawab yang dimiliki.

Proses pendidikan diawali ketika individu dilahirkan dalam lingkungan

keluarga kemudian dilanjutkan dan dikembangkan melalui jenjang pendidikan

formal, terstruktur dan sistematis dalam lingkungan sekolah. Di sekolah terjadi

interaksi secara langsung antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai

pendidik dalam suatu proses pembelajaran. Melalui sekolah, peserta didik tidak

hanya diberikan pemahaman tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga pemahaman

1 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT. Remaja

Rosydakarya, 2009), h.10

Page 10: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

2

moral dan keagamaan. Namun pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab

sekolah, akan tetapi keluarga dan masyarakat juga ikut bertanggung jawab.

Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk

mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan pendidikan

nasional adalah sebagaimana dirumuskan dalam Undang-Undang No. 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga Negara yang demokratif serta bertanggung jawab.

Dalam rumusan tujuan pendidikan dalam undang-undang tersebut melalui

pendidikan dapat terbentuk warga negara yang memiliki tanggung jawab,

memiliki kesopanan dan kesusilaan, serta menjadi warga negara yang demokratis.

Melalui pendidikan diharapkan peserta didik memiliki kecakapan dan

keterampilan sehingga dapat melaksanakan perannya sebagai warga lokal,

nasional, dan global.

Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperlukan usaha dan

dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa untuk

kelangsungan masa depannya. Sama halnya dengan Bangsa Indonesia

mengharapkan melalui pendidikan dapat mengembangkan masa depan bangsa,

sebab melalui pendidiakan pembentukan generasi penerus sebagai sumber daya

yang berkualitas dapat dilakukan. Walaupun mengakui bahwa pendidikan adalah

investasi besar jangka panjang yang harus ditata, dipersiapkan dan diberikan

sarana maupun prasarananya dalam hal ini modal material yang cukup besar,

tetapi hingga sekarang ini Indonesia masih berada pada proses penyelesaian

masalah yakni kualitas pendidikan terbukti Indonesia berada dalam peringkat

bawah dalam kualitas pendidikan dibandingkan negara-negara Asia Tenggara

yang lainnya.

Pendidikan adalah salah satu cara yang digunakan untuk menciptakan

masyarakat yang memiliki kualitas. Atas dasar hal tersebut pihak pemerintah

Indonesia melakukan upaya-upaya yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan,

meskipun hasilnya tidak dengan seketika dapat terlihat. Upaya peningkatan

Page 11: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

3

kualitas pendidikan dilakukan melalui berbagai perbaikan seperti perbaikan

kebijakan pendidikan, peningkatan kualitas pendidik, melengkapi sarana dan

prasarana pendidikan, dan perbaikan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan

zaman.

Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh proses pembelajaran. Para

peserta didik yang sudah mengikuti proses pembelajaran diharapkan mengalami

perubahan baik dalam bidang pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan

sikap.

Salah satu standar mutu pendidikan di suatu sekolah adalah hasil belajar

yang dicapai oleh para peserta didik di sekolah tersebut. Maka hasil belajar

peserta didik pada suatu mata pelajaran tertentu merupakan salah satu indikator

kualitas pendidikan di suatu sekolah. Peningkatan kualitas ilmu pendidikan pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah dilakukan pada semua kelompok mata

pelajaran yang tertuang dalam Standar Isi. Diantaranya adalah kelompok mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu (IPS Terpadu), yang menjadi mata

pelajaran wajib pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah

Tsanawiyah (MTs.).

Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan pada jenjang

Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs.) hingga

saat ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Banyak para peserta didik SMP atau

MTs. pada mata pelajaran IPS Terpadu, memperoleh hasil belajar yang rendah,

dan kurang memiliki motivasi dalam belajar. Berdasarkan hasil pengamatan,

peserta didik kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Para peserta didik

mengeluhkan jika pelajaran IPS hanya pelajaran yang sifatnya menghafal dengan

cara yang membosankan, IPS kurang menekankan aspek penalaran sehingga

menyebabkan rendahnya minat belajar dalam mata pelajaran IPS para peserta

didik di sekolah.

Beberapa masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran IPS Terpadu

antara lain proses pembelajaran mata pelajaran IPS kurang kondusif. Hal tersebut

antara lain disebabkan karena interaksi guru dan peserta didik kurang, para peserta

didik hanya mendengarkan, sedangkan guru menerangkan dari awal pembelajaran

hingga bel tanda jam pelajaran selesai, inilah situasi yang membosankan bagi para

Page 12: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

4

peserta didik. Proses pembelajaran yang dilakukan hanya bersifat satu arah,

ditambah lagi dengan metode mengajar yang digunakan oleh guru kurang

menarik, kadang-kadang guru hanya duduk depan kelas sambil menerangkan,

tanpa peduli apakah yang disampaikan diperhatikan oleh para peserta didiknya,

ditambah lagi dengan guru tidak menggunakan media yang relevan. Dalam hal ini

guru hanya sekedar memenuhi kewajibannya memenuhi tugas mengajar sebagai

tukang ajar, atau mengisi daftar hadir guru. Seharusnya guru harus menciptakan

suasana kelas yang dapat membuat peserta didik mendapat kesempatan untuk

saling berinteraksi aktif dengan seluruh komponen kelas.

Dampaknya dari proses pembelajaran IPS Terpadu yang kurang kondusif

adalah motivasi para peserta didik dalam mengikuti mata pelajaran IPS rendah,

banyak peserta didik yang sering melakukan hal-hal yang bukan aktivitas belajar

ketika pelajaran IPS, seperti berbicara dengan peserta didik yang lain,

mengerjakan tugas mata pelajaran lain, atau mengantuk di dalam kelas selama

proses pembelajaran berlangsung. Dengan motivasi yang rendah, para peserta

didik tidak dapat mengembangkan potensi yang dimiliki, dan hasil belajar para

peserta didik dalam mata pelajaran IPS Terpadu rendah.

Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar IPS Terpadu peserta didik

rendah yaitu faktor internal dan eksternal dari peserta didik. Faktor internal antara

lain: motivasi belajar, intelegensi, sikap peserta didik terhadap guru, sikap peserta

didik terhadap mata pelajaran, sikap peserta didik terhadap metode yang

digunakan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, kebiasaan dan rasa

percaya diri peserta didik. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat

di luar peserta didik, seperti: guru sebagai pembina kegiatan belajar, strategi dan

metode pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan dalam hal

ini adalah lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan tempat

tinggal.

Selain metode pembelajaran yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran, hasil belajar akan mengalami peningkatan apabila sikap peserta

didik terhadap proses pembelajaran IPS Terpadu adalah sikap yang positif.

Menurut Aunurrahman, bahwa “sikap peserta didik dalam proses belajar yang

paling utama sekali ketika kegiatan belajar dimulai, sebab menjadi penentu sikap

Page 13: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

5

belajar selanjutnya” 2

. Ketika proses pembelajaran dimulai peserta didik memiliki

sikap menerima atau ada kesediaan emosional untuk belajar, maka akan

cenderung untuk berusaha terlibat dalam kegiatan belajar dengan baik, namun jika

yang lebih dominan adalah sikap menolak sebelum belajar atau ketika akan

memulai pembelajaran, maka peserta didik cenderung kurang memperhatikan dan

mengikuti kegiatan belajar. Sikap terhadap belajar juga terlihat dari kesungguhan

mengikuti pelajaran, atau sebaliknya bersikap acuh terhadap aktivitas belajar.

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap hasil belajar adalah

lingkungan belajar. Lingkungan belajar terdiri dari tiga tempat yakni lingkungan

sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan tempat tinggal. Lingkungan

sekolah seperti: pergantian pelajaran, pergantian guru, jadwal belajar atau jadwal

aktivitas sekolah yang kurang cermat, suasana yang gaduh, karena lokasi sekolah

yang dekat dengan jalan raya atau pasar, sehingga membuat para peserta didik

tidak konsentrasi dalam belajar, sehinggga berdampak pada hasil belajar.

Lingkungan rumah atau keluarga, seperti kurang perhatian, ketidakteraturan,

pertengkaran, masa bodoh, tekanan, dan sibuk urusannya masing-masing,

ketidakpedulian orang tua terhadap anak, orang tua hanya menitipkan anak ke

sekolah, sehingga tidak ada kontrol orang tua terhadap hasil belajar anak, hal ini

juga berdampak terhadap hasil belajar peserta didik sebab tidak ada motivasi dari

keluarga, peserta didik merasa tidak diperhatikan sehingga bertindak semaunya

sendiri merasa tidak perlu memiliki hasil belajar yang bagus. Lingkungan atau

situasi tempat tinggal, seperti lingkungan kriminal, lingkungan bising, dan

lingkungan minuman keras, yang mempengaruhi aktivititas peserta didik untuk

belajar sehingga tidak mendapatkan hasil belajar yang baik.

Kemampuan pedagogik dan profesional guru juga menjadi faktor penentu

keberhasilan dalam pembelajaran. Menurut Farida Sarimaya kemampuan

pedagogik meliputi ” pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar.”3 Salah satu kompetensi

pedagogik guru adalah mengelola proses pembelajaran. Banyak guru yang kurang

2 http://www.rhynosblog.com/2010/02/sikap-peserta didik-terhadap-pembelajaran-

kimia.html, akses Senin 1 November 2010 3 Farida Sarimaya, Sertifikasi Guru, Apa, Mengapa, dan Bagaimana, (Bandung: Yrama

Widya, 2008), h. 19

Page 14: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

6

mampu mengelola proses pembelajaran. Pada saat sekarang ini masih banyak guru

yang memiliki anggapan bahwa guru adalah sumber belajar yang paling utama

namun, guru tidak mengembangkan wawasan yang dimilikinya, dan guru hanya

menggunakan sumber belajar hanya satu buku serta guru tidak menggunakan

media yang relevan dengan materi pembelajaran atau guru tidak mampu

mengoperasikan media-media yang tersedia, khususnya media yang berkaitan

dengan tehnologi atau komputer serta guru tidak mampu memanfaatkan media-

media sederhana yang tersedia di lingkungan sekitar, sehingga materi mata

pelajaran IPS hanya merupakan materi yang tersimpan dalam fikiran para peserta

didik. Kemampuan pedadogik guru juga termasuk bagaimana guru menerapkan

metode yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan materi pelajaran.

Menurut Dalyono, ”metode mengajar yang menyebabkan peserta didik pasif,

sehingga anak tidak ada aktivitas. Hal ini bertentangan dengan dasar psikologis,

sebab pada dasarnya individu itu makhluk dinamis.”4

Berdasarkan masalah-masalah yang diungkapkan tersebut harus dicari

penyelesaiannya untuk mencapai peningkatan hasil belajar, khususnya hasil

belajar IPS. Peningkatan hasil belajar IPS Terpadu peserta didik dapat dilakukan

dengan melakukan perbaikan, perubahan dan pembaharuan terhadap faktor-faktor

yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar dalam hal ini salah satunya adalah

metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan karena

metode pembelajaran, merupakan penciptaan suasana belajar. Metode

pembelajaran menjadi motivasi bagi para peserta didik untuk belajar di kelas,

suasana kelas yang menyenangkan sehingga peserta didik tidak merasa terpaksa

dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, namun dapat memberikan

pemahaman materi.

Perlu dicari strategi baru dalam pembelajaran IPS Terpadu yang

melibatkan peserta didik secara lebih aktif. Pembelajaran yang mengutamakan

penguasaan kompetensi harus berpusat pada peserta didik (Focus on Learners),

memberikan pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual

dalam kehidupan nyata (provide relevant and contextualized subject matter) dan

mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada peserta didik.

4 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), h.243

Page 15: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

7

Dalam proses pembelajaran di kelas, guru diharuskan untuk merancang

kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi, baik dalam

ranah kognitif, ranah afektif maupun psikomotorik peserta didik. Strategi

pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan penciptaan suasana yang

menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik

dalam mata pelajaran IPS Terpadu, salah satunya adalah Metode “Make A-

Match”. Menurut Sugiyanto, “Metode Make A-Match dikembangkan oleh Lorna

Curran, pada tahun 1994”.5 Selain itu metode Make A-Match, metode Team Quiz

merupakan salah satu metode pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan

siswa dalam proses belajar. Menurut Retno Parminingsih, “dalam pelaksanaan

metode pembelajaran ini, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dan

masing-masing anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama atas

keberhasilan kelompoknya dalam memahami materi dan menjawab soal, melalui

metode ini siswa dilatih untuk bekerja sama.”6

Pembelajaran dengan menggunakan metode Make A-Match adalah suatu

proses belajar mengajar di dalam kelas yang dilakukan dengan cara peserta didik

dibagi menjadi beberapa kelompok. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi

beberapa konsep atau topik yang sesuai untuk sesi review, satu bagian kartu soal

dan bagian lainnya kartu jawaban. Setiap kelompok mendapatkan sebuah kartu

yang bertuliskan soal dan jawaban. Tiap anggota kelompok memikirkan jawaban

dan soal dari kartu yang di miliki oleh masing-masing anggota kelompok. Setiap

kelompok memasangkan kartu jawaban dan kartu soal. Misalnya: pemegang kartu

soal yang bertuliskan “ Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk

sosial” harus dipasangkan dengan kartu jawaban yang berisi “manusia tidak dapat

hidup tanpa bantuan orang lain.” Setiap kelompok yang dapat mencocokkan

kartunya sebelum batas waktu diberi poin. Guru bersama-sama dengan peserta

didik membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.

5 Sugiyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif. (Surakarta: Yuma Presindo, 2009),

h.49 6Retno Parminingsih, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Quiz Dan

Genuis Learning Strategy Dalam Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Sikap Belajar Siswa,”

(Skripsi S1 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

2008), h. 3.

Page 16: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

8

Metode Team Quiz salah satu metode pembelajaran yang mampu

meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar. Pelaksanaan model

pembelajaran ini adalah siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil

dan masing-masing anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama

atas keberhasilan kelompoknya. Masing-masing kelompok diberi tugas untuk

memahami materi, kemudian guru memberikan pertanyaan untuk Quiz, dalam hal

ini peserta didik dilatih untuk bekerja sama dengan sesama anggota kelompoknya.

Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan terhadap materi

pelajaran.

Pembelajaran aktif harus diterapkan oleh pendidik supaya suasana dalam

proses pembelajaran menyenangkan. Menurut E. Mulyana, “pembelajaran aktif

dilakukan dengan menciptakan suatu kondisi supaya peserta didik dapat berperan

aktif, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator”.7 Pembelajaran harus dibuat

dalam suatu kondisi dan situasi yang menyenangkan sehingga peserta didik akan

terus termotivasi dari awal sampai akhir kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini

pembelajaran dengan metode Make A-Match sebagai salah satu bagian dari

pembelajaran kooperatif learning dan metode Team Quiz, merupakan salah satu

alternatif yang dapat digunakan guru disekolah untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran IPS Terpadu tingkat SMP dan MTs.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dirancang untuk mengkaji

penerapan pembelajaran metode “Make A-Match dan Team Quiz ” dalam

meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran IPS Terpadu.

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan uraian yang ada dalam latar belakang masalah dan

pengamatan awal terhadap para peserta didik, interaksi guru dengan peserta didik

dalam proses belajar mengajar, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil

belajar peserta didik yang dipilih sebagai objek perhatian untuk dikaji secara

ilmiah antara lain sebagai berikut:

7 E. Mulyana, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteistik dan Implementasi

(Bandung, Remaja Rosda Karya, 2003) h. 45.

Page 17: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

9

1) Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran

guru kurang menarik, guru hanya duduk depan kelas sambil menerangkan, dan

menggunakan sumber belajar hanya satu buku.

2) Sikap peserta didik terhadap guru, mata pelajaran, terhadap metode

pembelajaran rendah. Banyak peserta didik yang menganggap mata pelajaran

IPS adalah pelajaran yang hanya menghafal, guru IPS adalah tukang cerita,

dan metode pembelajaran IPS yang selalu dilakukan dengan ceramah.

3) Lingkungan belajar, yang terdiri dari tiga tempat yakni lingkungan sekolah,

lingkungan keluarga, dan lingkungan tempat tinggal kurang mendukung

proses pembelajaran.

4) Motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran IPS

terpadu rendah, hal ini ditunjukkan dengan adanya aktivitas mengerjakan

tugas rumah mata pelajaran lain atau melakukan berbagai kegiatan negatif

lainnya ketika proses pembelajaran IPS terpadu.

5) Kemampuan pedagogik dan profesional guru dalam mengelola proses

pembelajaran rendah, guru masih beranggapan bahwa guru adalah sumber

belajar yang paling utama, sehingga guru tidak mengembangkan wawasan

yang dimilikinya, dan guru hanya menggunakan sumber belajar hanya satu

buku serta guru tidak menggunakan media yang relevan dengan materi

pembelajaran atau guru tidak mampu mengoperasikan media-media yang

tersedia, khususnya media komputerisasi.

6) Hasil belajar IPS Terpadu peserta didik rendah, hal ini ditunjukkan dengan

belum tercapainya KKM yang ditetapkan yaitu 65.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka

masalah yang diteliti dibatasi pada:

Hasil belajar IPS Terpadu peserta didik yang rendah, hal ini diterlihat

dengan banyaknya peserta didik yang belum mencapai KKM yang ditetapkan

yaitu 65. Hal tersebut salah satu penyebabnya adalah metode yang digunakan guru

dalam proses pembelajaran kurang menarik dan mengaktifkan peserta didik dalam

proses pembelajaran.

Page 18: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

10

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah serta

pembatasan masalah yang sudah dikemukakan di atas, maka rumusan masalahnya

adalah sebagai berikut:

”Apakah ada perbedaan hasil belajar IPS Terpadu siswa di SMP Islamiyah

Ciputat kelas VII yang menggunakan metode pembelajaran Make A-match dan

metode pembelajaran Team Quiz?”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui ada atau tidak ada perbedaan hasil belajar IPS Terpadu

siswa di SMP Islamiyah Ciputat kelas VII yang menggunakan metode

pembelajaran Make A-match dan metode pembelajaran Team Quiz.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian dilakukan dapat bermanfaat bagi peneliti, para peserta

didik, guru, dan komponen pendidikan di sekolah. Manfaat penelitian tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu

yang telah diperoleh selama kuliah, sehingga penelitian ini merupakan

wahana untuk mengembangkan ilmu yang dimiliki oleh penulis.

b. Bagi para akademisi, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau

bahan kajian dalam menambah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan,

sehingga dapat mengembangkan penerapan metode pembelajaran yang

dilakukan di dalam kelas.

c. Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan

pengetahuan tentang penerapan metode pembelajaran make a-match dan

Team Quiz sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik, lebih berani mengemukakan pendapat, ide, gagasan, dan

saran yang mereka miliki, dan memiliki motivasi untuk memperhatikan dan

Page 19: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

11

mengikuti proses pembelajaran dengan baik sehingga mendapatkan hasil

belajar yang sesuai dengan KKM yang sudah ditentukan.

b. Bagi guru dapat menjadi salah satu acuan untuk menggunakan metode

pembelajaran Make A-Match atau metode Team Quiz dalam proses belajar

mengajar mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VII di SMP Islamiyah

Ciputat, sebab guru merupakan pengatur dan pencipta kondisi yang

menyenangkan, namun dapat memberikan pemahaman konsep terhadap

peserta didik dengan strategi pembelajaran yang tepat tidak konvensional

namun, bersifat variatif.

c. Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

terhadap administrasi pendidikan, sebagai saran bagi kepala sekolah untuk

mengambil keputusan dalam pembinaan guru untuk menggunakan metode

pembelajaran yang inovatif dalam proses pembelajaran.

Page 20: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

12

BAB II

DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Ada beberapa pendapat tentang pengertian belajar yang pertama menurut

James O. Whittaker, belajar adalah “proses perubahan tingkah laku melalui

latihan atau pengalaman.”1 John Dewey seorang ahli pendidikan Amerika Serikat

dari aliran Behavioral Approach, belajar merupakan proses perubahan yang

terjadi pada diri seseorang melalui penguatan (reinforcement), sehingga terjadi

perubahan yang bersifat permanen dan persisten pada dirinya sebagai hasil

pengalaman (Learning is a change of behaviour as a result of experience).

Definisi belajar menurut Lee J. Croubach adalah “belajar itu tampak oleh

perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman.”2

Pengertian belajar yang lain adalah menurut Slameto yang mengemukakan

belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

1 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990) , h. 99

2 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 212

Page 21: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

13

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”3 Dalam definisi

ini dapat dipahami bahwa belajar harus menunjukan adanya perubahan perilaku

yang disebabkan karena interaksi dengan lingkungan. Menurut Slameto, belajar

merupakan “suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.”4 Sedangkan

menurut Winkel belajar adalah “suatu aktivitas mental dan psikis yang

berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai

sikap. Perubahan yang terjadi tersebut bersifat secara relatif konstant.”5

Hamalik mendefinisikan belajar adalah suatu pertumbuhan atau perubahan

dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru

yang disebabkan pengalaman dan latihan. Menurut Hamalik pengertian belajar

“merupakan proses suatu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan.”6

Sedangkan

pengertian belajar menurut Ahmad Sabri adalah “ perilaku berkat pengalaman dan

latihan.”7

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang perubahan tersebut

berupa perubahan pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, dan nilai sikap,

perubahan-perubahan tersebut merupakan hasil pengalaman dalam berinteraksi

dengan lingkungan (pengalaman dan latihan), perubahan-perubahan tersebut

bersifat tetap. Dari berbagai pendapat tersebut ada elemen-elemen penting yang

menjadi ciri seseorang disebut belajar. Elemen-elemen tersebut adalah perubahan

tingkah laku, adanya interaksi dengan lingkungan, dan adanya perubahan yang

relatif tetap.

3

Ridwan, Kegiatan Belajar dan prestasi, artikel diakses dari

http://ridwan202.wordpress.com/2008/04/23/kegiatan-belajar-dan-prestasi/, Pada 16 Juni 2010. 4 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta, Bina Aksara,

1998) , h. 2 5

Pengertian Belajar Menurut Ahli. Artikel diakses pada 15 Juni 2011 dari

http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/ 6

Pengertian Belajar Mengajar, artikel diakses dari

http://www.scribd.com/doc/56617565/20/Pengertian-Belajar-Mengajar, pada 03 Juni 2011. 7 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar&Micro Teaching, (Jakarta, PT Ciputat Press,

2010), h. 19

Page 22: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

14

Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan

akumulatif, mengarah kepada kesempurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi

mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan

(cognitive domain), aspek afektif (afektive domain) maupun aspek psikomotorik

(psychomotoric domain).

Ada empat pilar belajar yang dikemukakan oleh UNESCO, yaitu sebagai

berikut:

1. Learning to Know, yaitu suatu proses pembelajaran yang memungkinkan

peserta didik menguasai tehnik menemukan pengetahuan dan tidak hanya

memperoleh pengetahuan.

2. Learning to do adalah pembelajaran untuk mencapai kemampuan untuk

melaksanakan Controlling, Monitoring, Maintening, Designing,

Organizing. Belajar dengan melakukan sesuatu dalam potensi yang nyata

tidak hanya terbatas pada kemampuan mekanistis, melainkan juga meliputi

kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dengan orang lain serta

mengelola dan mengatasi konflik.

3. Learning to live together adalah membekali kemampuan untuk hidup

bersama dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, saling

pengertian dan tanpa prasangka.

4. Learning to be adalah individu diharuskan untuk mengembangkan aspek

pribadinya secara optimal dan seimbang, untuk menghadapi tantangan

kehidupan yang berkembang cepat dan sangat kompleks. Tuntutan

perkembangan kehidupan global, tidak hanya menuntut berkembangnya

manusia secara menyeluruh dan utuh, tetapi juga manusia yang utuh dan

unggul. Keunggulan tersebut diperkuat dengan moral yang kuat.8

Keberhasilan pembelajaran yang untuk mencapai tingkatan ini diperlukan

dukungan keberhasilan dari pilar pertama, kedua, ketiga dan keempat. Empat pilar

tersebut di atas akan membentuk peserta didik yang mampu mencari informasi

dan menemukan ilmu pengetahuan yang mampu menyelesaikan masalah,

bekerjasama, bertenggang rasa, dan toleransi terhadap perbedaan yang ada di

masyarakat. Keempat pilar tersebut yakni learning to know, learning to do,

learning to live together, dan learning to be menumbuhkan rasa percaya diri pada

peserta didik sehingga menjadi manusia yang mampu mengenal dirinya,

berkepribadian mantap dan mandiri, memiliki kemantapan emosional dan

intelektual, serta sosial.

8 Agus Suhani, Empat Pilar Belajar Menurut UNESCO, artikel diakses pada 04 April

2011 dari http://agussambeng.blogspot.com/2010/10/empat-pilar-belajar-menurut-unesco.html

Page 23: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

15

b. Prinsip-Prinsip Belajar

Dalam mengerjakan berbagai kegiatan dalam kehidupan sehari-hari,

seseorang harus mempunyai prinsip-prinsip tertentu, begitu juga halnya dengan

belajar. Berdasarkan kutipan berikut ini, dalam belajar peserta didik seharusnya

dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, minat yang harus

ditingkatkan dan dibimbing supaya tujuan instruksional dapat dicapai. Belajar

juga harus bisa memperkuat pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik. Belajar

perlu ada interaksi antara peserta didik dan lingkungan.

Prinsip-prinsip belajar menurut Slameto adalah sebagai berikut:

Dalam belajar peserta didik harus diusahakan berpartisipasi aktif,

meningkatkan minat, dan membimbing untuk mencapai tujuan

instruksional. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi

yang kuat pada peserta didik untuk mencapai tujuan instruksional. Belajar

perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan

kemampuan bereksplorasi dan belajar dengan efektif. Belajar perlu ada

interaksi peserta didik dengan lingkungannya.9

Untuk menertibkan diri dalam belajar seseorang harus mempunyai prinsip.

Seperti yang diketahui prinsip belajar memang kompleks, tetapi dapat juga

dianalisis dan dirinci dalam bentuk-bentuk prinsip atau azas belajar. Seperti yang

dinyatakan oleh Oemar Hamalik meliputi belajar adalah suatu proses aktif dalam

hal ini terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara peserta didik

dan lingkungan. Belajar harus memiliki tujuan yang jelas bagi peserta didik.

Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang murni

dan bersumber dari dalam diri peserta didik itu sendiri. Selalu ada hambatan dan

rintangan dalam belajar, karena itu peserta didik harus sanggup menghadapi atau

mengatasi secara tepat. Belajar memerlukan bimbingan baik itu dari guru atau

panduan dari buku pelajaran itu sendiri. Jenis belajar yang paling utama ialah

belajar yang berpikiran kritis, daripada hanya pembentukan kebiasaan-kebiasaan

mekanis.

Cara belajar yang paling efektif adalah dalam pembentukan penyelesaian

masalah melalui kerja kelompok asalkan masalah tersebut disadari bersama.

Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari, sehingga diperoleh

9 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik

Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana. 2009), h. 63

Page 24: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

16

pengertian-pengertian. Belajar memerlukan latihan dan pengulangan, agar materi

pelajaran yang dipelajari dapat dikuasai. Belajar harus disertai dengan keinginan

dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan. Belajar dianggap berhasil apabila

si pelajar telah sanggup menerapkan dalam prakteknya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-

prinsip belajar adalah dalam belajar, peserta didik harus terlibat aktif sehingga

dapat memahami materi pelajaran sendiri. Adanya peningkatan minat dan

bimbingan untuk mencapai tujuan belajar. Dalam belajar harus ada hubungan

yang dinamis antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga dapat

memahami materi pelajaran yang terkait dengan hal-hal yang kontekstual. Belajar

perlu latihan dan pengulangan, sehingga pemahaman yang diperoleh selalu diingat

oleh peserta didik. Belajar yang paling efektif adalah belajar yang berpikiran

kritis, daripada hanya menghafal materi.

c. Teori-Teori Belajar

Ada beberapa teori belajar yang dikemukakan para ahli. Berikut ini adalah

beberapa teori belajar yang mendukung pembelajaran dalam sistem pendidikan.

1. Teori Belajar yang dikemukakan oleh Ausubel.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Ausubel, belajar akan

menghasilkan manfaat bila peserta didik mencoba menghubungkan pengetahuan

baru dengan pengetahuan yang dimilikinya. Menurut Ausubel, ”belajar bermakna

merupakan suatu proses menghubungkan informasi baru pada konsep-konsep

relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Faktor yang paling

penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui peserta

didik.”10

Dalam hal ini belajar akan bermanfaat jika ada hubungan antara

pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dengan apa yang ditemukan dalam

kehidupan seseorang tersebut. Jika seseorang mendapatkan pengetahuan baru

tanpa ada pengetahuan sebelumnya, maka akan sulit untuk memahami

pengetahuan baru tersebut. Sebaliknya pengetahuan lama yang tidak dihubungkan

dengan pengetahuan baru maka tidak akan berkembang.

10

Trianto, Metode-Metode Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:

Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 25.

Page 25: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

17

2. Teori Belajar yang dikemukakan oleh Piaget.

Menurut Piaget, perkembangan kognitif seseorang melalui beberapa

tahapan, yaitu sensorimotor (sampai dengan usia 2 tahun), Concreteoperations

(usia 2-11 tahun), dan formal–operations (setelah usia 11 tahun). Pada tahap

sensorimotor pengetahuan yang diperoleh masih sangat terbatas sejalan dengan

perkembangan fisik dari anak tersebut. Pada tahap Concrete-operations anak

sudah mulai belajar simbol yang merupakan representasi dari obyek tertentu.

Anak mulai belajar menghubungkan suatu obyek dengan simbol tertentu.

Sedangkan pada tahap formal–operations pengetahuan yang diperoleh anak

semakin kompleks, karena anak telah banyak perbendaharaan kata dan memahami

arti serta dapat mengasosiasikan dengan kata-kata lainnya. Dalam tahap ini anak

sudah dapat merangkum atau mengkombinasikan dua konsep atau lebih untuk

membentuk suatu aturan.

Menurut Piaget, ”pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting

untuk perkembangan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik.”11

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa perkembangan kognitif

berkembang sesuai dengan pertambahan usia sehingga dalam memberikan materi

pelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan usia individu dan metode yang

digunakan juga harus disesuaikan.

3. Teori Conditioning.

Menurut Baharuddin ”teori Conditioning dikembangkan oleh Pavlov, yang

mengemukakan teori bahwa belajar merupakan proses perubahan yang terjadi

karena adanya syarat-syarat yang kemudian menimbulkan respon dan reaksi.”12

Yang paling penting dalam teori ini adalah latihan-latihan yang dilakukan secara

terus menerus, sehingga memperoleh pemahaman dan tidak mudah dilupakan

tentang materi pelajaran. Berdasarkan teori conditioning belajar itu adalah suatu

proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang

kemudian menimbulkan reaksi (response). Untuk menjadikan seseorang itu

belajar haruslah kita memberikan syarat-syarat tertentu. Yang terpenting dalam

belajar menurut teori conditioning ialah adanya latihan-latihan yang continue

11

Trianto, Metode-Metode Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, h. 14. 12

Baharuddin Dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Yogyakarta:Ar-

Ruzz Media, 2007), h. 58.

Page 26: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

18

(terus-menerus). Yang diutamakan dalam teori ini adalah hal belajar yeng terjadi

secara otomatis.

4. Teori Connectinism (Thorndike).

Dalam belajar menurut Thorndike melalui dua proses yakni Trial and

error (mencoba dan gagal), dalam hal ini Thorndike mengembangkan hukum Law

of effect, yaitu ”segala tingkah laku manusia ditentukan oleh stimulus yang ada di

lingkungan sehingga menimbulkan respons secara refleks, dan stimulus yang

terjadi mempengaruhi perilaku selanjutnya.”13

Dalam teori ini dapat dipahami

bahwa sebuah tindakan jika menghasilkan perubahan yang memuaskan maka ada

kemungkinan tindakan tersebut diulang kembali, namun jika suatu tindakan

menimbulkan ketidakpuasan maka tindakan tersebut cenderung dihentikan. Dalam

proses belajar juga, jika seseorang mempelajari suatu materi pelajaran dan merasa

bahwa materi pelajaran tersebut penting untuk dipelajari maka seseorang tersebut

akan mempelajari materi pelajaran tersebut. Oleh sebab itu pendidik harus

membuat kondisi bahwa materi pelajaran yang disampaikan merupakan materi

yang penting, sehingga peserta didik tertarik untuk belajar.

5. Teori Psikology Gestalt.

Faktor penting dalam belajar adalah pemahaman. Dengan belajar dapat

memahami hubungan antara pengetahuan dan pengalaman. Menurut Anwar

Kholil ”belajar dilaksanakan dengan sadar dan memiliki tujuan.”14

6. Teori Vygotsky.

Berdasarkan pendapat Vygotsky, hasil belajar dapat berkembang ketika

para peserta didik mendapatkan ide baru, dan berinteraksi dengan individu lainnya

sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Selama

proses interaksi terjadi, baik interaksi antara guru dengan siswa maupun antar

siswa, kemampuan seperti saling menghargai, menguji kebenaran pernyataan

pihak lain, bernegosiasi, dan saling mengadopsi sehingga pendapat dapat

berkembang.

Pendapat Vygotsky didasarkan pada tiga ide utama: (1) bahwa intelektual

berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit

13

Baharuddin Dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, h. 65 14

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01b7/f5610c3c.dir/doc.pdf,

Akses Jum’at 5 November 2010

Page 27: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

19

mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui; (2)

bahwa interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual;

(3) peran utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan

mediator pembelajaran siswa.15

Berdasarkan beberapa teori belajar yang sudah dikemukakan di atas,

seharusnya pendidik dapat menerapkan metode pembelajaran yang sesuai,

sehingga dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. Dalam hal ini materi

pelajaran akan bermanfaat jika ada interaksi antara pengetahuan baru dengan

pengetahuan yang dimilikinya, maka guru harus menerapkan metode yang dapat

menerapkan pengetahuan peserta didik, sehingga tidak hanya menjadi

pengetahuan yang abstrak. Dalam teori belajar pengalaman sangat penting untuk

perkembangan pengetahuan, maka dalam penerapan metode seharusnya lebih

menekankan aspek melihat dan mengalami langsung tentang materi pelajaran.

Teori belajar yang lain adalah adanya latihan, setelah mendapatkan pengetahuan

seharusnya langsung ada penerapan. Yang tidak kalah penting adalah dalam

belajar seharusnya ada interaksi dan kerjasama antara individu yang menjadi

komponen proses pembelajaran, sehingga saling bertukar informasi dan ide antar

individu.

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar

Dalam belajar ada faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar. Faktor-

faktor tersebut ada yang berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada yang

berasal dari luar diri orang yang belajar. Faktor yang berasal dari luar diri

pembelajar adalah waktu, udara, letak tempat belajar yang bising, alat-alat peraga

yang digunakan dalam belajar sebagai media belajar sehingga belajar tidak

bersifat memperkenalkan materi saja. Menurut Sumadi Suryabrata, ”faktor-faktor

tersebut disebut faktor nonsosial dalam belajar.”16

Faktor lain yang mempengaruhi

proses belajar adalah pendekatan belajar. Pendekatan belajar merupakan cara

dalam menyampaikan materi belajar. Muhibin Syah berpendapat bahwa

15

Anwar Kholil, “Teori Vygotsky tentang Pentingnya Strategi Belajar,” artikel diakses

pada 26 Februari 2011 dari http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/teori-vygotsky-tentang-

pentingnya.html

16Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h.

233.

Page 28: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

20

”pendekatan belajar merupakan faktor yang berasal dari luar diri manusia yang

mempengaruhi belajar.”17

Pendekatan belajar dapat berupa penyampaian materi

secara berulang-ulang, melibatkan siswa dalam penelitian ilmiah, atau melibatkan

siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

Menurut Sumadi Suryabrata, ”faktor-faktor yang berasal dari dalam diri

manusia adalah faktor fisiologis dan psikologis.”18

Faktor fisiologis berupa

kondisi jasmani yang sehat dalam hal ini dipengaruhi oleh kecukupan nutrisi dan

kondisi kesehatan. Kondisi fisiologis juga termasuk kondisi fungsi-fungsi

pancaindera. Faktor lain yang berasal dari dalam diri pembelajar adalah keadaaan

psikologis pembelajar seperti motivasi yang mendorong seseorang untuk

melaksanakan aktivitas belajar, minat, cita-cita, sifat manusia yang ingin

mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah faktor yang berasal dari dalam

diri manusia yang berupa kondisi fungsi pancaindera, motivasi, minat, cita-cita,

dan sifat manusia yang ingin mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.

Faktor lain yang mempengaruhi proses belajar adalah kondisi tempat belajar,

sarana dan prasarana, metode pembelajaran, lingkungan belajar, dan pendidik.

e. Hasil Belajar

Ada beberapa definisi hasil belajar yang dikemukakan oleh para ahli

pendidikan, antara lain adalah pengertian hasil belajar menurut Kunandar yakni

”kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman

belajar dalam suatu kompetensi dasar, hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan,

ketrampilan, maupun sikap.”19

Pengertian hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono adalah, ”hasil

belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi peserta didik

dan dari sisi guru. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan tingkat

perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum

17

Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja

Rosydakarya, 2009), h.136 18

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, h. 235. 19

Kunandar Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan

Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007), h.229.

Page 29: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

21

belajar.”20

Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar

merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar

yang telah dilakukan. Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan

dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan hasil

belajar merupakan hasil dari proses belajar. Menurut Poerwanto hasil belajar yaitu

hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar seperti yang dinyatakan

dalam rapor.

Hasil belajar adalah segala kemampuan yang dapat dicapai peserta didik

melalui proses belajar yang berupa pemahaman dan penerapan pengetahuan dan

keterampilan yang berguna bagi peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari

serta sikap dan cara berpikir kritis dan kreatif dalam rangka mewujudkan manusia

yang berkualitas, bertanggung jawab bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan

negara serta bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku, pengetahuan, dan

ketrampilan yang diperoleh oleh peserta didik setelah melaksanakan kegiatan

pembelajaran. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut berdasarkan

pada hal-hal yang dipelajari oleh para peserta didik. Jika peserta didik

mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang

diperoleh adalah berupa penguasaan konsep, atau jika mempelajari tentang sebab

akibat tentang suatu peristiwa, maka perubahan tingkah lakunya adalah

kemampuan menganalisis tentang sebab akibat suatu peristiwa.

Pada proses pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh

para peserta didik setelah melaksanakan kegiatan belajar yang dirumuskan dalam

tujuan pembelajaran.

Istiqomah mengutip beberapa pendapat tentang pengertian tujuan

pembelajaran menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

Menurut Robert F. Mager tujuan pembelajaran adalah perilaku yang

hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh peserta didik pada kondisi

dan tingkat kompetensi tertentu. Kemp dan David E. Kapel menyebutkan

20

Indra Munawar, “ Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi),” artikel diakses pada Senin

25 Oktober 2010dari http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-

definisi.html,

Page 30: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

22

bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang

dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam

bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Henry

Ellington menyatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang

diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Oemar Hamalik

menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai

tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung

pembelajaran. Sementara itu, berdasarkan Standar Proses dalam

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, tujuan pembelajaran

menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh

peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.21

Tujuan pembelajaran adalah gambaran tentang perubahan tingkah laku

yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah

berlangsung. Tujuan pembelajaran merupakan bentuk harapan yang dijelaskan

melalui pernyataan dengan cara menggambarkan perubahan yang diinginkan pada

diri peserta didik setelah mengalami pengalaman belajar.

Perumusan tujuan pembelajaran di dalam kegiatan pembelajaran perlu

dilakukan karena adanya beberapa alasan. Alasan-alasan tersebut adalah sebagai

berikut yang pertama adalah memberikan arah kegiatan pembelajaran. Bagi guru,

tujuan pembelajaran akan mengarahkan pemilihan strategi, metode dan jenis

kegiatan yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Sedangkan bagi peserta

didik, tujuan itu mengarahkan para peserta untuk melakukan kegiatan belajar yang

diharapkan dan mampu mengunakan waktu dengan baik. Yang kedua adalah

untuk mengetahui kemajuan belajar dan perlu atau tidak perlu pemberian

pembelajaran pembinaan bagi para peserta didik. Dengan tujuan pembelajaran itu

guru akan mengetahui seberapa jauh peserta didik telah menguasai tujuan

pembelajaran tertentu dan tujuan pembelajaran mana yang belum dikuasai. Yang

ketiga sebagai bahan komunikasi. Dengan tujuan pembelajaran guru dapat

mengkomunikasikan tujuan pembelajarannya kepada para peserta didik sehingga

peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Menurut Gagne perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat

berbentuk:

21

Istiqomah,”Taksonomi Dan Tujuan Pembelajaran,”artikel diakses pada 26 Februari

2011 dari http://materibidan.blogspot.com/2010/05/taksonomi-dan-tujuan-pembelajaran.html,

Page 31: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

23

1. Informasi verbal: yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik

secara tertulis maupun lisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap

suatu benda, definisi, dan pengertian tentang suatu konsep.

2. Kecakapan intelektual: yaitu keterampilan individu dalam melakukan

interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol,

misalnya: penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam

keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan,

memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum.

Keterampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan

masalah.

3. Strategi kognitif: yaitu kecakapan individu untuk melakukan

pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks

proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan

ingatan dan cara–cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif.

Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran,

sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada pada proses

pemikiran.

4. Sikap: yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk

memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap

adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan

kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu obyek atau

peristiwa, di dalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang

menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.

5. Kecakapan motorik: ialah hasil belajar yang berupa kecakapan

pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.22

Menurut Benjamin S. Bloom hasil belajar dikelompokkam dalam tiga

ranah yaitu: ”ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain),

dan ranah psikomotor (psychomotor domain).”23

Hasil belajar dalam ranah

kognitif terdiri dari enam kategori yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan,

analisis, sintesis dan evaluasi. Sedangkan ranah afektif berhubungan dengan sikap

yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,

organisasi dan internalisasi. Dan yang terakhir ranah psikomotorik berhubungan

dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.

Hasil belajar diharapkan terjadi perubahan pengetahuan, perilaku, dan

ketrampilan yang bersifat tetap dalam bentuk penguasaan informasi, penguasaan

22

“Pengertian Belajar dan Perubahan Perilaku dalam Belajar,” artikel diakses pada 26

Februari 2011 dari http://cafestudi061.wordpress.com/2008/09/11/pengertian-belajar-dan-

perubahan-perilaku-dalam-belajar/, 23

http://spesialis-torch.com/content/view/20/32/, Akses 16 Juni 2010

Page 32: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

24

ketrampilan pemecahan masalah dan penerapan pengetahuan dalam kehidupan

sehari-hari sesuai dengan peran individu tersebut di masyarakat.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

semua kemampuan yang dicapai peserta didik berupa perubahan perilaku,

pemahaman dan pengetahuan, dan ketrampilan yang bermanfaat setelah

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, perubahan

perilaku dirumuskan dalam tujuan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran

lebih terarah.

f. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut.

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri,

adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasan atau

intelegensi, bakat, minat dan motivasi. Kecerdasan adalah kemampuan belajar

disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.

Menurut Sarlito Wirawan Sarwono bakat adalah “ kondisi dalam diri seseorang

yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai kecakapan,

pengetahuan, dan ketrampilan.” 24

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah

dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Tumbuhnya keahlian tertentu

pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat seseorang.

Selain kecerdasan dan bakat, minat juga merupakan faktor yang

mempengaruhi hasil belajar. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan memahami beberapa kegiatan. Menurut Winkel minat adalah

kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang

atau hal tertentu dan merasa senang menggeluti dalam bidang itu. Menurut

Slameto mengemukakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati

seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang. Minat belajar

yang telah dimiliki peserta didik merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi

24

Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik, Perkembangan Peserta

Didik.( Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi, 2007), h.85

Page 33: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

25

terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan tindakan

sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

Hal yang penting yang menjadi faktor intern yang mempengaruhi hasil

belajar adalah motivasi. Menurut Arifuddin motivasi dapat diartikan “sebagai

kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan

antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari

dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu

(motivasi ekstrinsik).”25

Motivasi sangat terkait dengan belajar. Dengan motivasi

inilah peserta didik menjadi tekun dalam proses belajar, dan dengan motivasi juga

kualitas hasil belajar peserta didik kemungkinan dapat diwujudkan. Motivasi

dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan

yang mendorong keadaan peserta didik untuk melakukan belajar. Persoalan

mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi

dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak

didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

Faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar para peserta didik adalah

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang sifatnya di luar diri

peserta didik, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, dan

lingkungan. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan

seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk

belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong

dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat

penting dalam menentukan keberhasilan belajar peserta didik, karena itu

lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong peserta didik untuk belajar yang

lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru

dengan peserta didik, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru

dan peserta didik kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Menurut

Kartono guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan

25

Arifuddin, “Hubungan Antara Motivasi Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Geografi Di Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Singaraja”, artikel diakses pada Kamis 21

Oktober 2010 dari http://lambitu.wordpress.com/2009/10/28/hubungan-antara-motivasi-dengan-

prestasi-belajar-peserta didik-pada-mata-pelajaran-geografi-di-kelas-xi-ips-sma-negeri-2-singaraja/

Page 34: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

26

memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar. Oleh sebab itu, guru harus

dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode

yang tepat dalam mengajar.

Selain orang tua dan sekolah, lingkungan juga merupakan salah satu faktor

yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar peserta didik dalam proses

pelaksanaan pendidikan. Lingkungan sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap

perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih

banyak bergaul dengan lingkungan tempat para peserta didik tersebut tinggal.

Menurut Abu Ahmadi, ”lingkungan ada dua macam yakni lingkungan alami dan

lingkungan sosial. Lingkungan alami berupa kondisi suhu, udara, dan

pencahayaan. Lingkungan sosial berupa keadaan orang lain yang berada di

sekelilingnya, lingkungan sosial yang lainnya adalah berupa suasana lingkungan

yang bising atau tenang, atau lingkungan belajar yang dekat dengan pasar”. 26

Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

adalah faktor intern, yakni faktor yang berasal dari dalam diri individu, dan faktor

ekstern yakni faktor yang berasal dari luar diri individu. Faktor intern dalam hal

ini adalah kecerdasan, bakat, minat, dan motivasi. Faktor ekstern yang menjadi

faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar adalah pengalaman, keadaan

keluarga, dan lingkungan.

g. IPS Terpadu

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB termasuk SMK

atau MAK. IPS mengkaji serangkaian peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi

yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS

memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata

pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara

Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta

damai. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam

kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

26

Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), h. 105

Page 35: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

27

Pada dasarnya studi sosial lebih banyak menekankan pada studi hubungan

manusia dengan lingkungnnya. Menurut Barr, “studi sosial pada hakekatnya

merupakan kajian mengenai manusia dengan segala aspeknya dalam sistem hidup

bermasyarakat. Kajian tersebut dilakukan dalam bentuk pembelajaran IPS di

sekolah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik,

berdasarkan nilai-nilai kemasyarakatan yang berlaku dan perlu dikembangkan.”27

Menurut Sapriya, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) “merupakan suatu mata

pelajaran yang mengkaji serangkaian peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi

yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan.”28

Bahan-bahan pembelajaran IPS diambil dari ilmu-ilmu sosial yang

bertujuan untuk kepentingan kewarganegaraan. Materi dipilih secara selektif,

sehingga relevan dan mampu membantu peserta didik memahami banyak manusia

dan berbagai hal yang berkaitan dengan interrelasinya, baik yang terjadi pada

masa lalu, masa kini, maupun masa datang. Mata pelajaran IPS disusun secara

sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju

kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan

pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang

lebih luas dan mendalam pada mata pelajaran IPS.

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

untuk mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,

rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan

sosial, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan, memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan

global.

IPS perlu difokuskan kepada upaya untuk menyediakan pengalaman

belajar yang dapat membantu peserta didik dalam hal memahami bahwa

lingkungan fisik menentukan bagaimana manusia hidup, memahami bagaimana

manusia berusaha menyesuaikan dan menggunakan sumber lingkungan,

27

Tanto Sukardi,. “Menggagas Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Yang

Kontruktivis.” Kajian Ilmu Sosial, Vol. 1 No. 2 (Oktober 2007): h. 19 28

Sapriya, dkk., Konsep Dasar IPS, (Bandung:UPI Press, 2006), h.

Page 36: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

28

memahami perubahan masyarakat, peserta didik harus mampu terlibat dalam

perubahan sosial dan kebudayaan di dalam masyarakat, memahami dampak dari

perkembangan saling ketergantungan antar manusia, dan memahami serta

menghargai persamaan semua ras, agama, dan kebudayaan.

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi yang pertama manusia, tempat,

dan lingkungan, yang ke dua waktu, keberlanjutan, dan perubahan, yang ketiga

sistem sosial dan budaya, yang ke empat adalah perilaku ekonomi dan

kesejahteraan.

Masing-masing mata pelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda,

termasuk mata pelajaran IPS. Menurut Wahidmurni, salah satu karakteristik mata

pelajaran IPS pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditekankan bahwa:

Substansi mata pelajaran IPS merupakan IPS terpadu, maka tuntutannya

adalah guru IPS harus memahami dan menerapkan metode-metode

pembelajaran terpadu. Karakteristik mata pelajaran IPS lainnya adalah

bahwa masalah-masalah sosial kemasyarakatan sebagai obyek kajian IPS

selalu berkembang terus menerus, maka sebagai guru mata pelajaran IPS

dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan tersebut agar apa yang

diajarkannya merupakan hal-hal yang baru sehingga dapat mengikuti

perkembangan zaman.29

Mata Pelajaran IPS dalam kurikulum 2006 merupakan IPS Terpadu yang

merupakan gabungan antara berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, yang terdiri atas

beberapa bagian disiplin ilmu seperti Geografi, Sosiologi, Ekonomi, dan Sejarah,

maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu

kesatuan. Hal ini memberikan dampak terhadap guru yang mengajar di kelas.

Guru harus menerapkan berbagai metode pembelajaran, menggunakan media

yang relevan, memberikan informasi yang terbaru dan bermanfaat khususnya

yang terkait dengan mata pelajaran IPS.

Berdasarkan beberapa pengertian yang sudah dikemukakan, maka dapat

disimpulkan bahwa IPS terpadu merupakan mata pelajaran gabungan disiplin

ilmu-ilmu sosial, yang objek kajiannya adalah peristiwa, fakta, konsep, dan

generalisasi yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial dan kewarganegaraan,

29

Wahidmurni, “Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Pada Satuan

Pendidikan MI/SD Dan MTs./SMP.” Artikel diakses pada 6 April 2011 dari http://tarbiyah.uin-

malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=89:pembelajaranipsterpadu&catid

=62:artikel&Itemid=128.

Page 37: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

29

dengan tujuan untuk membentuk peserta didik yang memiliki kemampuan untuk

mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa

ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan

sosial, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan, memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan

global. IPS merupakan harapan untuk terbentuknya sikap warga negara yang

diharapkan sesuai dengan tuntutan masyarakat.

h. Hasil Belajar IPS Terpadu

Sesuai dengan tujuan dari penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru

yang terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007,

yakni “untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta

digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan

memperbaiki proses pembelajaran.”30

Melaui proses pembelajaran, diharapkan ada

peningkatan kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik, yang dapat dilihat salah

satunya adalah melalui penilaian hasil belajar. Mengacu pada Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007, ”penilaian dilakukan secara konsisten,

sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk

tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya

berupa tugas, proyek dan atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian

hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan

Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.”31

Dalam melakukan penilaian terhadap hasil

belajar dilakukan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan, dengan

menggunakan tes atau nontes.

Standar dalam penilaian pendidikan meliputi mekanisme, prosedur, dan

instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007, “ulangan adalah proses yang dilakukan

untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam

proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan

30

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 31

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007

Page 38: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

30

pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Ulangan dapat

berupa ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan kenaikan kelas, ujian

sekolah atau madrasah, dan ujian nasional.”32

Berdasarkan hal tersebut,

pencapaian kompetensi peserta didik diukur melalui proses ulangan harian,

ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah atau madrasah, dan ujian nasional.

Hasil belajar IPS adalah hasil belajar yang dicapai peserta didik setelah

mengikuti proses pembelajaran IPS berupa seperangkat pengetahuan, sikap, dan

keterampilan dasar yang berguna bagi peserta didik untuk kehidupan sosialnya

baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang yang meliputi: sosialisasi,

kelompok sosial, struktur sosial lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik

serta terciptanya integrasi sosial, serta keragaman tingkat kemampuan intelektual

dan emosional. Hasil belajar dapat diperoleh dari hasil tes (formatif, subsumatif

dan sumatif), hasil kerja (performance), penugasan (proyek), hasil kerja (produk),

portofolio, sikap serta penilaian diri.

Untuk meningkatkan hasil belajar IPS, dalam proses pembelajaran harus

menggunakan metode yang menarik sehingga peserta didik termotivasi untuk

belajar. Diperlukan metode pembelajaran interaktif yang dilakukan dengan, guru

lebih banyak memberikan peran kepada peserta didik sebagai subjek belajar, dan

guru mengutamakan proses daripada hasil. Guru merancang proses belajar

mengajar yang melibatkan peserta didik secara integratif dan komprehensif pada

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga tercapai hasil belajar yang

sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditentukan. Agar

hasil belajar IPS meningkat diperlukan situasi, cara dan strategi pembelajaran

yang tepat untuk melibatkan peserta didik secara aktif baik pikiran, pendengaran,

penglihatan, dan psikomotor dalam proses belajar mengajar.

Keberhasilan hasil belajar IPS Terpadu adalah tercapainya Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sudah ditentukan. Berikut ini adalah

standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS Terpadu kelas Tujuh (VII)

SMP/MTs., semester genap beradasarkan Standar Isi, Peraturan Pemerintah No.

22 Tahun 2006.

32

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007

Page 39: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

31

Tabel 1

Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS Terpadu kelas Tujuh:33

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

4. Memahami usaha manusia

untuk mengenali

perkembangan

lingkungannya

4.1 Menggunakan peta, atlas, dan globe untuk

mendapatkan informasi keruangan

4.2 Membuat sketsa dan peta wilayah yang

menggambarkan objek geografi

4.3 Mendeskripsikan kondisi geografis dan

penduduk

4.4 Mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi

di atmosfer dan hidrosfer, serta dampaknya

terhadap kehidupan

5. Memahami perkembangan

masyarakat sejak masa

Hindu-Budha sampai masa

Kolonial Eropa

5.1 Mendeskripsikan perkembangan

masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan

pada masa Hindu-Budha, serta

peninggalan-peninggalannya

5.2 Mendeskripsikan perkembangan

masyarakat, kebudayaan, dan

pemerintahan pada masa Islam di

Indonesia, serta peninggalan-

peninggalannya

5.3 Mendeskripsikan perkembangan

masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan

pada masa Kolonial Eropa

6. Memahami kegiatan

ekonomi masyarakat 6.1 Mendeskripsikan pola kegiatan ekonomi

penduduk, penggunaan lahan dan pola

permukiman berdasarkan kondisi fisik

permukaan bumi

6.2 Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi

yang meliputi kegiatan konsumsi,

produksi, dan distribusi barang/jasa

6.3 Mendeskripsikan peran badan usaha,

termasuk koperasi, sebagai tempat

berlangsungnya proses produksi dalam

kaitannya dengan pelaku ekonomi

6.4 Mengungkapkan gagasan kreatif dalam

tindakan ekonomi untuk mencapai

kemandirian dan kesejahteraan

33

Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2006

Page 40: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

32

2. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Pengetahuan tentang metode-metode pembelajaran sangat diperlukan oleh

para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya peserta didik dalam belajar sangat

bergantung pada tepat atau tidaknya metode pembelajaran yang digunakan oleh

guru. Hal ini sesuai dengan tuntutan terhadap guru dan tenaga kependidikan

dalam undang-undang No. 20 tahun 2000 pasal 40, yang berbunyi sebagai berikut:

Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban untuk menciptakan suasana

pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis

dan Peraturan Pemerintah No.19 tentang Standar Nasional Pendidikan,

pasal 19 ayat 1. Dalam Peraturan Pemerintah No.19 ayat 1 dinyatakan

bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa

untuk berpartisipasi aktif, memberi ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan

perkembangan fisik serta psikologi siswa.34

Metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang artinya adalah cara

atau jalan yang ditempuh. Dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, metode berkaitan

dengan masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran

ilmu yang bersangkutan. Menurut Oemar Hamalik, “fungsi metode berarti sebagai

alat untuk mencapai tujuan.”35

Menurut Indrawati dan Wawan Setiawan metode

pembelajaran dapat diartikan sebagai “kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang

pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar

mengajar.”36

Menurut Wina Sanjaya metode adalah “cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar

tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.”37

Dalam pengertian ini metode

34

Indrawati dan Wanwan Setiawan, Pembelajaran Aktif , Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan Untuk Guru SD, (Bandung: PPPPTK IPA, 2009), h. 9 35

“Pengertian Metode,” artikel diakses pada 3 November 2010 dari

http://ktiptk.blogspirit.com/, 36

Rachmad Widodo, “Metode Pembelajaran”, artikel diakses pada 21 Juni 2010 dari

http://www.infogue.com/viewstory/2009/10/13/pengertian_dan_macam_metode_pembelajaran/?ur

l=http://wyw1d.wordpress.com/2009/10/12/metode-pembelajaran. 37

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2010), h. 147

Page 41: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

33

merupakan penerapan suatu rencana. Rencana dalam proses pembelajaran yang

tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), direalisasikan dengan

penerapan metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Metode pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan demikian metode pembelajaran

merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis

dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Menurut Syaiful B. Djamarah metode memiliki kedudukan sebagai “ alat

motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar, menyiasati perbedaan

individual anak didik, untuk mencapai tujuan pembelajaran.”38

Peserta didik yang

memiliki karakter yang berbeda-beda, tingkat kecerdasan yang berbeda-beda,

tujuan yang berbeda, sedangkan tuntutannya sama yakni memahami materi

pelajaran, maka dalam hal ini peran metode pembelajaran sangat penting.

Semakin tepat dalam menentukan metode pembelajaran, semakin efektif

dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pemilihan metode harus disesuaikan

dengan tujuan intruksional khusus, karena salah satu tujuan menggunakan metode

pembelajaran adalah untuk mencapai tujuan. Menurut Pupuh Fathurrohman Dan

M.Sobry Sutikno, dalam memilih media harus memperhatikan faktor-faktor

sebagai berikut “ tujuan yang hendak dicapai, materi pelajaran, peserta didik,

situasi, fasilitas yang tersedia”39

Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan di atas, metode

pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur

sistematik dalam mengkoordinasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar, yang berfungsi sebagai pedoman guru dalam merancang dan

melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengelola lingkungan pembelajaran dan

mengelola kelas. Dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran diperlukan

perangkat pembelajaran yang dapat disusun dan dikembangkan oleh guru.

Perangkat-perangkat itu meliputi buku pedoman bagi guru dan para peserta didik,

lembar kerja peserta didik, media yang dipakai untuk membantu terlaksanakannya

38

Pupuh Fathurrohman Dan M.Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar-Strategi

Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman Konsep Umum&Konsep Islami,

(Bandung: Retika Aditama, 2007), h.55. 39

Pupuh Fathurrohman Dan M.Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar-Strategi

Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman Konsep Umum&Konsep Islami. h. 60

Page 42: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

34

proses pembelajaran seperti komputer, Over Head Proyektor (OHP), film,

pedoman pelaksanaan pembelajaran, seperti kurikulum dan administrasi

pembelajaran.

Dalam metode pembelajaran terdapat lima unsur dasar yakni yang pertama

langkah-langkah operasional pembelajaran, yang ke dua suasana dan norma yang

berlaku dalam pembelajaran, yang ketiga menggambarkan seharusnya guru

memandang, memperlakukan, dan merespon peserta didik, yang ke empat semua

sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran, yang

terakhir adalah hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang

akan dicapai.

b. Jenis-Jenis Model Pembelajaran

Berbagai metode pembelajaran dikelompokkan berdasarkan model-model

yang merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir

yang disajikan secara khas oleh guru. Pengertian model pembelajaran menurut

Nurochim, dkk, adalah “kesatuan yang utuh antara pendekatan, strategi, metode,

teknik dan bahkan taktik pembelajaran.”40

Sedangkan pengertian model

pembelajaran menurut Sugandi adalah “kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan bagi para pengajar dalam merencanakan dan

melaksanakan aktifitas belajar mengajar.”41

Jadi model pembelajaran merupakan

bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang

digunakan sebagai pedoman pendidik untuk mencapai tujuan belajar. Model-

model pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Model Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual adalah konsep pembelajaran yang

mengharuskan guru untuk menghubungkan antara materi pelajaran dengan situasi

40

Nurochim, dkk, Bahan Ajar Strategi Pembelajaran IPS, h.81 41

Nurul Inayah, “Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Circ

(Cooperatife Integrated Reading And Composition) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

Pada Pokok Bahasan Segiempat Siswa Kelas VII Smp Negeri 13 Semarang Tahun Ajaran

2006/2007”, Skripsi S1 Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Semarang, 2007. h. 15

Page 43: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

35

dunia nyata peserta didik. Model pembelajaran ini berusaha untuk

mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menghubungkan antara

pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

sebagai anggota keluarga dan anggota masyarakat. Dengan konsep ini diharapkan

proses pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Pembelajaran kontekstual ini didasarkan pada hasil penelitian dari John

Dewey yang menyimpulkan bahwa peserta didik akan belajar dengan baik

apabila apa yang dipelajari terkait dengan apa yang diketahui dan kegiatan

atau peristiwa yang terjadi di sekelilingnya. Juga dilandasi oleh teori

belajar dari Jerome Brunner yang mengatakan belajar merupakan usaha

sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang

menyertainya sehingga siswa mendapatkan pengetahuan yang benar-benar

bermakna bagi dirinya.42

Dalam penerapan model pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah

membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran melalui peristiwa yang

terjadi di sekelilingnya. Dalam hal ini guru lebih banyak menerapkan dengan

strategi penyelesaian suatu masalah daripada memberi informasi. Tugas guru

mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan

sesuatu yang baru bagi peserta didik.

Hakekat Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and learning)

adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan

tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme

(Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiri),

masyarakat belajar (Learning Community), pemetodean (Metodeing), dan

penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).43

Konstrukstivisme adalah membangun pemahaman peserta didik dari

pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal dan pembelajaran harus diatur

menjadi proses membangun bukan menerima pengetahuan. Inquiry adalah proses

perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman dan peserta didik belajar

42

“Metode Pembelajaran Berbasis Kontekstual”, artikel diakses pada 27 Februari 2011

dari http://wahyuti4tklarasati.blogspot.com/2010/10/metode-pembelajaran-berbasis-

kontekstual.html 43

Sohibul Mutolib Al Jabaly, “ Metode Pembelajaran Kontekstual”, artkel diakses pada

27 Februari 2011 dari http://pendidikanberkarakter.blogspot.com/2008/10/metode-pembelajaran-

kontekstual.html

Page 44: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

36

menggunakan keterampilan berpikir kritis. Questioning adalah kegiatan guru

untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Learning

community (masyarakat belajar) adalah sekelompok orang yang terikat dalam

kegiatan belajar, bekerja sama dengan orang lain lebih baik daripada belajar

sendiri untuk bertukar pengalaman dan berbagi ide. Metodeing adalah proses

penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar. Reflection

adalah berpikir tentang apa yang telah dipelajari kemudian mencatat apa yang

telah dipelajari lalu membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok. Authentic

Assesment (Penilaian yang sebenarnya) adalah kegiatan yang dilakukan untuk

mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa dengan menggunakan penilaian

kinerja dan tugas-tugas yang relevan dan kontekstual.

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari metode pembelajaran

kontekstual teaching learning adalah kerjasama, saling menunjang,

menyenangkan, belajar dengan bersemangat, pembelajaran yang terintegrasi

dengan menggunakan berbagai sumber, peserta didik berperan aktif dan kritis

sedangkan guru kreatif, laporan kepada orang tua tidak hanya rapor tetapi hasil

karya siswa. Melalui metode pembelajaran kontekstual teaching learning peserta

didik memperoleh pengalaman dari lingkungan sekitar.

2) Model Pembelajaran Kuantum

Menurut Herdian, “Pengembang dari Quantum Teaching adalah De Porter

dan mulai dipraktekkan pada tahun 1992 dengan mengilhami rumus yang terkenal

dalam fisika kuantum yaitu masa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan

energi. Dengan rumus itulah mendefinisikan Quantum sebagai interaksi yang

mengubah energi menjadi cahaya.”44

Dalam hal ini makna dari pembelajaran

quantum adalah adanya interaksi-interaksi yang dapat mengubah kemampuan dan

bakat alamiah peserta didik yang berbeda-beda (dalam hal ini sebagai energi)

menjadi ketrampilan yang bermanfaat (dalam hal ini dianggap sebagai cahaya).

Karakteristik quantum teaching adalah sebagai berikut: berdasar pada

psikologi kognitif, pembelajar sebagai pusat perhatian, menyeimbangkan potensi

manusia dengan lingkungan, pembelajaran dipandang sebagai penciptaan intekasi-

44

Herdian, “Metode Pembelajaran Quantum,” artikel diakses pada 27 Februari 2011 dari

http://herdy07.wordpress.com/

Page 45: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

37

interaksi bermutu dan bermakna yang dapat mengubah pikiran dan bakat alamiah

yang bermanfaat, dan memadukan konteks dan isi pembelajaran.

Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Dengan

demikian menurut Rachmad Widodo quantum teaching adalah “berbagai macam

interaksi yang terjadi di dalam dan di sekitar peristiwa belajar.”45

Interaksi-

interaksi ini membangun landasan dan kerangka untuk belajar yang dapat

mengubah kemampuan dan bakat siswa menjadi cahaya yang bermanfaat bagi

peserta didik. Quantum Teaching ini juga menerapkan percepatan belajar dengan

menhilangkankan hambatan-hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah

dengan menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan

pengajaran yang sesuai, cara penyajian yang efektif, dan keterlibatan siswa secara

aktif dalam proses belajar. Di samping itu Quantum Teaching juga memudahkan

segala hal untuk menghilangkan hambatan belajar dan mengembalikan proses

belajar ke keadaan yang mudah dan alami.

Prinsip-prinsip yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan model

pembelajaran quantum adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan kelas

mengandung dan menyampaikan pesan tentang belajar. Belajar mempunyai tujuan

yang terukur. Model pembelajaran quantum menghendaki agar siswa belajar

dengan mengalami sesuatu yang terkait dengan informasi yang sedang

dipelajarinya. Belajar merupakan suatu rangkaian usaha siswa dalam mencapai

tujuan-tujuan belajar, dan usaha itu sendiri mengandung resiko. Oleh sebab itu

siswa-siswa pantas memperoleh pengakuan terutama dari guru atas usaha, kerja

keras, kecakapan, dan kepercayaan diri siswa.

Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran quantum merupakan model

pembelajaran yang dapat mengubah potensi yang ada di diri siswa menjadi hal

yang bermanfaat dengan menggunakan lingkungan yang terkait dengan materi

yang sedang dipelajari sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam belajar.

45

Rachmad Widodo, “Model Pembelajaran,” artikel diakses pada Artikel diakses pada 21

Juni 2010 dari

http://www.infogue.com/viewstory/2009/10/13/pengertian_dan_macam_model_pembelajaran/?url

=http://wyw1d.wordpress.com/2009/10/12/model-pembelajaran.

Page 46: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

38

3) Model Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran yang lain adalah model pembelajaran tematik.

Pengertian tema menurut Departemen Pendidikan Nasional, “tema adalah pokok

pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.”46

Sedangkan

menurut Kunandar, “tema merupakan alat atau wadah untuk mengedepankan

berbagai konsep kepada anak didik secara utuh.”47

Di dalam pembelajaran, tema

diberikan untuk menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh,

memperkaya perbendaharaan pengetahuan peserta didik dan membuat

pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan

pengalaman yang bermakna. Jadi, pembelajaran tematik adalah pembelajaran

terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi yang terdapat di dalam

beberapa mata pelajaran dan diberikan dalam satu kali pertemuan.

Dengan model pembelajaran tematik diharapkan peserta didik dapat

memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan

menghubungkan dengan konsep lain yang telah dipahami. Pelaksanaan model

pembelajaran tematik ini, berawal guru memilih tema yang berkaitan dengan

materi pelajaran. Tema dalam pembelajaran tematik menjadi pokok bahasan yang

harus dikembangkan. Tema yang dipilih diharapkan peserta didik dapat

memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu sehingga mampu mempelajari

pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata

pelajaran dalam tema yang sama.

Beberapa keuntungan dari pelaksanaan model pembelajaran tematik

adalah sebagai berikut yang pertama pemahaman terhadap materi pelajaran lebih

mendalam dan berkesan sehingga kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih

baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi. Yang

kedua peserta didik lebih mampu merasakan manfaat dan makna belajar karena

materi disajikan dalam konteks tema yang jelas sehingga lebih bersemangat

belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata. Yang ketiga guru dapat

menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat

46

Tarmidzi Ramadhan, “Pembelajaran Tematik,” artikel diakses pada 27 Februari 2011

dari http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/04/metode-pembelajaran-tematik-kelebihan-dan-

kelemahannya/ 47

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan

Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. h.311.

Page 47: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

39

dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu

selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau

pengayaan.

Menurut Kunandar kelebihan dari model pembelajaran tematik adalah

sebagai berikut:

1. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta

didik.

2. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan

dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.

3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.

4. Mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik sesuai dengan

persoalan yang dihadapi.

5. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama

6. Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan

orang lain.

7. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang

dihadapi dalam lingkungan peserta didik.48

Selain terdapat beberapa kelebihan pembelajaran tematik memiliki

beberapa kelemahan. Kelemahan pembelajaran tematik tersebut terjadi apabila

dilakukan oleh guru tunggal. Contohnya seorang guru kelas kurang menguasai

secara mendalam penjabaran tema sehingga dalam pembelajaran tematik akan

merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan materi pokok setiap mata pelajaran.

Di samping itu, jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang

inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak akan

tercapai.

Karakteristik model pembelajaran tematik adalah sebagai berikut berpusat

pada peserta didik yang terlibat langsung sebagai subjek belajar sedangkan guru

sebagai fasilitator. Pembelajaran tematik memberikan pengalaman langsung

sehingga siswa dapat memahami hal-hal yang lebih abstrak. Dalam pembelajaran

tematik pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. Pembelajaran tematik

menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Pembelajaran tematik

menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

48

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan

Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. h.315

Page 48: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

40

Dalam pembelajaran tematik tidak semua mata pelajaran dapat dipadukan.

Tema yang dipilih hendaknya dekat dengan kehidupan peserta didik, dari tema

yang paling sederhana hingga yang lebih sulit, tema tersebut hendaknya menarik

minat untuk belajar, tema yang dipilih seharusnya adalah peristiwa-peristiwa yang

sedang terjadi.

Tahap-tahap pelaksanaan model pembelajaran tematik adalah sebagai

berikut: penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar kedalam indikator,

menentukan tema, menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema

pemersatu, sebelum pelaksanaan pembelajaran guru menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran.

4) Model Pembelajaran PAIKEM

Model pembelajaran PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran

Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Yang dimaksud dengan aktif

menurut A.Tarmidzi Ramadhan adalah “suasana kelas yang peserta didiknya aktif

bertanya dan mengungkapkan gagasan.”49

Menurut Agus Suprijono, inovatif

dalam hal ini adalah “proses pembelajaran yang dapat memberikan fasilitas

kepada peserta didik untuk menemukan sesuatu melalui aktivitas belajar”.50

Kreatif adalah pembelajaran seharusnya dapat mengembangkan pemikiran kritis

kemampuan berpikir tentang hal-hal yang baru dan menghasilkan penyelesaian

tentang suatu masalah. Efektif adalah memudahkan peserta didik untuk belajar

sesuatu yang bermanfaat. Menyenangkan dalam hal ini adalah pembelajaran

diciptakan sebagai kondisi yang peserta didik dapat melaksanakan proses

pembelajaran dengan ikhlas tanpa ada beban dalam diri peserta didik tersebut.

Menurut Bustamam Ismail ada empat prinsip utama dalam proses pembelajaran

PAIKEM. Prinsip utama tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, proses Interaksi dalam hal ini adalah siswa berinteraksi

secara aktif dengan guru, rekan siswa, multi-media, referensi, dan

49

A.Tarmizi Ramadhan, “Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan,” artikel diakses pada Jum’at 3 Juni 2011 dari

http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-aktif-inovatif-kreatif-efektif-dan-

menyenangkan/ 50

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori Dan Aplikasinya, (Yogyakarta: Pustaka

Belajar, 2009) h. X

Page 49: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

41

lingkungan. Kedua, proses Komunikasi siswa mengkomunikasikan

pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui

cerita, dialog atau melalui simulasi role-play. Ketiga, proses Refleksi,

siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka

telah pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan. Keempat, proses

Eksplorasi siswa mengalami langsung dengan melibatkan semua

indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan dan

wawancara.51

Berdasarkan pendapat di atas model pembelajaran PAIKEM merupakan

model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa untuk mengungkapkan ide

dan gagasanya sehingga dapat menemukan dan memahami materi pelajaran

sendiri. Model pembelajaran PAIKEM juga menekankan adanya interaksi antar

siswa dengan siswa yang lain atau dengan sumber belajar sehingga suasana

belajar menjadi menyenangkan dan dapat saling bertukar ide.

5) Model Pembelajaran Kolaboratif

Menurut Ted Panitz, “pembelajaran kolaboratif adalah filsafat interaksi

dan gaya hidup yang menjadikan kerjasama sebagai suatu struktur interaksi yang

dirancang sedemikian rupa guna memudahkan usaha kolektif untuk mencapai

tujuan bersama.”52

Dari pendapat tersebut dapat diperoleh pengertian bahwa

kolaborasi adalah sekelompok orang yang saling menghormati dan menghargai

kemampuan dan sumbangan setiap anggota kelompok. Di kelompok tersebut

terdapat pembagian kewenangan dan penerimaan tanggung jawab di antara para

anggota kelompok untuk melaksanakan tindakan kelompok untuk mencapai

tujuan bersama.

Pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran yang dilaksanakan untuk

mengembangkan kerjasama, interaksi, berbagi ide dan gagasan, saling membina

antar peserta didik atau dengan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Inti

dari pembelajaran kolaboratif adalah adanya saling belajar dan membelajarkan

saling bertukar pikiran, bertanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama,

keberhasilan kelompok adalah keberhasilan inividu begitu juga sebaliknya.

51

Bustamam Ismail, “Pengembangan model Pembelajaran PAIKEM dengan Pendekatan

SETS, Artikel diakses pada 3 Juni 2011 dari http://hbis.wordpress.com/2010/07/04/pengembangan-

model-pembelajaran-paikem-dengan-pendekatan-sets/ 52

“Pembelajaran Kolaboratif”, artikel diakses pada 27 Februari 2011 dari

http://ruhcitra.wordpress.com/2008/08/09/pembelajaran-kolaboratif/

Page 50: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

42

Pembelajaran kolaboratif dilandasi oleh pandangan bahwa pengetahuan diperoleh

sebagai dari proses konstruksi yang berkesinambungan di dalam diri setiap peserta

didik.

Pembelajaran kolaboratif menciptakan lingkungan sosial yang kondusif

untuk terlaksananya interaksi yang memadukan segenap kemauan dan

kemampuan belajar peserta didik. Lingkungan sosial yang dibentuk berupa

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat atau lima peserta didik pada

setiap kelas dengan anggota-anggota kelompok yang sedapat mungkin tidak

bersifat homogen. Anggota-anggota suatu kelompok diupayakan terdiri dari siswa

laki-laki dan perempuan, siswa yang relatif aktif dan yang kurang aktif, siswa

yang relatif pintar dan yang kurang pintar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kolaboratif

adalah peserta didik belajar secara berkelompok dan bekerjasama, sehingga

keberhasilan individu tergantung pada keberhasilan kelompoknya, pengetahuan

diperoleh melalui interaksi antara panca indra dan anggota kelompoknya.

Menurut Johnsons terdapat lima unsur dasar agar dalam suatu kelompok

terjadi pembelajaran kolaboratif, yaitu:

1. Saling ketergantungan positif. Dalam pembelajaran ini setiap peserta

didik harus merasa bahwa ia bergantung secara positif dan terikat dengan

antarsesama anggota kelompoknya dengan tanggung jawab untuk

menguasai bahan pelajaran dan memastikan bahwa semua anggota

kelompoknya pun menguasainya.

2. Interaksi langsung antar peserta didik. Hasil belajar yang terbaik dapat

diperoleh dengan adanya komunikasi verbal antar anggota kelompok

yang didukung oleh saling ketergantungan positif. Siswa harus saling

berhadapan dan saling membantu dalam pencapaian tujuan belajar.

3. Pertanggungjawaban individu. Agar dalam suatu kelompok dapat

menyumbang, mendukung dan membantu satu sama lain, setiap anggota

dituntut harus menguasai materi yang dijadikan pokok bahasan. Dengan

demikian setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk

mempelajari pokok bahasan dan bertanggung jawab pula terhadap hasil

belajar kelompok.

4. Keterampilan berkolaborasi. Keterampilan sosial peserta didik sangat

penting dalam pembelajaran. Siswa dituntut mempunyai keterampilan

berkolaborasi, sehingga dalam kelompok tercipta interaksi yang dinamis

untuk saling belajar dan membelajarkan sebagai bagian dari proses

belajar kolaboratif.

5. Keefektifan proses kelompok. Peserta didik memproses keefektifan

kelompok belajarnya dengan cara menjelaskan tindakan mana yang dapat

Page 51: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

43

menyumbang belajar dan mana yang tidak serta membuat keputusan-

keputusan tindakan yang dapat dilanjutkan atau yang perlu diubah.53

Ada banyak macam metode pembelajaran yang termasuk ke dalam model

pembelajaran kolaboratif yang pernah dikembangkan oleh para ahli maupun

praktisi pendidikan yaitu sebagai berikut Learning Together, Teams-Games-

Tournament (TGT), Group Investigation (GI), Academic-Constructive

Controversy (AC), Jigsaw Proscedure (JP), Student Team Achievement Divisions

(STAD), Complex Instruction (CI), Team Accelerated Instruction (TAI),

Cooperative Learning Stuctures (CLS), Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC).

Dapat disimpulkan bahwa belajar yang kolaboratif sebagai proses untuk

meningkatkan tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Para

pelajar bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan

informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka.

Dalam hal ini, guru bertindak sebagai fasilitator, yang memberikan dukungan

tetapi tidak mengarahkan kelompok ke arah hasil yang sudah disiapkan

sebelumnya.

6) Model Pembelajaran Kooperatif

a) Latar Belakang Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar

konstruktivis. Hal ini terlihat pada salah satu teori Vygotsky, yaitu penekanan

pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran, Vigotsky mengemukakan bahwa

fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam diskusi atau

kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke

dalam individu. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran

dimana pebelajar yang memiliki tingkat kemampuan berbeda belajar bersama

dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Dalam menyelesaikan tugas

kelompok, setiap anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami

suatu materi pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam

53

“Pembelajaran Kolaboratif”, artikel diakses pada 27 Februari 2011 dari

http://ruhcitra.wordpress.com/2008/08/09/pembelajaran-kolaboratif/

Page 52: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

44

kelompok belum menguasai bahan pembelajaran yang diberikan, sehingga

keberhasilan kelompok merupakan keberhasilan individu.

b) Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Cooperative mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai

tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif terjadi pencapaian tujuan secara

bersama-sama yang sifatnya merata dan menguntungkan setiap anggota

kelomponya. Pengertian pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok

kecil dalam proses pembelajaran yang memungkinkan kerja sama dalam

menyelesaikan permasalahan. Berdasarkan pengertian tersebut, menurut Slavin,

kooperatif learning adalah “model pembelajaran di mana peserta didik belajar dan

bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dengan bekerja sama yang anggotanya

terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan strukur anggotanya yang bersifat heterogen,

keberhasilan dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota

kelompok, baik aktivitas secara individual maupun secara kelompok.”54

Dalam

hal ini, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan

aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.

Pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai

suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama

dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua

orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan

dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Cooperative Learning juga dapat

diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di

antara sesama anggota kelompok.

Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif menurut Made Wena

adalah “saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, tanggung jawab

individu untuk mencapai keberhasilan kelompok, ketrampilan menjalin hubungan

antarpribadi.”55

Dalam Wikipedia, “pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learning

merupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang

54

Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 4 55

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. (Jakarta: Bumi Aksara,

2009) h. 191

Page 53: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

45

untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antar peserta didik. Strategi ini

berlandaskan pada teori belajar Vygotsky yang menekankan pada interaksi sosial

sebagai sebuah mekanisme untuk mendukung perkembangan kognitif.”56

Menurut Holubec yang dikutip oleh Yusti Arini mengemukakan belajar

kooperatif adalah sebagai berikut.

Belajar koopertif merupakan pendekatan pembelajaran melalui kelompok

kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar

dalam mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi

yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Sementara itu, Bruner dalam

Siberman menjelaskan bahwa belajar secara bersama merupakan

kebutuhan manusia yang mendasar untuk merespons manusia lain dalam

mencapai suatu tujuan.57

Pembelajaran kooperatif menurut Made Wena adalah “siswa membentuk

kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama,

siswa yang pandai mengajar siswa yang kurang pandai, siswa yang kurang pandai

belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang

memotivasinya, siswa yang kurang aktif harus berpartisipasi aktif supaya diterima

oleh anggota kelompokknya.”58

Jadi inti dari model pembelajaran kooperatif adalah adanya kerjasama

antar anggota kelompok peserta didik yang memiliki karakteristik dan

kemampuan yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah

ditentukan. Namun pembelajaran kooperatif tidak hanya belajar kelompok, tetapi

ada tanggung jawab yang bersifat kooperatif sehingga terjadi interaksi aktif antar

anggota kelompok untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran

kooperatif diskusi dan komunikasi dikembangkan, hal ini bertujuan untuk peserta

didik saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling

menyampaikan pendapat, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan

dan peranan diri sendiri maupun teman lain.

56

Wikipedia, “Pembelajaran Kooperatif, “Artikel diakses pada 26 Februari 2011 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_kooperatif 57

Yusti Arini, “Metode Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) Dan Aplikasinya

Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran,” artikel diakses pada 26 Februari

2011 dari http://yusti-arini.blogspot.com/2009/08/metode-pembelajaran-kooperatif.html 58

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, h. 189

Page 54: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

46

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan

kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan perbedaan anggota kelompok

sebagai tempat peserta didik bekerjasama dan menyelesaikan suatu masalah

melalui interaksi sosial dengan teman sebaya.

Ciri-ciri metode pembelajaran kooperatif adalah untuk memahami materi

pelajaran para peserta didik belajar dalam kelompok secara kooperatif

yang anggota kelompoknya terdiri dari peserta didik memiliki kemampuan

tinggi, sedang dan rendah, jika dalam kelas terdapat peserta didik yang

terdiri dari beberapa ras, suku, budaya jenis kelamin yang berbeda, maka

diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis

kelamin yang berbeda pula, penghargaan lebih diutamakan pada kerja

kelompok dari pada perorangan.59

Dalam model pembelajaran kooperatif, untuk mencapai tujuan

pembelajaran dilakukan dengan membentuk kelompok-kelompok yang berbeda

tingkat kecerdasannya, ras, suku, dan budaya untuk saling berinteraksi,

keberhasilan kelompok merupakan keberhasilan individu. Untuk itu setiap

anggota berkelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

pengertian model pembelajaran kooperatif adalah kerangka konseptual dalam

proses pembelajaran yang dilakukan dengan cara membentuk kelompok yang

beranggotakan empat sampai enam orang, yang berbeda tingkat kecerdasannya,

ras, suku, dan budaya untuk saling berinteraksi, untuk mencapai tujuan

pembelajaran, model pembelajaran kooperatif ini tidak hanya belajar kelompok,

tetapi ada tanggung jawab yang bersifat kooperatif sehingga terjadi interaksi aktif

antar anggota kelompok untuk memahami materi pelajaran. Dalam pelaksanaan

model kooperatif peserta didik saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir

kritis, saling menyampaikan pendapat, saling membantu belajar, saling menilai

kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain.

c) Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan

kondisi yang keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan

59

Wikipedia,“Pembelajaran Kooperatif” artikel diakses pada 26 Februari 2011 dari

http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/

Page 55: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

47

kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga

tujuan pembelajaran sebagai berikut:

Pembelajaran kooperatif menurut Departemen Pendidikan Nasional ada

tiga tujuan seperti yang dikutip oleh Sofyan. Tujuan tersebut adalah sebagai

berikut:

Tujuan pertama, yang pertama yaitu meningkatkan hasil akademik, dengan

meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademiknya.

Peserta didik yang lebih memahami materi pelajaran akan menjadi nara

sumber bagi yang kurang paham materi. Sedangkan tujuan yang kedua,

pembelajaran kooperatif memberi peluang agar peserta didik dapat

menerima teman-teman yang mempunyai berbagai perbedaan dalam

belajar. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama,

kemampuan akademik, dan tingkat sosial. Tujuan penting ketiga dari

pembelajaran kooperatif ialah untuk mengembangkan keterampilan sosial

peserta didik. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi

tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mendukung teman

untuk bertanya, menjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja.60

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa

dalam tugas-tugas akademik. Model ini dapat membantu siswa memahami

konsep-konsep yang sulit. Struktur penghargaan pada pembelajaran kooperatif

telah dapat meningkatkan hasil belajar. Selain itu, pembelajaran kooperatif dapat

memberikan keuntungan baik pada siswa yang memiliki kemampuan akademik

yang rendah maupun siswa yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi

untuk bekerjasama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

Tujuan lain dari model pambelajaran kooperatif adalah penerimaan

terhadap orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, maupun kemampuan.

Komunikasi di antara orang-orang yang berbeda ras atau kelompok etnis tidak

cukup untuk mengurangi kecurigaan dan perbedaan ide. Pembelajaran kooperatif

memungkinkan pebelajar yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja

saling bergantung satu dengan yang lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui

penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu

dengan yang lain.

Keterampilan sosial penting untuk dimiliki oleh masyarakat. Banyak

jenis pekerjaan di masyarakat dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung

60

Sofyan, “Metode Pembelajaran Kooperatif”, artikel diakses pada 26 Februari 2011 dari

http://forum.um.ac.id/index.php?topic=18078.0

Page 56: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

48

satu sama lain dan di dalam masyarakat yang memiliki kebudayaan beragam. Atas

dasar itu, tujuan penting yang lain dari pembalajaran kooperatif adalah untuk

mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.

Cooper mengungkapkan keuntungan dari model pembelajaran kooperatif,

antara lain: “1) peserta didik mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif

dalam pembelajaran, 2) peserta didik dapat mengembangkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi, 3) meningkatkan ingatan peserta didik, dan 4)

meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran.”61

Berdasarkan pendapat tersebut, pembelajaran kooperatif sesuai untuk diterapkan

dalam proses pembelajaran karena untuk mendidik siswa bertanggung jawab dan

terlibat aktif dalam proses pembelajaran, kemampuan berpikir dan ingatan serta

pemahaman siswa menjadi meningkat.

d) Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

Berbagai model pemelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran

memiliki krakterisktik masing-masing yang membedakan model yang satu dengan

model yang lain. Karakteristik model pembelajaran kooperatif menurut Lundgren

dan Arends adalah memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka "sehidup

sepenanggungan". Siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lainnya

dalam kelompok, di samping tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri

dalam mempelajari materi yang dihadapi. Siswa haruslah berpandangan

bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.

Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara

anggota kelompoknya. Siswa akan diberikan evaluasi atau penghargaan.

yang akan berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.

Siswa berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk

belajar bersama selama proses belajarnya. Siswa akan diminta

mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani di

dalam kelompoknya.62

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijabarkan bahwa karakteristik

pembelajaran kooperatif adalah para siswa memiliki tanggung jawab individu dan

tanggung jawab kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah

61

Wikipedia,“Pembelajaran Kooperatif” artikel diakses pada 26 Februari 2011 dari

http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/ 62

Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru

Rayon 24 Universitas Negeri Makassar. h. 178

Page 57: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

49

ditetapkan, para siswa berbagi tugas dan tanggung jawab dengan sesame anggota

kelompok, evaluasi dan penghargaan dilakukan secara berkelompok.

e) Prosedur Umum Pembelajaran Kooperatif

Pada dasarnya, kegiatan pembelajaran model pembelajaran kooperatif

dipilah menjadi empat langkah, yaitu; “orientasi, bekerja kelompok, kuis, dan

pemberian penghargaan.”63

Setiap langkah dapat dikembangkan lebih lanjut

sebagai berikut:

Yang pertama adalah orientasi. Sebagaimana halnya dalam setiap

pembelajaran, kegiatan diawali dengan orientasi untuk mengarahkan tentang apa

yang akan dipelajari dan bagaimana strategi pembelajarannya. Guru

mengkomunikasikan tujuan, materi, waktu, langkah-langkah dan hasil akhir yang

diharapkan dikuasai oleh siswa.

Yang kedua adalah kerja kelompok. Pada tahap ini siswa melakukan

kerja kelompok sebagai inti kegiatan pembelajaran. Kerja kelompok dapat dalam

bentuk kegiatan memecahkan masalah, atau menerapkan suatu konsep yang

dipelajari. Kerja kelompok dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti

berdiskusi, melakukan ekslporasi, observasi, percobaan, atau browsing internet.

Waktu untuk bekerja kelompok disesuaikan dengan luas dan dalamnya materi

yang harus dikerjakan. Kegiatan yang memerlukan waktu lama dapat dilakukan di

luar jam pelajaran, sedangkan kegiatan yang memerlukan sedikit waktu dapat

dilakukan pada jam pelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator dan dinamisator

bagi masing-masing kelompok, dengan cara melakukan pemantauan terhadap

kegiatan belajar pebelajar, mengarahkan ketrampilan kerjasama, dan memberikan

bantuan pada saat diperlukan.

Yang ketiga adalah tes atau kuis untuk evaluasi. Pada akhir kegiatan

kelompok diharapkan semua siswa telah memahami konsep, topik, atau masalah

yang sudah dikaji bersama. Kemudian masing-masing siswa menjawab tes atau

kuis untuk mengetahui pemahaman terhadap konsep, topik, atau masalah yang

dikaji. Penilaian individu ini mencakup penguasaan ranah kognitif, afektif dan

keterampilan.

63

Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru

Rayon 24 Universitas Negeri Makassar. h. 178

Page 58: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

50

Yang keempat adalah penghargaan kelompok. Langkah ini dimaksudkan

untuk memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil memperoleh

kenaikan skor dalam tes individu.

Dapat disimpulkan bahwa belajar kooperatif (cooperative learning)

adalah konsep yang lebih luas, yang meliputi semua jenis kerja kelompok,

termasuk bentuk-bentuk yang lebih dibimbing oleh guru atau diarahkan oleh guru.

Secara umum, belajar kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dalam hal

ini guru menetapkan tugas dan pertanyaannya serta menyediakan bahan-bahan

dan informasi yang dirancang untuk membantu murid dalam menyelesaikan

permasalahan yang ada. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada

akhir tugas.

f) Jenis-Jenis Metode Pembelajaran Model Kooperatif

Berikut ini dua jenis metode yang termasuk ke dalam model pembelajaran

kooperatif.

a) Metode Make A-Match

Langkah-langkah metode pembelajaran Make A-Match menurut Agus

Suprijono adalah sebagai berikut:

1. Guru mempersiapkan dua kelompok kartu, yakni kartu soal dan kartu

jawaban.

2. Guru membagi peserta didik menjadi tiga kelompok, yakni kelompok

pembawa kartu soal, pembawa kartu jawaban, dan kelompok penilai.

3. Guru mengatur posisi kelas seperti huruf U, kelompok pembawa kartu

soal dan pembawa kartu jawaban posisinya saling berhadapan.

4. Setelah masing-masing kelompok berada pada posisi yang sesuai, guru

membunyikan peluit, sebagai tanda agar kelompok pembawa kartu soal

dan pembawa kartu jawaban mencari pasangan pertanyaan dan jawaban

yang cocok.

5. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi.

6. Pasangan kartu soal dan kartu jawaban yang sudah ditemukan,

ditunjukkan kepada kelompok penilai, kelompok ini membaca apakah

pasangan kartu soal dan jawaban tersebut merupakan pasangan kartu

yang cocok.

7. Setelah penilaian dilakukan, guru mengatur kembali agar kelompok

pembawa soal dan pembawa kartu jawaban menjadi satu kelompok, dan

berperan sebagai kelompok penilai, sedangkan kelompok penilai pada

sesi yang pertama, dibagi menjadi dua kelompok menjadi kelompok

Page 59: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

51

pembawa kartu soal dan kartu jawaban, pada sesi ini guru melaksanakan

tahapan yang sama dari tahap 1 sampai 6.

8. Tahap terakhir guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk

bertanya, guru menyimpulkan materi bersama-sama dengan siswa.64

Melalui metode pembelajaran Make A-Match peserta didik bertanggung

jawab untuk mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartu yang dimilikinya,

dengan cara mencari dan berdiskusi dengan peserta didik yang lainnya, dengan

demikian metode Make A-Match dapat menciptakan proses pembelajaran yang

menyenangkan karena ada interaksi aktif dengan teman sebaya.

Kebaikan dari metode Make A-match adalah terciptanya suasana

kegembiraan dalam proses pembelajaran sebab siswa akan bergerak untuk

mencari pasangan dari kartu yang dimilikinya dengan bergerak juga akan

mengatasi kejenuhan siswa. Model pembelajaran ini akan menumbuhkan

kerjasama dan interaksi yang dinamis antar sesama siswa untuk menemukan

pasangan kartu sesuai dengan waktu yang ditentukan. Selain itu model

pembelajaran ini akan memunculkan gotong royong yang merata diseluruh siswa.

Kelemahan dari metode Make A-match adalah jika jumlah siswa yang ada

lebih dari 30 orang, akan timbul suasana yang gaduh yang tidak terkendali.

Suasana ini akan mengganggu ketenangan belajar kelas yang lainnya, apalagi jika

gedung kelas tidak kedap suara. Hal ini dapat diantisipasi dengan menyepakati

beberapa komitmen ketertiban dengan siswa sebelum menerapkan model

pembelajaran ini, seperti tidak membuat kegaduhan.

b) Metode Team Quiz

Model pembelajaran aktif Tipe quiz team yang dikemukakan oleh Dalvi

bahwa: “Merupakan salah satu tipe pembelajaran yang mampu meningkatkan

keaktifan siswa dalam proses belajar.”65

Dalam tipe quiz team ini, diwali dengan

guru menerangkan materi secara klasikal, lalu siswa dibagi kedalam tiga

kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi

tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban

64

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori Dan Aplikasinya, h. 94 65

Setia Telaumbanua. Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe Quiz Team Kepada Siswa.

Artikel diakses pada 17 Juni 2011 dari http://www.psb-psma.org/content/blog/3479-penerapan-

metode-belajar-aktif-tipe-quiz-team-kepada-siswa.

Page 60: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

52

untuk memahami materi pelajaran tersebut. Setelah selesai materi maka diadakan

suatu pertandingan akademis. Dengan adanya pertandingan akademis ini maka

terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan berusaha belajar dengan

motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan.

Langkah-langkah metode pembelajaran Team Quiz menurut Hisyam Zaini adalah

sebagai berikut:

1. Pilihlah topik yang dapat disampaikan dalam tiga segmen

2. Bagi peserta didik menjadi tiga kelompok, A,B,C.

3. Sampaikan kepada peserta didik format pembelajaran yang akan

disampaikan kemudian mulai presentasi. Batasi presentasi maksimal

10 menit.

4. Setelah presentasi, minta kelompok A untuk menyiapkan pertanyaan-

pertanyaan berkaitan dengan materi yang disampaikan. Kelompok B,

dan C menggunakan waktu ini untuk melihat lagi catatan yang

dimiliki.

5. Kelompok A sebagai pemimpin quiz memberi pertanyaan kepada

kelompok B, jika kelompok B tidak bisa menjawab pertanyaan, lempar

pertanyaan tersebut kepada kelompok C.

6. Kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok C, jika kelompok

C tidak bisa menjawab, lempar pertanyaan tersebut kepada kelompok

B.

7. Jika tanya jawab sesi pertama selesai, lanjutkan pembelajaran sesi

kedua, dan tunjuk kelompok B untuk menjadi kelompok penanya,

lakukan seperti proses untuk kelompok A.

8. Setelah kelompok B selesai dengan pertanyanya, dilanjutkan

pembelajaran sesi ketiga, dan kemudian tunjuk kelompok C sebagai

penanya.

9. Akhiri proses pembelajaran dengan menyimpulkan, tanya jawab dan

penjelasan sekiranya ada pemahaman peserta didik yang keliru.66

Metode Team Quiz menurut Melvin L. Siberman “dapat meningkatkan

kemampuan dan tanggung jawab peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari

melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan.”67

Dengan peserta didik

dibagi menjadi kelompok-kelompok yang memiliki tugas dan tanggung jawab

yang sama yakni untuk memimpin dan bertanggung jawab untuk menjawab

pertanyaan yang diberikan, maka kemampuan dan tanggung jawab peserta didik

dapat meningkat.

66

Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,

2008) h.54-55 67

Melvin L. Siberman, 101 Strategi Pembelajaran Aktif ( Yogyakarta: Pustaka Insan

Madani, 2006) h. 163

Page 61: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

53

3. Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar

Berdasarkan pembahasan tentang metode pembelajaran pada sub judul

sebelumnya, metode pembelajaran adalah langkah efektif yang diterapkan oleh

guru dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran agar didapatkan hasil

pembelajaran maksimal. Untuk melakukan peningkatan hasil belajar diperlukan

metode yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan karakteristik peserta didik.

Metode pembelajaran harus dikuasai oleh guru untuk menciptakan kondisi

proses pembelajaran yang kondusif. Guru harus mampu untuk menerapkan

metode yang sesuai dengan kondisi peserta didik dan materi pelajaran. Metode

pembelajaran adalah teknik yang diterapkan oleh guru dalam proses

pembelajaran. Hal ini karena proses pembelajaran itu merupakan proses transfer

ilmu dari guru ke peserta didik dan untuk hal tersebut harus ada teknik khusus

agar efektif. Jika metode pembelajaran yang diterapkan tepat, maka hasil belajar

dapat meningkat.

Metode yang tepat akan menyebabkan peserta didik merasa nyaman dan

dapat berkonsentrasi pada saat proses belajar. Peserta didik merasa ada

kesinambungan antara proses di luar dan di dalam diri. Hal ini menyebabkan anak

didik lebih fokus dalam mengikuti proses pembelajaran.

Dalam penelitian yang sudah dilakukan oleh Widyaningsih metode make

a-match merupakan metode yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

“Pembelajaran kooperatif metode make a match memberikan manfaat bagi peserta

didik, di antaranya adalah mampu menciptakan suasana belajar aktif dan

menyenangkan, materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian

peserta didik, mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik mencapai taraf

ketuntasan belajar secara klasikal 87,50%.”68

Berdasarkan kegiatan proses belajar

mengajar, peserta didik terlihat lebih aktif mencari pasangan kartu antara jawaban

dan soal. Dengan metode pencarian kartu ini peserta didik dapat mengidentifikasi

permasalahan yang terdapat di dalam kartu yang ditemukannya dan

menceritakannya dengan sederhana dan jelas secara bersama-sama.

68

Tarmizi Ramadhan, “Metode Pembelajaran Kooperatif Make A-match,” artikel diakses

pada 21 Oktober 2010 dari http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/03/pembelajaran-kooperatif-

make-a-match/,

Page 62: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

54

Dalam penelitian Eva Nurhayati metode Team Quiz yang diterapkan pada

mata pelajaran Akuntansi lebih baik dibandingkan dengan metode konvensional.

Menurut Eva Nurhayati, “pengaruh pembelajaran aktif tipe quiz team terhadap

hasil belajar akuntansi menunjukkan bahwa nilai hasil belajar pada kelompok

eksperimen berbeda dengan nilai hasil belajar pada kelompok kontrol. Hasil

belajar pada kelompok eksperimen menunjukkan nilai rata-rata yang lebih baik

daripada hasil belajar pada kelompok kontrol”.69

Berdasarkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan maka dapat

diketahui bahwa metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam

mengelola kelas dapat berpengaruh terhadap hasil belajar. Dengan metode yang

menarif, inovatif dan kreatif maka dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik,

dibandingkan dengan metode yang konvensional tanpa ada variasi metode,

maupun media yang digunakan.

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka dapat diambil suatu kerangka pemikiran sebagai berikut.

Pembelajaran IPS Terpadu merupakan suatu proses atau kegiatan guru mata

pelajaran IPS dalam mengajarkan IPS Terpadu kepada para peserta didiknya, yang

di dalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan

terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik tentang

IPS Terpadu yang beragam agar tejadi interaksi optimal antara guru dengan

peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik dalam mempelajari

mata pelajaran IPS. Dengan demikian setiap guru harus bisa menciptakan suasana

yang menyenangkan namun peserta didik dapat memahami konsep atau materi

yang disampaikan oleh guru salah satunya adalah dengan memilih metode

pembelajaran yang lebih memperdayakan peserta didik, sehingga tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai dan hasil belajar yang diperoleh

peserta didik akan lebih baik.

69

Eva Nurhayati, “Pengaruh Penggunaan Metode Belajar Aktif Tipe Team Quiz

Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X AK SMK Negeri 3 Jepara”, Skripsi

S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2007.

Page 63: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

55

Menurut kurikulum 2006 standar kompetensi mata pelajaran IPS

SMP/MTs. tujuan pembelajaran IPS yaitu:

Mengembangkan pengetahuan kesejarahan, mengembangkan kemampuan

berpikir, inkuiri, pemecahan masalah, dan keterampilan sosial;

membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan;

meningkatkan kemampuan berkompetisi dan bekerjasama dalam

masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun

internasional. Untuk itu diperlukan suatu strategi pembelajaran yang lebih

mementingkan peserta didik untuk belajar berpikir daripada hanya

menghafal.70

Pembelajaran IPS adalah untuk membentuk peserta didik yang dapat

berpikir dan menyelesaikan masalah dan memiliki ketrampilan sosial.

Ketrampilan sosial dalam hal ini seperti memiliki kepekaan terhadap masalah-

masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya pada khususnya dan lingkungan

nasional sebagai lingkungan yang lebih luas. Pembelajaran IPS juga untuk

membentuk peserta didik yang dapat bekerjasama dalam masyarakat yang

memiliki karakter dan latar belakang yang berbeda-beda. Untuk mencapai tujuan

pembelajaran IPS, maka metode pembelajaran yang berorientasi kepada peserta

didik sangat diperlukan dalam proses pembelajaran.

Metode pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi

bahan ajar kepada para peserta didiknya merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi hasil belajar peserta didik, sehingga pemilihan metode

pembelajaran yang tepat untuk peserta didik sangat diperlukan. Metode

pembelajaran make a-match, pembelajarannya menitikberatkan pada kemampuan

mengingat, bekerja sama dan interaksi antar peserta didik, ketepatan waktu sebab

dalam mencari pasangan kartu soal dan jawaban waktunya dibatasi. Proses

pembelajaran menjadi menyenangkan sehingga bisa memotivasi peserta didik

untuk belajar sehingga hasil belajarpun meningkat. Metode pembelajaran Team

Quiz salah satu metode pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan siswa

dalam proses belajar dan peserta didik dilatih untuk mempunyai tanggung jawab

yang sama atas keberhasilan kelompoknya. Dengan menggunakan metode Team

Quiz, para peserta didik diharapkan dapat memahami materi yang dipelajari.

70

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006

Page 64: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

56

C. Hipotesisis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, dapat diajukan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

H0 : Tidak ada perbedaan antara hasil belajar IPS Terpadu kelas VII semester II

SMP Islamiyah Ciputat yang menggunakan metode pembelajaran Make a-match

dan metode pembelajaran Team Quiz.

Ha : Ada perbedaan antara hasil belajar mata pelajaran IPS terpadu kelas VII

semester II SMP Islamiyah Ciputat dengan menggunakan metode pembelajaran

Make a-match dan metode pembelajaran Team Quiz.

Page 65: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

57

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian dilaksanakan di kelas VII-A dan VII-B SMP Islamiyah

Ciputat.

2. Waktu Penelitian dilaksanakan selama dua bulan, dimulai pada bulan April

hingga Mei 2011.

B. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah peserta didik

kelas VII-A dan kelas VII-B. Kelas VII-A terdiri dari 45 peserta didik dengan

komposisi perempuan 24 peserta didik dan laki-laki 21 peserta didik, yang metode

pembelajarannya menggunakan Make A-Match. Kelas VII-B Terdiri dari 40

peserta didik dengan komposisi perempuan 21 peserta didik dan laki-laki 19

peserta didik, yang metode pembelajarannya menggunakan metode Team Quiz.

Subjek penelitian ini yang diambil karena, penerapan metode make A-Match dan

metode Team Quiz lebih menekankan pada proses interaksi peserta didik, dan

peserta didik kelas VII yang masih dalam tahap transisi dari Sekolah Dasar ke

Sekolah Menengah Pertama.

C. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuantitatif

komparatif, yaitu data yang berbentuk angka. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode quasi eksperimen, menurut Husaini Uman dan

Page 66: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

58

Purnomo Setiady Akbar, “metode ini dilakukan dengan memberikan perlakuan

kepada subjek penelitian kemudian memberikan tes pada subjek penelitan”.1

Dalam penelitian ini penerapannya adalah peserta didik di kelas VII-A, dalam

proses pembelajaran guru menerapkan metode Make A-Match kemudian para

peserta didik tersebut di tes secara tertulis tentang materi yang telah dipelajari.

Sedangkan di kelas VII-B guru menerapkan metode pembelajaran Team Quiz.

D. Desain Penelitian

Untuk mengetahui hasil penelitian, kedua kelompok eksperimen diberikan

pretes dan postes. Adapun desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Desain Penelitian Two Group Pretest posttest design

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

𝐸1 𝑇1 𝑋1 𝑇1

𝐸2 𝑇2 𝑋2 𝑇2

Keterangan:

𝐸1 = 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 𝑚𝑎𝑘𝑒 𝑎 −𝑚𝑎𝑡𝑐𝑕

𝐸2 = 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑎𝑚 𝑞𝑢𝑖𝑧

𝑇1 = 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑚𝑎𝑘𝑒 𝑎 − 𝑚𝑎𝑡𝑐𝑕

𝑇2 = 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑡𝑒𝑎𝑚 𝑞𝑢𝑖𝑧

𝑋1 = 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑒 𝑎 −𝑚𝑎𝑡𝑐𝑕

𝑋2 = 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑎𝑚 𝑞𝑢𝑖𝑧

𝑇1 = 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑚𝑎𝑘𝑒 𝑎 −𝑚𝑎𝑡𝑐𝑕

𝑇2 = 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑡𝑒𝑎𝑚 𝑞𝑢𝑖𝑧

E. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini adalah hasil penilaian di ranah kognitif.

Penilaian ranah kognitif diperoleh melalui pretes dan postes. Pretes adalah tes

hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan awal

1 Husaini Uman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2009), hal 139.

Page 67: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

59

peserta didik sebelum penerapan metode pembelajaran. Postes adalah tes hasil

belajar sesudah penerapan metode pembelajaran untuk melihat ketuntasan hasil

belajar terhadap perlakuan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda. Untuk mengetahui

kualitas pelaksanaan penerapan metode digunakan teknik observasi.

F. Instrumen Penelitian

1. Definisi Konseptual

Dari variabel yang telah ditentukan yakni metode pembelajaran dan hasil

belajar. Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi

sasaran ilmu yang bersangkutan. Pembelajaran adalah interaksi guru dan peserta

didik di dalam kelas. Team Quiz adalah kuis atau pertanyaan yang diajukan

kepada kelompok. Make a-match adalah mencari kartu soal atau jawaban dan

kemudian dipasangkan. Hasil menunjuk kepada suatu perolehan akibat dilakukan

suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara

fungsional. Belajar adalah kegiatan atau proses perubahan perilaku seseorang

karena pengalaman.

2. Definisi Operasional

a. Variabel bebasnya (X1) adalah metode pembelajaran make a-match dan (X2)

adalah metode pembelajaran Team Quiz.

b. Variabel terikatnya (Y) adalah hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari

skor tes setelah dilaksanakan proses pembelajaran dengan metode make a-match

dan metode Team Quiz, yang bertujuan untuk mengukur aspek kognitif

pengetahuan dan pemahaman tentang konsep IPS Terpadu yang dimiliki peserta

didik setelah melaksanakan proses pembelajaran yang menggunakan metode make

a-match dan metode Team Quiz.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar IPS

Terpadu. Tes hasil belajar yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pemahaman

materi peserta didik setelah melaksanakan proses pembelajaran mata pelajaran

IPS. Tes hasil belajar IPS diberikan setelah seluruh peserta didik mempelajari

materi IPS dengan metode pembelajaran make a-match dan metode pembelajaran

Page 68: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

60

Team Quiz. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kualitas proses

pelaksanaan metode adalah lembar observasi.

Tes yang akan diberikan merupakan tes tertulis berbentuk pilihan ganda

yang terdiri dari 30 soal, sebab meskipun materi IPS terpadu adalah integrasi dari

berbagai mata pelajaran seperti ekonomi, sosiologi, sejarah, dan geografi, dalam

penelitian ini konsep yang disampaikan kepada para peserta didik dibatasi yakni

pada standar kompetensi ” Memahami Kegiatan Ekonomi Masyarakat”.

Selain menggunakan instrumen tes, dalam menelitian ini digunakan

lembar observasi untuk mengamati proses pembelajaran, sehingga dapat diketahui

pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan tahapan pelaksanaan metode

pembelajaran.

3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Tabel 3

Kisi-kisi intrumen penelitian

Kompetensi

Dasar

Materi Indikator Aspek

Yang

Diukur

Mendeskripsikan

Kegiatan

Ekonomi Yang

Meliputi

Kegiatan

Konsumsi,

Produksi, Dan

Distribusi

Barang Atau

Jasa.

1. Kegiatan

Pokok

Ekonomi.

2. Kegaiatan

produksi

1. Mendefinisikan

Pengertian Kegiatan

Ekonomi.

2. Menyebutkan macam-

macam kegiatan

ekonomi.

1. Mendefinisikan kegiatan

produksi.

2. Menyebutkan salah satu

sumber daya produksi

asli.

3. Menyebutkan salah satu

dampak negatif

produksi.

4. Menyebutkan salah satu

kegiatan produksi

5. Menyebutkan salah satu

cara pemanfaatan

sumber daya ekonomi

yang beretika ekonomi

6. Menyebutkan jenis

tenaga kerja.

7. Mendefinisikan cara

C1

C2

C1

C2

C2

C2

C2

C2

Page 69: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

61

3. Kegiatan

Distribusi

4. Kegiatan

Konsumsi

meningkatkan hasil

produksi dengan tidak

menambah jumlah

faktor produksi.

8. Menyebutkan jenis

modal tetap

9. Menyebutkan penyebab

peningkatan kegiatan

produksi

1. Mendefinisikan kegiatan

distribusi.

2. Mendefinisikan

keuntungan distribusi

bagi produsen.

3. Mendefinisikan salah

satu sistem distribusi.

4. Menjelaskan fungsi

penunjang dari kegiatan

distribusi.

5. Menyebutkan salah satu

lembaga kegiatan

distribusi.

6. Menyebutkan kegiatan

distribusi.

7. Menyebutkan etika

ekonomi dalam kegiatan

distribusi yang

memenuhi unsur

keadilan dan

pemerataan.

8. Menyebutkan pihak

yang melakukan

kegiatan distribusi

9. Menyebutkan salah satu

tujuan kegiatan

distribusi

1. Mendefinisikan kegiatan

konsumsi

2. Menyebutkan tujuan

konsumsi

3. Menyebutkan salah satu

aspek positif perilaku

konsumtif

4. Menyebutkan faktor-

faktor yang

mempengaruhi kegiatan

C1

C2

C4

C1

C1

C1

C3

C2

C1

C2

C2

C3

C1

C2

C4

C2

Page 70: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

62

konsumsi seseorang

5. Menerapkan salah satu

faktor yang

mempengaruhi kegiatan

konsumsi seseorang

6. Menyebutkan barang

konsumsi pelajar

7. Menyebutkan salah satu

contoh kegiatan

produksi jasa

8. Menyebutkan contoh

peningkatan produksi

secara ekstensifikasi

C3

C2

C1

C4

Keterangan:

C1 = Menghafal C2 = Memahami C3 = Mengaplikasikan

C4 = Menganalisis C5 = Mengevaluasi C6 = Mencipta

G. Uji Coba Instrumen

Sebelum diberikan kepada subjek penelitian, soal terlebih dahulu

diujicobakan pada peserta didik kelas VIII SMP Islamiyah Ciputat. Uji coba ini

bertujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut memenuhi persyaratan seperti

validitas, realiabilitas, tingkat kesukaran maupun daya beda.

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu

instrumen. Instrumen disebut valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan.

Untuk mengukur keabsahan instrumen digunakan program ANATES.

b. Uji Reliabilitas

Untuk memperoleh data yang dipercaya, instrumen penelitian yang

digunakan harus realiabel. Reliabilitas adalah instrumen cukup dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena data tersebut sudah baik.

Perhitungan realiabilitas menggunakan program ANATES

Page 71: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

63

c. Uji Taraf Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau

mudahnya suatu soal. Tingkat kesukaran dari suatu tes untuk mengetahui setiap

butir soal termasuk kategori mudah, sedang, atau sukar.

Kriteria tingkat kesukaran soal menurut Ahmad Sofyan adalah sebagai

berikut: 2

Tabel 4

Indeks Tingkat Kesukaran Soal

Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria

0-0,25 Sukar

0.26-0,75 Sedang

0.76-1 Mudah

d. Daya Pembeda

Menurut Arikunto Suharsimi daya pembeda soal adalah ”kemampuan soal

untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan rendah dan peserta

didik yang berkemampuan tinggi.”3 Daya pembeda dihitung dengan program

ANATES.

Tabel 5

Kriteria Daya Beda

Indeks Daya Beda Kriteria

> 0,2 Jelek

0,2-0,4 Sedang

0,4-0,7 Baik

0,7-1,00 Baik Sekali

Bertanda negatif Jelek Sekali

2 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:UIN

Press, 2006), h. 103 3 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007).

h.218

Page 72: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

64

H. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Uji Persyaratan Analisis Data

a. Uji Normalitas Pretes dan Postes Kedua Sampel dengan Uji Lilifors

Uji Normalitas dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Data diurutkan dari yang terkecil hingga data yang paling besar

2. Cari angka baku dengan rumus: 𝑍 = 𝑋−𝑋

𝑠

3. Cari distribusi bakunya F(z)

4. Cari proposisi kumulatifnya S(z)

5. Cari 𝐿𝑜 = 𝑀𝑎𝑥 𝐹 𝑧 − 𝑆(𝑧)

6. Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel.

Hipotesis uji Normalitas:

𝐻𝑜 = 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑛𝑜𝑚𝑎𝑙

𝐻𝑎 = 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙

Kriteria Uji Normalitas:

Jika 𝐿𝑜 ≤ 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka sampel terdistribusi normal pada taraf signifikansi

∝= 0.05%

b. Uji Homogenitas Hasil Pretes dan Postes Kedua Sampel dengan Uji

Fishers

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Fhiser, menurut

Sugiyono rumus uji Fhiser adalah sebagai berikut:4

𝐹 =𝑆1

2

𝑆22 ;𝑑𝑏:𝑑𝑏 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔,𝑑𝑏 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑏𝑢𝑡

Keterangan:

𝐹 = 𝐻𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛𝑖𝑡𝑎𝑠

𝑆12 = 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑆22 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

Langkah-langkah pengujian homogenitas adalah sebagai berikut:

1) Mencari statistik hitung

4 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: CV ALFABETA, 2007). h.140

Page 73: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

65

2) Mencari statistik tabel

3) Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel

Jika 𝐹𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ;𝑚𝑎𝑘𝑎 𝐻𝑜 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎

Jika 𝐹𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑒𝑏𝑒𝑙 ;𝑚𝑎𝑘𝑎 𝐻𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎

Hipotesis uji homogenitas:

𝐻𝑜 = 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑕𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛

𝐻𝑎 = 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑕𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛

I. Analisis Data

Setelah diketahui normalitas dan homogenitas kedua kelompok sampel,

langkah analisis data dalam penelitian ini adalah uji hipotesis dengan

penghitungan statisik Uji Beda Rata-Rata (Uji t).

a) Jika kedua kelompok sampel homogen maka rumus yang digunakan

adalah sebagai berikut:

𝑡 =𝑥2 − 𝑋1

𝑆𝐺 1𝑛1

+1𝑛2

; 𝑆𝐺 = 𝑛1 − 1 𝑆1

2 + 𝑛2 − 1 𝑆22

𝑛1 + 𝑛2 − 2;𝑑𝑏 = 𝑛1 + 𝑛2 − 2

Keterangan

𝑋1 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 1

𝑋2 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 2

𝑛1 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 1

𝑛2 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 2

𝑆12 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 1

𝑆22 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 2

𝑆𝐺 = 𝑠𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑡 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑔𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛

b) Jika kelompok sampel tersebut heterogen, maka Uji Beda Rata-Rata (Uji

t) menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑡 =𝑋2 − 𝑋1

𝑆12

𝑛1+𝑆2

2

𝑛2

;𝑑𝑏

𝑆1

2

𝑛1+𝑆2

2

𝑛2

2

𝑆1

2

𝑛1

2

𝑛1 − 1 +

𝑆2

2

𝑛2

2

𝑛2 − 1

Page 74: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

66

Setelah diperoleh nilai statistik hitung, kemudian mencari nilai dalam

statistik tabel dengan taraf kepercayaan 95%. Selanjutnya membandingkan

statistik hitung dengan statistik tabel. Jika t hitung lebih besar daripada t tabel

maka H0 ditolak dan Ha diterima, jika t hitung lebih kecil daripada t tabel maka

H0 diterima dan Ha ditolak.

J. Hipotesis Statistik

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPS pada

pokok bahasan Kegiatan Ekonomi Masyarakat melalui pembelajaran kooperatif

metode Make A-Match dan Metode Team Quiz, maka hipotesis dalam penelitian

ini adalah:

1. 𝐻0 = 𝜇1 = 𝜇2; Tidak ada perbedaan antara hasil belajar mata pelajaran IPS

terpadu kelas VII semester II SMP Islamiyah Ciputat yang menggunakan

metode pembelajaran Make A-Match dan metode pembelajaran Team Quiz.

2. 𝐻𝑎 = 𝜇1 ≠ 𝜇2; Ada perbedaan antara hasil belajar mata pelajaran IPS

Terpadu kelas VII semester II SMP Islamiyah Ciputat yang menggunakan

metode pembelajaran make a-match dan metode pembelajaran Team Quiz.

𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛:

𝐻0 = 𝐻𝑖𝑝𝑜𝑡𝑒𝑠𝑖𝑠 𝑁𝑜𝑙

𝐻𝑎 = 𝐻𝑖𝑝𝑜𝑡𝑒𝑠𝑖𝑠 𝐴𝑙𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑡𝑖𝑓

𝜇1=𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 𝑚𝑎𝑘𝑒 𝑎−𝑚𝑎𝑡𝑐 𝑕

𝜇2 =𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑎𝑚 𝑞𝑢𝑖𝑧

Page 75: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

67

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Gambaran Umum SMP Islamiyah Ciputat

a. Sejarah Berdirinya SMP Islamiyah Ciputat

Berdirinya yayasan Islamiyah Ciputat diawali dengan berdirinya PGA

Islamiyah yang diprakarsai oleh para pemuda wilayah Ciputat dan sekitarnya

dengan tujuan untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan di wilayah Ciputat dan

sekitarnya, selain itu lembaga pendidikan menengah pada saat itu masih jarang,

sehingga masyarakat yang mampu saja yang dapat melanjutkan pendidikan ke

jenjang pendidikan menengah yang terdapat di wilayah Jakarta.

Tanggal 25 Mei 1764 lembaga pendidikan PGA Islamiyah didirikan

dan mendapat sambutan yang cukup apresiatif dari tokoh-tokoh ahlu al sunnah

wa al jamaah wilayah Ciputat dan sekitarnya. PGA Islamiyah terdiri atas

Pendidikan Guru Agama Pertama (PGAP) dengan masa belajar empat tahun dan

Pendidikan Guru Agama Atas (PGAA), dengan masa belajar dua tahun.

Pada tahun 1966 didirikan Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama

(SKKP) oleh masyarakat Ciputat dan sekitarnya dengan Surat Keputusan

Lembaga Pendidikan Maarif. Karena itulah, sekolah ini disebut SKKPNU. Pada

tahun 1968 sekolah ini diubah menjadi Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang

pada saat sekarang ini menjadi SMP Islamiyah. Pendirian SMP ini didasari atas

Page 76: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

68

pemikiran bahwa Sekolah Menengah Pertama masih sangat jarang, baik negeri

maupun swasta.

Berdasarkan Surat Keputusan nomor 326/I.02.4/R.1983 tentang

pengukuhan pendirian SMP Islamiyah Ciputat, sekolah ini dikukuhkan pada 10

Maret 1983, setelah memenuhi persyaratan untuk mendirikan sekolah.

b. Visi dan Misi SMP Islamiyah Ciputat

Visi

Terdepan dalam Imtaq dan Iptek

Misi

1) Mewujudkan manusia yang memiliki IPTEK.

2) Mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa.

3) Mewujudkan manusia yang bermoral dan berdisiplin tinggi.

4) Mewujudkan manusia yang berkompetitif.

c. Struktur Organisasi SMP Islamiyah Ciputat

Pada saat ini SMP Islamiyah memiliki struktur organisasi seperti yang

tercantum dalam lampiran 10.

2. Praktik Pembelajaran

a. Praktik Pembelajaran Metode Make A-Match

Dalam penerapan metode Make A-Match ini siswa terlibat langsung dalam

mempelajari dan memahami suatu materi secara bersama-sama melalui pencarian

dan mencocokkan kartu soal dan kartu jawaban. Pelaksanaan metode Make A-

Match diawali dengan, guru mempersiapkan dua kelompok kartu, yakni kartu soal

dan kartu jawaban. Kemudian siswa dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu

kelompok pemegang kartu soal, pemegang kartu jawaban, dan kelompok penilai.

Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, sebelum pelaksanaan metode ini guru

memberikan pretest.

Tahap pertama penerapan metode Make A-Match adalah penjelasan materi

Memahami Kegiatan Ekonomi Masyarakat di kelas VII-A. Tahap kedua, siswa di

bagi ke dalam tiga kelompok yang masing-masing berjumlah 15 orang. Tahap

Page 77: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

69

ketiga guru mengatur posisi kelas seperti huruf U, kelompok pembawa kartu soal

dan pembawa kartu jawaban posisinya saling berhadapan. Setelah masing-masing

kelompok berada pada posisi yang sesuai, guru memberikan aba-aba, sebagai

tanda agar kelompok pembawa kartu soal dan pembawa kartu jawaban mencari

pasangan pertanyaan dan jawaban yang cocok. Kemudian guru memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi untuk mencocokkan kartu soal

dan kartu jawaban.

Pasangan kartu soal dan kartu jawaban yang sudah ditemukan, ditunjukkan

kepada kelompok penilai, kelompok ini menilai apakah pasangan kartu soal dan

jawaban tersebut merupakan pasangan kartu yang cocok. Setelah penilaian

dilakukan, guru mengatur kembali agar kelompok pembawa soal dan pembawa

kartu jawaban menjadi satu kelompok, dan berperan sebagai kelompok penilai,

sedangkan kelompok penilai pada sesi yang pertama, dibagi menjadi dua

kelompok menjadi kelompok pembawa kartu soal dan kartu jawaban, pada sesi ini

guru melaksanakan tahapan yang sama seperti tahap sebelumnya. Tahap terakhir

dari metode Make A-Match adalah, guru memberikan kesempatan kepada para

siswa untuk bertanya, kemudian guru menyimpulkan materi bersama-sama

dengan siswa. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, setelah pelaksanaan metode

Make A-Match, guru memberikan posttest.

Penerapan metode Make A-Match ini dalam pembelajaran dilakukan

sebanyak dua kali pertemuan, pada pertemuan pertama penerapan metode Make

A-Match berdasarkan pengamatan (observasi) suasana kelas terlihat kurang

kondusif, hal ini terlihat dari suasana kelas yang gaduh dalam mencocokkan kartu

soal dan kartu jawaban dan tidak saling menghargai sesama teman. Pada

penerapan metode Make A-match pertemuan kedua, suasana kelas dalam keadaan

lebih kondusif dari pertemuan sebelumnya, hal ini terlihat dari suasana gaduh

berkurang karena ada kesepakatan sebelumnya bahwa dalam pelaksanaan

pembelajaran harus dilakukan dengan tenang dan saling menghargai sesama

teman.

Page 78: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

70

b. Praktik Pembelajaran Metode Team Quiz

Dalam penerapan metode Team Quiz ini siswa terlibat langsung dalam

mempelajari dan memahami suatu materi secara bersama-sama melalui

pelaksanaan kegiatan berquiz. Dalam metode Team Quiz diawali dengan, guru

membagi materi untuk disampaikan dalam tiga bagian. Kemudian ini siswa dibagi

kelompok-kelompok, yaitu kelompok A, B, dan C. Untuk mengetahui

kemampuan awal siswa, sebelum pelaksanaan metode ini guru memberikan

pretest.

Tahap pertama penerapan metode Team Quiz guru memberi penjelasan

tentang materi Memahami Kegiatan Ekonomi Masyarakat di kelas VII-B. Tahap

kedua, siswa di bagi ke dalam kelompok yang masing-masing berjumlah 13

orang. Tahap ketiga guru menyampaikan kepada siswa alur pembelajaran yang

akan dilaksanakan, kemudian guru mulai presentasi. Tahap selanjutnya setelah

presentasi, guru meminta kelompok A untuk menyiapkan pertanyaan-pertanyaan

berkaitan dengan materi yang telah disampaikan oleh guru. Kelompok B, dan C

menggunakan waktu ini untuk melihat lagi catatan yang dimiliki. Guru menunjuk

kelompok A sebagai pemimpin quiz memberi pertanyaan kepada kelompok B,

jika kelompok B tidak bisa menjawab pertanyaan, pertanyaan tersebut diajukan

kepada kelompok C. Kemudian Kelompok A memberi pertanyaan kepada

kelompok C, jika kelompok C tidak bisa menjawab, maka pertanyaan tersebut

diajukan kepada kelompok B.

Setelah tanya jawab sesi pertama selesai, dilanjutkan dengan pembelajaran

sesi kedua. Pada sesi kedua kelompok B untuk menjadi pemimpin quiz. Setelah

kelompok B selesai dengan pertanyaanya, dilanjutkan pembelajaran sesi ketiga,

dan kemudian guru menunjuk kelompok C sebagai pemimpin quiz. Tahap terakhir

dari metode Team Quiz adalah guru bersama dengan siswa menyimpulkan, dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum

dipahami. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, setelah pelaksanaan metode

Team Quiz, guru memberikan posttest.

Penerapan metode Team Quiz ini dalam pembelajaran dilakukan sebanyak

dua kali pertemuan, pada pertemuan pertama penerapan metode Team Quiz

berdasarkan pengamatan (observasi) suasana kelas terlihat kurang kondusif, hal

Page 79: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

71

ini terlihat dari suasana kelas yang gaduh karena siswa belum memahami

pelaksanaan metode Team Quiz ini. Pada penerapan metode Team Quiz

pertemuan kedua, suasana kelas dalam keadaan lebih kondusif dari pertemuan

sebelumnya, hal ini terlihat dari suasana gaduh berkurang karena siswa sudah

lebih memahami metode pelaksanaan Team Quiz, dan anggota kelompok harus

melaksanakan perannya masing-masing yakni sebagai pembaca soal, pencatat

skor, atau sebagai penilai jawaban.

3. Data Hasil Belajar IPS Siswa

a. Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelompok Make A-Match

1) Hasil Pretest Kelompok Make A-Match

Nilai yang diperoleh siswa dari pretest yang dilakukan terhadap

kelompok Make A-Match dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 6

Data Hasil Pretest Siswa Kelompok Make A-Match

N Jumlah

Nilai

Nilai

Terendah

Nilai

Tertinggi

Mean Median Modus Varians Simpangan

Baku

45 2336 40 67 51,91 50 50 63,17 7,94

2) Hasil Posttest Kelompok Make A-Match

Nilai yang diperoleh siswa dari Posttest yang dilakukan terhadap

kelompok Make A-Match dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 7

Data hasil Posttest Siswa Kelompok Make A-Match

N Jumlah

Nilai

Nilai

Terendah

Nilai

Tertinggi

Mean Median Modus Varians Simpangan

Baku

45 3158 54 87 70,17 70 73 67,74 8,23

b. Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelompok Team Quiz

1) Hasil Pretest Kelompok Team Quiz

Nilai yang diperoleh siswa dari pretest yang dilakukan terhadap

kelompok Team Quiz dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Page 80: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

72

Tabel 8

Data Hasil Pretest Siswa Kelompok Team Quiz

N Jumlah

Nilai

Nilai

Terendah

Nilai

Tertinggi

Mean Median Modus Varians Simpangan

Baku

40 1800 24 76 45 54 47 112,30 10,59

2) Hasil Posttest Kelompok Team Quiz

Nilai yang diperoleh siswa dari Posttest yang dilakukan terhadap

kelompok Team Quiz dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 9

Data hasil Posttest Siswa Kelompok Team Quiz

N Jumlah

Nilai

Nilai

Terendah

Nilai

Tertinggi

Mean Median Modus Varians Simpangan

Baku

40 2805 50 84 70,12 70 77 39,85 6,31

B. Uji Persyaratan Analisis Data

1. Uji Normalitas Data

a) Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Make A-Match

Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi

berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas (Liliefors). Kriteria

uji normalitas adalah Ho diterima jika, 𝐿𝑜 ≤ 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Dengan diterimanya Ho

berarti data dalam penelitian berasal dari populasi berdistribusi normal, jika Ho

ditolak berarti data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh 𝐿𝑜 pretes kelompok Make A-

Match sebesar 0,17. Jika dikonsultasikan dengan tabel Liliefors pada taraf

signifikansi = 0.05 dan N = 45 diperoleh 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 0,13. Dengan demikian Ho ditolak

karena 𝐿𝑜 > 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,17 > 0,13 ). Dapat disimpulkan bahwa data pretest

kelompok Make A-Match berdistribusi tidak normal.

b) Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Make A-Match

Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh 𝐿𝑜 posttest kelompok Make A-

Match sebesar 0,11. Jika dikonsultasikan dengan tabel Liliefors pada taraf

Page 81: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

73

signifikansi = 0.05 dan N = 45 diperoleh 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 0,13. Dengan demikian Ho

diterima karena 𝐿𝑜 < 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,11< 0,13). Dapat disimpulkan bahwa data posttest

kelompok Make A-Match berdistribusi normal.

c) Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Team Quiz

Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh 𝐿𝑜 pretest kelompok Team Quiz

sebesar 0,12. Jika dikonsultasikan dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi =

0.05 dan N = 40 diperoleh 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 0,14. Dengan demikian Ho diterima karena

𝐿𝑜 < 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,12< 0,14). Dapat disimpulkan bahwa data pretest kelompok Team

Quiz berdistribusi normal.

d) Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Team Quiz

Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh 𝐿𝑜 posttest kelompok Team Quiz

sebesar 0,13. Jika dikonsultasikan dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi =

0.05 dan N = 40 diperoleh 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 0,14. Dengan demikian Ho diterima karena

𝐿𝑜 < 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,13 < 0,14 ). Dapat disimpulkan bahwa data posttest kelompok

Team Quiz berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Data

a) Uji Homogenitas Data Pretest

Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang

homogen atau tidak, maka dilakukan uji homogenitas dengan Uji Fisher. Kriteria

uji homogenitas adalah Ho diterima jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , atau Ho ditolak jika

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Dengan diterimanya Ho berarti data dalam penelitian berasal dari

populasi yang homogen, jika Ho ditolak berarti data berasal dari populasi yang

tidak homogen.

Hasil perhitungan uji homogenitas data pretest diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar

1,78. Jika dikonsultasikan dengan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi 0,05 dengan db

penyebut 39 dan db pembilang 44 diperoleh 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,66. Dengan demikian

dapat dinyatakan bahwa data pretest tidak berasal dari populasi yang homogen,

karena 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (1,78 > 1,66).

Page 82: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

74

b) Uji Homogenitas Data Posttest

Hasil perhitungan uji homogenitas data posttest diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar

1,69. Jika dikonsultasikan dengan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi 0,05 dengan db

penyebut 44 dan db pembilang 39 diperoleh 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 2,08. Dengan demikian

dapat dinyatakan bahwa data posttest berasal dari populasi yang homogen, karena

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (1,69 < 2,08).

C. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara hasil belajar IPS

siswa antara yang diajarkan dengan metode Make A-match dengan metode Team

Quiz maka dilakukan uji t (uji beda). Kriteria uji hipotesis data adalah 𝐻𝑜 diterima

jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , atau 𝐻𝑜 ditolak jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Dengan ditolaknya Ho

berarti data dalam penelitian terbukti bahwa hasil belajar IPS antara siswa yang

diajar dengan metode Make A-match dan metode Team Quiz adalah berbeda

secara signifikan. Dengan diterimanya Ho berarti data dalam penelitian terbukti

bahwa hasil belajar IPS antara siswa yang diajar dengan metode Make A-match

dan metode Team Quiz adalah tidak berbeda secara signifikan.

Dari hasil perhitungan diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 0,0042. Jika

dikonsultasikan dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi 95% dan db = 83 (45+40-2)

diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,66. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tidak ada

perbedaan antara hasil belajar yang diajarkan dengan metode pembelajaran Make

A-Match dan metode pembelajaran Team Quiz.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisis data menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa

kelas VII-A yang diajarkan dengan menggunakan metode Make A-Match adalah

70,17 dan nilai rata-rata hasil belajar belajar IPS siswa kelas VII-B yang diberikan

pembelajaran dengan metode Team Quiz adalah 70,12 dengan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =

0,0042 dan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,66, hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaan hasil belajar IPS siswa antara yang diberikan pembelajaran melalui

metode Make A-Match dengan metode Team Quiz. Hal ini dimungkinkan karena

pendekatan kedua metode tersebut lebih banyak menekankan kepada tanggung

Page 83: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

75

jawab pribadi sebagai kelompok yang harus memahami materi dan menyelesaikan

suatu tugas secara bersama-sama. Sebagaimana dipaparkan dalam teori, bahwa

kedua metode pembelajaran kooperatif tersebut dapat memotivasi siswa untuk

terlibat secara aktif untuk bekerjasama, berdiskusi dan saling membantu antar

anggota kelompok dalam belajar sehingga mereka dapat membangun sendiri

pemahaman secara bersama-sama. Walaupun, masih terdapat siswa yang masih

enggan terlibat aktif dalam pembelajaran karena kedua metode ini masih baru bagi

siswa.

Pada penerapan metode Make A-Match, diperoleh beberapa temuan bahwa

metode Make A-Match dapat meningkatkan kerja sama siswa dalam menjawab

pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang yang ada di tangan mereka, proses

pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih antusias

mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa

mencari pasangan kartunya masing-masing.

Pada penerapan metode Team Quiz, diperoleh beberapa temuan bahwa

metode ini dapat meningkatkan tanggung jawab individu sebagai anggota

kelompok dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kelompok pemimpin

quiz untuk mendapatkan skor yang lebih tinggi dari pada kelompok lain, proses

pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih antusias

mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa terlihat ketika berusaha

menjawab pertanyaan-pertanyaan quiz.

Melalui kedua metode pembelajaran tersebut, siswa yang biasanya belajar

secara individu, tanpa kompetisi dan penghargaan dicoba dikondisikan dengan

adanya kompetisi dan penghargaan yang menjadi motivasi bagi keberhasilan

belajar mereka, serta suasana pembelajaran dapat menjadi lebih menarik dan

bervariasi. Kedua pembelajaran ini juga dapat menciptakan suasana kegiatan

belajar mengajar yang baik, karena siswa tidak cepat merasa bosan dalam belajar

dan dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa karena siswa dilatih untuk

berpendapat, menghargai perbedaan dan termotivasi untuk meningkatkan

prestasinya karena adanya persaingan dan penghargaan yang diberikan.

Page 84: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa

Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajarkan

dengan model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) metode Make A-

Match dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif (Cooperative

Learning) metode Team Quiz dalam pelajaran IPS dengan diperoleh nilai

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 0,0042 < 1,66. Model pembelajaran kooperatif

(Cooperative Learning) metode Make A-Match dan metode Team Quiz

merupakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa ingin tahu,

keberanian dan sifat menghargai serta tanggung jawab siswa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Guru diharapkan mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup

untuk memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi

yang diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Di antara

metode pembelajaran yang seharusnya dikuasai guru adalah metode Make

Page 85: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

77

A-Match dan metode Team Quiz, sebab kedua metode tersebut tidak

hanya dapat meningkatkan hasil belajar siswa tapi juga dapat membentuk

kompetensi sosial siswa, seperti saling menghargai dan tanggung jawab.

Pembelajaran dengan menerapkan metode Make A-Match dan metode

Team Quiz merupakan usaha yang dilakukan oleh guru untuk menarik

perhatian siswa sehingga pada akhirnya dapat menciptakan keaktifan dan

motivasi siswa dalam diskusi. Penerapan metode Make A-Match dan

metode Team Quiz dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan kerja sama di

antara siswa. Hal ini sesuai dengan tuntutan dalam kurikulum tingkat

satuan pendidikan (KTSP) bahwa pelaksanaan proses pembelajaran

mengikuti standar kompetensi, yaitu: berpusat pada siswa,

mengembangkan keingintahuan dan imajinasi, memiliki semangat

mandiri, bekerja sama, dan kompetisi secara sehat, menciptakan kondisi

yang menyenangkan, mengembangkan berbagai kemampuan dan

pengalaman belajar serta karakteristik mata pelajaran.

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah model

pembelajaran kooperatif metode Make A-Match dan Team Quiz dapat

diterapkan serta memberikan hasil dan perbedaan yang lebih baik lagi

pada materi maupun mata pelajaran yang lain dan meningkatkan motivasi

belajar yang lebih baik lagi bagi siswa.

Page 86: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

78

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Arifuddin. “Hubungan Antara Motivasi Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Geografi Di Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Singaraja”. Artikel

diakses pada Kamis 21 Oktober 2010 dari

http://lambitu.wordpress.com/2009/10/28/hubungan-antara-motivasi-

dengan-prestasi-belajar-peserta didik-pada-mata-pelajaran-geografi-di-

kelas-xi-ips-sma-negeri-2-singaraja/

Arikunto, Suharsimi. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara,.

Al Jabaly, Sohibul Mutolib “ Model Pembelajaran Kontekstual”, artikel diakses

pada 27 Pebruari 2011 dari

http://pendidikanberkarakter.blogspot.com/2008/10/model-pembelajaran-

kontekstual.html.

Arini, Yusti. “Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) Dan

Aplikasinya Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran.”

artikel diakses pada 26 Februari 2011 dari

http://yusti-arini.blogspot.com/2009/08/model-pembelajaran-ooperatif.html

Baharuddin Dan Esa Nur Wahyuni. (2007. Teori Belajar Dan Pembelajaran.

Yogyakarta:Ar-Ruzz Media

.

Dalyono, M. (1997). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Fathurrohman, Pupuh Dan Sutikno, M.Sobry. (2007). Strategi Belajar Mengajar-

Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman

Konsep Umum&Konsep Islami. Bandung: Retika Aditama.

Herdian. “Model Pembelajaran Quantum.,” artikel diakses pada 27 Februari 2011

dari http://herdy07.wordpress.com/

Inayah, Nurul.”Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Circ

(Cooperatife Integrated Reading And Composition) Terhadap Kemampuan

Pemecahan Masalah Pada Pokok Bahasan Segiempat Siswa Kelas Vii Smp

Negeri 13 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007”. Skripsi S1 Fakultas

Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang,

2007.

Istiqomah.”Taksonomi Dan Tujuan Pembelajaran. ”artikel diakses pada 26

Februari 2011 dari http://materibidan.blogspot.com/2010/05/taksonomi-dan-

tujuan-pembelajaran.html

Page 87: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

79

Indrawati dan Setiawan, Wanwan. (2009). Pembelajaran Aktif , Kreatif, Efektif,

dan Menyenangkan Untuk Guru SD. Bandung: PPPPTK IPA.

Ismail, Bustamam. “Pengembangan model Pembelajaran PAIKEM dengan

Pendekatan SETS. Artikel diakses pada 3 Juni 2011 dari

http://hbis.wordpress.com/2010/07/04/pengembangan-model-pembelajaran-

paikem-dengan-pendekatan-sets/

Kunandar. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta:PT

RajaGrafindo Persada.

Kholil, Anwar. “Teori Vygotsky tentang Pentingnya Strategi Belajar.” artikel

diakses pada 26 Februari 2011 dari

http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/teori-vygotsky-tentang

pentingnya.html

Makmun, Abin Syamsuddin. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT

Remaja Rosyda Karya.

Munawar, Indra. “ Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi).” artikel diakses pada

Senin 25 Oktober 2010 dari

http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-

definisi.html,

Mulyana, E. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteistik dan

Implementasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi

Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar.

Nurkancana, Wayan dan Sunartana, P.P.N. (1982). Evaluasi Pendidikan.

Surabaya: Usana Offset Printing.

Nurhayati, Eva. “Pengaruh Penggunaan Metode Belajar Aktif Tipe Team Quiz

Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X AK SMK

Negeri 3 Jepara.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang, 2007.

Parminingsih, Retno. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team

Quiz Dan Genuis Learning Strategy Dalam Pembelajaran Matematika

Ditinjau Dari Sikap Belajar Siswa.” Skripsi S1 Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007

Page 88: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

80

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007

Ramadhan, Tarmizi. “Metode Pembelajaran Kooperatif Make A-match.” artikel

diakses pada 21 Oktober 2010 dari

http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/03/pembelajaran-kooperatif-make-a-

match/.

Ramadhan, Tarmizi. “Pembelajaran Tematik.” artikel diakses pada 27 Februari

2011 dari http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/04/model-pembelajaran-

tematik-kelebihan-dan-kelemahannya/.

Ramadhan, A.Tarmizi. “Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan,” artikel diakses pada Jum’at 3 Juni 2011 dari

http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-aktif-inovatif-

kreatif-efektif-dan-menyenangkan/

Riyanto,Yatim. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi

Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas.

Jakarta: Kencana.

Sabri, Ahmad. (2010). Strategi Belajar Mengajar&Micro Teaching. Jakarta: PT

Ciputat Press.

Salam, Syamsir dan Aripin, Jaenal. (2006). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta:

UIN Jakarta Press.

Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sapriya, dkk. (2006). Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI Press.

Sarimaya, Farida. (2008). Sertifikasi Guru, Apa, Mengapa, dan Bagaimana.

Bandung: Yrama Widya.

Siberman, Melvin L. (2006). 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:

Pustaka Insan Madani.

Slameto. (1998). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Bina Aksara.

Sofyan. Metode Pembelajaran Kooperatif. artikel diakses pada 26 Februari 2011

dari http://forum.um.ac.id/index.php?topic=18078.0

Sofyan, Ahmad dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi.

Jakarta:UIN Press.

Solihatin, Etin dan Raharjo. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 89: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

81

Sugiyanto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma

Presindo, 2009.

Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV ALFABETA.

Suhani, Agus. Empat Pilar Belajar Menurut UNESCO. Artikel diakses pada 04

April 2011 dari http://agussambeng.blogspot.com/2010/10/empat-pilar-

belajar-menurut-unesco.html

Sukardi, Tanto. “Menggagas Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Yang

Kontruktivis.” Kajian Ilmu Sosial, Vol. 1 No. 2 (Oktober 2007).

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Suryabrata, Sumadi. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

Syah, Muhibin. (2009). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.

Bandung: PT. Remaja Rosydakarya.

Soemanto,Wasty. (1990). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Setia Telaumbanua. Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe Quiz Team Kepada

Siswa. Artikel diakses pada 17 Juni 2011 dari

http://www.psb-psma.org/content/blog/3479-penerapan-metode-belajar-

aktif-tipe-quiz-team-kepada-siswa.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik. (2007) Perkembangan

Peserta Didik. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi.

Umar, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. (2009). Metodologi Penelitian

Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Pengertian Belajar dan Perubahan Perilaku dalam Belajar. Artikel diakses pada 26

Februari 2011 dari

http://cafestudi061.wordpress.com/2008/09/11/pengertian-belajar-dan-

perubahan-perilaku-dalam-belajar/.

Model Pembelajaran Berbasis Kontekstual. Artikel diakses pada 27 Februari 2011

dari http://wahyuti4tklarasati.blogspot.com/2010/10/model-pembelajaran-

berbasis-kontekstual.html

Pembelajaran Kolaboratif. Artikel diakses pada 27 Februari 2011 dari

http://ruhcitra.wordpress.com/2008/08/09/pembelajaran-kolaboratif/

Page 90: PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2942/1/SITI... · a. Pengertian Belajar ... c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... Tugas

82

Widodo, Rachmad. Model Pembelajaran. Artikel diakses pada 21 Juni 2010 dari

http://www.infogue.com/viewstory/2009/10/13/pengertian_dan_macam_mo

del_pembelajaran/?url=http://wyw1d.wordpress.com/2009/10/12/model-

pembelajaran.

Wahidmurni. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Pada Satuan

Pendidikan MI/SD Dan MTs./SMP. Artikel diakses pada 6 April 2011 dari

http://tarbiyah.uinmalang.ac.id/index.php?option=com_content&view=articl

e&id=89:pembelajaranipsterpadu&catid=62:artikel&Itemid=128.

Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi

Aksara.

Wikipedia. Pembelajaran Kooperatif. Artikel diakses pada 26 Februari 2011 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_kooperatif

Wikipedia. Pembelajaran Kooperatif. Artikel diakses pada 26 Februari 2011 dari

http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/

Zaini, Hisyam dkk. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka

Insan Madani.