PERBANDINGAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK...
Transcript of PERBANDINGAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK...
PERBANDINGAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN
GLIKEMIK ANTARA BUBUR AYAM INSTAN DAN
TRADISIONAL
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
OLEH:
Nadiyah Zhafirah Luvi
1112103000003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi
yang berjudul “Perbandingan Indeks Glikemik Dan Beban Glikemik Antara
Bubur Ayam Instan Dan Tradisional” sebagai salah satu syarat tugas akhir untuk
menyelesaikan Pendidikan Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta ini dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.
Oleh karena ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Arif Sumantri, M.Kes selaku dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan Prof. Dr. Dr. Sardjana, SpOG (K), SH,
Maftuhah, M.Kep, Ph.D, dan Fase Badriah, SKM, M.Kes, Ph.D selaku
pembantu dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, SpOT selaku Kepala Program Studi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ucapan terima kasih yang sangat mendalam penulis sampaikan kepada dr.
Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku dosen pembimbing I dan Bu Zeti
Harriyati, M.Biomed selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan
waktu, pikiran, dan tenaga dalam memberikan bimbingan, arahan, kritikan,
dan perbaikan pada penelitian ini.
4. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dr. Nouval Shahab, SpU,
PhD, FICS, FACS selaku penanggung jawab modul riset PSPD angkatan
2012, terima kasih atas dorongan, masukan, dan bantuan kepada kami agar
dapat menyelesaikan penelitian ini.
5. Rasa hormat, sayang, dan terimakasih yang tak terhingga saya limpahkan
kepada orangtua saya, Ayah dan Bunda, Lucky Mochtar, SH dan Novi
Herlina, S.P, MM atas limpahan kasih sayang, doa, dan semangat untuk
belajar lebih keras yang tak ada hentinya. Segala pengorbanan, keringat,
vi
dan perjuangan yang tak pernah berhenti di berikan untuk penulis. Serta
adik tersayang Muhammad Fadhli yang juga telah memberikan semangat
dalam menjalani penelitian ini.
6. Teman-teman sejawat seperjuangan grup riset, Ranita Rusydina Daroh,
Hanifia Zahra, Ega Gumilang, Silvi Apriani. Terima kasih telah saling
mengajari, membantu, peduli, bahu membahu dalam proses penyelesaian
penelitian dan skripsi ini sehingga kita semua bisa mencapai tahap terakhir
ini. Semoga kebersamaan kita tetap bisa berlanjut dan tetap kompak. Dan
semoga kesuksesan bersama dengan kita selalu.
7. Teman-teman dan adik-adik PSPD preklinik yang telah bersedia menjadi
responden penulis yaitu Nadya, Danivan, Kirana, Zahro, Upeng, Tiara, Za,
Annisa, Azifa, Rafida, Annami, Irfanny. Terima kasih atas bantuannya
selama proses penelitian ini. Semoga segala urusan kalian di lancarkan
oleh Allah SWT.
8. Terima kasih kepada bapak warkop yang telah menyediakan bubur
ayamnya dan staff kampus FKIK yang telah membantu secara teknis
dalam penelitian ini.
9. Teman-teman Badan Pengurus Harian TIM Bantuan Medis USMR dan
Official CIMSA “CILUKBA”, terkhususnya Reza, Adlin, Faruq, Tanti,
Zahro, Ranita, Pupink, Peje, Ega, Nadya, Octa, Ifah, Shaby, Ida, Sardew,
Meli, Reni, Fiizhda, Linda, Galang, Ijul, Hylman, Petra, Adit, ka Pange, ka
Methas, ka Madina, ka Eca atas keceriaan, kebersamaan, semangat,
dorongan untuk menjadi seorang yang lebih baik dan semangat untuk
menyelesaikan penelitian ini hingga selesai.
10. Serta teman-teman seperjuangan PSPD 2012, terima kasih untuk
kebersamaan selama tiga tahun ini. Semoga jalan perjuangan, suka, dan
duka pada masa-masa sulit yang telah kita lakukan bersama dalam tiga
tahun ini akan berbuah hasil yang memuaskan dan dilancarkan coAss,
internship hingga sekolah ke tingkat yang lebih tinggi lagi.
vii
Penulis menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari bentuk yang
sempurna. Segala kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.
Demikian laporan ini penulis susun, semoga bermanfaat untuk ilmu pengetahuan,
agama, dunia dan setelahnya nanti. Amien YRA.
Ciputat, 31 Juli 2015
Nadiyah Zhafirah Luvi
viii
ABSTRAK
Nadiyah Zhafirah Luvi. Program Studi Pendidikan Dokter. Perbandingan
Indeks Glikemik Dan Beban Glikemik Antara Bubur Ayam Instan Dan
Tradisional. 2015
Diabetes mellitus merupakan salah satu masalah serius kesehatan global dan
termasuk penyakit kronik penyebab kematian terbesar di seluruh dunia. Penyakit
kronik sebagian besar merupakan non-comminicable disease yang didapatkan dari
pola hidup dan pemilihan makanan yang tidak sehat. Di zaman modern seperti
sekarang, makanan instan yang cepat dalam penyajiannya ataupun mudah di dapat
seringkali menjadi pilihan dalam pemilihan asupan dengan alasan lebih praktis
untuk dikonsumsi. Tujuan penelitian adalah mengetahui indeks glikemik dan
beban glikemik dari bubur instan maupun tradisional. Responden dalam penelitian
ini berjumlah dua belas orang sehat, tidak memiliki gangguan endokrin maupun
metabolisme glukosa dan indeks masa tubuh yang normal. Pemeriksaan glukosa
darah dilakukan setelah responden puasa minimal sepuluh jam sebelum
pengambilan darah dan diambil saat sebelum diberikan makanan uji dan selama
dua jam setelahnya. Indeks glikemik dan beban glikemik bubur instan
mendapatkan hasil yang tinggi yaitu 112,2 (SD±6,20) dan 34,78 (SD±1,92),
sedangkan bubur ayam tradisional 109,24(SD±8,01) dan 43,49 (SD±3,19).
Kata kunci : indeks glikemik, beban glikemik, glukosa darah, bubur instan, bubur
ayam tradisional
ABSTRACT
Nadiyah Zhafirah Luvi. Medical Education Study Program. The Comparison
ofGlycemicIndexandGlycemic LoadBetweenChicken
PorridgeInstantandTraditional. 2015
Diabetes mellitus isa seriousglobal health chronic disease issues and causes of
death worldwide. Chronic disease is largely a non-comminicable disease, which
can be obtained from the lifestyle and unhealthy food choices. In this modern era,
instant foodoftenbe a choice in selection food for daily consumption. The purpose
of this research is to determine the glycemic index and glycemic load of foods
which made from instant porridge and traditional porridge. Respondents in this
study weretwelve healthy people, do not have the endocrine and metabolic
disorders and normal BMI. Blood glucose tests performed after respondents were
fasting ten to fourteen hours before the test. The result of glycemic index and
ix
glycemic load in instant porridge and chicken porridge traditionalwere high. The
glycemic index and glycemic load in instant porridge is 112.2(SD±6,20)and 34,78
(SD±1,92), respectirelytraditional chicken porridge is109,24(SD±8,01) and 43,49
(SD±3,19).
Keywords : glycemic index, glycemic load, blood glucose, instant porridge,
traditional porridge
x
DAFTAR ISI JUDUL……………………………………………………………………..
LEMBAR PERNYATAAN………………………………………………..
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………...
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………...
KATA PENGANTAR……………………………………………………...
ABSTRAK ………………………………………………………………...
DAFTAR ISI……………………………………………………………….
DAFTARGAMBAR……………………………………………………....
DAFTAR TABEL………………………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….
DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….
i
ii
iii
iv
v
viii
x
xii
xiii
xiv
xv
1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………. 3
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 3
1.3.1 Tujuan Umum………………………………………………….. 3
1.3.2 Tujuan Khusus…………………………………………………. 3
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………… 3
1.4.1 Manfaat Penelitian bagi Institusi. …………............................... 3
1.4.2 Manfaat Penelitian bagi Peneliti……………………………….. 3
1.4.3 Manfaat Penelitian bagi Masyarakat………………………….... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………..………………….........
2.1 Diabetes Melitus…………..…………..…………..…………............. 5
2.2 Karbohidrat …………..…………..…………..………….................... 7
2.3 Pencernaan dan Absorbsi Karbohidrat…………..…………............... 8
2.4 Glukosa dan Hormon Yang Mempengaruhi …………..…….............. 10
2.5 Indeks Glikemik…………..…………..…………..………….............. 11
2.6 Beban Glikemik…………..…………..…………..………….............. 12
xi
2.7 Bubur Ayam Tradisional…………..…………..…………..…............ 13
2.8 Bubur Ayam Instan…………..…………..…………..………............. 13
2.9 Kerangka Teori…………..…………..…………..…………............... 16
2.1 Kerangka Konsep…………..…………..…………..…………............ 17
2.1 Definisi Operasional…………..…………..…………..…………....... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………..…………..…………..
19
3.1 Desain Penelitian…………..…………..…………..…………............ 19
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian..…………..…………........................... 19
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian..…………..………….... ..…………. 19
3.3.1 Populasi Target..…………..………….... ..…………..………... 19
3.3.2 Populasi Terjangkau ..…………..………….... ..…………..….. 19
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi..…………..………….... ..…………..... 19
3.4.1 Kriteria Inklusi..…………..………….... ..…………..……….... 19
3.4.2 Kriteria Eksklusi..…………..………….... ..…………..………. 20
3.4.3 Kriteria Eliminasi / Drop Out..…………..………….... ..…....... 20
3.5 Cara Kerja..…………..………….... ..…………..………….... ……... 20
3.5.1 Alat dan Bahan……....……....……....……....……....……......... 20
3.5.2 Besar dan Cara Pengambilan Responden……....……....…….... 20
3.6 Alur Penelitian……....……....……....……....……....……....……...... 22
3.7 Rencana Manajemen dan Analisis Data……....……....……....……... 23
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……....……....……....……..........
24
4.1 Karakteristik Responden……....……....……....……....……....……... 24
4.2 Bahan Makanan yang Digunakan……..……....……....……....……... 24
4.3 Kadar Glukosa Darah……....……....……....……....……....……........ 25
4.4 Indeks Glikemik……....……....……....……....……....……....…….... 27
4.5 Beban Glikemik ……....……....……....……....……....……....……... 28
4.6 Keterbatasan Penelitian……....……....……....……....……....……..... 29
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……....……....……....……....…...
30
5.1 Kesimpulan……....……....……....……....……....……....……........... 30
5.2 Saran……....……....……....……....……....……....……....……......... 30
DAFTRAR PUSTAKA……....……....……....……....……....…….... 31
LAMPIRAN……....……....……....……....……....……....…….......... 34
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Pencernaan Karbohidrat ...................................................................... 9
Gambar 2.2. Informasi Nilai Gizi bubur instan dalam label kemasan ..................14
Gambar 4.1. Kurva Kadar Glukosa Darah Makanan Standar
dan Makanan Uji ............................................................................... 25
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Peran Enzim Disakaridase ...................................................................... 9
Tabel 2.2. Ukuran Kadar Beban Glikemik............................................................. 12
Tabel 4.1. Karakteristik Responden ....................................................................... 24
Tabel 4.2. Analisis Nutrien Bahan Makanan ......................................................... 25
Tabel 4.3. Nilai Rerata Glukosa Darah .................................................................. 25
Tabel 4.4. Persentase kenaikan/penurunan kadar glukosa darah (%) .................... 26
Tabel 4.5. Indeks Glikemik Makanan Uji .............................................................. 27
Tabel 4.6. Beban Glikemik Makanan Uji .............................................................. 28
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Surat Persetujuan Responden ............................................... 34
Lampiran 2. Lembar Status Kesehatan Responden................................................ 35
Lampiran 3. Hasil Pemeriksaan Tanda Vital Pasien .............................................. 37
Lampiran 4. Kriteria Status Gizi ............................................................................ 38
Lampiran 5. Perhitungan Kebutuhan Makanan Uji ............................................... 39
Lampiran 6. Informasi Nilai Gizi Makanan Uji ..................................................... 41
Lampiran 7. Cara Perhitungan Luas Area di Bawah Kurva................................... 43
Lampiran 8. Hasil Uji Statistik............................................................................... 45
Lampiran 9. Dokumentasi ...................................................................................... 51
Lampiran 10. Daftar Riwayat Hidup ...................................................................... 52
xv
DAFTAR SINGKATAN
IG : Indeks Glikemik
BG : Beban Glikemik
GDP : Gula Darah Puasa
IMT : Indeks Massa Tubuh
DM : Diabetes Melitus
LABK : Luas Area Bawah Kurva
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah serius kesehatan
global dan termasuk salah satu dari beberapa penyakit tidak menular (non-
communicable disease) yang bersifat kronik penyebab kematian terbesar di
seluruh dunia1. Saat ini di seluruh dunia baik di negara maju maupun negara
berkembang terjadi peningkatan angka kejadian dan derajat DM. Dari beberapa
penelitian estimasi jumlah penduduk yang mengalami penyakit DM menyatakan
bahwa sekarang ini telah sekitar 171 juta jiwa di dunia mengidap DM dan
jumlahnya akan terus meningkat setiap tahunnya, bahkan diperkirakan akan
mencapai angka 366 juta jiwa pada tahun 20301.
Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), Indonesia menempati peringkat ke-4
sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak pengidap DM di seluruh dunia
setelah Amerika, Cina, dan India. Menurut data tahun 2003, penyandang DM di
Indonesia sebanyak 13,7 juta jiwa dan pada tahun 2030, Indonesia diramalkan
akan mempunyai 20,1 juta penyandang DM dengan prevalensi 14,7% di daerah
perkotaan dan 7,2% di daerah perdesaan3.
Gangguan toleransi glukosa dan gangguan glikemik puasa menjadi faktor
risiko DM dan penyakit kardiovaskular. Risiko stroke meningkat 2 kali lebih
tinggi pada penderita DM. Beberapa komplikasi DM lain yang sering ditemukan
di negara berkembang yaitu kebutaan dan amputasi ekstremitas bawah akibat
adanya ulserasi1.
Faktor risiko DM sendiri sangat berkaitan dengan pola hidup yang tidak
sehat seperti aktivitas fisik yang kurang, berat badan berlebih, hipertensi,
merokok, meminum alkohol,serta pemilihan makanan yang tidak baik dan tak
terkontrol 2.
2
2
Penerapan pola hidup sehat merupakan tindakan preventif terhadap
penyakit DM, namun pada kenyataannya, pola hidup sehat sulit dijalani oleh
beberapa golongan penduduk di Indonesia termasuk mahasiswa. Kesibukan dan
jadwal yang padat, seringkali menjadi alasan mahasiswa untuk tidak menjalankan
pola hidup yang sehat. Makanan instan seringkali menjadi pilihan mahasiswa
dalam pemilihan asupan dengan alasan lebih praktis untuk dikonsumsi. Salah satu
makanan instan yang cukup banyak dikonsumsi oleh mahasiswa adalah bubur
instan dalam kemasan.Bubur merupakan jenis makanan yang lembek dan berair
yang dibuat dari beras atau kacang-kacangan dengan cara direbus.Bubur ayam
adalah salah satu contoh buburdari beras yang sangat umum dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Selain bubur ayam tradisional, saat ini sudah umum juga
bubur instan dalam kemasan.
Menjaga pola hidup sehat dan pemilihan bahan makanan yang tepat
menjadi faktor penting dalam pencegahan DM. Makanan sumber karbohidrat
dengan Indeks Glikemik (IG) dan beban glikemik (BG) yang tinggi akan memacu
meningkatkan gula darah di tubuh sehingga akan merangsang pengeluaran insulin
dari pankreas4.
Indeks glikemik merupakanangka yang menggambarkan kemampuan
suatu makanan untuk meningkatkan kadar glukosa darah dan sebagai dasar
fisiologis untuk mengklasifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat.
Berdasarkan sistem ini, nilai indeks glikemik menilai seberapa cepat makanan
dicerna dan diserap oleh tubuh selama periode postprandial5. Sedangkan beban
glikemik (BG) merupakan pengukuran kadar karbohidrat makanan per-porsi
makanan yang dihidangkan. Nilai beban glikemik didapatkan setelah mengetahui
nilai IG. Makanan yang memiliki IG yang tinggi, tidak selalu memiliki BG yang
tinggi pula karena bergantung oleh jumlah besar porsi yang dimakan6.
Oleh sebab itu, peneliti ingin melihat apakah terdapat perbedaan IG dan
BG antara bubur ayam tradisional dengan bubur ayam dalam kemasan.
3
3
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, dapat dirumuskan penelitian sebagai
berikut : Bagaimana perbandingan hasil pengukuran indeks glikemik dan beban
glikemik antara bubur instan dalam kemasan dan bubur ayam tradisional?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan umum
1. Mengetahui perbandingan indeks glikemik dan beban glikemik antara
bubur instan dalam kemasan dan bubur ayam tradisional
1.3.2. Tujuan khusus
1. Mengklasifikasikan nilai indeks glikemik dan beban glikemik bubur
instan dalam kemasan dan bubur ayam tradisional
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
1. Sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Strata
Satu diFakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Mendapatkan ilmu dan pengalaman melakukan penelitian di bidang
kesehatankhusunya mengenail nutrisi.
1.4.2 Bagi Institusi
1. Memberikan data mengenai indeks glikemik dan beban glikemik dari
bubur ayam dan bubur ayam instan terhadap kadar glukosa darah.
2. Menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Referensi tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan
penelitian lebih dalam bagi peneliti yang lain.
4
4
1.4.3 Bagi Masyarakat
1. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi
masyarakat dalam pemilihan makanan sehari-hari guna antisipasi dini
terhadap kejadian DM di kemudian hari.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan dapat
diaplikasikan oleh masyarakat termasuk mahasiswa dalam pemilihan
makan sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus(DM) merupakan suatu penyakit metabolik yang
disebabkan oleh defek sekresi insulin dan atau dengan peningkatan resistensi
selular terhadap insulin sehingga mengakibatkan hiperglikemia atau suatu
keadaan yang menyebabkan gula dalam darah meningkat sangat signifikan.
Dalam jangka waktu yang lama, DM dapat menyebabkan kematian akibat
komplikasi di berbagai organ tubuh. Organ yang sering terkena dampak dari
meningkatnya gula darah yang tak terkontrol ini adalah mata, ginjal, saraf, jantung
dan pembuluh darah7.
Diabetes Mellitus termasuk dalam golongan penyakit tidak menular,
sehingga sebagian besar etiologi penyakit ini didapatkan dari pola hidup dan
pemilihan makanan yang tidak seimbang. Tingkat kesejahteraan penduduk di
Indonesia yang semakin hari semakin meningkat menyebabkan pola hidup urban
semakin menjamur dan faktor risiko DM pun menjadi meningkat2.
Data WHO terbaru mencatat penyakit kronik yang menjadi penyebab
kematian terbesar di Indonesia antara lain : defisiensi nutrisi (29%), penyakit
kardiovaskular (28%), kanker (12%), kecelakaan (10%), diabetes (3%), dan
penyakit kronik lainnya (11%). Walaupun di data tersebut peringkat DM tidak
terlalu tinggi, namun peran DM terhadap penyakit kardiovaskular sangatlah
besar. Diabetes Mellitus sendiri merupakan penyakit dimana kadar glukosa darah
sangat meningkat (hyperglycaemia) sehingga meningkatkan risiko komplikasi
penyakit mikrovaskular1.
Menurut American Diabetes Association (ADA), DM merupakan penyakit
yang kompleks dan kronik yang membutuhkan perawatan medis secara
berkelanjutan dan dengan strategi multifaktorial untuk mengontrol kadar gula
darah dalam tubuh.
6
6
Menurut WHO, DM merupakan penyakit kronik yang disebabkan oleh
produksi insulin yang tak mencukupi atau ketika tubuh tidak bisa mengefektifkan
penggunaan insulin yang telah diproduksi1.
Insulin merupakan hormon polipepdita yang di produksi oleh sel β
pankreas sebagai respon atas stimulus masukan makanan. Di aliran darah, insulin
mengontrol homeostasis glukosa darah dengan cara menstimulasi ambilan glukosa
ke dalam otot skelet, hati, dan jaringan adiposa serta sel-sel yang membutuhkan
glukosa untuk melakukan metabolisme. Keberadaan insulin lebih dominan dalam
keadaan pasca makan, tingginya kadar glukosa dalam darah memicu produksi
insulinagar kadar gula dalam darah tetap stabil.Insulin bersifat anabolik, yang
akan menyebabkan peningkatan oksidasi glukosa, glikogenesis, sintesis protein
dan sintesis lemak8.
Menurut ADA, DM dibagi menjadi empat kategori klinis yaitu :
1. Diabetes tipe 1, ditandai dengan rusaknya sel β pankreas untuk
memproduksi insulin sehingga menyebabkan defisiensi insulin yang
absolut.
2. Diabetes tipe 2, ditandai dengan defek sekresi insulin atau resistensi sel
terhadap insulin maupun terjadinya kedua hal tersebut secara bersamaan.
3. Diabetes tipe spesifik lainnya, contohnya terdapatnya cystic fibrosis
sehingga menyebabkan kelainan pada eksokrin pankreas atau karena
adanya drug-or-chemical-induced akibat pengobatan dari penyakit lain.
4. Diabetes MellitusGestational
Karakteristik utama DM adalah munculnya gejala klasik seperti poliuri,
polidipsi, polifagi, dan kehilangan berat badan. Gejala lain yang dapat menjurus
kepada diagnosis DM adalah dampak dari hiperglikemia,yaitu pandangan buram,
parestesia ekstremitas bawah, dan infeksi jamur yang menyebabkan balanitis pada
laki-laki.
Dalam jaman urban seperti sekarang, terdapat peningkatan jumlah penderita
penyakit DM. Tidak dipungkiri, asupan nutrisi menjadi faktor risiko utama gaya
hidup yang dapat mencetuskan non-communicable disease ini. Diet yang tidak
baik, dibarengi dengan aktivitas fisik yang minim merupakan faktor risiko
terbesar dari penyakit kardiovaskular, DM tipe 2 dan beberapa tipe kanker yang
7
7
saat ini merupakan isu hangat global akibat tingginya angka kematian dan
disabilitas yang disebabkan oleh penyakit ini2.
Diet yang patut dipantau dalam pencegahan dan pengendalian DM adalah
diet yang mengandung karbohidrat. Diet tinggi karbohidrat yang tinggi juga akan
meningkatkan kadar glukosa darah. Karbohidrat merupakan komponen utama
yang dapat mempengaruhi sekresi insulin dan postprandial glikemik, sehingga
dapat diimplikasikan bahwa terdapat hubungan antara jumlah dan tipe karbohidrat
yang konsumsi dengan penyakit DM.
2.2Karbohidrat
Karbohidrat terkandung dalam tumbuhan dan hewan. Karbohidrat
diklasifikasikan sebagai berikut9 :
- Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat
dihidrolisi lagi. Monosakarida dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah
atom karbonnya yaitu triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, dan heptosa,
sedangkan berdasarkan kandungan gugus aldehid dan keton yaitu aldosa
dan ketosa.
- Disakarida
Disakarida adalah hasil kondensasi dua monosakarida, yaitu maltosa dan
sukrosa.
- Oligosakarida
Oligosakarida adalah hasil kondensasi tiga hingga sepuluh monosakarida.
- Polisakarida
Polisakarida adalah hasil kondensasi lebih dari sepuluh monosakarida,
contohnya pati dan dekstrin.
Makanan yang biasanya kita makan sehari-hari umumnya mengandung
karbohidrat dalam bentuk polisakarida. Cakupan polisakaridaantara lain :
- Pati
Pati merupakan homopolimer glukosa membentuk rantai α-glukosida yang
disebut glukosan atau glukan yang memiliki peran sebagai sumber energi
utama makanan. Pati memiliki dua konstituen,yaitu amilosa dan
8
8
amilopektin.Amilosa dan amilopektin dibedakan dari struktur rantainya.
Strukur rantai amilosa lurus dan tidak memiliki cabang, sedangkan
amilopektin terdiri dari rantai-rantai yang bercabang.
Banyaknya pati yang dihidrolisis olehamilase tergantung pada struktur,
derajat kristalisasi, proses pemasakan, dan keadaan struktur pati apakah
terbungkus dalam dinding sel tumbuhan yang utuh atau tidak.
- Glikogen
Glikogen merupakan simpanan polisakarida yang sering ditemukan pada
hewan dan terkadang juga ditemukan pada tumbuhan. Struktur rantai
glikogen lebih bercabang dibandingkan amilopektin.
- Glikosaminoglikan
Glikosaminoglikan adalah karbohidrat kompleks mengandung gula amino
dan asam uronat yang membetuk proteoglikan sebagai pembungkus
jaringan ikat.
- Glikoprotein
Glikoprotein adalah rantai oligosakarida yang bercabang maupun tak
bercabang yang terdapat pada protein.
2.3 Pencernaan dan Absorbsi Karbohidrat
Sumber karbohidrat yang memiliki peranan penting dalam konsumsi
makanan manusia adalah pati, laktosa dan sukrosa. Proses pencernaan
manusia memiliki prinsip mengubah karbohidrat kompleks menjadi
monosakarida yang memiliki struktur karbohidrat sangat sederhana melalui
proses hidrolisis10
.
1. Pencernaan Karbohidrat10
:
- α-amilase Saliva
Makanan dimulut akan bercampur dengan saliva. Saliva terdiri dari α-
amilase yang menghidrolisis rantai α-1,4 glikosidikantara residu glikosida
pada rantai polisakarida hingga membentuk polisakaridarantai pendek
yang disebut α-dekstrin. Hasil hidrolisis di mulut kemudian akan
9
9
dilanjutkan ke lambung. Namun dilambung hidrolisis rantai karbohidrat
terhenti,akibat adanya HCl, yang akan menginaktivasi α-amilase.
- α-amilase Pankreas
Sekresi eksokrin pankreas akan melaju ke duktus pankreatikus hingga
masuk ke duodenum. Sekresi eksokrin pankreas ini mengandung
bikarbonat yang akan menetralkan pH asam dari lambung dan α-Amilase
pankreas akan menghidrolisis α-dekstrin menjadi disakarida (maltosa),
trisakarida (maltotriosa)dan oligosakarida atau limit dekstrins.
Disakarida laktosa dan sukrosa akan diubah menjadi monosakarida oleh
glikosidase yang menempel di membran sel brush border. Enzim-enzim tersebut
antara lain:
Tabel 2.1. Peran Enzim Disakaridase11
No. Enzim Fungsi
1. Maltase Mengubah maltosa menjadi 2 molekul glukosa
2. Sukrase Mengubah sukrosa menjadi 1 molekul glukosa dan 1 molekul
fruktosa
3. Laktase Mengubah laktosa menjadi 1 molekul glukosa dan 1 molekul
galaktosa
Gambar 2.1. Pencernaan Karbohidrat
10
10
2. Absorbsi Karbohidrat
Unit-unit monosakarida yang dapat diserap disaluran cerna adalah
glukosa, galaktosa, dan fruktosa.Bentuk monosakarida yang paling banyak
diabsorpsi adalah glukosa yaitu sekitar 80%, sisanya adalah galaktosa dan
fruktosa. Absorpsi glukosa dan galaktosa melalui transpor aktif sekunder,
pembawa kotranspor pada membran luminal akan memindahkan
monosakarida dan Na+ dari lumen masuk ke dalam sel usus.Proses ini
memerlukan bantuan dari transport aktif natrium pada membran basolateral
dari epitel usus halus yang bergantung pada pompa aktif ion Na+-K
+,
sehingga akhirnya glukosa dapat masuk darah di dalam vilus4. Fruktosa akan
langsung diserap dalam darah hanya dengan difusi terfasilitasi pasif4.
2.4 Glukosa darah dan Hormon yang Mempengaruhi
Pada umumnya glukosa banyak mengalami katabolisme untuk
menghasilkan ATP, selain itu glukosa juga berperan dalam reaksi anabolik.
Tubuh manusia memiliki regulator hormon dominan untuk mengatur glukosa
darah yaitu insulin dan glukagon4. Insulin memiliki efek menurunkan glukosa
darah dan mendorong penyimpanan karbohidratdengan mekanisme
memudahkan proses transpor glukosa dalam sel, merangsang glikogenesis di
otot rangka dan hati, menghambat glikogenolisis dan menurunkan
pengeluaran glukosa oleh hati dengan menghambat glukoneogenesis. Oleh
karena itu insulin mampu mengurangi konsentrasi glukosa darah dengan
mendorong penyerapan glukosa untuk digunakan dan disimpan.
Pengontrol utama sekresi insulin adalah sistem umpan balik negatif
langsung antara kadar glukosa darah dan sel β pankreas. Peningkatan kadar
glukosa darah akan merangsang pengeluaran insulin. Jika glukosa darah
mengalami penurunan, contohnya pada saat puasa, sel α pulau Langerhans
pankreas akan menghasilkan hormon glukagon. Respon sel-sel tubuh terhadap
hormon ini adalah glikogenolisis di hati dan merangsang glukoneogenesis4,9,11
.
11
11
2.5 Indeks Glikemik
Pada tahun 1981, Jenkins dkk memperkenalkan konsep indeks glikemik
(IG) sebagai parameter respon kadar glukosa sebagai efek dari mengkonsumsi
makanan yang mengandung karbohidrat. Definisi dari IG adalah angka dalam
pesen yang menggambarkan kemampuan suatu makanan untuk meningkatkan
kadar glukosa darah. Makanan berbahan dasar karbohidrat memiliki kadar IG
yang berbeda-beda dan respon glukosa darah terhadap tiap makanan juga berbeda.
Makanan uji percobaan yang digunakan menurut beberapa jurnal penelitian yang
telah dilakukan adalah dengan makanan yang memiliki jumlah karbohidrat 50
g12,13,14
.
Dalam teknisnya, IG ditentukan dengan cara melakukan pengukuran kadar
glukosa darah dari pembuluh darah kapiler di ujung jari yang diperoleh dengan
metode „finger-prick” Pengukuran biasanya dilakukan dalam waktu dua jam
setelah makan, dan kadar glukosa darah diukur tiap 15-30 menit. Kadar glukosa
darah kemudian dipetakan menjadi suatu kurva glikemik. Kemudian dihitung
luas area di bawah kurva dan dibandingkan dengan luas area kurva makanan
standar yang mengandung glukosa murni, contohnya roti tawar.6.
Klasifikasi indeks glikemik dibagi mejadi tiga yaitu14,16
;
Rendah (IG < 0-55)
Medium (IG 55-69)
Tinggi ( IG >70)
Pada dasarnya pengukuran ini dilakukan untuk membantu orang-orang
yang mengalami DM sebagai acuan pemilihan makanan16
.
Indeks glikemik didapatkan dari perhitungan Luas Area di Bawah Kurva
(LABK) kadar glukosa darah. Mula-mula dihitung LABK pada makanan standar
yaitu roti tawar putih terlebih dahulu, selanjutnya LABK dihitung pada makanan uji.
Rumus perhitungan indeks glikemik adalahsebagai berikut17
:
12
12
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠𝐺𝑙𝑖𝑘𝑒𝑚𝑖𝑘 =
Luas area di bawah kurva glukosa darah terhadap makanan uji setelah 2 jam
Luas area di bawah kurva glukosa darah terhadap makanan standar setelah 2 jam
x 100
2.6 Beban Glikemik
Beban glikemik (BG) merupakan suatu pengukuran kadar karbohidrat
yang telah kita makan secara lebih akurat karena lebih bisa menggambarkan total
karbohidrat yang dimakan dalam satu porsi makanan. Berbeda dengan IG karena
hanya dapat memberikan data mengenai seberapa cepat karbohidrat berubah
dalam bentuk gulapengukuran BG lebih mudah dan realistis untuk dilakukan15
.
Beban glikemik dapat mengekspresikan jumlah akumulasi dari glikemik
postprandial, sebagai pengukur pengeluaran insulin pada waktu sesudah makan
dalam satu porsi makanan.
Nilai BG ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
BG = IG/100 x P x Berat makanan
Keterangan :
BG = Beban Glikemik
IG = Indeks Glikemik
P = Proporsi jumlah karbohidrat dalam makanan
Tabel 2.2 Klasifikasi Beban Glikemik18
Klasifikasi BG Nilai BG
Tinggi >20
Sedang 11-19
Rendah ≤10
Hubungan antara IG dan BG tidak selalu selaras satu sama lain.Makanan
yang mengandung IG tinggi tapi dikonsumsi dalam porsi kecil akan memiliki nilai
BG yang rendah15
.
Makanan yang dikomsumsi merupakan sebuah aspek penting dalam hasil
sebuah pengukuran glukosa darah postprandial. Menurut penelitian meta-analisis
13
13
yang telah dilakukan, konsimsi makanan dengan IG atau BG yang rendah dapat
menjaga respon glikemik sehinggabermanfaat mengendalikan kadar glukosa
darah dan mengurangi risiko hiperglikemik13,14
.
Dalam penentuan BG, kualitas karbohidrat dan kuantitas karbohidrat
sangatlah menentukan hasil BG.Selain itu, terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pengukuran konsentrasi glukosa postprandial, antara lain adanya
gangguan toleransi glukosa cenderung akan didapat IG dan BG yang lebih tinggi.
2.7 Bubur Ayam Tradisional
Bubur adalahmakanan lembek dan berair yang dibuat dari beras, kacang-
kacangan, dan sebagainya yang direbus. Karena bentuknya yang semi cair, bubur
mudah dicernadan diserap oleh saluran cerna. Bubur termasuk makanan favorit di
Indonesia yang umumnya dikonsumsi saat sarapan.. Bubur pada dasarnya
merupakan makanan universal dan tersebar merata di berbagai negara. Yang
membedakannya hanya cara penyajiannya. Di Asia bubur lebih dikenal dengan
nama Congee atau conjee19,20
.
Cara pengolahan dan penyajian bubur di setiap negara dapat berbeda-beda.
Di Indonesia, bubur biasanya dibuat dari beras yang direbus dengan air dengan
komposisi air lebih banyak dibandingkan dengan memasak nasi, dan dimasak
hingga lembut kemudian disajikan dalam keadaan hangat. Contoh menu bubur
yang banyak dikonsumsi oleh penduduk Indonesia adalah bubur ayam19
.
Bubur ayam umumnya terdiri atas bubur nasi, saus kuah kuning, ayam
yang disuir/dipotong kecil-kecil serta dengan beberapa tambahan sebagai
pelengkapberupa daun bawang, saus sambal, cahkwe, kacang-kacangan, dan
kerupuk. Bubur nasi umumnya dimasak tersendiri untuk kemudian disajikan
dengan bahan-bahan pelengkap19
.
Kandungan nutrien pada bubur nasi adalah sama dengan kandungan
nutrien pada nasi, hanya jumlahnya yang berbeda untuk tiap porsinya, karena
bubur mengandung air yang lebih banyak.
14
14
2.8 Bubur Ayam Instan
Bubur ayam instan adalah produk makanan instan yang bahan bakunya
terbuat dari beras. Untuk bahan pelengkap produk ini menggunakan bahan zat
pengawet, gula tambahan dan bahan pewarna23
.
Informasi Nilai Gizi Takaran Saji : 1 Bungkus (45g)
Jumlah Sajian per Kemasan : 1
Jumlah Per Sajian
Energi Total 160kkal
Energi dari Lemak 25kkal
% AKG*
Lemak Total 3g 5%
Protein 3g 5%
Karbohidrat Total 31g 10%
Natrium 790 mg 34%
Vitamin A 15%
Vitamin B125%
Vitamin B2 20%
Vitamin B6 15%
Vitamin B12 20%
* Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal.
Kebutuhan energi anda memungkinkan lebih tinggi atau
lebih rendah
Gambar 2.2. Informasi Nilai Gizi bubur instan dalam label kemasan23
Dalam satu kemasan super bubur terdapat bahan nasi instan, bumbu
penyedap, kerupuk, bawang goreng, kecap asin dan sambal. Dalam penyajiannya
cukup dengan menuangkan air panas sebanyak 250cc, diaduk hingga rata dan
ditunggu hingga kurang lebih dua menit sebelum kemudian siap untuk disantap23
.
Bubur instan merupakan salah satu pilihan makanan bagi orang-orang
yang sibuk, memiliki waktu luang yang sedikit dan dikejar waktu masuk kantor,
kuliah dan sekolah. Contohnya untuk pekerja kantoran, mahasiswa hingga pelajar
yang biasanya memiliki waktu sarapan yang sedikit dan cenderung memilih
15
15
makanan yang cepat untuk disajikan. Namun, tidak menutup kemungkinan dari
seluruh kalangan dapat memakan produk ini. Selain itu, harganya pun cukup
murah sehingga terjangkau untuk semua kalangan.
Metode pembuatan bubur instan yang sering digunakan di industri yaitu
dengan metode ekstrusi. Teknologi ekstrusi memungkinkan kita untuk melakukan
serangkaian pengolahan, seperti mencampur, menggiling, memasak,
mendinginkan, mengeringkan dan mencetak dalam satu rangkaian proses saja.
Berbagai proses didalam satu mesin meupakan salah satu bentuk efisiensi yang
dapat mengurangi biaya produksi bagi suatu industri. Selain itu, teknologi ekstrusi
memiliki beragam modifikasi proses sehingga dapat menghasilkan produk yang
diinginkan. Hal-hal tersebut yang mendasari teknologi ekstrusi diaplikasikan
secara luas, termasuk dalam pengolahan pangan21,22
.
16
16
2.9 Kerangka Teori
Intake makanan
denganBeban
Glikemik tinggi
↑ Pengeluaran
Insulin dari pankreas
- Pengaruh Genetik
- Obesitas
- Rekurensi
Kelelahan sen β
Pankreas
Intoleransi glukosa
DIABETES
MELITUS
Kronik
Gangguan
pengeluaran Insulin
17
17
2.10 Kerangka Konsep
Responden
Metabolisme Tubuh
Respon Peningkatan
Kadar Glukosa Darah
Tubuh
Makanan Uji
Nilai Indeks Glikemik
Nilai Beban Glikemik
18
18
2.11 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Alat
Ukur
Cara Ukur Skala
Ukur
Hasil Ukur
1. Indeks
Glikemik
Perbandingan
respon
glukosa darah
terhadapkons
umsikarbohid
rat 50gr
makanan uji
dengan
respon
glukosa darah
terhadap
karbohidrat
50 gr
makanan
standar dalam
jangka waktu
2 jam
Timbang
an
perhitungan
Luas Area
di Bawah
Kurva
kadar
glukosa
darah
makanan
uji selama 2
jam dibagi
makanan
standar
selama 2
jam lalu
dikalikan
100
Nume
rik
Nilai
indeks
glikemik
dalam
persen (%)
Rendah
jika <55,
sedang
jika 55-69,
tinggi jika
>70
2. Beban
Glikemik
Total efek
glikemik dari
seluruh
makanan uji
dan makanan
standar
Timbang
an
Nilai indeks
makanan
standar dan
makanan
uji dikali
jumlah
karbohidrat
dalam
makanan
lalu dibagi
100
Nume
rik
Nilai
beban
glikemik
Rendah
jika <10,
sedang
jika 11-19,
tinggi jika
>20
3. Kadar
Glukosa
Darah
Jumlah
glukosa
dalam darah
setelah
mengkonsum
si makanan
standar dan
makana uji
Glukosa
meter
Finger-
prick pada
pembuluh
darah
kapiler
Nume
rik
Nilai
glukosa
darah
(mg/dl)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental untuk
mengetahui nilai indeks glikemik dan beban glikemik bubur ayam instandan
bubur ayam tradisional.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei 2015 sampai dengan bulan Juni
2015, bertempat di Kampus Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan lingkungan FKIK.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1. PopulasiTarget
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa PSPD UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta usia 17-21 tahun.
3.3.2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah mahasiswa PSPD UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta usia 17-21 tahun pada tahap preklinik.
3.3.3. Besar Sampel
Sampel pada penelitian berjumlah 12 orang. Sampel didapat dengan
menggunakan cara non-probability sampling,yaituconsecutive sampling.
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.4.1. Kriteria Inklusi
20
20
1. Mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta usia 17-21 tahun yang
sehat serta menyetujui dan telah mengisi informed consent dalam
penelitian ini.
2. Responden memiliki IMT normal kriteria Asia-Pasifik.
3. Responden tidak mengalami penyakit gangguanpenyerapan glukosa.
4. Sedang tidak hamil dan tidak menyusui.
3.4.2. Kriteria Eksklusi
1. Melaksanakan diet tertentu.
2. Memiliki penyakit gangguan hormon.
3. Mempunyai riwayat gastritis atau saluran cerna lain.
4. Memiliki alergi terhadap bahan dalam komposisi makanan uji.
3.4.3. Kriteria Drop Out
1. Responden sakit saat penelitian sedang berlangsung.
3.5 Cara Kerja
3.5.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1. Glucometer merk easy-touch®
2. Strip Glucose merk easy-touch®
3. Lancet
4. Lancing Device
5. Alcohol Swab
6. Timbangan Ukur Digital
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1. Makanan standar : Roti tawar putih kupas sari roti enam lembar dengan
berat karbohidrat 50 gram.
2. Makanan uji : Bubur ayam tradisional, bubur ayam instan
3. Air mineral
21
21
3.5.2 Besar dan Cara Pengambilan Responden
Responden terdiri dari 11 orang perempuan dan 1 laki-laki. Pemilihan
responden dilakukan dengan cara non probabilitas-consecutive sampling.
Proses penentuan responden dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama
dilakukan anamnesis yang meliputi identitas dan riwayat penyakit, kemudian
dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan sehingga didapatkan
responden yang sesuai dengan kriteria inklusi yang diinginkan. Dalam
mengeksklusikan responden yang memiliki gangguan hormonal dengan gangguan
metabolisme glukosa, dilakukan pemeriksaan GDP (Gula Darah Puasa) dan
dibandingkan dengan kriteria normal menurut PERKENI. Responden yang
memenuhi kriteria inklusi dan bersedia mengikuti penelitian ini kemudian
diberikaninformed consent. (lampiran 1)
22
22
3.6 Alur Penelitian
Populasi
Seluruh mahasiswa PSPD UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta usia
17-21 tahun
Informed Consent untuk
melakukan penelitian
Bersedia Tidak Bersedia
Pemilihan sampel dengan cara non-
probability
sampling,berupaconsecutive
sampling
Intervensi : Memakan jenis
makanan yang di teliti oleh
peneliti
Puasa selama minimal 10
jam sebelum pengambilan
sampel
Menggunakan “finger-prick”
pada pembuluh darah kapiler
Hitung Indeks Glikemik
Drop Out
Pengambilan data
dalam tiga kesempatan
yang berbeda
Meminta responden
memakan makanan yang
diteliti
Minggu pertama
Ukur glukosa darah setiap
menit ke 15, 30, 45, 60, 90,
dan 120 setelah makan
sebanyak satu kali
Hitung Glikemik Load
Minggu kedua Minggu ketiga
Makanan standar :
Roti tawar
Bubur ayam
tradisional Bubur ayam
instan
12 orang responden
23
23
3.7 Rencana Manajemen dan Analisis Data
Pada penelitian yang dilakukan ini, hal pertama yang dicari yaitu indeks
glikemik makanan uji dengan menggunakan metode mengukur luas area di bawah
kurva atau disebut juga metode trapezoid (lampiran 4,5).
Dalam menganalisis data statistik dalam penelitian ini digunakan
Microsoft Excel 2013 dan SPSS 22.
Uji normalitas dilakukan dengan Shapiro-Wilk karena responden yang
diteliti kurang dari 50 responden.Selanjutnya apabila distribusi data normal akan
dilakukan uji Paired T Test, sedangkan bila distribusi data tidak normal
menggunakan uji Friedman.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Responden
Responden berjumlah 12 orang, terdiri dari 1 orang laki-laki dan 11 orang
perempuan. Karakteristik responden tersaji dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1 Karakteristik Responden
No n Usia
(tahun)
Berat
Badan
(kg)
Tinggi
Badan
Indeks
Massa
Tubuh
(kg/m2)
Glukosa
Darah
Puasa
Rerata 12 19,25 50,42 154,92 21,05 93,17
SD ±0,83 ±1,32 ±5,4
Rerata umur responden dalam penelitian ini adalah 19,25 tahun (SD±0,83)
dan dengan rerata IMT dari seluruh responden adalah 21,05 (SD±1,32). Nilai IMT
setiap responden dan nilai IMT rata-rata seluruh responden termasuk dalam
kategori normal menurut klasifiaksi status gizi berdasarkan IMT dari Asia Pasifik.
Setiap responden juga tidak memiliki gangguan metabolisme glukosa, hal ini
terlihat pada pemeriksaan gula darah puasa (GDP) dari setiap responden berada
dalam batas normal dengan nilai rata-rata adalah 93,17(SD±5,4).
4.2 Bahan Makanan yang Digunakan
Bahan makanan yang digunakan pada penelitian ini adalah roti tawar
sebagai bahan makanan standar, bubur ayam instan merk “super bubur”, dan
bubur ayam tradisional. Semua bahan makanan yang digunakan dalam penelitian
ini mengandung 50 gram karbohidrat. Perincian mengenai hasil analisis zat gizi
tiap makanan uji dapat dilihat pada tabel berikut ini :
25
25
Tabel 4.2 Analisis nutrien bahan makanan
Makanan Uji Sajian
(gram)
Karbohidrat
(gram)
Lemak
(gram)
Protein
(gram)
Serat
(gram)
Roti Tawar Putih 40 (2lbr) 17 1,5 3 1
Bubur Ayam Instan 45 (1bks) 31 3 3 -
Bubur Ayam
Tradisional
419 39,81 6,37 8,4 2,2
4.3 Kadar Glukosa Darah
Hasil pemeriksaan glukosa darah setiap 15 menit dalam satu jam pertama
dan setiap 30 menit dalam satu jam kedua dengan waktu total pemeriksaan selama
dua jam setelah pemberian setiap makanan uji dapat dapat dilihat pada tabel 4.3
dan grafik 4.1.
Tabel 4.3 Nilai rerata glukosa darah
No Bahan Makanan n Glukosa darah (mg/dl) pada menit ke :
12
0‟ 15‟ 30‟ 45‟ 60‟ 90‟ 120‟
1. Roti Tawar Putih 104,9 120,16 133,41 138,83 132,41 128,41 125,25
2. Bubur Ayam Instan 94,66 131 167,16 169,33 164,83 138 110,66
3. Bubur Ayam
Tradisional
95,25 135,75 153,58 152,66 155 137,41 124,33
Gambar 4.1 Kurva Kadar Glukosa Darah Makanan Standar dan Makanan Uji
Tabel 4.4 Persentase kenaikan/penurunan kadar glukosa darah (%)
0
50
100
150
200
0 15 30 45 60 90 120
Kad
ar g
luko
sa d
arah
mg/
dl
Menit
Roti
Bubur Ayam Instan
Bubur Ayam Tradisional
26
26
Makanan n 15 30 45 60 90 120
Roti Tawar Putih
12
14.5 11.02 4.06 -4.62 -3.02 -2.47
Bubur Ayam Instan 38.39 27.61 1,30 -2.66 -11.28 -19.81
Bubur Ayam
Tradisional 42.52 13.14 -0.6 1.53 -11.34 -9.52
Pada tabel 4.4 tanda (+) atau tidak ada tanda menunjukkan besar kenaikan
kadar glukosa darah sedangkan tanda (-) menunjukkan besar
penurunan.Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat perbedaan kenaikan kadar
glukosa darah berbagai varian makanan. Dapat dilihat pada roti tawar menggalami
peningkatan secara perlahan dengan puncak kenaikan glukosa darah pada menit
ke-45 dan turun hingga menit ke-120 bubur ayam instan mengalami peningkatan
yang menanjak drastis setelah pemberian makanan dengan puncak peningkatam
glukosa pada menit ke-45 dan turun hingga menit ke-120. Sedangakan pada bubur
ayam tradisional juga mengalami peningkatan kadar glukosa darah secara
perlahan dengan puncak peningkatan pada menit ke-30 dan turun hingga menit
ke-120.
Hal ini disebabkan karena kandungan lemak dalam santan pada bubur
ayam tradisional yang terkandung dalam kuahnya dibandingkan dengan
kandungan lemak yang ada di roti putih dan bubur ayam instan. Adanya lemak
dalam santan yang terdapat pada kuah bubur ayam tradisional menyebabkan
pencernaan dan absorpsi karbohidrat lebih lambat dibandingkan dengan bubur
instan.
Selain itu, berdasarkan data yang di dapat kadar glukosa darah setelah dua
jam pemberian masing-masing makanan dibandingkan dengan kadar glukosa
darah pada menit ke-0. Kadar glukosa darah setelah dua jam roti tawar putih
yaitu125,25 mg/dL dan pada menit ke-0 104,9 mg/dL. Pada bubur ayam instan
kadar glukosa darah setelah dua jam pemberian yaitu 110,66 mg/dL dan pada
menit ke-0 94,66 mg/dL. Sedangkan pada bubur ayam tradisional setelah dua jam
pemberian yaitu 124,33 mg/dL dan pada menit ke-0 95,25 mg/dL.
27
27
Berdasarkan hasil yang di dapat, ternyata kedua makanan uji memiliki
indeks glikemik jauh lebih tinggi daripada makanan standar. Hal ini disebabkan
oleh kandungan bubur dan proses pengolahan bubur itu sendiri. Berdasarkan
analisis nutrient kandungan bubur instan dan bubur tradisional, kedua makanan uji
ini memiliki serat yang sedikit bahkan tidak ada sama sekali. Berdasarkan
penelitian, serat dapat menjadi kontrol glikemik yang baik. Serat juga memiliki
fungsi menurunkan peningkatan glukosa darah dan respon insulin. Serta berperan
menurunkan resiko DM tipe dua. Normalnya jumlah serat yang dianjurkan untuk
dikonsumsi yaitu 25-35 gram per hari24
.
Proses masak dan pengolahan bubur menjadi peran penting terhadap
peningkatan glukosa darah pada penelitian ini.Panas dan air menyebabkan pati
membengkak dan melunak, awalnya memiliki struktur yang intak hingga akhirnya
granulnya rusak sehingga melepaskan molekul-molekul dari pati sederhana.Proses
lamanya makanan dimasak, membuat proses penghancuran karbohidrat atau serat
yang berakibat proses absorpsi karbohidrat dalam tubuh semakin tinggi. Sehingga
respon glikemik tubuh semakin tinggi.Glukosa yang mudah diserap juga akan
berada di dalam aliran darah lebih sebentar, oleh karena itu rasa lapar semakin
cepat dirasakan kembali25,26
.
4.4 Indeks Glikemik
Perhitungan luas area bawah kurva dihitung dengan metode trapezoid.
Setelah dirata-ratakan, didapatkan nilaiindeks glikemik makanan uji yang
dilampirkan dalam tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5 Indeks Glikemik Makanan Uji
Makanan IG
Mean ± SD
Klasifikasi
Tinggi (> 70)
Sedang (55-69)
Rendah (<55)
P-value*
Roti tawar putih 100± 0,00 Tinggi 0,000
Bubur Ayam Instan 112,2± 6,2 Tinggi
Roti tawar putih 100± 0,00 Tinggi 0, ,001
Bubur Ayam Tradisional 109,24± 8,01 Tinggi
28
28
Bubur Ayam Instan 112,2± 6,2 Tinggi 0,271
Bubur Ayam Tradisional 109,24± 8,01 Tinggi
*berdasarkan uji statistik Paired T Test
Secara keseluruhan bedasarkan tabel diatas, indeks glikemik tertinggi
adalah bubur ayam instan yaitu 112,2% (SD±6,20), disusul oleh bubur ayam
tradisional yaitu 109,24% (SD±8,01). Makanan berbahan dasar beras yang
dijadikan makanan uji dalam penelitian ini keduanya termasuk dalam makanan
yang berindeks glikemik tinggi (>70%).
4.5 Beban Glikemik
Perhitungan nilai beban glikemik makan uji berbahan dasar bubur ini
dengan menggunakan rumus :
Beban Glikemik = 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑔𝑙𝑖𝑘𝑒𝑚𝑖𝑘
100× 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜ℎ𝑖𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖
Berdasarkan rumus ini, nilai beban glikemik makanan uji berbahan dasar
bubur didapatkan sebagai berikut :
Tabel 4.6 Beban glikemik Makanan Uji
Makanan BG
Mean ± SD
Klasifikasi
Tinggi
Sedang
Rendah
P-value*
Roti tawar putih 17± 0,00 Tinggi 0,000
Bubur Ayam Instan 34,78± 1,92 Tinggi
Roti tawar putih 17± 0,00 Tinggi 0,000
Bubur Ayam Tradisional 43,48±3,19 Tinggi
Bubur Ayam Instan 34,78± 1,92 Tinggi 0,000
Bubur Ayam Tradisional 43,48±3,19 Tinggi
*berdasarkan uji statistik Paired T Test
Beban glikemik bubur ayam instan yaitu 34,78 (SD±1,92)dan bubur ayam
tradisional yaitu 43,49 (SD±3,19). Dari data nilai beban glikemik yang didapatkan
ini, bubur ayam instan dan bubur ayam tradisional termasuk dalam kategori tinggi
(>20). Walaupun dalam literatur mengatakan bahwa hubungan antara indeks
29
29
glikemik dan beban glikemik tidak selalu harus selaras satu sama lain, namun
pada penelitian ini peneliti mendapatkan informasi bahwa indeks glikemik dan
beban glikemik pada bubur ayam instan dan bubur ayam tradisional termasuk
dalam kategori tinggi.
4.6 Keterbatasan Penelitian
Dalam menjalankan penelitian ini ada beberapa keterbatasan yang
dihadapi oleh peneliti yaitu pada pemeriksaan kadar glukosa darah makanan
standar, peneliti hanya melakukan satu kali saja setiap waktu pengambilan
dikarenakan masalah teknis. Seharusnya dalam satu kali waktu pengambilan
dianjurkan untuk mengulang pemeriksaan dua hingga tiga kali agar hasil yang di
dapat lebih akurat.
Selain itu pengawasan dan pemantauan responden yang cukup sulit untuk
dilakukan. Sebelum pengambilan data dilakukan, responden diminta untuk puasa
selama 10-14 jam dan kemarinnya dianjurkan untuk makan biasa yang tidak
berlebihan. Jadi, peneliti hanya percaya dengan ketaatan respondennya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitan yang dilakukan, indeks glikemik dan beban glikemik
makanan berbahan dasar bubur yaitu bubur ayam instanadalah 112,2% (SD±6,20)
& 34,78 (SD±1,92) dan bubur ayam tradisional adalah 109,24% (SD±8,01)&
43,49 (SD±3,19).Kedua makanan yang diujikan ini dapat digolongkan sebagai
makanan dengan indeks glikemik dan beban glikemik tinggi.Dalam
mengkonsumsi bubur ayam, sebaiknya mengkombinasikan bubur dengan
makanan yang memiliki serat yang tinggi sehingga dapat membantu penyerapan
karbohidrat.
5.2 Saran
1. Bagi peneliti yang ingin melalukan penelitian indeks glikemik ataupun
beban glikemik dengan menggunakan makanan yang belum ada
perhitungan absolutnya, contohnya bubur ayam tradisional yang dijual
dipasaran, maka dianjurkan untuk bisa lebih akurat dalam menghitung
takaran per-porsinya atau takaran yang dibutuhkan lainnya. Karena
perbedaan takaran akan mempengaruhi hasil yang didapat.
2. Human error maupun technical error bisa terjadi kapan saja, makan
dalam pengambilan data saat finger prick test tidak hanya dilakukan
sekali saja untuk hasil yang lebih akurat.
3. Peneliti menganjurkan untuk pasien diabetes melitus atau pra-diabetes
untuk tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan berbahan dasar
bubur.Karena berdasarkan hasil penelitian yang di dapat kedua makanan
tersebut memiliki indeks glikemik dan beban glikemik yang tinggi. Jika
tetap ingin mengkonsumsi bubur ayam, sebaiknya mengkombinasikan
bubur dengan makanan yang memiliki serat yang tinggi.
31
31
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization and International Diabetes Federation.
Definition And Diagnosis Of Diabetes Mellitus And Intermediate
Hyperglycemia. Switzerland: World Health Organization and International
Diabetes Federation; 2006.
2. Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman
Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia; 2008.
3. Pusat Data dan Informasi PERSI [Internet]. Jakarta: RI Rangking
Keempat Jumlah Penderita Diabetes Terbanyak Dunia. Pdpersi; 2011.
[Diakses pada: 22 Januari 2015]. Tersedia pada : www.pdpersi.co.id
4. Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta:
EGC; 2012.
5. Ludwig DS, Eckel RH. The Glycemic Index at 20 y. The American Journal
of Clinical Nutrition;2002;76(suppl):264S–5S.
6. Fernanda LL, Mirtes S, Rene‟ B, Denise V.d.M. Understanding the
Glycemic Index and Glycemic Load and Their Practical Application.
BAMBED; 2009;37:296-300.
7. American Diabetes Association. Standards Of Medical Care In Diabetes-
2015. The Journal of Clinical and Applied Research and Education.
January 2015;38: Supplement 1.
8. Jongsoon Lee, Paul F. Pilch. The Insulin Receptor: structure, function, and
signaling. Department of Biochemistry Boston University School Of
Medicine; 1994;0193: 1849-94.
9. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Karbohidrat yang Penting Secara
Fisiologis dari Biokimia Harper. Edisi 27.Jakarta: EGC; 2009.
10. Smith C, Marks AD, and Marks DB. Biokimia kedokteran dasar: sebuah
pendekatan klinis. Jakarta : EGC; 2000
11. Gerard J. Tortora and Bryan Derrickson. Principles of Anatomy and
Physiology. 12th edition. USA: John Wiley & Sons, Inc; 2009.
32
32
12. Jenkins DJA, Wolever TMS, Taylor RH, Barker H, Fielden H,Baldwin
JM, dkk. Glycemic Index of Foods : a Physiological Basis for
Charbohydrate Exchange. American Society for Clinical Nutrition; 1981:
362-366.
13. UW Integrative Medicine Department of Family Medicine. Glycemic
Index & Glycemic Load. Wisconsin: University of Wisconsin School of
Medicine and Public Health; 2008.
14. BJ Venn dan TJ Green. Glycemic index and glycemic load: measurement
issues and their effect on diet-disease relationship. European Journal of
Clinical Nutrition; 2007: S122-S131.
15. LL Hui and EAS Nelson. Meal glycaemic load of normal-weight and
overweight Hong Kong children.European Journal of Clinical Nutrition;
2006;60: 220–227.
16. Wolever TMS, Brand-Miller JC, Aernethy J, Astrup A, Atkinson F and
Axelsen M. Measuring the glycemic index of foods: interlaboratory study.
The American Journal of Clinical Nutrition; 2008;87: 247S-57S.
17. Alan W Barclay, Peter Petocz, Joanna McMillan-Price, et al. Glycemic
index, glycemic load, and chronic disease risk-a metaanalysis of
observational studies. The American Journal of Clinical Nutrition;
2008;87:627–37.
18. John A Monro and Mick Shaw. Glycemic impact, glycemic glucose
equivalents, glycemic index, and glycemic load: definitions, distinctions,
and implications. The American Journal of Clinical Nutrition;
2008;87(suppl):237S–43S.
19. Food and Environmental Hygiene Department. Nutrient Values Of
Indigenous Congee, Rica and Noodle Dishes. Hongkong: The Government
of The Hong Kong Special Administrative Region; 2006.
20. United States Department of Agriculture. Rice, White, Enriched, Long
Grain. Healthy Choice American Grown; 2012: 100491-100492.
21. Tri Dewanti W, Harijono, Nurma S. Tepung Bubur Sereal Instan Metode
Estruksi dari Sorgum dan Kecambah Kacang Tunggak. Jurnal Teknologi
Pertanian; 3;1:35-44.
22. Jamaludin JB. Production Of Instant Fish Rice Porridge By Using Single-
Screw Extruder. Faculty of Applied Sciences Universiti Teknologi
MARA; 2013.
23. Super Bubur [Internet]. Mayora PT Dellifood Sentosa Corpindo. 2007;
[Diakses pada : 20 Januari 2015]. Tersedia pada : www.mayora.com
33
33
24. Lattimer JM and Haub MD. Effects of dietary fiber and its components on
metabolic health. Nutrient Journal; 2010; 2:1266-1289.
25. Murugkar, D. A, Gulati, P, Kotwaliwale, N, Gupta, C, Chakraborty, S. K,
& Aiman. Optimization Of Nutritionally Rich Instant Porridge With
Sprouted Legumes, Malted Millets And Papaya And Its Comparison With
Conventional Porridge In Terms Of Textural, Rheological And Particle
Size Properties. International Journal Of Food And Nutritional Sciences;
2015: 49-55.
26. Vosloo MC. Some factors affecting the digestion of glycaemic
carbohydrates and the blood glucose response. Journal of Family Ecology
and Consumer Sciences. 2005; 33.
27. Aziz AA, Kenney LS, Goulet B, Abdel-Asl ES. Dietary Starch Type
Affects Body Weight and Glycemic Control in Freely Fed but Not Energy-
Restricted Obese Rats. The Journal of Nutrition; 2009;(136): 1881-1889.
28. Hardinsyah, Hadi R, Victor N. Kecukupan Energi, Protein, Lemak, dan
Karbohidrat. Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB & Departemen
Gizi, FK UI; 2012.
29. Dahlan MS. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 6. Jakarta :
Epidemiologi Indonesia; 2014.
30. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Edisi 3. Jakarta : Sagung Seto; 2010.
34
34
Lampiran 1
Lembar Surat Persetujuan Responden
Formulir Informed Consent
PERBANDINGAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK
ANTARA BUBUR AYAM INSTAN DAN TRADISIONAL
Setelah memperoleh kejelasan mengenai tujuan, manfaat, prosedur dan
kemungkinan resiko, serta jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh peneliti
dalam penelitian, PERBANDINGAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN
GLIKEMIK ANTARA BUBUR AYAM INSTAN DAN TRADISIONALmaka
saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Alamat :
Jurusan :
Semester :
Dengan ini menyatakan dengan penuh kesadaran bersedia berpartisipasi
dalam penelitian tersebut dan bersedia melakukan finger prick test sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan dalam penelitian. PERBANDINGAN INDEKS
GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK ANTARA BUBUR AYAM INSTAN
DAN TRADISIONAL. Selanjutnya, apabila dalam masa penelitian saya merasa
dirugikan karena penelitian ini, saya berhak mengundurkan diri dari keterlibatan
saya, serta membatalkan persetujuan ini, tanpa sanksi apapun dan dari pihak
manapun.
Ciputat, ........................ 2015
Mengetahui,
Responden Peneliti
( ) (Nadiyah Zhafirah Luvi)
35
35
Lampiran 2
Status kesehatan responden
LEMBAR ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK
PERBANDINGAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK
ANTARA BUBUR AYAM INSTAN DAN TRADISIONAL
Nama :
Usia :
BB :
TB :
IMT :
GDP :
Tanda vital
1. Tekanan darah :
2. Frekuensi napas :
3. Frekuensi nadi :
Riwayat penyakit
1. Menderita diabetes mellitus ?
Ya/tidak
2. Menderita penyakit ginjal dan hati ?
Ya/tidak
3. Keluarga ada yang mempunyai riwayat diabetes mellitus ?
Ya/tidak
Jika ya, siapa?
4. Keluarga ada yang mempunyai riwayat penyakit tertentu ?
Ya/tidak
Jika ya, siapa?
5. Alergi terhadap makanan tertentu ?
Ya/tidak
36
36
Jika ya, apa ?
6. Apakah memiliki riwayat gastritis dan gangguan pencernaan ?
Ya/tidak
Jika ya, kapan terakhir mengalaminya ?
7. Merokok ?
Ya/tidak
8. Konsumsi alkohol ?
Ya/tidak
9. Hamil atau menyusui ?
Ya/tidak
37
37
Lampiran 3
Karakteristik Responden
Tabel Karakteristik Responden
No n Kode
Nama
Jenis
Kelamin
(P/L)
Usia
(tahun)
Berat
Badan
(kg)
Tinggi
Badan
Indeks
Massa
Tubuh
(kg/m2)
Glukosa
Darah
Puasa
1.
12
RA P 19 48 154 20,25 98
2. AM P 19 46 150 20,44 96
3. AA P 19 44 152 19,13 92
4. IS P 19 58 160 22,6 99
5. ZA P 19 52 156 21,6 85
6. TB P 18 44 152 19,13 99
7. DR L 20 60 161 23 83
8. ZR P 20 50 149 22,7 89
9. KW P 20 57 162 22 90
10. AM P 21 48 155 20 95
11. LU P 18 50 153 21,7 92
12. NM P 19 48 155 20 100
Rerata 19,25 50,42 154,92 21,05 93,17
SD ±0,83 ±1,32 ±5,4
38
38
Lampiran 4
Kriteria Status Gizi Menurut Asia-Pasifik
Untuk menilai status gizi responden harus dilihat dari hasil penghitungan Indeks
Massa Tubuh (IMT) dengan rumus:
𝐼𝑀𝑇 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛
(𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛)2
Kriteria yang digunakan adalah penggolongan status gizi dengan IMT Asia-
Pasifik, status gizi dikategorikan dalam underweight, normoweight, overweight
dan obesitas.
39
39
Lampiran 5
Contoh Perhitungan Luas Area di Bawah Kurva
Metode yang digunakan untuk menghitug luas area di bawah kurva adalah metode
trapezoid.
0
20
40
60
80
100
120
140
160
0' 15' 30' 45' 60' 90' 120'
Kad
ar g
luko
sa d
arah
mg/
dl
Menit
Roti PutihA B C FED
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
0' 15' 30' 45' 60' 90' 120'
Kad
ar g
luko
sa d
arah
mg/
dl
Menit
Super Bubur A B C FED
40
40
A. Perhitungan Luas Bangunan Roti Putih
Luas bangun A = 104,91+120,16
2 × 15 = 1688,12
Luas bangun B = 120,16+133,41
2 × 15 = 1901,87
Luas bangun C = 1333,41+138,83
2 × 15 = 2041,87
Luas bangun D = 138,83+132,41
2 × 15 = 2034,37
Luas bangun E = 132,41 + 128,41
2 × 15 = 1956,25
Luas bangun F = 128,41+125,25
2 × 15 = 1902,5
Total Luas Bangun = 11524,98
B. Perhitungan Luas Bangunan Bubur Ayam Instan
Luas bangun A = 94,67+131
2 × 15 = 1692,5
Luas bangun B = 131+167,16
2 × 15 = 2236,25
Luas bangun C = 167,16+169,33
2 × 15 = 2523,75
Luas bangun D = 169,33+164,83
2 × 15 = 2506,25
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
0' 15' 30' 45' 60' 90' 120'
Kad
ar g
luko
sa d
arah
mg/
dl
Menit
Bubur AyamA B C FED
41
41
Luas bangun E = 164,83+138
2 × 15 = 2271,25
Luas bangun F = 138+110,67
2 × 15 = 1865
Total Luas Bangun = 13094,8
C. Perhitungan Luas Bangunan Bubur Ayam
Luas bangun A = 95,25+135,75
2 × 15 = 1732,5
Luas bangun B = 135,75+153,58
2 × 15 = 2170
Luas bangun C = 153,58+152,67
2 × 15 = 2296,87
Luas bangun D = 152,67+155
2 × 15 = 2307,5
Luas bangun E = 155 + 137,41
2 × 15 = 2193,12
Luas bangun F = 137,41+124,33
2 × 15 = 1963,12
Total Luas Bangun = 12663,11
D. Perhitungan indeks glikemik bubur ayam instan
Indeks Glikemik = 13094,8
11524 ,98 × 100 = 112,20
Glikemik Load = 113,62 ×31
100 = 34,78
E. Perhitungan indeks glikemik bubur ayam tradisional
Indeks Glikemik = 12663 ,11
11524 ,98 × 100 = 109,24
Glikemik Load = 109,87 ×40,07
100 = 43,49
42
42
Lampiran 6
Analisis Gizi dan Perhitungan Kebutuhan Makanan Uji Sebanyak 50 Gram
Karbohidrat
Makanan Sajian
(gram)
Karbohidrat
(gram)
Lemak
(gram)
Protein
(gram)
Serat
(gram) Roti tawar putih 40 17 1,5 3 1 Bubur Ayam Instan 45 31 3 3 - Bubur Ayam Tradisional 419 39,8 6,37 8,4 2,2
Berdasarkan informasi gizi kemasan roti putih dan Daftar Analisis Bahan
Makanan FKUI 2001, maka estimati kebutuhan makanan yang digunakan
sebanyak 50 gram adalah:
1. Satu sajian roti tawar putih (2lbr) mengandung 40 gram roti tawar putih
yang mengandung 17 gram karbohidrat.
Untuk mendapatkan 50 gram karbohidrat maka dilakukian perhitungan
matematika sehingga dibutuhkan kurang lebih 120 gram roti tawar putih.
Jika di ubah dalam kebutuhan per lembarnya maka dibutuhkan roti tawar
putih 6 lembar.
2. Satu sajian super bubur memiliki takaran saji sebesar 45 gram yang
mengandung 31 gram karbohidrat.
Untuk mendapatkan 50 gram karbohidrat maka dibutuhkan satu bungkus
super bubur yang ditambah lagi dengan 25 gram beras super bubur.
3. Untuk memasak bubur dibutuhkan 3 L beras untuk satu kali pemasakan
dengan jumlah porsi rata-rata mencapai 70 porsi sekali masak. Jika 3 L
beras di konversikan menjadi satuan kilogram yaitu 2,1 kilogram.
Sehingga dalam satu porsi bubur hanya terdapat 30 gram beras.
Kuah kuning mengandung beberapa bahan makanan seperti santan, garam,
gula, bumbu kuning yang berisikan beberapa bumbu dapur, dan air.
Topping bubur ayam per porsi terdiri dari ayam suir, kacang kedelai,
seledri, bawang goreng, kecap, dan kerupuk.
43
43
100 gram beras mengandung 78,9 gram karbohidrat
100 gram santan mengandung 5,6 gram karbohidrat
100 gram kerupuk mengandung 85,9 gram karbohidrat
Bumbu-bumbu dapur yang terdapat dalam kandungan bubur ayam dapat di
abaikan, karena tidak terlalu mempengaruhi jumlah karbohidrat pada
sediaan bubur ayam.
Untuk mendapatkan bubur ayam dengan perkiraan 50 gram karbohidrat
dibutuhkan 45 gram beras yang direbus dengan 143 gram air. Kuah kuning
dengan kandungan santan, garam, gula dan bumbu dapur seperti kunyit,
jahe, kemiri, cabe merah, ketumbar, bawang merah, bawang putih dengan
total karbohidrat sebesar 1,8 gram. Kerupuk aci 12 gram, ayam suir 8
gram, kacang kedelai 4 gram, kecap 11 gram.
44
44
Lampiran 7
Hasil Perhitungan Luas Area di bawah Kurva, Indeks Glikemik dan Beban
Glikemik Bubur
Kode Makanan
Standar
Bubur Ayam
Instan
Bubur Ayam
Tradisional
Responden LB IG GL LB IG GL LB IG GL
RA 15855 100 17 15240 96,12 29,80 17302,5 109,13 43,44
AM 15270 100 17 16897,5 110,66 34,30 16642,5 108,99 43,39
AA 14647,5 100 17 16545 112,95 35,02 15675 107,01 42,60
IS 14805 100 17 17302,5 116,87 36,23 18780 126,85 50,50
ZA 14250 100 17 16935 118,84 36,84 13792,5 96,79 38,53
TB 16462,5 100 17 17602,5 106,92 33,15 17670 107,33 42,73
DR 16822,5 100 17 18037,5 107,22 33,24 17430 103,61 41,25
ZR 14715 100 17 17152,5 116,56 36,14 16455 111,82 44,52
KW 16545 100 17 19500 117,86 36,54 19882,5 120,17 47,84
AM 13807,5 100 17 16260 117,76 36,51 14715 106,57 42,43
LU 15195 100 17 16987,5 111,80 34,66 15000 98,72 39,30
NM 16230 100 17 18315 112,85 34,98 18487,5 113,91 45,35
Rerata 15383,75 100 17 17231,25 112,20 34,78 16819,4 109,24 43,49
45
45
Lampiran 8
Hasil Uji Statistik
a. Uji Normalitas Data Usia, IMT, GDP
Descriptives
Statistic Std. Error
Usia
Mean 19,2500 ,22997
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 18,7489
Upper Bound 19,7511
5% Trimmed Mean 19,2222
Median 19,0000
Variance ,688
Std. Deviation ,82916
Minimum 18,00
Maximum 21,00
Range 3,00
Interquartile Range 1,00
Skewness ,454 ,616
Kurtosis ,517 1,191
IMT
Mean 21,0458 ,36816
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 20,2436
Upper Bound 21,8479
5% Trimmed Mean 21,0437
Median 21,0458
Variance 1,762
Std. Deviation 1,32742
Minimum 19,13
Maximum 23,00
Range 3,87
Interquartile Range 2,30
Skewness -,001 ,616
Kurtosis -1,312 1,191
46
46
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Usia ,234 13 ,050 ,892 13 ,102
IMT ,137 13 ,200* ,937 13 ,421
GDP ,177 13 ,200* ,931 13 ,351
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
b. Uji Normalitas Rata-Rata Indeks Glikemik dan Beban Glikemik
Descriptives
Statistic Std. Error
IG_M1 Mean 112,201900459
899960
1,72204601016
8358
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 108,449884519
667880
Upper Bound 115,953916400
132040
5% Trimmed Mean 112,726378138
291120
GDP
Mean 94,666 3,1629
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 87,775
Upper Bound 101,558
5% Trimmed Mean 95,2407
Median 95,00
Variance 130,056
Std. Deviation 11,40419
Minimum 67,00
Maximum 112,00
Range 45,00
Interquartile Range 12,00
Skewness -,951 ,616
Kurtosis 2,072 1,191
47
47
Median 112,846580406
654340
Variance 38,551
Std. Deviation 6,20892518837
0196
Minimum 96,1210974456
0075
Maximum 118,842105263
15790
Range 22,7210078175
5715
Interquartile Range 8,37538179337
537
Skewness -1,482 ,616
Kurtosis 2,848 1,191
GL_M1 Mean 34,7825891425
68995
,533834263152
191
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 33,6194642010
97050
Upper Bound 35,9457140840
40940
5% Trimmed Mean 34,9451772228
70250
Median 34,9824399260
62845
Variance 3,705
Std. Deviation 1,92476680839
4761
Minimum 29,7975402081
36233
Maximum 36,8410526315
78950
Range 7,04351242344
2714
Interquartile Range 2,59636835594
6368
Skewness -1,482 ,616
Kurtosis 2,848 1,191
48
48
IG_M2 Mean 109,242735210
901840
2,22354413751
2469
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 104,398048716
758320
Upper Bound 114,087421705
045360
5% Trimmed Mean 108,956455169
249480
Median 108,988212180
746570
Variance 64,274
Std. Deviation 8,01710240105
8557
Minimum 96,7894736842
1052
Maximum 126,849037487
33535
Range 30,0595638031
2483
Interquartile Range 7,77517290087
101
Skewness ,682 ,616
Kurtosis 1,022 1,191
GL_M2 Mean 43,4895328874
60040
,885192921143
714
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 41,5608631941
41504
Upper Bound 45,4182025807
78570
5% Trimmed Mean 43,3755648028
78230
Median 43,3882072691
55210
Variance 10,186
Std. Deviation 3,19160846586
1411
Minimum 38,5318894736
84210
49
49
Maximum 50,4986018237
08206
Range 11,9667123500
23997
Interquartile Range 3,09529633183
6742
Skewness ,682 ,616
Kurtosis 1,022 1,191
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
IG_M1 ,171 13 ,200* ,863 13 ,052
GL_M1 ,171 13 ,200* ,863 13 ,052
IG_M2 ,192 13 ,200* ,943 13 ,492
GL_M2 ,192 13 ,200* ,943 13 ,492
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
c. Uji Paired T Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 IG_R 100,000 13 ,0000 ,0000
IG_M1 112,201900459
899960 13
6,20892518837
0194
1,72204601016
8357
Pair 2 IG_R 100,000 13 ,0000 ,0000
IG_M2 109,242735210
901840 13
8,01710240105
8555
2,22354413751
2468
Pair 3 IG_M1 112,201900459
899960 13
6,20892518837
0194
1,72204601016
8357
IG_M2 109,242735210
901840 13
8,01710240105
8555
2,22354413751
2468
Pair 4 GL_1 17,000 13 ,0000 ,0000
GL_M1 34,7825891425
68995 13
1,92476680839
4761
,533834263152
191
Pair 5 GL_1 17,000 13 ,0000 ,0000
50
50
GL_M2 43,4895328874
60020 13
3,19160846586
1411
,885192921143
714
Pair 6 GL_M1 34,7825891425
68995 13
1,92476680839
4761
,533834263152
191
GL_M2 43,4895328874
60020 13
3,19160846586
1411
,885192921143
714
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 IG_R & IG_M1 13 . .
Pair 2 IG_R & IG_M2 13 . .
Pair 3 IG_M1 & IG_M2 13 ,174 ,571
Pair 4 GL_1 & GL_M1 13 . .
Pair 5 GL_1 & GL_M2 13 . .
Pair 6 GL_M1 & GL_M2 13 ,174 ,571
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Pair 1 IG_R -
IG_M1
-
12,20190045
9899960
6,208925188
370195
1,722046010
168358
-
15,9539164
00132034
-
8,449884519
667886
-
7,08
6
12 ,000
Pair 2 IG_R -
IG_M2
-
9,242735210
901841
8,017102401
058557
2,223544137
512469
-
14,0874217
05045353
-
4,398048716
758330
-
4,15
7
12 ,001
Pair 3 IG_M1 -
IG_M2 2,959165248
998119
9,249171854
096529
2,565258721
194105
-
2,63005336
4155338
8,548383862
151574
1,15
4 12 ,271
Pair 4 GL_1 -
GL_M1
-
17,78258914
2568995
1,924766808
394762
,5338342631
52191
-
18,9457140
84040937
-
16,61946420
1097053
-
33,3
11
12 ,000
Pair 5 GL_1 -
GL_M2
-
26,48953288
7460022
3,191608465
861412
,8851929211
43714
-
28,4182025
80778555
-
24,56086319
4141490
-
29,9
25
12 ,000
51
51
Pair 6 GL_M1 -
GL_M2
-
8,706943744
891028
3,429119122
098078
,9510665249
53745
-
10,7791396
91327272
-
6,634747798
454784
-
9,15
5
12 ,000
52
52
Lampiran 9
Dokumentasi
1. Makanan Standar dan Makanan Uji
Roti tawar putih Bubur ayam instan Bubur ayam tradisional
2. Alat
Timbangan Ukur Digital
3. Proses Pengambilan Sampel Darah
- Glucometer merk easy-touch®
- Strip Glucose merk easy-touch®
- Lancet
- Lancing Device
- Alcohol Swab
53
53
Lampiran 10
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nadiyah Zhafirah Luvi
Tempat, tanggal lahir : Palembang, 4 Agustus 1995
Alamat : Jl. Sultan M. Mansyur No.1/2388 RT.33 RW.11
Bukil Lama, Palembang, Sumatera Selatan.
No. HP : +62 853 8053 6677
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. TK Islam Az-Zahrah Palembang : 1999 - 2000
2. SD Islam Az-Zahrah Palembang : 2000 - 2006
3. SMP Negeri 17 Palembang : 2006 - 2009
4. MA Negeri 3 Palembang : 2009 - 2012
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2012 - sekarang