PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM...

15
PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL YANG DIBENTUK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN MODEL KORELASI KONSTAN PADA INDEKS PEFINDO25 Dr. Suryanto, M.Si *) *) Ketua Program Studi Administrasi Bisnis FISIP Universitas Padjadjaran Email : [email protected] ABSTRAK. Portofolio merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengurangi risiko sekuritas melalui diversifikasi. Pembentukan portofolio optimal dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu Model Indeks Tunggal dan Model Korelasi Konstan. Kinerja portofolio berdasarkan atas return portofolio, ERB portofolio, dan differential return. Uji t-test two samples independent digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata return portofolio. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Model Indeks Tunggal menghasilkan 6 saham yang membentuk portofolio optimal. Saham-saham tersebut adalah SDRA, SSIA, CMNP, RALS, MAPI, dan ADHI. Sedangkan Model Korelasi Konstan menghasilkan 9 saham yang membentuk portofolio optimal. Saham- saham tersebut adalah sama dengan yang dihasilkan Model Indeks Tunggal ditambah BWPT, ASRI, dan ASGR. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata kinerja portofolio optimal menggunakan Model Indeks Tunggal dan kinerja portofolio optimal menggunakan Model Korelasi Konstan. Kata Kunci: Portofolio Optimal, Model Indeks Tunggal, Model Korelasi Konstan 1. Pendahuluan Investasi dapat dilakukan pada real assets maupun financial assets. Investasi pada real assets meliputi pembelian tanah, emas, mesin, dan bangunan. Sedangkan investasi pada financial assets meliputi deposito, saham, dan obligasi. Investor melakukan investasi dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan tingkat risiko tertentu. Seorang investor akan menanamkan modalnya di bidang usaha yang mempunyai prospek bisnis yang baik. Investor bisa memanfaatkan keberadaan pasar modal untuk berinvestasi. Pasar modal menghubungkan pembeli dan penjual untuk menginvestasikan dananya pada berbagai pilihan sekuritas yang ada. Perkembangan fasilitas investasi dan terbukanya akses informasi data memudahkan para investor dalam mengambil keputusan investasi. Investor dapat mengakses data real time dan perkembangan dunia keuangan melalui jaringan internet. Setiap melakukan investasi ada dua hal yang harus dipertimbangkan yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk). Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Menurut Tandelilin (2010:102) return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain. Sedangkan risiko dapat diartikan sebagai bentuk keadaan yang tidak pasti tentang suatu keadaan yang akan terjadi di masa depan berdasarkan keputusan saat in. Risiko tidak dapat dihilangkan tetapi dapat diminimalkan. Risiko dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis disebut juga risiko pasar. Risiko sistematis merupakan tingkat minimum risiko yang dapat diperoleh suatu portofolio melalui diversifikasi sejumlah besar aktiva yang dipilih

Transcript of PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM...

Page 1: PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/04-perbandingan... · Tunggal dan kinerja portofolio optimal ... diperoleh suatu portofolio

PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL YANG

DIBENTUK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN

MODEL KORELASI KONSTAN PADA INDEKS PEFINDO25

Dr. Suryanto, M.Si *)

*)

Ketua Program Studi Administrasi Bisnis FISIP Universitas Padjadjaran Email : [email protected]

ABSTRAK. Portofolio merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengurangi risiko

sekuritas melalui diversifikasi. Pembentukan portofolio optimal dapat dilakukan dengan

dua metode, yaitu Model Indeks Tunggal dan Model Korelasi Konstan. Kinerja

portofolio berdasarkan atas return portofolio, ERB portofolio, dan differential return.

Uji t-test two samples independent digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata return

portofolio. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Model Indeks Tunggal

menghasilkan 6 saham yang membentuk portofolio optimal. Saham-saham tersebut

adalah SDRA, SSIA, CMNP, RALS, MAPI, dan ADHI. Sedangkan Model

Korelasi Konstan menghasilkan 9 saham yang membentuk portofolio optimal. Saham-

saham tersebut adalah sama dengan yang dihasilkan Model Indeks Tunggal ditambah

BWPT, ASRI, dan ASGR. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan rata-rata kinerja portofolio optimal menggunakan Model Indeks

Tunggal dan kinerja portofolio optimal menggunakan Model Korelasi Konstan.

Kata Kunci: Portofolio Optimal, Model Indeks Tunggal, Model Korelasi Konstan

1. Pendahuluan

Investasi dapat dilakukan pada real assets maupun financial assets. Investasi pada

real assets meliputi pembelian tanah, emas, mesin, dan bangunan. Sedangkan investasi

pada financial assets meliputi deposito, saham, dan obligasi. Investor melakukan

investasi dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan tingkat

risiko tertentu. Seorang investor akan menanamkan modalnya di bidang usaha yang

mempunyai prospek bisnis yang baik.

Investor bisa memanfaatkan keberadaan pasar modal untuk berinvestasi. Pasar

modal menghubungkan pembeli dan penjual untuk menginvestasikan dananya pada

berbagai pilihan sekuritas yang ada. Perkembangan fasilitas investasi dan

terbukanya akses informasi data memudahkan para investor dalam mengambil

keputusan investasi. Investor dapat mengakses data real time dan perkembangan

dunia keuangan melalui jaringan internet.

Setiap melakukan investasi ada dua hal yang harus dipertimbangkan yaitu tingkat

pengembalian (return) dan risiko (risk). Return merupakan salah satu faktor yang

memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor

menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Menurut Tandelilin (2010:102)

return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain.

Sedangkan risiko dapat diartikan sebagai bentuk keadaan yang tidak pasti tentang

suatu keadaan yang akan terjadi di masa depan berdasarkan keputusan saat in.

Risiko tidak dapat dihilangkan tetapi dapat diminimalkan. Risiko dapat dibagi menjadi

dua jenis yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis disebut

juga risiko pasar. Risiko sistematis merupakan tingkat minimum risiko yang dapat

diperoleh suatu portofolio melalui diversifikasi sejumlah besar aktiva yang dipilih

Page 2: PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/04-perbandingan... · Tunggal dan kinerja portofolio optimal ... diperoleh suatu portofolio

secara acak. Risiko tidak sistematis adalah risiko yang tidak berhubungan dengan

perubahan pasar secara keseluruhan. Pada umumnya, investasi memiliki high risk high

return, artinya untuk memperoleh return yang tinggi akan diikuti oleh risiko yang tinggi

pula (Zubir, 2011:1).

Menurut Zubir (2011:3), diversifikasi investasi merupakan salah satu strategi

untuk menurunkan risiko dalam arti investor menanamkan uangnya pada berbagai

instrumen investasi. Harold (1998) dalam Eko (2008) menyatakan konsep dasar dalam

portofolio adalah bagaimana mengalokasikan sejumlah dana tertentu pada berbagai

jenis investasi yang akan menghasilkan keuntungan yang optimal. Pada dasarnya, tidak

semua portofolio menghasilkan expected return yang tinggi dan risiko yang rendah.

Portofolio optimal pilihan investor adalah yang memberikan expected return

maksimum pada tingkat risiko tertentu atau expected return tertentu pada tingkat

risiko minimum. Penilaian kinerja portofolio optimal memerlukan penggunaan variabel-

variabel yang relevan, yaitu tingkat keuntungan dan risiko (Husnan, 2009:448)

Untuk membentuk portofolio optimal, model-model yang bisa digunakan adalah

Model Indeks Tunggal dan Model Korelasi Konstan (Tandelilin, 2010:183). Sharpe

(1963) mengembangkan Model Indeks Tunggal dengan angka yang menjadi acuan

adalah ERB (excess return to beta). Sedangkan Model Korelasi Konstan pada intinya

menggunakan asumsi bahwa koefisien korelasi (ρ) konstan dari tiap pasang saham.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam Model Korelasi Konstan antara lain koefisien

korelasi antar aset konstan, tersedia aset bebas risiko, dan short selling tidak diizinkan.

Model Korelasi Konstan menggunakan nilai ERS (excess return to standard

deviation). Nilai ERS menggambarkan kemiringan garis yang menghubungkan

saham yang berisiko dengan bunga bebas risiko.

Portofolio optimal dapat dibentuk dari sahan-saham berdasarkan indeks saham. Ada

beberapa indeks saham yang selama ini menjadi rujukan calon investor, salah satunya

adalah Indeks Pefindo25. Indeks Pefindo25 merupakan indeks harga saham dengan

anggota terdiri dari 25 perusahaan kecil dan menengah (Small Medium Enterprise)

yang memiliki kinerja fundamental dan likuiditas yang baik yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. Indeks ini ditelaah setiap 2 kali setahun, yakni setiap bulan Januari dan

Juli.

Meskipun kinerja Pefindo25 terlihat cemerlang dalam jangka menengah maupun

panjang secara historis, tetapi investor bisa menghadapi kendala bila menerapkan

indeks ini sebagai bentuk portofolio investasi. Beberapa kelemahan tersebut, seperti

pergantian saham-saham dalam indeks tiap enam bulan sekali dapat mempengaruhi

besarnya kontribusi setiap sektor saham, perubahan prospek sektor saham yang

mungkin terjadi, serta penyesuaian bobot saham dalam portofolio investor. Karena itu,

investor perlu mengetahui saham-saham apa saja yang layak dimasukkan dalam

portofolionya agar kinerja optimal.

Beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan portofolio optimal telah banyak

dilakukan. Sukarno (2007) menyebutkan bahwa pembentukan portofolio optimal

dengan Model Indeks Tunggal hanya dapat terjadi pada dua saham dari 33 saham yang

diteliti. Penelitian Eko (2008) menyebutkan bahwa Model Korelasi Konstan memiliki

kinerja yang lebih baik jika dibandingkan dengan portofolio optimal yang

dibentuk dengan Model Indeks Tunggal.

Nurdin (2009) melakukan penelitian mengenai perbandingan kinerja portofolio

optimal saham-saham unggulan berbasis syariah dan saham-saham unggulan berbasis

konvensional. Hasilnya adalah tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja

portofolio saham unggulan berbasis syariah dengan kinerja portofolio saham unggulan

berbasis konvensional. Hasil penelitian serupa juga dilakukan oleh Rinayanti (2009)

Page 3: PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/04-perbandingan... · Tunggal dan kinerja portofolio optimal ... diperoleh suatu portofolio

bahwa rata-rata return reksadana syariah sama dengan rata-rata return reksadana

konvensional dan risiko reksadana syariah lebih kecil daripada risiko reksadana

konvensional.

Setiawan (2012) melakukan penelitian mengenai pembentukan portofolio optimal

saham-saham pada indeks Kompas100 dan saham-saham bisnis27. Hasilnya adalah

kinerja portofolio dengan Model Indeks Tunggal Kompas100 lebih baik dibandingkan

saham-saham bisnis27.

Beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa pembentukan portofolio optimal

dengan Model Indeks Tunggal maupun Model Korelasi Konstan menghasilkan hasil

kinerja portofolio yang berbeda-beda.

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Portofolio

Teori portofolio modern pertama kali diperkenalkan oleh Harry Markowitz pada

Maret 1952. Teori ini menggunakan beberapa pengukuran statistik dasar untuk

mengembangkan suatu rencana portofolio, diantaranya expected return, standar deviasi

baik sekuritas maupun portofolio, dan korelasi antar return. Teori ini

mempertimbangkan adanya unsur return dan risiko dalam setiap bentuk investasi, dan

melakukan minimalisasi risiko dengan cara melakukan diversifikasi. Menurut

Markowitz dalam Tandelilin (2010:117) hal yang sangat penting dalam portofolio

adalah diversifikasi. Investor sebaiknya jangan menanamkan modalnya hanya pada satu

aset saja, karena apabila aset tersebut gagal, maka semua dana yang telah diinvestasikan

akan hilang. Oleh karena itu, investor perlu menanamkan modalnya pada berbagai aset

atau sekuritas.

Perkembangan selanjutnya dari teori portofolio ini terjadi pada tahun 1963,

dimana William F. Sharpe mengembangkan teori baru sebagai penyederhanaan teori

pendahulunya. Teori tersebut dikenal dengan nama Single Index Model (Model Indeks

Tunggal) yang merupakan penyederhanaan Index Model yang sebelumnya telah

dikembangkan oleh Markowitz. Model Indeks Tunggal menjelaskan adanya hubungan

antara return dari setiap sekuritas individual dengan return indeks pasar. Model ini

memberikan metode alternatif untuk menghitung varian dari suatu portofolio, yang

lebih sederhana dan lebih mudah dihitung jika dibandingkan dengan metode

perhitungan sebelumnya, yaitu teori diversifikasi yang di ciptakan oleh Markowitz.

Pendekatan alternatif ini dapat digunakan untuk dasar menyelesaikan permasalahan

dalam penyusunan portofolio. Sebagaimana telah dirumuskan oleh Markowitz, yaitu

menentukan efficient set dari suatu portofolio, maka dalam Model Indeks Tunggal ini

membutuhkan perhitungan yang lebih sedikit.

2.2 Portofolio Optimal

Portofolio optimal menurut Tandelilin (2010:157) merupakan portofolio yang

dipilih investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien.

Portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi

investor bersangkutan terhadap return maupun terhadap risiko yang bersedia

ditanggungnya. Menurut. Lawrence J. Gitman (2009:241) portofolio efisien adalah a

portofolio that maximize return for given level of risk or minimize risk for a given level

of return. Sedangkan Jogiyanto (2010:309). Menyebutkan bahwa portofolio efisien

merupakan portofolio yang memiliki return maksimum dengan tingkat risiko tertentu

atau yang memiliki risiko minimum dengan tingkat return tertentu.

Page 4: PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/04-perbandingan... · Tunggal dan kinerja portofolio optimal ... diperoleh suatu portofolio

Investor dihadapkan pada aktivitas pemilihan portofolio yang optimal dalam

menyusun portofolio saham,. Menurut Bodie, Kane, dan Marcus (1993) dalam Zubir

(2011:2), aktivitas ini meliputi mengalokasikan dana, menghitung return dan risiko

berbagai portofolio, dan memilih portofolio yang terbaik. Berapa banyak saham yang

akan dimasukkan ke dalam portofolio dan berapa persen alokasi masing-masing

saham adalah hal-hal yang perlu diperhatikan oleh investor selaku pemilik modal.

Dalam berinvestasi, investor bebas memilih menanamkan modalnya pada aset

mana saja, baik aset yang berisiko maupun aset yang bebas risiko. Aset berisiko adalah

aset-aset yang tingkat return aktualnya di masa depan masih mengandung

ketidakpastian. Salah satu contoh aset berisiko adalah saham. Aset bebas risiko

adalah aset yang tingkat returnnya di masa depan sudah bisa dipastikan pada saat ini,

dan ditunjukkan oleh varians return yang sama dengan nol.

2.3 Model Indek Tunggal

Tandelilin (2010:302) mengatakan bahwa Sharpe (1963) mengembangkan model

yang disebut dengan Model Indeks Tunggal. Model ini didasarkan pada pengamatan

bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Harga

saham akan cenderung naik apabila indeks harga pasar naik, begitu juga sebaliknya.

Karena itu, hubungan return sekuritas dan return pasar menurut Jogiyanto, (2010:340):

Ri = αi + βi . RM + ei

Dimana:

Ri = return sekuritas ke-i

αi = suatu variabel acak yang menujukkan komponen dari return sekuritas ke-i

yang independen terhadap kinerja pasar

βi = beta yang merupakan koefisien yang mengukur perubahan Ri akibat dari

perubahan RM

RM = tingkat return dari indeks pasar, juga merupakan suatu variabel acak

ei = kesalahan residu yang merupakan variable acak dengan nilai ekspektasiannya

sama dengan nol

Variabel acak yang menunujukkan return yang independen terhadap kinerja

pasar (α) hanya berhubungan dengan peristiwa mikro yang mempengaruhi perusahaan

tertentu saja, tidak mempengaruhi suatu industri. Peristiwa tersebut misalnya mogok

kerja, kebakaran, dan isu-isu yang terkait dengan perusahaan tersebut.

Model Indeks Tunggal menggunakan asumsi-asumsi tersendiri. Asumsi pertama

adalah kesalahan residu dari sekuritas ke-i tidak berkovari dengan kesalahan residu

sekuritas ke-j (Jogiyanto, 2010:344). Asumsi berikutnya adalah ei tidak berkovari

dengan return indeks pasar dan short-selling tidak diperbolehkan. Asumsi-asumsi

dari Model Indeks Tunggal mempunyai implikasi bahwa sekuritas-sekuritas bergerak

bersama- sama karena mempunyai hubungan yang umum terhadap indeks pasar.

Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan dimudahkan jika

didasarkan pada sebuah angka yang bisa menentukan apakah suatu sekuritas dapat

dimasukkan dalam portofolio optimal (Jogiyanto, 2010:361). Angka tersebut adalah

rasio antara excess return to beta (ERB). Portofolio yang optimal akan berisi sekuritas

yang memiliki ERB tinggi. Sekuritas yang memiliki ERB negatif tidak akan

dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Penentuan batas tinggi atau rendah dari nilai

ERB tergantung dari titik pembatas (cut-off point/C*) (Jogiyanto, 2010:364). Sekuritas-

sekuritas yang memiliki nilai ERB C* adalah sekuritas yang membentuk portofolio

optimal. Sedangkan sekuritas yang memiliki nilai ERB C* tidak dimasukkan dalam

kandidat portofolio optimal.

Page 5: PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/04-perbandingan... · Tunggal dan kinerja portofolio optimal ... diperoleh suatu portofolio

2.4 Model Korelasi Konstant

Model Korelasi Konstan memiliki asumsi bahwa koefisien korelasi antar

pasangan saham adalah konstan, sehingga nilai koefisien korelasi merupakan rata- rata

dari nilai koefisien korelasi saham-saham yang masuk portofolio optimal (Elton dan

Gruber, 2009:195). Model ini tidak memperbolehkan short-selling. Short-selling berarti

menjual saham yang tidak dimiliki (Zubir, 2011:125).

Koefisien korelasi adalah suatu ukuran statistik yang menunjukkan pergerakan

bersamaan relatif (relative comovements) antara dua variabel (Tandelilin, 2010:117).

Ukuran ini akan menjelaskan sejauh mana return dari suatu sekuritas berhubungan

satu dengan lainnya dalam konteks diversifikasi,. Ukuran tersebut biasanya

dilambangkan dengan (ρi,j) dan nilainya antara +1,0 sampai -1,0 dimana:

a. ρi,j = +1,0; berarti korelasi positif sempurna. Bentuk korelasi ini tidak akan

memberikan manfaat pengurangan risiko. Risiko portofolio yang dihasilkan dari

penggabungan ini merupakan rata-rata dari risiko sekuritas individual.

b. ρi,j = 0; berarti tidak ada korelasi. Bentuk korelasi ini akan mengurangi risiko

secara signifikan. Semakin banyak jumlah sekuritas yang dimasukkan dalam

portofolio, maka semakin besar manfaat pengurangan risiko yang diperoleh.

c. ρi,j = -1,0; berarti korelasi negatif sempurna. Bentuk korelasi ini akan

menghilangkan risiko kedua sekuritas tersebut.

Prosedur penyusunan portofolio optimal dengan Model Korelasi Konstan hampir

sama dengan Model Indeks Tunggal. Perbedaannya adalah Model Korelasi Konstan

menggunakan excess return to standard (ERS) deviation sebagai angka acuan

Portofolio yang optimal akan berisi sekuritas yang memiliki ERS yang tinggi

(Elton dan Gruber, 2009:196). Sekuritas yang memiliki ERS negatif tidak dimasukkan

ke dalam kandidat portofolio optimal. Penentuan batas tinggi atau rendah dari nilai ERS

tergantung dari titik pembatas (cut-off point/C*). Sekuritas- sekuritas yang memiliki

nilai ERS lebih besar atau sama dengan C* adalah sekuritas yang membentuk portofolio

optimal. Sedangkan sekuritas yang memiliki nilai ERS lebih kecil dari C* tidak

dimasukkan dalam kandidat portofolio optimal

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa:(1) Data harga penutupan

saham mingguan selama periode penelitian, (2) Data harga penutupan IHSG

mingguan selama periode penelitian dari Bursa Efek Indonesia. (3) Data rata-rata

mingguan tingkat suku bunga SBI selama periode penelitian dari Bank Indonesia.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua saham yang masuk dalam daftar

indeks Pefindo25 periode Agustus 2011-Juli 2012, dengan kriteria (1) Masuk dalam

indeks Pefindo25 dua kali berturut-turut selama periode pengamatan. (2)

Perdagangan sahamnya aktif. (3) Tidak melakukan stock split selama periode

pengamatan. (4) Memiliki laporan keuangan yang lengkap.

4. Hasil Penelitian

4.1 Model Indeks Tunggal

Model Indeks Tunggal didasarkan pada pergerakan harga suatu sekuritas yang

berfluktuasi searah dengan harga pasar. Beta suatu sekuritas menunjukkan sejauh mana

pengaruh return pasar dengan return sekuritas tersebut. Pembentukan portofolio

optimal berdasarkan Model Indeks Tunggal menggunakan angka acuan dari ERB

(excess return to beta). ERB dirumuskan sebagai selisih rata-rata return saham

dengan mean risk free terhadap beta saham.

Rata-rata return saham didapat dari fluktuasi dan perubahan harga saham tiap

Page 6: PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/04-perbandingan... · Tunggal dan kinerja portofolio optimal ... diperoleh suatu portofolio

minggu selama periode pengamatan. Deviasi standar digunakan untuk mengukur risiko

total dari suatu sekuritas yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Return pasar

dilihat dari perubahan harga IHSG. Tabel berikut ini menunjukkan return dan deviasi

standar saham yang menjadi sampel serta return dan deviasi standar pasar.

Tabel 1. Rata-Rata Return dan Deviasi Standar IHSG No Keterangan Nilai

1 Mean Return Market 0.001184

2 Deviasi Standar 0.027306

Sumber: Data diolah, 2012

Selain return saham, nilai ERB (excess return to beta) juga didasarkan pada

rata-rata tingkat bunga investasi bebas risiko dan beta. Peneliti menggunakan tingkat

suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) sebagai acuan tingkat bunga investasi

bebas risiko. SBI dianggap oleh banyak investor sebagai risk free (Fahmi,

2011:173). Tabel berikut ini menunjukkan rata-rata tingkat suku bunga SBI yang

digunakan untuk pembentukan dan mengukur kinerja portofolio optimal dari sampel

penelitian selama Agustus 2011-Juli 2012.

Tabel 2. Rata-Rata Tingkat Suku Bunga SBI Agustus 2011-Juli 2012 No Keterangan Nilai

1 Mean Risk Free (Tahunan) 0,048808

2 Mean Risk Free (Mingguan) 0,000939

Sumber: Data diolah, 2012

Beta saham merupakan suatu angka yang mencerminkan sejauh mana pengaruh

fluktuasi pasar (IHSG) terhadap saham tersebut. Beta juga menunjukkan risiko

sistematis dari suatu sekuritas yang tidak bisa didiversifikan lagi. Semakin tinggi return

yang dihasilkan suatu sekuritas, maka beta sekuritas tersebut juga akan semakin tinggi.

Tabel 3. Beta Saham Periode Agustus 2011-Juli 2012 No. Kode Saham Nama Saham Beta Saham

1 SDRA Adhi Karya Tbk 1,362254

2 SSIA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0.546651

3 CMNP Astra Graphia Tbk 1.175318

4 RALS Alam Sutera Realty Tbk 0.952709

5 MAPI BISI International Tbk 1.124466

6 ADHI BW Plantation Tbk 0.849775

7 BWPT Clipan Finance Tbk 1,729914

8 ASRI Citra Marga Busaphala Persada Tbk 0,596804

9 ASGR Gozco Plantations Tbk 0,837632

10 AISA Harum Energy Tbk 1,396436

11 PBRX Intraco Penta Tbk 1,182575

12 BISI Indopoly Swakarsa Industry Tbk 0,996204

13 SGRO Mitra Adiperkasa Tbk 1,333337

14 INTA Pelat Timah Nusantara Tbk 1,138191

15 TBLA Pan Brothers Tbk 0,713070

16 CFIN Ramayana Lestari Sentosa Tbk 0,673798

17 GZCO Sampoerna Agro Tbk 1,149540

18 HRUM Surya Semesta Internusa Tbk 1,266704

19 NIKL Bank Himpunan Saudara Tbk 0,978076

20 IPOL Tunas Baru Lampung Tbk 1,297068

Sumber: Data diolah, 2012

Saham yang menjadi kandidat dalam pembentukan portofolio optimal dengan

Model Indeks Tunggal adalah saham yang memiliki nilai ERB (excess return to beta)

yang tinggi dan positif. ERB yang rendah dan bernilai negatif dikeluarkan dari

kandidat portofolio optimal. ERB juga menunjukkan hubungan antara return dan

Page 7: PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/04-perbandingan... · Tunggal dan kinerja portofolio optimal ... diperoleh suatu portofolio

risiko. Tabel berikut ini menyajikan peringkat ERB saham dari yang paling besar

sampai paling kecil yang akan menjadi kandidat portofolio optimal.

Tabel 4. Peringkat Saham Berdasarkan ERB

No. Kode

Nama

Saham

ERB Kandidat Portofolio

1. SDRA Bank Himpunan Saudara Tbk 0.021601 Masuk 2. SSIA Surya Semesta Internusa Tbk 0.018217 Masuk 3. CMNP Citra Marga Busaphala Persada Tbk 0.012253 Masuk 4. RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk 0.012035 Masuk 5. MAPI Mitra Adiperkasa Tbk 0.008631 Masuk 6. ADHI Adhi Karya Tbk 0.007494 Masuk 7. BWPT BW Plantation Tbk 0.004851 Masuk 8. ASRI Alam Sutera Realty Tbk 0.004368 Masuk 9. ASGR Astra Graphia Tbk 0.004107 Masuk

10. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0.003416 Masuk 11. PBRX Pan Brothers Tbk 0.002507 Masuk 12. BISI BISI International Tbk -0.000399 Tidak Masuk 13. SGRO Sampoerna Agro Tbk -0.001481 Tidak Masuk 14. INTA Intraco Penta Tbk -0.001576 Tidak Masuk 15. TBLA Tunas Baru Lampung Tbk -0.002941 Tidak Masuk 16. CFIN Clipan Finance Tbk -0.005854 Tidak Masuk 17. GZCO Gozco Plantations Tbk -0.006513 Tidak Masuk 18. HRUM Harum Energy Tbk -0.006579 Tidak Masuk 19. NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk -0.007632 Tidak Masuk 20. IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk -0.008173 Tidak Masuk

Sumber: Data diolah, 2012

Cut-off point merupakan titik pembatas nilai ERB berapa yang dikatakan tinggi.

Saham-saham yang membentuk portofolio optimal adalah saham-saham yang

mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik cut- off point

(C*). Saham-saham yang mempunyai ERB lebih kecil dengan ERB di titik C* tidak

diikutsertakan dalam pembentukan portofolio optimal. Nilai cut-off point (C*) adalah

nilai Ci yang terbesar

Tabel 4. Penentuan Cut-Off Point Berdasarkan ERB

No. Kode

Saham

Ai

Aj

Bi

Bj

ERB

Ci

C*

1. SDRA 4.465266 4.465266 206.712 206.712 0.021601 0.002885 0.007250

2. SSIA 5.868382 10.333648 322.131 528.842 0.018217 0.005526

3. CMNP 2.240068 12.573716 182.820 711.662 0.012253 0.006125

4. RALS 2.087079 14.660795 173.418 885.080 0.012035 0.006585

5. MAPI 8.528472 23.189267 988.132 1873.212 0.008631 0.007214

6. ADHI 3.563430 26.752697 475.527 2348.739 0.007494 0.007250

7. BWPT 2.049005 28.801702 422.384 2771.123 0.004851 0.007004

8. ASRI 1.621929 30.423631 371.325 3142.448 0.004368 0.006786

9. ASGR 1.782000 32.205631 433.849 3576.297 0.004107 0.006549

10. AISA 0.220947 32.426577 64.688 3640.985 0.003416 0.006509

11. PBRX 0.747240 33.173817 298.014 3938.999 0.002507 0.006283

Sumber: Data diolah, 2012

Berdasarkan tabel di atas, dari 11 saham kandidat portofolio optimal, ada 6

saham yang nilai ERB-nya dari C*. Saham-saham tersebut yaitu saham Bank

Himpunan Saudara, Surya Semesta Internusa, Citra Marga Busaphala Persada,

Ramayana Lestari Sentosa, Mitra Adiperkasa, dan saham Adhi Karya. Hal tersebut

menunjukkan bahwa ada 6 saham yang akan membentuk portofolio optimal

menggunakan Model Indeks Tunggal. Lima saham lainnya tidak diikutsertakan

dalam pembentukan portofolio optimal karena nilai ERB-nya yang C*.

Portofolio optimal akan terbentuk apabila saham-saham yang sudah diseleksi

Page 8: PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/04-perbandingan... · Tunggal dan kinerja portofolio optimal ... diperoleh suatu portofolio

tersebut dialokasikan sesuai bobotnya masing-masing. Pembobotan saham-saham

tersebut membutuhkan data nilai beta saham, varian residu saham, ERB (excess return

to beta) saham, dan nilai cut-off point (C*). Hasil perhitungan pembobotan 6 saham

tersebut dengan Model Indeks Tunggal dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 5. Proporsi Alokasi Dana Portofolio Optimal Model Indeks Tunggal No. Kode Saham Zi wi wi (%)

1. SDRA 3,033056 0,312874 31.29%

2. SSIA 2,789019 0,287700 28.77%

3. CMNP 1,532464 0,158081 15.81%

4. RALS 1,231469 0,127032 12.70%

5. MAPI 1,023214 0,105549 10.55%

6. ADHI 0,084967 0,008765 0.88%

Sumber: Data diolah, 2012

Proporsi alokasi dana pada tabel di atas, diketahui bahwa saham SDRA (Bank

Himpunan Saudara) memiliki proporsi dana tertinggi sebesar 0,312874 dan proporsi

dana terendah dimiliki oleh ADHI (Adhi Karya) sebesar 0,008765. Hal ini

menunjukkan bahwa apabila investor memiliki dana 100%, maka 31,29% akan

diinvestasikan pada saham Bank Himpunan Saudara, 28,77% akan diinvestasikan pada

saham Surya Semesta Internusa Tbk, 15,81% akan diinvestasikan pada saham Citra

Marga Busaphala Persada, 12,70% akan diinvestasikan pada saham Ramayana Lestari

Sentosa, 10,55% akan diinvestasikan pada saham Mitra Adiperkasa, dan 0,88% akan

diinvestasikan pada saham Adhi Karya.

Kinerja portofolio optimal diukur dengan return portofolio, ERB (excess return

to beta) portofolio, differential return dengan risiko diukur dengan beta, dan

differential return dengan risiko diukur dengan deviasi standar. Saham-saham yang

masuk dalam portofolio optimal diukur kinerjanya sesuai bobot yang telah

dialokasikan di atas

Grafik 1. Kinerja Saham yang Masuk Portofolio Portofolio Optimal Model Indeks Tunggal

Kinerja portofolio dengan Model Indeks Tunggal adalah kinerja total atau

keseluruhan dari saham-saham yang masuk dalam portofolio ini. Tabel berikut ini

menyajikan kinerja portofolio optimal yang dibentuk dengan Model Indeks

Tunggal.

Table 6. Kinerja Portofolio Optimal Model Indeks Tunggal

No Kode

Saham

Return

Portofolio

ERB

Portofolio

Differential

Return SML Differential Return CML

1. SDRA 0.00690401 0.00675852 0.00653530 0.00640499

2. SSIA 0.00690902 0.00524115 0.00654961 0.00643590

3. CMNP 0.00130435 0.00193694 0.00113284 0.00108918

4. RALS 0.00114935 0.00152882 0.00100913 0.00096809

5. MAPI 0.00131372 0.00091099 0.00118014 0.00116166

6. ADHI 0.00009770 0.00006568 0.00008654 0.00008375

Jumlah 0.01767816 0.01644209 0.01649356 0.01614356

Sumber: Data diolah, 2012

Page 9: PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/04-perbandingan... · Tunggal dan kinerja portofolio optimal ... diperoleh suatu portofolio

Berdasarkan tabel di atas, kinerja portofolio optimal yang dibentuk dengan Model

Indeks Tunggal meliputi return portofolio sebesar 0,01767816. Hal ini menunjukkan

bahwa imbal hasil yang diperoleh investor atas modal yang telah ditanamkannya adalah

sebesar 1,77%. ERB portofolio yang dihasilkan sebesar 0,01644209. Hal ini

menunjukkan bahwa risiko sistematis yang dimiliki oleh portofolio ini adalah sebesar

1,64%.

Differential return dengan risiko diukur dengan beta adalah sebesar

0,01649356. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan pada

garis SML (Security Market Line) adalah sebesar 1,65%. Differential return dengan

risiko diukur dengan deviasi standar yang dihasilkan sebesar 0,01614356. Ini berarti

tingkat keuntungan yang diharapkan pada garis CML (Capital Market Line) atau

portofolio pasar adalah sebesar 1,61%.

4.2 Model Korelasi Konstan

Pembentukan portofolio optimal menggunakan Model Korelasi Konstan

berdasarkan atas asumsi bahwa koefisien korelasi antar saham adalah konstan.

Ukuran ini menjelaskan sejauh mana return dari suatu sekuritas berhubungan satu

dengan lainnya dalam konteks diversifikasi.

Prosedur penyusunan portofolio optimal dengan Model Korelasi Konstan

menggunakan angka acuan ERS (excess return to standard deviation). Nilai ERS

merupakan selisih rata-rata return saham dengan rata-rata tingkat investasi bebas

risiko terhadap deviasi standar saham tersebut. Deviasi standar menggambarkan risiko

total dari suatu sekuritas yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. ERS yang

akan dijadikan kandidat portofolio optimal adalah yang tinggi dan bernilai positif.

Saham yang memiliki nilai ERS negatif tidak akan diikutsertakan dalam pembentukan

portofolio optimal.

Tabel 7. Peringkat Saham Berdasarkan ERS

No. Kode

Saham

Nama Saham

ERS Kandidat

Portofolio 1. SSIA Surya Semesta Internusa Tbk 0.293602 Masuk 2. SDRA Bank Himpunan Saudara Tbk 0.289093 Masuk 3. MAPI Mitra Adiperkasa Tbk 0.205870 Masuk 4. CMNP Citra Marga Busaphala Persada Tbk 0.155418 Masuk 5. RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk 0.149138 Masuk 6. ADHI Adhi Karya Tbk 0.140405 Masuk 7. BWPT BW Plantation Tbk 0.086943 Masuk 8. ASRI Alam Sutera Realty Tbk 0.075587 Masuk 9. ASGR Astra Graphia Tbk 0.074367 Masuk 10. PBRX Pan Brothers Tbk 0.039153 Masuk 11. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0.026832 Masuk 12. BISI BISI International Tbk -0.007313 Tidak Masuk 13. INTA Intraco Penta Tbk -0.030484 Tidak Masuk 14. SGRO Sampoerna Agro Tbk -0.036672 Tidak Masuk 15. TBLA Tunas Baru Lampung Tbk -0.079571 Tidak Masuk 16. GZCO Gozco Plantations Tbk -0.098347 Tidak Masuk 17. CFIN Clipan Finance Tbk -0.148891 Tidak Masuk 18. HRUM Harum Energy Tbk -0.163395 Tidak Masuk 19. NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk -0.176602 Tidak Masuk 20. IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk -0.178381 Tidak Masuk

Sumber: Data diolah, 2012

Ada 11 saham yang memiliki nilai ERS positif dan menjadikan saham-saham

tersebut sebagai kandidat portofolio optimal. Saham-saham tersebut adalah saham Surya

Semesta Internusa, Bank Himpunan Saudara, Mitra Adiperkasa, Citra Marga Busaphala

Page 10: PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/04-perbandingan... · Tunggal dan kinerja portofolio optimal ... diperoleh suatu portofolio

Persada, Ramayana Lestari Sentosa, Adhi Karya, BW Plantation, Alam Sutera

Realty, Astra Graphia, Pan Brothers, dan saham Tiga Pilar Sejahtera Food. Ada 9

saham yang memiliki kinerja yang buruk karena nilai ERSnya yang negatif dan

menjadikannya keluar dari kandidat portofolio optimal.

Koefisien korelasi saham menunjukkan pergerakan bersamaan antara dua variabel.

Ukuran ini bernilai antara +1,0 sampai -1,0. Koefisien korelasi yang bernilai +1,0

berarti korelasi positif sempurna, yaitu bentuk korelasi yang tidak mengurangi risiko.

Koefisen korelasi yang bernilai 0 berarti tidak ada korelasi, yaitu bentuk korelasi

yang akan mengurangi risiko secara signifikan. Koefisien korelasi yang bernilai -1,0

berarti korelasi negatif sempurna, yaitu bentuk korelasi yang menghilangkan risiko

kedua sekuritas tersebut.

Tabel 8. Koefisien Korelasi Saham Berpasangan No. Kode Saham Koefisien Korelasi 1

. SSIA 0.03256052

2

. SDRA 0.03150531

3

. MAPI 0.04259682

4

. CMNP 0.04368679

5

. RALS 0.04798052

6

. ADHI 0.06243021

7

. BWPT 0.04656390

8

. ASRI 0.04359906

9

. ASGR 0.05174686

10. PBRX 0.02800603 11. AISA 0.03389247

Rata-Rata Koefisien Korelasi 0.04223350

Sumber: Data diolah, 2012

Cut-off point merupakan titik pembatas nilai ERS berapa yang dikatakan tinggi.

Saham-saham yang membentuk portofolio optimal adalah saham-saham yang

mempunyai nilai ERS nilai ERS di titik cut-off point (C*). Saham-saham yang

mempunyai ERS dengan ERS di titik C* tidak diikutsertakan dalam pembentukan

portofolio optimal. Nilai cut-off point (C*) adalah nilai Ci yang terbesar

Tabel 9 Penentuan Cut-Off Point Berdasarkan ERS No. Kode Saham Ci

1. SSIA 0.012400

2. SDRA 0.023612

3. MAPI 0.030710

4. CMNP 0.035384

5. RALS 0.039494

6. ADHI 0.043013

7. BWPT 0.044493

8. ASRI 0.045471

9. ASGR 0.046383

10. PBRX 0.046162

11. AISA 0.045588

C* 0.046383

Sumber: Data diolah, 2012

Berdasarkan tabel di atas, dari 11 saham kandidat portofolio optimal, ada 9 saham

yang nilai ERS-nya dari C*. Saham-saham tersebut yaitu saham Surya Semesta

Internusa, Bank Himpunan Saudara, Mitra Adiperkasa, Citra Marga Busaphala Persada,

Ramayana Lestari Sentosa, Adhi Karya, BW Plantation, Alam Sutera Realty, dan

saham Astra Graphia. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada 9 saham yang akan

membentuk portofolio optimal menggunakan Model Korelasi Konstan. Dua saham

Page 11: PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/04-perbandingan... · Tunggal dan kinerja portofolio optimal ... diperoleh suatu portofolio

lainnya tidak diikutsertakan dalam pembentukan portofolio optimal karena nilai ERS-

nya dari C*.

Portofolio optimal akan terbentuk apabila saham-saham yang sudah diseleksi

tersebut dialokasikan sesuai bobotnya masing-masing. Pembobotan saham-saham

tersebut membutuhkan data nilai deviasi standar saham, rata-rata koefisien korelasi

saham berpasangan, ERS (excess return to standard deviation) saham, dan nilai cut-off

point (C*). Hasil perhitungan pembobotan 9 saham tersebut dengan Model Korelasi

Konstan dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Proporsi Alokasi Dana Portofolio Optimal Model Korelasi Konstan No. Kode Saham Zi wi w

i

(

%

)

1. SSIA 3.284121 0.189375 18,94% 2. SDRA 3.467457 0.199947 19,99% 3. MAPI 2.978938 0.171777 17.18% 4. CMNP 2.419550 0.139521 13.95% 5. RALS 1.973113 0.113777 11.38% 6. ADHI 1.350196 0.077858 7.79% 7. BWPT 0.893178 0.051504 5.15% 8. ASRI 0.525235 0.030287 3.03% 9. ASGR 0.450088 0.025954 2.60%

Sumber: Data diolah, 2012

Berdasarkan hasil perhitungan proporsi alokasi dana pada tabel di atas, diketahui

bahwa saham Bank Himpunan Saudara memiliki proporsi dana tertinggi sebesar

0,199947 dan proporsi dana terendah dimiliki oleh Astra Graphia sebesar 0,025954. Hal

ini menunjukkan bahwa apabila investor memiliki dana 100%, maka 18,94% akan

diinvestasikan pada saham Surya Semesta Internusa, 19,99% akan diinvestasikan pada

saham Bank Himpunan Saudara, 17,18% akan diinvestasikan pada saham Mitra

Adiperkasa, 13,95% akan diinvestasikan pada saham Citra Marga Busaphala Persada,

11,38% akan diinvestasikan pada saham Ramayana Lestari Sentosa, 7,79% akan

diinvestasikan pada saham Adhi Karya, 5,15% akan diinvestasikan pada saham BW

Plantation, 3,03% akan diinvestasikan pada saham Alam Sutera Realty, dan 2,60%

akan diinvestasikan pada saham Astra Graphia.

Grafik 2. Kinerja Saham yang Masuk Portofolio Portofolio Optimal Model Korelasi Konstan

Kinerja portofolio Model Korelasi Konstan adalah kinerja total atau keseluruhan

dari saham-saham yang masuk dalam portofolio ini. Tabel berikut ini menyajikan

kinerja portofolio optimal yang dibentuk dengan Model Korelasi Konstan.

Tabel 11. Kinerja Portofolio Optimal Model Korelasi Konstan

Page 12: PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/04-perbandingan... · Tunggal dan kinerja portofolio optimal ... diperoleh suatu portofolio

No.

Kode

Saham

Return

Portofolio

ERB

Portofolio

Differential

Return SML

Differential

Return CML

1. SSIA 0.00454778 0.00344992 0.00431120 0.00423636

2. SDRA 0.00441212 0.00431914 0.00417649 0.00409321

3. MAPI 0.00213803 0.00148259 0.00192063 0.00189056

4. CMNP 0.00115121 0.00170953 0.00099983 0.00096130

5. RALS 0.00102943 0.00136931 0.00090384 0.00086708

6. ADHI 0.00086787 0.00058344 0.00076878 0.00074395

7. BWPT 0.00026066 0.00024985 0.00020158 0.00019038

8. ASRI 0.00015446 0.00013229 0.00011896 0.00011084

9. ASGR 0.00014965 0.00010660 0.00011781 0.00011016

Jumlah 0.01471122 0.01340267 0.01351912 0.01320384

Sumber: Data diolah, 2012

Berdasarkan tabel di atas, kinerja portofolio optimal yang dibentuk dengan Model

Korelasi Konstan meliputi return portofolio sebesar 0,01471122. Hal ini menunjukkan

bahwa imbal hasil yang diperoleh investor atas modal yang telah ditanamkannya adalah

sebesar 1,47%. ERB portofolio yang dihasilkan sebesar 0,01340267. Hal ini

menunjukkan bahwa risiko sistematis yang dimiliki oleh portofolio ini adalah sebesar

1,34%.

Differential return dengan risiko diukur dengan beta adalah sebesar

0.01351912. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan pada

garis SML (Security Market Line) adalah sebesar 1,35%. Differential return dengan

risiko diukur dengan deviasi standar yang dihasilkan sebesar 0,01320384. Ini berarti

tingkat keuntungan yang diharapkan pada garis CML (Capital Market Line) dan

portofolio pasar adalah sebesar 1,32%.

4.3. Analisis Perbedaan Kinerja Portofolio Optimal Model Indeks Tunggal

dan Model Korelasi Konstan

Masing-masing model menghasilkan return yang berbeda. Pengukuran kinerja

portofolio saham untuk kedua model tersebut memerlukan data-data return saham

individu, deviasi standar saham individu, return investasi bebas risiko, return dan

deviasi standar pasar.

Formulasi pembentukan portofolio optimal masing-masing model adalah berbeda

dan menghasilkan kinerja yang berbeda pula. Return portofolio merupakan

kinerja yang paling sering menjadi titik perhatian investor. Return portofolio yang

dibentuk dengan model indeks tunggal berkisar antara 0,00009770 sampai

0,00690902. Return portofolio yang dibentuk dengan Model Korelasi Konstan

berkisar antara 0,00014965 sampai 0,00454778.

Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah rata- rata

return portofolio dengan Model Indeks Tunggal dan rata-rata return portofolio dengan

Model Korelasi Konstan memiliki perbedaan yang signifikan. T-test two samples

independent digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara return dua

model ini. Data yang digunakan adalah return portofolio masing-masing model.

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan sampel yang berbeda yang berasal dari

populasi yang sama dengan perlakuan yang berbeda.

Tabel 12 Mean, Standar Deviasi dan Standar Error Mean Model N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Indeks Tunggal 6 .00294636 .003100693 .001265853

Korelasi Konstan 9 .00163458 .001729380 .000576460

Sumber: Data diolah, 2012

Page 13: PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/04-perbandingan... · Tunggal dan kinerja portofolio optimal ... diperoleh suatu portofolio

Tabel di atas menunjukkan jumlah sampel sebanyak 15, dimana 6 saham adalah sampel

dari portofolio dengan Model Indeks Tunggal dan 9 saham lainnya adalah sampel dari

portofolio dengan Model Korelasi Konstan. Nilai rata-rata terbesar didapat oleh

return portofolio dengan Model Indeks Tunggal sebesar 0,00294636, sedangkan

nilai rata-rata dari return portofolio dengan Model Korelasi Konstan sebesar

0,00163458. Deviasi standar portofolio dengan Model Indeks Tunggal juga lebih

besar daripada Model Korelasi Konstan yaitu sebesar 0,003100693, sedangkan

deviasi standar portofolio dengan model korelasi konstan memiliki nilai

0,001729380. Hasil dari uji statistik menggunakan t-test two samples independent

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 13. Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

F sig

return Equal variances assumed 5.694 .033

Equal variances not assumed

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

1.058

13

.309

.001311779

.001240326

-.001367782

.003991341

.943 7.098 .377 .001311779 .001390931 -.001968060 .004591619

Sumber: Data diolah, 2012

Hasil pengujian dengan independent samples test pada kedua model didapatkan

nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,309 dan t-hitung sebesar 1,058 karena diasumsikan

varians dua model ini tidak berbeda. Nilai ini lebih besar daripada taraf signifikansi

yang telah ditetapkan sebesar 0,05. Karena nilai sig. (2-tailed) (0,309) lebih besar

daripada taraf signifikansi (0,05) dan t-hitung (1,058) berada diantara nilai t-tabel

(1,77/-1,77), maka H1 ditolak. Hasil tersebut menjelaskan bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan antara rata-rata return portofolio dengan Model Indeks

Tunggal dengan rata-rata return portofolio dengan Model Korelasi Konstan untuk

membentuk portofolionya agar kinerjanya optimal.

5. Simpulan

a. Model Indeks Tunggal menghasilkan 6 saham yang membentuk portofolio optimal

dengan bobot masing-masing yaitu saham Bank Himpunan Saudara (SDRA)

31,29% , saham Surya Semesta Internusa (SSIA) 28,77%, saham Citra Marga

Busaphala Persada (CMNP) 15,81%, saham Ramayana Lestari Sentosa (RALS)

12,70%, saham Mitra Adiperkasa (MAPI) 10,55%, dan saham Adhi Karya

(ADHI) 0,88%. SDRA memiliki proporsi alokasi dana terbesar karena tingkat

return saham individualnya relatif tinggi dengan tingkat risiko yang relatif stabil.

Kinerja portofolio yang dihasilkan oleh Model Indeks Tunggal adalah return

portofolio sebesar 1,77%, ERB (excess return to beta) portofolio sebesar

1,64%, differential return dengan risiko diukur dengan beta sebesar 1,65%, dan

differential return dengan risiko diukur dengan deviasi standar sebesar 1,61%.

b. Model Korelasi Konstan menghasilkan 9 saham yang membentuk portofolio

optimal dengan bobot masing-masing yaitu saham Surya Semesta Internusa (SSIA)

0,88%, saham Bank Himpunan Saudara (SDRA) 19,99%, saham Mitra

Page 14: PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/04-perbandingan... · Tunggal dan kinerja portofolio optimal ... diperoleh suatu portofolio

Adiperkasa (MAPI) 17,18%, saham Citra Marga Busaphala Persada (CMNP)

13,95% , saham Ramayana Lestari Sentosa (RALS) 11,38% , saham Adhi Karya

(ADHI) 7,79%, saham BW Plantation (BWPT) 5,15%, saham Alam Sutera Realty

(ASRI) 3,03%, dan saham Astra Graphia (ASGR) 2,60%. SSIA memiliki proporsi

alokasi dana terbesar karena tingkat return saham individualnya relatif tinggi

dengan tingkat risiko yang relatif stabil. Kinerja portofolio yang dihasilkan oleh

model korelasi konstan adalah return portofolio sebesar 1,47%, ERB (excess

return to beta) portofolio sebesar 1,34%, differential return dengan risiko diukur

dengan beta sebesar 1,35%, dan differential return dengan risiko diukur dengan

deviasi standar sebesar 1,32%.

c. Berdasarkan pengujian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

antara rata-rata return portofolio Model Indeks Tunggal dengan return portofolio

Model Korelasi Konstan.

DAFTAR PUSTAKA

Bodie, Zvi, Alex Kane, and Alan J. Marcus. 2009. Fundamentals of Investment Analisis

Fourth Edition Edition. New York: The McGraw-Hill/Irwin.

Eko, Umanto. 2008. Analisis dan Penilaian Kinerja Portofolio Optimal Saham- Saham

LQ45. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi vol. 15 no. 3, hlm.178-187.

Elton, Edwin J; Martin J.Gruber, Stephen J.Brown, William N.Goetzmann. 2009.

Modern Portfolio Theory and Investment Analysis 8th Edition. United States

of America: John Wiley & Sons

Fahmi, Irham. 2011. Manajemen Risiko. Bandung: Alfabeta.

Husnan, Suad. 2009. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis

Sekuritas.Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE

Yogyakarta.

Lawrence J Gitman. 2009. Principle Of Managerial Finance twelfth Edition. Boston :

Pearson Prentice Hall.

Markowitz, Harry. M. 1952. Portfolio Selection. Journal of Finance vol. 7 no. 1, p.

77-91.

Nurdin, Ade Ali. 2009. Perbandingan Kinerja Portofolio Optimal Saham-Saham

Unggulan Berbasis Syariah dengan Saham-Saham Unggulan Berbasis

Konvensional di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan,

dan Akuntansi vol. 1 no. 2, hlm. 173-188.

Rinayanti. 2009. Analisis Penyusunan Portofolio Optimal dengan Constant

Correlation Model. Jurnal Tepak Manajemen Bisnis vol. 1 no. 1, hlm. 64-74.

Setiawan, Dedi; Samuel PD Anantadjaya, Mentiana Sibarani. 2012. Pembentukan

Portofolio Optimal Bisnis27 dan Kompas100 dengan Single Index Model dan

Implikasinya. Finance and Accounting Journal vol. 1 no. 1.

Sharpe,William F. 1963. A Simplified Model for Portfolio Analysis. Management

Science Journal vol. 9 no. 2, p. 277-293.

Sukarno, Mokhamad. 2007. Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham

Menggunakan Metode Single Indeks di Bursa Efek Jakarta. Tesis, MM

Universitas Diponegoro, Tidak Dipublikasikan, Semarang.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Kanisius.

Wahyuningrum, Desy. 2010. Pemilihan dan Pembentukan Portofolio Saham LQ45

Page 15: PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/04-perbandingan... · Tunggal dan kinerja portofolio optimal ... diperoleh suatu portofolio

yang Optimal (Studi Kasus di Bursa Efek Indonesia (BEI)). Journal of Indonesian

Applied Economics Universitas Brawijaya, hlm. 26-33.

Yuniarti, Sari. 2010. Pembentukan Portofolio Optimal Saham-Saham Perbankan

dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal. Jurnal Keuangan dan Perbankan

vol. 14 no. 3, hlm. 459-466.

Zubir, Zalmi. 2011. Manajemen Portofolio Penerapannya dalam Investasi Saham.

Jakarta: Salemba Empat.