Perancangan Strategi Investasi Scada Menggunakan Obrim

17
PERANCANGAN STRATEGI INVESTASI SCADA MENGGUNAKAN OBRIM DI PT.PLN (PERSERO) AP2B SKSKT Indra Utama Ichsan dan Fifi Swandari Universitas Lambung Mangkurat Abstrak This research discusses the design of investment strategies in technology-based nonprofit company on the element of risk and uncertainty. Design strategies using Options Base Risc Management (OBRiM), which consists of seven (7) analysis Stages. The stages are: Domain business analysis; NPV base case analysis; Risk analysis; Options analysis; Scenario configuration analysis; Real Options valuation; Sensitivity analysis. The results of this research is the scenario defer investment and then make a gradual development investment and continued with the development of investment which is the best strategy for the company. The implications of this research is that companies can use these strategies in order to optimize the benefits of investment. This research also found that investment cost (K) is the most significant influence parameter to real options value, in compare to the investment time (t) and the investment success probability (q). Keywords : OBRiM, Options, Real Options Valuations, Investment, Strategy, SCADA PENDAHULUAN PT. PLN (Persero) Area Penyaluran dan Pengaturan Beban Sistem Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (AP2B) Sistem Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (SKSKT) berencana melakukan investasi di bidang teknologi Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA) untuk mengoptimalkan pengaturan sistem tenaga listrik di wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. SCADA merupakan sistem yang paling banyak digunakan dalam proses industri. Sistem ini digunakan untuk mengendalikan beberapa area yang letaknya saling berjauhan. SCADA tidak hanya digunakan pada proses industri saja melainkan pada pembangkit maupun transmisi dan distribusi tenaga listrik. SCADA juga merupakan bagian dari sistem Teknologi Informasi (TI) korporat (Julianto, 2003) sehingga SCADA dengan TI tidak dapat dipisah kan karena keduanya saling mendukung untuk meningkatkan kinerja operasional perusahaan. Investasi di bidang teknologi memiliki faktor risiko dan ketidakpastian dimana manfaat-nya belum tentu optimal bagi perusahaan (Thorp, 2003). Faktor risiko dan ketidakpastian dari investasi tidak selalu dianggap sebagai isu negatif. Faktor tersebut dapat dijadikan masukan positif terhadap penentuan strategi investasi yang paling optimal dan sekaligus memberikan manfaat secara finansial. Faktor risiko dan ketidak pastian tidak hanya diukur pada saat awal investasi saja melainkan diukur selama siklus investasi karena strategi investasi seyogyanya didasari oleh keputusan yang bersifat fleksibel. Keputusan yang bersifat fleksible yaitu

Transcript of Perancangan Strategi Investasi Scada Menggunakan Obrim

Page 1: Perancangan Strategi Investasi Scada Menggunakan Obrim

PERANCANGAN STRATEGI INVESTASI SCADA MENGGUNAKAN OBRIM DI PT.PLN (PERSERO) AP2B SKSKT

Indra Utama Ichsan dan Fifi Swandari

Universitas Lambung Mangkurat

Abstrak

This research discusses the design of investment strategies in technology-based nonprofit company on the element of risk and uncertainty. Design strategies using Options Base Risc Management (OBRiM), which consists of seven (7) analysis Stages. The stages are: Domain business analysis; NPV base case analysis; Risk analysis; Options analysis; Scenario configuration analysis; Real Options valuation; Sensitivity analysis. The results of this research is the scenario defer investment and then make a gradual development investment and continued with the development of investment which is the best strategy for the company. The implications of this research is that companies can use these strategies in order to optimize the benefits of investment. This research also found that investment cost (K) is the most significant influence parameter to real options value, in compare to the investment time (t) and the investment success probability (q).

Keywords : OBRiM, Options, Real Options Valuations, Investment, Strategy, SCADA  PENDAHULUAN

PT. PLN (Persero) Area Penyaluran dan Pengaturan Beban Sistem Kalimantan Selatan dan

Kalimantan Tengah (AP2B) Sistem Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (SKSKT)

berencana melakukan investasi di bidang teknologi Supervisory Control and Data

Acquisition (SCADA) untuk mengoptimalkan pengaturan sistem tenaga listrik di wilayah

Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

SCADA merupakan sistem yang paling banyak digunakan dalam proses industri. Sistem ini

digunakan untuk mengendalikan beberapa area yang letaknya saling berjauhan. SCADA

tidak hanya digunakan pada proses industri saja melainkan pada pembangkit maupun

transmisi dan distribusi tenaga listrik. SCADA juga merupakan bagian dari sistem Teknologi

Informasi (TI) korporat (Julianto, 2003) sehingga SCADA dengan TI tidak dapat dipisah

kan karena keduanya saling mendukung untuk meningkatkan kinerja operasional perusahaan.

Investasi di bidang teknologi memiliki faktor risiko dan ketidakpastian dimana manfaat-nya

belum tentu optimal bagi perusahaan (Thorp, 2003). Faktor risiko dan ketidakpastian dari

investasi tidak selalu dianggap sebagai isu negatif. Faktor tersebut dapat dijadikan masukan

positif terhadap penentuan strategi investasi yang paling optimal dan sekaligus memberikan

manfaat secara finansial. Faktor risiko dan ketidak pastian tidak hanya diukur pada saat awal

investasi saja melainkan diukur selama siklus investasi karena strategi investasi seyogyanya

didasari oleh keputusan yang bersifat fleksibel. Keputusan yang bersifat fleksible yaitu

Page 2: Perancangan Strategi Investasi Scada Menggunakan Obrim

keputusan yang memperhatikan risiko yang terjadi dan dapat dikaji ulang sepanjang siklus

investasi.

Perancangan strategi berdasarkan risiko atau unsur ketidakpastian perlu dilakukan untuk

mengoptimalkan manfaat investasi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan metode Options

Base Risc Management (OBRiM). OBRiM ini muncul untuk menjawab isu bahwa tidak

diketemukan hubungan yang jelas antara nilai uang dengan nilai ekonomis yang di-

investasikan kedalam Teknologi Informasi (TI). OBRiM dapat dijadikan panduan untuk

memaksimalkan nilai dan mengurangi risiko kegagalan akibat unsur ketidakpastian dari

investasi TI (Benaroch, 2001). Penilaian investasi didalam OBRiM menggunakan metode

Real Options Valuations (ROV). Menurut Vintila (2002) ROV merupakan pendekatan yang

lebih baik dibandingkan pendekatan tradisional untuk capital budgeting, seperti Discounted

Cash Flow (DCF), karena tidak dapat menangkap sepenuhnya nilai proyek. Keputusan

Investasi yang diambil dengan menggunakan pendekatan tersebut bersifat irreversible, yaitu

interaksi antara keputusan sekarang dan masa depan keputusan tidak dipertimbangkan, dan

investasi dalam aktiva pasif (selama siklus, manajemen tidak melakukan keputusan apapun

terhadap proyek).

Penelitian ini melanjutkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kendrasti (2009).

Salah satu saran pada penelitian tersebut adalah agar dilakukan analisis sensitivitas pada

parameter penentu nilai real options untuk mengetahui faktor apa yang menentukan

keberhasilan jalur skenario yang dipilih. Saran tersebut akan dijadikan nilai tambah pada

penelitian ini selain obyek penelitian yang berbeda yaitu di PT. PLN (Persero) AP2B

SKSKT. Kelebihan pada penelitian ini dibandingkan penelitian yang dilakukan Kendrasti

(2009) adalah perancangan investasi di perusahaan yang berorientasi melayani masyarakat.

Hal tersebut memberikan pandangan yang berbeda mengenai perancangan investasi jika

dibandingkan perancangan investasi pada perusahaan yang berorientasi mencari keuntungan.

Hasil akhir yang diharapkan dari penelitian ini adalah berupa rekomendasi strategi investasi

yang terbaik bagi perusahaan dalam upaya meng-optimalkan manfaat dari investasi dan

memberikan informasi parameter mana yang mempengaruhi nilai keluaran ROV.

Perancangan strategi investasi menggunakan OBRiM saat ini belum dilakukan oleh

perusahaan dan diharapkan akan memberikan pandangan baru bagi perusahaan dalam

mengambil sebuah keputusan investasi.

Page 3: Perancangan Strategi Investasi Scada Menggunakan Obrim

TINJAUAN PUSTAKA

OBRiM merupakan kerangka atau panduan untuk memilih keputusan investasi (options)

berdasarkan risiko. Proses kajian investasi secara umum adalah melakukan kajian manfaat

investasi terhadap bisnis perusahaan kemudian dilakukan perhitungan Net Present Value

(NPV) untuk mengetahui investasi ini layak atau tidak untuk dijalankan. OBRiM melengkapi

kajian tersebut dengan tahapan sebagai berikut1:

1. Analisis risiko : Identifikasi, pengukuran dan pemetaan risiko

2. Analisis Options : Memilih options berdasarkan risiko yang ditemui

3. Konfigurasi Desain Investasi : Melakukan konfigurasi skenario

4. Real options valuation : Melakukan perhitungan real options dan menentukan konfigurasi

skenario yang paling optimal manfaatnya.

1. Analisis Ranah Bisnis

2. Analisis NPV Dasar 4. Analisis Risiko

5. Analisis Options

6. Konfigurasi Skenario Investasi

7. Real Options Valuation

3. Analisis Sensitivitas

OBRIM

Kajian Investasi

tradisional

Gambar 1 Kerangka Kerja OBRiM

Sumber : Benaroch, Jeffery, Kauffman, Sandeep S, 2007 (diolah)

Persamaan options (Brach, 2003):

a. Options Defer (Menangguhkan investasi): C = p . x % . Vmax + ( 1- p) . x % . Vmin - K . (1 + Rc)t (1 + rf) t b. Options Abandon (Menghentikan investasi) : P = p . ( - Vmax . x% + S) + (1 - p) . ( - Vmin . x% + S) – K . (1 + Rc)t (1 + rf) t c. Options Growth/Expands/Stage/Explore C = p. Vmax + (1 – p) . Vmin - K

(1 + rf) t

d. Options Merubah lingkup investasi (Alter Scale) C = p.((x%.Vmax) - K2 )+ (1 – p) .((x%.Vmin) - K2 ) (1 + rf) 2

Jenis Options pada OBRiM menurut Benaroch (2002):                                                             1 Lihat Gambar1 

Page 4: Perancangan Strategi Investasi Scada Menggunakan Obrim

1. Menangguhkan Investasi (Defer).

Investasi TI ditangguhkan sampai T periode waktu (tahun) yang tepat. Selama

penangguhan, dipelajari potensi investasi tersebut sampai kondisi yang memungkinkan

untuk melaksanakan investasi.

2. Investasi Bertahap (Stage).

Investasi TI dilaksanakan dengan rangkaian tahapan pembangunan dan dilakukan

peninjauan pelaksanaannya. Apabila terjadi kondisi tertentu yang bersifat merugikan,

investasi bisa saja ditunda bahkan dibatalkan berdasarkan pertimbangan yang diambil.

3. Menjelajahi Investasi (Explore).

Investasi TI dapat dilakukan dengan cara proyek percontohan. Apabila proyek tersebut

berhasil maka dapat dilakukan proyek pengembangan.

4. Merubah ruang lingkup investasi (Alter Scale).

Ruang lingkup investasi dapat saja diperluas atau pun dipersempit, dengan melihat situasi

yang terjadi. Options memperluas ruang lingkup investasi dilakukan dengan pertimbangan

hal tersebut memberikan fleksibilitas dalam meningkatkan jumlah transaksi per-satuan

waktu. Options mempersempit ruang lingkup investasi dilakukan jika perusahaan

dihadapkan pada options pemilihan teknologi dengan biaya perawatan yang tinggi bila

dibandingkan dengan biaya awal pengembangan. Options mempersempit ruang lingkup

investasi akan memberikan fleksibilitas pada perusahaan untuk memperpendek waktu

hidup investasi, sehingga biaya perawatan dapat ditekan.

5. Menghentikan Investasi (Abandon).

Penghentian investasi dilakukan jika kondisi operasional memburuk dan hal ini tidak dapat

diperbaiki. Sumber daya yang tidak dipakai lagi dapat dialokasikan ke tempat lain yang

lebih membutuhkan.

6. Sub-kontrak Investasi ke pihak ketiga (Outsourcing).

Hal ini dilakukan dengan maksud memindahkan risiko biaya dan jadwal yang tidak sesuai

dengan perkiraan awal. Options ini mirip dengan options investasi bertahap, yakni jika

hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, investasi dapat saja dibatalkan.

Perbedaannya dampak kerugian dialami oleh pihak ketiga yaitu penalti yang diberikan

akibat penundaan jadwal dan hal lainnya.

7. Menyewa Investasi (Lease).

Perusahaan dapat saja menyewa Investasi TI. Apabila nilai manfaatnya selama sewa tidak

sebanding dengan yang diharapkan maka perusahaan dapat saja memutuskan kontrak

Page 5: Perancangan Strategi Investasi Scada Menggunakan Obrim

sewa. Berbeda dengan options menghentikan investasi, pembatalan kontrak penyewaan

akan berdampak penalti kepada perusahaan.

8. Menggabungkan pilihan Investasi (Compound Options)

Investasi TI dapat terdiri dari dua options atau lebih. Options sebelumnya dapat

mempengaruhi nilai dari options selanjutnya, dan sebaliknya.

9. Pertumbuhan yang bernilai strategis (Expand).

Options ini dilakukan apabila investasi TI ini membuka peluang investasi lain di masa

depan. Perusahaan diharuskan merespon dengan melakukan ekspansi investasi yang

bernilai strategis dari segi nilai kompetitif dan pasar.

Menurut Benaroch (2002) siklus investasi memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut

(Kendrasti, 2009 :21-22):

1. Tahap Permulaan (Inception) : Investasi muncul sebagai suatu keputusan mutlak yang

biasanya didasari oleh investasi sebelumnya

2. Tahap Pengakuan (Recognition) : Tahap dimana investasi TI mulai dilihat sebagai suatu

kesempatan yang menjanjikan. Namun dalam tahap ini ada beberapa risiko yang mungkin

muncul, diantaranya risiko pada pendanaan proyek, risiko lingkungan, teknologi dan risiko

dari kompetitor. Options yang biasa digunakan untuk mengatasi risiko pada tahap ini

adalah defer (menunda investasi).

3. Tahap Pembangunan (Building) : Tahap dimana kesempatan investasi mulai

direalisasikan. Pada tahap ini risiko yang mungkin muncul adalah risiko pada manajemen

proyek, fungsional investasi, risiko organisasi, lingkungan dan teknologi. Options yang

dapat digunakan untuk mengatasi risiko pada tahap ini adalah options menyewa,

melakukan alih daya investasi ke pihak ketiga, melakukan investasi bertahap, atau

pembuatan proyek percontohan sambil mempelajari kemunculan dari risiko tersebut.

4. Tahap Operasional (Operation) : Tahap dimana investasi sudah beroperasi dan mulai

menghasilkan keuntungan/nilai balik. Risiko yang mungkin muncul pada tahap ini adalah

risiko pada sistem yang berjalan, risiko kompetitor, organisasi, lingkungan dan teknologi.

Options yang dapat digunakan untuk mengatasi risiko pada tahap ini adalah options

menyewa dan melakukan alih daya investasi ke pihak ketiga, options menghentikan

investasi, atau options melakukan pengembangan dari investasi tersebut.

5. Tahap Pemunduran (Retirement) : Pada tahap ini investasi terus menghasilkan

keuntungan/nilai balik, walaupun secara tidak langsung dalam bentuk nilai aset teknologi

dan kemampuan operasional yang semakin berkembang. Bila investasi sampai ke tahap

Page 6: Perancangan Strategi Investasi Scada Menggunakan Obrim

ini, maka options melakukan ekspansi atau pertumbuhan investasi yang bernilai strategis

dapat dilakukan.

6. Tahap Tidak Terpakai (Obsolescence) : Pada tahap ini nilai aset dan kemampuan dari

investasi sudah tidak dapat dikembangkan lagi, dan investasi menjadi usang.

Prinsip dasar dalam membuat konfigurasi skenario menurut Benaroch (2002):

1. Urutan options pada konfigurasi harus berhubungan dengan urutan kemunculan options

pada siklus investasi (misalnya options menghentikan investasi yang dieksekusi pada

tahap operasional, tidak boleh mendahului options penangguhan investasi yang biasa

dieksekusi pada tahap pengakuan investasi.

2. Konfigurasi investasi harus dapat berdampingan secara logis (misalnya options

penangguhan dan options sub-kontrak investasi ke pihak ketiga dapat dimunculkan

berdampingan, namun options untuk sub-kontrak saat ini dan kemudian menangguhkan

atau membatalkan investasi tidak boleh dimunculkan).

3. Hanya konfigurasi yang melibatkan set pengelolaan risiko dan options yang berhubungan

paling maksimal dan yang bernilai-lah yang layak untuk dipertimbangkan. Misal,

daripada membuat dua konfigurasi terpisah untuk options menunda dan melakukan

pengembangan bertahap, lebih baik membuat satu konfigurasi yang memasukkan dua

options tersebut. Suatu konfigurasi yang hanya mengontrol satu risiko dapat pada saat

yang sama menimbulkan risiko dari sisi yang lain (misalnya konfigurasi untuk

meminimalkan risiko pasar dapat meningkatkan risiko kompetisi). Oleh karena itu adalah

penting untuk membuat konfigurasi pengelolaan hubungan risiko dan options yang paling

maksimal dengan mempertimbangkan hubungan antara masing-masing rangkaian risiko

dan options tersebut.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dikategorikan kedalam penelitian terapan (applied research) dan OBRiM

digunakan sebagai metode didalam penelitian ini. Untuk tahapan proses penelitian dapat

dilihat pada Gambar 2.

Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Data Kuantitatif, yaitu berupa laporan Biaya proyek, jumlah kerugian akibat gangguan

dan lama gangguan untuk digunakan dalam analisis ranah bisnis dan NPV dasar.

2. Data Kualitatif

Hasil wawancara dengan perwakilan manajemen untuk mengetahui hal terkait dengan

proyek SCADA dan options investasi yang relevan dengan proyek. Data kedua adalah

Page 7: Perancangan Strategi Investasi Scada Menggunakan Obrim

faktor risiko pada investasi SCADA yang merupakan bagian dari tahapan penelitian ini

yaitu analisis risiko.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Data Primer, yaitu berupa hasil wawancara dengan manajemen mengenai options yang

relevan dengan strategi investasi dan hasil kuesioner dengan pegawai mengenai besarnya

kemungkinan terjadinya risiko dan dampaknya terhadap proyek investasi untuk

mengetahui tingkat keberhasilan investasi.

2. Data Sekunder, yaitu berupa studi literatur mengenai pengguna real options valuation

dan kerangka OBRiM dalam upaya perancangan strategi investasi SCADA dan mencari

strategi yang memberikan manfaat paling maksimal.

HASIL PENELITIAN

A. Analisis Ranah Bisnis

Analisis ranah bisnis merupakan tahapan awal dari metode OBRiM. Tujuan tahapan tersebut

adalah untuk memperoleh data mengenai biaya proyek dan manfaat proyek tersebut bagi

perusahaan. Manfaat proyek dibagi berdasarkan manfaat maksimum dan manfaat minimum.

Manfaat tersebut akan dijadikan input perhitungan NPV pada masing-masing kategori

maksimum dan minimum.

Gambar 2 Metodologi Penelitian

Biaya yang diperlukan untuk investasi SCADA adalah sebesar Rp 29.452.971.0002

sedangkan manfaat investasi dicari dengan membandingkan jika perusahaan menggunakan

SCADA dengan tidak menggunakan SCADA.

                                                            2 Sumber : BOQ pekerjaan upgrade master station penambahan RTU, link Komunikasi APB Sistem Kalimantan 2007 (diolah)  

Page 8: Perancangan Strategi Investasi Scada Menggunakan Obrim

Salah satu tolak ukur dalam peningkatan pelayanan adalah percepatan waktu pemulihan

gangguan3. Saat ini perusahaan secara umum masih menggunakan komunikasi lewat radio

dalam pengoperasian sistem tenaga listrik terutama pada saat pemulihan gangguan.

Manfaat ketika menggunakan SCADA adalah waktu yang didapat untuk melakukan

pemulihan gangguan lebih baik dibandingkan menggunakan teknologi radio. Waktu

pemulihan yang diperlukan SCADA dibagi dengan dua kondisi yaitu kondisi optimis dengan

waktu 1 menit dan kondisi pesimis dengan waktu 5,5 menit4. Kondisi optimis merupakan

kondisi dimana pembangunan investasi sesuai dengan manfaat yang diharapkan sedangkan

sebaliknya bagi kondisi pesimis. Manfaat kedua adalah terhindarnya kerugian finansial

akibat kerugian meluas sebesar Rp 1.085.443.531.

Manfaat yang diharapkan ketika Investasi SCADA adalah waktu pemulihan gangguan yang

lebih cepat5 dibandingkan sistem sebelumnya sehingga kerugian akibat energi tidak tersalur

dan gangguan meluas dapat dihindari. Hasil perhitungan manfaat maksimum dan minimum

dapat dilihat pada Tabel 2.

B. Analisis NPV Dasar

Tahapan ini dilakukan perhitungan NPV yang merupakan selisih antara pengeluaran6 dan pemasukan7

yang telah didiskon sebesar 12 %8 dengan menggunakan social opportunity cost of capital. Pada

tahapan ini dilakukan dua perhitungan NPV yaitu untuk NPV maksimum dan NPV minimum. Hasil

perhitungan tersebut akan digunakan untuk melakukan perhitungan nilai real options yang akan

dilakukan pada tahap Real Options Valuation. Hasil dari analisis NPV adalah NPV maksimum =

Rp 84.333.332.731,98 dan NPV minimum = Rp 81.569.328.538,35.

Tabel 1 Perbandingan Waktu Restorasti Gangguan tanpa dan dengan SCADA

Jenis Kegiatan 

Waktu Pesimistik (menit) 

Waktu Optimistik (Menit) 

Tanpa SCADA 

Dengan SCADA 

Tanpa SCADA 

Dengan SCADA 

Terjadi gangguan, operator GI mengecek peralatan yang terganggu 2 0 2  0 Operator GI melaporkan gangguan ke AP2B 2 0 2  0 AP2B konfirmasi ke Piket Cabang  5 5 5  0 Mecoba memasukan PMT  2 0.5 2  1 Operator GI melaporkan kondisi PMT  1 0 1  0 

Total Waktu yang diperlukan untuk perbaikan 12 5.5 12  1 Perbedaan Waktu Perbaikan  6.5 11 Perbedaan Waktu Perbaikan  54.17% 91.67% 

Sumber : Kajian Kelayakan Finansial Upgrade Master Station APB Sistem Kalselteng 2008                                                             3 Sumber : SE Direksi PLN No. 008.E/012/DIR/2002 4 Lihat Tabel 1 5 waktu optimis akan dijadikan dasar perhitungan manfaat maksimum dan sebaliknya bagi waktu pesimis. 6 Pengeluaran = Biaya Investasi SCADA + Biaya pemeliharan pertahun (3% dari Biaya Investasi SCADA) 7 Pemasukan = nilai manfaat pada Tabel2 8 Sumber =  Kajian Kelayakan Finansial  Upgrade Master Station APB Sistem Kalselteng 2008 (diolah) 

Page 9: Perancangan Strategi Investasi Scada Menggunakan Obrim

Tabel 2 Nilai Manfaat

Tahun Energi yang 

tersalur karena SCADA 

Optimistik  (A ) 

Energi yang tersalur karena 

SCADA Pesimistik  (B ) 

Manfaat Pencegahan gangguan meluas (C) 

Nilai Manfaat Maksimum 

(Rp)              (D = A + C) 

Nilai Manfaat  Minimum 

(Rp)              (E = B + C) 

2012  15.670.384.733  15.231.046.221 1.428.369.637 17.098.754.370 16.659.415.858 2013  15.670.384.733  15.231.046.221 1.485.504.423 17.155.889.156 16.716.550.644 2014  15.670.384.733  15.231.046.221 1.544.924.600 17.215.309.333 16.775.970.821 2015  17.237.423.206  16.754.150.843 1.606.721.584 18.844.144.790 18.360.872.427 2016  17.237.423.206  16.754.150.843 1.670.990.447 18.908.413.653 18.425.141.290 2017  17.237.423.206  16.754.150.843 1.737.830.065 18.975.253.271 18.491.980.908 2018  17.237.423.206  16.754.150.843 1.807.343.267 19.044.766.474 18.561.494.111 2019  17.237.423.206  16.754.150.843 1.879.636.998 19.117.060.204 18.633.787.841 2020  17.237.423.206  16.754.150.843 1.954.822.478 19.192.245.684 18.708.973.321 2021  17.237.423.206  16.754.150.843 2.033.015.377 19.270.438.584 18.787.166.220 2022  17.237.423.206  16.754.150.843 2.114.335.992 19.351.759.199 18.868.486.836 

Sumber : Kajian Kelayakan Finansial Upgrade Master Station APB Sistem Kalselteng 2008 (diolah)

C. Analisis Risiko

Analisis risiko dilakukan pada setiap tahapan pada siklus investasi yaitu tahap pengakuan,

pembangunan dan operasional. Proses analisis yang dilakukan melalui beberapa proses yaitu

identifikasi risiko, pengukuran risiko dan prioritisasi risiko.

Langkah pertama dari analisis risiko adalah identifikasi risiko dengan menggunakan  Risk

Breakdown Structure (RBS) (Schwalbe, 2007). RBS memudahkan identifikasi risiko yang

tersusun berdasarkan kategori-kategori yaitu Bisnis, Teknologi SCADA, Organisasi PLN dan

Manajemen Proyek SCADA.

Risiko yang telah teridentifikasi akan dijadikan bentuk pertanyaan faktor risiko, yang akan

diukur bobot risiko nya dengan metode kuisioner9. Kuisioner ini akan diberikan kepada  

karyawan PT. PLN (Persero) AP2B yang dibagi menjadi dua kelompok :

1. Kelompok yang terlibat pada tahap pengakuan dan pembangunan investasi (13

responden): Kelompok ini mewakili sisi pendapat dari Manajemen perusahaan, Enjiner

dan pengguna SCADA. Kelompok ini dipilih berdasarkan pengalamannya mengikuti

proyek SCADA yaitu minimal satu proyek.

2. Kelompok yang terlibat pada tahap operasional investasi (27 responden): Kelompok

ini mewakili sisi pendapat dari Manajemen perusahaan, Enjiner dan pengguna SCADA.

Mayoritas responden pada kelompok ini diwakili oleh Enjiner yang bertugas untuk

memelihara SCADA dan pengguna SCADA yang bertugas untuk mengoperasikan sistem

tenaga listrik. Kelompok ini dipilih berdasarkan pengalamannya mengikuti proyek

SCADA yaitu minimal satu proyek atau terlibat dalam operasional SCADA.

                                                            9 Metode kuisioner menggunakan skala likert dan pertanyaan nya menggunakan sumber dari  PMI (2000) 

Page 10: Perancangan Strategi Investasi Scada Menggunakan Obrim

Langkah selanjutnya adalah memetakan hasil dari pembobotan risiko. Risiko yang memiliki

probabilitas tinggi dampak tinggi, probabilitas tinggi dampak sedang dan probabilitas sedang

dampak tinggi10 merupakan risiko yang memiliki prioritas untuk ditangani. Tingkat

keberhasilan pada tahap investasi adalah presentase risiko yang tidak perlu ditangani dengan

jumlah risiko yang teridentifikasi. Hasil tingkat keberhasilan investasi pada setiap tahap

investasi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Tingkat keberhasilan Investasi

Tahap Investasi 

Risiko yang perlu 

ditanga‐ni 

Risiko yang tidak perlu 

ditanga‐ni 

Tingkat Kegagala‐

n Investasi 

Tingkat keberhasila‐n Investasi 

Tahap Pengakuan  6 5 55 % 45 %

Tahap Pembangunan 16 24 40 % 60 %

Tahap Operasional  15 23 39 % 61 %

Sumber : Hasil kuisioner (diolah)  

D. Analisis Options

OBRiM terdapat 9 options yaitu options Defer, Stage, Explore, Alter Scale, Abandon,

Outsourcing, Lease, Compound dan Strategic Growth/Expand. Options dipilih berdasarkan

hasil wawancara dengan perwakilan manajemen perusahaan dan risiko yang ditemui pada

siklus investasi yaitu tahap pengakuan, pembangunan dan operasional. Hasil wawancaranya

adalah sebagai berikut :

1. Options menangguhkan investasi (defer) dilakukan apabila menemukan hambatan dalam

pendanaan investasi. Pembiayaan Investasi SCADA didapat melalui anggaran negara

ataupun dari PLN sendiri. Penundaan investasi biasanya memakan waktu 1 - 2 tahun.

Seandainya pemerintah tidak jadi membiayai investasi maka pembiayaan dilakukan PLN

sendiri dengan pembangunan secara bertahap.

2. Options Investasi bertahap (stage) dilakukan setelah mengetahui bahwa pembiayaan tidak

mencukupi dari nilai proyek investasi sehingga dilakukan secara bertahap sesuai dengan

kondisi keuangan perusahaan.

3. Options menjelajahi investasi (explore) yaitu dengan melakukan proyek percontohan sulit

diterapkan dalam perusahaan PLN. Kesulitan yang dihadapi oleh PLN adalah pengawasan

terhadap pembiayaan investasi proyek percontohan dan vendor sendiri merasa keberatan

dikarenakan biaya besar yang dikeluarkan belum sebanding dengan keuntungan yang

                                                            10 Tinggi = skala likert dengan bobot 4 dan 5;   Sedang = skala likert dengan bobot 3 ;   Rendah = skala likert dengan bobot 1 dan 2 

Page 11: Perancangan Strategi Investasi Scada Menggunakan Obrim

didapat. PLN sampai saat ini belum pernah melakukan proyek percontohan untuk investasi

SCADA.

4. Options merubah ruang lingkup investasi (Alter scale) dimungkinkan dilakukan jika

terjadi faktor eksternal seperti krisis ekonomi ataupun perubahan nilai mata uang asing

yang cukup signifikan. Ruang lingkup investasi dipersempit dengan memilih secara

selektif teknologi mana yang lebih diutamakan.

5. Options menghentikan investasi (Abandon) tidak dilakukan karena kebijakan perusahaan.

SCADA sangat penting bagi sistem pengaturan tenaga listrik sehingga jika terjadi

hambatan terhadap investasi, option yang dapat dilakukan adalah menunda investasi

sampai kondisi memungkinkan. Contoh kondisi yang sering dialami oleh PLN adalah

sering terjadi tender ulang akibat hambatan yang mengakibatkan tender tidak dapat

dilanjutkan dan kemudian perusahaan melakukan kajian ulang terhadap investasi tersebut.

Contoh kondisi lainnya vendor tidak dapat menyelesaikan proyek maka dilakukan

pembatalan kontrak dan kemudian dilakukan evaluasi terhadap investasi kembali.

6. Options sub-kontrak ke pihak ketiga (Outsourcing) tidak dapat dilakukan karena SCADA

dianggap bagian core bisnis perusahaan dan merupakan kebijakan perusahaan bahwa hal

yang bersifat vital tidak dapat di sub-kontrak kan.

7. Options menyewa (Lease) mungkin saja dilakukan oleh perusahaan karena kebijakan

perusahaan mengijinkan. Tetapi kendala yang dihadapi adalah tidak adanya vendor yang

bersedia kerjasama karena nilai keuntungan yang kecil dibandingkan nilai investasi yang

disewakan.

8. Options menggabungkan beberapa pilihan investasi (Compound) sangat mungkin

dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi perusahaan. Dari kondisi

tersebut kemudian dilakukan perencanaan skenario berdasarkan penggabungan beberapa

options.

9. Options pertumbuhan yang bernilai strategis (Strategic growth/expand) bagi perusahaan

PLN harus dilakukan karena pertimbangan pertumbuhan beban listrik atau kebutuhan

konsumen sehingga menuntut sistem untuk dikembangkan.

Menurut hasil dari wawancara tersebut options yang relevan dengan kondisi perusahaan

adalah options defer, stage, alter scale dan expand . Langkah selanjutnya adalah options yang

relevan dengan kondisi perusahaan dipetakan atau disesuaikan dengan risiko yang perlu

ditangani dan dengan tahap siklus investasi. Hasil dari pemetaan options dengan risiko dapat

dilihat pada Tabel 4.

Page 12: Perancangan Strategi Investasi Scada Menggunakan Obrim

Tabel 4 Hasil Pemetaan Hubungan Risiko dengan options Investasi Tahap Siklus Investasi Penga

kuan Pembangunan Operasional

Faktor Risiko Options

Defer Stage Alter Scale Defer Expand Defer

RIS

IKO

O

RG

AN

ISA

SI Pengguna kesulitan dalam mempelajari dan menggunakan hasil proyek X

Proyek teralu besar atau kompleks bagi organisasi X X

Alur kerja organisasi belum baku (banyak perubahan) X X

RIS

IKO

B

ISN

IS Adanya kompetisi yang semakin ketat pada bisnis yang dijalankan X X

Adanya perubahan tuntutan dan situasi dipasar yang dapat mempengaruhi pembiayaan proyek X X X X

Supplier atau vendor pendukung proyek tidak stabil X X X X X

Adanya peraturan baik internal maupun eksternal yang bisa memberatkan jalannya proyek X X X

RIS

IKO

MA

NA

JEM

EN P

RO

YE

K

Kurangnya manajemen integrasi X X X X

Tidak dilakukan pengkajian ulang setelah proyek selesai X X X

Tidak lengkapnya prasyarat standar kualitas yang diinginkan X X

Ketidakakuratan estimasi waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek X X

Kurangnya manajemen pembebanan dan alokasi sumber daya X X

Kurangnya pemeliharaan/kendali biaya X

Poyek tidak dapat diselesaikan tepat pada waktunya X X X X

Kurangnya pengendalian atas kualitas hasil proyek X X

Peralatan atau teknologi yang dipesan terlambat dating X X X X

Ketiadaan manajemen konflik X X

Komunikasi antar anggota tim pengembang proyek kurang baik X X X

Konsultasi antar tim pengembang dengan manajemen organisasi kurang baik X X X

RIS

IKO

T

EK

NIS

Terjadi gangguan pada salah satu pihak eksternal X X

Proyek yang dibuat tidak sesuai dengan desain yang telah ditetapkan X

Kemampuan anggota tim pengembang proyek terhadap teknologi belum memadai X X X

Sumber : Hasil Analisis options (diolah)

E. Konfigurasi Skenario Investasi

Langkah penelitian selanjutnya adalah membuat konfigurasi skenario options dengan

berdasar pada hasil analisis options11 dan prinsip dasar membuat konfigurasi skenario

(Benaroch, 2002) . Pada tahap pengakuan investasi terdapat 2 skenario awal pengambilan

keputusan yaitu keputusan dengan kondisi terbaik dan keputusan dengan kondisi terburuk.

Kondisi terbaiknya adalah membangun investasi secara menyeluruh kemudian keputusan

alternatif nya12 adalah melakukan penundaan investasi.

Tahap siklus investasi selanjutnya adalah tahap pembangunan. Cara pengambilan keputusan

pada tahap pengakuan sama dengan tahap pembangunan maupun tahap operasional.

Perbedaannya adalah options yang tersedia pada tahap siklus investasi tersebut. Options

yang tersedia pada tahap pembangunan13 adalah options stage, alter scale, dan defer.

Langkah pada tahap siklus investasi dimulai pada skenario membangun investasi secara

menyeluruh sesuai dengan perencanaan awal investasi. Percabangan keputusan pada skenario

ini adalah tetap melanjutkan pembangunan investasi atau melanjutkan pembangunan dengan

                                                            11 Lihat Tabel4 12 Keputusan diambil berdasarkan risiko yang ditemui dan kondisi terburuk. 13Options yang tersedia pada tahap siklus investasi disesuaikan dengan kondisi perusahaan. 

Page 13: Perancangan Strategi Investasi Scada Menggunakan Obrim

ruang lingkup investasi diperkecil (alter stage). Options alter stage dipilih dikarenakan

karena options yang paling sesuai dibandingkan defer dan stage. Keputusan tersebut tidak

dapat dilakukan lagi karena pada awal sudah diputuskan untuk membangun secara

menyeluruh dan yang paling memungkinkankan adalah melakukan pembangunan dengan

diperkecil ruang lingkupnya. Awal skenario dengan melakukan penundaan disandingkan

dengan pembangunan secara bertahap karena sesuai dengan panduan yang diberikan

Benaroch bahwa options defer dan stage dimasukkan dalam satu konfigurasi. Skenario

terakhir14 pada tahap operasional yaitu dilakukan pengembangan investasi (expands) karena

melihat kebutuhan sistem tenaga listrik yang terus berkembang. Konfigurasi skenario

Investasi dapat dilihat secara lengkap pada Gambar 3.

Gambar 3 Konfigurasi Skenario Investasi. Sumber : Hasil Analisis options (diolah) 

F. Perhitungan Real Options (ROV)

Perhitungan nilai real options dilakukan pada tiap titik keputusan15 yang dapat dilihat pada

Tabel 5. Hasil perhitungan tersebut akan dijumlahkan berdasarkan jalur skenario investasi

yang dapat dilihat pada Tabel 6 . Perjumlahan tersebut akan diketahui jalur skenario mana

yang optimal yaitu yang memberikan manfaat investasi secara maksimal. Jalur skenario yang

                                                            14 Skenario ini dilakukan pada setiap jalur skenario pada tahap operasional 15 Contoh D1 dan D1’ : Disimbolkan dengan D sebagai titik keputusan; 1 sebagai keputusan dengan kondisi terbaik dan 1’ kondisi terburuk. 

Page 14: Perancangan Strategi Investasi Scada Menggunakan Obrim

memberikan manfaat secara optimal adalah jalur skenario S5 yaitu skenario melakukan

penundaan investasi kemudian dilanjutkan dengan pengembangan bertahap melalui tiga tahap

pembangunan, dan setelah operasional, proyek SCADA diputuskan untuk dilanjutkan

kembali pengembangannya karena kebutuhan sistem tenaga listrik yang terus berkembang.

G. Analisis Sensitivitas

Tujuan analisis sensitivitas pada penelitian ini adalah untuk mengetahui parameter mana yang

paling mempengaruhi nilai real options. Parameter yang dilakukan analisis adalah parameter

biaya per fase investasi (K), tingkat keberhasilan fase (q) dan waktu per fase (t).

Pertimbangan pemilihan parameter K, q, t adalah perusahaan lebih dapat mengendalikan

parameter tersebut jika dibandingkan parameter lainnya contohnya seperti tingkat suku

bunga. Tingkat suku bunga tidak dapat dirubah atau dilakukan upaya perubahan oleh

perusahaan karena yang menentukan adalah pihak Bank Indonesia.

Analisis Sensitivitas dilakukan pada jalur skenario yang memiliki nilai options tertinggi, yaitu

jalur skenario S5 dan dilakukan dengan menaikkan/menurunkan parameter dengan range

10%. Skenario S5 terdiri atas 5 titik keputusan. Analisis sensitivitas akan dilakukan untuk

masing-masing titik keputusan tersebut untuk melihat parameter mana yang paling

mempengaruhi nilai real options sehingga dapat dijadikan masukan parameter mana yang

diprioritaskan untuk dapat mengoptimalkan jalur skenario S5. Hasil analisis sensitivitas dapat

dilihat pada Tabel 7.

Tabel 5 Nilai Real options Pada Titik Keputusan Titik 

Keputusan Rumus  Options 

Nilai Real options 

D1  Expands Rp28.004.608.325,15 D1'  Defer (Rp2.470.601,45)AS2  Expands  Rp8.151.447.594,31 AS2'  Alter Scale  (Rp2.059.584.604,67) D3  Expands  Rp14.096.746.460,59 D3'  Defer (Rp1.634.178,13)D4  Expands  Rp11.834.109.169,89 D4'  Defer  (Rp801.900,82) D5  Expands  Rp11.834.109.169,89 D5'  Defer Rp30.376,49 E6  Expands Rp13.184.969.930,30 E6'  Defer  Rp864.035,80 E7  Expands  Rp13.184.969.930,30 E7'  Defer Rp1.696.589,51 E8  Expands Rp13.184.969.930,30 E8'  Defer  Rp2.529.143,22 E9  Expands  Rp13.184.969.930,30 E9'  Defer Rp3.361.696,94 E10  Expands Rp13.184.969.930,30 E10'  Defer  Rp4.194.250,65 E11  Expands  Rp13.184.969.930,30 E11'  Defer Rp5.026.804,36 

Sumber : Hasil Analisis Konfigurasi Options (diolah)

Page 15: Perancangan Strategi Investasi Scada Menggunakan Obrim

Tabel 6 Nilai Real options Pada Jalur Skenario Jalur 

Skenario Titik Keputusan  Nilai real options 

per Jalur Skenario  S1  D1+AS2+E6 Rp49.341.025.849,76S2  D1+AS2+E6' Rp36.156.919.955,26

S3  D1+AS2'+E7 Rp39.129.993.650,78

S4  D1+AS2'+E7' Rp25.946.720.309,99

S5  D1'+D3+D4+D5+E8 Rp50.947.464.129,23

S6  D1'+D3+D4+D5+E8' Rp37.765.023.342,15

S7  D1'+D3+D4+D5'+E9 Rp39.113.385.335,83

S8  D1'+D3+D4+D5'+E9' Rp25.931.777.102,46

S9  D1'+D3+D4'+E10 Rp27.278.443.888,62

S10  D1'+D3+D4'+E10' Rp14.097.668.208,97

S11  D1'+D3'+E11 Rp13.180.865.150,72

S12  D1'+D3'+E11' Rp922.024,78

Sumber : Hasil dari olah data Tabel 5

Tabel 7 Hasil Analisis Sensitivitas Titik Keputusan 

Parameter yang mengalami perubahan terbesar terhadap RO 

D1’  K D3  K D4  KD5  K E8  K 

Sumber : Hasil Analisis Sensitivitas (diolah)

KESIMPULAN

1. Penelitian ini menghasilkan 12 jalur skenario yang dirancang berdasarkan risiko yang

ditemui pada fase investasi. Jalur skenario tersebut memiliki 3 jalur skenario utama yaitu

skenario pembangunan menyeluruh merupakan skenario tanpa mempertimbangkan risiko

yang ditemui, kedua skenario investasi dengan ruang lingkup diperkecil, skenario tersebut

dipertimbangkan karena faktor risiko investasi yang terlalu kompleks bagi perusahaan dan

skenario utama ketiga adalah skenario investasi bertahap yaitu skenario yang

mempertimbangkan masalah pembiayaan proyek yang dikhawatirkan mengganggu

jalannya investasi.

2. Konfigurasi skenario yang memiliki nilai real options tertinggi adalah skenario melakukan

penundaan selama satu tahun kemudian melakukan pembangunan secara bertahap dengan

3 tahapan dan fase selanjutnya adalah melakukan pengembangan investasi. Konfigurasi

skenario dengan nilai real options tertinggi dapat dijadikan rekomendasi bahwa skenario

tersebut strategi investasi yang dapat mengoptimalkan manfaat dari investasi.

3. Konfigurasi skenario yang memiliki nilai real options tertinggi kedua adalah skenario

melakukan pembangunan secara menyeluruh setelah itu melakukan pengembangan

investasi.

Page 16: Perancangan Strategi Investasi Scada Menggunakan Obrim

4. Jalur Skenario yang memiliki nilai real options terendah adalah skenario melakukan

penundaan selama 3 tahun kemudian muncul kembali risiko untuk memulai pembangunan

akhirnya perusahaan tidak melakukan pembangunan sama sekali.

5. Hasil analisis sensitivitas menghasilkan bahwa parameter K (biaya per fase) memiliki

pengaruh terbesar terhadap nilai real options dibandingkan parameter q (tingkat

keberhasilan fase) dan t (waktu per fase).

DAFTAR PUSTAKA

Analisa Kelayakan Pengembangan Sistem Master Station SCADA Area Pengatur Distribusi Bali PT.PLN (Persero) Distribusi Bali, 2006.

Benaroch, 2001, ‘Option-Based Management of Technology Investment Risk’, IEEE Transactions on Engineering Management, Vol. 48, No. 4, hal. 428-444.

Benaroch, 2002, ‘Managing Information Technology Risk: A Real options Perspective’, Journal of Management Information System, Vol. 19, No. 43-84.

Benaroch, Lichtenstein & Robinson, 2006, ‘Real options In IT Risk Management: An Empirical Validation of Risk-Options Relationship’, Journal Of Management Information Systems,Vol. 30. No.4, hal.827-891

Benaroch, Jeffery, Kauffman & Sandeep , 2007, ‘Option-Based Risk Management: A Field Study Of Sequential IT Investment Decisions’, Journal Of Management Information Systems, Vol. 24, No. 2, hal. 103-140.

Borison, 2005,‘Real options Analysis: Where Are The Emperor Clothes?’,Journal of Applied Corporate Finance, Vol.17, No.2, hal 17-31.

Brach, 2003, Real options in Practice, John Wiley & Sons Inc, New Jersey.

Hadi, Sriyanta, 2003. Valuasi Investasi Upstream Petroleum dengan Menggunakan Real Options Analysis (ROA) (Kajian PT KPSA), Magister Manajemen, Universitas Indonesia.

Hanafi, 2006. Manajemen Risiko, UPP STIM YKPN

Juliantono, Wiku, SCADA EMS DMS – sebagai bagian dari TI korporat, PT. ABB Transmission and Distribution, Jakarta.

Kajian Kelayakan Finansial Upgrade Master Station APB Sistem Kalselteng 2008.

Kamil, Rosa, 2000. Penerapan metode real options pada properti, Magister Manajemen, Universitas Indonesia

Kendrasti, Kennis, 2009, Penerapan kerangka kerja OBRim (Options -Based Risk Management) dalam upaya memaksimalkan nilai investasi Teknologi Informasi studi kasus: PT.TOA Galindra Electronics, MTI FASILKOM, Universitas Indonesia.

Leslie, Michaels, 1997, ‘The real power of real options’, The McKinsey Quarterly, No. 3, hal.4-22.

Luehrman, 1998 ‘Strategy as a Portfolio of Real options’, Harvard Business Review, Vol. 76, No 5, hal. 89-99.

Neufville, 2003, ‘Real options: Dealing With Uncertainty in System Planning and Design’, Integrated Assessment, Vol. 4, No.1, hal..26-34.

Page 17: Perancangan Strategi Investasi Scada Menggunakan Obrim

Noviyanti, L 2008, Pengelolaan risiko pada skema pendanaan proyek perumahan karyawan PT. boral indonesia di Kabupaten Lebak, Teknik Sipil Kekhususan Manajemen Proyek, Universitas Indonesia.

Pandjaitan, Bonar, 1999, Teknologi Sistem Pengendalian Tenaga Listrik Berbasis SCADA, Jakarta.

Peraturan Pemerintah, No.17, 1972.

PMI, 2000, ‘A Guide to the Project Management Body of Knowledge’, Project Management Institute, Newtown Square.

Saha, 2003, ‘Real options perspective to Enterprise Architecture As An Investment Activity’. Institute of System Science National University of Singapore.

Saltelli, A., Ratto, M., Andres, T., Campolongo, F., Cariboni, J., Gatelli, D. Saisana, M., and Tarantola, S., 2008, Global Sensitivity Analysis. The Primer, John Wiley & Sons.

SE Direksi PLN No. 008.E/012/DIR/2002

Sekaran, U 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi ke-4 Buku 2, Salemba Empat, Jakarta.

Schwalbe, 2007, ‘Information Technology Project Management Fifth Edition, Thompson.

Stouffer, Falco, Scarfone, 2002. ‘Guide to Industrial Control Systems (ICS) Security’, NIST Special Publication, hal.800-82.

Thorp, 2003, ‘The Information Paradox Realizing The Business Benefits Of Information Technology, Revised Edition, McGraw-Hill.

Trigeorgis, L, 1996, ‘Real options: Managerial Flexibility and Strategy in Resource Management’, Zeitschrift fur Bet riebswirtscahft, Vol. 67, hal. 1341-1344.

Vintila, N 2002 ‘Real options in Capital Budgeting. Pricing the Option to Delay and The Option to Abandon a Project’, Theoretical and Applied Economics, Vol. 7, No. 7, hal. 47-58.

Wang, 2003, Analysis of Real options in Hydropower Construction Projects

-- A Case Study in China, Master of Science in Technology and Policy, Massachusetts Institute of Technology.

<http://id.wikipedia.org/wiki/NP> [26 Juli 2010]

<http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate/Data+BI+Rate/ > [26 Juli 2010]