PERBANDINGAN METODE EKUIDISTAN DALAM USAHA …
Transcript of PERBANDINGAN METODE EKUIDISTAN DALAM USAHA …
252
JURNAL PERTANAHAN November 2020 252 - 265Vol. 10 No. 2
PERBANDINGAN METODE EKUIDISTAN DALAM USAHA PENETAPAN BATAS WILAYAH KEWENANGAN DAERAH DI PERAIRAN DARAT
(STUDI KASUS: DANAU TOBA, SUMATERA UTARA)COMPARISON OF EQUIDISTANCE METHOD
IN ESTABLISHING THE BOUNDARY OF AUTHORITY IN THE INLAND WATER (CASE STUDY: TOBA LAKE, NORTH SUMATERA)
Michael Timothy Tasliman dan Eka DjunarsjahDirektorat Pengendalian Hak Tanah, Alih Fungsi Lahan, Kepulauan Dan Wilayah Tertentu, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Jakarta
Teknik Geodesi dan Geomatika, Institut Teknologi Bandung, BandungE-mail : [email protected] dan [email protected]
ABSTRAK Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang menjadi salah
satu faktor utama pembentukan daerah yaitu luas daerah dan penghitungan luas daerah ditentukan dengan adanya batas
daerah yang jelas untuk daerah tersebut. Penetapan batas daerah tersebut tidak hanya berlaku di wilayah darat, namun
juga di wilayah perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan batas wilayah kewenangan kabupaten-kabupaten di
sekitar Danau Toba. Metode yang digunakan untuk menetapkan batas wilayah kewenangan ini yaitu metode ekuidistan yang
mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 76 Tahun 2012 dan metode ekuidistan modifikasi yang digagas
oleh Dr. Ir. Eka Djunarsjah, M.T. pada tahun 2016. Dari hasil penerapan kedua metode tersebut, luas wilayah danau untuk
Kabupaten Samosir terdapat selisih luas sebesar 43 km2, Kabupaten Dairi sebesar 7,3 km2, Kabupaten Karo sebesar 2,8 km2,
Kabupaten Simalungun sebesar 10 km2, Kabupaten Toba Samosir sebesar 12,9 km2, Kabupaten Tapanuli Utara sebesar 15,6
km2, dan tidak ada selisih luas untuk Kabupaten Humbanghasundutan. Pergeseran batas maksimum dari metode ekuidistan
modifikasi terhadap metode ekuidistan mencapai 1.145,1 meter dan pergeseran minimumnya mencapai 81,835 meter. Dari
hasil penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa penerapan Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 dengan mengasumsikan
danau sebagai batas alam untuk penetapan batas daerah di darat tidak bisa diterapkan untuk Danau Toba.
Kata kunci : Penetapan Batas Daerah, Metode Ekuidistan, Metode Ekuidistan Modifikasi, Prinsip Garis Tengah
ABSTRACT Based on Law of Republic Indonesia Number 32 Year 2004 Concerning Local Governance, area of region be the primary factor
of region establishment and the calculation of that area is determined by the exact boundary of that region. Establishment
of boundary is applied not only in land, but also in water. The purpose of this research is to establish the boundary of seven
regencies around the Toba Lake. Methods that used to establish the boundary of seven regencies around the Toba Lake
are the equidistance method, which is regulated by Ministry of Home Affairs Regulation Number 76 Year 2012, and modified
equidistance method, which is pioneered by Dr. Ir. Eka Djunarsjah, M.T. on 2016. Based on results from those methods, there
is a difference value in lake area of Samosir Regency up to 43 km2, Dairi Regency up to 7.3 km2, Karo Regency up to 2.8 km2,
Simalungun Regency up to 10 km2, Toba Samosir Regency up to 12.9 km2, North Tapanuli Regency up to 15.6 km2, and there
is no difference value in lake area for Humbanghasundutan Regency. Overall maximum and minimum shift of each regency’s
boundary from equidistance method to modified equidistance method up to 1,145.1 meters and 81.835 meters, respectively.
Perbandingan Metode Ekuidistan Dalam Usaha Penetapan Batas Wilayah Kewenangan Daerah di Perairan Darat (Studi Kasus : Danau Toba, Sumatera Utara)
Michael Timothy Tasliman dan Eka Djunarsjah
253
And yet, another conclusion from the research is the application of by Ministry of Home Affairs Regulation Number 76 Year
2012, which assumes that the lake as a natural boundary to establish the boundary in land, cannot be done in Toba Lake.
Keywords : Boundary Establishment, Equidistance Method, Modified Equidistance Method, Median Line
I. PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG
Berdasarkan data tahun 2013, Indonesia
merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 13.466
pulau. Untuk mengelola pulau-pulau di Indonesia
secara maksimal, maka semenjak terjadinya
reformasi dikenal dengan sistem pemerintahan
desentralisasi (Rachmatullah, 2017). Dalam Undang-
Undang (UU) Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Pemerintahan di Daerah, desentralisasi
adalah penyerahan urusan pemerintah dari pusat
kepada daerah. Pelimpahan wewenang kepada
Pemerintah Daerah, semata- mata untuk mencapai
suatu pemerintahan yang efisien. Pelimpahan
wewenang tersebut menghasilkan otonomi. Otonomi
itu sendiri adalah kebebasan masyarakat yang
tinggal di daerahnya itu sendiri untuk mengatur
dan mengurus kepentingannya sendiri. Menurut
UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah pada bab II pasal 2 ayat 1 mengatakan
bahwa “Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi
atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas daerah kabupaten dan kota yang masing-
masing mempunyai pemerintahan daerah.” Dengan
adanya sistem desentralisasi, hingga Desember
2013 Negara Indonesia terbagi ke dalam 34
provinsi, 412 kabupaten dan 93 kota (sumber: otda.
kemendagri.go.id). Provinsi atau kabupaten yang
dibentuk harus mampu memenuhi persyaratan
administratif, teknis, dan fisik kewilayahan yang
telah diatur dalam pasal 5 ayat 1 UU No. 32 Tahun
2004. Dalam pasal 5 ayat 4 tercantum bahwa “Syarat
teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
faktor yang menjadi dasar pembentukan daerah
yang mencakup faktor kemampuan ekonomi, potensi
daerah, sosial budaya, sosial politik, kependudukan,
luas daerah pertahanan, keamanan, dan faktor lain
yang memungkinkan terselenggaranya otonomi
daerah.
Dalam poin-poin persyaratan teknis tersebut,
maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah
luas daerah. Luas wilayah menjadi penting karena
luas wilayah akan dijadikan acuan dalam alokasi dana
yang disediakan pemerintah pusat bagi pemerintah
daerah yang dikenal dengan Dana Alokasi Umum
(DAU). Dalam Peraturan Menteri Keuangan
(PERMENKEU) Nomor 250/PMK.07/2014 tentang
Pengalokasian Transfer Ke Daerah Dan Dana
Desa pasal 33 ayat 1 mengatur bahwa besar DAU
merupakan jumlah dari celah fiskal dan alokasi dasar,
dan pada ayat 2 menyatakan celah fiskal diperoleh
dari selisih antara kebutuhan fiskal dan kapasitas
fiskal. Dalam ayat 4 dijelaskan bahwa indeks luas
wilayah mengambil peran dalam besar kebutuhan
fiskal, sehingga dapat dikatakan semakin besar luas
dari suatu wilayah, maka DAU yang dialokasikan oleh
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah akan
semakin besar. Dalam penelitian ini, wilayah yang
dipilih untuk dijadikan studi kasus adalah wilayah
Danau Toba. Danau Toba adalah danau tekto-
vulkanik dengan panjang 100 kilometer dan lebar 30
kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara,
Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di
Indonesia dan Asia Tenggara (Simanjuntak, 2018).
Danau Toba dikelilingi oleh tujuh kabupaten, yaitu
Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Samosir,
Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Humbang
Hasundutan, Kabupaten Dairi, Kabupaten
Simalungun, dan Kabupaten Karo. Mengacu kepada
dasar persyaratan kewilayahan yang menyertakan
batas wilayah, hingga kini belum ditetapkan batas
wilayah yang jelas dari ketujuh kabupaten tersebut
di Danau Toba. Melalui Permendagri No. 76 Tahun
2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah,
pemerintahan provinsi dan kabupaten atau kota
harus menetapakan batas-batas wilayahnya, yang
mencakup wilayah daratan dan wilayah perairan,
agar kewenangan yang dimiliki untuk pengelolaan
wilayahnya dapat dijalankan dengan baik.
254
JURNAL PERTANAHAN November 2020 252 - 265Vol. 10 No. 2
B. RUANG LINGKUP KAJIANRuang lingkup kajian dalam penelitian ini
adalah :
1) Studi literatur terhadap sumber-sumber referensi
dan peraturan perundang-undangan Republik
Indonesia yang terkait, seperti Permendagri No.
76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan
Batas Daerah dan UU No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah;
2) Melakukan penarikan garis batas secara
kartometrik dengan metode sama jarak
atau ekuidistan untuk daerah yang saling
berhadapan dan berdampingan sesuai dengan
Permendagri No. 76 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penegasan Batas Daerah;
3) Melakukan penarikan garis batas secara
kartometrik dengan metode ekuidistan
modifikasi yang digagas oleh Dr. Ir. Eka
Djunarsjah, M.T.;
4) Menghitung luas wilayah perairan dari tujuh
kabupaten di sekitar Danau Toba untuk masing-
masing metode.
C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan
perbandingan dari metode ekuidistan dalam usaha
untuk menetapkan batas wilayah kewenangan dari
tujuh kabupaten yang berada di sekeliling Danau
Toba dengan menggunakan metode ekuidistan yang
diatur dalam Permendagri No. 76 Tahun 2012, dan
metode ekuidistan modifikasi yang digagas oleh Dr.
Ir. Eka Djunarsjah, M.T. tahun 2016.
D. LOKASI PENELITIAN Danau Toba adalah danau kaldera terbesar
di dunia yang terletak di Provinsi Sumatera Utara,
berjarak 176 km ke arah Barat Kota Medan. Danau
Toba (2,88oN - 98,52o E dan 2,35oN - 99,1oE) adalah
danau terluas di Indonesia (90 x 30 km2) dan
juga merupakan sebuah kaldera volkano-tektonik
(kawah gunungapi raksasa) kuarter terbesar di
dunia. Permukaan danau berada pada ketinggian
903 meter dpl, dan Daerah Tangkapan Air (DTA)
1.981 meter dpl. Luas Perairan Danau Toba yaitu
1.130 km2 dengan kedalaman maksimal danau
529 meter. Total luas Daerah Tangkapan Air (DTA)
Danau Toba lebih kurang 4.311,58 km2. Kawasan
ini mencakup bagian dari wilayah administrasi dari
tujuh kabupaten yang mempunyai pantai di Danau
Toba yang dibatasi oleh kaldera rim yaitu Kabupaten
Samosir, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Dairi,
Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan,
Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten
Simalungun. Lokasi penelitian dapat dilihat pada
Gambar 1.
Sumber : Google Earth, 2016
Gambar 1 : Ilustrasi Lokasi Penelitian
II. METODEA. Konsep Penetapan dan
Penegasan BatasDalam kegiatan penetapan dan penegasan
batas (delimitasi), terdapat tiga hal mendasar, yaitu
pendefinisian, delineasi, dan demarkasi batas.
Hubungan dari ketiganya dapat dilihat pada Gambar
2.
Perbandingan Metode Ekuidistan Dalam Usaha Penetapan Batas Wilayah Kewenangan Daerah di Perairan Darat (Studi Kasus : Danau Toba, Sumatera Utara)
Michael Timothy Tasliman dan Eka Djunarsjah
255
Sumber : Iswara, 2019
Gambar 2 : Hubungan Antara Pendefinisian, Delineasi dan Demarkasi Batas
UNCLOS adalah dasar hukum laut
internasional yang dijadikan acuan oleh negara-
negara yang memiliki wilayah laut. UNCLOS
1982 merupakan peraturan komprehensif tentang
penggunaan laut dan sumber daya laut. Ada 6 hal inti
yang diatur dalam UNCLOS 1982, yaitu (Djunarsjah,
2016):
a) Penetapan batas laut;
b) Pengawasan lingkungan;
c) Penelitian ilmiah kelautan;
d) Kegiatan ekonomi dan komersial;
e) Alih teknologi kelautan;
f) Penyelesaian sengketa.
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2004
UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah ini merupakan UU terbaru
yang menggantikan UU No. 22 Tahun 1999 yang
sudah tidak sesuai dengan tuntutan penyelenggaraan
otonomi daerah. Adapun pasal dalam UU No. 32
Tahun 2004 yang berkaitan tentang penegasan
batas di wilayah perairan, yaitu:
a) Pasal 18 ayat (4): Batas kewenangan paling
jauh bagi provinsi adalah 12 mil laut, semen-
tara untuk kabupaten/kota adalah sepertig-
anya.
b) Pasal 18 ayat (5): Apabila jarak antar provin-
Pendefinisian batas daerah terkait dengan
landasan hukum. Dalam penetapan batas daerah
di Indonesia mengacu pada Undang-Undang No.
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
panduan teknisnya berupa Permendagri No. 76
Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas
Daerah.
Delineasi terkait dengan penentuan
koordinat titik-titik batas yang didasarkan pada titik-
titik awal dan garis-garis dasar untuk penarikan batas
daerah. Hasil dari delineasi dapat berupa Daftar
Koordinat Titik-Titik Batas atau hasil penggambaran
dalam bentuk Peta Batas Wilayah yang disajikan
dengan skala yang memadai.
Demarkasi adalah penegasan batas daerah
di lapangan. Terdapat perbedaan yang mencolok
antara penetapan batas di wilayah darat dengan di
wilayah perairan. Di wilayah darat pemisah antara
daerah yang berbatasan berupa pilar batas di
lapangan dan daftar koordinat di peta, sedangkan
batas daerah di wilayah perairan berupa garis khayal
yang dilampirkan dalam koordinat geografis titik
batasnya di peta.
B. Aspek Legal Penetapan dan Penegasan Batas Daerah di Wilayah Perairan
1) United Nations Convention on the Law of the
Sea (UNCLOS) 1982
256
JURNAL PERTANAHAN November 2020 252 - 265Vol. 10 No. 2
si kurang dari 24 mil, maka kewenangan
mengelola dibagi sama jarak atau dengan
prinsip garis tengah (median line) untuk ka-
bupaten/kota adalah sepertiga kewenangan
provinsi.
3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 76 Tahun 2012
Permendagri No. 76 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penegasan Batas Daerah ini merupakan
petunjuk teknis untuk penegasan batas yang hingga
kini masih digunakan di Indonesia. Pasal-pasal pada
Permendagri No. 76 Tahun 2012 yang terkait dengan
penegasan batas di wilayah perairan, yaitu:
a) Pasal 15 ayat (1): Pengukuran dan penentu-
an batas daerah di laut sebagaimana dimak-
sud dalam pasal 12 ayat (1) huruf c diukur
dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau
ke arah perairan kepulauan paling jauh 12
(dua belas) mil laut untuk provinsi dan 1/3
(sepertiga) dari wilayah kewenangan provin-
si untuk kabupaten/kota.
b) Pasal 15 ayat (2): Pengukuran dan penentu-
an batas daerah di laut sebagaimana dimak-
sud pada ayat (1) dilakukan dengan cara:
(1) Batas antara dua daerah provinsi, daer-
ah kabupaten dan daerah kota yang ber-
dampingan, diukur mulai dari titik batas
sekutu pada garis pantai antara kedua
daerah provinsi, daerah kabupaten dan
daerah kota ke arah laut lepas atau pe-
rairan kepulauan yang ditetapkan ber-
dasarkan prinsip sama jarak;
(2) Batas antara dua daerah provinsi yang
saling berhadapan dengan jarak kurang
dari 24 mil laut diukur berdasarkan prin-
sip garis tengah dan kabupaten/kota
yang saling berhadapan mendapat 1/3
bagian dari garis pantai ke arah garis
tengah;
(3) Batas antara dua daerah kabupaten dan
daerah kota dalam satu daerah provinsi
yang saling berhadapan dengan jarak
kurang dari 12 (dua belas) mil laut, di-
ukur berdasarkan prinsip garis tengah
dan kabupaten/kota yang berhadapan
mendapat 1/3 bagian dari garis pantai ke
arah garis tengah;
(4) Batas daerah di laut untuk pulau yang
berada di dalam satu daerah provinsi
dan jaraknya lebih dari dua kali 12 mil
laut, diukur secara melingkar dengan
lebar 12 mil laut.
C. Aspek Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Daerah di Wilayah PerairanDalam Permendagri No. 76 Tahun 2012,
kegiatan penetapan dan penegasan batas daerah
dapat mencakup dua kegiatan utama yaitu secara
kartometrik atau melalui survei di lapangan. Tahapan
penetapan batas daerah di danau secara kartometrik
memiliki tahapan sebagai berikut:
1) Penyiapan peta dasar
Peta dasar yang digunakan harus peta dasar
yang diterbitkan oleh badan atau lembaga
yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai
satu-satunya badan atau lembaga yang ber-
tanggung jawab terhadap pemetaan nasional,
seperti Badan Informasi Geospasial (BIG).
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah
Data Administrasi Kecamatan skala 1 : 50.000
yang diterbitkan oleh Badan Informasi Geospa-
sial pada tahun 2016 dalam bentuk digital atau
shapefile (.shp) yang mengacu pada Peta Rupa
Bumi Indonesia skala 1 : 50.000 untuk wilayah
terkait.
2) Penentuan cakupan daerah
Menelusuri secara cermat cakupan daerah
yang akan ditentukan batasnya dengan cara
memperhatikan garis tepi danau yang ada un-
tuk penegasan batas daerah di Danau Toba.
3) Pemberian tanda pada titik dasar dan penarikan
garis batas
Perbandingan Metode Ekuidistan Dalam Usaha Penetapan Batas Wilayah Kewenangan Daerah di Perairan Darat (Studi Kasus : Danau Toba, Sumatera Utara)
Michael Timothy Tasliman dan Eka Djunarsjah
257
Pada tahap ini dilakukan plotting koordinat geo-
grafis posisi titik dasar yang berada di garis tepi
danau yang digunakan sebagai awal dan/atau
akhir penarikan batas daerah di danau. Pada
tahap ini juga dilakukan penarikan garis batas
pada danau. Dalam kajian penetapan batas
wilayah kewenangan kabupaten-kabupaten di
sekeliling Danau Toba menggunakan dua me-
tode, yaitu pertama mengacu pada Permend-
agri No. 76 Tahun 2012, yang akan dijelaskan
pada poin D dan E, dan kedua menggunakan
metode ekuidistan modifikasi yang digagas oleh
Dr. Ir. Eka Djunarsjah, M.T. tahun 2016, yang
akan dijelaskan pada poin F.
4) Pembuatan peta batas daerah di danau
Pembuatan peta batas daerah di danau leng-
kap dengan daftar titik koordinatnya.
D. Metode Ekuidistan Untuk Daerah yang Berhadapan Metode ini diatur dalam
Permendagri No. 76 Tahun 2012 pada pasal 15 ayat
(2) poin c. Mengacu pada A Manual On Technical
Aspects Of The United Nations Convention On The
Law Of The Sea – 1982, adapun langkah-langkah
pembuatan garis ekuidistan ini adalah sebagai
berikut:
1) Pada garis antar basepoint a dan b, tarik
segmen garis tegak lurus op dengan m sebagai
titik tengah dari garis ab.
2) Pada garis antar basepoint b dan c, tarik
segmen garis tegak lurus p’p’ hingga segmen
garis p’p’ berpotongan dengan segmen garis
ab di titik q, sehingga segmen qa, qb, dan qc
menjadi sama panjang.
3) Lakukan langkah yang sama terhadap garis
antar basepoint c dan d hingga mendapatkan
titik perpotongan di r.
4) Dari median point yang terbentuk dari
perpotongan garis tegak lurus garis antar
basepoint lalu dihubungkan hingga membentuk
garis median line. Median point sepanjang
median line akan memiliki jarak yang sama
terhadap tiga titik basepoint yang disebut
sebagai tri-points.
Sumber : IHO, 2006
Gambar 3 : Penarikan Equidistance Line Untuk Daerah yang Berhadapan
E. Metode Ekuidistan Untuk Daerah Yang BerdampinganMetode ini diatur dalam Permendagri No. 76
Tahun 2012 pada pasal 15 ayat (2) poin a. Mengacu
pada A Manual On Technical Aspects Of The United
Nations Convention On The Law Of The Sea – 1982,
adapun langkah-langkah pembuatan garis ekuidistan
ini adalah sebagai berikut:
1) Menentukan titik awal yang terletak diluar batas
klaim wilayah perairan t yang memiliki jarak
yang sama terhadap dua basepoint di darat,
dalam Gambar 4 titik a pada daerah A dan titik b
pada daerah B. Maka akan diperoleh garis bagi
sudut antara titik a dan b yaitu garis op.
2) Dilanjutkan dengan menentukan titik u pada
garis op dimana titik u memiliki jarak yang sama
dengan a, b dan satu titik baru di darat yaitu titik
c.
3) Menentukan garis bagi sudut antara b dan c
serta titik baru di darat yaitu titik d. Lanjutkan
proses hingga median line berakhir di darat
antara daerah A dan daerah B.
258
JURNAL PERTANAHAN November 2020 252 - 265Vol. 10 No. 2
Sumber : IHO, 2006
Gambar 4 : Penarikan Equidistance Line Untuk Daerah yang Berdampingan
F. Metode Ekuidistan ModifikasiMetode ini digagas oleh Dr. Ir. Eka Djunarsjah,
M.T. pada tahun 2016, di mana metode ini adalah
pendekatan dari prinsip proporsionalitas dengan
dasar pertimbangannya adalah keadilan atau
equitable solution. Metode ini dilakukan dengan
mengubah atau memodifikasi posisi median line
agar memperoleh luas yang sama dari daerah
yang berhadapan atau berdampingan tanpa harus
memperhatikan kesaman jarak (non-ekuidistan).
Penerapan metode ekuidistan modifikasi tidak
terlepas dari hasil penerapan metode ekuidistan.
Perbedaan utama dari metode ekuidistan dengan
metode ekuidistan modifikasi dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1 : Perbedaan Prinsip Metode Ekuidistan dengan Metode Ekuidistan Termodifikasi
No. Metode Ekuidistan Metode Ekuidistan Modifikasi
1 Titik tengah yang memiliki jarak sama terhadap titik terdekat tepi danau dari kabupaten terkait
Titik tengah tidak harus memiliki jarak yang sama terhadap titik tepi danau, namun tidak bergeser terlalu jauh dari titik tengah metode ekuidistan
2 Titik terdekat tersebut dipilih yang meninjol kearah tengah danau
Ada kebebasan dalam memilih titik tengah, namun tidak mengubah arah umum dari median line
Sumber : Djunarjah, 2016
Dalam alur penerapan metode ekuidistan
modifikasi pada penelitian ini terdapat istilah
daerah outer-most. Daerah outer-most yang
dimaksud adalah daerah yang memiliki batas
terluar terhadap daerah-daerah di sekitarnya.
Daerah outer-most yang dipilih dalam penelitian ini
adalah Kabupaten Samosir yang memiliki batas-
batas terluar di Pulau Samosir, sehingga melalui
penerapan metode ekuidistan modifikasi diusahakan
supaya jumlah luas kewenangan yang dimiliki dari
enam kabupaten lainnya terhadap Danau Toba sama
dengan luas kewenangan yang dimliki Kabupaten
Samosir terhadap Danau Toba.
G. DataData dan dokumen pendukung yang terkait
dengan penetapan batas wilayah kewenangan
daerah di perairan darat antara lain:
1) Data Administrasi Kecamatan dalam skala 1 :
50.000 tahun 2016 yang diterbitkan oleh Badan
Informasi Geospasial yang mengacu pada peta
RBI dengan datum WGS 84 sebagai datum
horizontalnya.
2) Undang-Undang Republik Indonesia No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 76 Tahun
2012 tentang Pedoman Penegasan Batas
Daerah.
3) Citra SRTM resolusi 30 meter untuk wilayah
Danau Toba yang diunduh dari http://
earthexplorer.usgs.gov
III. HASIL DAN PEMBAHASANA. Titik Tepi Danau
Penentuan titik-titik tepi danau ini dilakukan
di sepanjang garis tepi Danau Toba. Titik-titik tepi
danau ini merupakan kumpulan dari titik dasar yang
nantinya akan digunakan sebagai dasar penarikan
garis ekuidistan, baik untuk daerah yang berhadapan
maupun daerah yang berdampingan. Plotting titik
tepi danau ini dilakukan secara manual dengan
melihat morfologi tepi danau yang lebih menjorok
Perbandingan Metode Ekuidistan Dalam Usaha Penetapan Batas Wilayah Kewenangan Daerah di Perairan Darat (Studi Kasus : Danau Toba, Sumatera Utara)
Michael Timothy Tasliman dan Eka Djunarsjah
259
ke arah danau. Detail titik tepi danau tiap kabupaten
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 : Jumlah Titik Tepi Danau Masing-Masing kabupaten
No Kabupaten Luas (km2) Jumlah titik tepi
1 Samosir 1.457,3 57 titik
2 Dairi 2.037,4 6 titik
3 Karo 2.183,1 2 titik
4 Simalungun 4.451,4 18 titik
5 Toba Samosir 2.004,8 27 titik
6 Tapanuli Utara 3.703,5 6 titik
7 Humbanghasundutan 2.276,0 2 titik
B. Perbandingan Hasil Penerapan Metode Ekuidistan dan Ekuidistan Termodifikasi Metode ini tidak terlepas dari metode
ekuidistan sebelumnya. Dalam metode ini,
Kabupaten Samosir diasumsikan sebagai kabupaten
di Danau Toba yang berhadapan dengan enam
kabupaten lainnya, namun total luas perairan dari
enam kabupaten lainnya tersebut dipertahankan
sama dengan luas perairan dari Kabupaten Samosir
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 : Perbedaan Garis Metode Ekuidistan (biru) dan Garis Metode Ekuidistan Modifikasi (merah) pada
Danau Toba
Hitungan luas wilayah kewenangan dari
kabupaten-kabupaten atas Danau Toba didasarkan
pada koordinat titik-titik batas darat dan danau
untuk kedua metode yang digunakan. Penghitungan
luas tersebut menggunakan metode numeris
dari koordinat-koordinat batasnya di bidang proyeksi.
Hasil dari hitungan luas wilayah kewenangan
tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 : Hasil Hitungan Luas Daratan dan Perairan Tiap Kabupaten
No KabupatenLuas
daratan (km2)
Luas perairan (km2)
Metode Ekuidistan
Metode Ekuidistan
Termodifika-si
1 Samosir 1.457,3 521,4 564,42 Dairi 2.037,4 69,2 61,93 Karo 2.183,1 25,5 28,34 Simalungun 4.451,4 206,2 196,25 Toba Samosir 2.004,8 207,5 194,66 Tapanuli Utara 3.703,5 82,4 66,8
7 Humbanghasundut-an
2.276,0 17,3 17,3
C. Analisis Hasil Penetapan Batas Wilayah Kewenangan di Danau Toba Dari hasil penerapan metode ekuidistan
dan metode ekuidistan modifikasi dihasilkan
beberapa perbedaan garis batas terhadap masing-
masing kabupaten. Penerapan metode ekuidistan
modifikasi tidak terlepas dari hasil dari penerapan
metode ekuidistan. Untuk penerapan metode
ekuidistan di Danau Toba, pemilihan titik tepi danau
akan menentukan garis ekuidistan atau median line
yang terbentuk. Perbedaan jumlah titik tepi danau
di masing-masing kabupaten disebabkan oleh
perbedaan morfologi tepi danau dari masing-masing
kabupaten. Untuk metode ekuidistan modifikasi,
kesamaan jarak untuk kabupaten yang berhadapan
dan yang berdampingan tidak menjadi perhatian
utama, namun bentuk garis yang terbentuk tidak
boleh menyimpang terlalu jauh dari garis yang
dihasilkan pada metode ekuidistan.
Dari hasil penerapan kedua metode
tersebut, pergeseran titik tengah maksimum dari
metode ekuidistan modifikasi terhadap titik tengah
dari metode ekuidistan mencapai 1.145,1 meter dan
pergeseran titik tengah minimum hanya mencapai
260
JURNAL PERTANAHAN November 2020 252 - 265Vol. 10 No. 2
81,835 meter. Karena belum ada peraturan terkait
penerapan metode ekuidistan modifikasi, maka
pergeseran titik tengah maksimum dan minimum
ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk penerapan
metode tersebut di wilayah lainnya. Penetapan
dan penegasan batas daerah merupakan hal yang
sangat sensitif. Sesungguhnya, metode ekuidistan
modifikasi ini dapat dijadikan sebagai metode
alternatif untuk penetapan dan penegasan batas
wilayah. Metode ekuidistan modifikasi ini merupakan
pendekatan dari prinsip dasar proporsionalitas
dengan dasar pertimbangannya adalah keadilan
(Djunarsjah, 2016). Dalam tugas akhir ini, metode ini
diaplikasikan dengan menggeser titik-titik tengah dari
garis metode ekuidistan untuk memperoleh
“keadilan” dari penetapan batas wilayah kewenangan
di Danau Toba, dimana luas wilayah kewenangan di
Danau Toba yang dimiliki oleh Kabupaten Samosir
sama luasnya dengan jumlah luas dari kabupaten-
kabupaten yang berhadapan.
Meninjau isi dari UNCLOS 1982 dikenal dengan
prinsip equitable solution dalam memecahkan
suatu masalah penetapan batas ruang perairan.
Prinsip equitable solution ini dengan kata lain untuk
mencapai pemecahan masalah secara adil. Untuk
mencapai pemecahan masalah secara adil, maka
diajukanlah metode ekuidistan atau metode sama
jarak yang hingga saat ini masih digunakan untuk
memecahkan permasalahan batas wilayah antar
dua negara yang memiliki ruang perairan laut kurang
dari 24 mil laut. Dalam penelitian ini, pemecahan
masalah batas wilayah kewenangan di Danau Toba
mengadopsi metode ekuidistan yang diterapkan di
laut. Jika dibandingkan dengan Permendagri No.
76 Tahun 2012 dimana penarikan garis batas diatas
danau dilakukan antar dua titik kartometrik belum
dapat dikatakan sebagai pemecahan yang adil,
karena tidak ditemukan dari segi apa dasar keadilan
dalam metode tersebut.
IV. KESIMPULANDari hasil analisis diatas diperoleh beberapa
kesimpulan yaitu:
1) Untuk menerapkan prinsip equitable solution
dalam UNCLOS 1982 terkait pemecahan
batas wilayah kewenangan di Danau Toba,
Permendagri No. 76 Tahun 2012 dengan
mengasumsikan danau sebagai batas alam
untuk penetapan batas daerah di darat tidak
bisa diterapkan.
2) Berdasarkan hasil penerapan metode
ekuidistan dan metode ekuidistan modifikasi,
luas wilayah danau untuk Kabupaten Samosir
terdapat selisih luas sebesar 43 km2, Kabupaten
Dairi sebesar 7,3 km2, Kabupaten Karo sebesar
2,8 km2, Kabupaten Simalungun sebesar 10
km2, Kabupaten Toba Samosir seluas 12,9 km2,
Kabupaten Tapanuli Utara sebesar 15,6 km2,
dan tidak ada selisih luas untuk Kabupaten
Humbanghasundutan.
3) Dari hasil penerapan metode ekuidistan dan
metode ekuidistan modifikasi, pergeseran titik
tengah maksimum metode ekuidistan modifikasi
terhadap metode ekuidistan mencapai 1.145,1
meter dan pergeseran titik tengah minimum
mencapai 81,835 meter.
Karena Permendagri No. 76 Tahun 2012 tidak
dapat mengakomodasi penegasan dan peneta-
pan batas wilayah untuk kasus Danau Toba, se-
hingga diperlukan adanya peraturan baru terkait
dengan penegasan dan penetapan wilayah
untuk ruang perairan darat, khususnya danau
yang memliki karakteristik sama dengan Danau
Toba. Pengembangan dari penelitian ini dapat
dilakukan dengan melakukan pemilihan ulang
terhadap titik-titik tepi danau di Danau Toba.
Garis tengah yang terbentuk dari metode ekui-
distan bergantung pada titik tepi danau yang
kita gunakan. Disarankan untuk menggunakan
titik tepi danau yang lainnya untuk memperoleh
hasil yang berbeda, karena hasil yang diperoleh
dari metode ekuidistan akan mempengaruhi
hasil dari metode ekuidistan modifikasi.
Perbandingan Metode Ekuidistan Dalam Usaha Penetapan Batas Wilayah Kewenangan Daerah di Perairan Darat (Studi Kasus : Danau Toba, Sumatera Utara)
Michael Timothy Tasliman dan Eka Djunarsjah
261
DAFTAR PUSTAKAAdikresna, P.R. & Budisusanto, Y. (2014). Penentuan
Batas Wilayah Dengan Menggunakan Metode Kartometrik (Studi Kasus Daerah Kec. Gubeng dan Kec. Tambaksari). Geoid, Vol. 9, No. 2, Februari 2014.
Amhar, Fahmi, Patmasari, T., Kencana, A. (2001).
Aspek-Aspek Pemetaan Batas Wilayah
Sebuah Tinjauan Komprehensif. GEO-INFORMATIKA Vol. 8 No. 1, Agustus 2001.
Arsana, I Made Andi. (2005). Menetapkan Wilayah
Laut Daerah. Suara Pembaruan, 06 Juli 2005.
Cole, G. M. (1997). Water Boundaries. John Wiley & Sons, Inc. USA.
Djunarsjah, Eka. (2015). Penetapan Batas Laut
Antar Negara. Materi Kuliah. KK Sains dan Sistem Kerekayasaan Wilayah Pesisir dan Laut.
Fatkhawati, A.F. & Rahardjo, N. (2017). Penetapan Batas Daerah Secara Kartometrik Menggunakan Citra SPOT Antara Kabupaten Malinau (Kalimantan Utara) Dengan Kabupaten Kutai Timur Dan Kabupaten Berau (Kalimantan Timur). Jurnal Bumi Indonesia, Vol. 6, No. 1.
Harianja, F.K., Awaluddin, M., Sudarsono, B. (2019). Analisis Pengaruh Perubahan Garis Pantai Terhadap Batas Pengelolaan Wilayah Laut Daerah Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Citra Landsat. Jurnal Geodesi Undip, Vol. 8, No. 4.
Hidayat, F. & Silalahi, F.E. (2017). Analisis Garis Alternatif Batas Kewenangan Pengelolaan Wilayah Laut Antara Provinsi Papua Barat Dengan Provinsi Maluku Utara Secara Kartometrik. Jurnal Ilmiah Geomatika, Vol. 23, No. 1, Mei 2017: 17-26.
International Hydrographic Bureau. (2006). A
Manual on Technical Aspects of the United
Convention on the Law of the Sea-1982. Special Publication No. 51, 4th edition. Monaco.
Iswara, Ida Bagus Yoga. (2009). Penentuan Batas Kewenangan Laut Dan Luas Kewenangan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tugas Akhir Sarjana: Tidak diterbitkan.
Maling, D.H. (1989). Measurements From Maps: Principles and methods of cartometry. Pergamon Press. Oxford.
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. (2012). Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah. Jakarta: Kementrian Dalam Negeri.
Menteri Keuangan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 250/PMK.07/2014 tentang Pengalokasian Transfer Ke Daerah Dan Dana Desa. Jakarta: Kementrian Hukum Dan Hak Asasi Manusia.
Purwanti, Renita, Yanto Budisusanto & Teguh Fayakun Alif. (2014). Studi Penegasan Batas Daerah Antara Kabupaten Banyuwangi Dan Kabupaten Bondowoso Menggunakan Metode Kartometrik (Studi Kasus: Segmen Kawah Ijen). Conference on Geospatial Information Science and Engineering. Yogyakarta.
Qur’aini, J.W., Awalludin, M., Amarrohman, Fauzi J. (2019). Analisis Batas Pengelolaan Wilayah Laut Antara Kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Tengah Dan Lombok Timur. Jurnal Geodesi Undip, Vol. 8, No. 2.
Rachmatullah, Zuryat. (2017). Tinjauan Hukum Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi Dalam Pengelolaan Wilayah Laut Pesisir Pasca Berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Skripsi Sarjana: Tidak diterbitkan.
262
JURNAL PERTANAHAN November 2020 252 - 265Vol. 10 No. 2
Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, No. 125. Jakarta: Sekretariat Negara.
Simanjuntak, E. M. (2018). Danau Toba Sebagai Tujuan Wisata Dari Medan Sumatera Utara. Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta.
Soedomo, Agoes Soewandito. (2003). Dasar-Dasar
Perpetaan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Tiarasani, Angga, L.M Sabri, ST., MT., dan Moehammad Awaluddin, ST., MT.. (2012). Analisis Alternatif Batas Wilayah Laut Kota
Semarang Dan Kabupaten Kendal. Jurnal Geodesi Undip, Vol. 1, No. 1.
LAMPIRAN
Tabel 4 : Titik-titik Koordinat Batas Kabupaten Samosir
Metode Ekuidistan Metode Ekuidistan Modifikasi
X (m) Y (m) X (m) Y (m)453.117 302.542 453.117 302.542453.164 302.629 453.164 302.629
453.240 302.806 453.240 302.806453.417 303.245 453.417 303.245454.385 304.260 454.385 304.260455.077 305.013 455.077 305.013455.769 305.667 455.769 305.667456.391 306.256 456.391 306.256456.500 306.356 456.500 306.356456.769 307.256 456.769 307.256456.747 307.500 456.747 307.500456.707 307.938 456.707 307.938456.648 308.588 456.648 308.588456.483 308.986 456.483 308.986457.240 309.195 457.240 309.195457.749 309.254 457.749 309.254458.006 309.542 458.006 309.542458.309 309.737 458.354 310.381458.831 310.285 458.875 310.929461.156 309.844 461.201 310.488462.036 309.731 462.080 310.375463.366 309.590 463.410 310.234464.230 309.668 464.274 310.312465.257 309.772 465.302 310.415
Metode Ekuidistan Metode Ekuidistan Modifikasi
X (m) Y (m) X (m) Y (m)465.882 309.297 465.926 309.941466.757 309.265 466.801 309.909467.015 309.191 467.060 309.835467.635 309.038 467.679 309.682467.854 308.992 467.899 309.636468.431 308.933 468.475 309.577468.856 309.020 468.900 309.664469.895 308.819 469.940 309.463470.276 308.792 470.320 309.436470.497 308.724 470.541 309.367473.824 308.078 473.868 308.722474.549 306.509 474.893 306.959476.125 305.750 476.469 306.200476.234 305.620 476.578 306.069476.404 305.385 476.748 305.835476.585 305.256 476.930 305.706476.747 305.199 477.091 305.649476.783 305.074 477.127 305.524477.135 304.791 477.479 305.241477.462 304.220 477.806 304.670479.081 303.540 479.424 304.082479.769 302.255 479.769 302.255482.733 300.780 482.733 300.780482.932 299.927 482.932 299.927485.141 298.253 485.141 298.253485.830 297.387 485.830 297.387488.471 295.210 488.471 295.210488.454 295.151 488.454 295.151488.160 294.024 488.160 294.024488.193 293.252 488.193 293.252488.197 293.026 488.197 293.026488.298 292.734 488.298 292.734488.324 292.632 488.324 292.632488.349 292.217 488.349 292.217488.319 292.088 488.319 292.088488.295 291.989 488.295 291.989488.299 291.848 488.299 291.848488.264 291.744 488.264 291.744488.318 291.642 488.318 291.642488.271 291.550 488.271 291.550488.340 291.416 488.340 291.416488.298 291.337 488.298 291.337488.360 291.218 488.360 291.218488.344 291.122 488.344 291.122488.376 291.015 488.376 291.015488.428 290.878 488.428 290.878488.425 290.700 488.425 290.700488.457 290.567 488.457 290.567488.442 289.780 488.442 289.780489.595 288.665 489.595 288.665489.020 287.364 489.020 287.364490.192 286.107 490.192 286.107490.247 285.725 490.247 285.725491.161 284.960 491.161 284.960491.409 284.016 491.409 284.016
Perbandingan Metode Ekuidistan Dalam Usaha Penetapan Batas Wilayah Kewenangan Daerah di Perairan Darat (Studi Kasus : Danau Toba, Sumatera Utara)
Michael Timothy Tasliman dan Eka Djunarsjah
263
Metode Ekuidistan Metode Ekuidistan Modifikasi
X (m) Y (m) X (m) Y (m)492.474 282.991 492.474 282.991492.716 281.801 492.716 281.801495.173 281.298 495.173 281.298495.440 280.926 495.440 280.926496.783 280.018 496.783 280.018497.047 279.494 497.047 279.494499.999 278.100 501.124 277.968500.107 277.783 501.232 277.650500.592 277.121 501.717 276.989500.864 276.542 501.988 276.409501.404 275.744 502.528 275.612501.675 275.265 502.799 275.133501.969 274.529 503.093 274.397502.115 273.026 503.240 272.894502.566 272.480 503.690 272.347502.616 272.108 503.740 271.976502.585 271.670 503.710 271.538502.055 269.616 503.179 269.484501.917 269.434 503.041 269.301501.194 267.833 502.057 267.658501.122 266.954 501.985 266.779500.487 266.276 500.487 266.276500.020 265.489 500.020 265.489499.703 265.445 499.703 265.445499.503 265.064 499.503 265.064499.233 265.106 499.233 265.106498.924 265.154 498.924 265.154498.330 264.975 498.315 263.831497.039 264.791 497.023 263.647496.171 264.784 496.155 263.640495.312 264.425 495.297 263.281494.207 264.669 494.192 263.524493.691 264.984 493.676 263.839493.073 265.185 493.057 264.041489.471 266.090 489.456 264.946485.344 264.364 485.520 263.259484.562 264.426 484.562 264.426484.151 264.455 484.151 264.455483.201 260.054 483.201 260.054483.183 260.007 483.183 260.007483.165 259.969 483.165 259.969482.441 260.085 482.441 260.085482.071 260.078 482.071 260.078
Tabel 5 : Titik-titik Koordinat Batas Kabupaten Dairi
Metode Ekuidistan Metode Ekuidistan Modifikasi
X (m) Y (m) X (m) Y (m)453.117 302.542 453.117 302.542453.164 302.629 453.164 302.629453.240 302.806 453.240 302.806453.417 303.245 453.417 303.245
454.385 304.260 454.385 304.260455.077 305.013 455.077 305.013455.769 305.667 455.769 305.667456.391 306.256 456.391 306.256456.500 306.356 456.500 306.356456.769 307.256 456.769 307.256456.747 307.500 456.747 307.500455.306 309.204 454.871 308.861453.664 311.167 453.228 310.825451.321 313.926 450.886 313.584449.936 315.824 449.500 315.482448.945 317.175 448.510 316.833448.231 318.093 447.901 317.812448.065 318.265 447.736 317.983447.891 318.446 447.561 318.164447.747 318.574 447.417 318.293447.648 318.666 447.318 318.384447.365 318.691 447.036 318.410446.764 318.204 446.764 318.204446.661 317.888 446.661 317.888
Tabel 6 : Titik-titik Koordinat Batas Kabupaten Karo
Metode Ekuidistan Metode Ekuidistan Modifikasi
X (m) Y (m) X (m) Y (m)446.661 317.888 446.661 317.888446.764 318.204 446.764 318.204447.365 318.691 447.036 318.410447.648 318.666 447.318 318.384447.747 318.574 447.417 318.293447.891 318.446 447.561 318.164448.065 318.265 447.736 317.983448.231 318.093 447.901 317.812448.945 317.175 448.510 316.833449.936 315.824 449.500 315.482451.321 313.926 450.886 313.584453.664 311.167 453.228 310.825455.306 309.204 454.871 308.861456.747 307.500 456.747 307.500456.707 307.938 456.707 307.938456.145 309.065 456.081 309.014455.237 310.953 455.006 310.859454.465 312.537 454.180 312.277453.331 314.922 452.896 314.739452.456 316.777 452.021 316.595451.945 317.899 451.510 317.717451.738 318.337 451.303 318.154451.633 318.477 451.198 318.294451.508 318.712 451.073 318.530450.028 320.043 450.028 320.043
264
JURNAL PERTANAHAN November 2020 252 - 265Vol. 10 No. 2
Tabel 7 : Titik-titik Koordinat Batas Kabupaten Simalungun
Metode Ekuidistan Metode Ekuidistan Modifikasi
X (m) Y (m) X (m) Y (m)450.028 320.043 450.028 320.043
451.508 318.712 451.073 318.530
451.633 318.477 451.198 318.294
451.738 318.337 451.303 318.154
451.945 317.899 451.510 317.717
452.456 316.777 452.021 316.595
453.331 314.922 452.896 314.739
454.465 312.537 454.180 312.277
455.237 310.953 455.006 310.859
456.145 309.065 456.081 309.014
456.707 307.938 456.707 307.938
456.648 308.588 456.648 308.588
456.483 308.986 456.483 308.986
457.240 309.195 457.240 309.195
457.749 309.254 457.749 309.254
458.006 309.542 458.006 309.542
458.309 309.737 458.354 310.381
458.831 310.285 458.875 310.929
461.156 309.844 461.201 310.488
462.036 309.731 462.080 310.375
463.366 309.590 463.410 310.234
464.230 309.668 464.274 310.312
465.257 309.772 465.302 310.415
465.882 309.297 465.926 309.941
466.757 309.265 466.801 309.909
467.015 309.191 467.060 309.835
467.635 309.038 467.679 309.682
467.854 308.992 467.899 309.636
468.431 308.933 468.475 309.577
468.856 309.020 468.900 309.664
469.895 308.819 469.940 309.463
470.276 308.792 470.320 309.436
470.497 308.724 470.541 309.367
473.824 308.078 473.868 308.722
474.549 306.509 474.893 306.959
476.125 305.750 476.469 306.200
476.234 305.620 476.578 306.069
476.404 305.385 476.748 305.835
476.585 305.256 476.930 305.706
476.747 305.199 477.091 305.649
476.783 305.074 477.127 305.524
477.135 304.791 477.479 305.241
477.462 304.220 477.806 304.670
479.081 303.540 479.424 304.082
479.769 302.255 479.769 302.255
Metode Ekuidistan Metode Ekuidistan Modifikasi
X (m) Y (m) X (m) Y (m)482.733 300.780 482.733 300.780
482.932 299.927 482.932 299.927
485.141 298.253 485.141 298.253
485.830 297.387 485.830 297.387
488.471 295.210 488.471 295.210
488.454 295.151 488.454 295.151
489.107 294.925 489.107 294.925
490.040 294.596 490.040 294.596
490.851 294.321 490.851 294.321
491.724 293.813 491.724 293.813
491.972 293.693 491.972 293.693
492.140 293.607 492.140 293.607
492.215 293.580 492.215 293.580
492.301 293.533 492.301 293.533
492.342 293.524 492.342 293.524
492.492 293.806 492.492 293.806
492.538 293.970 492.538 293.970
Tabel 8 : Titik-titik Koordinat Batas Kabupaten Toba Samosir
Metode Ekuidistan Metode Ekuidistan Modifikasi
X (m) Y (m) X (m) Y (m)492.538 293.970 492.538 293.970
492.492 293.806 492.492 293.806
492.342 293.524 492.342 293.524
492.301 293.533 492.301 293.533
492.215 293.580 492.215 293.580
492.140 293.607 492.140 293.607
491.972 293.693 491.972 293.693
491.724 293.813 491.724 293.813
490.851 294.321 490.851 294.321
490.040 294.596 490.040 294.596
489.107 294.925 489.107 294.925
488.454 295.151 488.454 295.151
488.160 294.024 488.160 294.024
488.193 293.252 488.193 293.252
488.197 293.026 488.197 293.026
488.298 292.734 488.298 292.734
488.324 292.632 488.324 292.632
488.349 292.217 488.349 292.217
488.319 292.088 488.319 292.088
488.295 291.989 488.295 291.989
488.299 291.848 488.299 291.848
488.264 291.744 488.264 291.744
488.318 291.642 488.318 291.642
Perbandingan Metode Ekuidistan Dalam Usaha Penetapan Batas Wilayah Kewenangan Daerah di Perairan Darat (Studi Kasus : Danau Toba, Sumatera Utara)
Michael Timothy Tasliman dan Eka Djunarsjah
265
Metode Ekuidistan Metode Ekuidistan Modifikasi
X (m) Y (m) X (m) Y (m)488.271 291.550 488.271 291.550
488.340 291.416 488.340 291.416
488.298 291.337 488.298 291.337
488.360 291.218 488.360 291.218
488.344 291.122 488.344 291.122
488.376 291.015 488.376 291.015
488.428 290.878 488.428 290.878
488.425 290.700 488.425 290.700
488.457 290.567 488.457 290.567
488.442 289.780 488.442 289.780
489.595 288.665 489.595 288.665
489.020 287.364 489.020 287.364
490.192 286.107 490.192 286.107
490.247 285.725 490.247 285.725
491.161 284.960 491.161 284.960
491.409 284.016 491.409 284.016
492.474 282.991 492.474 282.991
492.716 281.801 492.716 281.801
495.173 281.298 495.173 281.298
495.440 280.926 495.440 280.926
496.783 280.018 496.783 280.018
497.047 279.494 497.047 279.494
499.999 278.100 501.124 277.968
500.107 277.783 501.232 277.650
500.592 277.121 501.717 276.989
500.864 276.542 501.988 276.409
501.404 275.744 502.528 275.612
501.675 275.265 502.799 275.133
501.969 274.529 503.093 274.397
502.115 273.026 503.240 272.894
502.566 272.480 503.690 272.347
502.616 272.108 503.740 271.976
502.585 271.670 503.710 271.538
502.055 269.616 503.179 269.484
501.917 269.434 503.041 269.301
501.194 267.833 502.057 267.658
501.122 266.954 501.985 266.779
500.487 266.276 500.487 266.276
500.020 265.489 500.020 265.489
499.703 265.445 499.703 265.445
499.503 265.064 499.503 265.064
499.233 265.106 499.233 265.106
499.161 264.371 499.161 264.371
498.608 258.666 498.608 258.666
498.596 258.605 498.596 258.605
Metode Ekuidistan Metode Ekuidistan Modifikasi
X (m) Y (m) X (m) Y (m)498.591 258.562 498.591 258.562
498.586 258.548 498.586 258.548
Tabel 9 : Titik-titik Koordinat Batas Kabupaten Tapanuli Utara
Metode Ekuidistan Metode Ekuidistan Modifikasi
X (m) Y (m) X (m) Y (m)498.586 258.548 498.586 258.548
498.591 258.562 498.591 258.562
498.596 258.605 498.596 258.605
498.608 258.666 498.608 258.666
499.161 264.371 499.161 264.371
499.233 265.106 499.233 265.106
498.924 265.154 498.924 265.154
498.330 264.975 498.315 263.831
497.039 264.791 497.023 263.647
496.171 264.784 496.155 263.640
495.312 264.425 495.297 263.281
494.207 264.669 494.192 263.524
493.691 264.984 493.676 263.839
493.073 265.185 493.057 264.041
489.471 266.090 489.456 264.946
485.344 264.364 485.520 263.259
484.562 264.426 484.562 264.426
484.671 259.716 484.671 259.716
Tabel 10 : Titik-titik Koordinat Batas Kabupaten Humbanghasundutan
Metode Ekuidistan Metode Ekuidistan Modifikasi
X (m) Y (m) X (m) Y (m)484.671 259.716 484.671 259.716
484.562 264.426 484.562 264.426
484.332 264.444 484.332 264.444
484.151 264.455 484.151 264.455
483.201 260.054 483.201 260.054
483.183 260.007 483.183 260.007
483.165 259.969 483.165 259.969
482.441 260.085 482.441 260.085
482.071 260.078 482.071 260.078